FLOOD PREVENTION PLANNING SOFTWARE USING HEC RAS (Cilangkap Situ Case Study)
Citra Adinda Putri Undergraduate Program, Faculty of Civil and Planning Engineering, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Debit Flood, HEC-RAS ABSTRACT In line with the increasingly rapid development and population growth in the Greater Jakarta area, their existence is threatened. Situ-situ is experiencing serious problems, such as sedimentation and transfer of functions of forests into other forms (such as settlements, and so on). This condition causes a reduced ability to accommodate it in the flood discharge. The purpose of this study was to plan for flood prevention in Situ Cilangkap experiencing silting / narrowing of the wet cross-sectional area. Further analysis to determine where appropriate cross-section parameters with discharge capacity stored based on the calculation of flood discharge plan.
In this study an analysis is performed using the Hydrologic Engineering Center-River Analysis System (HEC-RAS). Based on the results of flow simulation of existing conditions, there was a runoff in the River Station (RS) 10 and RS 9. For the planning was done by using Homogeneous Dam embankment as prevention of water overflowing the Situ Cilangkap.
PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap)
Citra Adinda Putri 10305007 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
ABSTRAKSI Sejalan dengan makin pesatnya kegiatan pembangunan dan pertambahan jumlah penduduk di wilayah Jabodetabek, keberadaan situ terancam. Situ-situ ini mengalami masalah serius, diantaranya sedimentasi dan alih fungsi hutan menjadi bentuk-bentuk lain (seperti permukiman, dan sebagainya). Kondisi ini menyebabkan berkurangnya kemampuan situ dalam menampung debit banjir. Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk merencanakan penanggulangan banjir di Situ Cilangkap yang mengalami pendangkalan/penyempitan luas penampang basah. Selanjutnya dilakukan analisa untuk menentukan parameter penampang situ yang sesuai dengan kapasitas debit yang ditampung berdasarkan hasil perhitungan debit banjir rencana. Dalam penelitian ini analisis dilakukan menggunakan Hydrologic Engineering CenterRiver Analysis System (HEC-RAS). Berdasarkan hasil simulasi aliran kondisi eksisting, terjadi limpasan di River Station (RS) 10 dan RS 9. Untuk itu dilakukan perencanaan tanggul dengan menggunakan Homogeneos Dam sebagai penanggulangan terjadinya luapan air si Situ Cilangkap. Kata Kunci : Debit Banjir, HEC-RAS PENDAHULUAN Seperti di ketahui bersama bahwa dewasa ini, khususnya di Jakarta & sekitarnya terjadi krisis air. Namun kenyataannya hampir setiap tahun Jakarta mendapat „kelebihan air‟ atau banjir. Banjir ini sendiri merupakan peristiwa terjadinya genangan air di dataran. Banjir terjadi sebagai akibat terjadinya limpasan air dari sungai yang disebabkan debit banjir yang mengalir di sungai melampaui kapasitas pengalirannya. Selain disebabkan limpasan air sungai, genangan banjir dapat terjadi akibat hujan lokal dan kondisi setempat dimana genangan tersebut terjadi. Banjir akan sangat mempengaruhi arus lalu lintas serta kegiatan perdagangan dan perekonomian. Belum lagi kerugian yang ditimbulkan cukup banyak, seperti jatuhnya korban jiwa, rumah rusak, roda perekonomian terhambat, dan tidak berfungsinya sentra-
sentra produksi untuk beberapa waktu. Serta berbagai penyakit yang timbul sesudah terjadinya banjir tersebut. Sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi banjir, perlu diadakan revitalisasi bangunan-bangunan air sebagai tempat penampungan air limpasan curah hujan. Pada penelitian ini diambil studi kasus di Situ Cilangkap. Penelitian ini dilakukan untuk merencanakan tanggul penanggulangan banjir menggunakan software HEC RAS. CARA PENELITIAN Pada analisa hidrologi, untuk menghitung hujan harian rata-rata, dihitung terlebih dahulu faktor bobot Thiessen. Perhitungan nilai perbandingan antara luas poligon yang mewakili setiap stasiun terhadap luas total Catchment Area tersebut sebagai faktor bobot Thiessen untuk stasiun tersebut. Pada penelitian ini digunakan 4 stasiun hujan yaitu Stasiun Halim Perdanakusuma, Stasiun Depok, Stasiun Mekar Sari dan Stasiun Bekasi. Data hujan rata-rata tersebut kemudian diproses menggunakan analisis frekuensi untuk mendapatkan hujan rancangan untuk kala ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan. Distribusi hujan jam-jaman menggunakan Metode Mononobe yang terdistribusi selama 4 jam. Analisa debit banjir pada Situ Cilangkap menggunakan metode Nakayasu. Pada analisa hidraulika, dilakukan simulasi dengan bantuan software HEC-RAS dengan kondisi eksisting. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada analisa hidrologi diperoleh hidrograf satuan sintetik dengan metode Nakayasu untuk berbagai kala ulang dan hasil analisa dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada analisa hidraulika, skema Situ Cilangkap di input ke HEC-RAS pada kondisi eksisting. Dari hasil running HEC-RAS pada input hidrograf banjir dengan kala ulang 50 tahun pada kondisi eksisting, ruas-ruas Situ Cilangkap yang melimpas yaitu pada River Station (RS) 10 dan RS 9.
KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan analisis hujan terhadap data curah hujan yang di dapat dari BMG, maka dapat di ketahui intensitas hujan untuk berbagai periode ulang. Pada penelitian ini, di gunakan debit banjir rancangan Nakayasu periode ulang 50 tahun sebagai dasar analisis HEC-RAS. Hasil simulasi aliran kondisi eksisting, terjadi limpasan di River Station (RS) 10 dan RS 9 Untuk itu dilakukan perencanaan tanggul dengan menggunakan Homogeneos Dam sebagai penanggulangan terjadinya luapan air di Situ Cilangkap. Berikut adalah dimensi Homogeneus Dam yang didapat berdasarkan hasil analisis :
Tabel 1. Dimensi Homogeneus Dam River Station
Tinggi Dam
Lebar Puncak
Perbandingan Lereng Hulu
Perbandingan Lereng Hilir
(m)
(m)
10
3,01
3,5
3:1
3:1
9
3,00
3,5
3:1
3:1
8
2,99
3,5
3:1
3:1
7
2,97
3,5
3:1
3:1
6
2,95
3,5
3:1
3:1
5
2,94
3,5
3:1
3:1
4
2,94
3,5
3:1
3:1
3
2,92
3,5
3:1
3:1
2
2,91
3,5
3:1
3:1
1
2,90
3,5
3:1
3:1
Dengan memperhatikan proses analisa, dalam perhitungan Catchment Area di perlukan peta kontur dengan skala 1 : 10.000. hal ini dimaksud agar peneliti dapat mengetahui dan menghitung batas-batas daerah aliran sungai (DAS). Peta kontur juga dapat digunakan dalam perhitungan volume waduk.
DAFTAR PUSTAKA Handayani, Tri, 2008, “Modul Software Drainase Duflow dan HEC RAS 3.1.3”. Penerbit Universitas Gunadarma, Jakarta. Haris, Oscar, 2005. “ Prediksi Debit Banjir Rencana Sungai Ciliwung pada Daerah Depok dengan Bantuan Komputer”. Skripsi Universitas Pancasila, Jakarta. Http://mtnugraha.wordpress.com/2009/04/02/metode-intensitas-curah-hujan/ Http://www.minerals.org.au/__data/assets/pdf_file/0007/31678/MWMH_Fact_Sheet_5. pdf Irawati, Novi, 1998. “Faktor Dominan yang Mempengaruhi Banjir”. Tesis Universitas Indonesia, Depok. Istiarto, 2009. “Aplikasi Model Aliran Satu Dimensi HEC-RAS”. Modul Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kamarwan, Sidharta, 1997, “Drainase Perkotaan”. Penerbit Universitas Gunadarma, Jakarta. Mori, Kiyotoka, 2006, “ Hidrologi Untuk Pengairan”. Pradnya Paramita, Jakarta. Mulyanto, HR, 2008, “ Efek Konservasi Dari Sistem SABO Untuk Pengendalian Sedimentasi Waduk”. Graha Ilmu, Yogyakarta. PU Balitbang, 1994,”Upaya Penanganan Situ-Situ di Jabodetabek”. Menteri Pekerjaan Umum, Jakarta. Sambodo, Agung, 2004. “Koefisien Dasar Bangunan (KBD) dan Implikasinya Terhadap Kawasan Kena Banjir”. Tesis Universitas Indonesia, Depok. Saria, Lana, 2001, “Status Mutu Perairan Ditinjau Dari Kualitas Air Permukaan”. Tesis Universitas Indonesia, Depok. SNI 03-2415-1991, “Tata Cara Perhitungan Debit Banjir”. BSN, Jakarta. Soedibyo, 1993, “ Teknik Bendungan”. Pradnya Paramita, Jakarta. Soewarno, 1995, “ Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data”. Nova, Bandung. Suripin, 2004, “ Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan”. Universitas Diponegoro, Semarang. Triatmodjo, Bambang, 2008, ”Hidrologi Terapan”. Beta Offset, Yogyakarta. Wesli, 2008. “Drainase Perkotaan”. Graha Ilmu, Yogyakarta.