PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE DI WILAYAH PUSKESMAS SALAMAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Devida Safitri Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRACT Labour pain which is not handled properly can cause inconvenience for the mother and will affect the labour. There are several ways to cope with labour pain, one of them is effluerage technique. The purpose of this research was to understand the difference of pain intensity of first labour before and after intervension with effluerage technique in Public Health Service Salaman, Magelang Regency in 2015. The method used quasy experimental research with one group pretest-posttest design. The population in this study was all women giving birth for the first time in Public Health Services Salaman, Magelang Regency. The samples took 25 respondents chosen based on accidental sampling. The results showed that the mean of pain intensity before getting back massage with effluerage technique was 5,52 and the mean of pain intensity after getting back massage with effluerage technique was 4,60. The dependent t test indicated that there was a decrease of pain intensity before and after getting back massage with effluerage technique with the value of p 0,000 < (0,05). There was a difference of pain intensity of first labour before and after intervension with effluerage technique in Public Health Services Salaman, Magelang Regency in 2015. It expects to give the recommendation for midwifes or nurses to provide the maternal needs of convenience by controlling the pain during the labour process. Keywords: Effluerage Technique, Pain Of Intensity, First Labour PENDAHULUAN Nyeri merupakan proses alamiah dalam persalinan. Apabila tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatnya kecemasan atau rasa khawatir karena kurangnya pengetahuan pada ibu akan proses yang terjadi di saat menghadapi persalinan. Sehingga produksi
hormon adrenalin meningkat dan mengakibatkan vasokonstriksi yang menyebabkan aliran darah ibu ke janin menurun. Janin akan mengalami hipoksia sedangkan ibu akan mengalami persalinan lama dan dapat meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik (Gadysa,2009). Primipara mengalami proses persalinan lebih lama daripada proses persalinan multipara sehingga
Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 1
primipara mengalami kelelahan yang lebih lama (Bobak, 2004). Rasa nyeri persalinan dapat dikurangi baik itu menggunakan metode farmakologik maupun nonfarmakologik. Metode pengelolaan nyeri persalinan secara farmakologis lebih efektif dibandingkan dengan metode nonfarmakologis namun metode farmakologis lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, bagi ibu dan janin. Sedangkan metode nonfarmakologis bersifat murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya (Maryunani, 2010). Menurut Maryunani (2010), terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang nyeri, yaitu Gate Control Theory dan Endogenous Theory. Kedua teori ini menyatakan bahwa berbagai macam tindakan pengurangan rasa nyeri salah satunya dapat dilakukan dengan metode massage atau pijat. Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi dan atau memperbaiki sirkulasi (Maryunani, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan pada 5 bidan yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Salaman II didapatkan hasil bahwa kelima bidan tersebut mengatakan hampir keseluruhan ibu bersalin mengalami nyeri pada saat proses persalinan dan bidan membantu pasien untuk
mengurangi rasa nyeri persalinan dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas dan melakukan massase, namun kadang kala metode massase yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien. Empat ibu bersalin mengatakan bahwa ibu tidak tahan nyeri dengan yang dirasakan dan khawatir dengan proses persalinannya. Sebanyak 3 dari 4 ibu mengatakan kurang nyaman apabila disentuh pada bagian perut ketika kontraksi karena yang dirasakan sakit adalah pada daerah sekitar pinggang dan punggung. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015”. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Salaman Kab. Magelang tanggal 3-23 Februari 2015. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin primigravida di Wilayah Puskesmas Salaman Kab Magelang rata-rata perbulan terdapat 52 persalinan.
Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 2
Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Pengambilan sampel ini sesuai dengan kriteria inklusi yaitu: primigravida, kontraksi uterus normal, Pembukaan 4-6 cm dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi adalah mengalami kegawatdaruratan atau komplikasi dan dirujuk saat kala I fase aktif. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer berupa lembar observasi skala nyeri numerik dan data sekunder berupa data jumlah desa yang berjumlah 20 desa dan kohort ibu hamil. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi skala nyeri numerik. Proses penelitian dibantu oleh 5 orang peneliti pendamping. Analisis Data Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran numerik yaitu interval sehingga berupa : mean, standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal. Analisis Bivariat Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri persalinan sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage menggunakan dependent t test.
Penentuan ada atau tidaknya perbedaan uji statistik dengan cara membandingkan nilai p dengan α (0,05). HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1 Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Primigravida Sebelum diberikan Masase Punggung dengan Teknik Effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kab Magelang Thn 2015 Variabel
N Mean SD Min Max
Intensitas 25 5,52 1,262 3 Nyeri
8
Berdasarkan tabel 1 responden sebelum diberikan masase effluerage, rata-rata intensitas nyeri persalinan sebesar 5,52 dengan standar deviasi 1,262, dimana intensitas nyeri paling ringan sebesar 3 dan paling berat 8. Tabel 2 Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Primigravida Sesudah diberikan Masase Punggung dengan Teknik Effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kab Magelang Thn 2015 Variabel
N Mean SD Min Max
Intensitas 25 4,60 1,323 Nyeri
2
7
Berdasarkan tabel 2 responden sesudah diberikan masase effluerage, rata-rata intensitas nyeri persalinan sebesar 4,60 dengan standar deviasi
Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 3
1,323, dimana intensitas nyeri paling ringan sebesar 2 dan paling berat 7. Analisis Bivariat Tabel 3 Uji Normalitas Data Variabel Perlakuan N
p – Kesim value pulan
Intensitas Sebelum 25 0,115 Normal Sesudah 25 0,107 Normal Nyeri Berdasarkan tabel 3 hasil uji normal menggunakan uji Saphiro Wilk diperoleh p-value intensitas nyeri pretest sebesar 0,115 dan posttest 0,107. Oleh karena kedua pvalue > α (0,05) maka disimpulkan data berdistribusi normal. Tabel 4 Uji Perbedaan Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin Primigravida Sebelum dan Sesudah diberikan Masase Punggung dengan Teknik Effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kab Magelang Tahun 2015 Variabel Perlakuan N Mean SD Intensitas Sebelum 25 5,52 1,262 Nyeri Sesudah 25 4,60 1,323 Mean Differences 0,92 T 6,058 p-value 0,000 Berdasarkan uji dependent t-test (paired test) didapatkan p-value sebesar 0,000 < (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan
teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015. PEMBAHASAN Hasil menggunakan uji parametrik dependent t test didapatkan ada perbedaan intensitas nyeri persalinan sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kab Magelang Tahun 2015 dengan nilai p-value 0,000 < (0,05). Responden sebelum diberikan masase punggung dengan teknik effluerage mengalami rata-rata intensitas nyeri sebesar 5,52 dan responden sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage mengalami rata-rata intensitas nyeri sebesar 4,60. Hal ini menunjukkan ada penurunan intensitas nyeri persalinan yang dirasakan oleh ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage sebesar 0,92. Maryunani (2010), mengemukakan bahwa teknik effluerage merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat berupa pemberian massage dengan telapak tangan yang ditekankan dengan lembut dan ringan pada punggung, serta massage ini digunakan selama persalinan. Mekanisme tindakan utama massage dianggap menutup gerbang untuk menghambat perjalanan
Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 4
rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat. Selanjutnya, rangsangan taktil dan perasaan positif, yang berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan yang penuh perhatian dan empatik bertindak memperkuat efek massage untuk mengendalikan nyeri (Henderson, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa 18 responden dari 25 ibu bersalin primigravida yang diberikan tindakan masase punggung dengan teknik effluerage mengalami pengurangan intensitas nyeri, walaupun penurunan skala nyeri masih bervariasi. Penerapan masase punggung dengan teknik effluerage pada ibu bersalin primigravida dapat membantu menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan ibu karena dengan teknik ini ibu akan lebih rileks dan santai sehingga akan mengurangi ketegangan karena dilepaskannya hormon endorphine yang dapat membantu mengurangi intensitas nyeri. Hasil penelitian ini terdapat 7 responden yang tidak mengalami pengurangan intensitas nyeri meskipun sudah dilakukan masase punggung dengan teknik effluerage. Hal ini bisa disebabkan karena keefektifan masase punggung dengan teknik effluerage tergantung pada kemampuan responden untuk menerima dan membangkitkan impul sensori selain nyeri. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2014) yang berjudul Perbedaan Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Teknik Effluerage
dan Teknik Akupresur di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan pre eksperimen desain yang digunakan Jayanti (2014) adalah two group pretest posttest untuk mengetahui pengaruh metode massage Effluerage dan akupresur terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan pada pasien inpartu sebelum dan sesudah intervensi. Adapun populasinya yaitu seluruh ibu inpartu kala I fase aktif persalinan fisiologis. Hasil yang didapatkan Jayanti (2014) adalah teknik effluerage mempunyai pengaruh bermakna dalam menurunkan tingkat nyeri inpartu kala I fase aktif pada primipara maupun multipara yang dibuktikan dengan nilai signifikasi 0,000. PENUTUP Kesimpulan Intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dilakukan masase punggung dengan teknik effluerage mempunyai rata-rata intensitas sebesar 5,52 dengan standar deviasi 1,262, dimana skala intensitas nyeri antara 3 sampai dengan 8. Intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sesudah dilakukan masase punggung dengan teknik effluerage mengalami rata-rata intensitas nyeri sebesar 4,60 dengan standar deviasi 1,323, dimana skala intensitas nyeri antara 2 sampai dengan 7. Ada perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan
Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 5
masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 dengan nilai p-value 0,000 ( p-value < α 0,05). Saran Bagi Wilayah Puskesmas Salaman dapat dijadikan SOP dalam asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu bersalin khususnya untuk menurunkan nyeri. Institusi pendidikan hendaknya dapat menambah referensi sebagai bahan kepustakaan tentang penanganan atau manajemen nyeri persalinan kala I. Bidan hendaknya mengajarkan kepada pendamping persalinan untuk menerapkan masase punggung dengan teknik effluerage sebagai alternatif dalam mengurangi nyeri saat persalinan. Peneliti hendaknya menerapkan masase punggung dengan teknik effluerage untuk membantu ibu bersalin mengatasi nyeri persalinan dan pemberian masase punggung dengan teknik effluerage sebaiknya dilakukan oleh orang yang sama. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. [2] Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih bahasa : Maria A. Wijayarini. Jakarta : EGC. [3] Danuatmaja, B. dan Meiliasari. 2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa Swara.
[4] Gadysa, G. 2009. Persepsi Ibu Tentang metode message. http://luluvikar.wordpress.com/2 009/08/26/persepsi-ibu-tentangmetode-massage. diperoleh tanggal 4 September 2014. [5] Henderson, C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Alih bahasa: Ria Anjarwati dkk. Jakarta: EGC. [6] Jayanti, Ni Kadek Arta Dwi. 2014. Perbedaan Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Teknik Effluerage dan Teknik Akupressur di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Ungaran : Sekolah Tinggi Kesehatan Ngudi Waluyo. [7] Judha, M. dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeridan Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika. [8] Maryunani, A. 2010. Nyeri dalam Persalinan : Teknik dan Cara Penanganannya. Jakarta : Trans Info Media. [9] Potter, P. dan Perry. A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Volume kedua. Alih bahasa : Renata Komalasari. Jakarta : EGC. [10] Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Perbedaan intensitas nyeri pada ibu bersalin primigravida sebelum dan sesudah diberikan masase punggung dengan teknik effluerage di Wilayah Puskesmas Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2015 6