PERBEDAAN SKALA MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN ROTI GANDUM DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG *Kristian Dwi Ani Meitasari **Puji Lestari **Yunita Galih Y *Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **Dosen STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK Mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil trimester 1. Beberapa kasus dapat menjadi parah dan menyebabkan dehidrasi, ketonuria, ketidakseimbangan elektrolit, dan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Salah satu tindakan untuk mengatasi mual muntah pada kehamilan adalah dengan pemberian roti gandum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan skala mual dan muntah pada ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah diberikan roti gandum. Penelitian ini menggunakan rancangan preeksperimen dengan rancangan penelitian one-grup pretest-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 yang mempunyai keluhan mual dan muntah yang memeriksakan kehamilan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang sejumlah 60 orang. Sample yang diambil sejumlah 20 orang menggunakan teknik purposive sampling. instrumen penelitian menggunakan Numeric Rating Scale dengan wawancara terstruktur. Analisis data menggunakan uji t dependent. Skala mual sebelum diberikan roti gandum rata-rata 5,85 dan skala mual setelah diberikan roti gandum rata-rata 2,65. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada perbedaan yang bermakna skala mual sebelum dan sesudah diberikan roti gandum pada ibu hamil trimester I, dengan selisih rata-rata tingkat mual 2,20 dan p-value 0,001 < 0,05. Disarankan bagi ibu hamil trimester 1 untuk menggunakan roti gandum dalam mengurangi mual dan muntah karena roti gandum lebih aman dikonsumsi daripada menggunakan obat-obatan. Kata Kunci : Mual dan Muntah, Ibu Hamil Trimister I, Roti Gandum Pustaka : 2005-2015
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 1
ABSTRACT Nauseous and vomit are signs that often experienced by 1st trimester pregnant mother. It can become hard and cause dehydration, ketonuria, imbalance of electrolyte and influence the growth and development of fetus. One of the treatments to overcome nauseous and vomit in pregnancy is wheat bread giving. The objective of this research is to identify the difference of nauseous vomit scale of 1st trismester pregnant mother before and after wheat bread. This research used pre-experiment design with one-grup pretest-post test design. Population of this research were all its trimester pregnant mothers with nauseous and vomit sign who check up their pregnancy at RS Panti Wilasa Citarum Semarang as many as 60 people. Sample taken as many as 20 people by using purposive sampling technique. Research instrument used Numeric Rating Scale with structured interview. Data analysis used dependent t-test. The average scale of nauseous before wheat bread giving is 5.85 and after wheat bread giving 2.65. Result of research indicates that there is significant difference of nauseous vomit scale of 1st trismester pregnant mother before after wheat bread giving, with average of nauseous level difference 2.20 and p-value 0.001 < 0.05. Is is suggested for 1st trimester pregnant mother to use wheat bread to reduce nauseous and vomit because it is more safely consumed than chemical medicine. Keywords References
: Nauseous and vomit, 1st Trimester Pregnant Mother, Wheat Bread : 2005-2015
dan muntah sering dialami pada ibu hamil trimester 1 (Mandriwati, 2007). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini dapat menjadi berat. Perasaan mual dapat disebabkan karena meningkatnya kadar human chorionic gonadotropin (hCG) dan hormon estrogen dalam serum. Pengaruh fisiologis kenaikan hormon belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang (Prawiroharjo, 2005). Kadar estrogen dan progesteron yang meningkat selama kehamilan akan menekan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH), maturasi folikes dan pelepasan ovum tidak terjadi, siklus menstruasi tidak terhenti. Ovum yang telah dibuahi akan memproduksi hCG yang mempertahankan korpus luteum Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Page | 2 Citarum Semarang PENDAHULUAN Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Kehamilan apabila di rencanakan, maka akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan. Perubahan fisiologis akan dialami ibu hamil pada tiap fase trimester kehamilan. Perubahan fisiologis tersebut biasanya memunculkan beberapa keluhan berbeda tiap fase kehamilan. Keluhan yang dirasakan pada trimester 1 adalah sering mual pada pagi hari atau kapan pun si ibu mencium bau yang dirasa sangat menyengat. Mual yang dialami bisa disertai dengan adanya muntah. Mual
untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Hormon tersebut yang menyebabkan mual dan muntah (Bobak, 2012). Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68%, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97%. Kehamilan apabila tidak diatur melalui program keluarga berencana (KB) akan mempengaruhi tingkat fertilitas di Indonesia. Mual dan muntah yang terusmenerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak yang tidak sempurna sehingga sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2009). Hal ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang serta terjadi perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah (Setiawan, 2007). Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja. Tanda mual dan muntah biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat produksi hCG mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang
memicu mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah (Sherwood, 2013). Mual muntah ini harus segera diatasi dan ada banyak cara untuk mengatasi mual muntah ini. Penanganan mual muntah ini dapat diatasi dengan 2 cara yaitu dengan penggunaan obat (farmakologis) dan penggunaan tanpa obat (nonfarmakologis). Farmakologis yaitu dengan menggunakan vitamin B6 dan antasida sedangkan pengobatan nonfarmakologis dapat menggunakan pengaturan pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan mengandung tinggi protein dan karbohidrat. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan protein dapat mengatasi mual dan muntah pada kehamilan (Arisman, 2009). Karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti gandum, kentang, serelia atau padi-padian yang tidak digiling. Jenis ini mengandung serat dan cukup kalori. Karbohidrat dapat melindungi protein terhadap pembakaran menjadi energi (Proverawati dkk, 2009). Konsumsi karbohidrat dan protein dapat menaikkan kadar glukosa yang membutuhkan waktu ± 30 menit setelah makan dan perlahan kembali dalam kurun waktu setelah 90-180 menit. Ibu hamil trimester 1 sering terjadi hipersekresi insulin yang menyebabkan kadar glukosa darah menurun sehingga sering ditemukan keluhan pusing, lapar, lemas serta mual dan muntah. Makanan yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak merupakan yang paling baik ditoleransi misal roti panggang, biskuit kering (crackers), sereal sarapan rendah gula (Gandy dkk, 2014). Penanganan mual pada kehamilan trimester 1 menggunakan makanan tinggi karbohidrat dan protein
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 3
yang dapat diperoleh dari makanan yang terbuat dari gandum utuh. Makanan yang terbuat dari gandum utuh diantaranya dapat diolah dalam bentuk biskuit gandum dan dalam bentuk makanan soft seperti roti gandum. Konsumsi cracker dipercaya dapat menurunkan mual pada ibu hamil trimester 1, tetapi kandungan karbohidrat dan protein yang terkandung lebih rendah daripada roti gandum (Simkim dkk, 2007). Kandungan protein dan karbohidrat pada roti gandum mengandung protein sebanyak 11-12% sedangkan kandungan protein yang terbuat dari biskuit gandum lebih rendah yaitu 8-9%. Roti gandum merupakan makanan yang terbuat dari biji gandum utuh dengan kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan bentuk olahan gandum yang lainnya. Konsumsi gandum dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mengurangi mual muntah selain memiliki kandungan protein tertinggi roti gandum juga memiliki tekstur yang lembut sehingga mudah untuk dicerna. Rekomendasi harian nutrisi yang diperlukan ibu hamil trimester 1 per harinya 2200 kkal dan protein sebesar 60 gr (Simkim dkk, 2007). Pemberian roti gandum juga disesuaikan dengan kebutuhan gizi yang dibutuhkan ibu selama trimester 1 kehamilan. Pemberian terbaik roti gandum diberikan saat pagi hari setelah ibu bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas pagi karena semalaman sudah terjadi pengosongan lambung dalam waktu lama. Roti gandum yang diberikan tanpa adanya tambahan bahan lainnya selain air putih. Air putih disini tidak mengandung energi melainkan hanya bertindak sebagai pelarut. Ketergantungan air didalam makanan akan mempengaruhi kadar atau kepadatan kandungan energi makanan tersebut (Arisman, 2010).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada ibu hamil di RS Panti Wilasa Citarum Semarang pada bulan September 2015 didapatkan data selama bulan Juli-September 2015 data kunjungan ibu hamil sebanyak 2700 pasien dengan kunjungan rata-rata perbulan 900 pasien. Jumlah ibu hamil trimester 1 rata-rata perbulan sebanyak 60 pasien dan yang mengalami mual dan muntah pada pagi hari sebanyak 10 orang. Hasil wawancara pada ibu hamil yang saat itu memeriksakan kehamilan didapatkan bahwa hal yang dilakukan ibu hamil yang mengalami mual muntah pada pagi hari adalah dengan diam saja tidak melakukan aktivitas dulu dan ada juga yang mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter saat saat mereka memeriksakan kehamilan. Mual dan muntah pada ibu trimester pertama di masyarakat masih terjadi dan cara penanggulangannya sebagian besar masih menggunakan terapi farmakologis atau di diamkan saja. Akan lebih baik jika masyarakat khususnya ibu hamil mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap non farmakologis terlebih dahulu. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Perbedaan Skala Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Sebelum dan Sesudah Diberikan Roti Gandum di RS Panti Wilasa Citarum Semarang”. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Pre eksperimen design, dengan rancangan penelitian one-grup pretest-post test design. Populasi Populasi dalam penelitian ini ibu hamil trimester 1 yang mempunyai keluhan mual dan muntah yang memeriksakan kehamilan di RS Panti
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 4
Wilasa Citarum Semarang. Data ibu hamil trimester 1 yang memeriksakan kehamilannya yang diperoleh dari RS pada bulan Juli 2015-September 2015 rata-rata sebanyak 60 orang per bulan. Peneliti menetapakan sampel dalam penelitian ini sejumlah 20 responden. Kriteria inklusi : a. Ibu hamil trimester 1 (primigravida dan multigravida) b. Bersedia menjadi responden c. Ibu hamil yang tidak menggunakan obat pengurang mual Kriteria eksklusi a. Ibu hamil trimester 1 yang ditengah penelitian mengalami mual muntah berlebihan b. Ibu hamil trimester 1 yang ditengah penelitian mengkonsumsi obat pengurang mual dan muntah c. Ibu hamil yang menggunakan cara tradisional dalam mengurangi mual dan muntah misal dengan menggunakan minuman jahe, permen jahe, menggunakan makanan lain yang disukai ibu hamil. d. Ibu hamil dengan penyakit penyerta tertentu, misal enteritis, typhoid. Teknik pengambilan sampel berdasar teknik menggunakan nonprobability sampling sedangkan metode yang dipilih yaitu purposive sampling. Purposive sample merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2010). Analisis data Analisa Univariat Variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu mual muntah sebelum diberikan roti gandum dan mual muntah setelah diberikan roti gandum
Analisa Bivariat Guna menguji perbedaan skala mual sebelum dan sesudah diberikan roti
gandum digunakan uji Wilcoxon untuk data yang berdistribusi tidak normal HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1 skala mual sebelum diberikan roti gandum Vari N Me SD M M abel an in ax Skala 2 5,8 0,7 5 7 Mual 0 5 45 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari 20 responden ibu hamil trimester I yang mempunyai keluhan mual dan muntah yang memeriksakan kehamilan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang, sebelum diberikan roti gandum rata-rata skala mual yang dialami ibu sebesar 5,85 dengan standar deviasi 0,745, skala mual paling ringan sebesar 5 dan paling berat 7. Tabel 2 skala mual setelah diberikan roti gandum Vari n Me SD M M abel an in ax Skala 2 2,6 0,6 2 4 Mual 0 5 71 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari 20 responden ibu hamil trimester I yang mempunyai keluhan mual dan muntah yang memeriksakan kehamilan di RS Panti Wilasa Citarum Semarang, sesudah diberikan roti gandum, rata-rata skala mual yang dialami ibu sebesar 2,65 dengan standar deviasi 0,671, dengan skala mual paling ringan sebesar 2 dan paling berat 4. Analisis Bivariat Pada bagian ini disajikan hasil penelitian tentang perbedaan skala mual dan muntah pada ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah diberikan roti gandum di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Perbedaan Skala Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 5
Sebelum dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Tabel 3 Perbedaan Skala Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Sebelum dan Sesudah Diberikan Roti Gandum di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Variabel Perlakuan N Mean SD Skala Mual
Sebelum Sesudah
20 5,85 20 2,65
p-value
0,745 0,000 0,671
Berdasarkan table dapat diketahui bahwa rata-rata skala mual ibu hamil sebelum diberikan roti gandum sebesar 5,85 kemudian berkurang menjadi 2,65 sesudah diberikan roti gandum. Berdasarkan uji t dependen didapatkan p-value 0,000. Oleh karena p-value 0,000 < (0,05), maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna skala mual dan muntah pada ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah diberikan roti gandum di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. PEMBAHASAN Gambaran skala mual dan muntah pada ibu hamil trimester 1 sebelum diberikan roti gandum Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat mual ibu hamil trimester 1 sebelum diberikan roti gandum dengan nilai rata-rata 5,85 dengan skala mual terendah 5 dan skala mual tertinggi 7. Rata-rata skala mula yang dirasakan responden penelitian merupakan mual pada skala sedang, mual sering dirasakan pada awal kehamilan akan tetapi jika keluhan berlanjut pada kehamilan maka pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah yang terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak yang tidak sempurna sehingga sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2009). Hal ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang serta terjadi perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah (Setiawan, 2007). Mual dan muntah yang berlebihan dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah yang terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak yang tidak sempurna sehingga sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2009). Hal ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang serta terjadi perdarahan pada retina yang disebabkan oleh
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 6
meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah (Setiawan, 2007). Gambaran skala mual dan muntah pada ibu hamil trimester 1 sesudah diberikan roti gandum Hasil penelitian pada table 2 didapatkan angka rata-rata tingkat mual responden setelah dilakukan pemberian roti gandum adalah 2,65. Tingkat mual pada ibu hamil trimester 1 dalam penelitian didapatkan hasil terjadi penurunan. Turunnya tingkat mual pada ibu hamil trimester 1 dikarenakan adanya penatalaksaan yang tepat untuk mencegah terjadinya hipersekresi insulin yang disebabkan karena turunnya kadar glukosa ibu hamil yang merupaka efek dari meningkatnya produksi hormon estrogen, progesteron dan hCG pada awal kehamilan. Penatalaksaan mual dapat dilakukan dengan pemberian makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan protein. Roti gandum merupakan makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan protein. Kandungan gizi roti gandum yang diberikan disesuaikan dengan kandungan asupan gizi yang harus dipenuhi ibu hamil pada pagi hari atau saat sarapan yaitu mengandung seperempat nilai kecukupan gizi yang harus dipenuhi sehari (mengandung kalori 450-500 kkal). Alasan pemberian roti gandum diberikan pada pagi hari juga dikarenakan gejala mual pada kehamilan sering terjadi pada pagi hari hal ini dikarenakan kondisi ibu hamil dengan keadaan perut kosong dan dalam kondisi lapar, sehingga produksi glukosa mengalami penurunan. Glukosa darah akan mengalami peningkatan kurang lebihnya diperlukan waktu 30 menit setelah mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein kemudian kadar glukosa secara perlahan akan kembali ke
kadar glukosa puasa setelah 90-180 menit (Gandy dkk, 2014). Pada penelitian ini ibu hamil trimester 1 diberikan roti gandum dimakan dalam waktu 10 menit dan setelah menghabiskan roti gandum selang waktu 30 menit dilakukan pengukuran ulang skala mual. Waktu pengukuran disesuaikan dengan jam dimana ibu hamil menghabiskan roti gandum sehingga waktu dalam observasi setelah pemberian roti gandum, masing-masing responden sama. Selain itu peneliti juga menggunakan air mineral untuk kenyamanan responden (Banudi, 2013). Penatalaksaan mual pada kehamilan juga harus memperhatikan faktor-faktor lain penyebab mual karena faktor lain tersebut dapat mempengaruhi hasil penelitian. Faktor lain tersebut misalnya kondisi psikologis yang dialami ibu hamil selama hamil dapat mempengaruhi kondisi fisiologis didalam tubuhnya. Biasanya masa paling berat bagi beban psikis, ibu hamil terjadi perubahan aktivitas hormon. Perubahan inilah yang dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu menyebabkan keluhan mual muntah terutama pada pagi hari (Bobak, 2012). Perbedaan skala mual sebelum dan sesudah diberikan roti gandum terhadap mual terhadap ibu hamil trimester 1 Hasil penelitian dalam tabel 3 didapatkan selisih rata-rata tingkat mual sebelum diberikan roti gandum adalah 2,20 dengan nilai p-value 0,001 <0,05. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara skala mual pada ibu hamil trimester 1 sebelum dan sesudah diberikan roti gandum di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Roti gandum yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gandum olahan dalam bentuk roti gandum
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 7
dimana gandum merupakan salah satu bahan pangan benilai serat tinggi dan penyuplai nutrisi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Gandum (Triticum aestivum L.) adalah salah satu serealia dari family Gramineae (Poaceae) yang merupakan salah satu bahan makanan pokok selain beras. Gandum cukup terkenal dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena kandungan gluten dan proteinnya yang cukup tinggi pada biji gandum. Kandungan gizi gandum di antaranya karbohidrat 60–80%, protein 6–17%, lemak 1.5–2%, mineral 1.5–2% dan sejumlah vitamin, (Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia/APTINDO, 2009). Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan status paritas yaitu primigravida dan multigravida. Didapatkan primigravida sebanyak 15 responden (75%) dan multigravida sebanyak 5 responden (25%). Mual yang dirasakan pada ibu primigravida berkisar antara skala mual terendah skala 5 dan tertinggi skala 7. Skala mual 7 yang merupakan skala mual tertinggi pada ibu primigravida tidak terdapat pada skala mual ibu multigravida. Teori menyatakan mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Satu di antara seribu kehamilan gejala-gejala lain menjadi berat (Sarwono, 2005). Hasil penelitian Zakiyah dkk (2015) di Mojokerto menunjukkan bahwa sebagian besar responden dilihat dari status gravida adalah primi gravida. Primigravida belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum, sedangkan pada multigravida dan grand multigravida sudah mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan. Berdasarkan teori yang ada
dan hasil penelitian dari peneliti lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan teori yang ada. Penelitian lain yang didapatkan saat penelitian adalah usia ibu hamil terbanyak pada usia 20-30 tahun sebanyak 15 orang responden (75%) dan mengalami emesis. Penelitian lain yang mendukung yang dilakukan oleh Puriati (2014) menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis univariat bahwa sebagian besar ibu hamil berada pada kelompok usia 20-35 tahun (77,6%) dan hasil ini sesuai dengan hasil analisis bivariat yang dapat dikatakan bahwa ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada kelompok umur 20-35 tahun sebesar 93,7% dibandingkan dengan yang tidak hiperemesis sebesar 69,6%, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan hasil penelitian dari peneliti lain maka penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa mual pada kehamilan cenderung pada ibu hamil yang berusia <20 tahun dikarenakan sebelum usia 20 tahun memiliki alat reproduksi yang belum matang sehingga memiliki resiko gangguan kehamilan yang lebih tinggi dibanding dengan wanita hamil pada usia 20-30 tahun. Keadaan tersebut dapat meningkat jika ditambah dengan tekanan psikologis, sosial dan ekonomi (Simkin dkk, 2008). Hasil penelitian yang dapat dilihat dari tabel didapatkan usia kehamilan 4 minggu yang berjumlah 15 responden dengan presentase 75%. Usia kehamilan 1-4 minggu merupakan implantasi kadar hCG yang menyebabkan mual dan muntah. Tingkat mual pada ibu hamil juga tidak terlepas dari faktor penyebab lain yang dapat mempengaruhi mual seperti beban kerja dan keadaan psikologis dari ibu hamil. Mual pada kehamilan trimester 1 disebabkan karena adanya perubahan sistem endokrin dan metabolisme selama
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 8
kehamilan. Perubahan tersebut dapat meningkatkan produksi hCG, estrogen dan progesteron. Kondisi tersebut memicu mual dikarenakan kadar glukosa ibu hamil mengalami penurunan. Keluhan mual pada kehamilan dapat diatasi dengan memberikan berbagai jenis makanan yang tepat diantaranya dengan diet makanan tinggi karbohidrat dan protein. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang terbuat dari biji gandum utuh (Arisman, 2009). Wanita hamil dengan keluhan mual muntah dapat diberikan berbagai jenis makanan diantaranya makanan lunak misalnya roti tawar dan makanan kering dalam bentuk biskuit. Roti gandum merupakan jenis makanan yang berbentuk lembut. Roti gandum adalah sumber karbohidrat sehat yang terbuat dari biji gandum. Roti gandum tidak seperti roti putih yang lainnya, roti gandum juga memiliki nutrisi dari bijibijian yang bisa mencegah penyakit jantung dan meningkatkan metabolisme tubuh (Marni, 2013). Ibu hamil trimester 1 dengan keluhan mual dan muntah, konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan protein dapat mengurangi mual pada kehamilan trimester 1 karena karbohidrat memiliki peran penting menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi energi (Simkin dkk, 2007). Roti tawar gandum adalah roti yang berbahan dasar dari tepung gandum utuh yang memiliki kandungan protein sebanyak 11-12% dan merupakan tepung gandum yang memiliki kandungan protein tertinggi. Wanita hamil selain diet karbohidrat dan protein juga disaranan untu mengkonsumsi cracker dan roti tidak berasa. Roti gandum dapat menurunkan tingkat mual pada kehamilan trimester 1 selain
mengandung protein dan karbohidrat tinggi juga mengandung serat yang tinggi serta jenis makanan empuk sehingga mempermudah saat mastikasi dimulut. Peneliti dalam memberikan intervensi menggunakan air putih, dari hasil penelitian ibu hamil yang menggunakan air putih sebanyak 25%, 75% ibu hamil tidak menggunakan air mineral karena merasa tidak nyaman pagi hari makan roti gandum dengan minum air mineral. Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa air sebagai pelarut makanan agar responden merasa nyaman saat mengkonsumsi roti gandum serta air putih dapat dikonsumsi ibu hamil tanpa memperburuk mual. Cairan diberikan dalam bentuk terpisah untuk menghindari muntah, dianjurkan banyak minum untuk mencegah dehidrasi (Banudi, 2013). Manfaat nutrisi bagi ibu dan janin menjaga kesehatan ibu, memenuhi kebutuhan gizi janin, mempersiapkan cadangan untuk bayi beberapa waktu setelah lahir, persiapan untuk produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir. Internet, iklan televisi merupakan salah satu media yang dapat dengan mudah dijumpai untuk mengetahui manfaat roti gandum, lebih ringkas lagi informasi tentang manfaat roti gandum dapat diringkas dalam bentuk leaflet maupun booklet yang dapat dengan mudah diperoleh dan dibawa kemanapun. Keterbatasan Peneliti Peneliti tidak dapat mengontrol semua faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mual seperti beban pekerjaan dan faktor psikologis pada ibu hamil trimester 1, konsumsi makanan/ minuman yang dapat mengurangi mual dan muntah. Rentang waktu pengukuran yang pendek (30menit) setelah memakan
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 9
roti gandum juga merupakan keterbatasan dalam penelitian karena dalam waktu 30 menit makanan sudah selesai diolah didalam lambung tetapi bagi ibu hamil merupakan sesuatu hal yang terlalu cepat untuk mengukur skala mual dan muntah. PENUTUP Kesimpulan Sebelum pelaksanaan pemberian roti gandum tingkat mual ibu hamil trimester 1 nilai rata-rata 5,85 dengan skala mual terendah 5 dan skala mual tertinggi 7. Sesudah pelaksanaan pemberian roti gandum didapatkan angka rata-rata tingkat mual responden adalah 2,65. Tingkat mual pada ibu hamil trimester 1 dalam penelitian didapatkan hasil terjadi penurunan. Ada perbedaan skala mual yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan roti gandum. Didapatkan selisih rata-rata tingkat mual sebelum diberikan roti gandum adalah 2,20 dengan nilai p-value 0,001 <0,05. Saran Hendaknya ibu hamil trimester 1 dapat menggunakan roti gandum dalam mengurangi mual dan muntah karena roti gandum lebih aman dikonsumsi daripada menggunakan obat-obatan. Roti gandum dapat ditemui ditoko roti atau minimarket terdekat dengan harga terjngkau. Bagi perawat diharapkan agar lebih sigap dan tanggap dalam mendeteksi masalah yang dapat menjadi penyulit dalam kehamilan seperti emesis gravidarum dengan cara melakukan pendekatan resiko bahwa setiap wanita hamil beresiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses layanan kesehatan yang berkualitas, bahkan wanita resiko rendah pun bisa mengalami komplikasi.
Hendaknya RS menyediakan leaflet atau booklet tentang cara mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil dengan menggunakan roti gandum agar ibu hamil bisa mengurangi mual dan muntah tanpa menggunakan obatobatan. Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan menggunakan eksperimen dimana menggunakan kelompok kontrol dan intervensi agar didapatkan data yang lebih akurat. Institusi pendidikan diharapkan memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran keperawatan maternitas sebagai topik bahasan, baik dalam kelas maupun lahan praktik di rumah sakit secara langsung. DAFTAR PUSTAKA Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, edisi 2. Jakarta : EGC. Banudi, LA. 2013. Gizi Kesehatan Reproduksi Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC. Bobak, Irene M. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Gandy dkk. 2014. Gizi dan Dietika. Jakarta: EG Instrumentasi. Jakarta: EGC. Mandriwati. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Ibu Hamil. Jakarta: EGC. Mansjoer, arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapis. Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Kb. Jakarta: EGC. Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prawirohardjo Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 10
Proverawati, dkk. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Riset Kesehatan Dasar 2013 (https://www.google.co.id/search?s client=psyab&site=&source=hp&btnG=Telu suri&q=riskesdas+2013) diunduh tanggal 20 September 2015 Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiawan, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Simkin dkk. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan Melahirkan dan Bayi. Jakarta: Arcan. Zakiah, dkk. 2015. Efektifitas Minuman Jahe Dalam Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Adi Husada Nursing Journal Vol.1, No. 2, Desember 2015
Perbedaan Skala Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 Sebelum Dan Sesudah Diberikan Roti Gandum Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang
Page | 11