Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia: Desember 2011 Meningkatkan kesiagaan, memastikan ketahanan
Shubham Chaudhuri Indonesia Lead Economist Bank Dunia 14 Desember 2011 Jakarta, Indonesia
www.worldbank.org/id
www.worldbank.org/indonesia
Ikhtisar Yang akan dibicarakan Perkembangan kuartal yang lalu: relatif sama Outlook ekonomi global terus menurun Pasar keuangan tetap bergejolak Ekonomi riil sejauh ini relatif tidak terpengaruh Melihat ke depan: meningkatkan persiapan untuk memastikan ketahanan Bagaimana ekonomi global dapat berkembang: skenario dasar/ baseline dan yang lebih buruk Upaya fiskal untuk meningkatkan persiapan: APBN 2012 Memastikan stabilitas sektor finansial Reformasi struktural untuk memastikan ketahanan Revitalisasi sektor manufaktur sebagai kunci ketahanan dan pertumbuhan jangka menengah Pemulihan yang lambat selama satu dekade
Rintangan pertumbuhan Pembaruan kesempatan pertumbuhan 2
Perkembangan kuartal yang lalu: relatif sama
Outlook ekonomi global terus menurun… …dengan proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah bagi mitra dagang Indonesia Proyeksi pertumbuhan beberapa ekonomi
Persen 5
Persen 5
Mar-11
Jun-11
Sep-11
Nov-11
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0
-1
-1 2011
2012 US
2011
2012
Euro area
2011
2012
Japan
2011
2012
Indonesia's MTP
Sumber: Bloomberg, Consensus Economics 4
Pasar keuangan tetap bergejolak… Pasar ekuitas telah jatuh di Indonesia dan pasar emerging lain… Pasar Saham Internasional BRA
PHP
MYS
THA
IDN
IND
CHN
SGP
5
5
0
0
-0.5 -5
-5 -5.7
-10 -15
-6.7
-9.6 From 1 Aug 2011
-10 -10.3
From 30 Dec 2010
-20 Persen
-12.4 -14.4
-16.2
-15 -20 Persen
Catatan: Diupdate hingga 9 Desember 2011 Sumber: CEIC 5
Pasar keuangan tetap bergejolak… Harga aset Indonesia telah terpengaruh
1 Agu 2011=100 100
Persen; Ribuan rupiah per dolar AS 10 Ribuan rupiah per dolar AS (RHS)
95
9
90
8 Ekuitas JCI (LHS)
85
Yield obligasi negara rupiah5-tahunan (RHS)
7
80
6
75 Aug-11
5 Sep-11
Catatan: Diupdate hingga 9 Desember 2011
Oct-11
Nov-11
Dec-11
Sumber: CEIC dan Bank Dunia 6
Pasar keuangan tetap bergejolak… …tetapi gejolak tidak mencapai tingkat pada akhir tahun 2008
2 Juni 2008=100 200
150
Persen; Ribuan rupiah per dolar AS 25 Yield obligasi negara rupiah 5-tahunan (RHS)
20 Ekuitas JCI (LHS)
100
15 Ribuan rupiah per dolar AS (RHS)
50
0 Jun-08
10
Aug-09
Oct-10
5 Dec-11
Catatan: Diupdate hingga 9 Desember 2011 Sumber: CEIC dan Bank Dunia 7
Penurunan outlook ekonomi global dan gejolak pasar finansial …tercermin pada Neraca Pembayaran kuartal 3… Setelah aliran masuk modal yang kuat di tahun 2010 dan paruh pertama tahun 2011, Indonesia tetap rentan terhadap aliran keluar modal portofolio, seperti yang terjadi pada kuartal ketiga tahun 2011 Miliar dolar AS Miliar dolar AS 16 16 Net direct investment Net portfolio Net other capital Current account 12 12 Overall balance 8
8
4
4
0
0
-4
-4
-8 Sep-08
Sep-09
Sep-10
-8 Sep-11
Sumber: BI 8
Sensitivitas terhadap sentimen investor tetap bertahan …dengan peningkatan kepemilikan aset oleh investor asing
Sep 2008 Non-resident SBI holdings
May 2010 July 2011
Non-resident local gov. securities holdings
Nov 2011
Non-resident equity holdings Short-term external debt* Total FX Reserves 0
25
50
75
100
125
150
175
Miliar dolar AS Catatan: * Untuk hutang LN jangka pendek yang belum jatuh tempo dan update untuk “Nov 2011’ adalah data Sept 2011 Sumber: BI, KSEI, CEIC dan Bank Dunia
9
…tetapi ekonomi riil tetap kokoh… Pendorong pertumbuhan dalam negeri tetap kuat Pertumbuhan PDB Persen 4
Persen 8 Tahun-ke-tahun (RHS)
3
2
6 Triwulan-ke-triwulan dengan penyesuaian musiman (LHS) Rata-rata (LHS)*
1
0 Sep-04
4
2
Jun-06
Mar-08
Dec-09
0 Sep-11
Sumber: BPS 10
…tetapi ekonomi riil tetap kokoh… Pendorong pertumbuhan dalam negeri tetap kuat Kontribusi pertumbuhan triwulan-ke-triwulan
4
Persen
Persen
4
2
2
0
0
-2
-2 Sep-08 Mar-09 Discrepancy Gov cons.
Sep-09
Mar-10 Sep-10 Net Exports Private cons.
Mar-11 Sep-11 Investment GDP
Sumber: BPS 11
…dan sentimen konsumen tetap kuat…
Indeks 125
Indeks 350
Indeks Survei Konsumen BI (LHS)
105
275 Penjualan ritel BI (RHS)
85
65 Oct-08
200
Oct-09
Oct-10
125 Oct-11
Sumber: BI 12
Melihat ke depan: bagaimana ekonomi global dapat berkembang
Perlambatan yang cepat di BRIC
Lebih tinggi
Perlambatan dunia yang sangat buruk
Kejadian pemicu seperti Lehman
Perlambatan dunia yang makin nyata dan buruk Makin jatuhnya harga komoditas Tingkat dampak dan risiko bagi Indonesia
Krisis finansial penuh
Kembalinya ke 2009 Perlambatan pertumbuhan global dengan pemulihan yang lebih cepat pada EME yang besar
Berhentinya pasar finansial dunia (seperti kuartal 4 tahun 2008) Gangguan besar aliran modal keluar dari EME
Perlambatan yang lemah di BRIC Lebih rendah
Lebih rendah
Kemungkinan skenario
Berlanjutnya gejolak Berlanjutnya gejolak pasar finansial Perlambatan pertumbuhan di AS dan Eropa Moderasi harga komoditas
Lebih tinggi 14
Lebih tinggi Pemecahan yang kredibel dan efektif untuk masalah fiskal dan perbankan pada ekonomi penghasilan tinggi
Tingkat dampak dan risiko bagi Indonesia
Berlanjutnya gejolak Transisi yang stabil ke “normal baru”
Lebih rendah
Hilangnya gejolak pasar finansial Pertumbuhan ekonomi penghasilan tinggi berangsur bergerak ke tingkat yang lebih rendah secara jangka panjang Kuatnya pertumbuhan EME
Lebih rendah
Kemungkinan skenario
Berlanjutnya gejolak di pasar finansial Perlambatan pertumbuhan di AS dan Eropa Moderasi harga komoditas
Lebih tinggi
15
Dampak global skenario …dapat menjadi besar tetapi pertumbuhan yang kuat lebih mungkin…
Hasil yang lalu
Skenario 1: baseline
Skenario 2: mungkin
Berlanjutnya gejolak finasial internasional
Krisis keuangan global seperti tahun 2009
Skenario 3: kemungkinan kecil Perlambatan global yang buruk
2008
2009
2010
2011
2012
2011
2012
2011
2012
6,0
4,6
6,1
6,4
6,2
6,3
5,5
6,3
4,1
Rasio investasi/PDB (persen)
23,7
23,4
24,0
24,5
25,3
24,5
24,5
24,5
23,6
Pertumbuhan PDB mitra dagang utama (persen)
2,0
-1,4
6,8
3,3
3,5
3,2
2,0
3,0
-1,8
-18,1
-4,2
5,3
10,0
0,0
8,0
-15
7,0
-30,0
Pertumbuhan PDB Indonesia (persen) Asumsi skenario:
Pertumbuhan term perdagangan (persen)
Catatan: Angka 2011 dan 2012 adalah proyeksi. Rasio investasi rill terhadap PDB. Rangkaian term perdagangan disusun oleh Bank Dunia dari data perdagangan bulanan. Sumber: CEIC dan proyeksi Bank Dunia 16
Harga komoditas telah jatuh pada beberapa bulan terakhir… …tetapi tetap tinggi dari sudut pandang historis
Harga komoditas internasional dalam dolar AS (Jan 2005=100) Indeks (Jan 2005=100) Indeks (Jan 2005=100) 350 350 Energi 300 300 250
250
200
200 Garis putus-putus adalah perkiraan Nov 2011
150 100 50 Jan-05
Non-energi
150 100 50
Jan-07
Jan-09
Jan-11
Jan-13
Jan-15
Catatan: Data hingga November 2011 Sumber: BD 17
Potensi dampak goncangan permintaan eksternal Terbatasnya eksposur langsung terhadap perdagangan UE dan AS... Bagian dari seluruh ekspor barang perdagangan di tahun 2010, persen Ekspor ke: Ekspor dari:
CHN
UE
IND
IDN
JPN
KOR
MYS
SGP
AS
–
16,4
2,6
1,4
7,7
4,4
1,5
2,1
18,0
Uni Eropa (UE)
8,4
–
2,6
0,5
3,2
2,1
0,8
1,8
18,0
India* (IND)
5,9
20,4
–
1,7
1,8
2,1
2,0
3,8
10,8
Indonesia (IDN)
9,9
8,6
6,3
–
16,3
8,0
5,9
8,7
9,1
Jepang (JPN)
19,4
12,2
1,2
2,1
–
8,1
2,3
3,3
15,6
Korea, Rep.* (KOR)
23,9
11,9
2,2
1,7
6,0
–
2,1
3,7
10,4
Malaysia (MYS)
12,6
10,5
3,3
2,8
10,4
0,0
–
13,4
9,5
Singapura* (SGP)
7,5
10,0
3,8
9,4
4,7
4,1
11,0
–
6,5
AS
7,2
20,0
1,5
0,5
4,7
3,0
1,1
2,3
–
14,2
11,4
2,8
4,5
7,5
1,7
5,3
4,9
9,3
China (CHN)
East Asia-5
Catatan: * bagian perdagangan tahun 2009. EA-5 terdiri dari Korea, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina Biru menunjukan bagian ekspor 5 sampai 10 persen dan merah muda di atas 10 percent Sumber: World Integrated Trade Solution (WITS) 18
Tapi Indonesia berada pada posisi baik untuk menghadapi goncangan …dengan posisi fiskal yang kuat… Tingkat hutang pemerintah Indonesia terjaga baik dan lebih rendah dari ratarata ekonomi negara berkembang (emerging) dan maju Hutang pemerintah terhadap PDB di tahun 2010, persen 160
160
120
120
80
80
40
40
0
0
Sumber: DMO Kemenkeu bagi Indonesia. IMF Fiscal Monitor September 2011 data pada hutang umum bruto pemerintah 19
Tapi Indonesia berada pada posisi baik untuk menghadapi goncangan …dan catatan penurunan hutang yang mengagumkan…
Sources and notes: IMF Public Debt database plus IMF Fiscal Monitor, BPS and GoI-MoF.
20
Tapi Indonesia berada pada posisi baik untuk menghadapi goncangan …dan defisit fiskal yang relatif rendah Neraca fiskal Indonesia memiliki ruang untuk menghadapi krisis dan berada pada posisi yang lebih baik dibanding sebagian besar ekonomi berkembang (emerging) dan maju Neraca fiskal 2010 sebagai persentase PDB
0
0
-4
-4
-8
-8
-12
-12
Sumber: Kemenkeu. IMF Fiscal Monitor September 2011 (data tahun 2010), perkiraan Bank Dunia
21
Melihat ke depan: meningkatkan kesiagaan untuk memastikan ketahanan
APBN 2012 konsisten dengan skenario ketahanan baseline… …dan menargetkan defisit anggaran sebesar 1,5% dari PDB Tabel Anggaran (triliun rupiah)
A. Hibah dan Penerimaan Negara I. Penerimaan DN 1. Penerimaan Pajak 2. Penerimaan Non Pajak B. Pengeluaran I. Pengeluaran Pemerintah Pusat Belanja K/L Belanja Modal Belanja Non-K/L Pembayaran Bunga II. Transfer ke Daerah Surplus/Defisit Defisit (% dari PDB) Sumber: Hasil anggaran, APBN dan APBN-P
2008 Aktual Diaudit 982 979 659 321
2009 Aktual Diaudit 849 847 620 227
2010 Aktual Diaudit 995 992 723 269
2011
2012
APBN-P
APBN
1,170 1,165 879 287
1,311 1,311 1,033 278
986
937
1,042
1,321
1,435
693
629
697
908
953
299 73 394 88 292 -4 -0,1
358 76 271 94 309 -89 -1,6
395 80 303 88 345 -47 -0,7
548 141 360 107 413 -151 -2,1
591 168 361 122 470 -124 -1,5 23
…tetapi APBN 2012 juga memiliki upaya untuk meningkatkan persiapan krisis APBN 2012 memiliki upaya baru yang mendukung stabilitas
Pembiayaan APBN
• Kerangka stabilisasi obligasi: sejumlah tindakan stabilisasi pasar obligasi negara bila terjadi goncangan atau perubahan arah aliran modal secara tiba-tiba • Pembelian kembali obligasi dari pasar sekunder dengan menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL) dan BUMN di bawah koordinasi Kementerian BUMN • Pasal 43: kebijakan yang memungkinkan Pemerintah untuk menanggapi krisis dengan cepat, dengan persetujuan DPR, dalam waktu 24 jam: • meningkatkan penerbitan obligasi • mencari sumber pendanaan alternatif dari kreditor bilateral dan multilateral
Upaya fiskal
• Pasal 43: kebijakan yang memungkinkan Pemerintah untuk menanggapi krisis dengan cepat, dengan persetujuan DPR, dalam waktu 24 jam: • melaksanakan pengeluaran yang belum dianggarkan • menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL) 24
Rencana kontijen bagi stimulus fiskal menghadapi pencairan anggaran… …yang tetap menjadi rintangan Pengeluaran Aktual (per bulan Nov) dari APBN-P
100
Persen
Persen 2008
2009
2010
100
2011
80
80
60
60
40
40
20
20
0
0 Personnel Material
Capital
Energy Subsidy
Social exp
Total Transfers Central Govt
Sumber: Kemenkeu dan Bank Dunia 25
…terutama bagi belanja modal …yang berjalan lambat, sebagian karena kesulitan dalam pengadaan Pencairan Belanja Modal (aktual)
Triliun rupiah
Persen
100 2009 2009
2010 2010
80
2011 2011 Pencairan kumulatif belanja modal bulanan (RHS)
60
100%
40
80% 60% 40%
Pencairan bulanan, triliun Rp (LHS)
20 0
20% 0%
Jan Feb Mar Apr May Jun
Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Catatan: Persentase APBN-P. Sumber: Kemenkeu dan Bank Dunia 26
Upaya fiskal untuk memastikan ketahanan: pengarahan belanja pemerintah
…yang condong kepada subsidi energi Pengeluaran APBN
5
Persen PDB
Persen PDB Energy subsidy
Capital exp
5
Social exp
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Kemenkeu 27
Defisit APBN diproyeksikan akan turun di tahun 2012
Neraca Anggaran
2008
2009
2010
2011
2012
0.0
0.0
-0.5
-0.5
-1.0
-1.0
-1.5
-1.5
-2.0
-2.0
-2.5
-2.5 APBN
-3.0
Persen PDB
APBN-P
Actual
World Bank Projection Persen PDB
-3.0
Sumber: Kemenkeu dan Bank Dunia 28
Kebijakan untuk meningkatkan kesiagaan untuk memastikan ketahanan Perencanaan kontijensi yang kuat sangatlah penting Saat ini menurut skenario baseline, tidak dibutuhkan kebijakan darurat yang bersifat segera… …bahkan sangat penting untuk mencegah kebijakan yang keliru dan kebijakan yang terburu-buru yang dapat mengirimkan isyarat yang salah ke situasi pasar yang rentan Tetapi sangat penting untuk bersiaga terhadap skenario krisis yang buruk dengan: meninjau dan melatih protokol manajemen krisis finasial, dan menempatkan peraturan stabilitas finansial yang dibutuhkan mempertimbangkan pembiayaan anggaran kontijen untuk mendukung belanja pemerintah yang kritis mempersiapkan rencana kontijensi untuk kebijakan stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan Mempersiapkan rencana kontijensi untuk kebijakan bantuan sosial untuk melindungi fakir miskin dan rumah tangga berpenghasilan rendah dari pengaruh buruk goncangan ekonomi …dan juga penting untuk melanjutkan dorongan reformasi struktural utama Untuk meningkatkan prospek pertumbuhan jangka panjang DAN mendukung kepercayaan investor Untuk meningkatkan daya saing dalam negeri untuk membantu penyesuaian peningkatan dengan besarnya kemungkinan kembalinya aliran masuk modal pada jangka menengah 29
Kebijakan untuk meningkatkan kesiagaan untuk memastikan ketahanan Reformasi struktural untuk menjaga dan meningkatkan daya saing Sektor manufaktur, lebih dari yang lain, tampaknya akan mendapat tekanan bila terjadi perlambatan ekonomi global Sektor manufaktur, selama dekade yang lalu, telah mengalami suatu resesi pertumbuhan… …walau terdapat tanda-tanda peningkatan, akan sangat penting untuk mengambil langkahlangkah untuk meningkatkan daya saing sektor manufaktur sehingga dapat memberikan kontribusi kepada pertumbuhan dan penciptaan pekerjaan yang bernilai tinggi Kunci untuk memastikan ketahanan jangka pendek dan peningkatan daya saing jangka menengah yang berkelanjutan dari sektor manufaktur adalah: menangani rintangan yang menghambat infrastruktur Menurunkan beban dan ketidakpastian peraturan perundangan Kebijakan jangka pendek yang tidak menangani rintangan struktural yang mendasar terhadap daya saing sektor manufaktur Indonesia memiliki kemungkinan yang kecil untuk terus berlanjut
30
Revitalisasi dan peningkatan daya saing sektor manufaktur Indonesia
Sjamsu Rahardja Indonesia Senior Trade Economist Bank Dunia
Dampak pada penciptaan pekerjaan dan sumber tambahan untuk pekerjaan formal Elastisitas silang pekerjaan terhadap pertumbuhan kegiatan manufaktur tahun 1990-2009
Pekerjaan formal lintas sektor (Agustus 2010)
1.5 1.13 1.0 0.65
0.59 0.42
0.5
0.0
-0.5 -0.53
Finance
90%
Public Sector
82%
Manufacturing Trade and Transport
47%
Construction and Utilities
44%
Others Agriculture and Mining
-1.0
69%
23% 10%
Perkiraan staf dari Sakernas 32
Sektor manufaktur Indonesia mengalami pemulihan yang lambat di tahun 2000an... Pertumbuhan riil manufaktur
Laju pertumbuhan riil PDB dan Manufaktur Persen 16
Persen
GDP
14
Non-Oil and Gas Manufacturing
12 10 Pra krisis 1997-98
14 12 10
Pasca krisis 1997-98
8
16
8
4
4
2
2
0
0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
6
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996
6
Sumber: BPS, Bank Dunia WDI dan perhitungan staf Bank Dunia 33
…kecuali peralatan transportasi, pertumbuhan output di seluruh subsektor manufaktur telah turun Rata-rata pertumbuhan tahunan Persen 20
1993-96
2001-10
Persen 20
15
15
10
10
5
5
0
0
-5
-5
Catatan: FBT adalah pangan, minuman dan tembakau. Semen & mineral hanya mencakup mineral non logam 34 Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia
Peningkatan pentingnya manufaktur berbasis sumberdaya alam pada ekspor manufaktur Bagian dari ekspor non minyak Indonesia 100% Bahan mentah
90% 80%
70% Manufaktur berbasis sumberdaya alam
60% 50% 40% 30% 20%
Manufaktur berbasis sumberdaya pertanian Manufaktur berbasis sumberdaya alam lain Manufaktur mesin, elektronik, pemrosesan
Manufaktur berbasis nonTextiles, footwear, clothing
10% 0% 1980
1985
1990
1995
Manufaktur berteknologi rendah 2000 2005
2010
Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia 35
Faktor-faktor yang menjelaskan kinerja terbaru dari sektor manufaktur Indonesia
Rintangan utama bagi usaha bervariasi menurut jenis perusahaan pada sektor manufaktur Indonesia Persentase perusahaan pada tiap kelompok yang melaporkan masalah berikut sebagai rintangan yang berat atau utama terhadap usahanya Persen
Persen
40
40 Large firms
Small firms
Exporting firms
30
30
20
20
10
10
0
0
Sumber: Survei Perusahaan Bank Dunia (2009) dan perhitungan staf Bank Dunia 37
Ekspor manufaktur Indonesia menghadapi biaya logistik yang relatif tinggi Perbandingan kecepatan dan biaya logistik 6.0
2,500
5.4
5.0
2,225
5.0
2,000
4.0
2.6
3.0
1,500
2.8
1,238 2.6
1.7 2.0
1,000
1.4
701
1.0
397
500
341
500 302
-
Bangladesh
China
Vietnam
Indonesia
Malaysia
Philippines Thailand
Lead time import for port/airport, median case (days) Avg charge (US$) for 40-foot container (import + export) (right axis) Indikator Kinerja Logistik Bank Dunia 38
…selain itu, kondisi ekonomi makro juga menambah tantangan bagi sektor manufaktur Indonesia untuk tetap menjaga daya saing Harga barang non-traded relatif terhadap traded dan kurs tukar valuta efektif
1.5
150 Relative prices REER (right axis)
1.25
1
100
0.75
0.5
50 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Perkiraan staf dari pangkalan data BPS dan IMF 39
Apakah kita melihat kesempatan yang baru bagi sektor manufaktur Indonesia?
Kegiatan manufaktur telah menunjukkan pemulihan yang kuat pada beberapa triwulan terakhir…
6
Manufacturing production index (LHS) Persen 40 Domestic demand (LHS) Investment in machinery (RHS) 30
4
20
2
10
0
0
8
Persen
-2 -4 Sep-07
-10
Sep-08
Sep-09
Sep-10
-20 Sep-11
Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia 41
Kegiatan manufaktur di Indonesia tampaknya juga didorong oleh investasi dari perusahaan-perusahaan yang pindah ke Indonesia
Indeks unit biaya buruh, dolar AS, 2005=100
150
150
China
135
135
Indonesia
120
120
105
105
Vietnam 90
90
75
75
60
60 2000
2005
2006
2007
2008
2009
2010
42
Satu alternatif kerangka kerja untuk menjaga momentum pertumbuhan pada sektor manufaktur Indonesia • Peningkatan daya saing biaya • Menetapkan hal-hal inti bagi daya saing berbasis nilai • Menurunkan biaya kesempatan bagi investasi pada sektor manufaktur
• Tindakan untuk memperkuat koordinasi dan koherensi dalam kebijakan pemerintah • Tindakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi dan perluasan kapasitas • Upaya untuk meningkatkan kapasitas inovasi • Upaya untuk mengembangkan sektor finansial untuk mendukung operasi manufaktur
Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia: Desember 2011 Meningkatkan kesiagaan, memastikan ketahanan
14 Desember 2011 Jakarta, Indonesia
www.worldbank.org/id
www.worldbank.org/indonesia