perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh : MEGAN EKO SAPUTRO C 0801026
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
Disusun oleh MEGAN EKO SAPUTRO C 0801026
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds
Lulu’ Purwaningrum, SSn, MT NIP. 19770612 20012 2003
NIP. 19771027 200112 2002
Mengetahui, Ketua Jurusan Desain Interior
Drs. Rahmanu Widayat, MSn. NIP. 19621221 199201 1001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
Disahkan oleh Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Tanggal 13 Mei 2009
Jabatan
Nama
Ttd
1.
Ketua Sidang
Anung B Studyanto, S.Sn, M.T. 132 312 874
1. ___________
2.
Sekretaris
Drs. Rahmanu Widayat, MSn NIP: 19621221 199201 1001
2. ___________
3.
Penguji I
Lulu’ Purwaningrum SSn, MT NIP: 19770612 20012 2003
3. ___________
4.
Penguji II
I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2002
4. ___________
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret,
Drs. Sudarno, M.A. NIP. 19530314 commit198506 to user1001 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Megan Eko Saputro
NIM
: C 0801026
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Kolokium berjudul Perencanaan dan Perancangan Interior “Java International Food Center Di Surakarta” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.
Surakarta, Februari 2009 Yang membuat pernyataan,
Megan Eko Saputro
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“ Semua perkara besar dapat kau tanggung dalam DIA “
“ Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Tuhan. akan memudahkan baginya jalan menuju Surga “
“ Niat, Manajemen Waktu, dan Komunikasi “ (Penulis)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Ibu dan Bapak tercinta yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya guna menjadikan anaknya seorang yang berbakti bagi Bangsa dan Negara, teman dan keluarga 3. Teman-temanku yang telah memberikan perhatian dan dukungan serta semangat 4. Civitas Akademika Jurusan Desain Interior, Universitas Sebelas Maret Surakarta 5. Semua sahabat dan teman yang telah membantu penulis commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Konsep Perencanaan dan Perancangan Interior Java International Food Center Di Surakarta ini dengan baik, sebagai salah satu syarat kelengkapan tugas mata kuliah Kolokium ini dan sebagai persyaratan menempuh mata kuliah Tugas Akhir. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan moril dalam penyelesaian tugas ini, dan pernyataan rasa terima kasih ini juga penulis haturkan kepada : 1. Orang tua, Adik dan Sahabat yang telah mendukung dalam dorongan semangat dan do’a selama ini. 2. Bapak Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Desain Interior. 3. Ibu Lulu’ Purwaningrum, SSn, MT, selaku pembimbing Kolokium, dan Tugas Akhir. 4. Ibu I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds, selaku pembimbing Tugas Akhir. 5. Rekan-rekan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, khususnya Jurusan Desain Interior yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. 6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah banyak memberikan dukungan, semangat dan perhatian terhadap penulis. Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak akan mendapat balasan dari Tuhan. Akhir kata, dalam penulisan
dan penyusunan
Kolokium ini, masih banyak kekurangan yang penulis lakukan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang berguna untuk melengkapi kesempurnaan Kolokium ini, sangat penulis harapkan. Dan semoga penulisan laporan ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Surakarta, Mei 2009
Penulis
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR “JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER” (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
ABSTRAKSI Megan Eko Saputro. C0801026. 2009. Perencanaan dan Perancangan Interior Java International Food Center. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini, yaitu (1) Bagaimana menciptakan konsep perencanaan dan perancangan “Java International Food Center” (2) Bagaimana merancang interior “Java International Food Center” sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai wadah berbagai macam tempat makan di kota Solo? (3) Bagaimana menghadirkan suasana interior yang sesuai pada “Java International Food Center” dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan serta nilai estetika sebagai ciri khas utamanya, sehingga orang yang berada didalamnya merasa terkesan? (4) Bagaimana menciptakan fasilitas penunjang sebagai daya tarik pengunjung pada “Java International Food Center”. Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, polapola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Perencanaan dan Perancangan interior Java International Food Center memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam perancangan interior Java International Food Center, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang dihadirkan dalam perancangan ini adalah “Jawa” dengan penerapan atmosfir gaya “Keraton Mangkunegaran”
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN .…………………………………………….
iii
PERNYATAAN …………………………………………………………...
iv
MOTTO ……………………………………………………………………
v
PERSEMBAHAN …………………………………………………………
vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
vii
ABSTRAKSI……………………………………………………………….
vii i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...
x
DAFTAR TABEL ….……………………………………………………...
xi
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………...
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ………………………………………..
1
B. BATASAN MASALAH …………………………...................
2
C. RUMUSAN MASALAH …….………………………............
2
D. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN..…….………
3
E. PENGERTIAN JUDUL…....………………………….............
3
F. METODOLOGI PENELITIAN ………………………............
4
G. MANFAAT…………………………………………………...
6
H. POLA PIKIR PERANCANGAN ………………………….....
7
I. IDE GAGASAN………………………………………………
8
BAB II TINJAUAN TENTANG JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER A. Pengertian Umum Tentang JIFC…………………………….
9
B. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang...………...............................
9
C. Fungsi dan Perencanaan Interior…………............................
9
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. FASILITAS UTAMA : a. RESTORAN 1) Pengertian Restoran……………….....................
9
2) Tinjauan Umum Resatoran……………………...
10
3) Formal Restoran…………………………………
20 21
4) Informal restoran………………………………..
21
5) jenis menu………………………………………. D. Tinjauan Khusus Java International Food Center 1. Pengertian Java International Food Center.......................
34
a. Java Restaurant 1) Pengertian Restoran Jawa.....................................
34
2) Jenis masakan yang dijual.....................................
35
3) cara pelayanan.......................................................
35
4) Interior Restoran Jawa..........................................
36
5) Faktor-Faktor
pembentuk
Interior
Restoran
Indonesia...............................................................
36
2. Organisasi Ruang .............................................................
38
a. Terpusat......................................................................
39
b. Linear..........................................................................
39
c. Radial..........................................................................
39
d. Cluster........................................................................
39
e. Grid.............................................................................
39
3. Pola Sirkulasi a. sirkulasi pelayanan/staff.............................................
39
b. Sirkulasi tamu/ pengunjung/ costumer.......................
40
c. Sirkulasi bahan baku menjadi makanan.....................
43
4. Pertimbangan Desain a. Bentuk........................................................................
46
b. Unsur-Unsur Desain 1) Garis.....................................................................
40
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Motif..................................................................
47
3) Tekstur...............................................................
47
4) Ruang..................................................................
48
c. Warna.......................................................................
48
d. Prinsip Desain 1) Harmoni dan Keselarasan..................................
51
2) Proporsi..............................................................
52
3) Keseimbangan atau Balance...............................
52
4) Irama..................................................................
52
e. Tema........................................................................
52
5. Unsur Pembentuk Ruang a. Lantai.......................................................................
54
b. Dinding....................................................................
54
c. Ceiling.....................................................................
55
6. Sistem Interior a. Sistem Pencahayaan...............................................
56
b. Sistem Penghawaan................................................
60
c. Akustik..................................................................
61
7. Sistem Keamanan a. Manusia..................................................................
64
b. Fisik bangunan........................................................
64
c. Peralatan dan Suasana.............................................
64
d. alam dan lingkungan................................................
65
8. Pengisi Ruang a. Pengertian Furnitur................................................
65
b. Persyaratan Furnitur Lingkungan............................
66
c. Jenis Furnitur Restoran...........................................
68
9. Bentuk dan Susunan Penataan Furnitur a. Terpusat.................................................................
70
b. Linear.....................................................................
70
c. Radial.................................................................... commit to user
70
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Cluster.......................................................................
71
e. Grid...........................................................................
71
10. Elemen Estetis.................................................................
72
E. STUDY LAPANGAN 1. DIAMOND RESTORAN .........…………………........
73
a. Sejarah Singkat..........................................................
73
b. Lokasi........................................................................
74
c. Fasilitas......................................................................
74
1) Hall dan Convention Center................................
74
2) Restoran dan Bar.................................................
75
3) VIP Room...........................................................
75
4) Segmentasi Pasar................................................
76
5) Status Usaha.......................................................
76
6) Sistem Pelayanan................................................
76
7) Struktur Organisasi Kepengelolaan....................
77
8) Organisasi Ruang...............................................
78
9) Elemen Pembentuk Ruang.................................
78
a) Hall..............................................................
78
b) Restoran dan Bar.........................................
79
c) VIP Room....................................................
79
10) Sistem Interior...................................................
80
a) Pencahayaan................................................
80
b) Penghawaan.................................................
81
c) Akustik.........................................................
81
11) Elemen Estetis..................................................
81
12) Furnitur............................................................
81
2. Resto NBA ………………….....................................
82
a. Lokasi.....................................................................
82
b. Sejarah Singkat.......................................................
82
c. Menu NBA Steak....................................................
83
d. NBA steak GERAI MAKAN Keluarga.................. commit to user
83
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Kendala NBA steak.................................................
84
BAB III ANALISIS DESAIN A. Programming Java International Food Center di Surakarta 1. Pengertian tentang Java International Food Center……
85
2. Analisa Lokasi dan Status Kelembagaan………………
85
3. Struktur Organisasi……………………………………...
87
4. Pelaku Kegiatan…………………………………………
88
a. Aktivitas Pengunjung………………………………..
88
b. Aktivitas Pengelola………………………………….
88
5. Sistem Operasional……………………………………
89
6. Program kegiatan/aktivitas dan Kebutuhan Ruang……..
89
7. Program Ruang………………………………………….
90
8. Kapasitas Besaran Ruang………………………………..
91
9. Sistem Sirkulasi Pengunjung…………………………....
92
10. Sistem Sirkulasi Ruang………………………………….
93
11. Hubungan Antar Ruang…………………………………
94
12. Zooning dan Grouping…………………………………..
95
B. KONSEP PERANCANGAN 1. Ide Gagasan……………………………………………..
95
2. Tema…………………………………………………….
96
3. Suasana Ruang………………………………………….
96
4. Penataan Ruang…………………………………………
97
5. Aspek Pembentuk Ruang……………………………….
97
6. Aspek, Bentuk, Warna dan Penataan Bahan……………
98
7. Aspek Interior Sistem…………………………………..
10
8. Aspek keamanan………………………………………..
3
BAB IV KESIMPULAN A. PERENCANAAN JAVA INTERNATIONAL FOOD
10 4
CENTER……………………………………………………. 1. Definisi Food Center…………………………………… 2. Definisi Java International Food Center……………….. commit to user
10
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Konsep Perancangan Java Interior Food Center…………….
5
1. Tema Interior…………………………………………….
10
2. Organisasi Ruang………………………………………..
5
3. Program Ruang………………………………………….
10
4. Hubungan Antar Ruang…………………………………
6
5. Sistem Sirkulasi………………………………………….
10
6. Zonnng Grouping………………………………………..
6
7. Komponen Pembentuk Ruang…………………………..
10
8. Interior Sistem…………………………………………..
6
9. Sistem Keamanan……………………………………….
10
C. SARAN……………………………………………………...
7 10 8 10 9 10 9 11 1 11 1 11 2 11 3 11 4
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN Bagan1
Skema Pola Pikir
7
Bagan 2
Ide Gagasan
8
Bagan 3
Standar Operasional Pelayanan
24
Bagan 4
Skema pendekatan sirkulasi pengunjung /tamu/customer
43
Bagan 5
Skema sirkulasi bahan baku sampai menjadi makanan
45
Bagan 6
Struktur Organisasi Kepengelolaan
77
Bagan 7
Organisasi Ruang
78
Bagan 8
Struktur Organisasi
87
Bagan 9
Skema Aktivitas Pengunjung
88
Bagan 10
Aktifitas pengelola pelayan
88
Bagan 11
Aktifitas pengelola Security
89
Bagan 12
Skema Aktivitas Pengelola Cleaning Service commit to user
89
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1
Aktivitas dan Kebutuhan Ruang………………………………
9
Tabel 2
Sirkulasi Radial dan Spiral..………………….......................... 42
Tabel 3
Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.................................. 45
Tabel 4
Tabel Karakteristik Warna dan Efek Warna.............................. 83
Tabel 5
Program Kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ………….. 90
Tabel 6
Analisa pendekatan besaran ruang............................................. 92
Tabel 7
Aspek Pembentuk Ruang Restaurant ……………..………….. 95
Tabel 8
Aspek Pembentuk Ruang coffe shop ………………………….. 98
Tabel 9
Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.................................. 101
Tabel 10
Tabel karakteristik warna dan efek warna................................... 103
Tabel 11
Aspek Interior Sistem Lobby...................................................... 103
Tabel 12
Aspek Interior Sistem Restoran.................................................. 103 commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 13
Aspek Interior Coffe Shop.......................................................... 104
Tabel 14
Komponen Pebentuk Ruang lobby…………………………….
111
Tabel 15
Aspek Pembentuk Ruang Coffe Shop ………………………...
112
Tabel 16
Aspek Interior Sistem Lobby.....................................................
113
Tabel 17
Aspek Interior Sistem Restoran.................................................
113
Tabel 18
Aspek Interior Coffe Shop.........................................................
113
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Pola Sirkulasi ………………………………………………… 42
Gambar 2
Pola Sirkulasi..…………………............................................... 43
Gambar 3
Furniture Restoran……………………….................................. 68
Gambar 4
Bentuk dan skema penataan furniture……................................ 70
Gambar 5
Bentuk dan Skema Penataan Furniture ………………………. 70
Gambar 6
Bentuk dan Skema Penataan Furniture...................................... 71
Gambar 7
Bentuk dan Skema Penataan Furniture ……………..……… .. 71
Gambar 8
Bentuk dan Skema Penataan Furniture ………………..……… 72
Gambar 9
Site Plan..................................................................................... 86
Gambar10
Organisasi Ruang Terpusat........................................................ 94
Gambar11
Hubungan Antar Ruang............................................................. 94
Gambar12
Zooning Grouping...................................................................... 95 commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar13
Organisasi Ruang Mengelompok.............................................. 107
Gambar14
Hubungan Antar Ruang …………………………………….
Gambar15
Pola Sirkulasi Radial ………………...………………………... 109
Gambar16
Sirkulasi...................................................................................... 110
Gambar17
Zonning Grouping...................................................................... 111
109
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR “JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER” (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
ABSTRAKSI Megan Eko Saputro. C0801026. 2009. Perencanaan dan Perancangan Interior Java International Food Center. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini, yaitu (1) Bagaimana menciptakan konsep perencanaan dan perancangan “Java International Food Center” (2) Bagaimana merancang interior “Java International Food Center” sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai wadah berbagai macam tempat makan di kota Solo? (3) Bagaimana menghadirkan suasana interior yang sesuai pada “Java International Food Center” dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan serta nilai estetika sebagai ciri khas utamanya, sehingga orang yang berada didalamnya merasa terkesan? (4) Bagaimana menciptakan fasilitas penunjang sebagai daya tarik pengunjung pada “Java International Food Center”. Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, polapola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Perencanaan dan Perancangan interior Java International Food Center memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam perancangan interior Java International Food Center, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang dihadirkan dalam perancangan ini adalah “Jawa” dengan penerapan atmosfir gaya “Keraton Mangkunegaran”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Food center adalah sebuah pusatnya untuk makanan dan minuman atau tempat segala macam,aktifitas makan dan minum. Di Food center dapat ditemui berbagai macam bentuk makanan/minuman, semuanya disediakan dalam satu tempat dan satu kesatuan bangunan. Masih minimnya pusat rumah makan di kota Solo juga mendukung latar belakang masalah dari perencanaan Java International Food Center ini, lebih efisien cepat praktis nyaman dan lengkap menjadi salah satu kelebihan dari food center. Food center adalah tempat yang menggabungkan berbagai fasilitas kegiatan makan dan minum seperti restoran, coffe shop, fast food ataupun yang lainnya. Di dalam food center ini terjadi berbagai macam kegiatan atau aktifitas makan baik cara makan/minum, cara penyajian yang beragam dan ada bermacam-macam pula jenis menu yang ditawarkan. Dan dengan nuansa dan desain ruang yang menarik food center adalah salah satu pilihan one stop food shoping yang menawarkan kepraktisan dan keefisienan. Jawa mempunyai kekayaan jenis makanan dan minuman dengan resep yang sudah tercipta oleh nenek moyang orang Jawa sejak dulu ketika kebudayaan Jawa terbentuk. Khususnya di daerah Solo dan Jogja,makanan-makanan dari daerah ini bahkan sudah ,menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di kota Solo maupun Jogja masih jarang sekali akan keberadaan food center dan di Java International Food Center ini menawarkan berbagai keunikan sajian menu khas JAVA secara utama dan menu-menu atau sajian eropa sebagai pelengkap, pada restoranya dan di coffe shopnya menawarkan minuman-minuman dan makanan cepat saji khas jawa lalu pada loobynya menawarkan kenyamanan ditambah life
commit to user 1|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
music untuk menghibur para pengunjung, dan semuanya dikemas dalam satu kesatuan ruang dengan cita rasa nuansa Jawa pada desain interior, menu dan pelayanannya. Kepraktisan adalah motto dari Java International food center. Apalagi di era globalisasi ini kepraktisan akan berbelanja makanan atau one stop food shoping bagi masyarakat masa kini adalah suatu pilihan. Satu tempat tujuan menawarkan berbagai macam menu dan fasilitas makan khas nuansa Jawa. Dan semua pilihan itu ada di Java International Food Center. B. BATASAN MASALAH Batasan masalah yang akan di bahas ditekankan pada perancangan interior yang memenuhi kebutuhan para pengguna JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE, yaitu : 1. Perancangan interior ruangan berdasarkan nuansa JAWA. 2. Penyajian makanan lebih diutamakan pada masakan-masakan Jawa walaupun juga disediakan beberapa makanan luar JAWA. 3. Jawa yang dimaksudkan disini lebih cenderung ke kota Solo dan Jogkakarta. 4. Pada perancangan interior lebih ditonjolkan di ruang lobby dan restorannya. 5. Perencanaan dan perancangan interior yang meliputi perencanaan program ruang, pembentukan ruang, maupun perancangan komponen interior dan interior system, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan dari para penikmat makanan/seni di kota solo dan sekitarnya Sebagai orientasi perancangan perencanaan interior. C. RUMUSAN MASALAH Dari perencanaan” Java International Food Centre” maka ditemukan masalahmasalah yang perlu dipecahkan yaitu antara lain adalah : 1. Bagaimana mewujudkan Perancangan interior berdasarkan nuansa JAWA.
commit to user 2. Bagaimana menyajikan makanan dalam kesan dan nuansa JAWA. 2|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN 1. Tujuan dari perencanaan JIFC adalah: a. Memberikan tempat pusat makan yang praktis dan efisien. b. Memberikan fasilitas dari berbagai sarana untuk makan, minum, santai dan hiburan bagi masyarakat kota solo dan wisatawan. c. Membuat satu wadah untuk menampung berbagai macam restoran, café shop, fast food dan ditambah show room, souvenir corner, seating area di kota Solo. d. Membangkitkan kembali cita rasa ruang dengan nuansa Jawa. 2. Sasaran dari perencanaan JIFC adalah: a. Sasaan prancangan : 1) Perencanaan Java International Food Center direncanakan di Kota Solo. 2) Perencanaan Java International Food Center lebih ditekankan pada masalah perancangan interiornya yang bernuansa Jawa. b. Sasaran pengunjung : 1) Sasaran konsumen atau pengunjung secara umumnya adalah seluruh wisatawan asing dan domestik sedang secara khusus adalah masyarakat kota Solo sendiri. 2) Seluruh masyarakat kota Solo dan para wisatawan asing/domestik. E. PENGERTIAN JUDUL Java
: Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat
penerintahan ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya. Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih. Food
: Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya
adalah makanan/masakan.
commit to user 3|Page
perpustakaan.uns.ac.id
Centre
digilib.uns.ac.id
: Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya
adalah pusat/poros. ( wojowasito,1980 ) Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi internasional. Kesan jawa pada JIFC ini di aplikasikan pada detail intreriornya antara lain pada: 1. Lantai Tampilan warna-warna soft seperti coklat, magenta, krem, dan warna-warna soft yang lainya dan pemilihan ornament/tekstur Jawa pada lantai. 2. Tembok Selain menggunakan bahan beton pada tembok juga digunakan kayu, triplex dan bambu. 3. Ceiling Pada atap nuansa Jawa diaplikasikan denan tanpa penggunaan internit dibiarkan apa adanya hanya memainkan lightingnya saja, seperti pada pendopo pada umumnya. F. METODELOGI Metodologi untuk penulisan ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Metodologi Penulisan a. Metode Observasi Suatu kegiatan observasi baik langsung maupun tidak langsung dengan studi lapangan atau pengamatan, wawancara, studi literatur ( buku, koran,
commit to user 4|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
majalah) serta media lainnya yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sehingga mampu untuk meyelesaikan masalah. b. Analisa Kegiatan menganalisa data data yang diperoleh dari hasil observasi disertai pertimbangan dari kajian teori.
Setelah mendapatkan hasil analisa,
selanjutnya dibuat alternatif. Pada tahap akhir ditarik sebuah kesimpulan. 2. Sistematika Pembahasan a. BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupaan paparan awal terhadap masalah yang akan dipecahkan. terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan serta Sasaran. b. BAB II LANDASAN TEORI DAN STUDI LAPANGAN Landasan Teori berisikan kajian teori mengenai perencanaan dan perancangan sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan. Sumber kajian berasal dari buku, majalah , koran serta media media lain yang relevan serta mendukung teori dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Studi Lapangan merupakan laporan hasil observasi langsung dari lapangan.Laporan serta data data hasil studi lapangan ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan analisa c. BAB III ANALISA Merupakan analisa berdasarkan hasil kajian teori serta data data dari observasi di lapangan.Hasil analisa ini merupakan dasar dari konsep perencanaan dan perancangan yang ingin dicapai. d. BAB IV KESIMPULAN
commit to user 5|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berisi kesimpulan dari hasil analisa yang merupakan konsep dari perencanan dan perancangan yang akan dilaksanakan. G. MANFAAT Manfaat dari perancangan Java International Food Center ini adalah : 1. Bagi disainer penelitian ini bermanfaat untuk membantu disainer dalam melakukan perancangan interior, dan dapat mempermudah dalam menganalisa permasalahan yang ada sebelum melangkah dalam perancangan dan perencanaan proyek yang sebenarnya. 2. Bagi masyarakat dapat berguna untuk menambah pengetahauan dan pandangan mengenai hal yang berkaitan interior, sehingga mereka dapat ikut berperan serta dan berpendapat dalam usaha perancangan food center. 3. Bagi dunia pendidikan dapat bermanfaat sebagai penambah ilmu pengetahuan, dan wawasan bagi para pengajar maupun mahasiswanya terutama dalam bidang arsitektur ataupun interior.
H. SKEMA POLA PIKIR
commit to user 6|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ide / Gagasan
Obyek perancangan
Kajian Teori
Asumsi perancangan
Permasalahan
Data Lapangan
Analisa
Norma desain
Alternatif Desain
Kesimpulan Desain
Penerapan desain
Perancangan Bagan 1. Skema Pola Pikir.
I. IDE GAGASAN
commit to user 7|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ide gagasan dari Java International Food Center adalah Jawa sebagai gagasan umumnya dan mengambil ragam hias dan aspek suasana dari Keraton Mangkunegaran Surakarta sebagai ide gagasan pada intinya.
JAWA
SOLO JOGJA
MANGKUNEGARAN
RAGAM HIAS DAN ASPEK SUASANA Bagan 2. Skema Ide Gagasan.
BAB II
commit to user 8|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TINJAUAN TENTANG JAVA INTRNASIONAL FOOD CENTRE
A. PENGERTIAN UMUM TENTANG JIFC Java
Di Indonesia dikenal dengan nama jawa yaitu nama salah satu pulau di Indonesia yang beriklim tropis.
Internasional
Kumpulan dari dua Negara atau lebih.
Food
Istilah bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah makanan.
Centre
Istilah bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah pusat/tengah
B. AKTIVITAS DAN KEBUTUHAN RUANG
Macam Kegiatan
Pelaku
Pengunjung
Pengelola
Kebutuhan Ruang
Mencari informasi Memesan menu atau masakan Memesan tempat duduk membayar Makan/minum Ke toilet Duduk menunggu
Front Desk (resceptionist)
Memasak Melayani Membersihkan Administrasi
Dapur Seluruh JIFC
Kasir Resto/coffe shop/fast food Toilet Seating area
Kantor
Tabel 1. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang C. FUNGSI DAN PERENCANAAN INTERIOR 1. FASILITAS UTAMA : a. RESTORAN 1) Pengertian Restoran : a) Resto berasal dari kata “restaurant” yang berarti rumah makan untuk
commit to) user umum. ( Hoeve Kolokium,Lalita 9|Page
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Bahwa sesungguhnya restaurant dapat digolongkan ke dalam pengertian pertokoan, dimana restoran dalam bentuk apapun merupakan perdagangan khusus dalam bidang makanan dan minuman. c) Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang di organisasikan secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik berupa makan maupun minum. d) Penggabungan dari beberapa resto dan café dalam satu area akan memberikan daya tarik yang lebih dari pada berdiri sendiri. e) Diambil dari bahasa Inggris : restaurant, artinya menurut Webster’s new world, college dictionary a place where eals can be bought and eaten and eating house. (suatu tempat dimana makanan dapat dibeli dan dimakan dan rumah makan) f) Menurut Marsum WA. Kolokium,Lalita restaurant adalah suatu tepat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersil mennyelenggarakan pelayanan dengan baik berupa makan maupun minum. g) Menurut Lawson Kolokium,Lalita restauran adalah suatu bangunan yang didalamnya terdapat kegiatan memberi atau untuk pelayanan kepada pengunjung atau langganan. h) Restoran adalah rumah makan. KBBI edisi ke 2 hal 838. 2) Tinjauan umum restoran a) Sejarah restoran : Pertama kali muncul di Denmark pada tahun 12000 SM ruangan dapur besar suku bangsa Denmark yang digunakan untuk memasak dan menyiapkan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama-sama. commit Tahun to 4000 userSM berdiri cabaret pertama yang 10 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Tahun 1200 SM di London terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan matang untuk dibawa pulang dan 200 tahun kemudian warung-warung berkebang menjadi restoran dengan fasilitas dan pelayanan yang semakin meningkat. Pada abad 16, ketika Chetrine Dere Eideis menikah dengan Henry II, ia membawa juru masak dari Italia untuk memperbaiki keahlian memasak di lingkungan istana. Begitu juga Oliver de Serres, dia membawa perubahan dalam seni pengolahan makanan kepada staff para ahli masak Raja Louis XIV. Tahun 1765 onsier Boulanger membuka restoran soup di kota bertuliskan “ venite admes ons qui stomacho laboratoratis el egao restaurabu vos “ yang artinya datanglah anda semua kepada saya, bagi perutnya keroncongan karena lapar saya akan memulihkan kondisi anda. Tulisan ini mampu menarik perhatian orang-orang yang lewat untuk masuk ke restoran soupnya yang diberi nama “ le restayrant divin” b) Tujuan restoran Dari berbagai penjelasan tentang pengertian restoran, terdapat empat aspek dasar keberadaan restoran, antara lain : (1)
Perdagangan, keperluan yang terutama dari bangunan adalah penjualan dan pelayanan kepada pelanggan dari jenis produknya.
(2)
Keuangan, kelancaran dari belangsungnya kegiatan merupakan perputaran dari biaya penanaman modal.
commit to user 11 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
(3)
digilib.uns.ac.id
Kedudukan, pengoperasian yang utama adalah menyajikan berbagai jenis makanan dan penapilan suasana ruang restoran.
(4)
Kepraktisan, penyusunannya menarik perhatian, penyajian dan pelayanan dari jenis usaha tersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan.
c) Klasifikasi restoran Pengklasifikasian jenis-jenis restoran ini berdasarkan 4 unsur yang memegang peranan utama, yaitu : 1) Jumlah konsumen/orang (a) Restoran kecil 1) Kurang dari 10 orang. 2) Perorangan. (b) Restoran sedang 1) Antara 10-30 orang 2) Perorangan 3) Kolektif (c) Restoran besar 1) Lebih dari 30 orang 2) Kolektif 2) System pelayanan (a) Sistem pelayanan dan jenis masakan menurut Lawson 1973:31 1) Snack bar service Terbatas pada makanan dan minuman yang disediakan di etalase dan dibawa pembeli ke meja atau makan di bar.
commit to user 12 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Konsep dari snack bar ini dikembangkan untuk diadaptasi pada situasi yang berbeda-beda, yaitu : a) Public bar catering b) Sandwich bar catering c) Coffe bar 2) Self service cafeteria Self service menyediakan berbagai keuntungan antara lain : a) Efisiensi tenaga pelayanan. b) Pelayanan
terhadap pesanan pengunjung yang datang
bersamaan dapat dipercepat. c) Mudah untuk memilih makanan dan counter service jadi alat untuk memamerkan makanan. Dan kerugiannya adalah ruang yang dibutuhkan dan sirkulasi cukup besar. 3) Counter service Menyediakan pilihan makanan yang lebih beragam dan lebih mahal yang telah siap dihadapan pengunjung untuk dipesan. Tujuannya untuk menghemat tenaga pegawai serta tidak memerlukan dapur luas, karena bahan-bahan makanannya telah disiapkan terlebih dahulu. 4) Coffee shop service Coffee shop pada umumnya menyediakan pelayanan pada meja dengan berbagai pilihan makan ringan dan minuman
commit to user yang diantarkan dengan berbagai pilihan makanan ringan dan 13 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
minuman yang diantarkan dengan menggunakan trolley. Coffee shop termasuk dalam pelayanan cepat, Dimana kegiatannya dimulai dari pagi hingga malam hari, atau bahkan di buka 24 jam. 5) Buttery bar service Jenis ini adalah pengembangan dari konsep counter service. Restoran ini dibuka satu atau dua kali dalam sehari pada waktu siang dan malam hari. Pada buttery bar, makanan dapat diambil pada meja pelayanan tapi umumnya diantar ke meja. 6) Speciality restaurant Dalam speciality restaurant ditekankan pada : a) Gaya penyiapan dan penyiapan makanan yang diambil dari karakter suatu daerah tertentu. b) Spesialisasi pada bahan makanannya. Perancangannya
disesuaikan
dengan
ke-spesial-an
restoran tersebut. 7) Traditional restaurant Masakan pada traditional restaurant disajikan dari dapur ke meja pengunjung oleh pelayan. Meja-meja ditata menyebar dengan kapasitas untuk berdua, berempat atau kelompok yang lebih besar. Ragam dari masakan yang disediakan biasanya sangat banyak dan dapurnya besar walaupun sebenarnya dapat
commit to user 14 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihemat dengan menyederhanakan metode penyiapan masakan dan pemilihan peralatan. 8) Banquet service Adapun syaratnya sebagai berikut : a) Fleksibilitas tata ruang pada ruang makan. b) Kemampuan untuk menampung dan melayani pengunjung yang datang dalam jumlah besar pada saat yang sama. c) Memiliki akustik, pencahayaan, air conditioning yang baik. d) Peralatan khusus untuk menyediakan makanan dan minuman secara cepat dan baik. 9) Entertainment dinning Restoran sekaligus tempat hiburan. Interior ruangan diancang
untuk
menciptakan
suasana
tertentu
dengan
menggunakan kombinasi dari tata letak kursi dan meja, lampu, warna dan dekorasi. Kursi dan meja ditata secara berkelompok untuk menjaga privasi. Penyediaan perlengkapan untuk hiburan, termasuk panggung dan dance floor, akan berpengaruh pada tata letak furniture. Data juga disediakan lantai mezzanine. 10) International restaurant International memiliki mutu dan kualitas tinggi dalam pengelolaannya, penyiapan
sehingga
makanan
pada
serta
proses pemilihan
pengolahan dan bahan
dan
penyimpanannya, kesemuannya harus memperhatikan standar
to user kesehatan commit (hygienis) demikian
juga
dengan
sistem
15 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manajemennya
yang
harus
terkoordinir
dengan
baik.
International restaurant dilihat dari : a) Internasional dalam jenis menu Menu-menu yang disajikan adalah menu-menu dari bebagai manca negara. b) Internasional dalam sistem pelayanan Menetapkan standar pelayanan bagi pengunjung sama setingkat seperti pelayanan hotel berbintang lima (standar internasional) sehingga para pelayan restoran ini pun tidak sembarangan, melainkan harus mengikuti training terlebih dahulu untuk bisa memberikan pelayanan yang maksimal bagi kepuasan pengunjung. Pada umumnya bentuk pelayanan restoran internasional membutuhkan cukup banyak pelayan untuk melayani pengunjung. c) Internasional dalam besaran skala kapasitas pengunjung Dilihat dari bentuk restoran yang tentu saja harus berskala besar untuk menampung banyak pengunjung sekaligus dalam saat yang besamaan. Biasanya restoran ini juga
meiliki
fungsi
ganda
sekaligus
tepat
untuk
mengadakan pesta / pertemuan, dll. d) Internasional dalam kualitas Memiliki kualitas tinggi pengelolaannya. Sehingga pada proses pengolahan dan penyiapan makanan serta pemilihan bahan dan penyimpanannya, kesemuannya harus memperhatikan commitstandar to userkesehatan (hygienis) 16 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada umumnya restoran semacam ini menyediakan hiburan bagi pengunjung untuk pengelolaan restoran seperti ini memiliki sistem manajemen yang terkoordinir. (b) Sistem pelayanan dasar restoran menurut Marum WA, yaitu: 1) Table service Table service adalah suatu pelayanan makanan diatas meja. Jenis pelayanan banyak ragamnya yang besifat resmi hingga tidak resmi. Jenis pelayanan yang ditawarkan akan ditentukan oleh jenis menu yang ada dengan keahlian dan keterampilan
karyawan
dalam
penyajian,
suasana
dan
keeksklusifannya serta pangsa pasar yang akan diraih. Macam-macam table service: a) English service/Family service English service/familiy service dapat juga disebut butler-style
service.
Kekhasan
yang
menonjol
dari
pelayanan ini adalah bahwa makanan sudah dipersiapkan dan dibawa ke meja dengan serving platters atau serving bowls. Host yang bertanggung jawab (incharge) pada pelayanan, host/waiters yang memotong daging, mengatur hidangan di piring, kemudian mengedarkan hidangan itu di piring, kemudian mengedarkan hidangan tersebut kesemua atau hanya mengambil sendiri. (Menurut team BPLP 1993:32) b) French service
commit to user 17 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sifatnya penyajiannya
formal dengan
dengan
pelayaran
kereta
dorong
mewah
(gueridon).
Penyajiannya: (1) Captain waiter menyerahkan learan order kepada waiter kemudian ke juru masak agar menyiapkan bahan mentah / setengah jadi. (2) Captain waiter memasak, mengatur ke piring panas, memberi garnish dan menata hidangan hingga siap di hidangan. (3) Setelah makanan disajikan pada piring panas, segera dihidangkan ke tamu oleh waiter dari sebelah kanan pelanggan dengan tangan kanan. (4) Clear up peralatan makan dilakukan dari sebelah kanan tamu kecuali untuk B & B plate, finger bowl dan salad bowl diambil dari sebelah kiri dengan tangan kiri. (5) Service semua minuman dari sebelah kanan dengan sedangkan tangan kiri membawa nampan. (6) Clean up gelas dari sebelah kanan dengan tangan kanan (Soekresno, Manajemen Food & Beverage Service Hotel. Kolokium,Lalita) c) Russian service Merupakan
modifikasi
dari
French
service.
Penyajiannya : (1) Menggunakan
dinner
plate
kosong
yang
sudah
dipanaskan dibawa oleh pramusaji dan diletakan commitdan to user 18 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diatas meja dan sebelah kamar pemesanan dengan tangan kanan. (2) Makanan yang telah siap, dibawa oleh pramusaji dari dapur ke side stand dengan menggunakan piring oval. (3) Pramusaji membawa makanan yang disajikan dalam piring oval dengan tangan kiri. Sementara tangan kanan membawa sevice set untuk menyajikan. (4) Clear up peralatan akan dan minum dilakukan dari sebelah kanan dengan tangan kanan. d) American atau plate service Biasa digunakan di amerika, pemorsian makanan sudah dilakukan waktu di dapur. Para pelayan mengambil makanan di piring yang sudah diporsi tersebut lalu disajikan kepada tamu. Jenis pelayanan ini mudah dan praktis, tidak melibatkan banyak personil dan tidak memerlukan banyak tempat yang luas. American atau plate service data digunakan ada restoran yang berskala kecil, sedang dan besar. (Martinus A. Kolokium,Lalita) 2) Counter service Suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu yang datang terus duduk di counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap makan akan disajikan kepada tamu di atas counter oleh waiter, waitress atau oleh juru masaknya sendiri. 3) Formal restoran commit to user 19 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan ciri pelayanan uang eksklusif. Ciri-cirinya adalah : (a) Pelanggan diterima dengan system pemesanan tempat telebih dahulu. (b) Pelanggan yang datang biasanya datang dengan pakaian yang formal. (c) Menu yang disediakan adalah menu-menu klasik / menu spesial eropa. (d) System yang dipakai adalah Russian service French service atau modifikasi dari kedua table service tersebut. (e) Disediakan ruangan cocktail selain ruangan jamuan makan. (f) Pelayanan untuk makan malam atau makan siang. (g) Menyediakan berbagai minuman bar secara lengkap. (h) Hiburan life music dan dance floor dengan suasana yang eksklusif. (i) Harga relative tinggi dibandingkan dengan restoran informal. (j) Penataan bangku dan kursi lebih luas untuk dapat dilewati gueridon. (k) Tenaga relative lebih banyak, satu pramusaji untuk melayani 4-8 pelanggan. (l) Contohnya antara lain : members restaurant, super club, main dining room, executive restaurant, dll. 4) Informal restoran Industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola
commit to user
secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan 20 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan. Ciri-cirinya adalah : (a) Harga relative murah. (b) Penerimaan pelanggan tanpa pemesanan tempat. (c) Pakaian yang digunakan para pelanggan biasanya tidak formal. (d) System penyajiaannya menggunakan American service, bahkan self service ataupun counter service. (e) Tidak menyediakan life music. (f) Penatan meja dan kursi cukup rapat. (g) Daftar menu oleh pramusaji tidak di presentasikan keadaan tamu atau pelanggan namun diamang di counter / langsung di setiap meja makan untuk mepercepat proses pelayanan. (h) Membatasi menu kepada menu yang relative cepat selesai dimasak. (i) Tenaga yang digunakan relative standar, satu orang pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan. (j) Contohnya adalah : café, fast food restaurant. 5) Jenis menu Ada beberapa jenis menu yang dipergunakan di dalam restaurant antara lain : (a) Ala carte’ A la carte’ adalah daftar makanan di dalam menu yang mana masing-masing jenis makanan dapat diorder, dipersiapkan dan diberi harga yang terpisah. Pada jenis menu seperti ini tersedia
commit to user 21 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
daftar makanan yang dari makanan pembangkit selera, makanan utama, dan makanan penutup dan juga jenis-jenis minuman lainnya. (Dennis R & Jhon A, Kolokium,Lalita) (b) Table d’ hote Table d’ hote adalah makanan dengan harga tetap. Suatu makan lengkap yang digambarkan sebagai satu set menu. Sebagai perbandingan adalah bahwa menu ala carte’ harganya permasingmasing makanan yang dipesan. Pada table d hote’ ini satu set lengkap makanan. Dimulai dari makanan pembuka, makanan utama dan makanan penutup. Dari masing-masing bagian tersebut, terdapat beberapa pilihan hidangan, biasanya ada tiga atau empat macam hidangan. Tamu dapat memilih masing-masing kelompok dari table d hote’ menu tersebut. (c) Set menu Set menu adalah menu pilihan yang biasanya bukan untuk diner, hanya menawarkan sedikit pilihan set menu biasanya diadakan pada (d) Plate de Jour / Special to Day Plate de Jour / Special to Day adalah menu yang disediakan oleh restaurant sebagai menu utama pada hari itu. Jenis hidangan ini tidak tercantum dalam menu pada setiap
harinya. Hal ini
bertujuan untuk menimbulkan suasana baru dan menghilangkan rasa bosan tamu terhadap menu-menu yang ada. (e) Buffet menu
commit to user 22 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar beberapa paket makanan dipilih. Setiap paket terdiri dari beberapa macam appetizer, satu atau dua macam soup, beberapa macam main course dan beberapa dessert. Makanan disajikan diatas meja panjang dengan dekorasi menarik dan para tamu dipersilahkan mengambil sendiri makanan yang disukai, harga yang dikenakan dihitung rata-rata per orang tanpa memperhitungkan banyak sedikitnya porsi makanan yang diambil.
d) Standar Operasional Pelayanan COSTUME R PROCESS
DECISION
COSTUME R PROCESS
commit to user OPENING
COSTUME R PROCESS
PURCHASI NG &
23 | P a g e PREPARIN ARRIVING
GRETING
STORING & ISSUING
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 3. Skema Standar Operasional Pelayanan e) Pelaku Kegiatan (1) Pengunjung / Tamu Ada beberapa macam pengunjung / tamu dalam restoran, yaitu : (a) On a Budget (Budgeting Guest) yaitu tamu dengan uang pas-pasan. (b) On a Diet (Dieting Guest), yaitu tamu yang sedang diet baik disebabkan penyakit ataupun karena sebab lain. (c) The Hurried Guest, yaitu tamu yang terburu-buru dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk makan.
commit to user
24 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(d) The Guest Hwo Is Alone, tamu yang dating sendiri / Kesepian. (e) The Undecided Guest, yaitu tamu yang segan-segan menentukan pilihannya, karena merasa tidak yakin apa yang akan dipesan. (f) Young Couples Guest, yaitu pasangan tamu yang masih muda. (g) Fixed Couples Guest, yaitu pasangan campuran dimana umurnya tidak sama dan dari tingkatan yang berbeda. (h) Mature Couples, yaitu pasangan tamu yang umurnya sudah tua. (i) Female Guest, yaitu tamu wanita dan biasanya macam-macam kesukaannya. Pada dasarnya tamu wanita tamu wanita terbagi menjasi 3 golongan menurut kesukaannya : Slim Girl, Tailored Girl, frill/Fancy Girl. (j) Ma’e guest, yaitu tamu laki-laki. (k) Not Hungry Guest, yaitu tamu yang tidak begitu lapar. (l) The Timed or Unsure Guest, yaitu tamu yang malu atau kesepian. (m) The Druken or Slightly Old Guest, yaitu tamu pemabuk. (n) Over familiar Guest, yaitu tamu yang terlalu familiar. (o) The Gruff Guest, yaitu tamu yang kasar. (p) The Noisy Trouble Maker, yaitu tamu yang suka membuat keributan. (q) The Blind Guest, yaitu tamu yang buta. (r) The Handicaped Guest, yaitu tamu yang cacat. (s) The Late Customer, yaitu tamu langganan yang dating terlalu terakhir. (t) The Early Customer, yaitu tamu langganan yang datang terlalu awal.
commit to user 25 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(u) Guest With Children, yaitu tamu-tamu bersama anak-anak. (v) Animals Pets, yaitu binatang kesayangan. (Marsum WA, Kolokium,Lalita) (2) Pengelola (a) Restaurant Manager, memimpin kegiatan dan bertanggung jawab atas kelancaran operasional restoran secara keseluruhan. (b) Head Waiter, bekerja sama dan membantu pekerja Manager dan bertindak mewakili manager apabila berhalangan hadir. (c) Captain, mengawasi dan membagi tugas pengoperasian kepada para waiter serta memimpin para Waiters melakukan tugas penyajian makanan dan minuman secara baik, benar dan professional. (d) Bartender, mengelola area pengoperasian bar mulai dari persiapan, penyajian minuman, pengiventarisan stok dan peralatan sampai dengan pembersihan. (e) Cashier,
mengelola
area
kasir,
menerima
pembayaran,
pengembaian uang, mencatat transaksi, meneliti dan membuat laporan. (f) Greeter, menerima dan mencatat pemesanan tempat serta memasang tanda pada meja yang telah dipesan. Menyambut kedatangan pelanggan dan membantu memilihkan tempat duduk serta melayani pelanggan, kemudian menginformasikannya kepada Captain. (g) Waiter, mengatur layout dan seting meja makan, melayani pelanggan serta melakukan tugas operasional yang lain.
commit to user
26 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(h) Operator, mengelola kegiatan operasional sehubungan dengan sound system. (i) Lighting Man, mengatur kegiatan operasional pencahayaan, mengganti dan memperbaiki lampu serta membuat laporan secara berkala. (j) Housmen, menjaga kebersihan area restoran dan area service, menyiapkan meja dan kursi yang tidak di pakai di gudang serta melakukan pengecekan apabila ada kerusakan dan mengirimnya ke bagian perbaikan, membuat laporan secara berkala. (k) Chef de Partie, bertanggung jawab pengoperasian dapur restoran kepada executive chef dan bekerja sama dengan head waiter dalam pengawasan dan pengendalian staf service maupun staf produksi. (l) Assistant chef de Partie, membantu tugas chef de partied an menggantikan fungsi chef de partie pada saat tidak di tempat. (m) Cook, mengontrol, mengatur, mengolah makanan sesuai order. (n) Assistant Cook, membantu tugas cook. (o) Steward Supervisor, memimpin bekerja sama dengan dishwasher dalam melakukan tugas menyediakan, merawat, dan menyimpan peralatan restoran. (p) Diswasher,
membersihkan
dan
menjaga
area
dapur
serta
menyediakan peralatan yang diperlukan. f) Standar tata ruang Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar dapat memberikan dukungan pengelola maupun pengunjung dalam melakukan aktivitasnya. Tata ruang restoran dirancang sesuai
commit to user
27 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan mempertimbangkan aktivitas atau siklus kegiatan operasional mulai dari penerimaan sampai penyajian. (1) Komponen Utama Restoran (a) Restaurant Area (b) Kitchen Area (c) Area bar (d) Steward Area (e) Parking Area (f) Employee Area (g) Store Room (h) Garbage Area (i) Toilet (j) Area Ibadah (2) Persyaratan Ruang Restoran (a) Ruang Depan (Front Area) Ruang depan adalah ruang-ruang yang mempunyai fungsi dan kegiatan yang diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan, seperti restoran, bar, cooktail louge, ruang parkir, tempat ibadah, dan lain sebagainya. Persyaratan ruang restoran meliputi : 1) Luas area memenuhi standar. 2) Penyekat antara restoran dan dapur tahan terhadap api. 3) Tersedianya pintu dan tangga darurat. 4) Terpasang alat deteksi kebakaran 5) Pintu masuk pelanggan terpisah dengan pintu masuk pegawai.
commit to user
28 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Cukup penerangan 7) Sirkulasi udara memadai 8) Bersih, rapi dan memenuhi syarat kesehatan. 9) Lay out ruangan mudah dirubah. 10) Mudah dalam perawatan. (b) Ruang Belakang (Back Area) Ruang belakang adalah ruang-ruang yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk kain disekelilingnya. (3) Pedoman furniture Karena desain dari perabot merupakan satu usaha kreatif yang giat, pemilihan, penyusunan atau grouping ini sedikit keselarasan disamping keindahan satu desain ruang. (Dorothy S. Devan, Kolokium,Lalita) Adapun furniture yang uimum digunakan pada ruang makan adalah (a) Meja dan kursi makan Yaitu meja dan kursi makan yang disediakan untuk tamu yang dating berkunjung. Contoh ukuran meja dan kursi makan sebagai berikut : 1) Bentuk dan Ukuran Meja dan Kursi Bentuk dan ukuran meja empat sisi (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita)
commit to user 29 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk
dan
ukuran
meja
bundar
(Sumber:
Soekarno,
Kolokium,Lalita) Bentuk
Meja
dan
Sofa
Bar
(Sumber:
Soekresno,
Kolokium,Lalita) a) Untuk ditempatkan di ruang tunggu atau untuk ditempatkan di cocktail lounge area berfungsi hanya untuk pelayanan minum saja. b) Untuk dipakai 4 s/d 6 pelanggan, bukan untuk meja makan. Meja dan Kursi Restoran Informal (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) c) Meja ini dipakai untuk tempat makan dan minum di restoran informal. d) Untuk 4 orang e) Panjang meja 1200 mm f) Lebar meja 700 mm g) Tempat duduk lain yang membelakangi di rapatkan seperti gambar h) Penyajian makan dan minum dari samping kanan dan kiri meja. (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) 2) Tata
letak
Meja
dan
Kursi
(Sumber:
Soekresno,
Kolokium,Lalita) a) Jalur pelayanan b) Antara tempat duduk yang satu dengan yang membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm, panjang meja untuk dua pengunjung 850 mm.
commit to user
30 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Tinggi kursi keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm. d) Tinggi kursi keseluruhan sampai bagian yang diduduki 450 mm. e) Panjang dan lebar kaki kursi 450x450 mm. f) Tinggi meja makan 730 mm. g) Luas meja relative, dapat disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya jumlah tempat duduk. h) Jarak kursi satu dengan yang membelakangi 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji. i) Pergeseran maju mundur kursi antara 100-200 mm untuk kebutuhan duduk. j) Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm. Meja Kotak dengan Tata Letak Simetris (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) a) Jumlah tempat duduk 24 kursi b) Luas ruangan 35 , panjang : 7500mm, lebar: 4600mm c) Luas meja 0, 72 d) Luas kursi 0, 20 e) Kepadatan 1,4 pertamu termasuk jalur pelayanan pramusaji Meja Kotak dengan Tata Letak Diagonal (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) a) Jumlah tempat duduk 24 kursi b) Luas ruangan 27 , panjang: 7500 mm, lebar: 3600 mm c) Luas meja 0,72 d) Luas kursi 0,20
commit to user 31 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Kepadatan 0,92
pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji Meja Bundar dengan Tata Letak Diagonal (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) a) Jumlah tempat duduk 24 kursi b) Luas ruangan 18,81 , panjang: 6000mm, lebar: 3300mm c) Diameter meja 900mm d) Luas kursdi 0,20 e) Kepadatan 0,82
pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji Meja Panjang (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) a) Jumlah tempat duduk 10 kursi b) Luas ruangan 8,57 , panjang: 3650mm, lebar: 800mm c) Luas kursi 0,20 d) Kepadatan 0,86
pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji e) Untuk meja dan orang kepadatannya 1,1 pertamu Jarak Antar Meja Empat Sisi (Sumber: Soekarso, Kolokium,Lalita) a) Jumlah tempat duduk 28 kursi b) Luas ruangan 21,28 c) Kepadatan 0,76
pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji d) Dengan jalur pelayanan utama dan jalur kecil
commit to user 32 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900mm. (Sumber:Soekresno, Kolokium,Lalita) Jarak
Antar
Meja
Bundar
(Sumber:
Soekresno,
Kolokium,Lalita) a) Jumlah tempat duduk 50 kursi b) Diameter meja 1550 mm untuk 10 tempat duduk c) Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900mm sebagai jalur pelayanan d) Luas ruangan 48,8 e) Kepadatan 0,98 pertamu pelayanan pramusaji 3) Bar Counter dan Bar Stool Bar Counter adalah kursi khusus ditempatkan di muka bar counter, kursi tinggi dan dapat diputar. Bar stool adalah meja penyekat antara working area dengan guest star. Bar Conter Tinggi : 1100mm Lebar : 500 mmm Bar Stool Tinggi Keseluruhan :1150mm Tinggi sampai alas duduk : 800 years Tinggi sandaran duduk 350mm Panjang alas duduk : 380 nm Tampak Samping Bar counter dan Bar Stool (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita) Bar Counter Sempit
commit to user 33 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Jalur pelanggan : 600mm b) Jalur Pelayaan : 2100 mm c) Jalur Bar Counter pada jalur pengunjng 1300 m d) Lebar Bar Conter 500mm D. Tinjauan khusus Java International Food Center. 1. Pengertian Java International Food Center. Java
: Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat
penerintahan ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya. Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih. Food
: Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya
adalah makanan/masakan. Centre
: Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya
adalah pusat/poros. ( wojowasito,1980 ) Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi intrnasional. a. Java restaurant 1) Pengertian restoran Jawa Restoran Jawa atau Java Restaurant biasanya termasuk dengan restoran tradisional, namun dapat juga menjadi restoran formal. Restoran ini biasanya mempunyai ciri khas yang terbias tampil secara fisik maupun non fisik. Bentuk fisik yaitu berupa arsitektur / interior restoran yang penuh dengan nuansa bentuk arsitektur/interior adat budaya dari Jawa pada khususnys Solo
commit to user
34 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan Jogjakarta, sedangkan bentuk nonfisik mencakup dalam hal jenis menunya yang juga dari resep asli Indonesia. Beragam atau system pelayanan yang memiliki standar internasional dan biasanya memakai pakaian adat Jawa. Restoran ini juga memiliki kualitas dan mutu yang tinggi dalam pengelolaannya.
Demikian
pula
dengan
manajemennya
yang
harus
terkoordinasi dengan baik. Jadi Restoran Jawa adalah tempat untuk memperdagangkan makanan dan minuman yang sesuai dengan resep asli Jawa yang didukung dengan bentuk fisik dan non fisik pada restoran ini. 2) Jenis Masakan yang dijual Jenis-jenis makanan yang dijual antara lain adalah makanan masakan Jawa pada umumnya dan pada khususnya makanan khas Solo-Jogja. 3) Cara Pelayanan Sistem pelayanannya adalah system pelayanan yang memiliki ciri-ciri antara lain : (a) Table Service Table service adalah system pelayanan makanan diatas meja. Jenis pelayanan banyak ragamnya yang bersifat resmi hingga tidak resmi. Jenis pelayanan yang ditawarkan akan ditantukan oleh jenis menu yang ada dengan keahlian dan ketrampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan keeklusivannya serta pangsa pasar yang akan diraih (Marsum WA). (b) Dengan memberikan pakaian khas / tradisional Jawa kepada seluruh pelayan. (c) Pada saat pengunjung yang datang selesai memesan makanan, pelayan kemudian memberikan makanan ringan khas Jawa, sehingga sementara
commit to user
35 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunggu makanan datang pengunjung dapat menikmati dan mencoba makanan ringan khas Jawa. (d) Kecepatan dan kesigapan dalam melayani. (e) Cara penyajian makanan dengan khas Jawa. 4) Interior Restoran Jawa Dasar arsitektur / interior Jawa banyak terdapat pada bentuk arsitektur /interior pada rumah-rumah Jawa atau yang lebih dikenal dengan JOGLO. Menentukan tema dari restoran dimaksudkan untuk menciptakan atau menghasilkan suatu ilusi yang diinginkan dengan cara mengungkapkan penampilan tertentu di dalam desainnya. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan corak dan desain interiornya, sehingga dengan mudah ditangkap maknanya oleh pengunjung /tamu. Desain interior Restoran Jawa adalah perkembangan dari temanya yaitu dengan mengungkapkan penampilan interiornya melalui penggambaran suasana yang sangat kental dari budaya Jawa. 5) Factor-faktor Pembentuk Interior Indonesia (a) Lantai Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan di atasnya dan sebagai alas dari suatu ruang. Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang . bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang berlebihan dan sebagainya. Macam letak lantai :
commit to user 36 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Basement Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung, maka digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah tulangan lebih sedikit daripada atas. 2) Ground Floor Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul kemungkinan lantai akan bergelombang. Untuk menghindari hal tersebut, maka dibawah lantai diberikan pengerasan. Biasanya digunkaan pasir untuk, meratakan gaya yang tidka sama. (Drs. Joko Panuwun, Kolokium,Lalita) Lantai yang digunakan pada Restoran Jawa terbuat dari kayu atau Parquete, dan menggunakan marmer pada detail-detail yang lain. (b) Dinding Dinding sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik amat berhubungan dengan pemilihan bahan., sedangkan dinding sebagai pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi / teknik. Dan sebagai pelindung menghadap alam luar, hal ini sangat penting bagi kebutuhan keamanan kesehatan di ruang di dalamnya. Secara konstruksi ada tiga macam dinding yaitu : 1) Dinding pemikul, ialah suatu dinding dimana dinding tersebut menerima beban atap atau beban lantai, maka dinding berfungsi sebagai struktur pokok. 2) Dinding penahan adalah suatu dinding yang menahan gaya-gaya horizontal. Biasanya dibuat untuk menjaga kemungkinan dari pengaruh air, dingin, tanah dsb.
commit to user 37 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Dinding pengisi, ialah suatu dinding yang fungsinya mengisi bagianbagian diantara struktur pokok. Dinding pada interior Jawa juga bergama, banyak menggunakan penutup dinding antara lain gebyok, kayu, bamboo (gedek), kain, dll. (c) Ceiling Langit-langit mempunyai fungsi sebagai penutup ruang, juga dapat dimanfaatkan untuk pengaturan udara panas atau ventilasi, pengaturan lampu
dan
elemen-elemen
mekanikal
(Drs.
Joko
Panuwun,
Kolokium,Lalita) Visual dan tampak permukaan pada langit-langit menjadi penting pada penurunan tinggi ruang atau pada penaikan ceiling (missal pada hall) Pada ruang pertemuan dan Hall langit-langit yang tinggi dianjurkan, untuk mengatur penyebaran cahaya dan untuk menghindari kontras cahaya. Langit-langit haruslah dapat menghindari pemantulan cahaya dari bendabenda lain missal proyeksidan pencahayaan panggung. (Fred Lawson Kolokium,Lalita) Ceiling asli dengan adat Jawa kebanyakan menggunakan kayu dan mengekpose balok rangka atap. 2. Organisasi Ruang a. Terpusat Pusat : suatu ruangan dominan dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder ditiadakan b. Linier Linier : suatu urutan linier dari ruang –ruang yang berulang c. Radial
commit to user 38 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Radial : sebuah ruang terpusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari. d. Cluster Cluster : Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual. e. Grid Grid : ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid structural atau grid tiga dimensi lain. (francis, D.K. Ching, Kolokium,Lalita) 3. Pola Sirkulasi Membahas masalah sirkulasi, berarti berkaitan dengan manusia yang terjadi dalam satu ruang gerak. Gerak manusia dalam ruang melibatkan arah gerak, intensitas gerak dan jumlah manusia yang bergerak. Unsur-unsur tersebut menentukan bentuk, dimensi dan proporsi ruang (Widagdo, Kolokium,Lalita) a. Sirkulasi pelayanan/ staff Sirkulasi
pelayanan
harus
memperhatikan
factor
keamanan
dan
kenyamanan. Jhon Ormsbee Simond menguraikan bahwa manusia menyukai pergerakan menuju atau melalui suatu ruang, mengitari atau melewati suatu obyek. Manusia juga menyukai untuk bergerak dari satu ruang ke ruang lain, dengan pengalaman perubahan yang berurutan dari satu ruang ke ruang lain. (1987 hal. 28) Sirkulasi pelayanan tidak hanya memerhatikan factor kenyamanan tetapi juga memperhatikan pengaturan atau layout yaitu pengaturan furniture. Beberapa pola jenis pelayanan yang dikerjakan pelayan /staff di restoran kepada tamunya, oleh fred Lawson dikemukakan sebagai berikut, circulation for
commit to user
39 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
the staff including arrangements for table service, counter service if used and service of drinks. (1976 hal. 10) Lalu lintas atau sirkulasi yang memenuhi syarat, perlu diperhatikan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam suatu bidang horizontal dibutuhkan adanya sirkulasi yang langsung, aman, sedikt mungkin belokan dan jarak yang pendek seperti dalam ketentuan perencanaan (Fakultas Teknik Universitas Parahyangan, 1980 hal. 132) Dengan demikian sirkulasi pelayanan /staff haruslah jelas dan mudah dicapai. Apabila ada pelayanan oleh staff, maka arah masuk pembeli dan pelayan di ruang makan harus dipisah jauh dari counter, hal ini untuk menghindari terjadinya sirkulasi silang. b. Sirkulasi tamu/pengunjung /customer Pola sirkulasi pengunjung dalam restoran, seperti yang ada pada setiap restoran pada umumnya, ditentukan oleh aturan-aturan tertentu yang harus dipenuhi pengunjung sebelum menikmati hidangan. Aturan-aturan tersebut mengarahkan pengunjung secara langsung maupun tidak langsung pada suatu kegiatan yang diperlukan untuk dilakukan secara berurutan. Desain yang baik tergantung pada perencanaan system pengaturan perlengkapan yang seksama. Proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang layanan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin. (Pamudji Suptandar 1982 hal. 53) Sirkulasi tamu tidaklah jauh berbeda dengan sirkulasi pelayan. Hal ini dituntut pula system sirkulasi secara langsung, baik lancar dan tidak terganggu lalu lintas dalam ruang. Sehingga tidak terjadi lagi adanya sirkulasi silang yang dapat menghambat aktivitas dalam ruang.
commit to user 40 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam kaitannya dengan sirkulasi pelayanan di dalam restoran, Hattrel menjelaskan bahwa Restaurant circulation must be ale to find his way easily from entrance to dinning room with lavatories, cloackroom and possibly bar easily accessible from this route. (Hattrel, 1962 hal. 33). Tamu harus mudah mencapai ruang makan dari jalan masuk sampai ke tempat simpan mantel dan minum. Dengan kata lain jalur tersebu tancar untuk dilalui. Sirkulasi tamu juga dituntut untuk aman, nyaman, serta mudah dicapai. Menurut Francis d.K. Ching pola dasar sirkulasi dibagi menjadi : Radial
− Pengunjung dapat − sirkulasi
karena
setiap ruang kembali ke titik
memilih alternative
yang sama
ruang
− Pengunjung harus mengerti
yang dituju − Arah sirkulasi jelas Spiral
monoton
− Sirkulasi dapat melelahkan
− Pengunjung dihadapkan
arah dan fungsi ruang
pengunjung
pada
banyaknya
− Kurang
alternative ruang − Pola sirkulasi jelas
efektif
karena
pengunjung yang akan suatu ruang di ujung area harus melewati ruang yang lain
Tabel. 2. Sirkulasi Radial dan Spiral Jarak Pelayanan dan Sirkulasi (Julius Panero dan Martin Zelnik, 1979 : 226) Tempat duduk bangket /jarak bersih yang dirrekomendasikan untuk mendapatkan keleluasaan pribadi secara akustik dan visual
commit to user 41 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 1. Pola Sirkulasi. Agar sirkulasi tersebut lancar, nyaman, haruslah diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Perubahan arah harus diekspresikan dengan jelas. 2) Titik-titik llau lintas yang berkumpul diekspresikan dengan jelas 3) Pengekspresian ketinggian lantai dapat dilakukan dengan perubahan tinggi langit-langit atau pengolahannya tipe penerangan khusus, atau kemiringan langit-langit ruang tangga. 4) Penerangan cukup, merupakan keharusan, untuk semua sirkulasi dengan sendirinya kebutuhan udara jangan dilupakan. (Sri Purwaningsih, 1985) Dengan demikian pencapaian dari ruang luar ke ruang dalam hendaknya mempunyai identitas yang jelas dan pencapaian semacam ini berhubungan erat dengan system organisasi ruang.
commit to user 42 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2. Pola Sirkulasi ME EXIT
AREA TAMU
Ruang Bar Buffet Self Service Service Ruang cuci tangan
Bagan 4. Skema pendekatan sirkulasi pengunjung /tamu/customer (Sri Purwaningsih Kolokium,Lalita) c. Surkulasi bahan baku menjadi masakan Bahan baku untuk makanan dan minuman mempunyai sirkulasi yang cukup panjang, bahan baku tersebut diolah dari mulai bahan mentah sampai menjadi masakan yang sudah siap saji. Disini Fred Lawson mengungkapkannya secara umum, yaitu : 1) Daerah penerimaan barang (receiving area) Fungsi utama baris pertama bahan baku restoran, bahan bakudatang dari pasar diturunkan di tempat penurunan barang (loading platform), pada tempat ini bahan baku makanan diteliti beratnya dan banyaknya,
commit to user
43 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dinilai kembali berapa yang harus disimpan atau berapa yang akan dikirim langsung ke kamar potong. 2) Gudang makanan kering ( dry foof storage) Adalah ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan baku makanan yang berbentuk makanan kering, bumbu-bumbu. Bahan-bahan ini berasal dari penyeleksian di ruang penerimaan barang (receiving area), ruang ini berhawa sejuk tetapi tidak lembab, supaya bahan baku tidak berjamur dan rusak. 3) Ruang pendingin (refrigerated food storage) Bahan baku yang berbentuk daging, ikan dan sayur disimpan di ruang ini supaya tahan lama. 4) Dapur Bahan baku yang akan diolah diambil dari gudang kering atau dari ruang pendingin dan pada dapur ini bahan baku diolah pada bagian pertama (prelimary preparation),
dibersihkan, mulai
dari
potong –
memotong, masak,menggoreng atau memanggang. Setelah masakan selesai kemudian dikirim
pada pengerjaan terakhir ( final food preparations),
menghias makanan dan minuman, juga diteliti kebersihan dan berapa besr porsinya. Dari sini makanan dikirim ke bagian pelayanan (service) dan akan menerukan ke pengunjung, 5) Area pelayanan (service area) Pada bagian ini makanan diletakkan pada bagian counter dan palayan akan mengambilnya, kemudian dihidangkan pada pengunjung di ruang makan, jadi pembatas antara ruang makan dan area pelayanan hanya pada counter saja. Akan lebih jelas lagi dengan skema 2, tahapan kerja mulai dari
commit to user
44 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahan baku sampai masakan yang siap dihidangkan kepada pengunjung yang memesan masakan tersebut (Fred Lawson, 1973, Kolokium,Lalita)
Daerah Penerimaan barang
Gudang Makanan kering
Ruang pendingin daging, sayuran dan laut
Dapur
Pengolahan
Potongmemotong
Memasak, menggoreng dan Memanggang
Pengunjung Restoran
Bagian Pelayanan Counter
Pekerjaan Terakhir
Bagan 5. Skema Sirkulasi Bahan Baku Sampai Menjadi Makanan. 4. Pertimbangan Desain a. Bentuk Ciri-ciri visual bentuk dapat dijelaskan memvisualkan sebagai berikut : 1) Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menvisualkan bentuk. Wujud ialah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi suatu bentuk 2) Dimensi adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi –dimensi ini memerlukan adanya proporsi.
commit to user
45 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Warna dan corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu benda atau bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. 4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mepengaruhi baik perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan bentuk tersebut. 5) Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual. 6) Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya. 7) Intersia Visual adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk tergantung pada geometrid an orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita. (Ching Francis, D.K. 1996. ARSITEKTUR BENTUK RUANG DAN SUSUNANNYA, Jakarta : penerbit Erlangga) b. Unsur-unsur Desain 1) Garis Garis digunakan untuk meghasilkan arah gerak suatu obyek dan kesan lebih panjang maupun tinggi tentang obyek tersebut. a) Garis lurus Garis yang memberikan kesan dingin, keras, dan lugas. Garis ini dibedakan menjadi : (1) Garis vertical, garis ini memberi rasa aktif dan memberikan kesan mengarah ke atas. (2) Garis Horizontal, garis ini membawa kesan tenang, mempunyai hubungan erat dengan bumi, dan memberikan kesan melebar.
commit to user
46 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) Garis Diagonal, garis ini terasa mengarah kebawah dan ke atas. Dengan demikian garis ini memberikan kesan hidup dan tidak tenang. (4) Garis patah-patah, garis ini memberikan kesan keras. Dan kalau pematahan itu berulang kali terjadi akan timbul kesan ramai. b) Garis lengkung Garis lengkung terasa lunak dan memberikan kesan lemah gemulai. (Fritz Wilkening, Kolokium,Lalita) 2) Motif Motif merupakan titik tolak atau pangkal dari sebuah pola. Motif menciptakan suatu kesenian atau tema suatu gambaran. (RA. Tiwi Bina A & Drs. Sanusi Kolokium,Lalita) 3) Tekstur Tekstur adalah kasar halusnya permukaan benda atau mater. Tekstur kasar menimbulkan kesan kuat, maskulin, sedangkan tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk tekstur mempengaruhi baik perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya. 4) Ruang Ruang dapat dirasakan dengan adanya jarak antara benda-benda. Ruang dan bentuk berhubungan karena bentuk terdapat di dalam ruang tetapi sekaligus membentuk ruang. c. Warna Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk, warna merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk yang mampu
commit to user 47 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberikan penekanan kontras. Warna mempunyai peranan yang sangat besar dalam tata ruang, terutama dalam pembentukan suasana keseluruhan dari ruang. Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia dan memberikan rasa sehat atau rasa lesu. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak langsung melalui pengaruh fisiologis. Pengaruh tersebut terjadi secara langsung melalui kekuatan pengaruh impuls. Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat warna : a) Warna yang hangat dan terang, dari atas kelihatan merangsang kejiwaan dari samping menghangatkan, mendekatkan, dari bawah meringankan, meningkatkan. b) Warna yang hangat dan gelap, dari atas tampak menyendiri, anggun, dari samping melingkari, dari bawah sentuhan dan injakan yang nyaman. c) Warna yang dingin dan terang, dari atas mengendorkan syaraf, dari samping menggiring, dari bawah licin, merangsang untuk berjalan. d) Warna yang dingin dan gelap, dari atas berbahaya, dari samping dingin dan sedih, dari bawah membebani, menarik ke bawah. (Ernst Neufert Kolokium,Lalita) Warna pada suatu ruangan dapat mempengaruhi penerangan dalam ruang dan suhu dalam ruang, sehingga dalam pemilihan warna yang harus mempertimbangkan dua hal tersebut, disamping itu warna juga mempengaruhi keadaan psikologi manusia yang berada dalam ruangan. Berikut ini table efek warna terhadap psikologi manusia (Sri Purwaningsih, 1987 : 15) dan table karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, Kolokium,Lalita) Gb. Tabel efek warna terhadap psikologi pemakai. Warna
Absorbsi
Daya
Radiasi
Pantul
Kesan Psikologis
commit to user 48 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
Warna terang
digilib.uns.ac.id
0,5
− putih
88%
Ringan
− hijau kebiruan
76%
Dingin
− gading
81%
Gembira, cerah
− Biru pastel
65%
Formil, mulia
− Kuning
76%
Gembira, cerah
83%
Lembut, formil
54%
Mulia
− Biru kehijauan
65%
Gembira, cerah
− Kuning
63%
Gembira, cerah
− Kuning
61%
Lembut, formil
8%
Jauh, mulia
10%
Terang
7%
Segar
kecoklatan − Abu-abu
0,7
Warna sedang
kecoklatan − Abu-abu
Warna Tua − biru
0,9
− Coklat − Hijau Tabel 3. Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai Setiap warna memberi kesan tersendiri. Perasaan hangat ditimbulkan oleh warna-warna matahari , diantaranya warna kuning, merah, kuning kemerahan, dan warna serumpun lainnya. Kesan dingin diperoleh dari warna-warna musim semi seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, dan coklat cerah memberi kesan hangat dan berjiwa remaja. Warnacommit musim to gugur useryang bercampur abu-abu dan hitam 49 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terasa tenang dan hangat. Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna, adalah kesan menonjol dan menjauh. Kesan dekat dan jauh dapat dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan atau mendesakkan dinding, langit-langit, atau perabot. (Fritz Wilkening. Kolokium,Lalita) Gb. Tabel karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, 2001 : 1003-1012) No
Kelompok
Karakteristik
Efek
warna 1
Merah
Hangat, atraktif dalam Membuat memberi
obyek terlihat
semangat, lebih besar, sebagai warna latar
dramatis
membuat
ruang
tampak
kecil,
memfokuskan pandangan 2
Orange
Hangat, akrab dengan
Ringan,
warna merah dalam
ruangang yang berkesan
menghangatkan
memberi warna lembut. dingin Sebagai komplemen atau campuran yang baik 3
Kuning
Hangat, agak semangat, Menghamburkan dan warna cahaya matahari
menambah terang dengan refleksi membuat ruangan lebih cerah
4
Hijau
Dingin, dicampur
kecuali
saat Ruangan
dengan luas,
commit to user
tampak jauh
lebih
membuat
50 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
warna hangat, terang, suasana rileks. segar 5
Biru
Lebih
dingin,
penuh
cinta,
menekan
warna Membuat
ruangan
lebih
lebih luas. Obyek tampak kecil. Membuat
lebih
terang
warna kontras 6
Ungu
Dingin. Tidak memberi Menambah tekanan ruang, tekanan
menghasilkan ketenangan, suasana
tenang
jika
digunakan dalam tingkatan lembut Table 4. Tabel Karakteristik Warna dan Efek Warna. d. Prinsip Desain 1) Harmoni dan keselarasan Suatu bentuk bias dinilai harmonis bila telah menampilkan kesatuan ide. Dengan demikian setiap unsure mendapatkan tingkat dan nilai dalam rangka komposisi keseluruhan. Semakin berbeda dan kontras unsure-unsure dalam suatu bentuk keseluruhan, semakin kuatlah harmoni yang tercapai. 2) Proporsi Proporasi dan skala mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Hubungan benda-benda dari berbagai ukuran dengan ruangan menentukan skala. Ukuran dan bentuk ruangan menentukan jumlah dan ukuran perabotan di dalamnya. 3) Keseimbangan atau balance
commit to user 51 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menyangkut keteraturan dan menimbulkan ketenangan bobot visual perabot dan benda-benda di dalam ruang ditentukan oleh ukuran, bentuk, warna dan tekstur yang harus dipertimbangkan dalam menentukan keseimbangan. 4) Irama Suatu keteraturan dengan sendirinya sudah merupakan sesuatu yang monoton dan statis. Dengan memasukkan unsur irama ke dalamnya barulah suatu rencana kelihatan hidup. Irama dapat dicapai dengan garis yang tidak terputus., gradasi, radiasi, pergantian (irama yang dicapai dengan bergantian dan berulangulang ). e. Tema Dalam suatu perancangan desain interior, tema memegang peranan penting, karena dapat memberikan suatu suasana tertentu dan membentuk karakter ruangan tertentu. Sebuah tema harus dapat menjawab dan memberikan pemecahan bagi permasalahan desain, sehingga tampilan desain yang menghasilkan dapat memenuhi tuntutan kegiatan dan fungsi ruang yang sesungguhnya. Dalam buku Interior Design in the 20 th Century disebutkan bahwa tema yang sesungguhnya adalah elemen utama yang memberikan arah desain. Elemen itu mungkin berupa cara untuk memperlakukan isi, elemen tertentu untuk mempengaruhi ukuran atau cara untuk meningkatkan sirkulasi. Setiap interior yang baik tersusun satu atau lebih garis, bentuk dan warna yang membangun konsep sebagai temanya. Yang perlu kita ketahui pula bahwa pada dasarnya tema dalam desain interior terdiri dari dua bentuk yaitu tema sebagai konsep dan tema sebagai dekoratif tema. Konsep adalah suatu ide, gagasan, pengertian yang ada didalam pikiran manusia, betapapun konsep tersebut kecil, belum lengkap ataupun kurang detail, namun konsep bagaimanapun juga merupakan serangkaian pikiran yang paling
commit to user
52 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertama dalam suatu proyek. Dapat dikatakan pula bahwa konsep itu adalah suatu gagasan yang sering muncul secara spontan dan mungkin diterima secara ringkas. Ini adalah suatu generalisasi yang dilihat dalam mata pikiran secara keseluruhan tanpa bagian-bagian khususnya. Dalam konsep desain interior seharusnya dicari sesuatu yang ideal, tetapi hanya dalam bentuk-bentuk batasan yang dihasilkan dan kenyataan-kenyataan dalam syarat-syarat program atau tuntutan dari permasalahan-permasalahan rencana ruang yang ada. Konsep desain interior yang valid tidak dapat muncul jika tidak dari tuntutan program dan juga dari rencana program yang ada. Sehingga konsep desain interior yang dapat memenuhi tuntutan dan menjawab permasalahan-permasalahan ruang adalah konsep interior yang benar. Adapun suatu bahaya yang menganggap penggunaan tema sebagai pengganti untuk konsep, karena konsep sering dimaksudkan dan diartikan sebagai tema dekoratif saja. Seperti contohnya dalam tema tropis, tema ini bisa timbul sebagai akibat dari cerita-cerita klise beragam varietas tanaman yang menghiasi sudut-sudut ruang interior , batu alam dimana-mana, dinding dari batu alam. Lantai dengan warna batu alam yang natural. Klien semacam itu diterapkan dalam suatu ruangan, ketika usaha seseorang untuk menciptakan kembali suatu suasana tropis daripada untuk membangkitkan karakteristik yang ada di dalam gagasan tentang sebuah alam tropis tujuan dari konsep ruang tropis tersebut telah disalah artikan. (Allen Tate & C Ray Smith. Interior Design in the 20 Century, New york, Harper & Row Publisher). 5. Unsur pembentukan Ruang a. Lantai Pengertian atau batasan lantai adalah :
commit to user 53 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Lantai merupakan bagian bangunan yang berada di bawah sebagai tempat yang berjalan. 2) Sebagai pembagi dan batas ruang antar tingkat satu dengan tingkat lainnya. 3) Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dari ruang dimana aktivitas manusia dilakukan di atasnya dan mempengaruhi sifat atau fungsi ruang. Lantai tidak licin dan ekonomis dalam pemasangan maupun perawatan. Warna yang mengkilat akan memantulkan cahaya, permukaan yang gelap akan menyerap cahaya dan akan mengkontraskan kecemerlangan yang nantinya mempengaruhi penglihatan. Demikian juga jika permukaan terlalu terang. Lantai harus sedikit gelap dari pada dindingkurang lebih 30%. Sebaga contoh linoleum coklat (12 %) terlalu gelap, marmer putih (50%) terlalu terang. Warna-warna yang berfariasi untuk setiap ruang sangatlah baik (Pamudji Suptandar. Desain Interior. 1999). b. Dinding Dinding adalah bidang datar mementuk ruang-ruang di dalam bangunan. Sebagai suatu unsure desain, dinding dapat disatukan dengan lantai dan langit-langit (Joko Panuwun. Kolokium,Lalita) Sebagai pembatas ruang, dinding dilihat dari segi fisika bangunan mengemban beberapa fungsi atau kombinasi sebagai berikut. 1) Sebagai pemikul beban di atasnya 2) Sebagai penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik 3) Menghadapi alam luar dan ruangan dalam : a) Radiasi cahaya dan sinar kalor dari matahari b) Radiasi sumber-sumber kalor dari dalam
commit to user 54 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Isolasi atau penghalang kalor yang datang dari luar d) Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan e) Perlindungan terhadap hempasan hujan dan kelembaban dari luar f) Pengatur ventilasi di dalam ruangan (YB. Mangunwijaya. Kolokium,Lalita) Dari keterangan di atas bahwa dinding sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik amat berhubungan dengan pemilihan bahan. Sedangkan dinding sebagai pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi / teknik. Dan sebagai pelindung menghadapi alam luar hal ini sangat penting bagi kebutuhan keamanan kesehatan ruang di dalamnya. c. Celling Celling atau plafon berasal dari kata ceil yang berarti melindungi dengan suatu bahan penyekat antara kain dengan atap sehingga terbentuklah suatu ruang. Celling adalah bagian dari suatu bangunan, maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan karakter bangunan tersebut (Pamudji Supandar, Kolokium,Lalita). Fungsi celling, yaitu sebagai berikut : 1) Sebagai bidang penutup, pembatas, pembentuk pada bagian atas ruang. 2) Langit-langit mempengaruhi pembentuk suasana dan karakter ruang 3) Tinggi rendahnya langit-langit memberikan kesan luas dan sempitnya ruangan. 4) Untuk menempatkan titik pencahayaan suatu ruangan 5) Sebagai peredam suara / akustik dengan ditunjang oleh lantai dan dinding. Missal pada teather, dengan pemasangan bidang-bidang gema dapat meningkatkan pemantulan yang secara langsung. 6) Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi ducting AC, kabel listrik, gantungan armature, loundspeaker, dan lain-lain.
commit to user
55 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi pada dasarnya dengan keterangan di atas fungsi celling tidak begitu berbeda dengan lantai dan dinding yaitu sebagai pembatas ruang juga yang lebih khusus adalah fungsi akustik. Selanjutnya metode pembentukan struktur ruang dari langitlangit, dinding, dan lantai dapat disimpulkan bahwa fungsi dan karakteristiknya sangat berperan terhadap pemakai 6. Sistem Interior a. Sistem Pencahayaan Penerangan / pencahayaan dalam suatu ruang dan terutama pada suatu public space menjadi suatu persyaratan utama dalam merancang maupun merencanakan suatu bangunan. Namun jika dalam suatu ruang terjadi terang yang sangat berlebihan kita menjadi tidak nyaman di dalamnya karena menjadi silau dan gerah, maka dari itu perlu adanya daerah maksimum dan minimum untuk melihat dengan sehat dan nyaman. Sumber pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Pencahayaan alami Sistem pencahayaan alami ini hanya menghandalkan cahaya matahari saja. 2) Pencahayaan buatan Sistem pencahayaan seperti ini menggunakan energi listrik dan memakai lampu, namun adapun pencahayaan buatan tradisional yaitu misalkan menggunkan lilin, obor, dll. Untuk mencapai pencahayaan yang diinginkan dalam suatu ruang dapat dicapai dengan beberapa system yaitu : a) Direct Ligting (Pencahayaan langsung) b) Semi Direct lighting ( Pencahayaan semi lansung) c) General Diffuse Lighting (Pencahayaan menyebar)
commit to user
56 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Semi indirect lighting (Pencahayaan semi tidak langsung ) e) Indirect Lighting (Pencahayaan tidak langsung) Sedangkan untuk metode penyinaran / pencahayaan terdapat beberapa metode yang mampu memberikan efek-efek tertentu pada pengamat, beberapa metode pencahayaan tersebut adalah : (Donald e. Hepler, Kolokium,Lalita) a) General Lighting (Pencahayaan Umum) Pencahayaan umum dapat dicapai oleh direct lighting atau indirect lighting untuk penyebaran cahaya. Dapat juga dibentguk oleh lampu-lampu portable, lampu-lampu plafon atau pencahayaan yang memanjang pada dinding. b) Special / local lighting (Pencahayaan local /khusus) Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan penghamatan atau efek khusus dari cahaya langsung pada area yang ditonjolkan. Pencahayaan ini merupakan cahaya yang ditambahkan dari tingkat pencahayaan umum. c) Decorative lighting Pencahayaan decorative dipakai untuk suasana dan perhatian khusus bilamana aktivitas didalam ruang tidak membutuhkan banyak persyaratan cahaya.
Cahaya-cahaya
yang
cemerlang
memberi
kesan
yang
menggairahkan, tingkat cahayanya yang rendah mengesankan suatu ketenangan atau kesepian. Pencahayaan decorative berusaha untuk menciptakan efek-efek yang luar biasa. Dari tata cara peletakan sumber cahaya terdapat berbagai cara, antara lain : (Dorothy Stepant Devan, 82-85) a) Valance Lighting
commit to user 57 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah sumber cahaya yang menempel pada dinding yang mana ia menyinari langit-langit secara langsung dan sebagian bawah mengenai dinding. Pemakaian dengan lampu fluorescent dengan instansi di balik frame. b) Cornice Lighting Dapat dipakai untuk memberikan cahaya umum. Pemakaian biasanya dapat dengan Fluorescent tube yang diletakkan di samping perhiasan bagian atas dinding (cornice) dengan kedalaman lebih kurang 6 inchi. Dipasang pada pertemuan antar dinding dan langit-langit. Untuk menghasilkan pantulan cahaya yang baik permukaan papan dicat dengan warna putih datar. c) Cove Lighting Perletakan sumber cahaya di dekat langit-langit dengan cahaya mengarah ke atas. Memberikan satu efek yang mengesankan keterbukaan dan suasana ketenangan. Kualitas cahaya adalah lembut. d) Brackets lighting. Tinggi perletakan lebih rendah daripada vaiance dan tidak perlu berhubungan dengan jendela. e) Soffit Soffit adalah pencahayaan yang sering digunakan pada lekukan dinding, cermin, rak-rak, dll. f) Recessed Lighting Pada pencahayaan ini terpasang ke dalam panel peralatan build in dan perlatan ini berbentuk deretan, silang, seperangkat kotak segi empat pada dinding atau langit-langit.
commit to user 58 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g) Skylight Skylight adalah atap kaca terbuka dimana akan memberikan cahaya alami kedalam ruang. h) Translucent panels Merupakan suatu rangkaian permukaan yang memantulkan cahaya. Sumber-sumber tersembunyi di bawah suatu panel, yang mana dapat terletak pada lantai. Atau langit-langit atau berdiri sendiri (free-standing) sebagai uniy dekorasi. i) Track lighting Efek yang ditimbulkan oleh cahaya ini sama dengan pencahayaan arsitektural pemasangannya dengan menempatkan lampu-lampu silinder pada rel yang fleksibel (dapat di ubah-ubah posisinya) Fungsi pencahayaan buatan pada restoran selain sebagai penerangan juga sebagai pemberian visual terhadap barang dagangan dan tempat agar dapat menarik perngunjung untuk singgah, sebab pencahayaan dalam toko dan restoran adalah alat penjualan. ( Delbert J. Duncan & Stanley D. Hollander, Kolokium,Lalita) b. System penghawaan 1) Penghawaan alami Ruangan dikatakan segar apabila didalam ruangan terjadi sirkulasi uadara dengan baik dan terus menerus. Untuk mendapatkan sirkulasi uadara yang baik, dapat dicapai dengan menggunakan ventilasi dengan system continous ventilation atau cross ventilation yang mempunyai perbandingan 1:3 dari volume ruang. 2) Penghawaan buatan
commit to user 59 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penghawaan buatan ioni menggunakan alat mekanis seperti AC, kipas angin / van ataupun exhouse agar suhu udara dapat dikontrol dan tetap terjaga. Berdasarkan pengoperasiannya AC dapat diatur secara : 1) Central System Pengaturan kondisi udara dari pusat, dimana udara yang sudah diinginkan, kemudian dialirkan ke ruang yang dikehendaki. System ini dilakukan secara terpisah dari daerah yang dialiri, sehingga dapat dilakukan control yang baik terhadap kelembaban, suhu, aliran uadara dan bau pengap. 2) Dual Duet System Pengaturan kondisi udara yang mempunyai persediaan uadara panas dan udara dingin yang terpisah, yang digunakan untuk distribusi udara melalui pelemah aliran (attenuation) dan kotak-kotak mixer. Dengan menggunakan system ini, kita dapat mengatur suhu udara sesuai keinginan kita. 3) Induction System Pengaturan udara yang hanya menggunakan distribusi primer untuk kebutuhan ventilasi dan pengaturan sirkulasi pemanas dan pendingin. System ini hanya memasukan udara sekunder melalui aliran alat pemanas atau pendingin untuk pengaturan lokal. 4) Fan Coil Units Pengaturan kondisi udara yang memiliki kipas sirkulasi penambah suhu, untuk keperluan penambahan panas atau dingin. Beberapa persyaratan kenyamanan udara ( air conditioning ) menurut edgar lion, 1977:143 ) a) System direncanakan untuk pengoperasian sepanjang tahun.
commit to user 60 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) System harus memenuhi syarat dengan temperature rendah alam sekitar memakai control efektif sebesar 10 Fahrenheit. c) System harus dapat mereduksi temperature interior sebesar 15 fahrenheit dibawah kondisi temperature eksterior. d) System diisi dengan udara segar sebesar 15% e) Beberapa pipa saluran yang melindungi tembok mati harus memiliki persyaratan dengan perpaduan rangkaian pengaturan api. f) Ruangan langit-langit tidak boleh diisi sebagai kamar penuh ( plenums chambers ) c. Akustik Pengertian akustik disebutkan dalam ensiklopedia Indonesia adalah sebagai berikut, “ akustik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari atau berhubungan dengan ilmu fisika yang mempelajari atau berhubunagan dengan produksi, perambatan, penerimaan dan penggunaan bunyi. Kata akustik berasal dari yunani akuostikos yang berarti yang berhubungan dengan pendengaran “. (Zainoel Iksan, Kolokium,Lalita) Dijelaskan oleh fred Lawson bahwa, “ Di dalam restoran seperti ruang masak dan ruang cuci atau peracikan haruslah separation, screening from view. Control of noise and light penetration, artinya terpisah atau tertutup dari pandangan diformulasikan dengan suara dan cahaya yang baik “ ( fred Lawson. Kolokium,Lalita) Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bunyi diantaranya dengan pemilihan bahan yang kurang kepadatannya. Dapat diklafisikasi bahan penyerap bunyi, diantaranya adalah: 1) Bahan berpori
commit to user 61 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakter bahan berpori adalah penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi dibanding rendah, efisisensi akustiknya membaik dengan bertambah tebalnya dan jarak dengan lapisan penahan. Contoh papan serat (fiber board), mineral wood, dan plester lembut (soft plestyer) 2) Penyerap panel Tiap bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat tapi terpisah oleh suatu rongga udara, akan berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi dan mengubahnnya menjadi energi panas. Karakteristiknnya merupakan penyerap bunyi yang efisien pada frekuensi rendah. Contoh : panel kayu, plastic board, langit-langit, plesyeran yang digantung, lantai kayu, plat logam. 3) Resonator rongga Resonator rongga terdiri dari sejumlah udara yang dibatasi oleh celah sempit dan dihubungkan dengan ruang disekitarnya. Karakteristik dari resonator rongga adalah penyerap bunyi pada frekuensi rendah yang sempit. Contoh : resonator rongga individual ( balok beton standar scund blox ). Resonator berlubang, lembar baja / alumunium, dan resonator celah ( batasan beton berongga khusus ) Pemilihan bahan akustik juga perlu diperhatikan, yaitu : a) Keawetan dan penampilan bahan ( ukuran tepi, warna, sambungan ). b) Daya tahan terhadap api, kelembaban, suhu dan kondisi ruang. c) Biaya dan kemudahan instalasi. d) Mudah dalam perawatan. e) Kesatuan dengan elemen-elemen ruang. f) Pemantulan cahaya dan berat / ketebalan.
commit to user 62 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g) Penempilan bahan ( ukuran tepi, warna, sambungan ). Pendengaran manusia terhadap suara dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a) Suara yang diinginkan b) Suara yang tidak diinginkan Kebisingan
sangatlah
kenyamanan
manusia
dalam
beraktifitas.
Penanggulangann kebisingan adalah paling baik ditanggulangi pada sumber bunyi itu sendiri dengan penggunaan bahan-bahan yang menyerap bunyi atau dengan membuat sekat-sekat pada ruang. Pada dasarnya pemberantasan gangguan dilakukan dengan cara : a) Secara aktif Dengan cara penanggulangan langsung ke sumber bunyi agar tidak menyebar kemana-kemana. b) Secara pasif Dengan cara mngurangi gangguan yang dating dari sumber bunyi. 7. System keamanan Ada beberapa factor pengamanan yang perlu diperhatikan antara lain : a. Manusia, meliputi : 1) Banyaknya pengunjung yang akan dating. 2) Adanya tindak kejahatan, sabotase ataupun terorisme. 3) Sirkulasi keluar masuknya pengunjung. b. Fisik bangunan, meliputi : Pemilihan serta penentuan bahan bangunan sebaiknya memilih bahan yang tidak mudah rusak / tergores. c. Peralatan dan Suasana, meliputi :
commit to user 63 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Tersedianya alat pemadam kebakaran manual, sehingga bila timbul bahaya kebakaran tidak akan berakibat fatal. 2) System alarm untuk mengetahui sumber api. Dapat befungsi secara otomatis jika ada api atau temperature mencapai suhu 135 derajat celcius sampai 160 derajat celcius. Dipasang pada tempat tertentu dengan jumlah yang memadai. 3) Pemasangan smoke detector, untuk mengetahui lokasi asap kebakaran. Alat ini bekerja pada suhu 70 derajat celcius. 4) Gas extinguisher CO2. / automatic sprinkler, berupa tabung yang dapat dibawa-bawa serta ditunjang dengan system springkle pada langit-langit. 5) Fire Hydrant, yaitu system yang menggunakan daya semprot air melalui selang sepanjang 30 meter yang yang diletakan dalam kotak dengan penutup yang diletakan dalam kotak dengan penutup yang diletakan pada ditempat yang strategis. 6) Tangga darurat, dengan konstruksi yang tahan api. 7) Means of escape routes, yaitu jalur darurat dimana paling sedikit dua jalan keluar harus tersedia untuk masing-masing lantai yang berjauhan. 8) Fire Estinghuiser, yaitu alat pemadam kebakaran portable ini mempunyai jarak 30 meter yang diletakanj dalam kotak dengan penutup yang strategis. 9) CCTV (Close Circuit Television). Yaitu alat yang berfungsi untuk monitor suatu ruangan melalui layer televise monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang disetiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Biasanya diletakan pada toko yang terdapat pada security. d. Alam dan lingkungan, meliputi :
commit to user 64 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Udara setempat sangat lembab, sehingga bisa merusak koleksi busana dan furniture. 2) Gangguan binatang atau hewan sejenis serangga yang menyerang dan merusak display dari kayu. Terjadinya bencana alam secara tiba-tiba dan tidak terduga yang bisa mengakibatkan rusaknya bangunan beserta isinya. 8. Pengisi Ruang Salah satu bagian dari perencanaan dan perancangan interior adalah pengisi ruang. Sedangkan pengisi ruang yang utama adalah furniture serta pelengkap lainya sebagai tambahan pengisi ruang. a. Pengrtian Furniture Menurut The Encyclopedia Of Furniture, tertulis sebagai berikut. Furniture in American usage limits the world to moveable articles, equivalent to the French meuble or german meuble. In England the term is more inclusive, embracing every type of equipment, whether portable or built in. this chimney furniture includes the accessory furnishing of the fireplaces : fender, andirons,tools,etc. the room paneling and built in fiting are also furniture. (Joseph Aronson, Kolokium,Lalita) Furniture dalam Bahasa prancis ataupun Jerman adalah sama dengan furniture menurut pengertian Orang Amerika, yaitu obyek-obyek yang di dalam ruang yang bersifat bebas (tidak terikat). Sedangkan kata furniture menurut pengertian orang inggris mengandung arti yang lebih luas lagi yang meliputi semua obyek di dalam ruang yang bersifat bebas, maupun yang menyatu dengan elemen ruang (built-in) serperti misalnya : almari atau penyekat ruang yang menyatu dengan langit-langit atau kursi yang menyatu dengan lantai. Lebih lanjut diterangkan oleh Arnold fredman bahwa. All furniture should be functioned, comfortable and of appropriate character
commit to user
65 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
and scale for a particular situation, but each situation turn out to have little deerences that make the best objek foot it a complex matter (1997,hal.215) Semua furniture fungsional nyaman dipakai memiliki ketahanan yang baik, memiliki sifat dan skala yang tetap sesuai dengan keadaan tertentu mempunyai perbedaan yang lain, sehingga pemilihan objek yang terbaik untuk situasi tertentu menjadi hal yang harus dicari jalan keluarnya. b. Persyaratan Furniture Restoran Pada suatu retoran, efisiensi pelayanan makanan sirkulasi pelayanan merupakan hal yang penting. Persyaratan furniture dalam restoran secara langsung harus memenuhi tuntutan kegiatan tersebut. The furniture must complement the theme and décor of restaurant. Alternative from free standing items chosen from manufacture’s standart cataloges to built unit designed specifically to suit the deimensions and characteristics of the room. (Fred Lawson. Kolokium,Lalita) Furniture harus melengkapi tema dengan dekorasi restoran. Pilihan-pilihannya mulai dari bagian yang berdiri sendiri yang dipilih dari katalog standart perusahaan sampai ke unit-unit built in yang khusus di desain untuk menyesuaikan dimensi ruang dan ciri-ciri khas ruangan. Dan lebih lanjut Fred Lawson menguraikan bahwa pada prinsipnya bahwa persyaratan furniture restoran harus : 1) Lightweight but strong. 2) Fitted with protective ends to legs ( to reduce floor damage ). 3) Stackable in to mobile carries if possible. 4) Rewplaceable. 5) Linkable to forms rows (linked must be simple and safe )
commit to user
66 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Durable, resisting scraping and impact. 7) Styled to suit character of room and hotel. Ringan tetapi kuat, bagian-bagian kaki harus dilengkapi dengan perlindungan ( untuk mengurangi kerusakan pada lantai ) bila mungkin mudah ditumpuk dan dimaksudkan alat pengangkutan yang bergerak. Mudah diganti misalnya daun meja dan kerangka. Mudah diperbaiki, mudah digabungkan untuk membentuk deretan ( Penggabungan harus sederhana dan aman ). Tahan lama, tahan goresan dan benturan diberi corak yang sesuai dengan ruangan hotel. (Fred Lawson, 1973 Kolokium,Lalita) Dari keterangan diatas dapat ditarik pengertian bahwa selain masalah teknis persyaratan furniture tidak lepas dari suatu tema yang diinginkan.
Gambar 3. Furnitur Restoran c. Jenis furniture Restoran
commit to user 67 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembahasan mengenai jenis furniture yang ada pada restoran agar lebih mudahnya perlu diadakan klasifikasi jenis ruang kegiatan yang ada. Ada dua ruang pokok yaitu, ruang makan / minum dan ruang produksi dengan kriteria berikut, lokasi ruang utama dan ruang aktifitas lain harus diutamakan, sedangkan ruang produksi harus ada hubungannya dengan daerah ruang makan. Untuk ruang pengunjung seharusnya diusahakan sebagai berikut, in additions to chair and table, furniture requirements for dining will include serving trolleys and mobile side board which can be used as stations or as food and bavarage display counters ( Joseph de Chiara and Jhon Hancoock Callender, 1980,hal. 755) Selain kursi-kursi dan meja-meja, perlengkapan furniture untuk makan akan termasuk pula meja dorong untuk melayani dan buffet yang berpindah-pindah yang biasa digunakan sebagai counter tempat peragaan makanan dan minuman. Dari keterangan di atas, jenis furniture yang ada di ruang makan adalah tempat duduk dan meja makan. Counter, perlengkapan perabot untuk makan, buffet, meja dorong untuk melayani barang-barang yang dapat berpindah-pindah. Sedangkan dapur atau ruang produksi makanan diterangkan oleh Fred Lawson sebagai berikut. The kitchen and anciliary room are designed to profit the widest range of dishes and the public rooms are designed so that these dihes, may be surved in a setting sometimes nostalgic (Fred Lawson, 1979, Kolokium,Lalita) Dapur dan kamar-kamar pembantu direncanakan untuk memberikan tempat bagi bermacam-macam piring atau hidangan, di ruangan tempat minum di desain sehingga hidangan ini dapat dihidangkan dalam suasana yang kadang-kadang menimbulkan nostalgia. Dari keterangan di atas dapat diambil pengertian bahwa, jenis furniture yang ada pada restoran yang pokok adalah peralatan makan, tempat-tempat duduk dan meja
commit to user
68 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
makan, counter makanan, kasir dan sebagainya. Adapun furniture lain sebagai benda hiasan. 9. Bentuk dan Susunan Penataan Furniture Bentuk suatu benda akan menghasilkan nilai-nilai dan emosi bagi pengamatnya dan dinilai pihak bentuk tersebut adalah ungkapan dari berbagai kekuatan yang dicetuskan oleh penciptanya, dalam hal ini arsiteknya atau desainernya. Seperti dijelaskan oleh A Benjamin Handler bahwa : bentuk mempunyai peran yang lahir dari fungsi, selain itu bentuk mengikuti fungsinya. Bentuk juga harus dipikirkan sebagai proses. Raut-raut luar adalah semata-mata sebagai tanda atau symbol dari fungsi suatu aktifitas. Sehingga bentuk dapat dikatakan dari fungsi keseluruhan. (A Benjamin Handler, Kolokium,Lalita) Bentuk juga merupakan hubungan timbal balik dari bagian-bagiannya saling beraksi, beraksi timbal balik dan beraksi sama-sama. Dari system penyusunan dan penambahannya tidak semata-mata berturut-turut dengan penjajaran yang sederhana. Dalam penyusunan komponen-komponennya Francis D K Ching adalah sebagai berikut : a. Terpusat Organisasi terpusat bersifat stabil, merupakan komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah barang-barang sekunder yang dikelompokan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat suci atau penuh penghormatan atau menjadi peringatan.
Gambar 4. Bentuk dan skema penataan furniture b. Linier
commit to user 69 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Organisasi linear terdiri dari beberapa deretan ruang yang berhubungan langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang, mirip dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsinya.
Gambar 5. Bentuk dan Skema Penataan Furniture c. Radial Organisasi ruang jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linear. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan, dari mana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang mengembang ke luar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.
Gambar 6. Bentuk dan Skema Penataan Furniture d. Cluster Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Suatu organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang berkelainan ukuran, bentuk,
commit to user
70 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan fungsinya tetapi tetap berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbu.
Gambar 7. Bentuk dan Skema Penataan Furniture e. Grid Grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang. Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari titik-titik yang menentukan pertemuan-pertemuan dari dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi grid dapat memiliki hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk, atau fungsi.
Gambar 8. Bentuk dan Skema Penataan Furniture (Francis DK Kolokium,Lalita) Sedang dalam hubungannya dengan desain interior, Arnold freidman mengatakan bahwa, “ The bacic form of the space was determine by the architecture of the building. As is the case in most interiors. The function of the space is clearly expressed in the form of furnishing. (1976. hal. 42)
commit to user
71 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk dasar dari suatu ruang akan menetukan diantaranya bangunan arsitektur, seperti dalam interiornya. Fungsi dari suatu ruang adalah peryataan yang menyatakan suatu dalam bentuk furniturenya. 10. Elemen estetis Di dalam proses perencanaan tata ruang dalam, banyak unsur-unsur pendukung. Salah satu diantaranya adalah unsur dekorasi karena tanpa dekorasi keindahan ruang akan berkurang. Seperti dijelaskan oleh Pamudji Suptandar dalam Interior Design bahwa, “ Dalam perencanaan suatu ruang hubungan antara unsur-unsur dekorasi dalam ruang harus terus terpadu dengan eksteriornya. Unsur-unsur dekorasi interior ini antara lain meliputi warna, proporsi, tekstur, keseimbangan dan lain sebagainya termasuk juga unsur-unsur penghias sepeti : perabot, lukisan, pot bunga, dan lain-lain. (Pamudji Suptandar, Kolokium,Lalita) Dengan pengertian diatas dalam perencanaan permainan tekstur, pola, perhatian diarahkan pada keindahan dan keseimbangan. Seperti dijelaskan kembali oleh Pamudji Suptandar dalam Interior Design sebagai berikut. a. Garis horizontal dalam sebuah ruang akan memberikan kesan lebih luas. b. Garis vertical akan memberikan kesan sempit / panjang. c. Garis lengkung akan bersifat asimetris dan garis yang tidak beraturan menjadikan kesan tidak formil atau kesan garis akan menguasai ruang. Semua bentuk dapat dikurangi peranannya dengan membuat garis-garis dominan. d. Tekstur yang ringan, tipis, dan halus akan memberikan ruang berkesan lebih besar. e. Tekstur tebal, berat akan memberi kesan ruang menjadi lebih sempit. f. Pada pemakaian motif / pola, warna atau garis yang berirama dengan gaya yang berulang-ulang akan membantu mengekspresikan ritme dan menjaga kesatuan dengan proporsi secara keseluruhan.
commit to user 72 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Pamudji Suptandar, Kolokium,Lalita) Penerapan elemen hias di dalam interior restoran mempunyai fungsi yang penting untuk mendukung penciptaan suasana. Mengenai fungsi elemen hias ini dijelaskan oleh Dodi Widodo bahwa, pemakaian elemen hias sebagai daya tarik visual dan penciptaan suasana / interior tematis dapat tercapai secara optimal apabila penerapannya pada dinding mampu menjalankan fungsi sebagai elemen estetis dan elemen pembentukan identitas. (Dodi Widodo, Kolokium,Lalita) E. Study Lapangan 1. Restaurant a. Sejarah singkat Pada tahun 1984 restoran ini mengembangkan pelayanan, fasilitas dan kapasitas maka dibangun lah lantai dua selesai pada tahun 1989. pada taun 1998 kota Solo mengalami kerusuhan yang menjadi titik awal perindahan masa orde barumenuju masa reformasi, banyak gedung-gedung milik orang cina dan keturunan tionghoa menjadi sasaran amukan massa. Tidak terkecuali gedung Diamond Internasinal Restaurant mengalami kerusakan parah yang menyebabkan restoran ini tidak beroperasi dalam jangka waktu tertentu. Setelah beberapa tahun restoran tidak beroperasi maka pada tahun 2000 pemilik restoran melakukan renovasi kembali yang pada waktu itu termotifasi karena keinginan pemilik mengelar acara pernikahan anaknyasecara besar-besaran dengan memakai tempat restoran Diamond. Renovasi tersebut diikuti dengan perubahan menu Chinese Food menjadi Moslem Chinese Food. Diamond restoran mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pergantian menu menjadi Moslem Chinese food hingga sekarang. Restoran
commit to user
73 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bertaraf internasional ini sampai dengan penulis mengadakan survey sudah melakukan perluasan pembangunan gedung yang terletak di sebelah utara gedung yang beroperasi sebagai Diamond Convention Center, di tempat ini dapat menampung kurang lebih 5000 orang. b. Lokasi Diamond International Restaurant terletak di jalan Slamet Riyadi No. 392 Surakarta jawa Tengah Indonesia. c. Fasilitas 1) Hall dan Diamond Covention Center a) Fungsi Hall utama yang terletak di lantai dua bangunan restoran digunakan untuk keperluan pesta dalam skala besar, misalnya acara ulang tahun, pernikahan, pergelaran musik/kesenian dan lain-lain. Pada ruangan ini disediakan panggung dan lantai dansa. Sedangkan Diamond Convention Center mempunyai skala yang lebih banyak kapasitanya namun difungsikan sama dengan hall. b) Keluasan dan kapasitas. Hall utama memiliki keluasan kurang lebih 1250 m2 dengan kapasitas
maksimal 750 orang. Sedangkan Diamond International
Restaurant memiliki kapasitas kurang lebih dapat menampung 5000 orang. 2) Restaurant dan Bar a) Fungsi Restoran yang berfungsi untuk melayani pengunjung buka mulai pukul 06.30-23.00 bagi yang ingin menikmati hidangan yang disediakan restoran sehari-hari. Unutk Bar tidak menyediakan minuman beralkohol
commit to user
74 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena konsep restoran ini Moeslem Chinese Food. Pada ruangan ini juga disediakan panggung dan lantai dansa. b) Keluasan dan Kapasitas Luas ruangan ini sekitar 800 m2 dan mampu menampung maksimal 200 orang. 3) VIP Room a) Fungsi Ruangan VIP ini mempunyai akses dengan restoran dan bar tetapi tidak berhubungan secara langsung. Seperti pada ruangan VIP yang biasanya, ruangan ini berfungsi untuk menyediakan ruangan yang lebih bersifat privat dan eksklusif. b) Keluasan dan Kapasitas Ruangan VIP terbagi dalam 3 ruang yang masing-masing mempunyai keluasan ruang 50 m2 dengan kapasitas 20 orang per ruangan. Salah satu ruangan VIP ini menyediakan perangkat audio visual. 4) Segmentasi Pasar Segmentasi pasar sudah dapat terlihat dari konsep restoran ini yang bertaraf internasinal. Kalangan masyarakat menegah keatas lokal dan mancanegara adalah sasaran utama Diamond Restaurant. 5) Status usaha Status usaha dari pengelolaan Diamond Restaurant adalah swasta perorangan dengan pemilik H. Lukminto yang merupakan komisaris utama PT. Sri Rejeki Isman (SRITEK). 6) Sistem Pelayanan
commit to user 75 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
System pelayanan pada Diamond Restaurant ini menggunakan Table Service yaitu suatu pelayanan makanan di tas meja. Jenis pelayanan yang ditawarkan akan ditentukan oleh jenis menu yang ada, dengan keahlian dan ketrampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan ke exclusive-annya serta pangsa pasar yang akan diraih.
7) Struktur Organisasi Kepengelolaan
GENERAL MANAGER
Head dept. acounting
Staff Account
Head dept. purchasing
Staff
Head dept. Public Relation
Staff
Head dept. maintenance
Staff
Head dept. Kitchen
Captain
waitres
security
commit to user 76 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Head dept. House Keeping
Cleaning service
Bagan 6. Struktur Organisasi Kepengelolaan.
.
8) Organisasi Ruang FLOYER
LOBBY
PERSIAPAN
HALL DAN ATAU DCC
RECEPTIONIST
RESTAURAN T. BAR. R VIP
KONTROL
KONTROL
KONTROL
DAPUR
GUDANG MAKANAN
GUDANG
PERLENGKAPAN commit to user 77 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 7. Organisasi Ruang. 9) Elemen Pembentuk Ruang a) Hall ¾ Lantai Sebagaian besar lantai pada Hall adalah karpet, dengan penggunaan karpet menjadikan kenyamanan dalam ruangan dan getaran lantai. Pada bagian lantai dansa menggunakan lantai kayu untuk mendukung irama suara hentakan kaki ketika berdansa dan beberapa bagian kecil menggunakan marmer. ¾ Dinding Pilihan material pada dinding ruangan Hall dengan banyak penggunaan elemen kaca yang ditempel pada panel kayu. Penggunaan elemen kaca semakin memberikan kesan lias pada ruangan tersebut. ¾ Langit-langit Sangat terlihat trap atau penaikan dan penurunan langit-langit pada ruanagn Hall. Langit-langit pada ruangan ini menggunakn gypsum board warna putih yang dibingkai dengan profil warna emas. b) Restoran dan Bar ¾ Lantai Lantai restoran dan bar menjadi satu. Lanati menggunakan bahan marmer dan kemudian dilapisi dengan karpet.seperti pada ruangan Hall pada bagian lantai dansa menggunakan bahan kayu. Terdapat trap penaikan lantai untuk panggung yang terbuat dari papan yang dilapisi dengan karpet.
commit to user 78 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
¾ Dinding Dinding pada restoran dipenuhi dengan panel kayu dan kterdapat sebagian elemen kaca yang dipasanag supaya ruangan terlihat lebih luas. Warna lapisan kayu adalah natural sehingga memeberikan kesan mewah dan klasik. Dinding backdrop pada panggung dilapisi karpet warna merah tua. ¾ Langit-langit Langit-langit pada restoran masih menggunakan bahan gypsum board warna putih dibingkai dengan profil kayu finishing natural. Trap langit-langit juga terlihat pada ruangan ini secara merata dan simetris. c) VIP Room ¾ Lantai Pilihan bahan lantai ruangan VIP adalah karpet wall to wall yang mengutamakan kenyamanan dan privasi untuk sebuah ruangan kecil. ¾ Dinding Dinding ruangan VIP agak berbeda dengan ruangan yang lainnya. Pemakaian bahan kaca hanya terdapat satu sisi saja. Dominasi dinding denagn pengguaan panel kayu yang difinishing natural. ¾ Langit-langit Bahan gypsum board masih dipakai pada ruangan VIP. Langitlangit gypsum warna putih yang dibingkai dengan profil gypsum pula dengan kombinasi warna putih dan emas. 10) Sistem Interior a) Pencahayaan
commit to user 79 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
¾ Hall System
pencahayaan
pada
Hall
menggunakan
sisitem
pencahayaan buatan. Pemasanagn down light perata pada langit-langit memberikan kesan yang hangat pada malam hari. Selain itu pada titiktitik tertentudiletakkan lampu gantung yang memberikan kesan mewah. Terdsapat juga lampau khusus untuk keperluaan pertunjukan yang ada pada panggung. Pada ruangan ini sangat terlihat menggunakan sisitem pencahayaan langsung dari lampu yang nampak. ¾ Restoran dan Bar Ruangan yang mempunyai anatomi yang hamper sama dengan Hall juga mempunyai penataan lampu yang hamper sama pula. Down light dan lampu gantung juga menjadi pilihan untuk restoran. Pada area bar penataan lampu tampak lebih redup karena menggunakan sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lamp). ¾ VIP Room Pada dasarnya sama dengan ruangan yang lain pencahayaan ruangan VIP ini dengan ruang yang lainnya hanya saja ada penambahan lampu dinding. b) Penghawaan Sistem penghawaan ruang public pada Diamond International Restaurant menggunakan system penghawaan buatan yaitu denagn air conditioner (AC). Pada ruangn Hall, Restaurant dan Bar menggunaknm AC split yang diletakkan pada sudut-sudut ruangan. Untuk ruangan VIP menggunakan Ac central. c) Akustik
commit to user 80 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk sebuah fasilitas makan Diamond International Restaurant tidak banyak memperhatikan masalah akustik, mengingat kebutuhan tata suara untuk sebuah restoran tidak begitu berarti. Panel kayu pada dinding dan lantai karpet merupakan bahan-bahan yang dapat difungsikan sebagai peredam suara. 11) Elemen Estetis Sesuai dengan konsep restoran ini adalah Moeslem Chinese Food maka elemen-elemen estetis yang ada pada restoran ini berupa barang-barang yang bersal dari China, antara lain: keramik, lukisan-lukisan khas China yang diletakkan pada ruangan-ruangan restoran. 12) Furniture Kebutuhan furniture yang terbanyak adalah pada Hall. Furniture pada ruangan ini menggunakan desain fabrikasi yang sederhana dan hanya mengutamakan fungsional saja. Kursi dan meja menggunbakn jenis stacking yang bersifat ringan dan dapat disusun ketika tidak digunakan. Penggunaan cover untuk furniture pada ruangan-ruangan besar. Desain khusus juga ada untuk furniture yang ditempatkan pada ruangan VIP. 2. Resto NBA a. lokasi Lokasi dari resto NBA terletak di belakang sriwedari dan alamat detail nya adalah: Jln Kebangkitan nasional no 46 Surakarta b. Sejarah singkat NBA Steak,gerai makan yang terletak di jl. Kebangkitan Nasional No. 46 Solo,yang beroperasi aktif hingga saat ini. Pendiri NBA Steak :
commit to user 81 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
R . M . A . Christyansyah
-
B . R . Aj. Emmy Ismiati . Z Berdomisili di jl. Kebangkitan Nasional No. 46 NBA Steak dalam perjalanan usaha. Gerai makan ini , sering menerima
acara makan bersama antara lain ultah, syukuran, arisan, buka bersama rata-rata 20 orang – 30 orang ( karena tempat terbatas ). NBA Steak punya khas/taste tersendiri . Terutama steak, dan menu yang ada di NBA Steak dengan cara penyajian taraf hotel berbintang. Juga didukung oleh suasana Etnik Jawa Bali, Garden, alunan musik ( memakai CD ). Irama JAZZ, BLUES, COUNTRY, SAMBA. Dan menciptakan suasana romantis, familiar, sopan. c. Menu NBA Steak : 1) Daftar Menu NBA Steak mudah dimengerti konsumen dan bervariasi 2) Produk – produk NBA Steak tampil beda dari yang lain. 3) Penyajian untuk menu bandeng khususnya disajikan ala tradisional. 4) Semua menu yang tersaji diolah langsung secara mentah/segar dimasak langsung. 5) Menu yang ditampilkan memenuhi syarat kesehatan yaitu empat sehat lima sempurna. 6) Menu makanan dan minuman NBA Steak memenuhi gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk sehat. d. NBA Steak GERAI MAKAN Keluarga 1) NBA Steak bukanlah CAFE, akan tetapi GERAI MAKAN, Namun begitu NBA Steak menciptakan suasana, alunan musik, penyajian ala Cafe yang sebanding dengan hotel berbintang.
commit to user 82 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pelanggan NBA Steak dari kalangan keluarga, kawula muda, executive muda, professional muda. 3) Pada hari Valentine ( Valentine Day ), NBA Steak menjadi pilihan utama bagi kawula muda, sering kami menolak pelanggan karena tempat terbatas. Pada Valentine Day ini kami membagi – bagikan souvenir kepada pelanggan tanda cinta kasih berupa bunga mawar/tulip. Karena itulah maka kami NBA Steak banyak dikenang oleh mereka kawula muda. 4) Pada hari Ramadhan/Puasa, kami juga banyak menerima makan bersama atau buka bersama. Sering pelanggan mengeluhkan, apabila pelanggan keluarga besar atau pelanggan dari kantor/Departemen, kami tidak bisa menampung atau menerima. Satu hal yang jadi kendala tempat terbatas. e) Kendala NBA Steak : 1) Tempat kurang luas, bising karena area makan dekat sekali dengan jalan raya. 2) Personil 3 orang. Cooker, Beverage, Waiter. 3) Tempat parker ( Mobil & Motor ) Mobil 4 buah Motor 10 buah
commit to user 83 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III ANALISIS DESAIN
A Programming Java International Food Center di Surakarta. 1. Pengertian tentang Java International Food Center Java
: Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat penerintahan
ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya. Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih. Food
: Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya adalah
makanan/masakan. Centre
: Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah
pusat/poros. ( wojowasito,1980 ) Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi intrnasional. 2. Analisa lokasi dan Status Kelembagaan Lokasi yang dipilih untuk Java International Food Center ini adalah kota Surakarta, tepatnya di jalan Slamet Riyadi, dengan pertimbangan : a. Solo merupakan kota transit berskala internasional yang mempunyai akses langsung dari luar negeri. b. Solo sebagai salah satu kota tujuan wisata yang perlu dikembangkan, khususnya untuki bidang hiburan dan rekreasi.
commit to user 84 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Solo sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dan itu akan betrdampak pada berbagai bidang kehidupan khususnya bidang hiburan dan rekreasi. Status kelembagaan dari Java International Food Center ini adalah milik swasta, dimana pengelolaannya secara penuh didukung oleh departemen Pariwisata dan dengan perijinan dari PERDA serta surat gubernur perihal perijinan daerah tentang usaha rekreasi dan hiburan. a. Site plan
LP SURAKARTA
LOKASI TEPILIH
Gambar 9. Site Plan. Java International Food Center terletak tepat di lokasi yang sekarang ini menjadi LP Surakarta. Dengan pertimbangan lokasi LP yang berada di tengah-tengah kota adalah tidak etis sebagaimana mestinya. Maka dengan pertimbangan yang sudah diatas Java International Food Center mamilih lokasi tersebut.
commit to user 85 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Struktur organisasi GENERAL MANAGER MANAGER OPERATIONAL
CHIEF KOKI
JAVA RESTO MANAGER
JAVA CAFÉ MANAGER
FAST FOOD MANAGER
Asisten-asisten koki
Supervisior
Supervisior
Supervisior
Kapten-kapten
Kapten-kapten
Kapten-kapten
Waitress
Waitres
Waitres
security
Office boy
Front office / receptionist
Bagan 8. Struktur Organisasi.
commit to user 86 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Pelaku Kegiatan a. aktifitas pengunjung.
Telepon Umum
Kasir Lobby
Receptionis
Mencari informasi Memesan menu
Seating area
Duduk
Toilet
Ke kamar mandi
Show Room
Melihat/membeli
Restoran/coffe shop
Makan/minum
Fast Food
Makan/minum
Souvenir Corner
Belanja
Bagan 9. Skema Aktivitas Pengunjung. b. Aktifitas pengelola 1) Pelayan
DATANG
Melayani tamu Mengontrol perlengkapan
Lavatory
Istirahat
Pulang
Bagan 10. Aktifitas pengelola pelayan
commit to user 87 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Security DATANG
Menjaga keamanan
Lavatory
Istirahat
Pulang
Bagan 11. Aktifitas pengelola Security
3) Cleaning Service
DATANG
Mempebaiki kerusakan Melaksanakan kebersihan
Lavatory
Istirahat
Pulang
Bagan 12. Skema Aktivitas Pengelola Cleaning Service 5. Sistem Operasional a. Java Resto 1. Pengunjung - Senin - Minggu
: Jam 08.00 – 23.00 WIB.
2. Pengelola - Senin - Minggu
: Jam 07.30 – 23.00 WIB.
b. Coffe Shop 1. Pengunjung - Senin - Minggu
: Jam 08.00 – 00.00 WIB.
2. Pengelola - Senin - Minggu
: Jam 07.30 – 00.00 WIB.
6. Program kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Pelaku
Macam kegiatan
commit to user
Kebutuhan ruang 88 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
Pengunjung
digilib.uns.ac.id
- Datang
- Lobby
- Mencari informasi
- Receptionis
- Membayar tagihan
- Kasir
- Duduk menunggu
- Seating area
- Makan/minum
- Restoran - Fast food - Coffe shop
- Belanja/melihat-lihat
- Show room - Souvenir corner
- Buang air besar/kecil
- Toilet pria/ wanita - Lavatory
Pengelola
Barang
- Datang - Ganti seragam
- R. Ganti
- Absen
- R. Pegawai
- Rapat
- Kantor
- Melakukan tugas
- R. Maintenance/R. service
- Pembelian - Penerimaan - Penyimpanan
- Gudang
- Persiapan
- Pantry
- Pengolahan
- Dapur
- Penyajian
- Dinning area
Tabel 5. Program Kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang 7. Program Ruang a. Kelompok ruang public : 1) Looby 2) Restoran 3) Coffe shop
commit to user 89 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Fast food area 5) Show room 6) Souvenir corner b. Kelompok ruang semi public : 1) Lavatory 2) Gudang makanan a. Kelompok ruang privat : 1) Ruang kasir 2) Ruang untuk pegawai 3) Kantor 4) Ruang ganti pegawai (lockers) 5) Toilet d. Kelompok ruang servis 1) Dapur 2) Pantry 8. Kapasitas Besaran Ruang Data arsitek analisa pendekatan besaran ruang.
Ruang
Kapasitas
Front public Lobby dan front hall, area
reseptionis,
Standart
Luasan
Keterangan
1.0 x 300
300
1.0/kamar
1.6 x 50
80
lounge
seating Food
and Café
50 org
baverage
Main
restaurant 150 org
2.0 x 150
300
area
Spesiality
restaurant 300 org
1.8 x 300
540
Coctail
restaurant 100 org
1.5 x 100
150
commit to user
90 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Entertaiment
200 org
1.6 x 200
320
+25%
347.5
Administrasi Front office
0,4 x 300
120
0.4/kamar
Area
Executive
0,2 x 300
60
0.2/kamar
Sales dan catering
0,35
100
Accounting
0,25
80
Area Tpersiapan
Dapur utama
0.8
360
0.8/kursi
Pantry
0.2
60
0,2/kursi
amakanan
Gudang
0,2
100
0.2/kursi
Sirkulasi
+20%
104
Sirkulasi
b Total e
3111,5
Tabel 6 Analisa pendekatan besaran ruang. 9. System Sirkulasi Pengunjung a. Sirkulasi pelayanan/ staff Sirkulasi
pelayanan
harus
memperhatikan
factor
keamanan
dan
kenyamanan. Jhon Ormsbee Simond menguraikan bahwa manusia menyukai pergerakan menuju atau melalui suatu ruang, mengitari atau melewati suatu obyek. Manusia juga menyukai untuk bergerak dari satu ruang ke ruang lain, dengan pengalaman perubahan yang berurutan dari satu ruang ke ruang lain. (1987 hal. 28) Sirkulasi pelayanan tidak hanya memerhatikan factor kenyamanan tetapi juga memperhatikan pengaturan atau layout yaitu pengaturan furniture. Beberapa pola jenis pelayanan yang dikerjakan pelayan /staff di restoran kepada tamunya, oleh fred Lawson dikemukakan sebagai berikut, circulation for the staff including arrangements for table service, counter service if used and service of drinks. (1976 hal. 10)
commit to user 91 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lalu lintas atau sirkulasi yang memenuhi syarat, perlu diperhatikan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam suatu bidang horizontal dibutuhkan adanya sirkulasi yang langsung, aman, sedikt mungkin belokan dan jarak yang pendek seperti dalam ketentuan perencanaan (Fakultas Teknik Universitas Parahyangan, 1980 hal. 132) Dengan demikian sirkulasi pelayanan /staff haruslah jelas dan mudah dicapai. Apabila ada pelayanan oleh staff, maka arah masuk pembeli dan pelayan di ruang makan harus dipisah jauh dari counter, hal ini untuk menghindari terjadinya sirkulasi silang. b. Sirkulasi tamu/pengunjung /customer Pola sirkulasi pengunjung dalam restoran, seperti yang ada pada setiap restoran pada umumnya, ditentukan oleh aturan-aturan tertentu yang harus dipenuhi pengunjung sebelum menikmati hidangan. Aturan-aturan tersebut mengarahkan pengunjung secara langsung maupun tidak langsung pada suatu kegiatan yang diperlukan untuk dilakukan secara berurutan. Desain yang baik tergantung pada perencanaan system pengaturan perlengkapan yang seksama. Proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang layanan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin. (Pamudji Suptandar 1982 hal. 53) Sistem sirkulasi yang diterapkan pada desain Java International Food Center ini adalah pola sirkulasi radial. 10. System Organisasi Ruang Sistem organisasi ruang yang diterapkan pada perancangan Java International Food Center ini adalah Organisasi ruang terpusat, dimana merupakan merupakan komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang – ruang sekunder yang
commit to user
92 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikelompokkan mengeliligi sebuah ruang yang besar dan dominant. Ruang pusat sebagi pemersatu dari organisasi terpusat. Ruang sekunder dapat mempunyai fungsi, bentuk, ukuran yang sama, tetapi juga dapat berbeda antara satu dengan yang lain sesuai dengan tingkat kebutuhannya Berikut ini adalah bentuk gambaran organisasi ruang terpusat :
Gambar 10. Organisasi Ruang Terpusat 11. Hubungan Antar Ruang HUBUNGAN ANTAR RUANG
Gambar 11. Hubungan Antar Ruang.
commit to user 93 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Zoning dan Grouping
Gambar 12. Zooning Grouping B. KONSEP PERANCANGAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan dari Java International Food Center adalah Jawa sebagai gagasan umumnya dan mengambil ragam hias dan aspek suasana dari Keraton Mangkunegaran Surakarta sebagai ide gagasan pada intinya.
commit to user 94 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JAWA
SOLO JOGJA
MANGKUNEGARAN
RAGAM HIAS DAN ASPEK SUASANA Bagan 13. Skema Ide Gagasan. 2. Tema Tema pada perancangan Java International Food Center adalah JAWA pada umumnya Solo Jogja pada khususnya. 3. Suasana Ruang Untuk mewujudkan suasana dari tema yang diinginkan, yaitu Jawa maka dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Untuk penyambutan tamu pada lobby terdapat permainan alat yang tidak asing lagi di Jawa, yaitu gamelan. Alasan memilih gamelan, karena gamelan sangatlah khas dengan ciri musik Jawa. Dan nuansa yang ditimbulkan sangatlah hangat dan nyaman. b. Para pegawai dan pengelola mengenakan seragam berwarna coklat, karena coklat sangat identik dengan tradisi Jawa. c. Pada penyajian makanan di restaurant dan coffee shop menggunakan peralatan makanan yang terbuat dari bahan alam, yaitu tembikar dan juga bubutan kayu
commit to user 95 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
glugu. Untuk menambah suasana alami dilapisi dengan daun pisang yang masih hijau segar. d. Pada lobby, restaurant, coffee shop, souvenir corner menggunakan Penghawaan alami sehingga akan banyak terdapat bukaan pintu dan jendela. Dengan adanya bukaan-bukaan itu maka suasana dalam ruangan akan menyatu dengan lingkungan food center yang terdapat banyak taman. 4. Penataan Ruang ( Layout ) Dalam penataan ruang pada Java International Food Center, direncanakan dengan dasar pertimbangan : Organisasi ruang, zoning, grouping, fungsi ruang, besaran ruang dan macam ruang, letak struktur kolom, potensi ruang, kapasitas dan daya tampung ruang, aktifitas serta efisiensi. Penataan ruang ditekankan pada kenyamanan sirkulasi dari pengunjung maupun pengelola. 5. Aspek Pembentuk Ruang a. Lobby Persyaratan Lantai
Alternatif
Kuat menahan beban, tahan gesek, Marmer,
batu-batuan
tidak licin, menarik, mendukung alam dan parquete. tema, mozaik dipilih warna terang sebagai point of interest. Dinding
Mudah
dalam
perawatan, Cat tembok, batu alam
mendukung tema, banyak alternative warna Langit-langit
Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum
board,
mendukung tema, kaya desain, motif multiplek,
kayu, triplek,
dan warna, bagian pintu depan diberi lambersering penurunan untuk kesan mengundang tamu.
commit Tabel. 6 Aspek Pembentuk Ruang lobbyto user 96 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Restaurant Persyaratan Lantai
Alternatif
Kuat menahan beban, tidak licin, Marmer,
batu-batuan
menarik, mendukung tema, mudah alam, kayu untuk dibersihkan Dinding
Mudah
dalam
perawatan, Cat tembok, batu-batuan
mendukung tema, kaya desain, motif alam, kaca dan warna, tampak dari luar ruangan Langit-langit
Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum board, kayu mendukung tema, kaya desain, motif dan warna
Tabel. 7 Aspek Pembentuk Ruang Restaurant c. Coffe shop Persyaratan Lantai
Alternatif
Kuat menahan beban, tidak licin, menarik, Kayu/parquete, batumendukung tema, mudah untuk dibersihkan
Dinding
batuan alam
Mudah dalam perawatan, mendukung tema, Cat tembok, batukaya desain, motif dan warna, tampak dari batuan alam, murel luar ruangan
Langit-langit
Mudah
dalam
perawatan,
menarik, Triplek, kayu
mendukung tema, kaya desain, motif dan warna Tabel 8. Aspek Pembentuk Ruang coffe shop 6. Aspek Bentuk, Warna dan Bahan a. Bentuk Ciri-ciri visual bentuk dapat dijelaskan memvisualkan sebagai berikut : 1) Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menvisualkan bentuk. Wujud ialah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi suatu bentuk 2) Dimensi adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi –dimensi ini
commit to user memerlukan adanya proporsi. 97 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Warna dan corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu benda atau bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. 4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mepengaruhi baik perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan bentuk tersebut. 5) Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual. 6) Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya. 7) Intersia Visual adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk tergantung pada geometrid an orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita. (Ching Francis, D.K. 1996. ARSITEKTUR BENTUK RUANG DAN SUSUNANNYA, Jakarta : penerbit Erlangga) b. Warna Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk, warna merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk yang mampu memberikan penekanan kontras. Warna mempunyai peranan yang sangat besar dalam tata ruang, terutama dalam pembentukan suasana keseluruhan dari ruang. Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia dan memberikan rasa sehat atau rasa lesu. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak langsung melalui pengaruh fisiologis. Pengaruh tersebut terjadi secara langsung melalui kekuatan pengaruh impuls.
commit to user 98 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat warna : 1) Warna yang hangat dan terang, dari atas kelihatan merangsang kejiwaan dari samping
menghangatkan,
mendekatkan,
dari
bawah
meringankan,
meningkatkan. 2) Warna yang hangat dan gelap, dari atas tampak menyendiri, anggun, dari samping melingkari, dari bawah sentuhan dan injakan yang nyaman. 3) Warna yang dingin dan terang, dari atas mengendorkan syaraf, dari samping menggiring, dari bawah licin, merangsang untuk berjalan. 4) Warna yang dingin dan gelap, dari atas berbahaya, dari samping dingin dan sedih, dari bawah membebani, menarik ke bawah. (Ernst Neufert Kolokium,Lalita) Warna pada suatu ruangan dapat mempengaruhi penerangan dalam ruang dan suhu dalam ruang, sehingga dalam pemilihan warna yang harus mempertimbangkan dua hal tersebut, disamping itu warna juga mempengaruhi keadaan psikologi manusia yang berada dalam ruangan. Berikut ini table efek warna terhadap psikologi manusia (Sri Purwaningsih, 1987 : 15) dan table karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, Kolokium,Lalita) Gb. Tabel efek warna terhadap psikologi pemakai. Warna
Warna terang
Absorbsi
Daya
Radiasi
Pantul
Kesan Psikologis
0,5
− putih
88%
Ringan
− hijau kebiruan
76%
Dingin
− gading
81%
Gembira, cerah
65%
Formil, mulia
− Biru pastel
commit to user
99 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
− Kuning
76%
Gembira, cerah
83%
Lembut, formil
54%
Mulia
− Biru kehijauan
65%
Gembira, cerah
− Kuning
63%
Gembira, cerah
− Kuning
61%
Lembut, formil
8%
Jauh, mulia
10%
Terang
7%
Segar
kecoklatan − Abu-abu
0,7
Warna sedang
kecoklatan − Abu-abu
0,9
Warna Tua − biru − Coklat − Hijau
Tabel 9. Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai. Setiap warna memberi kesan tersendiri. Perasaan hangat ditimbulkan oleh warna-warna matahari , diantaranya warna kuning, merah, kuning kemerahan, dan warna serumpun lainnya. Kesan dingin diperoleh dari warna-warna musim semi seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, dan coklat cerah memberi kesan hangat dan berjiwa remaja. Warna musim gugur yang bercampur abu-abu dan hitam terasa tenang dan hangat. Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna, adalah kesan menonjol dan menjauh. Kesan dekat dan jauh dapat dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan atau mendesakkan dinding, langit-langit, atau perabot. (Fritz Wilkening. Kolokium,Lalita)
commit to user 100 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. Tabel karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, 2001 : 1003-1012) No
Kelompok
Karakteristik
Efek
warna 1
Merah
Hangat, atraktif dalam Membuat memberi
obyek terlihat
semangat, lebih besar, sebagai warna latar
dramatis
membuat
ruang
tampak
kecil,
memfokuskan pandangan 2
Orange
Hangat, akrab dengan
Ringan,
warna merah dalam
ruangang yang berkesan
menghangatkan
memberi warna lembut. dingin Sebagai komplemen atau campuran yang baik 3
Kuning
Hangat, agak semangat, Menghamburkan dan warna cahaya matahari
menambah terang dengan refleksi membuat ruangan lebih cerah
4
Hijau
Dingin,
kecuali
dicampur
saat Ruangan
dengan luas,
tampak jauh
lebih
membuat
warna hangat, terang, suasana rileks. segar 5
Biru
Lebih
dingin,
penuh
cinta,
menekan
warna Membuat
ruangan
lebih
lebih luas. Obyek tampak kecil. Membuat
commit to user
lebih
terang
101 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
warna kontras 6
Ungu
Dingin. Tidak memberi Menambah tekanan ruang, tekanan
menghasilkan ketenangan, suasana
tenang
jika
digunakan dalam tingkatan lembut Tabel 10. Tabel karakteristik warna dan efek warna c. Bahan Bahan yang digunakan di Java Internayional Food Center adalah bahanbahan dari kayu dan stainless steel. 7. Aspek Interior Sistem a. Lobby
Pencahayaan
Alami
Buatan
Sinar matahari
Hanging lamp, spot light, down light
Penghawaan
Dengan bukaan pintu, jendela dan ventilasi
Akustik
Diterapkan
pada
komponen Elemen
pembentuk ruang dan pengisi ruang
estetis
tanaman,
kayu
Tabel 11. Aspek Interior Sistem Lobby. b. Restaurant
Pencahayaan
Alami
Buatan
Sinar matahari
Hanging lamp, wall lamp, spot light, down light
Penghawaan
Dengan bukaan pintu, jendela dan ventilasi
Akustik
Diterapkan pada elemen pembentuk Elemen ruang dan pengisi ruang.
estetis
tanaman,
kayu
Tabel 12. Aspek Interior Sistem Restoran. commit to user 102 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Coffee shop
Pencahayaan
Alami
Buatan
Sinar matahari
Hanging lamp, spot light, down light
Penghawaan
Dengan
bukaan
pintu, -
jendela dan ventilasi Akustik
Diterapkan pembentuk
pada ruang
elemen Elemen
estetis
tanaman,
dan kayu
pengisi ruang Tabel 13. Aspek Interior Coffe Shop. 8. Aspek Keamanan Pengamanan merupakan bagian yang penting dan terpadu. Pengamanan yang dimaksud adalah untuk pengamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan. Untuk menanggulangi bahaya kebakaran dipilihlah Fire Alarm System dimana system ini dapat berfungsi mencegah bahaya kebakaran yang mungin terjadi melalui alarm tanda bahaya, sedangkan untuk penangan awal menggunakan tabung pemadam api dengan jenis dry chemical extinguisher yang ditempatkan pada setiap ruang museum. Sedangkan dalam penanggulangan bahaya pencurian dan tangan-tangan jahil, maka dipasang CCTV di setiap sudut ruang pamer serta akan ditempatkan pos-pos keamanan di beberapa titik. Selain itu pada pintu masuk dan keluar akan ditempatkan alat sensor pendeteksi logam yang dapat berbunyi secara otomatis.
commit to user 103 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN
A. PERENCANAAN JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER 1. Definisi Food Center adalah : Food center adalah sebuah pusatnya untuk makanan dan minuman atau tempat segala macam,aktifitas makan dan minum. Di Food center dapat ditemui berbagai macam bentuk makanan/minuman, semuanya disediakan dalam satu tempat dan satu kesatuan bangunan. Masih minimnya pusat rumah makan di kota Solo juga mendukung latar belakang masalah dari perencanaan Java International Food Center ini, lebih efisien cepat praktis nyaman dan lengkap menjadi salah satu kelebihan dari food center. Food center adalah tempat yang menggabungkan berbagai fasilitas kegiatan makan dan minum seperti restoran, coffe shop, fast food ataupun yang lainnya. Di dalam food center ini terjadi berbagai macam kegiatan atau aktifitas makan baik cara makan/minum, cara penyajian yang beragam dan ada bermacam-macam pula jenis menu yang ditawarkan. Dan dengan nuansa dan desain ruang yang menarik food center adalah salah satu pilihan one stop food shoping yang menawarkan kepraktisan dan keefisienan. Jawa mempunyai kekayaan jenis makanan dan minuman dengan resep yang sudah tercipta oleh nenek moyang orang Jawa sejak dulu ketika kebudayaan Jawa terbentuk. Khususnya di daerah Solo dan Jogja,makanan-makanan dari daerah ini bahkan sudah ,menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di kota Solo maupun Jogja masih jarang sekali akan keberadaan food center dan di Java International Food Center ini menawarkan berbagai keunikan sajian menu khas JAVA secara utama dan menu-menu atau sajian eropa sebagai pelengkap, pada restoranya dan di coffe shopnya menawarkan minuman-minuman dan makanan cepat saji khas jawa lalu pada loobynya menawarkan kenyamanan ditambah life
commit to user
104 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
music untuk menghibur para pengunjung, dan semuanya dikemas dalam satu kesatuan ruang dengan cita rasa nuansa Jawa pada desain interior, menu dan pelayanannya. Kepraktisan adalah motto dari Java International food center. Apalagi di era globalisasi ini kepraktisan akan berbelanja makanan atau one stop food shoping bagi masyarakat masa kini adalah suatu pilihan. Satu tempat tujuan menawarkan berbagai macam menu dan fasilitas makan khas nuansa Jawa. Dan semua pilihan itu ada di Java International Food Center. 2. Definisi Java International Food Center adalah : Java
: Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat penerintah
ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya. Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih. Food
: Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya adalah
makanan/masakan. Centre
: Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah
pusat/poros. ( wojowasito,1980 ) Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi internasional. B. Konsep Perancangan Interior Java International Food Center 1. Tema Interior Tema yang diterapkan dalam perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini berkaitan langsung dengan judul proyek perancangan
commit to user 105 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu “Java” dengan penerapan atmosfir gaya / Ide Gagasan dari aspek interior dan Unsur Desain Kraton Mangkunegaran Surakarta. Sedangkan “Java” disini berarti secara umumnya adalah kebudayaan masyarakat orang Jawa, dari individu Jawa sampai dengan Keraton Jawa. Keraton di Jawa yang diambil adalah Mangkunegaran denga mengambil dari segi perwarnaan, ornamen, ragam hiasnya. Unsur-unsur yang diambil dari Mankunegaran antara lain adalah : a. Warna 1) Hijau pareanom : hijau padi muda 2) Hijau Sayur Pare : hijau tua pekat 3) Ornamen 4) Ragam hias. b. Interior 1) Gebyok : penyekat ruang 2) Furnitur : furniture gaya mangkunegaran. 2. Organisasi Ruang Organisasi ruang yang digunakan dalam perancangan Solo Hot Rod Club ini adalah organisasi ruang mengelompok Organisasi ruang mengelompok
Gambar 13. Organisasi Ruang Mengelompok (Sumber : J. Pamudji Suptandar. 1999. hal 112)
commit to user
106 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik dari organisasi ruang mengelompok ini adalah : •
Organisasi ini merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
•
Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.
3. Program Ruang a. Kelompok ruang public : 1) Looby 2) Restoran 3) Coffe shop 4) Fast food area 5) Show room 6) Souvenir corner b. Kelompok ruang semi public : 1) Lavatory 2) Gudang makanan c. Kelompok ruang privat : 1) Ruang kasir 2) Ruang untuk pegawai 3) Kantor 4) Ruang ganti pegawai (lockers) 5) Toilet e. Kelompok ruang servis 1) Dapur 2) Pantry
commit to user 107 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Hubungan Antar Ruang
HUBUNGAN ANTAR RUANG
Gambar. 14 Hubungan Antar Ruang 5. Sistem Sirkulasi Pola sirkulasi yang digunakan adalah radial yaitu sirkulasi pola radial atau menyebar. Pengunjung dapat langsung memilih alternatif ruang yang akan dituju. Pola sirkulasi radial Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.
Gambar 15 Pola Sirkulasi Radial (Aris Sulistiyo, 2006)
commit to user 108 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 16. Sirkulasi
commit to user 109 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Zonning Grouping
Gambar. 17 Zonning Grouping 7. Komponen Pembentuk Ruang. a. Lobby Persyaratan Lantai
Alternatif
Kuat menahan beban, tahan gesek, Marmer,
batu-batuan
tidak licin, menarik, mendukung alam dan parquete. tema, mozaik dipilih warna terang sebagai point of interest. Dinding
Mudah
dalam
perawatan, Cat tembok, batu alam
mendukung tema, banyak alternative warna Langit-langit
Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum
board,
mendukung tema, kaya desain, motif multiplek,
kayu, triplek,
dan warna, bagian pintu depan diberi lambersering penurunan untuk kesan mengundang tamu.
commit to user Tabel. 13 komponen Pebentuk Ruang lobby 110 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Restaurant Persyaratan Lantai
Alternatif
Kuat menahan beban, tidak licin, Marmer,
batu-batuan
menarik, mendukung tema, mudah alam, kayu untuk dibersihkan Dinding
Mudah
perawatan, Cat tembok, batu-batuan
dalam
mendukung tema, kaya desain, motif alam, kaca dan warna, tampak dari luar ruangan Langit-langit
Mudah dalam perawatan, menarik, Gibsum board, kayu mendukung tema, kaya desain, motif dan warna
Tabel. 14 komponen Pebentuk Ruang Restaurant c. Coffe shop Persyaratan Lantai
Alternatif
Kuat menahan beban, tidak licin, menarik, Kayu/parquete, batumendukung tema, mudah untuk dibersihkan
Dinding
batuan alam
Mudah dalam perawatan, mendukung tema, Cat tembok, batukaya desain, motif dan warna, tampak dari batuan alam, murel luar ruangan
Langit-langit
Mudah
dalam
perawatan,
menarik, Triplek, kayu
mendukung tema, kaya desain, motif dan warna Tabel 15. Aspek Pembentuk Ruang Coffe Shop 8. Interior Sistem a. Lobby
Pencahayaan
Alami
Buatan
Sinar matahari
Hanging lamp, spot light, down light
Penghawaan
Dengan bukaan pintu, jendela dan ventilasi
Akustik
Diterapkan
pada
komponen Elemen
pembentuk ruang dan pengisi ruang
commit to user
estetis
tanaman,
kayu 111 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 16. Aspek Interior Sistem Lobby. b. Restaurant
Pencahayaan
Alami
Buatan
Sinar matahari
Hanging lamp, wall lamp, spot light, down light
Penghawaan
Dengan bukaan pintu, jendela dan ventilasi
Akustik
Diterapkan pada elemen pembentuk Elemen ruang dan pengisi ruang.
estetis
tanaman,
kayu
Tabel 17. Aspek Interior Sistem Restoran. c. Coffee shop
Pencahayaan
Alami
Buatan
Sinar matahari
Hanging lamp, spot light, down light
Penghawaan
Dengan
bukaan
pintu, -
jendela dan ventilasi Akustik
Diterapkan pembentuk
pada ruang
elemen Elemen
estetis
tanaman,
dan kayu
pengisi ruang Tabel 18. Aspek Interior Coffe Shop. 9. Sistem Keamanan Pengamanan merupakan bagian yang penting dan terpadu. Pengamanan yang dimaksud adalah untuk pengamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan. Untuk menanggulangi bahaya kebakaran dipilihlah Fire Alarm System dimana system ini dapat berfungsi mencegah bahaya kebakaran yang mungin terjadi melalui alarm tanda bahaya, sedangkan untuk penangan awal menggunakan tabung pemadam api dengan jenis dry chemical extinguisher yang ditempatkan pada setiap ruang museum.
commit to user 112 | P a g e
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan dalam penanggulangan bahaya pencurian dan tangan-tangan jahil, maka dipasang CCTV di setiap sudut ruang pamer serta akan ditempatkan pos-pos keamanan di beberapa titik. Selain itu pada pintu masuk dan keluar akan ditempatkan alat sensor pendeteksi logam yang dapat berbunyi secara otomatis. C. SARAN Perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun pertimbagan-pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan apresiasi desain interior. Khususnya yang berkaitan dengan proyek perancangan pada tempat hiburan kafe-resto, lounge dan karaoke. Namun, bukan berarti karya ini adalah sempurna adanya dan tak ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
commit to user 113 | P a g e