Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru
Ade Prastya Nugraha Prof. Dr. A.M. Heru Basuki, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan tingkat kepuasan kerja berdasarkan besar kompensasi pada profesi guru. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang guru di SMAN 11 Jakarta sebagai sampel penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Sampel penelitian terbagi kedalam tiga kelompok berdasarkan besar kompensasi yang didapatkan para guru, dengan proporsi guru masing-masing 10 orang yang ditentukan melalui kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan uji One Way Anova, diketahui nilai F sebesar 1,285 dengan signifikansi sebesar 0,293 (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ditolak, hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan kerja berdasarkan besar kompensasi pada profesi guru. Kata Kunci: Kepuasan Kerja dan Kompensasi.
PENDAHULUAN
seseorang
dapat
menimbulkan
rasa
Kompensasi merupakan ganjaran
kepuasan kerja dan pada akhirnya dapat
atau penghargaan pada para pekerja yang
meningkatkan motivasi terhadap sebuah
telah memberikan jasa atau kontribusi dalam
perkerjaan (Munandar, 2001).
mewujudkan tujuannya (Nawawi, 2005).
Dipboye, Smith, dan Howell (1994)
Dalam hal ini kompensasi yang biasanya
memandang kepuasan kerja sebagai hasil
diberikan oleh perusahaan atau organisasi
keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak
meliputi tiga komponen yaitu, kompensasi
sukanya tenaga kerja terhadap berbagai
langsung, kompensasi tidak langsung, dan
aspek dari pekerjaannya. Dengan kata lain
insentif.
kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga Kompensasi
langsung
yang
kerja
terhadap
pekerjaannya.
Sikap
didapatkan oleh pekerja meliputi gaji atau
seseorang
upah yang didapatkan oleh para pekerja,
mencerminkan
sedangkan kompensasi tidak langsung yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan
didapatkan oleh pekerja didapatkan pekerja
dalam
di luar gaji atau upah tetap yang berupa
harapannya
terhadap
jaminan kesehatan, pelayanan bagi pekerja,
depan
( Wexley dan Yuki, 2005).
terhadap
pekerjaannya
pengalaman
pekerjaannya
serta
yang
harapan-
pengalaman
masa
dan upah selama tidak bekerja. Dan insentif
Kepuasan kerja pada umumnya
yang merupakan ganjaran yang diberikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
untuk memotivasi pekerja, seperti bonus atas
menimbulkan rasa ketidakpuasan kerja.
prestasi yang dicapai pekerja.
Salah
Bagi kebanyakan manusia, uang
satu
faktor
yang
menyebabkan
kepuasan atau ketidakpuasan kerja adalah
merupakan salah satu aspek penting
gaji
penghasilan
dalam proses pemenuhan kebutuhan
dirasakan adil (Munandar, 2001).
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, keinginan
untuk
memliki
sesuatu,
keinginan akan kepuasan, dan keinginan
imbalan
yang
Hal ini sesuai dengan teori dua
hidup manusia. Manusia bekerja untuk dalam rangka mendapatkan imbalan agar
atau
faktor yang dikemukakan oleh Herzberg. Herzberg membagi suatu faktor kepuasan kerja menjadi dua yaitu, motivator factor dan hygiene factor (Gibson, Ivancevich, dan Donelly,
1996)
.
Faktor
motivator
akan pengakuan. Oleh karena itu, karena
merupakan sebuah faktor pemuas kerja yang
pentingnya makna uang bagi sebagian
berasal dari dalam pekerjaan itu sendiri,
orang maka kompensasi yang didapatkan
seperti
keinginan
berprestasi,
tanggung
jawab, dan perluasan dan pengembangan
guru yang bersangkutan. Untuk itu, terdapat
tugas yang berasal dari pekerjaan itu sendiri.
perbedaan besar kompensasi pada setiap
Sedangkan faktor Hygiene adalah faktor
individu
yang dapat memberikan pengalaman yang
Perundang-undangan.
tidak memuaskan yang berasal dari hal-hal di luar pekerjaan.
berdasarkan
Meskipun
ketentuan
terdapat
perolehan
kompensasi yang berbeda pada setiap guru,
Hygiene factor ini meliputi upah, pengawasan,
guru
hubungan
antar
pribadi,
banyak diantara guru yang merasakan kebanggaan dan kepuasan bekerja, bukan
kondisi kerja, dan status. Apabila kondisi itu
karena
tidak terpenuhi maka seseorang akan tidak
diterimanya.
puas, namun jika besarnya hygiene factor
dikarenakan guru merupakan sebuah profesi
memadai
kebutuhan
yang bersifat melayani masyarakat dan
tersebut seseorang tidak akan lagi kecewa
merupakan karier yang akan dilaksanakan
tetapi dia belum terpuaskan ( Wexley dan
sepanjang hayat dan memiliki komitmen
Yuki, 2005).
terhadap
untuk
Meskipun
memenuhi
kompensasi
dapat
jumlah
kompensasi
Mungkin
jabatan
dan
yang
semua
klien
itu
dengan
penekanan terhadap layanan yang akan
memberikan kepuasan kerja, tidak semua
diberikan
pekerja
(Ornstein dan Levine dalam Soetjipto dan
yang
merasakan
mendapatkan
kepuasan
kompensasi
kerja
meskipun
di
atas
keuntungan
pribadi
Kosasi, 2004).
kompensasi yang didapatkan oleh para pekerja dianggap mencukupi. Terlebih orang
TINJAUAN PUSTAKA
yang bekerja karena alasan kepuasan rohani
Kepuasan Kerja Kovach (dalam Yuwono dkk., 2005)
seperti halnya profesi guru. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan
Dosen,
kompensasi
akan
keadaan yang menyenangkan bagi seseorang
didapatkan seorang guru meliputi gaji
sebagai akibat telah sesuainya nilai-nilai diri
pokok, tunjangan gaji, tunjangan fungsional,
dengan
tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan
diaplikasikan
maslahat tambahan yang terkait dengan
kepuasan
tugasnya sebagai guru yang ditetapkan
perasaan umum tentang pekerjaan atau juga
dengan prinsip penghargaan atas dasar
sebagai hubungan konstelasi dari sikap
prestasi. Pemberian kompensasi pada profesi
tentang berbagai aspek pekerjaan (Spector
guru
dalam Yuwono dkk., 2005).
ditetapkan
yang
yang mengartikan kepuasan kerja sebagai
berdasarkan
pangkat,
golongan, ruang penggajian, dan masa kerja
pekerjaannya dengan
kerja
juga
bahkan baik.
telah
Selanjutnya
diartikan
sebagai
Aspek pekerjaan yang dimaksud
Perilaku Kewargaan Organisasi
meliputi kompensasi, pengawasan penyelia,
(Organizational
ciri-ciri intrinsik pekerjaan, teman sekerja,
Behavior)
Citizenship
Organ (1997 dalam Oktor,
jaminan kerja, dan kesempatan berprestasi.
2006) mendefisikan PKO sebagai perilaku yang menyumbang pada “
Teori-teori Kepuasan Kerja Teori sikap kerja yang menyeluruh belum
dikembangkan
untuk
mengintegrasikan berbagai riset terhadap
pemerliharaan konteks
dan
sosial
peningkatan
psikologis
yang
mendukung perilaku tugas”.
kepuasan kerja. Namun demikian teori
Organ (dalam Oktor, 2006)
kepuasan kerja dalam lingkup yang lebih
membagi
terbatas telah dikemukakan oleh beberapa
Dimensi PKO tersebut terdiri dari :
empat
dimensi
ahli. Beberapa teori kepuasan kerja itu
1. Altruism.
adalah:
2. Courtesy.
PKO.
1. Teori Ketidaksesuaian.
3. Conscientiousness.
2. Teori Keadilan.
4. Sportmanship.
3.
5. Civic Virtue.
Teori Dua Faktor.
Determinan-Determinan Kepuasan Kerja
Kompensasi Kompensasi bagi organisasi
Berikut ini determinan-determinan kepuasan kerja (Wexley dan Yuki, 2005) : 1.
Persepsi
Terhadap
Kondisi
a. Karakteristik Pekerja. b. Situasi Pekerjaan. Persepsi
Terhadap
atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi
Yang Seharusnya Ada.
2.
atau perusahaan berarti penghargaan
Kondisi
dalam
mewujudkan
melalui
kegiatan
tujuannya
yang
disebut
bekerja (Nawawi, 2005).
Kerja Aktual. a. Kompensasi. b. Pengawasan. c. Ciri-Ciri Intrinsik Pekerjaan. d. Teman Sekerja. e. Jaminan Kerja. f. Kesempatan Berprestasi
Jenis-Jenis Kompensasi Nawawi membedakan
(2005) penghargaan
atau
ganjaran sebagai kompensasi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1.
Kompensasi Langsung.
2.
Kompensasi Tidak Langsung.
3.
Insentif.
7. Jabatan
yang
lebih
mementingkan layanan di
atas
kepentingan
atau
Dampak Kompensasi
keuntungan
pribadi.
Berikut ini dampak yang mungkin
8. Jabatan
terjadi akibat kompensasi pada pekerja:
yang
1. Kepuasan Kerja.
mempunyai
organisasi
2. Motivasi Kerja.
profesional yang kuat
3. Prestasi Kerja.
dan terjalin erat.
4. Perputaran dan Absensi Kerja. Kompetensi Guru Menurut
Profesi Guru National (dalam
Education
Soetjipto
dan
Association
Kosasi,
2004)
menjelaskan kriteria profesi guru sebagai
Undang-Undang
RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru meliputi empat jenis, yaitu: 1. Kompetensi pedagogik.
berikut:
2. Kompetensi
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan
Kepribadian.
intelektual.
3. Kompetensi Sosial.
2. Jabatan yang menggeluti suatu
4. Kompetensi
batang tubuh ilmu yang khusus. 3. Jabatan
yang
persiapan
profesional
yang Hak dan Kewajiban Profesi Guru
lama. 4. Jabatan latihan
Profesional.
memerlukan
yang dalam
Hak dan kewajiban guru
memerlukan jabatan
yang
berkesinambungan.
diatur
dalam
sebuah
Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
Guru Indonesia menyadari
permanen.
6. Jabatan
Kode Etik Profesi Guru
yang
menentukan
baku (standarnya) sendiri.
bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru
Indonesia yang berjiwa Pancasila
Teknik sampling yang digunakan dalam
dan setia pada Undang-Undang
penelitian ini adalah purposive sampling.
bertanggung
Penentuan kriteria sampel dalam
jawab atas terwujudnya cita-cita
penelitian ini meliputi guru yang memiliki
Proklamasi.
usia antara 18-60 yang tergolong dalam usia
Dasar
1945,
turut
dewasa,
berstatus
kepegawaian
PNS
METODE PENELITIAN
maupun Non PNS (tidak termasuk guru
Identifikasi Variabel - variabel Penelitian
magang),
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
memiliki
golongan
jabatan
minimal III/a dan memiliki sertifikasi guru.
variabel yang akan dianalisis, yaitu: 1. Variabel Bebas
: Kompensasi
2. Variabel Terikat
: Kepuasan
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kerja
skala kepuasan kerja dan jenis kompensasi. Definisi Operasional Variabel Penelitian Kompensasi
merupakan
segala
Skala menggunakan
kepuasan kuesioner
kerja yang
ini
disusun
sesuatu penghargaan atau ganjaran yang
berdasarkan perilaku multi kriteria yang
diberikan oleh perusahaan kepada para
termasuk
pekerja sebagai balas jasa atas kontribusi
kepuasan kerja ini berupa skala sikap yang
pekerja
berbentuk model Likert. Skala kepuasan
dalam
mewujudkan
tujuan
perusahaan atau organisasi. Kepuasan kerja adalah perasaan umum seseorang terhadap pekerjaannya dan persaan seseorang terhadap aspek dalam pekerjaannya.
empat
dimensi
PKO.
Skala
kerja ini meliputi pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable dengan empat alternatif jawaban. Sedangkan jenis kompensasi terbagi tiga kategori berdasarkan besar kompensasi yang diterima guru. Kategori pertama
Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah staf guru di SMAN 11 Jakarta Timur yang berjumlah sekitar 52 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah staf guru di SMAN 11 Jakarta Timur, 30 orang staf guru akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
< 1.500.000 rupiah, kedua 1.500.000 – 3.000.000 rupiah, dan yang ketiga > 3.000.000 rupiah.
Validitas dan Reliabilitas Alat Pengukur
Uji Asumsi Untuk uji normalitas,
Data
diketahui
Pengujian validitas item dilakukan
normalitas sebaran skor pada skala kepuasan
dengan menghitung koefisien korelasi antar
kerja pada ketiga kategori kompensasi
skor subjek pada item yang bersangkutan
sebagai berikut: nilai signifikansi 0,088
dengan
dengan
skor
menggunakan
total teknik
tes,
yaitu
analisis
dengan Korelasi
koefisien
Untuk menguji reliabilitas dalam
0,246
( kompensasi 1), nilai signifikansi 0,200 dengan
Product Moment dari Karl Pearson.
korelasi
koefisien
korelasi
0,156
(kompensasi 2), dan nilai signifikansi 0,144
penelitian ini menggunakan analisis Alpha
dengan
Cronbach.
(kompensasi 3). Hal ini menunjukan bahwa
Analisis ini menggunakan bantuan program SPSS Ver 14.0 for Windows.
nilai
koefisien
korelasi
0,230
distribusi skor kepuasan kerja pada ketiga kategori kompensasi adalah normal. Hasil Uji Homogenitas didapatkan nilai
Teknik Analisis Data Untuk mengji hipetesa mengenai pengaruh
besar
kompensasi
terhadap
signifikansi
sebesar
0,723
yang
menunjukkan distribusi skor kepuasan kerja pada penelitian ini adalah homogen.
kepuasan kerja digunakan uji One Way
Hasil
uji
hipotesis
dengan
Anova dengan bantuan program SPSS Ver
menggunakan uji One Way Anova diketahui
14.0 for Windows.
nilai
F
sebesar
signifikansi
1,285
0,293.
dengan
Hasil
nilai
tersebut
HASIL PENELITIAN
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
ditolak yang artinya tidak ada perbedaan
Diketahui 36 item yang valid dari 54 item yang terdapat pada skala kepuasan
tingkat kepuasan kerja berdasarkan besar kompensasi pada profesi guru.
kerja. Dari 36 item yang valid tersebut memiliki korelasi total item antara 0,303 sampai dengan 0.684.
Pengelompokan Skor Kepuasan Kerja Berikut
ini
langkah
untuk
Realibilitas skala kepuasan kerja
mengetahui klasifikasi kepuasan kerja guru
yang diukur dengan teknik Alpha Cronbach
berdasarkan mean kepuasan kerja yang
bernilai 0,894 sehingga dikatakan skala
diperoleh kelompok guru. Diketahui :
kepuasan kerja pada penelitian ini reliabel.
1. Jumlah item valid = 36 2. Skor minimum = 36 3. Skor maksimum = 144
4. Range = 108
DAFTAR PUSTAKA
5. Standard deviasi = 18
Azwar,
6. Mean Empirik
S. (2005). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
a. kompensasi kategori 1= 100,6 b.kompensasi kategori 2= 107,7 c.kompensasi kategori 3= 105,5 7. Mean Hipotetik = 90. Untuk
menggolongkan
skala
kepuasan kerja diperoleh dengan cara menghitung: < X – 2SD = 90 – ( 2 x 18 ) = 54
Azwar, S. (2005). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Edisi ke2.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dipboye, R. S., Smith, C. S., & Howell, W. C. (1994). Understanding industrial and organizational psychology: An integrated approach. Orlando: Harcourt, Brace & Co, International Edition.
X – 1SD = 90 – ( 1 x 18 ) = 72 Gibson, Ivancevich, & Donnelly. (1996). Organisasi jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
X + 1SD = 90 + ( 1 x 18) = 108 ≥ X + 2SD = 90 + ( 2 x 18 ) = 126 Dibawah ini adalah pengkategorian skala kepuasan kerja sebagai berikut: ME < MH - 2SD = < 54 : Sangat Rendah MH–2SD≤ME<MH–1SD=54–72 : Rendah MH–1SD≤ME<MH+1SD=72–108:Rata-rata MH+1SD≤ME<MH+2SD=108–126: Tinggi ME≥MH+2SD=≥126 : Sangat Tinggi
Sumber : Azwar, 2005. Dari hasil mean empirik skala kepuasan kerja yang didapatkan melalui
Kosasi
& Soetjipto. (2004). Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia. Nawawi. (2005). Sumber daya manusia. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Oktor, M. A. (2006). Sumbangan kepuasan kerja terhadap perilaku kewargaan organisasi pada perawat di rumah sakit X. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
penghitungan statistik, mean kepuasan kerja
ketiga
kategori
kompensasi
termasuk dalam golongan rata-rata, yaitu berada pada rentang nilai 72-108. Hasil
tersebut
menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan
kerja
berdasarkan
kompensasi pada profesi guru.
besar
Wexley & Yuki. (2005). Perilaku organisasi dan psikologi personalia. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Yuwono, dkk.. (2005). Psikologi industri dan organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.