PERENCANAAN ASRAMA PUTRI MAHASISWA BOMBANA DI KOTA KENDARI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Arsitektur (A.Md.Ars) Pada Program Studi D3 Teknik Arsitektur Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo
Oleh :
ADRIYANTO E3 B1 12 014
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ARSITEKTUR PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
KATA PENGANTAR Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Taufik dan Hidayahnya pula penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir yang berjudul : “ PERENCANAAN ASRAMA PUTRI MAHASISWA BOMBANA DI KOTA KENDARI” dapat terselesaikan dengan baik. Laporan Karya tulis ini merupakan perwujudan Proposal untuk menyelesaikan studi tahap Diploma pada Program Studi D3 Arsitektur, Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo Kendari. Dalam proses penyusunan Proposal ini, penulis banyak mendapatkan masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam penyempurnaan tulisan ini. Penulis merasa masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan kesalahan baik karena kurangnya literatur yang ada maupun karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi pembelajaran dan kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati melalui lembaran kata pengantar ini penulis menghanturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. Selaku Rektor Universitas Halu oleo.
2.
Bapak Arman Faslih, S.T., M.T selaku Direktur Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo.
iv
3.
Bapak Ainussalbi Al Ikhsan, ST, M.Sc selaku Koordinator Program Studi D3 Teknik Arsitektur Program Pendidkan Vokasi Universitas Halu Oleo.
4.
Ibu Siti Belinda Amri. ST, MT selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini.
5.
Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Vokasi Khususnya dosen Jurusan Arsitektur yang telah membimbing, memotivasi dan membagi ilmunya selama studi di Pendidikan Vokasi.
6.
Kedua Orang Tua saya, Alwi dan Kamaria serta saudara/i saya yang telah memberikan bantuan moril maupun material, kasih sayang dan dorongan serta doa yang terucap dari hati yang paling dalam.
7.
Buat teman-teman dan letingku di D3 Teknik Arsitektur 2012 yang selalu memberikan semangat, motivasi dan saran-saran yang positif.. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat khususnya mahasiswa Arsitektur.
Penulis,
Februari 2016
ADRIYANTO
v
ABSTRAK Dengan keterbatasan adanya asrama mahasiswa, tidak jarang sering dijumpai dalam satu ruangan dengan ukuran yang kurang lebih 3x4 meter dihuni oleh 4 orang bahkan sampai 6 orang. Melihat studi kasus yang demikian maka Pemerintah Kabupaten Bombana berinisiatif untuk mengadakan asrama yang dapat ditinggali oleh mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Bombana. Asrama Bombana sempat didirikan di Jl. M.T. Haryono dengan luas lahan 1874 M2 dengan dana Pemerintah daerah serta dari dukungan masyarakat Bombana dengan harapan agar setelah berdirinya asrama mahasiswa Bombana, orang tua dan anak keluarga tidak lagi kesulitan dalam mencari tempat tinggal dan mereka dapat belajar dengan baik serta layak sebagai hunian mahasiswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul perencanaan asrama putri mahasiswa bombana di kota kendari. Salah satu permasalahan latar belakang adalah bagaimana menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang berada di kota Kendari?. Tujuan pembahasan yaitu untuk menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang berada di kota kendari. Kemudian Sistematika pembahasan dibagi dalam beberapa tahap pembahasan yaitu salah satunya Pada pendahuluan dikemukakan hal-hal yang melatar belakangi masalah, pengertian dan batasan, tujuan dan sasaran serta sistematika pembahasan. Kata kunci : Asrama Mahasiswa Bombana
ABSTRACT With limited their student dormitories, it is not uncommon often encountered in a single room with a size of approximately 3x4 meters occupied by 4 people even up to 6 people. Viewed thus, the case studies Bombana Government took the initiative to hold a dormitory that can be occupied by students from Bombana. Bombana hostel was established in Jl. M.T. Haryono with total area of 1874 m2 with local government funds as well as from community support Bombana with the hope that after the establishment of student dormitories Bombana, parents and families of children no longer difficulty in finding a place to stay and they can learn well and is eligible as a residential student. Therefore, in this study the authors take the title Bombana planning girls' boarding students in the city of Kendari. One issue is how to determine the background Women Student Dormitory Bombana location in the city of Kendari ?. The purpose, namely, to determine the location of the Student Dormitory Bombana daughter who was in town kendari. Systematics discussion then divided into several stages, namely, one of them At the preliminary matters raised background of the problem, understanding and constraints, objectives and targets and systematic discussion. Keywords: Student Dormitory Bombana Kata kunci : Asrama Putri Mahasiswa
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah......................................................................
3
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ...............................................
3
D. Batasan dan Lingkup Pembahasan ............................................
4
E.
1.
Batasan Pembahasan ..........................................................
4
2.
Lingkup Pembahasan .........................................................
4
Sistematika Pembahasan............................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Judul ..........................................................................
6
1. Perencanaan...........................................................................
6
2. Asrama ..................................................................................
6
3. Mahasiswa .............................................................................
6
vii
B. Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa .......................................
7
1. Sejarah Asrama Mahasiswa ............................................... ..
7
2. Tujuan Dan Fungsi Asrama Mahasiswa ...............................
8
3. Jenis – Jenis Asrama Mahasiswa ..........................................
9
4. Tinjaun Asrama Mahasiswa ..................................................
10
5. Fasilitas Asrama Mahasiswa .................................................
11
6. Kegiatan Pada Asrama Mahasiswa .......................................
13
C. Tinjaun Khusus Asrama Mahasiswa 1. Sejarah Singkat Asrama Mahasiswa .....................................
14
2. Wadah Asrama Mahasiswa Bombana ..................................
15
3. Pengembangan Asrama Mahasiswa Bombana......................
15
4. Kegiatan / Aktivitas Dalam Asrama ....................................
15
D. Study Banding Asrama Mahasiswi 1. Asrama Ratnaningsih UGM ..................................................
17
2. Asrama Mahasiswa Ramsis Unhas ......................................
21
E. Menyusun Gambar Bestek, RAB dan RKS 1. Gambar Bestek ......................................................................
23
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..........................................
24
3. Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS)......................................
29
BAB III TINJAUAN LOKASI A. Tinjauan Umum Terhadap Kota Kendari 1. Kondisi dan Potensi ..............................................................
35
2. Fungsi dan peran kota kendari ..............................................
37
viii
3. Struktur ruang kota................................................................
37
4. Rencana Tata Ruang .............................................................
38
B. Tinjauan Lokasi Perencanaan .....................................................
42
C. Proyeksi Kebutuhan Asrama Mahasiswa Bombana 1. Tinjauan Mahasiswa Bombana Sebagai Calon Penghuni Asrama ..................................................................
43
2. Jumlah Mahasiswa Bombana Dan Perkembagannya ............
44
3. Tinjauan Terhadap Jumlah Mahasiswa Bombana Yang Akan Ditamung ...........................................................
44
4. Daya tampung .......................................................................
46
D. Kegiantan Yang Dilakukan Mahasiswa Bombana Dalam Asrama.............................................................................
47
BAB IV ACUAN DASAR PERACANGAN A. Pendekatan Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi .................................................................
49
2. Kondisi Tapak Yang Terpilih ..............................................
51
3. Pengolahan Site ...................................................................
52
4. Penentuan Tapak..................................................................
54
5. Pegelompokan Tapak/Zoning ..............................................
55
6. Tata Massa ...........................................................................
56
7. Sistem sirkulasi ....................................................................
57
8. Tata Ruang Luar ..................................................................
57
9. Perwujudan Fisik Bangunan ................................................
58
ix
B. Pendekatan Tata Ruang Mikro 1. Analisa Pelaku Kegiatan ......................................................
59
2. Analisa Jenis Kegiatan.........................................................
59
3. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan...............
60
4. Analisa Pengelompokan Ruang Secara Sifat Kegiatan ......
61
5. Pola Peruangan/Pola Tinggal Penghuni ..............................
63
6. Besaran Ruang .....................................................................
67
C. Sistem Struktur, Material dan Modul Struktur 1. Sistem Struktur ....................................................................
81
2. Material Struktur..................................................................
85
3. Modul Struktur ....................................................................
85
D. Sistem Pengkondisian Ruang
E.
1. Sistem Pencahayaan ............................................................
86
2. Penghawaan .........................................................................
88
3. Akustik.................................................................................
88
Sistem Utilitas Bangunan 1. Sistem Pengadaan Air Bersih ..............................................
90
2. Sistem Pembuangan Air Kotor ............................................
92
3. Sistem Pembuangan Sampah ...............................................
94
4. Sistem Jaringan Listrik ........................................................
96
5. Sistem Komunikasi ..............................................................
95
x
6. Sistem Pengamanan Bangunan ............................................
95
7. Bahan Bangunan ..................................................................
98
8. Literatur Bahan Yang Akan Diguanakan ............................ ` 99 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
105
B. Saran .........................................................................................
105
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Struktur Organisasi Asrama Putri Mahasisiwa Bombana ...........
14
Gambar II.2 asrama ratnaningsi sebelum dan sesudah renovasi ......................
17
Gambar II.3 proses renovasi ............................................................................
17
Gambar II.4 tampilan bangunan dari arah pojokan ..........................................
18
Gambar II.5 alur pendestrian dalam lingkungan asrama .................................
18
Gambar II.6 ruang publick ...............................................................................
19
Gambar II.7 areal terbuka ditegah bangunan ...................................................
19
Gambar II.8 jendela krepyek dan penggunaan kisi-kisi ...................................
20
Gambar II.9 area balkon yang terhubung dengan ruang publik .......................
20
Gambar II.10 tampak asrama mahasiswa ramsis unhas ...................................
21
Gambar II.11 fasiitas asrama mahasiswa ramsis unhas ...................................
22
Gambar III.1 peta rencana pemanfaatan lahan kota kendari ...........................
35
Gambar III.2 lokasi perencanaan asrama putri mahasiswa bombana ..............
42
Gambar IV.1 lokasi tapak yang tepilih ............................................................
50
Gambar IV.2 lokasi tapak yang terpilih ...........................................................
52
Gambar IV.3 penentuan tapak..........................................................................
55
Gambar IV.4 bentuk menyebar - terpusat ........................................................
57
Gambar IV.5 pondasi telapak poer/poer plat ...................................................
83
Gambar IV.6 pondasi langsung ........................................................................
84
Gambar IV.7 dinding batu bata ........................................................................
85
Gambar IV.8 struktur rangka baja ....................................................................
86
Gambar IV.9 perzoningan berdasarkan sifat kegiatan .....................................
91
xii
Gambar IV.10 sistem jaringan air bersih .........................................................
92
Gambar IV.11 sistem pembuangan air kotor ...................................................
95
Gambar IV.12 sistem pembuangan sampah .....................................................
95
Gambar IV.13 sistem aliran listrik dari PLN dan Genset ................................
96
Gambar IV.14 sistem jaringan pemadam kebakaran .......................................
97
xiii
DAFTAR TABEL Tabel II.1 presentase penyediaan fasilitas penunjang asrama Mahasiswa berdasarkan penilitian CPM ............................................................
11
Tabel II.2 fasilitas utama asrama mahasiswa ...................................................
12
Tabel II.3 fasilitas penunjang asrama mahasiswa ............................................
12
Tabel II.4 fasilitas bersama asrama mahasiswa ...............................................
13
Tabel II.5 Hubungan Antara Tahapan dan Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek dan Istila Estimasi ...............................................................
27
Tabel III.1 arahan fungsi dan pengembangan bagian wilayah di kota kendari
39
Tabel III.2 jumlah mahasiswa bombana di kota kendari .................................
44
Tabel III.3 perhitungan jumlah mahasiswa ......................................................
45
Tabel III.4 pembagian jumlah ruang tidur .......................................................
46
Tabel III.5 perbandingan daya tampung tiap kamar ........................................
47
Tabel IV.1 analisa kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan ..............................
61
Tabel IV.2 analisa kebutuhan berdasarkan ruang berdasarkan sifat kegiatan .
62
Tabel IV.3 besaran perabot ..............................................................................
69
Tabel IV.4 besaran ruang .................................................................................
70
Tabel IV.5 rekapitulasi kelompok besaran ruang ............................................
80
Tabel IV.6 analisa penentuan sistem penangkal petir ......................................
98
Tabel IV.7 sifat-sifat material bangunan ..........................................................
99
xiv
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dan partisipasi segenap rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia yang majemuk tersebar di kepulauan nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tidak meratanya mutu pendidikan di Indonesia. Untuk memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan upaya memperluas jangkauan pendidikan yang dilakukan melalui penyediaan sarana pendidikan, yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dengan berprinsip pada upaya mendorong perkembangan potensial yang sudah ada di masyarakat. Pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan juga dilakukan untuk memperpanjang kegunaan dengan melibatkan tidak saja pemerintah tapi juga masyarakat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan rasa kepemilikan di masyarakat, terhadap investasi pendidikan lingkungannya, sehingga kesinambungan pemeliharaan lebih terjamin. Adapun pendidikan yang dimaksud yaitu pendidikan yang berkualitas dengan sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah asrama mahasiswa. Bombana adalah sebuah Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang merupakan daerah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, nelayan, pedagang dll. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Kab. Bombana sudah mulai banyak melanjutkan studi di Kota Kendari khususnya di Universitas Halu Oleo
dengan jumlah Mahasiswa dari
angkatan 2013-2015 adalah ± 1500 Orang yang terbagi di berbagai kampus seperti Stikes Avicena, Universitas Muhammadia Kendari, Manda Waluya, Stikes PPNI, Poltekes dll
1
Dengan keterbatasan adanya asrama mahasiswa, tidak jarang sering dijumpai dalam satu ruangan dengan ukuran yang kurang lebih 3x4 meter dihuni oleh 4 orang bahkan sampai 6 orang. Melihat studi kasus yang demikian
maka
Pemerintah
Kabupaten
Bombana
berinisiatif
untuk
mengadakan asrama yang dapat ditinggali oleh mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Bombana. Asrama Bombana sempat didirikan di Jl. M.T. Haryono dengan luas lahan 1874 M2 dengan dana
Pemerintah daerah serta dari
dukungan masyarakat Bombana dengan harapan agar setelah berdirinya asrama mahasiswa Bombana, orang tua dan anak keluarga tidak lagi kesulitan dalam mencari tempat tinggal dan mereka dapat belajar dengan baik serta layak sebagai hunian mahasiswa. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, dengan usianya yang sudah cukup lama Asrama Bombana sudah tidak layak huni lagi, baik dari segi kondisi, daya tampung maupun dari segi konstruksi bangunan, serta asrama tersebut dicampur antara wanita dan pria dan system keamana yang kurang baik serta banyak mahasiswa yang tidak dapat tinggal di asrama karena daya tampung kurang. yang hanya memiliki 15 kamar tidur serta 2 kamar mandi umum. Selain itu pula dengan bertambahnya mahasiswa yang berasal dari Bombana sehingga dianggap akan lebih
layak jika asrama
tersebut dapat dibangun kembali dengan rencana pengadaan asrama mahasiswa Bombana yang lebih tampak, nyaman dan bernuansa masa kini serta mampu menampung jumlah mahasiswa yang lebih besar. Dengan adanya asrama mahasiswa bombana orang tua mahasiswa tidak perlu lagi kawatir melepas putri mereka untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi di luar kota khususnya di kota kendari serta dapat membantu mengurangi biaya yang keluarkan oleh orang tua maupun mahasiswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul PERENCANAAN ASRAMA PUTRI MAHASISWA BOMBANA DI KOTA KENDARI.
2
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang berada di kota Kendari? 2. Bagaimana merencanakan bangunan Asrama Putri Mahasiswa Bombana di Kota Kendari yang sesuai dengan peruntukannya? 3. Bagaimana menyusun RKS dan RAB Asrama Putri Mahasiswa Bombana di Kota Kedari?
C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan 1. Tujuan pembahasan 1. Untuk menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang berada di kota kendari. 2. Merencanakan Asrama Putri Mahaswiwa Bombana sesuai dengan peruntukannya. 3. Menyusun perencanaan dalam bentuk gambar bestek, rencana anggaran dan biaya (RAB) dan Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). 2. Sasaran pembahasan Adapun yang menjadi sasaran pembahasan yang akan dijadikan pokok pembahasan antara lain sebagai berikut: a. Untuk mendesain suatu bangunan sebagai sarana hunian mahasiswa Bombana di kota Kendari yang lebih tampak, nyaman dan bernuansa masa kini. b. Untuk mendesain suatu bangunan sebagai fasilitas pendukung kegiatan pendidikan mahasiswa Bombana di kota Kendari dan segala persaratannya.
3
D. Batasan dan Lingkup Pembahasan 1. Batasan pembahasan Dibatasi pada perencanaan fisik kaitannya dengan program ruang, penampilan bangunan, serta fasilitas penunjang dari asrama mahasiswa Bombana di kendari . 2. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dibatasi pada disiplin ilmu arsitektur sebagai, landasan dalam membuat desain perencanaan asrama mahasiswa Bombana di Kendari. E. Sistematika Pembahasan. Sistematika pembahasan dibagi dalam beberapa tahap pembahasan : Bab I Pada pendahuluan dikemukakan hal-hal yang melatar belakangi masalah, pengertian dan batasan, tujuan dan sasaran serta sistematika pembahasan. Bab II Pada bagian ini dikemukakan tentang pengertian, tujuan umum tinjauan khusus dan studi banding terhadap Asrama Putri Mahasiswa
yang berisi
sejarah asrama, fungsi kegiatan pada asrama dan mengemukakan kebutuhan spesifik kebutuhan Asrama Mahasiswa serta menyusun gambar berstek, RAB dan RKS Bab III Pada bagian ini dikemukakan tentang tinjauan lokasi yang terdiri dari tinjauan umum kota kendari serta lokasi perencanaan yang berkaitan dengan perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana
4
Bab IV Menggambarka tentang acuan perencanaan dan perancangan Asrama Putri Mahasiswa Bombana Bab V Suatu kesimpulan dari seluruh hasil analisis yang akan dipergunakan sebagai titik tolak penyusunan program penutup.
5
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Judul 1) Perencanaaan 1. Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. 2. Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan. 2) Asrama 1. Menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan istilah Dormitory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin), yang berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa dorminotory merupakan keseluruhan bangunan dalam hubungannya dengan bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur dan meja belajar bagi penghuninya. 2. Menurut KH. Dewantoro, asrama adalah (pondok, pawiyatan, bahasa Jawa) merupakan rumah pengajaran dan pendidikan yang dipakai untuk pengajaran dan pendidikan 3) Mahasiswa 1. Mahasiswa menurut Knopfemacher [dalam Suwono, 1978] – adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan per guruan tinggi, dididik & di harapkan menjadi calon – calon intelektual. 2. Mahasiswa menurut Sarwono [1978] – adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 thn.
6
3. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mahasiswa ialah pelajar
perguruan
tinggi.
Didalam
struktur
pendidikan
Indonesia,mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lain. itulah menurut KBBI. B. Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa 1) Sejarah asrama mahasiswa Menurut Prof. JF. Tahalele, perkembangan asrama dalam sejarah pendidikan bahwa dalam zaman mesir purba, kasta yang sangat berkuasa ialah kasta pendeta. Pusat-pusat pendidikan calon pendeta disebut sekolah kuil dan merupakan pusat kuliah yang teratur. Seluruh organisasi kuil disebut kesatuan rumah sejati. Disamping sekolah kuil ada juga asrama bagi pengajar, dimana penghuni asrama sebagian besar terdiri dari pendetapendeta. Ada juga asrama bagi para pelajarnya. Dalam perkembangan
“Indonesische Nederlandse School” di
kayutanam, Moh. Syafe’i juga membangun asrama yang cukup besar untuk menampung 300 murid, ruang makan, dan dapurnya, restoran, lapangan tenis, taman bacaan, tempat bersenam dan lain-lain. Ki hajar dewantara dengan sistem amongnya dalam pelaksanaan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa, menganjurkan supaya segala sesuatu harus didasarkan atas kekuatan sendiri. Itulah system hidup atas kakinya sendiri. Berkenaan dengan system among, maka diadakan pondok asrama. Wujudnya sebuah gedung untuk berguru dan bertempat tinggal guru dan siswa. Pondok Modern Gontor (Ponorogo) Pondok ini diselenggarakan dengan menggunakan cara-cara mendidik dan belajar menurut system modern. Semua pelajar berdiam di asrama gedung sekolah (yang dilengkapi dengan aula besar untuk segala kepentingan pertemuan para pelajar/santri) prinsip self government juga diterapkan disini, dimana para pelajar 7
mengorganisir sendiri perkumpulan yang terdiri dari bagian-bagian olahraga, kesenian, kesehatan, keagamaan, kepramukaan, pelajaran, penerangan dan sebagainya. Dari uraian di atas, maka perkembangan asrama tidak bisan terlepas dari penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Murid-murid yang ditampung di asrama, dididik dalam suasana kekeluargaan, yang berguna sekali bagi hidup mereka selanjutnya di dalam masyarakat kemudian hari. 2) Tujuan Dan Fungsi Asrama Mahasiswa a. Tujuan Secara umum Asrama Mahasiswa bertujuan : 1) Membina mahasiswa menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Meningkatkan wawasan berpikir, memiliki intelektualitas dan integritas kepribadian bagi mahasiswa. 3) Membangun ketrampilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang baik bagi mahasiswa. Secara khusus Asrama Mahasiswa bertujuan : 1) Menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa 2) Menyediakan tempat tinggal yang sehat dan dekat dengan kampus. 3) Menyediakan wahana belajar yang merupakan komponen dari kegiatan belajar. 4) Menyediakan pengembangan
wahana
bagi
kedisiplinan,
pengembangan rasa
sosial,
pribadi
dalam
tanggung
jawab,
kemandirian, dan kepemimpinan. b. Fungsi Asrama mahasiswa memiliki enam fungsi pokok yaitu: 1) Mendukung keberhasilan akademik bagi mahasiswa asrama, baik bidang kurikuler maupun non kurikuler.
8
2) Sebagai tempat untuk membangun karakter mahasiswa seperti etika, kedisiplinan, kejujuran, tanggungjawab, komitmen, tangguh, peduli terhadap orang lain. 3) Sebagai tempat untuk berlatih menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. 4) Menyediakan
fasilitas
tempat
tinggal
selama
menjalankan
pendidikan. 5) Menciptakan suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai penunjang kegiatan serta kelanjaran pembelajaran. 6) Menyediakan lingkungan untuk melakukan interaksi sosial antar mahasiswa. 3) Jenis-Jenis Asrama Mahasiswa Ada pun jenis pemondokan atau asrama mahasiswa dapat dibedakan berdasarkan: a.
Macam Penghuni 1. Unmarried Students Housing (Perumahan siswa belum menikah) 2. Woman-Man Students Housing (perumahan siswa wanita-pria) 3. Students Housing (perumahan pelajar)
b.
Bentuk Kediaman 1) Room in private homes (kost) 2) Cooperative house (rumah sewa) 3) Dormitory (asrama) 4) Apartemen
c.
Pengelolaan 1) Asrama daerah 2) Asrama Perguruan 3) Asrama Koperasi Mahasiswa 4) Asrama Swasta
9
d.
Berdasarkan Ketinggian Bangunan (Paul,1976) 1) Maisonette Asrama dengan tinggi 1 – 4 lantai. 2) Low rise Asrama dengan tinggi 4 – 6 lantai. 3) Medium Rise Asrama dengan tinggi 6 – 9 lantai. 4) High Rise Asrama dengan tinggi 9 lantai.
4) Tinjauan Asrama Mahasiswa a. Penampilan Bangunan Tampak dari bangunan merupakan ungkapan dari bangunan yang terlihat dari luar secara fisik dapat mencerminkan kegiatan yang berlangsung dalam gedung tersebut. Faktor-faktor yang menentukan dalam pengelolaan penampilan suatu bangunan adalah: 1)
Mempunyai ciri karakter tampak yang sesuai dengan filosofi bangunan tersebut.
2)
Unsur estetika, warna, karakter material yang digunakan.
3)
Penyesuaian karakter tampak bangunan dengan lingkungan di sekitarnya.
4)
Bentuk dasar denah yang mewakili kegiatan yang ada di dalamnya.
b. Efisiensi dan Efektivitas Ruang Ruang dalam sasaran mahasiswa memegang peranan yang sangat penting karena bangunan ini merupakan fasilitas perguruan tinggi sehingga dapat menentukan pengelolaan dari bangunan tersebut.
10
Fungsi ruang dalam asrama mahasiswa dapat dibedakan dalam kelompok besar yaitu: 1) Ruang publik 2) Ruang individu 3) Ruang service 4) Ruang sirkulasi 5) Fasilitas Asrama Mahasiswa Secara umum asrama mahasiswa membutuhkan fasilitas-fasilitas sebagai berikut : 1) Fasilitas hunian sebagai tempat istirahat belajar 2) Fasilitas ibadah, santai dan rekreasi sebagai kebutuhan rohani 3) Fasilitas sosial, yang memungkinkan kontak sosial mahasiswa sesama penghuni dengan lingkungan sekitarnya 4) Fasilitas pelayanan / service termasuk didalamnya kesehatan 5) Keamanan. Dalam menentukan fasilitas dalam asrama mahasiswa, perlu melibatkan mahasiswa sebagai pengguna bangunan kelak. Selain fasilitas kamar tidur yang telah dilengkapi dengan perabotan yang standar seperti lemari pakaian, meja dan kursi belajar serta perlengkapan tidur, ketersediaan fasilitas pendukung lainnya juga menentukan animo mahasiswa untuk tinggal di asrama. Tabel II.1 Persentase penyediaan fasilitas penunjang asrama mahasiswa berdasarkan penelitian CPM No
Fasilitas penunjang
1
Kartu akses ke bangunan
2
Kartu akses ke kamar (electronic card)
3
CCTV eksternal bangunan
4
CCTV internal bangunan
5
AC di setiap kamar
6
Kamar berlantai karpet
7
ATM
11
8
Tempat perbelanjaan
9
Pusat computer
10
Pusat kebugaran
11
Dapur umum
12
Laundry
13
Ruang belajar
14
Ruang nonton
15
Ruang belajar
16
Ruang makan
Sumber: College Housing Annual Report 2008 Tabel II.2 Fasilitas utama asrama mahasiswa Prioritas
Hunian laki-laki
Hunian perempuan
1
Ruang belajar
Ruang belajar
2
Ruang makan
Ruang tamu
3
Ruang bersama
Ruang makan
4
Ruang tamu
Dapur
5
Dapur
Ruang bersama
6
Ruang cuci
Ruang cuci
7
Ruang setrika
Ruang setrika
Sumber: Tjahjawati, 1999 Tabel II.3 Fasilitas penunjang asrama mahasiswa Prioritas
Hunian laki-laki
Hunian perempuan
1
Wartel
Wartel
2
Tempat olahraga
Toko swalayan
3
Kantin
Kantin
4
Toko swalayan
Toko buku
5
Tempat parkir
Tempat olahraga
6
Toko buku
Ruang serbaguna
7
Ruang serbaguna
Tempat parkir
Sumber: Tjahjawati, 1999)
12
Tabel II.4 Fasilitas bersama asrama mahasiswa Fasilitas utama
Fasilitas penunjang
Ruang belajar
Warnet/rental komputer
Ruang tamu
Toko swalayan
Ruang makan
Kantin
Dapur
Toko buku
Ruang bersama
Tempat olahraga
Ruang cuci
Ruang serbaguna
Ruang setrika
Tempat parkir
Sumber: Tjahjawati, 1999 6) Kegiatan Pada Asrama Mahasiswa Para pelaku kegiatan pada asrama mahasiswa adalah penghuni, pengelolah dan tamu pengunjung. Untuk itu segala kegiatan yang terjadi dalam lingkungan asrama mahasiswa Bombana, dapat di kelompokkan sebagai berikut: 1. Kegiatan hunian : belajar, tidur/istirahat, makan dan minum, menerima tamu serta MCK (mandi, cuci , kakus). 2. Kegiatan pendidikan: diskusi, seminar, ceramah, dan lain-lain. 3. Kegiatan sosial: ibadah, olahraga, dan rekreasi. 4. Kegiatan pelayanan service: asrama, penyediaan makanan dan minuman, serta kebutuhan sehari-hari.
13
Gambar II.1 Struktur Organisasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana Sumber sketsa pribadi C. Tinjauan Khusus Asrama Mahasiswa 1. Sejarah Singkat Asrama Mahasiswa Keberadaan asrama mahasiswa setelah terjadinya Perang Dunia II memberikan kesan sebagai sebuah tempat yang dingin, sesak, tidak berprikemanusiaan,dan monoton. Dengan kesan seperti itulah maka banyak mahasiswa yang tidak memilih untuk tinggal di asrama. Namun di akhir tahun 70-an beberapa perguruan tinggi yang mengelola asrama mahasiswa mulai berbenah. Dilakukan renovasi besar-besaran terhadap bangunan asrama, diantaranya dengan menambah fasilitas-fasilitas publik dan penunjang pada asrama. Hal ini dilakukan untuk menarik minat mahasiswa untuk kembali tinggal di asrama. Pihak pengelola dan pengamat perkembangan asrama mulai memberikan pendapat bahwa asrama bukan hanya sebagai tempat “tidur” bagi mahasiswa, asrama merupakan sebuah bangunan dimana terjadi banyak aktifitas di dalamnya, mulai dari interaksi antar penghuni, belajar, pendidikan ekstra, hiburan dan lain sebagainya.
14
2. Wadah Asrama Mahasiswa Bombana Ide Pengungkapannya berdasarkan pada media pelayanan pemondokan yang layak bagi mahasiswa Bombana, dalam kebutuhan suasana belajar dan kebersamaan. Selain itu sebagai wadah pembinaan dan pengembangan Mahasiswa Bombana yang tercermin dalam: 1) Pengadaan ruang-ruang memungkinkan mahasiswa Bombana dalam mengadakan kontak komunikasi antar mereka. 2) Pemanfaatan unsur-unsur persatuan /pengikat secara logis. 3) Penataan ruang-ruang yang fleksibel terhadap kegiatan kelompok penghuni 3. Pengembangan Asrama Mahasiswa Bombana Berdasarkan pada filosofis pengembangan Asrama Mahasiswa Bombana yaitu: 1) Sebagai peningkatan mutu pendidikan Bombana penndidikan non akademik sebagai penunjang perkembangan mahasiswa Bombana. 2) Perkembangan jumlah mahasiswa Bombana semakin meningkat tiap tahunnya, sehingga perlunya penyediaan sarana akomodasi yang memenuhi persyaratan. Adapun faktor- faktor pengembangan asrama mahasiswa Bombana yaitu: 1) Faktor pendidikan 2) Faktor sosial 3) Faktor budaya 4) Faktor ekonomi 5) Faktor psikologis. 4. Kegiatan / Aktivitas Dalam Asrama Adapun jenis-jenis kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi di dalam lingkungan asrama mahasiswa adalah : a) Kegiatan hunian yaitu kegiatan mahasiswa sehari-hari antara lain : belajar, tidur, istirahat, makan, dan minum, mandi, buang air serta kegiatan rumah tangga lainnya.
15
1.) Kamar Tidur Berfungsi sebagai tempat tidur, belajar, berpakaian. a) Meja b) Tempat tidur c) Rak buku d) Tempat penyimpanan pakaian 2.) Dapur Berfungsi sebagai tempat memasak dan makan. 3.) Kamar Mandi dan Perlengkapannya Kamar mandi dan perlengkapanya berfungsi sebagai tempat mandi dibentuk dengan adanya pertimbangan. b) Kegiatan Pendidikan Kegiatan pendidikan terdiri dari dua bagian yaitu: 1.) Pendidikan non Formal Yaitu pembinaan dalam rangka menunjang tujuan pendidikan mahasiswa yang meliputi: seminar, diskusi, bimbingan belajar, asistensi tugas, pembinaan bakat dan keterampilan. 2.) Pendidikan Formal Yaitu seluruh kegiatan mahasiswa di dalam asrama. Seperti: kegiatan sosial, rekreasi, mengurus rumah tangga dan melakukan hobby. Kegiatan mahasiswa juga terdiri dari dua bagian yaitu: a) Kegiatan intern Yaitu kegiatan antara penghuni asrama b) Kegiatan ekstern Kegiatan yang mempunyai hubungan sosial dengan masyarakat di luar lingkungan asrama.
16
D. Study Banding Asrana Mahasiswa 1. Asrama Ratnaningsih UGM
(a)
(b) Gambar II.2 a. b.
Asrama Ratnaningsih sebelum renovasi Asrama Ratnaningsih setelah renovasi
(Sumber: www.blogger.com, 2008) Asrama Ratnaningsih yang terletak di Jl.Kartini No. 5, Yogyakarta ini merupakan salah satu dari 2 asrama mahasiswa UGM yang berusia cukup tua. Asrama lainnya adalah Asrama Dharma Putra. Asrama Ratnaningsih merupakan asrama khusus putri, asrama ini menampung mahasiswa putri yang terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Gajah Mada yang meiliki luas lahan 3.060 meter persegi,. Asrama Ratnaningsih diresmikan pada tanggal 19 Desember 1954 bertepatan dengan Dies Natalis UGM. Diresmikan oleh DR. Ir. Soekarno, dan dibuka oleh Mr. Mohamad Yamin. Nama Ratnaningsih diambil dari nama seorang pahlawan perempuan yaitu Ratnaningsih yang juga merupakan istri Diponegoro.
Gambar II.3 Proses renovasi asrama (Sumber: www.blogger.com, 2008 Kepengelolaan asrama diwadahi langsung oleh pihak universitas, selain itu juga asrama ini mempunyai pengelolaan rumah tangga sendiri dengan nama KAMPR yang mempunyai masa kepengurusan 1 tahun, pengurusnya dipilih oleh warga asrama secara musyawarah. 17
Gambar II.4 Tampilan bangunan dari arah pojokan (Sumber: www.blogger.com, 2008) Bangunan ini telah mengalami dua kali ronovasi, renovasi yang kedua dilakukan pasca gempa yang mengguncang Yogjakarta pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa tersebut mengakibatkan sebagian struktur bangunan menjadi rusak dan harus diperbaiki secepatnya.
Gambar II.5 Alur pedestrian dalam lingkungan asrama (Sumber: www.blogger.com, 2008) Bangunan ini merupakan bangunan dua lantai berbentuk L menghadap selatan-barat. Bangunan dirancang terdiri atas 8 blok, dengan total 32 kamar. Masing-masing kamar dilengkapi 1 kamar mandi dan 1 toilet. Fasilitas publik terdiri atas ruang tamu, aula, perpustakaan, 2 ruang setrika, dapur, garasi, musholla, kapel, 2 tempat jemuran, fasilitas olahraga (lapangan voli, bulu tangkis, dan tenis meja).
18
(a)
(b)
(c)
(d) Gambar II.6 Ruang publik (a) aula; (b) tempat jemur atas; (c) perpustakaan; (d) ruang tamu (Sumber: www.blogger.com, 2008)
Jika melihat usia bangunan dan bentuknya maka dapat ditebak bahwa bangunan bercirikan arsitektur kolonial. Pada beberapa blok di tiap kamar memiliki balkon-balkon. Ruang luar/pekarangan ditata dengan rapi, areal jalan/pedestrian dilapis dengan paving block, selain itu pula beberapa pohon dan tanaman-tanaman ditanam di sekeliling bangunan untuk menjaga pekarangan agar tetap hijau dan sejuk.
Gambar II.7 Areal terbuka di tengah bangunan (Sumber: www.blogger.com, 2008)
19
Untuk pengkondisian dalam bangunan sendiri sangat bergantung pada kondisi alamiah. Hal ini dapat dilihat dengan penggunaan lubang-lubang angin (ventilasi) di sepanjang bangunan. Untuk tetap menjaga privasi penghuninya, bukaan-bukaan ventilasi dibuat dengan ukuran kecil namun jumlahnya banyak. Yang menarik dari bangunan ini adalah adanya ventilasi menyerupai kisi-kisi di sepanjang dinding bangunan, ventilasi ini membuat pertukaran udara dalam ruangan berlangsung setiap saat, selain itu sistem pencahayaan alami akan terjamin. Bukaan jendela pada kamar juga sebagian besar menggunakan jendela jenis krepyak, sedangkan jendela pada bagian publik menggunakan material kaca.
Gambar II.8 Jendela krepyak dan penggunaan kisi-kisi (Sumber: www.blogger.com, 2008) Atap bangunan menggunakan jenis atap miring dengan material genteng, atap dengan tritisan lebar ini kemudian disalurkan dengan talang air yang kemudian dialirkan lagi melalui pipa ke saluran pembuangan. Untuk menghindari sinar matahari yang berlebihan, digunakan sun shading pada dinding.
Gambar II.9 Areal balkon yang terhubung dengan ruang publik (Sumber: www.blogger.com, 2008)
20
Tampilan bangunan setelah diadakan renovasi menjadi lebih bagus, hal ini dikarenakan perbaikan struktur bangunan tanpa mengubah stuktur aslinya, selain itu permainan warna yang dinamis membuat bangunan ini menjadi lebih menarik meskipun telah berusia lebih dari 53 tahun. 2. Asrama Mahasiswa Ramsis Unhas Asrama Mahasiswa adalah tempat tinggal bagi mahasiswa yang berasal dari luar wilayah Kota Makassar dalam rangka menunjang proses belajar pada Universitas Hasanuddin, diambil dari singkatan “RAMSIS” yang dihuni secara resmi pada tanggal 17 Nopember 1989 sebagai bagian integral dari program pengembangan akademik dan kemahasiswaan, sehingga tidak sarat dengan makna ekonomi dalam arti megejar keuntungan (profit) dan sebaliknya tidak boleh menjadi sebuah konsep yang bermakna social atau tempat penampungan mahasiswa yang serba kekurangan sehingga memiliki harga diri tersendiri sebagai pendukung kebudayaan yang dinamakan kultur kampus.
Gamabr II.10 Tampak asrama mahasiswa Ramsis unhas unit 3 (Sumber Google/image) Struktur Bangunan, terdiri atas tiga unit, unit 1 dan 2 untuk mahasiswa pria sedangkan unit 3 untuk mahasiswa putri dan tiap unit terdiri atas 2 (dua) blok yang berlantai dua dan 6 (enam) blok berlantai tiga. Dalam setiap unit terdapat satu kantin setiap unit terdiri dari 264 kamar di huni oleh 528 mahasiswa. Warga/Penghuni Ramsis adalah Mahasiswa Universitas Hasanuddin yang memenuhi syarat untuk bertempat tinggal dalam asrama.
21
Syarat-syarat menjadi warga Ramsis Unhas adalah: a. Bersal dari luar kota makassar b. Telah terdaftar pada semester pertama c. Membuat surat pernyataan d. Mengajukan surat permohonan menjadi penghuni asrama e. Menandatangani surat perjanjian f.
Rekomendasi dari ketua jurusan/bagian pada fakultas masing-masing
g. Membayar uang jaminan 1 (satu) kali untuk selama 11 (sebelas) bulan,
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah h. Membayar uang asrama 1 (satu) kali selama 11 (sebelas) bulan, sebesar Rp. 1.650.000,- (satu juta enam ratus lima puluh ribu). Fasilitas untuk tiap kamar asrama mahasiswa Ramsis Unhas adalah 1. Ranjang susun untuk 2 orang 2. 2 unit meja belajar 3. 2 unit lemari 4. 2 buah kursi 5. Rak buku
a
b
Gambar II.11 Fasilitas asrama mahasiswa ramsis unhas a. rak buku
b. lamari pakaian
(sumber google/image)
22
Kewajiban asrama mahasiswa Ramsis unhas adalah : a. Menghormati dan menjaga ketenangan asrama untuk mendukung kegiatan belajar b. Menjaga nama pribadi, almamater dan kerukunan antar sesama penghuni asrama c. Bertindak jujur, disiplin, serta sopan baik dalam bertingkah laku maupun dalam hal berpakaian, khususnya di tempat umum di lingkungan asrama d. Menjaga dan memelihara fasilitas kamar dan fasilitas umum
E. Menyusun Gambar Bestek, RAB dan RKS 1. Gambar Bestek Bestek ( rencana kerja ) ialah uraian yang jelas-jelasnya tentang pelaksanaan bangunan yaitu terdiri dari : a. Keterangan tentang bangunan b. Keterangan tentang melaksanakan bagian bangunan tersebut Gambar-gambar bestek terdiri dari : a. Site plan b. Denah c. Tampak empat arah d. Potongan melintang dan membujur e. Rencana Pondasi f. Rencana Kap g. Rencana Balok dan Ringbalk h. Rencana perletakan Kusen i. Rencana lantai j. Rencana Instalasi Listrik k. Rencana Instalasi Sanitasi Air l. Rencana Plat Lantai m. Detail-detail
23
2. Rencana Anggaran Biaya Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi, karena selain mengetahui berapa investasi yang akan diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya proyek yang akan digunakan. Misal tenaga kerja, material, peralatan dan waktu pelakasanaan. Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto_National Estimating Society – USA), berdasarkan definisi, tersebut maka perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut : a. Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya. b. Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting. Agar suatu estimasi/perkiraan mendekati suatu kebenaran (optimal), diperlukan pengetahuan teknik dan berbagai pengetahun kerekayasaan konstruksi, rekayasa manajemen konstruksi, sebagaimana dalam definisi yang dikemukakan oleh AACE ( the American Association of Cost Engineer) yang mengatakan bahwa : “Cost Engneering adalah area dari kegiatan engineering di mana pengalaman dan pertimbangan engineering dipakai untuk pada aplikasi-aplikasi prisnsip- prinsip teknik dan ilmu pengetahuan di dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya “ a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Estimasi Banyak factor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi ( menjadi mahal ataupun menjadi murah suatu pekerjaan ). 1. Produktivitas tenaga kerja , produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tsb di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan 24
diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena dengan produtivitas makin besar harga satuan upah tenaga kerja juga makin mahal. 2. Ketersediaan material/ sumber daya proyek , makin langka material dipasaran , maka makin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang akan di bebankan kepada konsumen. 3. Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain. 4. Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan
dalam
waktu
yang
relatif
lama
akan
sangat
mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran. 5. Masalah konstruksibilitas, kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah di laksanakan , maka factor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal. Faktor-factor yang mempengaruhi estimasi biaya tsb, di perhitungkan dalam penyusunan rencana anggaran biaya pada sebagai komponen resiko,
komponen kontingensi,
juga
dimungkinkan
disisipkan dalam harga material, harga upah dlsb. a. Istilah/ Sebutan Estimasi Pada proyek konstruksi estimasi biaya selain di buat oleh masing-masing pelaku jasa konstruksi sesuai dengan tahapan proyek konstruksi sesuai dengan tahapan proyek konstruksi tersebut, juga di buat oleh owner sebagai dasar memperkirakan harga proyek konstruksi terutama pada tahap pelaksanaan, sehingga dalam prakteknya terdapat beberapa istilah estimasi yang didasarkan pada pembuat estimasi tersebut.
25
1. Estimasi yang dibuat oleh Pemilik. yang lebih pada umumnya disebut Owner Estimate (OE) digunakan oleh pemilik sebagai patokan biaya untuk menentukan kelanjutan investasi, patokan / pembanding dengan harga penawaran , analisa harga satuan yang akan diajukan oleh kontraktor dan untuk patokan / pembanding dengan analisa harga satuan , serta RAB yang dibuat oleh konsultan perencana. 2. Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Kelayakan digunakan untuk memperkirakan harga konstruksi sebagai suatu investasi (biaya yang dikeluarkan antara lain biaya pembangunan gedungnya, pembebasan tanah, pengadaan peralatan utama dlsb) dan selanjutnya akan dihitung dengan teori-teori perhitungan ekonomi investasi bahwa proyek konstruksi tersebut layak untuk dibangun. 3. Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang pada umumnya disebut dengan Engineer Estimate (EE) adalah rencana anggaran biaya (RAB) merupakan hasil kerja konsultan selain gambar rencana dan spesifikasi. RAB ini dibuat berdasarkan hasil survey lapangan, berkaitan dengan kriteria desain dan metode pelaksanaan yang akan digunakan oleh kontraktor untuk pelaksanaan. Perkiraan biaya (RAB) ini merupakan dokumen pemilik (rahasia) yang selanjutnya sebagai pembanding harga yang akan ditawarkan oleh kontraktor pada saat lelang. 4. Estimasi yang dibuat oleh Kontraktor yang pada umumnya disebut dengan Contractor Estimate (CE).atau Bid Price, digunakan kontraktor untuk mengajukan penawaran kepada pemilik, dengan keuntungan yang cukup memadai bagi kontraktor.
26
Apabila kontraktor mendapatkan pekerjaan tsb, maka selanjutnya kontraktor akan membuat perkiraan biaya untuk pelaksanaan, juga membuat perkiraan biaya kemajuan pekerjaan (tagihan). Tabel II.5 Hubungan antara tahapan dan pihak yang terlibat dalam proyek dan istilah Estimasi Tahap Proyek
Pembuat
Konstruksi
perkiraan biaya
Tahap
Pemilik
kebutuhan Tahap
Istilah Estimasi
Singkatan
Estimasi Pemilik ( Owner OE Estimate )
studi Konsultan Studi Estimasi Kelayakan
Kelayakan
Kelayakan
Tahap
Konsultan
Estimasi
perencanaan
Perencana
(Engineering Estimate)
Tahap
Kontraktor
Estmasi Penawaran (bid CE
Pelaksanaan
Perencana EE
Price) Estmasi Pelaksanaan Estimasi
Kemajuan
Pekerjaan (Sumber : Mata Kuliah Rencana Anggaran Biaya) b. Jenis Estimasi Selain diperlukan pengetahuan teknik dan Engnering, kualitas estimasi sangat ditentukan oleh : 1. Tersedianya data dan informasi 2. Teknik dan metode yang digunakan 3. Kecakapan dan pengalaman estimator 4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan dari proyek-proyek yang pernah dikerjakan antara lain. informasi mengenai jumlah material yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang
27
dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan (produktivitas perorang ataupun pergroup tenaga kerja) , jam kerja peralatan, dan lain-lain. 1. Estimasi kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah bangunan tsb layak dibangun,
maka
memperkirakan
biaya
konstruksinya
berdasarkan pengalaman/ membandingkan dengan bangunan yang identik, dapat termasuk di dalamnya adalah biaya pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat digunakan dengan cara estimasi konseptual. 2. Estimasi Konseptual adalah memperkirakan biaya suatu bangunan berdasarkan satuan volume bangunan , atau factor yang lain , dengan patokan harga yang didasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual telah tersedia gambar lengkap ataupun belum lengkap. Beberapa metode estimasi konseptual sebagai berikut : a. Metode Satuan luas ( m2 ) , metoda ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Metoda ini bersifat garis besar dan ketelitiannya rendah. b. Metode Satuan isi (m3 ) dapat dipakai pada bangunan dimana volume sangat dipentingkan. Metoda ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan dan perancangan untuk bangunan yang kurang lebih identik. c. Metode Harga Satuan Fungsional, yang menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan biaya. d. Metode Faktorial, dapat digunakan pada proyek bertipe sama. Metoda ini paling berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama sama. Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1.00. Semua komponen yang lain harganya merupakan fungsi dari komponen utama.
28
e. Metode Sistematis (Elemental Estimates atau Parametric Estimates), dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya. Harga satuan ditentukan oleh penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang ada. 3. Estimasi
Detail/Terperinci
adalah
memperkirakan
biaya
konstruksi secara lebih terinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar detail telah tersedia, demikian juga gambar kerja yang selanjutnya dari gambar kerja dapat dihitung material-material yang memerlukan potongan yang berpola ( cutting list ), sehingga volume dari masing-masing detail bagian konstruksi maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan ( Quantity Take Off ). 3. Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS) a. Syarat-syarat teknis (umum) 1. Peraturan teknis pembangunan Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan. a) Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku dan mengikat pula : 1) Gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencana dan telah disahkan oleh pemberi tugas 2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) 3) Berita acara penjelasan pekerjaan 4) Surat keputusan perwakilan UNDP tentang penunjukan kontraktor 5) Surat perintah kerja (SPK) 6) Surat penyerahan lapangan (SPL)
29
7) Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya 8) Jadwal pelaksanaan (timeschedule) yang telah disetujui direksi b) Penjelasan Gambar dan RKS Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan RKS termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum dalam berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing). Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas untuk dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguraguan sehingga dalam pelaksanaan kesalahan,
dapat
menimbulkan
Kontraktor dapat menayakan kepada Konsultan
Pengawas dan mengikuti keputusannya. c) Persiapan dilapangan Bangsal Konsultan Pengawas yang telah dibangun pada tahap
pekerjaan
sebelumnya
(Pertama)
beserta
segala
perlengkapannya harus selalu dirawat dan terpelihara dengan baik. Setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan oleh Proyek. Pembongkaran
bangunan bangsal kerja setelah
pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan oleh Proyek dan selama masih dalam periode kontrak(termasuk periode pemeliharaan) biaya pembongkaran
menjadi tanggung jawab
Kontraktor. d) Susunan personil lapangan 1. Kontraktor/pelaksana
menetapkan
seorang
kususnya
dilapangan atau biasa disebut kapala pelaksana 2. Sarjana Teknik Sipil dan Arsitektur sebagai pelaksana dengan pengalaman kerja lapangan minimal 5 (lima) tahun.
30
Jika UNDP membutuhkan Sarjana Teknik Mesin dan Sarjana Tekin Elektro dengan pengalaman kerja 5 tahun, Kontraktor harus menyediakan Staf ini 3. Selain
pelaksanaan,
Kontraktor
diwajibkan
pula
memberitahu secara tertulis kepada team Pengelola Teknis Proyek
dan
Konsultan
Pengawas
tentang
Susunan
Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya masing-masing. 4. Bila dikemudian hari menurut team Pengelola Teknis Proyek (PTP) dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti pelaksananya. 5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Kontraktor
sudah
harus
menunjuk
pelaksana baru atau ia sendiri sebagai penanggung jawab perusahaan yang akan memimpin pelaksanaan. e) Keamanan proyek 1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barangbarang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengrusakan. 2. Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan. 3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan. 4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor harus menyediakan alatalat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.
31
f) Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja 1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan
medis
menurut
syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai harus tetap tersedia di lapangan. 2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius, Pemborong harus segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut pada Pemberi Tugas. 3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua
petugas/pekerja,
baik
yang berada di bawah
kekuasaannya maupun di bawah Pihak Ketiga dan untuk tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan. 4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja lapangan. 5. Selain untuk penjaga keamanan, penginapan bagi pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, kecuali bagi para pekerja yang didatangkan dari luar daerah dengan izin tertulis dari Perwakilan UNDP. 6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial keselamatan para
pekerja,
wajib diberikan
Kontraktor/Pelaksana
sesuai
dengan
oleh peraturan
para dan
perundangan yang berlaku. Kontraktor/Pelaksana wajib menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
32
g) Alat-alat pelaksanaan Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai antara lain: 1. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar 2. Mesin pemadat/compactor 3. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat diperlukan 4. Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur. 5. Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan h) Tempat tinggal kontraktor dan pelaksana 1. Untuk kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon yang mudah dihubungi. 2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-rubah selama pelaksanaan pekerjaan. Bila terjadi perubahan
alamat,
Kontraktor
dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis. b. Spesifikasi umum dan teknis 1. Spesisifikasi umum Uraikan pekerjaan meliputi : a. Nama pekerjaan b. Lingkup pekerjaan c. Sarana kerja d. Cara pelaksanaan e. Jenis dan mutu bahan
33
2. Spesifikasi teknis Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat
bantunya
yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini. Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, pembuatan Direksi Keet dan Gudang Material, penyediaan air kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi. a. Pembuatan nama papan proyek b. Pembongkaran konstruksi lama dan pembersihan lokasi c. Pengukuran d. Sarana air kerja dan penerangan e. Pembuatan los kerja dan bangunan istirahat f. Keamanan proyek g. Kantor dan gudang pemborong h. Penyediaan fasilitas proyek i. Pemadam kebakaran j. Jalan masuk dan jalan sementara k. Keselamatan kerja l. Izin-izin.
34
BAB III TINJAUAN LOKASI A. Tinjauan Umum Terhadap Kota Kendari 1. Kondisi dan Potensi a. Letak Geografi
Kota Kendari yang secara administratif berkedudukan sebagai Ibu kota Propinsi Sulawesi Tenggara terbentuk berdasarkan UndangUndang Nomor 6 Tahun 1995. Secara geografis Kota Kendari terletak membujur dari Barat ke Timur antara 122°,55° - 122°,39° Bujur Timur dan 03°,55°- 04°,05° Lintang Selatan yang membentang mengelilingi Teluk Kendari. Wilayah daratan kota Kendari, yaitu 295.89 km² atau 0,70 % dari luas daratan provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah laut (perairan) kota Kendari sekitar 110.000 km² atau 11.000.000 Ha, yang terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten. Luas daratan Sulawesi Tenggara ini sekitar 2,02 % dari luas daratan Indonesia, yang mencapai 1.890.754 km².
Gambar II.1 Peta Rencana Pemanfaatan Lahan Kota Kendari Tahun 20002010 (Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota kendari)
35
Secara administratif Kota Kendari berbatasan dengan: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia dan Kecamatan Sampara b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara, Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Konda. b. Keadaan iklim Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang tidak merata. Musim ini dikenal sebagai musim pancaroba atau peralihan antara musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur berasal dari benua Australia yang kurang mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan kurangnya curah hujan di daerah ini, sehingga terjadi musim kemarau. Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup banyak
mengandung
uap
air
yang
berasal
dari
benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan. Menurut data yang ada memberikan indikasi bahwa di Kota Kendari tahun 2005 terjadi 205 hari hujan dengan curah hujan 2.850 mm. c. Suhu Menurut data yang diperoleh dari Pangkalan Udara Wolter Monginsidi Kendari, selama tahun 2005 suhu udara maksimum 32,83 °C dan minimum 19,58 °C atau dengan rata-rata 26,20 °C. Tekanan Udara rata-rata 1.010,5 millibar dengan kelembaban udara rata-rata 87,67 persen. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2005 pada umumnya berjalan normal, mencapai 12,75 m/detik.
36
2. Fungsi dan Peran Kota Kendari Berdasarkan potensi yang dimiliki kota Kendari, maka kemampuan pelayanan seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat menentukan fungsi dan peran kota.. Kota Kendari dalam masa-masa yang akan datang tetap berfungsi sebagai : a. Pusat pertumbuhan wilayah pengembangan b. Pusat perdagangan c. Pusat Pendidikan d. Pusat Pemerintahan e. Pusat Industri dan f. Pusat Kebudayaan dan Pariwisata 3. Struktur Ruang Kota Rencana struktur ruang kota pada dasarnya merupakan arahan tata jenjang fungsi-fungsi pelayanan di dalam kota yang merupakan rumusan kebijakan tentang pusat-pusat kegiatan fungsional kota berdasarkan jenis, intensitas, kapasitas dan lokasi pelayanan. Jenjang kegiatan tersebut secara keseluruhan disusun sesuai fungsi kota yang telah dirinci dalam skala pelayanan kota, regional, nasional dan internasional. Secara administratif, kota Kendari terbagi atas sepuluh Kecamatan, yaitu: a. Kecamatan Kendari terdiri dari 9 kelurahan yaitu Gunung Jati, Kandai, Kessilampe, Mangga Dua, Mata, Kendari Caddi, Purirano, Kampung Salo, dan Jati Mekar. b. Kecamatan Kendari Barat terdiri dari 9 kelurahan yaitu, Benu-benua, Kemaraya, Sodoha, Tipulu, Watu-watu, Dapu-dapura, Punggaloba, Lahundape, dan Sanua. c. Kecamatan Poasia yang terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu: Andounohu, Anggoeya, Rahandouna, dan Matabubu. d. Kecamatan Baruga, yang terdiri dari 4 kelurahan yaitu Lepo-lepo, Baruga, Watubangga, dan Wundudopi.
37
e. Kecamatan Mandonga yang terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Mandonga, Wawombalata, Anggilowu, Labibia, Korumba, dan Alolama. f. Kecamatan Kambu terdiri dari 4 kelurahan yaitu Kambu, Mokoau, Padaleu, dan Lalolara. g. Kecamatan Kendari yang terdiri dari 9 kelurahan, yaitu: Mata, Kendari Caddi, Benu-Benua, Tipulu, Kemaraya, Kasilampe, Mangga Dua, Gunung Jati dan Sodoha. h. Kecamatan Abeli terdiri dari 13 kelurahan yaitu Abeli, Tondonggeu, Lapulu, Nambo, Talia, Tobimeita, Sambuli, Puday, Benua Nirae, Petoaha, Anggalomelai, Poasia dan Bungkutoko. i. Kecamatan Kadia terdiri dari 5 kelurahan yaitu Kadia, Bende, Pondambea, Anaiwoi, dan Wowawanggu. j. Kecamatan Wua-wua terdiri dari 4 kelurahan yaitu Wua – wua, Bonggoeya, Anawai, dan Mataiwoi 4. Rencana Tata Ruang Rencana struktur tata ruang pada dasarnya merupakan arahan tata jenjang fungsi-fungsi pelayanan didalam kota yang merupakan rumusan kebijaksanaan tentang pusat-pusat kegiatan fungsional kota berdasarkan jenis, intensitas, kapasitas dan lokasi pelayanannya. Jenjang kegiatan tersebut secara keseluruhan disusun sesuai dengan fungsi kota yang telah dirinci dalam skala pelayanan kota, regional, nasional dan internasional. Konsep Dasar Pengembangan Kota Kendari yang sudah dirumuskan, secara keseluruhan merupakan arahan bagi penyusunan struktur pelayanan kegiatan
kota
dan
konsep
tersebut
telah
disusun
dengan
mempertimbangkan aspek-aspek : a. Potensi lokasi dalam menampung kegiatan-kegiatan fungsional berdasarkan jenis kegiatan dan skalanya. b. Keterkaitan antar jenjang kegiatan-kegiatan fungsional. c. Sifat fleksibilitas kegiatan fungsional perkotaan bersangkutan.
38
Adapun
pengelompokan
kegiatan-kegiatan
fungsional
tersebut
disesuaikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kegiatan fungsional yang ada, aksesibilitas, ketersediaan lahan, sebaran dan jarak antar pusat-pusat kegiatan fungsional skala pelayanan kegiatan, pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan perkembangannya
dan
sebaran
dari
pusat-pusat
kegiatan
yang
direncanakan. Berdasarkan semua hal tersebut, maka perincian kegiatan-kegiatan fungsional perkotaan pada masing-masing Bagian Wilayah Kota (BWK) selain telah mempunyai fungsi yang dominan juga setiap BWK tersebut telah diupayakan merupakan satu kesatuan fungsional dan mempunyai karakteristik tertentu yang mendukung pembangunan Kota Kendari, baik dibidang ekonomi, sosial, fisik maupun lingkungan. Pada tabel di bawah dapat dilihat arahan fungsi tiap Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai hasil penjabaran dari konsep dasar pengembangan Kota Kendari yang secara keseluruhan memperhatikan struktur kegiatan utama masing-masing BWK dalam mendukung arah pengembangan dan pembangunan Kota Kendari.
BWK
Tabel III.1 Arahan fungsi dan Pengembangan Bagian Wilayah Kota Kendari
I
Cakupan Wilayah
Arahan Pusat
Kelurahan
BWK
Mencakup
• Pusat BWK di
Arahan Fungsi
Potensi Penggunaan
•Pemerintahan
Lahan
Kecamatan
Kompleks
Mandonga dan
Kantor
Kecamatan Baruga
Pemerintahan
yang meliputi
Walikota
• Olahraga
17,046
Kelurahan:
Kendari
• Pariwisata
Km2
Punggaloba (sebagian), Tobuaha,
• Sub-Pusat di Pasar Wau-Wau
Kota Kendari •Perdagangan dan Jasa skala Kota
Luas
• Perumahan (penunjang)
39
Mandonga, Korumba, Anggilowu (sebagian), Alolama (sebagian), Wawombalata (sebagian), Kadia dan Bende. II
Mencakup
• Pariwisata
Kecamatan Kendari
• Perkantoran
dan Kecamatan
Kendari Beach
dan Hotel • Perumahan
Mandonga yang meliputi Kelurahan:
Luas 12,9142 Km2
Mewah
Kemaraya, WatuIII
Mencakup Watu, Tipulu,
• Pusat BWK di
Kecamatan Punggaloba,Kendari dan
Pasar Kota
yang meliputi BenuAlolama (sebagian).
Lama Kendari
Benua, Sodohoa, Sanua, Dapu-
• Perdagangan dan Jasa • Pelabuhan Laut dan Peti Kemas
• Sub-Pusat
• Industri Kimia
Dapura, Kandai,
BWK di
dan Logam
Kendari Caddi,
Purirano
• Perumahan
Kasilampe, Gunung
Luas 24,90 Km2
(penunjang)
Jati, Mangga Dua, Matta dan Purirano.
40
IV
Mencakup
• Pusat BWK di
Kecamatan Poasia
suatu areal di
dan Logam
yang meliputi
perpotongan
(bagian Barat,
Todonggeu,
antara jalan
mencakup
Sambuli, Nambo,
Poros Andunohu Kelurahan
Petoaha,
dan Poros Lepo-
Sambuli dan
Bungkutoko, Talia,
Lepo Kelurahan
Tondonggeu
Poasia, Lapulu,
Petoana
Pudai, Matabubu, Abeli, Anggomelai,
Perikanan di
Todonggeu
Kawasan PPS
Luas 90,24 Km2
Kendari
Nirai dan Anggoeya. Mencakup • Pusat BWK di
(Pundai) •Pemerintahan • Pariwisata di
Kecamatan Poasia dan Kecamatan
Propinsi Nambo dan • Bungkutoko Pendidikan
Baruga yang
• •Kesehatan Rumah Kebun
Luas
meliputi Kelurahan:
• (Pertanian) Rumah Kebun
49,02 Km2
Kantor Propinsi
Rahanduona, VI
• Industri
• Sub-Pusat di
Tobimeita, Benua V
• Industri Kimia
Anduonohu, Mencakup Mokoau, Kambu, Kecamatan Lepo-Lepo Baruga dan Kecamatan (sebagian).
(Pertanian) • Pusat BWK di Pasar Baruga Sekarang
Mandonga yang
• Pertanian • (Sawah) Aneka Industri, Industri • Hutan Wisata Kerajinan dan Agro Industri
meliputi Kelurahan: • Sub-Pusat
• Industri Gembol Luas
Lepo-Lepo
BWK di
• Perdagangan
(sebagian), Baruga,
Terminal Type
Bonggoeya, Wua-
B Abeli Sawah
wua, Puwatu (sebagian),
Grosir
49,8673 Km2
•Transportasi Regional • Rumah Kebun
Watulondo dan
(Pertanian) dan
Kadia
Agribisnis
41
VII
Mencakup Kecamatan Mandonga yang
• Pusat BWK di Puwatu • Sub-Pusat
• Aneka Industri, Industri Kerajinan dan
meliputi Kelurahan:
BWK
Agro Industri
Puwatu (sebagian),
disediakan pada • Rumah Kebun
51,9025
Watulondo
suatu areal di
Km2
(sebagian),
persimpangan
Punggaloka
jalan ke Batu
(sebagian), Labibia
Gong dan
dan Wawombalata.
Matabondu di
dan Argibisnis
Luas
• Tempat Peristirahatan
Kelurahan Labibia (Sumber : Kantor Dinas Tata Ruang Wilayah Kota Kendari.)
B. Tinjauan Lokasi Perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana akan di bangun di Jl. H. Lamuse kel. Lalolara kec. Kambu kota Kendari 93232, Site tersebut bertempat di BWK V sebagai kawasan pendidikan U
TAPAK
Gambar III.2 Lokasi Perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana (Sumber Google Map)
42
Degan peta di atas dapat dipertimbangkan bahwa : 1. Letak asrama dapat di lalui transportasi umum 2. Latak lokasi sangat strategis karena dekat dengan area kampus C. Proyeksi Kebutuhan Asrama Mahasiswa Bombana 1. Tinjauan Mahasiswa Bombana Sebagai Calon Penghuni Asrama Penghuni asrama mahasiswa dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok antara lain : a. Disiplin Ilmu Dalam program akademik ada empat kelompok bidang ilmu yaitu kependidikan, sosial, pertanian, sains dan teknologi sehingga dalam perencanaan asrama Bombana dapat menampung para penghuni. Adapun
pengelompokan
penghuni
asrama
Bombana
dapat
dikelompokkan dalam berbagai disiplin ilmu, adapun manfaat dan kekurangan dari disiplin ilmu tersebut yaitu adanya hubungan antara mahasiswa dengan disiplin ilmu yang berbeda dapat menambah ilmu dan memperluas wawasan mahasiswa tersebut sehingga terjadi saling pengertian dan bekerja sama yang baik,, sedangkan kekurangannya terjadi perselisihan karena fanatisme masing – masing disiplin ilmu dan dominasi disiplin ilmu yang berpengaruh. b. Kemampuan Ekonomi Perencanaan asrama mahasiswa Bombanaa tidak membedakan kemampuan ekonomi para calon mahasiswa penghuni, tetapi lebih n diprioritaskan bagi mereka yang berasal dari Bombana. c. Tingkat Pendidikan Yaitu dengan membedakan mahasiswa yang baru masuk perguruan tinggi dengan mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya. Dikaitkan dengan perencanaan asrama
mahasiswa Bombanaa maka calon
penghuni yang akan di tampung adalah gabungan antara mahasiswa yang baru dengan yang lama yang perbandingannya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar.
43
d. Status Perkawinan Yaitu untuk membedakan mahasiswa yang telah berkeluarga dengan mahasiswa yang belum berkeluarga. Perencanaan asrama ini diprioritaskan bagi para mahasiswa yang belum berkeluarga (menikah) demi terciptanya suasana yang kondusif dan tidak gaduh. 2. Jumlah Mahasiswa Bombana dan Perkembangannya Jumlah mahasiswa adalah titik tolak dalam menentukan besaran ruang dan
fasilitasnya.
Perencanaan
asrama
mahasiswa
Bombana
memproyeksikan perkembangan jumlah mahasiswa sebagai berikut : Tabel III.2 Jumlah mahasiswa bombana tahun 2013-2015 Tahun
Putra
Putri
Jumlah
2013
198
237
435
2014
225
295
520
2015
285
353
638
(Sumber : Himpunan Pelajar Mahasiswa Bombana ( HIPMAB))
3. Tinjauan Terhadap Jumlah Mahasiswa Bombana yang Akan Ditampung 1) Prioritas Penghuni Mahasiswa Bombana yang akan ditampung pada asrama ini adalah : a. Berbadan sehat atau tidak mengidap penyakit menular yang dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter. b. Mahasiswa yang berasal dari Bombana.
44
2) Perhitungan jumlah penghuni Table III.3 perhitungan jumlah mahasiswa Tahun
Putri
Persen ℅
2013
237
2014
295
19,66
2015
353
16,44
Rata-rata
18,045
(Sumber Himpunsn Pelajar Mahasiswa Bombana(HIPMAB))
Untuk menentukan Poyeksi 5 tahun kedepan adalah Pn = Pt (1 + r )n Di mana Pn = jumlah pada tahun n Pt = jumlah pada tahun awal 1 = angka konstanta r = angka pertumbuha (℅) n = jumlah rentang tahun dari awal hingga akhir P2020 = P2015 ( 1 + 18,045 )5 P2020 = 353 ( 1 + 18.045 )5 P2020 = 353 ( 1,18045 ) 5 P2020 = 353 x 2.29212 P2020 = 809.11835 P2020 = 810 Sehingga dapat di peoleh jumlah presentasi mahasiswa yang di wadahi untuk 5 tahun kedepan adalah 810 orang. Jadi untuk kapasitas Asrama Putri Mahasiswa Bombana Adalah 500 orang dengan jumlah perkamar di huni oleh 1, 2 dan 3-4 orang. Biaya yang di peroleh asrama berasal dari penghuni asrama dan bantuan oprasional pemerintah.
45
Table III.4 Pembagian Jumlah Ruang Tidur No 01 1 2 3
Penghuni dalam 1 ruang tidur 02 1 2 3-4 Total
Jenis ruang 03 Ruang tidur 1 Ruang tidur 2 Ruang tidur 3
Jumlah ruang tidur 04 20 60 120 200
Jumlah mahasiswa 05 20 120 360 500
(sumber sketsa pribadi)
4. Daya Tampung Penentuan daya tampung tiap tiap kamar berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1) Privacy, ketenangan
dan kenyamanan bagi
penghuni
terjaga
denganbaik 2) Diusahakan semaksimal mungkin langkah langkah pencegahan terhadap perkelahian, kekerasan, dan penyimpangan penyimpang yang tidak pada tempatnya. 3) Membantu menciptakan kemandirian, namun tetap memperhatikan lingkungan sosial sekitarnya. 4) Mengingat agar biaya sewa tidak terlalu tinggi maka diusahakan pemakaian luas lantai yang seoptimal mungkin. Berdasarkan pertimbangan di atas, daya tampung tiap kamar sebagai berikut: a) Dalam 1 kamar dihuni 1 orang (single room) Kelebihan: rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan, serta cara belajar individu yang lebih efisien. Kekurangan: berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak ruang dan biaya pemeliharaan tinggi. b) Dalam 1 kamar dihuni 2 orang (double room) Kelebihan: lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah.
46
Kekurangan: rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu menjadi terganggu. c) Dalam 1 kamar dihuni 3-4 orang (triple/four-student room) Kelebihan: rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya pemeliharaan lebih murah. Kekurangan: rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu kurang efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan akan menimbulkan perasaan kurang / tidak aman. Tabel III .5 Perbandingan Daya Tampung (Kapasitas) Tiap Kamar Jumlah penghuni
Privacy
Kedisiplinan
Kebersamaan
Biaya
1 Orang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
2 Orang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
3-4 Orang
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
dalam 1 kamar
(Sumber Kumalasari, 1989)
D. Kegiatan Yang Dilakukan Mahasiswa Bombana Dalam Asrama Kebutuhan ruang ini berdasarkan identitas jenis kegiatan sebagai mana telah di uraikan sebelumnya. Berdasarkan persyaratan dan karakter kegiatan pada asrama mahasiswa Bombana maka direncanakan kebutuhan ruang. Adapun kebutuhan ruang yaitu: 1. Kelompok Ruang Hunian a. Ruang tidur b. Toilet/KM 2. Kelompok Ruang Service a. Ruang pengelola
h. Dapur
b. Ruang informasi/Ruang tunggu
i. Ruang cuci perlatan
c. Ruang rapat
j. Gudang
d. R. Duduk
k. Ruang pengelolah kantin
e. Kantin
l. Toilet
47
f. Ruang makan
m. R. ME
g. Ruang saji
n. R. Genset
3. Kelompok Ruang Penunjang a. Pos Keamanan 1. Ruang jaga 2. kamar mandi /WC b. Mushola 1. Ruang shalat. 2. Serambi 3. Ruang wudhu. 4. Lavatory. c. Areal parker 1. Kendaraan penghuni. 2. Kendaraan tamu. d. Lapangan olah raga 1. Volly 2. Bulu tangkis
48
BAB IV ACUAN DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Pendekatan Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Penentuan lokasi merupakan faktor penting dalam perencanaan site. Untuk itu hendaknya dalam pemilihan lokasi yang akan direncanakan mempertimbangkan aturan-aturan yang diharapkan mampu dijadikan tolak ukur dan bahan pertimbangan untuk penentuan perencanaan nantinya. Untuk menentukan lokasi bagi Asrama Putri Mahasiswa Bombana, maka perlu dipertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut: a. Luas areal yang memungkinkan untuk pengadaan asrama dan fasilitasnya b. Akses yang mudah dari dan ke kampus. c. Memenuhi persyaratan lingkungan, yaitu antara lain : 1. Geologi a) Struktur tanah yang baik b) Daya dukung tanah yang baik, yaitu mampu mendukung bangunan berlantai 3 atau lebih. 2. Tersedianya fasilitas dan utilitas kota. a) Dekat dengan fasilitas / sarana ibadah, transportasi, kesehatan, lapangan olah raga, perbelanjaan dan fasilitas sosial lainnya. b) Tersedianya utilitas kota berupa air bersih dan air kotor, jaringan listrik, serta jaringan telpon. 3. Iklim yang baik a) Pemanfaatan sinar matahari untuk pencahayaan alami. b) Bukaan bangunan sedapat mungkin disesuaikan dengan arah angin sehingga terjadi ventilasi silang.
49
Berdasarkan beberapa kriteria diatas, maka lokasi yang terpilih adalah Di Jl. H. Lamuse Kel. Lalolara Kec. Kambu kota Kendari dengan analisa sebagai berikut : a. Tersedianya suatu lahan peruntukan asrama putri mahasiswa bombana pada area pemukiman. b. Terletak di daerah yang tenang dan terhindar dari polusi udara. c. Akses yang mudah dari ke kampus d. Memenuhi persyaratan lingkungan yaitu antara lain : 1. Struktur tanah berpasir kerikil yang dapat mendukung bangunan berlantai atau lebih 2. Tersedianya fasilitas dan utilitas kota a) Daerah ini mendapat sinar matahari yang cukup banyak karena letaknya dekat dengan garis katulistiwa b) Letak kampus pada ketinggian 25-35 M diatas permukaan laut sehingga masih dapat dirasakan dikarenakan karena pengaruh udara pegunungan
LOKASI
Gambar IV.1 Lokasi (Sumber google earth)
50
2. Kondisi Tapak Terpilih Setelah melihat beberapa analisis tapak, maka site yang terpilih berada di Jl. H. Lamuse Kel. Lalolara Kec. Kambu Kota Kendari dengan dasar Pertimbangan sebagai berikut : a. Berdasarkan dengan rencana tata ruang kota. b. Pencapaian yang mudah dari dan ke kampus c. Berada pada zona pendidikan serta pemukiman penduduk. d. Tersedianya prasarana kota meliputi jaringan telpon, listrik, air bersih (PDAM). e. Site memiliki luas yang memadai. Dari dasar pertimbangan tersebut diatas, Maka dipilih lokasi tapak antara lain : 1. Data eksisting tapak dan potensi tapak Adapun lokasi yang dipilih dan dinilai cukup memadai untuk perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana adalah pada daerah BWK V tepatnya di Jl. H. Lamuse.. Kawasan dalam tapak tersebut masih dalam kondisi lahan yang masih hijau dan masih minim pembangunan. 2. Data eksisting tapak Tapak yang berada di BWK V tersebut merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat perdagangan barang dan jasa. Data-data mengenai tapak: 1) Fungsi
: Asrama Putri Mahasiswa Bombana
2) Luas Tapak
: ± 2.91 Hectar
3) KDB
: 40 : 60 = Terbangun : Tidak terbangun
4) GSB
: 25 m dari as jalan
5) Kondisi Tapak
: Datar, tidak berkontur.
3. Batas tapak Utara
: Berbatasan dengan sungai kendari dan lahan hijau
Timur
: Berbatasan dengan pemukiman warga
Selatan : Berbatasan dengan Jl. H. Lamuse dan pemukiman warga Barat
: Berbatasan dengan pemukiman warga 51
Gambar IV.2 Tapak (Sumber google earth)
3. Pengolahan Site Tujuan dari pengolahan site ini adalah untuk mendapatkan zoning kegiatan makro pada site yang terpilih sesuai kondisi dan potensi site serta lingkungannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan site, antara lain sebagai berikut: 1) Topografi 2) Aksebilitas Dalam hal ini pencapaian lokasi sangat mudah tidak menyulitkan, karena dilalui jalur transportasi umum 3) Noise (Kebisingan) Pemilihan lokasi site memiliki kebisingan tinggi yang berdekatan dengan jalan utama. Mengingat lokasi ini dilalui oleh kendaraan, maka sumber bising yang terjadi berasal dari jalan dimana frekuensi kendaraan paling tinggi. Untuk meredam kebisingan dari kendaraan digunakan pohon pelindung yang memiliki daun lebat. 1) Sumber kebisingan tertinggi berasal dari arah selatan tapak dikarenakan berhadapan langsung dengan jalan utama. 52
2) Sumber kebisingan sedang dari arah timur dan barat tapak, dikarenakan terdapat pemukiman warga 3) Sumber kebisingan rendah berasal dari arah utara di karenakan Banyak tumbuhan Hijau/lahan hijau Untuk mengurangi / mereduksi kebisingan
yang dapat
mengganggu aktifitas (proses belajar mengajar) pada kompleks, dapat dilakukan dengan cara pemberian tanaman dan pepohonan dan pembuatan pagar sebagai barrier, dinding bangunan juga dapat dimanfaatkan. 4) View View/sudut pandang merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan bagian yang menjadi titik perhatian dan perletakan entrance. Sudut pandang terbaik berada pada arah selatan tapak, di mana jalan tersebut merupakan jalan poros utama. 5) Jaringan Utilitas 1) Saluran air kotor berada pada sepanjang Jl. H. Lamuse 2) Jaringan air bersih didapat dari PDAM dan juga dengan pengadaan Sumur bor untuk mengantisifasi kekurangan air dari PDAM. 3) Jaringan telepon disediakan dari Telkom. 4) Sumber tenaga listrik diperoleh dari PLN dan juga dengan bantuan genset untuk mewaspadai adanya pemadaman listrik 6) Orientasi Matahari dan Angin Sinar matahari pagi mengenai depan tapak dan sinar matahari sore mengenai belakang tapak dan untuk arah angin berhembus dari arah timur ke barat 7) Penempatan Main Entrance Main Entrance adalah jalan masuk bagi pengguna bangunan kedalam site. Main Entrance dipusatkan pada jalan yang mudah dijangkau, sedangkan untuk jalan keluar pada jalan dengan tingkat pemakaian yang rendah.
53
Pemisahan antara jalan masuk dan jalan keluar kendaraan didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti: 1) Jalan yang dilalui transportasi umum merupakan arah masuk pengunjung yang paling padat. 2) Dengan pemisahan jalur yang berbeda, hal ini akan memperlancar sirkulasi kendaraan, baik yang masuk kedalam tapak maupun yang akan keluar. Apabila dalam perencanaan di dapati permasalahan akan sempit nya Main Entrance, maka dapat dicarikan solusinya dengan memperlebar Main Entrancenya. 8) Penempatan Side Entrance Side Entrance adalah jalan alternatif untuk masuk menuju dalam site dan difungsikan sebagai jalan dari dalam dan keluar site. Side Entrance ini diprioritaskan pada jalan yang memiliki akses sedang. 9) Penempatan Service Entrance Service Entrance adalah jalan alternative yang difungsikan untuk jalur kegiatan service seperti pelayanan bangunan, sirkulasi pemadam kebakaran, dan yang lainnya. 4. Penentuan Tapak
Gambar IV.3 Penentuan Tapak (Sumber google earth)
54
Lokasi tapak perencanaan dikelilingi oleh areal pemukiman penduduk dan fasilitas umum selain itu juga lokasi ini berdekatan dengan areal pendidikan, dan dapat dijangkau dengan kendaraan maupun berjalan kaki. Ada pun yang merupakan batasan dalam penentuan tapak adalah : a. Utara berbatasan dengan sungai kali wanggu dan lahan hijau serta pemukiman warga b. Selatan berbatasn dengan Jl, H. Lamuse dan pemukiman warga c. Timur berbatasan dengan pemukiman warga d. Barat berbatasan dengan pemukiman warga 5. Pengelompokan Tapak/ Zoning Berdasarkan sifat ruang yang diwadahi oleh Asrama Putri Mahasiswa Bombana, maka pengelompokan ruang- ruangnya secara makro adalah : a. Kelompok ruang hunian. b. Kelompok ruang service. c. Kelompok ruang penunjang Tapak asrama ini akan dibagi dalam beberapa zona dengan mempertimbangkan dua faktor yaitu, faktor external dan faktor internal yaitu : 1. Faktor External a. Adaptasi fungsi sekitar tapak dengan zone dalam tapak b. Pembagian Zone 1) Zone publik ditempatkan dibagian depan tapak yang ditempatkan 2) Zone semi publik ditempatkan dibagian tengah tapak 3) Zone tenang ditempatkan pada daerah tenang dibagian samp[ing tapak. 2. Faktor Internal Pengelompokan ruang makro yang terbentuk akibat dari kegiatan yang diwadahinya dari sifat ruanganya. Adapun penerapannya disesuaikan dengan sirkulasi yang ada.
55
6. Tata Massa Perwujudan bentuk tata masa merupakan pencerminan dari a. Pemisahan unit asrama mahasiswa berdasarkan: 1) Aktifitas kegiatan yang berbeda 2) Pencegahan akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan antara sesama Mahasiswa. b. Kesan menyatu dan terbuka dengan adanya ruang- ruang yang terbuka (open space), sehingga dapat menciptakan integrasi dan kontrak sosial penghuni. Pola tata masa dibentuk dengan mempertimbangkan : 1) Penyesuaian terhadap bentuk tapak 2) Orientasi terhadap jalan 3) Kesan terbuka dan dinamis yang ingin di capai. berdasarkan uraian dia atas dapatdi gambarkan bentuk sebagai berikut :
Kelompok R. Hunian
Pergeraka n Manusia
Kelompok R. Service
Enterance
Kelompok R. Penunjang
Gambar IV.4 Bentuk menyebar - terpusat Sumber sketsa pribadi
56
7. Sistem Sirkulasi Secara umum sistem sirkulasi di asrama tergantung dari; a. Kelompok dan mekanisme kegiatan yang di wadahi b. Konsep perletakan massa bangunan yang memperhatikan konteks lingkungan. c. Selasar penghubung ke setiap kegiatan saling berhubungan. Sistem sirkulasi pada wadah sebagai wadah hunian mahasiswa terdiri atas : 1) Sirkulasi umum 2) Sirkulasi hunian 3) Sirkulasi servis Sedangkan sistem sirkulasi di luar bangunan diarahkan oleh pintu utama (main entrance) serta penyesuaian ruang luarnya. Sedangkan sistem sirkulasi dan kegiatan yang berlangsung maka diusahakan : a) Pola aliran untuk semua sistem gerak merata bagi semua pelaku kegiatan, sederhana dan praktis. b) Jarak capai yang se pendek mungkin. c) Menghidupkan kegiatan berjalan kaki. d) Mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan di dalam dan di luar bangunan. e) Pencapaian ke dan dari asrama cukup mudah, lancar dan aman, serta tidak terjadi crossing circulation (sirkulasi silang). 8. Tata Ruang Luar Untuk penataan ruang luar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Mendukung penampilan bangunan sebagai asrama mahasiswa. b. Mencerminkan aspek fungsi bangunan yaitu hunian bagi mahasiswa. c. Pola sirkulasi antara kelompok kegiatan yang dilakukan dengan menanam tanaman pengarah seperti tanaman tata hijau. Untuk mendapatkan estetika luar, maka beberapa unsur lanskap harus ditata dengan baik. .Penataan lansekap ini dapat dilakukan dengan cara :
57
1) Penataan tanaman tata hijau. Untuk perlindungan dari panas matahari, ditanam pohon pelindung yang rindang seperti Mahoney, kenari, atau Felicia. Sedangkan tanaman hias perlu digunakan pohon-pohon berbunga cerah atau berdaun berwarnawarni seperti Bougainville, nusa indah, flamboyan, atau caliph sp. Untuk tanaman di atas pagar pembatas dengan daerah umum (trotoar) digunakan jenis-jenis pohon berbunga kecil yang berduri/bergetah sehingga orang segan untuk memetik atau melintasi. Untuk menutup tanah digunakan rumput biasa, dan rumput berwarna jenis criminal sebagai pembatas dengan jalur perjalan kaki. 2) Penataan elemen-elemen sebagai penunjang landscape yaitu : a. Pagar, yaitu berfungsi sebagai pembatas site b. Lampu taman yang berfungsi sebagai pencahayaan buatan selain itu sebagai unsur estetika. 9. Perwujudan Fisik Bangunan Perwujudan fisik bangunan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Sebagai wadah pendidikan non formal yang merupakan satu rangkaian dengan pendidikan akademis, bangunan memberikan suasana yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan yang berlangsung didalamnya. b. Memberi keamanan dan kenyamanan lahiriah dan batiniahs bagi si pengguna bangunan. c. Sebagai wadah hunian mahasiswa diharapkan mampu menjawab tuntutan fungsional dan memiliki nilai-nilai arsitektur yang selaras dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Keberadaan asrama merupakan suatu bentuk lingkungan yang berintegrasi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. e. Secara kontekstual bentuk fisik asrama : 1) Bentuk dinamis sebagai cermin karakter mahasiswa yang dinamis. 2) Bentuk sederhana dan teratur dalam mengekspresikan kehidupan mahasiswa yang sederhana. 58
B. Pendekatan Tata Ruang Mikro 1. Analisa Pelaku Kegiatan Secara umum yang menggunakan Asrama Mahasiswa Bombana adalah: a. Mahasiswa. Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi. Yang menempati Asrama Mahasiswa Bombana adalah Mahasiswa yang masih aktif perkuliahan yang berasal dari Kab. Bombana. b. Pegelola. Pihak yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkup pelayanan bagi kelompok penghuni dan pengunjung asrama mahasiswa. c. Pengunjung. Pengunjung adalah pihak luar atau tamu yang berkunjung ke Asrama Mahasiswa Bombana dengan keperluan sesuatu. Tamu yang berkunjung adalah pengunjung yang mempunyai kepentingan kepada penghuni ( mahasiswa ) dan pengelola asrama mahasiswa sendiri. 2. Analisa Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang terjadi di dalam asrama dikelompokkan menjadi: a. Kegiatan Utama. Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama berada di asrama tersebut. b. Kegiatan pribadi. Kegiatan yang dilakukan secara pribadi oleh penghuni asrama. c. Kegiatan Edukatif. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan hal belajar yang dimana untuk meningkatkan kemampuan akademis. d. Kegiatan Komunikatif. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan pengunjung atau sesama penghuni asrama.
59
e. Kegiatan Rekreatif. Kegiatan yang dilakukan oleh sesama penghuni asrama untuk mempererat hubungan diantara mahasiswa. Sekaligus kegiatan yang dilakukan untuk melepas lelah setelah melakukan kegiatan edukatif sepanjang hari. f. Kegiatan Pengelola. Merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan administrasi mahasiswa. g. Kegiatan Penunjang. Merupakan kegiatan yang menunjang segala kegiatan – kegiatan para penghuni asrama. h. Kegiatan Service. i. Merupakan Fasilitas yang mendukung dan dapat menunjang semua kegiatan yang terjadi diasrama secara langsung. j. Kegiatan Olah Raga. Merupakan kegiatan untuk menjaga kesehatan tubuh. 3. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan Analisa kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan aktifitas yang dilakukan mahasiswa setiap hari secara umum. Tabel IV.1 Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan No
Jenis Kegiatan
Pelaku
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
1
Utama/Pribadi
Mahasiswa
Tidur
Kamar tidur
Makan
Ruang makan
Mandi
Kamar mandi
BAB dan BAK
Toilet
Belajar
R. Belajar
2
Edukatif
Mahasiswa
3
Komunikatif
Mahasiswa dan Komunikasi
Ruang duduk
Pengunjung
bersosialisai
bersama
Mahasiswa
Komunikasi
Ruang
bersosialisai
rekreasi
4
Rekreatif Bersama
60
Nonton TV bersama 5
Penunjang
Ruang TV
Mahasiswa dan Makan dan minum Kantin pengelolah
bersama
Foto copy
Foto copy, alat-alat Minimarket kebutuhan
sehari- Laundry
hari Menjual
Wartel makanan, Bank
minuman,
alat-alat Ruang
rumah tangga.
serbaguna
Laundry
Mushollah
Menelpon Menabung Acara bersama dan ibadah 6
Pengelola
Pengelola dan Kegiatan
Ruang
mahasiswa
administrasi
usaha
Pemberi informasi
Ruang
tata
informasi 7
Service
Pegawai,
Mengawasi
R. Generator
Teknisi
Generator
R. control
Mengentrol
suplay Panel
listrik
Gudang
Menyimpan barang Ruang staff staff 8
Olah Raga
Mahasiswa
Tenis Meja
Lapangan
Volly ball dll (Sumber okto bonny ‘Universitas Bina Nusantara 2001)
4. Analisa Pengelompokan Ruang Secara Sifat Kegiatan Berdasarkan Kegiatan – kegiatan yang ada didalam Asrama Mahasiswa dan juga perbedaan tujuan antara si pengguna, maka diklasifikasikan dari sifat 61
kegiatannya ke dalam area privat, semi privat, publik, dan service . Sebagai berikut : Tabel IV.2 Analisa Kebutuhan Ruang berdasarkan sifat kegiatan Pelaku
Kegiatan/Aktifitas
Sifat
Mahasiswa
Tidur
Privat
Makan Mandi BAB dan BAK Belajar
Semi Privat
Komunikasi atau bersosialisasi Nonton TV bersama Bermain Makan dan minum bersama
Semi Privat
Foto copy, alat kebutuhan sehari-hari Menjual makanan, minuman, alat-alat rumah tangga Laundry Menelpon Menabung Acara bersama Ibadah Olah raga Pengelolah
Mengunjungi
Publik
Taman Parker Lavatory Teknisi
Mengawasi generator
services
Mengontrol suplay listrik Menyimpan barang staff (Sumber okto bonny ‘Universitas Bina Nusantara 2001)
62
5. Pola Peruangan atau Pola Tinggal Penghuni a. Bentuk Ruang Hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya ruang yaitu : a) Pola kegiatan dan sifat kegiatan b) Ukuran dimensi yang sesuai dengan jenis kegiatan c) Organisasi antar unit fungsi kegiatannya. Hal tersebut dipertimbangkan untuk mengelola : a) Suasana Ruang yang comfortable b) Keserasian dengan karakteristik dari kegiatan yang diruang i. c) Sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan pada karakteristik yang ada memungkinkan timbulnya bentuk ruang yang berbeda sehingga memerlukan penyesuaian exterior dalam menciptakan komposisi massa yang kompak dan dinamis. Pengatasannya dengan bertitik tolak pada prinsip modular (segi empat) dengan pola ruang dalam mengikuti bentuk dasar sesuai karakteristik dan fungsi kegiatan atau dengan bentuk exterior yang berbeda-beda dengan penyelesaian lain untuk menciptakan kekompakan massa, misalnya landscaping dan elemen-elemen arsitektur lainnya sebagai penghubung ruang. Untuk menentukan bentuk ruang dari masing-masing aktivitas beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yaitu : 1. Efektifitas ruang berdasarkan layout komponen-komponen pengisi ruang dan pola sirkulasi yang terjadi di dalamnya 2. Sesuai dengan karakter dan fungsi kegiatannya. 3. Dapat menunjang suasana ruang yang akan dicapai seperti : a. Memenuhi persyaratan pengkondisian (faktor kenyamanan ruang) b. memberi kesan ungkapan disiplin kegiatan yang berlangsung di dalamnya.\ c. Kemudahan dalam pelaksanaan dan pemakaian bahan d. Kemungkinan fleksibilitas untuk pengembangan. 63
Adapun bentuk ruang yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut : a. Bundar a. Bentuk ruang berkesan lembut b. Penggunaan bentuk tidak fleksibel c. Tidak sesuai dengan arah penggerak d. Terdapat ruang yang terbuang b. Segi empat a. Bentuk ruang berkesan kuat dan stabil b. Efektivitas ruang sangat optimal c. Fleksibilitas pengembangan bentuk dan mudah dalam penataan perabot d. Sesuai dengan arah pergerakan. Untuk mencerminkan karakter dan suasana dalam asrama mahasiswa sebagai pendidikan non akademis, maka pola dasar bentuk segi empat yang paling sesuai. b. Type Ruang Tidur Tipe ruang tidur dibedakan berdasarkan jumlah penghuni dalam 1 kamar dan harus memperhatikan: 1. Privasi dari penghuni. 2. Terciptanya suasana yang mendorong proses belajar. 3. Efesiensi penggunaan orang untuk mendapatkan fasilitas maksimal dari luasan asrama. 4. Peruntukan bagi penghuni. Asrama memiliki type – type ruang sebagai berikut : a) Single Rooms Jumlah penghuni satu kamar 1 orang. Akibat yang di timbulkan : Sisi positif :
Privasi penghuni benar – benar terjamin.
Gangguan terhadap proses belajar sangat kecil.
64
Sisi negatif :
Kalau tidak terbiasa akan mengalami kesepian.
b) Double Rooms. Jumlah penghuni satu kamar 2 orang. Akibat yang di timbulkan : Sisi positif :
Privasi masing – masing penghuni masih bisa terjamin.
Penghuni dapat saling berdiskusi.
Sisi negatif :
Kalau antara penghuni tidak cocok akan mengalami bentrokan.
c) Triple Rooms. Jumlah penghuni satu kamar 3 orang. Akibat yang ditimbulkan : Sisi positif :
Terjadi interaksi antar penghuni.
Antar penghuni dapat saling berdiskusi.
Sisi Negatif :
Privasi berkurang.
Gangguan terhadap proses belajar lebih banyak.
Salah seorang anggota akan merasa tersisihkan.
d) Four – student Rooms. Jumlah penghuni satu kamar 4 orang. Akibat yang ditimbulkan : Sisi positif :
Terjadi interaksi antar penghuni.
Antar penghuni dapat saling berdiskusi.
Sisi negatif :
Privasi semakin berkurang.
Gangguan terhadap proses belajar besar.
Bisa membentuk kelompok sendiri antar penghuni dalam satu kamar.
65
e) Suite.room. Pengaturan ruang di mana empat atau lebih mahasiswa tinggal didalamnya dengan pembagian single atau double rooms, dan ditambahkan satu buah ruang bersama. Bisa dengan toilet ataupun tidak. Akibat yang di timbulkan : Sisi positif :
Faktor
kesepian
mahasiswa
dapat
dikurangi
tanpa
mengurangi privasi dan proses belajar dari masing – masing penghuni.
Memungkinkan terjadinya aktivitas sosial antar sesama penghuni dalam satu suite.
Memudahkan mahasiswa yang biasa mengerjakan tugasnya dalam kelompok untuk dapat berkumpul dengan kelompok kerjanya.
Sisi negatif : Kemungkinan ketidak cocokan antar para penghuni masih ada namun dalam skala kecil. Setelah menganalisa maka tipe kamar yang digunakan untuk bangunan asrama ini adalah kamar untuk 1 orang mahasiswa (Single Rooms) untuk yang menginginkan privasi, 3 orang mahasiswa (Triple Rooms) dan 4 orang mahasiswa (Four – student Rooms) untuk yang dapat berbagi dan suka berdiskusi. Kedua tipe kamar ini memiliki kamar mandi/wc yang digunakan bersama (terletak di luar kamar ). Tarif yang dikenakan untuk masing-masing tipe kamar berbeda c. Poa hubungan ruang 1. Kelompok hunian
66
2. Kelompok ruang service
\
3. Kelompok Penunjang
Keterangan Berhubungan Jauh Tidak berhubungan 6. Besaran Ruang Penentuan besaran ruang berdasarkan pertimbangan efisiensi jumlah dan pemanfaatan ruang serta standar umum arsitektur. Jumlah Mahasiswa Bombana tahun 2013-2015 adalah 885 orang dengan persentase kenaikan sebesar 18.045 %. Jadi jumlah Mahasiswa Bombana di Kendari proyeksi 5 tahun kedepan adalah 1695 orang. Kapasitas gedung asrama Mahasiswa Bombana yang diperuntukkan adalah 500 mahasisiwa dengan jumlah kamar 200 unit dengan perunit di huni oleh 1,2, dan 3-4 orang. a. Perhitungan Besaran Ruang Dasar pertimbangan untuk menentukan besaran ruang : 1)
Berdasarkan pendekatan jumlah personil pemakai ruang
2)
Patokan besar ruang : a) Pola gerak dan kegiatan b) Jumlah pelaku kegiatan
67
c) Jumlah dan dimensi peralatan d) Aspek psikologis 3)
Standarisasi yang digunakan a) Standar Neuver Data Arsitek (NAD) b) Hand book of Aritecture detail for commercial building (H) c) Dimensi dan ruang interiorl d) Pengelompokan Ruang e) Asumsi Table IV.3 Besaran Perabot
No.
Jenis perabot
Standar
Luas
Sumber
M2 01 1
02
03
04
05
Single bed
0.9 x 2
1.8
NAD
Bunk beds
0.9 x 2
3.6
lemari pakaian 1 pintu
0.6 x 1
0,6
1 meja belajar
0.45 x 0.6
0,27
1 kursi belajar
0.45 x 0.45
0,21
Shower
0.8 x 0.8
0.64
Toilet
0.38 x 0.7
0.266
Wastafel
0.5 x 0.6
0.30
Rak buku
0.5 x 0.24
0.12
Asumsi
(sumber NAD)
68
b. Pembagian kelompok besaran ruang Table IV.4 besaran ruang 1. Kelompok kegiatan hunian NO
Jenis Ruang
Jenis perabot
Standar M
Jumlah
Sumber
Luas M2
01
02
03
04
05
06
07
1
Ruang tidur 1
Single bed
0.9 x 2
1 unit
NAD
1.8
Untuk 1 orang
Lemari pakaian 1 pintu
0.6 x 1
1 unit
0,6
Meja belajar
0.45 x 0.6
1 unit
0,27
Kursi belajar
0.45 x 0.45
1 unit
0,21
Rak buku
0.5 x 0.24
I unit
Asumsi
0.12
Ruang gerak
1.75
1 orang
NAD
1.75
2
Jumlah
4.75
Jml luas R. tidur 1 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 1 (4.75x0,3)+4.75))
6.17
Kamar mandi/wc
Shower
0.8 x 0.8
1 unit
NAD
0.64
Toilet
0.38 x 0.7
1 unit
0.266
Wastafel
0.5 x 0.6
1 unit
0.30
Ruang gerak
1.75
1 orang
1.75
Jumlah
2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20% + jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95))
3.5
Jml luas R. tidur 1 + Jml luas KM/WC
10
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (10x20)
200
No
Jenis Ruang
Jenis perabot
Standar M
Jumlah
Sumber
Luas M2
01
02
03
04
05
06
07
1
Ruang tidur 2
Single bed
0.9 x 2
2 unit
NAD
3.6
Untuk 2 orang
Lemari pakaian 1 pintu
0.6 x 1
2 unit
1.2
Meja belajar
0.45 x 0.6
2 unit
0.54
Kursi belajar
0.45 x 0.45
2 buah
0.405
Ruang gerak
1.75
2 orang
3.5
Rak buku
0.5 x 0.24
2 unit
Jumlah
Asumsi
0.24 9.5
69
Jml luas R. tidur 2 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 2 (9.5x0.3)+9.5)) 2
Kamar mandi/wc
NAD
12.35
Shower
0.8 x 0.8
1 unit
Toilet
0.38 x 0.7
1 unit
0.266
Wastafel
0.5 x 0.6
1 unit
0.30
Ruang gerak
2
1 orang
Asumsi
0.64
2
Jumlah
2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20 % + Jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95))
3.5
Jml luas R. tidur 2 + Jml luas KM/WC
16
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (165x60)
960
No
Jenis Ruang
Jenis perabot
Standar M
Jumlah
Sumber
Luas M2
01
02
03
04
05
06
07
1
Ruang tidur 3
Single bed
0.9 x 2
1 unit
NAD
1.8
Untuk 3 orang
Bunk beds
0.9 x 2
1 unit
1.8
lemari pakaian 1 pintu
0.6 x 1
3 unit
1.8
meja belajar
0.45 x 0.6
3 unit
0.81
kursi belajar
0.45 x 0.45
3 unit
0.6
Ruang Gera
1.75
3 orang
5.25
Rak buku
0.5 x 0.24
3 unit
Asumsi
0.36
Jumlah
12.42
Jml luas R. tidur 3 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 3
16.15
(12.42x0.3)+12.42)) 2
Kamar mandi/wc
Shower
0.8 x 0.8
1 unit
NAD
0.64
Toilet
0.38 x 0.7
1 unit
0.266
Wastafel
0.5 x 0.6
1 unit
0.30
Ruang gerak
1.75
1 orang
1.75
Jumlah
2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20 % + Jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95))
3.5
Jml luas R. tidur 2 + Jml luas KM/WC Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (20x60)
20 1200
70
No
Jenis Ruang
Jenis perabot
Standar M
Jumlah
Sumber
Luas M2
01
02
03
04
05
06
07
1
Ruang tidur 3
Bunk beds
0.9 x 2
2 unit
NAD
3.6
untuk 4 orang
Lemari pakaian 1 pintu
0.6 x 1
4 unit
2.4
Meja belajar
0.45 x 0.6
4 unit
1.08
Kursi belajar
0.45 x 0.45
4 unit
0.81
Ruang gera
1.75
4 orang
7
Rak buku
0.5 x 0.24
4 unit
Asumsi
0.48
Jumlah
15.37
Jml luas R. tidur 3 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 3
20
(15.37x0.3)+15.37)) 2
Kamar
Shower
0.8 x 0.8
1 unit
Toilet
0.38 x 0.7
1 unit
0.266
Wastafel
0.5 x 0.6
1 unit
0.30
Ruang gerak
1.75
1 orang
1.75
mandi/wc
NAD
0.64
Jumlah
2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20 % + Jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95))
3.5
Jml luas R. tidur 2 + Jml luas KM/WC
23
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (33.5x60)
No
Jenis Ruang
Standar M
Jumla
1300
Sumber
Luas M2
h 01 1
02 Ruang
tidur
04
05
06
07
3x4
1 unit
Asumsi
12
pengelolah Jml luas R. tidur x sirkulasi 30% + Jml luas
15.6
R.tidur (12x0.3)+12) 2
Kamar
1.75 x 1.75
1 unit
NAD
3.5
mandi/wc Jml luas R. tidur + Jml luas KM/WC
19
71
2. Kelompok kegiatan service No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
2.5
1 orang
1unit
NAD
2.5
1
R.ketua pengelolah
Jml luas R. ketua pengelolah x sirkulasi 20% + Jml luas R. ketua
3
Pengelolah (2.5x0.2)+2.5)) 2
R. Sekertaris
2.5
1 orang
1unit
NAD
Jml luas R. sekertaris x sirkulasi 30% + Jml luas R.sekertaris
2.5 3
(2.5x0.3)+2.5)) 3
R. Bendahara
2.5
1 orang
1unit
NAD
Jml luas R. Bendahara x sirkulasi 20% + Jml luas R.bendahara
2.5 3
(2.5x0.2)+2.5)) 4
R. Urusan
2.5
1 orang
1unit
NAD
2.5
Kepenghunian Jml luas R. kepenghunian x sirkulasi 20% + Jml luas
3
R.kepenghunian (2.5x0.2)+2.5)) 5
R. Urusan
2.5
1 orang
1unit
NAD
2.5
Keamanan Jml luas R. keamanan x sirkulasi 20% + Jml luas R.keamanan
3
(2.5x0.2)+2.5)) 6
R. Urusan
2.5
1 orang
1unit
NAD
2.5
kebersihan Jml luas R. kebersihan x sirkulasi 20% + Jml luas R. kebersihan
3
(2.5x0.2)+2.5)) 7
R.rapat
2.5
7 orang
1 unit
NAD
Jml luas R. kebersihan x sirkulasi 20% + Jml luas R. kebersihan
17.5 21
(17.5x0.2)+17.5)) Total `
39
72
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
2.5
4 orang
1unit
NAD
10
1
Ruang staf perpustakaan
2
Jml Luas R. staf x sirkulasi 30% + Jml luas R. staf (10x0.3)+10))
15
Ruang
5
0.5
20 orang
1 unit
Asumsi
penitipan Jml Luas R.P x sirkulasi 30% + Jml luas R.P (5x0.3)+5)) 3
Ruang Baca
0.8
100 orang
1 unit
Asumsi
Jml Luas R. baca x sirkulasi 30% + Jml luas R. baca
6.5 80 100
(80x0.3)+80)) 4
Ruang
Rak
0,06
50 buku
10 Rak
Asumsi
30
buku Jml Luas R.rak buku x sirkulasi 35% + Jml luas R. rak buku
40
(30x0.3)+30)) 5
KM/WC
1.2
1
2
NAD
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20% + Jml luas KM/WC
2.4 3
(2.4x0.2)+2.4)) 6
Gudang
10% dari R.
-
1
Asumsi
10
baaca Total
170
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
R. tunggu/R.
2.5
5 orang
1unit
NAD
12.5
informasi Jml luas R. tunggu x sirkulasi 30% + Jml luas R. tunggu
16.25
(12.5x0.3)+12.5)) Total
16.25
73
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
Ruang duduk
2
30 orang
1 1unit
NAD
60
Jml Luas R. duduk / nonton TV x sirkulasi 30% + Jml luas R.
78
bersama/ nonton TV
duduk / nonton TV bersama(60x0.3)+60)) Total luas R. duduk x Jml unit R. duduk (78x10)
780
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
Ruang makan
1.2
30 orang
1 1unit
NAD
36
bersama Jml Luas R. makan bersama x sirkulasi 30% + Jml luas R. makan
46.8
bersama (36x0.3)+36)) Total luas R. makan bersama x Jml unit R. makan bersama (46.8x10)
468
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
Dapur/pantry
3
10 orang
1 1unit
Asumsi
30
Jml Luas dapur x sirkulasi 30% + Jml luas dapur bersama
39
(30x0.3)+30)) Total luas dapur bersama x Jml unit dapur/pantry (39x10)
390
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
2 orang
1unit
Asumsi
2
1
R. cuci
Jml R.cuci peralatan x sirkulasi 30% + Jml luas R.cuci bersama
2.6
(2x0.3)+2)) Total luas R. cuci peralatan x Jml unit R. cuci peralatan (2.6x10)
26
74
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
Gudang
9
-
1unit
NAD
9
peralatan Total luas R. cuci peralatan x Jml unit R. cuci peralatan (9x10)
90
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
2.5
30 orang
1unit
NAD
75
1
Loby
Jml luas loby x sirkulasi 30% + Jml luas loby (75x0.3)+75)) Total
97.5 97.5
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1.4
1 orang
3 unit
NAD
4.2
1
Lavatory umum unruk wanita
Jml Luas lavatory x sirkulasi 20% + Jml Luas Lavatory 2
Wastafel
0.30
1
2 unit
NAD
Jml luas wastafel x sirkulasi 20 + Jml luas wastafel
5 0.6 0.72
Total Luas Lavatory + total luas wastafel
5.72
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1.4
1 orang
3 unit
NAD
4.2
1
Lavatory umum unruk pria
Jml Luas lavatory x sirkulasi 20% + Jml Luas Lavatory 2
Wastafel
0.30
1
2 unit
Jml luas wastafel x sirkulasi 20 + Jml luas wastafel Total Luas Lavatory + total luas wastafel
NAD
5 0.6 0.72 5.72
75
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
2
20 orang
1unit
Asumsi
40
1
Minimarket
Jml luas minimarket x sirkulasi 30% + Jml luas minimarket
52
(40x0.3)+40)) Total
52
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
Laundry
6
2 orang
3 unit
Asumsi
36
Jml luas minimarket x sirkulasi 30% + Jml luas minimarket
47
(36x0.3)+36)) Total
47
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1.5
1 orang
1unit
Asumsi
1.5
Jml luas ATM x sirkulasi 30% + Jml luas ATM (1.5x0.3)+1.5))
7.8
1
ATM
Total
7.8
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1.2
20 orang
1unit
NAD
24
Jml luas kantin x sirkulasi 30% + Jml luas kantin (24x0.3)+24))
7.8
1
2
Kantin
R. saji
-
18% dari
1unit
NAD
1.5
luas kantin Jml luas R. saji x sirkulasi 20% + Jml luas R. saji (1.5x0.2)+1.5) 3
R. cuci
1
2 orang
1 unit
Asumsi
1.8 2
76
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + jml luas toilet (2x0.2)+2) 4
toilet
1.2
1 orang
2 unit
2.4
N AD
2.4
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + jml luas toilet (2.4x0.2)+2.4)
2.88
Total
14.88
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
Aula / sserba
1.2
300 orang
1unit
Asumsi
360
guna Jml luas aula x sirkulasi 30% + Jml luas aula (360x0.3)+360)) Total
468 468
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
1
R. ME
18
-
1unit
NAD
18
2
R. genset
18
-
1 unit
NAD
18
Total
36
3. Kelompok penunjang dalam bangunan No
Jenis Ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas M2
01
02
03
04
05
06
07
1
Mushollah
1.4
100 orang
1unit
Asumsi
140
2
T. wudhu
0.8
10 orang
1 unit
asumsi
8
Jml luas T. wudhu x sirkulasi 20% + Jml luas T. Wudhu (8x0.2)+8) 3
Toilet
1.2
1 orang
2 unit
NAD
9.6 2.4
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + Jml luas toilet (2.4x0.2)+2.4)
2.88
Total
152.48
77
No
Jenis ruang
Standar
Kapasitas
Jumlah
Sumber
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
Ruang Jaga
6
1 orang
1unit
Asumsi
6
Ruang tidur
3x2
1 orang
1 unit
Asumsi
6
1
2
Jumah
12
Jml luas pos jaga x sirkulasi 30% + Jml pos jaga (12x0.3)+12))
15.6
toilet
1.2
1 orang
1 unit
NAD
1.2
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + jml luas toilet (1.2x0.2)1.2)
1.5
Total
17
4. Kelompok penunjang luar bangunan No
Jenis kendaraan
Sumber
Standar
Kapsitas
Jumlah
Luas m2
01
02
03
04
05
06
07
NAD
7.5
1 area
20
150
2
1 area
100
200
1
Mobil
2
Motor
Jml Luas Parkir Mobil + Jml Luas Parkir Motor
350
Jml Luas Parkir Mobil dan Motor x sirkulasi 20% + Jml Parkir
420
Mobil dan Motor (350x0.2)+350) Total
No 01
Jenis lapangan 02
420
sumber
Standar M2
Jumlah
03
04
05
1
Lapangan Volly
SNI
18 x 9
162
2
Lapangan Bulu Tangkis
SNI
13.40 x 6.10
81.74
Total
243.74
78
Table IV. 5 Rekapitulasi kelompok besaran ruang No 01
Luas M2
Kelompok kegiatan 02
03
1
Kelompok kegiatan hunian
3679
2
Kelompok kegiatan service
4469.87
3
Kelompok kegiatan penunjang dalam bangunan
169.48
4
Kelompok kegiatan penunjang luar bangunan
663.74
Total
8983
(sumber sketsa Pribadi)
Penentuan Luas Lahan : Jika Building Coverage Ratio (BCR) yang dipakai sebesar 40% : 60%. Dimana luas lahan yang terbangun 40% dari seluruh site dan luas lahan yang tidak terbangun sebesar 60%. Luas site yang terbangun :
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊
:
𝟖𝟑𝟏𝟖.𝟑𝟓 𝟑
=
2772.78 di
bulatkan 2773 M2 Luas site yang tidak terbangun :
𝟔𝟎 𝟒𝟎
x 2773= 4159.5 m2
Maka diperoleh, Luas Site Yang Dibutuhkan : = Total luas bangunan (a) + Luas site yang tidak terbangun = 2773 m2 + 4159.5 m2 = 6932.5 m2 di bulatkan 6933 Jumlah Area Yang Dibutuhkan
= 6933 M2
79
Konsep desain ruang dalam harus mencerminkan suasana intim, dinamis, disiplin dan tenang. Untuk mewujudkan hal tersebut maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Skala Ruang Proporsi ruang yang memberikan kesan intim yaitu perbandingan antara tinggi cell ling atau plafond dengan wide lines atau lantai adalah lebih kecil dari 1 (satu). Kesan intim ini juga dapat tercapai dengan perbandingan yang selaras antara volume ruangan dengan kapasitas pemakai ruangan tersebut Pola psikologis manusia selalu dalam perbandingan yang selaras dengan volume ruang, baik secara individu maupun secara kelompok. Bila skala ruangan dengan perbandingan antara tinggi manusia rata-rata, maka di dapatkan skala : 1)
Intim : H < 3/2 t
2)
Normal : H = 2 t
3)
Besar / Agung : H > 2 t
b. Elemen Ruangan 1) Pola pintu dan jendela yang sederhana dan teratur / seragam, baik pada desain maupun iramanya, namun tidak monoton. 2) Perabot yang seragam namun kesan dinamis tercapai lewat penataan interior yang berbeda sesuai dengan keinginan pemakai c. Bahan Tekstur Dan Warna 1) Penggunaan bahan/material yang kuat, aman, cara pemasangan dan perawatannya. 2) Digunakan tekstur bahan yang rata dan homogen 3) Untuk memberikan kesan yang tenang maka digunakan warna-warna yang
selaras
dan
menghindari
penggunaan
warna
yang
mencolok/terang. Menggunakan perabot yang seragam tetapi berbeda pada Lay/penataan interiornya, sehingga memberi kesan namun tetap dinamis.
80
d. Pengkondisian ruang 1) Penukaran udara harus selalu menjadi akibat penataan bukan jendela, di usahakan terjadi ventilasi silang di dalam ruangan. 2) Memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan alam untuk itu sinar matahari pagi ( dari terbit hingga pukul 9.00) harus masuk kedalam ruangan. 3) Adanya ketegangan didalam ruangan , hal ini dapat di capai dengan penggunaan warna yang sesuai pada penataan ruang di dalamnya. 4) View ke luar ruangan memberi pemandangan yang baik. C. Sistem Struktur, Material dan Modul Struktur. 1. Sistem Struktur Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan sistem struktur yaitu : a. Sistem struktur yang digunakan dapat mewujudkan penampilan dan bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai bangunan hunian mahasiswa. b. Penggunaan sistem modul untuk mendapatkan kesederhanaan dan keseragaman bentuk dan ukuran struktur, namun cukup kuat untuk mendukung / menahan beban yang di terima c. Tahan terhadap gempa angin dan api. d. Ekonomis serta mudah dalam hal pelaksanaan dan pemeliharaan nya. e. Dapat di sesuai dengan : 1) Tuntutan dimensi ruang 2) Pengaturan ruang yang fleksibel 3) Kegiatan dan pola sirkulasi yang terjadi dalam ruangan . 4) Persyaratan dan perlengkapan ruang bangunan.
81
Dari beberapa faktor di atas maka sistem struktur yang di gunakan pada bangunan asrama ini adalah : a.
Sistem Sub Struktur (pondasi) 1. Pondasi telapak poer/ poer plat Jenis pondasi ini mendukung untuk bangunan bentang lebar, cocok untuk jenis tanah yang kerasnya tidak terlalu dalam, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam. Pondasi ini sering di gunakan untuk bangunan dua sampai empat lantai.
Gambar IV.5 Pondasi telapak poer/poer plat (Sumber google.id )
2. Pondasi batu kali Sistem pondasi garis
digunakan apabila lapisan tanah
mempunyai daya dukung baik dan tidak terletak jauh dari muka tanah. Dimensi pondasi langsung atau garis yang digunakan yaitu: a)
Tinggi pasangan batu gunung
= 80 cm
b)
Tinggi pasangan batu kosong
= 20 cm
c)
Tinggi pasir urug bawa pondasi
= 10 cm
d)
Jadi tinggi pondasi
= 110 cm
e)
Lebar alas pondasi
= 100 cm
82
Gambar IV.6 Pondasi Langsung (Sumber www.google.id/image)
System substruktur yang di gunakan pondasi telapak,poor dan pondasi garis dengan pertimbangan : 1) Daya dukung tanah dapat mendukung beban yang di salurkan lewat pondasi ini 2) Jenis pondasi ini dapat mendukung sesuai dengan besaran ruang 3) Pondasi berfungsi sebagai penyalur gaya yang timbul oleh beban,secara merata ke tanah. b.
Sistem super struktur Super struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka ruang dengan pertimbangan: 1. Dapat menerima beban vertikal dan lateral 2. Pelaksanaan konstruksinya cukup mudah. 3. Lantai dengan system lantai gird dan system balok lantai 4. Kolom mengguakan beton Bentuk kolom yang digunakan adalah bentuk kolom segi empat dan di gunakan pada setiap ruangan untuk ruangan yang berbentuk setengah
lingkaran
menggunakan
kolom
bundar,
dengan
83
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi penerapan ruangruang, dimensi kolom yang ditentukan adalah: a) Bentangan (jarak kolom 360 x 540 cm b) Diameter kolom bundar 50 cm c) Dimensi kolom 15 – 50 cm 5. Dinding Struktur dinding dapat berupa dinding masif atau dinding partisi. Dinding massif (batu bata) memiliki sifat permanen dan cocok untuk ruang yang tidak memerlukan fleksibilitas. Adapun dinding partisi cocok untuk ruang yang memerlukan fleksibilitas dan bahan yang digunakan bervariasi. Dinding partisi dapat menggunakan aluminium, kayu, multiplek atau bahan lain yang fleksibel. Sesuai dengan karakteristik bangunan hi-tech, struktur dinding juga menggunakan bahan yang transparan seperti kaca dan aluminium, fiberglass serta bahan lain yang sesuai. (Juwana, Jimmy S, 2005).
Gambar IV.7 Dinding Batu Bata (Sumber : https://www.google.co.id/images)
c.
Upper struktur Upper struktur merupakan bagian struktur yang menerima beban yang bekerja diatas ring balk atau struktur atap, adapun uper struktur yang digunakan yaitu struktur beton bertulang. Struktur rangka baja Digunakan pada bentangan relati besar, dengan kemungkinan relati besar, dengan kemungkinan variasi atap yang lebih luas.
84
Gambar IV.8 Struktur Rangka Baja (Sumber : https://www.google.co.id/images)
2. Material Struktur Material / bahan yang digunakan pada struktur bangunan ini adalah a. Sub struktur yang menggunakan pondasi poer plat .Adapun material yang digunakan adalah beton bertulang. b. Balok dan kolom sebagai pendukung utama beban digunakan kontruksi beton bertulang. c. Untuk dinding digunakan batu bata setebal ½ batu, diplester dan dicat. d. Super struktur / rangka atap menggunakan rangka kayu kelas 1, dengan pertimbang 1) Jarak bentangan tidak terlalu besar 2) Bahannya mudah diperoleh dengan harga yang relatif lebih ekonomis. 3) Mudah dalam pelaksanaan dan konstruksinya. 3. Modul Struktur Modul struktur terdiri dari : a. Modul vertikal b. Modul Horizontal. Adapun kriteria pemilihan modul struktur adalah: 1) Sesuai dengan sistem struktur yang digunakan 2) Bentangan yang tidak terlalu besar 3) Standar gerak manusia
85
4) Layout ukuran perabot 5) Fungsi bangunan 6) Modul perencanaan sebagai dimensi pengontrol sedangkan dimensi penuntutnya berdasarkan jenis bilangan yang disesuaikan dengan skala gerak manusia. D. Sistem Pengkondisian Ruang. 1. System Pencahayaan a. Pencahayaan alami Pencahayaan alami ini bersumber dari cahaya matahari. Adapun prinsip ini dari pencahayaan alami ini terhadap pengkondisian ruang adalah: 1) Kualitas pencahayaan ditentukan oleh kualitas akan tinggi plafond dan penggunaan warna pada bangunan. 2) Luas bukan ditentukan oleh kebutuhan pencahayaan
yang
disesuaikan dengan fungsi ruang. Adapun luas bukan untuk masingmasing ruang tersebut adalah : (baso, Thamrin, Ir perencanaan Ruang dalam 1997) a) Ruang tidur
:1/ 8 -1/ 6 Luas lantai
b) Ruang belajar
: 1/ 5 -1 / 2 Luas lantai
c) Ruang umum
: 1 / 8-1 / 6 Luas lantai
d) Ruang makan
: 1 /5 -1 /3 Luas lantai
e) Ruang mandi /wc dan gudang
: 1/ 10 -1 / 5 Luas lantai
3) Penyinaran langsung meliputi semua ruangan maksimum 2 jam perhari namun intesitasnya cahaya yang masuk disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a) panasnya dihindari , seperti ruang tamu, ruang duduk dan ruang makan b) Ruang yang dibutuhkan penerangan secukupnya /sedang dan panas, waktu-waktu tertentu saja, seperti ruang tidur yang butuh privacy.
86
c) Ruang yang membutuhkan sedikit penerangan dan panasnya diabaikan, seperti garasi, gudang dan kamar mandi / wc 4) Menghindari penyinaran langsung dari matahari dengan sudut 45 yaitu kira-kira pada pukul 09.00 ke atas. Sinar nya matahari ini kurang menguntungkan karena dapat menimbulkan silau dan kerusakan pada benda-benda yang peka terhadap sinar matahari. Untuk menghindar sinar matahari yang masuk kedalam ruang yang dapat mengganggu dan menyilaukan konsentrasi, yaitu antara lain dengan : a) Penggunaan over steak (penjorokan atap) yang jelas b) Memanfaatkan pohon pelindung sebagai “penyaringan” cahaya matahari yang berlebihan c) Perletakan ruang-ruang secara tepat sesuai dengan kebutuhan ruang d) Pemilihan badan yang tepat, hindari pemakaian bahan yang dapat memantulkan cahaya kedalam ruangan. e) Penataan massa bangunan sehingga galangan dari suatu bangunan dapat terlindungi bangunan lainnya. f) Penggunaan kaca berwarna atau kaca film. b. Pencahayaan buatan Pencahayaan buatan (lampu) digunakan bila pencahayaan alami kurang mencukupi, seperti pada malam hari / atau keadaan cuaca yang mendukung. Pada bangunan asrama mahasiswa ini menggunakan 1) Lampu TL (neon) pada setiap[ ruangan yang kekuatannya disesuaikan dengan jenis ruangan dan kegiatan yang berlangsung didalamnya. 2) Lampu mercury pada ruang parkir , lapangan dan jalan kompleks pada setiap 50m 3) lampu hias pada plaza /ruang buatan Adapun kebutuhan cahaya buatan untuk beberapa ruang adalah : a) Ruang belajar
: 50 -70 watt
b) Ruang tunggu
: 10 -20 watt
c) Ruang administrasi
: 50 -70 watt
87
d) Ruang umum
: 15 – 30 watt
e) Ruang makan
: 30 - 50 watt
f) Ruang terbuka
: 10 – 15 watt
g) Ruang selasar
: 10 – 20 watt
h) Ruang Kamar Mandi : 10 -25 watt Jumlah stop kontak untuk beberapa kamar adalah sebagai berikut: (1)
Ruang tidur –belajar
: 1 buah
(2)
Kamar mandi/WC
: 1 buah
2. Penghawaan Untuk bangunan asrama mahasiswa ini digunakan sistim penghawaan alami dengan dasar pertimbangan : a. Sirkulasi udara menggunakan sistim ventilasi silang sehingga hawa dalam ruangan tetap terasa nyaman b. Penempatan bukan disesuaikan dengan arah mata angin c. Sebagai usaha agar udara yang berhembus kedalam ruangan terasa sejuk dan nyaman , maka unsur lansekap dapat dimanfaatkan sebagai daerah peralihan suasana Adapun syarat-syarat umum penghawaan alami adalah (Amiruddin, Saleh, ME; Jakarta ; 1992 1) Temperatur normal
: 22 – 25 c
2) Kelembaban udara
: 40 – 55 %
3) Kecepatan angin maksimal
: 0,5 m / det
4) Besaran ruang
: 20 – 30 cub. Ft /orang.
3. Akustik Sistem akustik dimaksudkan untuk mereduksi kebisingan dan sebagai isolasi ruang dari lingkungan sekitarnya . Sistim akustik ini dilakukan dengan cara pemilihan bahan yang dapat mereduksi spesifikasi penuangan pada beton.
88
Sebagai sarana pendidikan yang menuntut tingkat ketenangan yang relatif tinggi, maka perlu dipertimbangkan gangguan bunyi atau kebisingan yang mungkin terjadi, gangguan bunyi atau suara tersebut berasal dari : Dalam bangunan seperti suara orang, bunyi radio, televisi atau alat elektronik lainnya. Luar bangunan , seperti suara yang berasal dari kendaraan. Adapun cara mengatasi gangguan bunyi ini adalah : a. Sumber bunyi dari dalam Bangunan : 1) Menempatkan ruang yang membutuhkan ketenangan seperti ruang tidur- belajar, ruang rapat / pertemuan jauh dari ruangan yang banyak menimbulkan bunyi, seperti ruang santai. 2) Penempatan pintu yang berseberangan dengan koridor sehingga terjadi perambatan bunyi. 3) Penggunaan bahan terhadap suara dalam penyelesaian ruangan yaitu acoustic board /pada dinding dan plafond. b. Sumber bunyi dari luar bangunan . 1) Menjaga jarak bangunan dengan sumber bunyi 2) Memberi elemen penyerap bunyi untuk memperkecil kebisingan, untuk itu memanfaatkan unsur lansekap sebagai filter bunyi. Seperti penanaman pohon dan rumput atau dengan perbedaan tinggi level tanah. Pada bangunan asrama mahasiswa, batas intensitas suara yang dianggap tidak mengganggu adalah maksimum 45 dB. Sedang isolasi antar ruang dan koridor tidak boleh kurang 45 Db.
89
Sumber
Ribut (Publikt)
Kebising
Sedang (Semi
Tenang (prifat)
Gambar IV.9 Penzoningan Berdasarkan Sifat kegiatan Sumber sketsa pribadi
E. Sistem Utilitas Bangunan 1. Sistem Pengadaan Air Bersih a. Sistem penyediaan dan pendistribusian air bersih berasal dari perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur dalam (Deep Well) sebagai penyediaan air bersih cadangan. Untuk pendistribusian air, dipakai 2 (dua) tangki yaitu: 1) Tangki pertama digunakan untuk suplay air bersih 2) Tangki ke dua b. Sistem pendistribusian air bersih yang berasal dari PDAM: mula-mula melalui meteran, air kemudian ditampung .Air bersih selanjutnya air di pompa kedalam reservoir dan selanjutnya dengan gaya gravitasi bumi, didistribusikan ke unit-unit kebutuhan. c. Untuk pendistribusian air dari sumber dalam (Deep Well), air di pompa untuk ditampung kedalam bak penampungan (reservoir bawah) kemudian air dioperkan lagi ke bak penampungan atas (reservoir atas) yang selanjutnya dengan menggunakan gaya gravitasi dioperkan ke setiap lantai yang dibutuhkan .
90
POMPA
METERAN
PDAM
TOWER
RESERPOIR BAWAH
POMPA
RESERPOIR ATAS
DISTRIBUSI
Gambar IV.10 Sistem Jaringan Air Berih (Sumber : utilitas konsep)
d. Adapun perhitungan kebutuhan air adalah sebagai berikut : 1) Standar kebutuhan air /orang setiap hari : 80- 100 ltr, digunakan 90 ltr orang/hari 2) Diasumsikan penggunaan efektif dari jam 5 pagi hingga jam 9 malam = 16
jam setiap hari.
3) Diasumsikan puncak pemakaian air pada pagi hari selama 4 jam (05.00-09.00) dan sore hari selama 2 jam (16.00-18.00) sehingga puncak pemakaian air setiap harinya selama 6 jam. 4) Untuk menghindari luapan air yang mungkin saja terjadi pada menara air, maka digunakan sistem bola penampung ( valve automatic). Perhitungan kebutuhan air bersih a) Jumlah pemakai : (1) Mahasiswa
:
600 orang
(2) Pengelola
:
5 orang
Jumlah seluruh pemakai
:
605 orang
b) Waktu pemakaian : (1) Pukul 05.00 – 09.00 = 4 jam (2) Pukul 16.00 – 18.00 = 2 jam c) Standar kebutuhan air bersih untuk bangunan hunian 80 – 100 liter/orang/hari, digunakan 90 liter/orang/hari. 91
Dari hal tersebut, maka didapatkan a.) Kebutuhan air bersih per hari : 605 x 90 = 54450 liter/hari b.) Kebutuhan air bersih per jam : 54450/24 = 2268.75 liter/jam c.) Kebutuhan air bersih pada waktu terpadat 1,5 kali lebih banyak, sehingga : 1,5 x 6 x 2268.75 = 20418.75 liter d.) Kebutuhan statis : 30 % x 20418.75= 6125.625 liter e) Kebutuhan sirkulasi : 20 % x 2075.625 = 1225.125 liter f)
Jumlah total kebutuhan air bersih : 54450 + 2268.75+ 20418.75 = 77137.5 liter
g) Kapasitas tangki: 75 % x 777137.5 = 57835.2 liter h) Dimensi tangki : 57835.2 liter = 57.835.2 dm3 = 57.836 m3 2.
Sistem Pembuangan Air Kotor Perencanaan sistem pembuangan air kotor/limbah, air hujan dan disposal sangat penting karena erat kaitannya dengan kesehatan. Sistem air kotor pada bangunan asrama mahasiswa : a.
Sistem pembuangan air hujan Air hujan dialirkan ke saluran drainase/pembuangan terbuka melalui talang air hujan, selanjutnya ke rieol Kota. Pada setiap jarak tertentu, saluran pembuangan ini mempunyai bak pengontrol dengan kemiringan saluran
1 o – 2o .
92
Saluran drainase merupakan saluran pengeringan air hujan yang dibedakan dengan saluran pembuangan air kotor (tidak termasuk bangunan material padat). Usaha lain untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan yang lebih besar akibat drainase yaitu mengurangi volume run off (aliran permukaan). Melalui penutupan tanah kosong dengan rumput yang membentuk buffer zone berupa jalur hijau. b.
Sistem pembuangan air limbah Yang dimaksud dengan air limbah atau air kompor adalah berbagai jenis air bekas pemakaian kegiatan manusia. Air kotor terdiri dari buangan dan material padat yang berasal dari buangan fisik. Adapun pengelolaan disposal padat dibedakan dengan sistem limbah cair. Fiskal tersebut dicampur pada septic tank kemudian di resapan pada bak pelepasan. Bila bak pengisi sudah penuh, kotoran akan diambil oleh mobil tinja dan diangkat ketempat pembuangan khusus. Sistem pembuangan cair direncanakan menggunakan saluran yang terpisah dari saluran drainase dan berupa saluran tertutup (goronggorong). Saluran air kotor ini baru dapat digabungkan dengan saluran drainase sekunder atau primer yang mempunyai volume debit air yang cukup besar dengan aliran cukup kontinyu menuju ke riel kota. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah dalam sistem pembuangan air hujan dan air limbah adalah: 1) Saluran pembuangan air hujan harus terbuka sedangkan saluran air kotor sebaiknya tertutup (menggunakan gorong-gorong). 2) Kemiringan saluran harus cukup untuk menjamin kelancaran arus air. 3) Penempatan pipa dan pembuangan saluran sedemikian rupa sehingga mudah di kontrol.
93
Atap
Talang
Dapur
Bak Kotrol
Riol Kota
Wastafel
Servis
Bak Netral
KM/WC
Septic tank
Peresapan
Skema IV.11 Sistem Pembuangan Air Kotor (Sumber : utilitas konsep)
3.
Sistem pembuangan sampah Sampah adalah limbah yang padat merupakan hasil pembuangan kegiatan manusia. Sistem pembuangan sampah/disposal padat pada bangunan asrama mahasiswa ini dapat diuraikan sebagai berikut : Sampah umum atau sampah domestik pada bangunan disalurkan melalui shaft-shaft sampah kemudian dipadatkan dan diangkat dengan bak kontainer ke tempat pembuangan
akhir kota.
Gambar IV.12 Sistem pembungan sampah Sumber utilitas konsep Penanggulangan masalah sampah dilakukan dengan cara : a. Penyediaan tempat/bak sampah pada tempat-tempat umum yang mudah diangkut. b. Pada kelompok ruang basah seperti dapur, restaurant manyediakan bak penampungan sampah yang dibedakan menurut jenisnya (basah, berbau, atau kering).
94
4.
Sistem jaringan listrik Tenaga listrik utama berasal dari PLN dengan generator set sebagai sumber listrik cadangan. Dari PLN mupun dari genset disalurkan melalui gardu/trafo yang diteruskan pada Automatic Transfer Switch kemudian disalurkan melalui Electrikal Main Distributor kemudian pada panel Sub Distribution setelah itu baru di distribusikan pada setiap unit.
Unit Ruangan Pengelola Dan Fasilitas-Fasilitas Lainnya
PLN
Automatic Transfer Switch
Gardu/Trafo
Electrical Main Distribusi
Genset
Panel Sub
Distribusi
Gambar IV.13 Sistem aliran listrik dari PLN dan Genset (Sumber : utilitas konsep)
5. Sistem komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan dengan luar bangunan adalah menggunakan telepon yang dipusatkan pada ruang pelayanan umum. Sedangkan hubungan antar unit di dalam asrama menggunakan intercom. 6. Sistem pengaman bangunan a. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran Untuk mencegah terjadinya kebakaran maka hal-hal sebagai berikut harus diperhatikan : 1) Sumber api : 2) Teknik instalasi yang salah akan menyebabkan terjadinya hubungan 3) pendek/corseting. Dengan penggunaan stoker bertumpukan dapat 4) memperbesar resiko terjadinya kebakaran. 95
5) Kelalaian terhadap barang yang dapat menyebabkan kebakaran 6) seperti puntung rokok atau anti nyamuk bakar. 7) Kebocoran pada tabung kompor gas, demikian pula menggunakan 8) barang-barang tersebut harus cepat diperbaiki. 9) Memilih material/barang yang tahan api seperti asbes. 10) Penempatan tabung pemadam kebakaran dan hydrant disetiap unit dan tempat-tempat yang dianggap paling strategis. 11) Mengurangi penalaran api yang cepat dengan penyelesaian jarak antara massa bangunan. 12) Untuk seluruh kompleks bangunan, selain disediakan tangga darurat bila terjadi bahaya kebakaran, juga dibuat pintu dan jalan untuk memudahkan kendaraan pemadam kebakaran masuk.
KEBAKARAN
SMOCKE DETEKTOR
FIRE ALARM
PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN
Gambar IV.14 Sistem Jaringan Pemadam Kebakaran (Sumber : utilitas konsep)
b. Pengaman terhadap bahaya petir System penangkal petir di gunakan dengan dasar pertimbangan : 1) Adanya bahaya petir terhadap bangunan 2) Adanya pengaruh cuaca yang dapat menimbulkan petir Untuk menanggulangi hal tersebut, maka paling efektif jika di gunakan penangkal petir. Adapun system penangkal petir yang di gunakan adalah system Tongkat Frengkling dengan dasar pertimbangan bahwa system ini relatif murah dan mudah dalam pemasangannya. Kelebihan sistim Tongkat Frengkling a) Menggunakan bahan Metal b) Sudut pelindung untuk bangunan 45% c) Tinggi antenna di atas muka bangunan 20 – 90 cm
96
d) Bila atap lebar, maka dapat di pasang lebih dari satu dengan jarak maksimal 6m. Tabel IV.6 Analisis Penentuan Sistem Penangkal Petir
FARADAY
SANGKAR
Jenis
Kelebihan
Kekurangan
Jangkauan luas
Relatif mahal
Bersifat
Bentuk
meredam,
sangat
aman untuk lingkungan
mencolok,
dapat
hall bulutangkis yang
merusak konsep bentuk
terbuka
yang telah ditentukan
FRANKLIN
TONGKAT
Relatif murah Tidak
mencolok
sehingga
tidak
Jangkauan terbatas
Mahal
Bersifat menolak, tidak
mempengaruhi bentuk
RADIOAKTIF
SISTIM
Bersifat meredam Jangkauan luas Praktis
bentuk
sistimnya
dan karena
berteknologi modern
aman bagi lingkungan kegiatan yang terbuka (halaman luas)
Sumber utilitas konsep
97
7. Bahan Bangunan Sifat dan jenis bahan bangunan
yang akan di gunakan pada
perencanaan Asrama Mahasiswa Bombana di Kota Kendari tergantung pada kebutuhan serta tuntutan ruang berdasarkan karakteristik kegiatan yang akan diwadahi. Tabel IV.7 Sifat-sifat Material Bangunan Kesan Material
Sifat
Penampilan
Beton
Hanta menahan Formil, gaya tekanan
Baja
Contoh Pemakaian
keras, Bangunan
kaku, dan kokoh.
pemerintah
Hanya menahan Keras dan kokoh.
Bangunan
gaya tarik
pemerintah
dan
utilitas Metal
Efisien
Ringan dan dingin Bangunan komersial
Kaca
Tembus
Dingin
pandang
dan Hanya
dan dinamis
sebagai
eleven pengisi dan
menyatu dengan
pembatas
ruang luarnya Plastik
Muda dibentuk Ringan, sesuai
dengan dan tidak formal.
kebutuhan dapat
dinamis Bangunan komersial dan non komersial
dan diberi
macam-macam warna Kayu
Mudah dibentuk
Hangat, lunak dan Bangunan hunian alami.
Batu bata
Fleksibel
Praktis
Digunakan hampir di semua
jenis
bangunan
98
Batu alam
Marmer
Dapat dibentuk Alami, sederhana Elemen decorative dan diolah
dan tidak formal.
Kuat dan mahal
Kesan
mewah, Bangunan
agung dan formal
pemerintah, komersial,
hunian
dan tempat ibadah. (Sumber utilitas bangunan) Berdasarkan analisa sifat-sifat material banguna diatas maka seluruh bahan material bangunan dapat dipakai pada perencanaan gedung asrama Mahasiswa Bombana di kendari. 8. Literatur bahan yang akan Di Gunakan a. Pasir Pasir adalah butiran Mineral yang halus yang dapat melalui ayakan persegi 0,075 mm. Pasir untuk adukan pasangan, plesteran, dan beton harus memiliki persyaratan sebagai berikut: 1) Butiran pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan tangan. 2) Kadar lumpur nya tidak lebih dari 5% 3) Warna larut pada pengujian dengan Natrium Hydroxide 3% tidak boleh lebih tua dari warna larut normal 4) Bagian hancur pada bagian pengujian dengan larutan jenuh Natrium Sulfat tidak boleh lebih dari 10 % 5) Jika digunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6 Alkali, di hitung sebagai Natrium -Oksida. 6) Keteguhan adukan percobaan dibanding adukan perbandingan tidak boleh lebih kecil dari 65% pada pengujian 1-6 hari.
99
b. Pasir untuk beton Pasir beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batuan atau berupa pasir buatan yang di hasilkan oleh alat pemecah batu. c. Kerikil dan batu pecah Kerikil adalah butiran mineral yang harus melalui ayakan berlubang 76 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 5mm. Kerikil dan batu pecah untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat yang harus di tentukan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Kerikil dan batuh pecah untuk maksud lain tergantung pada peruntukannya, harus cukup keras, bersih serta sesuai besar butir dan gradasinya. Agregat kasar untuk beton harus memenuhi syarat, sebagai berikut : a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berporis b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% c. Untuk berbagai bentuk mutu beton, maka pasir harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. d. Split Spilt merupakan batu pecah yang melalui ayakan persegi 23 mm dan tertinggal diatas ayakan persegi 2 mm. split untuk beton harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI-1971-N1.2. e. Batu alam 1) Batu bulat dari Kali atau gunung. a) batu bulat tergantung pada peruntukannya, harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya. b) batu bulat tidak boleh memperlihatkan tanda lapuk. 2) Batu belah. a) batu belah harus keras dan padat, harus cukup bersih, besarnya tergantung pada peruntukannya. b) batu belah untuk keperluan yang tampak tanpa plesteran tidak boleh memperlihatkan tanda lapuk.
100
3) Batu Karang a) Batu karang harus sebagian besar warna putih atau kuning muda. b) batu karang untuk pasangan harus merupakan batu belah dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan peruntukannya. 4) Batu tempel dan batu pahat. Batu tempel dan batu pahat harus berasal dari jenis batuan yang tahan cuaca. Batu tempel dan batu pahat tidak boleh rengat. f. Batu merah. Syarat batu bata merah adalah harus mempunyai rusuk yang tajam dan suku, bidang sisi datar dan tidak menunjukan tanda retak. Ukuran batu bata merah yaitu : 1) Panjang = 24 cm. Lebar
= 11,5 cm.
Tebal
= 5,2 cm.
2) Panjang
= 23 cm.
Lebar
= 11 cm.
Tebal
= 5 cm.
3) Toleransi Panjang
= 3 cm.
Lebar
= 4 cm.
Tebal
= 5 cm.
g. Kayu Pada umumnya kekuatan kayu yang berat jenisnya tinggi mempunyai modulus elastisitas dan kekuatan yang tinggi pula. Berat jenis kayu adalah hasil bagi antara berat jenis kayu kering mutlak dan volume kayu semula saat berat jenis ingin di hitung. Dapat pula di tulis dengan rumus sebagai berikut : Berat Jenis = Wk/ Vb. Bobot isi kayu adalah hasil bagi antara berat kayu seluruhnya (termaksud kandungan air) dan Volume kayu saat itu. BOBT isi digunakan untuk membedakan dengan berat jenis. Dapat di tulis dengan rumus sebagai berikut : Bobot isi = Wb/ Vb. 101
h. Semen Semen portland (PC) merupakan bubukan halus butiran ya sekitar 0.05 mm yang terdiri dari hublur senyawa yang komplek yang berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik, sifat umumnya adalah mengikat dengan adanya air dan mengeras secara hidrolik. Bahan baku pembuatan PC adalah sebagai berikut : 1) Bahan Utama : a) CaO = 60-67 % b) SiO2 = 19-24% c) AL2O3 d) Fe2O3
= 4-8% = 2-6%
2) Bahan Tambahan : a) MgO = < 45% b) So3
= < 3%
3) Jenis dan mutu PC menurut SNI 1972 adalah a) PC S - 325 b) PC S - 400 c) PC
S - 475
d) PC S - 550 e) PC S - 5 4) Jenis PC menurut A.S.T.M. adalah a) PC jenis umum, digunakan untuk pengunaan konstruksi secara umum. b) PC dengan kekuatan awal tinggi, dibuat khusus untuk pekerjaan konstruksi yan eser. Beton yang dibuat pada umur tiga hari kekuatannya sama dengan 28 hari (PC tipe 1) c) PC dengan perubahan,digunakan untuk konstruksi tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai kekuatan agak lebih lambat. d) PC dengan panas hidrasi rendah, dapat mengeras dengan panas yang lebih rendah. e) PC tahan sulfat tinggi, dapat tahan terhadap zat kimia. 102
i. Kapur Kapur termaksud bahan bangunan yang penting. Untuk bahan bangunan dapat terbagi atas dua macam berdasarkan penggunaannya yaitu 1) Kapur Pemutih 2) Kapur aduk 3) Jenis-jenis kapur yaitu: a) Kapur tohor b) Kapur padang c) Kapur udara d) Kapur hidrolis j. Keramik Keramik mempunyai berbagai jenis merk ukuran, motif serta warna. Dari segi ukuran, dapat dijumpai ukuran keramik seperti : 1) 10x10 cm 2) 10x20 cm 3) 20x20 cm 4) 20x25 cm 5) 25x25 cm 6) 20x30 cm 7) 30x30 cm 8) 40x40 cm 9) 40x460 cm 10) 60x60 cm Ada juga ukuran yang lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam penggunaan. k. Marmer Lantai marmer harus dibuat dari batu marmer yang berstruktur padat halis dan tidak mengandung lapisan-lapisan yang berstruktur seperti mika.ubin marmer harus mempunyai bentuk dan ukuran yang tepat, sisinya harus saling tegak lurus dan tepinya harus tajam. Permukaan 103
harus rata dan di poles.setetes tinta pada lantai marmer yang sudah dipoles harus dapat dibersihkan dengan air tanpa meninggalkan bekas. Bahan yang diperlukan untuk pemasangan marmer sama dengan pemasangan keramik. l. Koral Sikat Biasanya lantai batu sikat atrau koral sikat dipadukan bersama keramik. Ukuran batu ini berfariasa mulai ukuran 1 cm x 2 cm sampai ukuran besar 3 cm x 4 cm. batu yang biasa digunakan adalah jenis batu koral, seperti batu alor, batu Kupang dan lain-lain. Bahan yang digunakan untuk memasang batu ini sama dengan memasang keramik m. Plapond Beberapa jenis bahan penutup plapond seperti : 1) Tripleks, tebal 2-3 mm, lebar 120 cm, panjang 244. 2) Hardboard, tebal 3mm, lebar 120 cm, panjang 240 cm. 3) Eternit 4) Teakwood 5) Gypsum board, dan lain-lain. n. Genteng metal Ganteng metal terbuat dari plat baja galvanis, yaitu bahan baja yang dilapisi
Zinc. kombinasi lapisan galvanis dan Zinc memberi
perlindungan ganda pada ganteng metal. genteng metal ada yang dicat atau ada juga yang dilapisi oleh abu batu pada permukaannya. ukuran yang tersedia dipasar adalah panjang 410 mm dan Lebar 710 mm. kusen fiber atau plastic Kusen plastik biasanya dibuat dari pabrik atau workshop sehingga harga atau analisis per unit disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kusen. Kusen fiber banyak digunakan di kamar mandi (WC) dan ruangan lainnya yang basa. cara pemasangan kusen fiber sama dengan pemasangan kusen almunium yang menggunakan sekrup.
104
BAB V PENUTUP A. Kesipmpulan 1. Asrama mahasiswa berfungsi sebagai tempat pemondokan bagi mahasiswa untuk sementara waktu guna menyelesaikan studi di perguruan tinggi. 2. Pentingnya diadakan Asrama Putri Mahasiswa Bombana Di Kota Kendari adalah untuk mengatasi masalah tempat tinggal 3. Pemilihan lokasi berada di Jl. H. Lamuse Kel. Lalolara Kec. Kambu Kota Kendari dengan luas lahan ± 2.91 Hectar yang bertempat di BWK V sebagai kawasan pendidikan yang sesuai dengan tata ruang kota. 4. Penataan Asrama Putri Mahasiswa Bombana harus sesuai dengan jenis kegiatan yang ada di dalam Asrama Putri Mahasiswa Bombana, serta besaran ruang yang sesuai dengan kegiatan pelaku agar tidak mengganggu aktivitas yang terjadi di dalam Asrama 5. Sitem penyusunan RKS harus berdasarkan pada gambar berstek dan penghitungan RAB pada Perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana harus berdasarkan pada standar-standar yang ada yaitu beracu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). B. Saran 1. Pembangunan Asrama Putri Mahasiswa Bombana harus dapat terealisasi dengan baik karena dapat menunjang kemajuan prestasi menyediakan wahana bagi pengembangan pribadi dalam pengembangan kedisiplinan, rasa sosial, tanggung jawab, kemandirian, dan kepemimpinan. 2. Dengan adanya Asrama Putri Mahasiswa Bombana dapat mengatasi masalah tempat tinggal yang tidak layak huni serta dapat membantu orang tua untuk menguragi biaya karena tempat tinggal sekarang harga semakin mahal.
105
DAFTAR PUSTAKA AFDHAL SUWATA SUHUD.(2010). Arsitektur Asrama Mahasiswa Wakatobi di kendari AM. Latif Abdullah ; 1997 Pengantar perencanaan Utilitas. Baso, Thamrin, Ir; 1997 Mata Kuliah Perencanaan Dalam Biro Pusat Statistik, 1998 Kabupaten Kota Kendari Dalam angka. Doelle, Leslie, L, Meng. Arch; Alih Bahasa; Dra. Lea Prasetio, MSc; Akustik
Lingkungan;
Erlangga; 1986. Ishar, HK; 1992 Pedoman Umum Merancang Bangunan; PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Neufers, Ernest; 1995 Alih Bahasa;Ir.Sjamsu Amril; Data Arsitek Edisi Kedua; Penerbit Erlangga.+ Neufert,ernest,1993,Data Arsitek,Jilid 1. Penerbit, Erlangga Neufert,ernest,1997,Data Arsitek,Jilid 2. Penerbit, Erlangga Poerdawardaminta, WJS; Kamus Umum Bahasa Indonesia; Pradnya Paramitha; 1980. Lewokederik; 2012 hakekat perencanaan Bony,okto,Universitas Bina Nusantara,2001 Sari,kumala, Perbandingan daya tampung tiap kamar.1989 ________ 2012 pengertian asrama ________ 2014 pegertian mahasiswa dan menurut parah ahli ________ 2012 managemen layanan khusus Http.unhas.id Himpunan pelajar mahasiswa bombana (HIPMAB) Tjahjawati; 1999 kota kendari _______ 2014 architecture award