1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan infrastruktur konstruksi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini didorong oleh...
Pembangunan infrastruktur konstruksi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini didorong oleh kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas masyarakat. Untuk menunjang kebutuhan akan infrastruktur tersebut, maka dibutuhkan lahan berdaya dukung baik. Namun melihat kondisi geologis tanah yang ada di Indonesia, kiranya hal tersebut sangat sulit untuk dicapai.
Menurut Pedoman Kimpraswil No: Pt T-09-2002-B yang diterbitkan oleh Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, tanah lunak yang ada di Indonesa diperkirakan meliputi sekitar 20 juta hektar atau sekitar 10 persen dari luas total daratan di Indonesia. Tanah lunak merupakan tanah yang berkarakteristik buruk dimana tanah jenis ini memiliki tingkat kompresibilitas yang tinggi dan mempunyai daya dukung yang rendah. Agar konstruksi dapat berdiri kokoh di atas tanah lunak, maka diperlukan perbaikan pada tanah jenis ini sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi di atasnya.
1
2 Seiring dengan perkembangan teknologi konstruksi, terdapat begitu banyak alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daya dukung tanah lunak. Salah satu cara yang dapat diambil untuk meningkatkan daya dukung tanah lunak adalah dengan menggunakan material geosintetik seperti geotekstil.
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH
Perencanaan geotekstil sebagai perkuatan dasar timbunan di atas tanah lunak umumnya dilakukan tanpa memperhatikan tahapan penimbunan yang dilakukan. Para engineer umumnya menganalisa perkuatan pada dasar timbunan dengan menggunakan tinggi timbunan akhir. Hal ini sebenarnya sangat berbeda dengan kondisi aktual yang terjadi di lapangan dimana proses penimbunan dilakukan secara bertahap. Karena perencanaan timbunan dilakukan dengan menggunakan tinggi timbunan akhir, maka gaya tarik geotekstil yang diperoleh pada tahap perencanaan menjadi lebih besar daripada kondisi aktual yang terjadi. Melihat permasalahan yang ada, maka melalui penelitian ini akan dianalisa pengaruh tahapan penimbunan terhadap perkuatan material geotekstil yang digunakan sebagai soil reinforcement.
3 1.3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh tahapan penimbunan terhadap gaya tarik yang timbul pada material geotekstil yang digunakan sebagai perkuatan pada dasar timbunan, sehingga dapat diketahui besarnya efisiensi kuat tarik pada material geotekstil jika analisa dilakukan dengan memperhitungkan pengaruh tahapan penimbunan. Selain itu, penelitian ini juga ingin meninjau pengaruh penggunaan material geotekstil sebagai perkuatan dasar timbunan terhadap peningkatan tinggi timbunan dan faktor keamanan.
1.4
LINGKUP PENELITIAN
Perkuatan pada dasar timbunan di atas tanah lunak bertujuan untuk meningkatkan stabilitas konstruksi timbunan dan juga untuk mengurangi pergerakan lateral yang timbul selama periode konstruksi berlangsung. Material perkuatan yang umumnya digunakan adalah geotekstil, geogrid, ataupun dengan menggunakan cerucuk kayu. Karena material yang dapat digunakan dalam perkuatan dasar timbunan sangat beraneka ragam jenisnya, maka untuk memperkecil ruang lingkup yang ada pada penelitian ini material perkuatan yang digunakan hanya terbatas pada material geotekstil.
4 Adapun batasan-batasan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tanah dasar yang menjadi objek penelitian adalah tanah lempung jenuh air, dimana muka air tanah berada pada muka tanah 2. Material timbunan merupakan tanah jenis silty clay dengan tinggi timbunan rencana adalah sebesar 5 m 3. Beban yang bekerja pada tanah dasar hanya berat timbunan (pengaruh beban luar tidak ditinjau) 4. Analisa pengaruh tahapan penimbunan terhadap gaya tarik geotekstil hanya dilakukan hingga masa konstruksi selesai dilakukan (stabilitas timbunan pada akhir konsolidasi tanah dasar tidak ditinjau) dimana waktu penimbunan dan konsolidasi pada setiap tahapan penimbunan berturut-turut adalah sebesar 5 hari dan 30 hari dengan tinggi timbunan untuk setiap tahapnya adalah 0,50 m 5. Hasil analisa yang ditinjau adalah gaya tarik material geotekstil dan faktor keamanan struktur timbunan pada akhir tahapan penimbunan 6. Perhitungan kuat tarik perlu material geotekstil dan faktor keamanan struktur timbunan dilakukan dengan menggunakan Program PLAXIS 8.6 dimana hasil output program selanjutnya akan diverifikasi dengan perhitungan manual
5 1.5
SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun isi dari laporan penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut: BAB 1
PENDAHULUAN
Bagian ini mencakup latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dari dilakukannya penelitian ini serta manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini, dan sistematika penulisan dari laporan penelitian ini. BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini berisi tinjauan pustaka yang telah dilakukan terkait permasalahan yang sering kali timbul pada tanah lempung jenuh air, karakteristik geosintetik khususnya geotekstil, metode peningkatan stabilitas tanah dasar pada konstruksi timbunan, metode analisa keseimbangan batas pada konstruksi timbunan dengan menggunakan perkuatan geotekstil, serta konsep pendekatan analisa yang digunakan pada progam PLAXIS yang menggunakan konsep metode elemen hingga. BAB 3
METODOLOGI
Bagian ini berisi penjelasan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sekunder BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi hasil analisa yang telah dilakukan terkait dengan permasalahan yang diangkat di dalam penelitian ini. Setelah itu dilakukan pembahasan terhadap hasil analisa yang telah dilakukan.
6 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisi kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu pada bagian ini juga diberikan beberapa saran yang kiranya dapat dipertimbangkan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.