ARTIKEL ILMIAH
Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014
Oleh: Lirma Susanti Nababan A1B110058
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS 2014
FKIP Universitas Jambi
Page 1
Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Lirma Susanti Nababan (Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK Bahasa Indonesia diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Materi pembelajaran yang diajarkan di jenjang pendidikan menengah yaitu menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Pembelajaran menulis teks berita terdapat dalam silabus kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMP kelas VIII “Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis teks berita kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Kemampuan tersebut berdasarkan unsur-unsur berita dan ragam bahasa jurnalistik. Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 291 siswa. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah Stratifie Random Sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 20%, dengan perbandingan 2:4:2 dari seluruh siswa hingga diperoleh 59 sampel siswa. Analisis data dilakukan dengan cara menilai satu per satu tulisan siswa oleh P1 dan P2 berdasarkan kriteria penilaian masing-masing aspek kemudian menentukan kualifikasi kemampuan siswa berdasarkan kriteria kemampuan menulis teks berita hasil modifikasi dari Nurgiyantoro (1988:363). Hasil penelitian sehubungan dengan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menerapkan unsur-unsur berita tergolong sangat mampu. Indeks penilaiannya adalah 95. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 85-100. Dan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 dalam menerapkan ragam bahasa jurnalistik tergolong mampu dengan indeks penilaiannya adalah 82,8. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 70-84. Dan kesimpulan akhir kualitas kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014 tergolong sangat mampu dengan perolehan indeks penilaiannya adalah 88,9. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 85-100. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 16 Kota Jambi untuk terus meningkatkan pengajaran menulis teks berita terutama pada penerapan unsur-unsur berita maupun ragam bahasa jurnalistik.
FKIP Universitas Jambi
Page 2
I. PENDAHULUAN Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Untuk memiliki kemampuan menulis tersebut, siswa perlu menguasai teori-teori tentang pengetahuan kebahasaan, seperti kosakata, gaya bahasa, ejaan, kalirnat, dan sebagainya. Selain itu, siswa juga dituntut harus rajin berlatih menulis. Dengan menulis siswa dapat menuangkan gagasan-gagasan yang ada dalam pikirannya dan dapat membuat suatu karya yang ilmiah. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama, siswa dituntut untuk melakukan kegiatan menulis karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang produktif. Sebagai kegiatan yang produktif, kegiatan menulis menekankan kepada proses dan hasil. Keterampilan menulis akan diperoleh siswa melalui proses yaitu pelatihan. Semakin banyak latihan maka semakin besar kemungkinan siswa untuk mampu menulis sehingga dapat menghasilkan suatu karya dalam bentuk tulisan. Dengan penguasan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai tulisan (Nurgiyantoro, 2007:309). Salah satu pembelajaran bahasa Indonesia dalam bidang keterampilan menulis yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama adalah menulis teks berita. Menulis teks berita adalah salah satu target kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa yang terdapat dalam silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada siswa SMP kelas VIII sesuai dengan kompetensi dasar, diharapkan siswa “Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas” Kurikulum KTSP (2006:240). Dengan indikator: 1) mampu menyusun data pokok-pokok berita, 2) mampu merangkai data pokok-pokok berita yang singkat dan jelas, 3) mampu menyunting berita yang ditulis sendiri. Hal ini membuat penulisan teks berita perlu dibelajarkan pada siswa. Umumnya, penulisan teks berita harus memperhatikan unsur ASDIKAMBA yaitu apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana. Selain itu, juga memperhatikan ragam bahasa jurnalistik yaitu lugas, singkat, padat, sederhana, lancar, menarik, dan netral. Alasan mengapa mengambil objek menulis teks berita sebagai fokus masalah dalam penelitian di SMP Negeri 16 Kota Jambi karena, menulis teks berita adalah kemampuan yang harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap siswa, pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan materi “menulis berita”. Selain itu, peneliti tertarik karena berita berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, yakni berhubungan dengan pengetahuan tentang peristiwa atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi dalam menulis teks berita. Peneliti memilih SMP Negeri 16 Kota Jambi sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil studi pustaka belum pernah dilakukan penelitian tentang kemampuan menulis teks berita di SMP Negeri 16 Kota Jambi oleh peneliti manapun. Penetapan kelas VIII sebagai objek penelitian karena pembelajaran menulis teks berita terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII dengan kompetensi dasar “ menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas”. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan secara lengkap penulis memberi judul penelitian ini yaitu ”Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014”.
FKIP Universitas Jambi
Page 3
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Menulis di SMP Salah satu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan pada keterampilan menulis. Dengan penguasan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai tulisan (Nurgiyantoro, 2007:309). Pembelajaran menulis pada kelas VIII semester 2 mata pelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa keterampilan yang dituntut pada kompetensi dasar, diantaranya menulis teks berita, menulis rangkuman, menulis slogan/poster, dan menulis puisi. Dalam pembahasan ini peneliti meneliti kemampuan menulis teks berita. 2.2 Hakikat Kemampuan Menulis Konsep kemampuan menulis terdiri dari kemampuan dan menulis. Moeliono (2002:701) menyatakan bahwa “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan”. Sejalan dengan itu, Daryanto (1997:420) mengemukakan bahwa ”kemampuan ialah sebuah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan dapat diartikan dengan sebuah kekayaan”. Selanjutnya Semi (2007:1) berpendapat bahwa “Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan seseorang”. Menulis adalah membuat huruf atau angka, yang melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan (Moeliono, 2002:1219). Sejalan dengan itu Semi (2007:8) berpendapat “mengarang atau menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam lambang-lambang bahasa”. Hal ini juga didukung oleh Budiyono (2005:5) yang menyatakan bahwa “menulis adalah kegiatan penuangan informasi pikiran (gagasan atau pendapat), perasaan (keinginan) atau pengalaman ke dalam bahasa tulis yang dimaksudkan untuk dikomunikasikan kepada pihak lain atau pembaca”. Sementara itu Tarigan (1982:1) menyatakan “menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif”. Menulis merupakan salah satu gaya belajar yang unik, memerlukan strategi belajar yang menekankan pada proses dan hasil. Hal ini menunjukkan bahwa tidak secara serta merta dimiliki, tetapi melalui proses yang memerlukan waktu untuk menghasilkan sebuah karya tulis. Dari beberapa teori diatas, dapat dinyatakan bahwa kemampuan menulis adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan keterampilan dalam berkomunikasi secara tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau gagasan melalui proses yang memerlukan waktu untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang dapat dipahami pembaca. 2.3 Teks Berita Tujuan umum dari pengajaran materi menulis teks berita tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu siswa diharapkan mampu mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster dengan kompetensi dasar menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. 2.3.1 Pengertian Teks Teks dapat diartikan sebagai rangkaian pikiran yang diungkapkan secara tersusun dan berkaitan satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan semantik atau makna yang dibahasakan melalui rangkaian kalimat (Simatupang, 2000:110). Barthes (Sobur 2004:52) mengatakan bahwa “Teks adalah sebuah objek kenikmatan. Kenikmatan dalam pembacaan sebuah teks adalah kesenangan kala menyusuri
FKIP Universitas Jambi
Page 4
halaman demi halaman objek yang dibaca. Kenikmatan yang dimaksudkan Barthes bukanlah pembacaan biasa. Kenikmatan itu adalah kenikmatan atas teks atau naskah. Dalam teori bahasa, apa yang dinamakan teks tak lebih dari himpunan huruf yang berbentuk kata dan kalimat yang dirangkai dengan sistem tanda yang disepakati oleh masyarakat, sehingga sebuah teks ketika dibaca bisa mengungkapkan makna yang dikandungnya. 2.3.2 Pengertian Berita Berita amat akrab dengan kehidupan kita, karena berita dapat memberikan informasi dan pengetahuan. Tidak ada seorang pun yang vakum dari berita dan kita tidak dapat menghindar dari berita. Dengan demikian berita adalah bagian integral dari kehidupan manusia baik yang ditulis di surat kabar, disiarkan radio maupun yang ditayangkan televisi. Menurut Semi (1995:25) “Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan penulisan berita mulai dari awal sampai berita itu dikonsumsi, yaitu sebagai berikut. 1) Penetapan tujuan yang hendak dicapai 2) Menetapkan dan mempelajari serta memahami khalayak yang akan menerima berita 3) Mengorganisasikan gagasan 4) Menetapkan topik dan judul 5) Memutuskan tentang isi 6) Mempertimbangkan proses penerbitan 7) Bekerja dengan batas waktu 8) Mempertimbangkan masalah pembiayaan. 2.3.3 Unsur-Unsur Berita Menurut Widodo (1997:50) agar dalam menulis berita bisa berjalan dengan baik dan lancar, maka harus memperhatikan unsur 5W+1H, dengan tujuan agar berita yang ditulis lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Adapun 5W+1H adalah What, Where, When, Who, Why dan How. Menurut Chaer (2010:18-19) setiap berita harus mengandung keenam unsur dengan fakta-faktanya yaitu ASDIKAMBA ; 1. Unsur Apa (A) Unsur Apa berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku atau pun korban dari kejadian itu. Hal yang dilakukan dapat berupa penyebab kejadian, tetapi dapat pula berupa akibat kejadian. 2. Unsur Siapa (S) Unsur Siapa berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam kejadian itu. Orang yang diberitakan harus bisa diidentifikasi namanya, umurnya, pekerjaannya, dan berbagai keterangan mengenai orang tersebut. Semakin banyak fakta atau keterangan yang terkumpul mengenai orang tersebut semakin lengkaplah berita yang disampaikan. 3. Unsur Dimana (DI) Unsur Di mana berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Di sini nama tempat harus dapat diidentifikasi dengan jelas. Ciri-ciri tempat kejadian merupakan hal yang penting untuk diberitakan. 4. Unsur Kapan (KA) Unsur Kapan berkenaan dengan waktu kejadian. Waktu mungkin ada yang sudah terjadi, tetapi mungkin juga yang sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. 5. Unsur Mengapa (M) Unsur Mengapa berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu tindakan ataupun suatu kejadian yang telah diketahui unsurnya. 6. Unsur Bagaimana (BA)
FKIP Universitas Jambi
Page 5
Unsur Bagaimana berkenaan dengan proses kejadian yang diberitakan. 2.4 Ragam Bahasa Jurnalistik Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita harus memenuhi ketentuan bahasa jurnalistik. Bahasa Jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang memiliki kekhasan tertentu (Ermanto, 2005:25). Adapun sifat-sifat khas tersebut adalah lugas, singkat, padat,sederhana, lancar, menarik dan netral. 1. Lugas Bahasa jurnalistik harus mempunyai sifat lugas, artinya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi langsung menuju sasaran yang hendak diberitakan. Sifat lugas atau langsung menuju sasaran (fakta) sangat penting sebagai bahasa jurnalistik. Kalau tidak demikian, informasi/berita yang dibaca oleh banyak orang akan menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda dan menimbulkan permsalahan yang cukup rumit. 2. Singkat Bahasa jurnalistik diusahakan sesingkat mungkin. Hal ini dimaksudkan agar pesan/informasi dapat ditangkap dengan mudah oleh pembaca. Singkat bukan berarti mengaburkan pesan, akan tetapi dimaksudkan agar mudah diterima pembaca. Bahasa yang terlalu panjang biasanya akan membuat pesan-pesan itu berbelit-belit dan bertele-tele bagi pembacanya. 3. Padat Bahasa jurnalistik harus bersifat padat sehingga peristiwa yang disajikan dalam materi jurnalistik dapat ditangkap sesarat mungkin. Hal ini juga dimaksudkan agar dengan kondisi keterbatasan ruangan halaman dapat disajikan informasi selengkap mungkin. Padat tidak hanya berati singkat. Padat berarti seluruh fakta kunci dapat disajikan dengan tulisan tersebut. Penyajian yang padat adalah penyajian yang sarat informasi. 4. Sederhana Penyampaian informasi (berita) harus disampaikan dengan bahasa yang sederhana. Untuk itu, kosa kata yang dipergunakan oleh kalangan tertentu harus ditukar dengan kosakata yang dimengerti oleh masyarakat umum. 5. Lancar Bahasa jurnalistik yang digunakan dalam pers adalah bahasa yang lancar. Berita itu lancar dibaca, urutan peristiwanya lancar ditangkap, sehingga informasinya lancar dimengerti. 6. Menarik Bahasa jurnalistik harus diolah semenarik mungkin untuk meningkatkan minat pembaca dalam memperoleh informasi.tulisan yang menarik adalah yang tidak kaku penyajiannya. Tulisan harus menarik minat baca para pembaca. Tulisan itu tidaklah membosankan pembaca karena kekakuan bahasanya. Menciptakan tulisan yang menarik bisa menggunakan variasi kalimat, variasi kosakata, dan pemilihan kosakata yang tepat untuk fakta-fakta yang disajikan. Dengan demikian fakta muncul lebih hidup hingga menarik untuk dibaca. 7. Netral Sifat khas yang dimiliki bahasa jurnalistik adalah netral. Bahasa jurnalistik tidak memiliki perbedaan penyebutan atau tingkatan jabatan/kedudukan orang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang cocok untuk semua orang. Bahasa jurnalistik yang memiliki sifat netral tidak menggunakan sebutan Bapak atau Beliau dalam laporan kejadian atau berita yang dibuat. Hal ini diganti saja dengan sebutan jabatan diikuti namanya. Untuk variasi bahasa, sering digunakan jabatan saja atau nama saja atau nama pendek saja atau bisa digunakan gelar khasnya.
FKIP Universitas Jambi
Page 6
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2009:14) menyatakan “kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilandaskan dalam filsafat positivisme digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan kuantitatif menurut Margono (2003:105) adalah “suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek yang berusaha menggambarkan apa yang terjadi terhadap objek tersebut berdasarkan pengukuran terhadap gejala yang ditimbulkannya. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi yang berjumlah 291 siswa. Penyebaran populasi pada setiap kelas terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Penyebaran Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 No
Kelas
Jumlah Siswa
. 1
Kelas VIII A
36
2
Kelas VIII B
38
3
Kelas VIII C
36
4
Kelas VIII D
37
5
Kelas VIII E
35
6
Kelas VIII F
36
7
Kelas VIII G
36
8
Kelas VIII H
37
.
FKIP Universitas Jambi
Jumlah
291
Page 7
3.2.2 Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik strata dan random (acak) yang disebut dengan istilah Stratifie random sampling. Penetapan sampel didasarkan pada pendapat Arikunto (2006:177) Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik ambil keseluruhan dari subjek, tersebut, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlahnya banyak dapat diambil 1015% atau 20-25% atau lebih, tergantung pada kemampuan penelitian, sempit luasnya pengamatan dan besarnya resiko peneliti. Dapat diambil dengan menggunakan rumus berikut ini. n1 = n x NI keterangan : n1 : besarnya sampel n : persentase konstan (20%) NI : besarnya populasi Populasi yang berjumlah 291 diambil sampel sebanyak 20% yaitu 59 orang yang dijadikan sampel penelitian. 3.3 Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah teks berita yang ditulis siswa. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa. Data dalam penelitian ini berupa data tertulis yaitu skor nilai kemampuan siswa dalam menulis teks berita dengan menerapkan unsur-unsur berita dan ragam bahasa jurnalistik berdasarkan aspek penilaian yang diperoleh dari sumber data siswa kelas VII SMPN 16 Kota Jambi tahun pelajaran 2013/2014. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes. Menurut Arikunto (2006:150) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur suatu keterampilan, pengetahuan, intelejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok”. Berdasarkan pengertian di atas, maka bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis teks berita dengan menerapkan unsur-unsur berita dan unsur kebahasaan. Adapun langkah-langkah yang digunakan ialah: a. Mengecek atau memeriksa subjek penelitian yang hadir. b. Membagi lembar tugas sebagai alat pengumpul data dan lembar tugas untuk mengerjakannya c. Memberikan penjelasan tentang petunjuk mengerjakannya. d. Masing-masing siswa membuat teks berita dalam waktu 90 menit e. Mengumpulkan tes tulisan teks berita yang telah disusun oleh subjek penelitian. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja yaitu tes kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Tes unjuk kerja dalam instrumen penelitian ini berbentuk soal yaitu soal esai yang nantinya dapat mengukur kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi dalam menulis laporan teks berita. 3.6 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif .Analisis data yang dilakukan adalah dengan menghitung rata-rata nilai dari penilaian kemampuan menulis teks berita dalam penilaiannya memperhatikan unsur-unsur berita dan ragam bahasa jurnalistik.
FKIP Universitas Jambi
Page 8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Secara umum kemampuan siswa SMP Negeri 16 Kota Jambi dalam hal menulis teks berita berkategori sangat mampu dengan indeks penilaian adalah 88,9. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 85-100. 4.1.1 Kemampuan Menerapkan Unsur-Unsur Berita Kemampuan menerapkan unsur-unsur berita adalah kesanggupan menulis berita dengan menerapkan keenam unsur berita yaitu apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana. Berdasarkan temuan penelitian di lapangan menunjukkan siswa berkategori sangat mampu menerapkan keenam unsur-unsur berita dengan indeks penilaian 95 berada pada interval 85-100. 4.1.2 Kemampuan Menerapkan Ragam Bahasa Jurnalistik Temuan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan siswa berkategori mampu dalam menerapkan ragam bahasa jurnalistik dengan indeks penilaian 82,8 berada pada interval 70-84. 4.2 Pembahasan Berpedoman pada hasil penelitian maka diketahuilah bagaimana kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penilaian teks berita yang ditulis oleh siswa berfokus pada unsur-unsur berita dan ragam bahasa jurnalistik. Pada penilaian unsur-unsur berita, hal yang diperhatikan adalah penerapan unsur apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana (ASDIKAMBA). Sedangkan penilaian ragam bahasa jurnalistik berfokus pada penerapan sifat-sifat ragam bahasa jurnalistik yaitu lugas, singkat, padat, sederhana, lancar, menarik dan netral. Temuan penelitian di lapangan sehubungan dengan kemampuan siswa menerapkan unsur-unsur berita menggambarkan bahwa kemampuan siswa berkategori sangat mampu dengan indeks penilaian 84 berada pada interval 85-100. Berdasarkan lampiran 1 diketahui 52 siswa berpredikat sangat mampu dengan interval 85-100. Predikat mampu sebanyak 5 siswa dengan interval 75-84. Predikat cukup mampu sebanyak 2 siswa dengan interval 60-74. Namun jika ditinjau dari taraf kualitas kemampuan siswanya terdapat 88% siswa yang memiliki kemampuan sangat mampua, 9% siswa memilki kemampuan mampu, 3% memiliki kemampuan cukup mampu, 0% siswa memilki kemampuan kurang mampu serta tidak mampu. Kemudian penelitian sehubungan dengan menerapkan ragam bahasa jurnalistik kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi dikategorikan mampu dengan indeks penilaian 82,8 berada pada interval 70-84. Berdasarkan lampiran 2 diketahui 32 siswa berpredikat sangat mampu dengan interval 85-100. Predikat mampu sebanyak 15 siswa dengan interval 75-84. Predikat cukup mampu sebanyak 11 siswa dan 1 orang siswa berpredikat kurang mampu. Namun jika ditinjau dari dari taraf kualitas kemampuan siswa menerapkan ragam bahasa jurnalistik terdapat 54% siswa berkategori sangat mampu, 25% siswa berkategori mampu, 19% siswa berkategori cukup mampu, 2% siswa berkategori kurang mampu, dan tidak ada siswa yang berkategori tidak mampu. V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi dikategorikan sangat mampu dengan indeks penilaian 88,9 berada pada interval 85100.
FKIP Universitas Jambi
Page 9
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi diharapkan dapat meningkatkan dan atau mempertahankan sikap positifnya terhadap mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan kesalahan berupa kurangnya penerapan unsur-unsur berita terutama pada unsur bagaimana dan ketidakpastian penerapan ragam bahasa jurnalistik dengan baik terutama pada unsur lugas, menarik dan netral. Kedua aspek ini merupakan hal terpenting dalam menulis teks berita karena yang ditulis menjadi sarana informasi yang penting. 2. Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis laporan pengamatan tergolong kategori sangat mampu, disarankan agar guru bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi prestasi siswa dalam menerapkan unsur-unsur berita maupun ragam bahasa jurnalistik. 3. Bagi peneliti lain yang akan meneliti teks berita dapat memanfaatkan skripsi ini sebagai bahan rujukan, dan dapat meneliti tentang unsur berita maupun ragam bahasa jurnalistik.
FKIP Universitas Jambi
Page 10
DAFTAR RUJUKAN Ali, M. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ________ . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Budiyono, H. 2005. Menulis Secara Sistematis dan Terarah. Jambi: Tidak Diterbitkan. Chaer, A. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta Djiwandono, M. S. 2008. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Jakarta: Indeks ___________ . 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ermanto. 2005. Menjadi Wartawan Handal & Profesional. Yogyakarta. Cinta Pena. Keraf, G. 1984. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.2002. Margono, S. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Yrama Widya. Moeliono. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Angkasa Nurgiyantoro, B. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE _________ . 2007. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Oktaviani, 2010. Kemampuan Menulis Paragraf Ekspositif Kelas X SMA Negeri 10 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi UNJA. PBS FKIP UNJA (Tim Penyusun). 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. FKIP Universitas Jambi. Semi, A. 2007. Menulis Efektif. Padang. Angkasa. ______ A. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung: Mugantara. Simatupang, M. D. S. 2000. Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Sobur, A. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: Alfabeta _______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. _______ . 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, H, G. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Tarigan. J. 1982. Kemampuan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa Widodo. 1997. Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah. Surabaya: Penerbit Indah.
FKIP Universitas Jambi
Page 11