•.
•
PERHITUNGAN NILAI KESEDIAAN MENERIMA (WILLINGNESS TO ACCEPT) MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK NEGATIF KEBERADAAN TPA WONOSARI
OLEH
DEDIAFANDI
NPM : 2505 - 2008 • 7014
TESJS untuk memenuhi salah S3hl syarat ujan guna memperoleh ge.lat Magister Sain
Program Studi Mllgister Ilmu Lingk\lngan Konsentrasi· Perenamaan Pengelolaan S..mberdaya Alam clan Ling!cungan Hidup
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU UNGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2009
PERHITUNGAN NILAI KESEDIAAN MENERIMA
( WJLUNGNESSTO ACCEPn MASYARAKAT . TERHADAP OAMPAK NEGATIF KEBERADAAN TPA WONOSARI
Oleh
DEDI AFANDI NPM : 2505 • 2008 • 7014
TESIS Untuk memenuhf salah satu syarat ujlan guna memperoleh gelar Maglster 5alns
Program Pendidikan Maflster Program SW4i Ilmu Ungkungan lnl Tdah dlsetujul oleh Tim Pembimblng pada tanggal Sepertl tettera dlbawah lni
Bandung,
Agustus 2009
Pembimbing
Budiono. S.E. M,A. Ph.D. Anggota Tim Pembimbing
PROGRM1 STUDI MAGISTER ILl\1U LINGKUNGA.N PROGRAM UNlVERSITAS
PASCASARJANA PADJADJARAN
Jal.,, S•kdoa S
LEMBAR PERSETUJC:AN PEHHAIKA '\ (HEVISJ) UJLAN TESIS
TGL. UJIAN NAM,<\
:
I Agustus 2009
: Dedi Afandi 250520087014
NPM PROGRA1'vl S1 UDI
BKU JUD UL
Magister llmu Lingkungan Perencanaan Pengelolaa:l Sumberdaya Alam & LH Perhltungan Nilai Kesediaan Menerima ( Wil/i11g11r!SS to Accept) Masyarakat Terbadap Darnpak 1'cgatif Keberadaan
TPA Wonosari TEL.AH DIREVISJ, l~IPERK.ENANKAN
DIS£ fLJUI OLEll TIM PE\'ELAAllffl\l U:'IJTUK DIPERBANYAK/DICETAK
NO.
PEMRll'vlBING DAN
N r\ \JI A
Pro: Ockan S A bdocllah, 1-. lf\..Ph.D 2
Dr. Ir. Yuli Astuti Hidavati
-'
Dr. Tezuh 1 lusodo, M.Si
4
D1. Kodrai WibO\\O Bandung. ;\gustus 2009
Mengctahui:
Dr. RudionL•
Pcrnbimbing I
Pembmbing fl
PERNYATAAN
Dengan ini sava menyatakan bahwa : 1.
Karyn tulis saya, tesis ini adalah asli dan bcturn pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akadernik (serjana, magister, dan/atau ookto ), t!
2.
Karya tulis ini adalah murnf gagasan, rurnusan, dan penelitan sava sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3.
Dalam karya tulis ini tidak teroepet ka'Ya atau pcnoopot yung telah ditulis at:au dipublikasikan orang lain,
kecuali secara tertulis dengan
jelas
die
penoaranq dan dtcantumkan dalam carter pustaka. 4.
Pernyataan ini sava buat ~ngan sesungguhnya dan apabila di kemudian han terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka s;;ya bcrsedia menerima sankst akademik berupa pencabutan gelar yang tclah dipcroleh karena ka1ya inl, serta sanksi l;:iinnya sesuai dengan norma yang bertexu di perguruan tinggi ini.
Juli 2009
•
HANYA DA!AM LINGKUNGAN HIDUP YANG OP11MAL, MANU51ADAPA T BE/IKEMBANG DENGANBAIK, DAN HANYA DEJ!/GAN MANUSJA YANG BAIK UNG«UNGAN AKAN BBllCEMBANG ICE AJIAH YANGOPTIMAL
(OTTO SOEMAAWDTO/
Kupersembahkan k.lrya ini untuk: Orang tva ku torcinla H. Abdul~•h Aftt.a, SH dan Mas'Adah lstriku terdnta Tina 111\effnda, ~ Bibi dan 90tm~nku tff'Sayang Saudara-sauchtr a ku tersayang
Dan semua sahaba:tku.
iv
VALUATION Of THE SOCIETY WILLINGNESS TO ACCEPT (WTA) TOWARD NEGATIVE IMPACT OF TPA WONOSARI EXISTENCE
ABSTRACT
Open dumping system in managing domestic waste that has been applied at TPA Wonosari creates a prob/em to the people around. According to Provisions of Law Number 18 Year 2008 about Waste Management, the manager should provide. compensation to the affected communities as a negative externa/ity respons1bilitfes caused by the presence of 7PA. The research was conducted to indentffy public perceptions on the aesence of 7PA Wonosari, knowing the amount of 11'TA value from the communities concerning negative impact of TPA, and knowing the affected factors of the community in order to determine WTA values. Contingent valuation method by referendum technique was used in this research to obtain the public WTA values. Respondents as a sample unit was obtiJined from patriarch census which was located JOOOm radius of the TPA Wonosali with applying purposive sampling technique. Tfie Results of study tnacete that negative impact by the existence of TPA Wonosali occurred in 90.67% families who live lOOOm radius of the TPA. Negative impacts consist of declining on air qua!.ty due to waste transportation activities by the occurrence of odors, and increasing of Ries' population. Total WTA value local community concerning ncg;Jtive impact of the 7PA Wonosari of Rp. 5.150.00(lt /month with the average of Ro. 75.739,29,- on each family. The amount of both material and psychological loss are the most influendng factorof WTA values of each
ramify.
Keywords: willingnessto accept tw: A), negative externality, TPA.
v
PERHITUNGAN NILAI KESEDIAAN MENERIMA ( W1LUNGNESS TO ACCEPT} MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK NEGATIF KEBERADAAN TPA WONOSARI
ABSTRAK
S1stem open dumping yang diterapkan dalam pengelolaan sampah di TPA Wonosari memunculkan suatu permasalahan bagl masyarakat yang berada dlsekitar TPA. Ekstemalltas negatif yang ditimbulkan dari keberadaan TPA Wooosarl pada dasamya merupakan tanggunga11 plhak pengelola, dalam hal Inf pengelola TPA seharusova memberikan kompensasl bagi masyarakat yang terkena dampak dari keoeredaen TPA, sesuai dengan ketentuan dalam l)ndang un<Jang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Tujuan penelitian lnl adalah untuk mengetahui persepsi rnasyarcikcil terhedap keberedaen TPA Wonosarl, mengetahul besaran niJal kesedlaan menerlma (WTA) mesvarakat ternadap dampak negatif keberadaan TPA wonosert, dan menget
Kata kunci : willingness to ;ia:ept(WTA), eksternalitas negatif, TPA
vi
KATA PENGANTAR
Assa/amu'alaikumWB rahmatullah fwa /Jarakatuh
swr atas
Puji dan syuk\Jr kehad1rat Allah
penulis dapat menye!esaikan tesis dengan judul
n
limpahan karunia-Nya sehingga Perhitungan Nilai Kesediaan
Menerima ( WillingnessTo Accept} Masyarakat Terhadap Dampak Negatif Keberadaan TPA Wonosari • dalam rangka memenuhl persyaratan paca Program Studi Magister I!mu lingkungan Program Pasca 5arjana Universitas Padjadjaran Bandung Selain ungkapan rasa syukur, pada kesempatan ini penulis sampaikan dengan rasa tu!us dan penghargaan yang setinggi-tingglnya kepada semua pihak yang telah membimblng dan membantu baik moril maupun materil sehingga penu!isan ini dapat diselesaikan. Ungkapan terima kaslh dan penghargaan, penulis sampaikan kepada:
1.
Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan BAPPENAS Dr. Avip Syaefullah, drg. M.Pd beserta staf, atas fasilitos dan dukungan
pemnevaan pendidikan;
2.
Rektor Universitas Pad.iadjaran Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Ir. DEA;
3.
Oirektur Program Pascasarjana lJniver~itas Padjadjaran Prof. Dr. Mahfud Arifih;
4.
Ketua Program Studi Magister
Ilmu
Ungkungan
Universitas Padjadjaran
Prof. Oekan S. Abdoellah, MA, Ph.D; 5.
Kelud Komisi Pembimbing Dr. Tu. Benito A. Kurnani, Ir. Dip.EST;
6.
Anggora Komisi Pemb1mbing Dr. Budiono;
7.
Semua Stat Pengajar Program Pascasarjana Program Studi Magister Tlmu lingkungan Universitas Padjadjaran Bandung atas ilmu dan pengetahuan yang diberikan keoeda penulis;
8.
Semua Staf dan Karyawan Program Pescasarjena Program Studi Magister llmu Lingkungan Universitas Padjadj(lran 0c·mdung ata5 bentuannya;
9.
Orangtua ku terdnta ates ooa clan bimbingannya yang tiada ternllal;
10.
Istri
teronta Tina Melinda, SH atas segaJa kesetiaan. perhatian dan
dukungannya;
vii
11.
5eluruh k·eruarga teronta yang selalu memberikan dukungan dan dc'anva;
12. T eman-tcrnan lingkungan
di
Program
Universitas
Pascasarjana
Program
Studi
Magister
Ilmu
Bandung Tahun 2008/2009 (Program
Padjaq)aran
llAPPENAS Angkatan JV) atas kerjasamanya selama ini. 13.
Teman-teman ku senasib seperjuangan di kos ciplnang sekeloa yang setalu memberikan scmanpat dan bantuannya;
14.
Semua plhak yany Udcik dapat penulls sebutkan satu per satu yang telah membantu selama penulisan tesls lni.
Semoga Allah 9/1/T memberilwn balasan yang baik atas segala bantuan yang tetah diberikan. Penulis mt?nyadari bahwa penetisan
tests lnl
maslh jauh darl sempurna, balk
darl segl isl maupun slstematlka penulisannya, oleh karena ltu saran, masukan dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini Akhimya penulis berherap scmoga apa yang tertuang dalam tesls inl dapat
bermenreat bagl penulls khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu'alaikum wa rahmatu/lahiwa barakatuh
Bandung,
Agustus 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL
.
PENGESAI IAN
..
.
PERNYATAAN
ii iii
ABSTRACT
iv
,..................................................................................................
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR 151
..
viii
DAFTAR TA BEL...................................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I.
1
BAB II.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .. 1.:;> Rumusan Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitlan 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Segi llmiah 1.4.2 Scgl Praktis
l ..
5 5 S 6
6
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
7
2.1
7 7 9
2.2
Kajian Pustaka 2.1.1 Ekstcrnnlitns 2.1.2 Prinsip-Prinsip Pengelolilan Persampahan di Perkotaan 2.1.3 Pengaruh Pengelolaan Sampah Ternadap Masyarakat can Lingkungan 2.1.4 tatat Sebagai Bintltang PP.ngganggu Terbadep Kesehatan manusia 2.1.5 Persepsl 2.1.6 Valuasi Ekonomi Ker;;sngkil Pemikir
13 JS
21 26 36
rx
BAI:! !IL METOOE PENELITIAN ············-············.............................. 3.1
3.2
40
Objek Peoelitian ······-·············-························-··········· ..·················· Metode Penelitian ·-········-·····-·-···············-································ .. ········ 3.2.1 Oesam Penelitian ····--·························-···········-·····................... 3.2..2 Data Y2ng Oikumpulkan ··-············ 3.2.3 Penetapan Sampel 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................
40 40 40 40 43 '13
3.2.5 Rancangan Anaiisis ·······························-·····
43
.•.................
BAB N. H<JSil dan Pembahasan 4.1
4.2 4.3 4.4
Gambaran Umum Lolcasi Penelitian ·············-···················-··············.. 4.1.1 Keadaan Umum Kota Singkawang ··········-···-························ 4.1.2 Gambaran Umum Koodisi TPA Wooosari Persepsi Kepala Keluarga Mengenai Keberadaan TI'A Wonosari
48 48 50 53
Nilai Kesediaan menetima (WTA) Masyarakat Terhadap Dampak
Negatif Keberadaan TPA Wonosari
62
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nnai WTA Kepata Ketuarga
65
BAB N. Simpulan dan Saran····························-·········--·······-············-····· .. ·············· 5.1 Simpulan ·············-········-···············-···········........................................ ... 5.2 Saran ····························-································-···········-························· DAFTAR PUSTAKA
L.AMPIRAN
48
67 67 68
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Permasalahan, dota, sumber oata, cara penqurnpulan data, dan analisa data.....................................................................................................
44
2.
Data Pekerjaan Kepala Keluarga
52
3.
Data Pendapatan KeJ)illil KP.iuarga
52
'I.
Data Kepemilikan Kebun Pada Radius 1000 m darl TPA
53
5.
Persepsi Mengenai Oarnpak Posltit KP.hf!radaan TPA Wonosari
53
6.
Persepsi Mengenai Dampak Negatif Keberadaan TPA Wonosarl ..... ......
5'1
7.
Persepsr Kepala Keluarga Mengenal lntensltas Dampak Negatlf Keberddaan TPA Wonosarl
56
Persepsi kepala keluaroa mengenai Pengaruh cuaca terhadap lntensitas Dampcik Negatif yang diresaken .............................................
57
Data Kebun Berdesarkan Jarak Yang Terkena Oampak Negalif dan tldak terkena dampak negatif Keberadaan TPA Wonosari....................
59
Data Jenis Tanaman Yang Terkena Dampak Negatif d11n tidak terkP.na dampek negatif Keberadaan TPA Wonosari ...........................................
60
Persepsi Masyarakat Mengenai Upaya Yang Diharapkan dari Pemerint;ih At11s Darnpak Negatif Keberadaan TPA Wonosari .............
62
12.
Distribusi Nilai WTA Kepala Keluarga ..........................................................
64
13.
Nilai Total dan nilai Rata-rata WTA xepata Keluarqa ................................
65
14.
Tabel Ar.ova Hasil Regresi Linler Berganda Dengan aplikasi Excel ......
65
1.
8. 9. 10. 1 l.
xi
OAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
1.
Aspek-Aspek Pengelolaan Sampah
10
2.
Siklus Hidup Lalat
16
3.
Kerangka Pemikiran
39
4.
Peta Kota Singkawang ······--··············............................................................
'19
5.
Peta Lokasi Penelitian
6.
Proses Dekomposisi 5ampah Organik
.. .
. .. .. . .. .
. ..
.. ..
..•.....
50 58
xii
DAfTAR LAMPIRAN
Lampi ran
J.
Daltar Kuesioner
2.
Peta Kepemlik3n Lahan, dan Peta Peogguna;m Lahan
3.
Data Variabl; Independen d3n Nilai WTA
4.
Hasil Analisis Regresi linier Berganda (}<>Jl9i!n Aplikasi heel
BABl PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam ilmu ekonoml lingkungan, dampak llngkungan merupakan salah
satu bcntuk dari ckstcrnalitas yang merugikan.
sccara umum clcternalitas
mcrupakan suatu efek samping dari aktivltas pihak tertentu terhadap pihak lain yong dapot mcnguntungkan rnaupon merugikan.
Ekstcrnalltas mongakibatkan
alokasi sumber d;;>ya tidak efisien sehingga perlu campur tilng<>n pemerintah untuk mcngambil kcbijakiln. Sill.:ih satu
bcntuk eksternalitas ncgiltif dilri Getiilp oktivil:i:ls kchidupan
monusla ;xluloh mo5il1Dh sampoh, Silmpah adillah beben bu<>ngan sebagili akibilt dari
aktivit:as
dipergunakan
manusla
yang
lagi (Hadlwlyoto,
merupakan
bahan yang
sudah
tldak dapat
1983). Terlebih clengan tcrus mcningkatnya
volume kegiatan penduduk perkotaan, lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga makin terbatas. Kondisi ini makin memburuk manakala pengelolaan sampah di masing ·masing daerah masih kurang efektif, cflsien dan berwawasan lingkungan. Terdapat dua proses pembuangan akhir sampah,
yakni : open dumping
(penimbunan secara terbuka) dan sanitarylandfifl (pembuangan secara sehat) (Sidik et. al, l985). Sistem open dumping merupakan jenis pembuangan akhir sampah yang masih banyak diterapkan di lndonesia.
Sistem open dumping
merupakan jenis pembuangan akhir sampah yang tidak saniter karena sampah
basah dapat menjadi media tempat hidup berbagai jerus seranggil terrnasuk
1
lalat Ttngkat kepadatan lalat dipengaruhi odanya pembuangan sampah dengan konsep open dumping Mukono ( t983), selain itu sarnpeh basah juga dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap serta monirnbulkan pemandangan kurang baik. Pada banyak daerah at.au 11<..'g
EngineeringDesain TPA Wonosarl (2008) slstcm open dumping yang diterapkan sudoh dircncunokon untuk dlubah menjadl sistern control li'Jndfill, namun dalam kurun
waktu
5 tc1hun kedepan
Pemerint:ah Kota Singkawang
maslh
mcmprioritaskan pengcmbangan ICJh
TPA
WonO'"...ari
bagi
Pcmerintah
Kota
Singkilwang
memberikan dampak positif berupa tambahan pendapatan daerah dari rctribusi pcrsampahan dan keberslhan, tercatat pada tahun 2007 retribusi yang diperoleh dari sektor kebersihan dan persampahan sebesar Rp. 470.614.500. Namun demikian keberadaan TPA Wonosml juga memberik.an dampak n1?9atif bagi masyarakat sekitar TPA. Kondisi TPA Wonosari yang tldak saniter karena menggunakan konsep open dumping memunculkan suatu perrnasaiahao yaitu rnenurunnye kualitas uoera diantaranya adalah timbulnya bau yang tidak sedap
3
dan meningkatnya intensitas clebu akibat aktivitas transoortasi pengangkutan sarnpan. Selain itu kebera
lembaran). Dampak l'le(Jatif dari Keberadaan TPA Wonosari tersebet merupakan suatu bentuk eksternantas negatif. ~urut Fauzi (2006) Eksternalitas negatif merupak3n dampak negatit dari suatu kegiatan yang dilakukan suatu pihak clan mempengaruhl pihak lain. lebih spesifik lagi fauzi menyatakan ekstemalitas te1jadi jika kegiatan produksi at.au konsums1 den
satu
pihak mempengaruhi
utilitas clan pihak lain secara tidak diinginkan, dan p1hak pembuat ekstemalitas tidak nienyedfokan kompensasi tertiadap pihak yang terkena dampak. Pengendalian yang dilakukan oleh masyarakat setempst berupa biaya yang dikeluari
bentuk
ekstemaritas konsumsi.
Kula
(1992)
menyatakan
bahwa
ekstemafitas konsumsi tcrjadi manakala ada perubahan konsumsi oleh suatu pihak tertiadap pihak lain yang lebih bessifut teknis. Adanya eksternalitas konsumsi yang bersifat negatif ter.;ebut dapat dikatakan sebagai suatu kegagalan pasar. Pada kasus pencernaran, Fauzi (2006) menyatakan untuk membuat mekanisme pasar bekerja dengan sempuma maka pelaku penyebab terjadinya pencemaran narus membayar kompensasi temadap masyarakat yang terkena pencemaran.
4
Ekstemalitas negatif yang ditimbulkan dari keberadaan TPA Wonosari pada dasarnya merupakao tanggungan phak pengelola, dalam hat ini pengelola
TPA seharusnya memberikan kompensasi bagi masyarakat yang terkena dampak dari keheradaan TPA, sesuai ketentuan dalam Undang undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentanq Pengelciaan S;mpah Pasal 25 Ayat 1 yang berbunyi "Pemerintah dan
pernerintah daerah secara senrliri-sendiri
atau
bersarna-sarna dapat
memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempet pernrosesan akhlr sampah. Pemberian kompensasi sebagai pengganti biaya akibat kerugian yang diderita mesvarakat dianggap pertu untuk menghindari lingkungan (j'.:¬ ff1<emaran ). Paio!akan ~
penolakan
kasus
dapat rerjadi apabila masyarakat
sekitar lokasi TPA Wonosari secara terus menerus terkena damf)ak yang akhimya akan timbul stress negatif. Fisher (1985) mengatakan jika reseptor tidak dapat mengatasi stressor, padahal semua energi teah dikerahkan untuk mengatasi
st/350rtersebut, maka reseptVrakai mengal3mi lase kelelahan atau disstress. Kondisi yang dialaml oletJ masyarakat tersebot menjadi dasar pem1kiran perlunya dilakukan penelitian mengenai nilai kesediaan menerlma (wi/llngness to acrepf)
rnasyorakilt
terhadap dampak neyatil
keberadaan TPA Wonosari.
Perhitungan besaran biaya ekstemalitas dalam bentuk nilai WTA masyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonos:ui meggunakan pendekatan nilai keberadaan ( D:Jntingent Valuation Method) dianggap ideal, hat ini sesuai dengan f.)E'myara;in Garrod clan Willis { 1999) jika individu memiliki hak atas sumber daya, pengukuran yang relevan adalah kesediaan untuk menerima
L
s (Willingness to Arr.ept atau Wf A) kompensasi yang paling minimum atas hilangnya atau rusaknya sumber daya alarn yang dia miliki.
1.2
Rumusan Masalah Keberadaan TPA Wonosari memunculkan suatu ekst:ernalitas negatif
diantaranya adalah timbulnya bau yang tidak sedap clan meningkatnya intensitas debu akibat aktivitas transportasi pengangkutan sampah, serta meningkatnya papulasi lalat. Untuk menghindari teljadinya penolakan terhadap kasus tersebut, pertu adanya mekanisme kOmpensasi yang diberikan
pemerintah
kepada
masyarakat sebagai biaya pengganti akibat keruqian yimg diderita rnasyarakat. Untuk mengetahui nilai kompensasi tersebut make diperlukan penilaian VITA masyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari. Berdasarkan uraian di etas, rnasaloh penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap keberadaan TPA Wonosari ·? 2. Bera pa nilai wr A masyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wnnosari? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai WTA masyarakat terhadap dampak negatif keberaoaan TPA Wonosari ?
1.3
Maksud dan Tujoan Penelitian 1.
Mcnget:uhui Wonosari.
pcrsepsi
rnasyerakat
terhadop
kcbcrodann
TPA
6
2.
Mengetahui besaran nilai kesediaan menerima (WT A) rnasyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA \Vonosari.
3.
MeO!)etahui Faktor-faktor yang berpengaruh
telhadap
nilai WTA
masyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA wonosart
1.4
Kegunaan Penelitlan Adapun kegunaan Penelitian ini adalah :
1.4.1 Segi llmiah Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang dampak negatif yang ditimbulkan
dari keberadaan TPA terhadap
masyarakat yang berada di sekitar lokasl TPA, SP.Jta nilai dampak
negatlf
(negative extemalil)l) keberadaan TPA dengan sr.;tf'm open dumping tclhadap masyarakat sekitar.
1.4.2
Segl Praktis Nilal dampak negatif (negative exremafltY) dclri i!ktivitas pengelolaan
sernpah di TPA Wonosarl dipredlksl guoa memudahkan pemrakarsa keg1atan untuk
menentukan
kompensasi
(Ilka
diperlukan)
dalam
rnenyelesa1kan
persellsihan yang mungkin tetjadi anta1a penyelold TPA d<:!ngcn masyarakat seternoat. Penelitian ini juga diharapkan depet membelikan pcngambil kcbij;lkan dalam memberikan arahan pengelolaan TPA.
m.:111raat oogi
BABD KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Ekstemalitas Secora umum eksternalitas didefinisikan sebagai dampak (positif atau negatif), arau dalam bahasa formal ekooomi sebagai net cost at.
Melalui mekanisme pasar kesepakatan untU< meogatasi persoalan eksternolitas seringkali gaga! dicapai karena besamya biaya informasi, transaksi, perundingan serta perjanjian antar pthak-pihak yang ter1ibat Biaya transaksi adalah berbagai bentuk biaya yang harus cfibayar ke:ika pihak yang berlcepentingan itu tengah menjalani perundingan. campur Tarl9'1n Pemelintah n
Pengaturan clan Pelarangan
7
8
Pengaturan dapat dilakukan dengan menetapkan baku mutu lingl
Pemerintah memberikan insentif untuk penggunaan alat pengendali pencemaran atau
menarik pajak bagi penggunaan peralatan yang
menghasilkan pencemaran yang besar. Tarif pajak yang optimum adalah sebesar biaya sosial marjinal. Pengenaan pajak yang optimum secara otomatis akan mencapai kesP.jahteraan dengan biaya yang minimal. c.
Tarif Umbah Pemerint
9
2.1.2 Prlnslp-Prinsip Pengelolaan Persampahan di Perkotaan Sampah
diartikan
berbagai
kegiatan kehidupan sehari-hari,
barang
buangan yang diakibatkan
peristiwa-peristiwa
proses terhadap keperiuan haik untuk penggunaan
oleh
tertentu dari kelebihan sendiri maupun untuk
menghasilkan barang dan bahan lain, sehingga barang buangan itu dianggap tidak
bernilai
lagi.
Dari berbagal sumber
tersebut di atas, maka dapat
dlslmpulkan bahwa sampah adalah semua barang atau bahan yang terbuang dari berbagai kcglatan manusia (Slamet, 1994).
Secara umum dapat dijelaskan bahwa s.:impah adalah suatu behen atau produk berlebih yang dianggap tldak lagi mcmiliki nilai untuk penggun
(wasteis defined as discarded 1111JterialJudged to be of no value for ordinary or normal use). Pad
btse jadi material t:adi memilikl nilai unluk tujuan tlan
penggu11<'lan lainnya (SWCS,1995). Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan rnenjadl dua ketompok yaitu 1) sampeh domestik, ya1tu sampah yang dihasilkan oleh keyidldn rnanusla seharl-hari secara langsung, dari rumah tangga, paser, sekolah, pennukiman, rumah sakit, pusot kcrarnalan den sebagainya; 2) sampah non domestik, yaitu sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari hari secara tidak langsung scpcrti pabrik, industri, pertanian,
petemakan, perikanan, perhutanan dan transportasi
(Sutiawiria, 2002). Menun.1t Hadiwiyoto (!983) sumber sampah berasal dari : rumah tangga, industri, kegiatan pertanian. kegiatan perdagangan, pernbangunan dan jalan rava.
kegiatan
10
I lEKNIS ~~
Gambar i. Aspek·Aspek Pengelolaan Sampah (Tchobanoglou s, 1977). Pengclol
terhadap sampah yang dihosllkan. Tujuan lain adaleh memelihera kualitas lingkungan atau bahkan dihasilkan surnber daya baru. Pengelok"lan sampah memerlukan berbagai pendekatan, yaitu asoek : institusi, legal, pembiayaan, t~knik operasional dan peran serta rnesyarskat {fchobanoglous, 1977 ). Adapun menurut Oamanhuri (1996) aspek pengelolaan sampah kota meliputi subsistem : organisasi clan manajemen, teknik operasional, pP.mbiayaan, pengaturan dan peran sert.a masyarakat. Subs1stem-subslstem tersebut saling mendukung, satu dengan bersih,
yang lain saling berinteraksi untuk mencapai tuJUan, yaitu kota yang sebat den teratur.
11
Oalam salah satu publikasi Masyarakat Pertindungan Air dan Tanah ( 717e Soil and Water ConseNation Sodely) disebutkan tentllng hierarki per1indungan sumber daya
tresoorce recovery hiercirchl) untuk
rnanajemen aliran sarnpah.
Hierarki tersebut terdiri dari 4 (empat) klngkah sebagai berikut:
1. Material sampah harus dikelola secara benar sejak awal (rumah tangga, RS, industri, clan sebagainya) guna meogurangi konbibusi yang tidak perlu pada masalah sampah di kemudian hari.
2. Material sampah harus diguPakan ulang (reused atau recyc1ed) atau diubah melailli teknol-Ogi yang d.)pat memberi nilai tambah pada sampah tersebut,
3. Sisa material sampah-plll harus di daur-ulang, termasuk untuk membuat pupuk organik, atau bahan terteotu yang bisa digunakan untuk pemekaen di waktu mendatang. 4. Bahan·bahan sampah tertentu tetap harus dibu<Jng. Dalam hal ini, ternpat pembuangan sampah harus cfiptlih dengan pertimbangan metanq sehingga dapat menjarnin perlindungan yang maksimal bagi lingkungan, baik tanah, air, dan udara, serta bagi kesehatan umat manusia. dengan demikian dapatfah dipah;!mi bahwa isu sentral dari masalah pengelolaan persarnpanan di wilayah perkotaan adalah bagaimana mengelola sampah secara efektif
dalam
rangka
meninglraoom
standar
hidup
masyarakat
sekaligus
melindungi lingkungan dan sumber daya alam lainnya. Untuk dapat mewujudkan peogelo!aan yang erektif sekaligus memenuhi tuntutan pelayanan publik, maka pengelolaan persampahan harus dilakukan berdasarkan beberapa pendirian, yakni:
12
L Pengurangan sampah pada sumber aslinya adalah praktek terbaik dari pengelolaan sampah. Pengurangan prcdoksi sampah akan mcngurangi biaya untuk mengelola sampah tersebut. Oleh karena itu, pengurangan sampeh sebail
harus
dijadikan sebagai praktek dasar.
2. Penggunaan ulang juga harus
menjadi tujuan dalam
pengelolaan
persampahan. Dalam hal ini, setiap keglatan dan teknologi yang mendukung upaya penggunaan ulang sampah harus diprioritaskan. 3. Daur ulang sampan harus dilakukan secara berkelanjutan. Kebijakan yang memberikan insentif, atau meminimalkan dis-iOS¬ 11lt ifuntuk individu, rumah tangga, kelompok bsnis, dan pemerintah daerah untuk me-recyde sampah, harus dikembangkan. 4. Oaur ulang sampah organik dengan mengolahnya menjadi pupuk kompos juga penting untuk dipromosikan. Dukungan teknis dan financial perlu disediakan bagi individu maupun kelompok yang bersede melakukan aktiviras ini. s. Penelitian tenl:ilng berbayai alt~rnatif termasuk upaya penggunaan ulang,
untuk meminlmalisasi
sampah,
daur ulang, penyimpanan, dan
pengembangan pupuk buatnn, harus terus dilanjutkan. 6. Sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi perlu didesain secara matang agar tercipta proses pengelolaan sampahyang aman dan efektif.
13
7. Kualitas tanah, air, dan uclara harus dilindungi ketika menentukan tempat pembuangan atau pembakaran sampah ( indneration). Keterlibatan atau partisipasi penduduk setempat sa119<1t penting unltlk mengarnbil keputusan tentaoq hal tersebot,
a.
Program pend;dikan ter.tzng altematif pengelolaan sampah dapat mernbantu meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap isu can kebijakan bidang
persarnpahan. Transfer tekrologi
yang
ditujukan untuk penduduk sekitar
lokasi pembuangan sampah, para petars, sekolah, rumah sakit, industri, dan seluruh jenjang pernerintahan harus terus menerus dievaluas1, ditlngkatkan,
serta disosia~sasikan. 9. Pemerint:ah
pada
seluruh
jen~ng
serta instttusi swasta perlu terus
mengembangkan program pt.'fldidikan.
Penghasil sampah harus membayar biaya nil pengelolaan sampah, terrnasuk blaya kerusekan llngkungan yang rnungkm terjadi
sert:a
penyurutan
befbagai sumber daya alam lainnya. Kebijakan yang mencerminkan perhitungan nyata blaya pengeJolaan sampah hanJs segera dllakukan, (SWCS, 1995 ).
2.1.3 Pcngaruh Pengelolaan Lingkungan Sampah adalah buangan
Sampah
Terhadap Masyarakat
dan
berupa bahan padat y;ing menyebabkan
turunnya nilai estetika hngkungan, membawa
berbagai
jenis
penyakit,
menurunnya nilai sumberdaya, menimbulkan po'usi dan berbagai akibat negatif lainnya (Bahar, 1986).
14
Menu rut Haryoto mcmberikan
pengaruh
pengaruh-pengaruh
( 1983)
pengelolaan
negatif terhadap
tersebut dapal
sarnpah
yang kurang
baik akan
masyarakat dan lingkungannya.
Adapun
berupa :
1. Pengaruh neg<1tifbagi kesehatan Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyediakan tempat yang baik bagl vektor penyaklt yallu serangga dan blnatang-binatang
penggerat,
sehingga mengaklbatkan penyakil tertentu di masyarakat dapat meningkat.
Seperti penyaklt saluran
pencemaan
( dlare,
kholera,
typhus,)
karena
banvaknva lalat yang hldup can berkembang biak di lingkungan tempat pembuangan akhlr
sampan.
2. Pengaruh negatif terhadap llngkungan 11.
Pengelci1:1an
sampah yang kurang ba1k akan menyebabkan
lingkungan yang kurcmg sedap dlpandang
e.c;tetika
mata.
b. Proses pembusukan oleh organlsme menghasilkan gas-gas tertentu yang menyebabkan timbulnya bau busuk. Apabila kualitas bau tersebut cukup tinggi, rnaka akan menurunkan kualitas udara lingkungan sekitar. Adapun debu dapat menlmbulkan gangguan pada mata oan pemapasan. d, Apabila
terjadi proses pembakaran
sampah maka asapnya
akan
mcnimbulkan gangguan perrepesen, pengllhatan dan penurunan kualltas udara. 3. Dampaknegatif terhadapkondisiperekonom/1111 a.
Pengelolaan sampah yang kurang baik menycb.:Jbkan banyaknya tenaga kerja produktif yang mendP.rita sakit atau gair.ih kerja menurun, serta
kenyamanan clan ketentraman hldup berkurang.
15
h. Banyaknya penduduk yang tidak sehat, serta banyaknya kcrusakan lingkungan. berarti banyaknya dana yang diperlukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program kesehatan, yang mestinya dialihkan pada sektorsektor produktif yang lain. Lokasi tempat pembuangan
akhir sampah
(fPA) sering mendapat
pertentangan dari masyarakat, terutama dari masyarakat sekitar lokasi TPA karena kecenderungan dampak yang ditimbulkan berupa kontaminasi air tanah, vektor penyakit, bau (polusi udara), clan traosportasi truk pengangkut sampah yang menimbulkan kebisingan dan pencemaran udara { Eldon. D, 2004}.
2.1.4 Lalat Sebagai Blnatang Pengganggu Terfladap Kesehatan manusia Lalat merupakan kelas insekta dari diprera {lskandar, 1989). Lalat banyak sekali jenisnya clan y.mg paling banyak merugikan manusia adalah jerus lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (LudJ;a serilka}, lalat biru ( Call/phora vomituria)clan lalat latrine (Farmia c.aniculariS) (Depkes RI, Dit.Jeo.PPM, PLP, 1992). Penularan peovakit dapat teljadi mclalui semua bagian dari tubuh lalat
seperti : b'Jlu badan, bulu pada anggota gcrak., muntahan serta faecesnya. Dalam
upaya
pP,ngeodalian
penyak.it
menular
tidak terlepas dari useha
peningkatan kesehatan lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor penyakit. Pellgendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendali3n untuk mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh blnatang pembawa penyakit, sepeili l<Jlat (Santi, 2001). Selain mcrugikan manusia dari segi kesehat.an, terdapat beberapa spesles lalat yang merugikan manusia karena merusek t
16
temak diantaraoya adalah lalat bueh ( Boaerocem sp) yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai hama peda beberapajenis tanaman buah-buahan dan sayuran (Kuswadi,2001), Lalat hgaufblowflie5(L11dlia seritica) sebagai vektor yang dapat rnenyebabkan myasis pada hewan dan manusia. 1)
Ekologi lalat
Dalam penehtian ini akan diuraikan siklus hidup beberapa spesies lalat yang mervgikan manusia, diantaranya adalah lal;it rumah (Musca domestica), lalat latrine/lalat rumah kecil (Fannia canicu/aris), lalat daging (Genus sarrophaga), lalat hijau/blow flies ( Ludlia seritiril), clan la lat buah ( Bacterocera
spJ. a.
Lalat rumah (Musca domestiat) Lalat rumah merupakan jenis lalat yang paling banyak terdapat cliantara jenis-jenis lalat lainnya. Karena fungsinya sebagai vektcr transmisi mekanis dari berbagai bibit penvaklt dlserta1 jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat musca domestica ini rnerupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari
sudut kesehetan manusia.
Gambar 2. Siklus Hidup l.alat
17
Dalam waktu 4-20 hari setelah munrul dari stadium larva, lalat betina sudah bisa mulai bertelur. Telur·telur putih, berbentuk oval dengan ukuran
panjang ± 1 mm. 5etiap kah berte!ur di!etakkan 75· 150 telur. Seekor lalat biasanya diletakl
oaglan yang tldak terkena smar matahari. Pada suhu panas t:elur-telur ini rnenetas dalam waktu 12·24 jam dan larva-larva yang muncul masul< lebih jauh ke dalam meclil..m sambil memakannya. Setelah 3·24 hari, biasanya 4·7 hari, larva-larva itu berubah menjacli pupa. terve-tarva akan mati pada suhu
yang terlalu pana.s. Suhu yang clisukai
:t 30-3S°c, tetapi
pada waktu akan
menjddi pupa mereka mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan lebih kering. Pupa berbl'nluk lonjong ± 7 mm panjang, dan berwarna merah col
tua.
Biasanya pupa terdapat pada pinggir medium yang kering atau
didalam tanah. Stadium pupa berlangsung 4-5 harl, bisa juga 3 hari peda suhu
Js0c etau beberclpa minggu
pada Sltlu rendah. Lalat dewasa keluar
dari pupa, kalau pertu menemt:m keluar dari li!lldh, kemudian jalan·jalan sampai SCl'{
ts jam
untuk ia bisa tesba119.
Lalat dewasa bisa kawin setlap saat setelah iii bisa teroong dan bertelur dalam waktu 4-20 hari setelah keluar dari pupa.
Jangka waktu minimum
untuk siitu siklus hidup lengkap 8 hari pada kondlsi yang menguntungkan (Depkes RI, DitJen.PPM, PLP, 1992). Lalat rumah blsa membiak disetiap medium yang terdirl dari zat organik yang lernbeb c.lan hangat baik pada tanaman maupun hewan sehingga dapat memberi makan pada lerva-larvanya (NCOENR, 2006).
18
Medium pembiakan yang disukai ialah kotoran kuda, kotoren babi dan kotoran burung. Yang kurcmg disukai ialah kotoran sapi. Lalat rumah juga membiak di excreta manusia yang terdapat dlkakus atau tempat-tempat lain, dan karena excreta manusia ini juga mengandung organisme patogen maka ia merupakan medium pembiakan yang paling berbahaya. Juga sludge dart air kotor yang dlgesti sempuma bisa menjadi medium pembiakan latat rumah (Depkes RI, Dit.Jen.PPM, Pl.P, 1992). Disamping itu sampah yang ditumpuk di tempat terbuka karena mengandung zat-zat orgcmic merupakan medium pemblakan lalat rumah yang penting. L.alat rumah blsa te.rbang jali) dan bisa mencapa1 1arak 15 km dalam waktu 24 jam. 5ebagian terbesar tetap berada dalam jarak 1,5 km di sekltar tempat~biakannya (Yahya. H, 2002). tetapl beberapa bsa sampa1 sejauh 50 km. Lalat dewasa h:ctup 2-4 mlnggu pada muSim panas clan lebih lama pada musim dingin, rnereka pallng aktif peca suhu 32,s°C dan akan
mati pacJa suhu 45':. Mereka melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, clan betketnbcmg biak di tempat·tempat yang relatlf terlindung
sepertl
kandang
ternak
clan gudang-gudang
{Depkes RI,
Dit.Jen.PPM, PlP, 1992). Selilin mencemari makanan melalui telur clan larva, lalat rumah juga
membawa boktcri Yilfl9 rnenyebabkan penyakit, Adapvn penyakit yang disebarkan lalat adalah desentn; diare, typhoid, dan cho/cr.1 (NCDENR, 2006).
19
b.
l.alat latrine/lalat rumah kecil ( Fannia canicu/aliS') Lalat rumah kedl ini rnenye1upai latat rumah biasa, tetapl ukuran mereka jauh lebih kecll. Siklus hidup lalat ini juga rnenyerupai sikJus hldup lalat rumah. Mereka membiak di kotoran rnanusia dan hewan oan juga dibagian-bagian tumbehan yang rnembusuk (Depkes RI, Dlt.Jen.PPM, PLP, 1992).
c,
Lafat daging (Genus sarcop!laga) Jenis·jenis lalat ini teimasuk dalam genus sarcophaga, artlnya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik pada ujung badan mereka. Larva darl banyak jenls·jenls lalat ini hldup dalam daglng, tetapi pemblakan bisa ju9a terjadi dalam kotoran blnatang. Beberapa jenls tidak bertelur tet.apl mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumeh dan restoran-restoran dan karena ltu mereka tldak penting sebagai vektoi mekanis penyakit manusia. Tetllpl mereka btsa menyebabkan myiasls pada manusla (Depkt:S RI, Dit.Jl:ln.PPM, PLP, 1992).
d.
Lalat hijau/Blow flies (Lucilla selitl!A) Jenis·jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumeh-rurnah dan restoran·restoran daripada lalat rumah btase, karena ltu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai vcktor pcnyaklt manusia, Mereka biasanya membiak di bahan binatang yang membusuk, tct:apl mercka juga bisa bertelur di tumbuhan-tumbohan segar dan membusuk kalau tidak ada daging binatang. Siklus hidup jenis·jenis lalat ini sangat menyerupai slklus hidup lalat rumah btasa Mereka Juga dapat terbang jauh. terva dari banyak
zo jenis-jenis lalat ini menyebabkan mvasis pada binatang dan manusia
(Depkes Rl, Dit.Jen.PPM, PLP, 1992). e.
La lat buah ( Bacterocerasp). lalat buah merupakan salah satu hama utama tanaman buah dan bP.berapa jenis sayuran. Beberap,a jenis sayuran yang sering mendapat serangan berat hama ini adalah
cabai,
tomat,
paprika,
dan
sayur-
sayuran (Muryaii dan A. Hasyim). Dalam siklus hidupnya lalat buah mempunyai 4 stadium hidup yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur kedalam kulit buah atau di dalam Iuka atau cacat buah secara berkelornpok. Lalat buah betin<1 bP.rtelur sekitar 15 butir. Telur berwarna putih transparan berbentuk bulat panjang dengan salah sat:u ujungnya nmcing. larva lalat buah hidup dan berkembang di dalam daging buah selama 6-9 hari. larva mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzlm perusak atau pencerna yang berfungsi melurekkan daging buah sehingga mudah diisap dan dicema. Enzim tersebut diketahui yang mempercepat pembusukan, se!a;n
baktert pembusuk yang mempercepat aktivitas pernbusukan buah. Jil
febih runcing dihandingkan tetat jantan.
21
Sildus hidJp dari telur menjadi dewasa berlangsung selama 16 hari. Fase kritis tanaman yaitu pada saat taoarnan mulai berbuah terutama pada
saat buah menjelang masak. Lalat buah yang mempunyal ukuran tubuh relatif kecil clan sildus hidup yang pendek peka terhadap lingkungan yang kurang baik. Suhu optimal uot.uk perkembangan Jalat buah 26°c, sedangkan kelembaban relatif sektar 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembcmgan pupa. Kelembaban tanah yang sesuai untuk stadia
pupa adalah 0·9%. Cahaya mempunyai pengaruh
langsung
terhadap
per1<embangan lalal buah. Lalat buah betlna akan meletakl<.an telur lebih
ceoat dalam kondlsl yang t.erang, sebaliknya pupa lalat buah tidak akan menetas apabila terkena sinar (Khalsoven. 1981)
2.1.s
Persepsl Secara sederhana per.;epsl dlartlkan sebagai suatu aktifitas pemberian
makna, arti atau tafsiran terhaclap sualu objel( St!bagal hasil pengamatan yang dilakukan oleh seseorang (Yusuf, 1991). Syah (1983) mengatakan persepsl adalah pandangan, pengertian dan intei pr el.clsi yang diberikan oleh seseorang tentang
suatu objek
yang diinformasikan
kepadanya
t=Jt<sma
mengenai
bagaimana cara orang tcrscbut memand;ing, lllffi9Clrtikan, menginterpretasikan informasi itu, dengan cara mempcrtimbilngan hal tersebut dengan dirinya dim lingkungan tempat dimana dia berada clan melakukan mteraksl. inl berarti persepsi merupakan has1I upaya pengindefaan tcffiadap senap stJmulus yang ditimbulkan dalam diri clan lingkungan.
22
Sanvono (1991), mengemukakan bahwa persepsi adalah pengamatan suatu objek melalui sejumlah penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak). Diperteqas lagi bahwa kunci memahami persepsi adalah pengenalan. Persepsi merupakan penefsiran yang unik terhadap situasi dan bukan merupakan penc.atatan yang benar terhadap situasi. Menurut Sudjana ( 1990), persepsi adalah tan9gapan, pendapat yang di dalamnya terkandung unsur penilaian seseorang terhadap objel( dan gejala herdasarl
dan interpretasi seseorang tentang suatu cbjek yang diinformasikan kepadanya, terutama
cara
menginterpretasikan
orang
tersebut
memandang,
mengartikan
dan
informasi tersebut dangan cara mempertimbangkan ha!
tersebut dengan dirinya dan lingkungannya ternpat di mare ia berada dan berinteraksi. Dengan demikian persepsi d~ndang seb.;gai proses pemberian arti {kognisi)
terhadap lingkungan oleh seseorang di!n karena setiap orang
memberikan arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat
yang sama dengan cara yang berbeda sehingga set:iap individu memilik.i berbagai maram isyarat yang dapat mesr.peogaruhi persej)Sinya ternaoap orang lain atau stimulus, seperti objek dan tancla-tanda.
Oleh karena !tu sering terjadi
ketida~imbangan arti atau pemberian arti sehingga te1jadi salah persepsi temaoap orang lain atau objek. Davidoff (1981},
menyatakan bahwa dalam persepsi itu sek.Jlipun
stfmulusnya sarna tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama kerangka acuan juga tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi
23
individu satu dengan yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran persepsi ibJ bersifat individual. Berdasar hal tersebut, persepsi setiap individu terhadap lingkungan tidakkih sarna dan bahkan benainan. Walgito (2003), menjelaskan bahwa ildanya saling hubungan antara manusia dengan lingkungan dijcmbat
stimulus yang
berasal dari
Jingkungan,
sebuliknya
individu
dapat
memberil
rangsang data d.1ri berbac;ai St.mber. Sumber-sumber tadi diterima oleh individu melalui alat indera yang dimiliki, dan akan diberikan respon sesuai dengan penilaian clan pemberian arti terhadap respon t:adi.
2.
Proses menyefeksi rangsang; setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi demi menghemat
perhatian yang digunakan. Rarigsangan ini
diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Dalam proses seleksi ada dua faktor yang menentukan yaitu :
(1) Faktor ekstemal, yaitu faktor·faktor yang berasal dari luar individu yang juga turut mcncntulran dalam proses seleksi. Fakt<x·faktor ini antaranya adalah: a) lntensitas, yang menyatakan bahwa suatu rangsang akan lebih mendapat perhiltian jika intensitasnya kuat dibanding dengan yang
intersitasnya lemah atau sebaliknya; b) Sesuatu yang berulang, prinsip inl menyatakan
bahwa suatu yang muncul berulang-ulang dan torus-
menerus akan lebih mendapat perhatian lebih; c) Sesuatu yang baru, yang menyatakan
bahwa sesuatu yang baru akan lebih mendapat
perhatian dan al
internal,
diantaranya
adalah
a) Kebutuhan,
prinsip
inl
menyatakan bahwa kebutuhan pslkologis individu akan mempengaruhi persepslnya,
mtsal
seseorang
sesuatu,
ak11n
letlih dahulu
in
berhubungan
dengan
yang
memilikl
keinginan-keinginan
mempersepsikan
keinglnan·keinginannya
sesuatu
tersebut;
b)
yang
Latar
belakang dan pengalam
latar
mempersiapkan
belakang
sesuatu
dan
pengalaman
yang diterimanya
tertentu
akan
sesuai dengan apa yang
pemab dialamlnya; c) Penerimaan d1rl, pnnslp ini menyatakan bahwa penerlmaan diri merupakan slfat yang penting yang mempengaruhi persepsl. Beberapa pendekatan telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih dapat rnenerima kenyataan dirinya akan leblh cepat menerapkan sesuatu dari pacla mereka yag kurang menerima realitas diriny11.
3.
Proses pengorganisasi.:ln;
data atau rangsangan yang diterima selanjutnya
diorganisasikan kc dalam suatu bcntuk. 4.
Proses penafsiran; Setelah oata diterima dan diatur, si penerima kernudian
mP.nat';irkan d;iln ini dengan herbitgai cara. Dik.atal
25
5. Proses pengecekan ; Proses selanjutnya dari proses persepsi adalah pengecekan data atau rangsang tadi, untuk meyokinkan bahwa penafsiran itu benar atau salah, lndividu akan mcngambil tindakan untuk mengeceknya, pengecekan inl dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil persepst selanjutnya. 6.
Proses reak.si; Li119karan persepsl bclum sempurna sebelum menimliulkiln reaksi. Reaksi tersebut dap;it secere tertutup dapat secara terbuka. Reaksl secara tertutup berupa pcmbcntukan slkap dan pendapat, sedangka11 reaksl secara terbuka berupa tindakan schubungan dengan reaksi tersebut. Faktor·faktor yang mempcngnruhi persepsi dalam diri seseorang anlarl:I
lain adalah pengalaman masa k1lu (Crutchflleld dalam Sarwono, 1991). Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan perscpsi enter individu seperti : kebutuhan, sistem nilai yang dimiliki, keblasaan hidup, kebudayaan dan faktor umur seseorang (Sarwono, 1991). Lebih lanjut menurut Kreitner (2001) bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku clan keputusannya. Mengacu pada uralan yang ada maka konsep persepsi yang digunaknn dalam rienP.litian ini adalah suatu pandangan yang diberikan seseorang terhadap objek, gejala atau penstlwa ynng dilakukan oleh individu yang bersangkutan secara sengaja dengan cara menghubungkan objek, gejala atau peristiwa tersebut denqan yang diperoleh dnri pendidikan, pengalaman atau adat istiadat.
26
2.1.6 Valuasi Ekonomi Valuasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam (SDA) dan tingkungan baik atas nilai pasar (market value)maupun nilai non
pasar
(non market value).
Tujuan dari valuasi
ekonomi
adalah
untuk
menunjukkan keterkaitan antara konservasi sumberdaya alam dan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu valuasi meningkatan
apresiasi
dan
ekonomi dapat digunakan sebagai alat
kesaoaran masyarakat
terhadap
lingkungan
(Fauzi,2006). Komponen barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam terdiri
dari 2 yaitu : barang dan jasa yang diperdagangkan (traded goods) dan tidak diperdagangkan (non-traded goa:ts). Barang dan jasa yang diperdagangkan, teknik pengukuran nilai ek.onominya dapat dilakukan clengan lebih terokur karena bentuk fisiknya jelas clan memiliki nilai pasar (market value}, sedangkan untuk barang dan jasa yang dihasilkan dari semberdeya alam dan fingkungan seperti nilai rexreasl, nilai keindahan Clan sebagainya yang tidak diperdagangkan dan sufit mendapatken data mengenai harga dan kuantitas dari barang dan jasa tersebut (Bromley, 1995). Menurut Fauzi (2006), ada beberapa cara pengukuran barang dan jasa yang diperdagangkan
dan beranq yong tidak diperdagangkan yaitu sebagai
berikut : 1. Barang yang dapat diperdagangkan
''· Surplus Konsumen
27
Surplus konsumen adalah pengukuran kesejahteraan di tingkat konsumen yang diukur berdasarkan selisih keinginan membayar dari seseorang dengan apa yang sebenarnya dia bayar. Oi dalam valuasi ekonomi surnberdava, surplus konsumen ini dapat digunakan untuk mengukur besarnya kehilangan akibat kerusakao ekosistem dengan mengukur perubahan surplus konsumen.
b. Surplus Produsen Surplus produsen diukur dari slsi manfaat dan kehllangan dari sisi produsen atau pelaku ekonomi. Dalam bentuk yang sederhana, nilai ini
dapat diukur tanpa harus mengetahui kurva penawaran dari barang yang diperdagangkan. 2. Barang dan jasa yang tidak diperdagangkan,
a. Teknik Pengukuran lidak Langsung (Ind/reef) Penilalan terhadap barang dan jasa yang tidak dlperdagangkan dapat dilakukan menggunakan tel
(market value,. Termasuk di dalam tekn1k-teknik yaitu : hedonic price, travel cost method (CSERGE, 1994). h. Tcknik f'cngukuran Langsung(Direct) Padq pendekatan pengukuran secara langsung, nilai ekonomi sumberdaya dan Jingkung;m dapat diperoleh tangsung dengan menanyakan kepada
28
individu atau masyarakat mengenai keinginan membayar (willingnessto paY) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam. Pendelwtan langsung menurunkan preferensi secara langsung dengan cara survey dan teknik-teknik percobaan (experimentaltecnfqueS) misalnya "contingent vahMtintf'. Pendekatan mntingent (tergantung kondlsl), pada praktiknya informasi yang diperoleh sangat tergantung dilrl hlf'lOh'!Sis pasar yang dibangun, misalnya: seberapa besar biaya yang barus ditanggung, bagaimana pembayarannya. Pendekatan lni secara teknls ekspetimental melalui
daoat
dllakukan dengan dua cara, yaitu: teknls
simulasl dan ~rmain;m dan melalui teknik survey.
Pencekatan pertama Jebih banyak dilakukan dengan melalui slmulasi kornputer sehingga penggunaannya di lapangan sangat sedikit. Freeman (2003) menyebutkan dua ukuran kesejahteraan yang sering digunakan clalam valuasl adalah compensatingsurplus (''CS") dan equivalent $Urplus(ES). CS untuk suatu perbalkan adalah jumlah maks1mum (dalam satuan uang) kesectaan seseorang untuk membayar agar blsa menlKmatl perbaikan tersebut, Ukurc1n inilah yang juga disebut sebagai wlllingnessto pay (WTP) misalnya pengurangan polusl, penurunan harga dilihat dart konsumen, dsb, dengan demikian CS dapet dilihat sebagai jumlah uang yang harus diambil deirl scseoranq jika ingin mengcmbalik
ts adalah jumlah uar]9 yang harus diberikan kepai;la seseoranq
29
agar ia tida.k menlkmati perbaikan yang beru, tapi kepuasannya sama dengan seolah-oeh ia menikmatinya. Ukuran inl, dalam kasus perbaikan, sering disebut sebagai willingness to
1)
aa:eptcompeasetion (WfA).
Contingent Valuation Method (CVM) Metoda valuasi kontingensi adalah cara perhitungan secara langsung,
dalam hal ini menanyakan kesediaan untuk menerima (WIA) kepada rnasyarakat dengan titik berat preferensi indMdu menllal benda publik yang penekanannya pada stander nilai uang (Hanley & Spash, 1993). Menurut Zhang and Li (2005), CVM rnerupakan metxxle yang sedemena dan fleksibel, sehingga aplikatif dalam menilai Pcirang / jasa yang tidak memiliki pasar. Metocla ini mernunykinkiln semua komoditas yang tidak diperdagangkan di pasar dapat diestimasi nilai ekonominya. Pendekat.an CVM seri1"9 digunakan untuk meogukur nilai pasif (nilal nonpemanfaatan)
sumberdaya
alam
keberadaan. CVM pacla hakikatnya
atau
sering
juga dikenal
dengan
nilai
bertujuan untuk mengetahui: pertama,
keinginan membayar (Willingness to Pay atau WTP) dari masyarakat, misalnya tertiadap perbaikan kualitas lingkungan (air, udara, den sebagainya) clan ke dua, keinginan menerima (Willingness to Accept atau WfA) kerusakan atau dampak suatu lingkungan.
Karena teknik CVM didasarkan pada asurnsi mendasar
mengenai hak pemilillan (Garrod den Willis, 1999), jika individu yang tlir<1nya mcmilik.i hak atas sumber daya, pengukurnn y
30
2)
Tahap Operasional Penerapan Pendekatan CVM Menurut Hanley dan Spash (1993), implementasi O/M dapat dipandang
menjadi enam tahap pekerjaan, yaitu .: 1) membangun pasar hipotetis; 2) memunculkan/menghasilkan
nilai tawaran (bid); 3) mendug;i nili!i rata-rata WTP;
4) menduga kurva nilai tawaran (bid curve); 5) agregasi data; dan 6) evaluasi penggunaan
CVM.
Dari enam tahapan tersebut, hanya tiga tahap yang dilakukan
dafam penelitian inf, yaitu : membangun pasar hipotetis, memunculkan nilai
tawaran, clan menduga nilai rata-rata WTA. (1) Tahap satu : Pembangunan f>dsar Hipotetis Pembangunan
sebuah
pasar
hipotetis
bagi
jasa
lingkungan
yang
dipertanyakan adalah tahap pertama yang harus dilekukan dalam studi CVM. Skenario kegiatan harus diurail
sehingga respondcn dopat memohami benda lingkungan yang
dipertanyakan serta kctcrllbi'.Jtan
mesvarakat
dalam rencana kegiatan.
Kuisioner yang digunakan juga harus menguraikan apakah semua konsumcn akan membayar sejumlah harga tertentu jika perubahan lingkungan jadi
dilaksanakan, serta bagaimanakah uang bavaran tersebut dikelola. Selain itu, kuisioner
juga
harus menjelaskan
bagaimanakah
keputusan
tentang
dilanjutkan atau tidaknya rencana kegiatan tersebut.
(2) Tahap dua : Penentuan nllal tawaran (bid) Begitu kuisioner selesai dibuat, maka kegiat'an survai t.lapat dilakukan dengan
wawancara
secare langsung (tetap
muka) dengan responden,
melalui telepon, atau melalui e-mail. Wawancara melalui telepon sebaiknya
meruoakan alternatif
terakhir
karena
penyampaian
informasi
benda
31
lingkungan melalui telcpon dinilai agak sulit, terutama karena ketei batasan waktu. Survai mClillui surat sering digunakan, tetapi seringkali mengalami bias dari jawaban yang diterima. Wawancara dengan menggunakan petugas yang terlatih ekan menghasllkan jawaban yang memadai, tetapl perlu juga diw<:ispasdai bias yang mungkin terdapat pada petugas yang melaksanak.an wawancara. Didalam kuisioner, senap individu ditanya mengenai nilai uany yang bersede diterima (nilai WTA) at.as terjadinya penurunan kualilas lingkungan). Untuk mcndapatkiln nilal tersebut depet dicapal melalul care-cara 5ebagai berikut: a. "Bidding
game" : Nllai
responden
hlngga
t.awaran mulai dari nlllli terkecil diberikan
mencapai
nilai wrA makslmum
yang bersedia
diterima responden; b. "Closed-ended referendum" : Scbuah nllai lawdrar1 tunggal diberikan kepada responden, baik untuk responden yariy setuju ataupun yang tidak setuju dengan nllai tersebut (Jawaban ya etau tldak)i c, "Payment Card" (kartu pembayaran) : Suatu kisaran nilai disajikan
sebueh kartu
yang
mungkin
mengindikasikan
ti~
ceca
pengeluaran
responden tcrhedap jeso publlk yang diberlkan; d. "Open-ended question" (pertanyaan tcrboka), Setlap responden ditanya maksimum WfA yang bersedia diterima dengan tidak adanya nilai tawaran yang diberikan. mengalami
Namun dengan cara ini responden sering
kesulit:;om untuk menjawab pertanyaan yang diberil
khususnya jika tidak memiliki pengalaman mengenai nilai perdagangan komoditas yang dipertanyakan.
32
(3) Tahap tiga: Perhitungan nilai r.b·rata WfA Setelah nilai tawaran WTA didapatkan maka segera rata-rata nilai VITI\ dihitung. Ukuran pemu..
harus
memperlakul
diambil
tentang
bagaimana
pendlan (outlier), yaitu
mengidentii'ikasi
nilai tawaran
yang
dan
ekstrim.
Misalnya, dari 1000 orang yang ditanya tentang harga yang bersedia merel-.a bayarkan untuk meningkatkan kuafitas air, sebanyak 999 nilai taworan memi1iki nilai maksimum sebesar $200 per tahun, namun nilai tawaran ke1000 adalah $10.000. Apakah kita menghitung nilai tawaran ke 1000 inP. Jika nifai tawaran ke-1000 tersebut dapat mewakifi kemumian jawaban responden, misalnya r-endapatan individu yang menjadi responden tersebut setaraf dP.ng;m nilai tawarannya, maka tidak ada alasan untuk mengeluarkan nilai tawaran yang ke-1000 tersebut dalam menghitung nilai tengah WTA. Dengan demikian, yang dimaksud outlier dl!iini adalah suatu nilai yang tefah d1lakukan identifikasi dan temyata nilai tersebut sangat jauh dan standar deviasi nUai tengahnya. Rata-rata
nildi tctwaran WTA akan lebih mudah dihitung
jika
model
pertanyaan dilakukan melalui pendekatan kartu pernbeyeran (payment card), pertanyaan
terbuka, atau bidding
game. Namun jikil pertrmyaannya
menggunakan pendekatan pertanyaan tertutup (closed-ended referendum),
33
rnaka perhihmgan logit y<:1ng berhubungan dengan kemungkinan jawaban "Ya" untuk setiap jumlah yang diberikan harus diestimasi. Kevin J. Boyle (2003) juga merumusl
1.
Mengidentiflkasi Perubahan Kuantitasatau Kualitas Langkah ini mencakup penyusunan model teoretikal dari nilai yang akan
diestimasi, berdasarkan perbedaan antara baseftne utility (utilitas awal sebagdi patokan) dengan kondisi seat ini clan tlngkat utilitas dengan kondisi setelah perubahan. •Nicks/an surplus'. Bagian yang paling sulit dari lilngkah ini adalah mengldentifikaslkan perubahan
fisik yang
menjadi
objek penelilian can
mt:!llgidentifikaslkan
bagalmana la dapal rnempengaruhi ulllitas. Untuk menentukan kondlsl status quo dan memprediksi kondisi yang akan terjadi, klta rrernenukan lnformasi sebanyak mungkin. Da'am banyak hal, desl
beda, Dengan demikian, tanpa informasi yang jelas tentang perubahan kebijakan apa yang akan berlangsung, responden "dipaksa# untuk membuat dea asumsl: 1) tentang bagaimana perubahan kebijalcan mernpengaruhi keadaaan; dan 2) tentang bagaimana perubahan keadaan itu mempengaruhi utilitasnya.
34
Kemungkin;in lainnya, sebua/1 studi CVM dilakukan sebelum kebijakon dianti5ipasi,
dimana
dampaknya
tidak
informasi diketahui.
tenting
kebijakan
itu sendiri
Dalam hal ini, studi
serta
bakal
CVM ddesain
untuk
mP.nge'>timasi serangkaian nilai yang merepresentasikan kondisi yang mungkin terjadi ketika infonnasi fisik tersecfia. Biasanya studi CVM ini menggunilkiln
sstem "best glieSS' atau tebakan terbaik akan kebijakan yang akan terjadi con apa dampaknya. Yang harus diingat, definisi teoret.is tentang nilai yang akan diukur adalah vital. 2.
Mengidentifika si Pihalc·Pihak yang Terkena Dampak Perubahan. Ketika perubahan kebijakan bisa diidentifikasikan, seharusnya populosi
atau pihak·pihak yang teSI ini penting
bagi pemiTihan sampel agar studi CVM yang dilakukan
bisa
dialamatkan ke sebagian ked1 masyarakat yang clapat mewakHi masyarakat lainnya. Perlu diingat, objek dati studi CVM adalah unit rumah tangga atau pribadi. Untuk mengetahui clampak kebi)
dlbuluhkan
informasi tent;ing l:>P.samya populasi yang mul')(Jkin terkena dampak. Sillah satu masalah d;tlrun lilnglmh ini adalah senngkali dalam survei, terjadi pencampuran pertanyaan antara yang dialamatkan ke individu dan yang dialamatkan ke rumah tangga. Sedapat mungktn masalah 1m d1h1ndari cenoan mengemas pertanyaan sedem1klan rupa sehingga mewakili salah satunya saja.
3.
MenefltukanTeknik Peng.umpulan Data St!Lidp studi CVM membutuhkan data primer. Metode yang paling banyak
digunakan selarm ini ild.Jklh survci lewat pos, Namun metode yang lebih baik adalah lewat wawancara langsung. Survei lewat telepon juga adalah salah satu
·I
35
sarana. Masing-masing cara ada kelebihan dan kckurenqennya. Dengan anggran yang terbatas, memang studi dengan survei lewat pos menjadi alternatlf yang banyak dipilih. Penyedia
keefektifan dari
berbagai teknik pengumpulan data. Pada dasarnya studi-studi ini melakukan perbandingan
deogan
menggunakan
pertanyaan:
1)
Apakah
mungkin
mengembangkan teknik sampel berbeda tapi menghasilkan sampel dengan karaketrisktik yang sama ?; 2) Apakah tingkat respon dari teknik yang berbeda, sama? 3) Apakah semua orang dengan tipe yang sama akan menjawab sarna, walaupun teknik pengumpulan datanya he.tbeda?; 'I) Apakah nonresponse
(tanggapan kosong) sama banyaknya ?; dan 5) Apakah besamya estimasi keseiehtereenakan sarra>, 4.
Menentukan Besar5ampel Pertlmbangan akan ukuran sampel penting karena dua hal. Pertama,
keakuratan estimast nilai sangat krusial bagi analisis kebijakan. Sebuah estimasi dengan rentang error yang besar tentu kurang kredibel. Kedua, presisi statistik mempengaruhi
kemampuan
untuk mendeteksi perbedaan
estimasi yang selanjutnya akan menyulitkan proses validasi.
antara nilai·nilai
36
Penentuan
besamya
sampel juga membutuhkan
pertimbangan
akan
responserate (tingkat respon) yang diharapkan, persentase alamat atau nomor telepon responden yang sa1ah, dan banyaknya non-tanggapan. 5.
Desain Instrumen Survei
.Jelaskanapa yang akandfnilai Sekali
lagi, sangat
penting
bagi
responden
untuk mengetahui
apa yang
sebenarnya sedang dinilai oleh studi.
Jelaskanmetode implementasiperubahanyang akan terjildi Responden juga harus tahu bagaimana perubahan akan terjadi. Pengetahuan akan
mekanisme
diimplementasikan,
yang
akan
diambil
jika
kebijakan
yang
ditawarkan
memrengaruhi tanggapan respooden terhadap pertanvean-
pertanyaan dalam sorvei. 6.
7.
2.2
Desain pertanyaan CVM •
Tentukan format tanggapan.
•
Beri kesemoeten responden untuk memitih.
•
Sertakan pertanyaan untuk menyaring respon "protes",
Sisipkan pertanyaan pendukung. •
Sertakan pertanvaan koveret untuk keperluan analisis statistik.
•
Sertakan pertanyaan unluk menqanalisis validil:o~ repson.
Kerangka Pemikiran Sidik et. al. ( 1985) mengemukakan bahwa ada dua proses pembuangan
akhir sampah, yakni : open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary
landfill(pernbuangan secara senat). Penanganan TPA dengan sistem open
37
dumping dapat menyebabkan terjadinya penc:emaran
lingkungan karena beu
yang ditlmbulkan dart sampah yang terdekomposisi, beu tersebut kernudian akan mengundang lalat yang dapat menyebarkan berbagai penyakit menular. Pada prinsipnya dampak negatlf yang ditimbulkan dari keberedaan TPA sebagai el<stemalitas riegatif akan menghasilkan barang publik yang negatif (Friedman, 1990). Adanya ekstemalitas yang bersifat negatif dapat dikatakan sebagai suatu kegagalan pasar. Fauzi (2006) menyatakan apabila terdapat suatu kegiatan yang menimbulkan pencemaran/kerusakan
bagi orang lain maka
pemrakarsa kegiatan tersebut wajib melakukan pembayaran untuk kerugian yang ditimbulkannya sehingga sistem harga akan bekerja Eksternalitas negatif
yang timbul
secara sempuma,
sebagai akibat
adanya aktivitas
pengelolaan TPA, harus diidentifikasi, dikuantifikasi dan divaluasi oleh pengambil kebijakan. Pemberian kompensasi sebagai pengganti biaya yang dikeluarkan masyarakat sekitar lokasi TPA Wonosari dalam mengendalikan lalat, serta kerugian dari segi psikologis yang diderit.a rnasyarakat akibat timbulnya bau diperlukan
untuk menghindari penolakan kasus lingkungan
(pencemaran).
Mekaflisme komoensasl ini bahkan wajib dilakukan pihak pengelola TPA sesuai dengan dokurnen UKL./UPL TPA Wonosart {200/) yang menyatakan pengelola akan memrasillosi $0rc:1n1:1 dan prasarana bagi masyarakat sekitar TPA dalam menunjang peningkatan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Untuk mengetahui nilai kertigian yang ditimbulkan dari suatu kegiatan dapat dilakukan pengukuran dengan metode pendekatan nilai keberadaan. Pada kasus ini penggunaan metode nilai keberaoaan (Contingent ValuationMethod) pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui k~iil(ln menerirna ( Wiiiingness
38
to Accept atau WfA) kerusakan atau dampak suatu lingkungan dalam bentuk kompensasi yang paling minimum atas hilangnya atau rusaknya sumber daya alam yang dia miliki (Garrod dan Willis, 1999}. Pengukuran nllai ekstcrnalitas negatlf darl keberadaan TPA Wonosari dengan mengetahui kesediaan menerima (WTA) dianggap tepat karena objek dari penelitian lni adalah masyarakat yang berada di sekitar lokasi TPA yang terkena darnpak negatif keberadaan TPA. Namun
bila objek penelitiannya adaiah
masvarakat
pengguna TPA secara
kPseluruhan maka teknik pengukuran yang tepat adalah dengan mengetahul nilai kesediaan membayar (WfP). Perhitl1ngan nllai kompensasi difokuskan
terhadap
dampak
yang akan dilakukan dalam penelitian lni
negatif
yang
berslfat
langsung
terhadap
masyarakat darl kehc!radaan TPA Wonosari berupa timbulnya bau yang tldak sedap, dan menlngkatnya populasi lalat di perurnahan iienrluduk sekltar lokasi TPA.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dari penelitlan ini daf)o'lt tertihat pada Gambar 3.
39
- ..
-·
! [kstellllllitaS Negatlf
.•
• .•
P"mralcarsa keglatan
TPA WONOSARJ KOTA SINGKAWANC
•
''
,..
' ''
'•
p •
p e n
• Timb•'nya bau
n :
• Menlngkalnya ~
o.
lalat
I :
.:
e
truk
••
"""'pall
..•
~ .....
I
I
I
•n
Pefsepsi I I
. ... .. . . .. .
t
Masyarakat
.•'
............................ ' '' ' •' '' ''
• ••
:···-···················'"
--~ KompensasJ ~--~ HOOO•ooo
...
Kesepakatan Pemerintah dan ; Masyaralc;it ,,,
.
:. •••••••••••
:
!
I
Keruglan
i
Kuantifikasi
Faktor·faktor yang diprediksi mempengaruhl
Valuasl
Metode CVM Tekn1k Pengukuran WTA (referendum}
,I
Nllal WTA
I
i
! • •
'
: -······························ "'
n
1idilra ~\iii.it lrit"'fXl'lllo;i
n •
'
g
• Menurunn-,ra kllillras
••k:
' '
nilaiWTA
• Jarak rumah darl TPA
. •
•
Jumlah Tanggungan Jumlah Pendapa~n Jumlah Kerug1an
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitiao
•
.
'·
BAB DI OBJEK DAN METODE PENEUTIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penehtian kesedian menerima (willingness lo <1a:epf) masyarakat
terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari adalah kepala kcluarga yang berada disekitar Jokasi TPA den93n radius 1000 m darl TPA.
3.2
Met:ode Penelitian
3. 2.1 Desa in Penelil:la n Penelitlan lni rnenggurwkan desaln penellttan kuantltatlf. Pcnelitian didasarkan pada pcngujian teorl, yang terdiri darl verlabet-verabel terukur dengan angka dan dianalisa denga11 prosedur statlstlk untuk mendapatkan generalisasi prediksl teori yd11y L't!nar (Creswell, J994). Penelltian dllakukan untuk memperoleh : 1) Persepsi kepale kelucirga lerhatl
3.2.2 Data yang dikumpulkan Data yang digunakan dalam penelitian ini terdlrl dari duo rnocarn data yaitu, d;Jta primer dan data sekuodcr. 1)
Datil Primer. Data yang diambil dari kuesioner, yaibJ; (1) identltas responden (name.
jenis kelarnin, umur, pekerjaan, pendidikan), (2)
40
.
41
persepsi kepala keluarga mengenai keberadaanTPA Wonosari, (3) nilai
WfA kepala keluarga terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari, (4) faktor-fektor yang diprediksi mempengaruhi nilai wrA Data persepsi kepala keluarga menqenai
keberadaan TPA Wonosari
meliputi: a.
Persepsl mengenai dampak positif dan dampak negatif TPA Wonosari berupajawaban ya atau tidal<.
b.
Persepsl mengenai dampak negatif yang dirasakan darl keberadaan
TPA
melipuli
menurunnya
limbulnya kualit:ls
menurunnya kualitas
bau,
meningkatnya puoulasl
lingkungan,
menurunnya
kualitas
lalat, air,
udara akil.JOl transportasi pengangkutan
sampah. c.
Perscpsi kepota keluarga tentang intensitas darnpak negatif yang dirasakan
d.
Persepsi mengenai pengaruh cuac.a terhadap dampak negatif yang dirasakan
e. Persepsi kepala keluarga mengenai jumlah kerugian tiap bufan ates darnpak negatif keberadaan TPA Wonosari.
f.
Persepsi mengenai upaya yang sebaiknya dilakukan pemerintah
terhadap dampak negatlf yang di timbulkan TPA Data nilai WTA adaleh
besarnya
kesediaan kepata
keluarga untuk
menerima dampak neqatif kcberadaan TPA Wonosari. Dab fektor-fektor
yang diprediksi mempengaruhi nilai WTA meliputi : a) jarak rumah
42
terhadap. TPA; b) jumlah tanggungan kcluarga; c) penghasilan; d) jumlah kerugian tiap kepala keluarga.
2)
Data sekunder, berupa data pendukung mcngell
penelitian
dideftnisikan
secara operasionai sebagai
berikut:
1) WTA adalah kesediaan menerima masyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari dalam nilai rupiah. 2)
Jarak rumah terhadap TPA adalah jarak rumah kepala keluarga dari lokasi
TPA Wonosari dalam satuan meter. 3) Jumlah anggota keluarga jumlah orang dalam keluarga yang ~njadi tanggungan kepala keluarga termasuk kepala keluarga. 4)
Penghasilan adalah rata-rata penghasil;m kepala keluarga dalam 1 bulan.
5)
Kepemilikan usaha adalah usaha dalam hentuk kebun, laclang, temak yang dimiliki kepala keluarga yang berlokasi dalam radius 1000 m dari TPA.
6) jumlen kerugian adalah rate-rata kerugian kepala ke!uarga tiap bu!an ates dampak negatif keberadaan TPA Wonosari baik dari segi biaya yang telah dikeluarkan rnaupun beben psikologi diterima dalam nilal rupiah. Batasan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1) Kepala
Keluarga:
seorang
dari
sekelompok anggot:I
keluarga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan seharl-hari, atau orang yang dianggap / ditunjuk sebagai Kepala Keluarga (BKKBN, tanpa tahun).
43
2) Responden adalah kepala keluarga yang bertempet tinggal disekitar lokasi TPA dengan radius 1000 m dari TPA. Penetapan jarak 1000 m berdasarkan kemampuan terbang lalat (Azwar, 1990).
3.2.3 Penetapan Sampel
Penetapan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknlk purposive sampling. Untuk menentukan sarnpel, unil yang akan di
negaur
keberedaan TPA Wonosarl.
Responden yang
menyatakan kebe1adaa11 TPA Wvnosari rnenimbulkan dampak negatlf dltetapkan sebagai sampel etau responden terpilih dalam penelltlan unluk. rnemberiken nilal
WfA.
3.2.4 Teknlk Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dota primer menggunakan kuesioner. Kuesio11cr diisl olch responoon dcngan dipondu oleh peneliti sendirl, Teknik pengumpulan data sekunder denqan studi literatur yang bcrasal loporan hasll penelitian terkart dengan willingness to sccept dan data :;oslal ekonomi rnasvarakat. Lembar kuesioncr dapat dilihat pada lampiran 1 . 3.2.5 Rancangan .Analisis Data primer yang diperoleh dari kuesioner dilakukan analisis deskriptif
dan uji statistik seperti terlihat pada Tabel 1.
44
Tabel 1.
Pennasalahan, Data, sumber data, cara pengumpulan data, anatisa data
Perrnasalahan Persepsi kepala keluarga terhadap keberadaan TPA Wonosari
Data a. Persepsi mengenai dampak p(ll>itif clan dampak negatif TPA Wonosari berupa jawaban ya atau lidak. b. Persepsi mengenai dampak negatif yang dirasakan dari keberadaan TPA c, Persepsi kepala keluarga tentang intensitas dampak negatif yang dirasakan d. Persepsi mengeoai pengarUi cuaca terhadap dampak negatif yang dirasakan e. Persepsi kepala keluarga mengenai jumlah kerugian tiap bulan atas dampak ~tif keberadaan TPA Wonosari. f. Persepsi mengenai upaya yang sebaiknya dilakul
WTA
Woll05
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WT/l.
[ __ - -1)
-
1. jarak rumah terhadap TPA 2. jumlah anggota keluarga 3. i;eng1asilao 4. jumlah kerugian fup kepala kelucrgo
Sumber Data
Cara Pengumpulan
Analisa Data
Dal£!
Responden Kuesioner
Diskriptif dengan tabulasi dan
diagram
Rl!$p()l1den
~--~
Responclen
CVM
Kuesioner
Kuesioner
(kontigensi valuation method) Regresi linier 'berganda
I
Oata persepsi kepala keluat9<1 terhadap keberadaan TPA woncsan dianalisis sec:nra diskriptif clan ditarr.p~kan dalam bentuk table. Data persepsi kepala
45
keluarga dijadikan sebagai penjelas dampak
negatif
keoeracaen TPA
Wonosari bagi masyarakat sekitar. 2)
Nilai V{TA kepala keluarga dihitung melalui analisis CVM, dengan tahapan sebagai berikut (Fauzi, 2004). ( 1) Membuat hipotesa pasar hipotesa Pasar dalam penelitian dibuat dengan memberikan informasi mengenai kondisi TPA Wonosari meliputi rencana pengembangan TPA, serta dampak posltif dan dampak negatif keberadaan TPA. Skenario yang diberikan odalah :
Keberad;Jan TPA Wonosari tentunva member! dampak pos1tif bagi Kota Singkawang, terhitung sampah yang dapat dikelola rata-rata 154 rn3 per harl. Berdasarkan hal tersebut dapet diproyeksikan bahwa timbulan sompah yang ada di xota Singkawang dapat dikelola di TPA Wonosari. Keberhasilan pelayanan persampahan den kebersihan di Kota Singkawang di buktik
(2) Mendapatkan Nilai lelang ( BidS) Nllal ini diperoleh dengan teknik referendum atau discrete choice (dichotomous chOi~-t!). Responden diberi suatu nilal rupiah kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak ( Fauzi,
1996).
Nllai
rupiah
t
46
ditetapkan
berdasarkan
nilai
minimum
kerugian
kepala
keluarga
ternadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari. (3) Menghitung Rataao WTA Perhitu119<1n rata-rata nilai WTA masyarakat ditentukan dengan rurnus: n
l
EWTA = i Keterangan :
=0
Wi,pfi
fWTA = dugaan rata·rata nilai WTA
Wt
• batas bawah kelas ke i
pfi
= frekuensl relatif kelas ke I
n
= jumlah
kelas
• Silmpcl 1,2, ... ,n) 3) Analisis Regresi Linier Berganda Nilai WTA masyarakat terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari untuk mengetahui foktor·faktor
yang
berpengaruh terhadap Nllai WTA. Rcgrcsi linier berganda digunakan untuk
mengatahui pengaruh variable independen (X1 • jarak rurooh terhadap TPA, X2= jumlah tanggungan, X3= Pendapatan, X4"' jumlah kerugian) secara bersama-sama terhadap varlabel dependen (Y=
nila1 WTA). Pengujian
dilakukan dengan uji F dengan memhancingkan variabel X1, X,, X:i, X, secara bersama-sama terhadap variabel Y secara indrvidu.
Pengujian dilakukan
dengan langkah·langkah sebagar berikut ; 1. MembUC!l Hipotesis HiJX)tesis untuk kasus pengujia11 F·test uictlds ddalcth ; Ho : ll1 =
lli = lh = ll• = 0
•
47
Artinya, tid
kepa!a ke!uarga) dengan variabel Y { nilal WfA)
H,:f3.*0 Artinya, ada hubungan antara variabel Xi. X2, X3 dan X. {jarak rumah dari
TPA, jumlah tanggungan, penghasian, clan jumlah kerugian tiap kepala ke!uarga) dengan variabel Y ( nilai \Vf A ) 2. Menentukan F label dan F hitung F tabel Tingk.at signilikansi adalah 5 % (o = 0,05), degree of freedom (df) dapat dilihat pada kolom ANOVA untulc numerator clan Oenumerator.
F hitung Hasil output komputet p;ida kofom F 3. Pengambilan Keputusan • Dengan membandingkan F label dan F hitung: jika F hitung < F label maka Ho diterima, artinya variabel X tidak berpengaruh terfladap variabel Y jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak, amnva variabel X berpengaruh terhedap Vdric:lbe! Y. • Dengan melihat nilai probabilitas (P'Va!ue): jika p - Value < 0,05 maka
Ho ditolilk, artiny;i variebcl X berpengaruh
terhadap variabet Y jika p - Vah.ie > 0,05 maka Ho diterima, artinya variatlel X tidak
berpengaruh terhadap variabel Y (Rosalina, 2005).
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1
Keadaan Umum Kota Singkawang Kota Singkawang
Kalimantan
merupakan salah setu bcntuk pemerintahan kota di
Barat setelah Pemertntnhnn
Kota Pontianak. Oerbatasan
dengan
Kabupaten sambas dan Kabuputcn Bengkayang, dengan luas wilayah 504 km~
(50.400 Ha). Dlbandingkan dengan luas wilayah deereh se-Kalirnanl.an sarat, Kota Singkawang
merupakan
wilily.-:ih yang terkecil
luasnya
setelah Kota
Pontianak. Letak geografis Kotil Slngkawang peda 0° 44' 55,85" - 01° 01' 21,51" Untang Utara dan 108° SL' 47,6" • 109° 10' 19" Bujur Timur.
Bald~·b
wilayah selengkapnya untuk Kota Singkaw<1ng adalah : :.-Sebelah Utara
: Kobupaten Sambas
J.. Scbelah Selatan
: Kabup;itcn Bengkayang
;,.. Sebelah Timur
: Kabupatcn Bcngkoy()ng
:,.. Sebelah Barat
: Laut Natuna
Kota Singkawang terdiri dari S kecamatan dcngan leas w1layah 50.100 ba atau -;ekitar 0,34 perscn dari luas wilayah Kalimantan Baral Kecamatan terluas adalah KP.r.<Jmarnn
singkawang selatan
(22.448
ha atau 44,58 perscn) dan
terkecil adalah kecemotan Singkawang Bamt (1.S04 ha atau 2,98 persen) dari wilayah kota. xote Singkawang
memiliki lklim yang sama dengan wilayah Indonesia
pada umumnya yaitu iklim tropis. Kuld Sinykawang memiliki udara yang lebih
48
49
sejuk bila dibandingkan dengan Kota Pontianak karena fisiomorfografinya yang unik. Cu rah hujan Kota Singkawang cukup tinggi yaitu rata-rata ( dalam 10 tahun terakhlr) 2.780 mm pertahun dengan rata-rata 134 harl hujan pertahun. Menurut catatan tahun 2001, curah hujan relatif tinggi terjadi pada bulan April- Juli dan Oktober-Desember dengan curah hujan maksimum 490 mm terjadi pada bulan Desember dengan 20 hari hujan.
Keadaan iklim di Kota Singkawang dapat
dikatakan tidak menentu dengan suhu udara berkisar antara 21,8° sampai 30,05°C, den rnasih dipengaruhl oleh angin muson can perubahan lkllm laut.
Gambar 4. Peta Kota Singkawang
50
• • •
•
Lokasi Penelitian /
lPA Wonosari
'
Gambar 5. Peta Lokasl Penelitian
4.1.2 Gambaran Umum Kondisi TPA Wonosari dan Kondisi Masyarakat di Sekitar TPA Wonosari TPA Wonosari secara
administrasi
berada
di wilayah
Kacamatan
Singkawang Tengah termasuk dalam Kelurahan Roban. Lokasi TPA ini berjarak kira-kira 5 km dari pusat kota, merupakan daerah dataran agak tinggi kira-kira 12 m dari perrnukaan sungai pada Kanai Kulor - Selakau. Secara geografi letak TPA berada pada 99.400 m - 101.000 m arah utara dan 286.000 m - 287.000 m arah timur (Koordlnat UTM). Kondisi penggunaan lahan secara umum rnerupakan lahan kosong yang dimanfaatkan untuk kebun, kuburan, permukiman penduduk, rumah walet dan harnparan pasir sisa kegiatan penambangan emas tanpa izin
(PETI).
51
Konsep pengolahan sampah di TPA WOOOSilri masih menggunakan sistem
open dumping. sstem open dvmping ini tentunya bersifat scrnentara dan telah direncanakan oleh pemerintah Kota Singkaw;mg untuk di ubah menjadi sistem C()f)fro/l landfill. Hal ini dlkareoakan belt.rn tersedlanya lahan dan infrastruktur yang memadai, konsentrasi Pemerintah Kota Singkawang selaku pengelola TPA masih terfokus pada pengembangan l<Jh
detailengineering dcsain TPA Wooosari Tahun 2008, saat sekarang lahan yang telah dimanfaatkan untuk TPA scluas
5,8 Ha dan merupakan lahan milik
Pemerintah Kota Singkawang d.)ri total luas 8,5 Ha (terdiri deri S persil). Untuk mhap mcndesak (5 tahun mendatang) prioritas lahan yang harus dibebaskan seluas 23, 6 Ha. Kemucfian untuk ta hap pengembangan 20 tahun mendalany akan dipcrsiapk<1n '14, I Ha untuk kawasan TPA dcln 42,0 I la di sekeliling kllwasan TPA dipcruntuk<Jn daerah penyangga/buffer
zone.
Berdasarkan hasil survei lapangan, pada radius 1000 m dari lokasl TPA Wonosari
terdapat 9 unit rum.'.lh dan I rumah walet
Bangunan tcrsebut
termasuk yang paling dekat radiU"..nyil dcogan pengaruh terhedap kegiatan TPA yaitu (O - 200 m), pada jarak kurang lcbih (201
400 m) dari TPA juga terdapat
6 unit rumah, 2 ponclok kebun dan I pei
600
m dari pengaruh aktivitas TPA terdapat Perumahan Rehabilit:asi Kusta sebanyak 14 unit rumah dan 2 rumah. Kira - kira 601 - 800 m dari lokasi TPA, tepatnya di pinggir jalan menuju lokasi TPA lerdapat l rurnah permanen dan perumahan Villa Wonosari sebanyak 60 l.flit rumah, namun dari 60 unit rumah tersebut hanya 43 unit rumah yang tctah d1hurn. I Jdak iauh dan Kanai Kulor - Selakau
52
berjarak ± 1200 m dari lokasi TPA tcrdapat SMP Negeri 13 Singkawang Tengah. Gambaran lokasi panelitian dapat dilnat pada lampiran 2. Berdasarkan data tersebut di ams diperoleh jumlah kepala keluarga yang berada pada radius 1000 m dari lokasi TPA Wonosari sebanyak 75 kepala keluarga, sedangkan SMP Negeri 13 Singkawang Tenqah y.:ng berjarak ± 1200 m dari lokasi TPA tidak terpengaruh oleh adanya aktivitas TPA. Kondisi ini diketahui berdasarkan keterangan yang cf.ambil dari pihak pengelola sekolah melalui wawancara dengan kuesioner yang meoyatakan bahwa TPA Wonosuri tidak berperqsruh negatif terhadap aktivitas be!ajar dan mengaj3r sswe. Kondisi sosial ekonomi rnasyarakat yang berada pada radius 1000 m dari lokasi TPA dapat di'ihat pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 'l di bawah ini.
Tabel 2. Data Pekerjaen Kepala Keluarga
-: I
Jarak rumah dari TPA
Jumlall Kepala Keluarga
l
0-200 rn
9
2 3
201-400 m 401-600 m 601-800 m Total
6 16 44 75
I
4
Pekerjaan Petani 8
Swasta
2
l 3 2 35
27
'll
3 i
l
Peoawai
7 7
Sumber: Data Pnmcr, 2009
Tabel 3. Datil Pendapatan Kepala Keluarga
I
Jumlah Kepala Keluarga
No
Jarak rumah deri TPA
l
0-200 m
9
2
2.C!.1-400 m 401-600 m 601-800 m
6
3 4
Total Sember: Data Pnmcr, 2009
16 44 75
Pendapatan
-
.._ -
0
Ro
1it-21tRp 8 6
> 2 jt Rp
-
16 40 70
-
4 4
53
Tabet 4. Data Kepemilikan Kcbun Pada Radius 1000 m dari TPA
No
Jarak rurnen dari TPA
Jumlah xeoera Keluarga
Kepermhkan Kebun Ya
,_!
0-200 m 2 201·400 Ill 401-600 m 3 4 601-800 m Total Sumber: Data Pnmer, 2009
4.2
9
8
6 16 44
3 14 2 27
75
Tidak 1
-
3 2
I
42 48 -
-
Persepsi Kepala Keluarga Mengenai Keberadaan TPA Wonosari Persepsi kepala keluarga terhadap keberaclaan TPA wonosari beragam.
Persepsi inl
dapat
menjadi
Singkaw11ng
selaku
pengelola
bahan TPA
pertimbangan untuk
bagi
mengambil
Pemerintah kebijakan
Kota dalam
mengantisipasi permasalahan tP.rkilit darnpak negatif yang ditimbulkan TPA Wonosari terhadap masyarakat sekirar. 1)
Persepsi masyarakat mengenai dampak positif dan dampak negatif keberadaan TPA Wonosari Data persepsi kepala keluarga mcnqcnai dampak positif dan negatif
keberadaan TPA Wonosari dapat dilihat pada Tabcl S don Tabet 6 di bawah ini. Tabel 5. Persepsi Meng~nai Dampak Positif Keberadaan TPA Wonosari
Nu
Jarak rumah dari TPA
Jumlah Kepala Keluarga
0-200 m 201-400 m 401-600 m 601·800 m -4 Total Sumber: Data Primer, 2009 l 2 3
9 6 16 44
75
Persepsi Mengenai Dampak Posilif Keberedean TPA Wonosari a b Jml KK % Jml KK % 1 1.33 8 10.67 3 4.00 3 4.00 4 5.33 12 16.00 13 17.33 41.33 31 21 28.00 54 72.00
Ket : a. xeberadaan TPA Wono!xni 111e11im~ulk11n darnpak positif b. Keberaclaan TPA Wonosari ticl~k rnenimbulkan dampak positif
54
Tabel 6. Persepsi Mengenai Dsrnpak Negatif Keberadaan TPA Wonosari
No
'-
Jarak rumah dari TPA
Per~ Mengenai Dampak Negatif Keberadaan TPA Wonosari
Jumlah Kepala Keluarga
a
b
2
0-200 m 201-400 m
9 6
Jml KK 9 6
3
401-600 m
16
16
8.00 21.33
4
601-800 m
44
37
49.33
7
68
90.67
7
1
Total Sumber: Data Primer, 2009
75
I
o/o
JmlKK
12.00
0 0 0
~b
I .
. .
9.33
I
9.33
-
Ket : a. Keberadaan TPA Wooosari menimbulkao dall1)Ck negatif b. KcberadaanTPA Wo'.lOSari tidak menimbutkan oampak negatif
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa
keberadaan
TPA Wonos(lri
memberikan dampak positif bagi 28 % kepala keluarga, dari 28 % kepala keluarga tersebut diantar
tambahan
penghasilan dari mengumpulkan barang beses, 57,14 % kepala keluarga meovatasan keberadaan TPA Wonosari memberikan kemudahan dalam akses membuang sarnpah, dan 14,29 % kepala ke.luarga menyatakan keberadaan TPA Wonosari berdampak positif terhadap perkembangan akses dan infrastruktur seperti pengembangan j
Selain dampak positif, kebcradaan TPA Wonosari juga menimbulkan dampak negatif. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa 90,67 % dari total 75 kepala keluarga y;mg hP.rild
55
m2mberikan dampak negatif. Berdascrkan hasil wawancara terhadap 9,33 % kepala keluarga tersebut, rata-rata menyatakanmasih belum merasakandampak negatif yang ditimbuik.an dari keberadaan lPA Wonosari karena baru bertempat tinggal di lokasi sekitar TPA Wonosari kurang lebih satu bulan, tepatnya di
Perurnanan Villa Wonosari. 2)
Persepsi mengenai keberadaan TPA
dampak
negatif yang
dirasakan
dari
Dari 90,67 % kepala keluarga yang mcmiliki persepsi bahwa keberedaen TPA Wonosari menimbulkan dampak negatif tersebut, sebanyak 70,67 % kepala keluarga memiliki persepsi bahwa keberadaan TPA Wonosari berdampak terhadap menurunnya kualitas udara yaitu limbulnya bau, 82,67 % kepala keluarga mP.miliki persepsi bah\"13
keberadaan TPA Wonosari berdampak
terhadap meningkatnya populasi lalat, dan 21,33 % kepala keluarga memiliki persepsi bahwa keberadaan TPA Wonosari berdampak tP.rhadap memeunnva kuahtas udera ak1bat trar.sportasi pengangkutan sampan.
3)
Persep$i kepala keluarga tentang intensitas dampak negatif yang dlrasakatt Terkait dengan dampak negatif yang ditimbulkan tlari keberadaan TPA
wonosari, sebanyak 64,71 % kepala keluarga mcny<:1tilk.Jndampak negatif yang dirasakan berlangsung secara terus menerus. Dalam hal ini persepsi kepala kP.luarg;; ~ng;it
dipengaruhi oleh pemaknaan alas dampak negatif yang
dirasakan. Davidoff (1981), menyarakzn bahwa dalam persepsl itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena pengalaman tidak serna, kemampuan berlikir l1dak sarna, maka ada kemungkinan hasil oerseps 1ndivldu satu oenoen yang
56
lain tidak sama. Persepsi kepala keluarga mengenai intensitas dampak negatif
keberadaan TPA Wonosari dapat clifihat pada fabel 7 di bawah ini
.· Tabel 7.
No
Persepsi Kepala Keluarga Mengenai lnten.$itas Darnpak Negatif Keberadaan TPA Wooosari
Jarak rumah daril"PA
Persepsi Mengenai lntensitas Dampak Negatif Keberadaan TPA \11/onosari
Jumlah Kepala Keluarga
a
b
JmlKK
%
Jml KK
%
1
0·200 m
9
8
U.76
1
1.4/
2
201·400 m
6
4
5.88
2
2.94
3
401·600 m
16
17.65
4
4
601-800 m
37
12 ]0
29.41
17
5.88 25.00
44
64.71
24
35.29
Total 68 Sumber: Data Pruner, 2009
I
Ket : a. Dampak negotit yang dirasakan IP..rla"9Sl.fl9 secara terus menerus b. Oampak ncg.Jtif yang dirasak.an tidck bertangsung secare terus menerus
4)
Persepsi me.ngenai pengaruh cuaca terhadap dampak negatif yang dirasakan Dampak negatif keberadaan TPA Wonosari juga dipengaruhi oleh faktor
cuaca. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner sebanyak 83,82 % kepala keluarqa merrnhkl persepsi bahwa taktor cuaca mempengaruhi intensitas dampak negatif yang dirasakan clan 16,18 % kepala keluarga lainnya memiliki
persepsi bahwa fal
,
sangat ditentukan oleh penilaian atau pengalaman yang dirndiki tiap responden terhadap dampak negatif yang drrasal
•
'57
dengan pernyataan Suljana (1990), persepsi adalah t.anggapan, pendapat yang di dalamnya terkanclung unsur penildi<m seseorang terhadap objek dan gejala berdasar kan pel"J,Jdldman clan wawasan yang dimiliki. Persepsi kepala keluarga mengenai pengaruh
cuacct
teffiadap intensitas dampak negatif yang dirasakan
dapat dilihat pcida Tabet 8 di bawah ini.
Tabel 8. Persepsi kepata keluarga mengenai Pengaruh cuoca terhadap Intensitas Dampak Negatif yang d1rasakan
No
Jarak rumah darr I PA
Peogaruh a.aca tcrhadap lntensitas Damp ak Neqabf yang di1asaka11
Jumlah Kepata Keluarga
,__
a
JmlKK 1
0·200 m
2 3
201 ·'100 m
9 6
401·600 m
16
601·800 m 31 Total 68 Sumber: Odta Primer. 2009 1
b
% 13.24 8.8l 23.53
9
6 16 26 57
)ml KK
0
%
. .
38.24
0 0 11
16.1 8
83.82
ll
16.1
. a
Ket : a. Cuaca mempengaruru 111tcnsitas dampak ncgatrf yang dirasa«an b. Cuaca rldak mcmpcrg~ruh rntensitas dampak ncgatff yang diraS<1kan lnlensitas dampak negatif Kebetddddrr TPA Wonosari sangat olpenqaruhi oleh curah hujan, Berdasafkan delta ydng diperoleh melalul kuesloner, 85,29 % kepeta keluarga menyatakan bahwa keberadaan TPA Wonosari diraSdkdrt sanyat mcng<mggu
p;1da saat musim hujan.
kelembaban yang tinggi akibat
KC111disi
lingkungan
curah huj
proses
dekomposisl sampah organik oleh mikroorganisme. Pr0'".£S dckernposisl sampah orgarnk oleh mikroorganisme akan dimula1
J•ka temperatur media (sampah)
antara J 8 • 22°C (Tchobanoglous, 1977), kt"¥1disi in· akan diperoleh peda saat sampan datam keildaan basah. Sampah organik yang terdekornoosisi atau terural
58
akan rnenqrastlkan bahon podat dan gas antara lain C02, 0-1, dan sebagian H2S
sebaqai senyawa yang berbau busuk (Nuryani et. al., 2003) Proses dekomposisi sampan organik dapat digambarkan sehilgai berikut :
Protein Asam amino
11r1oa Karbohidrat
>+ 02 + Nutrien + Mikroorganisme
COi ·~ HiO + H,S NO+N01
se1u1osa Lignm
OebJ (Komponen utama d~ri frnksl Organik limbah oacat pcrkotaan) Gambar 5. Proses Dekomposlsl 5ampah Organlk
S)
Persepsi kepala keluarga mengenai jumlah kcrugian tiap bulan atas dampak negatlf keberadaan TPA Wonosari. Dampak
negatlf
keberadaan
TPA Wonosan
tentunya
menlmbulkan
keruglan balk dart segl ekonorm rnaupun kondisi ps1kolog1s masyarakat sekitar. Persepsl kepala keluarga terhadap keruglan akibat dampak negatil keberadaan TPA Wonosarl beragam, dart 90,67 % kepala keluarga yang memiliki persepst TPA Wo110Sc1ri
rn11nimbulkan
dampak
negatlf,
23,53
% kepala keluarga
menyatakan nildi keruyian yong ditlmbulkan dlbawah Rp. 100.000, 69, 12 % kepala kcluarga menyatakan nilai kerugian yang dttimbulkan <:1111.dra Rp. 100.000 sampai Rp. 300.000, dan 7,35 % kepala keluarga menyatakan nilai kerugid11 yang ditimbulkan antara Rp.
300.000 sarnpai f'lp. 500.000.
Nilai kerugian tersebut di atas rnerupakan haGil cstirrosi tlap kepala kduarga etas biava yang harus dikeluarkan untuk pengendalian dampek negatif keberadaan TPA dan kcruqien psikologi yang harus dit:crima masvarakat sekitar atas dampak negatit keberaoaan TPA Wonosari. Berdasarkan hasil kuesioner
59
sebanyak 35,29% kepala keluarga menyatakan telah melakukan UJXlY
Kula (1992) menyatakan bahwa ekstemalitas konsumsi terjadi manakala ada perubahan km.sumsi deh suatu pihak terhadap pihak lain yang lebih bersifat teknis. Keberadaan TPA Wonosari juga mempengaruhi hasil panen tenarnan petani seperti cabai, tomat, labu clan sayur-sayuran lainnya. Berdasarkan hasit kuesioner, dari 27 kepala keluarga yang memifiki kebun disekitar lokasi TPA, F/,78 % menyatakan pada musim tertentu tanaman rnereka b;inyak yang rusak terserang hama berupa larva, hal ini berbeda pada saat kondisi sebelurn adanya TPA. 22,22 % kepala keluarga yang memiliki kebun lainnya menyatakan tanaman
mereka tidak terpengaruh ole'l adanya TPA Wonosari. Tabel 9. Data Kebun Berdasarkan Jarak Yang T erkena Dampak Negatif dan tidak terkena dampak negatif Kebt:radaan TPA Wonosari
No 1 2 3 ~ 4
Jarak Kebun dari Lo!
Sumber: Oata Primer. 2009
T erkeoe Dampak Negatif
Ttdak Tcrkcna Darnpak Negatif (%)
(~
-
11.11 62.96 3.7
-
7.'11
11.11
-
I
3.7
77.77
I
22.22
-
60
Tabel 10.
No
Data Jenis Tanarnan Yang Terkena Dampak Negatif dan tidak terkena dampak negatif Keberadaan TPA Wonosari
Jenis Tanaman
Terkena Dampak Negatif (%)
ndak Terkena Uampa k Negatif
l
Holtikullura
77.77
(%) -
2
Palawija
-
3
Buah·Buahan
-
14.81
Total
77.77
7.41 22.22
Sumber: Data Primer, 2009
K~t:
1) Holtikultura : Sayuran, Tomat, Cabe. 2) Palawija : Jagung dan Ubi Kayu 3) 6Udl t-Buehan : Kakao
Dari Tabel 9 dan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa keberadaan TPA Wonosari mempengaruhi kebun para petani yang berjarak 0 - 600 m dari !okasi TPA dengan jenis tanaman holtikultura. Jika dilihilt dari dri-ciri kerusakan pada tanaman, maka depat diindikasikan bahwa kerusakan tersebut dapat diSP.h
lalat yang timbul dari
keberadaan TPA Wonosari.
Beberapa soesies lalat yang mungkin mengganggu tanaman tersebut diantaranya adalah lalat rumah (Musca domestica), lalat rumah kecil (Fannia caniwlaris), Lalat hijau/Blow
mes (Lu
dan lalat buah (Bacterocera sp).
L..alat rumah dan falat rumah kecil merupekan beberapa speses lalat yang dominan berada pada TPA, jenis lalat ini dapat menjadikan beberepa jerns tanaman holtikulrur seperti sayuran dan boeh-buehon scbaqai medium tempat pembiakannya (NCDENR,
2006), setelah meletakkan telumya pada medium
tersebut, dalam waktu 12-24 jam tetur tersebut rneneras menjadi larva dan mernakan medium tempat tingqalnya (Oepkes RI, Dit..Jen.PPM, PLP, 1992).
61
La!at hijau/Blow flies ( Ludfia scritk:a) merupakan salah setu spesies la lat yang 3uga banyal< terdapat di lokasi TPA. Spesies lalat ini biasanya membiak di bahan binatang yang membusuk, tetapi mcrck.:l juga bisa bertelur di tumbuhantumbuhan segar dan membusuk kalau tidak ada daging binatang (Depkes RI, Dit..Jen.PPM, PLP, 1992). Lalat buah ( Bacterorera sp) merupakan salah satu spesies yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai hama pada beberapa jcnis tanornen buahbuahan dan sayuran (Kuswadi, 2001). Spesies ini merusak dcngan cara meletakkan telur di medianya (buah atau sayur), dan setelah telur menetas, larva berkembang dan memakan media yang cfrtempatinya sehinggil menjadi husuk, Beberapa jenis sayuran yang sering mendapat serangan berat hama ini adalah cabai, tomat, paprika, dan beberapa jenis sayur-sayuran (Muryati dan A. Hasyim). Kehadiran lal.3t buah di sekitar lokasi TPA dimungkinkan terjadi, karena sampah organik dari sisa buah-buahan dapat rneogundang hadimya spesies lalat buahini. 6)
Persepsi masyarakat mengenai upaya yang sebaiknya dilakukan pemerintah rerhadap dampak negatlfyang ditimbulkan TPA Bagi masyarakat sckitar TPA yang merasakan dampak negatif keberadaan
TPA Wonosari tentunya mengharapkan adanya
soatu upaya dari pcmcrint<Jh
yang dapat me.11inimasi dampak negahf tersebut. Berdasarkan hasil kuesiooer dan 68 kepala keh1
67,65 % kepala keluarga menginginkan adanya
upaya ganti rugi atau kompensasi dalam bentuk uang dan pemerintah sebagai pihak pengelola TPA, 19,12 % kepala kelua1ga me11yinginkan ~rbaikan sistem penqelolaan sampah di TPA Worosari, dan
13,24 % kepala
keluarqa
62
menginginkan adanya upaya perbaikan kualitas lingkungun
'
kesehatan.
Perseosi
masvaraxat
mengeoai
upaya y
dan pefayanan diharapkan
dari
pemerintah atas dampak negatif keberadaan TPA Wonosari dapat dilihat pada Tabef 11 di bawah ini.
Tabel 1 t.
No
Jarak rumah dari TPA
Persepsl Masyarak2t Merr,ienai Upaya Yang Diharapkan dari Pemerirtah Alas Dampak Negatif Keberadaan TPA Wonosari
Jumlah Kepa la KPl.lilrga
0-200 m 201-400 m 401-600 m 601-800 m
'
Upaya yang diharapkan dari pemerintah
......
a
Jmf
KK
%
9 6
I 1
If\
3
t.47 1.47 4.41
37 66
4 9
Total Sumber: Data Primer, 2009
c
b
5,88 13.24
Jml
KK 8 4 12
"/.l 46
%
Jml
KK
%
0 0 0 0 0
-
11.76
5.88 17.65 32.35 67.65
-
Jml
KK
-
l
1.47
-
J
-
11 l3
1.47 16.16 19.12
-
a. Perbaikan kualitas hngkungan dan pelayanan kesehatan b. Gantl rugl atau kmpcnsasl dalam bentuk uang c, Relokasl lahan TPA Cl. Perbalkan sistem pengolal\an sampah
4.3
Nltai Kesediaan meneril'ha (WTA) Masyar
keberadaan TPA Wonosari dianalisis dcngan mctodc CVM. Sarnpel peneliti<m terhadap kesediaan menerima dampak negatif keberadaan TPA Wonosari adalah keluarga
yang
menyatakan
bahwa
keberadaan
TPA
Wonosari
menimbulkan dampak negatif yaitu sebanyak 68 kepala kel\Jarga. Untuk mendapatkan nilai WTA digurokan teknik referendum atau discrete choice
%
a
Ket :
kepala
-
d
{dichotomous chofce), respondeo d1benkan satu nilai rupiah yang
63
diperoleh berdeserkan nilai minimum kerugian kepala l<eluarga terhadop darnpak negatif keberadaan
TPA Wonosari.
Menurut
Garrod dan Willis
( 1999), jikil
individu yang ditanya merniliki hak atas sumber daya, pengukuran yang relevan adalah keinginan untuk menerima kompensasi
yang paling minimum etas hilang
atau rusaknya sumberdaya alam yang dia miliki. Dalam penelitian ini nilai rupiah yang ditawarkan adalah Rp. 50.000. Nilai yang dirawarkan minimum yang dikeluarkan
sejumlah
Rp. 50.000
merupakan
estimasi
nilai
untuk setiap kepala keluarga dalam mengendalikan
dampak negatif keberadaan TPA Wonosari. Diasumsikan jika tiap kepala keluarga menggunakan lem lalat (sticky tapes) dna lembar per hari, rnaka jumlah yang
digunakan adalah 60 lembar tiap bulan, dan uang yang harus dikeluarkan tiap kepata keluarga adalah
Rp. 500,- x 60 lernbar
=
Rp.
30.000.
Untuk
mengendalikan bau diasumsikan tiap kepala kel11ilrga mengeluarkan uang untuk membeli pengharum ruangan sebanyak 2 botol tiap bulan yaiti1 I x Rp. 10.000 = Rp. 20. 000. Jadi total biaya yang narus dikeluarkan tiap keoala keluarga untuk mengendalikan darnpak negat1f keberadaan TPA Wonosari sebeser Rp. 50.000,-. Berdasarkan distribusi nilai VlTA d1peroleh /5 % kepala keluarga yang bersece menerirna ganli rugi sebesar Rp. 50.000/bulan, sedangkan 25 % kepala keluarga lainnya menyatakan Liclak setuju atas jumlah ganti rugi tersebut, dengan alasan bahwa jumlah kerugian yang rnereka terima tidak seliandiny dengan jumlah gati rugi yang ditaworkan. Dari 25 % kepala keluarqa tersebut sebanyak 35,29 % kepala keluarga menginginkan ganti rugi scbcsar Rp. 100.000/bul
64
sebesar Rp. 200.000jht~an, den sisanya 11,76 % kepala keluarga menginginkan
'
gati rugi sejumlah Rp. 250.000/hul
•
Tabel 12 di bawah ini .
' No
I
Oistribusi NilaiWTA Kel)<)la Keluarca berdasarkan jarak nilaiWTA
0-200 m
200-400m
4()().600 m
Jumlah KK (l<.)
Jurnlah KK (%)
Jumlah KK (%)
I
'
600-800 m Jomlah KK (%)
Total{%)
54.41
75.00
l
50,000
1.47
7.35
11.76
2
100,U(XJ
4.41
1.47
2.94
8.82
3
150,000
2.94
5.88
8.82
4
200,000
2.94
1.47
4.41
5
250,000
1.47
1.47
2.94
Total(%)
13.2'3
-
23.52 54.41 Tabel 12. Distubusi N1la1 WTA Kepala Keluarga
100
8.82
Sumber: Oara PrimE:r, 2009
Berdasarkan data tersebut di atas diperoleh rata-rata nilai WT A kepala keluarga sebeser Rp. 75.739,29 dan total nilai WTA kepala keluarga sebesar Rp. 5.150.000/bulan.
Nilai rata-rata
nilai WTA dipewleh rnelelui persamaan
berikur, fWTA =
Total Nilai WTA {Rp. 5.150.0~ Jumlah xeoata Kelurga ( 68) Rp. 5.J~0.000
_
68 Kepala Keluarga
=
Standar deviasi =
Kp. /~./J9,29 /Kepala keluarga
y
5 Jarak antara tiap data dengan rata-rata Jumlah data (n) - 1 177.463.235.300 68 • l
=
v
=
~1.40~,!:>/
(x, -
-
x )~
65
Rata-rata nilai \VfA dan total nilai
wr:1 depat dJihat
pOO.J Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Nilai Total dan Nilai Rata-rata WTA Kepala Keluarga
No
WTA (Rp)
l
_so,ooo
2 3
100,000
Frekuensi
I
150.Q90 200,000 250 000
4
WTA x f (Rp)
51 6
2,sso,000 000,000 900,000 600,000 500,000
6 3 2
-
s,1so,ooo
Total Rata-rata
7.2t735
Sumbcr: Data Prilllf!r, 700
..
Faktor·faktor Yang Hempengaruhi Nilai WTA Kepala Keluarga Berdasarkan hasil regresi linier dengan aplikasl ex.eel dipcroleh F-tabel
untuk F (0,05 ; Numerator=4 ; Denumerator=63) sebesar 2,53. F hitung darl output komputer pada kolom F sebesar 16,40710073. Hasil regresi dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 14. Tebel An<:Na Hasil Regresi Linier Berganda Dengan aplikasl Excel df Regression Hesidual Total
SS
MS
90544766508 22636191627 63 86918468786 1379658235 67 l.n463E+l I 4
Sumi;o;.1 : Ddlo µnmer tliolah, rdhun 2009
F
SlgnifiamreF
16.407100/3
2.93357E-09
I
66
PengambilanKeputusan 1) Dengan membandingkan F-tabel dan F-hitung Karena F-hituAg adalah 16,40710073 lebih besar dari F-tabel 2,53 maka H0 ditolak, atau jarak rumah dari TPA, jumlah tanggungan,jumlah pendapatan, dan jumlah kerugian tiap kepala keluarg;i berpengaruh terhadap nilai WTA. 2) Dengan melihat nilai probabilitas (p-Value) Karena p-Value hasil perhitungan tampak J'.)llda Significance F adatah
2,9x10·!> yang lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau jarak nmah dari TPA, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan, dan jumlah keru.;iian tiap kepala keluarga memang berpengaruh terhadap nilai WTA. Berdasarkan hasil analisis tersebut di at.as dapat dilihat bahwa jarak rumah dart TPA, jumlah tanggungan, jumtah pendapatan, dan jumlah kerugian tiap kepala keluarga merupakan faktor·faktor yang saling berketerkaltan dalam rnempengaruhi nilai WTA tiap kepala keluarga. lingginya nilai kerugian tiap kepala keluarga tentunya mempengaruhi besaren nilai l/'ffA, semakin besar nilai kerugian make besar pula nilai WTA. Nilai kerugian tiap kepala keluarga itu sendiri tentunya berkaitan dengan jumlah tanggung<m, jurnloh pendapaten dan jarak rumah dari TPA. Semakin dekat jarek rumah dari TPA maka semakin besar pula intensilas dampak negatif yang dirasal
I
BABV SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasn studi clan analisis terhadap perrnasalahan yang
dlkemukakan dalam penelltlan ini, maka kesimpulan yang di!pat clirumuskan adalah sebagat berikut : l) Keberadaan TPA Wonosarl menimbulkan dampak negatif hngi .<;P.ba!)ian besar kepala keluarga yang berada pada radius 1000 m dari lokasi TPA. Dampak negatit yang dltimbulkan diantaranya arl;ilah menurunnya kualitas udara (timbulnya bau), meningkatnya populasl lalat, dan rnenurunnva kualitas udara akibat transportasl pengangkutan sampah,
Munculnya
darnpak negat1f tersebut tentunya menimbulkan keruglan haik dari segl ekonoml maupen pslkol09i masyarakat, terhadap permasalahan tersebut sebaglan besar masverakat
menqharapkan
agar pemerintah selaku
pengelola TPA dapat mcmberikan komoensast atau ganti rugi daarn bentuk u1.m9. 2) Total nildi ke~io<m rnenenrna (WTA) rnasvarakat terhadap dampak negatit keberadaan TPA Wu110SC1ri untuk 68 kepala keluarga sebesar Rp. 5.150.000.
Artinya eksternelltas cost dari keberadeen TVA Wono&ni u11luk li(lp bulannya sebesar Rp. 5.150.000. Nilai WTA ini merupakan gambaran u11luk besaran
nilai internalisasi dalam pengclokiun TPA 3)
Jarak rumah dari TPA, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan, dan Jumlah kerugian tiap kepala keluarqa ;ikih
bl
68
Wonosari merupakan faktor yang sangat mempengaruhi murculnva nil<Ji WTA
5.2
Saran
I} Konsep pengelolaan sampah dengan sistern open dumping tentunya sudah tidak direkomendasikan lagi sesuai dengan ketentuan dalam Undang undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelol.lan Sampah. Pemerintah Kota Singkmrmno dalam hal ini tentunya harus mempercepat perubahan konsep r>engelolaan sampah darl open dumping ke konsep pengelolaan sampah yang leblh balk yllit11 conrm«J;mdfil/ atau sanitary landfill. Hal lnl dlpcrlukan untuk mP.minim;isi dampak negatif yang terjadi dimasyarakat. 2} Untuk mengatasi permasalahan di sr.kit;ir lnk;isi TPA Wonosari, hasil penelitian berupa nllal WTA masyarak~t terhadcip dampak
negatif
keberadaan TI>A Wonosarl, dapat dijadiktin acuan untuk menentukan
komoensas yang layak dlberlkan kepada masyarakat yang terkena dampak melalul suatu mekanisme keseoekatan ant.ara pemerlntah dan masyarakat. 3) Pemerlntah
Kota Sln~kawang
selaku pihak
penqetola TPA dapat
rnenginternalisaslkan blaya kompensasl tersebut rnelaun pengalolmsian dana APBD dari bidang penqelolaan sempeh dan keber sihan. Nan1u11 kt:biJokon pemberian kompensasi tersebut perlu dip<::rtimbangkan rnchhat adanya opsi lnin dari mosyorokot dicntaranya edeien perbaikan sistem pengelolaan sampah di TPA wonoscn, perboikan kuahtas lingkungan dan pelayanan
kesehatan.
I
DAFTAR PUSTAJ
Cres111E!H, J.W. 1994. Reaserch Design, Quantitative & QualitatiVe Approaches. Sage Publitatlon, Inc. califomia. Oamanhuri,
E. 1996. Teknik Pembuangan Al
Davis, R. 1963. Reo'f!i!Jtfon P'ennlng as an Eronomic Problem. Natural Resource
Journal.
Davidoff, LL 1981. Introduction To Psychology. SeaJnd Cdition. McGraw HHI
International Book Company. Tokyo. Dcpkes RI, Dit.Jen.PPM clan PLP. 1992, Pelunfuk Teknis Tent:Jfl{J Pembefantasan La/at, Jakarta. North Cilrollna Department d Environment and Natural Resources (NCOENR). 2006, Contolllng Flies. Division of Environmental Health Public Health Pest Management Section. Revised 6. Dcpi:utment of Environment and Natural Resourt;eS. Eldon, D. E. 200'1. £nV1(1)f)tmenfa/ Science: A Study of Interrelationship. Ninth Edition. North America. Fauir, A. 2006. Ekonom/ Sumt>ercli1yo Alam
Fisher, A., Bell, P.A., & Baum, A., 1984. Environmental Psychology. New York: Holt, Rir~rt, dan WIStOn. Freerron, A. M. 2003. EaJnomic Valuation: Wfld( and W1Jy. In Champ, Boyle, and Brown (eds), A Pnrrer on Nomlarket Valuation. Dordrcd'lt, the Netherlands.: Kluwer Academic Publishing. Friedman, 0. 1990. Price Theory: An Intermediate Text. South-Western: Publishing Co.
69
70
Garrod, G., and K.G. Willis. 1999. Economic Valuation of the Environtment: Method and Case Stvdies. USA: Edward Elgar. Hadiwiyoto,
s.
1983. Penanganan cen Pemanfaatan Sampah. Yayasan ldayu.
Jakarta. Hanley, N. & C.L. Splash. 1993. Co5t-Benefit Analysis and Environment Elger Publish UK.
Hardlrn,
I).
Edword
2006. Persepsi Masyarakat Tentang Taman Lingkungan. Tesls. Program Poscosorjooa Universitas Padjajaran. Bandung.
H.:lryoto, K. 1983. Kcsehatan lingk1.mgan. Jakartn: Depertemen Pendidlkan dan Kebudayaan, uoivesnas Indonesia.
Heru, R., and R. Azizah. 2005. Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan ke TPA Sompoh Open Dumping Dcngon lndikator Ternpek Kepadatm Lalat dan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1.
Iskandar, A. 1989. PemberantaSc1nSerangga den Blnatang Penggangu, Jakarta: DepKes Rl. Khalsoven. l 98 t. The Pests of Crops in Indonesia.
PT Jchtiar
Baru • Van Hoeve.
Jakarta. Kevin J. Boyle, 2003. Contingent Valuationin Pradice. In Champ, Boyle, and Drown (eds), A Primer on Nonmarket Valuation. Netherlands: Kluwer Academic Publishing.
Dordrecht,
the
Kreitner, R., and Kinlckl. 2001. Urganizatlon Behavior. Fifth Ed. Irwin Mctirew Hill. Boston. Kula, E. 1992. Economic of Natural l?esources end ttle Envlrontment. London: Chapman & Hall. Kuswadi, 2001. Pan(Juan I.a/at men ( sreaoco» sp) di Japangan. Pancuan Teknls Direktorat Perlindungan Tanaman, Jakarta. Muryati.
and
Hasyim,
A. Sel.uran Spesies la/at Buah di Indonesia. Balai
P~nelitian Ti:lnctmdn Buah, SOlok.
Nord, W.R.
1976. Concept eoa Controversy in Organizational Behavioral. California: S<Jnl:a Monica.
Nury
71
Pemerintah Kota Singkawang. 2008. Detail EngineeringDesain 7PA Wonosari. Singkawang. S. & Brodjonegoro, A.B.P. (.\997) Ekonomi Lfngkungan: Suatu Pe11gantar,Yogyakarta: Edisi Pertama, BPFE.
Reksohadlprodjo,
Variation In susceptibilityto insectiddein the leaftniner prasltoidGanaspidium utifis(Hym:Eulcoi/idae).J. Econom. Entomol.
Rathman,R.J., M.W. Johnson, B.E. Tabashnik, dan K.M. Spollen. (1995).
Rosalina. WOS. Analisis Statlstik Me119gunakan Aplikasi Excel. OJ Alfobeta. Bandung.
Santi, N.D. 2001. /11an<1femenPc•ngendiJ!ianLalrJt. digitized by USU <.ligital library. Sarwono, S.W. 1991. reon-te»tPs/kologiSosidl. PT Rajawall Press. Jakarta. Sidik, M. A., Herurnartono, D. & Sutanto, H. 8. 1985. Teknologi Pemusnilfkln Sampah dengan Incinerator dan l.andfill J;ikerta: Direlctorat Rlset Operas! dan Manajemen. Diputl Elidang Analisa Sistem Badan Pengkajian dan Penerap.in Teknologi. Slamet,
SJ.
1994. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Yogy
Press.
Soil
management. http:/fwww.swcs.oro/t
pub!icaffairs solidwaste.htm.
Sudarso, 1985. Pernbum1gan Sampah. Pusat f'endrd1kan
renaga Kesehatan.
Departemen Kesehatan. Jakarta. Sudjana, N. 1990. f'ersepSIMahasiswaTerhadapDoseo dan ProfilIdeal. Laporan Penelltlan. Lemlit !KIP Bandung. Bandung. Suparrnoko.
1997. Ekonorni Sumberdaya Alam dim Lingkungan: soetu Pendek
Suriawiria, U. 2002. Puwk Organik Dad 5ampoh. Bioteknologi Agroindustri. Humaniora Utarna Press. Bandung. Syilh, M. 1983. Psikologi Pcndidikan: Suatu f'r?ndckatan Batu. PT Rerneja Rosdakarya. Bandung. Tchobanoglous,
G. 1977. Solid Waste: E11gi11eeringPlinciple a11d Ma11ageme11t
f.'<sUP., Mc:GrP.W·Hill Kogakushu.
72
The Centre for Social and Eronomics Research on the Gk>bal Environment (CSERGE). 199'1. Ewnomic VC!fues and lf7e Environment in the Development Nairobi: Wolrd, A Report to the UNEP. Walgito, B. 2003. Psiko/ogi Sosial· Suatu Peng;Jntar.
at Andi Offset.
Yogyak.arta.
Weintraub,P.G. and A.R. Horowitz. (1996). Spatial dan die/ activity of the pea /eufminer Liflom}'ZlJ sp (Diprera: Agromyzidae) in potatoes, Solonum htberosum. J. Environl Entomol. Yahya Harun. 2002. Design in Nature Globalmed"ia Opta Publishing. Jakarta. Yusuf, Y. 1991. Psikolagi Antar /Judaya. J1T Remaja Rosdakarya Bandung.
RIWAYAT HIDUP
A.
Data Pribadi Dedl Afandi. Lahir dari pasangan H. Abdullah Alth;i,
SH dan Mas· Adah di Pontlanak, Provinsi Kalimantan Barot, pada tanggal 18 April 1982. Bekerja sebaga1 Pegawai Negeri Sipil pada unit kerja Badan Lingkungan Hidup Kota Singkawang sejak tahun 2005 hinyga sekarang. Menlkah dengan Tina Melindil, SH. Alamat Rumah
: OTN. Ria Blok G.2 I 22 Kelurahan Sungai Garam Kecamatan Slngkawang Utara, Kota Singkawang
B.
Alamat Kantor
: JI. A.Yan!, Kota Singkawang
A9ama
: Jslam
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
: SDN No. 33 Pontianak Kalimantan Barat
1987 -1993 1993-1996
: SMP Negeri 18 Kola Pontianak keumantan Barat
1996-1999
: SMA Negen 2 Pontianak Kalimantan aarat
1999- 2004
: sorjono Teknik lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik Ungkunqan vevasan Ungkun!]Jn Hidup, Yogyakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran1 OAFTAR KUESIONER Kuesioner ini diajukan untuk kepcntingan penelitian, dengan maksud den tujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai dampak negatif keberadaan TPA Wonosari. PETUNJUK: 1.
Mohon diisi pertanyaan yang ada
2.
Pertanyaan dengan taooa •), diisi dengan mencoret pi!ihan vaf"9 yang tidaK
sesuai. Conteh : L atau P 3.
Pertanyaan dengan tanda ") diisi dengan esai
4.
Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaben ( o.b.c.d )
I.
IDENTITAS RESPONDEN l.
Nama
2.
Jenis Kelamin
3.
Umur
4.
Pekerjaan
5.
Pendidrkan teraKhir
6.
Alamat
: L
I
P•
U. SOSJAL EKONOMI 1.
Sejak kapan saudara tinggal di lokasi ini ?
a.< 2 Tahun
.
b. 2-4 Tahun c. > '! Tahun 2.
Berapa jumlah tangsungan keluarga (tcrmasuk saudara) ?"'* ......... Orang
3.
4.
Berapa penghasilan saudara per bulan ? a. < J Juta Rupiah
Rp
..
b. 1 juta - 2 jltil Rupiah
Rp
.
c. > 2 Juta Rupiah
Rp
.
Di sekitar lokasi TPA ini apakah saudara mcmiliki kebun atau petemakan?
a. Kebun atau
ladang
b. Petemakan
c. Tidak S.
Be1apa jarak keben, ladang atsu peternakan yang saudara mifiki dari lokasi l'PA Wonosan ?'* .. -
6.
meter
Berapa luasan atau skala usaha yang saudara miliki ?**
............... Ha 7.
Sejal< kapan saudara memiliki usaha tersebut? a.< 2Tahun
........... .Tahun
b. > 2 Tahun
............ Tahun
III. PERSEPSI 8.
seiarna beroperasinya TPA Wonosari apakah ada dampal< positif yang saudara dapatkan. Jil
-
..
b, Tidak 9.
Menurut saudara apaka'l keberadaen TPA Wonosari memberikan dampak negatlf ? a. Ya b. Ttdak
10. Dampak negatif apa yang paling dirasakan dari keberadaan TPA Wo005ari? a.
Timbuln;'Cl bau
b.
Meningkatnya populasi lalat
c,
Menurunnya kualitas lingkungan
d.
Menurunnya kualitas air
e.
Menurunnya
kua!itas
udara
akibat
transportasi pengangkutan
sampah 11. Apakah dampak yang saudara rasakan Selama ini berlangsung secara terus menerus?
a. Ya b. Tidak
12. Apakah faktor cusca mempengaruhi
papernn dampak negatif yang
saudara rasakan?
a. Ya b. Tidak 13. Kapan saudara merasakan bahwa keberadaan TPA Wonosari sangat menganggu? a. Musim hujan
b. Musim Kemarau c. Musim hujan dan musim kemarau 14. Apakah saudara rnelakukan suatu upaya untuk mengendalikan dampak
tersebut?
a. Ya b. Tidak
15. Upaya apa yang telah anda lakukan dalam mengendalikan dampak tersebut?H
a.
Terhadap timbulnya bau
b. Terhadap meningkatnya populasi lalat
c. Terhadap menurunnya kualitas lingkungan
d.
Terhadap menurunnya kualitas air
e.
Terhadap
menurunnya
pengangkutan sampah
kualitas
udara
akibat
transportasi
16. Apakah saudara meogeluarkan biaya dalam mengendalil
b. lidak 17. Apakah saudara atau anggoti keluarga sauclara pernah mengalami penyakit seperti diare, cholera alau disentri
setelah adanya TPA
WonOSilri? a. Ya
b Tidal<. 18. Apakah sebeh.m adanya TPA Wonosari saudara atau keluarga saudara pemah mengalami penyakit diare, cholsa atau disentri ?
j~
a. Ya b. Tidak 19. Jika di bandingkan dengan kmdisi sebelum dengan sesudah adanya TPA
Wonosari, apakah setelah adanya TPA, saudara atau keluarga saudara leblh sering terkena penyakit tersebut?
a. Ya b. Tldak 20. Bagaimana cara penanganan saudara terhadap penyakit tersebut ? a. Minim obat yang tersedta di toko atau apotik b. Berobat di Puskesmas terrlekat c. Berobat ke
Dokter
21. Jika saudara memiliki kebun, ladang atau temak. Apakah kebun, ladang
atau temak saudata juga tert.ena dampak negatif dart keberadaan TPA Wonosari?
a.Ya b. Ttdak 22. Apakah saudara melakukon suatu upaya untuk rnengendafikan dampak
tersebut? ii.
Y
b.
Tidak
23. Upaya apa yang saudara lakul
tersebet 7•• ..............
-
v
.
···········
························································· ·-·············· ...................................................................................................................
.
24. Apakah seodera mengeluarlcan biaya dalam mengendalikan dampak negatif tersebut ? a. Ya b. Tidak
25. Jika dinilai dengan nilai rupiah, berapa jumlah kerugian saudara Uap bulan atas dampak negatff keberaclaan TPA Wonosari baik dari segi biaya yang telah saudara keluarkan maupun beban ps1kologi yang saudara terima selama ini ? a. < 100 ribu rupiah
Rp
b. 100 ribu - 300 riW rupiah
Rp•..............................
c.
Rp.•..•.••...........•...........
300 rtbu - 500 ribu rupiah
d. > 500 ribu rupiah
.
Rp••.•..•.........•.........•....
26. Upaya apa yang saudara harapkan dart pcmorint:>h, iltils dampak
negatif yang saudara rasak.an ? 11.
Pt::rbdik.an kua~tas lingkungan dan petayanan kesehatan
b. Ganti rugi atau kompensasi dalam bentuk uang
c,
Relokasi lahan TPA
d. Perbaikan sistem pengolahan sampah di TPA
DAFTAR KUESIONER Kuesioner ini diajukan untuk kepentingan penelitian, dengan maksud dan tujuan untuk mengukur Kesediaan masyarakat untuk menerlma kampensasi yang paling minimum { Wilfingness to Aa-e,ol) terhadap dampak negatif keberadaan TPA Wonosari.
PETUNJUK: 1.
Mahon dlisi pertanyaan yang ada
2.
Pertanyaan dengan tanda "). diisi dengan mencoret pilihan yang yang tidak
sesuai. Contoh : L atau P 3.
Pcrtanyaan denqan tilndu "'*) diisi dengan esai
4.
Seri tanda silang (X) pada pilihan jawaban ( a,b,c,<.J )
I. IDENTITAS R£SPOnDEN 1. Nama 2. Jenis Kelamin : L
I
P
*
J. Umur 4, Pe.kerjaan !>. l'endidikan terakhir 6. Alamat II. PENllAIAN
KESEDIAAN MENERIMA KOMPENSASI DAlAM JUMlAH
MINIMUM (WTA) Keberadaan TPA Wonosari tentunya memberi dampak J)OSitif bagi Kata Singkawang, terhitung sampah yang dapat dikelola per neri. Berdasarkan hal tersebut dapat diproyeksikan
rata-rata
154 m1
bahwa tirnbuten
sampah yang ada di Kota Singkawang dapat dikelola di TPA Wonosari. Keberhasilan pelayanan persampahan dan kebersihan di Kota Singkawang di buktikan dcnqan anuqerah ADIPURA y
control landt/11. Namun usaha untuk rnenuju sistem sanitary landfill dalam pengelolaan TPA membutuhkan dana yang besar dan waktu kurang lebih
lima tahun. Sistem open dumping yang diterapkan saat ini tcntunyu
memberikan dampak negatif ba9i masyarakat sekitar, untuk itu Pemerintah Kota Singkavvang seleku pengelola TPA Wonosarl seharusnya memberikan kompensasi dalam jumlah minimum atas dampak yang ditimbulkan dari keberadaan TPA Wonosari untuk mengantisipasi terjadinya penolakan masyarakat atas keberadaan TPA.
1.
Jika Pemerlntah Kota Singkawang bermaksud unruk memberikan kornpensasi dengan jumlah Rp 50.000,- /bulan. apakah saodara setuju?
a.Ya b. Tidak 2.
Jika saudara tidak setuju berapa jumlah nilai kcrnpensasl yang saudara
inglnkan, apa alasannya ? Rp
.
Alasannya..................................................................................................•
.. .
··································
· ····
······
......................•..........
c
~~ •• ~<x
I• • ..••'"~. 5 ~
~~2
~
~.i~
~II'!'\~... 5 <~ o fil _~~ ~£ -1;• « ~ ~3Q ~ ~~ ifi< ii~~
ti}
~
~~~
- ·-
e z
s g" ~
•• ~wJE :; ." 9 sg~ •z• ~ z g •l•• zi z 2:~ t:• ~~~ e• i B • ~ti!\ ~~ a• ~~ )t
..JI•!:
%
w
~~\) %
"'
<(
z j
'!
3
i"i "'
•z
~
~ lf. :I ~ ~ z w ;A ~ ~ z j ~ i , ~ !I: ~
"'
I I lI
~·'·;! ..._;
-4·•;.,.._ •• t -
ti ~ ii~-I~. ' Ii . .. I~ ."I.~~ g • ~.1~<)! -~ e "r c
~
fIll
i ! s..
..J
;;
•
~f
h t•
·'!~
...H3. ' {~
o~ l
~
~ ~
M
e
" "'...
•
r
:E ;I
"
z iJ~
L
~
~,
~~·(l
• ¢1)
~
z
~Ji,
0
0
•
~
-i az >:r;lr ...IJ § ~! ~
:..I
i~
.••
=
~g f' h
~
Y. ,,, j(.
~·
::I
.,,c:
z:.
.!3
c:
~
I
,
i GI
:II:: VI :I
~ ~
a
N
~
...3 ,..:
e
IQ
~
""
•
.~' ~
·,
•
..
.. - . I ,_ • • •• ~
101?1>)
1 ....
''\
10~00-3
""
.,..
.,......... _.
.,.
"'1~
roe ...
seecee '
'
'""""'
•
1oi2oO
;·
..•
~
::
c
ftl
.i:
sc IO ftl
c :s
i
"'0."'c 41
~ 0.
'
..
cO ~
E ftl
Cl
umpiran3 Data Variabel Independen dan Nilai WTA Jarak Rumati
Respondf>n
Jumlah
Pe.kerj.aan
-
1
2
3
-5wa3ot<'I PNS
GSO
SW;>S.t.l
4 4
..4
Swasta ~W~1't11
0
b>U 6SO 680
7
GBO
Swasta
8 'J
6!)0
Polisi
.
-
-
~
2.000,000
100.000
4 3 4
poo,ooo
!15,000
1.~vo.~uo
125,000
50,000 50,000 50,000
11)0_.~
$0,000
3
2,000,000 \,500.000 2.000,000 !·5~000 2.S00,000 3,000.000 1.500,000
11
700
'SW..lSl.l
1
~E.
700 710 710
Petanl
R 7
720
Sw,,,.a
/lU
Swast3
no
Swnsta
t7
730
SW05tl'J
lS
730
PNS
730
SWl'lstll
20 ,.__ 21
390
Pctani Sw~sla
n
180 110
13 8
-
H
·~
15
,_
-
io
I
L
-
24 2S 26
n 78
-- "32
.
34 jS
3h )7
-
38
•O 41
~
-
"!9
.
l.000,000 1,200.000
7
500
Sv1a:na
500
Pctani Pctoni
8
Petani Pet
6
•5 -
-·· ~.
5-30 HO
740
7
-
42
711()
43
750
SW.)Sl
44
750
Sw~sta
7
• 3 3
3 5 5 4
50,000
so.ooO
lllJ,OO~
S0,000
50,000
50,000 50,()(1()
·--
-· .
JOO.(!O!l _
1.000.000
2f.O.OOO
2,000,000
200,000
I
S0,000
lS0,000
~o.oou I flll,000
ISO.~O
J,500,000
l~u.wu
1~0.000
1.5110.000
3SO.OOO
J,500.000
----
2!>0.000
~U10_92_. S0,000
1,500,000 1,800.~10
150,000 700,00(1
.. 1,~00.000
lSi).000
~)
s
.-.0,000
150.000 150,000 200,000 150,000
1,$00,000
.
,_
---50,000 - S0.000 50,000
200.000 50,000 S0,000
b
~
!>0,000
~u.uoo
--IS0,000
2,S00,000 IMO,~
4 6 4
50,000
150,000 2~.000 291>,ooo 150,000 200.000
l,O<Xl,000
-
50"~ S0,000
l lO,ftMl
1,500,000
2,ooO,Ooo
-
.
l,(!(IU.!>00 J .80_2.000
s
--
50,000 100,00U
2,_SIJ0,000 1,500.000
3 4 i
.
2,000,00()
•2
Pelani
·~-
-
3
soo
5)0 530
..
5 4
P~t.Jnl P1.1t<111i Petani
~:LU '10
~c900.ooo
)
4SO 400
~
..
s
Pctoni ~wa.ua
•~n
33
-
--
•)0
-.
-
Pe1a.ni
so
30
4
Petnnl Swa$t.>
?_q
-
Swasta
Yti!l9n1
8(1
29
3
PNS
400
23
Sw•Sla
Pt1H111i
scoec
100,.~o
.
IO
13 A
50,000
7
1,/$0,000
'100 700
-
S0.000
2,000.!JO'l
4
6$9.
swasra
2,000.oon
s
6>0
·-
·- 6-
4
I
NllaiwrA
kerugian
.
2 3
5
Pendapatan
Tanwmgan
dariTPA
--
Jum~
-
l,S.00,000 l.S~.000 ),~,000
3()J,2()_9_
1,500,000
2~0~
1, 00(1,()()(l
JS0,000
J,200,000 l,~,{100
~~!!'Y£_
--!~!,Ot>,000 .._ 1,SOU,UOU -
___
7,i)00,000
So,000
52,~E? 50,000
150,000 200,~-
2SO,OOO 200,000
·15(),l)UU
1 so.eoo 50,0QO ~0.(J()(J
-----
50.0QO_ S0,000 !J_U,000
.
50.000 -·50,000 I
~o.ooo .
-
-
l
2
3
4
5
4S 46
750 160
SwolSta
3
5was1a
3
1,500,000 l,300,000
4)
)6()
SWxta
s
1,500,000
-
-
48
550
3
Jl1(),(JOQ
S80
5
1,600,000 Ll00.000
lOl,000
4~ 50
580
Petori Pel;lni Petani
4
1,200,000
51
80
Petari
5
si
100
Pebri
•
1,000,000 1,000,000
53
70
Pl!tafll
5
1,200,000
Swas••
300,000 100,000 200,000 100,000 300,000 _ 2~!!)00~-
4
l,.lOO,ool
JC)),000
Petari
6
• --
l~Ol)O
!7S,09()
S0,000
J,S00,000
lC>J,000 .- ·100,000
..
100,000 50,000
359,000 80,000
200.000 50,000
S0,000
50,000
50,000 ll}.1,000
50,000
2.000.000
120,000
sneoo
1,500,000
100'.C'QO
~~.O(l(l
1.000,000
!JO,WU 150,[0C
__so.ooo
54
-· ---
390
56
-~350
57
zso
SS
--
SS
150
59
7(,0
60 bl
770 TIO
62
--
' ' sPetani ....... c
----
Petari
Swasu Sw.>sl• Swasu
--770
- -
r
2
-
-
P>IS
ms
3 4
1.S00,000
3 2
7)l(JO,OOO 2,000,000
1,800.~
7 50,000
60,000
50.000
- zsacoo lOll,000
l.ll00,000 l.500,000 l.000,000
s s
6 t00,-000
-
250.000 100,000
·-
50,000
...... .
se.ooo
-
63
780
64
7llO
65
780
6
;90 790
Sw>st•
• •3
Sw.$la
3
2.soo.000
79(!
PHS
6 3 2
2,000,000
so.ooo
50,000
1.000.000
150,000
1.500,000
100,COO
50,000 --· 50,000 50,000
69-68
70 71 72 73
74
.
790
-
' I
800 WO
Swaota
s.-ta
Sw .... S\-Vd'St~ SWi>ta
._ WO_._, -~-Sw-.6ta ·--- -1-· EOO Swosta I
WO
'Swc.sta
f
•
~(),()()()
....
1~200,000
100,COO
4
1,Soo,000
-
3 4
1,200,(X)()
!2('.COO
2,000,COO
100,000 : !>0,000
-
so,coo
Lampiran4
Hasil Analisis Regresi linier Berganda dengan Aplikasi Excel -
SUMMARY
OUTPUT
--
-
Regressio11 Statistics Multiple R
0.714294785
R Square
0.510217039
Adjusted R Square
0.4791 l'l709
St~ndard Error
37143.75095
-·-
Observations
68
--
-·
ANOVA
I
Signffkance
Regression
I
Residual
SS
df
Total
4
9054'1766508
63
86918468786
67
1.77463E+ 11
55621.68004
--
-34.15929499
x Variable 7 X Variable 3
L.___ ______
x Vanable 4
·-
l26Jb191bU
lb.40710073
I
-
ino.452453
.....
·0.013301206 0. 3588!>b606
-----
_,___
1379658235
31918.68475
·-
---
Standard Error
F 2.93357E·09
,_
--
L-
X Variable l
L.
F
-
Coeffident5
lnterrept
- ....
.
HS
tStat
-
P-11alue
1.742605639
0.086282042
27.34558166
· l.249170539
0.216224159
3677.460081
0.4al43244G
0.631877247
·1.161589677
0.249784242
4.b73035~n
l .608SBE·05
-- ·-~- 0.011450864 0.0/b/'.l;j(/4
-·-·
--·----···
Rl'SlDUAl
OU TNT -Y!Y
O/Jsetvalkm
~
-
I I
I
PRORA8JJ
i
OUTPt;T
rrv
St.-.m
r
I
0.73~Jl6
50000
!
~
19692.471!6 T
0.516741135
2'.l04J.0121.
Q.80G3'1895}
flerrentile
l
l)J3075214
2
12YY..6.98'7S
3
85857 .58026
·35857.58>326
·0.995548321
J.6764705881
,,_.,~
50000
4
ll!l801.n13
-1oso1.n121
-0.2991198!06
5.'.470!i8824
50000
5
141»193758
590:)0.llM] !
l.b3'J479009
6.6176<71D~
50000
6
155096.9748
·SW96.97·t79
·1.55747~013
8.088235294
50000
1
117757.6758
-·17757.67584
-0.49.l01.U'i4
9.'iS('873529
50000
8
L53778-3M
9622L6134
1L0~1176
50000
9
16HS7.H67
38512.as:m
l.070HRIJ4
12.5
50000
10
6Gi1~.11,646
-10415.fl6646
-0.28971874
13.97058S24
5-00CoQ
11
87796.60!6
-Jn96.6046
-l.~9383316
15.44117647
50000
12
67975.458
· 11975.'158
-0.'199069818
10.91176471
50000
L-
-
-
1020193771
-QOl9.J77?
- l.+15929002
18382352?4
50000
M
I 02567.2492
.2567.249246
-0.J7l276998
19.852'14118
<;00()0
15
61)41.47269
·11541.•7269
-0.320136955
21.323:.29'11
50000
2279411765
50000
24.2641!)588
50000
92500.71(.tf
l
.
.
-~
86519.3%81
·36S!9.84&8!
-l.ll!3935468
l8
J 11094.15
329(1S.S4996
0.913596613
25.73529412
SOOCQ
19
154108.6701
· 101408.610!
-2.89879186
21.zosre235
SOOC(I
.____28.676'17059
;ooco
___
·-l.91.36SS79
20
ll 8927.ll902
11
81170.97716
·3127Q.97716
-0.8682!i6075
30.1•7()5882
500-00
12
100~34.!<031
->lr.>;i4.ll0.fl
-1.40J()4{>116
31.61764706
50000
61270.97716
-Jl270.97716
·Q.868200075
33.()8823529
50000
136186.73<6
138112654
0.383510911
34.S588i353
50000
-
----1.330684093
1-309543545
36.02911176
50000
37.S
50000
24
p, 6
-68927.0902
C-
l 1681$.0448._
1____
--
-r.t 799$308'J
-'~716'J
--·17
-2J-
-
I
t:l
16
-
2.&71194432
--
l07071.S25S
83184.9552
... - ·-··
47928.1735< I
7
114361.4064
15636. 'Al56
0.98946839
38.97058821
50000
28
a33SS.8l625
·333$.89625
·0.926091679
10.1-ll17617
50000
29
92634.81723
r.,os.1ai111 1
Q.104<8662
<191116171
lO
117064 1353
132915864_7 _L 3.690270393
31
98700.97311
1299.026891
O.o36066u7
44 .S.."294118
2l6.80l689!>
0.006019301
46.323529'1
318A0.307J2
l SI 93.63298
0 5&118321S
34 51553.64916 35 58629.81&14
-15SJ.649]f;<
n~ L-------<9783.19731 33
.'Iii
6]:6(1C!.
37
~758.41846
I
·0.043135466
-~---
·8629.811l339 . -0.~99588
-OfiDQ.-
-0 l'i0101MS
1{41.581539
0.0)4411117
13.38235294
-- -
i:
50000
-
50000
-
50000 5(00J
•7 7S
5COOO
49.i64 7051l8
secoo
- SG.73529112
)].)(l.5!RJ3~
5(000
~r:oro I
~
~
-
38
350Ji.5521i6
14987,44734
0.416) J.IJ818
J9
48075.23256
l92•.7b74J9
0.053439161
40 ' JOS63.C-0923 41 21800.96(»5
19'136-39077
~-~39631124
58.00823529
~0000
28199.03902
0.7829l&.H6
~:saa2i53 L
.~01100
l
·-
50000
I
56.6!76'17C6
socoo
·12 43
·20~~6.6103
·0.570733128
67105.32941
17105.32~1
-o,'111911G.1r;
44
~8684.27411
·8684.?7410A
·0.241109816
H9705P.824.
50000
45
9 l 698. 76255
-41698. 76255
-1.157722663
65.44117647
50000
4V
76524.03715
·2652•.o3ns
~0.73U'f12236
66.ill7C471
50000
47
49710.69485
289.1051487
O.COB032256
68.382352?~
50000
-\8
37).17.31136
17782.67864
0-4937175.31
69.852941 IS
50000
.;9
37636.5·125 J
12Jb3.45743
0.3'132565•)1
71.3235294)
50000
70556.6203
· 50 ·-402%.76371
,
55.14705882
9703.216269
61.0294JJ7G ' 62.5
0.269399683
51
.17187.\1.~577
12812.91423
··0.355737204
52
36645.49282
!315'1.50718
0.365221l76
5J
51247.41621
-1247.418208
-0.034533266
5·1
39;11.80216
10788.19781
0.29!/.1230;;<1
55 Si'f.19.7 4814
· 2l49.!"3442
-·0.05%85514
5G
36162.30692
IJS:i?.693~
0.38·118912
51
32171,9•521
17826.05479
o.494977312
58
'\3913.62946
--00.,6.370511
59 52519.62108
·2519.621031
JU~~8.97lx-2 ......74474~47955
19401.02938
0.538649351
~~447~. 479SS
-0.679508405
~
471r,q 0BtfJ1
2230.99<1994
6&
55300.2G7.€2
-5300.267611
I
G7
:;.3529.8JSl7
-3Sl9.8JSJ68
:
i-3
'146!'930.306
'5340.6969371
1;
7B.67G-170J9
100000
H~l 14705382
100000
81.617Wor°
100000
86.C2941176
-0.17.55677•5
t}
I
87.5
~ :
0 ·ll)WOO 0
90.44117647
150000
9J.9117li47i
150000
9).33235294
200000
0.061941361
94.8~294118
100000
.fi.J47156'l04
96.3235?941
200000
-
---·0.098001638
f----
0. i'J8"78882
e
-200000
¢
f
•
9~. 200 •
150000 150000
~·
99. 2"470SIJS
4>
i~ ··--10!~·
~
-0
1
600
X Variable l
zsoooo
~7.7;)(11J76S
Variable 1 Residual Plot
100000
150000
.
M.970>8824
200000 ~
100000
1s!iooo
·4~22.6710IJ6
..
77.i0588235 I
=1 l
100000
·0.059%46$2
54522.67101
62
75.73529412
84.55882l5l
0.316819513
I
74.2647~1l3
BJ.00823529
1111 l.ISJ'.)4
61 : 385SS.8i8%
72.79411765
o.1600sm2
---0.0>~)36)lb
5199.3.0918i
!':01100
1()00)0
----·1993.0918!1
00
>
50000
800
1000
J
'
250000
X Variable 2 Residual Plot
."
I
moooo
~
100000
-e
0
1
~
"'
,•
-100000
i-t-1• •• • &
~ 2
~
-200000
~
10
X Variable 3 Residual Plot
•
lOCVUU ·1
"
.. a::
t
X Vviable 2
20COOO ;;; -e ·;;;
t
•t
et ... ·-; •
0
1~
o
-100000
2:1;0 y 30WOOO 4000000
-zoooco ]
X Variable 3
X Variable 4 Residual Plot 150000
'£
suooo
.g
•
I I
100000
~-~~'l
0 "
'ID
l "' -SOOOO -0 -100000 J
100000 •
0
+
30iiDOO
'lOOWQ
+
-150000
,-·-
l~:.
X Variable 4
-
----
X Variable 1 line Fit Plot 300COO
I
zoocoo • I• ,_ iooco:
l
~~lttiji1l il~~liil1MJ(hl~liili!1~1\;l~tffd•t:I! X V:>ri:>ble 1
"Y
•Ptecicled Y
X Variable 2 Line Fit Plot 300000
>
200000
100000
•V
0
•Predicted V
44~564~8S34548533543333 X Variable 2
X Variable 3 Line Fit Plot
oooocooooo oococooooo
IH
88o888goog NNCOCO\CU'\08~o
!W Predicted Y
oogovvoooo .............
--1.--!!°".-fr-.-f
X Variabl
~ariable 4 Line Fit Plot 300000
200000 1~ >
I
,
--
Md.t1•a.i1~,~-~~Jd.b! googgggggg
•Predicted Y
0880000000
ggggg~gggg ""cri-r.:r.1_._.
aY
~
X Variable4
• !>en'!s.l
Sc_11mp&e Perc'QntJJe
---
i l J