PSAK No. 8
14 Oktober 2003 (Revisi 2003)
PERNYATAAN STANDARAR AKUNTANSI KEUANCAN
PERISTIWIA S ETELAH TANGGAL NERACA
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
http://natawidnyana.wordpress.com
Pe ris twa S etela h T ang gal Nerac a
PSAK NO.
8 Revisi 2003
PS AK No, 8 (Revis i 2003)
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERISTIWA SETELAN TANGGAL NERACA
Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memper b a ny a k sua t u ci pt aa n a ta u me m b er i i zi n unt uk it u, dipi da na den g a n pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jalan Sisingamangaraja No. 59 JakartaSelatan 12120 Telp: (021) 722-2989,739-3568 Fax : (021) 724-5078 email:
[email protected] website: http://www.iaiglobal.or.id
Cetakan Pertama Desember 2003
http://natawidnyana.wordpress.com
P er i s l w a S et e l a h T an g g a l N e ra c a
P SA K N o . 8 ( R e v i s i 2 0 0 3 )
PSAK No. 8 (Revisi 2003) tentang PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 14 Oktober 2003. PSAK 8 (Revisi 2003) ini menggantikan PSAK 8 tentang KON T INJE NS I DA N P ER IS TIW A S E TE L AH TANGGAL NERACA yang telah dikeluarkan oleh DSAK sejak 7 September 1994. Pemyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items). Jakarta, 14 Oktober 2003 Dewan Standar Akuntansi Keuangan M. Jusuf Wibisana Agung Nugroho Soedibyo Gunadi Anis Baridwan Ali Darwin Ramzi A. Zuhdi Dudi M. Kumiawan Jan Hoesada Siddharta Utama Gudono Hekinus Manao Agus Edy Siregar Maliki H. Santosa Grahita Chandrarin
http://natawidnyana.wordpress.com
Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
P er i s t i w a Se t e l a h T an g g a l N er a c a
P S A K N o . 8 (R e v i s i 2 00 3 )
DAFTARISI
Paragraf P E ND AHUL UA N Tujuan Ruang Lingkup Definisi
01 - 05 01 02 03 - 05
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
06 - 14
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca yang Memerlukan Penyesuaian
06 - 07
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca yangTidak Memerlukan Penyesuaian
08 - 0 9
Dividen
10-11
Kelangsungan Usaha
12 - 14
P E NG UNG KA P AN
15- 19
Tanggal Pengesuhan untuk Penyelesaian Pemutakhiran Pengungkapan tentang Kondisipads Tanggal Neraca
15 16 - 17
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca yangTidak Memerlukan Penyesuaian
18 - 1 9
TANGGAL EFEKTIF
20 - 21
http://natawidnyana.wordpress.com
P e r i sb w a S e t ela h T a n g ga l N e r a c a
P S A K No . 8 ( R e v is i 2 0 0 3 )
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.8 (REVISI 2003): PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf Standar, yang harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf penjelasan yang dicetak dalam huruf tegak (biasa). Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsurunsur yang tidak material (immaterial items). PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan dari Pemyataan ini adalah untuk menentukan: (a) kondisi suatu perusahaan harus menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah tanggal neraca; dan (b) pengungkapan yang harus dibuat oleh suatu perusahaan tentang tanggal penyelesaian laporan keuangan dan tentang peristiwa setelah tanggal neraca. Pemyataan ini juga menentukan bahwa suatu perusahaan tidak boleh menyusun laporan keuangannya atas dasar kelang-sungan usaha bila peristiwa setelah tanggal neraca meng-indikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat. Ruang Lingkup 2. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi untuk peristiwa setelah tanggal neraca. Definisi
8.1
http://natawidnyana.wordpress.com
P er i s U w a S e t e l a h T a n g g al N e r a c a
P SA K N o . 8 ( R e v is i 2 0 0 3)
Peristiwa setelah tanggal neraca adalah peristiwa, baik yang menguntungkan (favourable) atau tidak meng-untungkan (u nf a vour a b le ), yang terjadi di antara ta ngg a l nera ca d a n ta ng ga l p eny el esa i a n l a p or a n keuangan. Dua jenis peristiwa dapat diidentifckasikan: (a) peristiwa yang memberikan bukti atas adanya suatu kondisi pada tanggal neraca (peristiwa setelah tan g g al nera ca ya ng me ng ak i ba tka n la p o ran keuangan harus disesuaikan); dan (b) peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah tanggal neraca (peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak mengakibatkan laporan keuangan disesuaikan). Ta ng ga l peny ele sa i an l a po ra n k euan g a n adalah tanggal ketika laporan keuangan sudah final yang berarti tidak ada lagi koreksi atau penyesuaian setelah tanggal itu. Untuk laporan keuangan auditan tanggal ini adalah tanggal laporan auditor; sementara untuk laporan keuangan yang tidak diaudit adalah tanggal ketika laporan keuangan selesai disusun oleh direksi. 4. Proses yang terjadi dalam penyelesaian laporan keuangan berbedabeda tergantung pada bentuk hukum badan usaha, laporan keuangan diaudit atau tidak diaudit. 5. Untu k l a p ora n keu a nga n ya ng d i au d i t ta n gga l penyelesaian laporan keuangan idealnya adalah tanggal laporan auditor ekstemal. Tanggal tersebut adalah tanggal berakhimya peristiwa setelah tanggal neraca yang menj adi tanggung j awab manaj emen atau direksi untuk dilaporkan. Sedangkan untuk laporan keuangan yang tidak diaudit tanggal tersebut adalah tanggal ketika laporan keuangan selesai disusun oleh direksi, meskipun mungkin laporan keuangan belum dicetak dalam format yang lebih baik atau belum diserahkan kepada pihak lain. Bagi pemakai laporan keuangan penting untuk mengetahui saat laporan keuangan diselesaikan, karena laporan keuangan tidak mencerminkan peristiwa setelah tanggal tersebut.
8.2
http://natawidnyana.wordpress.com
P er i s t i w a Se t e l a h T an g g a l Ne r a c a
P S A K N o . 8 (R e v i s i 2003)
Contoh: 1 Manajemen menyelesaikan laporan keuangan sebelum diaudit tanggal 17 Januari 200X. Laporan tersebut diserahkan kepada auditor eksternal tanggal 20 Januari 200X. Proses audit dilakukan dari 20 Januari sampai dengan 20 Maret 200X. Dalam periode audit tersebut manajemen dan audior membuat beberapa jurnal penyesuaian audit yang tercermin dalam laporan keuangan final. Laporan auditor bertanggal 20 Maret 200X , dan tanggal ini juga dipakai manajemen sebagai tanggal penyelesaian laporan keuangan. Laporan keuangan dibahas dalam RUPS pada tanggal 15 April 2 00 X da n R UP S membeba s kan man a jemen d a ri tanggung jawab kepengurusan untuk periode laporan keuangan pada tanggal tersebut. Pada tanggal 20 Mei 200X perusahaan menerbitkan laporan tahunan yang d i d a la mn ya terda p at l a p ora n keu an ga n a u di ta n tersebut. Dalam contoh di atas tanggal penyelesaian laporan keuangan adalah tanggal 20 Maret 200X. Seluruh peristiwa sejak tanggal neraca sampai tanggal ini yang berpengaruh terhadap laporan keuangan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Contoh: 2 Pada tanggal 28 Februari 20X2, direksi perusahaan menyelesaikan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X 1. Pada tanggal 5 Maret 2 0 X 2 d i reks i bers ama d en ga n de w a n komis a ri s membahas laporan keuangan tersebut dalam rapat pengurus. Di dalam rapat tersebut diputuskan untuk merevisi laporankeuangan. Revisi dilakukanoleh direksi dan selesai tanggal 12 Maret 20X2. Pada tanggal 18 Maret 20X2 rapat pengurus yang dihadiri oleh direksi clan dewan komisaris menyetujui laporan keuangan
8.3
http://natawidnyana.wordpress.com
Per i s t i w a S e t e l a h T a n g ga l N e r a ca
P S AK N o . 8 ( R e v i si 2 0 0 3 )
tersebut. Pada tanggal 20 Maret 20X2 perusahaan menyerahkan laporan keuangan tersebut kepada sebuah bank untuk melengkapi syarat pengajuan kredit. Laporan keuangan d ib a h as d al a m R UPS p ad a tan gga l 1 5 Ap ri l 20 X 2 dan RUPS membebaskan manajemen dari tanggung jawab kepengurusan untuk periode laporan keuangan pada tanggal tersebut. Dalam contoh di atas tanggal penyelesaian laporan keuangan adalah tanggal 12 Maret 20X2. Ketika d i rek si merev i si l ap o ra n ke ua nga n h a rus mempertimbangkan seluruh peristiwa yang terjadi dari tanggal neraca sampai dengan tanggal 12 Maret 20X2, yakni tanggal berakhirnya periode peristiwa setelah tanggal neraca.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Peristiwa Setelah Tanggal Neraca yang Memerlukan 24 Penyesuaian 6. Perusahaan menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan ke uang an untuk m en c e rminkan peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian. 7. Berikut ini adalah contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya, atau untuk mengakui peristiwa yang sebelumnya tidak diakui: (a) keputusan pengadilan setelah tanggal neraca, yang menyatakan perusahaan memiliki kewajiban kini pada tanggal neraca. Keputusan tersebut mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan jumlah kewajiban diestimasi yang
8.4
http://natawidnyana.wordpress.com
Per i s t i w a S e t e l a h T a n g ga l N e r a ca
P S AK N o . 8 ( R e v i s i 2 0 0 3 )
telah diakui, atau mengakui kewajiban diestimasi dan bukan hanya mengungkapkan kewaj iban kontinj ensi; (b) informasi setelah tanggal neraca mengindikasikan adanya penurunan nilai suatu aktiva pada tanggal neraca, atau perlunya penyesuaian jumlah yang sebelumnya telah diakui sebagai kerugian penurunan nilai aktiva. Sebagai contoh: (i) kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah tanggal neraca biasanya memastikan bahwa pada tanggal neraca telah terj ad i kerugian atas suatu piutang dagang dan perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatat (ca rry in g a mo unt) piutang dagang tersebut; dan (ii) penjualan persediaan setelah tanggal neraca memberikan bukti tentang nilai bersih yang dapat direalisasi pada tanggal neraca; (c) penentuan nilai aktiva setelah tanggal neraca atas biaya perolehan aktiva yang dibeli, atau atas hasil penjualan aktiva yang dijual sebelum tanggal neraca; (d) penentuan jumlah pembagian laba atau pembayaran bonus setelah tanggal neraca, jika perusahaan memiliki kewaj iban hukum atau kewaj iban konstruktif pada tanggal neraca untuk melakukan pembayaran akibat dan peristiwa setelah tanggal neraca; dan (e) penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak benar.
Peristiwa
Setelah
Tanggal
Neraca
yang
Tidak
Memerlukan
Penyesuaian
8. Perusahaan tidak boleh menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan ke uang an untuk mencerminkan peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian. 9. Contoh dari peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian adalah penurunan nilai pasar s u a tu 8.5
http://natawidnyana.wordpress.com
Per i s t i w a S e t e l a h T a n g ga l N e r a ca
P SA K N o . 8 ( R e v i s i 2 0 0 3 )
da tanggal neraca, namun mencerminkan keadaan yang timbul pada periode berikutnya. Oleh karena itu, perusahaan tidak menyesuaikan nilai investasi yang telah diakui dalam laporan keuangannya. Perusahaan juga tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumlah investasi pada tanggal neraca, meskipun perusahaan mungkin harus memberikan pengungkapan tambahan sesuai paragraf 18. Dividen 10. Jika setelah tanggal neraca, perusahaan mendeklarasikan dividen kepada pemegang saham, maka perusahaan tidak boleh mengakui dividen itu s e bag ai ke wajiban pada tang gal ne rac a te tapi mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan. 11. Jika dividen dideklarasikan setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan keuangan diselesaikan, dividen itu tidak diakui sebagai kewajiban dalam periode yang dicakup oleh laporan keuangan yang bersangkutan, karena dividen tersebut tid a k memen uh i kri teri a "k ew aji ban kin i " s eba ga i ma n a dimaksud PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi,dan Aktiva Kontinjensi. Namun dividen tersebut hares diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. KELANGSUNGAN USAHA 12.Perusahaan tidak boleh membuat laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika setelah tanggal neraca diperoleh bukti kuat bahwa perusahaan akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melikuidasi perusahaan. 13. Memburuknya hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan setelah tanggal neraca dapat mengindikasikan
8.6
http://natawidnyana.wordpress.com
Per i s t i w a S e t e l a h T a n g ga l N e r a ca
P SA K N o . 8 ( R e v i si 2 0 0 3 )
pe rl un ya u ntu k memp erti mba n gka n a pa ka h as u ms i kelangsungan usaha masih sesuai. Jika sudah tidak sesuai, da mpa kn ya sa n gat bes a r seh i ngga Pe rn ya ta an i n i mengharuskan suatu perubahan fundamental dalam penggunaan dasar akuntansi, bukan hanya penyesuaian atas jumlah yang diakui dengan menggunakan dasar akuntansi semula. 1 4.P S AK 1: P en ya ji a n L a p ora n Keu an gan , men syaratkan pengungkapan tertentu, j ika: (a) laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kelangsungan usaha; atau (b) manajemen mengetahui adanya ketidakpastian material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan signifikan mengenai kemampuan penusahaan untuk mempertahankan kelangsung-an usaha. Peristiwa atau kondisi yang harus diungkapkan tersebut mungkin timbul setelah tanggal neraca.
PENGUNGKAPAN Tanggal Pengesahan untuk Penyelesaian 15. Pe rus ahaan me ng ung kapkan tang g al pe nye les aian laporan keu angan dan pihak yang bertanggung jawab menyelesaikan laporan keuangan. Pemutakhiran Pengungkapan tentang Kondisi pada Tanggal Neraca 16. Jika perusahaan menerima informasi setelah tanggal neraca tentang kondisi yang ada pada tanggal ne raca , maka pe rusa haan harus m em utakhirkan pe ng ung kapan kondis i te rs eb ut, s e s uai de ng an informasi terkini. 17. Dalam beberapa kasus, perusahaan perlu memutakhirkan
8.7
http://natawidnyana.wordpress.com
Per i s t i w a S e t e l a h T a n g g al N e r a ca
P SA K N o . 8 ( R e v i si 2 0 0 3 )
neraca, walaupun informasi tersebut tidak mempengaruhi jum l ah ya ng tel a h d i a ku i pe ru s ah a a n d a la m la p ora n keuangannya. Salah satu contoh perlunya pemutakhiran pengungkapan adalah ketika bukti tentang kewajiban kontinjensi yang ada pada tanggal neraca tersedia setelah tanggal neraca. Disamping mempertimbangkan apakah perusahaan hares mengakui kewajiban diestimasi saat ini, sesuai PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontin-jensi dan Aktiva Kontinjensi, perusahaan jugs hares memu-takhirkan pengungkapannya tentang kewaj iban kontinj ensi sesuai dengan bukti tersebut. Pe ristiw a S e tela h T a ng ga l N e ra c a ya n g T ida k Memerlukan Penyesuaian 18. Apabila peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian adalah penting, dalam arti jika tidak diung kapkan akan me m pe ng aruhi pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan, maka perusahaan harus mengungkapkan informasi berikut untuk setiap peristiwa tersebut: (a) Jenis peristiwa tersebut; dan (b) estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi semacam itu tidak dapat dibuat. 19. Berikut ini adalah contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang dimaksud dalam paragraf 18: (a) penggabungan usaha yang signifikan setelah tanggal n era c a (P S AK 2 2: Aku n tan s i P engga bu n gan Us a h a, mensyaratkan pengungkapan khusus pada kasus-kasus tertentu) atau pelepasan anak perusahaan utama; (b) pengumuman untuk menghentikan suatu operasi, pelepasan aktiva, atau penyelesaian kewajiban terkait penghentian operasi atau melakukan pengikatan penj ualan aktiva atau penyelesaiankewaj iban tersebut(lihat PSAK58: Operasi dalamPenghentian); (c) pembelian dan pelepasan aktiva dalam jumlah yang signifikan, atau
8.8
http://natawidnyana.wordpress.com
Per i s t i w a S e t e l a h T a n g ga l N e r a ca
P S AK N o . 8 ( R e v i si 2 0 0 3 )
(d) kerusakan fasilitas produksi utama akibat kebakaran setelah tanggal neraca; (e) pengumuman, atau dimulainya pelaksanaan suatu restrukturisasi material (lihat PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi); (f) tra n s aks i s a h am bi a s a d al a m ju mla h s i gn ifi ka n d an transaksi efek berpotensi saham biasa setelah tanggal n era c a (P S AK 5 6: La ba P er S ah a m, men d oron g perusahaan untuk mengungkapkan penj elasan transaksi tersebut, disamping penerbitan dan pemecahan saham); (g) perubahan abnormal atas harga aktiva atau nilai tukar mata uang asing setelah tanggal neraca; (h) perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau diumumkan setelah tanggal neraca dan memiliki pengaruh yang signifikan pada aktiva dan kew a jib a n pa ja k ki n i d a n ta n ggu h an (li h a t PS AK 46:Akuntansi Pajak Penghasilan); (i) menjadi pihak yang memberikan komitmen atau memiliki kewajiban kontinjensi yang signifikan, sebagai contoh, memberikan jaminan signif kan; dan (j) dimulainya proses tuntutan hukum yang signifikan yang sematamata timbul karena peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca. TANGGAL EFEKTIF 2 0 . P er nyataan ini efektif untuk laporan keuangan tahunan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2003.Penerapan lebih dini dianjurkan. 2 1. P ad a ta h un 20 0 0 , P S AK 57 : Kew a ji ba n Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi, menggantikan bagian dari PSAK 8: Kontinjensi dan Peristiwa Se tel ah T an ggal N era c a, ya ng berh ub u n ga n d en ga n kontinjensi. Pernyataan ini menggantikan 8.9
http://natawidnyana.wordpress.com