PERBEDAAN SIKAP TERHADAP MAKAN SEHAT MAHASISWA BINUS UNIVERSITY DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Ayatullah Muhammad Raj’an Binus University Kampus Kijang, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480, Telp. (62-21) 532 7630,
[email protected] (Ayatullah Muhammad Raj’an,Anggita Dian Cahyani)
ABSTRAK
Healthy eating is one of the preventative actions we may take to stay away from many health problems such as obesity. Positive supports and attitude are needed for healthy eating concept to be implemented. Numerous experiments before have stated the distinctions between male and female diet.This research studies the differences of healthy eating behaviour based on gender. This study involves 397 BINUS students that consist of 222 female and 175 male. It also used quantitative approach, and the acquired data is then analyzed using t-tests for two independent samples. The result of this study indeed shows that there is a significant contrast between male and female healthy eating attitude and diet. Keywords: Attitude, Healthy Eating Attitude, BINUS Students, T-test
Makan sehat merupakan salah satu tindakan preventif terhadap berbagai penyakit seperti obesitas. Perlu dukungan sikap positif agar penerapan makan sehat dapat terlaksana. Penelitian sebelumnya menyatakan ada perbedaan perilaku makan antara laki-laki dan perempuan. Maka penelitian ini bertujuan melihat perbedaan sikap makan sehat ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian ini melibatkan 397 mahasiswa BINUS yang terdiri dari 222 perempuan dan 175 laki-laki. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif , data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan uji beda untuk dua sampel independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan atas sikap terhadap makan sehat pada laki-laki dan perempuan. Kata Kunci: Sikap, Sikap Terhadap Makan Sehat, Mahasiswa BINUS, Uji Beda PENDAHULUAN Salah satu masalah yang menjadi masalah global baik di negara maju maupun negara berkembang adalah obesitas (WHO, 2012). Obesitas yang merupakan masalah kelebihan berat badan ternyata kini tidak hanya menjadi masalah di negara maju, namun meningkat juga prevalensinya di negara berkembang (Sagiran, 2014). Hasil penelitiaan menunjukan bahwa 67% warga Jakarta memiliki berat badan yang beresiko obesitas (Yen, 2009). Masalah obesitas salah satunya disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi serta pengaturan pola makan yang tidak seimbang (Yen, 2009). Kebutuhan mengkonsumsi makanan adalah kebutuhan primer bagi penopang kehidupan manusia dalam menjalani aktivitas. Oleh karena itu upaya pencegahan yang paling sederhana dalam masalah obesitas melalui pengaturan pola makan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh atau perilaku makan sehat. Perilaku makan sehat salah satunya akan terjadi apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap hal tersebut Ajzen (2005). Sikap menurut Bohner dan Wanke (2010) terbentuk atas dasar tiga komponen
yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Maka sikap terhadaap makan sehat tentu terbentuk dari ketiga komponen tersebut yang akan menjadi predisposisi dari prilaku makan sehat. Penelitian sebelumnya menemukan terdapat perbedan antara laki-laki dengan perempuan dalam perilaku memilih konsumsi makanan yang berserat (Dynesen, dkk, 2003). Artinya, dapat dikembangkan dugaan sementara yang akan menarik untuk diteliti lebih lanjut, yakni bahwa akan ada perbedaan pula dalam sikap terhadap makan sehat antara laki-laki dan perempuan. Mahasiswa, jika dilihat dari usianya termasuk dalam tahapan remaja dewasa awal (18-25 tahun). Menurut Arnett (dalam Santrock, 2013) masa ini adalah masa yang penting untuk menjadi fondasi bagaimana keadaan fisik seseorang dimasa depan. Oleh karena itu, penelitian ini memilih mahasiswa sebagai subjek penelitian, khususnya mahasiswa BINUS University, karena BINUS University adalah salah satu universitas besar di Jakarta. Menurut Riskesdas 2013, Jakarta memiliki proporsi aktifitas fisik yang tergolong paling rendah dibanding daerah lain(39,2%); dan kurangnya aktifitas fisik biasanya dikaitkan dengan resiko terjadinya berbagai macam penyakit. Atas dasar dinamika tersebut, maka penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan sikap mahasiswa BINUS University terhadap makan sehat ditinjau dari jenis kelamin. Definisi Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pengetahuan, pendapat dan emosi yang bersangkutan dengan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik, dan sebagainya (Ajzen, 2005). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi perilaku (reaksi tertutup) (Notoatmodjo, 2005).Definisi lainnya sikap berasal dari kata latin “aptus” yang berarti dalam keadaan sehat dan siap melakukan aksi dan tindakan, atau juga dapat dianalogikan dengan keadaan seseorang gladiator dalam arena laga yang siap menghadapi singa sebagai lawan lawannya dalam pertarungan (Sarwono & Meinarno, 2009). Secara harafiah, sikap adalah sebagai kesiapan raga yang dapat diamati. Dalam Sarwono & Meinarno (2009), G.W. Allport membuat batasan definisi sikap (attitude) yang merujuk kepada kesiapan mental. Menurut Allport, sikap merupakan suatu di dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi proses yang berlangsung.Defininsi lainnya menurut Bohner dan Wanke (2010) sikap bisa diartikan sebagai suatu proses rangkaian evaluasi seseorang terhadap suatu objek berdasarkan serangkaian keyakinan atau diskriminasi seseorang terhadap suatu objek yang kongkrit maupun abstrak. Menurut Ajzen (2005) sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh belief terkait konsekuensi ketika perilaku itu ditampilkan (behavioral beliefs) yang berbaur dengan evaluasi terhadap konsekuensi (outcome evaluation) tersebut.Bohner dan Wanke (2010) menggolongkan definisi sikap ke dalam tiga kerangka pemikiran.Pertama, sikap merupakan suatu bentuk reaksi atau evaluasi perasaan.Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu adalah memihak maupun tidak memihak. Kedua, sikap merupakan kesiapan bereaksi terhadap objek tertentu, ketiga, sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi satu sama lain.Berdasarkan uraian diatas, makan dapat disimpulkan pengertian sikap yang dipakai dalam penelitian ini. Sikap, adalah predisposisi dari perilaku individu dalam merespon objek melalui proses evaluatif yang melibatkan komponen kognitif, afektif dan konatif.
Sikap terhadap Makan Sehat Berdasarkan elaborasi dari pengertian sikap Bohner dan Wanke (2010) dan pengertian makan sehat menurut yang telah diuraikan sebelumnya, maka sikap terhadap makan sehat dapat diartikan sebagai suatu proses evaluatif yang melibatkan komponen kognitif, afektif dan konatif seseorang terhadap pengaturan konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang. Bohner dan Wanke (2010) menjelaskan sikap memiliki tiga komponen-komponen yang saling terkait dalam membentuk perilaku. Maka dapat dikatakan sikap terhadap makan sehat dapat dijelaskan melalui tiga komponen tersebut : Kognitif : Komponen kognitif mencakup proses pemilahan informasi dan proses analisis individu terhadap makanan yang seharusnya dikonsumsi setiap harinya sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh yang seimbang. Selain itu komponen ini juga mencakup proses informasi dan analisis terhadap kombinasi makanan yang mengandung unsur buah, sayur-sayuran, karbohidrat kompleks, protein, dan lemak tidak
jenuh, serta mineral setiap harinya berdasarkan pertimbangan hitungan hasil yang akan diperoleh atau sebab akibat yang akan didapati ketika memberikan respon terhadap konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang. Afektif : Komponen afektif mencakup perasaan atau emosi individu terhadap makanan dengan nutrisi seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh yang terdiri dari unsur-unsur buah, sayur-sayuran, karbohidrat kompleks, protein, dan lemak tidak jenuh. Komponen afektif sikap terhadap perilaku makan sehat juga mencakup proses evaluasi atas makanan yang dianggap menyenangkan atau tidak menyenangkan oleh individu berdasarkan pengalaman. Konatif : Komponen konatif menjelaskan proses pemilihan makanan yang seharusnya dikonsumsi sesuai kebutuhan nutrisi seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh yang mencakup unsur-unsur buah, sayursayuran, karbohidrat kompleks, protein, dan lemak tidak jenuh setiap harinya. Komponen ini menjelaskan mengenai respon atau tindakan individu terhadap makan sehat yang berasal dari proses evaluasi dari afektif dan kognitif
Definisi Makan Sehat Makan sehat adalah pemilihan konsumsi makanan yang diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh (Persagi, 2009).Makan sehat dapat diartikan sebagai pengaturan pola makan dengan teratur atau diet. Menurut kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dibatasi jumlahnya sesuai proporsi kebutuhan tubuh dimodifikasi atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan kesehatan (Persagi 2009) . Makanan sehat adalah makanan yang terdiri dari berbagai macam sumber nutrisi dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi untuk pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dalam proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Yen, 2009). Makanan sehat memiliki gizi yang seimbang, mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, makanan sehat kaya akan unsur zat gizi seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan sedikit lemak tak jenuh (Wu,T., Gao,X., Chen,M.,& Van Dam,R.M 2009). Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa makan sehat adalah konsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang atau jumlah yang cukup setiap harinya, yang terdiri dari buah, sayur-sayuran, karbohidrat kompleks, lemak tidak jenuh dan protein. Selain mengkonsumsi gizi seimbang, pola makan seimbang harus memiliah makanan yang tidak dikonsumsi, seperti makanan dengan kadar glukosa, kalori, dan kolesterol yang tinggi seperti makanan cepat saji, keripik, permen, dan makanan dengan kadar gula yang tinggi seperti makanan penutup.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling karena tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014). Secara spesifik, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena data-data yang diperoleh akan diolah secara statistik. dengan membagikan kuesioner kepada 397 partisipan dewasa awal laki-laki dan perempuan mahasiswa BINUS University berusia 18 – 25 tahun yang berisi pernyataan-pernyataan terkait sikap terhadap makan sehat menggunakan skala Likert. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah alat ukur “sikap terhadap makan sehat”. Alat ukur ini dikembangkan berdasarkan teori sikap yang dikemukakan oleh Bohner dan Wanke (2010) yang menyebutkan bahwa sikap dibangun atas tiga komponen: kognitif, afektif, konatif.. Instrumen yang dibuat untuk penelitian ini awalnya terdiri dari 45 item, yang tersusun atas 15 item dari masing-masing komponen. Skala tersebut kemudian diuji cobakan pada 40 responden dan menghasilkan 30 item yang sahih dengan nilai reabilitas Alpha sebesar 0,926 dan r >0.25 (Lodico, Spaulding, dan Voegtle 2006). Nilai reabilitas alpha sebesar 0,926 tersebut menunjukkan bahwa skala tersebut memiliki reabilitas yang dapat dikatakan konsisten karena melebihi indek nilai reliabilitas >0,6 (Sujianto, 2009). HASIL DAN BAHASAN
Hasil pengolahan data yang dilakukan kepada 397 partisipan, Melalui Uji-T dari Sampel bebas ini, didapati perbedaan mean antara kelompok laki-laki dan perempuan atas sikap terhadap makan sehat kelompok sikap terhadap makan sehat pada perempuan mendapatkan mean sebesar 85.4 dan mean untuk kelompok sikap terhadap makan sehat laki-laki 81.4. Maka perbedaan mean yang diperoleh sebesar 3.958. Hasil dari t-test for equaliy mean dengan signifikansi two-tail 0.00 < 0.05 Artinya terdapat perbedaan yang signifikan sikap terhadap makan sehat antara laki-laki dengan perempuan . Berikut tabel hasi perhitungan Uji-T Sampel bebas : Tabel 1 Gambaran Grup Statistik Jenis kelamin
jumlah n
Mean
Std.Deviation
Std. Error Mean
Perempuan
222
85.4
10.852
.728
Laki-laki
175
81.4
11.404
.862
Tabel 2 Gambaran Uji Sampel Bebas Levene's Test
Uji-T untuk Kesetaraan Mean
for Equality of Variances F
Sig
t
df
Sig. (2-tailed)
perbedaan Mean
Variasi diasumsikan .122
.738
3.528
395
.000
3.507
364.756
.001
3.958
Sama Variasi diasumsikan
3,958
tidak sama
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, sikap terhadap makan sehat mahasiswa BINUS University memiliki nilai mean sebesar 83,69, dengan standar deviasi sebesar 11,26. Berdasarkan jenis kelamin, sikap terhadap makan sehat pada laki-laki sebesar 81,47 dengan standar deviasi sebesar 11,40. Sikap terhadap makan sehat pada perempuan 85,43 dengan standar deviasi sebesar 10,85. Penelitian ini juga memiliki hipotesis bahwa ada perbedaan sikap terhadap makan sehat ditinjau dari jenis kelamin. Hipotesis yang diajukan diterima, karena hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi < 0.05, yang berarti ada perbedaan yang signifikan atas sikap terhadap makan sehat pada laki-laki dan perempuan. Penelitian ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan. Misalnya saja, dalam penelitian ini tidak memetakan sikap mahasiswa berdasarkan masa belajar mahasiswa di BINUS University. Hal ini tentu
akan memberikan gambaran yang menarik, karena walaupun subjek yang dilibatkan berada pada tingkat perkembangan yang sama (dewasa muda), namun subjek bisa jadi berada pada semester yang berbeda. Selain itu, akan lebih menarik jika dipetakan bagaimana pengaruh faktor fisik seperti BMI (Body Mass Index) dan juga riwayat kesehatan keluarga terhadap sikap terhadap makan sehat. Berdasarkan keterbatasan tersebut peneliti memberikan saran agar dalam penelitian selanjutnya variabel –variabel yang telah disebutkan dalam penelitain sebelumnya dapat dimasukkan. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lanjut yang tidak hanya melihat sikap namun bagaimana perilaku makan sehat yang terjadi. Selain itu, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa ada perbedaan yang signifikan atas sikap terhadap makan sehat pada mahasiswa laki-laki dan perempuan, sehingga, jika akan dilakukan intervensi dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Dengan demikian, intervensi yang dilakukan dapat lebih efektif dan lebih jauh lagi, angka obesitas dapat dikurangi. REFERENSI Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and behavior (2nd Ed). Milton-keynes, England: Open University Press/McGraw-Hill Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Bohner, G., Wanke, M. (2010). Attitudes and Attitude Change. New York: Psychology Press. Dynesen,A.W.,et al. (2003) Sociodemographic differences in dietary habits described by food frequency questions F results from Denmark.European Journal of Clinical Nutrition vol 57, 1586–1597 Lodico, M. G., Spaulding, D. T., & Voegtle, K. H. (2006). Methods in educational research: From theory to practice. San Fransisco: John Wiley & Sonc, Inc.. Notoatmodjo. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Persagi. (2009). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta:Kompas Gramedia Sagiran. (2014). Sehat Gaya Rasul. Jakarta: QultumMedia Santrock, J. W. (2013). Life-span development. New York: McGraw Hill. Sarwono, W.S., & Meinarno, W. E. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi Pustaka. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Wu,T., Gao,X., Chen,M.,& Van Dam,R.M.(2009). Long-term effectiveness of diet-plus-exercise interventions vs. Diet-only interventions for weight loss : A meta-analysis. Obesity Review,10,313323 WHO (World Health Organization). (2012). Obesity: Preventing and managing the global epidemic. Report of a WHO Consultation (Technical Report Series 894). Genève: Auteur Yen, T. S. (2009). Saya pilih sehat dan sembuh. Jakarta: DIAN RAKYAT
RIWAYAT PENULIS Ayatullah Muhammad Raj’an lahir di kota DKI Jakarta pada 06 Oktober 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University jurusan psikologi tahun 2015.