PERKEMBANGAN INDUSTRI PENERBITAN DAN PERCETAKAN DI INDONESIA Tugas ini disusun untuk memenui tugas mata kuliah penerbitan dan desain grafis yang dibimbing oleh Pitoyo Widhi Atmoko, S.SI., M.SI.
Oleh : NAMA : Mohammad Rodhi Ilmawan NIM : 145030701111013
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Malang, Maret 2017
Di dalam suatu pembuatan buku pastinya memiliki 2 unsur industri. Pembuatan buku harus adanya percetakan dan penerbitan. Percetakan untuk di kalangan sendiri dan penerbitan di kalangan luas.Di dalam 2 hal tersebut adanya keterkaitan di dalam pembuatan suatu buku tersebut. Hal ini percetakan dan penerbitan memiliki 2 perbedaan tersendiri.dimana suatu percetakan harus memerlukan suatu biaya bukan malah mendapatkan suatu keuntungngan di dalam suatu hasil cetak sedangan penerbit sudah adanya informasi yang terseleksi dan mampu mendapatkan keuntungan dengan hasil yang sudah dibuat di dalam pembutan buku tersebut. Hal yang membedakan penerbitan dan percetakan. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan (tentang surat kabar, buku, dan sebagainya) kata penerbit sebagai bentukan kata terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya. Pada mulanya, penerbitan adalah percetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Sedangkan Percetakan adalah sebuah proses industri (baik dilakukan oleh industri berskala kecil maupun besar) untuk memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Percetakan juga merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi. Di samping itu, percetakan pun tidak hanya fokus pada cetak saja secara kasat mata, tetapi di sana mencakup berbagai tekhnik dan jenis kegiatan yang dilakukan, seperti desain, penempatan warna yang tepat, pengukuran jenis kertas, dan lain sebagainya. Didalam suatu perkembangan penerbitan dan mempunyai fase-fase awal sampai perkembangan modern.
percetakan
Sejarah penerbitan buku di indonesia sebenarnya dapat di bagi menjadi beberapa fase. Fase Hindia belanda fase ini pertama kali berkembangnya penerbitan buku di indonesia yang di pelopori pemerintah kolonial belanda.mesin cetak pun didatangakan pada tahun 1624 kemudian tidak berfungsi karena tidak adanya tenaga ahli yang memprosesnya.suatu kegiatan penerbitan dan percetakan baru di mulai pada 1659.adanya suatu prakarsaian penerbitan dan percetakan tijtboek yang di buat cornelis Pijl. Fase cina peranakan fase ini ditandai berkembangnya juga penerbitan surart kabar berbahsa melayu. Selain itu surat kabar ini di jadikan sebgai media informasi yang dijadikan antara lain sebagai media iklasn bagi para pedagang yang kebanyakan adalah kaum perantau dari cina. Fase Balai Poestaka fase ini muncul saat adanya pembentukan komisi Bacaan Rakyat yang di bentuk oleh pemerintahan kolonial belanda yang berdasarkan keputusan dar departemen van onderwijs en eeredienst
No.12 pada 14 September 1908.tugas yang di berikan denan adanya pembentukan ini untuk memilih bacaan yang sesuai untuk rakyat hindia belanda sperti memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur Pendidikan Fase penerbitan Modern.Dunia penerbitan buku di indonesia mengalami berbagai masa dan fase yang menunjukan bagaimana perjalanan bangsa ini juga terbangun dari perjalanan intelektual lewat industri perbukuan. Pasang surut terjadi dalam konteks industri perbukuan. Namun, tidak jarang juga ada gerik dinamis yang memberikan secercah harapan. Namun, tidak jarang jarang juga berbagai fenomena ikut membuat para penerbit terpuruk. Kalau di daftar sedikit sekali penerbit-penerbit yang muncul pada era 1950-an dan 1960an masih bertahan hingga kini seperti tiga serangkai, Erlangga,Rosdakarya,Bumi Aksara, Dian Rakyat, dan tentunya penerbit tertua Balai Pustaka yang kini telah menjadi BUMN. Tidak di pungkiri peranan pemerintah sangat berpengaruh pada pasang surut industri perbukuan di indonesia. Kebijakan pemerintah seperti terjadi pada tahun 1969 hingga akhir 1970-an dengan mengadakan proyek pengadaan buku yang populer disebut proyek inpres sangatlahmenggairahkan dunia penulisan dan penerbitan buku di indonesia meskipun tidak di mungkiri pula terdapata ekses kurang baik, seperti munculnya penerbit musiman sehingga menghasilkan penerbitan yang tidak berkualitas Perkembangan pekerjaan dunia perbukuan diikuti oleh perkembangan peralatan pendukungnya. Mesin tik biasa telah berkembang menjadi mesin tik elektronik dengan berbagai macam kemampuan. Penemuan komputer semakin memacu perkembangan peralatan penerbitan dan percetakaan. Pengetikan naskah sudah tidak lagi menggunakan mesin tik, melainkan dengan memanfaatkan computer dengan program pengelolah kata dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Selain itu untuk merancang halaman dan sampul buku telah dilakukan dengan program ventura dan coreldraw. Mesin cetak dan mesin pemotong juga telah menggunakan komouter. Buku elektronik yaitu buku dalam bentuk cakram padat kini semakin dikenal, semua kemajuan tehnologi semakin mempermudah pekerjaan penerbitan dan pendidikan. Selain buku, masih banyak lagi jenis terbitan lain yang biasa diterbitkan oleh sebuah penerbit. Seperti: 1. Jurnal Jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan . Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal dapat terbitan berarti berkala yang berbentuk pamflet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan. 2. X- banner Jika kita mengacu kepada kaidah dasar poster, X banner ini adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi
gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu X banner biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. 3. Brosur Brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul. Adanya perkembangan penerbitan buku dan sejenisnya semakin banyak masalah yang dihadapi, dipihak penerbitan hak dan kewajiban penulis maupun penyuntingan yang mewakili penerbitan dituntut untuk lebih berpotensi. Sejarah Percetakan yang ada saat ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dimulai oleh beberapa orang sehingga percetakan dapat dikenal saat ini. Percetakan pertama kali ditemukan oleh masyarakat cina pada abad 14 sehingga tak heran jika kebanyakan mesin cetak terbuat dan bermerk berasal dari cina. Namun sebelum itu, sejarah menuliskan informasi tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada tahun 2500 B.C., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Akan tetapi, percetakan yang kita ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang lalu. Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis dengan tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memiliki kesempatan atau kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai. Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas. Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama cetak tinggi. Dan sampai saat ini, perkembangan dunia percetakan semakin canggih dengan jenis mesin dan kertas yang memudahkan para pebisnis dunia percetakan dalam menjalankan kegiatannya. Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan cetakan yang diinginkan, baik untuk cetak kartu undangan, invoice atau bon bisnis Anda, maupun jenis cetak lainnya. PERBEDAAN PENERBITAN DAN PERCETAKAN Penerbitan dan percetakan adalah dua hal yang saling keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian keduanya berbeda. Dengan demikian penerbit bisa dikatakan sebagai industri untuk di kalangan luas yang memerlukan percetakan seperti industri yang menggunakan mesin-mesin untuk di kalangan individu itu sendiri yang membutuhkan.
PENERBITAN PERCETAKAN Investasi modal kecil Investasi modal besar Bargantung pada suatu program Bergantung pada order BEP Dalam jangka pendek BEP dalam jangka panjang Keuntunganya besar Keuntunganya kecil Resiko tidak terjual Resiko kesalahan cetak Industri penerbitan adalah industri gagasan yang memerlukan banyak sekali waktu dan orang. Industri penerbitan berbeda dengan industri percetakan meskipun keduanya saling terkait dan tidak terpisahkan. Industri penerbitan selain tujuannya mencari keuntungan sebanyakbanyaknya, juga mempunyai tujuan yang mulia yakni menyebarkanluaskan pengetahuan. Penerbit pada dasarnya sebagai kordinator dari industri penerbitan seperti berkordinasi dengan penulis, editor, layouter, pihak percetakan sampai pihak distributor. Penerbit yang bertanggung jawab atas naskah yang disetujui sampai kemudian bisa dicetak dan dijual. Daftar pustaka : Trim, Bambang. 2012. Apa dan Bagaimana Menerbitkan Buku. Jakarta: IKAPI Trim, Bambang. 2009. Taktis Menyunting Buku. Bandung: Maximalis. IKAPI. 2014 (online). Penerbitan. http://www.ikapi.org . Diakses tanggal 5 Maret 2016
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/564/jbptunikompp-gdl-liamuchlis-281734-bab2-lia.pdf