PERBANDINGAN DIMENSI TUBUH KAMBING KACANG YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF DAN SEMI INTENSIF
SKRIPSI
OLEH
WINDA LESTARI KAHAR I 111 09 291
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
i
PERBANDINGAN DIMENSI TUBUH KAMBING KACANG YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF DAN SEMI INTENSIF
SKRIPSI
WINDA LESTARI KAHAR I 11109291
JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
ii
PERNYATAAN KEASLIAN 1. Yang bertandatangan di bawah ini : Nama NIM
: Winda Lestari Kahar : I 111 09 291
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ; a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahsan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku. 2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Makassar, Juni 2014 TTD
Winda Lestari Kahar
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
: Perbandingan Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif
Bidang yang diteliti
: Ilmu Ternak Kambing dan Domba
Peneliti Nama
: Winda Lestari Kahar
No. Pokok
: I111 09 291
Jurusan
: Produksi Ternak
Tempat Penelitian
: Laboratorium Ternak Potong Fakultas peternakan Universitas Hasanuddin
Komisi Pembimbing : No
Nama/Nip
1.
Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc Nip. 19630501 198803 1 004 Ir. Muhammad Hatta, M.Si Nip. 19691231 200501 1 013
2.
Mengetahui : Pembimbing Utama
Status Pembimbing
Tanda Tangan
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Makassar, Peneliti
Juni 2014
Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc Nip. 19630501 198803 1 004
Winda Lestari Kahar Nim. I111 09 291
Diketahui Oleh : Ketua Jurusan Produksi Ternak
Disetujui Oleh : Panitia Seminar Hasil
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc NIP. 19641231 198903 1 025
Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si Nip. 19691231 200501 1 013
iv
ABSTRAK Winda Lestari Kahar (I 111 09 291). Perbandingan Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif. Di bawah bimbingan Lellah Rahim sebagai Pembimbing Utama dan Muhammad Hattasebagai Pembimbing Anggota. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kambing adalah dengan memperhatikan manajemen pemeliharaannya baik secara intensif, semi intensif maupun ekstensif.. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan terhadap dimensi tubuh kambing Kacang. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada masyarakat utamanya kepada para peternak mengenai sistem pemeliharaan yang dapat dilakukan dalam usaha peternakan kambing Kacang. Parameter yang diukur adalah lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak, tinggi punggung, dalam dada, lebar dada, lebar kelangkang dan panjang kelangkang. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding yaitu uji t ( t-test Independent Sampel). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sistem pemeliharaan terhadap ukuran rata-rata dimensi tubuh dan perubahan ukuran tubuh pada parameter lingkar dada, tinggi pundak, tinggi punggung, lebar dada dan lebar kelangkang tidak berbeda kecuali pada parameter panjang badan, dalam dada dan panjang kelangkang. Kata Kunci : Ternak Kambing, Intensif, Semi Intensif, dimensi tubuh, pakan,
v
ABSTRACT Winda Lestari Kahar (I 111 09 291).Comparison ofBodyDimensions kacangGoatsMaintainedInIntensiveand SemiIntensive. Under the guidance ofaMainSupervisorLellahRahimandMohammadHatta asMemberSupervisor. the reasearch was conducted to clarify the effect of the rearing system of the body dimension of Kacang goat. The reasearch was aimed to give, information to the public, primarily to the farmers about the rearing systems, can done in a Kacang goat good farm business. The measured parameters were chest girth, body length, withers height, chest depth, ches width, thurl width and rump length. The data obtained were analyzed by using t-test comparisons (t-test Indeendent Sampel). Based on the research that has been done can be concluded that the rearing of the system to the mean of body dimensions and changes body size on the parameters of the circumference of the chest girth, withers height, hip height, chest width, thurl width, was not different except for the parameters body length, chest depth, and rump length.
Keyword : goat livestock , intensive , semi-intensive , body dimension , woof
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas berkat dan bimbingannya serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Perbandingan Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Produksi Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M. Sc. selaku pembimbing Utama, dan bapak Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si. selaku pembimbing Anggota. Terima kasih telah memberikan arahan dan bimbingannya sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekeliruan yang telah penulis lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. SudirmanBaco, M. Sc. selaku Ketua Jurusan Produksi Ternak, dan bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt, selaku Sekretaris Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternak. Terima kasih telah memberikan arahan dan bimbingannya selama ini. 3. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibunda tercinta Haryani Santidan Ayahanda Kaharuddin Yadda yang telah melahirkan dan membesarkan penulis dengan kasih sayangnya selama ini serta dukungan, materi dan doanya, kepada saudaraku Anggun
vii
Mutiara Kahar serta keluarga besar yang selalu menjadi penyemangat saya. 4. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, dan Bapak Wakil Dekan I, II, III, yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa beserta semua dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah memberi ilmunya kepada penulis. 5. Bapak Dr. Muhammad Irfan Said, S.Pt, Mp yang sekaligus sebagai Penasehat Akademik atau pengganti orang tua selama penulis melakukan Pendidikan, yang telah memberikan saran guna kesempurnaan skripsi ini. 6. Teman angkatan “Merpati 09” Jasdan, Hendra, Tami, Rida, Ida, Salma, Rina, Pimen, Adan, Saddam, Firman, Iccang, Yuli, Hendra, Asmar, Ami, Adi, Rasmi, Ita, Ilo, Nanan, Randi, Syahid, Pandi, Jahid, Ani, Popy, Sita, Bio, Sinta, Lusi, Rudal, Alim, Urfi, Amril, Amri, Ucu, Aswar, Wilda, Budi, Yusri, Nur Thamrin, Ferdinandus, dan jaidin yang selama ini sudah menjadi keluarga kecil bagi penulis, suka maupun duka telah dilewati bersama mulai dari MABA sampai saat ini. 7. Keluargan besar “Hipmi Pare”, Endi, Zaldi, Uni, Marda, lilis, Ical, Cradle, tenri, Mamet, Ono, Zultan, Rijal, Wiwi, Ugga, IIs, Ani, Rani, Tuti, Herul, Titi, Rena, Piana, Ambari, Ela, Dina, Appank, Putra, Andi, Andi, Abi, Reza farabi, Awank, Yusuf, Palli, Taufik, Risman, Wawan, Dibot, Citra, Madi, cahyadi, Anhar, Lisa, Riko, dan
viii
Diki yang telah memberikan kritik yang membangun dan dukungan penuhnya selama ini Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas saran yang diberikan. Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri penulis sendiri. Amin. Makassar,
Juni 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ...............................................................................
i
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...
ii
PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iv
ABSTRAK ………………………………………………………………..
v
ABSTRAC ………………………………………………………………...
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
3
A. Gambaran Umum Kambing Kacang ...........................................
3
B. Jenis Kelamin……………………………………………………
4
C. Pertumbuhan Ternak Kambing ....................................................
5
D. Dimensi Tubuh ...........................................................................
6
E. Pakan ...........................................................................................
7
F. Manajemen Pemeiharaan .............................................................
10
G. Perkandangan……………………………………………………
12
MATERI DAN METODE PENELITIAN ..................................................
14
Waktu dan Tempat.............................................................................
14
Materi Penelitian ................................................................................
14
Parameter yang Diukur ......................................................................
14
Prosedur Penelitian ............................................................................
18
x
Analisa Data.......................................................................................
20
HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………...
22
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………
27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
28
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
31
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………..
66
xi
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman Teks
1.
Kambing Kacang Betina ………………………………………..
4
2.
Kambing Kacang Jantan …………………………………………
4
3.
Kambing Kacang yang Dipeihara Secara Semi Instensif…… .....
11
4.
Kambing Kacang yang Dipeihara Secara Intensif……………
5.
Kandang koloni …………………………………………………..
13
6.
Kandang kelompok ………………………………………………
13
7.
Kandang individu …………………………………………………
13
8.
Pengukuran Lingkar Dada ............................................................
15
9.
Pengukuran Dalam Dada .............................................................. 15
10.
Pengukuran Lebar Dada ................................................................
16
11.
Pengukuran Tinggi Pundak ……………………………………….
16
12.
Pengukuran Tinggi Punggung………………………………………
16
13.
Pengukuran Panjang Badan………………………………………
17
14.
Pengukuran Lebar Kelangkangan…………………………………
17
15.
Pengukuran Panjang Kelangkangan………………………………
17
16.
Grafik Perubahan Ukuran Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif Selama Penelitian ………………
24
a. b. c. d. e. f. g. h.
Lingkar dada …………………………………………………… Panjang badan …………………………………………………. Tinggi Punggung ……………………………………………… Tinggi Pundak ………………………………………………… Dalam Dada …………………………………………………… Lebar Dada ……………………………………………………. Lebar Kelangkang …………………………………………… Panjang Kelangkang …………………………………………
11
24 24 24 24 24 24 25 25
xii
DAFTAR TABEL No.
Halaman Teks
1. Perbedaan Pertumbuhan Dimensi Tubuh Berdasarkan Jenis Ternak ....
7
2. Perbedaan Pemberian Pakan Kambing Kacang yang Dipelihara Ssecara Intensif dan Semi Intensif ………………………………………..20 3. Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat …………………………
20
4. Perbandingan rata-rata Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif ......................................... 22 5. Perbandingan Perubahan Ukuran Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif Selama Penelitian ……...
23
6. Perbandingan Perubahan Ukuran Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif Selama Penelitian setiap dua minggu ……………………………………………………………………. 23
xiii
PENDAHULUAN
Ternak kambing merupakan salah satu komoditas ternak unggulan di Indonesia. Ternak kambing termasuk ruminansia kecil yaitu hewan pemamahbiak yang bertubuh kecil dan cukup populer di kalangan masyarakat. Jenis ternak ini lebih mudah dipelihara, dapat memanfaatkan limbah pertanian dan hasil ikutan industri sebagai pakannya, produktivitas reproduksinya cukup baik. Dengan jumlah anak perkelahiran 1-4 ekor, bahkan sering dijumpai yang beranak kembar. Jenis-jenis kambing yang umumnya dipelihara masyarakat
yang
mempunyai pertumbuhan badan cepat dan efisien dalam penggunaan pakan diantaranya adalah kambing Kacang dan Peranakan Etawa. Kedua jenis kambing ini sudah beradaptasi dengan baik dengan kondisi iklim tropis basah di Indonesia. Kambing Kacang mempunyai keistimewaan dalam hal prolifikasi
(beranak
kembar) dan interval (jarak) beranak yang pendek dibandingkan kambing Peranakan Etawa. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kambing adalah dengan memperhatikan sistem manajemen pemeliharaannya baik secara intensif, semi intensif maupun ekstensif. Pemeliharaan secara intensif dilakukan dimana kambing yang diternak membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan insidental. Perhatian itu mutlak karena kehidupan ternak sepenuhnya terkurung di dalam kandang. Seumur hidup, kambing berada di kandang dan tidak bisa berkeliaran dimana-mana. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa sistem pemeliharaan merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan dimensi tubuh ternak kambing,
1
disebabkan oleh perbedaan pola pemberian pakan, sistem perkandangan dan lainlain. Dengan sistem pemeliharaan secara intensif, semi intensif maupun ekstensif dapat memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh masing-masing sistem pemeliharaan terhadap dimensi tubuh ternak kambing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan terhadap dimensi tubuh ternak kambing. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi kepada masyarakat utamanya kepada para peternak mengenai beberapa sistem pemeliharaan yang dapat dilakukan dalam usaha peternakan kambing Kacang.
2
Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Umum Kambing Kacang Salah satu ternak yang
menjadi komoditi utama selain domba, sapi
potong, sapi perah, ayam dan babi adalah kambing. Usaha kambing sangat menguntungkan karena selain menghasilkan daging, kulit dan susu juga dikenal menghasilkan kidding interval jangka pendek sehingga cepat bereproduksi dan dipasark. Kambing merupakan jenis ternak ruminansia yang sudah beradaptasi dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Beberapa jenis kambing di Indonesia yang pada umumnya popular dikalangan masyarakat adalah kambing Kacang dan kambing Peranakan Etawah (Alli, 2003). Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia juga didapati di Malaysia dan Philipina. Kambing Kacang sangat cepat berkembang biak, pada umur 15-18 bulan sudah bisa menghasilkan keturunan. Kambing ini cocok sebagai penghasil daging dan kulit, bersifat prolifik, tahan terhadap berbagai kondisi dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan yang berbeda termasuk dalam kondisi pemeliharaan yang sangat sederhana (Sabrani dan Levine, 1993). Kambing Kacang adalah kambing yang memiliki badan kecil pendek, telinga pendek tegak, berleher pendek, punggung meninggi, jantan dan betina bertanduk, tinggi badan jantan dewasa rata-rata 60 – 65 cm, betina dewasa 65 cm, bobot dewasa untuk betina rata-rata 20 kg sedangkan jantan 25 kg (Suparyanto dan Murtiyeni, 2006).
3
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
sub-filum
: Vertebrata
kelas
: Mammalia
ordo
: Artiodactyla
sub-ordo
: Ruminantia;
familia
: Bovidae;
sub-familia
: Caprinae,
genus
: Capra
spesies
: Capra hircus
Gambar 1. Kambing Kacang Betina
Gambar 2. Kambing Kacang jantan
B. Jenis kelamin Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap performa kambing Kacang, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap tenunan tubuh yang sekaligus mempengaruhi sebagian besar
dimensi tubuh kambing Kacang. Hal ini
dikarenakan pada jenis kelamin itu sendiri dipengaruhi oleh hormon, yaitu somatotropin yang memiliki aktivasi utama dalam pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot. Dimana androgen berperan untuk mengontrol perkembangan
4
dan pemeliharaan organ reproduksi jantan dan estrogen berperan untuk mengontrol pertumbuhan organ reproduksi betina (Rauf, 2000).
C. Pertumbuhan Ternak Kambing Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linear dan komposisi tubuh, termasuk perubahan kompenen-kompenen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ serta kompenenkompenen kimia terutama air, lemak protein dan abu pada karkas (Ludgate, et al.,1989). Tumbuh-kembang bisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan, dan manajemen (Sasongko, dkk, 2004). Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan selepas sapih adalah genotipe, bobot lahir, produksi susu induk, jumlah anak perkelahiran, umur induk, jenis kelamin anak dan umur sapih (Saifuddin, 2003). Laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia. Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh faktor bangsa, heterosis (hybrid vigour) dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem
manajemen
(pengelolaan)
yang
dipakai,
tingkat
nutrisi
pakan
yang tersedia, kesehatan dan iklim (Anonim, 2010). Dalam masa pertumbuhan ada dua hal yang terjadi yaitu adanya kenaikan bobot badan atau kompenen tubuh sampai mencapai ukuran dewasa yang disebut pertumbuhan dan adanya perubahan bentuk konformasi disebabkan oleh perbedaan laju pertumbuhan
5
jaringan atau bagian tubuh yang berbeda dengan proses perkembangan (Anonim, 2011).
D. Dimensi Tubuh Dimensi tubuh ternak dapat digunakan saat melakukan seleksi ternak, mengetahui tingkat pertumbuhan dan produktivitas ternak hingga untuk keperluan pendugaan berat badan ternak.
Berbagai penelitian tentang pendugaan berat
badan ternak menggunakan dimensi tubuh telah dilakukan dan tingkat akurasi yang cukup signifikan. Ukuran-ukuran tubuh dengan mengukur anatomi kerangka kambing, antara lain (Battaglia, 2007): 1. Lingkar dada (cm), diukur melingkar tepat di belakang scapula, dengan menggunakan pita ukur ; 2. Lebar dada (cm), diukur antara penonjolan bahu (tubersitas humeri) sebelah kiri sampai penonjolan bahu sebelah kanan, dengan menggunakan jangka ukur ; 3. Dalam dada (cm), diukur dari bagian tertinggi pundak sampai dasar dada, dengan menggunakan tongkat ukur ; 4. Tinggi pundak (cm), diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur ; 5. Tinggi punggung (cm), diukur dari bagian tertinggi punggung secara tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur ; 6. Panjang badan, diukur dari tuber ischii sampai tuberitas humeri, dengan menggunakan tongkat ukur (cm).
6
Ukuran-ukuran dimensi tubuh ternak kambing lokal di indonesia sebagai berikut : Tabel.1 Perbedaan pertumbuhan dimensi tubuh berdasarkan jenis ternak
No 1 2 3 4 5. 6 7
Uraian
Kambing Marica
Betina Bobot (kg) 20,26 P. Badan ( cm) 56,4 T.Pundak (cm) 55,7 T.Punggung (cm) 50,6 LingkarDada(cm) 54,6 Lebar Dada (cm) 15,9 Dalam Dada(cm) 27,6 Sumber: Batubara, 2007.
Jantan 22,8 58,6 57,6 59,7 51,7 15,6 21,2
Kambing Kacang Jantan Betina Jantan 60,0 22,0 25,0 81,0 47,0 55,0 84,0 55,3 55,7 96,8 54,7 58,4 99,5 62,1 67,6 15,7 -
Kambing PE Betina 40,2 81,0 76,0 80,1 80,1 12,4 -
E. Pakan Pakan ternak adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada ternak yang dimana merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan ternak itu sendiri. Pakan ternak terdiri atas hijauan-hijauan seperti dedauanan tertentu dan rumput. Pakan yang berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat mineral dan vitaminnya seimbang (Kusumastuti, dkk., 2010). Pakan ternak kambing merupakan semua bahan pakan ternak yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan bereproduksi, tidak meracuni atau membuat ternak mati. 1. Hijauan Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang sudah dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996). Menurut
7
Reksohadiprodjo (1985) hijauan pakan adalah segala bahan makanan ternak yang tergolong pakan kasar yang berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijau yang meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif, utumanya sebagai sumber makanan bagi ternak. Menurut Sugeng (1992), pemberian pakan ternak sebaiknya diberikan 10% dari berat badan ternak itu sendiri. Pemberian hijauan terdiri atas 2 bagian yaitu hijauan yang diberikan dalam bentuk segar dengan kandungan air 70% dan hijauan yang diberikan dalam bentuk kering. Menurut Siregar (1991) ternak kambing membutuhkan pakan hijauan sekitar 70% dari total pakan, pemberian pakan ternak kambing biasanya dilakukan dengan cara pencampuran antara pakan yang berasal dari rumput dan dedaunan dengan perbandingan 1:1. 2. Konsentrat Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Konsentrat berasal dari hewan dan tumbuhan, konsentrat yang berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%, seperti : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing, sedangkan konsentrat yang berasal dari tumbuhan mengandung protein dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%, seperti : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit. Konsentrat sebagai
8
sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%, seperti : dedak, jagung, empok dan polar (Kuntjoro, 2008). Penambahan konsentrat pada kambing dan domba bertujuan untuk meningkatkan nilai pakan dan menambah energi. Tingginya pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan konsumsi dan daya cerna dari rumput atau hijauan kualitas rendah. Selain itu penemberian konsentrat tertentu dapat menghasilkan asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penambahan konsentrat tertentu dapat juga bertujuan agar zat makanan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen, mengingat fermentasi rumen membutuhkan energi lebih banyak. Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. . a. Konsentrat sebagai sumber protein Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelap (Siregar, 1991).
9
b. Konsentrat sebagai sumber energi Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok, polar dan lain sebagainya (Siregar, 1991).
F. Manajemen Pemeliharaan Dalam manajemen pemeliharaan ternak, dikenal atas 2 macam sistem manajemen pemeliharaan yang digunakan yaitu, manajemen pemeliharaan secara intensif dan semi intensif (Sarwo, 2010). 1. Pemeliharaan Secara Intensif Sebagaimana usaha ternak pada umumnya, pemeliharan kambing juga memerlukan pengelolaan yang serius. Kendatipun hewan yang terkenal dengan bahan baku sate ini bisa beradaptasi dengan lingkungan, namun pemeliharaannya tetap harus dilakukan secara intensif. Hal tersebut tidak lain agar hasil yang diharapkan dapat tercapai secara optimal (Sarwo, 2010). Kambing yang diternakan secara intensif membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya. Perhatian tersebut diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari, baik yang dilakukan secara rutin berupa pemberian makanan, pemberian air minum pembersihan kandang dan pemberian obat-obatan maupun insidental. Peternak mutlak memberikan perhatian karena kehidupan ternak sepenuhnya terkurung di dalam kandang. Seumur hidupnya, kambing berada di kandang dan tidak bisa berkeliaran kemana-mana. Agar ternak selalu merasa nyaman menjalani masa pemeliharaanya maka perlu dibuatkan kandang yang intensif. Kandang intensif
10
terdiri dari dua jenis yaitu, kandang koloni dan kandang individual. Di kedua kandang inilah peternak dapat memberikan perhatian penuhnya melalui kegiatan baik rutin atau sehari-hari maupun insidental (Sarwo, 2010). 2. Pemeliharaan Secara Semi Intensif Sistem pemeliharaan semi ekstensif merupakan pemeliharaan ternak dengan pengembalaan secara teratur di wilayah yang masih dibatasi. Memiliki kandang sebagai tempat berlindung dan tempat tidur ternak pada malam hari. Masa pengembalaan berlangsung selama 8 jam setiap hari cerah (Astuti, 2008). Kuswandi, dkk (2000) menyatakan selain rerumputan kambing juga diberi makanan tambahan sebagai penguat seperti dedak padi, ampas tahu, ubi jalar, dan lain sebagainya. Garam mineral dan gula merah juga diberikan sebagai campuran pada air minum kambing atau biasa juga dicampur pada pakan penguat kambing. Cara ini tidak merugi karena ongkos produksi hampir nol, akan tetapi secara nasional akan kebutuhan daging sistem ini tidak diharapkan. Berikut adalah gambar pemeliharaan secara intensif dan semi intesif (Sarwo, 2010)
Gambar 3. Pemeliharaan Intensif
Gambar 4. Pemeliharaan Semi Intensif
11
G. Perkandangan Kandang merupakan tempat yang digunakan oleh kambing untuk hidup dan berkembang biak. Ada beberapa macam tipe kandang diantaranya (Rismaniah, 2001) : 1. Kandang koloni : ternak kambing ditempatkan dalam satu kandang, kandang seperti
ini
akan menimbulkan perkawinan
yang tidak
direncanakan, terjadi perkelahian yang dapat menimbulkan cedera dan persaingan makanan. 2. Kandang kelompok : ternak kambing dikelompokkan berdasarkan umur/ukuran tubuh, dipisahkan antara anak, dara dan dewasa. Kandang seperti ini sangat cocok untuk usaha pembibitan kambing. 3. Kandang individu : kandang individu merupakan kandang pemisahan / penempatan ternak satu ekor setiap satu kandang, kandang ini sangat cocok untuk usaha penggemukan. Berikut adalah contoh sistem perkandangan (Rismaniah, 2001).
12
Gambar 6. Kandang kelompok
Gambar 5. Kandang koloni
Gambar 7. Kandang individu
13
METODE PENELITIAN
Waktu & Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 - Januari 2014, pengamatan dilakukan selama 16 minggu, serta pengukuran dilakukan setiap 2 minggu satu kali, bertempat di Laboratorium Ternak Potong Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Materi Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu, kandang koloni, tempat pakan, tempat minum, parang, timbangan, skop, ember, pita ukur, spoit, tongkat ukur dan jangka ukur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah, kambing Kacang sebanyak 31 ekor, pada pemeliharaan intensif digunakan 8 ekor kambing Kacang jantan dan 7 ekor kambing Kacang betina dan pemeliharaan secara semi intensif digunakan 8 ekor kambing Kacang jantan dan 8 ekor kambing Kacang betina dengan kisaran umur 8 bln – 1thn, air, hijauan (daun gamal, daun kayu jawa, dan lamtoro), tepung ikan, jagung giling,bungkil kelapa, dedak, mineral mix, urea, garam, molasses, alkohol dan obat-obatan. Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah tinggi pundak, , panjang badan, tinggi punggung, diukur dengan menggunakan tongkat ukur. Untuk pengukuran dalam dada, lebar dada, lebar tulang kelangkang dan panjang tulang kelangkang diukur menggunakan jangka ukur serta lingkar dada diukur
14
menggunakan pita ukur. Pengukuran dimensi tubuh ternak kambing sebagai berikut (Battaglia, 2007) : 1. Lingkar dada (cm), diukur melingkar tepat di belakang scapula, dengan menggunakan pita ukur ; 2. Dalam dada (cm), diukur dari bagian tertinggi pundak sampai dasar dada, dengan menggunakan tongkat ukur ; 3. Lebar dada (cm), diukur antara penonjolan bahu (tuberitas humeri) sebelah kiri sampai penonjolan bahu sebelah kanan dan dexter, dengan menggunakan jangka ukur ;
Gambar 8. Pengukuran Lingkar Dada
Gambar 9. Pengukuran Dalam Dada
15
Gambar 10. Pengukuran Lebar Dada 4. Tinggi pundak (cm), diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur ; 5. Tinggi punggung (cm), diukur dari bagian tertinggi punggung secara tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur ;
Gambar 11. Pengukuran Tinggi Pundak
Gambar 12. Pengukuran Tinggi Punggung
6. Panjang badan (cm), diukur dari tuber ischii sampai tuberitas humeri, dengan menggunakan tongkat ukur.
16
Gambar 13. Pengukuran Panjang Badan
7. Lebar kelangkang (cm), diukur dengan jarak antara sisi luar sudut pangkal paha (ox coxae) sebelah kanan dan kiri, dengan menggunakan jangka ukur; 8. Panjang kelangkang (cm), diukur dari jarak antara pangkal paha sampai os iscium, dengan menggunkan pita/jangka ukur ;
Gambar 14. Pengukuran Lebar Kelangkang
Gambar 15. Pengukuran Panjang Kelangkang
17
Prosedur Penelitian 1. Pemeliharaan Secara Intensif Pemeliharaan secara intensif dilakukan dengan cara masing-masing ternak kambing dikandangkan dengan menggunakan kandang individu baik jantan maupun betina. Setiap harinya ternak diberikan pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 Wita diberikan pakan konsentrat sebanyak 3% dari berat badan kambing, pada siang hari pukul 13.00 Wita diberi pakan hijauan campuran daun gamal, daun kayu jawa, dan lamtoro masing-masing sebanyak 400 gram dan sore hari pukul 16.00 Wita masing-masing 400 gram, serta diberikan air minum secara adlibitum. A. Pembiasaan Sebelum dilakukan pengukuran dimensi tubuh terlebih dahulu dilakukan pembiasaan selama 1 bulan, setelah itu baru dilakukan perlakuan. Tujuan dari pembiasaan adalah : 1. Untuk membiasakan ternak dengan keadaan lingkungan yang baru. 2. Untuk membiasakan ternak dengan pakan yang baru (pakan yang diberikan pada waktu penelitian). 3. Untuk menghilangkan pengaruh pakan sebelumnya. Setelah
diakukan
ketiga
pembiasaan
tersebut
maka
dilakukan
penimbangan pertama untuk mengetahui bobot badan awal serta ukuran dimensi tubuh, pengukuran berikutnya dilakukan setiap dua minggu sekali.
18
B. Pengendalian penyakit Sebelum perlakuan dilakukan, penanganan kesehatan ternak yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Pemberian obat cacing 2. Pemberian antibiotik 3. Pemberian obat anti infeksi subkutan dan Pemberian Vitamin 2. Pemeliharaan Secara Semi Intensif Pemeliharaan semi intensif dilakukan dengan cara kambing dilepaskan ke wilayah penggembalaan, tetapi wilayah tersebut masih diberikan batasan, selain itu kambing juga masih diberi pakan tambahan berupa konsentrat dan diberikan kandang koloni untuk tempat beristirahat dan bertedu. Pada sistem pemeliharaan ini ternak kambing dilepaskan mulai pada pukul 07.00 pagi sampai 18.00 sore untuk mencari makan seperti rumput dan beberapa tanaman yang dapat dijangkau kambing, serta diberikan air minum secara adlibitu.
19
Pemberian pakan ternak kambing Kacang pada pemeliharaan secara intensif maupun semi intensif sebagai berikut : Tabel 2. Perbedaan pemberian pakan kambing Kacang yang dipelihara secara intensif dan semi intensif Perlakuan Intensif semi intensif 800 grm adlibitum 35 % 35 % 15 % 15 % 36 % 36 % 10 % 10 % 1,0 % 1,0 % 2,5 % 2,5 %
Pakan Hijauan Dedak Bungkil kelapa Jagung giling Tepung ikan Urea Mineral
Tabel 3. Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat Kandungan gizi (%) Air PK Lemak kasar Serat Kasar BETN Abu Sumber : Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Dasar, 2013
persentase 14,49 26,72 4,99 18,51 38,76 11,02
Analisa Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji t (t-test Independent sample) (Sudjana, 2002), dengan perlakuan sistem pemeliharaan yang berbeda yaitu secara intensif dan semi intensif, rumus yang digunakan yaitu: (
)
(
)
√
20
Keterangan : t
= Parameter yang diukur
x1 = Rata-rata perlakuan kambing Kacang dengan pemeliharaan secara intensif x2 = Rata-rata perlakuan kambing Kacang dengan pemeliharaan secara semi intensif s
2
= Simpangan baku rataan
s1 = Simpangan baku kambing Kacang dengan pemeliharaan secara intensif s2 = Simpangan baku kambing Kacang dengan pemeliharaan secara semi intensif n1 = Banyak jumlah kambing Kacang dengan pemeliharaan secara intensif n2 = Banyaknya jumlah kambing Kacang dengan pemeliharaan secara semi intensif
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Rata-rata Dimensi Tubuh dan Pertambahan Ukuran Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang Dipeihara Secara Intensif dan Semi Intensif
Pengukuran dimensi tubuh merupakan sesuatu yang sangatlah penting dilakukan, tetapi seringkali para peternak kambing tidak mengetahui dengan pasti perkembangan tubuh ternak kambingnya dari awal kelahiran, pemeliharaan hingga saat penjualan sehingga tidak diketahui dengan pasti produktivitas ternak dan keuntungan nominalnya yang akan dan seharusnya diperoleh. Berikut ini hasil penelitian terhadap perbandingan rata-rata dimensi tubuh dan perubahan ukuran tubuh kambing kacang yang dipelihara secara intensif dan semi intensif.
Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang Dipeihara Secara Intensif dan Semi Intensif Perlakuan Intensif semi intensif Lingkar dada 52,9 ± 2,1 52,3 ± 4,7 Panjang badan 44,2 ± 1,9 46,0 ± 5,3 Tinggi punggung 50,6 ± 1,8 50,9 ± 3,7 Tinggi pundak 49,0 ± 1,6 49,2 ± 4,3 Dalam dada 19,7 ± 0,9 19,6 ± 1,9 Lebar dada 10,6 ± 0,4 10,3 ± 0,9 Lebar kelangkang 8,0 ± 0,4 8,5 ± 0,9 a Panjang kelangkang 10,2 ± 1,0 11,2 ± 0,8b Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Parameter (cm)
22
Tabel 5. Perbandingan Perubahan Ukuran Dimensi Tubuh Kambing Kacang Yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif Selama Penelitian (Oktober - Januari) Perlakuan Intensif semi intensif Lingkar dada 1,32 ± 0,8 1,91 ± 1,8 a 0,36 ± 2,5b Panjang badan 1,33 ± 0,6 Tinggi punggung 0,68 ± 0,5 0,26 ± 1,5 Tinggi pundak 1,59 ± 1,0 0,88 ± 1,4 a Dalam dada 3,20 ± 1,5 1 4 ± 2,4b Lebar dada 1 14 ± 0,5 0 54 ± 1,1 Lebar kelangkang 0,28 ± 0,6 0,92 ± 1,3 Panjang kelangkang 0,21 ± 0,6 0,13 ± 0,5 Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) Parameter (cm)
Tabel 6. Perubahan Ukuran Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi intensif Selama Penelitian setiap dua minggu (Oktober – Januari) Perlakuan Dimensi tubuh lingkar dada panjang badan tinggi punggung tinggi pundak dalam dada lebar dada lebar kelangkang Panjang kelangkang
A1 A2 0.03 0.16 0.01 0.08 0.02 0.03 0.07 0.05 0.36 0.11 -0.22 -0.11 0.01 0.01 -0.03 0.02
Intensif A3 A4 A5 -0.08 0.05 0.02 0.04 0.02 0.02 0.01 0.02 0.01 0.07 0.02 0.02 0 -0.04 -0.01 0.09 0.01 -0.01 0.01 -0.02 0.03 -0.03 0.06 0
X 0.036 0.034 0.018 0.046 0.084 -0.048 0.008 0.004
B1 B2 0.02 0.06 0.02 -0.03 -0.02 0.06 0.02 0 -0.09 0.01 -0.05 0 0.01 -0.01 -0.02 0
semi intensif B3 B4 0.1 0.02 -0.3 0.36 -0.14 0.08 -0.15 0.14 -0.15 0.05 -0.01 0.01 0.01 0.02 0 0.06
B5 0.06 0.03 0.04 0.07 0.02 -0.02 0.08 -0.01
Sumber : Laboratorium Ternak Potong Unit Pemeliharaan Kambing
23
X 0.052 0.016 0.004 0.016 -0.032 -0.014 0.022 0.006
Grafik Perubahan Ukuran Tubuh Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif Selama Penelitian Pada dasarnya ternak yang digunakan selama penelitian merupakan ternak kambing kacang yang sejenis dan memiliki umur dan ukuran tubuh yang sama. Akan tetapi seiring berjalannya waktu selama penelitian menyebabkan perubahan pertumbuhan dan perkembangan tubuh masing-masing ternak tesebut, sehingga dapat terlihat perbandingan ukuran tubuh masing-masing ternak tersebut dr minggu pertama hingga minggu terakhir baik ternak yang dipelihara secara intensif maupun semi intensif.
Lingkar Dada
Panjang Badan
Persentase
0.2
0.4 0.2
0.1
0 0 -0.1
A1
A2
A3
A4
A1
-0.2
A5
A2
A3
A4
A5
-0.4
Minggu INSENTIF
SEMI INSENTIF
INSENTIF
Gambar 16. Lingkar dada
SEMI INSENTIF
Gambar 17. Panjang Badan
Tinggi Punggung
Tinggi Pundak 0.2
0.1
0.1
0 A1
A2
A3
A4
A5
-0.1
0 -0.1
-0.2
A1
A2
A3
A4
A5
-0.2 INSENTIF
SEMI INSENTIF
Gambar 18. Tinggi Punggung
INSENTIF
SEMI INSENTIF
Gambar 19. Tinggi Pundak
24
Dalam Dada
Lebar Dada
0.4
0.2 0.1
0.2
0 A1
-0.1
0 A1
A2
A3
A4
A5
-0.2
A2
A3
A4
A5
-0.2 -0.3
INSENTIF
SEMI INSENTIF
Gambar 20. Dalam Dada
INSENTIF
SEMI INSENTIF
Gambar 21. Lebar Dada
Panjang Kelangkang
Lebar Kelangkang
0.08
0.1
0.06 0.04
0.05
0.02 0
0 A1
A2
A3
A4
A5
-0.05
-0.02
A1
A2
A3
A4
A5
-0.04 INSENTIF
SEMI INSENTIF
Gambar 22. Lebar Kelangkang
INSENTIF
SEMI INSENTIF
Gambar 23. Panjang Kelangkang
Hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan dari semua parameter perbandingan rata-rata ukuran dimensi tubuh kambing Kacang yang dipelihara secara intensif dan semi intensif tidak memiliki perbedaan, kecuali pada parameter panjang kelangkang. Hal ini disebabkan oleh perubahan pertumbuhan dan perkembangan tubuh masing-masing ternak selama penelitian. Pada penelitian ini ternak yang digunakan pada dasarnya memiliki ukuran tubuh yang relatif sama namun seiring berjalannya waktu penelitian sebagian besar ternak mengalami perubahan pertunbuhan dan perkembangan tubuh yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Devendra dan Burns (1994) yang menyatakan bahwa pada
25
dasarnya seekor ternak akan mengalami perubahan dimensi tubuh yang diakibatkan oleh sistem pemeliharaan, perubahan musim dan jenis kelamin ternak. Adapun hasil penelitian pada Tabel 5 dan 6 menunjukkan perubahan ukuran dimensi tubuh kambing Kacang yang dipelihara secara intensif dan semi intensif pada semua parameter tidak memiliki perbedaan kecuali pada parameter panjang badan dan dalam dada. Hal ini disebabkan oleh perubahan bobot badan yang dimiliki oleh masing-masing ternak selama penelitian. Pada saat penelitian, kambing Kacang mengalami perubahan bobot badan selang 14 hari, hal tersebut disebabkan oleh perubahan musim pada saat penelitian berlangsung (penghujankemarau) sehingga mengakibatkan kebanyakan ternak mengalami stress. Hal ini sesuai dengan pendapat McDowell (2000) yang menyatakan bahwa ternak yang mengalami stress panas akibat meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu. Hal ini akan mempengaruhi selera makan dan penampilan. Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 16 - 23
menunjukkan
perbandingan perubahan ukuran tubuh kambing Kacang yang dipelihara secara intensif dan semi intensif selama penelitian. Pemeliharaan secara intensif pada parameter panjang badan, tinggi punggung, tinggi pundak dan dalam dada pada minggu ke tiga lebih besar daripada pemeliharaan semi intensif, sedangkan pada parameter lingkar dada, lebar dada, lebar kelangkang dan panjang kelangkang pada minggu ke tiga pada pemeliharaan semi intensif lebih besar daripada pemeliharaan secara intensif. Hal ini disebabkan oleh sistem pemeliharaan yang
26
berbeda. Pada pemeliharaan secara intensif pakan yang diberikan pada ternak lebih terbatas sedangkan pada pemeliharaan secara semi intensif pakan diberikan secara adlibitum. Hal ini sesuai dengan pendapat Davendra dan Burn (1994) yang menyatakan bahwa berpengaruh atau tidaknya suatu ukuran tubuh tergantung pada sistem pemberian pakannya, dimana kambing lebih menyukai pakan yang beragam dan pertumbuhan kambing akan terganggu apabila diberi pakan yang sama dengan waktu yang lama
27
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan antara lain : Sistem pemeliharaan terhadap ukuran rata-rata dimensi tubuh dan perubahan ukuran tubuh pada lingkar dada, tinggi pundak, tinggi punggung, lebar dada dan lebar kelangkang tidak berbeda kecuali pada ukuran rata-rata dan perubahan ukuran tubuh pada dalam dada, panjang badan dan panjang kelangkang. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih bisa mendapatkan hasil yang optimal dalam membandingkan dimensi tubuh kambing kacang yang dipelihara secara intensif dan kambing kacang yang dipelihara secara semi intensif dengan waktu penelitian yang lebih panjang
28
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T. 1996. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yayasan Kanisius, Yogyakarta. Alli, B. 2003. Evaluation of Cassava foliage as a protein supplement for sheep. Nigerian Journal of Animal Production (30) :37-40. Anonim,
2010.
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Ternak
Kambing.
http://www.ilmupeternakan.com/2009/12/laju-pertumbuhan-pada-ternak.html. Dikases pada tanggal 15 maret 2014, Makassar.
_______,
2011.
Budidaya
Ternak
Kambing
dan
Domba.
http://stockistnasa.com/teknik-budidaya-kambing/domba. diakses pada tanggal 15 maret 2014, Makassar.
Astuti, M. 2008. Parameter produksi kambing dan domba di daerah dataran tinggi, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung. Dalam : Domba dan Kambing di Indonesia. Pros Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil, Bogor, 22-23 November 2008. Puslitbang Peternakan, Bogor. Battaglia R.A. 2007. Hand book of livestock management, 4th edition. Pearson prentice hall. Upper sadde river. New Jersey.. Batubara, A., 2007. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Sari Tani Edisi 25 April-1 Mei. Davendra, C and M, Burn. 1994. Goat Production in The Tropic. Diterjemhkan oleh Harya Putra, ITB Press, Bandung. Kuntjoro, R. 2008. Kualitas dan Kuantitas Ransum Ternak. Fakultas Peternakan UNPAD. Universitas Padjajaran. Bandung. Kusumastuti.T.A.,B. Susilo,Y.Y. Suranindyah, B Suwignyo. 2010. PengembanganTanaman Hijauan Pakan untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Total Ternak Ruminansia Menggunakan Model Sistem InformasiGeografis dan Sosial Ekonomi. LaporanPenelitian Hibah Strategis Nasional. Fakultas Peternakan UGM. Kuswandi, M. Martawidjaja, Zulbadri M., B. Setiadi dan D.B. Wiyono. 2000. Penggunaan N mudah tersedia pada pakan basal rumput lapangan pada kambing lepas sapih. JITV 5(4): 219–23 Ludgate, Patrick J. and Patricia. 1989. Kumpulan peragaan dalam rangka penelitian ternak kambing dan domba di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
29
McDowell, R.E. 2000. Improvement of Livestock Production in Warm Climates. W.H. Freeman and Company, San Fransisco. Parakassi, A. 1999. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminansia. UI Press, Jakarta. Rauf, D. 2000. Pengaruh umur dan jenis kelamin terhadap persentase bobot karkas pada ternak domba dan kambing. Fakutas Peternakan UNPAD. Universitas Padjajaran. Bandung. Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi Kedua. BPFE. Universitas Gadja Mada, Yogyakarta Rismaniah, I. 2001. Sistem Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba. Ciawi, Bogor. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Padjajaran, Bandung. Sabrani. M., Levine, J.M., 1993. Pendekatan Sistem Pertanian Untuk Produksi Ruminansia Kecil. di : Tomaszewska, M.W., Mastika, I.M., Djajanegara A., Gardiners, Wiadarya T. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Penerbit Universitas Sebelas Maret Solo. Saifuddin, I.A., 2003. Pertumbuhan pra sapih anak kambing pada zona Ketinggian yang berbeda di kabupaten Kulon Progo daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi, fakultas peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sarwo, B. 2010. Petunjuk Teknis, Budidaya Ternak Kambing, BPTP Sumatera Selatan. Sarwono, B. 2001. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Sasongko W.R., Y.G. Bulu., A. Hipi dan A. Surahman. 2004. Potensi kambing lokal yang dipelihara petani pada agroekosistem lahan kering di Lombok Timur NTB. Prosiding Seminar Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Depertemen Pertanian. Siregar, S. B. 1991. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung Sugeng, B. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Suparyanto, A., Murtiyeni. 2006. Pedoman penanganan penyakit kudis dan cacing pada ternak kambing. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Analisis Uji Banding Perbandingan Dimensi Tubuh Kambing Kacang Yang Dipelihara Secara Intensif dan Semi Intensif DATA RATA-RATA LINGAKAR DADA Group Statistics
hasil
Perlakuan Perlakuan Hasil
N 15 16
Std. Deviation 2,18 5,10
Mean 52,98 52,19
Std. Error Mean ,56 1,27
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
5,501
Sig. ,026
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
,555
29
,583
,79292
1,42759
-2,12683
3,71267
,568
20,602
,576
,79292
1,39512
-2,11181
3,69764
31
PANJANG BADAN Group Statistics
Group Statistics
pb
pemeliharaan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Intensif
15
44.29
1.97
.51
semi intensif
16
45.72
5.33
1.33
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
pb
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
5.33
.028
t -.977
df
Mean Sig. (2- Differenc Std. Error tailed) e Difference
Lower
Upp er
29
.337
-1.43167
1.46
-4.42
1.56
-1.00 19.26
.329
-1.43167
1.42
-4.41
1.55
32
TINGGI PUNGGUNG Group Statistics
hasil
perlakuan 1,00
N
Mean
15
50,6200
Std. Deviation 1,82334
Std. Error Mean ,47
2,00
16
50,9625
3,58978
,89
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1,529
Sig. ,226
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-,331
29
,743
-,34250
1,03357
-2,45638
1,77138
-,338
22,561
,739
-,34250
1,01343
-2,44120
1,75620
33
TINGGI PUNDAK Group Statistics
hasil
Perlakuan Perlakuan Hasil
N 15 16
Mean 49,03 49,25
Std. Deviation 1,69 4,37
Std. Error Mean ,43 1,09
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
3,486
Sig. ,072
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Std. Error Dif f erence Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-,180
29
,859
-,21667
1,20609
-2,68340
2,25007
-,184
19,643
,856
-,21667
1,17672
-2,67412
2,24079
34
DALAM DADA Group Statistics
Group Statistics Std.
Dd
pemeliharaan
N
Mean
Deviation
Std. Error Mean
Intensif
15
19.72
.99
.25
semi intensif
16
19.77
1.91
.47
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F dd
Equal variances assumed Equal variances not assumed
4.92
Sig.
t
035 -.087
df 29
-.089 22.87
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper .931
-.04
.55
-1.18
1.08
.930
-.04
.54
-1.17
1.07
35
LEBAR DADA Group Statistics
Group Statistics
Lb
pemeliharaan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Intensif
15
10.62
.46
.12
semi intensif
16
10.55
1.16
.29
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Lb
Equal variances assumed Equal variances not assumed
df
Sig. Mean (2- Differenc Std. Error tailed) e Difference Lower Upper
F
Sig.
t
4.54
.042
.198
29 ,844
.06
.32
-.59
.72
.203
19.97 .841
.06
.31
-.59
.71
=
36
LEBAR KELANGKANG Group Statistics
hasil
perlakuan perlakuan Hasil
N 15 16
Std. Deviation ,42 ,88
Mean 8,08 8,57
Std. Error Mean ,10 ,22
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
13,014
Sig. ,001
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-1,962
29
,059
-,49500
,25232
-1,01105
,02105
-2,004
21,733
,058
-,49500
,24706
-1,00773
,01773
37
PANJANG KELANGKANG Group Statistics
hasil
perlakuan perlakuan Hasil
N 15 16
Mean 10,29 11,19
Std. Error Mean ,26 ,20
Std. Deviation 1,03 ,81
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. ,954
,337
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-2,697
29
,012
-,90042
,33382
-1,58315
-,21768
-2,677
26,685
,013
-,90042
,33639
-1,59100
-,20983
38
DATA SELISIH LINGKAR DADA Group Statistics
hasil
Perlakuan Perlakuan Hasil
N 15 16
Mean Std. Deviation 1,3267 ,80309 1,8375 1,77271
Std. Error Mean ,20736 ,44318
Independent Samples Test Lev ene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal v ariances assumed Equal v ariances not assumed
10,412
Sig. ,003
t-test f or Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-1,021
29
,316
-,51083
,50017
-1,53379
,51213
-1,044
21,198
,308
-,51083
,48929
-1,52779
,50612
39
PANJANG BADAN Group Statistics
Group Statistics
Pb
pemeliharaan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Intensif
15
1.33
.65
.17
semi intensif
16
-.31
2.4
.60
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Pb
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
7.43
.011
t
df
Std. Error Sig. (2Mean Differenc tailed) Difference e Lower
Upper
2.551
29
.016
1.64
.64
.32
2.96
2.626
17.36
.017
1.64
.62
.32
2.96
40
TINGGI PUNGGUNG
Group Statistics
hasil
perlakuan 1,00
N 15
Mean ,68
Std. Deviation ,37
Std. Error Mean ,09
2,00
16
,14
1,53
,38
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
14,761
Sig. ,001
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
1,316
29
,198
,53625
,40740
-,29697
1,36947
1,356
16,935
,193
,53625
,39555
-,29852
1,37102
41
TINGGI PUNDAK Group Statistics
Perlakuan Hasil Perlakuan Hasil
N 15 16
Std. Deviation 1,06 1,48
Mean 1,59 ,76
Std. Error Mean ,27 ,37
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. ,846
,365
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
1,783
29
,085
,83083
,46596
-,12216
1,78383
1,802
27,234
,083
,83083
,46104
-,11476
1,77643
42
DALAM DADA Group Statistics
Group Statistics
Dd
pemeliharaan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Intensif
15
3.20
1.50
.38
semi intensif
16
-1.20
2.60
.65
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F dd
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.358
Sig.
t
.253 5.718
df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper
29 .000
4.40
.76
2.82
5.97
5.814 24.26 .000
4.40
.75
2.83
5.96
43
LEBAR DADA Group Statistics
Group Statistics
L.dada
pemeliharaan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Intensif
15
-1.13
.51
.13
semi intensif
16
-.51
1.14
.28
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
L.dad Equal variances a assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
T
df
Sig. (2tailed)
Mean Std. Error Difference Difference Lower
8.522
.007
-1.91
29
.066
-.61
.32
-1.27
.042
-1.95
21.09
.064
-.61
.31
-1.26
.03
44
Upper
LEBAR KELANGKANG
Group Statistics
hasil
Perlakuan Perlakuan Hasil
N 15 16
Std. Deviation ,69 1,28
Mean ,28 ,92
Std. Error Mean ,18 ,32
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
3,917
Sig. ,057
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-1,703
29
,099
-,63833
,37473
-1,40474
,12808
-1,735
23,452
,096
-,63833
,36800
-1,39878
,12211
45
PANJANG KELANGKANG Group Statistics
hasil
Perlakuan N Perlakuan 15 Hasil 16
Std. Deviation ,65 ,74
Mean ,21 ,26
Std. Error Mean ,16 ,18
Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances
F hasil
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. ,018
,894
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif f erence
Std. Error Dif f erence
95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper
-,219
29
,828
-,05542
,25318
-,57323
,46240
-,220
28,903
,828
-,05542
,25213
-,57116
,46033
46
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
Penimbangan
Pengukarn tinggi pundak
Pengukuran tinggi punggung
Pengukuran panjang badan
47
Pengukuran dalam dada
Pengukuran lingkar dada
48
RIWAYAT HIDUP
Winda Lestari Kahar (I 111 09 2991), lahir di Parepare pada tanggal 02 April 1991. Penulis merupakan anak Pertama dari dua bersaudara dari pasangan Kaharuddin Yadda dan Haryani Santi. Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri. 85 Parepare dan selesai pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan pada SMP Negeri 1 Parepare dan selesai pada tahun 2006, dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 4 Parepare dan selesai pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan disalah satu perguruan tinggi tepatnya di Universitas Hasanuddin pada tahun 2009 melalui jalur SNPTN dan diterima di Fakultas Peternakan, jurusan Produksi Ternak.
49