BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepaktakraw merupakan salah satu olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Khususnya di daerah Sulawesi Selatan, sepak raga disebut meraga/maddaga dalam bahasa Bugis yang diambil dari kata-kata si raga-raga yang berarti saling menghibur. Permainan sepaktakraw/sepak raga dapat dimainkan kapan saja sebagai pengisi waktu luang. Permainan sepaktakraw juga merupakan salah satu acara yang selalu diadakan pada saat upacara-upacara resmi kerajaan seperti pelantikan seorang raja, pesta keramaian keluarga, pesta panen, serta untuk menyambut tamu-tamu agung. Secara resmi permainan sepaktakraw berkembang di Indonesia pada tahun 1970. Hal ini diawali dengan adanya kunjungan muhibah Singapura dan Malaysia yang memperkenalkan permainan sepak raga. Oleh karena permainan ini merupakan permainan tradisional masyarakat Indonesia, maka permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1971, secara resmi berdiri induk organisasi olahraga sepaktakraw yang diberi nama Perserasi. Perserasi ini mempunyai empat anggota yaitu Pengda Sumut, Pengda Sumbar, Pengda Riau dan Pengda Sulsel. Sejak saat itu permainan sepaktakraw berkembang semakin pesat. Namun perkembangan sepaktakraw dari dulu sampai sekarang sangat lambat, dan masih kalah bila dibandingkan dengan cabang olahraga lain seperti
1
sepakbola, bolavoli dan bolabasket maka dari itu sebagai guru pendidikan maupun
pembina
olahraga
sepaktakraw
mengemban
tugas
untuk
mengembangkan olahraga sepaktakraw. Sepaktakraw sebagai permainan beregu yang terdiri dari tiga orang setiap regu itu merupakan permainan yang sederhana. Sarana dan prasarananya sangat sederhana dan murah. Perlengkapan permainan serba murah tidak memerlukan perlengkapan dari luar negeri, dapat dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga permainan ini merupakan permainan rakyat. Dengan demikian diharapkan Indonesia akan mempunyai prestasi yang terbaik di Asia ataupun dunia. Prestasi baik itu, bisa didapat dengan usaha latihan-latihan yang teratur dan countinue. Prestasi akan timbul bila kondisi fisik baik atau dengan kata lain kondisi harus ditingkatkan untuk mendapatkan prestasi. Peningkatan kondisi fisik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik menuju kondisi puncak untuk melakukan kegiatan atau melakukan aktivitas olahraga dengan prestasi optimal. Untuk bermain sepaktakraw memerlukan kondisi tubuh dan kondisi fisik yang prima. Oleh sebab itu perlu beberapa kemampuan tersebut dilatih agar mendapatkan kondisi puncak sehingga dapat mencapai prestasi. Selain itu untuk bermain sepaktakraw yang baik dituntut untuk mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan dasar dalam bermain sepaktakaw. Ratinus Darwis dalam Muhamad Muhsin (2008: 20) berpendapat bahwa untuk bermain sepaktakraw
2
yang baik haruslah seseorang mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik. Dari beberapa pendapat di atas menunjukan bahwa untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, disamping harus memiliki kemampuan dasar dan kondisi fisik yang baik, juga harus memiliki keterampilan, teknik dan juga taktik yang baik pula. Teknik-teknik dasar yang diperlukan dalam sepaktakraw menurut Ratinus Darwis (1992:15) adalah sepaksila, sepak kuda (sepak kura), sepak cungkil, menapak, sepak simpuh, main kepala, mendada, memaha dan membahu. Selain itu juga ada unsur fisik yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi sepaktakraw menurut Ratinus Darwis (1992: 115) untuk berolahraga diperlukan pembinaan fisik secara umum berkenaan dengan kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, dan kelentukan. Secara khusus kondisi fisik meliputi stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan. Program pendidikan di Indonesia terdapat tiga macam yaitu intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, siswa diarahkan untuk memilih macam-macam ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh sekolah sesuai dengan minat, bakat, dan keterampilan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang dilaksanakan oleh sekolah diharapkan dapat melahirkan bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk berprestasi di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
3
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran guna memperluas wawasan serta peningkatan dan penerapan nilainilai pengetahuan dalam berbagai hal seperti pengetahuan tentang olahraga. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk menampung dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa yang belum tertuang apabila hanya dengan mengandalkan jam pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah. Ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dengan bentuk-bentuk latihan khusus sesuai dengan olahraga yang diikuti di sekolah. Di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen menyelenggarakan
ekstrakurikuler
sepaktakraw.
Tujuan
diadakannya
ektrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen adalah untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, serta untuk meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga khususnya sepaktakraw. Akan tetapi sarana dan prasarana sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen masih sangat minim. Diantaranya bola dan lapangan, jumlah bola yang sedikit dan lapangan dengan lantai yang sudah pecah-pecah. Hal tersebut yang mengakibatkan kegiatan ekstrakurikuler kurang efektif. Semua itu tidak mengurangi semangat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw. Peserta ekstrakurikuler sepaktakraw adalah siswa putra kelas atas yaitu kelas IV, V dan VI. Banyak siswa yang menyukai dengan berbagai macam alasan. Antara lain ada unsur seninya, ada unsur
4
akrobatnya dan lain - lain. Siswa kebanyakan kesulitan dalam melakukan taknik-teknik dasar sepaktakraw. Sepaksila merupakan salah satu teknik dasar permainan sepaktakraw yang sering digunakan dalam bermain sepaktakraw. Sepaksila adalah menyepak bola dengan mengguakan kaki bagian dalam. Menurut Ratinus (1992:16), sepaksila digunakan untuk menerima dan menimang (menguasai) bola, mengumpan dan antaran bola, menyelamatkan hantaran lawan. Dalam bermain sepaktakraw melakukan gerakan sepaksila diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan badan agar tidak jatuh dan kelincahan agar dapat menerima, menimang, mengumpan dan menyelamatkan bola. Keseimbangan menurut Harsono (1988:23), adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efiien selagi kita bergerak. Menurut Mochamad Sajoto (1988:5859),
keseimbangan
atau
balance
adalah
kemampuan
seseorang
mengendalikan organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat, dengan perubahan letak titik-titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan setatis maupun lebih-lebih dalam gerak dinamis. Kelincahan merupakan komponen kondisi fisik yang sangat penting peranannya dalam cabang olahraga sepaktakraw. Seorang atlet yang mempunyai kelincahan akan dapat melakukan gerakan dengan cepat dan dapat merubah posisinya tanpa mengalami kesulitan. Menurut Mochamad Sajoto (1988:59) kelincahan atau agility adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah, dalam posisi-posisi di arena tertentu. Dalam permainan
5
sepaktakraw kelincahan sangat diperlukan untuk mendapatkan gerakan yang efektif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen B. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Perkembangan sepaktakraw di Indonesia kurang begitu pesat dibanding dengan sepakbola, bolavoli dan bolabasket. 2. Kurangnya sarana dan prasarana sepaktakraw dalam pendidikan sekolah dasar. 3. Belum
diketahuinya
tingkat
kondisi
fisik
pada
siswa
peserta
ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 4. Belum
diketahuinya
tingkat
keseimbangan
pada
siswa
peserta
ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 5. Belum diketahuinya tingkat kelincahan pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.
6
6. Belum diketahuinya tingkat keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 7. Belum diketahuinya hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang disebutkan di atas, penelitian ini dibatasi pada hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 2. Apakah ada hubungan antara kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 3. Apakah ada hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.
7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 2. Untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 3. Untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, dapat mengetahui tingkat keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.
8
b. Bagi siswa, dapat mengetahui kemampuan dirinya sendiri pada tingkat keseimbangan dan kelincahan terhadap keterampilan sepaksila dalam sepaktakraw. c. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.
9