PERBANDINGAN ANTARA PENGATURAN WAKTU ADAPTIVE DAN WAKTU TETAP DALAM PENGOPERASIAN ATCS DI DATI II KOTAMADYA BANDUNG Studi Kasus : Simpang Lima di Jalan Asia Afrika - Simpang Jalan Sudirman dan GarduJati
TESIS MAGISTER
Oleh : TAN LIE ING NIM : 25096020
BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1999
ABSTRAK PERBANDINGAN ANTARA PENGATURAN WAKTU ADAPTIVE DAN WAKTU TETAP DALAM PENGOPERASIAN ATCS DI DATI II KOTAMADYA BANDUNG, Studi Kasus : Simpang Lima di Jalan Asia Afrika — Simpang Jalan Sudirman dan Gardujati, Tan Lie Ing, 1999, Program Studi Teknik Sipil Bidang Rekayasa Transportasi, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung. Persimpangan merupakan salah satu lokasi yang cukup rawan dalam masalah kemacetan. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut adalah mengoptimalkan fasilitas lalu lintas yang ada, yaitu dengan cara mengubah sistem pengoperasian lampu lalu lintas dari sistem isolated menjadi sistem terkoordinasi. Sejak bulan Juni 1997, di Bandung telah dioperasikan sistem pengendalian lalu lintas kawasan atau Area Traffic Control System (ATCS). Sistem ini adalah sistem lalu lintas yang diadaptasikan terkoordinasi di Sydney (SCATS). SCATS adalah suatu program komputer berdasarkan sistem pengendalian lampu lalu lintas kawasan. Pengoperasian menggunakan waktu nyata (real-time), menyesuaikan pengaturan lampu selama sistem itu memberikan reaksi terhadap berbagai kebutuhan lalu lintas dan kapasitas sistem. Untuk mengevaluasi efektifitas dari pengoperasian ATCS di ATC Bandung, diperlukan perbandingan tingkat kinerja dari program TRANS YT-9. Tingkat kinerja yang dibahas adalah volume lalu lintas dan waktu tempuh. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pembahan volume lalu lintas pada koridor jalan yang diamati dengan menggunakan waktu adaptive dan waktu tetap pada pagi hari — 6,81 %, siang hari — 6,95 %, dan sore hari 4,00 %. Perubahan waktu tempuh total sepanjang koridor dengan menggunakan waktu adaptive dan waktu tetap pada pagi hari — 31,59 %, siang hari 11,16 %, dan sore hari 21,23 %.
ABSTRACT THE COMPARISON BETWEEN THE ARRANGEMENT OF ADAPTIVE TIME AND FIXED TIME IN THE OPERATION OF ATCS AT 2' LEVEL AREA BANDUNG MUNICIPAL, Case Study : The Intersection of Simpang Lima at Asia Afrika Street — Intersection between Sudirman andGardujati Street, Tan Lie Ing, 1999, Program Studi Teknik Sipil Bidang Rekayasa Transportasi, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung. An intersection in one of the critical location in traffic jams. One of the efforts to overcome the problem is to optimize the existing traffic facilities, i.e. by changing the operating system traffic light and isolated system becoming coordinated systems. Since June 1997, Area Traffic Control System (ATCS) has been operated in Bandung. The system is a traffic system which has been coordinately adapted in Sydney (SCATS). SCATS is a computer program based on area traffic signal control system. It is operated by real-time, adjusting signal timing as long as the system responses to various traffic demands and system capacities. To evaluate the effectiveness of the ATCS operation in Bandung it's necessary to compare the level of the performance index of TRANSYT-9 programme. The level of the performance index being discussed is the traffic volume and the travel time. Based on the result of the analysis it is obtained that the change of traffic volume on the corridor of the observed roads by using the adaptive time and fixed in the morning is — 6.81 %, in the afternoon is — 6.95 %, and in the evening is 4.00 %. While the change of total travel time along the corridor by using the adaptive time and fixed time in the morning is 31.59 %, in the afternoon is 11.16 %, and the evening is 21.23 %.