PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PASCA KEJATUHAN DINASTI ABBASIYAH MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam Dosen Pengampu : Nasihun Amin
Disusun Oleh : Muizzatus Saadah
1504026028
PRODI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016
A. PENDAHULUAN Kita sebagai orang muslim yang belajar dari sejarah untuk membangun masa depan lebih baik, tentunya sedikit banyak mengetahui tentang sejerah perkembangan ilmu pengetahuan yang telah dirintis oleh umat Islam. Islam sebagaimana dijumpai dalam sejarah telah memainkan peranan yang amat penting dalam gerakan pengembangan intelektual dan berdirinya berbagai institusi pendidikan. Islam bukan hanya melahirkan ulama yang handal dalam bidang ilmu agama saja(Tafsir, Hadist, Fiqih, Kalam, Filsafat, dan Tasawuf), tetapi juga memberikan kontribusi dalam keilmuwan umum( matematika, Fisika, Biologi, Kedokteran, Morfologi, Astronomi, Sosiologi,dan lain sebagainya), dan dalam bidang ilmu humaniora (Filsafat, Seni, dan sebagainya). Hasil usaha umat Islam dalam berbagai bidang ilmu tersebut pernah mencapai puncaknya di zaman Klasik khusunya pada Zaman Dinasti Abbasiyah, yang hingga sekarang ini, sisa-sisa peningalanya
masih
dapat
dijumpai
di
berbagai
belahan
dunia,
seperti
di
Cordova,Spanyol,Baghdad,dan lain-lainya.1 Dalam pemerintahan Abbasiyah banyak terjadi konflik-konflik baik dari permasalahan perebutan kekuasan maupun dari yang lain, tetapi walaupun begitu tidak berimbas kepada perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan berjalan independen sesuai dengan jalurnya.Tetapi Padatahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatansekitar 200.000 orang tiba di salahsatupintu Baghdad. Khalifah AlMu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung tentara Hulago Khan. Kota Baghdad dihancurkan ,kemudian Hulagho Khan menguasai Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir. Dengan adanya penyerangan
tersebut
keadaan
perkembangan
ilmu
di
Baghdad
mengalami
kemunduran.Dan kemunduran umat Islam dalam peradabannya ini terjadi pada sekitar tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M. Dan disisi lain pada saat itu barat mengalami kejayaan dalam peradaban ilmunya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah dan bagaimana perkembangan ilmu pada masa kejayaan Abbasiyah? 2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pasca jatuhnya dinasti Abbasiyah? 1
Abuddin Nata,Sejarah Sosial Intelektual Islam- dan Institusi pendidiknya,( Jakarta: PT Grafindo Persada ,2012) Hlm.1
1
C. PEMBAHASAN 1. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Kegemilangan Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah adalah dinasti yang berketurunan dari al Abbas,paman Nabi Muhammad SAW. Pendiri kerajaan al Abbas ialah Abdulloh As-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdulloh bin Al Abbas. Dinasti ini telah berhasil membangun peradaban dan keilmuwan dengan struktur krilmuwan yang baik. Dibuktikan dengan lahirnya para tokoh yang mahir dalam berbagai bidang ilmu. Seluruh dunia mengakui akan adanya perkembangan peradaban dan kebudayaan pada masa
dinasti Abbasiyah. Hal ini terjadi dikarenakan Dinasti
Abbasiyah lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Abad X Masehi disebud juga abad pembangunan daulah Islamiyah, ketika dunia Islam, mulai Kordoba di Spanyol sampai Multan di Paskitan, mengalami pembangunan dalam segala bidang, terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.Dunia Islam pada saat itu dalam keadaan maju, jaya makmur, sebaliknya dunia barat masih dalam keadaan tertinggal dan primitif.2 Gerakan pengembangan ilmu pengetahauan secara besar-besaran dirintis oleh khalifah Ja’far al Manshur, setelah ia mendirikan kota Baghdad (762 M), dan menjadi kan ibukota Negara. Ia menarik banyak ulama dan ahli dari berbagai daerah untuk dating dan tinggal di Baghdad. Ia merintis usaha pembukuan ilmu agama,seperti fiqh, tafsir, hadist, maupun ilmu lainya. Kemajuan dalam bidang keilmuwan dapat dibagi menjadi perkembangan ilmu naqli dan aqli.3 Berikut kemajuan dan perkembangan yang dicapai dalam bidang ilmu naqli: a. Perkembangan Bidang Ilmu Naqli
2
Rizem Aizid,Sejarah Peradaban Islam Terlengkap,(Yogyakarta: DIVA Pres,2015) Hlm. 280
3
Ibid, Rizem Aizid.Hlm 282-290
2
Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari Alquran dan Hadits, atau ilmu yang berhubungan dengan agama Islam.Ilmu ini mulai disusun perumusanya sekitar 200 tahun setelah hijrah Nabi Muhammad Saw., sehingga menjadi ilmu yang dikenal sekarang. 1) Ilmu Fiqih Pada masa dinasti berkembang ilmu pengetahuan termasuk ilmu fiqh, dan pada masa ini juga lahir para tokoh fuqoha’, yakni: a) Imam Abu Hanifah(700-767 M) b) Imam Malik (713-795 M ) c) Imam Syafi’I (767-820 M) d) Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M) 2) Ilmu Tafsir Dari tafsir-tafsir yang ada, cara penafsiranya dibedakan menjadi dua macam. Yaitu: a) Tafsir bil ma’tsur, tokoh mufassir pada masa ini diantaranya yakni:
Ibn Jarir Athabari
Ibn Athiyah
Al Suda
Ibnu Mas’ud
b) Tafsir bil ra’yi, tokoh mufasir pada masa ini adalah
Abu bakar Asma
Abu Muslim Muhammad Nashr Al Isfahany.
3) Ilmu Hadist Hadist adalah sumber hokum kedua setelah Alquran, pada masa dinasti Abbasiyah muncul tokoh ahli hadits, seperti: a) Imam Bukhari (194-256 H), dengan karyanya Shahih Bukahri b) Imam Muslim(w. 261 H), dengan karyanya Shahih Muslim c) Ibnu Majah, dengan karyanyaSunan Ibnu Majah d) Abu Dawud, dengan karyanya Sunan Abu Dawud e) Imam Nasa’i, dengan karyanya Sunan Nasa’i 3
f) Imam Bahaqi
4) IlmuBahasa Ilmu-ilmu bahasa yang berkembang pada dinasti Abbasiyah adalah ilmu nahwu ,ilmu shorof , ilmu bayan, ilmu badi’ dan arudh. Lahirlah tokoh –tokoh yang ahli dalam ilmu bahasa yakni: a) Imam Sibawaih (w. 163 H) b) Al Kisa’I c) Abu Zakaria Al Farra (w. 208 H) 5) IlmuKalam Tokoh ahli dalam bidang Ilmu Kalam yang terkenal pada masa dinasti Abbasiyah adalah Imam Abu Hasan Al Asy’ari ,Imam Abu Hasan Al Maturidy yang merupakan tokoh dari aliran As’ariyah. Washil bin Atho’ dan Abu Huzail al Allaf yang merupakan tokoh dari Mu’tazilah. Dan Al Jubba’i.
b. Perkembangan Bidang Ilmu Naqli Ilmu-ilmu umum masuk kedalam islam melalui penerjemahan dari bahasa Yunani dan Persia kedalam bahasa arab pada tahun 856 M. Dalam bidang aqli, berkembang sebagai kajian dalam bidang filsafat, logika, metafisika,ilmu alam, geometri, aljabar, aritmatika, astronomi, kedokteran,kimia, sejararah dan sastra. 1) Filsafat Kajian filsafat dikalangan umat Islam mencapai puncaknya pada masa dinasti Abbasiyah, di masa ini lahirlah tokok-tokoh yang ahli dalam bidang filsafat, seperti: a. Al Kindi (811-874 M), dengan karyanya kimiyatu litri, risalah fii illatan Nafs ad Damm, dan lain-lain. b. Al Farabi(870-950 M), dengan karyanya Tahsilus Sa’adah, Assiyaul Madaniyah, Tanbihala Silabis Sa’adah, dan lain-lain. c. IbnuSina (980-1037 M), dengan karyanya yang ada 200 buah, dantara karyanya dalam bidang filsafat adalah Al Isyarat wa at Tanbihat, Mantiq al Masyriqiyyin, dan lain-lain d. Ibnu Bajjah (453-523 M), dengan karyanya dalam bidang filsafat yakni, Tadribul Mutawahhid, fi al Nafs dan Risalatul Ittisal. 4
e. Ibn Rusyd (529-295 M) dengan karyanya dalam bidang filsafat adalah Mabadiul Falasiah, Tahafutut Tahafut, Kulliyan, dan lain-lain. f. Ibn Thufail (225-287 M), dengan karyanya Hayy bin Yaqzan. g. Al Ghazali
(1058-111 M), dengan karyanya Tahafutul Falasifah, Ar
Risalatul Qudsiyah,an Ihya’ Ulumu adDiin. 2) Ilmu Kedokteran Pada masa dinasti Abbasiyah ilmu kedokteran berkembang pesat. Pada masa itu rumah sakit dan sekolah kedokteran juga banyak didirikan.Diantara ahli kedokteran pada zaman itu adalah: a. Abu Zakariyya Yahya bin Mesuwaih (w. 242) seorang ahli farmasi di rumah sakit Jundishapur. b. Abu Bakar Ar Razi (864-932 M), yang terkenal sebagai Ghalien Arab. c. Ibnu Sina, yang juga dikenal sebagai Avicenna, yang terkenal dengan karyanya Al Qanun fi at Thib. d. Ar Razi, adalah tokoh yang membedakan antara penyakit cacar dan measles. 3) Matematika Diantara tokoh muslim yang ahli dalam ilmu matematika yakni: a. Al Khawarizmi, yang mengarang kitab Al Jabar wal Muqabalah, serta tokoh yang menemukan angka nol. b. Abu Al Wafa Muhammad bin Muhammad bin Ismail al Abas, yang terkenal sebagai tokoh yang ahli dalam bidang ilmu matematika. 4) Farmasi Diantara ahli farmasi pada masa ini adalah Ibn Baithar, dengan karyanya yang terkenal Al Mughni, yang didalamnya mengupas tentang obat-obatan dan juga Jami al Mufradat al Adawiyah yang menkajiobat-obatadanmakanan yang bergizi. 5) Ilmu Astronomi Tokoh yang ahli dalam Astronomi adalah: a. Abu Manshur al Falaki(w. 272 H), dengan karyanya yang terkenal yakni, Isbat al Ulumdan Hayat al Falak. b. Jabir al Batani (w. 319 H), dengan karyanya yang terkenal yakni Ma’rifat Mathil Buruj Baina Arbai Al Falak 5
c. Raihan al Bairuni(w. 440 H), dengan karyanya AtTafhim li awal as shina at Tanjim. 6) Geografi Tokoh –tokoh ahli geografi yang terkenal diantaranya adalah: a. Abu Hasan Al Mas’udi (w. 345 H), dengan bukunya yang berjudul Muruj az Zahab wa Ma’adin al Jawahir b. Ibnu Khurdazabah (820-913 H), karyanya adalah Masalik wa Al Mamalik. 7) Sejarah Pada masa dinasi Abbasiyah, muncul tokoh-tokoh sejarah, diantaranya ialah Ahmad bin Ya’kubi, dengan karyanya berjudul Al Buldan (negeri-negeri) dan Tarikh (sejarah). 8) Sastra Dalam bidang sastra,seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Baghdad merupakan kota pusat seniman dan sastrawan. Adapun tokoh-tokoh sastra ialah sebgai berikut: a. Abu Nawas, ia termasuk penyair terkenal dengan cerita humornya. b. An Nasyari, Ia adalah berjudul buku berjudul Alfu Lailah wa Lilah (Arabian Night) buku ini merupakan buku cerita “ seribu satu malam” yang sangat terkenal dan diterjemahkan ke dalam hampir seluruh bahasa di Dunia.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pasca Jatuhnya Dinasti Abbasiyah. Sebagaimana terlihat dalam periode khalifah Abbasiyah, masa kemunduran dimuali sejak periode kedua. Namun demikian faktor kemunduran tidak datang secara tiba-tiba tetapi benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya karena khalifah pada periode pertama sangat kuat, maka benih-benih perpecahan masih dapat ditangani. Akhir dari kekuasaan Dinasti abbasiyah ialah ketika baghdad dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpinaoleh Hulaghu Khan 656 H/1258 M . Baghdad yang merupaka pusat percaturan pengembangan kebudayaan dan peradaban islam dengan gemilang ini dibumihanguskan.
6
Menurut W. Montgomery Watt, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kemuduran pada masa Bani Abbasiyah, yaitu: a. Luasnya wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakuka bersamaan dengan itu,tingkat saling percaya antara kalangan para penguasa dan pemelaksana pemerintahan sangat rendah. b. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata, ketergantungan khalifah pada mereka sangat tinggi. c. Keuangan negara sangat sulit karena biayanya yang dikeluarkan neagara untuk tentara bayaran sangat besar, pada saat kekuatan militer menurun, khalifah tidak sanggup memaksa pengiriman pejak ke Baghdad. Di samping kelemahan khalifah,bnyak faktor lain yang menyebabkan khalifah Abasiyah menjadi mundur,masing-masing tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah: a. Persaingan antar Bangsa Khalifah Abbasiyah didirikan oleh bani Abbasiyah yang bersekutu dengan orang Persia. Setelah dinasti Abbasiyah berdiri, Dinasti Abbasiyah tetap mempertahankan persekutuan. Para khalifah menjalankan system perbudakan baru. Budak-budak Persia dan Turki dijadikan pegawai tentara. Mereka diberi nasab dinasti dan mendapat gaji. Oleh bani Abbasiyah mereka dianggap sebagai hamba. Sistem perbudakan ini telah mempertinggi pengaruh bangsa Persia dan Turki. Karena jumlah dan kekuatan mereka untuk mendominasi kekuasaan mereka sangat besar, mereka yang merasa bahwa Negara adalah milik mereka, mereka mempunyai kekuasaan atas rakyat berdasarkan kekyasaan khalifah. Kecenderungan masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khalifah Abbasiyah berdiri. Tetapi khalifah yang dulu adalah khalifah yang kat yang mampu menjaga keseimbangan kekatan, stabilitas politik dapat terjaga. Setelah al Mutawakil, khalifah yang lemah naik tahta, dominasi tentara Turki tak terbendung lagi. Sejak saat itu kekuasaan bani Abbasiyah sebenarnya sudah berakhir.
7
b. Kemerosotan ekonomi Khilafah Abbasiyah mengalami kemrosotan dalam bidang ekonomi seprti halnya dalam bidang polik. Pada periode pertama pemerintahan Abbasiyah adalah pemerintahan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari dana yang keluar, jadi Baitul Maal penuh dengan harta. Pertambahan dana yang besar juga diperoleh dari alKharraj atau pajak hasil bumi. Setelah khilafah memasuki periode yang kedua terjadi kemunduran, pendapatan Negara menurun sementara pengeluaran meningkatleih besar. Menurunya pendaatan Negara itu disebabkan oleh makin banyaknya penyempitan wilayah kekuasan, banyaknya terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, diperinganya pajak dan banyak dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diru. Pejabat semakin mewah, para pejabat juga melakukan korupsi. c. Munculya aliran-aliran sesat dan fanatisme kesukuan. Fanatisme keagamaan berkaitan era dengan persoalan kebangsaan. Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai, kekecewaan mereka mendorong mereka
untuk
mempropagandakan
ajaran
manuisme,
zooroasterisme,
Mazdakisme. Munculnya gerakan yang Zindiq yang menggoda keimanan kepada khalifah. Khalifah Al Manshur berusaha keras memberantasnya dengan melakukan pengawasan kepada kegiata orang Zindiq dan melakukan Mihnah dengan tujuan memberantas Bid’ah. Tetapi semua uaha itu belum bisa menghentikan Zindiq, dan samai terjadi penumpahan darah di kedua belah pij=hak yakni golongan kaum beriman kaum Zindiq. Gerakan al Afsyin dan Qaramith dalah contoh konflik bersenjata antara kedua belah golongan. d. Ancaman dari luar Adapula faktor-faktor internal yang menyebabkan khilafah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur, antara lain yaitu:
8
1) Perang salib yang berlangsung beberapa periode dan menelan banyak korban dibagi menjadi tiga periode, yakni: Petama, periode penaklukan yang dimulai oleh pidato Paus Urbanus II yang memotivasi untuk berperang salib. Padaperiode ini terjadi beberapa pertempuran yaitu gerakan yang dipimpin oleh piere I’emitte melawan pasukan Dinasti Bani Saljuk. Pasukan ini mudah dipatahkan oleh pasukan Bani Slajuk. Kedua, periode penaklukan yang dipimpin oleh Godrey of Bouilon. Gerakan ini merupakan gerakan terorganisir rapi. Mereka berhasil menundukkan kota palestina (Yerussalem) pada 7 Juli 1099 dan melakukan pembantaian besar-besaran terhadap umat Islam. Begitu juga mereka menundukkan Antalia Selatan, Tarsus, Antiolia, Allepo, Edessa, Tripoli, Syam, Arce, dan Bait al Maqdis. Ketiga, periode reaksi umat Islam (1144-1192). Periode ini muncullah pasukan yan dikomandani oleh Imanuddin Zangi untuk membendung pasukan salib bahkan pasukan ini dapat merebut Aleppo dan Edessa. Lalu setelah wafatnya Imanuddin Zangi maka anaknya menggantikanyayaitu Nuruddin Zangi, dia berhasil menaklukan Damaskus, Antiolia dan Mesir. Di Mesir muncullah Shalahuddi al Ayyubi yang berhasil membebaskan bait Al Maqdis. Dari keberhasilam umat Oslam tersenut membangkitkan kaum salib untuk mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat. Ekspedisi ini dipimpin oleh rajaraja besar Eropa, seperti Frederick I, Richard I, dan Philip Ii. Disinilaj terjadi pertempuran sengit antara pasukan Richard dan pasukan salahuddin. Pada Akhirnya melakukan gencatan senjata dan membuat perjanjian. 2) Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuatan Islam. Setelah kota Baghdad hancur diserang pasukan mongol dan menruntuhkan perpustakaan yang merupakan gudang ilmu serta membakar buku-buku yang ada di dalamnya. Pada tahun 1400 M, kota ini kembali diserang juga oleh pasukan Timur lenk dan tahun 1508 M, oleh tentara kerajaan safawi. Dan Khilafah Abbasiyah benar-benar hancur, seakan akan 9
dengan keadaan ini telah berakhir kejayaan peradaban Islam. Hal ini dapat dilihat, setelah hancurnya dinasti Abbasiyah tidak muncul kembali kerajaan yang menyamai kebesaran dinasti Abbasiyah bahkan peradaban manusia beralih ke Eropa atau Barat melalui Spanyol. 4 Ibn Jubair menyatakan bahwa di Baghdad pada masa itu terdapat sekitar tigapuluh sekolah. Salah satu sekolah yang selamat dari pemusnahan bangsa Mongol adalah Madrasah Nizhamiyah, Madrasah Nizamiyah mampu bertahan melewati malapetaka ketika Hulagu Khan menyerang Bagdad pada tahun 1258dan dari sanalah sejarah dan karya-karya para ilmuwan kembali dihidupkan. Hanya. Madrasah ini pun tetap bertahan ketika bangsa Tartar menyerang
Bagdad.
Madrasah
ini
merupakan
satu-satunya
lembaga
pendidikan teologi yang diakui oleh Negara. Secara garis besar, kondisi pendidikan Islam pada masa setelah kemunduran Baghdad, antara lain: a) pada masa setelah hancurnya dinasti Abbasiyah berkurangnya perhatian para pemimpin (Khalifah) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan ulama,sehingga perkembangan intelektual agak tersendatsendat para pemimpin terlalu sibuk memikirkan pemerintahan. b) Dengan terbakarnya perpustakaan serta lembaga pendidikan yang ada, menyebabkan banyaknya khazanah intelektual Islam yang hilang dan hangus terbakar. Sehingga dunia Islam dalam suasana gelap dan mencekam,benar-benar memprihatinkan dan pada saat yang bersamaan, bangsa Eropa justru sedang mencapai kejayaan sebagai pengaruh dari berkembangnya
paham Renaissance, dan
sibuk
melakukan
misi
penjajahan ke negara-negara Islam.Oleh karena itu, banyak umat Islam yang frustasi dan akhirnya berusaha menjauhi kehidupan duniawi, termasuk meninggalkan kehidupan intelektual.Mereka lebih memilih
4
Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam –prespektif Historis, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta,2013.) Hlm 98-102
10
menutup diri dan menjalani kehidupan sebagai seorang sufi. Akhirnya perkembangan ilmu pendidikan menjadi berhenti. c) Dalam keadaan itu kehidupan sufi berkembang pesat. Madrasah madrasah yang
ada
berkembang
mengadakan riyadhah di
bawah
menjadi bimbingan
Zawiyat-zawiyat untuk dan
otoritas
seorang
Syaikh yang akhirnya berkembang menjadi lembaga tarekat dan di madrasah-madrasah yang masih tersisa itu, hampir seluruh kurikulum diisi dengan karya-karya sufistik. d) Berkembangnya praktek bid’ah dan khurafat. hal itu ditandai dengan banyaknya
umat
Islam
yang
terlalu
mengagungkan
posisi
seorang Syaikh dalam suatu tarekat. sampai ada yang berdoa minta di kuburan seorang syaikh. e) Pada masa ini perkembangan dalam bidang fikih, yang terjadi adalah berkembangnya taklid buta di kalangan umat. Melalui sikap hidup yang statis itu, tidak ada penemuan-penemuan baru dalam bidang fikih. Apa yang sudah ada dalam kitab-kitab lama dianggap sebagai sesuatu yang baku, mantap, benar, dan harus diikuti serta dilaksanakan sebagaimana adanya.Sehingga memunculkan pendapat bahwa pintu ijtihad sudah tertutup.5 Jadi pada masa setelah hancurnya dinasti Abbasiyah perkembangan ilmu terjadi kemunduran, karena banyaknya taklid dan kurangnya kreatifitas umat islam untu memepelajari dan menegembangkan ilmu. Pendidikan yang masih tersisa lebh menekankan kepada pengajaran sufistik.
5
http://harismubarak.blogspot.co.id/2013/10/pendidikan-islam-pasca-runtuhnya-bagdad.html, Diakses
pada hari Minggu, 3 Januari 2016 pukul 09.30 WIB.
11
D. PENUTUP 1. Kesimpulan Abad X Masehi disebud juga abad pembangunan daulah Islamiyah, ketika dunia Islam, mulai Kordoba di Spanyol sampai Multan di Paskitan, mengalami pembangunan dalam segala bidang, terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.Dunia Islam pada saat itu dalam keadaan maju, jaya makmur, sebaliknya dunia barat masih dalam keadaan tertinggal dan primitif. Gerakan pengembangan ilmu pengetahauan secara besar-besaran dirintis oleh khalifah Ja’far al Manshur, setelah ia mendirikan kota Baghdad (762 M), dan menjadi kan ibukota Negara. Kemudian pengembangan ilmu pengetahuan terus dikembangkan dan mencapai puncak pada khalifah Harun Al Rasyid. Dan menumbuhkan kemajuan dalam bidang keilmuwan yang dapat dibagi menjadi perkembangan ilmu naqli dan aqli. Masa kemunduran dimuali sejak periode kedua. Dikarenakan beberapa faktor yang melatar belakangi runtuhnya Abbasiyah. Seperti lemahnya Kholifah yang memimpin, ekonomi yang menurun dan diserangnya Baghdad oleh Pasukan Mongol, dan lain sebagainya. Dengan hancurnya Baghdad perkembangan ilmu menjadi lambat, banyak buku-buku yang dibakar, perpustakaan di hancurkan, sehingga hanya tersisa sedikit saja peninggalan untuk melanjutkan perkembangan ilmu. Dengan adanya fasilitas untuk mengembangkan ilmu yang tersisa muncullah pengajaran ilmu yang berbasis sufistik, dan lahirlah banyak aliran. 2. Saran Dengan ditulisnya makalah ini, semoga dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada yang membaca. Kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Saran yang membangun kami burtuhkan untuk menulis makalah-makalah yang selanjutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA Aizid,Rizem.Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. (Yogyakarta: DIVA Pres,2015). http://harismubarak.blogspot.co.id/2013/10/pendidikan-islam-pasca-runtuhnya-bagdad.html, Diakses pada hari Minggu, 3 Januari 2016 pukul 09.30 WIB. Nata, Abuddin. Sejarah Sosial Intelektual Islam- dan Institusi pendidiknya,( Jakarta: PT Grafindo Persada ,2012). Syaefudin,Machfud, dkk. Dinamika Peradaban Islam –prespektif Historis. (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta,2013.).