Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
EFEKTIVITAS
PEMBERIAN SEDUHAN JAHE DENGAN JUS BUAH
JERUK BALI TERHADAP FREKUENSI MUAL MUNTAH IBU HAMIL TRIMESTER I Rosi Rizqi Nugrahani Universitas Sebelas Maret email :
[email protected] ABSTRAK: Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe dengan Jus Buah Jeruk Bali Terhadap Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I. Mual muntah merupakan ketidaknyaman yang sering terjadi pada ibu hamil trimeater I. Berdasarkan survey awal yang dilakukan bulan februari tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas Adan – Adan Kabupaten Kediri terdapat 33 ibu hamil dari 50 ibu hamil (66%) mengalami mual muntah. Biasanya masyarakat umum mengurangi hal tersebut dengan mengkonsumsi obat mual. Jahe dan jeruk bali merupakan salah satu tanaman yang dapat mengurangi mual dan muntah. Pada jahe terdapat zat gingerol sedangkan pada jeruk bali terdapat zat flavonoid dan vitamin B6. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektivitas jahe dan jeruk bali terhadap frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy eksperiment dengan pendekatan non equivalent control group design . Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester I. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 yang diambil dengan menguunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh responden selama seminggu dalam bentuk pre-post. Analisis data yang digunakan paired ttest dan independent t-test yang sebelumnya di uji normalitas data shapiro wilk. Hasil uji univariat didapatkan mean frekuensi mual muntah sebelum diberikan seduhan jahe sebesar 3,1875 sedangkan frekuensi mual muntah sebelum diberikan jus buah jeruk bali memiliki mean 2,8750. Hasil uji univariat didapatkan mean frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe sebesar 1,6250 sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan jus buah jeruk bali memiliki mean 2,0625. Hasil uji bivariate didapatkan hasil p value < dari α yang artinya HO ditolak, H1 diterima. Pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan dengan jus buah jeruk bali untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I. Diharapkan untuk ibu hamil Trimester I yang mengalami mual muntah dapat menerapkan pemberian seduhan jahe dan jus jeruk bali sebagai alternative untuk mengurangi mual muntah pada Trimester I. Kata kunci : seduhan jahe dan jeruk bali, mual muntah, kehamilan, trimester I
ABSTRACT: The effectiveness between giving steep ginger and pamelo juice to frequency nausea and vomiting for pregnant woman trimester I. Nausea and vomiting a discomfort condition that often occurs in pregnant women’s trimester 1. Based on the initial survey in February there were 33 pregnant women’s from 50 pregnant women’s (66%) experienced nausea and vomiting. Usually general public reduce it by taking drugs nausea. Ginger and pamelo are one of the plants that can reduce nausea and vomiting. At ginger contain ginger substances and pamelo contain flavonoids substances and Vit B6. The aims oh this research is to compare the effectiveness of ginger and pamelo to reducing nausea and vomiting for pregnant women’s trimester 1 at local government clinic, Adan-adan, Kediri. This research used quasy experiment method. The population of the data used 32 pregnant women people in trimester 1. Technique of collecting data, the writer used observation sheet filled out by the respondent during a week in pre-post. Technique of analyzing data, the writer used paired-test and independent t-test, it was tested by normally Shapiro wilk. The result of univariat test showed frequency nausea and vomiting before giving steep ginger mean 3.1875, Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
27
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
while frequency nausea and vomiting before giving pamelo juice mean 2.8750. Result of bivariate test got value ρ
PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, konsepsi, nidasi, implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus hingga aterm. (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi, selain perubahan tersebut ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti kelelahan, keputian, ngidam, sering buang air kencing dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009). Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2007) Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% mengalami muntah. Glick dan Dick (1999) beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala ini. Emelianova et. al (1999) menemukan frekunsi mual sebesar 67% dan 22% insidensi mual dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Sementara O’Brien
dan Naber (1992) mengatakan bahwa bahwa 70%
wanita
mengalami mual dan 28% mengalami muntah. Tinjauan sistematis dari jewell dan Young (2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85% dengan sekitar setengah dari persentase ini mengalami muntah (Denise Tiran, 2008). Menurut Prawirohardjo (2009), mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Emesis Gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Rose & Neil, 2007). Emesis Gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum Berdasarkan data di Puskesmas Adan - Adan kecamatan gurah Kabupaten Kediri cakupan ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Adan - Adan kecamatan gurah Kabupaten Kediri dengan usia 0-12 minggu mencapai 50 orang 33 (66%) ibu hamil di Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
28
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
antaranya mengeluh mual hingga muntah. Studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti kepada 5 Ibu hamil TM I melalui wawancara pada bulan Februari 2015 yang berkunjung ke Puskesmas adan-adan dengan keluhan mual muntah, dari hasil wawancara 3 dari 5 orang ibu hamil dengan usia kehamilan 0-12 minggu (60%) mengalami atau merasakan mual-mual dengan atau tanpa muntah di pagi hari dengan frekuensi 2-3 x dalam sehari selama 24 jam. Hal ini menunjukan tingginya emesis gravidarum pada ibu hamil TM I di Puskesmas Adan - Adan kecamatan gurah Kabupaten Kediri Tahun 2015. Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Hormon Chrorionik Gonadtrophine) dalam serum (Manuaba, 2001). Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat (Maulana, 2008). Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dan sesuai dengan data yang di sampaikan oleh Hasnah (2013) diperoleh rata-rata 50% wanita hamil mengalami mual pada awal kehamilan. Mual dan muntah pada ibu trimester pertama di masyarakat masih terjadi dan cara penanggulangannya sebagian masih menggunakan terapi farmakologis atau di diamkan saja. Emesis gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Hasnah,2013). Rasa mual pada awal kehamilan dapat di kurangi dengan menggunakan terapi komplementer antara lain dengan tanaman herbal atau tradisional yang bisa dilakukan dan mudah di dapatkan seperti daun peppermint, lemon, jahe dll (Ira, 2012). Fungsi farmakologis jahe salah satunya adalah antiemetik (anti muntah). Jahe merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut, hal ini akan meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulan aromatik yang kuat, disamping dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltik usus. Sekitar enam senyawa di dalam jahe telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah) yang manjur. Kerja senyawa-senyawa tersebut lebih mengarah pada dinding lambung dari pada sistem saraf pusat (Budhwaar, 2006). Nutrisi yang terkandung dalam jahe adalah potassium 3,4%, magnesium 3,0%, copper 3,0%, manganese 3,0%, dan vitamin B6 (pyridoxine) 2,5 % (Dept Nutritional Profile, 2008). Satu sendok teh jahe parut segar atau 250 mg kapsul jahe bubuk yang Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
29
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
diminum saat rasa mual dan muntah menyerang dapat memberikan pertolongan segera (Budhwaar, 2006). Penelitian oleh Chopra menemukan bahwa tiga dari empat wanita hamil merasakan mual berkurang berkat jahe, tanpa efek samping yang membahayakan (Chopra,et.al 2006). Jika Ibu hamil cenderung malas untuk meminum seduhan jahe dengan alasan malas membuatnya dan kurang menyukai rasanya yang sedikit pedas, maka ibu dapat menggunakan Jus buah jeruk bali sebagai penggantinya. Rasa buah jeruk yang lebih segar dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi mual yang biasa terjadi pada ibu hamil trimester I. Buah jeruk bali terkenal kaya akan kandungan vitamin C nya, karena dalam 100 gram buah jeruk bali terkandung sebanyak 350 mikrogram vitamin C. Selain itu buah jeruk juga mengandung vitamin A, Vitamin B, Vitamin B2, Kalsium dan kalium dan asam folat yang berguna bagi perkembangan janin dalam tubuh. Buah jeruk juga memiliki kandungan zat lain yang bermanfaat untuk tubuh seperti pectin, likopen, flavonoid, niacin. Kandungan flavonoid inilah yang meningkatkan produksi empedu, flavonoid akan menetralkan cairan pencernaan asam yang dapat mengurangi rasa mual. Akan lebih baik jika masyarakat khususnya ibu hamil mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap non farmakologis terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan efektivitas antara pemberian seduhan jahe dengan Jus buah jeruk bali terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Adan-Adan tahun 2015. METODE Penelitian ini menggunakan bentuk rancangan quasy eksperiment dengan pendekatan non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 pada bulan Agustus tahun 2015 yang ada di wilayah kerja puskesmas adan-adan kecamatan gurah kabupaten Kediri berjumlah 41 orang. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah pada bulan – tahun 2015 di puskesmas adan adan kecamatan gurah kabupaten Kediri sebesar 16 orang untuk kelompok pemberian seduhan jahe dan 16 orang untuk kelompok pemberian jeruk bali dan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian seduhan jahe dan pemberian jus jeruk bali, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
30
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
frekuensi mual muntah. Adapun prosedur pengumpulan data Peneliti melakukan observasi pada dua tempat berbeda dan 2 kelompok ibu hamil trimester pertama yang mengalami mual muntah, peneliti melakukan intervensi pada responden dan membantu untuk melakukan pada kelompok pertama responden di beri seduhan jahe, parutan jahe segar sebanyak satu sendok teh yang dilarutkan/dicampurkan kedalam air hangat 200cc/ml dan pada kelompok kedua responden di beri jeruk bali yang sudah di perah dan di beri 5gr gula 150cc air putih dan sedikit es selanjutnya observasi frekuensi mual, muntah catat pada lembar observasi untuk hari pertama selanjutnya di lakukan intervensi tersebut selama 6 hari dan catat kembali pada lembar observasi. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas adan-adan kecamatan gurah kabupaten Kediri pada bulan Agustus tahun 2015. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t 2 sampel berpasangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Didapatkan hasil penelitian dari 16 responden kelompok seduhan jahe, frekuensi mual muntah sebelum diberikan seduhan jahe pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas adan – adan kabupaten kediri tahun 2015
memiliki rata – rata 3,187
sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe pada
ibu hamil
trimester I di wilayah kerja puskesmas adan – adan kabupaten kediri tahun 2015 memiliki rata – rata 1,6250. Didapatkan hasil penelitian dari 16 responden kelompok jus buah jeruk bali dari 16 responden kelompok jus buah jeruk bali, frekuensi mual muntah sebelum diberikan jus buah jeruk bali pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas adan – adan kabupaten kediri tahun 2015 memiliki rata – rata 2,8750 sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe pada
ibu hamil
trimester I di wilayah kerja Puskesmas Adan–Adan Kabupaten Kediri tahun 2015 memiliki rata – rata 2,0625. Berdasarkan hasil analisis diinteprestasikan bahwa dari 16 responden kelompok seduhan jahe, mengalami penurunan frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe pada ibu hamil trimester I dari hasil uji analisis menggunakan uji statistik Paired Ttest, diketahui bahwa rata – rata frekuensi mual dan muntah sesudah diberikan seduhan jahe mengalami penurunan yang cukup signifikan. Besarnya nilai signififikan ρ-value 0,000 dengan α 0,05. Karena nilai signifikan < α maka H0 ditolak, dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh pemberian seduhan jahe terhadap frekuensi mual muntah ibu hamil
Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
31
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan – Adan Kabupaten Kediri tahun 2015. Berikut data tersebut disajikan pada tabel 1. Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Mual Muntah sebelum dan Setelah Diberikan seduhan jahe Pada Ibu Hamil TM I Sebelum dan Setelah Pemberian Seduhan Jahe N Mean SD SE P value Sebelum 16 3,1875 1,10868 0,27717 Setelah 16 1,6250 1,02470 0,25617 0,000 Sumber : Data primer, penelitian tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis diinteprestasikan bahwa dari 16 responden kelompok jus buah jeruk bali, mengalami penurunan frekuensi mual muntah setelah diberikan jus buah jeruk bali pada ibu hamil trimester I dari hasil uji statistik menggunakan uji statistik Paired T-test, diketahui bahwa rata – rata frekuensi mual dan muntah sesudah diberikan seduhan jahe mengalami penurunan yang cukup signifikan. Besarnya nilai signififikan ρvalue 0,000 dengan α 0,05. Karena nilai signifikan < α maka H0 ditolak, dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh pemberian jus buah jeruk bali terhadap frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan – Adan Kabupaten Kediri tahun 2015. Berikut data tersebut disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Mual Muntah sebelum dan Setelah Diberikan jus buah jeruk bali Pada Ibu Hamil TM I Sebelum dan setelah pemberian jus buah jeruk bali N Mean SD SE P value Sebelum 16 2,8750 1,08781 0,27195 Setelah 16 2,0625 1,12361 0,28090 0,000 Sumber : Data primer, penelitian tahun 2015
Hasil analisis seduhan jahe dan jus buah jeruk bali pada ibu trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan – Adan Kabupaten Kediri dengan menggunakan uji statistik Independent T-Test, rata – rata frekuensi mual dan muntah responden sesudah diberikan seduhan jahe sebesar 1,6250. Sedangkan rata –rata frekuensi mual muntah pada responden yang diberikan jus buah jeruk bali sebesar 2,000. Sehingga dapat disimpulakan bahwa pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan pemberian jus buah jeruk bali. Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan – Adan pada kelompok seduhan jahe, sebelum diberikan seduhan jahe memiliki rata – rata frekuensi mual muntah 3,1875 dan nilai frekuensi minimal sebesar 1 kali dan frekuensi terbanyak 5 kali. Mual muntah adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
32
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2007). Penyebab mual muntah sendiri belum diketahui secara pasti, namun banyak faktor predisposisinya antara lain : primigravida, molahidatitosa, kehamilan ganda, dan hidramnion (Prawirohardjo,2009). Diketahui bahwa sebagian besar yaitu (62,5%) responden kelompok seduhan jahe merupakan primigravida dan hampir setengahnya merupakan multigravida (37,5%). Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena primigravida tidak memiliki pengalaman menjadi orang tua, dibandingkan dengan multigravida yang sebelumnya telah memiliki anak. Ketidaksiapan ini dapat memperberat gejala mual tersebut pada primigarvida. Terlebih mereka tidak memiliki pengalaman untuk menangani gejala tersebut dengan segera. Mereka lebih mengganggap ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester I merupakan gejala yang berat yang harus dialami oleh ibu hamil. Berbeda dengan multigravida yang memiliki pengalaman sebelumnya, mereka lebih mengganggap ketidaknyamanan yang ia alami merupakan ketidaknyamanan yang biasa terjadi karena mereka telah mengalaminya pada kehamilan sebelumnya, bahkan dari beberapa responden mengganggap ketidaknyamanan seperti mual muntah pada ibu hamil trimester I merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dicemaskan. Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Adan – Adan pada kelompok seduhan jahe, setelah diberikan seduhan jahe memiliki rata – rata frekuensi mual muntah 1,6250 dan nilai frekuensi minimal sebesar 0 kali, dan frekuensi terbanyak 4 kali. Seduhan jahe mengandung zat inti yang disebut gingerol merupakan molekul radikal bebas kuat dan dapat beraksi sebagai antioksidan. Gingerol menurunkan produk oksidatif dalam saluran pencernaan yang menyebabkan kurangnya rasa mual. Gingerol juga dapat menyebabkan pembuluh darah membesar yang biasanya ditandai dengan efek hangat dan menghambat penerimaan serotonin di dalam lambung yang dapat mengurangi terjadinya rasa mual (Megawati 2007). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dari kelompok eksperimen jahe sebagian besar responden berpendidikan Menengah yaitu sebanyak 9 orang (56,25%), 5 responden (31,25) berpendidikan dasar dan 2 responden (12,5%) berpendidikan tinggi. Pengetahuan adalah segala apa yang di ketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2011). Tingkatan terdiri dari tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun faktor yang mempengaruhi proses penerimaan pengetahuan seseorang seperti usia dan pendidikan Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
33
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
(Notoadmodjo, 2010). Hal tersebut dimunkinkan terjadi karena semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang mendapatkan informasi, informasi ini bisa dalam bentuk perubahan psikologis dan fisik yang terjadi pada ibu hamil trimester I yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti mual muntah. Jika seseorang telah mendapatkan informasi seperti ini sebelumnya, ibu hamil akan lebih siap menghadapi kehamilannya dan tidak perlu mencemaskan mual muntah yang sedang ibu hamil hadapi. Berbeda dengan ibu yang berpendidikan rendah, ibu akan mengira mual muntah yang ia alami merupakan hal yang berat yang harus dihadapi. Sedangkan pada ibu yang berpendidikan tinggi, ibu biasanya sudah mencari informasi terlebih dahulu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan serta cara mengatasinya. Karena sebagian besar responden seduhan jahe berpendidikan menengah Peneliti lebih mudah untuk memberikan informasi manfaat dan tujuan akan seduhan jahe kepada responden untuk menangani ketidaknyamanan mual dan muntah yang responden alami. Walaupun rasa dari seduhan jahe sedikit pedas, responden bersedia mengkonsumsi seduhan jahe setiap hari selama seminggu yang telah diberikan. Frekuensi mual muntah yang dialaminya responden berangsur berkurang walau tidak semuanya hilang setelah minum seduhan jahe ini. Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Adan – Adan pada kelompok jus buah jeruk bali, sebelum diberikan jus buah jeruk bali rata – rata frekuensi mual muntah 2,8750 dan nilai frekuensi minimal sebesar 1 kali, dan frekuensi terbanyak 5 kali. Ibu hamil akan merasakan ketidak nyamanan baik fisik maupun psikis. Ketidaknyamanan fisik tersebut berupa keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil salah satunya emesis gravidarum (Siti Bandiyah 2009). Emesis gravidarum terjadi sekitar 65 – 70%. Mungkin masih terdapat sisa morning sickness. Disertai muntah ringan, tetapi tidak menganggu aktivitas sehari – hari. (Manuaba, 2009). Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat, dan stres dapat memperburuk rasa mual (Neil, 2010). Dari tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar responden kelompok eksperimen jus jeruk bali memiliki pekerjaan yaitu 62,5% sebanyak 10 orang dan 6 responden lainnya (37,5%) merupakan ibu rumah tangga. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena ibu yang bekerja tidak memiliki waktu banyak untuk istirahat. Terkadang ibu bekerja dari pagi hingga sore hari. Walaupun ibu hamil membutuhkan istirahat lebih banyak, namun kebanyakan ibu memilih tetap bekerja daripada harus kehilangan pekerjaannya atau mereka lebih memilih menggunakan waktu cuti yang telah diberikan oleh tempat ibu bekerja pada saat bayi lahir hingga bayinya Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
34
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
berusia 2 bulan. Berbeda dengan ibu hamil yang tidak bekerja, ibu hamil yang tidak bekerja memiliki waktu lebih banyak untuk istirahat. Walaupun mereka harus melakukan pekerjaan ibu rumah tangga seperti mencuci, memasak, menyapu namun pekerjaan tersebut masih dapat dibantu atau digantikan oleh suami atau keluarga lainnya. Frekuensi mual muntah ibu hamil trimester I di wilayah kerja puskesmas Adan – Adan pada kelompok jus buah jeruk bali, setelah diberikan jus buah jeruk bali memiliki rata – rata frekuensi mual muntah 2,0625 dan nilai frekuensi minimal sebesar 0 kali, dan frekuensi terbanyak 4 kali. Buah jeruk bali (pamelo)mengandung flavonoid yang bisa meningkatkan produksi empedu, flavonoid akan menetralkan asam yang dapat mengurangi rasa mual sehingga frekuensi emesis gravidarum dapat berkurang dan akan menghilang (hariwibowo, 2014). Buah jeruk bali juga mengandung banyak vitamin B6 yang tinggi dalam 100gr jeruk bali terdapat 46mg vitamin B6 (Direktorat gizi Kementerian Indonesia ). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden kelompok jus buah jeruk bali berusia 20 – 35 tahun yaitu 75% sebanyak 12 responden, responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 3 orang (18,75) sedangkan responden yang berusia > 35 tahun sebanyak 1 orang (62,5%). Menurut (Hartanto,2010) usia 20-35 merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Hal ini juga diperkuat dengan BKKBN (2012) usia ideal untuk menikah, hamil, dan melahirkan adalah usia rentang 20 – 35 tahun. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena, jika seorang wanita hamil pada usia < 20 tahun, calon ibu tersebut akan mengalami kurang percaya diri dalam mengahadapi kehamilannya. Dikarenakan belum cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu tersebut. Sehingga dapat menimbulkan keraguan apakah dia sanggup memberikan cinta kasih serta perawatan dan asuhan pada anak yang akan di lahirkannya nanti. Sedangkan jika ibu yang hamil pada usia > 35 tahun ibu akan mengalami kelelahan yang lebih berat dibanding dengan ibu hamil dengan usia < 35 tahun. ini dapat dikarenakan fungsi organ dari wanita tersebut juga sudah menurun. Terlebih pada usia > 35 tahun ibu hamil dikatakan hamil dengan resiko tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Terjadi perubahan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian seduhan jahe terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I 2. Terjadi perubahan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian jus buah jeruk bali terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
35
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
3. Pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan dengan jus buah jeruk bali untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I. Hendaknya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan untuk bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan informasi dan penyuluhan tentang upaya mengatasi emesis gravidarum dengan mudah dan sederhana serta hasil penelitian ini dapat menjadi sebagai salah satu alternatif di dalam memberikan penanganan secara tradisional pada ibu hamil yang mengalami mual – muntah pada trimester I.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. BKKBN. 2012. SDKI-AKI. www.litbang.depkes.go.id/prevalensi//. Diakses tanggal 0201-2015 Dewi, Vivian. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Elsabhrina. 2013. Dahsyatnya Daun Obat Sepanjang Masa. Yogyakarta: Cemerlang Publishing. Harianto, Pendi. 2014. Bugar Dan Cantik Dengan Terapi Air Putih Dan Infused Water. Yogyakarta: Media Pressindo Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya. Health Books Publishing. Ira Puspito. 2012. Pengobatan Mandiri Di Rumah Anda A-Z Gangguan Kesehatan Umum,Cara Mencegah Dan Cara Mengatsainya. Yogyakarta: Bangkit Intyaswati. 2012. Gambaran Penanganan Mandiri Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Pada Trimester I di BKIA Rumah Sakit William Booth Surabaya Mansyur. 2008.Psikologi Ibu Dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Arianto Maulana, M. 2008. Penyakit Kehamilan Dan Pengobatannya. Yogjakarta: Kata hati. Nugraheni. 2013. cara khasiat manfaat jeruk bali .Bersumber dari: http://www.carakhasiatmanfaat.com. diakses tanggal 1 januari 2015 Parwitasari, Chatur Dhian. 2014 Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe Dan Daun Mint Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Online Mahasiswa Bidang Ilmu Keperawatan
Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
36
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, Jilid 1, hlm 27-37
Prawiroharjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Rahmi Fitria. 2013. Efektifitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah pada Kehamilan Trimester I di Puskesmas Dolok Masihul kec. Dolok Masihul Kab Serdang Rimontha, F.G dkk. 2007. Perbandingan Efektifitas Kombinasi Ekstrak Jahe Dan Pirokdiksin Dengan Pirodiksin Saja Dalam Mengurangi Keluhan Mual Muntah Pada Wanita Hamil. Sugeng.
2014. Manfaat pamelo bagi kesehatan tubuh. http://www.Home»Pamelo»ManfaatPamelo,JerukBalibagiKesehatanTubuh. Diakses tanggal 28-05-2015 Syarif. 2011. Terapi Akupresure. Bersumber dari
. diakses tanggal 28-05-2015 Tiran. 2008. Clinical Aromatherapy For Pregnancy And Childbirth. Philadelphia: Elsevier Churchill Livingstone Ziadah, hasnah. 2013. Kado Terindah Untuk Ibu Hamil. Yogyakarta: Fatiha
Rosi Rizqi Nugrahani, Efektivitas Pemberian...
37