Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011
PENGARUH LATIHAN SMALL SIDES GAMES TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA Oleh: Nadewi Syam (* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan small sides games terhadap kemampuan menggiring bola. Sampel penelitian adalah sebanyak 30 orang siswa SMK Negeri 5 Makassar, sampel dibagi menjdi dua kelompok dan masing-masing terdiri dari 15 orang. Kelompok pertama diberikan perlakuan berupa latihan small sides games, dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan small side games terhadap kemampuan menggiring bola yaitu diperoleh nilai t observasi = 9,403 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,145 serta ada Perbedaan pengaruh latihan small sides games dengan kelompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola yaitu diperoleh nilai t observasi = 2,478 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,048. Dengan demikian dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan bagi pemanfaatan latihan small sides games lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola. Kata kunci:
Latihan small sides games, kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola
ABSTRACT Small Sided Games Exercise Influence On The Ability Dribbling Ball In Football Games. This study aims to determine the influence of exercise on the ability of small sides games dribble. The samples were as many as 30 people were students of SMK Negeri 5 Makassar, the sample was divided menjdi two groups and each consisted of 15 people. The first group was given treatment in the form of exercises small sides games, and the second group as control group. Results of hypothesis testing indicate that there are small side effect of practice games against dribbling ability is obtained by value t observed = 9.403 greater than the value t tables at significant level 95% = 2.145 and no difference in exercise influence small sides games with the control group's ability to dribble that is obtained by value t observed = 2.478 greater than the value t tables at significant level 95% = 2.048. Thus the results show that there is a tendency for the utilization of small sides games exercise more effective in improving the ability in football game of dribbling in soccer.
105
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 Keywords:
Sides small exercise games, the ability to dribble the game of football
PENDAHULUAN Dalam setiap pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah, maka pembangunan olahraga tidak terlepas dari perhatiannya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya dukungan pemerintah terhadap setiap pembagunan induk organisasi terhadap tiap-tiap cabang olahraga serta disediakannya sarana dan prasarana yang menunjang pengembangan setiap cabang olahraga tersebut. Dengan dekian masyarakat dapat meraih prestasi semaksimal mungkin, baik untuk olahraga perorangan maupun dalam olahraga beregu. Pembangunan bidang olahraga yang digalakkan oleh pemerintah, akan dapat membantu cita-cita bangsa untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani serta trampil bekerja di segala bidang pembangunan bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh M. Anwar Pasau (1984) bahwa: “Kegiatan olahraga di Indonesia di arahkan untuk mencapai cita-cita bangsa dengan terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya yang sehat dan segar baik jasmani maupun rohani, serta terampil sehingga mampu bekerja di segala bidang pembangunan guna pembangunan bangsa dan negara, mampu berprestasi dalam olahraga guna mengangkat martabat bangsa *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
dan ikut dalam usaha pembinaan persahabatan antar bangsa dan perdamaian dunia”. Bertolak dari kenyataan yang kita jumpai maka dipandang perlu dilaksanakan penelitian yang lebih mengkhusus tentang cabang olahraga sepakbola. Dalam usaha peningkatan prestasi olahraga sepakbola sering kita mendengar adanya pertentangan pendapat mengenai kegagaln suatu team (kesebelasan). Ada yang berpendapat bahwa kemampuan fisiknya yang kurang, dilain pihak mempermasalahkan faktor mental, atau kemampuan penguasaan teknik dan taktik yang kurang. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah kurangnya motivasi, penanganan gizi, serta suhu yang tidak cocok bagi pemain. Dalam permainan sepakbola yang menjadi ukuran prestasi adalah kecepatan bermain. Kecepatan bermain seorang pemain sepakbola ditentukan oleh kelincahan, kecepatan serta kemampuan penguasaan teknikteknik dasar pada saat menggiring bola. Perlu diingat bahwa dalam menguasai teknik ataupun usaha untuk meningkatkan prestasi. Peningkatan prestasi olahraga, khususnya olahraga sepakbola yang sangat perlu diperhatikan adalah menyangkut potensi tubuh atau fisik yang meliputi: keseimbangan 106
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 (balance), kelincahan (agility), kekuatan (power), kelentukan (flexibility) dan daya tahan (endurance). Hal ini adalah merupakan kondisi fisik yang dapat menunjang pencapaian prestasi seseorang pada saat bermain. Karena itu perlu dijaga agar pemain selalu tetap dalam kondisi fisik yang prima. Peni Mutalib (1984) menyatakan bahwa: “Bagaimana juga kemampuan teknik permainan seorang pemain harus ditunjang oleh kondisi fisik yang prima”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang pemain sepakbola tidak dapat bermain sampai ke puncak prestasi, bila tidak ditunjang oleh komponen kondisi fisik yang baik. Dengan demikian seorang pemain sepakbola harus memiliki kondisi fisik yang prima dan keterampilan yang sempurna. Dalam permainan sepakbola, masalah kelincahan dan kecepatan sangat dibutuhkan, karena pemain yang cepat dan lincah akan meningkatkan kemampuan gerakan menggiring bola. Kemampuan adalah merupakan kesanggupan seseorang atau atlet dalam melakukan suatu hal W.J.S. Poerwadarminta (1984) mengatakan bahwa: “Kemampuan berdasar dari kata dasar mampu yang artinya sanggup melakukan sesuatu”. Jadi kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Berdasarkan dari arti tersebut di atas, jika dihubungkan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola, maka dapat *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
dikatakan seorang pemain mempunyai kemampuan melaksanakan tugas-tugasnya di dalam bermain utamanya dalam mengatasi lawanlawannya yang berusaha menghalanginya pada saat dia menggiring bola. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Menggiring bola adalah gerakan dalam permainan sepakbola yang mengandung unsur seni yang karena adanya penggunaan beberapa bagian kaki yang menendang atau menyentuh dengan cara menggulingkan bola di tanah sambil berlari. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arma Abdullah (1981) bahwa: “Menggiring bola dapat diartikan seni menggunakan beberapa bagian kaki menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil lari”. Ilyas Haddade dan Ismail Tola (1988) bahwa: “Menggiring bola ialah membawa bola di dalam kontrol sambil lari, bola tetap dalam penguasaan (bola berada didekat kaki) dan dalam penguasaan untuk dimainkan”. Jadi menggiring bola adalah cara membawa bola dengan menggunakan kaki dengan tujuan agar bola yang ditendang ke arah gawang lawan akan lebih kuat, disamping itu menggiring bola merupakan cara menyelematkan bola dari sergapan lawan. Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992) mengemukakan bahwa: “Pada waktu menggiring bola setiap 107
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 pemain harus dapat bertindak dengan cepat dan tepat, serta menggunakan berbagai variasi seperti mengubah arah, berhenti dengan tiba-tiba, maupun melakukan gerakan kecepatan dengan secara tiba-tiba”. Melihat pendapat tersebut di atas maka perlu kiranya seluruh pemain diberi latihan khusus mengenai teknik menggiring bola guna mengingkatkan kecepatan khususnya kecepatan dalam menggiring bola. dengan demikian apabila setiap pemain sudah memiliki teknik penguasaan boal dengan baik dan benar sangatlah menentukan keberhasilan suatu team atau kesebelasan. Apabila keterampilan tersebut telah dicapai dengan baik dan sempurna dalam tempo yang singkat, maka semua bentuk latihan yang pernah diberikan hendaknya diulang-ulangi secara tekun agar semakin mantap. Karena menggiring bola adalah keterampilan teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan berbagai gerakan kaki sambil berlari. Untung Suharjo (1984) memberikan pendapat sebagai berikut: “Salah satu tuntutan teknik yang harus dikuasai di dalam menggiring bola adalah lari sambil menguasai bola”. Olah karena itu untuk meningkatkan keterampilan dalam berbagai sepakbola, utamanya dalam menggiring bola, tentunya harus latihan teratur serta sistimatis dengan metode dan bentuk latihan yang tepat. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Pada bagian ini, pemain harus selalu berusaha membebaskan diri, melindungi bola dan bergerak maju melakukan gerak dasar dan tipuan dalam menggiring bola. sehubungan dengan ini Jeff Sneyers (1988) menyatakan bahwa: “Semakin baik penguasaan bola, dan semakin mudah seorang pemain dapat melepaskan diri dari suatu situasi yang gawat, maka semakin memuaskan mutu permainan kesebelasan.” Jadi sudah jelas bahwa pada dasarnya menggiring bola, atau untuk merebutnya kembali bila sedang dikuasai oleh lawan. Jadi untuk meningkatkan kemampuan dalam menggiring bola harus dilakukan berulang kaki dengan latihan yang teratur dan sistimatis. Dengan demikian apa yang dikehendaki oleh setiap pemaian atau pelatih untuk mecapai suatu prestasi yang maksimal akan menjadi kenyataan. Menggiring bola merupakan salah satu teknik dalam permainan sepakbola yang harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap pemain, hal ini sangat berguna dalam situasi permainan sebab tanpa penguasaan teknik tersebut seorang pemain tidak akan dapat bermain dengan baik. Menurut M.F Siregar (1975) mengatakan bahwa: “Pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan tercapainya hasil-hasil yang baik dalam pertandingan. Salah satu unsur yang sangat penting untuk dikuasai oleh seorang 108
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 pemain adalah teknik menggiring bola. Tanpa penguasaan teknik tersebut sukarlah bagi seorang pemain untuk bermain dengan baik, karena teknik menggiring bola sangat berguna dalam situasi permainan. Teknik menggiring bola dapat dimiliki atau dikuasai apabila dipelajari dan dilatih dengan baik pula. Ilyas Haddade dan Ismail Tola (1991) mengemukakan bermacam-macam teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola sebagai berikut: (1) Menggiring bola dengan kaki sebelah dalam, (2) Menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam, (3) Menggiring bola dengan kura-kura bagian atas, dan (4) Menggiring bola dengan kurakura bagian luar. Untuk mengetahui lebih lanjut, maka perlu diuraikan tentang empat teknik menggiring bola atau teknik dasar menggiring bola dalam permainan sepakbola. Mengiring bola dengan kaki sebelah dalam adalah menggiring dengan persentuhan antara bola dengan kaki bagian sebelah dalam atau, dengan kata lain bahwa membawa bola dengan kaki dalam. Bagian kaki dalam baik sekali sebab bagian kaki yang menyentuh luas daerahnya. Namun demikian gerakan ke depan sangat lambat akibat posisi kaki tidak berjalan atau searah dengan gerakan kaki ke depan. Untuk menganalisa teknik pelaksanaan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada umumnya dianalisa adalah sikap dan posisi badan yang meliputi kaki tumpu, kaki sentuh dan badan. (1) *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Kaki tumpu diletakkan di samping bola yang sedang menggelinding ke depan, berat badan pada kaki tumpu, pada saat bola disentuh maka kaki tumpu kembali melangkah ke depan, (2) Kaki sentuh mulai terangkat pada saat kaki tumpu menyentuh tanah langsung bola disentuh dengan bidang perkenaan pada kaki bagian dalam, ujung kaki diputar keluar sehingga bagain kaki yang berhadapan dengan bola, dan (3) Badan tetap condong ke depan untuk mengimbangi keseimbangan serta mempercepat proses gerakan ke depan. Menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam adalah membawa bola dengan cara ini hanya dipergunakan ketika bola membelok dan merubah arah, menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu bidang persentuhan ujung kaki bagian dalam. Mengenai teknik pelaksanaan dari gerakan teknik dasar menggiirng bola dalam permainan sepakbola ini, pada dasarnya sama dengan menggiring bola dengan kaki bagian dalam. Hanya saja letak perbedaan pada bidang perkenaan atau sentuhan yaitu kaki dalam bagian depan, dengan demikian dapat diuraikan atau dianalisa berikut: (1) Kaki sentuh tidak terlalu diputar ke arah luar dan lutut tidak terlalu ditekuk, (2) Badan tidak terlalu diputar ke arah kaki yang menyentuh bola, dan (3) Pandangan ke arah bola, dan berganti-ganti ke arah kanan 109
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 maupun ke liri arah lawan. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam kegunaannya yaitu dapat cepat merubah arah bola ke kiri dan ke kanan, sehingga dapat lebih mudah melindungi bola bilamana terjadi rampasan atau perebutan bola dari lawan dengan kata lain mudah dalam penguasaan. Menggiring bola dengan kura-kura bagian atas, tidak seluas dengan perkenaan menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian lain yang banyak digunakan dalam permainan. Karena praktis untuk memperoleh kecepatan dalam permainan atau menggiring bola ke depan. Hal ini disebabkan posisi kaki bergerak ke depan secepat mungkin. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar pada dasarnya mempunyai persamaan dengan teknik-teknik mengiring yang lainnya. Hanya disini bidang perkenaan dengan bola lebih luas sehingga memudahkan pengaturan gerak bola sesuai kehendak pemain. Cara menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar yaitu dapat menggerakkan bola dengan terarah ke depan dengan baik dan tetap dalam penguasaan. Cepat bergerak ke depan karena setiap kaki sejalan dengan sikap untuk berlari dan dapat memberikan bola dengan sikap untuk berlari dan dapat memberikan bola dengan tiba-tiba, sebab sikap dan posisi tubuh yang sedemikain sehingga selalu siap untuk mengadakan passing ke arah lawan. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Penguasaan teknik-teknik dasar yang efektif dan efesien, tentu bukan hanya dalam teknik saja akan tetapi didukung pula oleh adanya kemampuan kondisi fisik. Pengembangan penguasaan teknik pada cabang olahraga yang lebih maksimal dengan tujuan pencapaian prestasi, perlu dukungan dari faktor fisik. Namun demikian kondisi fisik yang akan dibahas dibatasi pada tiga hal yaitu kekuatan, kecepatan, dan kelincahan sebagai penunjang dalam melakukan teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola. Kekuatan Salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang pemain bola adalah kekuatan, kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik disamping itu memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera dan dapat membantu stabilitas sendi-sendi. Menurut Harsono (1988) bahwa: “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan.” Selanjutnya Moch. Sajoto (1988) memberikan defenisi sebagai berikut: “Kekuatan adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-otot yang menerima beban dalam waktu tertentu.” Annarino (1986) bahwa: “Strength is the maximum amount of force exerled by muscle group.” Jika diterjemahkan secara bebas, kekuatan adalah jumlah makismum 110
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 dari penggunaan force oleh otot atau sekelompok otot. Sedangkan menurut Fox (1984) bahwa: “Strength as the force or tension a muscular.” Artinya kekuatan adalah sebagai tegangan suatu otot, yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Berdasarkan teori di atas, dapat dikemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan untuk pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan sangat penting dalam menunjang aktivitas-aktivitas olahraga seperti sepakbola yang termasuk didalamnya teknik menggiring bola. Menurut Harsono (1988) mengemukakan sebagai berikut: “Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas olahraga. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan atlet akan dapat lari lebih efesien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu stabilitas sendi-sendi”. Jonath, Haag, dan Krempel. (1988) membagi kekuatan menjadi dua yaitu: (1) Kekuatan statis adalah kekuatan yang dapat ditimbulkan oleh sekelompok otot terhadap suatu tahanan yang tetap. (2) Kekuatan dinamis yaitu kekuatan otot yang terdapat oleh sekelompok otot dalam kelangsungan gerak terhadap suatu tahanan. Rachimi Ruma (1992) mengatakan bahwa: “Kontraksi otot dibedakan atas dua *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
macam kekuatan masing-masing : (1) kekuatan statis dan (2) kekuatan dinamis. Kekuatan statis adalah kekuatan efektif maksimal yang dilakukan oleh orang dalam kegiatan terhadap benda yang tidak bergerak. Dan kekuatan dinamis adalah kekuatan daya otot-otot, untuk memindahkan posisi suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain”. Jadi kekuatan yang digunakan dalam melakukan menggiring bola dalam permainan sepakbola adalah kekuatan dinamis. Karena dalam melakukan menggiring bola, maka pemain berusaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat yang lain. Radcleffe dan Frentinos diterjemahkan oleh Rachimi Ruma (1992) menyatakan bahwa: “Otot tungkai merupakan daya gerak dalam cabang olahraga yang memakai gerak kaki.” Kebanyakan penampilan dalam berolahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Kontrakis otot digunakan untuk menghasilkan tenagan internal yang mengatur gerakan bahagianbahagian badan. Berdasarkan pada konsep pengembangan kekuatan, dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan kekuatan perlu memperhatikan beberapa hal seperti; metode latihan, jenis kontraksi, intensitas latihan, berat badan dan lain-lain. Selain itu penerapan prinsip latihan perlu juga 111
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 diperhatikan seperti prinsip reversibel. Kekuatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, tergantung besarnya kekuatan dan sifat fisik dari benda yang digerakkan. Kecepatan Yang dimaksud kecepatan atau speed adalah kemampuan reaksi yang ditandai dengan pertukaran antara kontraksi dan relaksinya otot dalam waktu yang singkat. Dalam kegiatan olahraga ada tiga jenis kecepatan, yaitu: a. Sprinting of speed yaitu suatu kemampuan untuk bergerak kedepan dengan kekuatan maksimal dan kecepatan yang tinggi mungkin. Kecepatan bergerak ke depan itu tergantung dari frekuensi gerakan dan jarak langkah tiap satu langkah/gerakan dimana dua unsur yang saling digunakan dalam sprinting speed, tetapi keadaannya selalu berlawanan satu sama lain. b. Speed of Movement yaitu kemampuan reaksi dalam waktu yang seseingkat mungkin setelah menerima ransangan. c. Reaction of Speed yaitu kemampuan kecepatan kontraksi otot terhadap suatu gerakan yang tidak terputus. Kecepatan ini nampak berfungsi pada semua cabang olahraga, baik pada olahraga *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
beregu maupun perorangan. Kecepatan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang prestasi seorang pemain, seperti yang diungkapkan oleh Harsono (1988) bahwa: “Dalam banyak cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Kecepatan menjadi hal penentu di dalam beberapa cabang olahraga. Selanjutnya kecepatan didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkatsingkatnya ataupun kemampuan untuk menempuh suatu jarak delam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Sesuai dengan uraian di atas, nyatalah bahwa pada cabang olahraga permainan sepakbola setiap pemain di samping harus memiliki kelincahan juga dituntut untuk memiliki komponen kecepatan. Oleh karena itu setiap pemain sepakbola dalam melakukan permainan harus melakukan gerakan kecepatan, apakah pada saat menghalang bola dari lawan ataupun pada saat menggiring bola. Seorang pemain yang memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan cepat akan mudah melakukan gerakan meskipun dalam keadaan ruang gerak yang sempit. Peni Mutalib (1984) menyatakan bahwa: “kecepatan bergerak adalah kemampuan melaksanakan gerakan secepat mungkin, baik gerak yang sama maupun yang tidak sama”. 112
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 Dengan demikian pada setiap pemain sepakbola harus selalu berusaha untuk meningkatkan kecepatan bergerak terutama gerak dalam menggiring bola. Oleh karena itulah dalam permainan sepakbola perlu dilatih secara terus menerus komponen kecepatan, agar supaya kemampuan dalam menggiring bola dapat meningkat dan berkembang dengan baik. Salah satu ciri pemain sepakbola yang berprestasi adalah pemain yang mempunyai kecepatan bergerak secepatnya dan mempunyai kecepatan reaksi dalam bermain terutama pada saat lari dalam bermain sepakbola. Seperti yang dikemukakan oleh Nur Hasan (1986) bahwa: “Kecepatan gerakan dan kecepatan reaksi pemain sering dianggap sebagai ciri dari pemain yang berprestasi, yang jelas nampak dalam cabang-cabang olahraga yang membutuhkan mobilitas gerak yang tinggi, seperti kecepatan lari seorang pemain sepakbola dalam mengejar atau menggiring bola”. Melihat pendapat para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa sepakbola pada dasarnya adalah merupakan cabang olahraga yang membutuhkan latihan olah gerak cepat, baik dengan mempergunakan bola maupun tanpa bola. hal ini relevan dengan pendapat Sadoso Sumaharjono (1992) mengatakan bahwa: “Sepakbola adalah merupakan cabang olahraga permainan yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
cukup lama tetapi semua gerakan yang dilakukan semua gerak cepat.” Untuk meningkatkan prestasi dalam permainan sepakbola, kecepatan perlu dimiliki oleh setiap individu, di samping kerjasama team. Penguasaan keterampilan bermain bola ini hanya dapat diwujudkan bika ditunjang oleh kondisi fisik dan kemampuan teknik. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Jeff Sneyers (1988) bahwa: “Faktor terpenting dalam mencapai puncak prestasi dalam cabang olahraga sepakbola adalah kondisi fisik dan kemampuan teknik”. Sedangkan teknik yang perlu dimiliki oleh seorang pemain sepakbola salah satunya adalah teknik menggiring bola. di samping memiliki teknik kecepatan dalam menggiring bola, maka ada pula beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dan dianggap dapat mempengaruhi dan mendukung kecepatan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Kelincahan Kelincahan merupakan salah satu kondisi yang mempunyai hubungan erat dengan prestasi olahraga yang banyak membutuhkan gerakan-gerakan mengubah arah dengan cepat. Kita ketahui bahwa sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang membutuhkan berbagai macam gerak, yang pada dasarnya membutuhkan kelincahan, karena kelincahan dalam olahraga sepakbola dapat menunjang 113
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 prestasi bilamana pemain tersebut berlatih dengan baik dan teratur. Seseorang yang dapat bergerak dengan cepat ke segala arah dengan mudah, berarti tingkat kelincahannya cukup tinggi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurhasan (1986) bahwa: “Kelincahan adalah sebagai kemampuan bergerak ke segala arah dengan mudah dan cepat, orang yang mempunyai kelincahan yang tinggi memungkinkan orang itu bergerak ke segal arah dengan tepat dan mudah. Dalam permainan sepakbola, kemampuan mengubah arah harus dikuasai oleh setiap pemain sepakbola apabila ingin mencapai prestasi yang lebih baik. Peni Mutalib (1984) mengemukakan bahwa: “Kelincahan adalah kemampuan yang di samping mengandung komponen kecepatan juga membutuhkan kemampuan mengubah arah”. Selanjutnya Soekarman (1986) mengemukakan bahwa: “Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi. Kelincahan merupakan faktor penting untuk dapat berpatisipasi dalam bermacam-macam kegiatan olahraga namun kelincahan yang dimaksud harus disesuaikan dengan macam olahraga”. Berdasarkan rumusan teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapatlah disimpulakan bahwa kelincahan mengandung arti kemampuan dan kesipan tubuh *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
seseorang untuk merubah arah dengan cepat, dalam waktu yang sesingkat mungkin, tanpa gangguan pada keseimbangan. Seseorang yang memiliki tingkat kelincahan yang tinggi akan dengan mudah merubah arah pada posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi. Tetapi perlu diingat bahwa peranan unsur kondisi fisik lainnya seperti kelenturan, kecepatan, kekuatan, keseimbangan, daya tahan, dan koordinasi gerak adalah sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan gerak. Dalam permainan sepakbola, kelincahan merupakan hal yang sangat penting karena pemain tersebut akan dapat dengan mudah menghindar dari lawan pada saat menggiring bola atau membalik secara tiba-tiba kepada teman untuk melakukan passing pada saat sementara lari menggiring bola. kemampuan mengubah arah dengan baik, yang dimiliki oleh seorang pemain merupakan kebanggaan tersendiri baginya, karena tidak semua pemain sepakbola dapat mencapai prestasi yang demikian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arman Abdullah (1981) bahwa” “Kecepatan reaksi dan merubah arah sangat diperlukan dalam permainan sepakbola”. Kita ketahui bahwa sering para pemain kehilangan arah atau tidak mampu mengendalikan diri pada saat menggiring bola, akibat dihalangi oleh lawan. Karena itu kelincahan perlu dikuasai oleh 114
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 setiap pemain sepakbola, agar dengan cepat mudah merubah arah jika dihadang oleh lawan pada saat menggiring bola. tetapi kenyataanya sekarang ini, kadang para pemain kurang memperhatikan hal tersebut, sehingga pada saat menggiring bola pemain kehilangan kontrol karena dikawal oleh lawannya, ini disebabkan karena kemampuan mengubah arah pada pemain sangat kurang. Latihan small sided games Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan fisik bagi pemain. Dengan kemampuan fisik yang dimiliki pemain dapat mempermudah melakukan gerakan teknik-teknik yang ada dalam olahraga, dan mencegah terjadinya cedera, sehingga dapat mencapai hasil maksimal. Kemampuan fisik seseorang merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk mencapai prestasi maksimal, untuk itu perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuannya melalui pelatihan yang benar. Latihan adalah aktivitas yang sistematis untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan, dan tujuan akhir untuk meningkatkan penampilan olahraga. Selain dari itu latihan juga dapat diartikan sebagai kondisi belajar yang diperlukan untuk usaha meningkatkan penampilan dan kemampuan yang kompleks. Menurut Nossek, (1982) yang mengemukakan bahwa : “Latihan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang dilakukan secara teratur dan sistematik yang didasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang tujuannya untuk meningkatkan kapasitas penampilan”. Harsono (1988) mengatakan bahwa : “Latihan adalah proses yang sistematik dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulangulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan”. Latihan yang sistematis dan terorganisir dengan baik akan meningkatkan kemampuan fisik dan fisiologi tubuh, sehingga dengan mudah dapat mempelajari gerakangerakan teknik dalam berbagai cabang olahraga dan akhirnya dapat meningkatkan penampilan pemain. Latihan fisik merupakan pemberian tekanan atau beban pada tubuh secara teratur, sistematis, berkesinambungan sehingga meningkatkan kinerja. Latihan fisik pada prinsipnya akan memberikan adaptasi pada fungsional struktur sel-sel jaringan sistem organ tubuh ketika diberi rangsangan. Pada metode latihan small sided games cara main mempunyai keterbatasan. Kadir Yusuf (1982) mengemukakan bahwa: “Pembatasan melalui syaraf atau peraturan permainan khusus misalnya dengan peraturan hanya boleh sekali dua kali menyentuh bola. Pembatasan jumlah pemain misalnya 1 lawan 2, 2 lawan 3, 2 lawan 4, 3 lawan 5, 4 lawan 4, 5 lawan 5, 6 lawan 6 dan seterusnya, 115
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 di atas kotak pinalti saja hanya setengah dari lapangan dan berbagai macam luas lapangan”. Berbagai jenis latihan dari small sided games yang disebutkan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan beberapa atau lebih dari satu jenis keterampilan teknik yang diinginkan. Allen Wade (1970) mengatakan bahwa: “Three players work in one square and two play against one. The ball must never leave the square and the two try to make as many passes as they can with out the oppenent knocking the ball out of the square if he succeed in doing this, his place as an oppenent is taken by one os the other two players. Make the test harder in the folwing ways: (1) the interpassing players can touch the ball only theirleft foot, (2) two-touch the receiving players must touch the ball twicw, one to control it and the see cond touch must be pass, (3) one-touch the interpassing players must play the ball first time, (4) pas cab be given with the outside of ethier foot only, (5) to practice the techniques of the game use the extreme of the gird”. Dapat diterjemahkan secara bebas sebagai berikut: pembatasan jumlah pemain sebanyak tiga orang yaitu 2 lawan 1 dan luas lapangan berukuran persegi panjang (square) sedangkan pembatasan peraturan permainan khusus, bola harus selalu dimainkan di dalam kotak (square) dan melakukan dengan interpassing tanpa ditahan oleh lawan. Juga dilakukan dengan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
interpassing menggunakan kaki kiri, dua kali sentuhan, memberikan passing dengan menggunakan sisi bagian luar kaki (the outsider of the foot). Peraturan khusus jalannya permainan dan pembatasan yang ditetapkan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melakukan passing dengan menggunakan bagian kaki tertentu. Cordon Jago (1974) menyusun daftar jenis-jenis latihan small sided games untuk memperkenalkannya. Latihan tersebut adalah sebagai berikut: (1) One touch football, (2) Two touch football, (3) Four goals, (4) Beat a man before passing, (5) Pressure on individuals players, (6) Man to man marking, (7) Uneven teams, (8) Play and move, (9) Up and back. Pada jenis latihan one touch football dengan pembatasan dalam permainan tidak boleh menyentuh bola lebih dari satu kali sentuhan, ini dapat dikembangkan unsur teknik passing. Melalui pembatasan dua kali sentuhan bola. Pada jenis latihan two touch football, dapat dikembangkan unsur teknik passing dan stopping. Pada jenis latihan bermain dengan mempergunakan empat buah gawang kecil (four goals), dapat ditingkatkan keterampilan teknik passing, dribbling dan gerak tipu (feinting). Dalam bentuk latihan small sided games jenis-jenis latihan dapat dipertingi tingkat kesukarannya, seperti pada jenis latihan beat a man before passing dapat lebih diitngkatkan unsur teknik passing 116
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 melalui peraturan khusus halangan sebelum melakukan passing. Demikian pula unsur teknik dirbbling dan gerak tipu, latihan dapat dipersukar melalui tekanan perseorangan pada jenis latihan pressure on individual players dan penjagaan satu lawan satu (man to man marking). Jenis latihan kelompok tak berpihak (uneven teams), bermain dan bergerak (play and move) serta maju mundur (up and back) dapat dilakukan untuk mengembangkan unsur teknik passing, stopping, dribbling serta tipu secara bersamaan. Dengan penjelasan di atas bahwa metode latihan small sided games dapat meningkatkan keterampilan teknik dan dapat mengembangkan teknik passing. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas adalah latihan small sides games dan variabel terikat adalah kemampuan menggiring bola, adapun yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra SMK Negeri 5 Makassar. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1996) mengatakan bahwa : “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel di ambil dengan menggunakan cara random *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
sampling atau dengan cara undian, setelah terpilih obyek sebanyak 30 orang, maka diadakan tes kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Cara pembagian kelompok yaitu atas dasar hasil tes menggiring bola dalam permainan sepakbola yang selanjutnya dibagi dua kelompok latihan yang sama dengan cara teknik machid ordinat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif data penelitian asil analisis data deskriptif dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1. Hasil data deskriptif Latihan Latihan Small sided games
Kemampuan menggiring bola
Deskriptif N ∑X ∑X2 Sd Min Max N ∑X ∑X2 Sd Min Max
Tes awal 15 195.20 2557.76 13.013 1.11986 11.40 14.90 15 195.10 2555.51 13.007 1.13103 11.20 14.60
Tes akhir 15 189.20 12.613 1.08750 1.08750 11.10 14.40 15 193.20 2505.90 12.880 1.11752 11.20 14.50
Berdasarkan rangkuman hasil analisis deskriptif data pada tabel di atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk data tes awal latihan small sided games, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 195.20. Nilai rata-rata yang diperoleh = 13.013 dengan hasil standar deviasi = 1,11986. Untuk nilai minimal = 11.40 dan nilai maksimal = 14.90. b. Untuk data tes akhir latihan small sided games, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 189.2075. Nilai rata117
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 rata yang diperoleh = 12.613 dengan hasil standar deviasi = 1.08750. Untuk nilai minimal = 11.10 dan nilai maksimal = 14.40. c. Untuk data tes awal kelompok kontrol, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 195.10. Nilai rata-rata yang diperoleh = 13.007 dengan hasil standar deviasi = 1.13103. Untuk nilai minimal = 11.20 dan nilai maksimal = 14.60. d. Untuk data tes akhir kelompok kontrol, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 193.20. Nilai rata-rata yang diperoleh = 12.880 dengan hasil standar deviasi = 1.11752. Untuk nilai minimal = 11.20 dan nilai maksimal = 14.50. Hipotesis pertama diterima: ada pengaruh yang signifikan latihan small sided games terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa SMK Negeri 5 Makassar Makassar. Sesuai hasil uji-t data tes awal dan data tes akhir kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada kelompok latihan small sided games, ternyata dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan metode latihan small sided games secara terprogram dengan sistematis *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
selama 24 kali pertemuan dengan perincian tiga kali seminggu, maka akan dapat meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan atau melaksanakan latihan small sided games, pemain dadpat meningkatkan kemampuan di dalam melakukan menggiring bola. Hal disebabkan latihan small sided games merupakan latihan yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang secara langsung membantu pemain untuk bergerak untuk mengantisipasi datangnya bola dan kontrol bola. Hipotesis kedua diterima; Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan small sided games dengan kelompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa SMK Negeri 5 Makassar Makassar. Sesuai hasil uji-t data tes akhir kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada kelompok latihan small sided games dan kelompok kontrol, ternyata dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa bentuk latihan small sided games memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola, namun bila dibandingkan dengan melihat hasil 118
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 yang diperoleh pada rata-rata tes akhir serta pengujian statistik uji-t tidak berpasangan, maka latihan small sided games lebih produktif dan efesien. Sebab didalam melakukan latihan lebih mengarahkan langsung pada kemampuan kinerja otot-otot tungkai untuk bergerak. Dengan demikian seorang pemain yang melakukan latihan small sided games tentunya memperoleh kemampuan fisik kekuatan, kecepatan dan kelincahan. Sedangkan disaat melakukan menggiring bola dalam permainan sepakbola, ketiga kemampuan fisik tersebut dibutuhkan saat mengiring bola. Sedangkan kelompok kontrol pada penelitian ini merupakan sebuah kelopok yang tidak diberikan latihan secara khusus akan tetapi dijadikan sebagai pembanding guna mengetahui perbedaan pada latihan small sided games. Namun demikian kelompok kontrol tersebut tetap memiliki pengaruh di dalam melakukan kemampuan menggiring bola. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa mereka yang masuk dalam kelompok kontrol tetap memiliki aktifitas dalam keseharian yang juga memberikan kontribusi serta adanya beberapa sampel sebagai pemain sepakbola yang tentunya punya program tersendiri didalam latihannya. Namun demikian pada prinsipnya bahwa, latihan small sided games merupakan salah satu bentuk latihan yang mampu memberikan suatu sumbangsi positif untuk dapat mengarahkan pemain *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
sepakbola untuk memacu diri baik dari segi peningkatan teknik-teknik dasar maupun dalam mencapai prestasi. Olehnya itu, diharapkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya mencari bentuk-bentuk latihan yang lain untuk lebih mampu meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. PENUTUP Setelah melakukan penelitian tentang masalah pengaruh latihan small sided games terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa SMK Negeri 5 Makassar, maka di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan latihan small sided games terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. 2. Ada perbedaan pengaruh antara latihan small sided games dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Hasil kesimpulan tersebut, maka akan dikemukakan saransaran sebagai berikut : 1. Diharapkan agar pembina dan pelatih olahraga memberikan peluang bagi pemain yang memiliki kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan dan kelincahan dalam melakukan teknik dasar menggiring bola untuk mengembangkan prestasinya pada cabang olahraga sepakbola dengan cara 119
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 melatih dan membina secara intensif. 2. Hendaknya latihan small sided games disarankan untuk dijadikan program latihan dan dimodifikasi bagi pemain untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. 3. Perlu adanya verifikasi lebih lanjut tentang kedua bentuk latihan tersebut agar dapat diketahui tingkat keterampilan yang lebih menyakinkan. DAFTAR PUSTAKA Annarino, Anthony. 1986. Development condotioning for women and man. St. Louis : Second edition The CV Mosby. Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian; suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Bompa. 1983. Theory and methodology of training tihe key to athlietic performance. Iowa Kendall/Hunt Publishing Company. Depdikbud. 1983. Fisioliogi olahraga modul Akta VB. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Fox. 1984. The physiological basic of physical education and athletic. Toronto: Sounders College Publishing. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991. Penuntun mengajar dan melatih sepakbola. Ujung Pandang : FPOK IKIP. Huwae, Benny. 1992. Pengaruh latihan isotonik berbeban anaerobik dan latihan pliometrik terhadap daya ledak otot tungkai. Ujung Pandang : FPOK IKIP. Jeff Sneyer. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta: Rasda Jaya Putra. Jonath, Haag, Krembel. 1988. Atletik I. Jakarta: Rasada Jaya. (Ahli Bahasa Soepomo) Joseph A. Luxbacher. 1997. Sepakbola; langkah-langkah menuju sukses. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. (diahli bahasa oleh Agusta Wibawa). Midgley, Rud. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Semarang: Dahara Prize Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPTK. Nossek. 1982. General theory of training. Logus : Pan African Press Ltd. Pate, Ratella dan Mc Clenaghan. 1993. Dasar-dasar ilmiah kepelatihan. New York : Souders College Publishing. (ahli bahasa Kasiyo Dwijowinoto) Rani, Abd. Adib. 1992. Materi dan Evaluasi Mengajar Permainan Sepakbola. Ujung Pandang: FPOK IKIP. Ruma, Rachimi. 1992. Perbedaan pengaruh metode latihan kecepatan dan kekuatan otototot tungkai terhadap belajar lari 200 meter. Jakarta: 120
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 Laporan penelitian Pusat luar sekolah dan olahraga. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: FPOK IKIP. Sarumpaet, A. 1991. Permainan besar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Sudjana, Nana. 1985. Metode statistik. Bandung : Penerbit Tarsito. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta. Sudarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta : depdikbud Dirjen Dikti. Surahman, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar; Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Syam, Nadewi. 2000. Pengaruh latihan lari cepat kontinyu dan latihan lari sprint berselang terhadap forced expiratory volume on one second (FEV1) dan Forced Viotal Capacity. Surabaya : PPS Universitas Airlangga.
*) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
121