PERBEDAAN TEKANAN DARAH RATA-RATA PADA INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB TENAGA KERJA CV GION & RAHAYU KARTASURA
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh: MARLIN DIAN ASTARI R0206038
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul : Perbedaan Tekanan Darah Rata-rata pada Intensitas Kebisingan di Atas dan di Bawah NAB Tenaga Kerja CV Gion & Rahayu Kartasura
Oleh : Marlin Dian Astari, R0206038, Tahun 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari:.........., Tanggal:.........., Tahun: 2010
Pembimbing Utama Eti Poncorini Pamungkasari, dr., MPd.Ked NIP. 19750311 200212 2 002
..................................................
Pembimbing Pendamping Agus Widiyatmo, SE NIP. 19761028 200810 1 001
..................................................
Penguji Sumardiyono, SKM, M.Kes NIP. 19650706 198803 1 002 ..................................................
Tim Skripsi
Vitri Widyaningsih, dr. NIP. 19820423 200801 2 011
Ketua Program D.IV Kesehatan Kerja FK UNS
Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok NIP. 19481105 198111 1 001
ABSTRAK Marlin Dian Astari, R0206038, 2010. PERBEDAAN TEKANAN DARAH RATA-RATA PADA INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB TENAGA KERJA CV GION & RAHAYU KARTASURA. Skripsi. Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. CV Gion & Rahayu merupakan industri sedang yang bergerak dibidang furniture produk kayu dan rotan di wilayah Kartasura. Industri ini sudah memakai mesin-mesin modern yang bisingnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dBA. Di bagian finishing memiliki intensitas kebisingan rata-rata 94,15 dBA dan di bagian packing 73,83 dBA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura. Kebisingan yang melebihi NAB dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah bagi orang yang terpapar selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di CV Gion & Rahayu Kartasura diketahui intensitas kebisingan di bagian finishing berada diatas Nilai Ambang Batas yang dapat mempengaruhi tekanan darah tenaga kerja. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura dengan sampel sebanyak 16 orang di bagian finishing dan 16 orang di bagian packing dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Setelah dilakukan uji statistik independent sample t-test diperoleh nilai p adalah 0,001 (p < 0,01) untuk hipotesis dua ekor dan nilai t 4,013 yang berarti dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura. Kata Kunci : Intensitas Kebisingan, Tekanan Darah Rata-rata Kepustakaan : Juni, tahun 2010
ABSTRACT Marlin Dian Astari, R0206038, 2010. DIFFERENCES IN AVERAGE BLOOD PRESSURE ON THE INTENSITY NOISE ABOVE AND BELOW TLV OF THE LABOR CV GION & RAHAYU KARTASURA. Thesis. Occupational Health Diploma IV Program of Medical Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta. CV Gion & Rahayu is currently engaged in industrial wood products and rattan furniture in the region Kartasura. This industry has been using modern machines which noise exceeds the Threshold Limit Value (TLV) 85 dBA. In the finishing department has an average noise intensity 94.15 dBA and at the packing73.83 dBA. This study aims to determine the effect of noise on blood pressure labor CV Gion & Rahayu Kartasura. Noise in excess of TLV may cause an increase in blood pressure for people who are exposed during eight hour day or 40 hours a week. Based on the preliminary survey conducted in CV Gion & Rahayu Kartasura unknown noise intensity in the finishing department is above the Threshold Limit Value that can affect the blood pressure of labor. This research is an observational cross sectional analytic approach. Subjects were workers CV Gion & Rahayu Kartasura with samples of 16 people at the finishing and packing 16 people in the sampling method using purposive sampling. Having performed a statistical test independent sample t-test p value obtained was 0.001 (p < 0.01) for the hypothetical two-tailed t value 4.013, which means it can be stated that there are differences in average blood pressure on the intensity noise above and below TLV of the labor CV Gion & Rahayu Kartasura. Keywords : Intensity Noise, Average Blood Pressure Bibliography : June, 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
taufiq
dan
hidayahNya,
sehingga
penulis
dapat
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah pada Intensitas Kebisingan di Atas dan di Bawah NAB Tenaga Kerja CV Gion & Rahayu Kartasura”. Penyusunan skripsi ini disusun dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan di Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak H.A.A Subijanto, Prof, Dr., dr., MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program Diploma Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ibu Eti Poncorini Pamungkasari, dr., MPd.Ked selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
4.
Bapak Agus Widiyatmo, SE selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
6.
Bapak Sugiono dan Sri Rahayu selaku pemilik CV Gion & Rahayu Kartasura yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan semua tenaga kerja CV Gion & Rahayu yang telah membantu dalam penelitian ini.
7.
Seluruh Staff Program D.IV Kesehatan Kerja terimakasih atas bimbingannya.
8.
Bapak, Ibu, Kakak, dan Adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan.
9.
Anik, Astrid, Nino, dan Nita yang telah menghibur, menemani, dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman di D.IV Kesehatan Kerja dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
ii
ABSTRAK .......................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iv
DAFTAR ISI....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL............................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................
1
A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .................................................................
5
LANDASAN TEORI ....................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................
6
B. Kerangka Pemikiran...............................................................
19
C. Hipotesis.................................................................................
19
METODE PENELITIAN..............................................................
20
A. Jenis Penelitian.......................................................................
20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
20
C. Subjek penebilian ...................................................................
20
D. Teknik Sampling ....................................................................
21
E. Identifikasi variabel penelitian ..............................................
21
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian...............................
22
G. Desain Penelitian....................................................................
25
H. Instrumen Penelitian...............................................................
26
I.
28
BAB II
BAB III
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN...................................................................
29
A. Gambaran Umum Perusahaan.................................................
29
B. Karakteristik Subjek Penelitian...............................................
31
C. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tempat Kerja .........
31
D. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja....................
32
E. Uji Perbedaan Tekanan Darah ................................................
34
PEMBAHASAN ...........................................................................
36
A. Karakteristik Subjek Penelitian...............................................
36
B. Intensitas Kebisingan Tempat Kerja .......................................
37
C. Analisis Tekanan Darah Tenaga Kerja ...................................
38
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
41
A. Kesimpulan ............................................................................
41
B. Saran.......................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
43
BAB V
BAB VI
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Pemaparan yang Diperkenankan di Tempat Bising ...............
9
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia.................................
31
Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-rata Intensitas Kebisingan............................
31
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja ...............
33
Tabel 5. Hasil Pengukuran Selisih Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja ...
34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran.......................................................................
19
Gambar 2. Desain Penelitian............................................................................
25
Gambar 3. Sound Level Meter..........................................................................
26
Gambar 4. Sphygmomanometer/Tensimeter digital.........................................
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 2.
Kuesioner Penjaringan Sampel
Lampiran 3.
Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan
Lampiran 4.
Hasil Perhitungan Rata-rata Intensitas Kebisingan
Lampiran 5.
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Bagian Finishing
Lampiran 6.
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Bagian Packing
Lampiran 7.
Uji Normalitas Selisih Tekanan Darah Rata-rata Bagian Finishing
Lampiran 8.
Uji Normalitas Selisih Tekanan Darah Rata-rata Bagian Packing
Lampiran 9.
Uji Independent Samples T-Test untuk Usia Tenaga Kerja Bagian Finishing dan Packing
Lampiran 10. Uji Independent Samples T-Test untuk Selisih Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja Bagian Finishing dan Packing Lampiran 11. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 12. Foto Penelitian Lampiran 13. Gambar Ear plug
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia yang dilaksanakan dewasa ini meliputi pembangunan dalam segala aspek kehidupan, dimana tenaga kerja menempati posisi yang sangat penting dalam proses pembangunan, tenaga kerja sebagai modal utama, pelaksana dan tujuan dari pembangunan. Perkembangan dunia industri dewasa ini membawa suatu perubahan terhadap perekonomian negara maupun terhadap kesejahteraan pekerja. Penggunaan peralatan yang mutakhir di satu sisi akan memberi kemudahan terhadap proses produksi namun di sisi lainnya memiliki kemungkinan untuk meningkatkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang timbul akibat hubungan kerja. Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi (Suma’mur, 1996:48 ). Faktor fisik di tempat kerja meliputi kebisingan, penerangan, tekanan panas, radiasi, dan getaran mekanis (Suma’mur, 1996). Lingkungan kerja yang bising dapat menyebabkan tenaga kerja mengalami gangguan konsentrasi, gangguan komunikasi,
gangguan
berfikir,
penurunan
kemampuan
kerja,
emosi
meningkat, otot menjadi tegang dan metabolisme tubuh menjadi meningkat (Ambar W. Roestam, 2004). Kebisingan tidak hanya berpengaruh terhadap
kualitas kerja tetapi juga berpengaruh terhadap tenaga kerja (A. M. Sugeng Budiono, 2003:33). Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia (Dwi P. Sasongko dan Hadiyarto A., 2000:1). Pada umumnya kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-lebih yang terputus-putus atau yang datangnya secara tiba-tiba dan tidak terduga (Suma’mur, 1996:57). Menurut Dwi P. Sasongko dan Hadiyarto A., (2000:21) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan selain kerusakan pada indera pendengaran, kebisingan juga menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta sistem jantung dan peredaran darah. Gangguan mental emosional berupa terganggunya kenyamanan hidup, mudah marah dan menjadi lebih peka atau mudah tersinggung. Melalui mekanisme hormonal yaitu diproduksinya hormon adrenalin, dapat meningkatkan frekuensi detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Kejadian ini termasuk gangguan kardiovaskuler. Pada tempat-tempat industri, salah satu yang berbahaya terhadap pendengaran manusia ialah suara bising yang ditimbulkan oleh suara mesin pabrik atau suara-suara lain yang ditimbulkan oleh pekerjaan-pekerjaan pada industri tersebut. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dBA selama 8 jam kerja dalam sehari.
Oleh karena pentingnya peranan tenaga kerja yang strategis didalam pembagunan tersebut maka dampak negatif tersebut harus dapat ditekan sekecil mungkin, dalam usaha memelihara sumber daya manusia/tenaga kerja agar mereka berada dalam kondisi yang sebaik-baiknya sehingga mampu bekerja secara optimal. Pada survey awal yang dilakukan di CV Gion & Rahayu Kartasura yaitu sebuah industri pabrik mebel rotan dan kayu yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 60 orang. Pada survey ini, penulis melakukan pengukuran intensitas kebisingan dan terdapat ruang/tempat kerja dengan intensitas kebisingan di atas NAB, yaitu di bagian finishing yang intensitasnya berkisar antara 90-97 dBA dan tempat kerja dengan intensitas kebisingan di bawah NAB, yaitu di bagian packing yang intensitasnya berkisar antara 71-76 dBA. Tenaga kerja bekerja selama 8 jam sehari dari pukul 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam. Unit finishing dalam CV Gion & Rahayu Kartasura adalah untuk proses penyemprotan vernis. Sumber kebisingan pada bagian finishing tersebut adalah mesin kompresor untuk menyemprotkan vernis. Sedangkan unit packing adalah untuk mengemas barang-barang yang telah jadi. Sebagian besar tenaga kerja di kedua tempat tersebut tidak memakai alat pelindung telinga. Kebisingan dengan intensitas yang cukup tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi, gangguan keseimbangan dan
ketulian. Gangguan fisiologis diantaranya adalah peningkatan tekanan darah (Soeripto, 1994). Kenaikan tekanan darah yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama akan dapat menimbulkan gangguan atau penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kenaikan tekanan darah, seperti hipertensi dan penyakit jantung. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan maka penulis mengadakan penelitian mengenai “Perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura”.
B. Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura?
C. Tujuan Penelitian 1. Umum Untuk mengkaji perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura.
2. Khusus a. Untuk mengetahui pengukuran intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB pada CV Gion & Rahayu Kartasura. b. Untuk mengetahui tekanan darah tenaga kerja di bagian finishing dan bagian packing CV Gion & Rahayu Kartasura.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis: Diharapkan sebagai pengkajian teori bahwa intensitas kebisingan dapat menyebabkan perbedaan tekanan darah. 2. Aplikatif: a. Diharapkan manajemen perusahaan dapat meminimalisasi kebisingan yang ditimbulkan dari mesin-mesin yang sedang beroperasi. b. Diharapkan pimpinan perusahaan menyediakan alat pelindung diri (APD) telinga secara cuma-cuma yang sesuai standar untuk digunakan oleh tenaga kerja. c. Diharapkan tenaga kerja menyadari pentingnya alat pelindung diri dan bersedia menggunakan alat pelindung telinga untuk melindungi dari bahaya kebisingan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bunyi Bunyi atau suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang yang merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan juga tekanan udara (Soeripto, 1994). Bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai kebisingan (Suma’mur, 1996). Kualitas suatu bunyi ditentukan oleh frekuensi dan intensitasnya (Suma’mur P.K., 1996:57). Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik/Hertz (Hz). Suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang-gelombang sederhana dari beraneka frekuensi. Intensitas atau arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam desibel (dB) dengan memperbandingkannya dengan kekuatan dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang tepat didengar oleh telinga manusia, dinyatakan dengan rumus: SPL = 2010 log Dengan:
P P0
SPL (sound pressure level) P
= aras tekanan suara (dB)
= tegangan suara yang bersangkutan (Pa)
Po = tegangan suara standar (0,0002 dyne/cm2 = 2x10-5 Pa)
2. Pengertian Kebisingan a. Definisi Bising Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai rangsanganrangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis manakala bunyi-bunyi tersebut tidak diinginkan (Suma’mur P.K., 1996:57). Pengertian bising yang lain bahwa bising adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmenaker No 51 tahun 1999). Kebisingan dalam kesehatan kerja diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan ambang pendengaran), maupun kualitatif berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu (Sukotjo Danusastro, 2004). Kebisingan dapat diartikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia (Dwi P Sasongko dan Hadiyarto A., 2000:1). Pengaruh dari pemajanan kebisingan pada intensitas yang melebihi NAB sudah jelas yaitu berupa kehilangan daya dengar baik sementara maupun permanen. Semakin tinggi intensitas dan semakin lama terpajan kebisingan maka akan semakin tinggi ambang dengarnya (Grandjean, 1993).
Penghitungan rata-rata kebisingan sesaat (Lek)
Lek = 10 log 1/N (n1 x 10L1/10 + n2 x 10L2/10 + n3 x 10L3/10 +.....+ nn x 10Ln/10)dBA N
= jumlah kejadian/jumlah data pengukuran.
n
= frekuensi kemunculan Ln
b. Jenis-jenis Kebisingan Menurut Suma’mur (1996) jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi 5 jenis yaitu: 1) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (Steady state, Wide band noise). Misal: mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar. 2) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (Steady state, narrow band noise). Misal: gergaji sirkulet, katup gas 3) Kebisingan terputus-putus (intermitten). Misal: lalu lintas, suara kapal terbang 4) Kebisingan impulsive (impact impulsive noise). Misal: tembakan bedil, meriam 5) Kebisingan impulsive berulang. Misal: mesin tempa, pandai besi c. NAB (Nilai Ambang Batas) Berdasarkan KEPMENAKER No. KEP 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisika di Tempat Kerja yang menyebutkan Nilai Ambang Batas untuk pemajanan 8 jam per hari atau
40 jam dalam satu minggu adalah sebesar 85 dBA (A.M. Sugeng Budiono 2003:34). Berikut adalah pedoman pemaparan terhadap kebisingan (NAB Kebisingan) berdasarkan lampiran II Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja. Tabel 1. Waktu Pemaparan yang Diperkenankan di Tempat Bising Waktu pemajanan per hari 8 Jam 4 2 1 30 Menit 15 7,5 3,75 0,94 28,12 Detik 14,06 1,88 7,03 3,52 1,76 0,88 0,44 0,22 0,11 Sumber: Gempur Santoso, 2004
Intensitas kebisingan dalam dBA 85 88 91 94 97 100 103 106 112 115 118 109 121 124 127 130 133 136 139
d. Pengaruh Kebisingan Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan pada indera-indera pendengar yang menyebabkan ketulian (Suma’mur, 1996:61). Menurut Dwi P Sasongko dan Hadiyarto A. (2000:16-21) pengaruh kebisingan terhadap manusia tergantung pada
karakteristik fisis, waktu berlangsung, dan waktu kejadiannya. Pengaruh tersebut berbentuk gangguan yang dapat menurunkan kesehatan, kenyamanan, dan rasa aman manusia. Beberapa bentuk gangguan yang diakibatkan oleh kebisingan adalah sebagai berikut: 1) Gangguan Pendengaran Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang berhubungan dengan komunikasi audio/suara. Alat pendengaran yang berbentuk telinga berfungsi sebagai fonoreseptor yang mampu merespons suara pada kisaran antara 0-140 dBA tanpa menimbulkan rasa
sakit.
Kerusakan
pendengaran
(dalam
bentuk
ketulian)
merupakan penurunan sensitivitas yang berlangsung secara terusmenerus. Tindak pencegahan terhadap ketulian akibat kebisingan memerlukan kriteria yang berhubungan dengan tingkat kebisingan maksimum dan lamanya kebisingan yang diterima. 2) Gangguan Percakapan Kebisingan
bisa
mengganggu
percakapan
sehingga
mempengaruhi komunikasi yang berlangsung (tatap muka/via telepon). 3) Gangguan Psikologis Kebisingan bisa menimbulkan gangguan psikologis seperti kejengkelan, kecemasan, dan ketakutan. Gangguan psikologis akibat kebisingan tergantung pada intensitas, frekuensi, periode, saat dan
lama
kejadian,
kompleksitas
spektrum/kegaduhan
dan
ketidakteraturan kebisingan. 4) Gangguan Produktivitas kerja Kebisingan dapat menimbulkan gangguan terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan seseorang memulai gangguan psikologis dan gangguan konsentrasi sehingga menurunkan produktivitas kerja. 5) Gangguan Kesehatan Kebisingan berpotensi untuk mengganggu kesehatan manusia apabila terpapar suara dalam suatu periode yang lama dan terusmenerus. Selain gangguan terhadap sistem pendengaran, kebisingan juga dapat menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta meningkatkan frekuensi detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. e. Pengendalian Kebisingan Untuk pengendalian intensitas kebisingan secara baik terhadap sebuah sumber bising atau mesin, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah pengukuran intensitas bunyi pada sumber, menentukan sasaran atau tingkat intensitas bunyi yang diinginkan, menghitung pengurangan
bising
yang
diperlukan
dan
penerapan
teknologi
pengendalian kebisingan (Soeripto, 1994). Menurut Suma’mur (1996:67-68) Kebisingan dapat dikendalikan dengan: 1) Menempatkan peredam pada sumber getaran, tetapi umumnya hal itu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan mesin baru.
2) Penempatan penghalang pada jalan transmisi.
Isolasi tenaga
kerja/mesin adalah usaha untuk mengurangi kebisingan. Bahanbahan yang dipakai harus mampu menyerap suara dan bahan penutup dibuat cukup berat dan lapisan dalam terbuat dari bahan yang menyerap sinar, agar tidak terjadi getaran yang lebih hebat. 3) Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga. Alat-alat ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 20-25 dB.
3. Tekanan Darah a. Pengertian Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan kembali ke jantung (pembuluh balik) (Lanny Sustrani, 2004:13). Sedangkan menurut Smith (1991:5) tekanan darah adalah ukuran dari tekanan sistolik yang berpengaruh pada darah karena kontraksi otot jantung dan kekuatan atau tekanan diastolik pada dinding pembuluh darah yang lebih kecil yang mengalirkan darah dan yang mempercepat jalannya darah pada waktu jantung mengendur antar denyut. Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan darah ke seluruh tubuh (Beevers, 2002:10). Tekanan darah berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap setiap satuan daerah dinding pembuluh tersebut. Bila orang mengatakan bahwa tekanan dalam suatu pembuluh adalah 50 mmHg, ini berarti bahwa
tenaga yang digunakan tersebut akan cukup mendorong suatu kolom air raksa ke atas setinggi 50 mmHg (Guyton, 1987:165). Tekanan dalam aorta dan arteria branchialis dan arteria besar lainnya pada manusia dewasa mudah meningkat sampai nilai puncak (tekanan sistolik) kira-kira 120 mmHg waktu tiap siklus jantung karena jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta. Dan turun sampai nilai minimum (tekanan diastolik) kira-kira 70 mmHg. Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik di atas tekanan diastolik misalnya 120/70 mmHg (Guyton dan Hall, 1997:206). b. Macam Tekanan Darah 1) Tekanan Darah Normal Menurut WHO tekanan darah dikatakan normal apabila terbaca sekitar 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Seorang dikatakan mempunyai tekanan darah normal bila catatan tekanan darah untuk sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg (Guyton dan Hall, 1997:219). Besarnya tekanan darah normal menurut Oktia Woro KH. dkk (1999:12) adalah: a) Pada usia 15-20 tahun keatas: 90-120/60-80 mmHg, b) Pada usia 30-40 tahun : 110-140/70-90 mmHg, c) Pada usia 50 tahun: 120-150/70-90 mmHg.
2) Tekanan Darah Rendah Tekanan darah rendah yaitu catatan ukuran tekanan darah dibawah tekanan darah normal (Smith, 1991:6). Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah bila catatan tekanan darah untuk yang normal tetap di bawah 100/60 mmHg, tekanan sistolik <100 mmHg dan diastolik < 60 mmHg (Watson, 2002:265). 3) Tekanan Darah Tinggi Tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya (Lanny Sustrani, 2004:12). Tekanan darahnya selalu terbaca diatas 140/90 mmHg. Pada umumnya gejala hipertensi tidak diketahui dengan pasti. Gejala penyakit ini bisa diketahui setelah timbul komplikasi pada organ lain. Gejala hipertensi itu antara lain: sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil, terutama di malam hari, telinga berdenging, vertigo (Lanny Sustrani, 2004:12). Adapun klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII tahun 2003 adalah sebagai berikut: a) Tekanan darah normal : tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg;
b) Pre hipertensi : tekanan sistolik 120-139 mmHg dan tekanan diastolik 80-90 mmHg; c) Hipertensi, ada dua macam yaitu : (1) Stadium I : tekanan sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastolik 90-99 mmHg; (2) Stadium II : tekanan sistolik ≥160 mmHg dan tekanan diastolik ≥100 mmHg. 4) Tekanan Darah Rata-rata Menurut Guyton dan Hall (1997:223) antara tekanan sistole dan diastole ada yang dinamakan tekanan darah rata-rata, yang angkanya lebih mendekati tekanan diastolik daripada tekanan sistolik. Karena sistolik lebih pendek daripada diastole. Tekanan darah ratarata sedikit kurang daripada nilai-nilai tengah antara tekanan sistole dan diastole. Tekanan rata-rata menurun dengan cepat sampai kirakira 5 mmHg pada akhir arteriol. Besarnya penurunan tekanan sepanjang arteriol sangat berbeda-beda tergantung apakah mereka kontriksi/dilatasi. Besar nilai pada orang dewasa kira-kira 90 mmHg yang sedikit lebih kecil dari rata-rata tekanan sistole 120 mmHg dan tekanan diastole 80 mmHg. Tekanan darah rata-rata menurut Jan Tambayong (2001:25) dirumuskan sebagai berikut: TR = TD + 1/3 ( TS – TD ) mmHg Keterangan : TR
= Tekanan darah rata-rata
TD
= Tekanan diastolik
TS
= Tekanan sistolik
Tekanan rata-rata inilah
yang sesungguhnya menjadi
pendorong mengalir darah yang lebih lama terpengaruh untuk tekanan diastolik daripada tekanan sistolik. Peningkatan/penurunan darah rata-rata akan mempengaruhi homeostatis dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada system transpor oksigen, karbondioksida dan hasil-hasil metabolisme lainnya. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah Menurut Imam Parsudi (1991), faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah: 1.
Olah raga terutama yang menggunakan otot lengan. Latihan kerja yang lama akan menurunkan tekanan sistolik yang progresif sehingga mudah lelah.
2.
Umur. Semakin tua tekanan sistolik semakin tinggi biasanya dihubungkan
dengan
timbulnya
arteiosklerosis
kira-kira
sepersepuluh dan orang tua meningkat di atas 200 mmHg. 3.
Jenis Kelamin. Pada wanita sebelum menopause 5-10 mmHg lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya tinggi.
4.
Anemia berat akan menyebabkan viskositas darah turun 1-2,5 kali viskositas normalnya 3 kali sehingga menyebabkan meningkatkan beban kerja jantung yang akan menaikkan tekanan arteri.
5.
Emosi, takut, cemas biasanya tekanan darahnya akan naik.
6.
Penyakit ginjal, penyakit hipertensi akan menyebabkan suplai vaskuler berkurang atau berkurangnya filtrasi glomerolus yang akan menyebabkan hipertensi.
7.
Pemakaian garam pada makanan. Respon individu terhadap pemakaian garam sangat bervariasi, pembatasan garam sangat membantu dalam mengontrol tekanan darah.
8.
Merokok. Meskipun tidak terdapat hubungan merokok dalam hipertensi namun merokok merupakan faktor risiko mayor terhadap penyakit kardiovaskuler.
9.
Minum alkohol. Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap otot anti hipertensi.
10. Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara akut namun secara cepat ditoleransi oleh procesor effect. 11. Pemakaian obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral dekongestan hidung, obat anti flu dll karena jenis obat ini dapat meningkatkan tekanan darah. 12. Faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap tekanan darah seperti suhu ruangan dan kebisingan karena dapat mempengaruhi gangguan tidur dan efek syaraf otonom.
4. Hubungan antara Bising dengan Tekanan Darah Menurut Dwi P. Sasongko dan Hadiyarto A. (2000:21) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan selain kerusakan pada indera pendengaran, kebisingan juga menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta sistem jantung dan peredaran darah. Gangguan mental emosional berupa terganggunya kenyamanan hidup, mudah marah dan menjadi lebih peka atau mudah tersinggung. Melalui mekanisme hormonal yaitu diproduksinya hormon adrenalin, dapat meningkatkan frekuensi detak jantung dan meningkatkan
tekanan
darah.
Kejadian
ini
termasuk
gangguan
kardiovaskuler. Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apabila terputus-putus
atau
datangnya
tiba-tiba.
Gangguan
dapat
berupa
peningkatan tekanan darah (10 mmHg), nadi menjadi cepat naik, emosi meningkat, vaso kontruksi pembuluh darah naik, pucat, otot tegang atau metabolisme tubuh meningkat seperti keringat meningkat dan menjadi kurus (Astra Green company, 2002). Pada pemaparan bising atau suara jangka pendek dapat mengakibatkan perubahan volume darah perifer rata-rata dari jari-jari, hasilnya bahwa makin tinggi intensitas suara makin berat vasokonstriksi perifer dan maksimalnya dicapai pada intensitas suara 102 dB (A) setelah pemaparan selama 16 detik , dengan berubahnya volume darah perifer dari jari-jari maka tekanan darah juga berubah. Sedang pada pemaparan bising jangka panjang akan terjadi stress psikis yang ditandai naiknya kadar
katekolamin dalam urin. Karena stress psikis tadi maka terjadi reaksi siaga sehingga aktifitas tonus simpatis naik yang pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah (Burn dalam Sujata, 1990).
B. Kerangka Pemikiran Intensitas kebisingan
Rangsangan Psikis –
– Masa kerja
Usia dan Jenis kelamin
–
Tonus Saraf Simpatik
Riwayat penyakit dan Kondisi
Naik
– Kebiasaan merokok dan minum alkohol
kesehatan –
– Konsumsi obat-obatan
–
Kondisi psikologis
Isi Curah Jantung Naik
Sikap kerja dan Beban kerja
Tekanan Darah Naik Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Ada Perbedaan Tekanan Darah Rata-rata pada Intensitas Kebisingan di Atas dan di Bawah NAB Tenaga Kerja CV Gion & Rahayu Kartasura.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sumadi Suryabrata, 1989). Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 1993).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di bagian finishing dan bagian packing CV Gion & Rahayu Kartasura pada bulan April 2010.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah tenaga kerja bagian finishing dan bagian packing CV Gion & Rahayu Kartasura dengan anggota populasi sebanyak 60 orang.
D. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling, yang merupakan teknik sampling non random. Purposive sampling yang berarti pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2004), dalam pemilihan sampel pada penelitian ini digunakan kriteria sebagai berikut: 1. Jenis kelamin
: Laki-laki
2. Usia
: 30-49 tahun
3. Tidak mempunyai riwayat penyakit pendengaran, penyakit anemia, penyakit ginjal dan penyakit hipertensi sebelumnya. 4. Tidak sedang mengkonsumsi obat tertentu. Dalam penelitian ini didapatkan 32 orang tenaga kerja yang memenuhi kriteria inklusi, dari kelompok terpapar bising di atas NAB sebanyak 16 orang dan kelompok terpapar bising di bawah NAB sebanyak 16 orang.
E. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas kebisingan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah selisih tekanan darah rata-rata.
3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Variabel pengganggu terkendali: jenis kelamin, usia, riwayat penyakit pendengaran, penyakit ginjal, penyakit anemia, penyakit hipertensi dan tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan dengan cara mengisi lembar pertanyaan yang telah disediakan dan pengakuan secara langsung oleh tenaga kerja. b. Variabel pengganggu tidak terkendali: kondisi psikologis.
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Kebisingan Kebisingan dalam penelitian ini adalah suara yang dihasilkan oleh mesin kompresor untuk menyemprot vernis pada mebel rotan dan kayu. Dalam penelitian ini yang diukur adalah intensitas kebisingan di bagian finishing dan bagian packing CV Gion & Rahayu Kartasura dengan menggunakan: Alat ukur
: Sound Level Meter
Satuan
: db(A)
Hasil
: Di bawah NAB dan di atas NAB
Hasil pengukuran intensitas kebisingan dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu di atas NAB dan di bawah NAB. NAB berdasarkan Kepmenaker No 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja yaitu untuk kebisingan di tempat kerja rata-rata 85 db(A)
untuk waktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Skala pengukuran
: Ordinal
b. Tekanan Darah Rata-rata Sebelum dan Sesudah Bekerja Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan dari darah untuk memompa darah ke suluruh tubuh setiap satuan luas dinding pembuluh darah. Untuk mengetahui tekanan darah tenaga kerjanya yaitu melalui pengukuran langsung kepada tenaga kerjanya yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan: Alat ukur
: Sphygmomanometer/Tensimeter digital
Satuan
: mmHg
Waktu pengukuran : Sebelum bekerja dan sesudah bekerja Hasil Pengukuran
: Tekanan darah rata-rata sesudah bekerja dikurangi tekanan darah rata-rata sebelum bekerja.
Skala pengukuran
: Interval
c. Umur Umur adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran, hingga saat penelitian dilakukan, yang dihitung dalam tahun. Data yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner penjaringan sampel dan identitas diri tenaga kerja. Umur tenaga kerja yang diteliti yaitu sekitar 30-49 tahun. Berdasarkan teori yang ada pada umur 30-49 tahun maka tekanan darah normalnya masih sama.
d. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah identitas seseorang, laki–laki atau perempuan yang dapat kita lihat secara visual. Jenis kelamin subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laki-laki. e. Penyakit ginjal, anemia, hipertensi adalah semua penyakit yang dapat mempengaruhi tekanan darah sehingga tekanan darah tidak normal. Riwayat penyakit tersebut dapat diketahui dari hasil kuesioner dan wawancara terhadap tenaga kerja. f. Penyakit Pendengaran Penyakit pendengaran adalah semua jenis penyakit yang mengganggu pendengaran tenaga kerja sehingga tidak bisa mendengarkan suara dengan normal. Untuk mengetahui pendengaran tenaga kerja masih normal atau tidak yaitu dari pengakuan tenaga kerja itu sendiri dan dengan melakukan wawancara tanpa ada kesulitan komunikasi. g. Minum Obat-obatan Tertentu Minum obat-obatan tertentu adalah mengkonsumsi obat-obatan tertentu dikarenakan terkena penyakit sesuatu, sehingga tenaga kerja harus melakukan terapi dengan minum obat. Hal tersebut dapat kita ketahui dari hasil kuesioner dan wawancara terhadap tenaga kerja.
G. Desain Penelitian Populasi Purposive Sampling Subjek
Kebisingan
Kebisingan
di atas NAB
di bawah NAB
Selisih tekanan darah rata-rata sebelum dan sesudah bekerja (X1)
Selisih tekanan darah rata-rata sebelum dan sesudah bekerja (X2) Independent Sample T-test Gambar 2. Desain Penelitian
Keterangan: X1
: Selisih tekanan darah rata-rata sebelum dan sesudah bekerja (intensitas kebisingan di atas NAB)
X2
: Selisih tekanan darah rata-rata sebelum dan sesudah bekerja (intensitas kebisingan di bawah NAB)
H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah: 1. Sound level meter, yaitu alat untuk mengukur intensitas kebisingan. Merek alat
: Sound Level Meter RION NA-20
Satuan
: dBA
Gambar alat
:
Gambar 3. Sound Level Meter Cara pengukuran : a. Pasang baterai b. Cek voltase 1) Putar switch ke “BATT”. 2) Jika jarum masih dalam daerah “BATT” berarti baterai dalam keadaan baik. c. Kalibrasi Mengkalibrasi alat dengan memutar switch ke arah “CALL”, sehingga jarum menunjukkan tanda kalibrasi.
d. Pengukuran 1) Putar switch ke A. 2) Putar FILTER-CAL-INT ke arah INT. 3) Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur. 4) Gunakan Meter Dynamic Characteristic Selector Switch “FAST” karena jenis kebisingannya continue. 5) Catat hasil pengukuran. 6) Selesai pengukuran, switch diarahkan ke tanda “Off” dan baterai dilepas 2. Sphygmomanometer/Tensimeter digital, yaitu alat untuk mengukur tekanan darah. Merek alat
: Hartmann
Satuan
: mmHg
Gambar alat
:
Gambar 3. Sphygmomanometer/Tensimeter digital Cara pengukuran : a. Menyiapkan peralatan dan tenaga kerja yang akan diukur dalam posisi duduk dan tangan diatas meja.
b. Lengan kanan atas dibalut manset. c. Tekan tombol “Start” dan manset akan terisi udara. d. Tunggu sampai angka hasil pengukuran muncul pada display. e. Catat hasil pengukuran. 3. Lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian. 4. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran. 5. Kamera digital, yaitu alat untuk mengambil dokumentasi sebagai bukti penelitian selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini
peneliti
menggunakan camera digital Sony DSC-T30.
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Ttest dengan menggunakan program komputer SPSS versi 11.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut: a. Jika p value 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. b. Jika p value > 0,01 tetapi 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Handoko Riwidikdo, 2008).
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan CV Gion & Rahayu adalah perusahaan menengah yang bergerak dibidang furniture produk kayu dan rotan. Usaha yang berdiri pada tahun 1995 dengan asal nama dari pemilik perusahaan yaitu “Giono dan Sri Rahayu”, pada awal berdiri perusahaan ini bertujuan untuk memenuhi pesanan (make to order) dari perusahaan lokal yang ada di sekitar Surakarta, Semarang dan Yogyakarta. Tahun 1999 perusahaan mulai membuka peluang pasar internasional karena ketertarikan sebuah perusahaan asal Belanda yang bernama Henkscram Meublen Colonial pada produk mereka atas pertimbangan desain serta kualitas yang baik. Ekspor produk pertama kali tidak dilakukan sendiri oleh perusahaan, karena perusahaan belum bisa melaksanakan sendiri maka kegiatan ekspor tersebut dibantu oleh sebuah agen ekspor di Klaten. Dikarenakan permintaan dari perusahaan yang ada di luar negeri semakin bertambah, maka perusahaan memutuskan untuk melaksanakan sendiri kegiatan ekspornya yang berada di bawah tanggung jawab Departemen Ekspor Tetap, yang dilaksanakan langsung oleh manajer pemasaran dibantu oleh beberapa tenaga administrasi. Sejak saat itu perusahaan mengalami peningkatan penjualan 11%-12% pada tahun 2003-2005 dikarenakan permintaan dari luar negeri semakin
banyak. Sampai dengan tahun 2007, perusahaan telah melakukan ekspor ke beberapa negara diantaranya Belanda, Australia, Amerika Serikat, Philipina, Inggris, Venezuela dan Spanyol. Perusahaan CV Gion & Rahayu berlokasi di Mangkuyudan RT. 02/RW. 03 NO. 103 Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo. Semakin pesatnya pertumbuhan membuat perusahaan lebih memantapkan usahanya sebagai eksportir dengan menjadi salah satu perusahaan mebel terbesar di daerah Sukoharjo. Kegiatan proses bisnis CV Gion & Rahayu tidak melakukan proses produksi dari bahan mentah sampai produk jadi. Selama ini perusahaan bekerjasama dengan pengrajin-pengrajin kayu di daerah Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Klaten. Order yang diterima CV Gion & Rahayu kemudian dilimpahkan ke pengrajin untuk dibuat produk setengah jadi. CV Gion & Rahayu menugaskan personilnya melakukan pengawasan mulai dari pemilihan bahan baku sampai kegiatan proses produksi dari pengrajin untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Setelah produk setengah jadi lolos inspeksi kemudian di kirim ke CV Gion & Rahayu untuk dilakukan kegiatan finishing barang setengah jadi menjadi produk jadi sampai kegiatan packing. Bahan baku yang digunakan terdiri dari kayu jati, kayu mahoni, kayu mindi dengan kombinasi rotan, enceng gondok, pelepah pisang, bambu, oscar, dan dari bahan kulit. Jenis produk yang dihasikan antara lain: meja, kursi, lemari, cabinet (lemari kecil atau laci kecil), tempat tidur, pentagon atau kursi malas, food cover atau penutup makanan, monaco atau kursi makan yang berbentuk kecil.
B. Karakteristik Subjek Penelitian Pada penelitian ini usia minimal responden adalah 30 tahun dan usia maksimal responden adalah 49 tahun. Sedangkan jenis kelamin dari tenaga kerja yang menjadi sampel adalah laki-laki. Hasil wawancara dengan responden dapat dilihat pada lampiran. Adapun sebaran responden berdasar usia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia Umur
Bagian Finishing
(Tahun)
Frekuensi
Bagian Packing
Prosentase
Frekuensi
(%)
Prosentase (%)
30-33
5
25,00
5
31,25
34-37
4
37,50
4
25,00
38-41
3
25,00
3
18,75
42-45
2
6,25
2
12,50
46-49
2
6,25
2
12,50
Jumlah
16
100
16
100
Sumber: Hasil pengukuran pada tanggal 10 April 2010
C. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tempat Kerja Pengukuran intensitas kebisingan pada tempat kerja dilakukan dalam 6 (enam) titik pengukuran. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-rata Intensitas Kebisingan Bagian Rata-rata Intensitas Kebisingan (dBA) Finishing
94,15
Packing
73,83
Sumber: Hasil pengukuran pada tanggal 10 April 2010
Pengukuran kebisingan dilakukan di dua bagian yaitu bagian finishing sebanyak 6 titik dan bagian packing sebanyak 6 titik. Pengukuran dilakukan selama satu hari pada pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Pada pengukuran intensitas kebisingan didapatkan rata-rata intensitas kebisingan pada bagian finishing sebesar 94,15 dBA, sedangkan pada bagian packing sebesar 73,83 dBA. Selama penelitian tidak ada penambahan alat atau mesin-mesin produksi lainnya yang dapat menambah intensitas kebisingan. Mesin produksi yang digunakan pada saat penelitian adalah mesin yang biasanya digunakan seharihari. Jadi intensitas kebisingan pada saat penelitian tidak jauh beda dengan intensitas kebisingan setiap harinya. Untuk hasil pengukuran dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.
D. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Pengukuran tekanan darah dilakukan pada saat sebelum bekerja dan sesudah bekerja. Dari data hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik tersebut kemudian dihitung tekanan darah rata-rata. Tekanan darah rata-rata menurut Jan Tambayong (2001:25) dirumuskan sebagai berikut: TR = TD + 1/3 (TS–TD)
mmHg
Ket: TR = Tekanan Darah Rata-rata TD = Tekanan Darah Diastolik TS = Tekanan Darah Sistolik Berikut adalah hasil pengukuran tekanan darah rata-rata CV Gion & Rahayu Kartasura:
1. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja Bagian Finishing dan Packing di CV Gion & Rahayu Kartasura Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja Tekanan Darah Rata-rata Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja Bagian Tenaga Kerja Bagian No. Finishing (mmHg) Packing (mmHg) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah bekerja bekerja bekerja bekerja 1. 90,66 100,66 93,66 99,00 2.
101,33
148,33
95,66
103,33
3.
98,66
108,66
97,66
101,00
4.
113,33
124,00
89,33
94,66
5.
85,00
98,33
83,66
91,00
6.
96,33
107,00
106,66
108,33
7.
98,66
109,00
95,00
96,66
8.
82,00
95,33
82,33
83,33
9.
122,66
131,00
104,00
112,33
10.
90,00
104,66
84,00
91,33
11.
106,00
128,00
96,33
99,00
12.
97,00
106,33
76,00
83,33
13.
92,00
102,00
99,66
101,00
14.
80,33
118,66
82,66
90,00
15.
91,66
116,33
99,00
102,66
16.
87,66
97,66
96,33
101,33
Rata-rata
95,83
112,25
92,62
97,39
Sumber: Hasil pengukuran pada tanggal 10 April 2010
2. Hasil Pengukuran Selisih Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja Bagian Finishing dan Packing di CV Gion & Rahayu Kartasura Tabel 5. Hasil Pengukuran Selisih Tekanan Darah Rata-rata Tenaga Kerja No. Selisih Tekanan Darah No. Selisih Tekanan Darah Tenaga Kerja Bagian Tenaga Kerja Bagian Finishing Packing 1.
10,00
1.
5,34
2.
47,00
2.
7,67
3.
10,00
3.
3,34
4.
10,67
4.
5,33
5.
13,33
5.
7,34
6.
10,67
6.
1,67
7.
10,34
7.
1,66
8.
13,33
8.
1,00
9.
8,34
9.
8,33
10.
14,66
10.
7,33
11.
22,00
11.
2,67
12.
9,33
12.
7,33
13.
10,00
13.
1,34
14.
38,33
14.
7,34
15.
24,67
15.
3,66
16.
10,00
16.
5,00
Sumber: Hasil pengukuran pada tanggal 10 April 2010 Selisih tekanan darah rata-rata tersebut sebelumnya diuji normalitas dengan uji one sampel kolmogorov-smirnov dan kemudian diuji dengan uji statistik
Independent Samples T-test. Pengukuran jumlah tekanan darah
dengan menggunakan alat Sphygmomanometer/Tensimeter digital dilakukan
pada pukul 07.00 WIB (sebelum kerja) dan pukul 17.00 WIB (sesudah kerja). Untuk hasil pengukuran yang lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.
E. Uji Perbedaan Tekanan Darah Selisih tekanan darah rata-rata tenaga kerja kemudian diuji menggunakan uji statistik independent samples t-test melalui program SPSS versi 11.0 diperoleh: 1. Uji Varians F Hipotesisnya, Ho: Tidak ada beda varians Uji dapat diketahui dari nilai p = 0,003 untuk F = 10,047, yang berarti p < 0,01 dan dikatakan sangat signifikan, maka Ho ditolak atau dengan kata lain varian dari data tersebut secara statistik berbeda. Uji selengkapnya pada lampiran 10. 2. Uji t Hipotesisnya, Ho: Tidak ada perbedaan tekanan darah antar kelompok Hasil uji t berdasarkan asumsi bahwa varian berbeda, sehingga yang dibaca pada kolom Equal variances not assumed dapat diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar 4,013, sedangkan nilai signifikasinya adalah 0,001 yang berarti p < 0,01 dan dikatakan sangat signifikan, hal ini menunjukkan Ho ditolak yang artinya ada perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura. Uji selengkapnya pada lampiran 10.
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian Responden yang dipilih adalah yang berjenis kelamin sama yaitu lakilaki, dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik responden yang hampir sama. Menurut Imam Parsudi (1991) jenis kelamin pada wanita sebelum menopause 5-10 mmHg lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya tinggi. Tenaga kerja yang diteliti atau yang digunakan sebagai sampel adalah yang berusia antara 30-49 tahun. Berdasarkan teori yang ada pada usia 30-49 tahun maka tekanan darah normalnya masih sama (Oktia Woro, 1999:7). Pada hasil penjaringan responden diperoleh frekuensi usia terbanyak pada bagian finishing adalah 34-37 tahun dengan prosentase 37,50%, dan pada bagian packing yaitu usia 30-33 tahun dengan prosentase 31,25%. Dari hasil uji independent samples t-test didapat p = 0,627 sehingga p > 0,05 yang berarti tidak signifikan, maka dapat dikatakan usia tidak menimbulkan perbedaan tekanan darah. Uji selengkapnya pada lampiran 9. Responden yang akan diteliti adalah yang tidak memiliki penyakit anemia berat, karena akan menyebabkan viskositas darah turun 1-2,5 kali viskositas normalnya 3 kali sehingga menyebabkan meningkatkan beban kerja jantung yang akan menaikkan tekanan arteri, tidak memiliki penyakit ginjal
dan penyakit hipertensi karena akan menyebabkan suplai vaskuler berkurang atau berkurangnya filtrasi glomerolus yang akan menyebabkan hipertensi, dan sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral dekongestan hidung, obat anti flu, dll karena jenis obat ini dapat meningkatkan tekanan darah (Imam Parsudi, 1991). Dengan menyamakan karakteristik subjek penelitian dimaksudkan agar perbedaan tekanan darah tenaga kerja disebabkan oleh faktor kebisingan.
B. Intensitas Kebisingan Tempat Kerja Dari hasil pengukuran intensitas kebisingan di dapatkan hasil di bagian finishing dengan intensitas rata-rata 94,15 dBA sedangkan di bagian packing
intensitas
rata-ratanya
adalah
73,83
dBA.
Berdasarkan
KEPMENAKER No. KEP 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisika di Tempat Kerja yang menyebutkan Nilai Ambang Batas untuk pemajanan 8 jam per hari atau 40 jam dalam satu minggu adalah sebesar 85 dBA (A.M. Sugeng Budiono 2003:34), sehingga intensitas kebisingan di bagian finishing dapat dikatakan berada diatas Nilai Ambang Batas (NAB) sedangkan di bagian packing masih dibawah NAB. Tingginya intensitas kebisingan pada bagian finishing disebabkan oleh mesin kompresor yang digunakan untuk menyemprotkan vernis ke mebel hasil produksi. Sedangkan pada bagian packing sumber bising bersumber dari suara percakapan tenaga kerja.
Menurut Dwi P. Sasongko dan Hadiyarto A. (2000:21) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan selain kerusakan pada indera pendengaran, kebisingan juga menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta sistem jantung dan peredaran darah. Gangguan mental emosional berupa terganggunya kenyamanan hidup, mudah marah dan menjadi lebih peka atau mudah tersinggung. Melalui mekanisme hormonal yaitu diproduksinya hormon adrenalin, dapat meningkatkan frekuensi detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Kejadian ini termasuk gangguan kardiovaskuler. Menurut Suma’mur (1996:67-68) Kebisingan dapat dikendalikan dengan: 4) Menempatkan peredam pada sumber getaran, tetapi umumnya hal itu dilakukan dengan penelitian dan perencanaan mesin baru. 5) Penempatan penghalang pada jalan transmisi. Isolasi tenaga kerja/mesin adalah usaha untuk mengurangi kebisingan. Bahan-bahan yang dipakai harus mampu menyerap suara dan bahan penutup dibuat cukup berat dan lapisan dalam terbuat dari bahan yang menyerap sinar, agar tidak terjadi getaran yang lebih hebat. 6) Proteksi dengan sumbat atau tutup telinga. Alat-alat ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 20-25 dBA.
C. Analisis Tekanan Darah Tenaga Kerja Tekanan darah tenaga kerja diukur dengan Sphygmomanometer /Tensimeter digital. Pengukuran dilakukan pada saat sebelum bekerja dan sesudah bekerja. Tekanan darah dihitung menggunakan rumus tekanan darah
rata-rata kemudian dicari selisihnya dengan cara tekanan darah rata-rata sesudah bekerja dikurangi tekanan darah rata-rata sebelum bekerja. Dari hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa tekanan darah rata-rata sebelum dan sesudah kerja pada bagian bagian finishing mengalami kenaikan, yaitu tekanan darah rata-rata sebelum kerja 95,83 mmHg dan sesudah kerja 112,25 mmHg, untuk uji normalitas selisih tekanan darah rata-rata pada bagian finishing dengan uji one sampel kolmogorov-smirnov diperoleh harga signifikasi sebesar 0,089 dimana harga ini dibandingkan dengan α = 0,05, sehingga signifikasi (p > 0,05) maka data berdistribusi normal. Uji selengkapnya pada lampiran 7. Pada bagian packing juga mengalami kenaikan, tapi kenaikannya tidak begitu tinggi yaitu tekanan darah rata-rata sebelum kerja 92,62 mmHg dan sesudah kerja menjadi 97,39 mmHg, untuk uji normalitas selisih tekanan darah rata-rata pada bagian packing dengan uji one sampel kolmogorovsmirnov diperoleh harga signifikasi sebesar 0,463 dimana harga ini dibandingkan dengan α = 0,05, sehingga signifikasi (p > 0,05) maka data berdistribusi normal. Uji selengkapnya pada lampiran 8. Untuk
mengetahui
perbedaan
tekanan
darah
pada
intensitas
kebisingan di atas dan di bawah NAB tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan uji statistik independent samples t-test. Dari hasil analisa data dengan independent samples t-test didapatkan hasil p = 0,001 yang artinya sangat signifikan ( p < 0,01) pada taraf sangat signifikasi 1% untuk hipotesis dua ekor dengan t hitung 4,013. Maka Ho
ditolak yang artinya ada perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura. Uji selengkapnya pada lampiran 10. Hal tersebut membuktikan bahwa terpapar kebisingan yang melebihi nilai ambang batas (NAB) akan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Eva Hermawati (2006) yang menyebutkan bahwa kebisingan mengganggu perhatian, sehingga konsentrasi dan kesigapan mental menurun. Efek pada persyarafan otonom terlihat sebagai kenaikan tekanan darah, percepatan denyut jantung, pengerutan pembuluh darah kulit, bertambah cepatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan. Menurut Dwi P. Sasongko dan Hadiyarto A. (2000:21) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan selain kerusakan pada indera pendengaran, kebisingan juga menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta sistem jantung dan peredaran darah. Gangguan mental emosional berupa terganggunya kenyamanan hidup, mudah marah dan menjadi lebih peka atau mudah tersinggung. Melalui mekanisme hormonal yaitu diproduksinya hormon adrenalin, dapat meningkatkan frekuensi detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Kejadian ini termasuk gangguan kardiovaskuler.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan tekanan darah rata-rata pada intensitas kebisingan di atas dan di bawah NAB tenaga kerja CV Gion & Rahayu Kartasura (p = 0,001). 2. Intensitas kebisingan tempat kerja pada bagian finishing melebihi nilai ambang batas (NAB) yang diperkenankan, yaitu rata-ratanya 94,15 dBA, sedangkan pada bagian packing intensitas kebisingannya tidak melebihi NAB, yaitu 73,83 dBA. 3. Rata-rata tekanan darah pada bagian finishing rata-rata tekanan darahnya sebelum kerja adalah 95,83 mmHg dan sesudah kerja 112,25 mmHg, sedangkan pada bagian packing sebelum kerja adalah 92,62 mmHg dan sesudah kerja 97,39 mmHg
B. Saran 1. Sebaiknya pada mesin-mesin kompresor diberi penyekat yang terbuat dari bahan yang menyerap suara seperi kayu lapis atau batu alam dengan tinggi dua kali mesin kompresor untuk mengurangi kebisingan.
2. Sebaiknya perusahaan menyediakan alat pelindung diri telinga atau earplug untuk digunakan oleh tenaga kerja. Ear plug dapat mengurangi intensitas suara 10 sampai 15 dBA. Ear plug sekali pakai dapat terbuat dari bahan kapas, kapas berlapis plastik, kapas wol bercampur malam, dan busa poliuretan. Sedangkan ear plug yang dapat dipakai kembali dapat terbuat dari bahan plastik cetak permanen, karet berisi pasta, dan plastik berisi pasta. Gambar ear plug yang baik ada pada lampiran 13. 3. Sebaiknya tenaga kerja yang bekerja di bagian finishing dengan intensitas kebisingan di atas NAB menggunakan alat pelindung telinga atau ear plug untuk mencegah gangguan kesehatan akibat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin kompresor. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian dengan melakukan pengukuran lebih dari satu kali, selang waktu pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja dilakukan pada waktu yang sama tiap tenaga kerjanya (terutama sesudah bekerja) serta dengan metode yang berbeda dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah lainnya, antara lain: merokok, minum alkohol, suhu ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ambar W. Roestam, 2004. Program Konservasi Pendengaran Di Tempat Kerja. Jakata : Subbagian Kedokteran Kerja, Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Astra Green Company, 2002. Pedoman Pengelolaan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3). Jakarta: PT. Astra Internasional. D.G Beevers, 2002. Tekanan Darah. Penerjemah Oscar H. Simbolon. Jakarta : Dian Rakyat. Depkes RI Pusat Kesehatan Kerja, 2003. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dwi P. Sasongko, Hadiyarto A., 2000. Kebisingan Lingkungan. Semarang : UNDIP. Eva Hermawati. 2006. Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja pada Intensitas Kebisingan yang Berbeda di PT. Purinusa Eka Persada Semarang. Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Gempur Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Prestasi Pustaka. Grandjean. 1993. Fitting The Task To The Man (4th Edition). A Text Book Occupational Ergonomics. London, New York, Philadelphia. Guyton, 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi 9. Jakarta : EGC. Guyton dan Hall, 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi J. Jakarta : EGC. Handoko Riwidikdo, 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Hastono, 2001. Analisis Data. Jakarta : FKM UI. Imam Parsudi, 1992. Hipertensi Penatalaksanaan secara Menyeluruh. Semarang : Badan Penerbit University Diponegoro. Jan Tambayong, 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
JNC VII, 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. U.S. Department of Health and Human Services. Lanny Sustrani, dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Oktia Woro, 1999. Praktikum dan Keterampilan Pendidikan Kesehatan. Semarang : UNNES. Watson R., 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. Terjemahan Siti Syabariyyah. Jakarta : EGC. Smith T, 1986. Tekanan Darah Tinggi. Terjemahan Bosco Carvallo. Jakarta : Arcan. Soekidjo Notoatmojo, 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : CV Rineka Cipta. Soeripto, 1994. Teknologi Pengendalian Kebisingan di Tempat Kerja. Kumpulan Naskah Seminar. Jakarta : Pusperkes, Depnaker. Sujata, 1990. Pengaruh Bising dan Pola Perilaku Tipe A pada Tekanan Darah Pekerja Perusahaan Tenun. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana UGM. Sukotjo Danusastro. “Bahaya Kebisingan terhadap Kesehatan Tenaga Kerja”. http:/www. Cermin Dunia Kedokteran.com/2004/intisari/bising.htm. Diakses 16 Februari 2010. Suma’mur P.K., 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung. Suma’mur P.K., 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV Haji Masagung. Sumadi Suryabrata, 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV Rajawali. Sutrisno Hadi, 2004. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset. WHO, 1999. Guidelines for Community Noise. Geneva : World Health Organization.