Bio Psikologi Modul ke:
Fakultas
Psikologi Program Studi
Psikologi
PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Firman Alamsyah, MA
PERISTIWA KIMIAWI PADA SINAPSIS • Sherrington memang telah menyimpulkan beberapa karakteristik sinapsis dengan tepat, tetapi ia membuat satu kesalahan fatal. Dia mengetahui bahwa kecepatan transmisi sinyal pada sinaps lebih lambat daripada transmisi sinyal di sepanjang akson, dia menganggap transmisi tersebut berjalan dengan impuls listrik karena impuls melalui proses kimiawi terlalu lambat. Sekarang, kita telah mengetahui bahwa sebagian proses pada sinapsis justru memanfaatkan proses Celah sinapsis kimiawi. Sherrington dan peneliti lain di eranya tidak pernah menduga bahwa proses kimiawi adalah proses yang dapat diandalkan.
• Otto Loewi melihat adanya kemungkinan bahwa impuls memang berupa proses kimiawi, tetapi ia tidak dapat menemukan cara untuk benar‐benar membuktikannya sampai dia menemukan ide pada tahun 1920. Pada penelitiannya,Loewi menstimulasi saraf vagus pada jantung kodok secara berulang‐ulang, sehingga detak jantungnya melambat. Selanjutnya, ia mengalirkan cairan dari jantung kodok tersebut ke jantung kodok kedua (yang tidak distimulasi). Ternyata, jantung kodok kedua menunjukkan penurunan detak jantung.
Pengaliran cairan
Urutan peristiwa kimiawi pada sinapsis Memahami peristiwa‐peristiwa kimiawi pada sinaps merupakan hal yang sangat mendasar bagi psikologi biologis. Berikut peristiwa‐peristiwa utama yang terjadi: 1. Neuron menyintesis zat kimia yang akan berfungsi sebagai neurotransmitter. 2. Neuron mentransportasi neurotransmitter peptida ke arah ujung‐ujung akson 3. Potensial aksi berkonduksi di sepanjang akson 4. Molekul neurotransmitter yang telah dilepaskan, berdifusi lalu melekat dengan reseptor sehingga mengubah aktivitas neuron postsinaptik. 5. Selanjutnya, neurotransmitter melepaskan diri dari resptor. 6. Molekul neurotransmitter dapat dibawa kembali ke neuron prasinaptik untuk didaur ulang atau dapat berdifusi dan hilang 7. Meskipun belum ada penelitian yang benar‐benar memberi jawaban, tetapi neuron postsinaptik mungkin melepaskan pesan‐pesan umpan balik negatif yang akan memperlambat pelepasan neurotransmitter baru oleh neuron prasinaptik.
Peristiwa penting dalam transmisi pada sinaps
Tipe-tipe Neurotransmitter Pada sebuah sinaps terdapat neurotransmitter yang dilepaskan oleh neuron pertama dan akan mempengaruhi neuron selanjutnya. Para peneliti telah mengidentifikasi zat kimia yang dianggap sebagai neurotransmitter; saat ini ada lebih dari 100 zat kimia (Borodinsky et al., 2004). Nama-nama neurotransmitter Asam amino
Glutamat, GABA, glisin, aspartat, dan mungkin asam amino lain
Asam
amino
yang Asetilkolin
termodifikasi Monoamina
(hasil Indoleamina: serotonin
modifikasi asam amino)
Katekolamina: dopamin, norefinefrin, epinefrin
Peptida
(rantai
asam Endorfin, substansi P, neuropeptida Y dan lain-lainnya
amino) Purin
ATP, adenosin, dan mungkin purin lain
Gas-gas
Nitrit oksida (NO) dan mungkin gas-gas lain
•Asam amino: asam yang mengandung gugus amina (NH2) •Peptida: rantai asam amino (rantai asam amino yang panjang disebut dengan polipeptida, apabila banyak polipeptida bergabung disebut dengan protein. Tidak ada pembeda yang jelas antara peptida, polipeptida dan protein). •Asetikolin: (sebuah kelompok yang hanya memiliki satu anggota) sebuah zat kimia yang mirip dengan asam amino, perbedaannya terletak pada penggantian gugus NH2 dengan gugus N(CH3) •Monoamina: neurotransmitter yang memiliki satu gugus amina (NH2), terbentuk dari hasil metabolisme asam amino tertentu. •Purin: sebuah kelompok zat kimia yang terdiri dari adenosin dan beberapa turunannya •Gas-gas: nitrit oksida dan gas-gas lain yang mungkin.
Sintesis Neurotransmitter • Seperti sel‐sel tubuh lainnnya, makanan merupakan bahan dasar sintesis bahan kimia yang dibutuhkan oleh neuron. Hubungan antara senyawa kimia antara dopamine, epinefrin dan norepinefrin adalah berkerabat dekat dan digolongkan dalam satu kategori yaitu katekolamin (Cathecolamine) karena ketiga senyawa tersebuut memiliki gugus katekol dan amin
Transpor Neurotransmitter • Terdapat banyak neurotransmitter yang disintesis di terminal prasinaptik dengan dengan titik pelepasannya, contohnya asetilkolin. Namun, neurotransmitter yang molekulnya besar disintesis di dalam badan sel, lalu dibawa di dalam akson menuju terminal prasinaptik,contohnya: neurotransmitter golongan peptida. • Laju pengangkutan bervariasi mulai dari 1 mm pada akson yang tipis, hingga 100 mm per hari pada akson yang lebih tebal. Walaupun dengan laju tertinggi, transportasi neurotransmitter dari badan sel ke terminal prasinaptik tetap memakan waktu berjam‐jam atau bahkan berhari‐hari di dalam akson yang panjang.
Daftar Beberapa Kelenjar Organ Hipotalamus
Fungsi
Hormon Beragam jenis hormon pelepas
Mendorong atau menghambat beragam hormon melalui kelenjar pituitari
Pituitari anterior
Hormon perangsang tiroid
Merangsang kelenjar tiroid
(Thyroid Stimulating Hormone/
Meningkatkan produksi estrogen
TSH)
dan pematangan ovum (pada
Hormon perangsang folikel
wanita) serta produksi sperma
(Follicle Stimulating Hormone/
(pada pria)
FSH)
Meningkatkan sekresi hormon-
Hormon adrenokortikotropik
hormon steroid dari kelenjar
(Adrenocorticotropic
adrenal
Hormone/ ACTH)
Meningkatkan produksi susu
Prolaktin
Meningkatkan pertumbuhan
Somatotropin atau hormon
tubuh termasuk lonjakan
pertumbuhan (Growth
pertumbuhan pada saat pubertas
Hormone/ GH)
Pituitari
Oksitosin
posterior
Vasopresin (hormon
rahim, pelepasan susu,
antidiuretik)
beberapa ciri-ciri perilaku
Mengendalikan kontraksi
parental dan kenikmatan seksual
Mengonstriksi pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan mengurangi volume urine
Pineal
Melatonin
Meningkatkan rasa kantuk, mempengaruhi siklus tidurterjaga, serta memiliki peran dalam pubertas
Tiroid
Tiroksin
Meningkatkan laju pertumbuhan,
Triiodotironin
pertumbuhan dan pematangan
(Triiodothyronine) Paratiroid
Hormon paratiroid
Meningkatkan kandungan kalsium dan menurunkan kandungan kalium dalam darah
Korteks adrenal
Aldosteron
Kortisol, kortikosteron
Menurunkan sekresi garam oleh ginjal
Merangsang hati untuk meningkatkan kadar gula dalam darah,serta meningkatkan metabolisme protein dan lemak
Medula adrenal
Epinefrin, norepinefrin
Pengaruhnya serupa dengan sistem saraf simpatetik
Pankreas
Insulin
Glukagon
Meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel serta pengubahan glukosa menjadi lemak
Meningkatkan pengubahan lemak menjadi glukosa
Ovarium
Estrogen
Progesteron
karakteristik seksual wanita
Testis
Androgen
Memicu perkembangan
Mempertahankan kehamilan
Memicu produksi sperma, pertumbuhan rambut kemaluan dan karakteristik seksual pria
Hati
Somatomedin
Merangsang pertumbuhan
Ginjal
Renin
Mengubah protein dalam darah menjadi angiotensin yang mengendalikan tekanan darah yang dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh secara berlebihan (hypovolemic thrist)
Timus
Timusin dan lainnya
Mendukung respon imun
Sel-sel lemak
Leptin
Menurunkan nafsu makan, meningkatkan aktivitas dan diperlukan untuk memulai pubertas
HORMON • Hormon adalah suatu zat kimia yang pada umumnya disekresikan oleh kelenjar dan sel‐ sel lain, hormon ditransportasikan oleh darah menuju organ target. • Diantara beragam tipe hormon, terdapat hormon protein dan hormon peptida yang tersusun dari rantai asam amino dan melekat dengan reseptor pada membran sel yang menyebabkan aktivasi penyampai pesan kedua di dalam sel tersebut.
• Hormon yang bersirkulasi di otak, akan mempengaruhi aktivitas otak, begitu pula hormon yang disekresi otak akan mempengaruhi sekresi hormon lain: • Kelenjar pituitari anterior • Kelenjar pituitari posterior
Terima Kasih Firman Alamsyah AB, MA