perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR FOTOGRAFI CENTER DI BALI
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Melengkapi Mata Kuliah Seminar Desain Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh BELLA SEKAR SAYEKTI C 0807012
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR FOTOGRAFI CENTRE DI BALI
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk di Uji di hadapan Dewan Penguji
Disusun Oleh: Bella Sekar Sayekti C0804030
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Soepono Sasongko, Msn NIP. 19570319 198903 1 001
Iik Endang SW, SSn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2 022
Mengetahui Ketua Jurusan Desain Interior
Anung B Studyanto, S.sn, MT NIP. 19710816 200501 1 001 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada sidang Tugas Akhir Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari Senin, Tanggal 25 Juli 2011
Penguji :
Ketua
: Drs. Soepriyatmono, M.Sn NIP. 19560117 198811 1 001
Sekretaris
(
)
(
)
(
)
: Drs. Soepono Sasongko, Msn NIP. 19570319 198903 1 001
Penguji II
)
: Lu’lu Purwaningrum, S.Sn, MT NIP. 19770612 200112 2 003
Penguji I
(
: Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2 022
Mengrtahui :
Dekan
Ketua Jurusan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Desain Interior
Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, P. hD
Anung B Studyanto, S.sn, MT NIP. 19710816 200501 1 001
NIP. 19600328 198601 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Bella Sekar Sayekti
NIM
: C0807012
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul “Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Centre di Bali” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan dalam Laporan Tuga Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar Sarjana.
Surakarta, 22 Juli 2011 Yang membuat pernyataan
Bella Sekar Sayekti
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “ Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba – lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” ( QS. Al – Baqarah ayat 148)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada : 1. ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah serta Nikmat hidup dan kemudahan
yang selalu Engkau
berikan. 2. Bapak beserta Ibu tercinta, dengan segala kasih sayang dan juga do’a yang tulus, semoga dapat berguna dan bisa membuat bangga dan bahagia. Allah yang akan membalas segala amal mulia itu. 3. Adik dan seluruh keluarga tercinta, yang
selalu
mendukung
dan
memberikan semangat serta do’a. 4. Seluruh sahabat tercinta, yang selalu menemani dalam suka dan duka.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian yang berjudul : “Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali.” Disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn), jurusan Desain Interior Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terselesaikannya penyusunan penulisan laporan Tugas akhir tidak terlepas atas peranserta berbagai pihak yang telah memberikan bimbimngan, saran, pengarahan, bantuan, dukungan, serta motivasi. Pada kesempatan kali ini, penulis memberikan ucapan terima kasih pada: 1. ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah serta Nikmat hidup dan kemudahan yang selalu Engkau berikan. 2. Anung B Studyanto, S.sn, MT selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Soepono Sasongko, M.Sn selaku pembimbing utama dan Iik Endang SW, SSn, M.Ds. selaku pembimbing kedua yang telah memberikan banyak pengarahan serta masukan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. 4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Sastra dan Seni Rupa, khususnya Jurusan Desain interior yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 5. Bapak Suprapto Tunggal dan ibu Lina Puji Rahayu, yang telah membimbing dan mendidik serta do’a yang tulus, semoga Allah melimpahkan rahmat dan commit to user hidayah-Nya. viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Jiwo, Mas Dea, dan Jolly yang selalu memberikan semangat serta motivasi dan membantu dalam segala hal. 7. Pucha dan Cita Ayu teman seperjuangan dari awal hingga TA dan skripsi, yang selalu lembur
bersama terimakasih
untuk
masukan, bantuan,
semangatnya, keceriaan dan tertawa setiap harinya semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kalian berdua. 8. Sahabatku tercinta Tata, Onyenk, Pacot, Om Anggi, Om bojong, Ragil, Gendut, terimakasih untuk segala bantuan, dukungan, semangatnya, dan ketawa tiap harinya yang tidak bisa diukur dengan apapun. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kalian semua. 9. James dan smua teman yang terlibat terimakasih untuk maketnya, dan segala bantuannya. 10. Teman seperjuangan TA Tika, Agri, terimakasih atas semangat, dan kerjasamanya yang benar – benar membantu semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. 11. Teman – teman angkatan 2007 terimakasih atas dukungannya. 12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan semua pihak Amien. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, namun dengan penuh harapan semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Surakarta, 4 Agustus 2011
commit to user ix
Bella Sekar Sayekti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR FOTOGRAFI CENTER DI BALI
Bella Sekar Sayekti. C 0807012 ¹ Drs. Soepono Sasongko, M. Sn.² Iik Endang SW, S.Sn, M. Ds ³
2011. Permasalahan pada Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali adalah bagaimana merancang interior sebuah fotografi center yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, sehingga kenyaman selama berada di dalam sebuah fotografi centre dapat terwujud serta bagaimana merancang interior sebuah fotografi center yang dapat memberikan kemudahan bagi pengunjungnya untuk melakukan berbagai aktivitas kebutuhan yang dikemas dalam sebuah sirkulasi yang dapat menjangkau seluruh kebutuhan tersebut. Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali adalah merancang sebuah interior fotografi center yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, selain itu dalam merancang interior fotografi center akan beracuan pada standart ergonomi, dengan demikian penggunjung akan merasa nyaman, sehingga pengunjung akan terus datang kemudian memberikan kemudahan untuk melakukan aktivitas kebutuhan, sehingga untuk beberapa orang yang sibuk dapat tetap memenuhi kebutuhannya tanpa mengganggu aktifitas lainnya. Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali ini fotografi center diharapkan memiliki sebuah ide pengembangan yang ditujukan pada konsumen tentunya sehingga konsumen dapat menikmati jasa fotografi secara lengkap yang sesuai dengan keinginan konsumen yang kemudian memiliki nilai kepuasan tersendiri ditunjang dengan suasana interiornya. Dalam fotografi center disediakan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan fotografi kepada masyarakat umum baik secara komersial (jual-beli) maupun secara pendidikanrekreasi dan tidak hanya mengacu pada kegiatan perdagangan saja, namun akan dikembangkan sebagai fasilitas rekreasi-edukasi yang memberikan pengalaman. Secara tidak langsung menjadi sebuah wadah edukasi bagi mereka yang awam sebelumnya terhadap hal – hal fotografi sehingga diharapkan memiliki pengetahuan dan pengalaman baru.
¹ Mahasiswa Desain Interior Angkatan 2007, Fakultas Sastra dan Seni Rupa,UNS ² Dosen Pembimbing 1 ³ Dosen Pembimbing 2 commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
PERSETUJUAN PEBIMBING
......................................................
ii
..................................................................
iii
..............................................................................
iv
..........................................................................................
v
PENGESAHAN PENGUJI PERNYATAAN MOTTO
PERSEMBAHAN
..............................................................................
KATA PENGANTAR
vi
..................................................................
vii
..........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
1
ABSTRAK
.................................................................
A. Latar Belakang Masalah
.....................................................
1
B. Batasan Masalah
.................................................................
2
C. Rumusan Masalah
.................................................................
3
D. Tujuan Sasaran
.................................................................
3
.............................................................................
4
E. Manfaat
F. Metode Desain
.................................................................
4
G. Sistematika Penulisan .................................................................
4
BAB II KAJIAN LITERATUR
.....................................................
9
.................................................................
9
1) Tinjauan Umum Fotografi .....................................................
9
A. KAJIAN TEORI
a.
Pengertian Fotografi .....................................................
9
b.
Sejarah Fotografi
10
c.
Klasifikasi Penggunaan Fotografi
.....................................................
2) Tinjauan khusus Area Photo Studio
.............................
16
.............................
18
a. Pengertian Photo Studio
............................................. 18
b. Persyaratan Photo Studio
............................................. 19
c. Perlengkapan Photo Studio
............................................. 20
d. Pengaturan Cahayacommit Pada Photo Studio to user xi
..................... 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pengaturan Cahaya Pada Photo Studio 3) Tinjauan khusus Area Display
..................... 30
............................................. 33
a. Sistem Pelayanan
......................................................... 33
b. Sistem Display
........................................................
34
c. Perlengkapan Display ........................................................
35
d. Prinsip Desain Sarana Penjualan
................................
36
........................................................
38
a. Pengertian Café
........................................................
38
b. Sistem Pelayanan
........................................................
38
c. Jenis Menu menurut waktu penyajian ................................
39
5) Tinjauan Pengguna ....................................................................
40
4) Tinjauan Khusus Café
a.
Pelaku Kegiatan
b.
Aktivitas
c.
Organisasi Ruang
........................................................
41
d.
Pola Sirkulasi ....................................................................
44
e.
Bentuk Ruang Sirkulasi
............................................
46
f.
Penerapan Pada Bangunan
............................................. 46
6) Tinjauan Ruang
........................................................
40
....................................................................
41
..................................................................... 48
a. Lay Out Ruang
......................................................... 48
b. Aspek Lantai ..................................................................... 48 c. Aspek Dinding
.......................................................
49
d. Aspek Ceiling/Langit-Langit ...........................................
51
e. Aspek Furniture dan Antropometri Pengguna ...............
52
f. Aspek Interior System ......................................................
60
B. PENDEKATAN DESAIN
.....................................................
68
1) Tinjauan Umum Desain
.....................................................
68
.....................................................
68
.....................................................
70
a. Pertimbangan Desain .....................................................
70
b. Prinsip Desain .................................................................
73
c. System Keamanan
.....................................................
75
BAB III STUDI LAPANGAN commit ...................................................... to user
77
a. Pengertian Desain 2) Tinjauan Khusus Desain
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. TINJAUAN UMUM ..................................................................
77
a. Jonas Photo Studio ..................................................................
77
1. Latar Belakang
......................................................
77
2. Lokasi ..............................................................................
77
3. Kapasitas dan Luasan ......................................................
77
4. Operasional
..................................................................
77
..............................................................................
78
b. Oktagon
1. Latar Belakang
......................................................
78
2. Lokasi ..............................................................................
78
3. Kapasitas dan Luasan ......................................................
78
4. Operasional
..................................................................
78
c. Star Studio ..............................................................................
79
1. Latar Belakang
......................................................
79
2. Lokasi ..............................................................................
79
3. Kapasitas dan Luasan ......................................................
79
4. Operasional
..................................................................
79
d. Icon ..........................................................................................
79
1. Latar Belakang
......................................................
79
2. Lokasi ..............................................................................
80
3. Kapasitas dan Luasan ......................................................
80
4. Operasional
..................................................................
80
e. Royal Photography ..................................................................
80
1. Latar Belakang
......................................................
80
2. Lokasi ...............................................................................
81
3. Kapasitas dan Luasan ......................................................
81
4. Operasional
81
...................................................................
B. TINJAUAN KHUSUS
.......................................................
81
a. Jonas Photo Studio ...................................................................
81
b. Oktagon
...............................................................................
84
c. Star Studio ...............................................................................
85
d. Icon ...........................................................................................
86
e. Royal Photography .................................................................. commit to user
86
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PROGRAMMING .................................................................. A. Definisi Proyek
87
..................................................................
87
B. Asumsi Lokasi ..............................................................................
88
C. Status Kelembagaan ..................................................................
89
D. Struktur Organisasi
..................................................................
90
E. Program Kegiatan
..................................................................
90
F. Alur Kegiatan ..............................................................................
91
1. Pengelola Pada Bagian Galeri
..........................................
91
2. Pengelola Pada Bagian Studio
..........................................
92
..............................................................................
92
3. Pimpinan
4. Wakil Pimpinan
..................................................................
92
5. Kepala Divisi
..................................................................
93
6. Karyawan ..............................................................................
93
G. Program Ruang
..................................................................
93
H. Besaran Ruang
..................................................................
94
I. Pembentuk Ruang
..................................................................
94
Dinding
..............................................................................
94
Floor
..............................................................................
95
Ceiling
..............................................................................
95
J. Pengisi Ruang ..............................................................................
96
K. Sistem Interior ..............................................................................
96
1) Pencahayaan
..................................................................
96
2) Penghawaan
..................................................................
98
.............................................................................
99
3) Akustik
L. Sisitem keamanan
..................................................................
M. Sistem Organisasi Ruang
99
.....................................................
100
..................................................................
100
O. Pola Hubungan Antar Ruang ......................................................
105
P. Zoning dan Grouping ..................................................................
105
BAB V KONSEP DESAIN ..................................................................
107
N. Sistem Sirkulasi
A. Ide Gagasan
.............................................................................. commit to user xiv
107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Tema .........................................................................................
108
C. Suasana Ruang
................................................................
110
D. Pola Penataan Ruang ................................................................
110
E. Pembemtuk Ruang
.................................................................
111
Dinding
.............................................................................
111
Floor
.............................................................................
111
Ceiling
.............................................................................
111
F. Pengisi Ruang .............................................................................
112
Bentuk
............................................................................
112
Warna
............................................................................
113
Material ............................................................................
113
G. Sistem Interior ...........................................................................
114
Pencahayaan
...............................................................
114
Penghawaan
...............................................................
118
Akustik
...........................................................................
120
H. Sistem Keamanan
...............................................................
121
BAB VI KESIMPULAN
...............................................................
122
...........................................................................
122
B. Saran .......................................................................................
122
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Photography
....................................................................
Gambar 2. Studio Photography
.......................................................
Gambar 3. Foto Heliografi dengan subyek pemandangan
10 11
..................
13
Gambar 4. Peralatan Fotografi
......................................................
14
Gambar 5. Boulevard du Temple
.....................................................
15
Gambar 6. Citra berwana yang pertama
.........................................
16
Gambar 7.1 Kamera .............................................................................
20
Gambar 7.2 Kabel Sinkronisasi
.....................................................
22
Gambar 7.3 Standart Reflektor
.....................................................
23
Gambar 7.4 Reflektor .............................................................................
23
Gambar 7.5 Umbrela Lamp Studio
.....................................................
24
Gambar 7.6 Softbox
..............................................................................
24
Gambar 7.7 Snoot
..............................................................................
25
Gambar 7.8 Lamp Holder Gambar 7.9 Tripod
..................................................................
25
..............................................................................
26
Gambar 7.10 Flash Meter
..................................................................
26
Gambar 7.11 Backgroud
..................................................................
27
Gambar 7.12 Table Top
...................................................................
27
Gambar 8. Kamar Gelap
...................................................................
30
Gambar 9.1 Terpusat ................................................................................
42
Gambar 9.2 Linear
................................................................................
42
Gambar 9.3 Radial
................................................................................. 43
Gambar 9.4 Cluster
................................................................................. 43 commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 9.5 Grid
digilib.uns.ac.id
................................................................................
Gambar 10.1 Antropometri area retail counter
43
................................
53
Gambar 10.2 Antropometri area retail public utama ................................
54
Gambar 10.3 Antropometri area retail public kedua ................................
54
Gambar 10.4 Antropometri area retail counter
................................
55
Gambar 10.5 Antropometri area retail counter
................................
55
Gambar 10.6 Antropometri area retail display
................................
55
Gambar 10.7 Antropometri area retail display
................................
56
Gambar 10.8 Antropometri area retail display
................................
56
............................................
56
Gambar 10.9 Antropometri display berdiri
Gambar 10.10 Antropometri pelayanan pramusaji
................................
57
Gambar 10.11 Antropometri jarak bersih antar kursi ................................
57
Gambar 10.12 Antropometri pelayanan area makan ................................
57
Gambar 10.13 Antropometri area makan
............................................
58
Gambar 10.14 Antropometri bar
.......................................................
58
Gambar 10.15 Antropometri bar
.......................................................
59
Gambar 10.16 Antropometri bar tampak atas ...........................................
59
Gambar 10.17 Antropometri bar
59
.......................................................
Gambar 10.18 Antropometri dinning area untuk 4 orang
...................
60
Gambar 10.19 Antropometri dinning area
...........................................
60
Gambar 11.1 Fasad Jonas Photo Studio
...........................................
83
Gambar 11.2 Studio Jonas Photo Studio
...........................................
83
Gambar 11.3 Area Display Jonas Photo Studio Gambar 12. Area Oktagon
................................
84
.................................................................... commit to user
84
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 13. Star Studio Gambar 14. Icon
....................................................................
85
................................................................................
86
Gambar 15. Royal Photography
........................................................
86
Gambar 16. Peta Bali ................................................................................
89
Gambar 17. Peta Bali ................................................................................. 89 Gambar 18. Alternatif Ceiling..................................................................... 95 Gambar 19. Alternatif Pencahayaan ......................................................... 97 Gambar 20. Alternatif Penghawaan ......................................................... 98 Gambar 21. Alternatif Akustik Gambar 22. Zoning
......................................................... 99
................................................................................. 105
Gambar 23.Grouping ................................................................................. 106 Gambar 24. Style Picture
..................................................................... 109
commit to user xviii
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR FOTOGRAFI CENTER DI BALI Bella Sekar Sayekti. C 0807012 ¹ Drs. Soepono Sasongko, M. Sn.² Iik Endang SW, S.Sn, M. Ds ³
ABSTRAK 2011. Permasalahan pada Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali adalah bagaimana merancang interior sebuah fotografi center yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, sehingga kenyaman selama berada di dalam sebuah fotografi centre dapat terwujud serta bagaimana merancang interior sebuah fotografi center yang dapat memberikan kemudahan bagi pengunjungnya untuk melakukan berbagai aktivitas kebutuhan yang dikemas dalam sebuah sirkulasi yang dapat menjangkau seluruh kebutuhan tersebut. Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali adalah merancang sebuah interior fotografi center yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, selain itu dalam merancang interior fotografi center akan beracuan pada standart ergonomi, dengan demikian penggunjung akan merasa nyaman, sehingga pengunjung akan terus datang kemudian memberikan kemudahan untuk melakukan aktivitas kebutuhan, sehingga untuk beberapa orang yang sibuk dapat tetap memenuhi kebutuhannya tanpa mengganggu aktifitas lainnya. Perencanaan dan Perancangan Interior Fotografi Center di Bali ini fotografi center diharapkan memiliki sebuah ide pengembangan yang ditujukan pada konsumen tentunya sehingga konsumen dapat menikmati jasa fotografi secara lengkap yang sesuai dengan keinginan konsumen yang kemudian memiliki nilai kepuasan ¹ Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C 0807012 ² Dosen Pembimbing 1 ³ Dosen Pembimbing 2
tersendiri ditunjang dengan suasana interiornya. Dalam fotografi center disediakan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan fotografi kepada masyarakat umum baik secara komersial (jual-beli) maupun secara pendidikan-rekreasi dan tidak hanya mengacu pada kegiatan perdagangan saja, namun akan dikembangkan sebagai fasilitas rekreasi-edukasi yang memberikan pengalaman. Secara tidak langsung menjadi sebuah wadah edukasi bagi mereka yang awam sebelumnya terhadap hal – hal fotografi sehingga diharapkan memiliki pengetahuan dan pengalaman baru.
¹ Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C 0807012 ² Dosen Pembimbing 1 ³ Dosen Pembimbing 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan juga kemajuan tekhnologi menjadikan banyaknya revolusi pada beberapa bidang yang kemudian memberi suatu kemudahan bagi kehidupan manusia pada umumnya. Dikota besar seperti Bali teknologi sudah menjadi sebuah bagian dari gaya hidup, dimana masyarakat sekitar tidak bisa terlepas akan kebutuhan teknologi, itu sebabnya teknologi dapat memudahkan penggunanya untuk memenuhi segala kebutuhan. Salah satu teknologi yang sedang berkembang yaitu teknologi dibidang fotografi, dengan hadirnya kemajuan dibidang fotografi menjadi sebuah kebutuhan untuk menunjang berbagai pekerjaan atau hiburan sekalipun. Sehingga fotografi mempunyai peranan penting, meninjau hal tersebut penyedian sebuah fotografi center yang lengkap dengan fasilitas yang memadai dapat memudahkan masyarakat untuk lebih mengeksplorasi kreatifitas masing – masing baik pengunjung ataupun pengelolanya. Ditinjau dari seluruh fungsi atau kegunaan serta manfaat fotografi, maka muncullah sebuah tempat guna memenuhi kebutuhan fotografi yaitu; fotografi center. Jika dikaitkan dalam bidang interior menjadikan semakin banyaknya kemudahan – kemudahan yang didapat dalam sebuah proses perancangan. Di pulau Bali pengaruh terhadap gaya hidup tersebut berupa commit to user budaya – budaya asing memberikan dampak yang cukup besar terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembangunan dan teknologi seni bangun itu sendiri. Kemajuan – kemajuan inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai tolak ukur sebuah perancangan tanpa melupakan nilai history (sejarah). Fotografi center merupakan sebuah sarana masyarakat untuk menunjang berbagai kebutuhan dalam bidang fotografi sehingga, sebuah fotografi centre yang lengkap memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut seperti sarana pendidikan, entertaiment, shop dan gallery serta indoor/outdoor studio. Selain fasilitas yang memadai, sebuah fotografi center harus mampu menyajikan kesan ruang yang menarik sehingga ada daya tarik yang mampu menarik masyarakat. Dengan demikian daya tarik tersebut dapat diciptakan dari sebuah ide gagasan yang terkait dalam bidang fotografi. Dari seluruh fungsi atau kegunaan fotografi, maka muncullah fotografi center yang dapat menampung seluruh kebutuhan kegiatan baik formal ataupun non formal, indoor ataupun outdoor yang dianggap dapat menefektifkan (keterbatasan) waktu pengunjung. B. BATASAN MASALAH Batasan perancangan ini, yaitu merancang interior fotografi center di kota Bali dengan luasan interior 1200 m² hingga 1500 m² yang kemudian dirancang agar interior terasa aman dan nyaman sesuai dengan kebutuhan antar ruang, serta kebutuhan manusia yang berkaitan pada gaya hidup yang kemudian menjadi sebuah kebutuhan. Pemilihan lokasi pada kota Bali dapat membantu mengaplikasikan berbagai kemajuan teknologi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang berkaitan dengan fotografi dengan begitu kenyamanan serta fleksibilitas dapat terwujud. C. RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang interior sebuah fotografi center yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, sehingga kenyaman selama berada di dalam sebuah fotografi centre dapat terwujud. Bagaimana merancang interior sebuah fotografi center yang dapat memberikan kemudahan bagi pengunjungnya untuk melakukan berbagai aktivitas kebutuhan yang dikemas dalam sebuah sirkulasi yang dapat menjangkau seluruh kebutuhan tersebut. Bagaimana
merancang
interior
sebuah
fotografi
center
yang
menyediakan sarana serta fasilitas yang lengkap sehingga pengunjung dapat menyalurkan kreatifitas sesuai dengan tujuannya. D. TUJUAN SASARAN Tujuan Umum : Memecahkan masalah dari perancangan interior “Fotografi center di Bali” yang bertujuan untuk memperkenalkan tekhnologi di bidang fotografi. Tujuan Khusus : Merancang sebuah interior fotografi center yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, selain itu dalam merancang interior fotografi center akan beracuan pada standart ergonomi. Dengan demikian penggunjung akan merasa nyaman, sehingga pengunjung akan terus datang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merancang inetrior fotografi center yang dapat memberikan kemudahan untuk melakukan aktivitas kebutuhan, sehingga untuk beberapa orang yang sibuk dapat tetap memenuhi kebutuhannya tanpa mengganggu aktifitas lainnya. Merancang inetrior fotografi center dengan menyediakan segala kebutuhan, sarana serta fasilitas yang lengkap, dengan berbagai tatanan interior yang mampu menonjolkan kreatifitas dan kebebasan atas tema yang digunakan E. MANFAAT Membantu mereka yang mengalami kesulitan dalam melakukan kebutuhan fotografinya karena keterbatasan waktu serta wawasan atau keahlian yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat kota Bali pada saat ini, maka dengan hadirnya fotografi centre diharapkan dapat memberikan banyak kemudahan. Secara tidak langsung menjadi sebuah wadah edukasi bagi mereka yang awam sebelumnya terhadap hal – hal fotografi sehingga diharapkan memiliki pengetahuan dan pengalaman baru. F. METODE DESAIN Dalam
menyelesaikan
permasalahan
dibutuhkan
metode
analisis
pengumpulan data dengan menggunakan berbagai metode diantaranya : a. Observasi / studi Lapangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam metode ini pengamatan langsung ke lapangan. Data yang diambil berupa informasi baik berupa data wawancara ataupun data gambar yang langsung diambil saat observasi lapangan. b. Studi Literatur Acuan untuk merencanakan fotografi centre dengan menggunakan literatur seperti buku – buku terkait, majalah, koran, arsip ataupun dari data dari internet. G. SISTIMATIKA PENULISAN Sistematika pembahasan secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Yang terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan, sasaran dan sistematika pembahasan. Menjelaskan tentang bagaimana sebuah proyek itu dibangun mulai dari dasar pemikiran desain yang ditinjau dari suatu lokasi, kemudian dibatasi oleh sebuah besaran atau kebutuhan ruang. BAB II KAJIAN LITERATUR Adalah uraian tentang kajian literatur yang dijadikan untuk mencapai tujuan perancangan. Pada kajian literatur ini dijelaskan tentang pengertian, sejarah hingga dasar – dasar pengetahuan fotografi. BAB III STUDI LAPANGAN Tinjauan lapangan merupakan uraian tentang studi lapangan yang dijadikan sebagai sebuah sarana mencapai tujuan perancangan. Dalam tinjauan to userkita dapat mengetahui bagaimana lapangan yang dilakukan di Jonascommit foto studio
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keadaan sebuah studio fotografi dan merupakan sebuah pembanding dari fotografi centre yang akan dirancang. BAB IV PROGRAMING Merupakan uraian tentang ide atau gagasan yang akan melatar belakangi terciptanya karya tugas akhir. Dalam programing terdapat berbagai uraian atau pengantar dari sebuah perancangan interior fotografi centre. A. Definisi Proyek Merupakan pengertian dasar akan sebuah fotografi center, sehingga memudahkan untuk dapat mengembil kesimpulan tentang fotografi centre. B. Asumsi Lokasi Mengasumsikan
lokasi
yang
akan
dipilih
dalam
perancangan fotografi centre. C. Status Kelembagaan Sistematika kelembagaan dari fotografi centre, mulai dari pengelola hingga managemen waktu. D. Struktur Organisasi Sistem organisasi yang terdapat dalam managemen fotografi centre E. Program Kegiatan Kegiatan yg dilakukan seperti pengaturan jadwal buka, tutup hingga jadwal kerja dari pengelolanya. F. Alur Kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan utama ataupun kegiatan pendukukng yang dilakukan
baik
pengunjung
maupun
pengelola
hingga
memudahkan dalam membentuk sebuah sirkulasi serta program kedekatan ruang dari fotografi centre. G. Program Ruang Fungsi dari seluruh kegiatan yang dilakukan kemudian dikelompokan dalam program ruang. H. Besaran Ruang Ukuran yang sesuai untuk memenuhi seluruh kegiatan dalam fotografi centre. I. Pembentuk Ruang Aspek – aspek yang mempengaruhi dalam prancangan sebuah interior. J. Pengisi Ruang Pada area Fotografi centre ini akan ada pengelompokan ruang berdasarkan fasilitas utama dan fasilitas pendukungnya. K. Sistem interior Merupakan
sistem
pendukung
seperti
pencahayaan,
penghawaan, dan akustik yang sangat berperan penting dalam perancangan fotografi centre. L. Sistem Keamanan Sistem keamanan yang sesuai dalam fotografi centre. M. Sistem Organisasi Ruang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alur dari seluruh kegiatan fotografi centre. N. Sistem sirkulasi Merupakan elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur lingkungan O. Pola Hubungan antar Ruang Kegiatan yang berhubungan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain. P. Zoning dan Grouping Pengelompokan kegiatan yang disesuaikan dengan jenis kegiatan yang sejenis berdasarkan kedekatan serta hungan antar ruang. BAB V KONSEP DESAIN Meliputi kesimpulan evaluasi konsep perancangan dan keputusan desain serta saran-saran penulis mengenai perancangan interior Fotografi Centre. BAB VI. KESIMPULAN Menyinpulkan hasil perancangan fotografi centre yang sesuai dengan prinsip – prinsip desain. DAFTAR PUSTAKA Meliputi daftar data atau buku yang digunakan pada perancangan interior Fotografi Centre. LAMPIRAN Meliputi daftar data berupa gambar, tabel maupun grafik yang digunakan pada penulisan perancangan interior Fotografi Centre. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1) Tinjauan Umum Fotografi a. Pengertian Fotografi Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). ( Sumber: http://id.wikipedia.org/3323-pengertian-fotografi.html )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 1. photography ( Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/photograpy )
Menurut Soedjai Kartasasmita (pemimpin berbagai organisasi, fotografi dan non fotografi), fotografi dapat menjadi alat koreksi yang baik, disisi lain fotografi mengajarkan pada kita untuk melihat sesuatu hal dari berbagai sudut pandang dan semua perspektif dapat menjadi benar. ( sumber : fotomedia, November 1997, hal 30). b. Sejarah Fotografi Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Gambar 2. Studio photogrphy (Sumber : http://www.studiophotogrphy.co.uk )
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611: “By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan commit to user di luar tenda di atas selembar kertas).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada
17127
melakukan
percobaan
dan
membuktikan
bahwa
menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak
abad
ke-16
bahkan
mungkin
lebih
awal
lagi.
Ia
mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak. Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam mengexposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Gambar 3. Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826 (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande‟ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.” commit to user Namun, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
Gambar 4. Peralatan fotografi (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Gambar 5. Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839 (Sumber:http://www.wikipediaphotography.html )
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto. Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film. Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Gambar 6 : 6.1.Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861; 6.2. Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877; 6.3. Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957 (Sumber:http://www.wikipediaphotography.html)
c. Klasifikasi Penggunaan Fotografi Berdasarkan fungsinya fotografi dapat digolongakan menjadi fotografi untuk beberapa tujuan ; 1) Berdasarkan Fungsicommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan fungsinya fotografi dapat digolongkan pada fotografi guna keindahan, reportase, laporan. Keindahan pada fotografi dapat disampaikan dalam bentuk seni foto karena ide yang digunakan berasal atau bersumber pada sebuah keindahan, untuk reportase biasanya digunakan dalam penyampaian berita atau sering disebut komunikasi visual dalam dunia reportase, sedangkan laporan merupakan media yang sering digunakan untuk melaporkan karakter, suasana, jiga diterangkan secara tulisan atau verbal dirasa kurang. 2) Berdasarkan Pemakainya Berdasarkan pemakainya fotografi ini dapat digolongkan kedalam 3 golongan diantaranya; Fotografi Amatir, Fotografi Profesional, Fotografi dalam Bidang Ilmiah Fotografi amatir merupakan sebuah klasifikasi pada bidang fotografi dimana penggunanya hanya sekedar hobby untuk dokumentasi pribadi maupun seni. Fotografi seni meliputi ; Pictorial (Pemandangan), Stil Life (Alam tenang), Potraiture (Potret manusia), News Photo (Foto berita), Essay Photo (Foto cerita), Human Interest. Fotografi profesional biasanya digunakan sebagian golongan sebagai tunjangan hidup atau bersifat komersial. Dalam fotografi profesional meliputi; Audiofisual, Advertesing, Ilustrasi majalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kalender, Foto model, Foto fasion (mode), Poster, Brosur, Jurnalistik (pers), Grafis. Fotografi dalam bidang ilmiah biasanya digunakan sebagai sarana informasi dengan merekam berbagai kejadian/peristiwa serta hasil – hasil sebuah penelitian. Fotografi dalam bidang ilmiah meliputi; Photomicrigrsphy, Spektography, Infrared Photography, Astronomi Photography, Criminological Photogrsphy. 3) Unsur dalam Fotografi Dalam fotografi ada 4 unsur terpenting yang menjadikan dasar atau hal utama dalam dunia fotografi, antara lain; a. Cahaya b. Lensa c. Kamera d. Obyek (Sumber : www.rleggat_photohistory.com ) 4) Warna dalam Fotografi Dalam dunia fotografi kehadiran warna merupakan unsur dalam fotografi karena warna merupaka sarana pembentuk gambar yang berasal dari pantulan cahaya. Dalam dunia proses fotografi warna yang sering digunakan adalah hitam, hitam dinilai mampu menyerap cahaya disekitar sehingga menghasilkan perlindungan dari proses fogging. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada pemilihan warna untuk sebuah studio photo yang terpenting adalah bagaimana warna dapat menyerap dan tidak dapat memantulkan cahaya sehingga tidak terjadi biasan cahaya yang tidak diinginkan. 2) Tinjauan khusus Area Photo Studio a. Pengertian Photo Studio i.
Studio adalah ruang khusus tempat bekerja (bagi pelukis, tukang potret,dll). (Kamus Umum Bahasa Indonesia,W.J.S Poerwadarminta. Jakarta: Balai Pustaka 1991, hal. 965).
ii.
Photo Studio adalah ruang untuk bekerja bagi tukang foto, ruang untuk mengambil gambar. (WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1978).
iii.
Studio Foto merupakan ruangan yang dirancang khusus untuk pemotretan, dindingnya dirancang khusus agar mampu ditukar warna dan gambarnya, dalam ruangan ini juga dilengkapi lampu – lampu sorot yang dapat digeser untuk menampilkan efek – efek tertentu. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 15. Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka 1991, hal. 268).
Jadi studio foto adalah sebuah ruang yang dirancang secara khusus guna kepentingan aktivitas fotografi dengan berbagai pertimbangan aspek – aspek tertentu seperti; lampu atau pencahayaan, backdrop atau latar belakang, serta berbagai macam penunjang setting. commit to user b. Persyaratan Photo Studio
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Studio
fotografi
memiliki
berbagai
macam
persyaratan
diantaranya; i.
Tertutup, tidak perlu sinar matahari (untuk studio indoor)
ii.
Membutuhkan pencahayaan buatan yang bersumber pada lampu –lampu yang mampu mengkondisikan terhadap obyek (intensitas cahaya, peletakan lampu).
iii.
Faktor kebersihan dan kelembapan sebagai ruang tertutup untuk menjaga peralatan yang ada didalamnya.
iv.
Dinding dan lantai memiliki bahan (material) atau warna yang mampu menyerap cahaya serta tidak menimbulkan efek bayangan dan pantul.
c. Perlengkapan Photo Studio Untuk peralatan standart yang ada dalam photo studio (Panduan Praktis Teknis Foto, Bab III. Griand Giwanda. Jakarta: Puspa Swara 2002), antara lain : 1) Camera dan Lens Ada 2 jenis kamera yang digunakan dalam studio foto, antara lain kamera digital dan kamera analog/film. Dalam kamera analog/film ada 3 jenis format kecil (disebut kamera 35mm, yang menggunakan film berukurang 3x4cm), kamera medium format commit to user dan kamera format besar. Setiap kamera tersebut memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelebihan dan kekurangan, untuk pemotretan studio foto biasanya digunakan kamera medium format dan kamera format besar. Untuk saat ini para fotografer lebih memilih kamera digital dengan pixel yang besar. Sehingga dapat langsung diketahui hasilnya, bahkan dapat di edit. Untuk lensa yang digunakan di studio foto adalah lensa normal (50mm) dan lensa tele (> 50mm), untuk menghindari distorsi gambar.
Gambar 7.1. Kamera (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
2) Cable Release Fungsi alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana, alat ini akan memudahkan fotografer ketika menekan tombol tersebut, sehingga mengurangi resiko kamera goyang, terutama pada pemotretan dengan kecepatan rendah atau B (bulb). 3) Electronic Flash Head Benda ini adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memproduksi cahaya berdurasi cepat dan singkat (cahaya flash). Electronic Flash Head terdiri dari dua jenis, antara lain : i.
to user Monoflash commit (monoblocs)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampu ini dihubungkan langsung ke stop kontak. Setiap lampu monoflash dilengkapi dengan built ini slave yang berfungsi membuat lampu menyala secara bersamaan, ketika flash utama menyala. ii.
Power pack electronic system Jenis lampu ini dihubungkan pada sumber daya yang terpisah, sehingga fungsi dan fasilitas pengendalian cahayanya lebih banyak serta lengkap dibandingkan jenis monoflash.
4) Synchronization Cable Jika lampu yang anda beli tidak memiliki built in slave atau anda tidak memiliki flash lain untuk membuat lampu menyala maka diperlukan kabel sinkronisasi. Kabel ini digunakan untuk menghubungkan lampu dengan kamera sehingga lampu menyala bersamaan saat tombol rana ditekan.
Gambar 7.2. Kabel Sinkronisasi (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
5) Slave unit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada beberapa lampu tang yang memiliki builth in slave di bagian depannya, atau bias ditambahkan sendiri. Fungsinya hampir sama dengan kabel sinkronisasi hanya saja tanpa kabel sehingga lebih praktis. 6) Triger Alat ini dipasang pada kamera pengganti flash sebagai pemicu slave unit sehingga lampu studio dapat menyala. Pemasangan ini dimaksudkan agar fotografer dapat bergerak bebas tanpa
direpotkan
kabel
sinkronisasi.
Trigger
ini
bekerja
menggunakan sinar infra merah, yang memicu slave unit. 7) Strandart Reflektor Biasanya, setiap lampu flash dilengkapi dengan ini, peralatan ini menghasilkan cahaya yang keras dan langsung.
Gambar 7.3. Standart Reflektor (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
8) Reflektor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fungsinya sama dengan namanya, untuk memberikan pantulan cahaya.
Gambar 7.4. Reflektor (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
9) Umbrela Lamp Studio Payung studio merupakan perangkat fotografi yang digunakan untuk memantulkan atau menyaring cahaya lampu studio, sehingga merata.
Gambar 7.5. Umbrela Lamp Studio (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
10) Softbox commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Benda ini berfungsi untuk menyaring cahaya lampu kilat. Cahaya yang dihasilkan akan lebih lembut dari reflector dan payung studio.
Gambar 7.6. Softbox (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
11) Snoot Snoot digunakan untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari lampu agar menghasilkan efek spot pada obyek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 7.7. Snoot (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
12) Lamp Holder Penyangga lampu ini berfungsi untuk menyangga lampu, biasanya ketinggiannya bisa diatur. Untuk studio foto yang besar biasanya menggunakan system rail, yang dipasang pada plafond, sehingga pengaturan tinggi rendah dan letak bisa diatur. Rail ini lebih praktis karena tidak mengganggu gerak sang fotografer.
Gambar 7.8. Lamp Holder (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
13) Tripod Digunakan untuk menyangga kamera, sehingga tidak goyang terutama saat menggunakan kecepatan rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 7.9. Tripod (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
14) Flash Meter Fungsi alat ini sebagai pengukur kekuatan cahaya. Hasil dari pengukur -an tersebut di dapatkan angka yang menunjukan berapa besaran bukaan (diafragma) yang diperlukan.
Gambar 7.10. Flash Meter (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
15) Background Latar belakang ini dimaksudkan untuk memperoleh bagian commit to user belakang yang menarik, bahannya biasanya dari wallpaper atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kain. Lembaran ini biasanya terdapat gambar atau warna bahkan corak – corak yang menarik.
Gambar 7.11. Background (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
16) Table Top Biasanya digunakan untuk pemotretan produk, yang membutuhkan pemotretan dengan latar belakang tanpa sudut, atau pencahayaan dari bawah. Alas dari table top ini biasanya terbuat dari acrylik putih atau bahan yang mampu menembus cahaya.
Gambar 7.12. Table Top (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
d. Perlengkapan Penunjang Photo Studio 1) Laboratorium Fotografi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laboratorium fotografi menyerupai laboratorium untuk pelajaran IPA, laboratorium sebagai ruang gelap dengan tempat untuk film negatif (pencucian) dan positif (pencetakan). (Data Arsitek, Jilid I, edisi 33. Sunarto Tjahjadi. Jakarta, hal. 259). Dalam perkembangannya teknologi laboratorium fotografi bukan hanya sekedar ruang cetak, melainkan sudah dapat menggunakan mesin cetak. Dalam perkembangannya laboratorium dibagi menjadi 2 antara lain ; i.
Laboratorium Analog atau Ruang Cetak (kamar cetak atau dark room)
ii.
Laboratorium Digital (mesin cetak dilengkapi komputer guna editing)
2) Ruang Cetak (kamar cetak atau dark room) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada sebuah kamar gelap (dark room), antara lain ; i.
Pembagian ruang Pembagian ruang berdasarkan daerah basah dan daerah kering. Pada daerah kering yang digunakan untuk film kertas, dan perlengkapan listrik. Pada daerah ini diletakan enlarger, timer,kotak kertas, pemotong kertas, juga dilengkapi laci atau rak. Sedangkan pada daerah basah digunakan untuk mengembangkan, membilas serta mengawetkan yang dilengkapi 3 buah bak pencuci dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
air
(dilengkapi
dengan
saluran
air
bersih
dan
pembuangannya). ii.
Besaran ruang Besaran ruang mempengaruhi besaran foto yang akan dicetak (misalnya foto 50x50cm maka membutuhkan ruangan dengan besaran ±2,5x3m).
iii.
Dimensi furniture Lebar meja dapat disesuaikan dengan bak pencuci yang akan dipakai dengan ketinggian normal sesuai dengan pelaku pencetak.
iv.
Peralatan Peralatan yang digunakan antara lain lampu pengaman
yang
pada
dasarnya
berfungsi
untuk
menciptakan keamanan kertas peka cahaya dalam ruang gelap ini (biasanya berwarna merah, diterangi dengan lampu 15 hingga 20 watt). Selain itu, dibutuhkan pula termometer fotografi, serta alat ukur waktu untuk interval pencetakan fotografi. v.
Pemakaian warna Warna dalam ruangan ini memiliki arti terpenting, untuk melindungi terhadap kertas cetak yang akan dicahayai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
vi.
digilib.uns.ac.id
Utilitas Ventilasi udara keluar (exhaust fan) harus terpasang lebih rendah dari meja atau bak pencuci, fungsinya agar gas kimia mengalir turun sehingga tidak terhirup oleh petugas cetak. Sedangkan udara yang masuk atau tekanan udara di kamar gelap harus selalu minus dan mengalir berlawanan dari exhaust fan.
Gambar 8. Kamar Gelap (Sumber:http://www.photography/organization/historyh.html)
e. Pengaturan Cahaya Pada Photo Studio Di
dalam
Fotografi,
kuncikeberhasilan
untuk
pengaturan mendapatkan
pencahayaan hasil
merupakan
gambar
yang
dihasilkan.pengaturan pencahayaan ini sangat berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shuttet speed). Jika pada kamera saku digital terdapat fasilitas shooting mode manual, maka pengaturan diafragma dan kecepatan diatur oleh si pemotret. Dengan pengaturan pencahayaan dengan shooting mode manual ini kebutuhan pencahayaan yang di dapat biasanya lebih commit to user tepatdibandingkan dengan pengaturan shooting mode secara otomatis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. over exposure Over exposure adalah pencahayaan yang berlebih.penyebar kelebihan pencahayaan ini adalah pengaturan apature dengan shutter speed yang tidak sesuai.Jika dilihat di garis matering, posisi jarum matering berada diareal plua(+). Akibat dari kelebihan pencahayaan, foto yang dihasilkan tampak di dominasi warna putih/terang. Ada yang menyebut kelebihan pencahayaan inidengan istilah harz.Over exposurejuga bisa di sebabkan oleh sambaran lampu kilat yang yang terlalu kuat. hal ini bisa terjadi jika jarak antara obyek dengan lampu kilat (flash) terlalu dekat atau si pemotret terlalu penuh mengatur output flash. 2. under exposure Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan. penyebabnya pun sama,tidak sesuainya pengaturan shutter speed dan aperture (-). Under exposure biasanya juga disebabkan oleh sambaran flash yang terlalu lemah. hal ini bisa terjadi jika jarak antara obyek dengan lampu terlalu jauh atau si pemotret terlalu minim mengatur output flash. 3. Cahaya dari Depan Obyak Mengambil gambar sebaiknya dalam keadaan objek menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap sinar. Cahaya yang datang dari depan obyek akan menyinari tubuh secara merata. Wajah objek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tampak jelas. Jika pada wajah sebagian wajah objek ada sedikit bayangan (shadow), hal ini tidak mengurangi hasil foto, justru menambah kualitas foto. 4. Cahaya dari belakang Objek Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor) sebaiknya menghindari
pengambilan
gambar
yang
menantangmatahari.
Pemotretan dengan menantang matahari, tubuh objek akan tampak lebih gelap.Apalagijika kondisi matahari terlalu kuat maka seluruh objek akan tampak hitam. hasil foto seperti ini bisa menfhasilkan foto siluet. 5. Cahaya Pagi Hari Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di pagi hari sangat disarankan. Pasalnyacahaya pagi hari akan menghasilkantonal warna yang lembut. Hasil foto yung didapatkan relatif bagus, baik objek landscape (pemandangan0 maupun objek manusia. 6. Cahaya Siang hari Memotret objek pada Siang hari sangat tidak disarankan karena sifat pencahayaan yang terlalu kuat sehingga foto yang dihasilkan cenderung over exposure, mekipun pengaturan aperture dan shutter speed sudah sesuai. 7. Cahaya Sore Hari Pemanfaatan cahaya pada sore hari sangat dianjurkan dalam pemotretan. Sifat pencahayaan pada sore hari sama dengan pagi hari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apalagi saat intensitas cahaya matahari sedikit berkurang, pada pukul 16.00 kebawah. 8. Cahaya malam hari Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu sebagai cahaya luar. jangan terlalu mengandalkan flash karena hasilnya nanti akan tidak alami. untuk menyiasatinya, pemotret bisa menggunakan shutter speed rendahtanpa tambahan lampu flash. sayangnya, shutter speed yangrendah akan akan membuat foto menjadi tidak maksimal, maka dari itu, untuk mengatasinya pemotret dapat dibantu dengan penggunaan tripot. Disarankan untuk memotret pagi hari pada jam 06.00-09.00 dan sore hari pada pukul 16.00-18.00. Pasalnya, dalam waktu - waktu tersebut terdapat pencahayaan yang paling baik. 3) Tinjauan khusus Area Display a. Sistem Pelayanan 1) Self Service Sistem pelayanan dimana pengunjung bebas memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian membawanya ke kasir untuk pembayaran. 2) Self Selection Jenis sitem pelayanan dimana pengunjung juga dapat memilih dan mengambil produk yang mereka inginkan, kemudian dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibantu oleh pramuniaga, produk dibawa ke bagian kasir untuk pemabayaran.
3) Personal Adalah jenis sitem pelayanan tertutup dimana segala bentuk pembelian dilayani oleh pramuniaga, baik dalam pemilihan maupun pengambilan produk. Dalam sistem ini, dari proses pemilihan, pengambilan sampai dengan pembayaran semua dilayani pramuniaga sepenuhnya. b.
Sistem Display 1) Display Interior Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander mengelompokkan display interior menjadi : a) Merchandise Display, meliputi : i) Display terbuka (Open Display) Merupakan
bentuk
display
yang
memberikan
kemungkinan pada pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan pelayan took. ii) Display Tertutup (Closed Display) Berisi barang dagangan yang diperlihatkan dalam almari dinding (wall case). Keuntungan utamnya adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terjaganya barang dagangan dari pencurian dan menjaga kondidi siap jual. iii) Display Arsitektural (Architectural Display) Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna menunjukkan bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan bangunan, seperti model bangunan perumahan, dapur, kamar mandi secara menyeluruh. Keuntungan utamanya adalah dapat memberikan gambaran yang utuh dan nyata lewat peragaan dalam display ini. b) Vendor Display Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang. c) Store Sign and Decorations Istilah Store Sign meliputi tanda pembayaran, kartu hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa. ( Delbert J. Duncan & Stanley D Hollander, 1977 : 468 ). d. Perlengkapan Display Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa etalase dan showroom. Macam-macam Etalase : 1) Etalase Sistem Terbuka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Etalase tanpa pembatas antara ruang display dengan ruang pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior ruang dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang kasat mata dan arah pandangan kurang terfokus. 2) Etalase Sistem tertutup Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan mempunyai pandangan visual lebih terfokus. 3) Etalase Khusus i)
Etalase Sudut Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.
ii)
Etalase Atas Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat. Etalase ini berfungsi sebagai papan reklame.
iii)
Etalase Benam Merupakan Etalase yang memiliki lantai lebih rendah daripada lantai disekitarnya.
iv)
Etalase bertingkat Etalase penggabungan antara etalase atas dan atalase benam dan lebih lagi dengan sistem etalase terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v)
Etalase Arcade Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang memanjang ke belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga ada ruang yang kurang efisien.
e.
Prinsip Desain Sarana Penjualan Desain sarana Penjualan harus disederhanakan dan tak
dipaksakan. Maksudnya adalah dalam mendisplay materi, jika perlengkapannya lebih menarik perhatian ini akan mengurangi daya tarik materi koleksi dan melemahkan penjualan. (William P. Spence, 1979 : 412) Sistem display pada ruang pamer menyangkut beberapa hal, diantaranya: Faktor Penglihatan Penampilan materi selain dipengaruhi factor teknis, juga dipengaruhi factor penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat dilihat/dinikmati. Hal ini dipengaruhi oleh : 1)
Ukuran barang detail krisisnya
2)
Kontras benda-benda dengan latar belakangnya dan kontras sekitarnya
3)
Penerangan dan kecerahan benda tersebut.
4)
Warna cahaya yang menerangi benda tersebut
5)
Waktu
saat
melihat.
1979:24) commit to user
(Ahmad
Natahamijaya,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6)
Sistem Penyajian Materi Koleksi dan Penjualan
Pengelompokan benda-benda menurut jenis dan bentuknya dapat mempermudah pemilihan sistem penyimpanan yang sesuai. Kelompok yang ada misalnya : foto/lukisan, film/video kaset dan lain-lain. Berapa banyak yang perlu untuk setiap kelompok tergantung dari jumlah benda yang ada atauyang akan ada.
4) Tinjauan Khusus Café a. Pengertian Café Kata “café” secara etimologi berasal dari kata “khave” dalam bahasa Turki, yang sama halnya “coffe” dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa Indonesia. Café dalam KAmus Besar Indonesi diartikan sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan sebagai tempat makan dan minum (Jakarta-Jakarta 11 Mei 1996). Sedangkan menurut Marsum. W. A dalam bukunya Restoran dan Pemahamannya, Café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi, dan the. Pilihan makan yang terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol. Café adalah usaha di bidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan makanan/makanan kecil serta minuman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepada para tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service yang berlaku ( Sugiarta, 1996: 93). b. Sistem Pelayanan 1) Table Service Konsumen langsung memesan makanan pada waiters, setelah waiters menghidangkan dan konsumen tersebut menikmati hidangan tersebut, konsumen langsung membayar sendiri pada cashier atau melalui waiters.
2) Counter Service Pelaksana counter service pada counter bar, dimana konsumen menikmati hidangan langsung dihadapan counter. 3) Tray Service Penyajian makanan dan minuman dengan menggunakan nampan/baki, dimana konsumen memesan langsung kepada pelayan di counter, dan pelayan menyajikan langsung pesanannya. c. Jenis Menu menurut waktu penyajian 1) Ala Carter Menu Daftar hidangan terdiridari berbagai pilihan makanan dengan harga masing-masing. Makanan yang dipilih disajikan ke meja sesuai dengan urutan penyajian. 2) Table D‟hote menu/Set Menu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar hidangan yang terdiri dari satu paket makanan dengan harga keseluruhan, disajikan satu demi satu. 3) Blue Plate Menu Daftar hidangan terdiri dari satu paket makanan dengan pilihan soft drink. Harga keseluruhan, semua disajikan di atas meja tamu. 4) Buffet Menu Daftar beberapa paket untuk dipilih. Makanan disajikan di atas meja panjang yang didesain semenarik mungkin, pengunjung tinggal memilih sendiri hidangan yang akan dinikmati sesuai dengan selera masing-masing. (Soekrisno, 1996:70-71).
5) Tinjauan Pengguna a.
Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan di Fotografi Centre adalah 1. Pengelola bangunan Orang yang mengatur organisasi dan kegiatan dalm bangunan, baik perawatan bangunan maupun urusan pengelolaan gedung, yang terdiri dari Direktur, Manager, Staf, dan Sekretaris. 2. Pengusaha Pengusaha yang bergerak di bidang promosi penjualan penjualan dan perawatan. 3. Perbankan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Peran Bank yang ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan usaha pada industry fotografi. d. Konsumen/Pengunjung Dibagi menjadi tiga : 1) Segmen khusus : a) Para penggemar fotografi b) Industri 2) Segmen umum : Masyarkat luas yaitu siapa saja yang datang untuk menggunakan jasa fotografi, yaitu jumlah mayoritas dari pengunjung yang datang.
b. Aktivitas a. Kegiatan Informasi Adalah suatu kegiatan yang bersifat fotografi information yang berfungsi untuk memberikan segala informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan fotografi pada khususnya, maka dibutuhkan suasana yang informatif, komunikatif, rekreatif, aman dan nyaman. b. Kegiatan Promosi Promosi
adalah
merupakan
satu
kegiatan
untuk
menginformasikan atau memperkenalkan produk serta informasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tentang teknologi fotografi yang baru kepada masyarakat, maka diperlukan suasana yang komunikatif, informatif, rekreatif santai, aman dan nyaman. c. Kegiatan Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan untuk menjual atau mengiklankan produk pendukung lainnya kepada masyarakat, maka diperlukan suasana yang komunikatif, informatif, rekreatif santai, aman dan nyaman. c. Organisasi Ruang Bentuk organisasi ruang secara umum dapat dibagi sbb: a. Terpusat Komposisi ini terdiri atas sejumlah ruang-ruang skunder yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan. Organisasi ini bersifat stabil. Pola-pola sirkulasi mungkin berbentuk radial, loop, atau spiral, namun selalu berakhir pada ruang pusat.
Gambar 9.1. Terpusat (Sumber: http://oshayefta.blogspot.com/2010/04/organisasi-ruang.html)
b. Linear commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Komposisi linear adalah suatu urutan dari ruang-ruang yang berulang. Karakternya memanjang menunjukkan suatu arah menggambarkan gerak, pemekaran, dan pertumbuhan.
Gambar 9.2. Linear (Sumber: http://oshayefta.blogspot.com/2010/04/organisasi-ruang.html)
c. Radial Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang lineare yang berkembang menurut bentuk jari-jari, bisa bersifat introvert
(memusatkan pandangan ke dalam ruang pusat) dan
bersifat ekstrovert (mengembang ke luar lingkupnya).
Gambar 9.3. Radial (Sumber: http://oshayefta.blogspot.com/2010/04/organisasi-ruang.html)
d. Cluster Ruang-ruang
dikelompokkan
berdasarkan
adanya
hubungan/bersama-sama memanfaatkan ciri dan hubungan visual. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 9.4. Cluster (Sumber: http://oshayefta.blogspot.com/2010/04/organisasi-ruang.html)
e. Grid Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid structural atau grid 3 dimensi lain. (Ching, Francis D.K., 1996: 205-245).
Gambar 9.5. Grid (Sumber: http://oshayefta.blogspot.com/2010/04/organisasi-ruang.html)
d. Pola Sirkulasi 1.
Unsur-unsur Sistem Sirkulasi 1) Pencapaian Bangunan a)
Pencapaian langsung Yaitu pencapaian yang langsung mengarah ke suatu tempat melalui sebuah jalan segaris dengan sumbu bangunan. Secara visual mempunyai tujuan
a)
pengakhiran yang jelas. commit to user Pencapaian Tersamar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yaitu pencapaian yang secara samar-samar mempertinggi
perspektif
dan
bentuk
suatu
bangunan. Jalur dapat berubah-ubah sesuai urutan pencapaian. b)
Pencapaian Berputar Yaitu berupa sebuah jalan berputar dan memperpanjang pencapaian, mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan ketika bergerak mengelilinginya.
2) Konfigurasi Alur Gerak/Pola Sirkulasi a)
Sirkulasi Linear Dicirikan dengan garis-garis gerakan yang sinambung pada satu arah atau lebih. Merupakan alur sirkulasi yang lurus, namun dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang atau membentuk kisaran (loop)
a)
Sirkulasi Grid Mempunyai
karakteristik
yang
dapat
memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri atas dua set jalur sejajar yang berpotongan. b)
Sirkulasi Radial commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat yang fungsional dan memudahkan pencapaian
sepanjang
titik-titik
tersebut
yang
merupakan tujuan bagi pengunjung. c)
Sirkulasi Organik Sirkulasi paling peka terhadap kondisi tapak, kadang-kadang dengan mengorbankan fungsi atau logik dari sistem tersebut dan penafsiran yang mudah terhadapnya oleh user.
d)
Sirkulasi Network Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik tertentu dalam ruangan.
3) Jenis Sirkulasi a)
Sirkulasi Horisontal Alur sirkulasi yang diartikan sebagai tali yang mengikat suatu ruang tertentu dengan ruang luar menjadi saling berhubungan
b)
Sirkulasi Vertikal Merupakan pengikat kagiatan antar lantai bangunan atau antar ruang dalam bangunan.
e. Bentuk Ruang Sirkulasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Tertutup membentuk koridor yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungkan melalui pintu masuk pada bidang dinding. 2) Terbuka pada salah satu sisi, untuk memberikan kontinuitas
visual/ruang
dengan
ruang-ruang
yang
dihubungkan. 3) Terbuka pada kedua sisinya, menjadi perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya. f. Penerapan Pada Bangunan 1) Sirkulasi Eksternal Bangunan a)
Sistem Pencapaian Bangunan Pencapaian
menuju
bangunan
dipilih
pencapaian berputar dengan pertimbangan salah satu fungsi bangunan sebagai arena pameran (outdoor dan indoor) yang menonjolkan unsur informatif dan memerlukan
akses
yang
mendukung
kondisi
tersebut. Selain itu pencapaian berputar juga sesuai dengan
bangunan
multi
fungsi
dimana
akan
mempermudah akses terhadap fasilitas-fasilitas yang ada pada bangunan tersebut. b)
Pengolahan Sirkulasi Eksternal Dikarenakan bangunan yang direncanakan merupakan bangunan multi fungsi dengan berbagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
macam pelaku kegiatan, maka perlu dilakukannya pemisahan entrance site tiap-tiap pelaku tersebut. Pemisahan entrance site juga dilakukan antara sirkulasi umum dengan sirkulasi kegiatan service. 2) Sirkulasi Internal Bangunan a)
Sirkulasi Horisontal i)
Sistem Memusat, yaitu dimana hall berfungsi sebagai pusat entrance dari berbagai ruang. Sistem ini sesuai diterapkan pada ruang-ruang pamer. Untuk lebih jelasnya pada sistem memusat bisa di lihat pada diagram di bawah ini : ii) Sistem Jalur Tunggal Sistem
dengan
menggunakan
koridor
sebagai penghubung antar ruang-ruang utama dan hall berada diujung koridor tersebut. Sistem ini seakan diterapkan pada ruang-ruang pamer. b)
Sirkulasi Vertikal Adalah cara pencapaian pada lantai tertentu dalam bangunan secara vertikal atau cara mencapai ruang tertentu yang berada diatasnya dan sebaliknya. Sirkulasi vertikal juga ditekankan sebagai jalur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
darurat bila suatu saat terjadi bencana. Sirkulasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa fasilitas, yaitu : ramp, tangga, eskalator dan lift. 6) Tinjauan Ruang a. Lay Out Ruang Ruang-ruang dirancang dengan orientasi ke dalam dan keluar, karena ada view yang dapat diakses ke dalam ruang (area display ) dan di luar ruangan (melalui open studio / studio outdoor). Orientasi ke dalam dan keluar berfungsi untuk memelihara keseimbangan terhadap kepentingan dan pekerjaannya di luar dan di dalam. b. Aspek Lantai Lantai adalah bagian bangunan yang penting, yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati maupun beban hidup atau bergerak. Lantai harus kuat mendukung beban - beban yang datang dari furniture, manusia yang ada didalam ruang dan sebagainya. Sehingga lantai dituntut selalu kuat memikul beban, kaku, dan tidak bergetar. Contoh bahan lantai seperti: kayu, batu alam atau buatan, logam, beton dan sebagainya. Dalam merencanakan lantai ruang pamer perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : 1) Fungsi Lantai Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya dan sebagai alas dari suatu ruang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Sifat Lantai Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat/daerah dalam ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun semi permanen. 3) Karakter Lantai Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat, ringan, luas, sempit, dan sebagainya. 4) Konstruksi Lantai Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang. Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang berlebihan,dan sebagainya. c. Aspek Dinding Dinding adalah bidang datar yang vertikal yang membentuk ruang-ruang di dalam bangunan, sebagai suatu unsur desain bidang dinding dapat bersatu dengan lantai dan langit-langit. Jadi dinding sebagai penghubung yang mempersatukan langit-langit dan lantai sehingga membentuk sebuah ruang. Dinding pada suatu bangunan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat sebagai dinding struktur dapat pula sebagai pembatas saja, hal ini tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya. 1) Secara struktur dinding dibedakan menjadi : a. Dinding struktur ( bearing wall ) Dinding jenis ini merupakan dinding yang mendukung sruktur di atasnya, misalnya sebagai pendukung atau tumpuan atap atau sebagai penumpu lantai ( pada bangunan bertingkat ). 2) Dinding non struktur/partisi ( non bearing wall ) Pada bangunan yang menggunakan sistem non struktur kebebasan peletakan dinding dan permukaan pada dinding dapat diatur menurut kehendak perencana, karena tumpuan atap terletak pada kolom-kolom pendukung. Dinding non bearing wall terdiri dari: pasangan batu bata, pasangan batako, multipleks, asbes, plat alumunium, dan lain sebagainya. 3) Fungsi Dinding Fungsi dinding ialah sebagai pemikul beban di atasnya, sebagai penutup dan pembatas ruang, baik visual maupun akustik. 4) Sifat Dinding Dinding dapat menentukan sifat tertentu sesuai dengan fungsinya. Dinding yang bersifat permanen maupun semi permanen (dapat berubah-ubah). 5) Karakter Dinding
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dinding dapat membentuk karakter ruang, yaitu dengan pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin dicapai. Penggunaan bahan dengan tekstur dan warna yang spesifik dapat mengungkapkan bermacammacam ekspresi dan karakter, misalnya keras, lunak, kesan berat, atau ringan dan sebagainya. 6) Bahan Penutup Dinding Bahan penutup dinding ialah bahan buatan yang fungsinya sebagai pelapis dinding dengan pemasangannya menempel pada dasar dinding. d. Aspek Ceiling/Langit-Langit 1) Fungsi Langit-Langit Langit-langit
disamping
mempunyai
fungsi
sebagai
penutup ruang, juga dapat dimanfaatkan untuk pengaturan udara panas, pengaturan lampu dan elemen-elemen mekanikal. 2) Penentuan Ketinggian Penentuan ketinggian langit-langit disamping pertimbangan fungsi langit-langit itu sendiri, dapat juga dilakukan berdasarkan pertimbangan proporsi dari ukuran ruang (panjang, besar, tinggi). Terlebih lagi jika ingin dibuat permainan langit-langit ( drop ceiling ), canopy, pergola. 3) Bentuk Penyelesaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk
penyelesaian
dapat
dilakukan
berdasarkan
fungsinya, jika sebagai ventilasi udara panas, maka bentuk lubang atau penurunan langit-langit dapat dibentuk sesuai sebagaimana langit-langit itu diselesaikan seperti bentuk-bentuk polos, rata, grid/berkotak-kotak, garis geometrik/lurus, berpola, sruktural. 4) Konstuksi Pemasangan Konstruksi langit-langit perlu diperhatikan bagaimana pemasangannya atau bagaimana menempel pada dinding, misal dengan rangka kayu, besi, digantungkan, atau disangga. Perlu diperhatikan juga konstruksi pemasangan bidang penutup langit langit. e. Aspek Furniture dan Antropometri Pengguna 1) Furniture Unsur pengisi ruang (furniture/perabot, equipment/peralatan, dan accecories/hiasan) dalam perancangan kantor sebaiknya disesuaiakan dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan, karena biasanya hanya diguanakan selama 5-7 tahun. Sedangkan pengaturan tata letaknya hanya digunakan dalam kurun waktu 3-4 bulan. (Ernst Neufert, jilid 2, 1989: 1). Furniture terdiri atas : a.
Meja
b.
Kursi
c.
Storage (tempat penyimpanan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d.
Equipment (perlengkapan kantor)
e.
Accecories
2) Antropometri dan Ergonomis Antropometri‟
berasal
dari
bahasa
Yunani,
yaitu
„anthropos‟ yang berarti manusia dan „metron‟ yang berarti mengukur. Jadi antropometri adalah ukuran-ukuran tentang manusia. (Eddy S. Marizar, 2005: 111). Pertimbangan antropometri antara lain: Kata „ergonomi‟ berasal dari bahasa Latin, yaitu „ergon‟ (kerja) dan „nomos (hukum alam). Ergonomi merupakan studi tentang sistem kerja manusia yang berkaitan dengan fasilitas dan lingkungannya yang saling berinteraksi satu sama lain. (Eddy S. Marizar, 2005: 106). 1) Standarisasi Gallery dan Area Retail
commit to user Gambar 10.1. Antrophometri area retail counter
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.2. Antrophometri area retail public utama (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.3. Antrophometri commit to user area retail public kedua
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.4. Antrophometri area retail counter (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.5. Antrophometri area retail counter (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10.6. Antrophometri area retail display (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.7. Antrophometri area retail display (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.8. Antrophometri area retail display (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10.9. Antrophometri display berdiri (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
2) Standarisasi Café
Gambar 10.10. Antrophometri pelayanan pramusaji (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.11. Antrophometri jarak bersih antar kursi (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10.12. Antrophometri pelayanan area makan (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.13. Antrophometri area makan (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10.14. Antrophometri Bar (Sumber : Julius
Panero dan Martin
Zelni. Dimensi
manusia dan Ruang
Interior.)
Gambar 10.15. Antrophometri Bar (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
Gambar 10.16. Antrophometri Bar tampak atas (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10.17. Antrophometri Bar (Sumber : Julius
Panero dan
Martin Zelni.
Dimensi
manusia dan Ruang
Interior.)
Gambar 10.18. Antrophometri dinning area untuk 4 orang (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar10.19. Antrophometri dinning area (Sumber : Julius Panero dan Martin Zelni. Dimensi manusia dan Ruang Interior.)
f. Aspek Interior System 1) Pencahayaan a. Pengertian Cahaya Menurut P. J. M. Vander Meijs cahaya dapat diartikan „sebuah pancaran elektromagnetik yang terlihat oleh mata‟. (P. J. M. Van der Meijs, 1983:-96). Sedangkan pencahayaan berasal dari bahasa Inggris „Lighting‟ atau „Illumination‟ yang dilndonesiakan menjadi „llluminasi‟. (John M. Echolas, Hassan Shadily, 1980: 386). Illuminasi atau penerangan adalah kepadatan terang yang mengalirkan energi pada suatu permukaan (The density of luminous flow of energy on surface). (Arnold Friedmann, F. Pile and Wilson, 1977: 337).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dapat diartikan „kepadatan fluks cahaya persatuan luas yang diterangi secara seragam pada suatu permukaan‟. (Kusudiarso Hadinoto, 1978:2) Prinsip yang diambil dari beberapa pengertian pencahayaan dan illuminasi di atas yaitu penerapan atau obyek yang dipantulkan ke mata sehingga menyebabkan terang. b. Macam – macam pencahayaan Ditinjau dari sifatnya ada 2 jenis pencahayaan yaitu: i.
pencahayaan langsung (direct lighting)
ii.
pencahayaan tidak langsung (indirect lighting). Secara fungsional terdapat 3 jenis pencahayaan, yaitu: general lighting, task lighting, dan decorative lighting. General lighting adalah penerangan yang mutlak ada dan harus rata menerangi seluruh ruang, untuk kepentingan pembersihan. Task
lighting
mendukung
(penerangan
kegiatan
tertentu
misalnya membaca, menulis.
commit to user
setempat), secara
untuk khusus,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Decorative lighting/accent lighting, penerangan tambahan yang berperan dalam estetika dan membentuk karakter ruang. Dilihat dari sumbernya, pencahayaan ada dua, yaitu pencahayaan alami (sinar matahari) dan pencahayaan buatan (menggunakan lampu). Arah pencahayaan mempengaruhi tampilan objek, yaitu: i.
frontlight (pencahayaan dari depan)
ii.
sidelight (pencahayaan arah samping)
iii.
backlight (pencahayaan dari belakang untuk memunculkan siluet)
iv.
uplight (arah cahaya dari bawah), efek yang ditimbulkan adalah kesan megah dan berdimensi
v.
downlight (pencahayaan dari atas).
c. Peralatan lampu untuk pencahayaan khusus Sejumlah peralatan lampu khusus perlu dipasang atau ditempatkan pada berbagai sudut pandangan. d. Teknik penataan lampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Di dalam perencanaan pencahayaan buatan, digunakan teknik-teknik
penempatan
lampu
sebagai
upaya
untuk
mendukung metode dan sistem pencahayaan di dalam ruang. Adapun teknik-teknik tersebut dibagi dalam beberapa bagian yaitu:
1) Teknik penempatan pada dinding. 2) Teknik penempatan pada plafon (ceiling). 3) Teknik penempatan yang dapat dipindah-pindah. 4) Teknik penempatan yang digantung. 5) Teknik penempatan khusus
Teknik penempatan lampu dari beberapa bagian tersebut dibagi atas beberapa cara antara lain:
6) Teknik penempatan pada dinding
i.
Valances
ii.
Wall bracket
iii.
Ceiling mounted spot / flood light
iv.
Luminous panel / wall
v.
Mounted at wall
7) Teknik penempatan pada ceiling i.
Luminous ceiling
ii.
commit to user Cornices
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii.
Recessed in ceiling
iv.
Attached to ceiling
v.
Soffit
vi.
Cove lighting
8) Teknik penempatan lampu yang dapat dipindah-pindah i.
Portable lamp
ii.
Standard lamp
9) Teknik penempatan lampu yang digantung i.
Pandant atau hanging
10) Teknik penempatan khusus / pada perabot i.
Recessed fixtures for ceiling and table to lighting.
ii.
Recessed fixtures for transluminaling glass shelves in cupboards.
iii.
Recessed fixtures for flower window high added lighting below.
2) Penghawaan a. Penghawaan Alami ( Natural Thermal ) Penghawaan Alami (natural thermal) adalah sistem penghawaan yang menggunakan udara alam sebagai commit to user sumber penghawaan. Sifat dari penghawaan alami adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permanen, karena udara yang dihasilkan oleh alam tidak akan habis. Sehingga penggunaannya bisa kapan saja kita
menginginkan
tanpa
ada
batasnya.
Untuk
penghawaan alami ini biasanya melalui bukaan-bukaan dan ventilasi udara yang lain. Contohnya seperti jendela, pintu, ventilasi udara serta bukaan-bukaan yang lain yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
menciptakan
penghawaan yang diperoleh dari alam. b. Penghawaan Buatan (Artificial Thermal) Penghawaan Buatan (artificial thermal) adalah sistem penghawaan yang menggunakan udara buatan. sifat dari penghawaan buatan ini hanya sementara saja, tidak dapat digunakan untuk selamanya. Artinya tergantung pada adanya sumber listrik atau energi listrik yang ada, apabila energi listrik yang digunakan itu habis atau padam maka udara buatan tersebut tidak dapat dipergunakan.
Hanya
saja
untuk
penggunaan
penghawaan buatan ini dapat diatur atau disesuaikan sesuai kebutuhan kita. Alat yang digunakan untuk memperoleh udara buatan itu adalah AC (air conditional) dan Kipas Angin (fan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada banyak tipe mesin AC, namun secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut : 1) AC Unit (Unit AC) Tipe AC unit ini dibagi menjadi 2 jenis paket, yaitu : i.
Tipe Paket Tunggal Tipe Paket Tunggal dikenal sebagai tipe jendela (windows type). Pada tipe ini seluruh bagian AC ada dalam satu wadah. AC tipe ini dipasang dengan cara meletakkan mesin langsung menembus dinding.
ii.
AC Terpusat (Central AC) AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat untuk melayani satu gedung besar,
baik
yang
berpembagian
ruang
sederhana seperti toko grosir besar, maupun berpembagian ruang rumit seperti bangunan tinggi perhotelan dan perkantoran. AC central melibatkan sistem jaringan distribusi udara (ducting) untuk mengatur udara sejuk ke dalam ruang dan mengambil kembali untuk diolah kembali. Lubang tempat udara dari sistem AC yang masuk dalam ruangan commit to user disebut difuser (diffuser), sedangkan lubang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tempat udara kembali dari dalam ruangan ke jaringan disebut gril (grill). Keuntungan dari AC
terpusat
yaitu
mempunyai
kenyamanan
yang
lebih
tersedianya
ruangan
tingkat
baik,
karena
khusus
untuk
menempatkan mesin AC. 3) Akustik Sistem Akustik (acoustics system) adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur tingkat kebisingan suatu
bangunan/ruangan.
Dalam
suatu
perencanaan
bangunan publik sistem akustik juga salah satu faktor yang harus diperhatikan, karena apabila sistem akustik itu tidak baik ataupun tidak ada maka kita akan merasa kurang nyaman bila berada di ruangan tersebut. Sehingga segala aktifitas yang berada dalam bangunan/ruangan tersebut akan merasa terganggu. Untuk itu kita juga harus memperhatikan pula dimana letak bangunan itu berada apakah dekat jalan umum, pabrik, sekolah maupun bangunan-bangunan yang mengeluarkan suara yang bising. Sehingga kita dapat juga menyesuaikan tingkat kebisingan dari lingkungan sekitar dengan ruangan yang kita tempati. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apabila lingkungan disekitar kita terlalu ramai dan bising berarti kita harus menyesuaikan juga dengan bahan akustik yang dapat meredam suara-suara bising dari luar ruangan. B. PENDEKATAN DESAIN 1)
Tinjauan Umum Desain a. Pengertian Desain Desain diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. ( Sumber: http://id.wikipedia.org/3323-pengertian-desain.html ) Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah “perancangan proses”. Ruang lingkup kegiatan desain mencakup masalah yang berhubungan dengan sarana kebutuhan manusia, diantaranya desain interior, desain mebel, desain alat-alat lingkungan, desain alat transportasi,
desain
tekstil,
desain
grafis,
dan
lain-lain.
Memperhatikan hal-hal tersebut, desainer dalam analisis pemecahan masalah dan perencanaannya atau filosofi rancangan desain bekerja sama dengan masyarakat dan disipin ilmu lain seperti arsitek, psikolog, dokter, atau profesi yang lain. Misalnya, dalam merancang desain kursi pasien gigi, dibutuhkan kerja sama dari dokter dan pasien, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas dan posisi duduk pasien sebagai pemakai, yang efektif, efisien, aman, nyaman dan sehat, sehingga desainer dapat menyatukan bentuk dengan memusatkan perhatian pada estetika bentuk, konstruksi, sistem dan mekanismenya. Desainer dapat membuat suatu prediksi untuk masa depan, serta mengembangkan desain dan teknologi dengan memperhatikan segala kelebihan maupun keterbatasan manusia dalam hal kepekaan inderawi ( sensory ), kecepatan, kemampuan penggunaan sistem gerakan otot, dan dimensi ukuran tubuh, untuk kemudian mengunakan semua informasi mengenai faktor manusia ini sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
acuan dalam perancangan desain yang serasi, selaras dan seimbang dengan manusia sebagai pemakainya. Untuk menilai suatu hasil akhir dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik didasari oleh tiga unsur, yaitu fungsional, estetika, dan ekonomi. Kriteria pemilihannya adalah : function and purpose, utility and economic, form and style, image and meaning Unsur fungsional dan estetika sering disebut fit-form-function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh harga dan kemampuan daya beli masyarakat ( Bagas, 2000 ). Desain yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi pada hasil yang dicapai, dilaksanakan dan dikerjakan seoptimal mungkin. 2)
Tinjauan Khusus Desain commit to user a. Pertimbangan Desain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Bentuk Terdapat tiga macam bentuk dasar yaitu ; bentuk lurus ( kubus, segi empat), bersudut (segitiga, piramid), dan lengkung (lingkaran, bola, silinder, kerucut). Bentuk bujur sangkar membawa kesan tenang yang disebabkan oleh sudut – sudutnya. Bentuk segitiga lebih aktif ke arah sudut lancipnya. ( Fritz Wilkening. 1987 : 25 ) 2) Warna Warna merupakan aspek yang sangat penting dalam desain interior. Secara psikologis warna dapat menggambarkan perasaan seseorang. Warna juga bias menimbulkan kesan tertentu dalam ruang seperti kesan luas ataupun sempit. Pewarnaan pada interior sangat dipengaruhi oleh cahaya baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Tiap-tiap warna memiliki arti khusus berdasarkan efek psikologis pemakai warna. Warna-warna tersebut adalah: i.
Merah, memberikan dampak dinamis dan cenderung menstimulasi.
ii.
Merah muda, menggambarkan kemudaan, ceria, dan romantisme.
iii.
Orange, memberikan energi, vitalitas
iv.
commit to user Kuning, mampu memancarkan kehangatan, bercahaya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v.
Coklat, berkesan melindungi, kaya, dan tahan lama.
vi.
Biru, menggmbarkan sesuatu yang konstan, kebenaran, ketenangan dan ketergantungan.
vii.
Hijau,
menyiratkan
kesan
alamiah,
segar,
dan
menyembuhkan. viii. ix.
Ungu, memancarkan aura spiritual, elegan, dan misterius. Netral, memberikan kesan alami, klasik, tidak termakan zaman, dan kualitas
x.
Putih, memberi arti keaslian, ringan, terang, dan murni.
xi.
Hitam, mengandung kekutan, berkesan misterius, klasik dan elegan.
3) Garis Garis digunakan untuk menghasilkan arah gerak suatu obyek dan kesan lebih panjang maupun tinggi tentang objek tersebut. a) Garis lurus, garis yang memberikan kesan dingin, keras, dan lugas. Garis ini dibedakan menjadi : i.
Garis Vertikal, garis ini memberi rasa aktif dan memberikan kesan mengarah ke atas.
ii.
Garis Horizontal, garis ini berkesan tenang, mempunyai hubungan erat dengan bumi, dan memberi kesan melebar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Garis Diagonal, garis ini terasa mengarah ke bawah dan ke atas. Dengan demikian garis ini memberikan kesan hidup dan tidak tenang. c) Garis Patah – Patah, garis ini memberikan kesan keras. Dan kalau pematahan itu berulang kali terjadi akan timbul kesan ramai. d) Garis lengkung, garis lengkung terasa lunak dan memberikan kesan lemah gemulai. 4) Bahan Pemilihan bahan untuk palapis dinding, langit-langit, tirai, pelapis kursi dan lain sebagainya harus tahan api dan mampu mengisolasi api agar tidak merambat ke mana-mana. 5) Unsur Dekoratif Elemen dekoratif yang dipakai dalam interior gedung ini antara lain adalah relief – relief yang sesuai tema dan suasana. Unsur estetis suatu ruang hendaknya memperhatikan elemen desain dan prinsip desain disertakan dalam perancangan ruang. b. Prinsip Desain Merupakan petunjuk pelaksanaan dari elemen desain di atas, sering juga disebut unsure – unsure desain, yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Unity, rasa kesatuan, keutuhan dalam keseluruhan memberi tampilan tidak ada bagian yang berkesan sebagai tambahan atau tempelan semata. 2. Repetition, unity dapat dicapai antara lain dengan repetisi. Merupakan suatu ulangan sebagai bentuk, lengkung, ruang, tekstur, dan sebaginya yang diulang – ulang sehingga mampu mengikat kesan struktur secara estetis. 3. Rhythm, irama dapat diartikan sebagai penulangan garis, bentuk, wujud, dan warna secara teratur dengan urutan regulasi maka akan teripta aspek atau rasa dari irama (rhythm). 4. Variety, tanpa variasi akan mengakibatkan kebosanan dan dapat melelahkan pandangan. Terlalu banyak ritme, repetisi, dan unity akan pula merusak rasa dari variety. Untuk menciptakan variasi dapat menggunakan sinar, bayangan, warna, dan lain – lain. 5. Emphasis, atau sering disebut dengan tekanan adalah suatu bentuk yang mendapat perhatian atau tingkat kekuatan tertentu atau penonjolan bagian tertentu. Digunakan untuk menarik perhatian pada subjeknya dan dapat diciptakan dengan warna, tekstur, bentuk, maupun garis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Balance, adalah keseimbangan, yaitu suatu kondisi seperti berat,
tekanan,
tegangan,
sehingga
memberi
kesan
kesetabilan, tenang, dan seimbang. Formal balance biasanya memiliki sumbu simetri, sedangkan informal balance dapat mewakili variasi dan distribusi yang harmoni antara ruang, bentuk, garis, warna, sinar dan bayangan serta tekstur. c. System Keamanan Keamanan yang dimaksud adalah keamanan yang berhubungan dengan fisik manusia, wadah kegiatan serta lingkungannya. Untuk itu perlu diperlukan : 1. Satpam/security 2. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran 3. Tanda penunjuk arah 4. Alat pengunci (hardware locking) 5. Tanda bahaya (alarm) Sedang bahaya kebakaran secara mekanis dilakukan dengan : 1. Fire Alarm System, dipasang pada tempat tertentu dengan jumlah yang memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Smoke Detector, dipasang di tempat tertentu dengan jarak modul tertentu. Alat ini akan bekerja bila suhu mencapai 70 C, radius pelayanan sejauh 70 m. 3. Automatic Sprinkler, jaringan yang dilengkapi dengan kepala penyiram. Bekerja secara otomatis bila terdeteksi adanya api/panas pada suhu 135-160 C. Radius pancaran 25 m2 dan kebutuhan airnya ditampung pada reservoir. 4. Fire Hydrant, menggunankan daya semprot air melalui selang sepanjang 30 m dan unit lainnya yang disimpan dalam kotak tertutup diletakkan ditempat strategis. 5. Fire Extinghuiser, alat pemadam portable yang digunakan untuk membantu terutama untuk mengatasi kebakaran setempat. Dalam sebuah gedung masalah yang paling banyak mendapat perhatian adalah bahaya kebakaran karena ruangan yang tertutup dan jumlah orang yang berada di dalam banyak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III STUDI LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM a. Jonas Photo Studio 1. Latar Belakang Jonas Photo Studio merupakan suatu tempat usaha pada bidang fotografi berfungsi sebagai sebuah sarana dengan fasilitas lengkap pada bidang fotografi tentunya. Banyaknya kebutuhan akan jasa dokumentasi Jonas Photo Studio ini mampu menjadi sebuah sarana yang tepat guna melengkapi kebutuhan masyarakat akan jasa tersebut.
2.
Lokasi Lokasi Jonas Photo Studio Jalan Banda 38 Bandung. Kelebihan pada Jonas Photo Studio ini adalah letaknya yang dekat dengan pusat kota bandung sehingga memudahkan masyarakat untuk menjangkau lokasi tersebut.
3.
Kapasitas dan Luasan Luas bangunan total kurang lebih 800 m2, dapat menampung sekitar 500 orang.
4.
Operasional a. Jam operasional: jam 08.00- 23.00 WIB, untuk weekend jam 08.0024.00 WIB commit to user b. Target market: seluruh kalangan usia.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Oktagon 1. Latar Belakang Oktagon merupakan suatu tempat usaha pada bidang fotografi berfungsi sebagai sebuah sarana penjualan berbagai perlengkapan di bidang fotografi seperti kamera dan perlengkapan penunjang lainnya. Oktagon merupakan salah satu tempat yang cukup lengkap bagi mereka yang membutuhkan berbagai kebutuhan kamera dan penunjangnya.
2.
Lokasi Lokasi Oktagon berada pada kawasan kemang. Kelebihan pada Oktagon adalah letaknya yang strategis sehingga memudahkan masyarakat untuk menjangkau lokasi tersebut. Kemang merupakan salah satu pusat keramaian yang ada di kota Jakarta sehingga semua kalangan dapat dengan mudah juga memenuhi segala kebutuhannya.
3.
Kapasitas dan Luasan Luas bangunan total kurang lebih 100 m2, dapat menampung sekitar 20 orang.
4.
Operasional a. Jam operasional: jam 08.00- 23.00 WIB, untuk weekend jam 08.00-24.00 WIB b. Target market: commit kalangantopecinta user fotografi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Star Studio 1. Latar Belakang Star Studio merupakan suatu tempat usaha pada bidang fotografi berfungsi sebagai sebuah sarana dengan fasilitas studio foto dan area penjualan beberapa perlengkapan penunjang fotografi. Perlengkapan penunjang yang terdapat pada Star Studio ini tidak lengkap mengingat lokasi dan besaran area yang sangat terbatas.
2. Lokasi Lokasi Star Studio di kawasan Pondok Indah Mall Jakarta Selatan, kelebihan yang di dapat dari lokasi photo studio tersebut, lokasi yang berada pada mall yang menjadikan tempat ini sangat strategis.
3. Kapasitas dan Luasan Luas bangunan total kurang lebih 100 m2, dapat menampung sekitar 20 orang. 4. Operasional a. Jam operasional: jam 08.00- 23.00 WIB, untuk weekend jam 08.00-24.00 WIB b. Target market: seluruh kalangan usia.
d. Icon 1. Latar Belakang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Icon
berfungsi
sebagai
sebuah
sarana
guna
memenuhi
perlengkapan pada bidang fotografi tentunya. Namun, tidak selengkap photo studio lain, icon hanya menyediakan perlengkapan penunjang pada foto saja, tidak melayani bagi mereka yang membutuhkan peralatan seperti kamera.
2. Lokasi Lokasi Icon di kawasan Pondok Indah Mall Jakarta Selatan, banyak kelebihan yang di dapat dari lokasi tersebut, lokasi yang berada pada mall yang menjadikan tempat ini sangat strategis, namun dirasa kurang karena hanya menyediakan perlengkapan penunjang fotografi saja.
3. Kapasitas dan Luasan Luas bangunan total kurang lebih 100 m2, dapat menampung sekitar 20 orang. 4. Operasional a. Jam operasional: jam 08.00- 23.00 WIB, untuk weekend jam 08.00-24.00 WIB b. Target market: seluruh kalangan usia.
a. Royal Photography 1. Latar Belakang Royal Photography berfungsi sebagai sebuah sarana dan fasilitas guna memenuhi kebutuhan bidang fotografi tentunya. Namun, commitpada to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak sebesar photo studio lainnyahanya Royal Photography hanya menyediakan beberapa studio saja.
2. Lokasi Lokasi Royal Photography berada di Surakarta, letaknya yang cukup dekat dengan jalan utama di kawasan jalan Slamet Ryadi menjadikan tempat ini sangat strategis dan mudah dijangkau.
3. Kapasitas dan Luasan Luas bangunan total kurang lebih 500 m2, dapat menampung sekitar 75 orang. 4. Operasional a. Jam operasional: jam 08.00- 23.00 WIB, untuk weekend jam 08.00-24.00 WIB b. Target market: seluruh kalangan usia.
B. TINJAUAN KHUSUS a. Jonas Photo Studio Jonas Photo Studio merupakan salah satu photo studio yang sangat lengkap, segala macam kegiatan dan kebutuhan fotografi terdapat dalam Jonas Photo Studio ini, pola sirkulasi yang cukup baik memudahkan pengunjung untuk menemukan kebutuhan yang dituju, sehingga tak heran jika photo studio ini sangat ramai dan kerap dikunjungi masyarakat baik commit user masyarakat Bandung maupun luarto kota.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ide dasar pengembangan Jonas Photo di Bandung adalah “One Stop Studio” dimana konsumen yang datang dapat menikmati jasa fotografi secara lengkap, mulai dari pemotretan hingga proses akhir sesuai dengan keinginan konsumen. Selain itu tersedia pula barang – barang yang berhubungan ataupun yang dapat menunjang sebuah kegiatan fotografi. Konsep dasar inilah, yang kemudian menjadi slogan Jonas Photo yaitu “The Complete Photographic Service”. Dengan slogan ini Jonas Photo berupaya memaksimalkan pelayanan, yang lengkap dengan fasilitas yang lengkap pula tentunya.
Dalam Jonas Photo pembagian produk terdiri dari kurang lebih 10 divisi diantaranya ;
i.
Divisi studio
ii.
Divisi Digital
iii.
Divisi Lab.
iv.
Divisi Proses Lanjut
v.
Divisi Frame
vi.
Divisi Album
vii.
Divisi Kamera
viii.
Divisi Film
ix.
Divisi Fancy
x.
Divisi Baterai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fasilitas yang tersedia berupa berbagai macam studio photo sesuai dengan kebutuhan, area display yang memamerkan barang dagangan mulai dari kebutuhan yang mendukung fotografi hingga barang – barang penunjang hasil dari fotografi tersebut misalnya seperti frame yang beraneka ragam. Selain itu, fasilitas make over hingga wardrobenyapun tersedia. Untuk produk barang dan jasa digolongkan kedalam 4 kategori : i.
Produk Studio Berupa jasa pemotretan : pemotretan model, keluarga, resmi, pemotretan anak, pemotretan barang ataupun pemotretan group (hingga ratusan orang).
ii.
Produk Lab.
iii.
Produk Digital
iv.
Produk Toko
Gambar 10.1. Fasad Jonas Photo Studio (Sumber : Dokumentasi Pribadi Jiwo Bekti Nugroho.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10.2. Studio Jonas Photo Studio (Sumber : Dokumentasi Pribadi Jiwo Bekti Nugroho.)
Gambar 10.3. Area Display Jonas Photo Studio (Sumber : Dokumentasi Pribadi Jiwo Bekti Nugroho.)
b. Oktagon Lokasi Jonas Oktagon di kawasan kemang Jakarta Selatan. Kelebihan pada Oktagon ini adalah letaknya yang mudah dijankau serta merupakan salah satu tempat stategis sehingga memudahkan masyarakat untuk menjangkau lokasi tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 12. Area Oktagon (Sumber : Dokumentasi Pribadi Bella Sekar Sayekti.)
Oktagon hanya menyediakan berbagai jenis camera serta menjual jenis – jenis kelengkapan lainnya. Pada oktagon ini tidak terdapat studio sehingga itu merupakan salah satu kelemahannya, jika ditinjau dari lokasi.
c. Star Studio Lokasi Star Studio di kawasan Pondok Indah Mall Jakarta Selatan, banyak kelebihan yang di dapat dari lokasi photo studio tersebut, lokasi yang berada pada mall yang menjadikan tempat ini sangat strategis.
Dalam Star Studio terdapat 3 buah studio dan area untuk photo box dikarenakan keterbatasan area yang tersedia, hanya saja untuk perlengkapan serta kebutuhan lain penunjang kegiatan fotografi dirasa kurang, Star Studio lebih menekankan pada penggunaan studio saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 13. Star Studio (Sumber : Dokumentasi Pribadi Bella Sekar Sayekti.)
d. Icon Lokasi Icon di kawasan Pondok Indah Mall Jakarta Selatan, banyak kelebihan yang di dapat dari lokasi tersebut, lokasi yang berada pada mall yang menjadikan tempat ini sangat strategis, namun dirasa kurang karena hanya menyediakan perlengkapan penunjang fotografi saja.
Gambar 14. Icon (Sumber : Dokumentasi Pribadi Bella Sekar Sayekti.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Royal Photography Lokasi Royal Photography berada di Surakarta, letaknya yang cukup dekat dengan jalan utama di kawasan jalan Slamet Ryadi menjadikan tempat ini sangat strategis dan mudah dijangkau.
Gambar 15. Royal Photography (Sumber : Dokumentasi Pribadi Surya Putri M.J.)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PROGRAMMING A. DEFINISI PROYEK Perancangan adalah proses, cara, pembuatan mengatur segala sesuatu; merencanakan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, 1988) Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). (http://id.wikipedia.org/3323pengertian-fotografi.html). Menurut Soedjai Kartasasmita (pemimpin berbagai organisasi, fotografi dan non fotografi), fotografi dapat menjadi alat koreksi yang baik, disisi lain fotografi mengajarkan pada kita untuk melihat sesuatu hal dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbagai sudut pandang dan semua perspektif dapat menjadi benar. (fotomedia, November 1997, hal 30). Photo Studio adalah ruang untuk bekerja bagi tukang foto, ruang untuk mengambil gambar. (WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1978). Center adalah pu.sat (1) tempat yg letaknya di bagian tengah: Istana Merdeka letaknya di -- kota Jakarta; (2) titik yg di tengah-tengah benar (dl bulatan bola, lingkaran, dsb): -- bumi; -- lingkaran; (3) pusar; (4) pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb): perguruan tinggi harus menjadi -- berbagai ilmu pengetahuan; (5) orang yg membawahkan berbagai bagian; orang yg menjadi pumpunan dr bagianbagian (http://kamusbahasaindonesia.org/pusat).
B. ASUMSI LOKASI Dikota besar teknologi sudah menjadi sebuah bagian dari gaya hidup, ataupun sebaliknya gaya hidup sudah beracuan pada sebuah perkembangan teknologi. Kemudian dari prinsip tersebut pemilihan asumsi lokasi yang dinilai tepat yaitu Bali, Bali dikenal sebagi sebuah daerah yang kental akan nilai – nilai kebudayaan tetapi tidak terlepas dari kebudayaan yang bisa dikatakan bertolak belakang dengan kebudayaan asli yaitu berupa kebudayaan modern, namun dua kebudayaan tersebut dapat berjalan seimbang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini yaitu teknologi dibidang fotografi, dengan hadirnya sebuah fotografi center di Bali diharapkan mampu mensiasati segala kebutuhan dibidang fotografi.
Pemilihan lokasi dikota Bali tidak sekedar mengangkat nilai budayanya melainkan suasana atau atmosfir dari daerah tersebuat akan kebudayaan modern yang lebih mudah untuk masuk
Gambar 16. Peta Bali (Sumber : balimap)
Lokasi
commit to user
Gambar 17. Peta Bali
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber : balimap)
C. STATUS KELEMBAGAAN Status kelembagaan Fotografi centre adalah lembaga swasta yang didirikan untuk kepentingan komersial (transaksi jual beli) dan edukasi (informasi seputar fotografi).
D. STUKTUR ORGANISASI Pemimpin Perusahaan
Wakil pimpinan
Bagian Umum
Sekretaris
Bagian operasional
Bagian administrasi
Bagian Humas
Koordinator Promosi dan Pemasaran Operasional Gedung
Operasional
Karyawan
E. PROGRAM KEGIATAN Pengelolaan sebuah fotografi center diharapkan memiliki sebuah commit to user ide pengembangan yang ditujukan pada konsumen tentunya sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsumen dapat menikmati jasa fotografi secara lengkap yang sesuai dengan keinginan konsumen
yang kemudian memiliki nilai kepuasan
tersendiri ditunjang dengan suasana interiornya. Dalam fotografi center disediakan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan fotografi kepada masyarakat umum baik secara komersial (jual-beli) maupun secara pendidikan-rekreasi dan tidak hanya mengacu pada kegiatan perdagangan saja, namun akan dikembangkan sebagai fasilitas rekreasi-edukasi yang memberikan pengalaman. Fotografi center merupakan sebuah tempat dimana sebuah kegiatan perdagangan yang bersifat komersial terjadi, terjadi pertukaran uang, barang dan jasa antara penjual dan pembeli. Selain itu, sebagai tempat penyampaian informasi dan sosialisasi tentang segala hal yang berkaitan dengan fotografi dan juga sebagai salah satu wadah yang dapat memfasilitasi seluruh kegiatan (kebutuhan) dibidang tersebut sehingga mendapatkan capaian kepuasan baik pengelola maupun pengunjung. Dalam perdagangan ini banyaknya tenaga ahli dibidang fotografi yang digunakan menjadikan jasa tergolong amatlah penting, maka tenaga ahlinyapun harus diperhatikan guna menjaga kualitas. Tercapainya mekanisme pengelola yang baik tidak terlepas pada perancangan sebuah interior yang baik pula, sehingga suasana interior dalam sebuah ruangan ataupun area sangatlah berpengaruh, penciptaan yang sesuai dapat menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. ALUR KEGIATAN -
1. Pengelola Pada Bagian Galeri PENGELOLA
-
KONSERVASI DAN PREPARASI PENELITIAN PERENCANAA N PENYAJIAN PENCATATAN PERBAIKAN MEMANDU / GUIDE
SERVIS AREA
2. Pengelola Pada Bagian Studio
Pengelola / karyawan studio
Mengatur Jadwal
Membimbing studio
Servis Area
Membimbing di ruang gelap 3. Pimpinan
Pimpinan
Ke Kantor
Servis
4. Wakil Pimpinan
commit to user
Rapat
Menemui Tamu
perpustakaan.uns.ac.id
Wakil Pimpinan
digilib.uns.ac.id
Ke Kator
Rapat
Servis
Menemui Tamu
5. Kepala Divisi
Kepala Devisi
Rapat
K Kator
Servis
Menemui Tamu
6. Karyawan
Tata Usaha
Karyawan
Administrasi
Servis Area
G. PROGRAM RUANG commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam Fotografi Centre ini terdapat jadwal penggunaannya (operasional) yang berbeda-beda, dikarenakan dengan jumlah pengunjung yang meningkat pada hari tertentu.
Photo
Senin – Jumat
Sabtu
Minggu, Hari Besar
9.00 – 21.00
9.00 – 22.00
9.00 – 18.00
Studio
Pengelola
7.00 – 14.00 dan 7.00 – 15.00 dan 7.00 – 13.00 dan 13.00 – 19.00
dan Staf
14.00 – 22.00
15.00 – 23.00
Pimpina
9.00 – 13.00
-
-
7.00 – 7.00
7.00 – 7.00
7.00 – 7.00
dan
Wakil
Pimpinan
Security
H. BESARAN RUANG Merancang sebuah bangunan komersial dengan ketentuan luas area interior antara 1200 m² hingga 1500 m². Bangunan yang dirancang ini merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk kegiatan fotografi yang sering disebut dengan Fotografi Centre yang kemudian akan didirikan di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bali, dengan berbagai pertimbangan yang terkait dengan gaya hidup masyarakat Bali pada umumnya yang mendukung kebiasaan masyarakat Bali dalam kepentingan tertentu yang kemudian menjadi sebuah kebutuhan dalam hal fotografi.
I. PEMBENTUK RUANG Dinding Sebagian besar dinding akan menggunakan finishing pengecatan dengan warna – warna tertentu ditambah dengan aksen – aksen tertentu, terdapat juga element kaca sebagi pemisah antar satu ruang tertentu dengan ruang lainnya (partisi) karena adanya kebutuhan untuk meng ekspose sudut tertentu. Pemilihan warna – warna terang diharapkan dapat menciptakan kesan pop sehingga sasaran tema dapat tercipta. Floor Lantai akan banyak menggunakan material granit dan rabat beton. Material tersebut dirasa mudah untuk disesuaikan dengan kondisi – kondisi saat dibutuhkan. Misalnya pada area studio menggunakan rabat beton diharap mampu mempermudah penciptaan berbagai macam suasana sehingga lebih banyak menggunakan sistem knock down (bongkar pasang) dalam kebutuhan tertentu. Ceiling Permainan drop dan up ceiling menjadi sebuah pilihan yang cocok, commit to user dengan memadukan dengan elemen – elemen serta bentuk – bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang tidak berlebihan tentunya tetap sederhana, sehingga tema serta tujuan ruang dapat tercipta.
Gambar 18. Alternatif Ceiling (Sumber : www.google.com.)
J. PENGISI RUANG Pada area Fotografi centre ini akan ada pengelompokan ruang berdasarkan fasilitas pendukungnya, terdiri dari 2 kelompok diantaranya ;
1) Fasilitas Utama a. Fotografi -
Studio (terdiri dari 4 buah studio)
-
Bag. Produksi
b. Bag. Pendidikan c. Shop d. Cafe e. Salon dan Wardrobe 2) Fasilitas Pendukung a. Bag. Pengelola commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Lavatory K. SISTEM INTERIOR 1) Pencahayaan Pada saat melakukan aktivitas sepeti pada area studio memerlukan intensitas cahaya khusus sesuai kebutuhan sehingga kebutuhan cahaya dalam ruang tersebut menjadi sangat penting. Pada area ini membutuhkan penganturan lampu yang benar dibanding dengan ruangan lain guna mempermudah pengelola memberikan pelayanan hingga hasilnya dapat optimal.
Gambar 19. Alternatif Pencahayaan (Sumber : www.google.com.)
Secara sederhana jenis cahaya dibagi dalam dua kelompok yaitu cahaya keras (hard light) dan cahaya lembut (soft light). Cahaya keras cenderung punya intensitas tinggi yang menyulitkan kamera untuk mengukur eksposur yang tepat, dan berpotensi membuat pantulan pada objek yang difoto. Hard light juga akan membuat bayangan yang tegas sehingga kurang cocok untuk foto profesional. Cahaya keras commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
contohnya dihasilkan oleh semua lampu kilat pada kamera, atau sinar matahari langsung yang menyorot ke objek foto. Sebaliknya cahaya lembut (soft light) umumnya dihasilkan melalui teknik studio yaitu penggunaan diffuser pada lampu kilat (lihat gambar di samping). Di taraf lebih tinggi digunakan teknik pantulan supaya cahaya bisa semakin lembut, baik pantulan ke langit-langit (bouncing) ataupun memakai reflektor. Cahaya lembut lebih cocok untuk dipakai di studio baik untuk foto orang ataupun foto produk, namun di luar ruang yang punya sumber cahaya kompleks, cahaya lembut sulit diaplikasikan. Setidaknya kita bisa mengenal perbedaan hasil yang didapat dengan memakai cahaya keras atau cahaya lembut. (http://crayoncreative.net/forum/archive/index.php/thread-15.html) 2) Penghawaan System sirkulai udara menggunakan system sirkulasi udara buatan yaitu dengan menggunakan AC central. Pemilihan AC central dikarenakan membutuhkan efisiensi tertentu, karena ruangan yang cukup luas serta memerlukan area yang nyaman maka penggunaan AC central ini diharapkan mampu memberikan sirkulasi pada seluruh ruangan, ditinjau dari jadwal kegiatan setiap harinya yang sudah terjadwal dari buka hingga tutup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 20. Alternatif Penghawaan (Sumber : www.google.com.)
3) Akustik Dalam pemilihan bahan akustik banyak menggunakan bahan atau material dengan pori – pori yang lembut, sehingga peredaman intensitas bunyi dapat maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 21. Alternatif Akustik (Sumber : www.google.com.)
L. SISTEM KEAMANAN Keamanan dibuat agar dapat menjaga keamanan bangunan maupun penggelola. Adanya alarm dan beberapa cctv yang dipasang di beberapa sudut. Selain itu alat pencegah kebakaran yaitu Analaser HSSD System. Analaser HSSD System (High Sensitivity Smoke Detector), adalah smoke detector dengan tingkat sensitivitas 2000 kali lebih sensitive dibandingkan dengan smoke detector biasa. Sehingga pemadaman api / kebakaran bisa lebih cepat untuk dilakukan.
M. SISTEM ORGANISASI RUANG Kegiatan Informasi
Kegiatan Galeri
Kegiatan Penunjang
Kegiatan Pengelola
commit to user Servis
Kegiatan Studio Fotografi
Kegiatan Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
N. SISTEM SIRKULASI Alternative organisasi ruang
Alternatif
Kriteria
a. Organisasi ruang
-
terpusat
Merupakan bentuk komposisi terpusat dimana terdapat sebuah ruang besar dan dominant sebagai pusatnya
-
Disekelilingnya merupakan ruang sekunder dengan bentuk, ukuran,
commit to user
fungi
dan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbeda sesuai kebutuhn
b. organisasi ruang
-
linier
Merupakan bentuk
ruang
yang berderetdengan penghubung yang
sifatnya
memanjang -
Setiap
ruang
mempunyai bentuk
dan
ukuran berbeda
b. organisasi ruang
-
radial
Merupakan kombinasi organisasi ruang terpusat dan linier
-
Panjang lengan radial satu
commit to user
berbeda dengn
yang lainsesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan dan fungsi
(Sumber : analisa penulis, 2008)
N
Organisasi
Kelebihan
Kekurangan
1)
1)
o Ruang
1
Linear
Organisasi ruang
Aktifitas
menjadi lebih teratur,
pengguna
sesuai hirarki ruang
menjadi
sangat
formal 2)
Memudahkan
penentuan
orientasi
ruang-ruang
yang
ada.
3)
2)
Kurangnya
control visual dan suara
Pencapaian
mudah
3)
Sulit
mengatur pencahayaan alami
2
Radial
1)
Dapat diatur
hirarki ruang sesuai commit to sifat user kegunaan, yaitu
1) intervensi dari luar
Adanya suara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
privat, semi public,
2)
dan public
kurang terkontrol
2)
3)
Sirkulasi terarah
pada
satu
objek
tertentu
3)
Pencahayaan
Memungkinkan sirkulasi silang
Aksesibilitas
baik
4)
Mudah
mengontrol program ruang 3
Grid
1)
Pengelompokan
ruang
berdasarkan
1)
Kontrol
visual kurang.
fungsi 2) 2)
Hieraki ruang
jelas
3)
adanya orientasi ruang yang jelas
Tidak ada
intervensi suara
Sirkulasi adalah elemen yang sangat kuat dalam membentuk struktur lingkungan. 3 prinsip utama dalam pengaturan teknik sirkulasi : commit to user
Tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif. b. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan menjadi jelas terbaca. c. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Radial
Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. Yang kemudian diterapkan dalam sirkulasi perancangan photo studio ini dengan memperhatikan aspek suasana diatas, maka hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah aspek penataan ruang/layout. Terkait juga dengan Tema yang telah ditetapkan, maka penataan ruang dalam proyek ini menggunakan pola radial.
O. POLA HUBUNGAN ANTAR RUANG
ZONE PRIVAT SEMI PRIVAT
PUBLIK
SERVICE
SIFAT PRIBADI
AREA Bagian Pengelola, Lab Ruang Gelap SETENGAH Penataan model(area make TERBUKA over), Penyewaan pakaian (area wardrobe), Area Ganti, Area Lavatory TERBUKA, Basic Studio, Daylight Studio, UMUM Specialized Studio, Area Pameran Temporer, Area Display, Bagian Pendidikan commit to user MELAYANI Receptionist , Area Cafe
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : Berhubungan Langsung
Berhubungan tidak langsung
P. ZONING DAN GROUPING
Gambar 22. Zoning (Sumber : gambar kerja Bella Sekar Sayekti.)
Gambar 23. Grouping
commit to user
(Sumber : gambar kerja Bella Sekar Sayekti.)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN Konsep
perancangan
merupakan
sebuah
keinginan
dalam
memecahkan suatu masalah dengan tujuan tertentu, dalam hal ini dalam perancangan fotografi center banyak sekali permasalahan yang timbul dikarenakan
semakin
meningkatnya
kemajuan
teknologi
dibidang
fotografi, maka dari itu dengan hadirnya sebuah fotografi center yang lengkap diharapkan mampu mewadahi seluruh permasalahan yang ada pada sekarang ini dengan ditunjang dengan suasana dari fotografi center itu sendiri. Fotografi center akan dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna atau pengunjungnya, fotografi center ini akan dirancang senyaman mungkin dan memenuhi seluruh kegiatan penggunanya baik pengunjung maupun pengelolanya. Pengunjung yang datang setiap harinya membutuhkan sebuah kenyamanan tersendiri sehingga para penggunjung dapat
menyalurkan
aktivitas
hobinya
dibidang
fotografi
dengan
pendekatan yang sesuai dengan kegunaan dari sebuah fotografi center sehingga suasana dalam setiap area dapat mempengaruhi psikologi masing – masing penggunanya. Banyaknya kegiatan yang dilakukan membutuhkan ruang yang cukup luas, sehingga sirkulasi dibuat seefisien mungkin dengan commitakan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
demikian kenyamanan pengguna ruang tersebut dapat dipenuhi. Selain itu bentuk banggunan serta interior fotografi center akan dirancang semenarik mungkin seperti penggunaan bentuk – bentuk yang berhubungan dengan bidang fotografi (dengan menstilasi dari bentuk yang sesuai dengan sifat, karakteristik yang terkait dengan bidang fotografi tentunya) bangunan dibuat dengan gabungan bentuk – bentuk yang inovatif dan unsur – unsur dari bidang itu sendiri seperti banyaknya bentuk meliuk yang membuat setiap bentuknya terlihat lebih dinamis, kemudian terdapat permainan ceiling, dan juga level lantai yang akan memisahkan jenis kegiatan satu dengan yang lainnya dan pemilihan suasana sesuai dengan style yang ada dalam pengambilan gambar dalam fotografi. Dalam perancangan studio photo ini akan mengutamakan pengguna yang terdiri dari kalangan remaja dan dewasa yang kemudian akan digunakan sebagai salah satu pantokan atau sasaran pengunjung sehingga jenis bangunan yang dinamis serta penggunaan warna – warna yang berani pada beberapa bagian sudut yang sesuai dirasa dapat menjawab semua masalah mengenai kenyamanan khususnya. Pada perancangan bangunan ini diharapkan mampu memecahkan problematika penciptaan suasana ruangnya sehingga cocok dengan tema yang akan diangkat.
B. TEMA commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tema yang dipilih dalam photo studio ini yaitu “Fotografi Style”, pemilihan tema ini diharapkan mampu menciptakan sebuah suasana atau kesan yang berbeda pada setiap sudut area sesuai dengan kebutuhannya, perbedaan tersebut dapat menjadi sebuah sarana pemisah antar ruang sehingga nampak jelas terlihat kebutuhan serta kegiatan yang terjadi antara satu area dengan area lain yang berbeda. dalam hal ini penerapan tema tidak hanya di fungsikan kepada pengelola saja, atau pengunjung saja melainkan pada seluruh manusia yang berada dan terkait dalam area fotografi center ini.
Gambar 16. Style Picture (Sumber : www.google.com.)
Style Picture dirasa sangat tepat sebagai tema dalam sebuah fotografi center ini, kecenderungan bentuk – bentuk yang dinamis yang dipadukan dengan sebuah kesan berwarna ataupun hitam putih menjadikan sebuah kesatuan yang dapat mewakili gambaran tentang Style Picture yang kemudian di terapkan pada dunia fotografi. Pemilihan tema tersebut disesuaikan pula dengan kecenderungan commit to userremaja hingga dewasa. Sehingga, peminat fotografi yaitu dari kalangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedinamisan dari bentuk – bentuk serta warna – warna yang terbentuk dalam
suasana
area
fotografi
center
ini
dapat
mewakili
dan
menggambarkan ekspresi dari remaja dan dewasa.
C. SUASANA RUANG Fotografi center akan diciptakan menjadi sebuah area yang mengutamakan kenyaman pengguna, untuk menciptakan suasanan nyaman banyak aspek yang perlu diperhatikan sepeti ; pemilihan material yang digunakan baik untuk interior bangunannya itu sendiri maupun furniture yang digunakan, serta perlengkapan atau fasilitas yang terpenuhi. Selain itu suasana dapat terbentuk berdasarkan efek cahaya seperti pemilihan lampu – lampu yang downlight serta lampu spot untuk menonjolkan bagian tertentu. Serta tema yang digunakan akan mempengaruhi suasana yang akan dibentuk. Sehingga, perlu dikemas dalam sebuah kesatuan yang mengesankan suasana fotografi dengan mempertimbangkan prinsip dasar desain.
D. POLA PENATAAN RUANG Penataan ruang disesuaikan dengan tema yaitu Style Picture dan juga aktivitas pengguna dari mulai buka hingga fotografi center ini tutup, pengelompokan ruang disesuaikan dengan kebutuhan serta pendekatan kegunaan ataupun fungsi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada fotografi center misalnya Penataan model (area make over), Penyewaan pakaian (area wardrobe), Area Ganti dekat dengan studio sehingga memudahkan untuk sistem sirkulasi pada area tersebut dengan tujuan memaksimalkan kegiatan yang ada.
E. PEMBENTUK RUANG Dinding
Sebagian besar dinding akan menggunakan finishing pengecatan dengan warna – warna tertentu ditambah dengan aksen – aksen tertentu, terdapat juga element kaca sebagi pemisah antar satu ruang tertentu dengan ruang lainnya (partisi) karena adanya kebutuhan untuk meng ekspose sudut tertentu. Pemilihan komposisi warna ataupun hitam putih diharapkan dapat menciptakan kesan fotografi sehingga sasaran tema dapat tercipta.
Floor
Lantai akan banyak menggunakan material granit dan rabat beton. Material tersebut dirasa mudah untuk disesuaikan dengan kondisi – kondisi saat dibutuhkan. Misalnya pada area studio menggunakan rabat beton diharap mampu mempermudah penciptaan berbagai macam suasana sehingga lebih banyak menggunakan sistem knock down (bongkar pasang) dalam kebutuhan tertentu.
Ceiling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Permainan drop dan up ceiling menjadi sebuah pilihan yang cocok, dengan memadukan dengan elemen – elemen serta bentuk – bentuk yang tidak berlebihan tentunya tetap sederhana, sehingga tema serta tujuan ruang dapat tercipta.
F. PENGISI RUANG Pada area fotografi center ini akan ada pengelompokan ruang berdasarkan fasilitas pendukungnya, terdiri dari 2 kelompok diantaranya ;
1) Fasilitas Utama a. Cafe b. Area Display (Penjualan) c. Studio (terdiri dari 3 buah studio) d. Area Make Over, Wardrobe, Area Ganti e. Lab Digital f. Area Tunggu g. Area kasir h. Void
2) Fasilitas Pendukung a. Ruang Direksi b. Kamar Mandi (WC) c. Ruang Karyawan Bentuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bentuk – bentuk yang dipakai dalam perancangan fotografi center ini, disesuaikan dengan tema perancangan yakni Style Picture, banyak digunakan bentuk – bentuk dinamis yang kemudian dipadukan dengan komposisi warna ataupun hitam putih sehingga muncul kesan fotografi yang diterapkan dalam sebuah suasana ruang.
Bentuk bangunan serta interior fotografi center akan dirancang semenarik
mungkin
seperti
penggunaan
bentuk
–
bentuk
yang
berhubungan dengan fotografi (dengan menstilasi dari bentuk yang sesuai dengan sifat, karakteristik yang terkait dengan bidang fotografi tentunya) bangunan dibuat dengan gabungan bentuk – bentuk yang inovatif serta efisien. Permainan ceiling, serta level lantai akan memisahkan jenis kegiatan satu dengan yang lainnya.
Warna
Pemilihan komposisi warna ataupun hitam putih dalam setiap penerapan ruang atau area diharapkan mampu menciptakan sebuah bagian dari fotografi.
Material
Penggunaan furniture dan pembentukan ruang yang dibutuhkan hendaknya menggunakan bahan baku yang sesuai seperti; kayu, metal, bahan pengempuk serta pelapis duduk atau apholstery. Dalam pemilihan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kain pelapis, warna serta tekstur harus selalu diperhatikan sehingga dapat meningkatkan nilai dari furniture.
Material yang digunakan banyak yang terbuat dari plywood karena selain pengolahannya yang dirasa cukup mudah,plywood dinilai lebih ramah terhadap lingkungan.
G. SISTEM INTERIOR Pencahayaan Pada saat melakukan aktivitas sepeti pada area studio memerlukan intensitas cahaya khusus sesuai kebutuhan sehingga kebutuhan cahaya dalam ruang tersebut menjadi sangat penting. Pada area ini membutuhkan penganturan lampu yang benar disbanding dengan ruangan lain guna mempermudah pengelola memberikan pelayanan hingga hasilnya dapat optimal. Esensi fotografi adalah bermain dengan cahaya. Dasar fotografi untuk mengatur cahaya dinamakan eksposure. Komponennya cuma tiga : shutter speed (kecepatan rana), aperture (bukaan diafragma) dan sensitivitas sensor (ISO). Namun pengaturan ketiga komponen inipun tak bisa lepas dari pemahaman dasar akan pencahayaan (lighting), karena cahaya adalah hal pokok yang akan diatur oleh komponen eksposur. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pencahayaan, atau lighting, bisa digolongkan dalam berbagai bahasan. Umumnya kita membahas lighting berdasarkan jenisnya, sumbernya, dan arah datangnya. Berdasar jenis cahaya kita kenal ada hard light, soft light dsb. Berdasar sumber bisa cahaya tentu dibagi dalam beberapa macam sumber cahaya seperti matahari, lampu studio dsb. Sedangkan menurut arah datangnya cahaya, bisa digolongkan dalam cahaya depan, cahaya samping dan cahaya belakang. Secara sederhana jenis cahaya dibagi dalam dua kelompok yaitu cahaya keras (hard light) dan cahaya lembut (soft light). Cahaya keras cenderung punya intensitas tinggi yang menyulitkan kamera untuk mengukur eksposur yang tepat, dan berpotensi membuat pantulan pada objek yang difoto. Hard light juga akan membuat bayangan yang tegas sehingga kurang cocok untuk foto profesional. Cahaya keras contohnya dihasilkan oleh semua lampu kilat pada kamera, atau sinar matahari langsung yang menyorot ke objek foto. Sebaliknya cahaya lembut (soft light) umumnya dihasilkan melalui teknik studio yaitu penggunaan diffuser pada lampu kilat (lihat gambar di samping). Di taraf lebih tinggi digunakan teknik pantulan supaya cahaya bisa semakin lembut, baik pantulan ke langit-langit (bouncing) ataupun memakai reflektor. Cahaya lembut lebih cocok untuk dipakai di studio baik untuk foto orang ataupun foto produk, namun di luar ruang yang punya sumber cahaya kompleks, cahaya lembut sulit diaplikasikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setidaknya kita bisa mengenal perbedaan hasil yang didapat dengan memakai cahaya keras atau cahaya lembut. Di dunia ini sumber cahaya sangat banyak dan kompleks, mulai dari sinar matahari, bermacam jenis lampu dan benda lain yang berpendar. Tiap sumber cahaya memiliki intensitas dan temperatur warna yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kemampuan yang baik dari kamera (atau fotografer) dalam menentukan white balance yang tepat. Umumnya kamera mampu mengenali cahaya matahari, lampu neon, lampu pijar dan lampu kilat. Bila hasil white balance otomatis dari kamera meleset (benda putih jadi kebiruan atau kemerahan) atur preset white balance secara manual. Untuk tingkat lebih lanjut, gunakan grey card sehingga foto yang meleset bisa ditolong memakai software. Kebanyakan kita memotret mengandalkan cahaya alami khususnya sinar matahari. Perlu diingat kalau intensitas cahaya matahari sangat tinggi dan berpotensi membuat foto mengalami highlight clipping. Untuk hasil terbaik hindari memotret di saat matahari terik (jam 10 sampai jam 15) karena kamera tidak akan mampu menangkap rentang spektrum terang gelap yang amat lebar. Apalagi prinsip metering kamera mengandalkan cahaya yang dipantulkan oleh objek foto, sehingga resiko eksposure meleset cukup besar. (http://crayoncreative.net/forum/index.php) SUB
RUANG commit to user
ALA
BUATA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RUANG
MI
N
-
-
-
-
-
Area Ganti
-
Area
-
Studio
Basic
Fotografi
Studio Daylight Studio Specialize d Studio Ruang Gelap
Pendukun
Penataan
g
model(area
Fotografi
make over) Penyewaan pakaian (area wardrobe)
Galeri
Pameran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tetap -
-
-
Area Cafe
Area
-
-
-
Area Pameran Temporer Service
Receptioni
dan jual -
st
beli Area Display
Lavatory Area
Ruang
Pengelola
pimpinan Ruang staf
Penghawaan System sirkulai udara menggunakan system sirkulasi udara buatan yaitu dengan menggunakan AC central. Pemilihan AC central dikarenakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membutuhkan efisiensi tertentu, karena ruangan yang cukup luas serta memerlukan area yang nyaman maka penggunaan AC central ini diharapkan mampu memberikan sirkulasi pada seluruh ruangan, ditinjau dari jadwal kegiatan setiap harinya yang sudah terjadwal dari buka hingga tutup. SUB
RUANG
ALA
BUATA
MI
N
RUANG Studio
Basic
Fotografi
Studio Daylight
-
-
-
-
-
-
Studio Specialize d Studio Ruang Gelap Pendukun
Penataan
g
model(area
Fotografi
make over) Penyewaan pakaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(area wardrobe) Area Ganti
-
Area
-
-
-
Area Cafe
-
Area
-
-
-
Pameran Temporer Service
Receptioni
dan jual -
st
beli Area Display
Lavatory Area
Ruang
Pengelola
pimpinan Ruang Staf
Akustik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam pemilihan bahan akustik banyak menggunakan bahan atau material dengan pori – pori yang lembut, sehingga peredaman intensitas bunyi dapat maksimal. SUB RUANG
RUANG
Akustik
Studio
Basic Studio
Daylight Studio
-
Specialized Studio
Ruang Gelap
Pendukung
Penataan model(area make
-
Fotografi
over)
Fotografi
Penyewaan pakaian (area
-
wardrobe)
Galeri
Service dan
Area Ganti
-
Area Pameran Tetap
Area Pameran Temporer
Receptionist
-
jual - beli commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Area Pengelola
Area Display
-
Area Cafe
-
Area Lavatory
-
Ruang Pimpinan
Ruang Staf
H. SISTEM KEAMANAN Keamanan dibuat agar dapat menjaga keamanan bangunan maupun penggelola. Adanya alarm dan beberapa cctv yang dipasang di beberapa sudut. Selain itu alat pencegah kebakaran yaitu Analaser HSSD System. Analaser HSSD System (High Sensitivity Smoke Detector), adalah smoke detector dengan tingkat sensitivitas 2000 kali lebih sensitive dibandingkan dengan smoke detector biasa. Sehingga pemadaman api / kebakaran bisa lebih cepat untuk dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN A. KESIMPULAN Terciptanya Fotografi Center sebagai suatu wadah untuk menampung kegiatan penggemar fotografi dan masyarakat umum sebagai sebuah bentuk pelayanan terhadap pengunjung, sehingga tercipta fasilitas-fasilitas yang mengandung unsur hiburan, komunikasi, komersial, dan edukasi. Pemilihan lokasi pada kota Bali dapat membantu mengaplikasikan berbagai kemajuan teknologi yang berkaitan dengan dengan begitu kenyamanan serta fleksibilitas dapat terwujud.
B. SARAN Sebuah desain dapat dikatakan berhasil apabila desain tersebut dapat memenuhi segala kebutuhan dengan berbagai pertimbangn prinsip desain tentunya dan ditunjang dengan estetika yang baik pula maka sebuah desain akan dikatakan berhasil. Untuk itu peran masyarakat sangat penting guna menciptakan sebuah keberhasilan dalam desain.
commit to user 1|f otogr af i ce nt er