Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
PERFORMA ITIK RAMBON JANTAN FASE PERTUMBUHAN PADA PEMBERIAN RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI - PROTEIN BERBEDA PERFORMANCE OF GROWING PERIOD RAMBON MALE DUCKS FED ON DIET CONTAINING VARIOUS ENERGY - PROTEIN LEVELS Nadia Resti Alyandari*, Siti Wahyuni H.S,**dan Abun. ** Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2014 **Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kandungan energi protein ransum yang berbeda terhadap performa Itik Rambon jantan fase pertumbuhan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan enam perlakuan ransum yang disusun berdasarkan kandungan energi metabolis dan protein dalam ransum yang berbeda R1 (EM 3000 kkal/kg and protein 20 %); R2 (EM 3000 kkal/kg, 16 %); R3 (EM 3000 kkal/kg, 13,5 % protein); R4 (EM 2700 kkal/kg, protein 20 %); R5 (EM 2700 kkal/kg, 16 % protein); and R6 (EM 2700 kkal/kg, protein 13,5 %) dengan empat kali ulangan. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan ransum.Data yang diperoleh dianalisis ragam, dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji jarak berganda Duncan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan energi-protein ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap performa itik Rambon jantan fase pertumbuhan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat energi 2700 kkal/kg dan protein 16% menghasilkan performa itik Rambon jantan terbaik pada fase pertumbuhan. Kata kunci : itik Rambon,energi, protein, performa ABSTRACT An experimental research was aimed to observe the effect of various protein-energy levels in the diet on Rambon male ducks performance at growing period. The research was designed in Completely Randomized Design (CRD), there were six treatment diets which were : R1 (ME 3000 kcal/kg and protein 20 %), R2 (ME 3000 kcal/kg, protein 16 %), R3 (ME 3000 kcal/kg, protein 13,5 %), R4 (ME 2700 kcal/kg and protein 20 %), R5 (ME 2700 kcal/kg, protein 16 %), and R6 (ME 2700 kcal/kg, protein 13,5 %) each treatment was replicated four times. Observed parameters were feed intake, body weight gain, and feed efficiency. Gained data were variance analyzed, and differences among treatments were tested using Duncan’s Multiple Range Test. The result shows that energy-protein level in the diet significantly affected (P<0,05) performance of Rambon male ducks at growing period. It can be concluded that energy-protein at 2700 kcal/kg energy of ME and 16% of protein level produced optimal performance on Rambon male ducks at growing period.
Keywords: Rambon male ducks,energy, protein, performance
1|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE
Seiring dengan berkembangnya jumlah
Ternak Percobaan
penduduk dan perubahan pola konsumsi
Ternak percobaan berupa DOD (Day
masyarakat dari daging ayam ras ke daging
Old Duck) Rambon jantan dengan bobot rata-
itik, maka kebutuhan daging itik dari tahun
rata 45,18 gram serta koefisien variasi
ke tahun terus meningkat. Itik Rambon (Ras
sebesar 3,78%, yang dipelihara dari umur 1
milik
satu
hari sampai umur 8 minggu sebanyak 72
komoditas ternak unggas lokal Indonesia,
ekor. Itik dialokasikan dalam 6 perlakuan
dan berasal dari Provinsi Jawa Barat
ransum yang diulang 4 kali, masing - masing
(Kementan, 2013). Itik Rambon jantan dapat
unit percobaan terdiri atas 3 ekor itik.
Cirebon)
merupakan
salah
dimanfaatkan sebagai ternak potong.Pada itik jantan
breeder
fase
starter
dibutuhkan
pemberian ransum yang dimanfaatkan untuk performa terbaik, sehingga dapat memenuhi
konsumsi
protein
sangat
ditentukan oleh tingkat konsumsi ransum, karena apabila itik mengkonsumsi ransum dalam jumlah yang lebih banyak maka akibatnya pada itik akan mengkonsumsi lebih
banyak
protein
sehingga
terjadi
kelebihan protein didalam tubuh. Oleh sebab itu tingkat energi dan protein yang tepat akan menghasilkan produktivitas dan performa yang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul Performa
Itik
Pertumbuhan
Rambon pada
Jantan
Pemberian
Kandang yang digunakan adalah sistem cage, yang dibagi menjadi 6 perlakuan dan 4 kali ulangan, sehingga diperoleh 24 unit
kebutuhan energi bagi hidup pokok itik. Tingkat
Kandang dan Peralatan
perlakuan.
Setiap
unit
kandang
diberi
penerangan, dan individu itik diberi nomor perlakuan dan ulangan. Peralatan Penelitian 1. Timbangan
digital
(gram),
untuk
menimbang pakan dan bobot badan itik. 2. Alat untuk memotong seperti pisau atau gunting, dan label untuk identitas itik dan penomoran kandang. 3. Alat kebersihan kandang, tempat pakan dan air minum.
Fase
Ransum
dengan Kandungan Energi - Protein Berbeda.
2|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A Bahan Pakan dan Susunan Ransum Ransum yang disusun menggunakan bahan pakan berupa jagung, dedak padi, bungkilkedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung tulang, minyak kelapa dan premix, dengan berbagai tingkat energi metabolis dan protein. Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan yang Digunakan B. Pakan
EM (kkal/kg) 3370
PK
LK
SK Ca P Lisin ……….. (%) ………… 2,00 0,02 0,10 0,20
Jagung 8,60 3,90 Dedak 1630 12,00 13,00 12,00 Padi B. Kedelai 2240 45,00 0,90 6,00 B.Kelapa 2120 21,00 1,80 15,00 T. Ikan 3080 60,00 9,00 1,00 T. Tulang 0 0,00 0,00 0,00 M. kelapa 8600 0,00 100,00 0,00 Premix 0 0,00 0,00 0,00 Sumber : Wahyu (1992). Ilmu Nutrisi Unggas.
Metionin
Sistin
0,18
0,18
0,12
0,20
0,77
0,29
0,40
0,32 0,20 5,50 24,00 0,00 10,00
0,29 0,20 2,80 12,00 0,00 5,00
2,90 0,64 5,00 0,00 0,00 0,30
0,65 0,29 1,80 0,00 0,00 0,30
0,67 0,30 0,94 0,00 0,00 0,10
Tabel 2. Susunan Ransum Penelitian Ransum Penelitian R1 R2 R3 R4 R5 .........................................(%).................................. Jagung 59,00 65,00 70,00 49,00 55,00 Dedak Padi 7,00 12,00 15,00 19,25 22,25 Bungkil kedelai 14,00 8,00 4,00 14,00 7,00 Bungkil kelapa 5,75 3,00 0,00 5,75 6,00 Tepung ikan 11,00 8,00 6,50 10,00 7,00 Tepung tulang 1,25 2,00 2,50 1,50 2,25 Minyak kelapa 1,50 1,50 1,50 0,00 0,00 Premix 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : Ransum Penelitian dihitung berdasarkan Tabel 1. Bahan Pakan
Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Penelitian Kandungan Nutrien R1 R2 R3 R4 R5 Ransum EM 3006 3004 3022 2709 2716 PK 20,02 16,06 13,52 20,03 16,01 LK 5,93 6,44 6,80 5,54 5,84 SK 3,83 3,75 3,51 5,09 5,16 Ca 1,03 1,03 1,05 1,05 1,05 P 0,61 0,61 0,62 0,62 0,62 Lysin 1,17 0,88 0,70 1,19 0,87 Met+Cys 0,78 0,66 0,59 0,80 0,67 Keterangan: Perhitungan ransum percobaan berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2.
R6 59,00 29,00 3,00 0,00 6,00 2,50 0,00 0,50 100,00
R6 2713 13,50 6,64 4,90 1,04 0,62 0,73 0,62
3|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian inidiantaranya
Apabila
dari
sidik
ragam
terdapat
ransum,
pengaruh dari perlakuan, maka dilakukan
pertambahan bobot badan, dan efisiensi
dengan Uji Jarak Berganda Duncan, dengan
penggunaan ransum.
rumus :
Rancangan
konsumsi
Total 23 JKT Sumber: (Gasperz, 1995)
Percobaan
dan
Analisis
dilakukan
secara
LSR = SSR x
eksperimen menggunakan Rancangan Acak
Keterangan :
Statistik Percobaan
Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, setiap perlakuan diulang 4 kali, setiap ulangan terdiri atas 3 ekor itik Rambon Adapun
perlakuan
percobaan
jantan. sebagai
berikut:
̅
̅
=
̅
: Standard Error : Kuadrat Tengah Galat : Banyaknya Ulangan : Studentized Significant Range : Least Significant Range
R1: Perlakuan ransum energi kkal/kg protein 20,00 % R2: Perlakuan ransum energi kkal/kg protein 16,00%. R3: Perlakuan ransum energi kkal/kg protein 13,50 R4: Perlakuan ransum energi kkal/kg protein 20,00 % R5: Perlakuan ransum energi kkal/kg protein 16,00 % R6: Perlakuan ransum energi kkal/kg protein 13,50 %.
metabolis 3000 Tata Letak Percobaan metabolis 3000
Pengacakan
dilakukan
dengan
metabolis 3000
menggunakan pengocokan kemudian hasil
metabolis 2700
pengocokan yang keluar di tulis didalam tabel kemudian dibaca secara horizontal ke
metabolis 2700 metabolis 2700
arah kanan Untuk tata letak percobaan kandang penelitian itik rambon disajikan pada Ilustrasi 1.
Hasil pengamatan diuji dengan sidik ragam (Analysis of Variance/ANOVA) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak berganda Duncan. Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Sumber DB JK JKT Keragaman Perlakuan 5 JKP KTP Galat
18
FHit KTP/ KTG
FTab 0,05
Ilustrasi 1. Tata Letak Percobaan
JKG KTG
4|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum Tabel 5. Rataan Konsumsi Ransum Itik Rambon Masing-Masing Perlakuan Selama Penelitian Ulangan R1
R2
Perlakuan R3 R4 R5 …………………..(g/ekor)……..……………..
R6
1
4202,33
4491,33
4663,00
4110,67
2880,00
3443,50
2
4185,58
4539,42
4691,08
3966,58
2977,17
3682,08
3
4194,33
4877,92
4644,88
4516,58
2895,92
4320,67
4
4185,08
5887,00
4503,00
4352,75
3112,42
4183,67
4191,33
4948,92
4625,42
2966,38
3907,48
Rata rata
4236,65
nyata (P<0,05) Tabel 6 menunjukkan itik Rambon yang
Tabel 5. menunjukkan bahwa itik Rambon
yang
diberi
ransum
dengan
perlakuan R2 (kandungan energi metabolis 3000 kkal/kg dan protein 16%) memiliki rataan konsumsi ransum yang tertinggi yaitu sebanyak 4948,92 g/ekor. Rataan konsumsi ransum terendah yaitu 2966,38 g/ekor pada perlakuan R5. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum itik Rambon jantan fase pertumbuhan. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Rataan Konsumsi Signifikansi Perlakuan Ransum (g) 0,05 R5 2966,38 a R6 3907,48 b R1 4191,83 b R4 4236,65 b R3 4625,42 c R2 4948,92 d Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda
diberi perlakuan ransum R2 (kandungan energi metabolis 3000 kkal/kg dan protein 16%)
nyata
lebih
tinggi
(P<0,05)
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini menandakan bahwa rasa (taste), aroma dan
struktur
ransum
perlakuan
R2
berpengaruh terhadap konsumsi ransum itik Rambon jantan fase pertumbuhan. Perlakuan R2 dapat dinyatakan lebih palatable dibandingkan perlakuan lainnya. Appleby dkk (1992), menyatakan bahwa pada
umumnya
palatabilitas
unggas
dipengaruhi oleh bau, rasa, struktur ransum, serta kandungan serat kasar dalam ransum. Konsumsi ransum itik Rambon yang mendapat perlakuan R2 nyata (P<0,05) lebih tinggi
dibandingkan
dengan
yang
mendapatkan perlakuan R3. Perbedaan pada kandungan protein meskipun kandungan energi
metabolisnya
mempengaruhi
sama,
keseimbangan
akan nutrien 5|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A ransum.
Winter
menerangkan mempunyai kualitas
dan
Funk
bahwa
makanan
kandungan
protein
yang
baik
(1960) yang dengan
menyebabkan
Ransum
yang
kurang
palatable
menyebabkan konsumsi nutrien menjadi tidak
seimbang,
terhadap
sehingga
berpengaruh
penurunan
konsumsi
ransum.
(1979)
menyatakan
bahwa,
palatabilitasnya tinggi, sehingga konsumsi
Schailable
ransum meningkat. Hal ini disebabkan oleh
ransum dengan palatabilitas tinggi akan
kandungan nutrisi yang seimbang (energi-
dikonsumsi lebih banyak dan sebaliknya.
protein) akan mudah dicerna dan diserap
Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
dengan baik oleh tubuh.
dengan kandungan energi 3000 kkal/kg dan
Perlakuan R2 (energi metabolis 3000
protein 16% dalam ransum memberikan
kkal/kg dan protein 16%) lebih palatable bagi
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi
ternak dibandingkan dengan perlakuan R5
ransum itik rambon jantan fase pertumbuhan.
(energi metabolis 2700 kkal/kg dan protein
Sejalan
16%) yang menghasilkan konsumsi ransum
Prasetyo (2002) yang menyatakan kebutuhan
terendah. Perlakuan ransum yang terendah
energi dalam ransum itik sebesar 3000
(R5) merupakan ransum yang memiliki
kkal/kg.
dengan
pendapat
Ketaren
dan
tingkat palatabilitas rendah. Pengaruh Perlakuan terhadap Pertambahan Bobot Badan Tabel 7. Rataan Pertambahan Bobot Badan Itik Rambon Selama Penelitian Ulangan
1 2 3 4 Rataan
Perlakuan R1 R2 R3 R4 …………………………...(g/ekor)……..……….. 962,03 978,57 622,50 867,63 893,40 948,87 621,70 749,20 928,43 1028,40 626,97 849,23 892,43 946,70 735,07 877,23 919,08 975,63 651,56 835,83
Tabel 7 menunjukkan bahwa rataan
R5
R6
728,53 735,57 717,13 628,93 702,54
824,60 747,40 698,43 512,13 695,64
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
pertambahan bobot badan Itik Rambon
perlakuan
jantan dicapai oleh Itik Rambon dengan
terhadap pertambahan bobot bobot badan itik
perlakuan R2, yaitu 975,63 gram, dan
Rambon.Untuk mengetahui perbedaan antar
pertambahan
perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda
dihasilkan
bobot oleh
itik
badan
terendah
Rambon
yang
mendapatkan perlakuan R3 yaitu 651,56
berpengaruh
nyata
(P<0,05)
Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.
gram. 6|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A Tabel 8. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Itik Rambon. Pertambahan Signifikansi Perlakuan Bobot Badan (g) 0,05 R3 651.56 a R6 695.64 a R5 702.54 a R4 835.83 b R1 919.08 b R2 975.63 c Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukan berbeda nyata (P<0,05). Tabel
8
menunjukkan
ransum akan lebih efisien dibandingkan dengan perlakuan R3 dan R6. Perlakuan R2 (energi
metabolis
3000 kkal/kg dan protein 16%)
bekerja secara optimal dalam menghasilkan pertambahan bobot badan tertinggi pada itik Rambon jantan fase pertumbuhan. Hal ini disebabkan perlakuan R2 merupakan ransum dengan tingkat palatabilitas dan konsumsi ransum yang tinggi. Hasil
penelitian
Saputra
(2014)
bahwa
menunjukkan bahwa, pemberian ransum itik
pertambahan bobot badan itik Rambon yang
jantan lokal yang dipelihara dari umur 1-8
diberi perlakuan R2 (energi metabolis 3000
minggu dengan protein 16% efektif terhadap
kkal/kg dan protein 16%) nyata lebih tinggi
peningkatan persentase karkas serta bagian
(P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan R1
edible itik, peningkatan persentase karkas
(ransum energi metabolis 3000 kkal/kg dan
serta bagian edible yang tinggi tersebut
protein 20%), dan R4 (energi metabolis2700
sangat erat kaitannya dengan pertambahan
kkal/kg dan protein 20%). Kemudian antar
bobot badan dan sesuai untuk keperluan itik.
perlakuan R3 (energi metabolis 3000 kkal/kg
Konsumsi ransum yang tinggi pada
dan protein 13,5%), R5 (energi metabolis
kandungan
2700 kkal/kg dan protein 16%) dan R6
perlakuan R2 akan meningkatkan asupan
(energi metabolis 2700 kkal/kg dan protein
nutrient, seperti protein, karbohidrat, lemak,
13,5 %) menunjukkan hasil yang tidak
vitamin, dan mineral yang lebih banyak
berbeda nyata (P>0,05).
sehingga mampu menghasilkan pertambahan
Pertambahan
bobot
badan
energi
tinggi
3000
kkal/kg
antar
bobot badan ternak menjadi lebih tinggi. Fan
perlakuan ransum R3, R5 dan R6 tidak
dkk, (2008), menyatakan bahwa pemberian
berbeda nyata (P>0,05) dan lebih rendah
ransum yang mengandung energi tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal
dapat meningkatkan konsumsi pakan yang
ini disebabkan oleh konsumsi yang rendah
erat dengan pertumbuhan ternak unggas.
sehingga asupan nutrient kurang padahasil perlakuan R5 (energi metabolis 3000 kkal dan
kaitannya
dengan
konsumsi
ransum.
respon
Semakin tinggi konsumsi ransum maka
pertambahan bobot badan yang rendah, tetapi
semakin tinggi pula pertambahan bobot
apabila dilihat dari segi ekonomis konsumsi
badan pada ternak, sementara rendahnya
protein
16%)
serta
memberikan
Pertambahan bobot badan sangat erat
7|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A konsumsi ransum akan berdampak pula pada
setiap
rendahnya angka pertambahan bobot badan.
mencapai titik puncak di minggu ke-8.
Wahju (1997), menyatakan bahwa meningkatnya
konsumsi
berbeda-beda
dan
Peningkatan bobot badan yang terus
akan
berlangsung naik tersebut terjadi karena
memberikan kesempatan kepada tubuh untuk
umur 1-8 minggu itik mulai memasuki fase
meretensi lebih banyak makanan sehingga
pertumbuhan. Selama fase pertumbuhan itik
kebutuhan
pertumbuhan
Rambon jantan umumnya membutuhkan
terpenuhi, hal ini diperkuat oleh pernyataan
pakan yang relatif banyak dan berkualitas
Tilman dkk (1986) yang menyebutkan bahwa
agar ternak dapat tumbuh dan berkembang
kecepatan pertumbuhan ternak salah satunya
dengan sempurna.
protein
ditentukan
oleh
ransum
minggunya
untuk
jumlah
yang
Laju pertumbuhan ternak ditunjukkan
dikonsumsi, jika ransum yang dikonsumsi
oleh pertambahan bobot badan, pertambahan
relatif lebih banyak maka pertumbuhan
bobot badan itik Rambon jantan pada minggu
menjadi cepat sebaliknya bila jumlah ransum
ke-1
yang
pertumbuhan
dikonsumsi
ransum
relatif
sedikit
maka
pertumbuhan akan lambat. Untuk
dan
minggu yang
ke-2
menunjukkan
lambat,
kemudian
meningkat pada minggu berikutnya sampai
mengetahui
perbedaan
minggu ke-7 dan melambat pada minggu
pertambahan bobot itik Rambon dari masing-
selanjutnya. Grafik pertambahan bobot badan
masing perlakuan disajikan pada Ilustrasi 2.
tersebut menunjukkan terjadinya penurunan dan mulai melandai pada minggu ke-7 dalam
1200,00 R1
masa pemeliharaan 8 minggu dikarenakan
800,00
R2
600,00
telah memasuki fase grower (umur 5-10
R3
400,00
R4
200,00
R5
0,00
R6
Bobot Badan (g)
1000,00
I
II
III IV
V
minggu). Pertumbuhan
itik
mulai
terjadi
penurunan, oleh sebab itu lama pemeliharaan
VI VII VIII
Umur (Minggu)
itik Rambon jantan yang terbaik disarankan
Ilustrasi 2. Grafik Pertambahan Bobot Badan Itik Rambon Jantan Umur1-8 Minggu pada setiap perlakuan.
hanya sampai 8 minggu karena pada minggu berikutnya pertumbuhan akan melambat
Grafik pertambahan bobot badan itik
seiring dengan pertambahan umur ternak dan
Rambon seperti yang ditunjukkan pada
dewasa tubuhnya yang disebabkan beberapa
Ilustrasi
faktor
2
memperlihatkan
bahwa
pertambahan bobot badan itik Rambon jantan
dan
mempengaruhi
pertumbuhan
ternak.
dalam pemeliharaan maksimal 8 minggu
8|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A Kardaya
(2005)
faktor-faktor
melaporkan
yang
bahwa
menunjukkan
perubahan
kecepatan
mempengaruhi
pertumbuhan pada itik Rambon jantan yang
pertumbuhan selain konsumsi pakan adalah
cenderung bertambah dari waktu ke waktu,
jenis ternak, jenis kelamin, tipe ternak dan
sejak awal menetas sampai umur antara 7 – 8
manajemen pemeliharaan. Itik tipe pedaging
minggu kemudian melambat dan berhenti
mengalami
apabila dewasa tubuhnya telah tercapai.
pertumbuhan
tercepat
pada
periode starter dan menurun pada periode
Srigandono
grower (BPTP, Jawa Barat 2010). Grafik
pertumbuhan itik yang paling cepat dimulai
pertambahan bobot badan hasil penelitian ini
sejak
itik
(1998)
melaporkan,
berumur
0
–
3
bahwa
minggu.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Efisiensi Penggunaan Ransum Tabel 9. Rataan Efisiensi Penggunaan Ransum Itik Rambon Masing-masing Perlakuan Selama Penelitian Ulangan R1 1 2 3 4
R2
22,89 21,34 22,14 21,32 87,70 21,92
Total Rataan
21,79 20,90 21,08 16,08 79,85 19,96
Perlakuan R3 R4 ………….…..(%)……………….. 13,35 21,11 13,25 18,89 13,50 18,80 16,32 20,15 56,43 78,95 14,11 19,74
Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan
R5
R6
25,30 24,71 24,76 20,21 94,97 23,74
23,95 20,30 16,16 12,24 72,65 18,16
Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada
efisiensi penggunaan ransum tertinggi yaitu
Tabel 10.
pada
Tabel 10. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Terhadap Efisiensi Penggunaan Ransum
perlakuan
R5
sebesar
23,74
%,
sedangkan rataan efisiensi ransum terendah yaitu pada perlakuan R3. Berdasarkan hasil analisis
ragam
berpengaruh
menunjukkan
nyata
(P<0,05)
perlakuan terhadap
efisiensi penggunaan ransum itik Rambon jantan. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan terhadap pertambahan bobot badan itik rambon, dilakukan Uji Jarak Berganda
Efisiensi Signifikansi Perlakuan Ransum (%) 0,05 R3 14,11 a R6 18,16 b R4 19,74 b R2 19,96 b R1 21,92 b R5 23,74 c Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
9|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A Itik Rambon yang diberi perlakuan R5
Rasio
energi-protein
ransum
pada
menghasilkan perbedaan nyata lebih tinggi
penelitian ini cukup meluas yaitu sebesar 135
(P<0,05) dan perlakuan R3 menghasilkan
sampai 222. Susanto (2004) melaporkan,
efisiensi penggunaan ransum yang nyata
kisaran rasio ideal energi-protein yaitu antara
lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan
145 sampai dengan 160.
perlakuan lainnya. Perlakuan R1, R2, R4 dan
Rendahnya
konsumsi
ransum
itik
R6 tidak menghasilkan efisiensi penggunaan
Rambon perlakuan R5 disebabkan oleh
ransum yang berbeda nyata.
kurangnya tingkat palatabilitas serta rasio
Efisiensi penggunaan ransum sangat
antara energi-protein yang luas yaitu sebesar
berkaitan dengan angka rataan konsumsi
169. Rasio energi-protein yang luas tersebut
ransum dan pertambahan bobot badan yang
nyatanya
dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 7.
penggunaan ransum.Hal ini memberikan
Perlakuan ransum R5 menghasilkan
mampu
pengertian
bahwa
itik
Rambon
jantan
luas
sebesar
memerlukan
Perlakuan R5 (energi metabolis 2700 kkal/kg
169.Perlakuan R2 dengan kandungan energi
dan protein 16%) menghasilkan efisiensi
metabolis 3000 kkal/kg dan protein 16%
penggunaan ransum yang tinggi, walaupun
pada
konsumsi ransum dan pertambahan bobot
pertambahan bobot badan yang tinggi serta
badan yang dicapai rendah.
konsumsi ransum tinggi, tetapi menghasilkan
penelitian
yang
efisiensi
efisiensi ransum tertinggi sebesar 23,74%.
Hal ini menandakan, walaupun rataan
rasio
menaikkan
ini
menghasilkan
efisiensi penggunaan ransum yang rendah.
konsumsi dan pertambahan bobot badan
Efisiensi penggunaan ransum saling
ternak pada perlakuan ransum R5 terendah,
berkaitan dengan konsumsi ransum dan
akan
pertambahan bobot badan, tetapi konsumsi
tetapi
keefisienan
ternak
dalam
mengonsumsi ransum lebih seimbang. Asupan nutrient, vitamin, mineral, zatzat lain serta antar energi-protein yang
ransum yang tinggi tidak selalu di ikuti dengan efisiensi penggunaan ransum yang tinggi.
dikonsumsi seimbang, dengan keseimbangan
Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa
energi-protein sebesar 169 memberikan efek
efisiensi ransum tertinggi pada itik Rambon
yang baik terhadap efisiensi penggunaan
jantan fase pertumbuhan diperoleh dari
ransum.Keseimbangan energi dan protein
perlakuan R5 (energi metabolis 2700 kkal/kg
ransum sangat diperlukan untuk produksi
dan protein 16%) dengan keseimbangan
daging yang baik, hal ini berhubungan
energi-protein sebesar 169.
dengan kadar energi yang dikonsumsi.
10 |
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A masukan kepada penulis.Ucapan terima kasih
KESIMPULAN DAN SARAN
juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir.
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan : 1) Tingkat energi - protein ransum berpengaruh terhadap performa itik
2) Ransum dengan kandungan energi 2700 kkal/kg dan
Universitas
Padjadjarandan
seluruh civitas akademika. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dan
penyusunan
penulis skripsi
selama yang
tidak
proses dapat
disebutkan satu persatu.
protein 16% menghasilkan performa
DAFTAR PUSTAKA
terbaik pada Itik Rambon jantan fase
Appleby, C. M., Barry, O. H., and Elson, H.A. 1992. Poultry ProducitonBehaviour Management and Welfare. CAB International, Weinberg, pp. 268 – 270. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Itik. Lembang, Jawa Barat. Fan, H.P., M.Xie, W.W. Wang, S.S. Hou dan W. Huang. 2008. Effect of Dietary Energy On Growth Performance and Carcass Quality of White Growing Peking Ducks From Two Six Weeks of Age. Poult. Sci. pp 87: 1162-1164. Kardaya. 2005. Pengaruh Penaburan Zeolit Pada Lantai Litter Terhadap Persentase dan Komponen Non Karkas Ayam Pedaging Pada Kepadatan Kandang Berbeda. Jurnal Peternakan.Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska. Riau Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan). 2013. Penetapan Rumpun Itik Rambon. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 700/Kpts/PD. 410/2/2013 halaman : 2. Jakarta. Ketaren, P.P. 2002. Kebutuhan Gizi Itik Petelur dan Itik Pedaging. P.O. Box 221 Wartozoa Vol. 12 No. 2 Balai Penelitian Ternak : Bogor
pertumbuhan. Saran 1) Pemeliharaan itik Rambon jantan fase pertumbuhan
disarankan
menggunakan
ransum
dengan
keseimbangan energi-protein sebesar (169)
dengan
kandungan
energi
metabolis 2700 kkal/kg dan protein 16%. 2) Lama pemeliharaan itik Rambon jantan disarankan sampai umur 8 minggu UCAPAN TERIMA KASIH Pada mengucapkan
kesempatan terima
ini
penulis
kasih
kepada
pembimbing utama Dr. Ir. Hj. Siti Wahyuni H.S.,
Peternakan
mendoakan
Rambon jantan fase pertumbuhan.
metabolis R5
Husmy Yurmiati, M.S. Dekan Fakultas
MS.,
danPembimbingAnggota
Dr.
Ir.Abun, M.Patas semua waktu, bimbingan, dan saran yang diberikan kepada penulis. Kepada para dosen penguji yaitu Endang S.Pt., MP, Dr. Ir. Rachmat Wiradimadja., dan Ir. Hj. An An Yulianti., M.Si atas saran dan
11 |
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
Saputra, D.H., G. Dani dan L. Adriani. 2014. Pengaruh Pembatasan Tingkat Protein Dalam Ransum Terhadap Edible dan In Edible Pada Itik Jantan Lokal. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran: Jatinangor Sumedang. hal 4-5 Susanto, R.S. 2004. Pengaruh Perbedaan Tingkat Protein Dalam Ransum Terhadap Produktivitas Itik Indian Runner.Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta: hal 32-33. Schailable, P. J. 1979. Poultry and Nutrition. The Avian Publishing Company Inc. Westport Connecticut
Tillman, A. D., H., Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekodjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Wahju, 1992.Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke - 3. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.hal. 64 – 66 ___________,1997. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan IV. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Winter, A. R. dan E. M. Funk, 1960.Poultry Science and Practice.5th ed. J. B. Lippincott Co., Chicago, Philadelphia, New York. hal. 256-261
12 |