BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang penelitian Pertunjukan seni merupakan hiburan yang disuguhi untuk para peminatnya. Jenis kesenian yang ada di Indonesia sangat beragam. Di setiap wilayah di Indonesia memiliki berbagai kesenian dengan ciri khas, karakter dan keunikan masing-masing daerah. Di Jakarta, ada beberapa tempat yang menyuguhkan pertunjukan seni, seperti Gedung Kesenian Jakarta di daerah Passer Baroe, Taman Ismail Marzuki di daerah Cikini, Teater Salihara di daerah Pasar Minggu , dan Teater Tanah Air Ku di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah. Penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai pertunjukan seni teater. Teater adalah peristiwa yang digelar oleh sekelompok pemain tertentu. Peristiwa yang biasanya dilakukan oleh pemain selama produksi, teater tampil secara konkret dan langsung, biasanya teater merupakan manifestasi atau representasi dari drama atau transkrip. Tempat kesenian tersebut dijadikan wadah untuk para seniman menumpahkan karyanya, baik seni tari, seni musik, seni peran (teater) kepada penggemar kesenian. Beberapa teater yang sering mementaskan karyanya adalah Teater Koma, Teater Mandiri, Teater Salira, Teater Bejana, Teater Kosong, Teater Syaid, Teater Baru dan
1
banyak lainnya. Namun, dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan suatu pertunjukan seni peran, membuat para teater-teater diatas hanya membuat karya produksi hanya dua kali dalam setahun, sekali dalam setahun, bahkan bisa dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain kendala dalam berkarya, masalah keuangan juga memegang peran penting untuk teater berproduksi serta keadaan pasar, apakah pengunjung masih antusias menyaksikan pertunjukan seni teater atau enggan menghadirinya. Pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Pandora L. Kay, Emma Wong dan Micheal Jay Polonsky mengenai Marketing cultural attactions: understanding non-attendance and visitation barriers menemukan bahwa ada 8 hambatan yang menjadi alasan seseorang tidak mau menghadiri pertunjukan seni, yaitu : Akses fisik (lokasi), akses pribadi, biaya, waktu, produk, minat pribadi, sosialisasi dan informasi. Berdasarkan
penelitian
tersebut,
peneliti
ingin
mengetahui
apakah
hambatan-hambatan tersebut juga merupakan hambatan bagi pengunjung pertunjukan seni teater yang berada di wilayah DKI Jakarta. Obyek yang dipilih peneliti untuk dijadikan penelitian adalah Gedung Kesenian Jakarta yang terletak di daerah Passer Baroe di Jakarta Pusat. Pertunjukan di Gedung Kesenian Jakarta dilaksanakan oleh teater yang terpilih berdasarkan inovasi dan kreatifitas, hal ini harus dilakukan agar Gedung Kesenian Jakarta tetap menjadi tempat pertunjukan yang representative, eksklusif dan bertaraf
2
internasional disamping menjadi oase budaya bagi masyarakat Jakarta, persinggahan dan dialog budaya para seniman dan seniwati dari dalam dan luar negeri. Dibawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta menjalin hubungan baik dengan badan/instansi pemerintah lainnya diantaranya: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Dinas Penerangan Jalan Umum (PJU) Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pemakam Kebakaran Jakarta Pusat, Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dan lainnya. Dalam menunjang programnya, GKJ menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain: Kedutaan Besar, Pusat Kebudayaan Asing, Para penampil (Seniman-seniwati, komunitas seni, Institusi pendidikan), mitra sponsor, media partner (media cetak, media elektronik dan media online). Setelah melakukan kunjungan dan wawancara dengan pihak Gedung Kesenian Jakarta, peneliti memperoleh data pengunjung yang menghadiri pertunjukan seni teater di
Gedung Kesenian Jakarta periode tahun 2012 hingga 2014 :
3
Data diperoleh dari Bagian Humas GKJ
TABEL 1.1 GRAFIK PENGUNJUNG PERTUNJUKAN SENI TEATER PERIODE 2012 – 2014 DI GEDUNG KESENIAN JAKARTA
Tabel 1.1 menunjukan jumlah pengunjung pada tahun 2012 adalah sebanyak 5,672 orang, pada tahun 2013 sebanyak 12,303 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 7,419 orang. Dari data tersebut diketahui adanya peningkatan pengunjung sebesar 117% dari tahun 2012 ke tahun 2013, serta ada penurunan pengunjung sebesar 40% dari tahun 2013 ke tahun 2014. Sedangkan untuk pertunjukan yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta, baik teater, musik, wayang, tari dan bentuk kesenian lainnya, diperoleh data rata-rata pengunjung untuk tiap pertunjukan sebagai berikut:
4
Data diperoleh dari Bagian Humas GKJ
TABEL 1.2 GRAFIK PERTUNJUKAN SENI YANG DISELENGGARAKAN DI GEDUNG KESENIAN JAKARTA
Berdasarkan data diatas dan delapan hambatan yang merupakan alasan pengunjung tidak menghadiri pertunjukan seni pada penelitian sebelumnya, peneliti akan mencoba untuk meneliti tiga hambatan yang di nilai oleh peneliti mempunyai aspek yang tinggi sebagai penghambat pengunjung tidak menghadiri pertunjukan seni teater, yaitu lokasi, waktu serta sosialisasi. Lokasi merupakan bauran pemasaran yang ketiga (Kotler dan Keller, 2007). Lokasi diadakannya pertunjukan teater sangat berpengaruh pada berapa banyak pengunjung yang akan menghadiri pertunjukan tersebut. Apakah lokasinya mudah dijangkau, adanya ketersedian lahan parkir, adanya kendaraan umum yang melintasi tempat pertunjukan serta kondisi lalu lintas menuju kesana.
5
Waktu adalah hidup, dengan menyia-nyiakan waktu maka berarti menyia-nyiakan kehidupan dan memanfaatkan waktu berarti mengisi hidup (Lakein, 2007). Waktu yang dipilih haruslah tepat agar dapat mendatangkan banyak pengunjung. Panitia penyelenggara pertunjukan harus memahami hari dan jam berapa akan banyak mendatangkan mengunjung. Selain lokasi dan waktu, harus adanya sosialisasi mengenai pertunjukan tersebut. Sosialisasi dibutuhkan agar konsumen sadar bahwa ada pertunjukan yang akan digelar, cerita apa yang akan disuguhkan dan siapa teater yang mengadakan pertunjukan tersebut. Berdasarkan data pengunjung yang diperoleh dari Gedung Kesenian Jakarta yang mengalami penurunan pengunjung padahal berada dibawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta serta pihak-pihak lainnya, serta pemilihan ketiga penghambat pengunjung tidak menghadiri pertunjukan seni teater, maka peneliti akan meneliti dengan tema pengaruh lokasi, waktu dan sosialisasi terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta.
B. Rumusan masalah penelitian Berdasarkan data yang didapatkan, penulis mencoba merumuskan beberapa masalah pada penelitian ini, yaitu : 1.
Apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta?
6
2.
Apakah waktu berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta?
3.
Apakah sosialisasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta?
4.
Apakah lokasi, waktu dan sosialisasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta?
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.
Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta.
b.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh waktu terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta.
c.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sosialisasi terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta.
d.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi, waktu serta sosialisasi terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta.
7
2.
Kontribusi penelitian Kontribusi penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Kontribusi praktik atau kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau informasi bagi pelaku usaha mengenai pengaruh lokasi, waktu serta sosialisasi terhadap keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta.
b. Kontribusi akademik Hasil penilitian ini diharapkan dapat menjadi dasar perkembangan akademik
mengenai pengaruh lokasi, waktu serta sosialisasi terhadap
keputusan pembelian tiket pertunjukan seni teater di Gedung Kesenian Jakarta
8