PERBEDAAN PENGARUH METODE CERITA DAN POSTER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG CARA PERAWATAN GIGI DI PAUD PERTIWI DAN ARDIKA JAYA BEKASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : DEVI HARTANTI NIM : 1111104000012
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, December 2015 Devi Hartanti, NIM: 1111104000012 The Differences in Methods of Story telling and Poster Against Early Childhood Knowledge Level of Dental Care in Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood Bekasi xviii+ 65pages+ 8 tables+ 1 figures+ 2 schemes+ 10 appendixes ABSTRACT Background. Dental health problems in Indonesia from 2007 to 2013 increased by 23.2% to 25.9%. This is due to lack of awareness of individuals in maintaining and caring for the health of teeth. If this is left unchallenged, will lead to other health such as infection, pain, and the child will be reluctant to move. Therefore, it takes an action to address the problem of dental caries, one of which is the preventive measures that provide a health education. Health education in preschool children is given through a method of story and posters, both methods are adapted to the stage of development in preschool children. Purpose. The aim of this research was to know the effectiveness of health education methods stories and posters to increase students' knowledge about dental care. Method. Quantitative analytical research with quasi-experimental design with pretest and posttest control group. Sample of this study were 47 students of Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood (Total Sampling). Data were analysed by Wilcoxon Test and Mann Whitney test with statistical application program. Results. A significant difference between the pretest and posttest intervention and control groups with p value <0.001 and there are significant differences between the level of knowledge posttest between the intervention and control groups with p value = 0.035. Suggestion. Preferably the method used in the poster story and provide health education. Keywords: Poster, Story Telling, dental care, Knowledge, Preschool Children.
Reference : (2005-2014)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2015 Devi Hartanti, NIM: 1111104000012 Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi xviii + 65 halaman + 8 tabel + 1 gambar + 2 bagan + 10 lampiran ABSTRAK Latar Belakang. Masalah kesehatan gigi di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2013 mengalami peningkatan sebesar 23,2% menjadi 25,9%. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran individu dalam menjaga dan merawat kesehatan giginya. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan mengakibatkan kesehatan lainnya seperti infeksi, nyeri, dan anak akan malas untuk beraktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tindakan untuk mengatasi masalah karies gigi, salah satunya adalah dengan tindakan preventif yaitu memberikan suatu pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada anak prasekolah diberikan melalui metode cerita dan poster, kedua metode tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan pada anak prasekolah. Tujuan. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi. Metode. Penelitian ini dilakukan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Sampel yang digunakan sebanyak 47 orang (total sampling). Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif quasi experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Withney dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik. Hasil. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai pretest dan posttest kelompok Intervensi dan Kontrol dengan p value <0,001 dan terdapat perbedaan yang signifikan antar tingkat pengetahuan posttest antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p value= 0,035. Saran. Sebaiknya metode cerita dan poster digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan. Kata Kunci: Poster, Metode Cerita, Perawatan gigi, Pengetahuan, Anak Prasekolah. Referensi : (2005-2014)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: DEVI HARTANTI
Tempat, tanggal Lahir
: Jakarta, 14 Oktober 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: VILLA MAS INDAH BLOK A.8 NO.3 RT/RW: 001/018, Kel/Desa: Perwira, Kecamatan: Bekasi Utara
HP
: 081318150824/ 088213326641
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. TK PRASISWA
1998-1999
2. Sekolah Dasar Negeri Pisangan Timur 01 Pagi
1999-2005
3. Sekolah Menengah Pertama 92 Jakarta
2005-2008
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 54 Jakarta
2008-2011
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2011- 2015
ORGANISASI 1. OSIS SMP
2006-2007
2. OSIS SMA
2009-2010
viii
PERSEMBAHAN
Tidak akan pernah ada yang sia-sia, sebuah kesuksesan sejati membutuhkan Perjuang dengan Proses yang yang luar biasa.
Bismillah Skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat di segala hal dalam kehidupanku. Mamah yang tidak pernah lelah mendoakan aku dan bawelin aku untuk segera menyelesaikan sarjanaku. Dan alhamdulilah anakmu ini sudah jadi sarjama mah . Dan bapak yang selalu berjuang keras demi aku bisa sampai jadi sarjana. Aku bahagia mempunyai kalian mah, pak love you more and more 2. Untuk kedua adikku yang selalu bantuin aku desain materi buat penelitian, yang sudah mendoakan dan mensupport aku. And I love you my little bro and sist 3. Dan untuk mas Panji dan semua sahabat, serta semua orang yang sudah mendoakan aku. Terima kasih, semoga apapun doa kebaikan untukku dari kalian akan berlaku untuk kalian, Aamiin Yaa Rabb…
ix
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Cara Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M a selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
3. Ibu Maulina Handayani, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Erna, S.Kep, M.Kep., Sp. KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Maulina Handayani, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah. 5. Ibu Ita Yuanita. S.Kp, M.Kep. dan Ibu Kustati Budi Lestari. M.Kep, Sp. Kep.An selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah. 8. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi. 9. Orang tuaku, Ibu Holillah dan Bapak Hartoko yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku ananda Dwi Wahyudi dan Hanny Marliana, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih. 10. Teman-teman FKIK 2010-2014, PSIK 2011, khususnya Mia, Wiwi, Hanik, yang telah memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang
xi
tawa dan yang telah banyak memberikan referensi dan membantu mengoreksi dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. 11. Panji Reksa Brilianto yang selalu menjadi penyemangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini 12. Kepada Dwi (adikku) dan hardiansyah yang telah membantu mendesain alat peraga dalam penelitian ini. 13. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menghiburku disaat lelah menghadang. Atas segala bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Kritik dan saran sangat diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga kita semua diberikan rahmat dan hidayah Allah SWT. Aamiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Januari 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI Halaman judul .............................................................................................................................................. i Pernyataan Keaslian Karya ...........................................................................................................................ii Abstract ...................................................................................................................................................... iii Abstrak ....................................................................................................................................................... iv Pernyataan Persetujuan...............................................................................................................................v Lembar Pengesahan .................................................................................................................................... vi Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................................................ viii Lembar Persembahan ................................................................................................................................. ix Kata Pengantar ............................................................................................................................................ x Daftar Isi ................................................................................................................................................... xiii Daftar Tabel ............................................................................................................................................... xv Daftar Bagan ............................................................................................................................................. xvi Daftar Gambar ......................................................................................................................................... xvii Daftar Lampiran ...................................................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5 C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian......................................................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Prasekolah ............................................................................................................................. 9 B. Kesehatan Gigi ............................................................................................................................. 14 C. Perilaku Kesehatan ...................................................................................................................... 16 D. Pengetahuan ................................................................................................................................ 17 E. Pendidikan Kesehatan .................................................................................................................. 21 F. Penelitian Terkait ........................................................................................................................ 27 G. Kerangka Teori ............................................................................................................................ 28
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep.......................................................................................................................... 29 B. Definisi Operasional Penelitian .................................................................................................... 30 C. Hipotesis Penelitian ..................................................................................................................... 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................................................................ 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................................ 36 C. Populasi dan Sampel .................................................................................................................... 36 D. Instrumen Penelitian .................................................................................................................... 38 E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................................................. ……..38 F. Pengumpulan Data....................................................................................................................... 40 G. Pengolahan Data .......................................................................................................................... 45 H. Analisa Data ................................................................................................................................. 47 I.
Etika Penelitian ............................................................................................................................ 48
J.
Penyajian Data ............................................................................................................................. 50
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian .................................................................................... 51 B. Analisa Univariat .......................................................................................................................... 54 C. Analisa Bivariat ............................................................................................................................ 54 BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden ............................................................................................................ 57 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................................... 62 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 64 B. Saran ............................................................................................................................................ 65 Daftar Pustaka Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3 Gambaran Mean Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.4 Uji Normalitas Tabel 5.5 Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Tabel 5.6 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Pretest kedua Kelompok Tabel 5.7 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Posttest Kedua Kelompok
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian…………………………………………….….28 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………………………..29
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucur Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008)...……………...….26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Inform Consent Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan Perawatan Gigi Lampiran 3. Satuan Acara Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan gigi Lampiran 4. Skenario Cerita Tentang Perawatan gigi Lampiran 5. Denah Gambar sesuai dengan Skenario Lampiran 6. Poster Perawatan gigi Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 10. Hasil Uji SPSS
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Gigi adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit terbanyak yang terbesar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra 2011). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terus meningkat adalah karies gigi. Karies lebih dikenal dengan gigi berlubang, dalam ilmu kedokteran gigi karies adalah proses pencampuran antara produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari makanan, dan email (Sundoro, 2005). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 ditemukan prevalensi masalah gigi dan mulut pada tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi sebesar 25,9%, untuk provinsi Jawa Barat mempunyai masalah pada gigi dan mulut diatas angka nasional yaitu sebesar 28%, hal ini juga terjadi peningkatan pada anak yang berusia 1 sampai 4 tahun dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu 6,9% menjadi 10,4% dan pada anak usia 5 sampai 9 tahun sebesar 21,6% menjadi 28,9%. Penyebab meningkatnya angka kejadian masalah pada gigi dan mulut salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, di Indonesia kesadaran 1
2
orang dewasa untuk datang ke dokter gigi masih sangat kurang yaitu < 7% dan pada anak-anak hanya sekitar 4% kunjungan (Lukihardianti, 2011). Hasil data nasional tentang kesadaran menyikat gigi setiap hari didapatkan 94,2%, sebagian besar menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun sore sebesar 76,6%, yang menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya sekitar 2,3%. (RISKESDAS, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawuryan (2008) dalam penelitiannya diperoleh bahwa tingkat pengetahuan yang masih kurang yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007). Perilaku tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan anak mengenai pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut, sehingga mereka mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini, menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak (Fankari, 2004). Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masalah kesehatan lain seperti menimbulkan nyeri, kelainan jantung, infeksi lambung, dan kematian. Anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut akan malas beraktivitas karena harus menahan rasa sakit pada giginya, yang dapat menyebabkan menurunnya selera makan pada anak. Dibutuhkan sarana informasi mengenai kesehatan gigi dan cara perawatannya. Salah satu caranya adalah dengan diberikannya pendidikan kesehatan sedini mungkin. (Minata, 2011).
3
Salah satu metode pendidikan kesehatan yang cocok diterapkan adalah metode bercerita (Musfiroh, 2005). Metode cerita dipilih sebagai salah satu metode pendidikan kesehatan dikarenakan metode cerita dapat menjadi sebuah alat komunikasi berbagai jenis informasi budaya, agama, kesehatan dan lain sebagainya, selain itu juga melatih daya tangkap anak, mengembangkan fanstasi dan kognitif anak, dan dapat menanamkan suatu perilaku yang positif sejak dini (Dhieni, 2008). Sebuah metode cerita agar dapat menarik perhatian seorang anak harus didukung dengan sebuah media seperti bentuk gambar yang menarik (Gunarti, 2010). Selain cerita, metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah dengan menggunakan sebuah poster (Simamora, 2009). Dalam memilih metode pendidikan, harus diingat sasaran serta tingkat pendidikan, sasaran dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah hal ini dikarenakan usia prasekolah merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak dan cocok untuk diberikannya berbagai macam informasi. Selain itu, karena anak usia prasekolah ada pada periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa (Hariyanti, 2008). Menurut Vygotsky dalam Wong (2008), manusia lahir dengan seperangkat fungsi kognitif kasar yaitu kemampuan untuk memperhatikan, mengamati, dan mengingat, dengan kemampuan dasar itu anak prasekolah dapat menerima informasi yang diterima dari lingkungan. Usia anak prasekolah juga merupakan masa sensitive (sensitive period), oleh karena itu anak seusia prasekolah adalah masa yang tepat untuk memberikan suatu informasi
4
didukung dengan lingkungan yang kondusif dan dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, serta tidak membebani anak (Montessori dalam Soemiarti 2007). Selain itu, anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2005). Penelitian ini menggunakan dua tempat yang berbeda, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Dari hasil studi pendahuluan dengan metode wawancara dan observasi di Paud Pertiwi, terdapat 22 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas. Kelas A, B1, dan B2 terdiri dari anak usia 3 sampai 5 tahun. Hasil wawancara dan observasi peneliti mendapatkan hasil dari 22 siswa yang bersekolah disana ada 19 anak yang mengalami gigi berlubang. Hampir 80% (17 siswa dari 22 siswa) di Paud Pertiwi belum mengetahui cara menggosok gigi yang benar, dan hanya 52% (12 siswa dari 22 siswa) yang menggosok gigi 2 kali dalam sehari pada waktu mandi pagi dan sore. Sedangkan di Paud Ardika Jaya terdpat 25 siswa yang juga terbagi menjadi 3 kelas (usia 3 smpai 5 tahun), 75% (19 siswa dari 25 siswa) mengalami gigi berlubang, 88% (22 siswa dari 25 siswa) belum mengetahui cara menggosok gigi yang benar, dan hanya 55% (14 siswa dari 25 siswa) yang menggosok gigi 2 kali dalam sehari. Selain itu, di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya juga belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan gigi yang benar. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan kesehatan tentang cara perawatan gigi yang benar pada anak usia prasekolah.
5
Berdasarkan penjelasan diatas, masalah kesehatan gigi pada siswa di kedua Paud tersebut masih tinggi dan perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan melalui cerita dan poster belum dibuktikan dalam populasi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul perbedaan metode cerita dan poster terhadap pengetahuan siswa tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, angka kejadian karies gigi masih tinggi, dan kurangnya kesadaran individu untuk memelihara kesehatan giginya ke dokter gigi atau pelayanan kesehatan, hal ini akan menimbulkan efek yang buruk, karena kesehatan gigi yang buruk akan mempengaruhi kesehatan tubuh (Minata, 2011). Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya pemeliharan kesehatan gigi dan mulut terutama pada usia prasekolah (paud), salah satu upayanya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan Menurut Musfiroh (2008) metode pendidikan kesehatan yang tepat adalah metode cerita, namun menurut Simamora (2009) metode poster juga tepat untuk meningkatkan pengetahuan anak. Selain itu juga belum diketahuinya Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster dan cerita di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Oleh karena itu, masalah pada penelitian ini apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi yang benar.
6
C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana karakteristik demografi pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode cerita dan poster untuk peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 3. Bagaimana tingkat pengetahuan Responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest? 4. Bagaimana tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest? 5. Adakah perbedaan rerata pada kelompok Cerita dan Poster?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik demografi anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode Poster dan Cerita terhadap
7
peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest. d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest. e. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan kelompok cerita dan poster di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.
E. Manfaat penelitian 1. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan pengetahuan tentang pemeliharan kesehatan gigi sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi sehingga diharapkan masalah kesehatan gigi dan mulut di Paud menurun. 2. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran pihak sekolah dalam menentukan media yang tepat untuk digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan perawatan gigi. 3. Bagi Praktisi Kesehatan atau Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi pelayanan kesehatan atau keperawatan.
8
4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ANAK PRASEKOLAH 1. Definisi Anak prasekolah Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6tahun (Wong, 2008). Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan 4-6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak-kanak (Patmonedewo, 2008)
2. Karakteristik Anak Prasekolah Menurut Snowman dalam Patmonodewo (2008), karakteristik anak prasekolah meliputi: a. Anak prasekolah dalam penampilan maupun gerakan anak sangat aktif b. Anak mulai terbiasa bersosialisai dengan lingkungan sekitar c. Anak cenderung lebih mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka d. Anak lebih egosentris e. Anak mulai terampil dalam berbahasa, dan lebih senang berbicara khususnya dalam kelompok f. Anak mulai mengetahui banyak huruf dan angka 1-10
9
10
3. Teori tahap Perkembangan Anak prasekolah a. Perkembangan kognitif Salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Banyak proses berpikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut. Teori kognitif Piaget,
perkembangan
kognitif
anak
prasekolah
berada
pada
fase
praoperasional. Fase ini meliputi anak dalam rentang usia 2-7 tahun dan dibagi menjadi dua tahap yaitu fase prakonseptual (usia 2-4 tahun) dan fase pikiran intuitif (4-7 tahun). Pada fase ini anak belajar untuk berpikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Usia anak prasekolah, dalam teori Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik (Wong, 2008) b. Perkembangan Psikoseksual Perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Perkembangan psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic. Proses identifikasi peran seksual dimulai selama usia prasekolah. Biasanya anak lebih dekat dengan orang tua yang berlainan jenis kelamin dengannya (Wong, 2008). c. Perkembangan Psikososial Perkembangan psikososial menurut teori Erickson, anak usia prasekolah menurut Ericson (1963), berada pada tahap initiative versus guilt (inisiatif versus rasa bersalah) dimana anak menunjukkan imajinasi, meniru orang
11
dewasa, mengetes kenyataan atau fakta yang ada. Pada tahap ini, anak sedang dalam stadium belajar energik (Wong, 2008). d. Perkembangan moral (Kohlberg) Perkembangan penilaian moral anak kecil sedang berada pada tingkat paling dasar. Terdapat sedikit, jika ada perhatian mengenai suatu kesalahan. Mereka berperilaku sesuai dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan. Pada anak prasekolah berorientasi pada hukuman dan kepatuhan (usia 2-4tahun), pada fase ini anak menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan. Apabila anak di hukum, tindakan tersebut berarti buruk. Apabila anak tidak di hukum berarti tindakan tersebut baik (Wong, 2008). 4. Kemampuan Anak Menerima Informasi Hampir semua aktifitas manusia selalu menggunakan aspek kognitif ini, Elliss dan Hunt (1995) dalam Suharnan (2007) menjelaskan ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses kognitif manusia, karena memori berfungsi untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari. Oleh karena itu, menurut ilmu tersebut pengembangan kapasitas manusia akan lebih mudah apabila dilakukan sejak usia dini (Slamet Suyanto, 2005). Anak usia dini mempunyai karakter yang unik, kemampuan, bakat, dan potensi yang berbeda satu sama lain, sebab anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada berbagai aspek, anak usia dini sangat membutuhkan
12
rangsangan dari lingkungan, salah satunya lingkungan sekolah, sebab di sekolah anak memperoleh berbagai rangsangan dan kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak, anak usia dini memerlukan berbagai kegiatan untuk mengorganisasi informasi di dalam otak, apabila anak hanya diberi sedikit petunjuk, maka anak akan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang telah anak lihat dan pelajari (Siti Aisyah, et.al, 2009). Anak usia dini memerlukan kegiatan pembelajaran yang menarik di kelas, sekolah berperan penting untuk menumbuhkan semua aspek perkembangan pada anak, salah satu perkembangan yang dapat dioptimalkan yaitu aspek kognitif, teori belajar kognitif (cognitive learning theory) adalah information processing theory (teori proses informasi) yang memandang belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak dan membantu anak menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan (Gagne 1937 dalam Slamet Suyanto, 2005). Menurut Vygotsky dalam Wong (2008), manusia lahir dengan seperangkat fungsi kognitif kasar yaitu kemampuan untuk memperhatikan, mengamati, dan mengingat, dengan kemampuan dasar itu lingkungan dapat mentransformasi dalam bentuk interaksi atau pengajaran dengan menggunakan bahasa. Teori Vygotsky tersebut diatas meskipun memberi peluang optimis untuk pendidikan anak prasekolah, namun ia tidak menjelaskan lebih rinci kapan idealnya anak menerima pengajaran dengan seperangkat kemampuan kognitif kasar yang diperoleh sejak lahir itu. Oleh karena itu pendapat
13
vygotsky sangat lemah untuk melegalisasi kepandaian pada pendidikan anak prasekolah. Akan tetapi Montessori dalam Soemiarti (2007) mengatakan bahwa pemberian suatu informasi pada anak prasekolah merupakan periode yang tepat yaitu pada usia 2-6 tahun, karena pada masa tersebut dianggap sebagai masa sensitive (sensitive Period) untuk belajar berbagai jenis hal, namun pada tahap ini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, tidak bersifat membebani anak, dan harus didukung oleh lingkungan yang kondusif agar anak bereaksi secara bebas dan mengembangkan dirinya sendiri dalam garis-garis pikirannya sendiri. Menurut Glan Doman dalam Hasan (2009) menyatakan perlunya anak diberikan suatu informasi atau pembelajaran, diantaranya: a. Anak berusia dibawah lima tahun dengan mudah dapat menyerap informasi dalam jumlah yang sangat banyak b. Anak dibawah usia 5 tahun dapat menangkap informasi dengan kecepatan yang luar biasa c. Semakin banyak informasi yang diserap oleh anak maka semakin banyak informasi yang diserap dan diingatnya d. Anak usia dibawah 5 tahun mempunyai energi yang sangat luar biasa e. Anak dapat mempelajari sesuatu bahasa secara utuh dan dapat belajar hampir sebanyak yang diajarkan kepadanya. Misalnya ia diajari membaca
14
satu untuk beberapa bahasa sama mudahnya dengan kemampuan untuk mengerti bahasa lisan. Pemberian suatu pembelajaran atau sebuah informasi juga harus melibatkan panca indera, kelima indera membantu anak mengalami sesuatu dan kesan yang ditinggalkan dibenak dapat disebut daya ingat, atau dengan kata lain penggunaan lebih dari satu indera, anak dapat mengingat suatu kesan yang pernah dialami secara lebih baik (Kapadia, 2008). Deporter Hernacki (2009) mengatakan bahwa otak sering mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk, dan perasaan, anak usia dini merupakan proses pembelajaran yang memerlukan penggunaan komponen-komponen tersebut dalam
menangkap
informasi
dan
menimbulkan
kembali
daripada
menggunakan kata-kata atau lisan yang panjang. Santrock (2008) menyatakan bahwa memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu. Pada anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2007). B. KESEHATAN GIGI Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya. (Tan dalam Houwink, 2000). Kesehatan gigi merupakan aspek yang luas, dibutuhkan upaya menjaga kesehatan gigi yang pada dasarnya diarahkan ke kegiatan promotif dan preventif melalui penyuluhan kesehatan. (Depkes RI,
15
2008). Perawatan gigi yang benar menurut Mansjoer (2009), dapat dilakukan dengan: 1. Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu-waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur. 2. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi. 3. Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali 4. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat, sirup, caramel, kismis, dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur). 5. Kumur-kumur dengan air putih setelah makan. 6. Cara Menyikat gigi (Depkes RI, 2013), adalah: a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi. b) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
16
c) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar. d) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju mundur. e) Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi. f) Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada gigi. g) Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas. C. Perilaku kesehatan Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.
17
Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep
dari Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), dimana perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu : 1. Faktor predisposisi Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Faktor pemungkin (Enabling factors) Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti ketersediaan sikat gigi dan pasta gigi di rumah. 3. Faktor penguat (Reinforcing factors) Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru dan sebagainya. Selain pengetahuan, sikap dan dukungan fasilitas diperlukan juga perilaku contoh (acuan) dari para tokoh panutan tersebut agar masyarakat berperilaku sehat. D. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Bloom (1956, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan bahwa pembelajaran terjadi dalam
18
tiga bidang, yaitu kognitif (pemahaman), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku kognitif diklasifikasikan dalam urutan hirarki, yaitu: a. Tahu (know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, karena pada tingkat ini seseorang hanya mampu melakukan recall (mengulang) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami (comprehension) dapat diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu objek dan dapat menginterpretasikannya secara benar. Orang yang sudah memahami harus dapat menjelaskan, menguraikan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan. c. Aplikasi (application) merupakan kemampuan dimana seseorang telah memahami suatu objek, dapat menjelaskan dan dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui meskipun pada situasi yang berbeda. d. Analisis (analysis) merupakan kemapuan seseorang untuk menggunakan ide-ide abstrak yang baru dipelajari untuk diterapkan dalam situasi nyata. Sehingga dapat menggambarkan atau memecahkan suatu masalah. e. Sintesis (synthesis) merupakan kemampuan untuk merangkum komponenkomponen dari suatu formulasi yang ada dan meletakkannya dalam suatu hubungan yang logis, sehingga tersusun suatu formula baru.
19
f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah dibuat sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan: Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
20
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. e. Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. f. Kebudayaan Kebudayaan
lingkungan
sekitar,
apabila
dalam
suatu
wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. g. Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang didapat melalui media cetak maupun media elektronik. 5. Kategori Pengetahuan Menurut Nursalam (2008), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
21
a. Baik: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan. b. Cukup: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 51%-75% dari seluruh Pertanyaan. c. Kurang: Bila subjek mampu menjawab dengan benar <50% dari seluruh pertanyaan. E. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007). 2. Metode dan Media Pendidikan/ Pengajaran Anak Prasekolah Menurut Notoatmodjo (2007) Media penyuluhan adalah semua sarana untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku seseorang ke arah positif. Pemilihan metode pendidikan kesehatan bergantung pada beberapa faktor, yakni karakteristik sasaran, (jumlah, status social
22
ekonomi, jenis kelamin), waktu dan tempat yang tersedia, serta tujuan yang spesifik yang ingin dicapai dengan pendidikan kesehatan tersebut (perubahan pengetahuan, sikap atau praktik partisipan) (Nursalam, 2008). Musfiqon (2012), Penyuluhan kesehatan tidak dapat lepas dari media, karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan mudah dipahami., jenis-jenis pendidikan kesehatan diantaranya. Media cetak (poster, banner, booklet, leaflet, flyer, flip chart, surat kabar, dan foto yang mengungkapkan informasi kesehatan), dan media elektronik (televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD). Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, factor instrumental (alat peraga, kurikulum, fasilitator belajar, dan metode belajar) dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi dan subjek (Nursalam, 2008). a. Metode Cerita Menurut Moeslichatoen (2010), cerita adalah metode yang paling menarik, paling disukai, dan paling menempel ingatan seorang anak, karena sebuah cerita sulit untuk dilupakan dan membuat pendengarnya suka kepada orang yang menceritakannya, selain itu metode cerita mempunyai beberapa makna penting bagi perkembangan anak usia prasekolah, diantaranya dapat mengkomunikasikan nilai-nilai pengetahuan, nilai budaya, nilai keagamaan, nilai sosial, dan dapat menanamkan etos kerja, etos waktu, dan etos alam. Menurut Arif Sadjiman (2009), gambar termasuk media non proyeksi. Cerita gambar adalah media gambar, bagan, atau skema yang biasanya di pajang di
23
dinding, atau dicetak besar seperti banner, media cerita bergambar merupakan rangkaian kegiatan/cerita yang disajikan secara berurutan, yang dapat digunakan untuk menstimulasi kemauan dan kemampuan anak dengan menggunakan simbol atau gambar yang menarik (Sri Anita, 2009). Tujuan bercerita menurut Takwin (2007), antara lain, mengembangkan kemampuan anak dalam menafsirkan peristiwa yang ada diluar pengalaman langsungnya, memperluas pemahaman dan daya imajinasi anak, mengembangkan kemampuan menyimak dan mendengar aktif pada diri anak, mengembangkan sikap positif anak terhadap suatu hal. Manfaat atau Kegunaan dari media bergambar menurut Azhar (2006), Fungsi Atensi (menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk konsentrasi kepada isi materi yang disampaikan dan ditampilkan), Fungsi Afektif (media ini dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (melihat) teks bergambar, gambar atau lambang visual akan menggugah emosi dan sikap anak-anak, Fungsi Kognitif (terlihat dari beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
yang
terkandung
dalam
gambar),
Fungsi
kompensatoris
(membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali). Kelebihan metode cerita Bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah di kehidupan, bernilai ekonomis, mudah dijangkau, mudah digunakan baik
24
individu, ataupun kelompok, anak dapat memahami isi gambar sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan mengetahui isi cerita bergambar. Sedangkan kelemahan metode cerita bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, butuh kemampuan khusus untuk menarik perhatian anak agar dapat konsentrasi kepada pemateri dan isi materi yang disampaikan melalui media bergambar, akan muncul banyak presepsi dari suatu gambar tersebut, karena hanya secara visual. b. Poster Menurut Nursalam (2008) pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada sasaran baik secara langsung ataupun melalui media tertentu. Poster merupakan
penggambaran
yang
ditunjukan
sebagai
pemberitahuan,
peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar (Musfiqon, 2012). Sri Anita (2009) mengatakan bahwa Poster adalah suatu gambar yang mengkombinasi unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat. Menurut Nana S dan Ahmad R (2010) secara umum poster memiliki kegunaan yaitu, memotivasi siswa dalam belajar, sebagai peringatan, berisi tentang peringatan terhadap sesuatu misal hukuman, kesehatan, agama, dan lain-lain, pengalaman kreatif melalui poster kegiatan menjadi lebih kreatif untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Ciri-
25
ciri poster yang baik menurut Arief S (dalam Musfiqon, 2012) adalah, sederhana, menyajikan suatu ide, dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, tulisan jelas, dan bervariasi. Kelebihan media poster menurut Daryanto (2012), yaitu, tahan lama, mencakup banyak orang, biaya lebih rendah, dapat di bawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman
dan
dapat
meningkatkan
gairah
untuk
belajar,
dapat
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya,
sedikit
memerlukan
informasi
tambahan,
pembuatannya mudah, harganya murah, dan bisa diperbanyak. Sedangkan kelemahan
poster
menurut
Daryanto
(2012),
yaitu,
membutuhkan
keterampilan khusus dalam pembuatannya dan penyajian pesan hanya berupa visual. Menurut Nursalam (2008), kemampuan partisipan dalam mengingat suatu informasi yang disampaikan melalui pendidikan kesehatan menurut teknik dan medianya digambarkan dalam sebuah Kerucut Edgar Dale, sasaran akan mampu mengingat informasi yang diberikan dengan persentase yang berbeda-beda sesuai dengan metode dan media yang digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
26
Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008) Keterangan: 1) Membaca, partisipan akan mampu mengingat 10% materi yang dibacakan. 2) Mendengar, partisipan akan mengingat 20% dari materi yang didengar. 3) Melihat, partisipan akan mengingat 30% dari apa yang dilihat. 4) Mendengar dan melihat, partisipan akan mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat. 5) Mengucapkan sendiri kata-katanya, partisipan akan mengingat 70% dari apa yang diucapkannya. 6) Mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi pendidikan kesehatan, maka partisipan mampu mengingat 90% dari materi tersebut.
27
F. Penelitian Terkait 1. Menurut Asri Rodiyah (2012) dalam penelitiannya tentang Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak usia 3-4 tahun pada play group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto, ada peningkatan kosakata anak sebelum dan sesudah diberikan intervensi. 2. Menurut Isrofah dan Nonik Eka (2007) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta, dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa pendidikan kesehatan gigi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 3. Menurut Dewanti (2012) dalam penelitiannya tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di Depok, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah. 4. Menurut A. Fachrurrazi, dalam penelitiannya tentang Penerapan Metode
Bercerita dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini di Surabaya, didapatkan hasil bahwa metode cerita memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa dan karakter anak.
28
G. Kerangka teori Perilaku Perawatan menjaga kesehatan gigi
Perilaku terbentuk oleh:
a. Factor predisposisi, seperti sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, jenis kelamin,. a. Baik: 76%- 100% b. Cukup: 51%- 75% c. Kurang: < 50% Nursalam, 2008
b. Faktor pemungkin, sarana dan prasarana c. Faktor penguat (Reinforcing factors) Anak Prasekolah
Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2010
Pengetahuan Perawatan Gigi
Pendidikan Kesehatan
Metode Cerita
Factor yang mempengaruhi Pengetahuan: a. b. c. d. e. f. g.
Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan Informasi
Mubarak, 2010
Poster
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Kerangka
konsep
adalah
suatu
kerangka
berpikir
yang
menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Sedangkan variabel didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lain. Variabel independen (Pendidikan kesehatan dengan metode Cerita dan poster) adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain, sedangkan variabel dependen(tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi) adalah variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen, dan variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).
Pretest
Pendidikan Kesehatan dengan Cerita
Posttest
Pretest
Pendidikan Kesehatan dengan Poster
Posttest
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
29
30
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No 1.
Variabel
Definisi Operasional
Metode
Metode yang digunakan oleh peneliti
Pendidikan
yaitu metode cerita dan poster untuk
Kesehatan
memberikan suatu informasi kepada responden kesehatan gigi.
tentang
perawatan
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala
31
No 2.
Variabel Pengetahuan terhadap perawatan gigi
Definisi Operasional Suatu hasil yang didapat oleh seseorang yang diketahuinya tentang cara perawatan gigi
Cara Ukur
Hasil Ukur
Responden akan diberikan 1. Baik= jika kuesioner yang terdiri dari 10 prosentase pertanyaan. jawaban benar 76%Pemberian skor dengan 100%. menggunakan Skala Guttman: 2. Cukup= jika Jawaban benar = 1 prosentase Jawaban salah = 0 jawaban benar 51%75%. 3. Kurang= jika prosentase jawaban benar < 50%. (Nursalam, 2008)
Skala
Ordinal
32
No Variabel 3
Jenis Kelamin
Definisi operasional
Cara ukur
Karakteristik seksual yang dimiliki oleh responden
Mengisi kuesioner
Hasil ukur Kuesioner tentang karakteristik responden, dimana jawaban skor: 1= laki-laki 2= perempuan
Skala Nominal
33
No Variable 4.
Umur
Definisi operasional
Cara ukur
Hasil ukur
Skala
Usia responden yang dihitung sejak lahir hingga sampai saat ini, yang diukur dalam tahun.
Mengisi kuesioner
Kuesioner tentang karakteristik responden dimana jawaban skor …tahun
rasio
33
34
C. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara dari suatu penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah: 1. Ha1= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok cerita. 2. Ha2= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok poster 3. Ha3= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster. 4. Ha4= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-quasi experiment design bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan (Haryati, 2009). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan pretest and posttest with control group design. Pada design ini responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok pendidikan kesehatan dengan metode cerita bergambar dan kelompok pendidikan kesehatan dengan metode poster. Sebelum intervensi, pada kedua kelompok ini dilakukan pretest untuk menilai pengetahuan awal responden dan setelah intervensi dilakukan posttest pada kedua kelompok tersebut untuk menentukan efek perlakuan pada responden (Dharma, 2011). Rancangan penelitian dapat digambarkan seperti dibawah ini. Kelompok A
01
X
02
Kelompok B
03
X1
04
Keterangan: 01 : Pre test Kelompok cerita bergambar
03 : Pre test Kelompok Poster
X : Penkes metode cerita
X1: Penkes metode Poster
02 : Post test Kelompok cerita
04 : Post test Kelompok Poster
35
36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan adalah Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Peneliti memilih kedua Paud tersebut sebagai lokasi penelitian dengan alasan kedua Paud tersebut adalah lokasi yang berada tidak jauh dari tempat peneliti tinggal dan masih banyak anak seusia prasekolah yang mengalami karies gigi dan belum tahu cara perawatan gigi yang baik. Selain itu, Paud Pertiwi dan Ardika Jaya belum pernah dilakukan penelitian mengenai Perbedaan Pengaruh penkes metode cerita dengan poster terhadap tingkat pengetahuan perawatan gigi sebelum dan sesudah intervensi pada siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 47 siswa yang terbagi di dua Paud, Paud Pertiwi berjumlah 22 siswa, dan Paud Ardika Jaya berjumlah 25 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (nursalam, 2008). Sampel
37
digunakan disebabkan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi sampel penelitian yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada dirinya (Arikunto,2010). Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Nonprobality Sampling yaitu Total sampling, karena penentuan sampel berdasarkan dengan pertimbangan tertentu, yaitu: a. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian dengan metode eksperimental menurut pendapat Gay adalah minimal 15 subjek per kelompoknya (Umar, 2011). b. Menurut Sarwono (2010), untuk pengambilan sampel dengan populasi 10-100 orang, sebaiknya diambil 100% dari populasi tersebut untuk dijadikan sampel penelitian. Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria inklusi, sebagaiberikut: a. Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi b. Bersedia menjadi responden. Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria ekslusi sebagai berikut: a. Siswa yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan b. Siswa yang sedang sakit terutama sakit gigi.
38
D. Instrument Penelitian Instrument penelitian untuk mengukur karakteristik responden dan tingkat pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner data demografi terdiri dari inisial responden, usia, dan jenis kelamin, sedangkan kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 item terkait dengan perawatan gigi yang benar. Cara pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Jika jawaban benar akan diberi nilai 1 dan jawaban salah akan diberi nilai 0. E. Validitas dan Reabilitas Instrument 1) Hasil Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut (Hidayat, 2007). Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment yang rumusnya adalah:
Keterangan: r = Koefisien korelasi N = jumlah responden X = skor tiap item pertanyaan
39
Y = skor total Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r hitung. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini juga bisa dilakukan dengan pengujian validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
skor
item
instrumen
dalam
suatu
faktor,
dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap factor tersebut positif dan besarnya 0.3 ke atas maka factor tersebut merupakan konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2015. Uji coba dilakukan terhadap 30 siswa di PAUD lain yaitu di PAUD Sulamul istiqomah. Lokasi tersebut berbeda dengan lokasi penelitian. Hasil korelasi tiap item pertanyaan berkisar antara 0.09 sampai 0.46. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r table pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n=30, yaitu sebesar 0.361. Dari uji ini, item nomor 8 dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi kurang dari 0.361 sehingga item ini tidak bisa digunakan. 2) Hasil Uji Reliabiitas Setelah mengukur validitas, peneliti perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran
40
reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini, reliabilitas pada keusioner saat pertama kali diuji menghasilkan α = 0.953. selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas tanpa menggunakan item 8 menghasilkan α = 0.972. karena nilai Alpha Cronbach > 0.60 maka instrument ini dianggap reliable, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. F. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2015. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Tahap Persiapan, yaitu: a. Peneliti menentukan subjek penelitian, tempat penelitian, maksud dan tujuan penelitian. b. Peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi. c. Kemudian Peneliti menyusun Proposal Skripsi. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing, peneliti mengajukan untuk mengikuti seminar proposal dengan melengkapi berkas yang telah ditentukan oleh FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
41
d. Setelah seminar proposal Peneliti menyiapkan diri dengan menyediakan semua fasilitas yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti menyediakan alat permainan yang akan digunakan. e. Kemudian peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan pada 30 siswa di Paud lain dengan kriteria yang hampir sama dengan Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. f. Kemudian Peneliti melakukan olah data uji Validitas dan Reliabilitas untuk memastikan kuesioner yang di akan dipakai valid dan reliable atau tidak. g. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliable, Peneliti melakukan koordinasi dengan Pihak Paud Pertiwi dan Ardika jaya untuk mendapatkan calon responden di kedua Paud tersebut. h. Setelah mendapatkan responden peneliti mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan pada siswa Paud. Peneliti juga meminta kerjasama dari guru selama penelitian berlangsung dan memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, serta meminta ijin disediakan ruangan untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan model cerita dan poster tentang pengetahuan perawatan gigi. i. Kemudian peneliti membuatkan jadwal untuk dilakukan penelitian. Hari pertama dilakukan di Paud Pertiwi (kelompok cerita) dan hari kedua di Paud Ardika Jaya. 2. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Intervensi (Metode Cerita), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden
42
diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur. b. Peneliti menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian. c. Pada kelompok metode cerita, Peneliti membagi lagi kelompok cerita menjadi tiga kelompok kecil yaitu kelompok A, B, dan C. d. Kemudian peneliti membagi waktu untuk masing-masing kelompok sesuai dengan jam masuk kelas di Paud, untuk Kelompok A jam 07.00-08.00, kelompok B jam 08.00-09.00, dan kelompok C jam 09.00-10.00. e. Selanjutnya peneliti mengumpulkan kelompok cerita sesuai dengan kelompok kecil yang sudah ditentukan di sebuah ruang kelas dan menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok cerita. f. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop berwarna biru dan jawaban yang salah dimasukkan pada amplop merah seperti yang disediakan oleh
43
peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali. g. Selanjutnya, peneliti memulai kegiatan yang akan dilakukan. Prosedurnya seperti bercerita tentang sebuah petualangan. Sebelumnya, peneliti menyiapkan denah dan alat gerak untuk siswa berjalan sesuai dengan cerita yang disampaikan oleh peneliti. Cerita petualangan disini mengenai seputar cara perawatan gigi. h. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi. i. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden kelompok intervensi atas keterlibatannya dalam penelitian. 3. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Kontrol (Metode Poster), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur.
44
b. Pada kelompok poster, peneliti mengumpulkan kelompok poster dalam satu ruangan yang sebelumnya sudah dibagi menjadi tiga kelompok kecil oleh peneliti untuk memudahkan peneliti memantau responden dalam menjawab kuesioner. c. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok poster. d. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop biru dan jawaban yang salah pada amplop merah seperti yang disediakan oleh peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali. e. Setelah itu responden melakukan aktivitas seperti biasa yang ada disekolah, sementara peneliti menempelkan poster yang sudah dibuat tentang cara perawatan gigi di setiap sudut sekolah. f. Kemudian, peneliti memberikan penjelasan tentang perawatan gigi yang benar dengan menggunakan poster. g. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi. Setelah seluruh pengumpulan data selesai, peneliti memberikan reinforcement positif pada seluruh responden atas keterlibatannya dalam penelitian.
45
4. Tahap Pengolahan data, yaitu: a. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum. b. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis data. c. Langkah selanjutnya adalah memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. d. Langkah yang terakhir yaitu pengecekkan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. G. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan. Peneliti melakukan pengolahan data secara bertahap. Adapun tahapan pengolahan data terdiri dari empat tahap menurut Hasotono (2007) adalah sebagai berikut: a. Editing, pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan isian kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, relevansi, dan konsisten dengan pertanyaan. Setelah peneliti melakukan pengecekan pengisian kuesioner maka kuesioner yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak relevan atau tidak konsisten dengan pertanyaan akan diklarifikasi kepada responden. Tujuannya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data. b. Coding, pada tahap ini peneliti memberikan kode A diikuti nomor urut responden (A1, 2, 3, . . .) untuk kelompok intervensi dan kode B diikuti
46
nomor urut responden (B1, 2, 3, . . .) untuk kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka berupa skor jawaban repsonden berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan peneliti untuk mempermudah analisis dan mempercepat saat mengentry data. c. Processing, pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara melakukan entry data dari masing-masing responden ke dalam program komputer. Data dimasukkan sesuai nomor responden pada kuesioner dan nomor pada lembar observasi serta jawaban responden, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer dalam bentuk angka sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika coding. d. Cleaning, merupakan tahap akhir pengolahan data. Peneliti mengecek kembali data yang telah dimasukkan, setelah dipastikan tidak ada kesalahan maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu analisis data sesuai dengan jenis data. e. Melakukan teknis analisis Dalam melakukan teknis analisis, khususnya terhadap pada penelitian akan menggunakan ilmu statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistic inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistic (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.
47
H. Analisa Data Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi melalui tahapan sebagai berikut: a. Analisis Univariat Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini adalah menggambarkan data demografi (jenis kelamin dan umur) dan gambaran tingkat pengetahuan pretest dan posttest masing-masing kelompok. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel, yaitu mengidentifikasi Pergaruh penkes dengan metode cerita bergambar dengan metode poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi sebelum dan sesudah di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji T-test jika data terdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal akan menggunakan uji mann whitney mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok, dan uji Wilcoxon untuk mengetahui apakah terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok tersebut. (Dharma, 2011) Penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan 0,05 dan CI 95%. Hipotesis membandingkan antara alfa dengan p-value. Sehingga jika nilai p-
48
value < 0.05 berarti hasil perhitungan statistic bermakna (signifikan) atau menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen. Dan apabila nilai p-value > 0.05 berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna (tidak signifikan) atau menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17. I. Etika Penelitian Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak boleh bertentangan dengan etik. Penelitian yang akan dilakukan harus mengikuti aturan etik penelitian yaitu adanya persetujuan dari responden (Setiadi, 2007). Bentuk etika penelitian antara lain adalah:
1. Lembar Persetujuan (Informed Concent) Tujuan lembar persetujuan adalah supaya responden mengetahui maksud, tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama dilakukan penelitian. Jika subjek penelitian bersedia menjadi responden, maka subjek harus bersedia menandatangani lembar persetujuan dan akan diteliti oleh peneliti dengan tetap menghormati hak-haknya sebagai subjek penelitian. 2. Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan klien, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama klien pada lembar pengumpulan data, sebagai gantinya digunakan inisial dan nomor responden.
49
3. Kerahasiaan (Confidentiality) Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian. 4. Asas Kemanfaatan Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko atau dampak negatif yang akan terjadi. Peneliti melaksanakan
penelitian
sesuai
dengan
prosedur
penelitian
guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Penelitian yang dilakukan harus bebas dari penderitaan yaitu dilaksanakan tanpa
mengakibatkan
penderitaan
kepada
subjek
khususnya
jika
menggunakan tindakan khusus (Setiadi, 2007). 5. Asas Keadilan Asas keadilan menunjukkan bahwa peneliti harus adil dalam memberikan perlakukan baik kepada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, kelompok intervensi akan memperoleh perlakuan yang dapat memberikan manfaaat bagi mereka, sedangkan kelompok kontrol akan merasa tidak memperoleh keuntungan karena tidak diberikan perlakuan, oleh sebab itu peneliti harus bersikap adil untuk memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol yaitu dapat dilakukan setelah evaluasi pascaeksperimen pada kelompok intervensi, maka secara etika intervensi
50
atau perlakuan yang sama juga diberikan kepada kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini setelah evaluasi maka peneliti juga memberikan penkes dengan metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi kepada kelompok yang belum mendapatkannya. J. Penyajian Data Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Kedua Paud tersebut berada di lokasi yang berbeda, namun masih dalam wilayah kota Bekasi. Paud Pertiwi beralamat di Perumahan Alinda Blok E1 Bekasi Utara, dan Paud Ardika Jaya beralamat di Villa Mas Indah Blok C9 Bekasi Utara. Rentang usia siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya berkisar 3 sampai 5 tahun, dan terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B, dan C. Pada penelitian ini juga dilihat status ekonomi dari orang tua responden dari kedua Paud, dan rata-rata tingkat pendapatan orang tua responden diatas UMR kota Bekasi. Selain itu, metode pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster juga belum pernah dilaksanakan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
B. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah usia, jenis kelamin, dan gambaran tingkat pengetahuan responden. Sebagaimana tabel dibawah ini:
51
52
a. Usia Responden Table 5.1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia Responden (n=47) Variable
Kategori
Usia
3tahun 4tahun 5tahun
Total
Intervensi N 6 7 9 22
% 27% 32% 41% 100%
Kontrol N 5 9 11 25
% 20% 36% 44% 100%
Table 5.1 diatas menunjukkan bahwa persentase responden pada kelompok intervensi dengan kategori usia 3 tahun sebesar 27% (6orang), usia 4 tahun sebesar 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebesar 41% (9 orang). Pada kelompok kontrol dengan kategori usia 3 tahun sebesar 20% (5 orang), usia 4 tahun sebesar 36% (9 orang), dan usia 5 tahun sebesar 44,00% (11 orang). Dari kedua kelompok antara kelompok intervensi dan kontrol usia 5 tahun adalah usia yang terbanyak. b. Jenis Kelamin Responden Table 5.2: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden (n=47) Variable
Kategori
Jenis kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Intervensi N 14 8 22
% 64% 36% 100%
Kontrol N 14 11 25
% 56% 44% 100%
Table 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi persentase jenis kelamin dengan ketegori laki-laki lebih besar dari perempuan, yaitu laki-laki sebesar 64% (14orang) dan perempuan 36% (8orang). Pada kelompok kontrol jenis kelamin dengan kategori laki-laki sedikit lebih besar
53
yaitu sebesar 56% (14 orang) dan perempuan 44% (11orang). Kedua kelompok tersebut didominasi oleh responden laki-laki. 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Gambaran tingkat pengetahuan responden tentang cara perawatan gigi saat pretest dan posttest pada kelompok Intervensi (Cerita) dan Kontrol (Poster) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.3: Gambaran Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Saat Pretest dan Posttest pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)
Intervensi Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Mean 3,27 8,04 2,72 6,27
SD 1,7 1,21 1,45 1,42
Minimum 0 5 0 5
Maksimum 6 9 6 9
Berdasarkan tabel 5.3 Rata-rata tingkat pengetahuan pretest pada kelompok Intervensi menunjukkan angka 3,27 dan standar deviasi 1,7 dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 6, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol menunjukkan angka 2,72 dan standar deviasi 1,45 dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 6. Setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata tingkat pengetahuan posttest pada kelompok intervensi meningkat menjadi 8,04 dan standar deviasi 1,21 dengan skor minimum 5 dan skor maksimum 9, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol meningkat menjadi 6,27 dan standar deviasi 1,42 dengan skor minimum 5 dan skor maksimum 9.
54
C. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. 1. Uji Normalitas Tabel 5.4: Distribusi Hasil Uji Normalitas Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden (n=47)
Pengetahuan Pretest Pengetahuan Posttest
Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. 0,207 47 0,025 0,284 47 0,000
Shapiro-wilk Statistic df Sig. 0,875 47 0,015 0,675 47 0.000
Berdasarkan tabel 5.4 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro-wilk karena uji ini lebih tepat karena data kurang dari 50 (n=47) (Dahlan, 2012). Hasil analisi uji normalitas pengetahuan menunjukkan nilai p Saphiro Wilk = 0.015 (pretest) dan 0,000 (posttest). Kedua nilai tersebut menunjukkan p<0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal sehingga analisis bivariat selanjutnya menggunakan analisi nonparametric yakni uji Wilcoxon dan uji Mann Wthney. Analisis Bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan penkes metode Cerita dan poster terhadap tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
55
2. Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pretest dan Posttest Pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)
Intervensi Kontrol
N 22 25
Mean 11,32 9,44
Sum of Ranks 215,08 122,72
Z -4,419 -4,232
P 0,000 0,000
Table 5.5. menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi dengan metode cerita memiliki nilai rata-rata 11,32 dengan nilai Z= -4,419 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode cerita memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. Pada kelompok kontrol dengan metode poster memiliki nilai rata-rata 9,44 dengan nilai Z= -4,232 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode poster memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. 3. Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.6: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Pretest (n=47)
Intervensi Kontrol
Mean Rank 19,85 12,05
P 0,240
56
Table 5.6. menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan siswa sebelum diberikan intervensi baik dengan metode cerita (intervensi) ataupun metode poster (kontrol) dimana rerata nilai pengetahuan siswa dengan metode cerita yaitu 19,85 dan poster yaitu 12,05 dengan p=0,24 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest. Tabel 5.7: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Posttest (n=47)
Intervensi Kontrol
Mean Rank 29,87 22,75
P 0,035
Tabel 5.7 menjelaskan hasil setelah diberikan intervensi dengan medote cerita (Intervensi) dan metode poster (Kontrol) nilai rerata tingkat pengetahuan siswa mengalami peningkatan, untuk metode cerita sebesar 29,87 dan metode poster sebesar 22,75 dengan p=0,035, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok saat posttest.
BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden Pengetahuan adalah hasil yang didapatkan oleh seseorang akan suatu objek tertentu setelah menerima proses melalui system penginderaan terutama mata dan telinga (Notoadmodjo, 2010). Azhar (2005) mengatakan bahwa salah satu upaya meningkatkan pengetahuan seseorang adalah melalui pendidikan kesehatan yang hasilnya diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku seseorang menjadi lebih penting, keberhasilan suatu pendidikan kesehatan juga tidak lepas dari peran sebuah media yang sesuai dengan sasaran responden yang akan diteliti. Dalam penelitian ini dengan dilakukannya pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya dapat meningkat. Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa pengetahuan adalah salah satu yang mempunyai pengaruh besar dalam terbentuknya perilaku seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah usia. Usia merupakan salah satu factor yang cukup dominan terhadap pembentukan karakteristik seseorang. Mubarak (2007) menyatakan bahwa usia adalah salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada psikis
57
58
dan psikologis. Hal tersebut dapat diartikan semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Responden dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah antara 3-5tahun. Hasil yang didapatkan dari kedua tempat penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak 47 orang yang terdiri dari usia 3 sampai 5 tahun. Responden di Paud Pertiwi yang berusia 3 tahun sebanyak 27% (6orang), usia 4 tahun sebanyak 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebanyak 41% (9orang). Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden yang berusia 3 tahun sebanyak 20% (5orang), usia 4 tahun sebanyak 36% (9orang), dan usia 5 tahun sebanyak 44% (11orang). Hasil ini sebanding dengan data yang didapatkan dari pihak sekolah yang juga hanya memberikan ijin peneliti untuk melakukan penelitian di kedua Paud tersebut, yang mana siswa di kelas tersebut semua siswa rata-rata berusia 3 sampai 5 tahun. Selain usia, Jenis kelamin juga termasuk predisposisi factor terjadinya perubahan perilaku seseorang, dimana perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu diukur (Green (1980), dalam Notoamodjo 2010). Dari hasil penelitian yang didapatkan dari kedua tempat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu di Paud Pertiwi responden laki-laki sebesar 64,64% (14 orang), sedangkan responden perempuan hanya sebesar 36,36%. Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden laki-laki sebesar 56% (14orang) dan responden perempuan sebesar 44% (11orang). Hal ini sebanding dengan jumlah populasi yang menjadi tempat penelitian, dan data yang didapatkan
59
dari pihak sekolah sebagai tempat yang diteliti pada tahun ajaran 2015-1016 yang menyatakan sebagian besar siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya adalah anak laki-laki. Selain itu, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2012) bahwa responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan hasil penelitian didapat gambaran tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penkes dengan kedua metode tersebut berdasarkan jumlah jawaban benar dari kuesioner yang diberikan dapat diketahui bahwa kelompok responden dengan metode Cerita memiliki rata-rata tingkat pengetahuan sebesar 3,27. Setelah diberikan penkes dengan metode Cerita mengalami peningkatan sebesar 8,04. Dan untuk reponden pada kelompok poster sebelum diberikan penkes rata-rata tingkat pengetahuan responden sebesar 2,72. Setelah diberikan penkes dengan metode poster rata-rata tingkat pengetahuan responden meningkat menjadi 6,27. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrina Ernawati (2012) tentang pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan anak jalanan tentang diare. Dalam penelitian ini juga melihat perbedaan pengaruh dari kedua metode pada masing-masing kelompok. Didapatkan melalui hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa kelompok cerita dan Poster mempunyai pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa sebagai responden yang diteliti. Sedangkan hasil uji Mann Withney menunjukkan tidak ada perbedaan
60
tingkat pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest dengan mean rank metode poster 12,05 dan metode cerita 19,85, dengan adanya hasil tersebut memperlihatkan metode poster sedikit lebih rendah dari metode cerita, namun saat diberikan posttest terdapat perbedaan yang signifikan dengan mean rank kelompok cerita 29,87 dan poster 22,75, hasil tersebut kelompok metode cerita lebih tinggi dibandingkan dengan metode poster. Hal ini menunjukkan bahwa metode cerita lebih baik daripada poster dalam mentukan tingkat pengetahuan dilihat dari peningkatan mean rank keduanya. Hasil ini sejalan dengan teori menurut WHO dalam Notoatmodjo (2010) bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi yang dapat dilakukan dengan Promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan, salah satunya dengan metode cerita dan metode Poster. Menurut Notoatmodjo (2010), media penyuluhan kesehatan seperti poster, leaflet, lembar balik, buku bergambar, boneka, dan lain sebagainya memiliki beberapa keuntungan yaitu biasanya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, mencerminkan kebiasaan, kehidupan, dan sasaran dapat menyesuaikan, mudah diperbanyak, mudah diperbaiki, dan memberikan informasi baik lisan maupun tulisan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan metode cerita lebih baik dibandingkan dengan metode poster dalam menentukan tingkat pengetahuan adalah pada metode cerita ada kontak langsung, dapat digunakan secara langsung untuk menjelaskan suatu masalah
61
dalam kehidupan, anak dapat memahami isi gambar dan mengetahui isi cerita setelah dibacakannya cerita diiringi dengan anak lebih bisa mengimajinasikan dan lebih termotivasi untuk tertarik pada cerita tersebut.(Arif Sadiman, 2009) Oleh karena itu, selain menggunakan metode penyuluhan penelitian ini juga menggunakan media poster dan cerita dengan gambar, Berdasarkan pepatah Cina kuno menyatakan bahwa “saya mendengar dan saya lupa, saya melihat dan saya ingat, saya melakukan dan saya mengerti”. Selain itu, metode pembelajaran sangat berkaitan erat dengan tingkat memorisasi seseorang, terlihat dari kerucut Edgar Dale kelompok poster akan dapat mengingat 10% materi yang telah diterima karena kelompok ini hanya menggunakan visual sedangkan kelompok cerita dapat disimpulkan bahwa dengan responden melihat demonstrasi secara langsung sangat membantu responden mengingat serta meningkatkan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar, minimal 50% anak dapat mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti (Edgar Dale dalam Nursalam 2008). Oleh karena itu, setelah dilakukan perlakuan berupa penkes baik metode cerita ataupun poster maka sebagian besar pertanyaan dalam kuesioner mengalami peningkatan skor setelah diberikan perlakuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meena Siwach (2009) bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan baik pengetahuan maupun sikap mengenai personal higieni pada anak. Peningkatan pengetahuan yang sangat signifikan juga sesuai dengan penelitian pengetahuan yang dilakukan oleh
62
Wilda Wahyu F (2013), menunjukan bahwa pendidikan kesehatan dengan teknik bercerita dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap anak tentang kesehatan gigi dan mulut. Kesimpulan penelitian tersebut adalah semakin seringnya dilakukan pendidikan kesehatan tentang kesehatan dan perawatan gigi maka tingkat pengetahuan seseorang tentang perawatan gigi akan bertambah dan angka kejadian karies gigi akan berkurang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chasanah (2004) bahwa ada peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Farah Aulia (2014) bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang personal hygiene. Simpulan penelitian tersebut adalah segala bentuk penyuluhan kesehatan apabila diberikan dengan cara yang tepat dan informasi yang diberikan serta media yang digunakan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak akan mampu memberikan pengaruh yang baik, terutama perubahan pada tingkat pengetahuan seseorang. B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Populasi siswa yang sedikit menjadikan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling (tidak terdapat randomisasi) sehingga sampel yang didapat tidak dapat digeneralisasikan. 2. Peneliti kesulitan dalam membuat alat yang kreatif untuk bercerita tentang perawatan gigi, sehingga alat yang digunakan masih sangat sederhana.
63
3. Peneliti belum mampu mengaplikasikan kegiatan dengan seluruh sampel dalam satu waktu, sehingga harus membagi responden menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. 4. Pada saat dilaksanakan penelitian, tidak terlihat perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok control, hal itu dikarenakan kesalahan peneliti dalam penempelan poster pada saat istirahat, sehingga peneliti ikut menjelaskan poster tersebut.
BAB VII PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pad babbab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki, yaitu: persentase jenis kelamin di Paud Pertiwi laki-laki sebesar 64,64% dan perempuan sebesar 36,36%, dan jenis kelamin di Paud Ardika Jaya laki-laki sebesar 56% dan perempuan sebesar 44%. Sedangkan untuk kategori Usia responden di kedua Paud tersebut berkisar antara 3 sampai 5 tahun. 2. Rata-rata tingkat pengetahuan siswa saat Pretest pada kelompok Cerita menunjukkan angka 3,27 dan saat posttest meningkat menjadi 8,04, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pretest pada kelompok poster menunjukkan angka 2,72 dan saat posttest meningkat menjadi 6,27. 3. Adanya pengaruh yang signifikan dari pendidikan kesehatan dengan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang cara perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
64
65
B. SARAN 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah dapat menggunakan metode cerita dan poster dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara perawatan gigi. 2. Bagi Siswa Diharapkan kepada siswa dapat menerapkan informasi kesehatan yang diberikan peneliti dengan teratur setiap hari. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan menambah jumlah variable, jumlah sampel, karakteristik sampel yang berbeda, dan lebih memodifikasi alat atau media yang digunakan oleh peneliti. 4. Bagi Puskesmas atau pelayanan kesehatan Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan puskesmas setempat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan atau keperawatan dengan bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memberikan pendidikan kesehatan pada para siswa agar terhindar dari masalah kesehata gigi dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Pers. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada Bagus Takwin, 2007. Psikologi Naratif, Membaca Manusia sebagai Kisah. Yogyakarta: Jalasutra Dharma, Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans infomedia Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Medika Depkes RI. 2008. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta Depkes RI.,2013. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta. Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Pondok Cina 4 Depok Donna, Pratiwi. 2007. Gigi Sehat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Fankari. 2004. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Stimulasi dan Demonstrasi Terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah Dasar. Karya Tulis Ilmiah DIV. Perawat Pendidikan UGM. Farah, Aulia. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Personal Hygiene terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Rembes Dusun WatuGimbal Kecamatan Beringin, Semarang. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Febrina, Ernawati. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Diare pada Anak Jalanan di Semarang. Universitas Dipenogoro Gunarti, W. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Hariyani N, Setyo L, Soedjoko. Mengatasi kegagalan penyuluhan kesehatan gigi pada anak dengan pendekatan psikologi. Dentika Dental Journal 2008; 1(13): 80-4 Haryati. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Hastono, S. P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Houwink, Dirks B, Winchel, C., 2000, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Isofah & Nonik Eka. 2007. Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta Kawuryan, U. 2008. Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies anak SDN Kleco II kelas V dan VI Laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lukihardianti, A. 2011. Sekitar 85% anak usia sekolah menderita karies gigi. http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/11/09/12/irevhfsekitar-85-persen-anak-usia-sekolah-menderita-karies-gigi Mansjoer Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran I. Jakarta: Media Ausculapieus. Mikail, B., & Chandra, A. 2011. 90% Anak SD di Bangka Sakit gigi. http://health.kompas.com/read/2011/09/20/09005592/90.Persen.Anak.SD.di.Ba ngka.Sakit.Gigi Minata, H. 2011. Penyebab Utama Karies gigi. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/11/16/penyebab-utama-kariesgigi Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2007.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi. Jakarta:Salemba Medika Moeslichaton, R. 2010. Metode Pengajaran di TK. Jakarta: Rineka Cipta Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Musfiroh, T. M. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010b. Promosi kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Nurbianii, Dhieni, et.al. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Unversitas Terbuka Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Patmonodewo, S. 2008. Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. 2013. Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Rodiyah, Asri. 2012. Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan Kosakata Anak usia 3-4 tahun di TK Tunas Bangsa. Mojokerto Sadiman, Arief. dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada Salasa, Zul, et.al. 2013. pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di Medan. Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: C.V. Sagung Seto Sarwono. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu Simamora, Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Siwach, Meena. 2009. Impact Of Health Education Programme on the Knowledge and Practice of School Children Regarding Personal Hygiene in Rural Panipat: Kamla-Raj Int J Edu Sci, 1 (2): 115-118
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sundoro, E. H. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Umar, Husein. 2011. Metodologi penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik Wong. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usia
:
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang prosedur penelitian ini, menyatakan bahwa Saya sebagai Wali Murid di Paud akan memberikan ijin untuk dilakukan penelitian dan bersedia untuk ikut dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cara Perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”. Demikian surat pernyataan bersedia ikut dalam penelitian ini, saya buat untuk dipergunakan seperlunya.
Bekasi, November 2015
(
)
LAMPIRAN 2 KUESIONER NAMA PENELITI : DEVI HARTANTI NIM
: 1111104000012
PRODI
: Ilmu Keperawatan
Data Anak NAMA RESPONDEN: USIA
:
JENIS KELAMIN
:
*Beri tanda X pada jawaban yang sesuai! 1. Manakah gambar gigi yang sehat?
2. Makanan apa saja yang membuat gigi menjadi rusak (berlubang)?
3. Apa yang akan terjadi jika adik tidak menggosok gigi?
4. Berapa kali dalam sehari adik menggosok gigi?
5. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi?
6. Bagaimana cara menggosok gigi yang benar?
7. Alat apa saja yang digunakan untuk menggosok gigi?
8. Apakah adik suka datang periksa ke dokter gigi?
9. Berapa bulan sekali adik harus periksa kesehatan gigi di dokter gigi?
10. Bagaimana ekspresi yang akan adik tunjukan jika adik rajin menggosok gigi?
LAMPIRAN 3 SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP)
Pokok Bahasan
: Cara Perawatan Gigi
Tanggal
: 30 November- 1 Desember 2015
Waktu
: 45-60 Menit @kelompok
Narasumber
: Devi Hartanti
Tempat
: Ruang Kelas Paud Pertiwi dan Ardika Jaya Bekasi
Sasaran
: Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya
Pertemuan
: 1 kali Pertemuan
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para responden mampu mengetahui cara perawatan gigi. 2. Tujuan khusus: Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan mampu:
B.
C. D. No 1.
a. Mengetahui gigi yang sehat b. Mengetahui penyebab gigi berlubang c. Mengetahui cara perawatan gigi Materi (Terlampir) Materi dalam Pendidikan Kesehatan ini dibuat dalam bentuk scenario dan sebuah denah yang berkaitan dengan cara perawatan gigi. Metode : Ceritadan Poster Kegiatan Pendidikan Kesehatan untuk satu kelompok (4 sampai 5 orang) Tahap KegiatanNarasumber KegiatanPeserta Alat/Media Pretest Membagikan Kuesioner Mengisi kuesioner Kuesioner (08.00-08.10 pengetahuan Cara pengetahuan perawatan pengetahuan WIB) Perawatan gigi, gigi. Peserta mengisi perawatan mengamati jalannya kuesioner dengan cara gigi pretest. Kuesioner yang memilih gambar yang dibagikan dalam bentuk dianggap benar sesuai
gambar yang sudah digunting, kemudian peneliti membacakan pertanyaan sesuai yang ada pada kuesioner.
dengan pertanyaan. Jawaban yang peserta anggap benar dimasukkan kedalam amplop berwarna biru, dan jawaban yang peserta anggap salah dimasukkan kedalam amplop merah.
2.
Pendahuluan Pembukaan: (08.10-08.15 a. Memberi salam Menjawab salam dan WIB) b. Memperkenalkan diri menyimak c. Menyampaikan tujuan Pendidikan kesehatan
3.
Penyajian(08. 15-08.40 WIB)
4.
5.
Menjelaskan tentang cara perawatan gigi dengan metode bercerita sesuai dengan scenario yang telah disiapkan. Tanya jawab Menerima dan menjawab (08.40-08.45 Pertanyaan WIB) Penutup Membagikan kuesioner (Posttest) pengetahuan perawatan gigi, mengamati jalannya posttest. Cara pengisian kuesiner sama seperti pada saat pretest, yaitu kuesioner dalam bentuk gambar yang telah digunting.
Banner, wayang, poster
Menyimak dan antusias Banner, pada cerita yang wayang, disampaikan. poster
Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, menyimak. Mengisi kuesioner pengetahuan perawatan gigi. Peserta mengisi kuesioner dengan cara memilih gambar yang dianggap benar sesuai dengan pertanyaan. Jawaban yang peserta anggap benar dimasukkan kedalam am plop berwarna biru, dan jawaban yang peserta anggap salah dimasukkan kedalam amplop merah.
Banner, wayang, poster Kuesioner pengetahuan
E. Evaluasi Evaluasi pada pendidikan kesehatan ini adalah dengan memberikan posttest kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi.
LAMPIRAN 4 Skenario GIGIKU YANG SEHAT Pagi ini seperti biasa, Aku bangun di hari Jumat pagi yang sangat cerah. Aku segera bergegas ke kamar mandi, dan tidak lupa untuk menggosok gigi. Setelah siap semua, Aku segeraberangkat kesekolah diantarkan oleh bundaku. Ketikadiperjalanan menuju ke sekolah, Aku melipir sebentar ke warung untuk membeli jajanan, yaitu permen, coklat, donat, dan ciki. Kemudian aku segera melanjutkan perjalanan ke sekolah. Sesampainya di sekolah Aku segera memakan semua jajanan yang Aku beli tadi di warung. Dan semua jajanan itu pun habisku lahap tanpa sisa. Lalu, ibu guru bertanya kepadaku, “Nak, kalau sudah selesai menghabiskan makanan yang manismanis seperti yang tadi kamu makan, apa yang harus kamu lakukan?Apakah kamu akan berkumur-kumur? Atau tidak perlu berkumur-kumur?” Di dalam hati isi anak pun bergumam. “Haduh, Aku kumur-kumur atau tidak perlu kumur-kumur ya?”. Jika Aku kumur-kumur pasti gigiku akan bersih, tidak ada makanan yang menempel lagi di gigiku. Akan tetapi, jika Aku tidak kumur-kumur pasti gigiku akan kotor dan sisa makanan dimulut akan mengundang kuman untuk merusak gigiku, dan akibatnya aku akan sakit gigi. “Ah aku harus kumur-kumur nih agar gigiku bersih”, kata si anak.
Bel pulang pun berbunyi. Aku segera bergegas pulang kerumah karena pasti bunda sudah menyiapkan aku makan siang. Ketika sampai di rumah, aku segera mengganti pakaian, dan segera makan siang. Karena kekenyangan Aku pun mulai merasa mengantuk. “huuuuaaaahhh (menguap lebar) ngantuk aku bunda”, ucapku pada bunda. Nak, hayo kalau sudah selesai makannya, tidur siang karena nanti sore bunda mau ajak kamu jalan-jalan. Tetapi, sebelum tidur, kira-kira adik harus sikat gigi dulu atau tidak ya?”. (ujar bunda) Bergumam lagi dalam hati. “Aduh aku harus sikat gigi atau tidak ya?”,ucapku. Jika aku langsung tidur dan tidak sikat gigi, pasti sisa makanannya masih menempel di gigiku, dan tidurku akan sangat tidak nyenyak, lama kelamaan gigiku akan rusak, dan pasti sakit gigi. Nah, jika aku sikat gigi terlebih dahulu sebelum tidur, tidak akan ada lagi sisa makanan yang menempel di gigiku, dan aku akan tidur dengan nyenyak. Tak terasa hari sudah sore, sudah pukul 16.00, Aku segera mandi karena bunda bilang akan mengajakku jalan-jalan. Setelah selesai mandi, aku segera menemui bunda. “Bunda, aku sudah siap, bunda dan ayah mau mengajak aku jalan-jalan kemana memangnya?,tanyaku.
“Bunda dan ayah mau mengajak adik ke dokter gigi untuk periksa giginya sehat atau tidak. Siapa yang mau ikut bunda dan berani untuk periksa ke dokter gigi?”,ucap bunda. Emmmm, lagi-lagi aku bergumam dalam hati. Aku berani atau tidakya di periksa oleh dokter gigi? Jika aku takut, pasti aku tidak akan tahu gigiku sehat atau tidak, apalagi kalau ternyata di gigiku masih ada sisa makanan yang menempel, kuman akan muncul dan akan merusak gigiku dengan cara membuat lubang di gigiku, dan akhirnya gigiku akan berlubang, akhirnya aku hanya bisa menangis kesakitan menahan sakitnya gigiku. Namun, jika aku berani untuk pergi ke dokter gigi, gigiku akan di cek oleh dokter, sehat atau tidak, berlubang atau tidak, apabila gigiku rusak akan segera dirawat oleh dokter. Dan dokter akan memberitahukan bagaimana cara merawat gigi dengan baik, seperti sikat gigi 2kali sehari, kapan saja waktu untuk periksa ke dokter gigi, makanan apa saja yang bisa membuat gigiku rusak, dan lain sebagainya. Nah, akhirnya aku mengerti mengapa merawat gigi itu penting sekali. Oleh karena itu, aku akan selalu merawat gigiku dengan baik. Akan gigiku sehat dan tidak ada lubangnya lagi. Dan yang terpenting adalah aku bisa tersenyum dengan bahagia.
Selesai…
ENAM BULAN KEMUDI AN. . .
PAGI
Malam
Periksa ke dokter gigi 6 Bulan sekali
Sikat gigi 2kali sehari (setiap pagi dan malam hari) Created by Devi Hartanti Mahasiswi FKIK UIN JKT CP: 081284069478
Kurangi makan permen, coklat, dan kue yang manis.
LAMPIRAN 8 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN NO.RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Nomor Pertanyaan 5 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Skor
Y2
9 7 8 8 8 9 8 8 9 9 9 9 9 8 9 10 9 7 9 7 7 6 7 7 10 10 9 10 9 6
81 49 64 64 64 81 64 64 81 81 81 81 81 64 81 100 81 49 81 49 49 36 49 49 100 100 81 100 81 36
Skor (Y) 250
∑ ∑x ∑x2 ∑xy
26 676 221
Uji Validitas rtabel (n=30) rxy t(hitung) t(tabel) Simpulan Kategori Jumlah Valid Jumlah Tdk Valid
0.361 0.37428092 3.11 1.701 Valid rendah 9 1
Uji Reliabilitas Varian Item Jumlah Varian Item Varian Total r11 Kategori
0.11954023 1.425287356 10.0555556 0.953620795 sangat tinggi
0.544693468 0.361 reliabel sedang
Uji Spearman r11 rtabel (n=30) Simpulan
Jumlah Responden Jumlah soal
30 10
26 676 220
26 676 222
25 625 212
25 625 214
24 576 205
24 576 204
23 529 193
26 676 218
25 625 213
0.3649 4.4
0.460653 4.5
0.3712 3.01
0.456442 4.1
0.37612 2.98
0.38951 3.4
0.0092593 0.539
0.37201 3.01
0.38489 3.38
Valid rendah
Valid sedang
Valid rendah
Valid sedang
Valid rendah
Valid rendah
Valid sgt rendah
Valid rendah
Valid rendah
0.11953 0.11954 0.143678 0.143678 0.165517 0.165517 0.185057471 0.263218 1.312 0.972 TANPA NOMER 8
0.11954
0.143678
0.51731
0.63075
0.476504
0.48567
0.537646
reliable sedang
reliable tinggi
reliable sedang
reliable sedang
reliable sedang
0.617297 0.536956 0.514259 0.169435031 reliable tinggi
reliable sedang
reliable sedang
tdk reliable tdk reliable
(Y2) 2122
LAMPIRAN 9 METODE JK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
USIA 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
SPRE1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 1 2
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
HASIL DATA PENELITIAN METODE 1 (PRETEST DAN POSTTEST) SPRE2 SPRE3 SPRE4 SPRE5 SPRE6 SPRE7 SPRE8 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
SPRE9 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
TOTAL 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
Skor 3 0 3 3 4 2 3 5 3 3 6 5 5 5 2 4 6 4 3 2 0 1
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1
METODE JK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
USIA 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
SPOS1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 1 2
SPOS2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SPOS3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SPOS4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
SPOS5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
SPOS6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
SPOS7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
SPOS8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
SPOS9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor 9 8 8 9 5 9 8 8 8 5 9 9 8 9 8 8 9 9 9 8 8 6
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
HASIL DATA PENELITIAN METODE 2 (PRETEST DAN POSTTEST) METODE JK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
USIA 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
OPRE1 3 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2
OPRE2 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
OPRE3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
OPRE4 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
OPRE5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
OPRE6 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
OPRE7 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
OPRE8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
OPRE9 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
TOTAL 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
SKOR 2 5 1 5 3 3 6 4 4 0 1 2 3 2 1 2 1 4 2 3 2 4 3 2 3
1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
METODE JK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
USIA 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
OPOS1 3 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2
OPOS2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OPOS3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
OPOS4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0
OPOS5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
OPOS6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
OPOS7 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
OPOS8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
OPOS9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
SKOR 9 8 5 7 9 8 6 6 5 9 8 5 6 5 6 6 8 9 9 8 6 5 8 9 6
3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2
LAMPIRAN 10 HASIL UJI SPSS 1. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Usia Responden Case Processing Summary Cases Valid N Usia Responden
Missing Percent
47
N
Total
Percent
100.0%
0
N
0.0%
Percent 47
100.0%
Metode * Usia Crosstabulation Count Usia 3Tahun N Metode
4Tahun
Percent
N
5Tahun
Percent
N
Percent
Cerita
6
27
7
32
9
41
Poster
5
20
9
36
11
44
b. Jenis Kelamin Metode * Jenis Kelamin Crosstabulation Count Jenis Kelamin Laki-laki N Metode
Perempuan
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Cerita
14
64
8
36
22
100
Poster
14
56
11
44
25
44
2. PENGETAHUAN RESPONDEN a. Pengetahuan pretest Kelompok Story Telling Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Metode Story Telling
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kurang
16
100.0%
0
0.0%
16
100.0%
Cukup
6
100.0%
0
0.0%
6
100.0%
b. Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Metode Story Telling
N
Percent
Cukup Baik
Missing N
Total
Percent
N
Percent
3
100.0%
0
0.0%
3
100.0%
19
100.0%
0
0.0%
19
100.0%
c. Pengetahuan pretest Kelompok Poster Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan Pretest Kelompok Poster Metode kelompok poster
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kurang
22
100.0%
0
0.0%
22
100.0%
Cukup
3
100.0%
0
0.0%
3
100.0%
d. Pengetahuan posttest Kelompok Poster Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan Posttest Kelompok Poster Metode kelompok poster
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Cukup
12
100.0%
0
0.0%
12
100.0%
Baik
13
100.0%
0
0.0%
13
100.0%
3. Rata-rata tingkat Pengetahuan Statistics
N Mean
Pretest1 22 3.27
Valid
Posttest1 22 8.04
25 2.72
Pretest1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
0
2
9.0
9.0
9.0
1
1
4.5
4.5
13.5
2
3
13.5
13.5
27.0
3
7
31.5
31.5
58.5
4
3
13.5
13.5
72.0
5
4
18.0
18.0
90.0
6
2
9.0
9.0
100.0
Total
22
100.0
100.0
Posttets2 25 6.73
Posttest1 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
5
2
9.0
9.0
9.0
6
1
4.5
4.5
13.5
8
10
45.0
45.0
58.5 100.0
9
9
41.5
41.5
Total
22
100.0
100.0
Pretest2 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
0
1
4.0
4.0
4.0
1
4
16.0
16.0
20.0
2
7
28.0
28.0
48.0
3
6
24.0
24.0
72.0
4
4
16.0
16.0
88.0
5
2
8.0
8.0
96.0
6
1
4.0
4.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
Posttest2 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
5
8
32.0
32.0
32.0
6
4
16.0
16.0
48.0
7
1
4.0
4.0
52.0
8
11
44.0
44.0
96.0
9
1
4.0
4.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
Descriptive Statistics N
Mean
Std.Deviation
Minimum
Maksimum
Pretest1
22
3.27
1.7
0
6
Pretest2
25
2.72
1.45
0
6
Posttest1
22
8.04
1.21
5
9
Posttest2
25
6.72
1.42
5
9
Hasil Analisa Bivariat Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Pengetahuan Pretest
.207
47
.025
.875
47
.015
Pengetahuan Posttest
.284
47
.000
.675
47
.000
1. Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N
skor pengetahuan post test 1- skor
Negative Ranks Positive Ranks
post test 2- skor
Sum of Ranks
0a
.00
0.00
b
11.32
215.08
19
pengetahuan pretest1 Ties
skor pengetahuan
Mean Rank
3
c
Total
22
Negative Ranks
0d
.00
.00
e
9.44
122.72
Positive Ranks
13
pengetahuan pretest2 Ties
12
Total
25
a. skor pengetahuan post test1 < skor pengetahuan pretest1 b. skor pengetahuan post test 1 > skor pengetahuan pretest1 c. skor pengetahuan post test1 = skor pengetahuan pretest1 d.skor pengetahuan post test 2 < skor pengetahuan pretest2 e.skor pengetahuan post test2 > skor pengetahuan pretest2 f. skor pengetahuan post test2 = skor pengetahuan pretest2
Test Statistics
a
skor pengetahuan post test1 - skor pengetahuan pretest1 Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks
f
-4.419
skor pengetahuan post test2 - skor pengetahuan pretest2 b
.000
-4.232
b
.000
2. Uji Mann-Whitney Test
Ranks metode pendidikan kesehatan skor pengetahuan pretest
skor pengetahuan post test
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sum of Ranks
22
19.85
436.7
Poster
25
12.05
301.25
Total
47
Story Telling
22
29.87
657.14
Poster
25
22.75
568.75
Total
47
b
skor pengetahuan pretest
Wilcoxon W
Mean Rank
Story Telling
Test Statistics
Mann-Whitney U
N
skor pengetahuan post test
128.000
153.000
436.7
568.75
-1.175
-.380
.240
.035
PERBEDAAN PENGARUH METODE CERITA DAN POSTER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG CARA PERAWATAN GIGI DI PAUD PERTIWI DAN ARDIKA JAYA BEKASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : DEVI HARTANTI NIM : 1111104000012
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, December 2015 Devi Hartanti, NIM: 1111104000012 The Differences in Methods of Story telling and Poster Against Early Childhood Knowledge Level of Dental Care in Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood Bekasi xviii+ 65pages+ 8 tables+ 1 figures+ 2 schemes+ 10 appendixes ABSTRACT Background. Dental health problems in Indonesia from 2007 to 2013 increased by 23.2% to 25.9%. This is due to lack of awareness of individuals in maintaining and caring for the health of teeth. If this is left unchallenged, will lead to other health such as infection, pain, and the child will be reluctant to move. Therefore, it takes an action to address the problem of dental caries, one of which is the preventive measures that provide a health education. Health education in preschool children is given through a method of story and posters, both methods are adapted to the stage of development in preschool children. Purpose. The aim of this research was to know the effectiveness of health education methods stories and posters to increase students' knowledge about dental care. Method. Quantitative analytical research with quasi-experimental design with pretest and posttest control group. Sample of this study were 47 students of Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood (Total Sampling). Data were analysed by Wilcoxon Test and Mann Whitney test with statistical application program. Results. A significant difference between the pretest and posttest intervention and control groups with p value <0.001 and there are significant differences between the level of knowledge posttest between the intervention and control groups with p value = 0.035. Suggestion. Preferably the method used in the poster story and provide health education. Keywords: Poster, Story Telling, dental care, Knowledge, Preschool Children.
Reference : (2005-2014)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2015 Devi Hartanti, NIM: 1111104000012 Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi xviii + 65 halaman + 8 tabel + 1 gambar + 2 bagan + 10 lampiran ABSTRAK Latar Belakang. Masalah kesehatan gigi di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2013 mengalami peningkatan sebesar 23,2% menjadi 25,9%. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran individu dalam menjaga dan merawat kesehatan giginya. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan mengakibatkan kesehatan lainnya seperti infeksi, nyeri, dan anak akan malas untuk beraktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tindakan untuk mengatasi masalah karies gigi, salah satunya adalah dengan tindakan preventif yaitu memberikan suatu pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada anak prasekolah diberikan melalui metode cerita dan poster, kedua metode tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan pada anak prasekolah. Tujuan. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi. Metode. Penelitian ini dilakukan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Sampel yang digunakan sebanyak 47 orang (total sampling). Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif quasi experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Withney dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik. Hasil. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai pretest dan posttest kelompok Intervensi dan Kontrol dengan p value <0,001 dan terdapat perbedaan yang signifikan antar tingkat pengetahuan posttest antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p value= 0,035. Saran. Sebaiknya metode cerita dan poster digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan. Kata Kunci: Poster, Metode Cerita, Perawatan gigi, Pengetahuan, Anak Prasekolah. Referensi : (2005-2014)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: DEVI HARTANTI
Tempat, tanggal Lahir
: Jakarta, 14 Oktober 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: VILLA MAS INDAH BLOK A.8 NO.3 RT/RW: 001/018, Kel/Desa: Perwira, Kecamatan: Bekasi Utara
HP
: 081318150824/ 088213326641
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. TK PRASISWA
1998-1999
2. Sekolah Dasar Negeri Pisangan Timur 01 Pagi
1999-2005
3. Sekolah Menengah Pertama 92 Jakarta
2005-2008
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 54 Jakarta
2008-2011
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2011- 2015
ORGANISASI 1. OSIS SMP
2006-2007
2. OSIS SMA
2009-2010
viii
PERSEMBAHAN
Tidak akan pernah ada yang sia-sia, sebuah kesuksesan sejati membutuhkan Perjuang dengan Proses yang yang luar biasa.
Bismillah Skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat di segala hal dalam kehidupanku. Mamah yang tidak pernah lelah mendoakan aku dan bawelin aku untuk segera menyelesaikan sarjanaku. Dan alhamdulilah anakmu ini sudah jadi sarjama mah . Dan bapak yang selalu berjuang keras demi aku bisa sampai jadi sarjana. Aku bahagia mempunyai kalian mah, pak love you more and more 2. Untuk kedua adikku yang selalu bantuin aku desain materi buat penelitian, yang sudah mendoakan dan mensupport aku. And I love you my little bro and sist 3. Dan untuk mas Panji dan semua sahabat, serta semua orang yang sudah mendoakan aku. Terima kasih, semoga apapun doa kebaikan untukku dari kalian akan berlaku untuk kalian, Aamiin Yaa Rabb…
ix
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Cara Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M a selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
3. Ibu Maulina Handayani, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Erna, S.Kep, M.Kep., Sp. KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Maulina Handayani, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah. 5. Ibu Ita Yuanita. S.Kp, M.Kep. dan Ibu Kustati Budi Lestari. M.Kep, Sp. Kep.An selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah. 8. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi. 9. Orang tuaku, Ibu Holillah dan Bapak Hartoko yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku ananda Dwi Wahyudi dan Hanny Marliana, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih. 10. Teman-teman FKIK 2010-2014, PSIK 2011, khususnya Mia, Wiwi, Hanik, yang telah memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang
xi
tawa dan yang telah banyak memberikan referensi dan membantu mengoreksi dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. 11. Panji Reksa Brilianto yang selalu menjadi penyemangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini 12. Kepada Dwi (adikku) dan hardiansyah yang telah membantu mendesain alat peraga dalam penelitian ini. 13. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menghiburku disaat lelah menghadang. Atas segala bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Kritik dan saran sangat diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga kita semua diberikan rahmat dan hidayah Allah SWT. Aamiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Januari 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI Halaman judul .............................................................................................................................................. i Pernyataan Keaslian Karya ...........................................................................................................................ii Abstract ...................................................................................................................................................... iii Abstrak ....................................................................................................................................................... iv Pernyataan Persetujuan...............................................................................................................................v Lembar Pengesahan .................................................................................................................................... vi Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................................................ viii Lembar Persembahan ................................................................................................................................. ix Kata Pengantar ............................................................................................................................................ x Daftar Isi ................................................................................................................................................... xiii Daftar Tabel ............................................................................................................................................... xv Daftar Bagan ............................................................................................................................................. xvi Daftar Gambar ......................................................................................................................................... xvii Daftar Lampiran ...................................................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5 C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian......................................................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Prasekolah ............................................................................................................................. 9 B. Kesehatan Gigi ............................................................................................................................. 14 C. Perilaku Kesehatan ...................................................................................................................... 16 D. Pengetahuan ................................................................................................................................ 17 E. Pendidikan Kesehatan .................................................................................................................. 21 F. Penelitian Terkait ........................................................................................................................ 27 G. Kerangka Teori ............................................................................................................................ 28
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep.......................................................................................................................... 29 B. Definisi Operasional Penelitian .................................................................................................... 30 C. Hipotesis Penelitian ..................................................................................................................... 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................................................................ 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................................ 36 C. Populasi dan Sampel .................................................................................................................... 36 D. Instrumen Penelitian .................................................................................................................... 38 E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................................................. ……..38 F. Pengumpulan Data....................................................................................................................... 40 G. Pengolahan Data .......................................................................................................................... 45 H. Analisa Data ................................................................................................................................. 47 I.
Etika Penelitian ............................................................................................................................ 48
J.
Penyajian Data ............................................................................................................................. 50
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian .................................................................................... 51 B. Analisa Univariat .......................................................................................................................... 54 C. Analisa Bivariat ............................................................................................................................ 54 BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden ............................................................................................................ 57 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................................... 62 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 64 B. Saran ............................................................................................................................................ 65 Daftar Pustaka Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3 Gambaran Mean Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.4 Uji Normalitas Tabel 5.5 Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Tabel 5.6 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Pretest kedua Kelompok Tabel 5.7 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Posttest Kedua Kelompok
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian…………………………………………….….28 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………………………..29
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucur Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008)...……………...….26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Inform Consent Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan Perawatan Gigi Lampiran 3. Satuan Acara Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan gigi Lampiran 4. Skenario Cerita Tentang Perawatan gigi Lampiran 5. Denah Gambar sesuai dengan Skenario Lampiran 6. Poster Perawatan gigi Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 10. Hasil Uji SPSS
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Gigi adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit terbanyak yang terbesar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra 2011). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terus meningkat adalah karies gigi. Karies lebih dikenal dengan gigi berlubang, dalam ilmu kedokteran gigi karies adalah proses pencampuran antara produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari makanan, dan email (Sundoro, 2005). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 ditemukan prevalensi masalah gigi dan mulut pada tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi sebesar 25,9%, untuk provinsi Jawa Barat mempunyai masalah pada gigi dan mulut diatas angka nasional yaitu sebesar 28%, hal ini juga terjadi peningkatan pada anak yang berusia 1 sampai 4 tahun dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu 6,9% menjadi 10,4% dan pada anak usia 5 sampai 9 tahun sebesar 21,6% menjadi 28,9%. Penyebab meningkatnya angka kejadian masalah pada gigi dan mulut salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, di Indonesia kesadaran 1
2
orang dewasa untuk datang ke dokter gigi masih sangat kurang yaitu < 7% dan pada anak-anak hanya sekitar 4% kunjungan (Lukihardianti, 2011). Hasil data nasional tentang kesadaran menyikat gigi setiap hari didapatkan 94,2%, sebagian besar menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun sore sebesar 76,6%, yang menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya sekitar 2,3%. (RISKESDAS, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawuryan (2008) dalam penelitiannya diperoleh bahwa tingkat pengetahuan yang masih kurang yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007). Perilaku tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan anak mengenai pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut, sehingga mereka mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini, menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak (Fankari, 2004). Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masalah kesehatan lain seperti menimbulkan nyeri, kelainan jantung, infeksi lambung, dan kematian. Anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut akan malas beraktivitas karena harus menahan rasa sakit pada giginya, yang dapat menyebabkan menurunnya selera makan pada anak. Dibutuhkan sarana informasi mengenai kesehatan gigi dan cara perawatannya. Salah satu caranya adalah dengan diberikannya pendidikan kesehatan sedini mungkin. (Minata, 2011).
3
Salah satu metode pendidikan kesehatan yang cocok diterapkan adalah metode bercerita (Musfiroh, 2005). Metode cerita dipilih sebagai salah satu metode pendidikan kesehatan dikarenakan metode cerita dapat menjadi sebuah alat komunikasi berbagai jenis informasi budaya, agama, kesehatan dan lain sebagainya, selain itu juga melatih daya tangkap anak, mengembangkan fanstasi dan kognitif anak, dan dapat menanamkan suatu perilaku yang positif sejak dini (Dhieni, 2008). Sebuah metode cerita agar dapat menarik perhatian seorang anak harus didukung dengan sebuah media seperti bentuk gambar yang menarik (Gunarti, 2010). Selain cerita, metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah dengan menggunakan sebuah poster (Simamora, 2009). Dalam memilih metode pendidikan, harus diingat sasaran serta tingkat pendidikan, sasaran dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah hal ini dikarenakan usia prasekolah merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak dan cocok untuk diberikannya berbagai macam informasi. Selain itu, karena anak usia prasekolah ada pada periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa (Hariyanti, 2008). Menurut Vygotsky dalam Wong (2008), manusia lahir dengan seperangkat fungsi kognitif kasar yaitu kemampuan untuk memperhatikan, mengamati, dan mengingat, dengan kemampuan dasar itu anak prasekolah dapat menerima informasi yang diterima dari lingkungan. Usia anak prasekolah juga merupakan masa sensitive (sensitive period), oleh karena itu anak seusia prasekolah adalah masa yang tepat untuk memberikan suatu informasi
4
didukung dengan lingkungan yang kondusif dan dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, serta tidak membebani anak (Montessori dalam Soemiarti 2007). Selain itu, anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2005). Penelitian ini menggunakan dua tempat yang berbeda, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Dari hasil studi pendahuluan dengan metode wawancara dan observasi di Paud Pertiwi, terdapat 22 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas. Kelas A, B1, dan B2 terdiri dari anak usia 3 sampai 5 tahun. Hasil wawancara dan observasi peneliti mendapatkan hasil dari 22 siswa yang bersekolah disana ada 19 anak yang mengalami gigi berlubang. Hampir 80% (17 siswa dari 22 siswa) di Paud Pertiwi belum mengetahui cara menggosok gigi yang benar, dan hanya 52% (12 siswa dari 22 siswa) yang menggosok gigi 2 kali dalam sehari pada waktu mandi pagi dan sore. Sedangkan di Paud Ardika Jaya terdpat 25 siswa yang juga terbagi menjadi 3 kelas (usia 3 smpai 5 tahun), 75% (19 siswa dari 25 siswa) mengalami gigi berlubang, 88% (22 siswa dari 25 siswa) belum mengetahui cara menggosok gigi yang benar, dan hanya 55% (14 siswa dari 25 siswa) yang menggosok gigi 2 kali dalam sehari. Selain itu, di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya juga belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan gigi yang benar. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan kesehatan tentang cara perawatan gigi yang benar pada anak usia prasekolah.
5
Berdasarkan penjelasan diatas, masalah kesehatan gigi pada siswa di kedua Paud tersebut masih tinggi dan perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan melalui cerita dan poster belum dibuktikan dalam populasi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul perbedaan metode cerita dan poster terhadap pengetahuan siswa tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, angka kejadian karies gigi masih tinggi, dan kurangnya kesadaran individu untuk memelihara kesehatan giginya ke dokter gigi atau pelayanan kesehatan, hal ini akan menimbulkan efek yang buruk, karena kesehatan gigi yang buruk akan mempengaruhi kesehatan tubuh (Minata, 2011). Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya pemeliharan kesehatan gigi dan mulut terutama pada usia prasekolah (paud), salah satu upayanya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan Menurut Musfiroh (2008) metode pendidikan kesehatan yang tepat adalah metode cerita, namun menurut Simamora (2009) metode poster juga tepat untuk meningkatkan pengetahuan anak. Selain itu juga belum diketahuinya Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster dan cerita di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Oleh karena itu, masalah pada penelitian ini apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi yang benar.
6
C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana karakteristik demografi pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode cerita dan poster untuk peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 3. Bagaimana tingkat pengetahuan Responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest? 4. Bagaimana tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest? 5. Adakah perbedaan rerata pada kelompok Cerita dan Poster?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik demografi anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode Poster dan Cerita terhadap
7
peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest. d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest. e. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan kelompok cerita dan poster di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.
E. Manfaat penelitian 1. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan pengetahuan tentang pemeliharan kesehatan gigi sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi sehingga diharapkan masalah kesehatan gigi dan mulut di Paud menurun. 2. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran pihak sekolah dalam menentukan media yang tepat untuk digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan perawatan gigi. 3. Bagi Praktisi Kesehatan atau Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi pelayanan kesehatan atau keperawatan.
8
4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ANAK PRASEKOLAH 1. Definisi Anak prasekolah Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6tahun (Wong, 2008). Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan 4-6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak-kanak (Patmonedewo, 2008)
2. Karakteristik Anak Prasekolah Menurut Snowman dalam Patmonodewo (2008), karakteristik anak prasekolah meliputi: a. Anak prasekolah dalam penampilan maupun gerakan anak sangat aktif b. Anak mulai terbiasa bersosialisai dengan lingkungan sekitar c. Anak cenderung lebih mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka d. Anak lebih egosentris e. Anak mulai terampil dalam berbahasa, dan lebih senang berbicara khususnya dalam kelompok f. Anak mulai mengetahui banyak huruf dan angka 1-10
9
10
3. Teori tahap Perkembangan Anak prasekolah a. Perkembangan kognitif Salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Banyak proses berpikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut. Teori kognitif Piaget,
perkembangan
kognitif
anak
prasekolah
berada
pada
fase
praoperasional. Fase ini meliputi anak dalam rentang usia 2-7 tahun dan dibagi menjadi dua tahap yaitu fase prakonseptual (usia 2-4 tahun) dan fase pikiran intuitif (4-7 tahun). Pada fase ini anak belajar untuk berpikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Usia anak prasekolah, dalam teori Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik (Wong, 2008) b. Perkembangan Psikoseksual Perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Perkembangan psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic. Proses identifikasi peran seksual dimulai selama usia prasekolah. Biasanya anak lebih dekat dengan orang tua yang berlainan jenis kelamin dengannya (Wong, 2008). c. Perkembangan Psikososial Perkembangan psikososial menurut teori Erickson, anak usia prasekolah menurut Ericson (1963), berada pada tahap initiative versus guilt (inisiatif versus rasa bersalah) dimana anak menunjukkan imajinasi, meniru orang
11
dewasa, mengetes kenyataan atau fakta yang ada. Pada tahap ini, anak sedang dalam stadium belajar energik (Wong, 2008). d. Perkembangan moral (Kohlberg) Perkembangan penilaian moral anak kecil sedang berada pada tingkat paling dasar. Terdapat sedikit, jika ada perhatian mengenai suatu kesalahan. Mereka berperilaku sesuai dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan. Pada anak prasekolah berorientasi pada hukuman dan kepatuhan (usia 2-4tahun), pada fase ini anak menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan. Apabila anak di hukum, tindakan tersebut berarti buruk. Apabila anak tidak di hukum berarti tindakan tersebut baik (Wong, 2008). 4. Kemampuan Anak Menerima Informasi Hampir semua aktifitas manusia selalu menggunakan aspek kognitif ini, Elliss dan Hunt (1995) dalam Suharnan (2007) menjelaskan ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses kognitif manusia, karena memori berfungsi untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari. Oleh karena itu, menurut ilmu tersebut pengembangan kapasitas manusia akan lebih mudah apabila dilakukan sejak usia dini (Slamet Suyanto, 2005). Anak usia dini mempunyai karakter yang unik, kemampuan, bakat, dan potensi yang berbeda satu sama lain, sebab anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada berbagai aspek, anak usia dini sangat membutuhkan
12
rangsangan dari lingkungan, salah satunya lingkungan sekolah, sebab di sekolah anak memperoleh berbagai rangsangan dan kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak, anak usia dini memerlukan berbagai kegiatan untuk mengorganisasi informasi di dalam otak, apabila anak hanya diberi sedikit petunjuk, maka anak akan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang telah anak lihat dan pelajari (Siti Aisyah, et.al, 2009). Anak usia dini memerlukan kegiatan pembelajaran yang menarik di kelas, sekolah berperan penting untuk menumbuhkan semua aspek perkembangan pada anak, salah satu perkembangan yang dapat dioptimalkan yaitu aspek kognitif, teori belajar kognitif (cognitive learning theory) adalah information processing theory (teori proses informasi) yang memandang belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak dan membantu anak menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan (Gagne 1937 dalam Slamet Suyanto, 2005). Menurut Vygotsky dalam Wong (2008), manusia lahir dengan seperangkat fungsi kognitif kasar yaitu kemampuan untuk memperhatikan, mengamati, dan mengingat, dengan kemampuan dasar itu lingkungan dapat mentransformasi dalam bentuk interaksi atau pengajaran dengan menggunakan bahasa. Teori Vygotsky tersebut diatas meskipun memberi peluang optimis untuk pendidikan anak prasekolah, namun ia tidak menjelaskan lebih rinci kapan idealnya anak menerima pengajaran dengan seperangkat kemampuan kognitif kasar yang diperoleh sejak lahir itu. Oleh karena itu pendapat
13
vygotsky sangat lemah untuk melegalisasi kepandaian pada pendidikan anak prasekolah. Akan tetapi Montessori dalam Soemiarti (2007) mengatakan bahwa pemberian suatu informasi pada anak prasekolah merupakan periode yang tepat yaitu pada usia 2-6 tahun, karena pada masa tersebut dianggap sebagai masa sensitive (sensitive Period) untuk belajar berbagai jenis hal, namun pada tahap ini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, tidak bersifat membebani anak, dan harus didukung oleh lingkungan yang kondusif agar anak bereaksi secara bebas dan mengembangkan dirinya sendiri dalam garis-garis pikirannya sendiri. Menurut Glan Doman dalam Hasan (2009) menyatakan perlunya anak diberikan suatu informasi atau pembelajaran, diantaranya: a. Anak berusia dibawah lima tahun dengan mudah dapat menyerap informasi dalam jumlah yang sangat banyak b. Anak dibawah usia 5 tahun dapat menangkap informasi dengan kecepatan yang luar biasa c. Semakin banyak informasi yang diserap oleh anak maka semakin banyak informasi yang diserap dan diingatnya d. Anak usia dibawah 5 tahun mempunyai energi yang sangat luar biasa e. Anak dapat mempelajari sesuatu bahasa secara utuh dan dapat belajar hampir sebanyak yang diajarkan kepadanya. Misalnya ia diajari membaca
14
satu untuk beberapa bahasa sama mudahnya dengan kemampuan untuk mengerti bahasa lisan. Pemberian suatu pembelajaran atau sebuah informasi juga harus melibatkan panca indera, kelima indera membantu anak mengalami sesuatu dan kesan yang ditinggalkan dibenak dapat disebut daya ingat, atau dengan kata lain penggunaan lebih dari satu indera, anak dapat mengingat suatu kesan yang pernah dialami secara lebih baik (Kapadia, 2008). Deporter Hernacki (2009) mengatakan bahwa otak sering mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk, dan perasaan, anak usia dini merupakan proses pembelajaran yang memerlukan penggunaan komponen-komponen tersebut dalam
menangkap
informasi
dan
menimbulkan
kembali
daripada
menggunakan kata-kata atau lisan yang panjang. Santrock (2008) menyatakan bahwa memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu. Pada anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2007). B. KESEHATAN GIGI Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya. (Tan dalam Houwink, 2000). Kesehatan gigi merupakan aspek yang luas, dibutuhkan upaya menjaga kesehatan gigi yang pada dasarnya diarahkan ke kegiatan promotif dan preventif melalui penyuluhan kesehatan. (Depkes RI,
15
2008). Perawatan gigi yang benar menurut Mansjoer (2009), dapat dilakukan dengan: 1. Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu-waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur. 2. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi. 3. Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali 4. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat, sirup, caramel, kismis, dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur). 5. Kumur-kumur dengan air putih setelah makan. 6. Cara Menyikat gigi (Depkes RI, 2013), adalah: a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi. b) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
16
c) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar. d) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju mundur. e) Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi. f) Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada gigi. g) Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas. C. Perilaku kesehatan Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.
17
Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep
dari Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), dimana perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu : 1. Faktor predisposisi Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Faktor pemungkin (Enabling factors) Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti ketersediaan sikat gigi dan pasta gigi di rumah. 3. Faktor penguat (Reinforcing factors) Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru dan sebagainya. Selain pengetahuan, sikap dan dukungan fasilitas diperlukan juga perilaku contoh (acuan) dari para tokoh panutan tersebut agar masyarakat berperilaku sehat. D. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Bloom (1956, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan bahwa pembelajaran terjadi dalam
18
tiga bidang, yaitu kognitif (pemahaman), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku kognitif diklasifikasikan dalam urutan hirarki, yaitu: a. Tahu (know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, karena pada tingkat ini seseorang hanya mampu melakukan recall (mengulang) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami (comprehension) dapat diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu objek dan dapat menginterpretasikannya secara benar. Orang yang sudah memahami harus dapat menjelaskan, menguraikan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan. c. Aplikasi (application) merupakan kemampuan dimana seseorang telah memahami suatu objek, dapat menjelaskan dan dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui meskipun pada situasi yang berbeda. d. Analisis (analysis) merupakan kemapuan seseorang untuk menggunakan ide-ide abstrak yang baru dipelajari untuk diterapkan dalam situasi nyata. Sehingga dapat menggambarkan atau memecahkan suatu masalah. e. Sintesis (synthesis) merupakan kemampuan untuk merangkum komponenkomponen dari suatu formulasi yang ada dan meletakkannya dalam suatu hubungan yang logis, sehingga tersusun suatu formula baru.
19
f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah dibuat sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan: Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
20
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. e. Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. f. Kebudayaan Kebudayaan
lingkungan
sekitar,
apabila
dalam
suatu
wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. g. Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang didapat melalui media cetak maupun media elektronik. 5. Kategori Pengetahuan Menurut Nursalam (2008), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
21
a. Baik: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan. b. Cukup: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 51%-75% dari seluruh Pertanyaan. c. Kurang: Bila subjek mampu menjawab dengan benar <50% dari seluruh pertanyaan. E. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007). 2. Metode dan Media Pendidikan/ Pengajaran Anak Prasekolah Menurut Notoatmodjo (2007) Media penyuluhan adalah semua sarana untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku seseorang ke arah positif. Pemilihan metode pendidikan kesehatan bergantung pada beberapa faktor, yakni karakteristik sasaran, (jumlah, status social
22
ekonomi, jenis kelamin), waktu dan tempat yang tersedia, serta tujuan yang spesifik yang ingin dicapai dengan pendidikan kesehatan tersebut (perubahan pengetahuan, sikap atau praktik partisipan) (Nursalam, 2008). Musfiqon (2012), Penyuluhan kesehatan tidak dapat lepas dari media, karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan mudah dipahami., jenis-jenis pendidikan kesehatan diantaranya. Media cetak (poster, banner, booklet, leaflet, flyer, flip chart, surat kabar, dan foto yang mengungkapkan informasi kesehatan), dan media elektronik (televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD). Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, factor instrumental (alat peraga, kurikulum, fasilitator belajar, dan metode belajar) dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi dan subjek (Nursalam, 2008). a. Metode Cerita Menurut Moeslichatoen (2010), cerita adalah metode yang paling menarik, paling disukai, dan paling menempel ingatan seorang anak, karena sebuah cerita sulit untuk dilupakan dan membuat pendengarnya suka kepada orang yang menceritakannya, selain itu metode cerita mempunyai beberapa makna penting bagi perkembangan anak usia prasekolah, diantaranya dapat mengkomunikasikan nilai-nilai pengetahuan, nilai budaya, nilai keagamaan, nilai sosial, dan dapat menanamkan etos kerja, etos waktu, dan etos alam. Menurut Arif Sadjiman (2009), gambar termasuk media non proyeksi. Cerita gambar adalah media gambar, bagan, atau skema yang biasanya di pajang di
23
dinding, atau dicetak besar seperti banner, media cerita bergambar merupakan rangkaian kegiatan/cerita yang disajikan secara berurutan, yang dapat digunakan untuk menstimulasi kemauan dan kemampuan anak dengan menggunakan simbol atau gambar yang menarik (Sri Anita, 2009). Tujuan bercerita menurut Takwin (2007), antara lain, mengembangkan kemampuan anak dalam menafsirkan peristiwa yang ada diluar pengalaman langsungnya, memperluas pemahaman dan daya imajinasi anak, mengembangkan kemampuan menyimak dan mendengar aktif pada diri anak, mengembangkan sikap positif anak terhadap suatu hal. Manfaat atau Kegunaan dari media bergambar menurut Azhar (2006), Fungsi Atensi (menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk konsentrasi kepada isi materi yang disampaikan dan ditampilkan), Fungsi Afektif (media ini dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (melihat) teks bergambar, gambar atau lambang visual akan menggugah emosi dan sikap anak-anak, Fungsi Kognitif (terlihat dari beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
yang
terkandung
dalam
gambar),
Fungsi
kompensatoris
(membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali). Kelebihan metode cerita Bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah di kehidupan, bernilai ekonomis, mudah dijangkau, mudah digunakan baik
24
individu, ataupun kelompok, anak dapat memahami isi gambar sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan mengetahui isi cerita bergambar. Sedangkan kelemahan metode cerita bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, butuh kemampuan khusus untuk menarik perhatian anak agar dapat konsentrasi kepada pemateri dan isi materi yang disampaikan melalui media bergambar, akan muncul banyak presepsi dari suatu gambar tersebut, karena hanya secara visual. b. Poster Menurut Nursalam (2008) pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada sasaran baik secara langsung ataupun melalui media tertentu. Poster merupakan
penggambaran
yang
ditunjukan
sebagai
pemberitahuan,
peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar (Musfiqon, 2012). Sri Anita (2009) mengatakan bahwa Poster adalah suatu gambar yang mengkombinasi unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat. Menurut Nana S dan Ahmad R (2010) secara umum poster memiliki kegunaan yaitu, memotivasi siswa dalam belajar, sebagai peringatan, berisi tentang peringatan terhadap sesuatu misal hukuman, kesehatan, agama, dan lain-lain, pengalaman kreatif melalui poster kegiatan menjadi lebih kreatif untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Ciri-
25
ciri poster yang baik menurut Arief S (dalam Musfiqon, 2012) adalah, sederhana, menyajikan suatu ide, dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, tulisan jelas, dan bervariasi. Kelebihan media poster menurut Daryanto (2012), yaitu, tahan lama, mencakup banyak orang, biaya lebih rendah, dapat di bawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman
dan
dapat
meningkatkan
gairah
untuk
belajar,
dapat
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya,
sedikit
memerlukan
informasi
tambahan,
pembuatannya mudah, harganya murah, dan bisa diperbanyak. Sedangkan kelemahan
poster
menurut
Daryanto
(2012),
yaitu,
membutuhkan
keterampilan khusus dalam pembuatannya dan penyajian pesan hanya berupa visual. Menurut Nursalam (2008), kemampuan partisipan dalam mengingat suatu informasi yang disampaikan melalui pendidikan kesehatan menurut teknik dan medianya digambarkan dalam sebuah Kerucut Edgar Dale, sasaran akan mampu mengingat informasi yang diberikan dengan persentase yang berbeda-beda sesuai dengan metode dan media yang digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
26
Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008) Keterangan: 1) Membaca, partisipan akan mampu mengingat 10% materi yang dibacakan. 2) Mendengar, partisipan akan mengingat 20% dari materi yang didengar. 3) Melihat, partisipan akan mengingat 30% dari apa yang dilihat. 4) Mendengar dan melihat, partisipan akan mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat. 5) Mengucapkan sendiri kata-katanya, partisipan akan mengingat 70% dari apa yang diucapkannya. 6) Mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi pendidikan kesehatan, maka partisipan mampu mengingat 90% dari materi tersebut.
27
F. Penelitian Terkait 1. Menurut Asri Rodiyah (2012) dalam penelitiannya tentang Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak usia 3-4 tahun pada play group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto, ada peningkatan kosakata anak sebelum dan sesudah diberikan intervensi. 2. Menurut Isrofah dan Nonik Eka (2007) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta, dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa pendidikan kesehatan gigi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 3. Menurut Dewanti (2012) dalam penelitiannya tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di Depok, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah. 4. Menurut A. Fachrurrazi, dalam penelitiannya tentang Penerapan Metode
Bercerita dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini di Surabaya, didapatkan hasil bahwa metode cerita memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa dan karakter anak.
28
G. Kerangka teori Perilaku Perawatan menjaga kesehatan gigi
Perilaku terbentuk oleh:
a. Factor predisposisi, seperti sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, jenis kelamin,. a. Baik: 76%- 100% b. Cukup: 51%- 75% c. Kurang: < 50% Nursalam, 2008
b. Faktor pemungkin, sarana dan prasarana c. Faktor penguat (Reinforcing factors) Anak Prasekolah
Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2010
Pengetahuan Perawatan Gigi
Pendidikan Kesehatan
Metode Cerita
Factor yang mempengaruhi Pengetahuan: a. b. c. d. e. f. g.
Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan Informasi
Mubarak, 2010
Poster
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Kerangka
konsep
adalah
suatu
kerangka
berpikir
yang
menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Sedangkan variabel didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lain. Variabel independen (Pendidikan kesehatan dengan metode Cerita dan poster) adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain, sedangkan variabel dependen(tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi) adalah variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen, dan variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).
Pretest
Pendidikan Kesehatan dengan Cerita
Posttest
Pretest
Pendidikan Kesehatan dengan Poster
Posttest
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
29
30
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No 1.
Variabel
Definisi Operasional
Metode
Metode yang digunakan oleh peneliti
Pendidikan
yaitu metode cerita dan poster untuk
Kesehatan
memberikan suatu informasi kepada responden kesehatan gigi.
tentang
perawatan
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala
31
No 2.
Variabel Pengetahuan terhadap perawatan gigi
Definisi Operasional Suatu hasil yang didapat oleh seseorang yang diketahuinya tentang cara perawatan gigi
Cara Ukur
Hasil Ukur
Responden akan diberikan 1. Baik= jika kuesioner yang terdiri dari 10 prosentase pertanyaan. jawaban benar 76%Pemberian skor dengan 100%. menggunakan Skala Guttman: 2. Cukup= jika Jawaban benar = 1 prosentase Jawaban salah = 0 jawaban benar 51%75%. 3. Kurang= jika prosentase jawaban benar < 50%. (Nursalam, 2008)
Skala
Ordinal
32
No Variabel 3
Jenis Kelamin
Definisi operasional
Cara ukur
Karakteristik seksual yang dimiliki oleh responden
Mengisi kuesioner
Hasil ukur Kuesioner tentang karakteristik responden, dimana jawaban skor: 1= laki-laki 2= perempuan
Skala Nominal
33
No Variable 4.
Umur
Definisi operasional
Cara ukur
Hasil ukur
Skala
Usia responden yang dihitung sejak lahir hingga sampai saat ini, yang diukur dalam tahun.
Mengisi kuesioner
Kuesioner tentang karakteristik responden dimana jawaban skor …tahun
rasio
33
34
C. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara dari suatu penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah: 1. Ha1= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok cerita. 2. Ha2= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok poster 3. Ha3= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster. 4. Ha4= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-quasi experiment design bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan (Haryati, 2009). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan pretest and posttest with control group design. Pada design ini responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok pendidikan kesehatan dengan metode cerita bergambar dan kelompok pendidikan kesehatan dengan metode poster. Sebelum intervensi, pada kedua kelompok ini dilakukan pretest untuk menilai pengetahuan awal responden dan setelah intervensi dilakukan posttest pada kedua kelompok tersebut untuk menentukan efek perlakuan pada responden (Dharma, 2011). Rancangan penelitian dapat digambarkan seperti dibawah ini. Kelompok A
01
X
02
Kelompok B
03
X1
04
Keterangan: 01 : Pre test Kelompok cerita bergambar
03 : Pre test Kelompok Poster
X : Penkes metode cerita
X1: Penkes metode Poster
02 : Post test Kelompok cerita
04 : Post test Kelompok Poster
35
36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan adalah Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Peneliti memilih kedua Paud tersebut sebagai lokasi penelitian dengan alasan kedua Paud tersebut adalah lokasi yang berada tidak jauh dari tempat peneliti tinggal dan masih banyak anak seusia prasekolah yang mengalami karies gigi dan belum tahu cara perawatan gigi yang baik. Selain itu, Paud Pertiwi dan Ardika Jaya belum pernah dilakukan penelitian mengenai Perbedaan Pengaruh penkes metode cerita dengan poster terhadap tingkat pengetahuan perawatan gigi sebelum dan sesudah intervensi pada siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 47 siswa yang terbagi di dua Paud, Paud Pertiwi berjumlah 22 siswa, dan Paud Ardika Jaya berjumlah 25 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (nursalam, 2008). Sampel
37
digunakan disebabkan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi sampel penelitian yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada dirinya (Arikunto,2010). Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Nonprobality Sampling yaitu Total sampling, karena penentuan sampel berdasarkan dengan pertimbangan tertentu, yaitu: a. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian dengan metode eksperimental menurut pendapat Gay adalah minimal 15 subjek per kelompoknya (Umar, 2011). b. Menurut Sarwono (2010), untuk pengambilan sampel dengan populasi 10-100 orang, sebaiknya diambil 100% dari populasi tersebut untuk dijadikan sampel penelitian. Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria inklusi, sebagaiberikut: a. Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi b. Bersedia menjadi responden. Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria ekslusi sebagai berikut: a. Siswa yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan b. Siswa yang sedang sakit terutama sakit gigi.
38
D. Instrument Penelitian Instrument penelitian untuk mengukur karakteristik responden dan tingkat pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner data demografi terdiri dari inisial responden, usia, dan jenis kelamin, sedangkan kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 item terkait dengan perawatan gigi yang benar. Cara pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Jika jawaban benar akan diberi nilai 1 dan jawaban salah akan diberi nilai 0. E. Validitas dan Reabilitas Instrument 1) Hasil Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut (Hidayat, 2007). Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment yang rumusnya adalah:
Keterangan: r = Koefisien korelasi N = jumlah responden X = skor tiap item pertanyaan
39
Y = skor total Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r hitung. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini juga bisa dilakukan dengan pengujian validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
skor
item
instrumen
dalam
suatu
faktor,
dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap factor tersebut positif dan besarnya 0.3 ke atas maka factor tersebut merupakan konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2015. Uji coba dilakukan terhadap 30 siswa di PAUD lain yaitu di PAUD Sulamul istiqomah. Lokasi tersebut berbeda dengan lokasi penelitian. Hasil korelasi tiap item pertanyaan berkisar antara 0.09 sampai 0.46. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r table pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n=30, yaitu sebesar 0.361. Dari uji ini, item nomor 8 dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi kurang dari 0.361 sehingga item ini tidak bisa digunakan. 2) Hasil Uji Reliabiitas Setelah mengukur validitas, peneliti perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran
40
reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini, reliabilitas pada keusioner saat pertama kali diuji menghasilkan α = 0.953. selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas tanpa menggunakan item 8 menghasilkan α = 0.972. karena nilai Alpha Cronbach > 0.60 maka instrument ini dianggap reliable, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. F. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2015. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Tahap Persiapan, yaitu: a. Peneliti menentukan subjek penelitian, tempat penelitian, maksud dan tujuan penelitian. b. Peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi. c. Kemudian Peneliti menyusun Proposal Skripsi. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing, peneliti mengajukan untuk mengikuti seminar proposal dengan melengkapi berkas yang telah ditentukan oleh FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
41
d. Setelah seminar proposal Peneliti menyiapkan diri dengan menyediakan semua fasilitas yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti menyediakan alat permainan yang akan digunakan. e. Kemudian peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan pada 30 siswa di Paud lain dengan kriteria yang hampir sama dengan Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. f. Kemudian Peneliti melakukan olah data uji Validitas dan Reliabilitas untuk memastikan kuesioner yang di akan dipakai valid dan reliable atau tidak. g. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliable, Peneliti melakukan koordinasi dengan Pihak Paud Pertiwi dan Ardika jaya untuk mendapatkan calon responden di kedua Paud tersebut. h. Setelah mendapatkan responden peneliti mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan pada siswa Paud. Peneliti juga meminta kerjasama dari guru selama penelitian berlangsung dan memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, serta meminta ijin disediakan ruangan untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan model cerita dan poster tentang pengetahuan perawatan gigi. i. Kemudian peneliti membuatkan jadwal untuk dilakukan penelitian. Hari pertama dilakukan di Paud Pertiwi (kelompok cerita) dan hari kedua di Paud Ardika Jaya. 2. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Intervensi (Metode Cerita), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden
42
diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur. b. Peneliti menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian. c. Pada kelompok metode cerita, Peneliti membagi lagi kelompok cerita menjadi tiga kelompok kecil yaitu kelompok A, B, dan C. d. Kemudian peneliti membagi waktu untuk masing-masing kelompok sesuai dengan jam masuk kelas di Paud, untuk Kelompok A jam 07.00-08.00, kelompok B jam 08.00-09.00, dan kelompok C jam 09.00-10.00. e. Selanjutnya peneliti mengumpulkan kelompok cerita sesuai dengan kelompok kecil yang sudah ditentukan di sebuah ruang kelas dan menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok cerita. f. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop berwarna biru dan jawaban yang salah dimasukkan pada amplop merah seperti yang disediakan oleh
43
peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali. g. Selanjutnya, peneliti memulai kegiatan yang akan dilakukan. Prosedurnya seperti bercerita tentang sebuah petualangan. Sebelumnya, peneliti menyiapkan denah dan alat gerak untuk siswa berjalan sesuai dengan cerita yang disampaikan oleh peneliti. Cerita petualangan disini mengenai seputar cara perawatan gigi. h. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi. i. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden kelompok intervensi atas keterlibatannya dalam penelitian. 3. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Kontrol (Metode Poster), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur.
44
b. Pada kelompok poster, peneliti mengumpulkan kelompok poster dalam satu ruangan yang sebelumnya sudah dibagi menjadi tiga kelompok kecil oleh peneliti untuk memudahkan peneliti memantau responden dalam menjawab kuesioner. c. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok poster. d. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop biru dan jawaban yang salah pada amplop merah seperti yang disediakan oleh peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali. e. Setelah itu responden melakukan aktivitas seperti biasa yang ada disekolah, sementara peneliti menempelkan poster yang sudah dibuat tentang cara perawatan gigi di setiap sudut sekolah. f. Kemudian, peneliti memberikan penjelasan tentang perawatan gigi yang benar dengan menggunakan poster. g. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi. Setelah seluruh pengumpulan data selesai, peneliti memberikan reinforcement positif pada seluruh responden atas keterlibatannya dalam penelitian.
45
4. Tahap Pengolahan data, yaitu: a. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum. b. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis data. c. Langkah selanjutnya adalah memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. d. Langkah yang terakhir yaitu pengecekkan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. G. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan. Peneliti melakukan pengolahan data secara bertahap. Adapun tahapan pengolahan data terdiri dari empat tahap menurut Hasotono (2007) adalah sebagai berikut: a. Editing, pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan isian kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, relevansi, dan konsisten dengan pertanyaan. Setelah peneliti melakukan pengecekan pengisian kuesioner maka kuesioner yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak relevan atau tidak konsisten dengan pertanyaan akan diklarifikasi kepada responden. Tujuannya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data. b. Coding, pada tahap ini peneliti memberikan kode A diikuti nomor urut responden (A1, 2, 3, . . .) untuk kelompok intervensi dan kode B diikuti
46
nomor urut responden (B1, 2, 3, . . .) untuk kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka berupa skor jawaban repsonden berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan peneliti untuk mempermudah analisis dan mempercepat saat mengentry data. c. Processing, pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara melakukan entry data dari masing-masing responden ke dalam program komputer. Data dimasukkan sesuai nomor responden pada kuesioner dan nomor pada lembar observasi serta jawaban responden, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer dalam bentuk angka sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika coding. d. Cleaning, merupakan tahap akhir pengolahan data. Peneliti mengecek kembali data yang telah dimasukkan, setelah dipastikan tidak ada kesalahan maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu analisis data sesuai dengan jenis data. e. Melakukan teknis analisis Dalam melakukan teknis analisis, khususnya terhadap pada penelitian akan menggunakan ilmu statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistic inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistic (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.
47
H. Analisa Data Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi melalui tahapan sebagai berikut: a. Analisis Univariat Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini adalah menggambarkan data demografi (jenis kelamin dan umur) dan gambaran tingkat pengetahuan pretest dan posttest masing-masing kelompok. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel, yaitu mengidentifikasi Pergaruh penkes dengan metode cerita bergambar dengan metode poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi sebelum dan sesudah di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji T-test jika data terdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal akan menggunakan uji mann whitney mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok, dan uji Wilcoxon untuk mengetahui apakah terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok tersebut. (Dharma, 2011) Penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan 0,05 dan CI 95%. Hipotesis membandingkan antara alfa dengan p-value. Sehingga jika nilai p-
48
value < 0.05 berarti hasil perhitungan statistic bermakna (signifikan) atau menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen. Dan apabila nilai p-value > 0.05 berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna (tidak signifikan) atau menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17. I. Etika Penelitian Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak boleh bertentangan dengan etik. Penelitian yang akan dilakukan harus mengikuti aturan etik penelitian yaitu adanya persetujuan dari responden (Setiadi, 2007). Bentuk etika penelitian antara lain adalah:
1. Lembar Persetujuan (Informed Concent) Tujuan lembar persetujuan adalah supaya responden mengetahui maksud, tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama dilakukan penelitian. Jika subjek penelitian bersedia menjadi responden, maka subjek harus bersedia menandatangani lembar persetujuan dan akan diteliti oleh peneliti dengan tetap menghormati hak-haknya sebagai subjek penelitian. 2. Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan klien, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama klien pada lembar pengumpulan data, sebagai gantinya digunakan inisial dan nomor responden.
49
3. Kerahasiaan (Confidentiality) Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian. 4. Asas Kemanfaatan Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko atau dampak negatif yang akan terjadi. Peneliti melaksanakan
penelitian
sesuai
dengan
prosedur
penelitian
guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Penelitian yang dilakukan harus bebas dari penderitaan yaitu dilaksanakan tanpa
mengakibatkan
penderitaan
kepada
subjek
khususnya
jika
menggunakan tindakan khusus (Setiadi, 2007). 5. Asas Keadilan Asas keadilan menunjukkan bahwa peneliti harus adil dalam memberikan perlakukan baik kepada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, kelompok intervensi akan memperoleh perlakuan yang dapat memberikan manfaaat bagi mereka, sedangkan kelompok kontrol akan merasa tidak memperoleh keuntungan karena tidak diberikan perlakuan, oleh sebab itu peneliti harus bersikap adil untuk memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol yaitu dapat dilakukan setelah evaluasi pascaeksperimen pada kelompok intervensi, maka secara etika intervensi
50
atau perlakuan yang sama juga diberikan kepada kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini setelah evaluasi maka peneliti juga memberikan penkes dengan metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi kepada kelompok yang belum mendapatkannya. J. Penyajian Data Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Kedua Paud tersebut berada di lokasi yang berbeda, namun masih dalam wilayah kota Bekasi. Paud Pertiwi beralamat di Perumahan Alinda Blok E1 Bekasi Utara, dan Paud Ardika Jaya beralamat di Villa Mas Indah Blok C9 Bekasi Utara. Rentang usia siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya berkisar 3 sampai 5 tahun, dan terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B, dan C. Pada penelitian ini juga dilihat status ekonomi dari orang tua responden dari kedua Paud, dan rata-rata tingkat pendapatan orang tua responden diatas UMR kota Bekasi. Selain itu, metode pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster juga belum pernah dilaksanakan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
B. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah usia, jenis kelamin, dan gambaran tingkat pengetahuan responden. Sebagaimana tabel dibawah ini:
51
52
a. Usia Responden Table 5.1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia Responden (n=47) Variable
Kategori
Usia
3tahun 4tahun 5tahun
Total
Intervensi N 6 7 9 22
% 27% 32% 41% 100%
Kontrol N 5 9 11 25
% 20% 36% 44% 100%
Table 5.1 diatas menunjukkan bahwa persentase responden pada kelompok intervensi dengan kategori usia 3 tahun sebesar 27% (6orang), usia 4 tahun sebesar 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebesar 41% (9 orang). Pada kelompok kontrol dengan kategori usia 3 tahun sebesar 20% (5 orang), usia 4 tahun sebesar 36% (9 orang), dan usia 5 tahun sebesar 44,00% (11 orang). Dari kedua kelompok antara kelompok intervensi dan kontrol usia 5 tahun adalah usia yang terbanyak. b. Jenis Kelamin Responden Table 5.2: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden (n=47) Variable
Kategori
Jenis kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Intervensi N 14 8 22
% 64% 36% 100%
Kontrol N 14 11 25
% 56% 44% 100%
Table 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi persentase jenis kelamin dengan ketegori laki-laki lebih besar dari perempuan, yaitu laki-laki sebesar 64% (14orang) dan perempuan 36% (8orang). Pada kelompok kontrol jenis kelamin dengan kategori laki-laki sedikit lebih besar
53
yaitu sebesar 56% (14 orang) dan perempuan 44% (11orang). Kedua kelompok tersebut didominasi oleh responden laki-laki. 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Gambaran tingkat pengetahuan responden tentang cara perawatan gigi saat pretest dan posttest pada kelompok Intervensi (Cerita) dan Kontrol (Poster) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.3: Gambaran Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Saat Pretest dan Posttest pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)
Intervensi Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Mean 3,27 8,04 2,72 6,27
SD 1,7 1,21 1,45 1,42
Minimum 0 5 0 5
Maksimum 6 9 6 9
Berdasarkan tabel 5.3 Rata-rata tingkat pengetahuan pretest pada kelompok Intervensi menunjukkan angka 3,27 dan standar deviasi 1,7 dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 6, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol menunjukkan angka 2,72 dan standar deviasi 1,45 dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 6. Setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata tingkat pengetahuan posttest pada kelompok intervensi meningkat menjadi 8,04 dan standar deviasi 1,21 dengan skor minimum 5 dan skor maksimum 9, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol meningkat menjadi 6,27 dan standar deviasi 1,42 dengan skor minimum 5 dan skor maksimum 9.
54
C. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. 1. Uji Normalitas Tabel 5.4: Distribusi Hasil Uji Normalitas Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden (n=47)
Pengetahuan Pretest Pengetahuan Posttest
Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. 0,207 47 0,025 0,284 47 0,000
Shapiro-wilk Statistic df Sig. 0,875 47 0,015 0,675 47 0.000
Berdasarkan tabel 5.4 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro-wilk karena uji ini lebih tepat karena data kurang dari 50 (n=47) (Dahlan, 2012). Hasil analisi uji normalitas pengetahuan menunjukkan nilai p Saphiro Wilk = 0.015 (pretest) dan 0,000 (posttest). Kedua nilai tersebut menunjukkan p<0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal sehingga analisis bivariat selanjutnya menggunakan analisi nonparametric yakni uji Wilcoxon dan uji Mann Wthney. Analisis Bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan penkes metode Cerita dan poster terhadap tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
55
2. Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pretest dan Posttest Pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)
Intervensi Kontrol
N 22 25
Mean 11,32 9,44
Sum of Ranks 215,08 122,72
Z -4,419 -4,232
P 0,000 0,000
Table 5.5. menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi dengan metode cerita memiliki nilai rata-rata 11,32 dengan nilai Z= -4,419 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode cerita memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. Pada kelompok kontrol dengan metode poster memiliki nilai rata-rata 9,44 dengan nilai Z= -4,232 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode poster memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. 3. Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.6: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Pretest (n=47)
Intervensi Kontrol
Mean Rank 19,85 12,05
P 0,240
56
Table 5.6. menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan siswa sebelum diberikan intervensi baik dengan metode cerita (intervensi) ataupun metode poster (kontrol) dimana rerata nilai pengetahuan siswa dengan metode cerita yaitu 19,85 dan poster yaitu 12,05 dengan p=0,24 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest. Tabel 5.7: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Posttest (n=47)
Intervensi Kontrol
Mean Rank 29,87 22,75
P 0,035
Tabel 5.7 menjelaskan hasil setelah diberikan intervensi dengan medote cerita (Intervensi) dan metode poster (Kontrol) nilai rerata tingkat pengetahuan siswa mengalami peningkatan, untuk metode cerita sebesar 29,87 dan metode poster sebesar 22,75 dengan p=0,035, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok saat posttest.
BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden Pengetahuan adalah hasil yang didapatkan oleh seseorang akan suatu objek tertentu setelah menerima proses melalui system penginderaan terutama mata dan telinga (Notoadmodjo, 2010). Azhar (2005) mengatakan bahwa salah satu upaya meningkatkan pengetahuan seseorang adalah melalui pendidikan kesehatan yang hasilnya diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku seseorang menjadi lebih penting, keberhasilan suatu pendidikan kesehatan juga tidak lepas dari peran sebuah media yang sesuai dengan sasaran responden yang akan diteliti. Dalam penelitian ini dengan dilakukannya pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya dapat meningkat. Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa pengetahuan adalah salah satu yang mempunyai pengaruh besar dalam terbentuknya perilaku seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah usia. Usia merupakan salah satu factor yang cukup dominan terhadap pembentukan karakteristik seseorang. Mubarak (2007) menyatakan bahwa usia adalah salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada psikis
57
58
dan psikologis. Hal tersebut dapat diartikan semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Responden dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah antara 3-5tahun. Hasil yang didapatkan dari kedua tempat penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak 47 orang yang terdiri dari usia 3 sampai 5 tahun. Responden di Paud Pertiwi yang berusia 3 tahun sebanyak 27% (6orang), usia 4 tahun sebanyak 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebanyak 41% (9orang). Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden yang berusia 3 tahun sebanyak 20% (5orang), usia 4 tahun sebanyak 36% (9orang), dan usia 5 tahun sebanyak 44% (11orang). Hasil ini sebanding dengan data yang didapatkan dari pihak sekolah yang juga hanya memberikan ijin peneliti untuk melakukan penelitian di kedua Paud tersebut, yang mana siswa di kelas tersebut semua siswa rata-rata berusia 3 sampai 5 tahun. Selain usia, Jenis kelamin juga termasuk predisposisi factor terjadinya perubahan perilaku seseorang, dimana perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu diukur (Green (1980), dalam Notoamodjo 2010). Dari hasil penelitian yang didapatkan dari kedua tempat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu di Paud Pertiwi responden laki-laki sebesar 64,64% (14 orang), sedangkan responden perempuan hanya sebesar 36,36%. Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden laki-laki sebesar 56% (14orang) dan responden perempuan sebesar 44% (11orang). Hal ini sebanding dengan jumlah populasi yang menjadi tempat penelitian, dan data yang didapatkan
59
dari pihak sekolah sebagai tempat yang diteliti pada tahun ajaran 2015-1016 yang menyatakan sebagian besar siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya adalah anak laki-laki. Selain itu, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2012) bahwa responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan hasil penelitian didapat gambaran tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penkes dengan kedua metode tersebut berdasarkan jumlah jawaban benar dari kuesioner yang diberikan dapat diketahui bahwa kelompok responden dengan metode Cerita memiliki rata-rata tingkat pengetahuan sebesar 3,27. Setelah diberikan penkes dengan metode Cerita mengalami peningkatan sebesar 8,04. Dan untuk reponden pada kelompok poster sebelum diberikan penkes rata-rata tingkat pengetahuan responden sebesar 2,72. Setelah diberikan penkes dengan metode poster rata-rata tingkat pengetahuan responden meningkat menjadi 6,27. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrina Ernawati (2012) tentang pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan anak jalanan tentang diare. Dalam penelitian ini juga melihat perbedaan pengaruh dari kedua metode pada masing-masing kelompok. Didapatkan melalui hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa kelompok cerita dan Poster mempunyai pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa sebagai responden yang diteliti. Sedangkan hasil uji Mann Withney menunjukkan tidak ada perbedaan
60
tingkat pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest dengan mean rank metode poster 12,05 dan metode cerita 19,85, dengan adanya hasil tersebut memperlihatkan metode poster sedikit lebih rendah dari metode cerita, namun saat diberikan posttest terdapat perbedaan yang signifikan dengan mean rank kelompok cerita 29,87 dan poster 22,75, hasil tersebut kelompok metode cerita lebih tinggi dibandingkan dengan metode poster. Hal ini menunjukkan bahwa metode cerita lebih baik daripada poster dalam mentukan tingkat pengetahuan dilihat dari peningkatan mean rank keduanya. Hasil ini sejalan dengan teori menurut WHO dalam Notoatmodjo (2010) bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi yang dapat dilakukan dengan Promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan, salah satunya dengan metode cerita dan metode Poster. Menurut Notoatmodjo (2010), media penyuluhan kesehatan seperti poster, leaflet, lembar balik, buku bergambar, boneka, dan lain sebagainya memiliki beberapa keuntungan yaitu biasanya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, mencerminkan kebiasaan, kehidupan, dan sasaran dapat menyesuaikan, mudah diperbanyak, mudah diperbaiki, dan memberikan informasi baik lisan maupun tulisan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan metode cerita lebih baik dibandingkan dengan metode poster dalam menentukan tingkat pengetahuan adalah pada metode cerita ada kontak langsung, dapat digunakan secara langsung untuk menjelaskan suatu masalah
61
dalam kehidupan, anak dapat memahami isi gambar dan mengetahui isi cerita setelah dibacakannya cerita diiringi dengan anak lebih bisa mengimajinasikan dan lebih termotivasi untuk tertarik pada cerita tersebut.(Arif Sadiman, 2009) Oleh karena itu, selain menggunakan metode penyuluhan penelitian ini juga menggunakan media poster dan cerita dengan gambar, Berdasarkan pepatah Cina kuno menyatakan bahwa “saya mendengar dan saya lupa, saya melihat dan saya ingat, saya melakukan dan saya mengerti”. Selain itu, metode pembelajaran sangat berkaitan erat dengan tingkat memorisasi seseorang, terlihat dari kerucut Edgar Dale kelompok poster akan dapat mengingat 10% materi yang telah diterima karena kelompok ini hanya menggunakan visual sedangkan kelompok cerita dapat disimpulkan bahwa dengan responden melihat demonstrasi secara langsung sangat membantu responden mengingat serta meningkatkan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar, minimal 50% anak dapat mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti (Edgar Dale dalam Nursalam 2008). Oleh karena itu, setelah dilakukan perlakuan berupa penkes baik metode cerita ataupun poster maka sebagian besar pertanyaan dalam kuesioner mengalami peningkatan skor setelah diberikan perlakuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meena Siwach (2009) bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan baik pengetahuan maupun sikap mengenai personal higieni pada anak. Peningkatan pengetahuan yang sangat signifikan juga sesuai dengan penelitian pengetahuan yang dilakukan oleh
62
Wilda Wahyu F (2013), menunjukan bahwa pendidikan kesehatan dengan teknik bercerita dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap anak tentang kesehatan gigi dan mulut. Kesimpulan penelitian tersebut adalah semakin seringnya dilakukan pendidikan kesehatan tentang kesehatan dan perawatan gigi maka tingkat pengetahuan seseorang tentang perawatan gigi akan bertambah dan angka kejadian karies gigi akan berkurang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chasanah (2004) bahwa ada peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Farah Aulia (2014) bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang personal hygiene. Simpulan penelitian tersebut adalah segala bentuk penyuluhan kesehatan apabila diberikan dengan cara yang tepat dan informasi yang diberikan serta media yang digunakan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak akan mampu memberikan pengaruh yang baik, terutama perubahan pada tingkat pengetahuan seseorang. B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Populasi siswa yang sedikit menjadikan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling (tidak terdapat randomisasi) sehingga sampel yang didapat tidak dapat digeneralisasikan. 2. Peneliti kesulitan dalam membuat alat yang kreatif untuk bercerita tentang perawatan gigi, sehingga alat yang digunakan masih sangat sederhana.
63
3. Peneliti belum mampu mengaplikasikan kegiatan dengan seluruh sampel dalam satu waktu, sehingga harus membagi responden menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. 4. Pada saat dilaksanakan penelitian, tidak terlihat perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok control, hal itu dikarenakan kesalahan peneliti dalam penempelan poster pada saat istirahat, sehingga peneliti ikut menjelaskan poster tersebut.
BAB VII PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pad babbab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki, yaitu: persentase jenis kelamin di Paud Pertiwi laki-laki sebesar 64,64% dan perempuan sebesar 36,36%, dan jenis kelamin di Paud Ardika Jaya laki-laki sebesar 56% dan perempuan sebesar 44%. Sedangkan untuk kategori Usia responden di kedua Paud tersebut berkisar antara 3 sampai 5 tahun. 2. Rata-rata tingkat pengetahuan siswa saat Pretest pada kelompok Cerita menunjukkan angka 3,27 dan saat posttest meningkat menjadi 8,04, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pretest pada kelompok poster menunjukkan angka 2,72 dan saat posttest meningkat menjadi 6,27. 3. Adanya pengaruh yang signifikan dari pendidikan kesehatan dengan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang cara perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
64
65
B. SARAN 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah dapat menggunakan metode cerita dan poster dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara perawatan gigi. 2. Bagi Siswa Diharapkan kepada siswa dapat menerapkan informasi kesehatan yang diberikan peneliti dengan teratur setiap hari. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan menambah jumlah variable, jumlah sampel, karakteristik sampel yang berbeda, dan lebih memodifikasi alat atau media yang digunakan oleh peneliti. 4. Bagi Puskesmas atau pelayanan kesehatan Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan puskesmas setempat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan atau keperawatan dengan bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memberikan pendidikan kesehatan pada para siswa agar terhindar dari masalah kesehata gigi dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Pers. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada Bagus Takwin, 2007. Psikologi Naratif, Membaca Manusia sebagai Kisah. Yogyakarta: Jalasutra Dharma, Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans infomedia Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Medika Depkes RI. 2008. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta Depkes RI.,2013. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta. Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Pondok Cina 4 Depok Donna, Pratiwi. 2007. Gigi Sehat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Fankari. 2004. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Stimulasi dan Demonstrasi Terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah Dasar. Karya Tulis Ilmiah DIV. Perawat Pendidikan UGM. Farah, Aulia. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Personal Hygiene terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Rembes Dusun WatuGimbal Kecamatan Beringin, Semarang. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Febrina, Ernawati. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Diare pada Anak Jalanan di Semarang. Universitas Dipenogoro Gunarti, W. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Hariyani N, Setyo L, Soedjoko. Mengatasi kegagalan penyuluhan kesehatan gigi pada anak dengan pendekatan psikologi. Dentika Dental Journal 2008; 1(13): 80-4 Haryati. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Hastono, S. P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Houwink, Dirks B, Winchel, C., 2000, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Isofah & Nonik Eka. 2007. Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta Kawuryan, U. 2008. Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies anak SDN Kleco II kelas V dan VI Laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lukihardianti, A. 2011. Sekitar 85% anak usia sekolah menderita karies gigi. http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/11/09/12/irevhfsekitar-85-persen-anak-usia-sekolah-menderita-karies-gigi Mansjoer Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran I. Jakarta: Media Ausculapieus. Mikail, B., & Chandra, A. 2011. 90% Anak SD di Bangka Sakit gigi. http://health.kompas.com/read/2011/09/20/09005592/90.Persen.Anak.SD.di.Ba ngka.Sakit.Gigi Minata, H. 2011. Penyebab Utama Karies gigi. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/11/16/penyebab-utama-kariesgigi Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2007.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi. Jakarta:Salemba Medika Moeslichaton, R. 2010. Metode Pengajaran di TK. Jakarta: Rineka Cipta Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Musfiroh, T. M. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010b. Promosi kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Nurbianii, Dhieni, et.al. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Unversitas Terbuka Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Patmonodewo, S. 2008. Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. 2013. Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Rodiyah, Asri. 2012. Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan Kosakata Anak usia 3-4 tahun di TK Tunas Bangsa. Mojokerto Sadiman, Arief. dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada Salasa, Zul, et.al. 2013. pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di Medan. Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: C.V. Sagung Seto Sarwono. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu Simamora, Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Siwach, Meena. 2009. Impact Of Health Education Programme on the Knowledge and Practice of School Children Regarding Personal Hygiene in Rural Panipat: Kamla-Raj Int J Edu Sci, 1 (2): 115-118
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sundoro, E. H. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Umar, Husein. 2011. Metodologi penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik Wong. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usia
:
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang prosedur penelitian ini, menyatakan bahwa Saya sebagai Wali Murid di Paud akan memberikan ijin untuk dilakukan penelitian dan bersedia untuk ikut dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cara Perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”. Demikian surat pernyataan bersedia ikut dalam penelitian ini, saya buat untuk dipergunakan seperlunya.
Bekasi, November 2015
(
)
LAMPIRAN 2 KUESIONER NAMA PENELITI : DEVI HARTANTI NIM
: 1111104000012
PRODI
: Ilmu Keperawatan
Data Anak NAMA RESPONDEN: USIA
:
JENIS KELAMIN
:
*Beri tanda X pada jawaban yang sesuai! 1. Manakah gambar gigi yang sehat?
2. Makanan apa saja yang membuat gigi menjadi rusak (berlubang)?
3. Apa yang akan terjadi jika adik tidak menggosok gigi?
4. Berapa kali dalam sehari adik menggosok gigi?
5. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi?
6. Bagaimana cara menggosok gigi yang benar?
7. Alat apa saja yang digunakan untuk menggosok gigi?
8. Apakah adik suka datang periksa ke dokter gigi?
9. Berapa bulan sekali adik harus periksa kesehatan gigi di dokter gigi?
10. Bagaimana ekspresi yang akan adik tunjukan jika adik rajin menggosok gigi?
LAMPIRAN 3 SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP)
Pokok Bahasan
: Cara Perawatan Gigi
Tanggal
: 30 November- 1 Desember 2015
Waktu
: 45-60 Menit @kelompok
Narasumber
: Devi Hartanti
Tempat
: Ruang Kelas Paud Pertiwi dan Ardika Jaya Bekasi
Sasaran
: Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya
Pertemuan
: 1 kali Pertemuan
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para responden mampu mengetahui cara perawatan gigi. 2. Tujuan khusus: Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan mampu:
B.
C. D. No 1.
a. Mengetahui gigi yang sehat b. Mengetahui penyebab gigi berlubang c. Mengetahui cara perawatan gigi Materi (Terlampir) Materi dalam Pendidikan Kesehatan ini dibuat dalam bentuk scenario dan sebuah denah yang berkaitan dengan cara perawatan gigi. Metode : Ceritadan Poster Kegiatan Pendidikan Kesehatan untuk satu kelompok (4 sampai 5 orang) Tahap KegiatanNarasumber KegiatanPeserta Alat/Media Pretest Membagikan Kuesioner Mengisi kuesioner Kuesioner (08.00-08.10 pengetahuan Cara pengetahuan perawatan pengetahuan WIB) Perawatan gigi, gigi. Peserta mengisi perawatan mengamati jalannya kuesioner dengan cara gigi pretest. Kuesioner yang memilih gambar yang dibagikan dalam bentuk dianggap benar sesuai
gambar yang sudah digunting, kemudian peneliti membacakan pertanyaan sesuai yang ada pada kuesioner.
dengan pertanyaan. Jawaban yang peserta anggap benar dimasukkan kedalam amplop berwarna biru, dan jawaban yang peserta anggap salah dimasukkan kedalam amplop merah.
2.
Pendahuluan Pembukaan: (08.10-08.15 a. Memberi salam Menjawab salam dan WIB) b. Memperkenalkan diri menyimak c. Menyampaikan tujuan Pendidikan kesehatan
3.
Penyajian(08. 15-08.40 WIB)
4.
5.
Menjelaskan tentang cara perawatan gigi dengan metode bercerita sesuai dengan scenario yang telah disiapkan. Tanya jawab Menerima dan menjawab (08.40-08.45 Pertanyaan WIB) Penutup Membagikan kuesioner (Posttest) pengetahuan perawatan gigi, mengamati jalannya posttest. Cara pengisian kuesiner sama seperti pada saat pretest, yaitu kuesioner dalam bentuk gambar yang telah digunting.
Banner, wayang, poster
Menyimak dan antusias Banner, pada cerita yang wayang, disampaikan. poster
Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, menyimak. Mengisi kuesioner pengetahuan perawatan gigi. Peserta mengisi kuesioner dengan cara memilih gambar yang dianggap benar sesuai dengan pertanyaan. Jawaban yang peserta anggap benar dimasukkan kedalam am plop berwarna biru, dan jawaban yang peserta anggap salah dimasukkan kedalam amplop merah.
Banner, wayang, poster Kuesioner pengetahuan
E. Evaluasi Evaluasi pada pendidikan kesehatan ini adalah dengan memberikan posttest kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi.
LAMPIRAN 4 Skenario GIGIKU YANG SEHAT Pagi ini seperti biasa, Aku bangun di hari Jumat pagi yang sangat cerah. Aku segera bergegas ke kamar mandi, dan tidak lupa untuk menggosok gigi. Setelah siap semua, Aku segeraberangkat kesekolah diantarkan oleh bundaku. Ketikadiperjalanan menuju ke sekolah, Aku melipir sebentar ke warung untuk membeli jajanan, yaitu permen, coklat, donat, dan ciki. Kemudian aku segera melanjutkan perjalanan ke sekolah. Sesampainya di sekolah Aku segera memakan semua jajanan yang Aku beli tadi di warung. Dan semua jajanan itu pun habisku lahap tanpa sisa. Lalu, ibu guru bertanya kepadaku, “Nak, kalau sudah selesai menghabiskan makanan yang manismanis seperti yang tadi kamu makan, apa yang harus kamu lakukan?Apakah kamu akan berkumur-kumur? Atau tidak perlu berkumur-kumur?” Di dalam hati isi anak pun bergumam. “Haduh, Aku kumur-kumur atau tidak perlu kumur-kumur ya?”. Jika Aku kumur-kumur pasti gigiku akan bersih, tidak ada makanan yang menempel lagi di gigiku. Akan tetapi, jika Aku tidak kumur-kumur pasti gigiku akan kotor dan sisa makanan dimulut akan mengundang kuman untuk merusak gigiku, dan akibatnya aku akan sakit gigi. “Ah aku harus kumur-kumur nih agar gigiku bersih”, kata si anak.
Bel pulang pun berbunyi. Aku segera bergegas pulang kerumah karena pasti bunda sudah menyiapkan aku makan siang. Ketika sampai di rumah, aku segera mengganti pakaian, dan segera makan siang. Karena kekenyangan Aku pun mulai merasa mengantuk. “huuuuaaaahhh (menguap lebar) ngantuk aku bunda”, ucapku pada bunda. Nak, hayo kalau sudah selesai makannya, tidur siang karena nanti sore bunda mau ajak kamu jalan-jalan. Tetapi, sebelum tidur, kira-kira adik harus sikat gigi dulu atau tidak ya?”. (ujar bunda) Bergumam lagi dalam hati. “Aduh aku harus sikat gigi atau tidak ya?”,ucapku. Jika aku langsung tidur dan tidak sikat gigi, pasti sisa makanannya masih menempel di gigiku, dan tidurku akan sangat tidak nyenyak, lama kelamaan gigiku akan rusak, dan pasti sakit gigi. Nah, jika aku sikat gigi terlebih dahulu sebelum tidur, tidak akan ada lagi sisa makanan yang menempel di gigiku, dan aku akan tidur dengan nyenyak. Tak terasa hari sudah sore, sudah pukul 16.00, Aku segera mandi karena bunda bilang akan mengajakku jalan-jalan. Setelah selesai mandi, aku segera menemui bunda. “Bunda, aku sudah siap, bunda dan ayah mau mengajak aku jalan-jalan kemana memangnya?,tanyaku.
“Bunda dan ayah mau mengajak adik ke dokter gigi untuk periksa giginya sehat atau tidak. Siapa yang mau ikut bunda dan berani untuk periksa ke dokter gigi?”,ucap bunda. Emmmm, lagi-lagi aku bergumam dalam hati. Aku berani atau tidakya di periksa oleh dokter gigi? Jika aku takut, pasti aku tidak akan tahu gigiku sehat atau tidak, apalagi kalau ternyata di gigiku masih ada sisa makanan yang menempel, kuman akan muncul dan akan merusak gigiku dengan cara membuat lubang di gigiku, dan akhirnya gigiku akan berlubang, akhirnya aku hanya bisa menangis kesakitan menahan sakitnya gigiku. Namun, jika aku berani untuk pergi ke dokter gigi, gigiku akan di cek oleh dokter, sehat atau tidak, berlubang atau tidak, apabila gigiku rusak akan segera dirawat oleh dokter. Dan dokter akan memberitahukan bagaimana cara merawat gigi dengan baik, seperti sikat gigi 2kali sehari, kapan saja waktu untuk periksa ke dokter gigi, makanan apa saja yang bisa membuat gigiku rusak, dan lain sebagainya. Nah, akhirnya aku mengerti mengapa merawat gigi itu penting sekali. Oleh karena itu, aku akan selalu merawat gigiku dengan baik. Akan gigiku sehat dan tidak ada lubangnya lagi. Dan yang terpenting adalah aku bisa tersenyum dengan bahagia.
Selesai…
ENAM BULAN KEMUDI AN. . .
PAGI
Malam
Periksa ke dokter gigi 6 Bulan sekali
Sikat gigi 2kali sehari (setiap pagi dan malam hari) Created by Devi Hartanti Mahasiswi FKIK UIN JKT CP: 081284069478
Kurangi makan permen, coklat, dan kue yang manis.
LAMPIRAN 8 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN NO.RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Nomor Pertanyaan 5 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Skor
Y2
9 7 8 8 8 9 8 8 9 9 9 9 9 8 9 10 9 7 9 7 7 6 7 7 10 10 9 10 9 6
81 49 64 64 64 81 64 64 81 81 81 81 81 64 81 100 81 49 81 49 49 36 49 49 100 100 81 100 81 36
Skor (Y) 250
∑ ∑x ∑x2 ∑xy
26 676 221
Uji Validitas rtabel (n=30) rxy t(hitung) t(tabel) Simpulan Kategori Jumlah Valid Jumlah Tdk Valid
0.361 0.37428092 3.11 1.701 Valid rendah 9 1
Uji Reliabilitas Varian Item Jumlah Varian Item Varian Total r11 Kategori
0.11954023 1.425287356 10.0555556 0.953620795 sangat tinggi
0.544693468 0.361 reliabel sedang
Uji Spearman r11 rtabel (n=30) Simpulan
Jumlah Responden Jumlah soal
30 10
26 676 220
26 676 222
25 625 212
25 625 214
24 576 205
24 576 204
23 529 193
26 676 218
25 625 213
0.3649 4.4
0.460653 4.5
0.3712 3.01
0.456442 4.1
0.37612 2.98
0.38951 3.4
0.0092593 0.539
0.37201 3.01
0.38489 3.38
Valid rendah
Valid sedang
Valid rendah
Valid sedang
Valid rendah
Valid rendah
Valid sgt rendah
Valid rendah
Valid rendah
0.11953 0.11954 0.143678 0.143678 0.165517 0.165517 0.185057471 0.263218 1.312 0.972 TANPA NOMER 8
0.11954
0.143678
0.51731
0.63075
0.476504
0.48567
0.537646
reliable sedang
reliable tinggi
reliable sedang
reliable sedang
reliable sedang
0.617297 0.536956 0.514259 0.169435031 reliable tinggi
reliable sedang
reliable sedang
tdk reliable tdk reliable
(Y2) 2122
LAMPIRAN 9 METODE JK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
USIA 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
SPRE1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 1 2
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
HASIL DATA PENELITIAN METODE 1 (PRETEST DAN POSTTEST) SPRE2 SPRE3 SPRE4 SPRE5 SPRE6 SPRE7 SPRE8 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
SPRE9 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
TOTAL 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
Skor 3 0 3 3 4 2 3 5 3 3 6 5 5 5 2 4 6 4 3 2 0 1
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1
METODE JK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
USIA 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
SPOS1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 1 2
SPOS2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SPOS3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SPOS4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
SPOS5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
SPOS6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
SPOS7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
SPOS8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
SPOS9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor 9 8 8 9 5 9 8 8 8 5 9 9 8 9 8 8 9 9 9 8 8 6
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
HASIL DATA PENELITIAN METODE 2 (PRETEST DAN POSTTEST) METODE JK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
USIA 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
OPRE1 3 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2
OPRE2 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
OPRE3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
OPRE4 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
OPRE5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
OPRE6 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
OPRE7 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
OPRE8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
OPRE9 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
TOTAL 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
SKOR 2 5 1 5 3 3 6 4 4 0 1 2 3 2 1 2 1 4 2 3 2 4 3 2 3
1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
METODE JK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
USIA 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
OPOS1 3 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2
OPOS2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OPOS3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
OPOS4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0
OPOS5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
OPOS6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
OPOS7 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
OPOS8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
OPOS9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
SKOR 9 8 5 7 9 8 6 6 5 9 8 5 6 5 6 6 8 9 9 8 6 5 8 9 6
3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2
LAMPIRAN 10 HASIL UJI SPSS 1. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Usia Responden Case Processing Summary Cases Valid N Usia Responden
Missing Percent
47
N
Total
Percent
100.0%
0
N
0.0%
Percent 47
100.0%
Metode * Usia Crosstabulation Count Usia 3Tahun N Metode
4Tahun
Percent
N
5Tahun
Percent
N
Percent
Cerita
6
27
7
32
9
41
Poster
5
20
9
36
11
44
b. Jenis Kelamin Metode * Jenis Kelamin Crosstabulation Count Jenis Kelamin Laki-laki N Metode
Perempuan
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Cerita
14
64
8
36
22
100
Poster
14
56
11
44
25
44
2. PENGETAHUAN RESPONDEN a. Pengetahuan pretest Kelompok Story Telling Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Metode Story Telling
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kurang
16
100.0%
0
0.0%
16
100.0%
Cukup
6
100.0%
0
0.0%
6
100.0%
b. Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Metode Story Telling
N
Percent
Cukup Baik
Missing N
Total
Percent
N
Percent
3
100.0%
0
0.0%
3
100.0%
19
100.0%
0
0.0%
19
100.0%
c. Pengetahuan pretest Kelompok Poster Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan Pretest Kelompok Poster Metode kelompok poster
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kurang
22
100.0%
0
0.0%
22
100.0%
Cukup
3
100.0%
0
0.0%
3
100.0%
d. Pengetahuan posttest Kelompok Poster Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan Posttest Kelompok Poster Metode kelompok poster
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Cukup
12
100.0%
0
0.0%
12
100.0%
Baik
13
100.0%
0
0.0%
13
100.0%
3. Rata-rata tingkat Pengetahuan Statistics
N Mean
Pretest1 22 3.27
Valid
Posttest1 22 8.04
25 2.72
Pretest1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
0
2
9.0
9.0
9.0
1
1
4.5
4.5
13.5
2
3
13.5
13.5
27.0
3
7
31.5
31.5
58.5
4
3
13.5
13.5
72.0
5
4
18.0
18.0
90.0
6
2
9.0
9.0
100.0
Total
22
100.0
100.0
Posttets2 25 6.73
Posttest1 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
5
2
9.0
9.0
9.0
6
1
4.5
4.5
13.5
8
10
45.0
45.0
58.5 100.0
9
9
41.5
41.5
Total
22
100.0
100.0
Pretest2 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
0
1
4.0
4.0
4.0
1
4
16.0
16.0
20.0
2
7
28.0
28.0
48.0
3
6
24.0
24.0
72.0
4
4
16.0
16.0
88.0
5
2
8.0
8.0
96.0
6
1
4.0
4.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
Posttest2 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
5
8
32.0
32.0
32.0
6
4
16.0
16.0
48.0
7
1
4.0
4.0
52.0
8
11
44.0
44.0
96.0
9
1
4.0
4.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
Descriptive Statistics N
Mean
Std.Deviation
Minimum
Maksimum
Pretest1
22
3.27
1.7
0
6
Pretest2
25
2.72
1.45
0
6
Posttest1
22
8.04
1.21
5
9
Posttest2
25
6.72
1.42
5
9
Hasil Analisa Bivariat Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Pengetahuan Pretest
.207
47
.025
.875
47
.015
Pengetahuan Posttest
.284
47
.000
.675
47
.000
1. Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N
skor pengetahuan post test 1- skor
Negative Ranks Positive Ranks
post test 2- skor
Sum of Ranks
0a
.00
0.00
b
11.32
215.08
19
pengetahuan pretest1 Ties
skor pengetahuan
Mean Rank
3
c
Total
22
Negative Ranks
0d
.00
.00
e
9.44
122.72
Positive Ranks
13
pengetahuan pretest2 Ties
12
Total
25
a. skor pengetahuan post test1 < skor pengetahuan pretest1 b. skor pengetahuan post test 1 > skor pengetahuan pretest1 c. skor pengetahuan post test1 = skor pengetahuan pretest1 d.skor pengetahuan post test 2 < skor pengetahuan pretest2 e.skor pengetahuan post test2 > skor pengetahuan pretest2 f. skor pengetahuan post test2 = skor pengetahuan pretest2
Test Statistics
a
skor pengetahuan post test1 - skor pengetahuan pretest1 Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks
f
-4.419
skor pengetahuan post test2 - skor pengetahuan pretest2 b
.000
-4.232
b
.000
2. Uji Mann-Whitney Test
Ranks metode pendidikan kesehatan skor pengetahuan pretest
skor pengetahuan post test
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sum of Ranks
22
19.85
436.7
Poster
25
12.05
301.25
Total
47
Story Telling
22
29.87
657.14
Poster
25
22.75
568.75
Total
47
b
skor pengetahuan pretest
Wilcoxon W
Mean Rank
Story Telling
Test Statistics
Mann-Whitney U
N
skor pengetahuan post test
128.000
153.000
436.7
568.75
-1.175
-.380
.240
.035
PERBEDAAN PENGARUH METODE CERITA DAN POSTER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG CARA PERAWATAN GIGI DI PAUD PERTIWI DAN ARDIKA JAYA BEKASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : DEVI HARTANTI NIM : 1111104000012
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, December 2015 Devi Hartanti, NIM: 1111104000012 The Differences in Methods of Story telling and Poster Against Early Childhood Knowledge Level of Dental Care in Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood Bekasi xviii+ 65pages+ 8 tables+ 1 figures+ 2 schemes+ 10 appendixes ABSTRACT Background. Dental health problems in Indonesia from 2007 to 2013 increased by 23.2% to 25.9%. This is due to lack of awareness of individuals in maintaining and caring for the health of teeth. If this is left unchallenged, will lead to other health such as infection, pain, and the child will be reluctant to move. Therefore, it takes an action to address the problem of dental caries, one of which is the preventive measures that provide a health education. Health education in preschool children is given through a method of story and posters, both methods are adapted to the stage of development in preschool children. Purpose. The aim of this research was to know the effectiveness of health education methods stories and posters to increase students' knowledge about dental care. Method. Quantitative analytical research with quasi-experimental design with pretest and posttest control group. Sample of this study were 47 students of Pertiwi Early Childhood and Ardika Jaya Early Childhood (Total Sampling). Data were analysed by Wilcoxon Test and Mann Whitney test with statistical application program. Results. A significant difference between the pretest and posttest intervention and control groups with p value <0.001 and there are significant differences between the level of knowledge posttest between the intervention and control groups with p value = 0.035. Suggestion. Preferably the method used in the poster story and provide health education. Keywords: Poster, Story Telling, dental care, Knowledge, Preschool Children.
Reference : (2005-2014)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2015 Devi Hartanti, NIM: 1111104000012 Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi xviii + 65 halaman + 8 tabel + 1 gambar + 2 bagan + 10 lampiran ABSTRAK Latar Belakang. Masalah kesehatan gigi di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2013 mengalami peningkatan sebesar 23,2% menjadi 25,9%. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran individu dalam menjaga dan merawat kesehatan giginya. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan mengakibatkan kesehatan lainnya seperti infeksi, nyeri, dan anak akan malas untuk beraktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tindakan untuk mengatasi masalah karies gigi, salah satunya adalah dengan tindakan preventif yaitu memberikan suatu pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada anak prasekolah diberikan melalui metode cerita dan poster, kedua metode tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan pada anak prasekolah. Tujuan. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi. Metode. Penelitian ini dilakukan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Sampel yang digunakan sebanyak 47 orang (total sampling). Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif quasi experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Withney dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik. Hasil. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai pretest dan posttest kelompok Intervensi dan Kontrol dengan p value <0,001 dan terdapat perbedaan yang signifikan antar tingkat pengetahuan posttest antara kelompok intervensi dan kontrol dengan p value= 0,035. Saran. Sebaiknya metode cerita dan poster digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan. Kata Kunci: Poster, Metode Cerita, Perawatan gigi, Pengetahuan, Anak Prasekolah. Referensi : (2005-2014)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: DEVI HARTANTI
Tempat, tanggal Lahir
: Jakarta, 14 Oktober 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: VILLA MAS INDAH BLOK A.8 NO.3 RT/RW: 001/018, Kel/Desa: Perwira, Kecamatan: Bekasi Utara
HP
: 081318150824/ 088213326641
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. TK PRASISWA
1998-1999
2. Sekolah Dasar Negeri Pisangan Timur 01 Pagi
1999-2005
3. Sekolah Menengah Pertama 92 Jakarta
2005-2008
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 54 Jakarta
2008-2011
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2011- 2015
ORGANISASI 1. OSIS SMP
2006-2007
2. OSIS SMA
2009-2010
viii
PERSEMBAHAN
Tidak akan pernah ada yang sia-sia, sebuah kesuksesan sejati membutuhkan Perjuang dengan Proses yang yang luar biasa.
Bismillah Skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan menjadi penyemangat di segala hal dalam kehidupanku. Mamah yang tidak pernah lelah mendoakan aku dan bawelin aku untuk segera menyelesaikan sarjanaku. Dan alhamdulilah anakmu ini sudah jadi sarjama mah . Dan bapak yang selalu berjuang keras demi aku bisa sampai jadi sarjana. Aku bahagia mempunyai kalian mah, pak love you more and more 2. Untuk kedua adikku yang selalu bantuin aku desain materi buat penelitian, yang sudah mendoakan dan mensupport aku. And I love you my little bro and sist 3. Dan untuk mas Panji dan semua sahabat, serta semua orang yang sudah mendoakan aku. Terima kasih, semoga apapun doa kebaikan untukku dari kalian akan berlaku untuk kalian, Aamiin Yaa Rabb…
ix
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Cara Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M a selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
3. Ibu Maulina Handayani, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Erna, S.Kep, M.Kep., Sp. KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Maulina Handayani, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah. 5. Ibu Ita Yuanita. S.Kp, M.Kep. dan Ibu Kustati Budi Lestari. M.Kep, Sp. Kep.An selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah. 8. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi. 9. Orang tuaku, Ibu Holillah dan Bapak Hartoko yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku ananda Dwi Wahyudi dan Hanny Marliana, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih. 10. Teman-teman FKIK 2010-2014, PSIK 2011, khususnya Mia, Wiwi, Hanik, yang telah memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang
xi
tawa dan yang telah banyak memberikan referensi dan membantu mengoreksi dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. 11. Panji Reksa Brilianto yang selalu menjadi penyemangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini 12. Kepada Dwi (adikku) dan hardiansyah yang telah membantu mendesain alat peraga dalam penelitian ini. 13. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menghiburku disaat lelah menghadang. Atas segala bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Kritik dan saran sangat diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga kita semua diberikan rahmat dan hidayah Allah SWT. Aamiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Januari 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI Halaman judul .............................................................................................................................................. i Pernyataan Keaslian Karya ...........................................................................................................................ii Abstract ...................................................................................................................................................... iii Abstrak ....................................................................................................................................................... iv Pernyataan Persetujuan...............................................................................................................................v Lembar Pengesahan .................................................................................................................................... vi Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................................................ viii Lembar Persembahan ................................................................................................................................. ix Kata Pengantar ............................................................................................................................................ x Daftar Isi ................................................................................................................................................... xiii Daftar Tabel ............................................................................................................................................... xv Daftar Bagan ............................................................................................................................................. xvi Daftar Gambar ......................................................................................................................................... xvii Daftar Lampiran ...................................................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5 C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian......................................................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Prasekolah ............................................................................................................................. 9 B. Kesehatan Gigi ............................................................................................................................. 14 C. Perilaku Kesehatan ...................................................................................................................... 16 D. Pengetahuan ................................................................................................................................ 17 E. Pendidikan Kesehatan .................................................................................................................. 21 F. Penelitian Terkait ........................................................................................................................ 27 G. Kerangka Teori ............................................................................................................................ 28
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep.......................................................................................................................... 29 B. Definisi Operasional Penelitian .................................................................................................... 30 C. Hipotesis Penelitian ..................................................................................................................... 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................................................................ 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................................ 36 C. Populasi dan Sampel .................................................................................................................... 36 D. Instrumen Penelitian .................................................................................................................... 38 E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................................................. ……..38 F. Pengumpulan Data....................................................................................................................... 40 G. Pengolahan Data .......................................................................................................................... 45 H. Analisa Data ................................................................................................................................. 47 I.
Etika Penelitian ............................................................................................................................ 48
J.
Penyajian Data ............................................................................................................................. 50
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian .................................................................................... 51 B. Analisa Univariat .......................................................................................................................... 54 C. Analisa Bivariat ............................................................................................................................ 54 BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden ............................................................................................................ 57 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................................... 62 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 64 B. Saran ............................................................................................................................................ 65 Daftar Pustaka Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3 Gambaran Mean Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.4 Uji Normalitas Tabel 5.5 Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Tabel 5.6 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Pretest kedua Kelompok Tabel 5.7 Analisis Beda Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Posttest Kedua Kelompok
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian…………………………………………….….28 Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………………………..29
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucur Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008)...……………...….26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Inform Consent Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan Perawatan Gigi Lampiran 3. Satuan Acara Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan gigi Lampiran 4. Skenario Cerita Tentang Perawatan gigi Lampiran 5. Denah Gambar sesuai dengan Skenario Lampiran 6. Poster Perawatan gigi Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 10. Hasil Uji SPSS
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Gigi adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit terbanyak yang terbesar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra 2011). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terus meningkat adalah karies gigi. Karies lebih dikenal dengan gigi berlubang, dalam ilmu kedokteran gigi karies adalah proses pencampuran antara produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari makanan, dan email (Sundoro, 2005). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 ditemukan prevalensi masalah gigi dan mulut pada tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi sebesar 25,9%, untuk provinsi Jawa Barat mempunyai masalah pada gigi dan mulut diatas angka nasional yaitu sebesar 28%, hal ini juga terjadi peningkatan pada anak yang berusia 1 sampai 4 tahun dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu 6,9% menjadi 10,4% dan pada anak usia 5 sampai 9 tahun sebesar 21,6% menjadi 28,9%. Penyebab meningkatnya angka kejadian masalah pada gigi dan mulut salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, di Indonesia kesadaran 1
2
orang dewasa untuk datang ke dokter gigi masih sangat kurang yaitu < 7% dan pada anak-anak hanya sekitar 4% kunjungan (Lukihardianti, 2011). Hasil data nasional tentang kesadaran menyikat gigi setiap hari didapatkan 94,2%, sebagian besar menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun sore sebesar 76,6%, yang menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya sekitar 2,3%. (RISKESDAS, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawuryan (2008) dalam penelitiannya diperoleh bahwa tingkat pengetahuan yang masih kurang yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007). Perilaku tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan anak mengenai pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut, sehingga mereka mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini, menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak (Fankari, 2004). Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masalah kesehatan lain seperti menimbulkan nyeri, kelainan jantung, infeksi lambung, dan kematian. Anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut akan malas beraktivitas karena harus menahan rasa sakit pada giginya, yang dapat menyebabkan menurunnya selera makan pada anak. Dibutuhkan sarana informasi mengenai kesehatan gigi dan cara perawatannya. Salah satu caranya adalah dengan diberikannya pendidikan kesehatan sedini mungkin. (Minata, 2011).
3
Salah satu metode pendidikan kesehatan yang cocok diterapkan adalah metode bercerita (Musfiroh, 2005). Metode cerita dipilih sebagai salah satu metode pendidikan kesehatan dikarenakan metode cerita dapat menjadi sebuah alat komunikasi berbagai jenis informasi budaya, agama, kesehatan dan lain sebagainya, selain itu juga melatih daya tangkap anak, mengembangkan fanstasi dan kognitif anak, dan dapat menanamkan suatu perilaku yang positif sejak dini (Dhieni, 2008). Sebuah metode cerita agar dapat menarik perhatian seorang anak harus didukung dengan sebuah media seperti bentuk gambar yang menarik (Gunarti, 2010). Selain cerita, metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah dengan menggunakan sebuah poster (Simamora, 2009). Dalam memilih metode pendidikan, harus diingat sasaran serta tingkat pendidikan, sasaran dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah hal ini dikarenakan usia prasekolah merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak dan cocok untuk diberikannya berbagai macam informasi. Selain itu, karena anak usia prasekolah ada pada periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa (Hariyanti, 2008). Menurut Vygotsky dalam Wong (2008), manusia lahir dengan seperangkat fungsi kognitif kasar yaitu kemampuan untuk memperhatikan, mengamati, dan mengingat, dengan kemampuan dasar itu anak prasekolah dapat menerima informasi yang diterima dari lingkungan. Usia anak prasekolah juga merupakan masa sensitive (sensitive period), oleh karena itu anak seusia prasekolah adalah masa yang tepat untuk memberikan suatu informasi
4
didukung dengan lingkungan yang kondusif dan dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, serta tidak membebani anak (Montessori dalam Soemiarti 2007). Selain itu, anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2005). Penelitian ini menggunakan dua tempat yang berbeda, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Dari hasil studi pendahuluan dengan metode wawancara dan observasi di Paud Pertiwi, terdapat 22 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas. Kelas A, B1, dan B2 terdiri dari anak usia 3 sampai 5 tahun. Hasil wawancara dan observasi peneliti mendapatkan hasil dari 22 siswa yang bersekolah disana ada 19 anak yang mengalami gigi berlubang. Hampir 80% (17 siswa dari 22 siswa) di Paud Pertiwi belum mengetahui cara menggosok gigi yang benar, dan hanya 52% (12 siswa dari 22 siswa) yang menggosok gigi 2 kali dalam sehari pada waktu mandi pagi dan sore. Sedangkan di Paud Ardika Jaya terdpat 25 siswa yang juga terbagi menjadi 3 kelas (usia 3 smpai 5 tahun), 75% (19 siswa dari 25 siswa) mengalami gigi berlubang, 88% (22 siswa dari 25 siswa) belum mengetahui cara menggosok gigi yang benar, dan hanya 55% (14 siswa dari 25 siswa) yang menggosok gigi 2 kali dalam sehari. Selain itu, di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya juga belum pernah dilakukan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan gigi yang benar. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan kesehatan tentang cara perawatan gigi yang benar pada anak usia prasekolah.
5
Berdasarkan penjelasan diatas, masalah kesehatan gigi pada siswa di kedua Paud tersebut masih tinggi dan perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan melalui cerita dan poster belum dibuktikan dalam populasi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul perbedaan metode cerita dan poster terhadap pengetahuan siswa tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, angka kejadian karies gigi masih tinggi, dan kurangnya kesadaran individu untuk memelihara kesehatan giginya ke dokter gigi atau pelayanan kesehatan, hal ini akan menimbulkan efek yang buruk, karena kesehatan gigi yang buruk akan mempengaruhi kesehatan tubuh (Minata, 2011). Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya pemeliharan kesehatan gigi dan mulut terutama pada usia prasekolah (paud), salah satu upayanya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan Menurut Musfiroh (2008) metode pendidikan kesehatan yang tepat adalah metode cerita, namun menurut Simamora (2009) metode poster juga tepat untuk meningkatkan pengetahuan anak. Selain itu juga belum diketahuinya Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media poster dan cerita di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Oleh karena itu, masalah pada penelitian ini apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang perawatan gigi yang benar.
6
C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana karakteristik demografi pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode cerita dan poster untuk peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya? 3. Bagaimana tingkat pengetahuan Responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest? 4. Bagaimana tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest? 5. Adakah perbedaan rerata pada kelompok Cerita dan Poster?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik demografi anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan metode Poster dan Cerita terhadap
7
peningkatan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar pada anak Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat pretest. d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada kelompok cerita dan poster saat posttest. e. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan kelompok cerita dan poster di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya.
E. Manfaat penelitian 1. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan pengetahuan tentang pemeliharan kesehatan gigi sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi sehingga diharapkan masalah kesehatan gigi dan mulut di Paud menurun. 2. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran pihak sekolah dalam menentukan media yang tepat untuk digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan perawatan gigi. 3. Bagi Praktisi Kesehatan atau Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi pelayanan kesehatan atau keperawatan.
8
4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ANAK PRASEKOLAH 1. Definisi Anak prasekolah Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6tahun (Wong, 2008). Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan 4-6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak-kanak (Patmonedewo, 2008)
2. Karakteristik Anak Prasekolah Menurut Snowman dalam Patmonodewo (2008), karakteristik anak prasekolah meliputi: a. Anak prasekolah dalam penampilan maupun gerakan anak sangat aktif b. Anak mulai terbiasa bersosialisai dengan lingkungan sekitar c. Anak cenderung lebih mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka d. Anak lebih egosentris e. Anak mulai terampil dalam berbahasa, dan lebih senang berbicara khususnya dalam kelompok f. Anak mulai mengetahui banyak huruf dan angka 1-10
9
10
3. Teori tahap Perkembangan Anak prasekolah a. Perkembangan kognitif Salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Banyak proses berpikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut. Teori kognitif Piaget,
perkembangan
kognitif
anak
prasekolah
berada
pada
fase
praoperasional. Fase ini meliputi anak dalam rentang usia 2-7 tahun dan dibagi menjadi dua tahap yaitu fase prakonseptual (usia 2-4 tahun) dan fase pikiran intuitif (4-7 tahun). Pada fase ini anak belajar untuk berpikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Usia anak prasekolah, dalam teori Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik (Wong, 2008) b. Perkembangan Psikoseksual Perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Perkembangan psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic. Proses identifikasi peran seksual dimulai selama usia prasekolah. Biasanya anak lebih dekat dengan orang tua yang berlainan jenis kelamin dengannya (Wong, 2008). c. Perkembangan Psikososial Perkembangan psikososial menurut teori Erickson, anak usia prasekolah menurut Ericson (1963), berada pada tahap initiative versus guilt (inisiatif versus rasa bersalah) dimana anak menunjukkan imajinasi, meniru orang
11
dewasa, mengetes kenyataan atau fakta yang ada. Pada tahap ini, anak sedang dalam stadium belajar energik (Wong, 2008). d. Perkembangan moral (Kohlberg) Perkembangan penilaian moral anak kecil sedang berada pada tingkat paling dasar. Terdapat sedikit, jika ada perhatian mengenai suatu kesalahan. Mereka berperilaku sesuai dengan kebebasan atau batasan yang berlaku pada suatu tindakan. Pada anak prasekolah berorientasi pada hukuman dan kepatuhan (usia 2-4tahun), pada fase ini anak menilai apakah suatu tindakan baik atau buruk bergantung dari apakah hasilnya berupa hukuman atau penghargaan. Apabila anak di hukum, tindakan tersebut berarti buruk. Apabila anak tidak di hukum berarti tindakan tersebut baik (Wong, 2008). 4. Kemampuan Anak Menerima Informasi Hampir semua aktifitas manusia selalu menggunakan aspek kognitif ini, Elliss dan Hunt (1995) dalam Suharnan (2007) menjelaskan ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses kognitif manusia, karena memori berfungsi untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari. Oleh karena itu, menurut ilmu tersebut pengembangan kapasitas manusia akan lebih mudah apabila dilakukan sejak usia dini (Slamet Suyanto, 2005). Anak usia dini mempunyai karakter yang unik, kemampuan, bakat, dan potensi yang berbeda satu sama lain, sebab anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada berbagai aspek, anak usia dini sangat membutuhkan
12
rangsangan dari lingkungan, salah satunya lingkungan sekolah, sebab di sekolah anak memperoleh berbagai rangsangan dan kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak, anak usia dini memerlukan berbagai kegiatan untuk mengorganisasi informasi di dalam otak, apabila anak hanya diberi sedikit petunjuk, maka anak akan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang telah anak lihat dan pelajari (Siti Aisyah, et.al, 2009). Anak usia dini memerlukan kegiatan pembelajaran yang menarik di kelas, sekolah berperan penting untuk menumbuhkan semua aspek perkembangan pada anak, salah satu perkembangan yang dapat dioptimalkan yaitu aspek kognitif, teori belajar kognitif (cognitive learning theory) adalah information processing theory (teori proses informasi) yang memandang belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak dan membantu anak menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan (Gagne 1937 dalam Slamet Suyanto, 2005). Menurut Vygotsky dalam Wong (2008), manusia lahir dengan seperangkat fungsi kognitif kasar yaitu kemampuan untuk memperhatikan, mengamati, dan mengingat, dengan kemampuan dasar itu lingkungan dapat mentransformasi dalam bentuk interaksi atau pengajaran dengan menggunakan bahasa. Teori Vygotsky tersebut diatas meskipun memberi peluang optimis untuk pendidikan anak prasekolah, namun ia tidak menjelaskan lebih rinci kapan idealnya anak menerima pengajaran dengan seperangkat kemampuan kognitif kasar yang diperoleh sejak lahir itu. Oleh karena itu pendapat
13
vygotsky sangat lemah untuk melegalisasi kepandaian pada pendidikan anak prasekolah. Akan tetapi Montessori dalam Soemiarti (2007) mengatakan bahwa pemberian suatu informasi pada anak prasekolah merupakan periode yang tepat yaitu pada usia 2-6 tahun, karena pada masa tersebut dianggap sebagai masa sensitive (sensitive Period) untuk belajar berbagai jenis hal, namun pada tahap ini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, tidak bersifat membebani anak, dan harus didukung oleh lingkungan yang kondusif agar anak bereaksi secara bebas dan mengembangkan dirinya sendiri dalam garis-garis pikirannya sendiri. Menurut Glan Doman dalam Hasan (2009) menyatakan perlunya anak diberikan suatu informasi atau pembelajaran, diantaranya: a. Anak berusia dibawah lima tahun dengan mudah dapat menyerap informasi dalam jumlah yang sangat banyak b. Anak dibawah usia 5 tahun dapat menangkap informasi dengan kecepatan yang luar biasa c. Semakin banyak informasi yang diserap oleh anak maka semakin banyak informasi yang diserap dan diingatnya d. Anak usia dibawah 5 tahun mempunyai energi yang sangat luar biasa e. Anak dapat mempelajari sesuatu bahasa secara utuh dan dapat belajar hampir sebanyak yang diajarkan kepadanya. Misalnya ia diajari membaca
14
satu untuk beberapa bahasa sama mudahnya dengan kemampuan untuk mengerti bahasa lisan. Pemberian suatu pembelajaran atau sebuah informasi juga harus melibatkan panca indera, kelima indera membantu anak mengalami sesuatu dan kesan yang ditinggalkan dibenak dapat disebut daya ingat, atau dengan kata lain penggunaan lebih dari satu indera, anak dapat mengingat suatu kesan yang pernah dialami secara lebih baik (Kapadia, 2008). Deporter Hernacki (2009) mengatakan bahwa otak sering mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk, dan perasaan, anak usia dini merupakan proses pembelajaran yang memerlukan penggunaan komponen-komponen tersebut dalam
menangkap
informasi
dan
menimbulkan
kembali
daripada
menggunakan kata-kata atau lisan yang panjang. Santrock (2008) menyatakan bahwa memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu. Pada anak usia prasekolah pada tahap ini mulai belajar tata bahasa dan mampu mengingat suatu informasi yang diberikan dengan kosa katanya mencapai 3000 kata (Lundsteen 1979 dalam Suharnan 2007). B. KESEHATAN GIGI Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya. (Tan dalam Houwink, 2000). Kesehatan gigi merupakan aspek yang luas, dibutuhkan upaya menjaga kesehatan gigi yang pada dasarnya diarahkan ke kegiatan promotif dan preventif melalui penyuluhan kesehatan. (Depkes RI,
15
2008). Perawatan gigi yang benar menurut Mansjoer (2009), dapat dilakukan dengan: 1. Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu-waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur. 2. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi. 3. Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali 4. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat, sirup, caramel, kismis, dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur). 5. Kumur-kumur dengan air putih setelah makan. 6. Cara Menyikat gigi (Depkes RI, 2013), adalah: a) Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi. b) Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
16
c) Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar. d) Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju mundur. e) Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi. f) Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada gigi. g) Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas. C. Perilaku kesehatan Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.
17
Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep
dari Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), dimana perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu : 1. Faktor predisposisi Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Faktor pemungkin (Enabling factors) Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti ketersediaan sikat gigi dan pasta gigi di rumah. 3. Faktor penguat (Reinforcing factors) Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru dan sebagainya. Selain pengetahuan, sikap dan dukungan fasilitas diperlukan juga perilaku contoh (acuan) dari para tokoh panutan tersebut agar masyarakat berperilaku sehat. D. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Bloom (1956, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan bahwa pembelajaran terjadi dalam
18
tiga bidang, yaitu kognitif (pemahaman), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku kognitif diklasifikasikan dalam urutan hirarki, yaitu: a. Tahu (know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, karena pada tingkat ini seseorang hanya mampu melakukan recall (mengulang) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami (comprehension) dapat diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu objek dan dapat menginterpretasikannya secara benar. Orang yang sudah memahami harus dapat menjelaskan, menguraikan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan. c. Aplikasi (application) merupakan kemampuan dimana seseorang telah memahami suatu objek, dapat menjelaskan dan dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui meskipun pada situasi yang berbeda. d. Analisis (analysis) merupakan kemapuan seseorang untuk menggunakan ide-ide abstrak yang baru dipelajari untuk diterapkan dalam situasi nyata. Sehingga dapat menggambarkan atau memecahkan suatu masalah. e. Sintesis (synthesis) merupakan kemampuan untuk merangkum komponenkomponen dari suatu formulasi yang ada dan meletakkannya dalam suatu hubungan yang logis, sehingga tersusun suatu formula baru.
19
f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah dibuat sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan: Menurut Mubarak (2007) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
20
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. e. Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. f. Kebudayaan Kebudayaan
lingkungan
sekitar,
apabila
dalam
suatu
wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. g. Informasi Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang didapat melalui media cetak maupun media elektronik. 5. Kategori Pengetahuan Menurut Nursalam (2008), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
21
a. Baik: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan. b. Cukup: Bila subjek mampu menjawab dengan benar 51%-75% dari seluruh Pertanyaan. c. Kurang: Bila subjek mampu menjawab dengan benar <50% dari seluruh pertanyaan. E. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007). 2. Metode dan Media Pendidikan/ Pengajaran Anak Prasekolah Menurut Notoatmodjo (2007) Media penyuluhan adalah semua sarana untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku seseorang ke arah positif. Pemilihan metode pendidikan kesehatan bergantung pada beberapa faktor, yakni karakteristik sasaran, (jumlah, status social
22
ekonomi, jenis kelamin), waktu dan tempat yang tersedia, serta tujuan yang spesifik yang ingin dicapai dengan pendidikan kesehatan tersebut (perubahan pengetahuan, sikap atau praktik partisipan) (Nursalam, 2008). Musfiqon (2012), Penyuluhan kesehatan tidak dapat lepas dari media, karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan mudah dipahami., jenis-jenis pendidikan kesehatan diantaranya. Media cetak (poster, banner, booklet, leaflet, flyer, flip chart, surat kabar, dan foto yang mengungkapkan informasi kesehatan), dan media elektronik (televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD). Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, factor instrumental (alat peraga, kurikulum, fasilitator belajar, dan metode belajar) dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi dan subjek (Nursalam, 2008). a. Metode Cerita Menurut Moeslichatoen (2010), cerita adalah metode yang paling menarik, paling disukai, dan paling menempel ingatan seorang anak, karena sebuah cerita sulit untuk dilupakan dan membuat pendengarnya suka kepada orang yang menceritakannya, selain itu metode cerita mempunyai beberapa makna penting bagi perkembangan anak usia prasekolah, diantaranya dapat mengkomunikasikan nilai-nilai pengetahuan, nilai budaya, nilai keagamaan, nilai sosial, dan dapat menanamkan etos kerja, etos waktu, dan etos alam. Menurut Arif Sadjiman (2009), gambar termasuk media non proyeksi. Cerita gambar adalah media gambar, bagan, atau skema yang biasanya di pajang di
23
dinding, atau dicetak besar seperti banner, media cerita bergambar merupakan rangkaian kegiatan/cerita yang disajikan secara berurutan, yang dapat digunakan untuk menstimulasi kemauan dan kemampuan anak dengan menggunakan simbol atau gambar yang menarik (Sri Anita, 2009). Tujuan bercerita menurut Takwin (2007), antara lain, mengembangkan kemampuan anak dalam menafsirkan peristiwa yang ada diluar pengalaman langsungnya, memperluas pemahaman dan daya imajinasi anak, mengembangkan kemampuan menyimak dan mendengar aktif pada diri anak, mengembangkan sikap positif anak terhadap suatu hal. Manfaat atau Kegunaan dari media bergambar menurut Azhar (2006), Fungsi Atensi (menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk konsentrasi kepada isi materi yang disampaikan dan ditampilkan), Fungsi Afektif (media ini dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (melihat) teks bergambar, gambar atau lambang visual akan menggugah emosi dan sikap anak-anak, Fungsi Kognitif (terlihat dari beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
yang
terkandung
dalam
gambar),
Fungsi
kompensatoris
(membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali). Kelebihan metode cerita Bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah di kehidupan, bernilai ekonomis, mudah dijangkau, mudah digunakan baik
24
individu, ataupun kelompok, anak dapat memahami isi gambar sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan mengetahui isi cerita bergambar. Sedangkan kelemahan metode cerita bergambar menurut Arif Sadiman (2009), diantaranya, butuh kemampuan khusus untuk menarik perhatian anak agar dapat konsentrasi kepada pemateri dan isi materi yang disampaikan melalui media bergambar, akan muncul banyak presepsi dari suatu gambar tersebut, karena hanya secara visual. b. Poster Menurut Nursalam (2008) pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada sasaran baik secara langsung ataupun melalui media tertentu. Poster merupakan
penggambaran
yang
ditunjukan
sebagai
pemberitahuan,
peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar (Musfiqon, 2012). Sri Anita (2009) mengatakan bahwa Poster adalah suatu gambar yang mengkombinasi unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata yang bermaksud menarik perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat. Menurut Nana S dan Ahmad R (2010) secara umum poster memiliki kegunaan yaitu, memotivasi siswa dalam belajar, sebagai peringatan, berisi tentang peringatan terhadap sesuatu misal hukuman, kesehatan, agama, dan lain-lain, pengalaman kreatif melalui poster kegiatan menjadi lebih kreatif untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Ciri-
25
ciri poster yang baik menurut Arief S (dalam Musfiqon, 2012) adalah, sederhana, menyajikan suatu ide, dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, tulisan jelas, dan bervariasi. Kelebihan media poster menurut Daryanto (2012), yaitu, tahan lama, mencakup banyak orang, biaya lebih rendah, dapat di bawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman
dan
dapat
meningkatkan
gairah
untuk
belajar,
dapat
mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya,
sedikit
memerlukan
informasi
tambahan,
pembuatannya mudah, harganya murah, dan bisa diperbanyak. Sedangkan kelemahan
poster
menurut
Daryanto
(2012),
yaitu,
membutuhkan
keterampilan khusus dalam pembuatannya dan penyajian pesan hanya berupa visual. Menurut Nursalam (2008), kemampuan partisipan dalam mengingat suatu informasi yang disampaikan melalui pendidikan kesehatan menurut teknik dan medianya digambarkan dalam sebuah Kerucut Edgar Dale, sasaran akan mampu mengingat informasi yang diberikan dengan persentase yang berbeda-beda sesuai dengan metode dan media yang digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
26
Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale (1964) dalam Nursalam (2008) Keterangan: 1) Membaca, partisipan akan mampu mengingat 10% materi yang dibacakan. 2) Mendengar, partisipan akan mengingat 20% dari materi yang didengar. 3) Melihat, partisipan akan mengingat 30% dari apa yang dilihat. 4) Mendengar dan melihat, partisipan akan mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihat. 5) Mengucapkan sendiri kata-katanya, partisipan akan mengingat 70% dari apa yang diucapkannya. 6) Mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi pendidikan kesehatan, maka partisipan mampu mengingat 90% dari materi tersebut.
27
F. Penelitian Terkait 1. Menurut Asri Rodiyah (2012) dalam penelitiannya tentang Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan kosakata anak usia 3-4 tahun pada play group Tunas Bangsa Sooko Mojokerto, ada peningkatan kosakata anak sebelum dan sesudah diberikan intervensi. 2. Menurut Isrofah dan Nonik Eka (2007) dalam penelitiannya tentang Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta, dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa pendidikan kesehatan gigi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 3. Menurut Dewanti (2012) dalam penelitiannya tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di Depok, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah. 4. Menurut A. Fachrurrazi, dalam penelitiannya tentang Penerapan Metode
Bercerita dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini di Surabaya, didapatkan hasil bahwa metode cerita memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa dan karakter anak.
28
G. Kerangka teori Perilaku Perawatan menjaga kesehatan gigi
Perilaku terbentuk oleh:
a. Factor predisposisi, seperti sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, jenis kelamin,. a. Baik: 76%- 100% b. Cukup: 51%- 75% c. Kurang: < 50% Nursalam, 2008
b. Faktor pemungkin, sarana dan prasarana c. Faktor penguat (Reinforcing factors) Anak Prasekolah
Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2010
Pengetahuan Perawatan Gigi
Pendidikan Kesehatan
Metode Cerita
Factor yang mempengaruhi Pengetahuan: a. b. c. d. e. f. g.
Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan Informasi
Mubarak, 2010
Poster
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Kerangka
konsep
adalah
suatu
kerangka
berpikir
yang
menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Sedangkan variabel didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lain. Variabel independen (Pendidikan kesehatan dengan metode Cerita dan poster) adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain, sedangkan variabel dependen(tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi) adalah variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen, dan variabel yang berubah akibat perubahan pada variabel independen (Sastroasmoro dan Ismael, 2010).
Pretest
Pendidikan Kesehatan dengan Cerita
Posttest
Pretest
Pendidikan Kesehatan dengan Poster
Posttest
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
29
30
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No 1.
Variabel
Definisi Operasional
Metode
Metode yang digunakan oleh peneliti
Pendidikan
yaitu metode cerita dan poster untuk
Kesehatan
memberikan suatu informasi kepada responden kesehatan gigi.
tentang
perawatan
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala
31
No 2.
Variabel Pengetahuan terhadap perawatan gigi
Definisi Operasional Suatu hasil yang didapat oleh seseorang yang diketahuinya tentang cara perawatan gigi
Cara Ukur
Hasil Ukur
Responden akan diberikan 1. Baik= jika kuesioner yang terdiri dari 10 prosentase pertanyaan. jawaban benar 76%Pemberian skor dengan 100%. menggunakan Skala Guttman: 2. Cukup= jika Jawaban benar = 1 prosentase Jawaban salah = 0 jawaban benar 51%75%. 3. Kurang= jika prosentase jawaban benar < 50%. (Nursalam, 2008)
Skala
Ordinal
32
No Variabel 3
Jenis Kelamin
Definisi operasional
Cara ukur
Karakteristik seksual yang dimiliki oleh responden
Mengisi kuesioner
Hasil ukur Kuesioner tentang karakteristik responden, dimana jawaban skor: 1= laki-laki 2= perempuan
Skala Nominal
33
No Variable 4.
Umur
Definisi operasional
Cara ukur
Hasil ukur
Skala
Usia responden yang dihitung sejak lahir hingga sampai saat ini, yang diukur dalam tahun.
Mengisi kuesioner
Kuesioner tentang karakteristik responden dimana jawaban skor …tahun
rasio
33
34
C. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara dari suatu penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah: 1. Ha1= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok cerita. 2. Ha2= terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok poster 3. Ha3= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster. 4. Ha4= terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest yang signifikan antara kelompok cerita dan poster.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-quasi experiment design bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat terhadap perlakuan (Haryati, 2009). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan pretest and posttest with control group design. Pada design ini responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok pendidikan kesehatan dengan metode cerita bergambar dan kelompok pendidikan kesehatan dengan metode poster. Sebelum intervensi, pada kedua kelompok ini dilakukan pretest untuk menilai pengetahuan awal responden dan setelah intervensi dilakukan posttest pada kedua kelompok tersebut untuk menentukan efek perlakuan pada responden (Dharma, 2011). Rancangan penelitian dapat digambarkan seperti dibawah ini. Kelompok A
01
X
02
Kelompok B
03
X1
04
Keterangan: 01 : Pre test Kelompok cerita bergambar
03 : Pre test Kelompok Poster
X : Penkes metode cerita
X1: Penkes metode Poster
02 : Post test Kelompok cerita
04 : Post test Kelompok Poster
35
36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan adalah Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi. Peneliti memilih kedua Paud tersebut sebagai lokasi penelitian dengan alasan kedua Paud tersebut adalah lokasi yang berada tidak jauh dari tempat peneliti tinggal dan masih banyak anak seusia prasekolah yang mengalami karies gigi dan belum tahu cara perawatan gigi yang baik. Selain itu, Paud Pertiwi dan Ardika Jaya belum pernah dilakukan penelitian mengenai Perbedaan Pengaruh penkes metode cerita dengan poster terhadap tingkat pengetahuan perawatan gigi sebelum dan sesudah intervensi pada siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah 47 siswa yang terbagi di dua Paud, Paud Pertiwi berjumlah 22 siswa, dan Paud Ardika Jaya berjumlah 25 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (nursalam, 2008). Sampel
37
digunakan disebabkan karena adanya kendala tenaga, waktu, dan dana, sehingga peneliti membatasi sampel penelitian yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada dirinya (Arikunto,2010). Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Nonprobality Sampling yaitu Total sampling, karena penentuan sampel berdasarkan dengan pertimbangan tertentu, yaitu: a. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian dengan metode eksperimental menurut pendapat Gay adalah minimal 15 subjek per kelompoknya (Umar, 2011). b. Menurut Sarwono (2010), untuk pengambilan sampel dengan populasi 10-100 orang, sebaiknya diambil 100% dari populasi tersebut untuk dijadikan sampel penelitian. Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria inklusi, sebagaiberikut: a. Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi b. Bersedia menjadi responden. Agar sampel yang digunakan sesuai dengan target penelitian maka peneliti menentukan kriteria ekslusi sebagai berikut: a. Siswa yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan b. Siswa yang sedang sakit terutama sakit gigi.
38
D. Instrument Penelitian Instrument penelitian untuk mengukur karakteristik responden dan tingkat pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner data demografi terdiri dari inisial responden, usia, dan jenis kelamin, sedangkan kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 item terkait dengan perawatan gigi yang benar. Cara pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Jika jawaban benar akan diberi nilai 1 dan jawaban salah akan diberi nilai 0. E. Validitas dan Reabilitas Instrument 1) Hasil Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut (Hidayat, 2007). Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment yang rumusnya adalah:
Keterangan: r = Koefisien korelasi N = jumlah responden X = skor tiap item pertanyaan
39
Y = skor total Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r hitung. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini juga bisa dilakukan dengan pengujian validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
skor
item
instrumen
dalam
suatu
faktor,
dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap factor tersebut positif dan besarnya 0.3 ke atas maka factor tersebut merupakan konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada bulan April 2015. Uji coba dilakukan terhadap 30 siswa di PAUD lain yaitu di PAUD Sulamul istiqomah. Lokasi tersebut berbeda dengan lokasi penelitian. Hasil korelasi tiap item pertanyaan berkisar antara 0.09 sampai 0.46. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r table pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n=30, yaitu sebesar 0.361. Dari uji ini, item nomor 8 dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi kurang dari 0.361 sehingga item ini tidak bisa digunakan. 2) Hasil Uji Reliabiitas Setelah mengukur validitas, peneliti perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran
40
reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini, reliabilitas pada keusioner saat pertama kali diuji menghasilkan α = 0.953. selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas tanpa menggunakan item 8 menghasilkan α = 0.972. karena nilai Alpha Cronbach > 0.60 maka instrument ini dianggap reliable, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. F. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2015. Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Tahap Persiapan, yaitu: a. Peneliti menentukan subjek penelitian, tempat penelitian, maksud dan tujuan penelitian. b. Peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan kepada pihak sekolah untuk mengambil data penelitian di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya, Bekasi. c. Kemudian Peneliti menyusun Proposal Skripsi. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing, peneliti mengajukan untuk mengikuti seminar proposal dengan melengkapi berkas yang telah ditentukan oleh FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
41
d. Setelah seminar proposal Peneliti menyiapkan diri dengan menyediakan semua fasilitas yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti menyediakan alat permainan yang akan digunakan. e. Kemudian peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan pada 30 siswa di Paud lain dengan kriteria yang hampir sama dengan Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. f. Kemudian Peneliti melakukan olah data uji Validitas dan Reliabilitas untuk memastikan kuesioner yang di akan dipakai valid dan reliable atau tidak. g. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliable, Peneliti melakukan koordinasi dengan Pihak Paud Pertiwi dan Ardika jaya untuk mendapatkan calon responden di kedua Paud tersebut. h. Setelah mendapatkan responden peneliti mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan pada siswa Paud. Peneliti juga meminta kerjasama dari guru selama penelitian berlangsung dan memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, serta meminta ijin disediakan ruangan untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan model cerita dan poster tentang pengetahuan perawatan gigi. i. Kemudian peneliti membuatkan jadwal untuk dilakukan penelitian. Hari pertama dilakukan di Paud Pertiwi (kelompok cerita) dan hari kedua di Paud Ardika Jaya. 2. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Intervensi (Metode Cerita), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden
42
diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur. b. Peneliti menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian. c. Pada kelompok metode cerita, Peneliti membagi lagi kelompok cerita menjadi tiga kelompok kecil yaitu kelompok A, B, dan C. d. Kemudian peneliti membagi waktu untuk masing-masing kelompok sesuai dengan jam masuk kelas di Paud, untuk Kelompok A jam 07.00-08.00, kelompok B jam 08.00-09.00, dan kelompok C jam 09.00-10.00. e. Selanjutnya peneliti mengumpulkan kelompok cerita sesuai dengan kelompok kecil yang sudah ditentukan di sebuah ruang kelas dan menjelaskan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok cerita. f. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop berwarna biru dan jawaban yang salah dimasukkan pada amplop merah seperti yang disediakan oleh
43
peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali. g. Selanjutnya, peneliti memulai kegiatan yang akan dilakukan. Prosedurnya seperti bercerita tentang sebuah petualangan. Sebelumnya, peneliti menyiapkan denah dan alat gerak untuk siswa berjalan sesuai dengan cerita yang disampaikan oleh peneliti. Cerita petualangan disini mengenai seputar cara perawatan gigi. h. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi. i. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden kelompok intervensi atas keterlibatannya dalam penelitian. 3. Tahap Pelaksanaan pada Kelompok Kontrol (Metode Poster), yaitu dengan: a. Peneliti memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan dari calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti. Pada penelitian ini prosedur persetujuan inform consent diwakilkan oleh ibu guru sebagai orang tua pengganti disekolah, hal ini karena responden masih dibawah umur.
44
b. Pada kelompok poster, peneliti mengumpulkan kelompok poster dalam satu ruangan yang sebelumnya sudah dibagi menjadi tiga kelompok kecil oleh peneliti untuk memudahkan peneliti memantau responden dalam menjawab kuesioner. c. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tujuan prosedur penelitian dan teknik penelitian terhadap kelompok poster. d. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner dengan memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner disini dibentuk dalam bentuk gambar yang sudah di gunting, dan siswa menjawabnya dengan cara memasukkan jawaban yang benar pada amplop biru dan jawaban yang salah pada amplop merah seperti yang disediakan oleh peneliti. Apabila siswa telah selesai menjawab pertanyaan di lembar kuesioner yang dibagikan, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali. e. Setelah itu responden melakukan aktivitas seperti biasa yang ada disekolah, sementara peneliti menempelkan poster yang sudah dibuat tentang cara perawatan gigi di setiap sudut sekolah. f. Kemudian, peneliti memberikan penjelasan tentang perawatan gigi yang benar dengan menggunakan poster. g. Kemudian, peneliti memberikan lagi kuesioner seperti yang diberikan pada saat sebelum intervensi diberikan, untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi. Setelah seluruh pengumpulan data selesai, peneliti memberikan reinforcement positif pada seluruh responden atas keterlibatannya dalam penelitian.
45
4. Tahap Pengolahan data, yaitu: a. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan apakah data yang terkumpul sudah lengkap atau belum. b. Setelah lengkap, data diberi kode pada masing-masing pernyataan untuk mempermudah saat analisis data. c. Langkah selanjutnya adalah memproses data, pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke program aplikasi statistik. d. Langkah yang terakhir yaitu pengecekkan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. G. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan. Peneliti melakukan pengolahan data secara bertahap. Adapun tahapan pengolahan data terdiri dari empat tahap menurut Hasotono (2007) adalah sebagai berikut: a. Editing, pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan isian kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, relevansi, dan konsisten dengan pertanyaan. Setelah peneliti melakukan pengecekan pengisian kuesioner maka kuesioner yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak relevan atau tidak konsisten dengan pertanyaan akan diklarifikasi kepada responden. Tujuannya untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data. b. Coding, pada tahap ini peneliti memberikan kode A diikuti nomor urut responden (A1, 2, 3, . . .) untuk kelompok intervensi dan kode B diikuti
46
nomor urut responden (B1, 2, 3, . . .) untuk kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka berupa skor jawaban repsonden berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan peneliti untuk mempermudah analisis dan mempercepat saat mengentry data. c. Processing, pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara melakukan entry data dari masing-masing responden ke dalam program komputer. Data dimasukkan sesuai nomor responden pada kuesioner dan nomor pada lembar observasi serta jawaban responden, kemudian dimasukkan ke dalam program komputer dalam bentuk angka sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika coding. d. Cleaning, merupakan tahap akhir pengolahan data. Peneliti mengecek kembali data yang telah dimasukkan, setelah dipastikan tidak ada kesalahan maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu analisis data sesuai dengan jenis data. e. Melakukan teknis analisis Dalam melakukan teknis analisis, khususnya terhadap pada penelitian akan menggunakan ilmu statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini bersifat analitik, sehingga analisis yang digunakan statistic inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistic (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.
47
H. Analisa Data Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi melalui tahapan sebagai berikut: a. Analisis Univariat Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Data univariat yang dianalisis pada penelitian ini adalah menggambarkan data demografi (jenis kelamin dan umur) dan gambaran tingkat pengetahuan pretest dan posttest masing-masing kelompok. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel, yaitu mengidentifikasi Pergaruh penkes dengan metode cerita bergambar dengan metode poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi sebelum dan sesudah di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji T-test jika data terdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal akan menggunakan uji mann whitney mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok, dan uji Wilcoxon untuk mengetahui apakah terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok tersebut. (Dharma, 2011) Penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan 0,05 dan CI 95%. Hipotesis membandingkan antara alfa dengan p-value. Sehingga jika nilai p-
48
value < 0.05 berarti hasil perhitungan statistic bermakna (signifikan) atau menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen. Dan apabila nilai p-value > 0.05 berarti hasil perhitungan statistic tidak bermakna (tidak signifikan) atau menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara variable dependen dengan variable independen pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17. I. Etika Penelitian Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga tidak boleh bertentangan dengan etik. Penelitian yang akan dilakukan harus mengikuti aturan etik penelitian yaitu adanya persetujuan dari responden (Setiadi, 2007). Bentuk etika penelitian antara lain adalah:
1. Lembar Persetujuan (Informed Concent) Tujuan lembar persetujuan adalah supaya responden mengetahui maksud, tujuan dan dampak yang mungkin terjadi selama dilakukan penelitian. Jika subjek penelitian bersedia menjadi responden, maka subjek harus bersedia menandatangani lembar persetujuan dan akan diteliti oleh peneliti dengan tetap menghormati hak-haknya sebagai subjek penelitian. 2. Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan klien, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama klien pada lembar pengumpulan data, sebagai gantinya digunakan inisial dan nomor responden.
49
3. Kerahasiaan (Confidentiality) Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dan informasi yang diberikan. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian. 4. Asas Kemanfaatan Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko atau dampak negatif yang akan terjadi. Peneliti melaksanakan
penelitian
sesuai
dengan
prosedur
penelitian
guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Penelitian yang dilakukan harus bebas dari penderitaan yaitu dilaksanakan tanpa
mengakibatkan
penderitaan
kepada
subjek
khususnya
jika
menggunakan tindakan khusus (Setiadi, 2007). 5. Asas Keadilan Asas keadilan menunjukkan bahwa peneliti harus adil dalam memberikan perlakukan baik kepada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, kelompok intervensi akan memperoleh perlakuan yang dapat memberikan manfaaat bagi mereka, sedangkan kelompok kontrol akan merasa tidak memperoleh keuntungan karena tidak diberikan perlakuan, oleh sebab itu peneliti harus bersikap adil untuk memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol yaitu dapat dilakukan setelah evaluasi pascaeksperimen pada kelompok intervensi, maka secara etika intervensi
50
atau perlakuan yang sama juga diberikan kepada kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini setelah evaluasi maka peneliti juga memberikan penkes dengan metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi kepada kelompok yang belum mendapatkannya. J. Penyajian Data Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. Kedua Paud tersebut berada di lokasi yang berbeda, namun masih dalam wilayah kota Bekasi. Paud Pertiwi beralamat di Perumahan Alinda Blok E1 Bekasi Utara, dan Paud Ardika Jaya beralamat di Villa Mas Indah Blok C9 Bekasi Utara. Rentang usia siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya berkisar 3 sampai 5 tahun, dan terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B, dan C. Pada penelitian ini juga dilihat status ekonomi dari orang tua responden dari kedua Paud, dan rata-rata tingkat pendapatan orang tua responden diatas UMR kota Bekasi. Selain itu, metode pendidikan kesehatan dengan metode cerita dan poster juga belum pernah dilaksanakan di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
B. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah usia, jenis kelamin, dan gambaran tingkat pengetahuan responden. Sebagaimana tabel dibawah ini:
51
52
a. Usia Responden Table 5.1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia Responden (n=47) Variable
Kategori
Usia
3tahun 4tahun 5tahun
Total
Intervensi N 6 7 9 22
% 27% 32% 41% 100%
Kontrol N 5 9 11 25
% 20% 36% 44% 100%
Table 5.1 diatas menunjukkan bahwa persentase responden pada kelompok intervensi dengan kategori usia 3 tahun sebesar 27% (6orang), usia 4 tahun sebesar 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebesar 41% (9 orang). Pada kelompok kontrol dengan kategori usia 3 tahun sebesar 20% (5 orang), usia 4 tahun sebesar 36% (9 orang), dan usia 5 tahun sebesar 44,00% (11 orang). Dari kedua kelompok antara kelompok intervensi dan kontrol usia 5 tahun adalah usia yang terbanyak. b. Jenis Kelamin Responden Table 5.2: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Responden (n=47) Variable
Kategori
Jenis kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Intervensi N 14 8 22
% 64% 36% 100%
Kontrol N 14 11 25
% 56% 44% 100%
Table 5.2 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi persentase jenis kelamin dengan ketegori laki-laki lebih besar dari perempuan, yaitu laki-laki sebesar 64% (14orang) dan perempuan 36% (8orang). Pada kelompok kontrol jenis kelamin dengan kategori laki-laki sedikit lebih besar
53
yaitu sebesar 56% (14 orang) dan perempuan 44% (11orang). Kedua kelompok tersebut didominasi oleh responden laki-laki. 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Gambaran tingkat pengetahuan responden tentang cara perawatan gigi saat pretest dan posttest pada kelompok Intervensi (Cerita) dan Kontrol (Poster) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.3: Gambaran Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Saat Pretest dan Posttest pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)
Intervensi Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Mean 3,27 8,04 2,72 6,27
SD 1,7 1,21 1,45 1,42
Minimum 0 5 0 5
Maksimum 6 9 6 9
Berdasarkan tabel 5.3 Rata-rata tingkat pengetahuan pretest pada kelompok Intervensi menunjukkan angka 3,27 dan standar deviasi 1,7 dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 6, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol menunjukkan angka 2,72 dan standar deviasi 1,45 dengan skor minimum 0 dan skor maksimum 6. Setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata tingkat pengetahuan posttest pada kelompok intervensi meningkat menjadi 8,04 dan standar deviasi 1,21 dengan skor minimum 5 dan skor maksimum 9, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol meningkat menjadi 6,27 dan standar deviasi 1,42 dengan skor minimum 5 dan skor maksimum 9.
54
C. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh metode Cerita dan Poster terhadap tingkat pengetahuan tentang perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya. 1. Uji Normalitas Tabel 5.4: Distribusi Hasil Uji Normalitas Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden (n=47)
Pengetahuan Pretest Pengetahuan Posttest
Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. 0,207 47 0,025 0,284 47 0,000
Shapiro-wilk Statistic df Sig. 0,875 47 0,015 0,675 47 0.000
Berdasarkan tabel 5.4 hasil uji normalitas menggunakan uji shapiro-wilk karena uji ini lebih tepat karena data kurang dari 50 (n=47) (Dahlan, 2012). Hasil analisi uji normalitas pengetahuan menunjukkan nilai p Saphiro Wilk = 0.015 (pretest) dan 0,000 (posttest). Kedua nilai tersebut menunjukkan p<0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal sehingga analisis bivariat selanjutnya menggunakan analisi nonparametric yakni uji Wilcoxon dan uji Mann Wthney. Analisis Bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan penkes metode Cerita dan poster terhadap tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
55
2. Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pretest dan Posttest Pada Kelompok Intervensi (n=22) dan Kontrol (n=25)
Intervensi Kontrol
N 22 25
Mean 11,32 9,44
Sum of Ranks 215,08 122,72
Z -4,419 -4,232
P 0,000 0,000
Table 5.5. menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi dengan metode cerita memiliki nilai rata-rata 11,32 dengan nilai Z= -4,419 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode cerita memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. Pada kelompok kontrol dengan metode poster memiliki nilai rata-rata 9,44 dengan nilai Z= -4,232 dan p<0,001 yang mana nilai tersebut kurang dari alpha (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa metode poster memberikan pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa. 3. Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 5.6: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Pretest (n=47)
Intervensi Kontrol
Mean Rank 19,85 12,05
P 0,240
56
Table 5.6. menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan siswa sebelum diberikan intervensi baik dengan metode cerita (intervensi) ataupun metode poster (kontrol) dimana rerata nilai pengetahuan siswa dengan metode cerita yaitu 19,85 dan poster yaitu 12,05 dengan p=0,24 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest. Tabel 5.7: Analisa Beda Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Posttest (n=47)
Intervensi Kontrol
Mean Rank 29,87 22,75
P 0,035
Tabel 5.7 menjelaskan hasil setelah diberikan intervensi dengan medote cerita (Intervensi) dan metode poster (Kontrol) nilai rerata tingkat pengetahuan siswa mengalami peningkatan, untuk metode cerita sebesar 29,87 dan metode poster sebesar 22,75 dengan p=0,035, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok saat posttest.
BAB VI PEMBAHASAN A. Pengetahuan Responden Pengetahuan adalah hasil yang didapatkan oleh seseorang akan suatu objek tertentu setelah menerima proses melalui system penginderaan terutama mata dan telinga (Notoadmodjo, 2010). Azhar (2005) mengatakan bahwa salah satu upaya meningkatkan pengetahuan seseorang adalah melalui pendidikan kesehatan yang hasilnya diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku seseorang menjadi lebih penting, keberhasilan suatu pendidikan kesehatan juga tidak lepas dari peran sebuah media yang sesuai dengan sasaran responden yang akan diteliti. Dalam penelitian ini dengan dilakukannya pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya dapat meningkat. Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa pengetahuan adalah salah satu yang mempunyai pengaruh besar dalam terbentuknya perilaku seseorang dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah usia. Usia merupakan salah satu factor yang cukup dominan terhadap pembentukan karakteristik seseorang. Mubarak (2007) menyatakan bahwa usia adalah salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada psikis
57
58
dan psikologis. Hal tersebut dapat diartikan semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Responden dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah antara 3-5tahun. Hasil yang didapatkan dari kedua tempat penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak 47 orang yang terdiri dari usia 3 sampai 5 tahun. Responden di Paud Pertiwi yang berusia 3 tahun sebanyak 27% (6orang), usia 4 tahun sebanyak 32% (7orang), dan usia 5 tahun sebanyak 41% (9orang). Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden yang berusia 3 tahun sebanyak 20% (5orang), usia 4 tahun sebanyak 36% (9orang), dan usia 5 tahun sebanyak 44% (11orang). Hasil ini sebanding dengan data yang didapatkan dari pihak sekolah yang juga hanya memberikan ijin peneliti untuk melakukan penelitian di kedua Paud tersebut, yang mana siswa di kelas tersebut semua siswa rata-rata berusia 3 sampai 5 tahun. Selain usia, Jenis kelamin juga termasuk predisposisi factor terjadinya perubahan perilaku seseorang, dimana perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu diukur (Green (1980), dalam Notoamodjo 2010). Dari hasil penelitian yang didapatkan dari kedua tempat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu di Paud Pertiwi responden laki-laki sebesar 64,64% (14 orang), sedangkan responden perempuan hanya sebesar 36,36%. Sedangkan di Paud Ardika Jaya responden laki-laki sebesar 56% (14orang) dan responden perempuan sebesar 44% (11orang). Hal ini sebanding dengan jumlah populasi yang menjadi tempat penelitian, dan data yang didapatkan
59
dari pihak sekolah sebagai tempat yang diteliti pada tahun ajaran 2015-1016 yang menyatakan sebagian besar siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya adalah anak laki-laki. Selain itu, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah (2012) bahwa responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan hasil penelitian didapat gambaran tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penkes dengan kedua metode tersebut berdasarkan jumlah jawaban benar dari kuesioner yang diberikan dapat diketahui bahwa kelompok responden dengan metode Cerita memiliki rata-rata tingkat pengetahuan sebesar 3,27. Setelah diberikan penkes dengan metode Cerita mengalami peningkatan sebesar 8,04. Dan untuk reponden pada kelompok poster sebelum diberikan penkes rata-rata tingkat pengetahuan responden sebesar 2,72. Setelah diberikan penkes dengan metode poster rata-rata tingkat pengetahuan responden meningkat menjadi 6,27. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrina Ernawati (2012) tentang pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan anak jalanan tentang diare. Dalam penelitian ini juga melihat perbedaan pengaruh dari kedua metode pada masing-masing kelompok. Didapatkan melalui hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa kelompok cerita dan Poster mempunyai pengaruh yang berarti dalam menentukan tingkat pengetahuan siswa sebagai responden yang diteliti. Sedangkan hasil uji Mann Withney menunjukkan tidak ada perbedaan
60
tingkat pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest dengan mean rank metode poster 12,05 dan metode cerita 19,85, dengan adanya hasil tersebut memperlihatkan metode poster sedikit lebih rendah dari metode cerita, namun saat diberikan posttest terdapat perbedaan yang signifikan dengan mean rank kelompok cerita 29,87 dan poster 22,75, hasil tersebut kelompok metode cerita lebih tinggi dibandingkan dengan metode poster. Hal ini menunjukkan bahwa metode cerita lebih baik daripada poster dalam mentukan tingkat pengetahuan dilihat dari peningkatan mean rank keduanya. Hasil ini sejalan dengan teori menurut WHO dalam Notoatmodjo (2010) bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi yang dapat dilakukan dengan Promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan, salah satunya dengan metode cerita dan metode Poster. Menurut Notoatmodjo (2010), media penyuluhan kesehatan seperti poster, leaflet, lembar balik, buku bergambar, boneka, dan lain sebagainya memiliki beberapa keuntungan yaitu biasanya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, mencerminkan kebiasaan, kehidupan, dan sasaran dapat menyesuaikan, mudah diperbanyak, mudah diperbaiki, dan memberikan informasi baik lisan maupun tulisan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan metode cerita lebih baik dibandingkan dengan metode poster dalam menentukan tingkat pengetahuan adalah pada metode cerita ada kontak langsung, dapat digunakan secara langsung untuk menjelaskan suatu masalah
61
dalam kehidupan, anak dapat memahami isi gambar dan mengetahui isi cerita setelah dibacakannya cerita diiringi dengan anak lebih bisa mengimajinasikan dan lebih termotivasi untuk tertarik pada cerita tersebut.(Arif Sadiman, 2009) Oleh karena itu, selain menggunakan metode penyuluhan penelitian ini juga menggunakan media poster dan cerita dengan gambar, Berdasarkan pepatah Cina kuno menyatakan bahwa “saya mendengar dan saya lupa, saya melihat dan saya ingat, saya melakukan dan saya mengerti”. Selain itu, metode pembelajaran sangat berkaitan erat dengan tingkat memorisasi seseorang, terlihat dari kerucut Edgar Dale kelompok poster akan dapat mengingat 10% materi yang telah diterima karena kelompok ini hanya menggunakan visual sedangkan kelompok cerita dapat disimpulkan bahwa dengan responden melihat demonstrasi secara langsung sangat membantu responden mengingat serta meningkatkan pengetahuan tentang perawatan gigi yang benar, minimal 50% anak dapat mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti (Edgar Dale dalam Nursalam 2008). Oleh karena itu, setelah dilakukan perlakuan berupa penkes baik metode cerita ataupun poster maka sebagian besar pertanyaan dalam kuesioner mengalami peningkatan skor setelah diberikan perlakuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meena Siwach (2009) bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan baik pengetahuan maupun sikap mengenai personal higieni pada anak. Peningkatan pengetahuan yang sangat signifikan juga sesuai dengan penelitian pengetahuan yang dilakukan oleh
62
Wilda Wahyu F (2013), menunjukan bahwa pendidikan kesehatan dengan teknik bercerita dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap anak tentang kesehatan gigi dan mulut. Kesimpulan penelitian tersebut adalah semakin seringnya dilakukan pendidikan kesehatan tentang kesehatan dan perawatan gigi maka tingkat pengetahuan seseorang tentang perawatan gigi akan bertambah dan angka kejadian karies gigi akan berkurang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chasanah (2004) bahwa ada peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Farah Aulia (2014) bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang personal hygiene. Simpulan penelitian tersebut adalah segala bentuk penyuluhan kesehatan apabila diberikan dengan cara yang tepat dan informasi yang diberikan serta media yang digunakan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak akan mampu memberikan pengaruh yang baik, terutama perubahan pada tingkat pengetahuan seseorang. B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Populasi siswa yang sedikit menjadikan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling (tidak terdapat randomisasi) sehingga sampel yang didapat tidak dapat digeneralisasikan. 2. Peneliti kesulitan dalam membuat alat yang kreatif untuk bercerita tentang perawatan gigi, sehingga alat yang digunakan masih sangat sederhana.
63
3. Peneliti belum mampu mengaplikasikan kegiatan dengan seluruh sampel dalam satu waktu, sehingga harus membagi responden menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. 4. Pada saat dilaksanakan penelitian, tidak terlihat perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok control, hal itu dikarenakan kesalahan peneliti dalam penempelan poster pada saat istirahat, sehingga peneliti ikut menjelaskan poster tersebut.
BAB VII PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pad babbab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik siswa di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki, yaitu: persentase jenis kelamin di Paud Pertiwi laki-laki sebesar 64,64% dan perempuan sebesar 36,36%, dan jenis kelamin di Paud Ardika Jaya laki-laki sebesar 56% dan perempuan sebesar 44%. Sedangkan untuk kategori Usia responden di kedua Paud tersebut berkisar antara 3 sampai 5 tahun. 2. Rata-rata tingkat pengetahuan siswa saat Pretest pada kelompok Cerita menunjukkan angka 3,27 dan saat posttest meningkat menjadi 8,04, sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan pretest pada kelompok poster menunjukkan angka 2,72 dan saat posttest meningkat menjadi 6,27. 3. Adanya pengaruh yang signifikan dari pendidikan kesehatan dengan metode poster dan cerita terhadap peningkatan pengetahuan siswa tentang cara perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya.
64
65
B. SARAN 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah dapat menggunakan metode cerita dan poster dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara perawatan gigi. 2. Bagi Siswa Diharapkan kepada siswa dapat menerapkan informasi kesehatan yang diberikan peneliti dengan teratur setiap hari. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan menambah jumlah variable, jumlah sampel, karakteristik sampel yang berbeda, dan lebih memodifikasi alat atau media yang digunakan oleh peneliti. 4. Bagi Puskesmas atau pelayanan kesehatan Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan puskesmas setempat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan atau keperawatan dengan bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memberikan pendidikan kesehatan pada para siswa agar terhindar dari masalah kesehata gigi dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 2009. Metode Pembelajaran. Surakarta: UNS Pers. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada Bagus Takwin, 2007. Psikologi Naratif, Membaca Manusia sebagai Kisah. Yogyakarta: Jalasutra Dharma, Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans infomedia Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Medika Depkes RI. 2008. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta Depkes RI.,2013. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta. Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Pondok Cina 4 Depok Donna, Pratiwi. 2007. Gigi Sehat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Fankari. 2004. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Stimulasi dan Demonstrasi Terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah Dasar. Karya Tulis Ilmiah DIV. Perawat Pendidikan UGM. Farah, Aulia. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Personal Hygiene terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Rembes Dusun WatuGimbal Kecamatan Beringin, Semarang. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Febrina, Ernawati. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Diare pada Anak Jalanan di Semarang. Universitas Dipenogoro Gunarti, W. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Hariyani N, Setyo L, Soedjoko. Mengatasi kegagalan penyuluhan kesehatan gigi pada anak dengan pendekatan psikologi. Dentika Dental Journal 2008; 1(13): 80-4 Haryati. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Hastono, S. P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Houwink, Dirks B, Winchel, C., 2000, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Isofah & Nonik Eka. 2007. Pengaruh pendidikan kesehatan gigi terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah di Yogyakarta Kawuryan, U. 2008. Hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies anak SDN Kleco II kelas V dan VI Laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lukihardianti, A. 2011. Sekitar 85% anak usia sekolah menderita karies gigi. http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/11/09/12/irevhfsekitar-85-persen-anak-usia-sekolah-menderita-karies-gigi Mansjoer Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran I. Jakarta: Media Ausculapieus. Mikail, B., & Chandra, A. 2011. 90% Anak SD di Bangka Sakit gigi. http://health.kompas.com/read/2011/09/20/09005592/90.Persen.Anak.SD.di.Ba ngka.Sakit.Gigi Minata, H. 2011. Penyebab Utama Karies gigi. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/11/16/penyebab-utama-kariesgigi Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2007.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi. Jakarta:Salemba Medika Moeslichaton, R. 2010. Metode Pengajaran di TK. Jakarta: Rineka Cipta Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Musfiroh, T. M. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010b. Promosi kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Nurbianii, Dhieni, et.al. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Unversitas Terbuka Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Patmonodewo, S. 2008. Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. 2013. Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Rodiyah, Asri. 2012. Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan Kosakata Anak usia 3-4 tahun di TK Tunas Bangsa. Mojokerto Sadiman, Arief. dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada Salasa, Zul, et.al. 2013. pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di Medan. Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: C.V. Sagung Seto Sarwono. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu Simamora, Roymond. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Siwach, Meena. 2009. Impact Of Health Education Programme on the Knowledge and Practice of School Children Regarding Personal Hygiene in Rural Panipat: Kamla-Raj Int J Edu Sci, 1 (2): 115-118
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sundoro, E. H. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Umar, Husein. 2011. Metodologi penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik Wong. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usia
:
Alamat :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang prosedur penelitian ini, menyatakan bahwa Saya sebagai Wali Murid di Paud akan memberikan ijin untuk dilakukan penelitian dan bersedia untuk ikut dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan Metode Cerita dan Poster terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cara Perawatan gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi”. Demikian surat pernyataan bersedia ikut dalam penelitian ini, saya buat untuk dipergunakan seperlunya.
Bekasi, November 2015
(
)
LAMPIRAN 2 KUESIONER NAMA PENELITI : DEVI HARTANTI NIM
: 1111104000012
PRODI
: Ilmu Keperawatan
Data Anak NAMA RESPONDEN: USIA
:
JENIS KELAMIN
:
*Beri tanda X pada jawaban yang sesuai! 1. Manakah gambar gigi yang sehat?
2. Makanan apa saja yang membuat gigi menjadi rusak (berlubang)?
3. Apa yang akan terjadi jika adik tidak menggosok gigi?
4. Berapa kali dalam sehari adik menggosok gigi?
5. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi?
6. Bagaimana cara menggosok gigi yang benar?
7. Alat apa saja yang digunakan untuk menggosok gigi?
8. Apakah adik suka datang periksa ke dokter gigi?
9. Berapa bulan sekali adik harus periksa kesehatan gigi di dokter gigi?
10. Bagaimana ekspresi yang akan adik tunjukan jika adik rajin menggosok gigi?
LAMPIRAN 3 SATUAN ACARA PENDIDIKAN (SAP)
Pokok Bahasan
: Cara Perawatan Gigi
Tanggal
: 30 November- 1 Desember 2015
Waktu
: 45-60 Menit @kelompok
Narasumber
: Devi Hartanti
Tempat
: Ruang Kelas Paud Pertiwi dan Ardika Jaya Bekasi
Sasaran
: Siswa di Paud Pertiwi dan Ardika Jaya
Pertemuan
: 1 kali Pertemuan
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan para responden mampu mengetahui cara perawatan gigi. 2. Tujuan khusus: Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan mampu:
B.
C. D. No 1.
a. Mengetahui gigi yang sehat b. Mengetahui penyebab gigi berlubang c. Mengetahui cara perawatan gigi Materi (Terlampir) Materi dalam Pendidikan Kesehatan ini dibuat dalam bentuk scenario dan sebuah denah yang berkaitan dengan cara perawatan gigi. Metode : Ceritadan Poster Kegiatan Pendidikan Kesehatan untuk satu kelompok (4 sampai 5 orang) Tahap KegiatanNarasumber KegiatanPeserta Alat/Media Pretest Membagikan Kuesioner Mengisi kuesioner Kuesioner (08.00-08.10 pengetahuan Cara pengetahuan perawatan pengetahuan WIB) Perawatan gigi, gigi. Peserta mengisi perawatan mengamati jalannya kuesioner dengan cara gigi pretest. Kuesioner yang memilih gambar yang dibagikan dalam bentuk dianggap benar sesuai
gambar yang sudah digunting, kemudian peneliti membacakan pertanyaan sesuai yang ada pada kuesioner.
dengan pertanyaan. Jawaban yang peserta anggap benar dimasukkan kedalam amplop berwarna biru, dan jawaban yang peserta anggap salah dimasukkan kedalam amplop merah.
2.
Pendahuluan Pembukaan: (08.10-08.15 a. Memberi salam Menjawab salam dan WIB) b. Memperkenalkan diri menyimak c. Menyampaikan tujuan Pendidikan kesehatan
3.
Penyajian(08. 15-08.40 WIB)
4.
5.
Menjelaskan tentang cara perawatan gigi dengan metode bercerita sesuai dengan scenario yang telah disiapkan. Tanya jawab Menerima dan menjawab (08.40-08.45 Pertanyaan WIB) Penutup Membagikan kuesioner (Posttest) pengetahuan perawatan gigi, mengamati jalannya posttest. Cara pengisian kuesiner sama seperti pada saat pretest, yaitu kuesioner dalam bentuk gambar yang telah digunting.
Banner, wayang, poster
Menyimak dan antusias Banner, pada cerita yang wayang, disampaikan. poster
Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, menyimak. Mengisi kuesioner pengetahuan perawatan gigi. Peserta mengisi kuesioner dengan cara memilih gambar yang dianggap benar sesuai dengan pertanyaan. Jawaban yang peserta anggap benar dimasukkan kedalam am plop berwarna biru, dan jawaban yang peserta anggap salah dimasukkan kedalam amplop merah.
Banner, wayang, poster Kuesioner pengetahuan
E. Evaluasi Evaluasi pada pendidikan kesehatan ini adalah dengan memberikan posttest kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi.
LAMPIRAN 4 Skenario GIGIKU YANG SEHAT Pagi ini seperti biasa, Aku bangun di hari Jumat pagi yang sangat cerah. Aku segera bergegas ke kamar mandi, dan tidak lupa untuk menggosok gigi. Setelah siap semua, Aku segeraberangkat kesekolah diantarkan oleh bundaku. Ketikadiperjalanan menuju ke sekolah, Aku melipir sebentar ke warung untuk membeli jajanan, yaitu permen, coklat, donat, dan ciki. Kemudian aku segera melanjutkan perjalanan ke sekolah. Sesampainya di sekolah Aku segera memakan semua jajanan yang Aku beli tadi di warung. Dan semua jajanan itu pun habisku lahap tanpa sisa. Lalu, ibu guru bertanya kepadaku, “Nak, kalau sudah selesai menghabiskan makanan yang manismanis seperti yang tadi kamu makan, apa yang harus kamu lakukan?Apakah kamu akan berkumur-kumur? Atau tidak perlu berkumur-kumur?” Di dalam hati isi anak pun bergumam. “Haduh, Aku kumur-kumur atau tidak perlu kumur-kumur ya?”. Jika Aku kumur-kumur pasti gigiku akan bersih, tidak ada makanan yang menempel lagi di gigiku. Akan tetapi, jika Aku tidak kumur-kumur pasti gigiku akan kotor dan sisa makanan dimulut akan mengundang kuman untuk merusak gigiku, dan akibatnya aku akan sakit gigi. “Ah aku harus kumur-kumur nih agar gigiku bersih”, kata si anak.
Bel pulang pun berbunyi. Aku segera bergegas pulang kerumah karena pasti bunda sudah menyiapkan aku makan siang. Ketika sampai di rumah, aku segera mengganti pakaian, dan segera makan siang. Karena kekenyangan Aku pun mulai merasa mengantuk. “huuuuaaaahhh (menguap lebar) ngantuk aku bunda”, ucapku pada bunda. Nak, hayo kalau sudah selesai makannya, tidur siang karena nanti sore bunda mau ajak kamu jalan-jalan. Tetapi, sebelum tidur, kira-kira adik harus sikat gigi dulu atau tidak ya?”. (ujar bunda) Bergumam lagi dalam hati. “Aduh aku harus sikat gigi atau tidak ya?”,ucapku. Jika aku langsung tidur dan tidak sikat gigi, pasti sisa makanannya masih menempel di gigiku, dan tidurku akan sangat tidak nyenyak, lama kelamaan gigiku akan rusak, dan pasti sakit gigi. Nah, jika aku sikat gigi terlebih dahulu sebelum tidur, tidak akan ada lagi sisa makanan yang menempel di gigiku, dan aku akan tidur dengan nyenyak. Tak terasa hari sudah sore, sudah pukul 16.00, Aku segera mandi karena bunda bilang akan mengajakku jalan-jalan. Setelah selesai mandi, aku segera menemui bunda. “Bunda, aku sudah siap, bunda dan ayah mau mengajak aku jalan-jalan kemana memangnya?,tanyaku.
“Bunda dan ayah mau mengajak adik ke dokter gigi untuk periksa giginya sehat atau tidak. Siapa yang mau ikut bunda dan berani untuk periksa ke dokter gigi?”,ucap bunda. Emmmm, lagi-lagi aku bergumam dalam hati. Aku berani atau tidakya di periksa oleh dokter gigi? Jika aku takut, pasti aku tidak akan tahu gigiku sehat atau tidak, apalagi kalau ternyata di gigiku masih ada sisa makanan yang menempel, kuman akan muncul dan akan merusak gigiku dengan cara membuat lubang di gigiku, dan akhirnya gigiku akan berlubang, akhirnya aku hanya bisa menangis kesakitan menahan sakitnya gigiku. Namun, jika aku berani untuk pergi ke dokter gigi, gigiku akan di cek oleh dokter, sehat atau tidak, berlubang atau tidak, apabila gigiku rusak akan segera dirawat oleh dokter. Dan dokter akan memberitahukan bagaimana cara merawat gigi dengan baik, seperti sikat gigi 2kali sehari, kapan saja waktu untuk periksa ke dokter gigi, makanan apa saja yang bisa membuat gigiku rusak, dan lain sebagainya. Nah, akhirnya aku mengerti mengapa merawat gigi itu penting sekali. Oleh karena itu, aku akan selalu merawat gigiku dengan baik. Akan gigiku sehat dan tidak ada lubangnya lagi. Dan yang terpenting adalah aku bisa tersenyum dengan bahagia.
Selesai…
ENAM BULAN KEMUDI AN. . .
PAGI
Malam
Periksa ke dokter gigi 6 Bulan sekali
Sikat gigi 2kali sehari (setiap pagi dan malam hari) Created by Devi Hartanti Mahasiswi FKIK UIN JKT CP: 081284069478
Kurangi makan permen, coklat, dan kue yang manis.
LAMPIRAN 8 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN NO.RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Nomor Pertanyaan 5 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
10 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Skor
Y2
9 7 8 8 8 9 8 8 9 9 9 9 9 8 9 10 9 7 9 7 7 6 7 7 10 10 9 10 9 6
81 49 64 64 64 81 64 64 81 81 81 81 81 64 81 100 81 49 81 49 49 36 49 49 100 100 81 100 81 36
Skor (Y) 250
∑ ∑x ∑x2 ∑xy
26 676 221
Uji Validitas rtabel (n=30) rxy t(hitung) t(tabel) Simpulan Kategori Jumlah Valid Jumlah Tdk Valid
0.361 0.37428092 3.11 1.701 Valid rendah 9 1
Uji Reliabilitas Varian Item Jumlah Varian Item Varian Total r11 Kategori
0.11954023 1.425287356 10.0555556 0.953620795 sangat tinggi
0.544693468 0.361 reliabel sedang
Uji Spearman r11 rtabel (n=30) Simpulan
Jumlah Responden Jumlah soal
30 10
26 676 220
26 676 222
25 625 212
25 625 214
24 576 205
24 576 204
23 529 193
26 676 218
25 625 213
0.3649 4.4
0.460653 4.5
0.3712 3.01
0.456442 4.1
0.37612 2.98
0.38951 3.4
0.0092593 0.539
0.37201 3.01
0.38489 3.38
Valid rendah
Valid sedang
Valid rendah
Valid sedang
Valid rendah
Valid rendah
Valid sgt rendah
Valid rendah
Valid rendah
0.11953 0.11954 0.143678 0.143678 0.165517 0.165517 0.185057471 0.263218 1.312 0.972 TANPA NOMER 8
0.11954
0.143678
0.51731
0.63075
0.476504
0.48567
0.537646
reliable sedang
reliable tinggi
reliable sedang
reliable sedang
reliable sedang
0.617297 0.536956 0.514259 0.169435031 reliable tinggi
reliable sedang
reliable sedang
tdk reliable tdk reliable
(Y2) 2122
LAMPIRAN 9 METODE JK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
USIA 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
SPRE1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 1 2
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
HASIL DATA PENELITIAN METODE 1 (PRETEST DAN POSTTEST) SPRE2 SPRE3 SPRE4 SPRE5 SPRE6 SPRE7 SPRE8 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
SPRE9 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
TOTAL 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
Skor 3 0 3 3 4 2 3 5 3 3 6 5 5 5 2 4 6 4 3 2 0 1
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1
METODE JK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
USIA 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1
SPOS1 1 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 1 2 1 2
SPOS2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SPOS3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SPOS4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
SPOS5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
SPOS6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
SPOS7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
SPOS8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
SPOS9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor 9 8 8 9 5 9 8 8 8 5 9 9 8 9 8 8 9 9 9 8 8 6
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
HASIL DATA PENELITIAN METODE 2 (PRETEST DAN POSTTEST) METODE JK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
USIA 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
OPRE1 3 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2
OPRE2 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1
OPRE3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
OPRE4 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
OPRE5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
OPRE6 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
OPRE7 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
OPRE8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
OPRE9 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
TOTAL 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
SKOR 2 5 1 5 3 3 6 4 4 0 1 2 3 2 1 2 1 4 2 3 2 4 3 2 3
1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
METODE JK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
USIA 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2
OPOS1 3 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2
OPOS2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OPOS3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
OPOS4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0
OPOS5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
OPOS6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
OPOS7 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
OPOS8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
OPOS9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
SKOR 9 8 5 7 9 8 6 6 5 9 8 5 6 5 6 6 8 9 9 8 6 5 8 9 6
3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2
LAMPIRAN 10 HASIL UJI SPSS 1. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Usia Responden Case Processing Summary Cases Valid N Usia Responden
Missing Percent
47
N
Total
Percent
100.0%
0
N
0.0%
Percent 47
100.0%
Metode * Usia Crosstabulation Count Usia 3Tahun N Metode
4Tahun
Percent
N
5Tahun
Percent
N
Percent
Cerita
6
27
7
32
9
41
Poster
5
20
9
36
11
44
b. Jenis Kelamin Metode * Jenis Kelamin Crosstabulation Count Jenis Kelamin Laki-laki N Metode
Perempuan
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Cerita
14
64
8
36
22
100
Poster
14
56
11
44
25
44
2. PENGETAHUAN RESPONDEN a. Pengetahuan pretest Kelompok Story Telling Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Metode Story Telling
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kurang
16
100.0%
0
0.0%
16
100.0%
Cukup
6
100.0%
0
0.0%
6
100.0%
b. Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan posttest Kelompok Story Telling Metode Story Telling
N
Percent
Cukup Baik
Missing N
Total
Percent
N
Percent
3
100.0%
0
0.0%
3
100.0%
19
100.0%
0
0.0%
19
100.0%
c. Pengetahuan pretest Kelompok Poster Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan Pretest Kelompok Poster Metode kelompok poster
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kurang
22
100.0%
0
0.0%
22
100.0%
Cukup
3
100.0%
0
0.0%
3
100.0%
d. Pengetahuan posttest Kelompok Poster Case Processing Summary Cases Valid Pengetahuan Posttest Kelompok Poster Metode kelompok poster
N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Cukup
12
100.0%
0
0.0%
12
100.0%
Baik
13
100.0%
0
0.0%
13
100.0%
3. Rata-rata tingkat Pengetahuan Statistics
N Mean
Pretest1 22 3.27
Valid
Posttest1 22 8.04
25 2.72
Pretest1
Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
0
2
9.0
9.0
9.0
1
1
4.5
4.5
13.5
2
3
13.5
13.5
27.0
3
7
31.5
31.5
58.5
4
3
13.5
13.5
72.0
5
4
18.0
18.0
90.0
6
2
9.0
9.0
100.0
Total
22
100.0
100.0
Posttets2 25 6.73
Posttest1 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
5
2
9.0
9.0
9.0
6
1
4.5
4.5
13.5
8
10
45.0
45.0
58.5 100.0
9
9
41.5
41.5
Total
22
100.0
100.0
Pretest2 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
0
1
4.0
4.0
4.0
1
4
16.0
16.0
20.0
2
7
28.0
28.0
48.0
3
6
24.0
24.0
72.0
4
4
16.0
16.0
88.0
5
2
8.0
8.0
96.0
6
1
4.0
4.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
Posttest2 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
5
8
32.0
32.0
32.0
6
4
16.0
16.0
48.0
7
1
4.0
4.0
52.0
8
11
44.0
44.0
96.0
9
1
4.0
4.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
Descriptive Statistics N
Mean
Std.Deviation
Minimum
Maksimum
Pretest1
22
3.27
1.7
0
6
Pretest2
25
2.72
1.45
0
6
Posttest1
22
8.04
1.21
5
9
Posttest2
25
6.72
1.42
5
9
Hasil Analisa Bivariat Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Pengetahuan Pretest
.207
47
.025
.875
47
.015
Pengetahuan Posttest
.284
47
.000
.675
47
.000
1. Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N
skor pengetahuan post test 1- skor
Negative Ranks Positive Ranks
post test 2- skor
Sum of Ranks
0a
.00
0.00
b
11.32
215.08
19
pengetahuan pretest1 Ties
skor pengetahuan
Mean Rank
3
c
Total
22
Negative Ranks
0d
.00
.00
e
9.44
122.72
Positive Ranks
13
pengetahuan pretest2 Ties
12
Total
25
a. skor pengetahuan post test1 < skor pengetahuan pretest1 b. skor pengetahuan post test 1 > skor pengetahuan pretest1 c. skor pengetahuan post test1 = skor pengetahuan pretest1 d.skor pengetahuan post test 2 < skor pengetahuan pretest2 e.skor pengetahuan post test2 > skor pengetahuan pretest2 f. skor pengetahuan post test2 = skor pengetahuan pretest2
Test Statistics
a
skor pengetahuan post test1 - skor pengetahuan pretest1 Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks
f
-4.419
skor pengetahuan post test2 - skor pengetahuan pretest2 b
.000
-4.232
b
.000
2. Uji Mann-Whitney Test
Ranks metode pendidikan kesehatan skor pengetahuan pretest
skor pengetahuan post test
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sum of Ranks
22
19.85
436.7
Poster
25
12.05
301.25
Total
47
Story Telling
22
29.87
657.14
Poster
25
22.75
568.75
Total
47
b
skor pengetahuan pretest
Wilcoxon W
Mean Rank
Story Telling
Test Statistics
Mann-Whitney U
N
skor pengetahuan post test
128.000
153.000
436.7
568.75
-1.175
-.380
.240
.035