Perjalanan Mimpi Oleh: Yuliana Susanti Copyright © 2014 by (YAS)
Penerbit YAS (
[email protected])
Desain Sampul: (Fitria Afkarina)
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Ucapan Terima kasih:
Alhamdulillah Hirobbil-Alamin, Maha besar Allah yang telah melimpahkan segala barokahNya sehingga saya mampu merampungkan karya ini. Ucapan Terima kasih yang sebesar-besarnya rasanya pantas saya haturkan dalam bentuk syujud syukur kepada Allah SWT, atas semua kemudahan yang saya rasa selama proses penulisan karya kecil ini. Ucapan terima kasih yang selanjutkan sampaikan pada kedua orangtuaku yang menadahkan tangan keharibaan Allah SWT kebahagiaan hidupku sekarang dan kedepannya Terima kasih Abah dan Umi aku sayang kalian.
saya selalu guna nanti.
Selanjutnya, terima kasih banyak pada Fitria Afkarina yang meluangkan waktunya untuk memeras otak untuk mendesain sampul tulisan ini. Dan dia pula yang mengenalkan saya dengan nulisbuku.com, terima kasih banyak kawan. Kamu adalah orang yang paling banyak berperan dalam perampungan tulisan kecil ini hingga proses penerbitannya. Sekali lagi terima kasih banyak kawan. Ucapan terima kasih yang terakhir kepada semua pihak yang telah menorehkan kisah-kisah hidupnya bersamaku sehingga membuatku mampu menorehkan semua perjalanan kalian bersamaku dalam lembar-lembar perjalanan mimpi ini. Terima kasih semuanya.
Salam Sayang untuk Semuanya
2
DAFTAR ISI Ucapan Terimakasih ................................................ 2 Daftar Isi
............................................................ 3
Bagian 1
............................................................. 6
Bagian 2
............................................................... 18
Bagian 3
.......................................................... 25
Bagian 4
........................................................... 32
Bagian 5
.......................................................... 44
Bagian 6
........................................................... 52
Bagian 7
.......................................................... 55
Bagian 8
........................................................... 69
Bagian 9
............................................................ 74
Bagian 10
.......................................................... 82
Bagian 11
.......................................................... 91
Bagian 12
............................................................ 93
Bagian 13
........................................................... 96
Bagian 14
............................................................ 99
Bagian 15
........................................................... 107 3
Perjalanan Mimpi
4
5
Bagian 1
Aku adalah sarjana muda lulusan sekolah tinggi keguruan. Pada tanggal, 28 September 2013 aku resmi jadi sarjana
muda
bersama
ratusan
tarètan-tarètan
seangkatanku di tempat tempat tercintaku menuntut ilmu. Namun, keluhan demi keluhan tentang sulitnya berdiri untuk menjadi pendidik mulai tergiang di telingaku. Saat acara wisuda berlangsung kita jadi bahan lelucon antara satu sama lain di antara kami. Ada yang bilang SPD (Sarjana Penuh Derita), Ada yang bilang SPD (Sarjana Penuh Dosa), dan ada pula yang berlelucon kepanjangan SPD (Sarjana Penuh Dendam). Emmm,,,, dasar tarètan- tarètanku alas ngocol. Tapi, Apapun yang terjadi kami semua tetap bersyukur karena telah lulus S.Pd (Sarjana Pendidikan), Alhamdulillah
............................................
6
Kisah perjalanan aku dalam menggapai impian menjadi
pendidik
alhamdulillah
bagiku
banget
sangat
karena
beruntung
berhasil
dan
mendapat
kesempatan untuk menjadi pendidik sebelum wisuda. Tepatnya, tanggal 27 Februari 2012 aku menjadi ibu baru untuk murid-muridku. Daerah terpencil telah berhasil membuat mataku silau akan keindahan dan kenaturalan alam pedesaannya. Buat hati ini tenang dengan bebanbeban yang menumpuki otakku yang sangat butuh penyegaran kala pertama kali kaki ini melangkah ke sana. Awal masuk kaki terasa sekali letih naik gunung, turun gunung menapaki tanah merah pedesaan. Sepatu hitam hasil dari jerih payahku di tj33 menjadi saksi bisu lelahnya kaki ini melangkah. Peluh harapan untuk suatu kesuksesan menetes tak memudarkan semangatku kala pertama menapaki tempat mengajarku yang buatku penasaran seperti apakah wujud dan bentuknya. “ Astaufirullah Hal-Adzim “, hatiku terharu kala melihat wajah-wajah riang penuh harap dan kepolosan yang menyimpan semangat belajar di tempat yang sangat jauh dan jauh bagiku. Daerah terpencil itu buatku
7
terpesona untuk kembali dan mengabdi demi senyumsenyum wajah-wajah polos mereka. Jika kalian tanya gedung sekolah kami seperti apa ya... “sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya dan tampak berdiri begitu kokoh hanya letaknya saja yang di daerah terpencil dan di tengah pohon-pohon besar beserta sawah“. Itulah lukisan sekolah kami yang bisa saya uraikan. Pertama kali saya muncul di sekolah itu identitas sekolah tak ada, tapi Alhamdulillah setelah ke-2 kalinya identitas sekolah telah tertulis di tengah-tengah sekolah kami “ SubahanAllah” . Pertama kali melangkahkan kaki di sana langsung di suruh mengajar, bingung pasti, ngerogi iya.. tapi Alhamdulillah “ Maha Besar Allah “ semua bisa berjalan lancar. Kelas 3 jadi kelas pertama yang aku beri sepercik ilmu yang aku punya. Siswa-siswi itu tertegun, ada yang tersenyum riang, ada yang sinis dan adapula yang ketakutan, Heheheeeeee........... namanya saja baru kenal.
8
Aku memperkenalkan diriku pada mereka dan setelah itu aku suruh murid-muridku satu persatu memperkenalkan diri dan menyebutkan cita-citanya beserta hobinya. Lucu-lucu sihh ...... dan yang membuat aku terharu kala mereka berkata ingin
menjadi guru
seperti aku : “aku ingin menjadi guru seperti ibu guru“ , ucap beberapa muridku. Dan ternyata hampir dari separuh muridku di kelas 3 mempunyai cita-cita yang sangat terpuji seperti mereka-mereka yang beruntung bisa sekolah di kota dengan fasilitas yang serba Alhamdulillah. Seperti, ada yang ingin jadi dokter dan pilot (semoga bukan hanya mimpi cita-cita mereka). “SubahanaAllah“, dalam hati berkata “PR” untukku agar bisa mengantarkan mereka ke pintu cita-citanya dengan sedikit saluran ilmu dariku. Ada dilema berkecambuk sesampainya di rumah, bagaimana caranya????????!!!!!!!!
....................................................
9
Hari demi hari kulalui bersama-sama mereka, dengan cara mengajar yang membingungkan bagiku. Meski pernah mendapatkan mata kuliah PPL (Program Pengalaman Lapangan) untuk mengajar, namun semuanya terasa berbeda, apalagi dengan segala keterbatasan di tempat mengajar kami. Bingung.... blenggggg banget harus memulai dari mana??!!!!!!!!!!!!!!!! Dalam hati bergumam aku harus bisa, aku harus cerdas dan tanggap. Pasca awal mendidik mereka, kelas III ada yang belum bisa baca dan nulis, Astaufirullah Hal-Azhim. Mereka naik kelas karena belas kasihan saja daripada mereka berhenti jika terus-terusan tidak naik. (aku mengelus dada) Dada ini terasa sesak kala mendengar kisah itu. Apalagi setelah aku dengar untuk bisa sampai ke sekolah saja mereka harus menempuh jalan setapak sejauh 2 km. Hati ini ingin menjerit, merintih dan menangis. Ternyata tangan pemerintah untuk menyukseskan dunia pendidikan belum sepenuhnya menjamah tempat terpencil kami. Anak berumur 7 tahun menempuh jalan setapak sejauh 2 km dengan berjalan kaki, eeeemmm.... Demi sekolah. (kisah murid kelas 7)
10