PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh : AGUNG PRAMUDO NIM : I 85 06 026
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Dikerjakan Oleh: AGUNG PRAMUDO NIM : I 85 06 026
Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing
ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP. 19710901 199702 1 001
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: AGUNG PRAMUDO NIM : I 85 06 026 Diperiksa dan disetujui : Dosen Pembimbing
ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP. 19710901 199702 1 001 Dipertahankan didepan tim penguji: 1. ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP. 19710901 199702 1 001
:………………………………………......
2. Ir. BUDI UTOMO, MT NIP. 19600629 198702 1 002
:………………………………………......
3. ENDAH SAFITRI, ST NIP. 19701212 200003 2 001
:…………………………………………..
Mengetahui,
Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Ketua Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 19590823 198601 1 001
Ir.SLAMET PRAYITNO, MT NIP. 19531227 198601 1 001
Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
Ir. NOEGROHO DJARWANTI, MT NIP. 19561112 198403 2 007 iii
Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. (QS. Al Isra : 37) Gunakanlah waktumu sebaik mungkin karena waktu tidak akan dapat diputar kembali.
Jadikanlah pengalaman sebagai guru terbaikmu untuk meraih masa depanmu.
Hidup yang bermakna adalah disaat kita bermanfaat bagi orang lain.
Jangan pernah berhenti mengejar harapan, karena harapanlah yang membuat kita terus hidup.
“Tidak suatu bencanapun yang menimpa dibumi dan pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah”. (Al Hadiid : 32)
iv
Alhamdulillah puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta dan penguasa jagad raya yang telah memberikan rahmat, hidayah serta nikmat yang tak terhingga. Untukmu ya Rosulullah Saw, Engkau penuntun kami ke jalan yang di ridlhoi Allah SWT. Karena tanpa tuntunanMu kami takkan pernah mungkin masuk ke Jannah-Nya. Berjuta terima kasih yang tak mungkin bisa kuungkapkan semua untuk Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya membimbingku, mendidikku,dan mendoakanku, serta selalu menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang semenjak aku mulai menghirup udara di dunia ini. Tanpa kehadiranmu, mungkin hidupku tak menentu. Kakak- kakakku & adikku, yang selalu mendoakanku, memberikanku semangat, serta memberikanku keceriaan dalam hidup ini. Aku bersyukur telah memiliki keluarga ini. Rekan-rekan seperjuanganku,anak D3 Teknik Sipil Gedung khususnya angkatan 2006. Duwi P, Yudhi, Arif M, Azis, Ari P, Sunaryo, Aslam, Anom, Elfas, Enny, Erna , Ratih, Ulfah, Novita,Nia, Erna, Supriyadi, Bandryo, Areis, Teguh, Ari W, Muh.Arief P, Catur, Yoyon, Arnadi, Aan, Hartono, Danang C, Mahendra, Wahyu, Lili Fuad, Pendi, Danang Tunjung, Dhani, Agus C. Terima kasih atas bantuan, dukungan dan pertemanan yang telah kalian berikan. Si (*_F3_*),komputer yang selalu menemaniku disaat aku dalam kesulitan, memberikan kemudahan dalam hidupku dan si Bejo yang bersedia mengantarkan kemanapun aku ingin melangkah. The last, thank’s to : Endang, yang turut mendoakan dan memberi semangat terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
v
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI dengan baik.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1.
Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Achmad Basuki, ST. MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini.
5.
Purnawan Gunawan, ST., MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya.
6.
Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya beserta karyawan di Fakultas Teknik UNS yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan.
7.
Bapak, Ibu, adikku yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun.
8.
Keluarga besar HMP D3 FT UNS yang telah banyak memberikan pelajaran bagiku serta pengalaman serta pelajaran hidup
9.
Rekan-rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 2006 yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
10.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
vi
Mudah – mudahan kebaikan Bapak, Ibu, Teman-teman memperoleh balasan yang lebih mulia dari Allah SWT.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan.
Akhirnya, besar harapan penyusun, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, November 2009
vii
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL................................. ................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
ii
MOTTO .....................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN......................................................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
DAFTAR ISI..............................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL .........................................................
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...................................................................................
1
1.2
Maksud dan Tujuan. ..........................................................................
1
1.3
Kriteria Perencanaan .........................................................................
2
1.4
Peraturan-Peraturan Yang Berlaku....................................................
3
BAB 2 DASAR TEORI
2.1
Dasar Perencanaan.............................................................................
4
2.1.1 Jenis Pembebanan……………………………………………
4
2.1.2 Sistem Bekerjanya Beban……………………………………
7
2.1.3 Provisi Keamanan…………………………………………...
8
2.2
Perencanaan Atap ..............................................................................
10
2.3
Perencanaan Tangga ..........................................................................
13
2.4
Perencanaan Plat Lantai ....................................................................
14
2.5
Perencanaan Balok Anak...................................................................
15
2.6
Perencanaan Portal ............................................................................
17
2.7
Perencanaan Pondasi .........................................................................
18
viii
BAB 3 RENCANA ATAP
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Rencanaan Atap..................................................................................
20
3.1.1 Dasar Perencanaan .................................................................
21
Perencanaan Gording.........................................................................
21
3.2.1 Perencanaan Pembebanan ....................................................
21
3.2.2 Perhitungan Pembebanan .......................................................
22
3.2.3 Kontrol Terhadap Tegangan ..................................................
24
3.2.4 Kontrol terhadap lendutan......................................................
24
Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda ...............................................
26
3.3.1 Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda...........
26
3.3.2 Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda ........................
27
3.3.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda.....................
29
3.3.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda...............................................
33
3.3.5 Perhitungtan Alat Sambung ...................................................
35
Perencanaan Setengah Kuda-Kuda....................................................
38
3.4.1 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda...............
38
3.4.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda.............................
39
3.4.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda.....................
41
3.4.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda...............................................
47
3.4.5 Perhitungtan Alat Sambung ...................................................
49
Perencanaan Jurai .............................................................................
53
3.5.1 Perhitungan Panjang Batang Jurai .........................................
53
3.5.2 Perhitungan Luasan Jurai .......................................................
54
3.5.3 Perhitungan Pembebanan Jurai .............................................
57
3.5.4 Perencanaan Profil Jurai.........................................................
63
3.5.5 Perhitungan Alat Sambung ....................................................
64
Perencanaan Kuda-kuda Utama A.....................................................
67
3.6.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A............................
67
3.6.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama A..............
69
3.6.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A.....................
71
3.6.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A ...............................
79
ix
3.7
3.6.5 Perhitungan Alat Sambung ....................................................
80
Perencanaan Kuda-kuda Utama B ....................................................
84
3.6.1
Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda B............................
84
3.6.2
Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama B ..............
85
3.6.3
Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B.....................
88
3.6.4
Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B ................................
95
3.6.5 Perhitungan Alat Sambung B.................................................
97
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA
4.1
Uraian Umum.................................................................................... .
101
4.1.1
Uraian Umum...........................................................................
101
Data Perencanaan Tangga.....................................................
102
Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan ........................
102
4.2.1
Perhitungan Tebal Plat Equivalent ........................................
102
4.2.2
Perhitungan Beban .................................................................
103
Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes..........................................
104
4.3.1
Perhitungan Tulangan Tumpuan.............................................
104
4.3.2
Perhitungan Tulangan Lapangan ............................................
105
Perencanaan Balok Bordes. ................................................................
107
4.4.1
Pembebanan Balok Bordes.....................................................
107
4.4.2
Perhitungan Tulangan Lentur. ................................................
108
4.4.3
Perhitungan Tulangan Geser. .................................................
110
4.6
Perhitungan Pondasi Tangga. .............................................................
111
4.7
Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi.............................................
112
4.7.1
Perhitungan Tulangan Lentur................................................
112
4.7.2
Perhitungan Tulangan Geser .................................................
114
4.1.2 4.2
4.3
4.4
BAB 5 PLAT LANTAI
5.1
Perencanaan Plat Lantai ....................................................................
115
5.2
Perhitungan Pembeban Plat Lantai. ...................................................
115
x
5.3
Perhitungan Momen...........................................................................
116
5.4
Penulangan Plat Lantai.......................................................................
117
5.4.1
Penulangan Tumpuan Arah x. ...............................................
118
5.4.2
Penulangan Tumpuan Arah y ................................................
119
5.5
5.5
Perhitungan Tulangan Lapangan .........................................................
120
5.5.1
Penulangan Tumpuan Arah x.................................................
120
5.5.2
Penulangan Tumpuan Arah y ...............................................
121
Rekapitulasi Tulangan.........................................................................
122
BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK
6.1
6.2
6.3
Perencanaan Balok Anak ..................................................................
123
6.1.1
Perhitungan Lebar Equivalent……………………………….
123
6.1.2
Lebar Equivalent Balok Anak………………………………
124
Perhitungan Pembebanan Balok Anak………………………………
124
6.2.1
Pembebanan Balok Anak As A-A’…………………………
124
6.2.2
Pembebanan Balok Anak As B-B’………………………….
125
Perhitungan Tulangan Balok Anak………………………………….
126
6.3.1
Perhitungan Tulangan Balok Anak As A-A’……………… .
126
6.3.2
Perhitungan Tulangan Balok Anak As B-B’………………..
129
BAB 7 PERENCANAAN PORTAL
7.1
7.2
7.3
Perencanaan Portal …………………………………………………..
132
7.1.1
Dasar Perencanaan……………………………………………
132
7.1.2
Perencanaan Pembebanan……………………………………
132
7.1.3
Perhitungan Luas Equivalen untuk Plat Lantai ......................
132
Perhitungan Pembebanan Balok............…………………………….
135
7.2.1
Pembebanan Balok Portal Melintang…………………….......
135
7.2.2
Pembebanan Balok Portal Memanjang....................................
137
Penulangan Balok Portal .....................................................................
139
7.3.1
139
Perhitungan Tulangan Lentur Rink Balk ...............................
xi
7.4
7.5
7.3.2
Perhitungan Tulangan Geser Rink Balk…….........................
142
7.3.3
Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang .......
142
7.3.4
Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang.........
145
7.3.5
Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang ..........
146
7.3.6
Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang ...........
148
Penulangan Kolom…………………………………………………..
149
7.4.1
Perhitungan Tulangan Lentur Kolom……………………….
149
7.4.2
Perhitungan Tulangan Geser Kolom…………………………
151
Penulangan Sloof……………………………………………………
151
7.5.1
Perhitungan Tulangan Lentur Sloof………………………...
151
7.5.2
Perhitungan Tulangan Geser Sloof……………………….. ..
154
BAB 8 PERENCANAAN PONDASI
8.1
Data Perencanaan ..............................................................................
157
8.2
Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi……………………………
158
8.3
Perhitungan Tulangan Lentur……………………………………….
159
8.4
Perhitungan Tulangan Geser………………………………………..
160
BAB 9 REKAPITULASI
9.1 Perencanaan Atap ..............................................................................
162
9.2 Perencanaan Tangga……………………………................................
168
9.3 Perencanaan Plat ...............................................................................
169
9.4
Perencanaan Balok Anak……………………………........................
169
9.5 Perencanaan Portal .............................................................................
170
9.6 Perencanaan Pondasi Footplat…………………………… ...............
170
PENUTUP………………………………………………………………..
xvi
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
xvii
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………
xviii
xii
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3.1 Denah Rencana Atap.............................................................
20
Gambar 3.2 Kuda-kuda Utama ................................................................
20
Gambar 3.3 Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda...............................
26
Gambar 3.4 Luasan Atap Seperempat Kuda-kuda....................................
27
Gambar 3.5 Luasan Plafon Seperempat Kuda-kuda .................................
28
Gambar 3.6 Pembebanan Seperempat Kuda-kuda akibat Beban Mati .....
29
Gambar 3.7 Pembebanan Seperempat Kuda-kuda akibat Beban Angin...
32
Gambar 3.8 Panjang Batang Setengah Kuda-kuda ...................................
38
Gambar 3.9 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda. .......................................
39
Gambar 3.10 Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda. ....................................
40
Gambar 3.11 Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati .........
41
Gambar 3.12 Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin.......
46
Gambar 3.13 Rangka Batang Jurai .............................................................
53
Gambar 3.14 Luasan Atap Jurai..................................................................
54
Gambar 3.15 Luasan Plafon Jurai ...............................................................
55
Gambar 3.16 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati .................................
57
Gambar 3.17 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin . .............................
61
Gambar 3.18 Panjang Batang Kuda-kuda Utama. ......................................
67
Gambar 3.19 Luasan Atap Kuda-kuda A ...................................................
69
Gambar 3.20 Luasan Plafon Kuda-kuda A. ................................................
70
Gambar 3.21 Pembebanan Kuda-kuda Utama A Akibat Beban Mati . ......
72
Gambar 3.22 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin .........
76
Gambar 3.23 Panjang Batang Kuda-kuda Utama . .....................................
84
Gambar 3.24 Luasan Atap Kuda-kuda B . ..................................................
85
Gambar 3.25 Luasan Plafon Kuda-kuda B. ................................................
87
Gambar 3.26 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Mati ........
88
Gambar 3.27 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin .........
92
Gambar 4.1 Detail Tangga. .......................................................................
101
Gambar 4.2 Tebal Equivalent. ..................................................................
102
xiii
Gambar 4.3 Pondasi Tangga. ....................................................................
111
Gambar 5.1 Denah Plat lantai ...................................................................
115
Gambar 5.2 Plat Tipe A ............................................................................
116
Gambar 6.1 Denah Pembebanan Balok Anak...........................................
123
Gambar 6.2 Lebar Penbebanan Balok Anak as A-A’ ...............................
124
Gambar 6.3 Penempatan Sendi A-A’........................................................
125
Gambar 6.4 Lebar Penbebanan Balok Anak as B-B’................................
125
Gambar 6.3 Penempatan Sendi B-B’ ........................................................
126
Gambar 7.1 Denah Portal..........................................................................
132
Gambar 7.2 Pembebanan Portal As A. .....................................................
135
Gambar 7.3 Pembebanan Portal As 2. ......................................................
137
Gambar 8.1 Perencanaan Pondasi ............................................................
157
Gambar 8.2 Diagram Tegangan Bawah Pondasi .....................................
159
Gambar 9.1 Seperempat Kuda-kuda .........................................................
162
Gambar 9.2 Setengah Kuda-kuda .............................................................
163
Gambar 9.3 Kuda-kuda Utama A .............................................................
164
Gambar 9.4 Kuda-kuda Utama B..............................................................
166
Gambar 9.5 Jurai .......................................................................................
167
xiv
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban hidup................................................
6
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U...............................................................
8
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø ......................................................
9
Tabel 2.4 Hubungan Tanah Dengan Cara Dalam Konstruksi Gedung.....
10
Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording.....................................
23
Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Pada Seperempat Kuda-kuda......
26
Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda.......................
31
Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin .........................................................
32
Tabel 3.5 Rekapitulasi Seluruh Pembebanan Seperempat Kuda-kuda .....
33
Tabel 3.6 Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-Kuda .................
33
Tabel 3.7 Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda........
33
Tabel 3.8 Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda-kuda..........
38
Tabel 3.9 Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati ......................................
45
Tabel 3.10 Perhitungan Beban Angin .......................................................
46
Tabel 3.11 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda ......................
47
Tabel 3.12 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda.............
52
Tabel 3.13 Perhitungan Panjang Batang Jurai ............................................
53
Tabel 3.14 Rekapitulasi Pembebanan Jurai ................................................
60
Tabel 3.15 Perhitungan Beban Angin .........................................................
62
Tabel 3.16 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai ................................................
62
Tabel 3.17 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai ......................................
67
Tabel 3.18 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama A...................
68
Tabel 3.19 Rekapitulasi Beban Mati A.......................................................
75
Tabel 3.20 Perhitungan Beban Angin A .....................................................
77
Tabel 3.21 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama A..............
78
Tabel 3.22 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda A.........................
83
Tabel 3.23 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B...................
84
Tabel 3.24 Rekapitulasi Beban Mati B .......................................................
92
Tabel 3.25 Perhitungan Beban Angin B .....................................................
94
xv
Tabel 3.26 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama B ..............
94
Tabel 3.27 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda B.........................
99
Tabel 5.1 Perhitungan Plat Lantai.............................................................
117
Tabel 7.1 Hitungan Lebar Equivalen ........................................................
134
Tabel 7.2 Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Melintang .............
136
Tabel 7.3 Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Memanjang...........
138
Tabel 7.4 Balok Melintang........................................................................
155
Tabel 7.5 Balok Memanjang.....................................................................
155
Tabel 7.6 Kolom .......................................................................................
156
Tabel 7.7 Sloof..........................................................................................
156
Tabel 7.8 Rink Balok ................................................................................
156
Tabel 9.1 Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-kuda............
163
Tabel 9.2 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda...............
163
Tabel 9.3 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A ...............
164
Tabel 9.3 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B ...............
166
Tabel 9.3 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai ........................................
168
xvi
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A
= Luas penampang batang baja (cm2)
B
= Luas penampang (m2)
AS’
= Luas tulangan tekan (mm2)
AS
= Luas tulangan tarik (mm2)
B
= Lebar penampang balok (mm)
C
= Baja Profil Canal
D
= Diameter tulangan (mm)
Def
= Tinggi efektif (mm)
E
= Modulus elastisitas(m)
e
= Eksentrisitas (m)
F’c
= Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
Fy
= Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa)
g
= Percepatan grafitasi (m/dt)
h
= Tinggi total komponen struktur (cm)
H
= Tebal lapisan tanah (m)
I
= Momen Inersia (mm2)
L
= Panjang batang kuda-kuda (m)
M
= Harga momen (kgm)
Mu
= Momen berfaktor (kgm)
N
= Gaya tekan normal (kg)
Nu
= Beban aksial berfaktor
P’
= Gaya batang pada baja (kg)
q
= Beban merata (kg/m)
q’
= Tekanan pada pondasi ( kg/m)
S
= Spasi dari tulangan (mm)
Vu
= Gaya geser berfaktor (kg)
W
= Beban Angin (kg)
Z
= Lendutan yang terjadi pada baja (cm)
f
= Diameter tulangan baja (mm)
q
= Faktor reduksi untuk beton xv xvii
r
= Ratio tulangan tarik (As/bd)
s
= Tegangan yang terjadi (kg/cm3)
w
= Faktor penampang
xviii
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini, menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya.
Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2 Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam ini adalah teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, 1 BAB I Pendahuluan
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
2
bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D III Jurusan Teknik Sipil memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan :
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. 2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. 3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung.
1.3 Kriteria Perencanaan 1. Spesifikasi Bangunan a. Fungsi Bangunan
: Ruko
b.Luas Bangunan
: 600 m2
c. Jumlah Lantai
: 2 lantai
d.Tinggi Tiap Lantai
: 4m
e. Konstruksi Atap
: Rangka kuda-kuda baja
f. Penutup Atap
: Genteng
g.Pondasi
: Foot Plate
2. Spesifikasi Bahan a. Mutu Baja Profil
: BJ 37 (fu = 370 Mpa, fy = 240 Mpa,
b. Mutu Beton (f’c)
: 30 MPa
c. Mutu Baja Tulangan (fy)
: Polos: 240 MPa. Ulir: 390 Mpa.
3. Tanah s tanah
: 1,5 kg/cm2
2 BAB I Pendahuluan
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
3
1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku 1. Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-28472002). 2. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung (SNI 03-17292002). 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. 4. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesi 1984.
25.00 2.25
2.25
4.00
4.00
4.00
4.00
4.50
2.00 4.00 2.00
12.00
K. MANDI
NAIK
AREA PERTOKOAN
4.00
4.00
GUDANG R. TAMU 4.00
4.00
4.00
LANTAI 1
3 BAB I Pendahuluan
12.00
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
4
25.00 2.25
2.00
4.00
2.25
4.00
4.00
4.50
K. Mandi
Dapur
K. Tidur
2.00
4.00
4.00
Mushola
R. Kerja
K. Tidur
K. Tidur
4.00 TURUN
R. Makan 4.00
R. Keluarga R. Olah Raga
4.00
K. Tidur 4.00
4.00
LANTAI 2
4 BAB I Pendahuluan
12.00
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
5
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
Beban-beban yang bekerja pada struktur diperhitungkan menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban-beban tersebut adalah :
1. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk semua unsur tambahan yang merupakan bagian dari gedung tersebut. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah :
a) Bahan bangunan 1) Beton bertulang
: 2400 kg/m3
2) Pasir
: 1800 kg/m3
3) Beton biasa
: 2200 kg/m3
b) Komponen gedung 1) Dinding pasangan batu merah setengah bata
: 250 kg/m2
2) Langit–langit dan dinding (termasuk rusuk–rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm
: 11 kg/m2
- kaca dengan tebal 3 – 4 mm
: 10 kg/m2
2) Penutup atap genteng dengan reng dan usuk
: 50 kg/m2
3) Penutup lantai tegel, keramik dan beton per cm tebal
: 24 kg/m2
4) Adukan semen per cm tebal
: 21 kg/m2
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
6
2. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, sumber dari Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi banguna tersebutr. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari : Beban atap
: 100 kg/m2
Beban tangga dan bordes
: 300 kg/m2
Beban lantai untuk ruko
: 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama umur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya bergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti dapat diperhatikan dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup Penggunaan Gedung ·
Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk
PERUMAHAN / HUNIAN: 0,75 Rumah sakit / Poliklinik · PERTEMUAN UMUM : 0,90 Ruang Rapat, R. Serba Guna, Musholla · PENYIMPANAN : 0,90 Perpustakaan, Ruang Arsip · TANGGA : 0,75 - Perumahan/penghunian Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
7
3. Beban Angin (W) Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam (kg/m2), ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisen angin. Tekanan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m2.
Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup : 1. Dinding vertikal a) Di pihak angin
: + 0,90
b) Di pihak belakang angin
: - 0,4
c) Sejajar dengan arah angina
: - 0,4
2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan (α) a) Di pihak angin : α < 65 65 < α < 900 b) Di belakang angin, untuk semua (α)
: 0,02 α – 0,4 : + 0,9 : - 0,4
4. Beban gempa (E) adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu (PPIUG 1983).
2.1.2. Sistem Bekerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada diatas akan membebani elemen struktur dibawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
8
lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : “ beban plat di distribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal di distribusikan ke kolom dan kolom kemudian meneruskan ke tanah dasar melalui pondasi “.
2.1.3. Provisi Keamanan Dalam Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor (θ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunanan untuk apa struktur direncanakan, dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pergerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U No
Kombinasi Pembebanan
Faktor U
1
D,L
1,2 D + 1,6 L
2
D,L,W
0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W )
3
D,W
0,9 D + 1,3 W
4
D , Lr , E
1,05 ( D + Lr ± E )
5
D,E
0,9 ( D ± E )
Keterangan : D
: Beban mati
L
: Beban hidup
Lr
: Beban hidup tereduksi
W
: Beban angin
E
: Beban gempa
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
9
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan f No
Gaya
f
1
Lentur tanpa beban aksial
0,80
2
Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
0,80
3
Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
4
Geser dan torsi
0,60
5
Tumpuan beton
0,70
0,65 – 0,85
2.1.4. Jarak Tulangan dan Selimut Beton Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedangkan untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 adalah sebagai berikut : 1. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db atau 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan. 2. Jarak tulangan sejajar tersebut diletakan dalam dua lapisan atas harus diletakakn tepat diatas tulangan dibawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm. 3. Tebal minimum penutup beton pada tulangan terluar ditunjukkan pada table 2.4
Untuk konstruksi beton yang dituang langsung dan selalu berhubungan dengan tanah berlaku tebal penutup beton minimal yang umumnya sebesar 70 mm.
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
10
Tabel 2.4 Hubungan Tanah Dengan Cuaca Dalam Konstruksi Gedung Bagian
Yang Tidak langsung
Yang langsung Berhubungan
Konstruksi
Berhubungan Dengan Tanah
Dengan Tanah dan Cuaca
dan Cuaca (mm)
(mm)
Lantai/Dinding
Balok
ØD – 36 dan lebih kecil : 20
ØD – 16 dan lebih kecil : 40
> ØD
: 40
> ØD – 16
Seluruh diameter
: 40
ØD – 16 dan lebih kecil : 40 > ØD – 16
Kolom
Seluruh diameter
: 40
: 50
: 50
ØD – 16 dan lebih kecil : 40 > ØD – 36
: 50
2.2. Perencanaan Atap a. Kontrol terhadap tegangan : æ Mx ö æ My ö ÷÷ ç ÷ + çç è Zx ø è Zy ø 2
σ =
2
b. Kontrol terhadap lendutan : Secara umum, lendutan maksimal akibat beban mati dan beban hidup harus lebih kecil dari
1 L. Pada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan. L adalah 250
bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakan. L adalah jarak antara titik beloknya akibat beban mati, sedangkan pada balok kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya ( PPBBI pasal 15.1. butir 1). Untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut : Ø Zx =
5.qx.L4 Px.L3 + 384.E.Iy 48.E.Iy
5.qy.l 4 Py.L3 Ø Zx = + 384.E.Ix 48.E.Ix
Ø Zx =
Zx 2 + Zy 2
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai Syarat gording aman jika : z
£ zijin
2.2.2. Perencanaan Kuda-Kuda 1. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : a. Beban mati b. Beban hidup c. Beban angin 2. Asumsi Perletakan a. Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. b. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol.. 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000. 4. Analisa tampang menggunakan peraturan PPBBI 1984. 5. Perhitungan profil kuda-kuda
a. Batang tarik Fn =
rmak sijin
sijin =
(
2 ´ sl = 2400kg / cm 2 3
) = 1600kg / cm 2
Fbruto = 1,15 x Fn ……( < F Profil ) Dengan syarat σ terjadi ≤ 0,75 σ ijin σ terjadi =
rmak 0.85.Fprofil
b. Batang tekan λ =
lk ix
λg = π
E 0,7 . σ leleh
BAB 2 Dasar Teori
....... dimana, σ leleh = 2400 kg/cm 2
11
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
λs =
12
λ λg
Apabila = λs ≤ 0,25
ω=1 1,43 1,6 - 0,67.ls
0,25 < λs < 1,2
ω =
λs ≥ 1,2
ω = 1,25.ls
2
kontrol tegangan : σ =
Pmaks. . ω £ sijin Fp
c. Beban kuda-kuda, bracing, plat sambung dan baut dimasukkan dalam perhitungan SAP 2000.
2.2.3. Perhitungan Alat Sambung Alat sambung yang digunakan adalah baut. Dalam PPBBI 1984 asal 8.2 butir 1 dijelaskan bahwa tegangan-tegangan yang diijinkan dalam menghitung kekuatan baut-baut adalah sebagai berikut : a.Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin
b.Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan
= 1,5 . s ijin
c.Tebal pelat sambung d
= 0,625 d
d.Kekuatan baut · ·
Pgeser = 2 . ¼ . p . d 2 .
tgeser
Pdesak = d . d . ttumpuan
Untuk menentukan jumlah baut tiap sambungan menggunakan kekuatan baut terhadap tegangan geser atau desak yang memiliki hasil lebih kecil dengan cara
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
13
beban maksimal yang ditahan oleh batang dibagi dengan kekuatan baut yang terkecil. Jarak antar baut ditentukan dengan rumus : ·
2,5 d £ S £ 7 d
·
2,5 d £ u £ 7 d
·
1,5 d £ S1 £ 3 d
Dimana : d = diameter alat sambungan s
= jarak antar baut arah Horisontal
u = jarak antar baut arah Vertikal s1 = jarak antar baut dengan tepi sambungan
2.3 Perencanaan Tangga 1. Pembebanan: Ø Beban mati Ø Beban hidup : 200 kg/m2 2. Asumsi perletakan : Ø Tumpuan bawah adalah jepit Ø Tumpuan tengah adalah sendi Ø Tumpuan atas adalah jepit 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002. Perhitungan untuk penulangan tangga : Mn =
Mu F
Dimana Φ = 0.8 M=
fy 0.85. f ' c
Rn =
Mn b.d 2
r=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
BAB 2 Dasar Teori
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
rb =
0.85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
rmax = 0.75 . rb rmin < r < rmaks
tulangan tunggal
r < rmin
dipakai rmin = 0.0025
As = r ada . b . d Mn =
Mu f
dimana, f = 0,80 m =
Rn = r=
fy 0,85 xf ' c Mn bxd 2
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
rb =
0.85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
rmax = 0.75 . rb rmin < r < rmaks
tulangan tunggal
r < rmin
dipakai rmin = 0.0025
As = r ada . b . Luas tampang tulangan As = rxbxd
2.4 Perencenaan Plat Lantai 1. Pembebanan: Ø Beban mati Ø Beban hidup : 200 kg/m2 2. Asumsi perletakan : jepit penuh 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000 BAB 2 Dasar Teori
14
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : 1. Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm 2. Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : Mn =
Mu f
dimana, f = 0,80 m =
Rn = r=
fy 0,85 xf ' c Mn bxd 2
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
rb =
0.85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy 600 + fy è ø
rmax = 0.75 . rb rmin < r < rmaks
tulangan tunggal
r < rmin
dipakai rmin = 0.0025
As = r ada . b . d Luas tampang tulangan As = rxbxd
2.5 Perencanaan Balok Anak 1. Pembebanan: Ø Beban mati Ø Beban hidup : 200 kg/m2 2. Asumsi perletakan : sendi sendi BAB 2 Dasar Teori
15
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
a.
Perhitungan tulangan lentur : Mu f
Mn =
dimana, f = 0,80 m =
Rn = r=
fy 0,85 xf ' c Mn bxd 2
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
rb =
0.85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
rmax = 0.75 . rb r min
=
1,4 fy
rmin < r < rmaks
tulangan tunggal
r < rmin
dipakai rmin = 0.0036
b. Perhitungan tulangan geser : Æ = 0,60 Vc = 1 x f ' c xbxd 6 Æ Vc=0,6 x Vc Syarat tulangan geser : ÆVc ≤ Vu ≤ 3 Æ Vc Tetapi jika terjadi Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc maka tidak perlu tulangan geser Jika diperlukan tulangan geser, maka : Vs perlu = Vu – Vc Vs ada =
( Av. fy.d ) Vs perlu
BAB 2 Dasar Teori
16
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
2.6 Perencanaan Portal 1. Pembebanan: Ø Beban mati Ø Beban hidup : 200 kg/m2 2. Asumsi Perletakan Ø Jepit pada kaki portal 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 2000 4. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002. a. Perhitungan tulangan lentur : Mn =
Mu f
dimana, f = 0,80 m =
Rn = r=
fy 0,85 xf ' c Mn bxd 2
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
rb =
0.85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
rmax = 0.75 . rb r min
=
1,4 fy
rmin < r < rmaks
tulangan tunggal
r < rmin
dipakai rmin = 0.0036
b. Perhitungan tulangan geser :
f = 0,60 Vc = 1 x f ' c xbxd 6 Æ Vc=0,6 x Vc
BAB 2 Dasar Teori
17
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
18
Syarat tulangan geser Æ Vc ≤ Vu ≤ 3Æ Vc Tetapi jika terjadi Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc maka tidak perlu tulangan geser Jika diperlukan tulangan geser, maka : Vs perlu = Vu – Vc
( Av. fy.d) s
Vs ada =
2.7 Perencanaan Pondasi 1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup. 2. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002. Perhitungan kapasitas dukung pondasi (Terzaghi) : p A
qada
=
qu
= 1,3 cNc + qNq + 0,4 g B Ng
qijin
= qu / SF
qada £ qijin ................ (aman)
b. Perhitungan tulangan lentur : = ½ . qu . t2
Mu m =
fy 0,85 xf ' c
Rn = r=
Mn bxd 2
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
rb =
0.85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
rmax = 0.75 . rb rmin < r < rmaks BAB 2 Dasar Teori
tulangan tunggal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai r < rmin
dipakai rmin = 0.0047
As = r ada . b . d Luas tampang tulangan As = Jumlah tungan x Luas
c. Perhitungan tulangan geser : Vu = s x A efektif f = 0,60 Vc = 1 x f ' c xbxd 6 Æ Vc=0,6 x Vc Syarat tulangan geser Æ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Æ Vc Tetapi jika terjadi Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc maka tidak perlu tulangan geser Jika diperlukan tulangan geser, maka : Vs perlu = Vu – Vc Vs ada =
BAB 2 Dasar Teori
( Av. fy.d ) s
19
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
20
BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1 . Rencana Atap 25.00 1.00
3.00
3.00
4.33
4.33
4.33
3.00
3.00 1.00
1 4
KK B
1 4
KK
JL 1 2
G 1 4
KK
KK
B KK
KK
G N
KK
KK
B
KK
1 2
G
KK
B
B
G 12.00
KK 3.00
JL
KK
1 4
KK 3.00
G
KK
KK 3.00
G
G 1 4
1 4
JL G
G JL
KK 3.00
BG
KK
G
1 4
G
1 4
KK
Gambar 3.1 Rencana Atap Keterangan : KK
= Kuda-kuda
G
= Gording
½ KK = Setengah kuda-kuda
JL
= Jurai luar
¼ KK = Seperempat kuda-kuda
JD
= Jurai dalam
N
B
= Bracing
= Nok
4.20 1.83
12.00
Gambar 3.2 Kuda-kuda Utama
20 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
21
3.1.1.Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : a. Bentuk rangka kuda-kuda
: pada gambar 3.1
b. Jarak antar kuda-kuda
: 4,33 m.
c. Kemiringan atap (a)
: 35°.
d. Bahan gording
: baja profil lip channels (
e. Bahan rangka kuda-kuda
: baja profil double siku sama kaki (ûë).
f. Bahan penutup atap
: genteng.
g. Alat sambung
: baut-mur.
h. Jarak antar gording
: 1,83 m.
i. Mutu baja profil
: Bj-37
).
fu = 370 MPa. fy = 240 MPa
3.2 . Perencanaan Gording 3.2.1. Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal kait (
) 150 x 50 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut :
a. Berat gording
= 11 kg/m.
g. tb
= 4,5 mm
b. Ix
= 489 cm4.
h. Wx
= 65,2 cm3.
c. Iy
= 99.2 cm4.
i. Wy
= 19,8 cm3.
d. h
= 150 mm
e. b
= 75 mm
f. ts
= 4,5 mm
Kemiringan atap (a)
= 35°.
Jarak antar gording (s)
= 1,83 m.
Jarak antar kuda-kuda utama (L)
= 4,33 m. 21
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
22
Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983, sebagai berikut : a. Berat penutup atap
= 50 kg/m2.
b. Beban angin
= 25 kg/m2.
c. Beban hidup (pekerja)
= 100 kg.
d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m2
3.2.2. Perhitungan Pembebanan y x
qx q
qy
a. Beban mati (titik) Berat gording
=
= 11
Berat penutup atap
= 1,83 x 50 kg/m
= 91,5 kg/m q
qx = q sin a = 102,5 x sin 35°
= 58,79 kg/m.
qy = q cos a = 102,5 x cos 35°
= 83,96 kg/m.
kg/m +
= 102,5 kg/m
Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 83,96 x (4,33)2 = 196,77 kgm. My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 58,79x (4,33)2
= 137,78 kgm.
b. Beban hidup y x
px p
py
P diambil sebesar 100 kg. Px = P sin a = 100 x sin 35° = 57,36 kg. Py = P cos a = 100 x cos 35° = 81,92 kg. Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 81,92 x 3,5 = 88,86 kgm. 22 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
23
My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 57,36 x 3,5 = 62,09 kgm.
c. Beban angin TEKAN
HISAP
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2. Koefisien kemiringan atap (a) = 35°. 1) Koefisien angin tekan = (0,02a – 0,4) = 0,3 2) Koefisien angin hisap = – 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2) = 0,3 x 25 x ½ x (1,83+1,83) = 9,15 kg/m. 2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2) = – 0,4 x 25 x ½ x (1,83+1,83) = -18,3 kg/m.
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx : 1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 9,15 x (4,33)2 = 21,44 kgm. 2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -18,3 x (4,33)2 = -42,89 kgm.
Tabel 3.1. Kombinasi gaya dalam pada gording Momen Mx My
Beban Mati 196,77 137,78
Beban Hidup 88,68 62,09
Beban Angin
Kombinasi
Tekan
Hisap
Minimum
Maksimum
21,44
42,89
285,45
306,89
199,87
199,87
23 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
24
3.2.3. Kontrol Terhadap Tegangan Ø Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx
= 285,45 kgm = 28545 kgcm.
My
= 199,87 kgm = 19987 kgcm. =
=
æ 28545 ö æ 19987 ö ç ÷ +ç ÷ è 65,2 ø è 19,8 ø
2
σ
2
æ Mx ö æ My ö ÷÷ ç ÷ + çç è Wx ø è Wy ø 2
2
= 1104,11 kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2 Ø Kontrol terhadap tegangan Maksimum Mx
= 306,89 kgm = 30689 kgcm.
My
= 199,87 kgm = 19987 kgcm. =
=
æ 30689 ö æ 19987 ö ç ÷ +ç ÷ è 65,2 ø è 19,8 ø
2
σ
2
æ Mx ö æ My ö ÷÷ ç ÷ + çç è Wx ø è Wy ø 2
2
= 1113,79 kg/cm2 < sijin = 1600 kg/cm2 3.2.4 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5 6
E = 2,1 x 10 kg/cm Ix = 489 cm
Zx =
qy = 1,2869 kg/cm
2
Px = 50 kg
4
Iy = 99,2 cm
Zijin =
qx = 0,7430 kg/cm
Py = 86,6 kg 4
1 ´ 433 = 2,41 cm 180
5.qx.L4 Px.L3 + 384.E.Iy 48.E.Iy
24 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai =
Zy = = Z = =
25
5.0,7430.(433) 4 50.(433) 3 + =2,04 cm 384.2,1.10 6.99,2 48.2,1.10 6.99,2 5.Qy.l 4 Px.L3 + 384.E.Ix 48.E.Ix
5.1,2869.(433) 4 86,6.4333 + = 0,72 cm 384.2,1 ´ 10 6.368 48.2,1.10 6.368 Zx 2 ¸ Zy 2 2,04 2 + 0,72 2 = 2,16 cm
z £ zijin 2,16 cm < 2,41 cm …………… aman !
Jadi, baja profil lip channels (
) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman dan
mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
26
3.3. Perencanaan Seperempat Kuda-kuda 3.3.1. Perhitungan panjang batang
4
3 1
5
6
7
2
Gambar 3.3. Panjang batang seperempat kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel 3.2 Tabel 3.2. Perhitungan panjang batang pada seperempat kuda-kuda Nomor Batang
Panjang Batang (m)
1
1,5
2
1,5
3
1,83
4
1,83
5
1,05
6
1,88
7
2,10
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
27
3.3.2 Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-kuda 1 4
1 4
G
3.00
KK
KK
JL
JL G
1 4
1 4
E
KK
1 2
KK
KK
3.00
G
D
KK
KK
4.33
F
C
KK
KK
25.00
4.33
G
G
N
G
G
G
G
KK
KK
4.33
G
B
KK
KK
3.00
G
KK
KK
1 2
KK
1 4
1 4
G JL
3.00
1 4
G
KK
H
Gambar 3.4. luasan atap seperempat kuda-kuda
Panjang HA
= 3,6
Panjang GB
= 2,64 m
Panjang FC
= 1,87 m
Panjang ED
= 1,5 m
Panjang AB
= 2,14 m
Panjang BC
= 1,83 m
Panjang CD
= 0,92 m
Luasa ABGH
m
= 0,5 AB . ( HA+GB ) = 0,5.2,14 . ( 3,6+2,64 ) = 6,68 m2
Luasa BCFG
= 0,5 BC . ( GB+FC ) = 0,5.1,83 . ( 2,64+1,87 ) = 4,13 m2
BAB 3 Perencanaan Atap
A
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Luasa CDEF
28
= 0,5 CD . ( FC+ED ) = 0,5.0,92 . ( 1,87+1,50 ) = 1,55 m2
1 4
1 4
G
3.00
KK
KK
JL
JL
E
G 1 4
1 4
KK
1 2
KK
KK
D
3.00
G KK
KK
4.33
F
C
KK
KK
4.33
25.00
G
G
G
N
G
G
G
KK
KK
G
4.33
B
KK
KK
3.00
G
KK
KK
1 2
KK
1 4
1 4
G JL
3.00
1 4
G
KK
H
Gambar 3.5. luasan plafon seperempat kuda-kuda Panjang HA
= 3,6
Panjang GB
= 2,64 m
Panjang FC
= 1,87 m
Panjang ED
= 1,5 m
Panjang AB
= 1,91 m
Panjang BC
= 1,54 m
Panjang CD
= 0,75 m
Luasa ABGH
m
= 0,5 AB . ( HA+GB ) = 0,5.1,91 . ( 3,6+2,64 ) = 5,96 m2
Luasa BCFG
= 0,5 BC . ( GB+FC ) = 0,5.1,54 . ( 2,64+1,87 ) = 3,47 m2
Luasa CDEF
= 0,5 CD . ( FC+ED ) = 0,5.0,75 . ( 1,87+1,50 ) = 1,26 m2
BAB 3 Perencanaan Atap
A
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
3.3.3
29
Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-kuda
Data-data pembebanan : Berat gording
= 11 kg/m
Jarak antar kuda-kuda
= 4,33 m
Berat penutup atap
= 50 kg/m2
Berat profil
= 25 kg/m P3
P2
P1
3
5
1
4
6
7
2 P4
P5
Gambar 3.6. pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati Perhitungan Beban Ø Beban Mati 1) Beban P1 a) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,64 = 29,04kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 6,68 x 50 = 334 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg ( 1 + 3 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,54) x 25 = 42,12 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 42,12 = 12,64 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 42,12 = 4,21 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai f) Beban plafon
30
= Luasan x berat plafon = 5,96 x 18 = 107,28 kg
2) Beban P2 a) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,87 = 20,57 kg
b) Beban atap
= Luasan x berat atap = 4,13 x 50 = 206,50 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (1+ 2 + 5 + 6) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 1,05 + 1,88) x 25 = 82,37 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 82,37 = 24,71 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 82,37 = 8,24 kg
3) Beban P3 a) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,50
b) Beban atap
= Luasan x berat atap = 1,55 x 50
c) Beban kuda-kuda
= 16,50 kg
= 77,5 kg
= ½ x Btg ( 2+7 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 2,1) x 25 = 49,12 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 49,12 = 14,74 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 49,12 = 4,91 kg
4) Beban P4 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg ( 3 + 4 + 5 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,50 + 1,05) x 25 = 50,62 kg
b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 50,62 = 15,19 kg BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai c) Beban bracing
31
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 50,62 = 5,06 kg
d) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 3,47 x 18 = 62,46 kg
5) Beban P5 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg( 2 + 6 + 7 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,88 +2,1 ) x 25 = 68,50 kg
b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 68,50 = 20,55 kg c) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 68,50 = 6,85 kg
d) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 1,26 x 18 = 22,68 kg
Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Seperempat Kuda-kuda
Beban
Beban Atap
Beban Beban Beban Beban Plat Beban gording Kuda - kuda Bracing Penyambug Plafon
Jumlah Beban
(kg) 29,04
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
P1
(kg) 334
42,12
4,21
12,64
107,28
(kg) 529,29
P2
206,50
20,57
82,37
8,24
24,71
-
342,39
P3
77,50
16,50
49,12
4,91
14,74
-
162,77
P4
-
-
50,62
5,06
16,19
62,46
150,61
P5
-
-
68,50
6,85
20,55
22,68
118,58
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
32
Ø Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3 = 100 kg Ø Beban Angin Perhitungan beban angin :
Wy3 W3
W2 0
W1 Wx1
Wy1
Wy2
Wx3 2
Wx2 1
5
6
3
7
4
Gambar 3.7. pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2. 1) Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3 a) W1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6,68 x 0,3 x 25 = 50,10 kg b) W2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4,13 x 0,3 x 25 = 30,975 kg c) W3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,55 x 0,3 x 25 = 11,625 kg Tabel 3.4. Perhitungan beban angin Beban Angin
Beban (kg)
BAB 3 Perencanaan Atap
Wx
Wy
W.Cos a (kg)
W.Sin a (kg)
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
33
W1
50,1
41,04
28,74
W2
30,97
25,37
17,76
W3
11,62
9,52
4,44
Tabel 3.5 Rekapitulasi Seluruh Pembebanan Seperempat Kuda-kuda Beban Mati
Beban Hidup
(kg)
(kg)
1
29,04
2
Beban Angin (kg)
Px
Py
Wx Wy
(kg)
(kg)
42,12
107,64
529,29
20,57
82,37
-
342,39
3
16,50
49,12
-
162,77
4
-
50,62
62,46
150,61
5
-
68,50
22,68
118,63
Nomor batang
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang Seperempat kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.6. Rekapitulasi gaya batang Seperempat kuda-kuda kombinasi Batang
Tarik (+)
Tekan (-)
( kg )
( kg )
1
526,65
2
526,77
3
3.3.4
- 685,30
4
11
5
195,94
6
- 718,64
7
- 382,63
Perencanaan Profil Seperempat Kuda – Kuda
a. Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 526,77 kg BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai sijin
34
= 1600 kg/cm2
Fnetto =
Pmaks. 526,77 = = 0,329cm 2 σ ijin 1600
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 0,329 cm2 = 0,378 cm2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë 40. 40. 6 F = 2 . 4,48 cm2 = 8,96 cm2. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. 0,85 . F 526,77 = 0,85 . 3,48
σ =
= 61,25 kg/cm 2 61,25 kg/cm2 £ 1200 kg/cm2……. aman !
b. Perhitungan profil batang tekan Pmaks. = 718,64 kg lk
= 1,88 m = 188 cm
Dicoba, menggunakan baja profil ûë 40 . 40 . 6 ix = 1,19 cm F = 2 . 4,48 cm2 = 8,96 cm2. lk 183 λ = = = 153,78 cm i x 1,19 λg = π
E 0,7 . σ leleh
....... dimana, σ leleh = 2400 kg/cm 2
= 111cm λs =
λ 153 = λ g 111
= 1,385
Karena ls ≥ 1,2 maka : w = 1,25.ls BAB 3 Perencanaan Atap
2
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai = 2,398
Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. . ω F 718,64 . 2,932 = 8,96
σ =
= 192,33 kg/cm 2
s £ sijin 192,33 kg/cm2 £ 1600 kg/cm2
………….. aman !!!
3.3.5. Perhitungan Alat Sambung
a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . d2 . t geser = 2 . ¼ . p . (1,27)2 . 960 = 2430,96 kg
b) Pdesak
= d . d . t tumpuan
BAB 3 Perencanaan Atap
35
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai = 0,8 . 1,27 . 2400 = 2438,40 kg P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 526,77 = = 0 ,216 ~ 2 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . d2 . t geser = 2 . ¼ . p . (127)2 . 960
BAB 3 Perencanaan Atap
36
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
37
= 2430,96 kg b) Pdesak
= d . d . t tumpuan = 0,8 . 1,27. 2400 = 2438,40kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 718,64 = = 0,245 ~ 2 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan profil seperempat kuda-kuda Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
2
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
3
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
4
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
5
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
6
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
7
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
38
3.4. Perencanaan Setengah Kuda-kuda 8 7 15 6
13 11
5 1
14
4.20
12
10 9 2
3
4
6.00
Gambar 3.8. Panjang batang setengah kuda-kuda
3.4.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.8 Perhitungan panjang batang pada setengah kuda-kuda Nomer Batang
Panjang Batang
1 2
1,50 1,50
3
1,50
4
1,50
5
1,83
6
1,83
7 8
1,83 1,83
9
1,05
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
39
10
1,88
11
2,10
12
2,58
13
3,15
14
3,49
15 4,20 3.4.2. Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda
JL
KK R
KK
h
j
i
G
JL
KK
KK G
i
h USUK 57 cm 1 2
G
G
G
e'
b
a
e
KK
KK
d'
G
d KK
c'
c
e
a'
b'
KK
USUK 57 cm
JL
k
f
G
f
j
g
N
g
KK
k
G
KK
JL
G
d c KK
JL
Gambar 3.9. Luasan Atap Panjang ak
= Panjang bj= Panjang ci = 3 m
Panjang dh
= 2,25 m
Panjang eg
= 0,75 m
Panjang a’b’ = 2,14 m Panjang c’d’ = 1,83 m Panjang b’c’ = ,83 m Panjang d’e’ = 1,83 m Panjang e’f’
= 0,91 m
· Luas abjk = ak x a’b’ = 3 x 2,14
= 6,42 m2
· Luas bckl = bc x b’c’ = 3 x 1,83 BAB 3 Perencanaan Atap
= 5,49 m2
b
a
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
40
· Luas cdhi = (ci x ½ c’d’) + ( = (3 x 0,915) + (
ci + dh 1 x 2 c 'd ') 2
3 + 2,25 ) x0,915 = 5,15 m2 2
· Luas degh =(
dh + eg x d 'e ') 2
=(
2,25 + 0,75 ) x 1,83 2
= 2,74 m2
· Luas efg =½ .eg. e’f’ = 0,34 m2
=½. 0,75. 0,91
JL
KK
i
h
j
k
R G
g
G
KK
KK
JL
KK
KK G
i
h USUK 57 cm
G
k
f
e G G KK
KK
b
a
KK
d
G USUK 57 cm
JL
c
G
KK
Gambar 3.10. Luasan Plafon Panjang ak
= Panjang bj= Panjang ci = 3 m
Panjang dh
= 2,25 m
Panjang eg
= 0,75 m
Panjang a’b’ = 1,95 m Panjang b’c’ = 1,50 m Panjang c’d’ = 1,50 m Panjang d’e’ = 1,50 m Panjang e’f’
a'
b'
d c
KK
JL
c'
e
f
KK
d'
e'
g
N 1 2
G
j
= 0,75 m
· Luas abjk BAB 3 Perencanaan Atap
JL
b
a
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
41
= ak x a’b’ = 5,85 m2
= 3 x 1,95 · Luas bcij = bj x b’c’
= 4,50 m2
= 3 x 1,50 · Luas cdhi = (ci x ½ c’d’) + ( = (3 x 0,625) + (
ci + dh 1 x 2 c 'd ') 2
3 + 2,25 ) x0,75 = 4,22 m2 2
· Luas efg =½. eg . e’f’ = 0,28 m2
=½. 0,75. 0,75
3.4.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Data-data pembebanan : Berat gording
= 11 kg/m
Jarak antar kuda-kuda
= 4,33 m
Berat penutup atap
= 50 kg/m2
Berat profil
= 25 kg/m
P5
P4
8
P3 7 15 P2
P1
6
13 11
5
12
10 9
1
Gambar 3.11.Pembebanan
2 P6
4
3 P7
P8
kuda akibat beban mati
BAB 3 Perencanaan Atap
14
P9
Setengah Kuda-
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
42
Perhitungan Beban Ø Beban Mati 1) Beban P1 a) Beban gording
= Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 3 = 33 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 6,42 x 50 = 321 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg ( 1 + 5 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,83 ) x 25 = 41,62 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 41,62 = 12,49 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 41,62 = 4,16 kg
g) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 5,85 x 18 = 105,30 kg
2) Beban P2 a) Beban gording
= Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 3 = 33 kg
b) Beban atap
= Luasan x berat atap = 5,49 x 50 = 274,5 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (5 + 6 + 9 + 10) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 1,05 + 1,88) x 25 = 82,37 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 82,37 = 24,71 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 82,37 = 8,23 kg
3) Beban P3
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai a) Beban gording
43
= Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 3 = 33 kg
b) Beban atap
= Luasan x berat atap = 5,15 x 50 = 257,50 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (6 + 7+ 11 + 12) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 2,10 + 2,58) x 25 = 104,25 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 104,25 = 31,27 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 104,25 = 10,42 kg
4) Beban P4 a) Beban gording
= Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 1,5 = 16,5 kg
b) Beban atap
= Luasan x berat atap = 2,74 x 50 = 137 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (7 + 8 + 13 + 14) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1, 83 + 3,15 + 3,49) x 25 = 128,75 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 128,75 = 38,625 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 128,75 = 12,875 kg
5) Beban P5 a) Beban atap
= Luasan x berat atap = 0.34 x 50 = 17 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (8+15)x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 4,20) x 25 = 75,375 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 75,375 = 22,6125 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 75,375 = 7,5375 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
44
6) Beban P6 a) Beban plafon
= Berat plafon x Luasan = 18 x 5,85 = 105,3 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (1 +2 + 9)x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,50 + 1,05) x 25 = 50,625 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 50,625 = 15,1875 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 50,625 = 5,0625 kg
7) Beban P7 a) Beban plafon
= Berat plafon x Luasan = 18 x 4,50 = 81 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (2 + 3 + 10 + 11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,50 + 1,88 + 2,10) x 25 = 87,25 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 87,25 = 26,175 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 87,25 = 8,725 kg
8) Beban P8 a) Beban plafon
= Berat plafon x Luasan = 18 x 4,22 = 75,96 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (3 + 4 + 12 + 13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1, 50 + 2,58 +3,15) x 25 = 109,125 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 109,125 = 32,74 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 109,125 = 10,91 kg
9) Beban P9 a) Beban plafon
= Berat plafon x Luasan = 18 x 0,28 = 5,04 kg
b) Beban kuda-kuda BAB 3 Perencanaan Atap
= ½ x Btg (4 + 14 + 15) x berat profil kuda kuda
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
45
= ½ x (1,50 + 3,49 + 4,20) x 25 = 114,875 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 114,875 = 34,46 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 10% x 114,875 = 11,88 kg
Tabel 3.9. Rekapitulasi perhitungan beban mati beban beban beban beban beban plat beban Beban penutup Kudagording plafon penyambung brancing atap kuda P1
33
321
P2
33
P3
33
P4
16,5
(kg)
41,62
12,49
4,16
517,57
274,50
82,37
24,71
8,23
422,81
257,50
104,2
31,27
10,42
436,44
137
128,75
38,625
12,82
333,69
17
75,375
22,612
7,54
122,52
P5
105,3
TOTAL
P6
105,3
50,625
15,19
5,06
176,17
P7
81
87,25
26,175
8,73
203,14
P8
75,96 109,125
32,73
10,91
219,72
P9
5,04 114,875
34,46
11,49
131,40
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
46
a. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5=100 kg
b. Beban Angin Perhitungan beban angin : Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2. Sudut setengah kuda-kuda ( a )
= 350
Koefisien angin tekan
= 0,02a - 0,40 = (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3 W5 W4 W3
8
7 15
W2 W1
6
13 11
5
14
12
10 9
1
2
4
3
Gambar 3.12. Pembebanan setengah kuda-kuda akibat beban angin a) W1 b) W2 c) W3 d) W4 e) W5
= koefisien x beban angin x luasan = 0,3 x 25 x 6,42 = 48,15 kg = 0,3 x 25 x 5,49 = 41,175 kg = 0,3 x 25 x 5,15 = 38,625 kg = 0,3 x 25 x 2,74 = 20,55 kg = 0,3 x 25 x 0,34 = 2,55 kg
Tabel 3.10 Perhitungan beban angin Beban Angin
Beban (kg)
Wx
Wy
W.Cos a (kg)
W.Sin a (kg)
W1
48,15
39,44
27,62
W2
41,175
33,72
23,61
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
47
W3
38,625
31,63
22,15
W4
20,55
16,83
11,79
W5
2,55
2,09
1,46
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut :
Tabel 3.11 Rekapitulasi gaya batang setengah kuda-kuda Kombinasi Batang
Tarik (+)
Tekan (-)
( kg )
( kg )
1
1961,19
2
1961,20
3
1286,69
4
579,86
5
2435,29
6
1641,33
7
811,26
8
4,47
9
224,52
10 11
822,70 742,56
12 13
1214,29 1288,66
14 15
3.4.4. Perencanaan Profil Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 1961,19 kg sijin
= 1600 kg/cm2
BAB 3 Perencanaan Atap
1589,15 352,70
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Fnetto =
Pmaks. 1961,19 = = 1,223 cm 2 σ ijin 1600
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 0,322 cm2 = 0,370 cm2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë 45. 45. 5 F
= 2 . 4,3 cm2 = 8,6 cm2
F
= Penampang profil dari tabel profil baja
Kontrol tegangan yang terjadi : P σ = maks. 0,85 . F 1961,19 = 0,85 . 8,6 = 267,70 kg/cm 2
s £ 0,75sijin 267,70 kg/cm2 £ 1200 kg/cm2……. aman !!
b. Perhitungan profil batang tekan Pmaks. = 2435,29 kg lk
= 1,83 cm = 183 cm
Dicoba, menggunakan baja profil ûë 45 . 45 . 5 ix1 = 1,35 cm F = 2 . 4,3 = 8,6 cm2 λ1 =
lk 183 = = 135,56 cm i x 1,35
λg = π
E 0,7 . σ leleh
= 111 cm λs =
λ 135,56 = λg 111
= 1,22
BAB 3 Perencanaan Atap
....... dimana, σ leleh = 2400 kg/cm 2
48
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Karena lc ≥ 1,2 maka : ω = 1,25.ls
2
ω = 1,25.1,22 2 = 1,86 Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. . ω F 2435,29 .1,86 = 8,6
σ1=
= 525,53 kg/cm 2
s £ sijin 525,53 £ 1600 kg/cm2
………….. aman
3.4.5. Perhitungan Alat Sambung
a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm
BAB 3 Perencanaan Atap
49
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : = 2 . ¼ . p . d2 . t geser
a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . (1,27)2 . 960 = 2430,96 kg b) Pdesak
= d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27 . 2400 = 2743,20 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 2429,88 = = 0,99 ~ 2 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang tarik BAB 3 Perencanaan Atap
50
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : = 2 . ¼ . p . d2 . t geser
a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . (127)2 . 960 = 2430,96 kg b) Pdesak
= d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27. 2400 = 2473,2 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 1961,20 = = 0,806 ~ 2 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d BAB 3 Perencanaan Atap
51
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
52
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Tabel 3.12. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
2 Æ 12,7
2
ûë 45 . 45 . 5 ûë 45 . 45 . 5
3
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
4
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
5
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
6
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
7
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
8
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
9
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
10
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
11
2 Æ 12,7
12
ûë 45 . 45 . 5 ûë 45 . 45 . 5
13
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
14
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
15
ûë 45 . 45 . 5
2 Æ 12,7
BAB 3 Perencanaan Atap
2 Æ 12,7
2 Æ 12,7
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
53
3.5. Perencanaan Jurai
8 7 15 6
13 11
5
14
4.20
12
10
9 1
2
3
4
8.48
Gambar 3.13. Rangka Batang Jurai 3.4.1. Perhitungan Panjang Batang jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.13. Perhitungan panjang batang pada jurai Nomor Batang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BAB 3 Perencanaan Atap
Panjang Batang (m) 2,12 2,12 2,12 2,12 2,37 2,37 2,37 2,37 1,05 2,37
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 11 12 13 14 15
54
2,1 2,99 3,15 3,80 4,20
3.4.2. Perhitungan luasan jurai
i j
R G
k
y
h
x
G
KK
KK
JL
KK
KK
g
G
USUK
5 7
cm
G
KK
N 1 2
G
i
KK
j G
y
h
G
x
g KK
KK
KK
KK
G USUK
JL
5 7
cm
USUK 57 cm
k l m
e
v
f e
v
n
u
u
o
p
s
p
t
c
o
t
c
n
d G
m
w
d
w
f
l
s
b
a
q
b
r
a
Gambar 3.14. Luasan Atap Jurai Panjang a’b’ = 2,30 m Panjang b’c’ = 2,37 m Panjang c’v
= 1,19 m
Panjang rq
= 2,10 m
Panjang sp
= 1,125 m
Panjang un
= 0,375 m
Panjang vm
= 1,50 m
Panjang wl
= 1,125 m
Panjang yj
= 0,375 m
Panjang d’e’ = 1,19
m
Panjang e’f’ = 2,37
m
BAB 3 Perencanaan Atap
q
r
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Panjang f’i’ = 1,19
55
m
· Luas abspqr = 2x(½ a’b’(sp+rq) = 2x(½ .2,30 (1,125+2,1) = 7,42 m2 · Luas bdunps = 2x(½ b’c’(sp+un) = 2x(½ . 2,37 (1,125+0,375) = 3,56 m2 · Luas dvnu = 2x(½x un x c’v) = 0,45 m2
= 2x(½ 0,375 x 1,19 ) · Luas efwlmv = 2x(½ d’e’(vm+wl)
= 2x(½ 1,19 (1,5+1,125) = 3,124 m2 · Luas fhyjwl = 2x(½ e’f’(wl+yj) = 2x(½ 2,37 (1,125+0,375) = 3,56 m2 · Luas hijy =2x(½x yj x f’i) = 0,45 m2
= 2x(½ 0,375 x 1,19 )
i j
R
k
y
G
h
x
G
KK
KK
JL
KK
KK
g
G
USUK
5 7
cm
KK
N 1 2
G
G
i
KK
j G
k
y
h
G
x
g KK
KK
KK
KK
G USUK
JL
5 7
cm
USUK
l
cm
e
m
w
f e
v
n
u
d
w
f
v
u
o
p
s
p
t
c
o
t
c
n
d G
5 7
m
l
s
b
a
q
b
r
a
Gambar 3.15. Luasan Plafon Jurai BAB 3 Perencanaan Atap
q
r
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
56
Panjang a’b’ = 1,75 m
Panjang wl
= 1,125 m
Panjang b’c’ = 1,50 m
Panjang yj
= 0,375 m
Panjang c’v
= 0,75 m
Panjang d’e’ = 0,75
m
Panjang rq
= 2,10 m
Panjang e’f’ = 1,50
m
Panjang sp
= 1,125 m
Panjang f’i’ = 0,75
m
Panjang un
= 0,375 m
Panjang vm
= 1,50 m
· Luas abspqr = 2x(½ a’b’(sp+rq) = 2x(½ .1,75 (1,125+2,1) = 5,64 m2 · Luas bdunps = 2x(½ b’c’(sp+un) = 2x(½ . 1,50 (1,125+0,375) = 2,25 m2 · Luas dvnu = 2x(½x un x c’v) = 2x(½ 0,375 x 0,75)
= 0,28 m2
· Luas efwlmv = 2x(½ d’e’(vm+wl) = 2x(½ 0,75 (1,50+1,50) = 1,97 m2 · Luas fhyjwl = 2x(½ e’f’(wl+yj) = 2x(½ 1,50 (1,125+0,375) = 2,25 m2 · Luas hijy =2x(½x yj x f’i) = 2x(½ 0,375 x 0,75 )
BAB 3 Perencanaan Atap
= 0,28 m2
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
57
3.4.3. Perhitungan Pembebanan Jurai
Data-data pembebanan : Berat penutup atap
= 50 kg/m2
Berat profil kuda-kuda
= 25 kg/m
Berat gording
= 11 kg/m
P5 P4 8
P3 7 P2
15 6
P1
13 11
5 9 1
12
10 2
P6
14
3
P7
4
P8
P9
Gambar 3.16. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati a. Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P1 a) Beban gording
= Berat profil gording x Panjang Gording def = 11 x 33 = 33 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai b) Beban atap
58
= Luas atap x Berat atap = 7,42 x 50 = 371 kg
c) Beban plafon
= Luas plafon x berat plafon = 5,64 x 18 = 101,52 kg
d) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg ( 1 + 5 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12 + 2,37) x 25 = 56, 125 kg
e) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 56, 125= 16,84 kg f) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 56, 125 = 5,125 kg
2) Beban P2 a) Beban gording
= Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 1,5 = 16,5 kg
b) Beban atap
= Luas atap x berat atap = 3,56 x 50 = 178 kg
c) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (5 + 6 + 9 + 10) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,37 + 2,37 + 1,05 + 2,37) x 25 = 102 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 102 = 30, 6 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 102 = 1,02 kg
3) Beban P3 a. Beban gording
= Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 3 = 33 kg
b. Beban atap
= Luas atap x berat atap = 0,45 x 50 = 22,5 kg
c. Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (6 + 7 + 11 + 12) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,37 + 2,37 + 2,1 + 2,99) x 25 = 122,86 kg
d. Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 122,86 = 36,86 kg e. Beban bracing BAB 3 Perencanaan Atap
= 10% x beban kuda-kuda
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
59
= 0,1 x 122,86= 12,286 kg 4) Beban P4 a) Beban atap
= Luas atap x berat atap = 3,124 x 50 = 156,20 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (7 + 8 + 13 + 14) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,37 + 2,37 + 3,15 + 3,80) x 25 = 146,125 kg
c) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 146,125 = 14,61 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 146,125 = 43,84 kg 5) Beban P5 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (8+ 15) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,37 + 4,20) x 25 = 82,125 kg
b) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 82,125 = 8,21 kg
c) Beban plafon
= Luas plafon x berat plafon = 3,56 x 18 = 178 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 82,125 = 24,64 kg 6) Beban P6 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (1 + 2 + 9) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12 + 2,12 +1,05) x 25 = 66,125 kg
b) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 66,125 = 6,61 kg
c) Beban plafon
= Luas plafon x berat plafon = 2,25 x 18 = 40,50 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 162,438 = 48,731 kg 7) Beban P7 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (2 + 3 + 10 + 11) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12 + 2,12 + 2,37 + 2,1) x 25 = 108,86 kg
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
b) Beban bracing
60
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 108,86 = 10,886 kg
c) Beban plafon
= Luas plafon x berat plafon = 0,28 x 18 = 5,04 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 108,86 = 32,658 kg 8) Beban P8 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (3 + 3 + 12 + 13) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12 + 2,12 +2,99 + 3,15) x 25 = 129,75 kg
b) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 129,75 = 12,975 kg
c) Beban plafon
= Luas plafon x berat plafon = 2,25 x 18 = 40,50 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 129,75 = 38,93 kg 9) Beban P9 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (4 + 14 + 15) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,12 + 3,80 +4,20) x 25 = 126,50 kg
b) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 126,50 = 12,65 kg
c) Beban plafon
= Luas plafon x berat plafon = 0,28 x 18 = 5,04 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 126,50 = 37,95 kg
Tabel 3.14. Rekapitulasi Pembebanan Jurai
Beban
P1
Beban Atap
Beban gording
Beban Bracing
Beban Plat Penyambug
Beban Plafon
Jumlah Beban
(kg)
Beban Kuda kuda (kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
371
33
56,125
5,61
16,84
101,52
548,098
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
61
P2
178
16,50
102
10,2
30,60
-
329,12
P3
22,5
33
122,86
12,29
36,86
-
227,51
P4
156,2
16,5
146,125
14,61
43,84
-
377,275
P5
178
4,07
82,125
8,21
24,64
-
297,045
P6
-
-
66,125
6,61
19,84
40,50
133,075
P7
-
-
108,86
10,89
10,89
5,04
135,676
P8
-
-
129,75
12,98
38,92
40,50
222,145
P9
-
-
126,50
12,65
37,95
5,04
182,14
Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4 = 100 kg
Beban Angin Perhitungan beban angin : W 5 W 4 8
W 3 7 W 2
15 6
W 1
11
5 9 1
13
14
12
10 2
3
4
Gambar 3.17. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 1) Koefisien angin tekan
62
= 0,02a - 0,40 = (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3
a) W1 = luas atap x koef. angin tekan x beban angin = 7,42 x 0,3 x 25 = 55,65 kg b) W2 = luas atap x koef. angin tekan x beban angin = 3,56 x 0,3 x 25 = 26,70 kg c) W3 = luas atap x koef. angin tekan x beban angin = 0,45 x 0,3 x 25 = 3,375 kg d) W4 = luas atap x koef. angin tekan x beban angin = 2,25 x 0,3 x 25 = 16,875 kg d) W5 = luas atap x koef. angin tekan x beban angin = 0,28 x 0,3 x 25 = 2,10 kg Tabel 3.15. Perhitungan beban angin Wx
Wy
W.Cos a (kg)
W.Sin a (kg)
55,65
45,59
31,92
W2
26,7
21,67
15,31
W3
3,375
2,77
1,94
W4
16,875
13,82
9,68
W5
2,10
1,72
1,20
Beban Angin
Beban (kg)
W1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut :
Tabel 3.16. Rekapitulasi gaya batang jurai kombinasi Batang
Tarik (+)
Tekan (-)
( kg )
( kg )
1
2306,48
-
2
2306,52
-
3
1511,10
-
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
63
4
790,81
-
5
-
2618,93
6
-
1754,57
7
-
950,44
8
-
5,18
9
188,07
-
10
-
893,03
11
610,57
-
12
-
1027,46
13
1047,31
-
14
-
1558,87
15
-
583,44
3.4.4. Perencanaan Profil jurai Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 2306,48 kg sijin
= 1600 kg/cm2
Fnetto
=
Pmaks. 2306,48 = σ ijin 1600
= 1.479 cm 2
Fbruto
= 1,15 . Fnetto = 1,15 . 1,479 cm2 = 1,701 cm2
Dicoba, menggunakan baja profil û ë 50. 50. 6 = 2 . 5,69 cm2 = 11,38 cm2
F
Kontrol tegangan yang terjadi : P maks. 0,85 . F 2306,48 = 0,85 . 11,38
σ =
= 244,648
kg/cm
BAB 3 Perencanaan Atap
2
F = penampang profil dari tabel profil baja
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
s £ 0,75sijin 244,648 kg/cm2 £ 1200 kg/cm2 …...…. aman !!
Perhitungan profil batang tekan Pmaks. = 2618,93 kg lk
= 2,37 m = 237 cm
Dicoba, menggunakan baja profil û ë 50 . 50 . 6 ix = 1,50 cm F = 2 . 6,91 = 13,82 cm2
λ =
lk 237 = = 158 i x 1,50
λg = π
E 0,7 . σ leleh
....... dimana, σ leleh = 2400 kg/cm 2
= 111,07 cm λs =
λ 158 = λ g 111,07
= 1,423
Karena ls ≥ 1 maka :
w = 2,381.ls
2
= 4,821
Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. . ω F 2618,93.4,821 = 11,38
σ =
= 1109,478 kg/cm 2
s £ sijin 1109,478 £ 1600 kg/cm2
BAB 3 Perencanaan Atap
………….. aman !!!
64
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 3.4.5. Perhitungan Alat Sambung Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm.
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm
Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Kekuatan baut : a. Pgeser = 2 . ¼ . p . d2 . t geser = 2 . ¼ . p . (1,27)2 . 960 = 2430,96 kg b. Pdesak = d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27 . 2400 = 2743,20 kg P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 2318,93 = = 0 ,973 ~ 2 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 BAB 3 Perencanaan Atap
65
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2
Kekuatan baut : a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . d2 . t geser = 2 . ¼ . p . (127)2 . 960 = 2430,96 kg
b) Pdesak = d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27. 2400 = 2473,2 kg P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 2306,48 = = 1,077 ~ 2 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : BAB 3 Perencanaan Atap
66
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
67
c. 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm d. 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Tabel 3.17 Rekapitulasi perencanaan profil jurai Nomor Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
2 Æ 12,7
2
û ë 50 . 50 . 6 û ë 50 . 50 . 6
3
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
4
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
5
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
6
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
7
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
8
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
9
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
10
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
11
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
12
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
13
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
14
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
15
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
BAB 3 Perencanaan Atap
2 Æ 12,7
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
68
3.6 Perencanaan Kuda-kuda Utama (KK) 3.6.1. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A 5 8
13
No Joint
6
4 7
14 23
3 6
21
2 5 1 1
19
22
24
7 25
20
No Batang 15
26
8
27
18
28
17 10
29 2
11
3
12
4
4
13
14
3
15
2
16
16 9 1
12.00
Gambar 3.18 Panjang batang kuda-kuda utama Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.18 Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama (KK) No batang
Panjang batang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,05 1,88 2,10
BAB 3 Perencanaan Atap
4.20
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
69
2,58 3,15 3,49 4,20 3,49 3,15 2,58 2,10 1,88 1,05
3.6.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama f
R G
e
G
KK
KK G
USUK
5 7
cm
G
KK
N 1 2
G
f
h
JL
KK
KK
g
d
i
g
KK e
G
h
G KK
KK
KK
d
j
b
k
a
l
i
G JL
JL
c
c
j
b
k
G
a
Gambar 3.19 Luasan Atap Kuda-kuda A Panjang al = Panjang bk = Panjang cj = 3,67 m Panjang di
= 3,29 m
Panjang eh
= 2,54 m
Panjang fg
= 2,17 m
BAB 3 Perencanaan Atap
JL
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Panjang ab
= 2,14 m
Panjang bc
= 1,83 m
Panjang cd
= 1,83 m
Panjang de
= 1,83 m
Panjang ef
= 0,92 m
70
· Luas abkl = al x ab = 3,67 x 2,14 = 7,704 m2 · Luas bcjk = bk x bc = 3,67 x 1,83 = 6,72 m2 · Luas cdij æ cj + di ö = ( cj x ½ cd ) + ( ç ÷ x ½ cd) è 2 ø æ 3,67 + 3,29 ö 2 = ( 3 x ½ . 1,83 ) + ( ç ÷ x ½ . 1,83) = 6,54 m 2 è ø
· Luas dehi æ di + eh ö =ç ÷ x de è 2 ø æ 3,29 + 2,54 ö 2 =ç ÷ x 1,83 = 5,334 m 2 è ø
· Luas efgh æ eh + fg ö =ç ÷ x ef è 2 ø æ 2,54 + 2,17 ö 2 =ç ÷ x 0,92 = 2,166 m 2 è ø f
R G
e
G
KK
KK G
USUK 57 cm
G
KK
N 1 2
G
f
h
JL
KK
KK
g
d
i
g
KK e
G
h
G KK
KK
KK
d
BAB 3 Perencanaan Atap
j
b
k
a
l
i
G JL
c
c
j
b
k
JL
G
a
JL
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Gambar 3.20. Luasan Plafon Panjang al = Panjang bk = Panjang cj = 3,67 m Panjang di
= 3,29 m
Panjang eh
= 2,54 m
Panjang fg
= 2,17 m
Panjang ab
= 2,05 m
Panjang bc
= 1,50 m
Panjang cd
= 1,50 m
Panjang de
= 1,50 m
Panjang ef
= 0,75 m
· Luas abkl = al x ab = 3,67 x 2,05 = 7,523 m2 · Luas bcjk = bk x bc = 367 x 1,50 = 5,505 m2 · Luas cdij æ cj + di ö = ( cj x ½ cd ) + ( ç ÷ x ½ cd) è 2 ø æ 3,67 + 3,29 ö 2 = ( 3,67 x ½ . 1,50 ) + ( ç ÷ x ½ . 1,50) = 5,3625 m 2 è ø
· Luas dehi æ di + eh ö =ç ÷ x de è 2 ø æ 3,29 + 2,54 ö 2 =ç ÷ x 1,50 = 4,3725 m 2 è ø
· Luas efgh BAB 3 Perencanaan Atap
71
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
72
æ eh + fg ö =ç ÷ x ef è 2 ø æ 2,54 + 2,17 ö 2 =ç ÷ x 0,75 = 1,77 m 2 è ø
3.6.3.Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A
Data-data pembebanan : Berat gording
= 11 kg/m
Jarak antar kuda-kuda utama = 4,33 m Berat penutup atap
= 50 kg/m2
Berat profil
= 25 kg/m
P5 P4 P3
13
18
23
21 19
20
P8
14
11 10
9
P7
12
P2 P1
P6
24 25
22
26 27
17 3
2
1
P10
P11
5
4
P12
13
6
P14
P9
15 28
29
8
7
P15
16
P16
Gambar 3.21. Pembebanan Kuda- kuda utama A akibat beban mati a. Perhitungan Beban BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
73
Ø Beban Mati 1) Beban P1 = P9 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (1+ 9) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,83) x 25 = 41,63 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 7,704 x 50 = 385,20 kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 367 = 40,37 kg
c) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 5,51 x 18 = 99,18 kg
e) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 41,63 = 12,49 kg f) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 41,63 = 4,163 kg
2) Beban P2 =P8 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (9 +10+ 17 + 18) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 1,05 + 1,88) x 25 = 82,38 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 6,72 x 50 = 275,2 kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,67 = 40,37 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 82,38 = 24,41 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 82,38 = 8,24 kg
3) Beban P3 = P7 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(10+11+ 19 +20) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 2,10 + 2,58) x 25 = 104,25 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 6,54 x 50 = 327 kg 73
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai c) Beban gording
74
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,67 = 40,37 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 104,25 = 31,28 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 104,25 = 10,43 kg
4) Beban P4 =P6 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(11+12+ 21 +22) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 3,15 + 3,49) x 25 = 128,75 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 5,334 x 50 = 226,70kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,29 = 36,19 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 128,75 = 38,63 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 128,75 = 12,88 kg
5) Beban P5 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(12+13+ 23) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 4,2) x 25 = 98,25 kg
b) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,17 = 23,87 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 98,25 = 29,48 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 98,25 = 9,83 kg
6) Beban P10 = P16 a) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 7,52 x 18 = 135,36 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(1+ 2+ 17) x berat profil kuda kuda 74
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
75
= ½ x (1,5 + 1,5 + 1,05) x 25 = 50,66 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 50,66 = 15,198 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 50,66 = 5,07 kg
7) Beban P11 = P15 a) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 5,51 x 18 = 99,18 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(2+ 3+ 18+ 19) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 1,88 + 2,10) x 25 = 87,25 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 87,25 = 26,18 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 87,25 = 8,73 kg
8) Beban P12 = P14 a) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 4,37 x 18 = 78,66 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(3+ 4+ 20+ 21) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 2,58 + 3,15) x 25 = 109,13 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 109,13 = 32,74 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 109,13 = 10,91 kg
9) Beban P13 a) Beban plafon
= (2 x Luasan) x berat plafon = (2 x 1,77) x 18 = 63,72 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(4+5+22+23+24) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 +1,5 + 3,49+ 4,20+3,49)x 25 = 177,25 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 177,25 = 53,175 kg 75 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai e) Beban bracing
76
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 177,25 = 17,73 kg
Tabel 3.19. Rekapitulasi beban mati Beban Atap
Beban gording
Beban Bracing
Beban Plat Penyambug
Beban Plafon
Jumlah Beban
(kg)
Beban Kuda kuda (kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
P1=P9
385,2
40,37
41,63
4,16
12,49
99,18
538,03
P2=P8
275,5
40,37
82,38
8,24
24,71
-
431,198
P3=P7
327
40,37
104,25
10,43
31,28
-
513,33
P4=P6
266,7
36,19
128,75
12,88
38,63
-
483,145
P5
217
23,87
98,25
9,83
29,48
-
378,425
P10=P16
-
-
50,66
5,07
15,198
135,36
206,284
P11=P15
-
-
87,25
8,73
26,18
99,18
221,335
P12=P14
-
-
109,13
10,91
32,74
78,66
231,443
P13
-
-
177,25
17,73
53,18
31,86
280,01
Beban
Ø Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P7, P8, P9 = 100 kg Ø Beban Angin Perhitungan beban angin : W5 W4 W3
W6
8
13
W7
7
14
W8
23 W2 W1
6
21 19
5 1
22
24
20
W9
15
25 26
18
27 28
17
29 2
3
4
4
3
2
16
W10
1
76 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
77
Gambar 3.22. Pembebanan kuda-kuda utama A akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
1)
Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3
a. W1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,704 x 0,3 x 25 = 57,78 kg b. W2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6,72 x 0,3 x 25 = 50,40 kg c. W3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6,54 x 0,3 x 25 = 49,05 kg d. W4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5,33 x 0,3 x 25 = 39,98 kg e. W5 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 2,17 x 0,3 x 25 = 16,28 kg
2)
Koefisien angin hisap
= - 0,40
a) W6 = luasan x koef. angin tekan x beban angin =2,17 x -0,4 x 25 = -21,7 kg b) W7 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5,33 x -0,4 x 25 = -53,3 kg c) W8 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6,54 x -0,4 x 25 = -64,5 kg d) W9 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6,72 x -0,4 x 25 = -67,2 kg e) W10 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,704 x -0,4 x 25 77 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
78
= -77,04 kg Tabel 3.20 Perhitungan beban angin Wx
Wy
W.Cos a (kg)
W.Sin a (kg)
57,78
47,33
33,14
W2
50,40
41,29
28,91
W3
49,05
40,18
28,13
W4
39,98
32,75
22,93
W5
16,28
13,34
9,34
W6
-21,70
-17,78
-12,45
W7
-53,30
-43,66
-30,57
W8
-65,20
-53,41
-37,40
W9
-67,20
-55,05
-38,54
W10
-77,04
63,11
-44,19
Beban Angin
Beban (kg)
W1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.21. Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama
kombinasi Batang
Tarik (+) kg
1
5246,05
2
5248,40
3
4528,65
4
3735,54
5
3667,21
6
4384,77
Tekan(+) kg
78 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 7
5027,86
8
5025,29
79
9
6446,13
10
5608,92
11
4680,17
12
3727,36
13
3757,37
14
4701,45
15
5629,22
16
6466,66
17
261,05
18
871,82
19
811,67
20
1350,85
21
1434,04
22
1840,53
23
3653,59
24
1702,13
25
1328,70
26
1221,10
27
757,95
28
778,40
29
262,03
3.6.4. Perencanaan Profil Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 5246,05 kg sijin
= 1600 kg/cm2
Fnetto =
Pmaks. 5246,05 = = 2,3 cm 2 σ ijin 1600
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 2,3 cm2 = 2,645 cm2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë 50. 50. 5 79 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
80
F = 2 . 3,89 cm2 = 7,78 cm2. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. 0,85 . F 5246,05 = 0,85 . 7,78
σ =
= 539,2 kg/cm 2
s £ 0,75sijin 539,2 kg/cm2 £ 1200 kg/cm2……. aman !! a. Perhitungan profil batang tekan Pmaks. = 6466,66 kg lk
= 1,83 m = 183 cm n.lk 2 .Pmax p 2E 3.( 183 ) 2 .6466,66 = ( 3,14 ) 2 .( 2 ,1 .10 6 )
I min =
= 18 cm 4
Dicoba, menggunakan baja profil ûë 50 . 50 . 5 ix = 1,51 cm F = 2 . 89 = 7,78 cm2 λ =
lk 183 = = 121,2 cm i x 1,51
λg = π
E 0,7 . σ leleh
....... dimana, σ leleh = 2400 kg/cm 2
= 111cm λs =
λ 121,2 = λg 111
= 1,1
Karena ls < 1,2 maka :
80 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
81
1,43 1,6 - 0,67lc 1,43 = 1,6 - 0,67.1,1 = 1,67
w =
Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. . ω F 6466,66 .1,67 = 7,78
σ =
= 891 kg/cm 2
s £ sijin 891 £ 1600 kg/cm2
………….. aman !!!
3.6.5. Perhitungan Alat Sambung
a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . d2 . t geser 81
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
82
= 2 . ¼ . p . (1,27)2 . 960 = 2430,96 kg b) Pdesak
= d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27 . 2400 = 2743,20 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 6466,66 = = 2 ,66 ~ 3 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan 82 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
83
Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . d2 . t geser = 2 . ¼ . p . (127)2 . 960 = 2430,96 kg
b) Pdesak = d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27. 2400 = 2473,2 kg P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 5248,40 = = 2 ,16 ~ 3 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm
Tabel 3.22. Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
ûë 50 . 50 . 5
2
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7 3 Æ 12,7
3
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
4
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7 83
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
84
5
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
6
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
7
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
8
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
9
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
10
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
11
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
12
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
13
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
14
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
15
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
16
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
17
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
18
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
19
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
20
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
21
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
22
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
23
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
24
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
25
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
26
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
27
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
28
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
29
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
3.7. Perencanaan Kuda – kuda Utama B 3.7.1. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda B 5 8
13
No Joint
6
4 7
14 23
3 6 2 5 1 1
21 19
22
24
7
20
No Batang 15
25 26
8
27
18
28
17 10
29 2
11
3
12
4
13
BAB 3 Perencanaan Atap 12.00
4
14
3
15
4.20
2
16
16 9 1
84
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
85
Gambar 3.23 Panjang batang kuda-kuda utama Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.23 Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama (KK) No batang
Panjang batang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,83 1,05 1,88 2,10 2,58 3,15 3,49 4,20 3,49 3,15 2,58 2,10 1,88 1,05
3.7.2. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama B 85 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
86
G
KK
KK
KK
JL
KK
G
1 2
G
G
g
f e
USUK 57 cm KK G
h
G
KK
JL
KK
d
KK G
h
G
G
KK
g
f e
R
i
c
j
b
k
a
l
JL
d
KK G
i
c
j
b
k
a
l
Gambar 3.24 Luasan Atap Kuda-kuda Panjang al = Panjang bk = Panjang cj = 4,33 m Panjang di
= 4,33 m
Panjang eh
= 4,33 m
Panjang fg
= 4,33 m
Panjang ab
= 2,41 m
Panjang bc
= 1,83 m
Panjang cd
= 1,83 m
Panjang de
= 1,83 m
Panjang ef
= 0,92 m
· Luas abkl = al x ab = 4,33 x 2,14= 9,27 m2 · Luas bcjk = bk x bc = 4,33 x 1,83 = 7,92 m2 · Luas cdij = cj x cd = 4,33 x 1,73 = 7,5 m2 86 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
87
· Luas dehi = di x de = 4,33 x 1,73 = 7,5 m2 · Luas efgh = eh x ef = 4,33 x 0,92 = 3,98 m2
G
KK
KK
KK
JL
KK
G
1 2
G
G
g
f e
USUK 57 cm KK G
h
G
KK
KK
JL
d
KK G
h
G
G
KK
g
f e
R
i
c
j
b
k
a
l
JL
d
i
KK G
c
j
b
k
a
l 87
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
88
Gambar 3.25. Luasan Plafon Panjang al = Panjang bk = Panjang cj = 4,33 m Panjang di
= 4,33 m
Panjang eh
= 4,33 m
Panjang fg
= 4,33 m
Panjang ab
= 1,75 m
Panjang bc
= 1,50 m
Panjang cd
= 1,50 m
Panjang de
= 1,50 m
Panjang ef
= 0,75 m
· Luas abkl = al x ab = 4,33 x 1,75 = 7,58 m2 · Luas bcjk = bk x bc = 4,33 x 1,5 = 6,50 m2 · Luas cdij = cj x cd = 4,33 x 1,5 = 6,50 m2 · Luas dehi = di x de = 4,33 x 1,5 = 6,50 m2 · Luas efgh = eh x ef = 4,33 x 0,75 = 3,25 m2
3.7.3. Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B 88 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
89
Data-data pembebanan :
89 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Berat gording
90
= 11 kg/m
Jarak antar kuda-kuda utama = 4,33 m Berat penutup atap
= 50 kg/m2
Berat profil
= 25 kg/m P5 P4 P3
13
18
23
21 19
20
P8
14
11 10
9
P7
12
P2 P1
P6
24 25
22
27
17 3
2
1
P10
P11
5
4
P12
13
6
P14
P9
15
26
28
29
8
7
P15
16
P16
Gambar 3.26. Pembebanan Kuda- kuda utama B akibat beban mati
b. Perhitungan Beban Ø Beban Mati 1) Beban P1 = P9 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (1+ 9) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,83) x 25 = 41,63 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 9,27 x 50 = 463,50 kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,33 = 47,63 kg
d) Beban plafon
= Luasan x berat plafon 90
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
91
= 9,27 x 18 = 166,86 kg e) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 41,63 = 12,49 kg f) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 41,63 = 4,163 kg
2) Beban P2 =P8 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg (9 +10+ 17 + 18) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 1,05 + 1,88) x 25 = 82,38 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 7,92 x 50 = 396 kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,67 = 40,37 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 82,38 = 24,71 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 82,38 = 8,24 kg
3) Beban P3 = P7 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(10+11+ 19 +20) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 2,10 + 2,58) x 25 = 104,25 kg
b) Beban atap
= Luasan x Berat atap = 7,29 x 50 = 396 kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,33 = 47,63 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 104,25 = 31,28 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 104,25 = 10,43 kg
4) Beban P4 =P6 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(11+12+ 21 +22) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 3,15 + 3,49) x 25 = 128,75 kg 91
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai b) Beban atap
92
= Luasan x Berat atap = 7,92 x 50 = 396 kg
c) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,29 = 36,19 kg
d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 128,75 = 38,63 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 128,75 = 12,88 kg
5) Beban P5 a) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(12+13+ 23) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,83 + 1,83 + 4,2) x 25 = 98,25 kg
b) Beban gording
= Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,33 = 47,93 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 98,25 = 29,48 kg d) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 98,25 = 9,83 kg
6) Beban P10 = P16 a) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 6,5 x 18 = 117 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(1+ 2+ 17) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 1,05) x 25 = 50,63 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 50,63 = 15,198 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 50,63 = 5,06 kg
7) Beban P11 = P15 a) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 6,5 x 18 = 117 kg 92
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai b) Beban kuda-kuda
93
= ½ x Btg(2+ 3+ 18+ 19) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 1,88 + 2,10) x 25 = 87,25 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 87,25 = 26,18 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 87,25 = 8,73 kg
8) Beban P12 = P14 a) Beban plafon
= Luasan x berat plafon = 6,5 x 18 = 117 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(3+ 4+ 20+ 21) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 2,58 + 3,15) x 25 = 109,13 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 109,13 = 32,74 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 109,13 = 10,91 kg
9) Beban P13 a) Beban plafon
= (2 x Luasan) x berat plafon = (2 x 3,25) x 18 = 117 kg
b) Beban kuda-kuda
= ½ x Btg(4+5+22+23+24) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 +1,5 + 3,49+ 4,20+3,49)x 25 = 177,25 kg
c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 0,3 x 177,25 = 53,175 kg e) Beban bracing
= 10% x beban kuda-kuda = 0,1 x 177,25 = 17,73 kg
Tabel 3.24. Rekapitulasi beban mati Beban Atap
Beban gording
(kg) P1=P9 P2=P8
Beban
Beban Bracing
Beban Plat Penyambug
Beban Plafon
Jumlah Beban
(kg)
Beban Kuda kuda (kg)
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
463,50
47,63
41,63
4,16
12,49
166,86
736,273
396
47,63
82,38
8,24
24,71
-
558,958 93
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
94
P3=P7
396
47,63
104,25
3,13
31,28
-
582,288
P4=P8
396
47,63
128,75
12,88
38,63
-
623,885
P5
199
47,63
98,25
9,83
29,48
-
384,185
P10=P16
-
-
50,66
5,07
15,198
117
147,883
P11=P15
-
-
87,25
8,73
26,18
117
239,155
P12=P14
-
-
109,13
10,91
32,74
117
269,783
P13
-
-
177,25
17,73
53,18
117
365,155
Ø Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 = 100 kg Ø Beban Angin Perhitungan beban angin : W6
W5 W4
W7
12
13
W3 W2 10 W1 9 1
18
23
21 19
20
24 25
22
27
3
4
5
6
W9
15
26
17 2
W8
14
11
W10 28 7
16
29
8
Gambar 3.27. Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
3)
Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3
a. W1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 9,27 x 0,3 x 25 = 69,525 kg b. W2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,92 x 0,3 x 25 = 59,40 kg
94 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
95
c. W3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,92 x 0,3 x 25 = 59,40 kg d. W4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,92 x 0,3 x 25 = 59,40 kg e. W5 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 3,98 x 0,3 x 25 = 29,85 kg 4)
Koefisien angin hisap
= - 0,40
a) W6 = luasan x koef. angin tekan x beban angin =3,98 x -0,4 x 25 = -39,8 kg b) W7
= luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,92 x -0,4 x 25 = -79,2 kg
c) W8 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,92 x -0,4 x 25 = -79,2 kg d) W9 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,92 x -0,4 x 25 = -79,2 kg e) W10 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 9,27 x -0,4 x 25 = -92,7 kg
Tabel 3.25 Perhitungan beban angin Wx
Wy
W.Cos a (kg)
W.Sin a (kg)
69,525
56,95
38,88
W2
59,40
48,66
27,91
W3
59,40
48,66
27,91
W4
59,40
48,66
27,91
W5
29,85
24,45
17,12
W6
-39,8
-32,60
-22,83
Beban Angin
Beban (kg)
W1
95 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
96
W7
-79,2
-64,88
-45,43
W8
-79,2
-64,88
-45,43
W9
-79,2
-64,88
-45,43
W10
-92,7
-75,94
-53,17
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.26. Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama
kombinasi Batang
Tarik (+) kg
1
6023,98
2
6026,57
3
5161,01
4
4266,85
5
4179,59
6
4986,48
7
5765,20
8
5762,31
Tekan(+) kg
9
7414,81
10
6406,75
11
5363,17
12
4263,17
13
4264,52
14
5423,30
15
6471,06
16
7483,65
17
309,91
18 19
1058,89 935,45 96
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 20
97
1542,85
21
1620,49
22
2185,50
23
4266,50
24
1982,80
25
1498,85
26
1392,99
27
874,57
28
953,06
29
310,21
3.7.4. Perencanaan Profil Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik Pmaks. = 6026,57 kg sijin
= 1600 kg/cm2
Fnetto =
Pmaks. 6026,57 = = 3,77 cm 2 σ ijin 1600
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 3,77 cm2 = 4,34 cm2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë 50. 50. 5 F = 2 . 3,89 cm2 = 7,78 cm2. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. 0,85 . F 6026,57 = 0,85 . 7,78
σ =
= 911,32 kg/cm 2
s £ 0,75sijin 911,32 kg/cm2 £ 1200 kg/cm2……. aman !! b. Perhitungan profil batang tekan 97 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Pmaks. lk
98
= 7483,65 kg
= 1,83 m = 183 cm
Dicoba, menggunakan baja profil ûë 50 . 50 . 5 ix = 1,51 cm F = 2 . 89 = 7,78 cm2 λ =
lk 183 = = 121,2 cm i x 1,51
λg = π
E 0,7 . σ leleh
....... dimana, σ leleh = 2400 kg/cm 2
= 111cm λs =
λ 121,2 = λg 111
= 1,1
Karena ls < 1,2 maka : 1,43 1,6 - 0,67lc 1,43 = 1,6 - 0,67.1,1 = 1,67
w =
Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. . ω F 7483,65 . 1,67 = 7,78
σ =
= 1506,39 kg/cm 2
s £ sijin 1506,39 £ 1600 kg/cm2
………….. aman !!!
3.7.5. Perhitungan Alat Sambung
a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches) 98 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
99
Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 . 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 = 960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : = 2 . ¼ . p . d2 . t geser
a) Pgeser
= 2 . ¼ . p . (1,27)2 . 960 = 2430,96 kg b) Pdesak
= d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27 . 2400 = 2743,20 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 7483,65 = = 2,96 ~ 3 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : c) 1,5 d £ S1 £ 3 d Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm d) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm 99 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
100
b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm Ø Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser
= 0,6 . s ijin = 0,6 . 1600 =960 kg/cm2
Ø Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5 . s ijin = 1,5 . 1600 = 2400 kg/cm2 Ø Kekuatan baut : c) Pgeser
= 2 . ¼ . p . d2 . t geser = 2 . ¼ . p . (127)2 . 960 = 2430,96 kg
d) Pdesak = d . d . t tumpuan = 0,9 . 1,27. 2400 = 2473,2 kg P yang menentukan adalah Pgeser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n=
Pmaks. 6026,57 = = 2,47 ~ 3 buah baut Pgeser 2430,96
Digunakan : 3 buah baut
Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d £ S1 £ 3 d 100 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
101
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27 = 3,175 cm = 3 cm b) 2,5 d £ S2 £ 7 d Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27 = 6,35 cm = 6 cm Tabel 3.27. Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
ûë 50 . 50 . 5
2
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7 3 Æ 12,7
3
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
4
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
5
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
6
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
7
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
8
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
9
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
10
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
11
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
12
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
13
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
14
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
15
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
16
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
17
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
18
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
19
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
20
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
21
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
22
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
23
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
24
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7 101
BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
102
25 26
ûë 50 . 50 . 5 ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
27
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
28
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
29
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
3 Æ 12,7
102 BAB 3 Perencanaan Atap
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
103
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA
4.1. KRITERIA PERENCANAAN 4.1.1. Uraian Umum
Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan . Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.1.2. Data Perencanaan Tangga
3.20 0.20 0.30
2.00
1.00
0.30 2.00
3.00
0.20
1.00
3.00
1.60
1.60
103 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
104
Gambar 4.1 Detail Tangga
Data – data tangga : - Tebal plat tangga = 15 cm - Tebal bordes tangga = 15 cm - Lebar datar = 400 cm - Lebar tangga rencana = 160 cm - Dimensi bordes = 160 x 320 cm - Rencana lebar antrade = 30 cm - Jumlah antrade = 300/30 = 10 buah - Jumlah optrade = 10 + 1 = 11 buah - a = Arc.tg ( 200/300 ) = 33,69 < 350…….(ok) 4.2. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan 4.2.1. Perhitungan Tebal Plat Equivalen 0.30
C
B
0.20
t'
D
A teq 15
Gambar 4.2 Tebal equivalen t ' = BD AC =
(30)2 + (20)2
= 36,056cm
BD BC AB ´ BC 20 ´ 30 = Þ BD = = = 16,641 AB AC AC 36,056 t eq = 2 ´ BD 3 t eq = 2 ´ 16,641 = 11,094cm 3
Jadi tebal equivalent plat tangga = 15 + 11,094 = 26,094 cm 4.2.2. Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( tabel 2 . 1 PPIUG 1983 ) 1. Akibat beban mati (qD) 104 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Berat tegel keramik(0,01 m) 2400 = 38,4 Berat spesi (0,02 m) = 0,02 x 1,6 x 2100 Berat plat tangga = 0,1992 x 1,6 x 2400 Berat sandaran = 0.7 x 0.1 x 1000
105
= 0,01 x 1,6 x kg/m = 67,2 kg/m = 764,9 kg/m = 70 kg/m+ qD = 940,2
kg/m 2. Akibat beban hidup (qL) qL = 1,6 x 200 = 320 kg/m 3. Beban ultimate (qU) qU = 1,2 . qD + 1.6 . qL = 1,2 . 940,5 + 1,6 . 320 = 1640,6 kg/m b. Pembebanan pada bordes ( tabel 2 . 1 PPIUG 1983 ) 1. Akibat beban mati (qD) Berat tegel keramik (0,015m) 2400 = 76,8 kg/m Berat spesi (0,02 m) = 0,02 x 3,2 x 2100 kg/m Berat plat bordes = 3,2 x 0.15 x 2400 kg/m Berat sandaran =0.7 x 0.1 x 1000 kg/m
= 0,01 x 3,2 x =
134,4
=
1152
=
70 +
qD = 1433,2 kg/m 2. Akibat beban hidup (qL) qL = 3,2 x 200 = 640 kg/m 3. Beban ultimate (qU) qU= 1,2 . qD + 1.6 . qL = 1,2 . 1433 + 1,6 . 640 = 2743,6 kg/m.
4.3. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes 4.3.1. Perhitungan Tulangan Tumpuan tangga 105 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
d
106
= h – d’ = 150 – 20 = 130 mm
Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh Mu : Mu = 1484,00 kgm = 1,48400.107 Nmm Mn m rb
Mu 1,48400 .10 7 = = 2,20 .107 Nmm φ 0,8 fy 240 = = = 9,41 0,85. fc 0,85.30
=
=
0,85.fc æ 600 ö ÷÷ .b.çç fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö .0,85.ç ÷ 240 è 600 + 240 ø
rmin
= 0,064 = 0,75 . rb = 0,75 . 0,064 = 0,048 = 0,0025
Rn
=
Mn 2,20 .10 7 2 = = 0,81 N/mm 2 2 b.d 1600.(130)
r ada
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2.9,41.0,81 ö ç1 - 1 ÷ = 0,007 ÷ 9,41 çè 240 ø
rmax
r ada
< rmax 106
BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
107
> rmin di pakai r max = 0,005 As = r . b . d = 0,005 . 1600 . 130 = 1456 mm2 Dipakai tulangan 12 mm = ¼ . p . 122 = mm2 Jumlah tulangan
=
1456 113,04
= 12,88 buah
=
1000 13
= 72.92mm
113,04 ≈
13
buah Jarak tulangan
Dipakai tulangan Æ 12 mm – 100 mm As yang timbul = 10. ¼ .π. d2 = 1469,52 mm2 > As (1456 mm2)..... Aman ! Dipakai tulangan 13 Æ 12 mm 4.3.2. Perhitungan Tulangan Lapangan Mu
= 714,51 kgm = 0,71451. 107 Nmm
Mn
=
m rb
rmax rmin
Mu 0,71451.10 7 = =10,67. 107 Nmm f 0,8 fy 240 = = = 9,41 0,85. fc 0,85.30
=
0,85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö .0,85.ç ÷ 240 è 600 + 240 ø
= 0,0645 = 0,75 . rb = 0,75 . 0,0645 = 0,0484 = 0,0025
Rn
Mn 10,67.10 7 2 = = = 0,29 N/mm 2 2 b.d 1600.(130)
r ada
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ ç mè fy ÷ø
=
2 .9,41.0,29 ö 1 æç ÷ = 0,002 1- 1ç ÷ 9,41 è 240 ø
107 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
108
r ada
< rmax > rmin di pakai r min = 0,002 As =r.b.d = 0,002 x 1600 x 130 = 416 mm2 Dipakai tulangan Æ 12 mm = 113,04 mm2
= ¼ . p x 122
Jumlah tulangan dalam 1 m2
=
416 113,04
= 3,68
» 4 tulangan Jarak tulangan
=
1000 4
= 250 mm
Dipakai tulangan Æ 12 mm – 200 mm As yang timbul = 4 . ¼ x p x d2 =452,16 mm2 mm2).......aman ! Dipakai tulangan 4 Æ 12 mm
>
As
(416
4.4. Perencanaan Balok Bordes
qu balok 270 30 3.20 m 150
Data perencanaan: h = 300 mm b = 150 mm d`= 30 mm d = h – d` = 300 – 30 = 270 mm
4.4.1. Pembebanan Balok Bordes 108 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
109
Ø Beban mati (qD) Berat sendiri Berat dinding Berat plat bordes
= 0,15 x 0,3 x 2400 = 0,15 x 2,4 x 1700 = 0,15 x 2,4 x 2400
= 108 kg/m = 510 kg/m = 1152 kg/m qD = 1770
kg/m Ø Beban ultimate (qU) qU
= 1,2 . qD = 1,2 . 1770 = 2124 Kg/m
Ø Beban reaksi bordes qU =
=
Re aksi bordes lebar bordes
0,5.2124.2 3,6
= 590 Kg/m 4.4.2. Perhitungan tulangan lentur 1. Tulangan tumpuan
Mu
= 2105,41 kgm = 2,10541.10 7 Nmm
Mn
=
m rb
rmax
Mu 2,10541.10 7 7 = = 2,6317625.10 Nmm f 0,8 fy 240 = = = 9,42 0,85. fc 0,85.30
=
0,85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö .0,85.ç ÷ 240 è 600 + 240 ø
= 0,0645 = 0,75 . rb = 0,048
rmin =
1,4 1,4 = = 0,0058 fy 240
109 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
110
Rn
=
Mn 2,6317625.10 7 = = 0,24 N/mm 2 b.d 2 150.(270 )
r ada
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ ç mè fy ÷ø
=
1 æ 2.9,42.0,24 ö ÷ = 0,002 . çç1 - 1 ÷ 9,42 è 240 ø
r ada < rmax > rmin di pakai r min = 0,0058 As = r ada . b . d = 0,0058 x 150 x 270 = 234,9 mm2 Dipakai tulangan Æ 12 mm mm2 234,9 113,04
= ¼ . p x 122 =
113,04
= 2,07 ≈ 3 buah
Jumlah tulangan
=
As yang timbul
= 3 . ¼ .π. d2 = 339,12 mm2 .......Aman !
> As (234,9 )
Dipakai tulangan 3 Æ 12 mm 2. Tulangan lapangan
Mu Mn m rb
rmax rmin
= 988,25 kgm = 0,9825.10 7 Nmm Mu 0,9825.10 7 7 = = = 1,2353125.10 Nmm f 0,8 fy 240 = = = 9,42 0,85. fc 0,85.30
=
0,85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö .0,85.ç ÷ 240 è 600 + 240 ø
= 0,0645 = 0,75 . rb = 0,048 = 0,0058 110
BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
111
Rn
=
Mn 1,2353125.10 7 = = 1,13 N/mm 2 b.d 2 150.(270 )
r ada
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ ç mè fy ÷ø
=
1 æ 2.9,42.1,13 ö ÷ = 0,009 . çç1 - 1 ÷ 9,42 è 240 ø
r ada < rmax > rmin di pakai r min = 0,0058 As = r ada . b . d = 0,0058 x 150 x 270 = 234,9 mm2 Dipakai tulangan Æ 12 mm mm2 234,9 113,04
= ¼ . p x 122 =
113,04
= 2,07 ≈ 3 buah
Jumlah tulangan
=
As yang timbul
= 3 . ¼ .π. d2 = 339,12 mm2 .......Aman !
> As (234,9 )
Dipakai tulangan 3 Æ 12 mm
4.4.3. Perhitungan Tulangan Geser Vu
= ½ . (qU . L )
= ½ . 590 . 3,2 = 9440 Kg = 94400 N Vc = 1 / 6 . b.d. f' c . = 1/6 . 150 . 270. 30 = 36971,27 N Æ Vc = 0,6 . Vc = 22182,76 N ½ f Vc = ½ . 22182,76 = 11091,38 N ½ f Vc < Vu < f Vc 11 91,38 N < 94400 N < 22182,76 N dipakai tulangan geser minimum 111 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Jarak Sengkang Max =
112
d 270 = = 135 mm 2 2
Jadi dipakai tulangan geser minimum Æ 8 – 120 mm 4.6 Perhitungan Pondasi Tangga Pu
Keramik 30 x 30 Spesi 1Pc : 8Ps Pasir Urug Tanah Urug ± 0.00
Mu
- 1.00
1.20
1.60
0.50
0.50 0.20
Gambar 4.3 Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1 m dan panjang 1,20 m dan 1,50 m - Tebal = 200 mm - Ukuran alas -
= 1600 x 1200 mm
g tanah = 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3 s tanah = 1,5 kg/cm2 = 15000 kg/m3 Pu = 9951,26 kg h = 200 mm d = h - p - 1/2 Øt - Øs = 200 – 30 – ½ .12 – 8 = 156 mm 112
BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
113
4.7Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Ø Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,2 x 1,6 x 0,20 x 2400 = 921,6 kg Berat tanah = 2 (0,5 x 0,55) x 1,5 x 1700 = 1496 kg Berat kolom = (0,2 x 1,6 x 0,9 ) 2400 = 691,2 kg Pu = 9951,26 kg = 13059,86 kg Vtot Mtot + 1 A .b.L2 6 13059 ,86 1760,82 = ± 1 1,2.1,6 2 1,2.1,6 6
s yang terjadi =
= 10234,25 kg/m2 < s ijin tanah…...............Ok! 4.7.1. Perhitungan Tulangan Lentur Mu
= ½ . qu . t2 = ½ 10234,25. (0.5)2 = 1279,28 kg/m
Mn
=
M
Mu 1279,28 .10 7 = = 1,599100.10 7 N/mm f 0,8 fy 240 = = = 9,42 0,85 . f' c 0,85 x 30
rb 0,85 . f' c fy
= æ 600 ö ÷÷ bçç è 600 + fy ø 0.85 .30 æ 600 ö = .0,85ç ÷ 240 è 600 + 240 ø
= 0,0645 113 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Rn
114
= 7
Mn 1,599100. 10 = = 0,44 N/mm 2 b.d 2 1500 . 156 2
r max
= 0,75 . rb = 0,048
r min
=
r perlu = =
1,4 = 0,0058 fy 1æ 2m . Rn ç1 - 1 m çè fy
ö ÷ ÷ ø
1 æ 2.9,42 . 0,44 ö ç1 - 1 ÷ ÷ 9,42 çè 240 ø
= 0,0037 r perlu < r max < r min § Untuk Arah Sumbu Pendek = r min. b . d = 0,0058 . 1200 . 156 = 692,64 mm2 digunakan tul Æ 12 = ¼ . p . d2 = ¼ . 3,14 . (12)2 = 113,04 mm2 As perlu
Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan =
692,64 =» 6,13 = 7 buah 113,04
1200 = » 171.43 mm 7
Sehingga dipakai tulangan Æ 12 - 100 mm As yang timbul = 7 x 113,04 = 791,28> As………..ok! § Untuk Arah Sumbu Panjang As perlu = r min . b . d = 0,0058 . 1600 . 156 = 923,52 mm2 Digunakan tulangan Æ 12 = ¼ . p . d2 = ¼ . 3,14 . (10)2 114 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
115
= 113,04 mm2 923,52 =» 8,17 = 9 buah 113,04 1500 = =» 166,67 mm 9
Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan
Sehingga dipakai tulangan Æ 12 – 100 mm As yang timbul = 9 x 113,04 = 1017,36 > As ………….ok! 4.7.2. Perhitungan Tulangan Geser Vu
= s x A efektif = 10234,25 x (0,2 x 1,6) = 3274,96 N
Vc
= 1 / 6 . f' c . b. d
= 1/6 . 30 . 1600 . 156 = 213611,797 N Æ Vc = 0,6 . Vc =128167,078 N ½ f Vc = ½ . f Vc = 64083,54 N Vu < 0,5ÆVc tidak perlu tulangan geser Tulangan geser minimum Æ 8 –200 mm
115 BAB 4 Perencanaan Tangga
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
116
BAB 5 PLAT LANTAI 5.1. Perencanaan Pelat Lantai 25.00 4.50
4.00
A
4.00
4.00
4.00
4.00
C
C
C
D
4.50
4.00
0.70
4.00
B
F E
F E
F E
E
A
4.00
A
C
C
C
C
A
3.30
4.00
Gambar 5.1 Denah Plat lantai
5.2. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai a. Beban Hidup ( qL ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk Rumah Tinggal 200 kg/m2 x 1= 200 kg/m b. Beban Mati ( qD ) Berat plat sendiri
= 0,12 x 2400 x 1
= 288
kg/m
Berat keramik
= 0,01 x 2400 x 1
= 24
kg/m
BAB 5 Plat Lantai
12.00
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai Berat Spesi
117
= 0,02 x 2100 x 1
Berat plafond + Instalasi Berat Pasir
= 0,02 x 1600 x1
= 42
kg/m
= 18
kg/m
= 32
kg/m
qD = 404 kg/m c. Beban Ultimate ( qU ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : qU
= 1,2 qD + 1,6 qL = 1,2 . 404 + 1,6 . 200 = 804,8 kg/m
5.3. Perhitungan Momen Perhitungan momen untuk pelat dua arah yaitu dengan tabel momen per meter lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata.
A
4.00
4.50
Gambar 5.2 Pelat tipe A Ly 4,5 = = 1,125 Lx 4
Mlx = 0,001.qu . Lx2 . x = 0,001 . 804,8 . (4)2 . 42
= 540,83 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2 . x = 0,001 . 804,8 . (4)2 . 27
= 347,67 kgm
Mtx = 0,001.qu . Lx2 . x = 0,001 . 804,8 . (4)2 . 92
= 1184,66 kgm
2
2
Mty = 0,001.qu . Lx . x = 0,001 . 804,8 . (4) . 76 Perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1.
BAB 5 Plat Lantai
= 978,64 kgm
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
118
Tabel 5.1 Perhitungan Plat Lantai Ly/Lx
Mlx
Mly
Mtx
Mty
(m)
(kgm)
(kgm)
(kgm)
(kgm)
4.00
4,5/4
540,82
347,67
1184,66
978,64
4.00
4,5/4
450,68
231,78
952,88
733,98
4/4
270,41
334,80
708,22
772,61
4/4
360,55
360,55
875,66
875,66
4/4
270,41
270,41
669,59
669,59
TIPE PLAT
A 4.50
B 4.50
C
4.00
4.00
D
4.00
4.00
E
4.00
4.00
5.4.
Penulangan Plat Lantai
Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx
= 540,82 kgm
Mly
= 347,67 kgm
Mtx
=1184,66 kgm
Mty
= 978,64 kgm
Data : tebal plat tebal penutup
= 12 cm = 120 mm = 20 mm
diameter tulangan = 10 mm
BAB 5 Plat Lantai
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
119
Tinggi efektif
dy h
dx
d'
dx = h-d’-1/2Æ =120-20-1/2 10 = 95 dy = h-d’-Æ-1/2Æ =120-20-10-1/2 10 = 85 untuk plat digunakan
rb
rmax rmin
=
0,85. fc æ 600 ö ÷÷ .b .çç fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö .0,85.ç ÷ 240 è 600 + 240 ø
= 0,065 = 0,75 . rb = 0,75 x 0,065 = 0,04875 = 0,0025
5.4.1. Penulangan lapangan arah x Mu
= 540,82 kgm = 5,4082 .106 Nmm
Mn
=
Mu f
5,4082 .10 6 = = 6,7602.10 6 Nmm 0,8 Rn
=
6,7602.10 6 Mn = = 0.75 N/mm2 b .d2 1000 . 95 2
m
=
fy 240 = = 9,412 0,85. f ' c 0,85.30
BAB 5 Plat Lantai
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai rperlu
=
1 æ 2m.Rn ö ÷ .çç1 - 1 mè fy ÷ø
=
2 .9,412 . 0,87 ö 1 æç ÷ .ç1 - 1 ÷ 9,412 è 240 ø
= 0,0063 rperlu < rmax rperlu>rmin, di pakai rperlu = 0,0063 m As
= rperlu . b . d = 0,0063. 1000 . 95 =598,5 mm2
Digunakan tulangan Æ 10
= ¼ . p . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan
=
598,5 = 7,63 ~ 8 buah. 78,5
Jarak tulangan dalam 1 m
=
1000 = 125 mm 8
Jarak maksimum
= 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
As yang timbul
= 8. 78,5 = 628 > As ….…ok!
Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm
5.4.2. Penulangan lapangan arah y Mu
= 347,67 kgm = 3,4767.106 Nmm
Mn
=
Mu f
=
3,4767 .10 6 = 4,3459 .10 6 Nmm 0,8
Rn
4,3459 .10 6 Mn = = = 0,46 N/mm2 2 2 b.d 1000 . 85
m
=
BAB 5 Plat Lantai
fy 240 = = 9,412 0,85. f ' c 0,85.30
120
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai rperlu
=
1 æ 2m.Rn ö ÷ .çç1 - 1 mè fy ÷ø
=
2 .9,412 . 0,78 ö 1 æç ÷ .ç1 - 1 ÷ 9,412 è 240 ø
= 0,0038 rperlu < rmax rperlu > rmin, di pakai rperlu = 0,0038 = rmin . b . d
As
= 0,0038 . 1000 . 85 = 323 mm2 Digunakan tulangan Æ 10
= ¼ . p . 102 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan
=
323 = 4,11 ~ 5 buah. 78,5
Jarak tulangan dalam 1 m2
=
1000 = 200 mm 5
Jarak maksimum = 2 . h = 2 . 120 As yang timbul
= 240 mm
= 5 . 0,25 . 3,14.102 = 392,5 mm > As(323 mm2) ….ok!
Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm
5.5. Perhitungan Tulangan Lapangan 5.5.1. Penulangan tumpuan arah x Mu
= 1184,66 m = 1,18466 x107 Nmm
Mn
Mu 1,18466 .10 7 = = = 1,48 .107 Nmm f 0,8
Rn
=
Mn 1,48 .10 7 = = 1,34 N/mm2 2 b.d 2 1000.(95)
m
=
fy 240 = = 9,42 0,85. f ' c 0,85.30
rperlu
=
1 æ 2m.Rn ö ÷ .çç1 - 1 mè fy ÷ø
BAB 5 Plat Lantai
121
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai =
1 æ 2.9,42.1,34 ö ÷ = 0,0057 . çç1 - 1 ÷ 9,42 è 240 ø
r < rmax r > rmin, di pakai rperlu = 0,0057 As
= rperlu . b . d = 0,0057 . 1000 . 95 = 237,5 mm2
Digunakan tulangan Æ 10
= ¼ . p . (10)2 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan
=
237,5 = 3,025 ~ 4 buah. 78,5
Jarak tulangan dalam 1 m2
=
1000 = 250 mm 4
Jarak maksimum
= 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
As yang timbul
= 78,5 x 4 = 314 > As….. …ok!
Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm
5.5.2. Penulangan tumpuan arah y Mu
= 978,64 m = 0,97864 x107 Nmm
Mn
Mu 0,97864 .10 7 = = = 1,22.10 7 Nmm f 0,8
Rn
=
Mn 1,22.10 7 = = 1,69 N/mm2 2 2 b.d 1000.(85)
m
=
fy 240 = = 0,93 0,85. f ' c 0,85.25
rperlu
=
1 æ 2m.Rn ö ÷ .çç1 - 1 mè fy ÷ø
=
1 æ 2.9,42.1,69 ö ÷ . çç1 - 1 ÷ 9,42 è 240 ø
= 0,0136 r < rmax r > rmin, di pakai rperlu = 0,0136 BAB 5 Plat Lantai
122
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
As
= rada . b . d = 0,0136 . 1000 . 85 = 1156 mm2
Digunakan tulangan Æ 10
= ¼ . p . (10)2 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan
=
1156 = 14,73~ 15 buah. 78,5
Jarak tulangan dalam 1 m2
=
1000 = 66,67 mm 15
Jarak maksimum
= 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
As yang timbul
= 78,5 15 = 1175,5 > As …OK
Dipakai tulangan Æ 10 – 240 mm
5.5 Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Æ 10 – 240 mm Tulangan lapangan arah y Æ 10 – 240 mm Tulangan tumpuan arah x Æ 10 – 240 mm Tulangan tumpuan arah y Æ 10 – 240 mm
BAB 5 Plat Lantai
123
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
124
BAB 6 BALOK ANAK
6.1. Perencanaan Balok Anak 25.00 4.50
4
3 6
4.00
1
3
3
1
4.00
A
2
4
5
3
B' A' 2
4
5
1
1
4.00
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
4.50
A
B
1
1
1
1
1
1
BAB 6 Balok Anak
4.00
3 1
2
1
2
1
1
1
1
4.00
4.00
4.00
4.00
4.50
D
E
4.00
2
2
C
1
2
1
Gambar 6.1 Area Pembebanan Balok Anak Keterangan :
4
1
1
1
4.50
1
2
2 1
4.00
1
2 4.00
4.00
B'1
3 2
4.00
F
1
4.00
1 H
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Balok Anak
: As A,A’
Balok Anak
: As B,B’
125
6.1.1 Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari pelat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban pelat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut :
a Lebar Equivalent Tipe I
1/2
Leg
Lx
2 ìï æ Lx ö üï Leq = 1/6 Lx í3 - 4.çç ÷÷ ý ïî è 2.Ly ø ïþ
Ly b Lebar Equivalent Tipe II 1/2
Lx
Leg
Leq = 1/3 Lx
Ly
6.1.2 Lebar Equivalent Balok Anak Leq 1 As A-A’(I + II)
2 é 1 æ 2,25 ö ù = . 2,25 ê3 - 4ç ÷ ú + (1/3 . 2) 6 è 2 . 4 ø úû êë
= 1,006 + 0,67 = 1.676 m
BAB 6 Balok Anak
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
126
2 1 é æ 2 ö ù = . 2 ê3 - 4ç ÷ ú 6 ëê è 2 . 2,5 ø ûú
Leq 2 As B-B’
= 0,73
6.2. Perhitungan Pembebanan Balok Anak
6.2.1 Pembebanan Balok Anak as A-A'
A
2
2
A'
1 Gambar 6.2 Pembebanan Balok Anak as A-A’
H = 1/10.L-1/15.L h dipakai
= 400 mm
b½h
= 200 mm
a
Beban Mati (qD)
Pembebanan balok elemen A-A’ · Berat sendiri
= 0,2 x (0,3 – 0,12) x 2400 kg/m3
= 100,8
· Beban Plat
= (0,67 + 0,544) x 404 kg/m2
= 677,104 kg/m
· Berat dinding
= 0,15 x (4-0,25) x 1700 kg/m2
= 956,25
kg/m
kg/m
qD1 = 1734,154 kg/m b
Beban hidup (qL) Beban hidup digunakan 200 qL1 = ((2x 0,67) + 0,544) x 200 kg/m2 = 376,8 kg/m
BAB 6 Balok Anak
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
A
127
A'
4 Gambar 6.3 penempatan sendi
6.2.2 Pembebanan Balok Anak as B - B’
3
B
3
B'
Gambar 6.4 Pembebanan Balok Anak as B - B’
a. Beban Mati (qD) Pembebanan balok elemen C-C’ · Berat sendiri
= 0,15 x (0,3 – 0,12) x 2400 kg/m3 = 64,8
· Beban Plat
= 0,46 x 404 kg/m2
kg/m
= 185,84 kg/m qD = 250,64 kg/m
b. Beban hidup (qL) Beban hidup digunakan 200 kg/m2 qL
= 0,46 x 200 kg/m = 92 kg/m
B
2,25
Gambar 6.5 penempatan sendi
BAB 6 Balok Anak
B'
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
128
6.3. Perhitungan Tulangan Balok Anak 6.3.1 Perhitungan Tulangan Balok Anak as A - A’ a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h
= 400 mm
Øt
= 16 mm
b
= 200 mm`
Øs
= 8 mm
p
= 30 mm
d
= h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 240 MPa
= 400 – 30 – ½ . 16– 8
fy ulir = 390 MPa
= 354 mm
f’c = 30 MPa rb
=
0,85.f' c.β æ 600 ö çç ÷÷ fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö 0,85ç ÷ 390 è 600 + 390 ø
= 0,034 r max
= 0,75 . rb = 0,75 . 0,034 = 0,025
r min
=
1,4 1,4 = = 0,0035 fy 390
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 5615,95 kgm= 5,61595.107 Nmm Mn =
Mu 5,61595.10 7 = =7,0199375. 107 Nmm φ 0,8
Rn
=
Mn 7,0199375. 10 7 = = 3,73 b .d2 200 .354 2
m
=
fy 390 = = 15,3 0,85. f ' c 0,85.30
BAB 6 Balok Anak
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai r
=
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø 1 æ 2.15,3.3,73 ö ç1 - 1 ÷ = 0,0094 ÷ 15,3 çè 390 ø
r > r min r < r max
Pakai tulangan tunggal
Digunakan r = 0,0094 As perlu = r . b . d = 0,0094. 200 . 354 = 665,52 mm2 n
As perlu 1 . π . 16 2 4
=
=
665,52 = 3,31 » 4 tulangan 200,96
Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm As ada = n . ¼ . p . d2 = 4 . ¼ . p . 162 = 4. ¼ . 3,14 . 162 = 803,84 mm2 > As perlu ® Aman..!! a
=
Asada. fy 803,84 .390 = = 60,47 0,85, f ' c.b 0,85.30.200
Mn ada = As ada . fy (d – a/2) = 803,84. 390 (354– 50,89/2) = 10,3129.107 Nmm > Mn (aman) Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm
Kontrol Spasi : S
=
b - 2p - nf tulangan - 2f sengkang n -1
BAB 6 Balok Anak
129
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai =
200 - 2 . 30 - 4. 16 - 2 . 8 = 92 > 25 mm…..oke!! 4 -1
a) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu
= 5615,95 kgm =56159,5 N
f’c
= 30 Mpa
fy
= 390 Mpa
d
= 354 mm
Vc
= 1/ 6 .
f' c .b .d
= 1/ 6 .
30 .200 .354
= 64631,26 N Ø Vc
= 0,6 . 64631,26 N = 38778,76 N
3 Ø Vc = 3 . 38778,76 = 116336,28 N 0,5Ø Vc = 0,5 . 38778,76 = 19389,38 N
Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc : 38778,76 N < 56159,5 N < 116336,28 N Jadi diperlukan tulangan geser minimum Ø Vs
= Vu - Ø Vc = 56159,5 - 38778,76 = 17380,74 N
Vs perlu = Av
fVs 17380,74 = = 28967,9 N 0,6 0,6
= 2 . ¼ p (8)2 = 2 . ¼ . 3,14 . 64 = 100,48 mm2 Av . fy . d 100,48.390.354 = = 478,88 mm Vs perlu 28967,9
S
=
S max
= d/2 =
354 = 177 mm 2
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 170 mm
6.3.2 Perhitungan Tulangan Balok Anak as B - B’ BAB 6 Balok Anak
130
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
131
a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h
= 400 mm
Øt
= 16 mm
b
= 200 mm`
Øs
= 8 mm
p
= 30 mm
d
= h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 390 Mpa
= 400 – 30 – ½ . 16– 8
f’c = 30 MPa
=354 mm
rb
=
0,85.f' c.β æ 600 ö çç ÷÷ fy è 600 + fy ø
=
0,85.30 æ 600 ö 0,85ç ÷ 390 è 600 + 390 ø
= 0,034 r max
= 0,75 . rb = 0,75 . 0,034 = 0,025
r min
=
1,4 1,4 = = 0,0035 fy 390
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 1459,18 kgm= 1,45918.107 Nmm Mn =
Mu 1,45918.10 7 = = 1,82 . 107 Nmm φ 0,8
Rn
=
Mn 1,82 . 10 7 = = 0,73 b . d 2 200 .354 2
m
=
fy 390 = = 15,3 0,85. f ' c 0,85.30
r
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2.15,3.0,73 ö ç1 - 1 ÷ = 0,0037 ÷ 15,3 çè 390 ø
BAB 6 Balok Anak
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai r > r min r < r mak
Pakai tulangan tunggal
Digunakan r = 0,0037 As perlu = r . b . d = 0,0037. 250 . 354 = 187,96 mm2 n
As perlu 1 . π . 16 2 4
=
=
187,96 = 0,93 » 2 tulangan 200,96
As ada = n . ¼ . p . d2 = 2 . ¼ . 3,14 . 162 = 401,92 mm2 > As perlu ® Aman..!! a
=
Asada. fy 401,92.390 = = 30,74 0,85, f ' c.b 0,85.30.200
Mn ada = As ada . fy (d – a/2) = 401,92. 390 (354– 30,74/2) = 5,3079.107 Nmm > Mn (aman) Kontrol Spasi : S
=
b - 2p - nf tulangan - 2f sengkang n -1
=
200 - 2 . 30 - 2. 16 - 2 . 8 = 92 > 25 mm…..oke!! 2 -1
Dipakai tulangan 2 D 16 mm
b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu
= 2702,18 kgm = 27021,8 N
f’c
= 30 Mpa
fy
= 390 Mpa
d
= 354mm
BAB 6 Balok Anak
132
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai Vc
= 1/ 6 .
f' c .b .d
= 1/ 6 .
30 .200 .354
= 64631,26 N Ø Vc
= 0,6 . 64631,26 N = 38778,76 N
3 Ø Vc = 3 . 38778,76 = 116336,28 N 0,5Ø Vc = 0,5 . 64631,26 = 32315,63 Syarat tulangan geser = Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc
Jadi tidak diperlukan tulangan geser S max
= d/2 =
354 = 177 mm 2
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 170 mm
BAB 6 Balok Anak
133
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
134
BAB 7 PORTAL
25.00 4.50
4
3 6
4.00
1
3
3
1
4.00
A
2
4
5
3
B' A' 2
4
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4 4.00
3 1
1
1
4.50
1
1
4.50
A
4.00
1
2 1
4.00
2 2 4.00
4.00
B'1
3 2
4.00
1
1
1
1
2
1
1
2
4.00
4.00
4.00
4.00
4.50
D
E
F
Gambar 7.1 Denah Portal
7.1. Perencanaan Portal 7.1.1. Dasar perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan recana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka portal
: Seperti tergambar
b. Model perhitungan
: SAP 2000 ( 3 D )
c. Perencanaan dimensi rangka
: b (mm) x h (mm)
Dimensi kolom
: 300mm x 300mm
Dimensi sloof
: 200mm x 300mm
Dimensi balok
: 250mm x 400mm
Dimensi ring balk
: 250mm x 300mm
d. Kedalaman pondasi
: 1,5 m
e. Mutu beton
: 30 Mpa
4.00
2
1
C
1
2
1
B
BAB 7 Portal
2
1
4.00
1 G
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
135
7.1.2 Perencanaan pembebanan
Dalam perhitungan portal, berat sendiri balok dimasukkan dalam perhitungan (input) SAP 2000, sedangkan beberapa pembebanan yang lain adalah sebagai berikut : a. Plat Lantai Berat plat sendiri
= 0,12 x 2400 x1
= 288
kg/m2
Berat keramik ( 1 cm )
= 0,01 x 2400 x1
= 24
kg/m2
Berat Spesi ( 2 cm )
= 0,02 x 2100 x1
= 42
kg/m2
= 18 kg/m2
Berat plafond + instalasi listrik Berat Pasir ( 2 cm )
= 0,02 x 1600 x1
= 32 kg/m2
qD
= 404 kg/m2
b. Dinding Berat sendiri dinding = 0,15 ( 4 - 0,3 ) x 1700
= 943,5 kg/m
c. Atap Kuda kuda
= 5312,13 kg ( SAP 2000 )
Jurai
= 2112,12 kg ( SAP 2000 )
Setengah Kuda-kuda = 2008,06 kg ( SAP 2000 ) Semperempat Kuda
=
961,87 kg ( SAP 2000 )
d. Beban rink balk Beban Mati (qD) Beban sendiri balok
= 0,2 . 0,3 . 2400 = 144 kg/m
e. Beban Sloof Beban Mati (qD) Beban sendiri balok
= 0,2 . 0,3 . 2400
= 144 kg/m
Beban dinding
= 0,15 ( 4 - 0,3) x 1700
= 943,5 kg/m +
qD = 1087,5 kg/m
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
136
Beban berfaktor (qU) qU
= 1,2 . qD + 1,6 . qL = 1,2 . 1087,5+ 1,6 . 200 = 1625 kg/m
7.1.3. Perhitungan luas equivalen untuk plat lantai Luas equivalent segitiga
1 : .lx 3
Luas equivalent trapezium
ì æ L 1 ï : Leq = .L x .í3 - 4ç x ç 2 .L 6 y ïî è
ö ÷ ÷ ø
2
ü ï ý ïþ
Tabel 7.1. Hitungan Lebar Equivalen NO
Ukuran Plat ( mm )
Lx ( m )
Ly ( m )
leq (segitiga)
leq (trapesium)
1
400 x 400
4,00
4,00
1,33
0
2
400 x 450
4,00
4,50
0
1,26
3
225 x 225
2,25
2,25
0,75
0
4
225 x 200
2,25
2,00
0
0,473
5
200 x 200
2,00
2,00
0,67
0
6
1,125 x 400
1,125
4,00
0
0,54
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
137
7.2. Perhitungan Pembebanan Balok 7.2.1. Perhitungan Pembebanan Balok Portal Melintang
Pada perhitungan pembebanan balok, diambil satu perencanaan sebagai acuan
penulangan
Balok
melintang,
Perencanaan
tersebut
pada
balok
As A Bentang 1-2 = 2-3 = 3-4 = 4-5
1
6
A
3
4
1 1
2
Gambar 7.2. Pembebanan portal As A
Pembebanan balok induk As A Bentang 1-2 = 2-3 = 3-4 = 4-5 a. Beban mati (qd) Beban sendiri balok
= 0,25 . (0,4 – 0,12) . 2400 = 168 kg/m2
Berat Plat lantai : 404 x (1)
= 404 kg/m2
Berat Dinding
= 943,5 kg/m2 qd
Beban hidup (ql) : 200 . ( 1)
BAB 7 Portal
A
= 1515,5 kg/m2
= 200kg/m2
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
138
Table 7.2. Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Melintang PEMBEBANAN BALOK INDUK
Balok
A
B
C
D
E
F
G
BEBAN MATI (kg/m)
Beban hidup
PELAT + B. DINDING
ql
jumlah
jumlah
Bentang Lantai
No Leq
Dinding
1-2
404
1 1
168 168
200 200
1648,82
404
537,32 537,32
266
2-3
943,5 943,5
266
1648,82
3-4
404
6
0
218,16
168
200
108
386,16
1-2
404
1+1
1074,64
168
200
532
1648,82
2-3
404
1+1
943,5 943,5
1074,64
168
200
532
1648,82
3-4
404
1+5+5
943,5
1078,68
168
200
534
2190,18
1-2
404
1+1
-
1074,64
200
532
1242,64
2-3
404
1+1
-
1074,64
168 168
200
532
1242,64
3-4
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
1-2
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
2-3
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
3-4
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
1-2
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
2-3
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
3-4
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
1-2
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
2-3
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
3-4
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
1-2
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
2-3
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
3-4
404
1
943,5
-
168
200
-
1111,5
BAB 7 Portal
qlxleq
B.balok
qlxleq
qd
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
139
7.2.2. Perhitungan Pembebanan Balok Portal
Pada perhitungan pembebanan balok, diambil satu perencanaan sebagai acuan penulangan Balok memanjang, Perencanaan tersebut pada balok As 2 Bentang A - G
2
1
1
1
2
1
2
2 1
2 A
B
1 C
1 D
1 E
2 F
G
Gambar 7.3. Pembebanan portal As 2
a. Pembebanan balok induk 2 A - B = F - G Beban mati (qd) Berat sendiri Balok : 0,25 . (0,4 – 0,12) . 2400
= 168
kg/m2
Berat Plat lantai
= 761,944
kg/m2
= 943,5
kg/m2
Qd = 1873,444
kg/m2
= 377,2
kg/m2
: 404 . (0,943 + 0,943)
Berat Dinding
Beban hidup (ql)
= 200 . (0,943 + 0,943)
b. Pembebanan balok induk 2 B - C = C - D = D – E = E - F Beban mati (qd) Berat sendiri Balok : 0,25 . (0,4 – 0,12) . 2400
= 168
kg/m2
Berat Plat lantai
= 1074,64
kg/m2
= 943,5
kg/m2
: 404 . (1,33 + 1,33)
Berat Dinding
Qd = 1242,64
Beban hidup (ql)
BAB 7 Portal
= 200 . (1,33 + 1,33)
= 532 kg/m2
kg/m2
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
140
Table 7.3. Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Memanjang PEMBEBANAN BALOK INDUK
Balok
1
2
3
4
BEBAN MATI (kg/m)
Beban hidup
PELAT + B. DINDING
ql
jumlah
jumlah
Bentang Lantai
No Leq
Dinding
qlxleq
a-b
404
2 1
168 168
200 200
1488,836
404
377,336 537,32
186,8
b-c
943,5 943,5
266
1648,82
c-d
404
1
943,5
537,32
168
200
108
1648,82
d-e
404
1
537,32
168
200
532
1648,82
e-f
404
1
943,5 943,5
537,32
168
200
532
1648,82
f-g
404
2
943,5
377,336
168
200
186,8
1488,836
a-b
404
2+2
943,5
754,672
200
373,6
1866,172
b-c
404
1+1
-
1074,64
168 168
200
532
1242,64
c-d
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
d-e
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
e-f
404
1+1
-
1074,64
168
200
532
1242,64
f-g
404
2+2
943,5
754,672
168
200
373,6
1866,172
a-b
404
2+3+4
943,5
871,428
168
200
431,4
1982,928
b-c
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
c-d
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
d-e
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
e-f
404
1+1
943,5
1074,64
168
200
532
2186,14
f-g
404
2
-
377,336
168
200
186,6
545,336
a-b
404
3+4
943,5
494,092
168
200
244,6
1605,952
b-c
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
c-d
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
d-e
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
e-f
404
1
943,5
537,32
168
200
266
1648,82
f-g
404
-
943,5
-
168
200
-
1111,5
BAB 7 Portal
B.balok
qlxleq
qd
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
7.3. Penulangan Balok Portal 7.3.1. Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk a. Daerah Tumpuan Data perencanaan : h = 300 mm b = 250 mm p = 40 mm fy = 390 Mpa f’c = 30 MPa Øt = 16 mm Øs = 8 mm d = h - p - Øs - 1/2Øt = 300 – 40 – 8 - ½16 = 244 mm
rb
=
0,85.f' c.β æ 600 ö çç ÷÷ fy è 600 + fy ø
=
0,85.30.0,85 æ 600 ö ç ÷ 350 è 600 + 390 ø
= 0,034 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,034 = 0,025 r min =
1,4 1,4 = = 0,0035 fy 390
BAB 7 Portal
141
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 200 Mu = 1774,4 kgm = 1,7744 . 107 Nmm Mn =
Mu 1,7744 .10 7 = = 2,218 . 107 Nmm φ 0,8
Rn
=
Mn 2,218 . 10 7 = = 1,49 b .d2 250 . 244 2
m =
fy 390 = = 15,3 0,85.f' c 0,85.30
r =
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2 .15,3.1,49 ö ç1 - 1 ÷ ÷ 15,3 çè 390 ø
=0,0076 r > r min r < r max Digunakan r = 0,0076 As perlu = r. b . d = 0,0076.250.244 = 463,6 mm2
Digunakan tulangan D 16 n
=
As perlu 463,6 = 1 200,96 2 p .16 4
= 2,31 ≈ 3 tulangan As
= 3 x 200,96 = 60,88 mm2
As> As perlu………………….aman Ok ! Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm
BAB 7 Portal
142
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 200 Mu = 1711kgm = 1,711 . 107 Nmm Mn =
Mu 1,711 .10 7 = = 2,14 . 107 Nmm φ 0,8
Rn
=
Mn 2,14 . 10 7 = = 1,44 b . d 2 200 . 244 2
m =
fy 350 = = 13,725 0,85.f' c 0,85.30
r =
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2 .15,3.1,44 ö ç1 - 1 ÷ ç ÷ 15,3 è 390 ø
=0,0074 r > r min r < r max Digunakan r = 0,0074 As perlu = r. b . d = 0,0074.200.244 = 451,40 mm2 Digunakan tulangan D 16 n
=
As perlu 451,40 = 1 200,96 p .16 2 4
= 2,25 ≈ 3 tulangan As
= 3 x 200,96 = 602,88 mm2
As > As perlu………………….aman Ok ! Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm
BAB 7 Portal
143
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
144
7.3.2. Perhitungan Tulangan Geser Rink Balk Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada elemen no 200 Vu
= 2131,5 kg = 2131,5 N
Vc
= 1/6 .
f ' c .b.d
= 1/6 .
30 . 200 . 244
= 44548,10 N
f Vc
= 0,6. Vc = 26728,87 N
0,5f Vc = 13364,43 N Vu < 0,5f Vc tidak perlu tulangan geser S max
= d/2 = 244/2 = 122 mm ≈ 120 mm
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 100 mm
7.3.3. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang Daerah Tumpuan Data perencanaan : h = 400 mm
Øt = 16 mm
b = 250 mm
Øs = 8 mm
p = 40 mm
d = h - p - 1/2 Øt - Øs
fy = 350 Mpa
= 400 – 40 – ½ . 16 - 8
f’c = 30 MPa
= 344 mm
rb
=
0,85.f' c.β æ 600 ö çç ÷÷ fy è 600 + fy ø
=
0,85.30.0,85 æ 600 ö ç ÷ 390 è 600 + 390 ø
= 0,034
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,034 = 0,025 r min =
1,4 1,4 = = 0,0035 fy 350
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 128 Mu = 8097,92 kgm = 8,09792. 107 Nmm Mu 8,09792 .10 7 Mn = = φ 0,8
= 10,12 . 107 Nmm Rn
=
Mn 10,12 . 10 7 = = 3,42 b .d2 250 . 344 2
m
=
fy 390 = = 15,3 0,85.f' c 0,85.30
r
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2 .15,3.3,42 ö ç1 - 1 ÷ = 0,0093 ÷ 15,3 çè 390 ø
r > r min r < r max ® dipakai tulangan tunggal Digunakan r = 0,0093 As perlu
=r.b.d = 0,0093 . 250 . 344 =799,80 mm2
Digunakan tulangan D 16 n
=
As perlu 799,80 = = 3,98 ≈ 4 tulangan 1 200,96 2 p .16 4
As’ = 4 x 200,96 = 803,84 As’ > As perlu………………….aman Ok ! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm BAB 7 Portal
145
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 128 Mu = 7670,86 kgm = 7,67086. 107 Nmm Mn =
Mu 7,67086 .10 7 = φ 0,8
= 9,58. 107 Nmm
Rn
9,58 .10 7 Mn = = 3,23 2 2 b . d 250 . 344 =
m
=
fy 390 = = 15,3 0,85.f' c 0,85.30
r
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æç 2 .15,3.3,23 ö÷ 1 1 ÷ = 0,0069 15,3 çè 390 ø
r > r min r < r max ® dipakai tulangan tunggal Digunakan r = 0,0047 As perlu
=r.b.d = 0,0069 . 250 . 344 = 593,40 mm2
Digunakan tulangan D 16
n
As perlu 593,40 = 1 200,96 2 p .16 = 4 = 2,95 ≈ 3 tulangan
As = 4 x 200,96 = 602,88 mm As > As perlu………………….aman Ok ! Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm
BAB 7 Portal
146
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
147
7.3.4. Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada elemen no 128 Vu
= 10009,3 kg = 100093 N
f’c
= 30 Mpa
fy
= 240 Mpa
d
= 344 mm
Vc
= 1/6 .
f 'c . b . d
= 1/6 .
30 250 . 344
= 78506,9 N Ø Vc = 0,6 . 78506,89 N
= 47104,14 N
3 Ø Vc = 3 . 47104,14 N
= 188416,56 N
Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc : 47104,14 N < 100093 N < 188416,56 N Ø Vs = Vu - Ø Vc = 100093 – 47104,14 = 52988,86 N Vs perlu =
fVs 52988,86 = 0,6 0,6
= 88314,76 N = 2 . ¼ p (8)2
Av
= 2 . ¼ . 3,14 . 64 = 100,531 mm2 S S max
=
Av . fy . d 100,531.240.344 = = 93,98 mm Vs perlu 88314,76
= d/2 = 344/2 = 172 mm
Jadi dipakai sengkang minimum dengan tulangan Ø 8 – 150 mm
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
148
7.3.5. Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang Daerah Tumpuan Data perencanaan : h
= 400 mm
Øt
= 16 mm
b
= 250 mm
Øs
= 8 mm
p
= 40 mm
d
= h - p – Øs – ½ Øt
fy
= 390 Mpa
= 400 – 40 – 8 – ½ 16
f’c
= 30 MPa
= 344 mm
rb
=
0,85.f' c.β æ 600 ö çç ÷÷ fy è 600 + fy ø
=
0,85.30.0,85 æ 600 ö ç ÷ 390 è 600 + 390 ø
= 0,034 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,034 = 0,025 r min =
1,4 1,4 = = 0,0035 fy 350
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 135 Mu = 5667,91 kgm = 5,66791 . 107 Nmm Mn =
Mu 5,66791 .10 7 = φ 0,8
= 7,08 . 107 Nmm Rn
=
Mn 7,08 . 10 7 = = 2,39 b . d 2 250 . 344 2
m
=
fy 350 = = 15,3 0,85.f' c 0,85.30
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai r
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2 .15,3.2,39 ö ç1 - 1 ÷ = 0,0093 ÷ 15,3 çè 390 ø
r > r min r < r max Digunakan r = 0,0093 As perlu
=r.b.d = 0,0093 . 250 . 344 = 799,8 mm2
Digunakan tulangan D 16 n
=
As perlu 799,8 = 1 200,96 2 p .16 4
= 3,97 ≈ 4 tulangan
As’ = 4 x 200,96 = 803,84 As’ > As perlu………………….aman Ok ! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm
Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen 135 Mu = 4571,32 kgm = 4,57132.107 Nmm Mn =
Mu 4,57132 .10 7 = = 5,71 . 107 Nmm φ 0,8
Rn
=
Mn 5,71 . 10 7 = = 1,93 b . d 2 250 . 344 2
m
=
fy 390 = = 15,3 0,85.f' c 0,85.30
BAB 7 Portal
149
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai r
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2 .15,3. 1,93 ö ç1 - 1 ÷ = 0,0052 ÷ 15,3 çè 390 ø
150
r > r min r < r max Digunakan r = 0,0052 As perlu
=r.b.d = 0,0052.250.344 = 447,2 mm2
Digunakan tulangan Ø 16 n
=
As perlu 447,2 = = 2,22 ≈ 3 tulangan 1 200,96 2 p .16 4
As’ = 3 x 200,96 = 602,88 As’ > As perlu………………….aman Ok ! Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm
7.3.6. Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada elemen no 135 Vu
= 8035,83 kg = 80358,3 N
f’c
= 30 Mpa
fy
= 240 Mpa
d
= 344 mm
Vc
= 1/6 .
f 'c . b . d
= 1/6 .
30 250 . 344
= 78506,89 N Ø Vc = 0,6 . 78506,89 N
= 47104,14 N
3 Ø Vc = 3 . 47104,14 N
= 188416,56 N
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
151
Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc : 47104,14 N < 80358,3 N < 188416,56 N Ø Vs = Vu - Ø Vc = 80358,3 – 47104,14 = 33254,16 N Vs perlu =
fVs 33254,16 = 0,6 0,6
= 55423,6 N = 2 . ¼ p (8)2
Av
= 2 . ¼ . 3,14 . 64 = 100,531 mm2 S
=
S max
Av . fy . d 100,531.240.344 = = 149,75 mm Vs perlu 55423,6
= d/2 = 344/2 = 172 mm ≈ 150 mm
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 150 mm
7.4. Penulangan Kolom 7.4.1. Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Data perencanaan : b
= 300 mm
ø tulangan
=16 mm
h
= 300 mm
ø sengkang
= 8 mm
f’c = 30 MPa
p (tebal selimut) = 40 mm
fy = 390 MPa Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya terbesar pada elemen no 228 Pu
= 20691,67 kg = 206916,7 N
Mu = 2615,22 kgm =2,61522 .107 Nmm d
= h – s – ø sengkang – ½ ø tulangan = 300 – 40 – 8 – ½ .16 = 244 mm
d’
= h–d
BAB 7 Portal
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai = 300–244 = 56 mm e=
Mu = 206916,7 = 126,39 mm Pu
e min = 0,1.h = 0,1. 300 = 30 mm 600 600 .d = .244 = 147,87 600 + fy 600 + 390
cb
=
ab
= β1.cb = 0,85.147,87 = 125,7
Pnb = 0,85.f’c.ab.b = 0,85. 30.125,7.300 = 961605 N Pnperlu =
Pu f
; 0,1. f ' c. Ag = 0,1.30.300.300 = 2,7.10 5 N
® karena Pu = 2,069167.105 N < 0,1. f ' c. Ag , maka ø = 0,80 -
= 0,80 Pnperlu =
1,5.Pu f ' c. Ag
1,5.2,069167 .10 5 = 0,76 30.2,7.10 5
Pu 206916,7 = = 272258,81 N f 0,78
Pnperlu < Pnb ® analisis keruntuhan tarik a=
Pnperlu 272258,81 = = 35,58 0,85. f ' c.b 0,85.30.300
aö 35,58 ö æh æ 300 Pnperluç - e - ÷ 272258,81.ç - 30 ÷ 2 2ø 2 2 ø è è As = = = 390 mm2 fy (d - d ') 390(244 - 56)
Ast = 1 % Ag =0,01 . 300. 300 = 900 mm2 Menghitung jumlah tulangan 511,65
= 2,54 ≈ 3 tulangan
n
=
As ada
= 3 . ¼ . π . 162
BAB 7 Portal
1 .p .(16) 2 4
152
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai = 602,88 mm2 > 511,65 mm2 As ada > As perlu………….. Ok! Jadi dipakai tulangan 3 D 16
7.4.2 . Perhitungan Tulangan Geser Kolom Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada elemen no 88 Vu
= 1031,85 kgm = 10318,5 N
Vc
= 1/6 .
f ' c .b.d
= 1/6 .
30 . 300 . 244
= 66822,15 N
f Vc
= 0,6. Vc = 40093,3 N
0,5f Vc = 20046,6 N Vu < 0,5f Vc tidak perlu tulangan geser S max
= d/2 = 244/2 = 122 mm ≈ 120 mm
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 100 mm
7.5. PENULANGAN SLOOF 7.5.1. Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Daerah Tumpuan Data perencanaan : b
= 200 mm
h
= 300 mm
= 300 – 40 - 8 – ½16
f’c
= 30 Mpa
= 244 mm
fy
= 350 Mpa
rb =
0,85. f ' c æ 600 ö ÷÷ b çç fy è 600 + fy ø
BAB 7 Portal
d
= h – p –Ø s - ½Øt
153
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai =
0,85.30 æ 600 ö 0,85ç ÷ 390 è 600 + 390 ø
= 0,034 r max = 0,75 . rb = 0,75 . 0,034 = 0,025 r min =
1,4 1,4 = = 0,0035 fy 390
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 42 Mu = 2585 kgm = 2,585.107 Nmm Mn =
Mu 2,585.10 7 = φ 0,8
= 3,23125. 107 Nmm Rn
Mn 3,23125.10 7 = = b.d 2 200.244 2
= 2,72 m
=
fy 390 = = 15,3 0,85 f ' c 0,85.30
r
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø
=
1 æ 2.15,3.2,72 ö ç1 - 1 ÷ ç ÷ 15,3 è 390 ø
= 0,0078 r > rmin r < rmax r Digunakan r = 0,0078 As perlu = r . b . d = 0,0078. 200 . 244 = 380,64 mm2 Digunakan tulangan Ø 16
BAB 7 Portal
154
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai n
=
380,64 1 p (16 2 ) 4
= 1,80 » 2 tulangan
As= 2 x 200,96 = 401,92 mm2 As >As perlu maka sloof aman……Ok! Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm
Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada elemen no 42 Mu = 1312,04 kgm = 1,31204 . 107 Nmm Mn =
1,31204 .10 7 = 1,64005.107 Nmm 0,8
Rn
=
Mn 1,64005.10 7 = = 1,38 b.d 2 200.244 2
m
=
fy 390 = = 15,3 0,85 f ' c 0,85.30
rperlu =
=
1æ 2.m.Rn ö ç1 - 1 ÷ m çè fy ÷ø 1 æ 2.15,3.1,38 ö ç1 - 1 ÷ = 0,0039 ÷ 15,3 çè 390 ø
r > rmin r < rmax Digunakan rperlu = 0,0039 As perlu = rperlu . b . d = 0,0039 . 200 . 244 = 190,32 mm2 n
=
190,32 = 0,94 ≈ 2 tulangan 1 p .(16 2 ) 4
As’ = 2 x 200,96 = 401,92 As’ >As perlu maka sloof aman …….Ok! Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm
7.5.2. Perhitungan Tulangan Geser BAB 7 Portal
155
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
156
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser pada elemen no 42 Vu
= 3406,22 kg = 34062,2 N
Vc
= 1/6 .
f 'c . b . d
=1/6 .
30 200 . 244
= 44548,1 N Ø Vc = 0,6 . 44548,1 N = 26728,9 N 3 Ø Vc = 3 . 26728,9 N = 80186,58 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc : 26728,9 N < 34062,2 N < 80186,58 N
Ø Vs = Vu - Ø Vc = 34062,2 – 26728,9 = 7333,3 N Vs perlu =
fVs 7333,3 = 0,6 0,6
= 12222,17 N = 2 . ¼ p (8)2
Av
= 2 . ¼ . 3,14 . 64 = 100,531 mm2 S
=
S max
Av . fy . d 100,531.240.244 = = 481,65 mm Vs perlu 12222,17
= d/2 = 244/2 = 122 mm ≈ 120 mm
Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 – 100 mm
Tabel 7.4. Balok Melintang Balok Bentang Potongan BAB 7 Portal
Tumpuan Kiri
Lapangan
Tumpuan Kanan
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai 0.25
0.25
BALOK I
0.25
Tulangan Pokok Sengkang
157
0.40
4 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
0.40
0.40
3 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
4 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
Tabel 7.5. Balok Memanjang Balok Bentang Potongan
Tumpuan Kiri
Lapangan 0.25
BALOK 2
0.25
Tulangan Pokok Sengkang
4 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
0.25
0.40
0.40
3 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
Tabel 7.6. Kolom Kolom 0.30
0.30
BAB 7 Portal
Tumpuan Kanan
0.40
4 D 16 mm Ø 8 – 150 mm
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah dan Toko 2 Lantai
KOLOM
158
Tulangan Pokok Sengkang
Balok Bentang Potongan
3 D 16 Ø 8 – 100 mm Tabel 7.7. Sloof
Tumpuan Kiri
SLOOF RING BALOK
Balok Bentang Potongan
Tulangan Pokok Sengkang
BAB 7 Portal
Tumpuan Kanan 0.20
0.20
0.20
Tulangan Pokok Sengkang
Lapangan
2 D 16 mm 2 D 16 mm Ø 8 – 100 mm Ø 8 – 100 mm Tabel 7.8. Ring Balk
Tumpuan Kiri 0.25
Lapangan
3 D 16 mm Ø 8 – 100 mm
2 D 16 mm Ø 8 – 100 mm
Tumpuan Kanan
0.25
0.30
0.30
0.30
0.30
0.25
0.30
3 D 16 mm Ø 8 – 100 mm
0.30
3 D 16 mm Ø 8 – 100 mm
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
159
BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.1 Data Perencanaan
Pu
Keramik 30x30 Spesi Pasir Urug Tanah Urug
Mu
+ 0.00
- 1.20 0.40 - 1.50 1.50
0.3 0.3
1.50
1.50
1.50
0.6
0.3
0.6
Gambar 8.1 Perencanaan Pondasi
Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,5 m ukuran 1,5 m x 1,5 m f ,c = 30 Mpa h = 400 mm fy = 390 Mpa d = h-p-1/2.Qt-Qs σ tanah = 400-50-1/2.16-8 g tanah = 328 mm γ beton = 2,4 t/m2
BAB 8 Perencanaan Pondasi
= 1,5 kg/cm2 = 15000 kg/m2 = 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
160
Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya aksial terbesar dan momen terbesar pada batang nomor 16 :
Pu Mu
= 48092,77 kg = 21,74 kgm
8.2 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi =1,5 x 1,5 x 0,4 x 2400 = 2160 kg Berat tanah = (1,5.1,5.1,1)-(0,4.0,4.1,1).1700 = 4618,9 kg Berat kolom = (0,3x0,3x1,5) x 2400 = 345,6 kg Pu = 23941,06 kg + P total =31035,56 kg Dimensi Pondasi stanah =
Pu A
A
Pu 48092,77 = s tan ah 15000
B
=
=L=
s yang terjadi =
= 0,96 m2 A = 0,48 = 0,70 m ~ 1 m Ptot Mtot ± 1 A .b.L2 6
σmaksimum =
31035,56 21,74 + 2 1,5.1,5 1 / 6.1,5(1,5)
= 14233,82 kg/m2 σminimum
=
31035,56 21,74 2 1,5.1,5 1 / 6.1,5(1,5)
= 13793,58 kg/m2 = σ tan ahhterjadi < s ijin tanah…...............Ok!
Pu Mu BAB 8 Perencanaan Pondasi
D B
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
Gambar 8.2 Diagram tegangan bawah pondasi
8.3 Perhitungan Tulangan Lentur Mu = ½ . qu . t2 = ½ . ( 14233,82). (0,6)2 = 5635 kgm = 5,635.107 Nmm Mn =
5,635.10 7 0,8
= 7,04375.10 7 Nmm m
=
rb
=
fy 390 = = 15,3 0,85. f ' c 0,85.30
æ 600 ö ÷÷ bçç è 600 + fy ø 0,85.30 æ 600 ö = .0,85.ç ÷ 390 è 600 + 390 ø 0,85 . f' c fy
= 0,034 Rn r max r min
=
Mn 7,04375.10 7 = 2 b.d 2 1500(328)
= 0,43 = 0,75 . rb = 0,75 . 0.034 = 0,025 = 0,0035
r perlu = =
1æ 2.m . Rn ö ç1 - 1 ÷ ç mè fy ÷ø
1 æ 2.15,3.0,43 ö ÷ . çç1 - 1 ÷ 15,3 è 390 ø
= 0,002 r perlu < r min < r max Dipakai r min = 0,0035 BAB 8 Perencanaan Pondasi
161
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
As perlu = rmin. b . d = 0,0035 . 1500 .328 = 1772 mm2 digunakan tul Æ16 = ¼ . p . d2 = ¼ . 3,14 . (16)2 = 200,96 mm2 Jumlah tulangan (n) Jarak tulangan =
=
1722 = 8,5 ~ 9 buah 200,96
1500 = 166,6 mm ~ 160 mm 9
Sehingga dipakai tulangan Æ 16 - 160 mm As yang timbul = 9 x 200,96 = 1808,64 mm2> As………..ok! 8.4 Perhitungan Tulangan Geser a
= 400 – (1/2 .400 – 50) = 250 mm = 0,25 m
Vu = s x A efektif = 15668,99 x (0,6 x 1,5 ) = 14102,09 N Vc = 1 / 6 . f' c . b. d = 1 / 6 . 30 . 1500.328 = 449132,4 N Æ Vc = 0,6 . Vc = 0,6 . 449132,4= 269479,5 N 0,5Æ Vc = 0,5 . 269479,5 N = 134739,75 N Vu < 0,5Æ Vc tidak perlu tulangan geser Tulangan geser minimum Ø 10 – 200 mm
BAB 8 Perencanaan Pondasi
162
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
163
BAB 9 REKAPITULASI
9.1. Perencanaan atap Hasil dari perencanaan atap adalah sebagai berikut : j. Jarak antar kuda-kuda
: 4,33 m
k. Kemiringan atap (a)
: 35°
l. Bahan gording
: lip channels (
m. Bahan rangka kuda-kuda
: baja profil double siku sama kaki (ûë).
n. Bahan Jurai
: Double lip channels 150 x 75 x 20 x 4,5
o. Bahan penutup atap
: genteng.
p. Alat sambung
: baut diameter 12,7 mm ( ½ inches)-mur.
q. Pelat pengaku
: 8 mm
r. Jarak antar gording
: 1,83 m
s. Bentuk atap
: limasan.
k. Mutu baja profil
: Bj-37 (sijin
) 150 x 75 x 20 x 4,5
= 1600 kg/cm2)
(sLeleh = 2400 kg/cm2) Berikut adalah hasil rekapitulasi profil baja yang direncanakan :
1. Seperempat kuda-kuda
4
3 1
5
6
7
2
Gambar 9.1. seperempat kuda-kuda
BAB 9 Rekapitulasi
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
164
Tabel 9.1 Rekapitulasi perencanaan profil Seperempat kuda-kuda No Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
2 Æ 12,7
2
ûë 40. 40 . 6 ûë 40. 40 . 6
3
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
4
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
5
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
6
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
7
ûë 40. 40 . 6
2 Æ 12,7
2 Æ 12,7
2. Setengah kuda-kuda
8 7 15 6
13 11
5 1
14
4.20
12
10 9 2
3
4
6.00
Gambar 9.2. Setengah kuda-kuda
Tabel 9.2 Rekapitulasi perencanaan profil Setengah kuda-kuda No Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
2 Æ 12,7
2
ûë 45. 45. 5 ûë 45. 45. 5
3
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
4
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
5
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
6
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
BAB 9 Rekapitulasi
2 Æ 12,7
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
165
No Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
7
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
8
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
9
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
10
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
11
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
12
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
13
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
14
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
15
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
16
ûë 45. 45. 5
2 Æ 12,7
3.
Setengah kuda-kuda utama A 5 8
13
No Joint
6
4 7
14 23
3 6 2
21 19
22
24
7
20
26
8
27
18
5
No Batang 15
25
28
17
1 1
10
29 2
11
3
12
4
13
4
14
3
15
2
12.00
Gambar 9.3. Kuda-kuda utama A
Tabel 9.3 Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama A Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
ûë 50 . 50 . 5
2
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7 3 Æ 12,7
3
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
4
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
5
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
BAB 9 Rekapitulasi
16
16 9 1
4.20
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
166
Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
6
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
7
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
8
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
9
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
10
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
11
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
12
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
13
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
14
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
15
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
16
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
17
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
18
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
19
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
20
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
21
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
22
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
23
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
24
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
25
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
26
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
27
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
28
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
29
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
BAB 9 Rekapitulasi
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai 4.
167
Setengah kuda-kuda utama B 5 8
13
No Joint
6
4 7
14 23
3 6 2
21 19
22
24
7
20
26
8
27
18
5
No Batang 15
25
28
17
1 1
10
29 2
11
3
12
4
13
4
14
3
15
2
16
16 9 1
12.00
Gambar 9.4. Kuda-kuda utama Lanjutan tabel 9.4 Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama B Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
ûë 50 . 50 . 5
2
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7 3 Æ 12,7
3
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
4
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
5
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
6
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
7
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
8
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
9
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
10
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
11
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
12
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
13
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
14
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
15
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
16
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
17
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
18
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
19
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
20
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
BAB 9 Rekapitulasi
4.20
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
168
Nomer Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
21
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
22
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
23
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
24
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
25 26
ûë 50 . 50 . 5 ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
27
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
28
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
29
ûë 50 . 50 . 5
3 Æ 12,7
3 Æ 12,7
5. Jurai
8 7 15 6 11
5 9 1
13 12
10 2
3 8.48
Gambar 9.5. Jurai
BAB 9 Rekapitulasi
14
4
4.20
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
169
Tabel 9.5 Rekapitulasi perencanaan profil jurai Nomor Batang
Dimensi Profil
Baut (mm)
1
2 Æ 12,7
2
û ë 50 . 50 . 6 û ë 50 . 50 . 6
3
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
4
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
5
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
6
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
7
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
8
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
9
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
10
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
11
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
12
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
13
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
14
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
15
û ë 50 . 50 . 6
2 Æ 12,7
2 Æ 12,7
9.2 Perencanaan Tangga
ü Tebal plat dan bordes tangga
= 15 cm
ü Lebar datar
= 400 cm
ü Lebar tangga rencana
= 160 cm
ü Dimensi bordes
= 160 x 320 cm
ü Kemiringan tangga a
= 350
ü Jumlah antrede
= 10 buah
ü Jumlah optrede
= 11 buah
9.2.1 Penulangan Tangga a. penulangan tangga dan bordes Lapangan = Æ 12 mm –200 mm Tumpuan = Æ 12 mm –100 mm BAB 9 Rekapitulasi
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
b. Penulangan balok bordes Dimensi balok 15/30 Lapangan = 3 Æ 12 mm Tumpuan = 3 Æ 12 mm Geser = Æ 8 – 120 mm 9.2.2 Pondasi Tangga - Kedalaman = 1,5 m - Ukuran alas
= 1200 x 1600 mm
- g tanah - s tanah - Tebal
= 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3 = 1,5 kg/cm2 = 15000 kg/m2 = 200 mm
- Penulangan pondasi a. arah sumbu pendek = Æ 12 mm –100 mm b. arah sumbu panjang
= Æ 12 mm –100 mm
c. geser
= Æ 8 – 200 mm
9.3 Perencanaan Plat Rekapitulasi penulangan plat Tulangan lapangan arah x Æ 10 – 240 mm Tulangan lapangan arah y Æ 10 – 240 mm Tulangan tumpuan arah x Æ 10 – 240 mm Tulangan tumpuan arah y Æ 10 – 240 mm
9.4. Perencanaan balok anak
a. dimensi balok anak 200 mm x 400 mm Lapangan = 2 D 16 mm Tumpuan = 2 D 16 mm Geser
= Æ 8 – 170 mm
9.5 Perencanaan Portal BAB 9 Rekapitulasi
170
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
a. Dimensi ring balok
: 250 mm x 300 mm
Lapangan = 3 D 16 mm Tumpuan = 3 D 16 mm Geser = Æ 8 – 100 mm b. Dimensi balok portal : 250 mm x 400 mm - Balok portal memanjang
Lapangan = 3 D 16 mm Tumpuan = 4 D 16 mm Geser = Æ 8 – 150 mm - Balok portal melintang
Lapangan = 3 D 16 mm Tumpuan = 4 D 16 mm Geser = Æ 8 – 150 mm c. Dimensi kolom : 300 x 300 mm
Tulangan = 3 D 16 mm Geser = Æ 8 – 100 mm d. Dimensi sloof struktur : 200 mm x 300 mm
Lapangan = 2 D 16 mm Tumpuan = 2 D 16 mm Geser = Æ 8 – 100 mm 9.6 Perencanaan Pondasi Footplat
- Kedalaman
= 1,5 m
- Ukuran alas
= 1500 x 1500 mm
- g tanah - s tanah - Tebal
= 1,7 t/m3 = 1700 kg/m3 = 1,5 kg/cm2 = 15000 kg/m2 = 40 cm
- Penulangan pondasi arah sumbu pendek = D 16 mm –160 mm arah sumbu panjang = D 16 mm –160 mm geser = Æ 10 – 200 mm
BAB 9 Rekapitulasi
171
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Rumah Tinggal 2 Lantai
172
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk bangunan Gedung (PPIUG), 1983, Cetakan ke-2, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jendral Cipta Karya Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung.
Anonim, 1984, Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), 1984, Cetakan ke-2, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jendral Cipta Karya Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung.
BAB 9 Rekapitulasi