1
PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN ANTARA METODE KELOMPOK DENGAN METODE INDIVIDUAL TERHADAP KETERAMPILAN PASSING AND STOPING PERMAINAN SEPAK BOLA (Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Sepa Bola 16 Cilawu Kabupaten Garut ) Rivan Perdiana 1) Iis Marwan 2) 1) Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] 2) Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected]
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengungkapkan perbandingan pengaruh pembelajaran menggunakan metode kelompok dengan metode individual terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepak bola pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut . Metode penelitian menggunakan metode eksperimen, dilakukan pada dua kelompok yang berbeda perlakuannya (treatment). Populasi penelitian adalah siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut . Sampel penelitian diambil secara random sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian digunakan tes keterampilan passing and stoping. Pengujian hipotesis digunakan uji t. Dari pengolahan data secara statistika diperoleh hasil sebagai berikut: (1) kedua kelompok belajar secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan passing and stoping sepak bola. (2) kelompok belajar dengan menggunakan metode kelompok lebih berpengaruh daripada pembelajaran menggunakan metode individual terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepak bola siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut . Untuk meningkatkan hasil keterampilan passing and stoping sepak bola dapat menggunakan metode kelompok.
Kata kunci: pembelajaran , metode kelompok , metode individual ,keterampilan passing and stoping permainan sepak bola.
2
EFFECT OF LEARNING METHOD COMPARISON BETWEEN GROUPS OF INDIVIDUALS WITH PASSING SKILLS AND STOPING FOOT BALL GAME (Experiments on Student Extracurricular football Yunior High School 2 Cilawu District Garut) 1) Students PJKR FKIP Siliwangi University:
[email protected] 2) Lecturer PJKR FKIP Siliwangi University :
[email protected] ABSTRACT
The purpose of this study is to reveal the influence of the comparison group learning method with individual methods and stoping the passing skills of football games in class VIII yunior high school 2 Cilawu District Garut. The method of research used experimental method, performed on two different groups of treatment (treatment). The study population was 16 students of class yunior high school 2 Cilawu District Garut . Samples were taken at random as many as 30 people . The research instrument used tests passing skills and stoping. Hypothesis testing is used t test . Of processing statistical data obtained the following results : ( 1 ) both study groups significantly affect the increase in stoping and passing skills of football . ( 2 ) study groups using the group more influential than individual learning methods to the passing skills of football games and stoping class Yunior High Schoo 2 Cilawu District Garut. To improve outcomes and passing skills of football stoping can use the group method. Keywords : training, method group, individual method
PENDAHULUAN
3
Sepakbola salahsatu cabang olahraga permainan yang disukai oleh masyarakat, dan. masuk dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, serta wajib diajarkan pada siswa mulai SD, SLTP hingga SLTA. (Kurikulum Penjasorkes tahun 2013). Sepakbola dikatakan olahraga permainan beregu.
Suryatna (2008:22)
menjelaskan bahwa, “Permainan sepakbola merupakan olahraga beregu yang dimainkan ole dua kesebelasan. Setiap kesebelasan terdiri atas 11 orang pemain.” Selanjutnya Soekatamsi (2007:3) menjelaskan sebagai berikut: Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dikatakan dengan seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya. Dari kutipan tersebut jelas bahwa dalam suatu permainan yang resmi sepakbola dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu sebanyak 11 orang pemain. Permainan ini dilakukan di lapangan yang rata, ukurannya: lebar 64 sampai 78 meter dan panjang 100 sampai 110 meter. Dipimpin oleh satu orang wasit dan dua orang hakim garis. Regu yang menang adalah regu yang paling banyak memasukkan bola ke dalam gawang lawan dalam waktu 2 kali 45 menit. Permainan sepakbola dibagi dalam dua macam teknik yaitu teknik dengan bola dan teknik tanpa bola, keduanya harus dikuasai oleh pemain sepakbola. Pemain yang dapat menguasai teknik dasar dengan baik, maka pemain tersebut mudah untuk memainkan bola sehingga dapat menguasai jalannya permainan sepakbola. Dilihat dari segi penguasaan kaki dengan bola, maka teknik dasar sepakbola terdiri atas: teknik menendang dan menyetop bola (passing and stoping), teknik membawa bola (dribbling), dan teknik menembak/menendang bola ke gawang (passing and stoping ). Selain menggunakan kaki ada juga teknik memainkan bola dengan kepala, yakni teknik menyundul bola (heading).
4
Menendang bola adalah salah satu teknik dasar sepakbola dengan tujuan untuk mengoperkan bola dari jarak jauh dan memasukkan bola ke dalam gawang. Ada beberapa macam cara menendang bola, dilihat dari perkenaan bola dengan kaki, yaitu: a. tendangan dengan bagian kaki sebelah dalam; b. tendangan dengan bagian punggung kaki sebelah luar; c. tendangan dengan bagian punggung kaki sebelah luar; dan d. tendangan dengan bagian punggung kaki. Pemain sepakbola perlu menguasai macam-macam tendangan tersebut, karena masing-masing tendangan mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Menendang bola
sering dilatih secara khusus, artinya para pemain
sepakbola secara khusus melakukan latihan tendangan dengan tujuan supaya bola masuk ke gawang lawan dan penjaga gawang sulit untuk menerima tendangan tersebut. Selain itu menendang bola juga dapat mendekatkan atau mengoperkan bola ke teman satu regunya, dan mengarahkan bola ke sudut-sudut yang sulit dijangkau lawan yang dilakukannya dengan cepat/keras. Untuk memberikan pelajaran menendang bola, maka diperlukan suatu proses pelatihan yang sistematis dari gerakan yang mudah ke yang lebih kompleks. Sistematis yang dimaksud sesuai dengan pendapat
Harsono (1988:101)
yaitu,
“berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan yang teratur dari sederhana ke yang lebih kompleks.” Menendang bola dilatih secara sistematis melalui tahapan-tahapan gerak dasar. Tahapan belajar/berlatih menendang bola dapat dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut: (1) sikap badan saat melakukan tendangan, (2) saat kaki mengayun ke belakang, (3) sikap perkenaan bola dengan kaki, (4) saat melakukan tendangan, dan (5) gerakan setelah melakukan tendangan. Pembelajaran individual merupakan suatu strategi pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh Rowntree (1974) dalam Sanjaya (2008:128) membagi strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery
5
learning strategy dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning strategy. Menurut Sanjaya (2008:129) belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk pembelajarannya dapat berupa kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap individu dianggap sama. Berdasarkan perbedaan kedua metode tersebut, penulis ingin meneliti lebih lanjut perbedaan hasil pembelajaran dari kedua metode pembelajaran tersebut terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepak bola. Penelitian ini penulis laksanakan pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut karena siswanya sangat kesulitan untuk melakukan passing and stoping permainan sepak bola. Sementara itu, di sekolah tersebut permainan sepak bola sebagai salah satu cabang olahraga prioritas dikembangkan
sebagai
olahraga
unggulan.
Selain
itu
Kepala
Sekolah
merekomendasi untuk diadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya, guru Penjasorkes bersedia membantu kelancaran pelaksanaan penelitian, siswa bersedia menjadi subjek penelitian, dan tersedianya sarana maupun prasarana untuk pelaksanaan penelitian. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Digunakan metode eksperimen atas dasar pertimbangan pada permasalahan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbandingan efektivitas pembelajaran antara menggunakan metode kelompok dengan metode individual terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepakbola pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut . Mengenai kegiatan eksperimen, Surakhmad, , (2013:148) menjelaskan sebagai berikut, “Dalam arti luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan
6
percobaan untuk melihat suatu hasil”.
Lebih jelasnya Surakhmad, (2013:149)
menjelaskan: Bereksperiman ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel
yang
di
selidiki.
Tujuan
eksperiman
bukanlah
pada
pengumpulan dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat Kutipan tesebut menjelaskan bahwa kegiatan eksperimen adalah suatu kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil sebagaimana yang dicobakannya. Jadi dengan digunakannya metode eksperimen dalam penelitian ini, berarti peneliti harus mengadakan percobaan pada sebuah subyek yang akan menerima perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, kemudian setelah masa percobaan itu selesai selanjutnya dilihat hasil dari perlakuan tersebut. Dalam suatu eksperimen terdapat beberapa variabel yang akan dilihat hubungan sebab akibatnya. Variabel inilah faktor-faktor yang terjadi obyek penelitian. Sehubungan dengan hal ini Nazir, (2002:74) menjelaskan sebagai berikut, “Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifical condition), di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol.” Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian percobaan yang dilakukan peneliti terhadap variabel-variabel penelitian, dalam suatu eksperimen biasanya dilakukan kontrol terhadap variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat kelompok yang disebut kelompok ekperimen, yaitu kelompok yang sengaja diberi program uji coba berupa pembelajaran passing and stoping dengan menggunakan dua metode berbeda yakni metode kelompok sebagai kelompok eksperimen (atau eksperimen ke satu), dan penggunaan metode individual sebagai kelompok kontrolnya (atau eksperimen ke dua).
Kelompok
7
eksperimen kesatu dikelompokan pada kelompok A dan kelompok eksperimen kedua pada kelompok B. PEMBAHASAN Dari
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan
rumus-rumus
statistik
didapatkan gambaran data nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians dari tes awal dan tes akhir kelompok A dan kelompok B. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil Perhitungan Rata-rata Standar Deviasi, dan Varians dari Kedua Kelompok Latihan Nilai Rata-Rata
Simpangan Baku
Varians
(X)
(S)
(S2)
- Tes Awal
9,6
1,8
3,24
- Tes Akhir
17,2
1,3
1,69
- Tes Awal
9,8
2,3
5,29
- Tes Akhir
15,3
1,3
1,69
Kelompok Belajar Kelompok A:
Kelompok B:
Penghitungan distribusi normal menggunakan tes kecocokan chi-kuadrat (2). Hasil penghitungan akan menentukan pendekatan yang dipergunakan dalam analisis data, apakah pendekatan parametrik atau non-parametrik. Pendekatan parametrik digunakan apabila hasil tes tersebut ternyata normal. Sedangkan pendekatan nonparametrik digunakan apabila hasil penghitungan tersebut ternyata tidak normal. Untuk itu setelah dihitung diperoleh hasil penghitungan pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 2
8
Hasil Pengujian Normalitas Data Variabel Tes
Nilai Chi-kuadrat
Batas Penolakan
Hasil
Hitung (2)
Hipotesis ( ) = 0,05
- Tes Awal
3,80
12,6
Normal
- Tes Akhir
0,68
11,1
Normal
- Tes Awal
2,17
12,6
Normal
- Tes Akhir
3,17
9,49
Normal
Kelompok A:
Kelompok B:
Dari hasil Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa chi-kuadrat dengan taraf nyata (= 0,05) dan dk = k – 3 semua angka chi-kuadrat hitung lebih kecil dari chikuadrat tabel. Dengan demikian semua chi-kuadrat hitung berada di dalam daerah penerimaan hipotesis. Ini berarti hasil pengujian normalitas data dari setiap periode tes berdistribusi normal dapat diterima. Salah satu syarat lain pengujian hipotesis dengan uji-t adalah data tersebut harus berdistribusi homogen. Untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel yang diteliti, maka perlu pengujian homogenitas dari sampel penelitian. penghitungan homogenitas dalam Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Hasil Pengujian Homogenitas Variabel
Nilai F-hitung
F-tabel (14,14)
Kelompok A:
= 0,05 Hasil
Hasil
9
- Tes Awal 1,92
3,18
Homogen
3,13
3,18
Homogen
- Tes Akhir Kelompok B: - Tes Awal - Tes Akhir Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa F-tabel dengan tarap nyata ( = 0,05) dk = V1 dan V2, kelompok A dan kelompok B, F-hitungnya lebih kecil dari F-tabel Dengan demikian kelompok A dan kelompok B berdistribusi homogen dapat diterima. Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini benar atau tidak. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan tersebut digunakan uji perbedaan dua rata-rata.
Untuk
menguji adanya perbedaan dua rata-rata digunakan Uji t. Uji ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hipotesis yang diajukan. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagaimana dalam Tabel 4.4 di halaman berikut. Tabel 4 Uji Peningkatan Pembelajaran Kelompok A dan Kelompok B Variabel
Nilai t-hitung
t (1- ½ )(n1 + n2 –2)
Hasil
10,86
2,10
Signifikan
Kelompok A: - Tes Awal - Tes Akhir
10
Kelompok B: - Tes Awal 6,55
2,10
Signifikan
- Tes Akhir Kriteria pengujian, terima hipotesis (H0) jika -t (1 - ½ ) < t < (1 - ½ ), di mana t (1 - ½ ) di dapat dari distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1+n2-2 dan peluang (1 - ½ ). Tarap nyata = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 % untuk harga t lainnya hipotesis ditolak. Artinya hipotesis nol diterima apabila t-hitung berada dalam daerah penerimaan yakni -2,10 < t < 2,10. Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Ini berarti t-hitung berada diluar daerah penerimaan hipotesis (Ho). demikian
Dengan
kedua kelompok tersebut mempunyai peningkatan atau perkembangan
hasil yang signifikan (berarti) Untuk melihat apakah peningkatan dan perkembangan dari kedua kelompok pelatihan tersebut mempunyai perbedaan yang berarti atau tidak diadakan analisis terhadap perbedaan peningkatannya. Apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau ditolak, penulis menggunakan teknik pengujian dengan uji t. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Variabel Kelompok A
Rata-rata
S
(X)
Gabungan
t-tabel = 0,975
Hasil
7,6 1,86
Kelompok B
t-hitung
2,41
2,10
Signifikan
5,6
Kriteria pengujian, terima hipotesis (H0) jika -t (1 - ½ ) < t < (1 - ½ ), di mana t (1 - ½ ) di dapat dari distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1
11
+ n2 - 2 dan peluang (1 - ½ ). Tarap nyata = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95 % untuk harga t lainnya hipotesis ditolak. Artinya hipotesis nol diterima apabila t-hitung berada dalam daerah penerimaan yakni -2,10 < t < 2,10. Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan hasil pembelajaran dari kedua kelompok terdapat perbedaan peningkatan yang berarti. Jadi kedua kelompok berbeda pengaruhnya. Kelompok A lebih berpengaruh daripada kelompok B. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, menunjukkan bahwa baik kelompok A yang belajar passing and stoping permainan sepakbola dengan metode kelompok, maupun kelompok B yang berlatih passing and stoping permainan sepak bola dengan metode individual, maka dapat penulis bahas hasil penelitian ini sebagai berikut: Kelompok A (Pembelajaran passing and stoping permainan sepak
bola
dengan metode kelompok) adalah perolehan t-hitung sebesar 10,86 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,1. Ini berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan demikian berlatih passing and stoping permainan sepk bola dengan metode kelompok dapat meningkatkan keterampilan passing and stoping bola permainan sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2
Cilawu
Kabupaten Garut . 2. Kelompok B (Pembelajaran passing and stoping dengan metode individual ) adalah perolehan t-hitung sebesar 6,55 besar dari t-tabel sebesar 2,10. Ini berarti thitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan demikian belajar passing and stoping permainan sepak bola dengan metode individual dapat meningkatkan keterampilan passing and stoping permainan sepak bola permainan sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut . 3. Perbedaan hasil pembelajaran antara kelompok A dengan Kelompok B adalah perolehan t-hitung sebesar 2,41 lebih besar dari t-tabel sebesar 2,10. Ini
12
berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan demikian berlatih passing and stoping permainan sepak bola dengan metode kelompok terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dengan metode individual
terhadap
keterampilan passing and stoping permainan sepak bola permainan sepakbola. Artinya metode kelompok hasilnya lebih berpengaruh daripada menggunakan metode individual terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepakbola siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut . 4.
Jawaban terhadap hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai
berikut: Hipotesis pertama: “Metode kelompok berpengaruh terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepakbola” Hipotesis tersebut diterima, karena sesuai dan terbukti kebenarannya setelah dihitung secara statistika, karena hasil t-hitung sebesar 10,86 berada diluar daerah penerimaan hipotesis sebesar 2,10. Terdapatnya peningkatan hasil berlatih dengan menerapkan metode kelompok diduga karena dengan menggunakan metode kelompok setiap fase tugas gerak dipelajari dilakukan dalam tempo waktu kerja dan istirahat yang seimbang. Hal ini memperkuat konsep Badriah, (2002:47) sebagai berikut, “Latihan merupakan upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga sesuai dengan tuntutan cabang olahraga itu.” Berdasarkan konsep tersebut, maka berlatih passing and stoping permainan sepak bola yang dilakukan dengan metode kelompok jelas dilakukan dengan tahapan-tahapan berlatih yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang. Hipotesis kedua, “Metode individual berpengaruh terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepakbola”.
Hipotesis tersebut diterima, karena
sesuai dan terbukti kebenarannya setelah dihitung secara statistika, karena hasil thitung sebesar 6,55 berada diluar daerah penerimaan hipotesis sebesar 2,10. Terdapatnya peningkatan hasil berlatih dengan menggunakan metode individual diduga karena pentahapan mempelajari tugas-tugas gerak dari masing-masing
13
tahapan cukup waktunya sehingga setiap tahapnya sudah dikuasai dengan baik. Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang.
Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah, (2002:48) sebagai berikut,
“Latihan keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.”
Dengan demikian maka metode individual
diterapkan setelah tugas gerak yang diberikan dirasakan atlet sudah perlu ditambah, maka tugas latih bertambah secara periodik. Hipotesis ketiga, “Pembelajaran dengan menerapkan metode kelompok hasilnya lebih berpengaruh daripada metode individual terhadap keterampilan passing and stoping permainan sepakbola.”
Hipotesis tersebut diterima, karena
sesuai dan terbukti kebenarannya setelah dihitung secara statistika, karena hasil thitung sebesar 2,41 berada didalam daerah penerimaan hipotesis sebesar 2,10. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar atau pengaruh antara metode kelompok dan metode individual
terhadap keterampilan passing and stoping permainan
sepakbola diduga karena metode kelompok tugas latih sepadan dengan tingkat kematangan siswa sehingga siswa dapat menguasai secara baik setiap fase gerak. Hasil ini dapat memperkuat konsep Mahendra, dan Ma’mun (1998:4) sebagai berikut, “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan, atau obatobatan.” Dengan belajar keterampilan passing and stoping yang dilakukan dengan menggunakan bola modifikasi, maka fase setiap tugas gerak dipelajari dengan baik sehingga diduga dapat dikuasai secara permanen, karena waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya cukup lama dan berulang-ulang. Lebih berpengaruh hasilnya tersebut terjadi karena selama melakukan berlatih, siswa yang belajar dengan menggunakan metode kelompok dapat mempelajari bagian-demi bagian gerakan yang diberikan secara baik. Mereka dapat
14
lebih memahami setiap fase gerak yang harus dilakukannya. Setelah tugas gerak pertama dikuasai dengan baik, maka materi berikutnya diberikan dengan tetap memberikan dan mengumpan balik materi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan cara ini akan memperkuat memori siswa terhadap penguasaan tugas gerak yang harus dilakukannya. Dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari, maka akan terjadi penguatan terhadap impuls syaraf sehingga tugas gerak yang dilakukan dapat secara permanen dan otomatis. Lutan, (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai proses yang
menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan;
perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.” Badriah, (2002:47) menjelaskan bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.” Dengan metode kelompok, terutama bagi siswa yang baru mempelajari tugas gerak, maka setiap tugas gerak dapat dipelajari secara mendetail, dapat dipelajari secara sistematis dari gerakan yang termudah hingga gerakan yang lebih kompleks. Bagian
demi bagian tugas gerak dipelajari secara baik, maka dapat
menghasilkan kualitas hasil belajar. Badriah, (2002:49) menjelaskan sebagai berikut, “Ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi adalah ketepatan dan kecermatan gerakan dan atau skill hasil gerakan.” Dengan menggunakan metode kelompok, maka dapat menghasilkan ketepatan dan kecermatan terhadap tugas-tugas gerak yang dipelajarinya. PENUTUP Dengan mempertimbangkan beberapa temuan berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang diungkapkan pada Bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: l. Pembelajaran passing and stoping yang dilakukan dengan menerapkan metode kelompok secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan
15
passing and stoping permainan sepakbola pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut 2. Pembelajaran passing and stoping yang dilakukan dengan menerapkan metode individual
secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan
passing and stoping permainan sepakbola pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut 3. Pembelajaran passing and stoping yang dilakukan dengan menerapkan metode kelompok secara signifikan hasilnya lebih berpengaruh daripada dengan menggunakan metode individual terhadap peningkatan keterampilan passing and stoping permainan sepakbola pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMPN 2 Cilawu Kabupaten Garut Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Untuk meningkatkan keterampilan passing and stoping permainan sepakbola supaya menggunakan metode kelompok.
2.
Bagi guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga, pemain sepakbola, dan pembina olahraga maupun pihak lain yang terkait dengan sepakbola agar hasil penelitian ini bisa disebarluaskan kepada para pelaksana kegiatan khususnya bagi guru-guru di SD, SLTP dan SLTA, maupun pelatih di klub-klub olahraga sepakbola.
3.
Bagi pihak lain yang tertarik terhadap permasalahan yang sama, dianjurkan untuk mengadakan penelitian pada klub sepakbola atau sekolah sepakbola (SSB)
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2007, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta, Rineka Cipta.. Atwi Suparman (2009:211) Badriah, Dewi, L., 2002, Fisiologi Olahraga: Dalam Persepektif Teoritis dan Praktik, Bandung, Pustaka Ramadhan.. Harsono, l988, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma.
16
Hurlock ,1978, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. Hamzah B. Uno ,2008 , Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek, Jakarta, Gelira Aksara Pratama.. Kiram, 2000, Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik, Bandung, IKIP Press. Lutan, Rusli , l988, Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, Depdikbud Marwan, Iis, 2008, ”Metode-Metode BELAJAR”, Diktat, Tasikmalaya, PJKR-FKIP. Muhammad Ali ,2000, Kesehatan dan Olahraga, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nasution, 2002, Didaktik Asas-asas Mengajar, Tarsito, Bandung. Nurhasan, 1999, "Tes dan Pengukuran", Diktat, Bandung, FPOK-IKIP Rowntree ,1974, Sepakbola, BELAJAR bagi Kesebelasan Pemula Remaja, Bandung, Rosdajayaputra Wina Sanjaya ,2008,Metodhe penelitian, Bandung, Tarsito Syaiful Bahri ,1999, Menuju Perkembangan Menyeluruh: Menyiasati Pendidikan Jasmani di Sekolah Umum, Jakarta, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. Soedjarwo dan Nurdin ,2007,2008, Sepakbola, BELAJAR bagi Kesebelasan Pemula Remaja, Bandung, Rosdajayaputra. Sudjana, 2008, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito. Supandi dan Seba, Lauren, l986, "Teori Belajar Mengajar Motorik," Diktat, Bandung, FPOK-IKIP. Suryabrata, Sumadi, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pers. Suryatna, 2007, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Sarana Panca Karya. Surakhmad, Winarno, 2007, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Tehnik, Bandung, Tarsito, Slameto ,1995, Strategi Pembelajaran Koopertatif, Bintang Warli Artika. Soegiyanto, 2004, Sepak Bola, Yogyakarta, Sastra Hudaya, Soekatamsi, 2006, Permainan Besar I (Sepak Bola), Jakarta, Universitas Terbuka. Usman, 2006, Dasar-dasar Tehnik Sepak Bola Kursus Penatar Pelatih, Jakarta Winkel ,1996, Peraturan Permainan Sepak Bola PSSI, .Jakarta. Zein ,2005, Dasar-dasar Tehnik Sepak Bola Kursus Penatar Pelatih, Jakarta
17
_________, 2008, Peraturan Permainan Sepak Bola PSSI, .Jakarta. _________, 2006, GBPP: Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk SLTP, Jakarta, Depdiknas.