74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia ≥45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi dan faktor-faktor risiko dominan terhadap angka kejadian PJK pada pasien rawat inap kelompok usia ≥45 tahun adalah: 1.
Penderita PJK di RS Panti Wilasa Citarum semarang Ruang Anggrek dan Cempaka pada kelompok usia ≥45 tahun yaitu sebanyak 10 kasus (33,33%) yang terdiagnosa namun terdapat 20 kasus (60,67%) tidak terdiagnosa namun memiliki resiko
2.
Mayoritas pasien adalah laki-laki sebanyak 20 orang (66.67%), dan dari 10 sampel yang terdiagnosa sebanyak 6 kasus (60,00%) adalah laki-laki.
3.
Pasien yang dirawat inap menurut umur antara 45 – 55 tahun yaitu sebanyak 16 kasus (53,33%) dan dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 8 orang berusia 45-55 (80,00%)
4.
Pasien yang memiliki riwayat hipertensi 20 kasus (66,67), dimana dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 6 kasus (60,00%) memiliki riwayat hipertensi
75 5.
Pasien yang mempuyai riwayat Diabetes Melitus 19 kasus (63,33%), dimana dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 6 kasus (60,00%) memiliki riwayat diabetes melitus.
6.
Pasien yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 20 kasus (77,67%), dimana dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 8 kasus (80,00%) memiliki riwayat atau kebiasaan merokok.
7.
Mayoritas Pasien yang memiliki dislipidemia yaitu 23 kasus (76,7%) dimana dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 7 kasus (70,00%) memiliki dislipidemia.
8.
Pasien yang obesitas sebanyak 16 kasus (53,33%) dimana dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 4 kasus (40,00%) yang obesitas
9.
Pasien yang memiliki riwayat keluarga mengalami PJK sebanyak 15 kasus (50,00%), sedangkan yang tidak memiliki keterangan dalam rekam medik sebanyak 1 kasus (3,33%). Dan dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 6 kasus (60,00%) memiliki riwayat riwayat keluarga sedangkan 1 kasus (10,00%) tidak memilili riwayat keluarga.
10.
Pasien yang tidak beraktivitas (inaktivitas fisik) sebanyak 22 kasus (66,67%) dimana dari 10 sampel yang terdiagnosa terdapat 7 kasus (70,00%) yang tidak beraktivitas (inaktivitas fisik)
76 11.
Variabel Jenis kelamin memiliki presentasi sebesar 80% dan memiliki hubungan positif dengan angka kejadian PJK, dengan nilai koefisiennya
berdasarkan uji korelasi kendall’s dan
spearman 0,289. 12.
Variabel Merokok memiliki presentasi sebesar 70% dan memiliki hubungan positif dengan angka kejadian PJK, dengan nilai koefisiennya berdasarkan uji korelasi kendall’s dan spearman’s 0,200
13.
Variabel usia memiliki presentasi sebesar 80% dan memiliki hubungan positif dengan angka kejadian PJK, dengan nilai koefisiennya berdasarkan uji korelasi kendall’s sebesar 0,311 dan spearman’s 0,329
14.
Sedangkan variabel dislipidemia memiliki presentasi sebesar 70% dan tidak memiliki hubungan positif dengan angka kejadian PJK, dengan nilai koefisiennya berdasarkan uji korelasi kendall’s dan spearman -0,111.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas saran-saran yang dapat di sampaikan di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Telah
diketahui
masyarakat
luas
bahwa
merokok
dapat
meningkatkan resiko PJK, untuk itu saran buat perokok hendaklah untuk berhenti merokok sedangkan untuk tenaga kesehatan kiranya
77 meningkatkan pendidikan kesehatan dan kampanye untuk berhenti merokok. 2. Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh buruk pada kesehatan jantung untuk itu hendaklah masyarakat mengontrol komsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan minyak. Demikian halnya dengan penderita DM, pengendalian glukosa dalam darah lewat komsumsi makanan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah komplikasi terjadinya PJK pada penderita DM. 3. Olah raga sangat baik bagi kesehatan serta perlu dilakukan secara proposional supaya memberikan efek positif terhadap kesehatan badan (khususnya jantung). Untuk itu sangat disarankan agar semua masyarakat setidaknya meluangkan waktu 20-30
menit
untuk berolahraga. 4. Penelitian ini menjadi terbatas dan kurang memuaskan karena jumlah
responden
mengharapkan
yang
dengan
sangat hormat
sedikit agar
untuk
penelitian
itu
peneliti
selanjutnya
meningkatkan jumlah responden. Dalam penelitian ini peneliti tidak memilah antara aktivitas ringan, sedang dan berat untuk itu, peneliti mengharapkan dengan kerendahan hati agar penlitian selanjutnya memilah antara aktivitas ringan, sedang dan berat. Dalam penelitian ini juga peneliti tidak memilah lama merokok dan jumlah merokok pada setiap pasien, untuk itu peneliti dengan kerendahan hati sangat
78 mengharapkan agar penelitian selanjutnya memilah lama merokok dan jumlah rokok yang diisap perhari.