Edisi Nopember Desember 2015
Perayaan Dong Zhi Sang Naga Tidur, Zhu Ge Liang
Team Redaksi Penanggung Jawab : Sasanaputera Satyadharma Handaka Marga Singgih Pemimpin Redaksi : Yasa Paramita Singgih Sekretaris Redaksi : Rangga Sastrajaya Bendahara : Devy Herawaty Lay Out : Roby Yonky Andika
Rubrik Remaja, Pemuda dan Mahasiswa: Alicia Febrian Usaha Anda : Pandu Dinata Persembahyangan : Rangga Sastrajaya Berita dan Kegiatan : Ernest Tan Dharmacaraka : Santinata Widjaja Info dan Pengumuman : Alfian Asikin :
[email protected] : @BuletinTridharma : Buletin Tridharma Online
Salam Tridharma! E d i s i k a l i i n i B u l e t i n Tr i d h a r m a menggabungkan edisi bulan November Desember 2015, Buletin Tridharma menyambut dengan sukacita hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2015. Pada bulan Desember umat Tridharma dengan penuh sukacita merayakan Sembahyang Onde. Tentunya edisi kali ini hadir dengan jumlah halaman lebih banyak, dengan artikel-artikel yang sangat menarik berkaitan dengan tema Buletin Tridharma edisi dua bulan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para donator yang telah ikut berpartisipasi dalam acara pemasangan Lilin Berkah Kauw Gwee Cap Kauw pada bulan Oktober lalu yang dilaksanakan oleh Buletin Tridharma. Semoga Buletin Tridharma senantiasa bermanfaat bagi para umat Tridharma seIndonesia.
DANA ANDA
Laporan Keuangan Buletin Tridharma bulan November 2015
Dana Sasanaputera Satyadharma
3,000,000
Dana Erica
50,000
Dana Alm. Gouw Peng Nio
50,000
Dana Lili Dana Lilin Berkah
100,000 10,516,000 13.716.000,-
Total Dana Pengeluaran : Biaya Cetak 800eks @2500 Ongkos Kirim ke 87 Tujuan @20.000
Total Pengeluaran
Daftar isi
-11,787,544,-
Kekurangan Oktober 2015
Saldo Akhir
2,000,000 1,740,000
3.740.000,-1,811,544,-
1 Rubrik Tridharma
Redaksi Buletin Tridharma 20 Rubrik Tokoh 21 Rubrik Dharmacaraka 25 Rubrik Kegiatan
Dana Anda untuk penerbitan agar dikirim/ ditransfer ke BCA No. 739 067 9399 a/n Yayasan Sutra Bakti. Dana Anda dapat dikirim/ ditransfer melalui bank swasta/ pemerintah/ asing di mana saja Anda berada. Mohon konfirmasi via SMS 089653548934 (sekretaris Buletin) setelah Anda mengirim/ mentransfer.
293. Kiki Fransisca / Jakarta / 5 Lilin 294. Meilei / 2 Lilin 295. Alm. Tan Beng Hin / 2 Lilin 296. Almh. Lie Liang Nio / 2 Lilin 297. Alm. Tan Eng Kiam / 2 Lilin 298. Almh. The Na Rie / 2 Lilin 299. Alm. Oey Sin Yo / 2 Lilin 300. Almh. Woe Soen Tjin / 1 Lilin 301. Sutandi Mursalim / 1 Lilin 302. Andy Mursalim / 1 Lilin 303. Hendra Mursalim / 1 Lilin 304. Hendrik Mursalim / 1 Lilin 305. Inge Mursalim / 1 Lilin 306. William Mursalim / 1 Lilin 307. Angelia / 1 Lilin 308. Lenny / 1 Lilin 309. Sucipto / 1 Lilin 310. Wendy Annatalia / 1 Lilin 311. Karel Lutan Warda / 2 Lilin 312. Alm. Tan Bun Huk / 3 Lilin 313. Yeyen / 2 Lilin 314. Asen / 2 Lilin 315. Prisela / 2 Lilin 316. Alm. Li Mo Siang / TNG / 5 Lilin 317. Herlinah Tanuwidjaja / TNG / 5 Lilin 318. Wirawan Halim / TNG / 5 Lilin 319. Tellie & Hendi / Tenjo / 2 Lilin 320. Hena & Andri / Tenjo / 2 Lilin 321. Nico/Shen Weihao & Fam / 2 Lilin 322. Philipus Immanuel Aheng/Tjhin Sian Heng & Fam / 2 Lilin 323. Cahyadi / Bekasi / 2 Lilin 324. Hadi / 2 Lilin
325. Conny / 2 Lilin 326. Dhyana / 1 Lilin 327. Toko Dhyana's / 5 Lilin 328. Eko Gunawan Theng / 7 Lilin 329. Linawati / Serpong / 16 Lilin 330. Alm. Toto Sutanto / Jakut / 3 Lilin 331. Tina Tanujaya / Jakut / 3 Lilin 332. Haryati / Bekasi / 2 Lilin 333. Ericson Sanjaya / Bekasi / 2 Lilin 334. Toko Material Jaya Makmur / Bekasi / 2 Lilin 335. Hendra / 1 Lilin 336. Hilda / 1 Lilin 337. Asiung / 1 Lilin 338. Lie Sian Hoa / 1 Lilin 339. Yurri Sugiharto / 1 Lilin 340. Juli / 1 Lilin 341. William Edward Sugiharto / 1 Lilin 342. Harry Sugiharto / 1 LIlin 343. Tjung Mei Fang / 1 Lilin 344. Yunita & Fam / Sadangan / 1 Lilin 345. Joan / Bekasi / 5 Lilin 346. Priseli / TNG / 2 Lilin 347. Andrian Hartanto / 2 Lilin 348. Nissy Febuartuty / 3 Lilin 349. Hendra Kusumawijaya / TNG / 2 Lilin 350. Jetfry / Jakarta / 2 Lilin 360. Asun / Jaksel / 1 Lilin 361. Antoni / Jaksel / 1 Lilin 362. Suana / Jaksel / 1 Lilin
Berdana dan melakukan kebajikan itulah berkah utama (Mangala Sutra)
32 - november desember 2015
RUBRIK TRIDHARMA
Perayaan Dong Zhi Perayaan Tang Cik / Dong Zhi adalah hari saat matahari tepat di atas garis balik 23,5 derajat Lintang Selatan, yang bertepatan dengan tanggal 22 atau 21 Desember pada saat tahun kabisat. Sembahyang Dong Zhi adalah sembahyang Syukur dan Yakin kepada Tu h a n Ya n g M a h a E s a y a n g bermaknakan rasa syukur dan yakin atas rahmat-Nya. Sembahyang ini merupakan salah satu dari empat sembahyang besar kepada Tian (Yue, Ci, Zheng, Chang deperti tertulis dalam sanjak Tian Bao). Persembahyangan Tang Cik/ Dong Zhi sudah dilakukan sebelum jaman dinasti He/ Xia (2205 -1766 SM), kemudian pada Jaman Dinasti Siang/ Shang (1766
- 1122 SM) diselenggarakan sebagai Sembahyang Besar Lima Tahun sekali dan dipimpin langsung oleh Kaisar (yang bestatus sebagai Thian Cu/ Tian Zi/ Putra Tuhan) yang disebut sembahyang Tee/ Di. Pada jaman dinasti Ciu/ Zhou (1122 – 155 SM), saat Dong Zhi ini ditentukan sebagai permulaan tahun baru karena pada hari itu adalah merupakan titik tolak matahari bergerak dari selatan ke arah utara. Hari-hari selanjutnya letak matahari mulai balik ke arah utara, siang hari kian panjang dan malam hari kian pendek, sekalipun saat ini udara makin bertambah dingin sampai tiba musim semi, yaitu saat matahari melewati garis khatulistiwa.
november desember 2015 - 01
Pada masa, rajamuda-rajamuda mengadakan upacara sembahyang besar yang dinamai Kau/Jiau, yang dilakukan di hadapan sebuah altar yang dibangun di alun-alun sebelah selatan untuk mengucapkan puji syukur kepada Tian, Tuhan Yang Maha Esa. istilah Tee/ Di ini diperluas/digunakan sebagai s e b u ta n u n t u k s e m u a a c a r a Sembahyang Besar yang diselenggarakan pada keempat musim sepanjang tahun. Biarpun pada masa berdirinya dinasti Han (206 SM– 220 M), dimana sistim penanggalan diubah menjadi Khongcu Lik atau He Lik/Xia Li atau Yin Li, yang hari tahun barunya ditentukan kira-kira satu– dua bulan setelah Dong Zhi, namun Raja-raja tetap melakukan sembahyang besar kepada Tian disaat Dong Zhi. Rakyat jelatapun melakukan sembahyang kepada T ian dan leluhurnya, dengan sajian utama ialah ronde yang berbentuk bulat, dibuat dari tepung ketan dan diberi warna merah dan putih yang melambangkan sifat Yin dan Yang, dan diberi kuah jahe manis. Disajikan tiga mangkok ronde, tiap mangkok diisi 12 ronde merah dan putih dan diberi sebuah ronde merah besar yang melambangkan berkat yang diterima sepanjang tahun. Sembahyang Dong Zhi ini dilakukan pada saat dini hari jam 03.00 s/d 05.00
02 - november desember 2015
di rumah masing-masing untuk sembahyang kepada leluhur dan di Bio/Kelenteng. Sebagai sajian khusus sembahyang Dong Zhi ditambahkan 3 mangkok ronde selain sajian seperti biasanya. Masing-masing isinya 12 ronde kecil warna merah dan putih dan satu ronde besar warna merah. Bagi umat Khong Hu Cu, hari Dong Zhi mempunyai makna suci khusus, disebut hari Bok Tok/Mu Duo atau hari Genta Rohani. Saat itu Nabi Kongzi berusia 56 Tahun, beliau memutuskan meninggalkan Negeri Lu. tanah tumpah darah yang dicintainya, meninggalkan kedudukan yang mulia, meninggalkan segala yang dimilikinya, karena rajamuda Lu sudah ingkar dari jalan suci. Dan mulai mengembara dari satu negeri ke lain negeri selama kira-kira 13 tahun untuk menebarkan agama Khong Hu Cu. Beliau meninggalkan negeri Lu, untuk menjadi Mu Duo atau Genta Rohani yang memberikan Firman Tuhan bagi hidup insani. Nabi Kong zi bukan pembawa Mu Duo Raja, tetapi Mu Duo Tuhan yang Maha Esa bagi segenap manusia. Dalam pengembaraannya ketika Nabi melewati tapal batas negeri Yi, penjaga tapal batas negeri Yi yang ternyata adalah seorang suci dan bijaksana yang menyembunyikan diri, ingin bertemu dengan Nabi dan berkata; “Setiap ada seorang Junzi yang lewat disini, aku
206. Alm. Kwee Keng Tiu / TNG / 1 Lilin 207. Kwee Tuin Nio / TNG / 1 Lilin 208. Yogi Sunata / TNG / 1 Lilin 209. Doris Adiwijaya / TNG / 1 Lilin 210. Mirella Paramitha / TNG / 1 Lilin 211. Lusi / Cikupa, TNG / 2 Lilin 212. Melina / TNG / 2 Lilin 213. Alm. Ang Giok Nio / TNG / 7 Lilin 214. Alm. Chen Khin Kie (Afutsi) / TNG / 1 Lilin 215. Bong Kim Tjin (Akhim) / TNG / 1 Lilin 216. Chen Sak Kyun (Febrianto) / TNG / 1 Lilin 217. Chen Syu Syen (Vanessa Asyen) / TNG / 1 Lilin 218. Chen Syu Ling (Aling) / TNG / 1 Lilin 219. Bong Shin Ku / Pontianak / 1 Lilin 220. Alm. Lim Jun Ngo / Pontianak / 1 Lilin 221. Tan Kim Lan / 1 Lilin 222. Tan Pen Ok / 1 Lilin 223. Peby Sanjaya / 1 Lilin 224. Meta Sari / 1 Lilin 225. Ferry Sanjaya / 1 Lilin 226. Yelliana Hidayat / Jaktim / 1 Lilin 227. Dendy Darmawan / Jaktim / 1 Lilin 228. Herlina Agustine Raharja / Jaktim / 1 Lilin 229. Supendi / Jaktim / 1 Lilin 230. Karnasih Tedja / Jaktim / 1 Lilin 231. Rudi Atmadja / Jaktim / 1 Lilin 232. Thenie Tedja / Jaktim / 1 Lilin 233. Henry / Jaktim / 1 Lilin 234. Suherman Wirjadi / Jaktim / 1 Lilin 235. Ida Farida / Jaktim / 1 Lilin 236. Selvy Wirdiana / Jaktim / 1 Lilin 237. Morhan / Jaktim / 1 Lilin 238. Fajar Kurniawan / Jaktim / 1 Lilin 239. Vera Marthasia / Jaktim / 1 Lilin 240. Andreas Wiryadi / Jaktim / 1 Lilin 241. Akim / Jaktim / 1 Lilin 242. Andy Kanjaya / Jaktim / 1 Lilin 243. Agnes Kanjaya / Jaktim / 1 Lilin 244. Lanny / Jaktim / 1 Lilin 245. Marcel / Jaktim / 1 Lilin 246. Michelle / Jaktim / 1 Lilin 247. Arfandi / Jaktim / 1 Lilin
248. Denny & Devi / Jakarta / 20 Lilin 249. San Gito & Keluarga / 4 Lilin 250. Cynthia Angeline / 4 Lilin 251. Hannie & Keluarga / Bekasi / 7 Lilin 252. Suhendi / TNG / 1 Lilin 253. Helinah / TNG / 1 Lilin 254. Robert Budi Hartono / TNG / 1 Lilin 255. Teng Tjian En / TNG / 1 Lilin 256. Lim Cuan Nih / TNG / 1 Lilin 257. Slamet / TNG / 1 Lilin 258. Halim / TNG / 1 Lilin 259. Alif Sugiarto / TNG / 1 Lilin 260. Nengsih Subandi / TNG / 1 Lilin 261. Kwe Cun Siong / TNG / 1 Lilin 262. Oey Rin Nio / TNG / 1 Lilin 263. Karna Viryananda / 2 Lilin 264. Adi Nugraha / 2 Lilin 265. Eliana / 2 Lilin 266. Bp. Tedjo Rusli / 1 Lilin 267. Almh. Loa Bwee Hoa / 1 Lilin 268. Bp. Thio Liang Ek / 1 Lilin 269. Ibu Padmasari Natha / 1 Lilin 270. Lie Ong Ngioh / Bekasi / 5 Lilin 271. Oey Seng Kim / Bekasi / 5 Lilin 272. Ernest & Santi / 4 Lilin 273. Wisnu Murti Budiarto / TNG / 1 Lilin 274. Meilani Hartono / TNG / 1 Lilin 275. Tan Swan Tien / Pekalongan / 1 Lilin. 276. Alm. Hendra Tjiptanata / 4 Lilin 277. Liauw Kim Nio / Jaksel / 4 Lilin 278. Benny Pratama / Jaksel / 2 Lilin 279. Lie Tuan Yun / Jaksel / 1 Lilin 280. Teddy Tjahyadi / Purwokerto / 1 Lilin 281. Claurina Firiady / Purwokerta / 1 Lilin 282. Adeline Tara Tjahyadi / Purwokerto / 1 Lilin 283. Sutrisno Guitama / Makasar / 6 Lilin 284. Yani Patricia / Makasar / 6 Lilin 285. Jesslyn Guitama / Makasar / 2 Lilin 286. Jocellyn Guitama / Makasar / 2 Lilin 287. Jollyn Guitama / Makasar / 2 Lilin 288. Halim Wijaya / Jakarta / 2 Lilin 289. Dewi Juinda / Jakarta / 2 Lilin 290. Jason Limbert / Jakarta / 2 Lilin 291. Tjoa Po Tjuan / Jakarta / 2 Lilin 292. Yohanes / Jakarta / 2 Lilin november desember 2015 - 31
119. Alm. Yoseph Halim / 1 Lilin 120. Almh. Gouw Peng Nio / Bekasi / 5 Lilin 121. Purnomo Sidi / 1 Lilin 122. Lim Sai Tian / 1 Lilin 123. Luchia Angelina / 1 Lilin 124. Budi Setiawan / 1 Lilin 125. Indra Cahyadi Susanto / 1 Lilin 126. Alm. Tan Ke Hoat / 5 Lilin 127. Almh. Lauw Ren Nio / 5 Lilin 128. Chandra Sentosa / 4 Lilin 129. SIntia / Tangerang / 3 Lilin 130. Tan Merlin Lukas / 1 Lilin 131. Fina Febriani / 1 Lilin 132. Siauw Menfa / 1 Lilin 133. Bun Djit Khong / 1 Lilin 134. Fendy Hartawan / 1 Lilin 135. Rizki Januar / 1 Lilin 136. Verent Meisya / 1 Lilin 137. Alm. Siau Djin Khiong / Bekasi / 2 Lilin 138. Lita Yuliana / Gading Serpong / 2 Lilin 139. Kaula Kalyana Mitta / 1 Lilin 140. Khouw Jun Tje / 1 Lilin 141.Tjan Oen Liong / 1 Lilin 142. Khouw Ai Nyong / 1 Lilin 143. Bong Cin Cin / Jakarta / 5 Lilin 144. Lim Tjong Nio / Bekasi / 2 Lilin 145. Surya Karnadi Widjaja / Bekasi / 2 Lilin 146. Alm. Lay Kuk Hian / 1 Lilin 147. Mariani Rusman / 1 Lilin 148. Cokro Fidian Rusman / 1 Lilin 149. Erlin Mega Puspa Sari / 1 Lilin 150. Felix Widyatama Rusman / 1 Lilin 151. Alm. Sutjahjono Buntoro Taufic / Jakarta / 1 Lilin 152. Almh. Rosiwati Taufic / Jakarta / 1 Lilin 153. Alm. Jongki Harto Taufic / Jakarta / 1 Lilin 154. Soeliwati Taufic / Jakarta / 2 Lilin 155. Surya Pratama / 1 Lilin 156. Pricilia / 1 Lilin 157. Jonathan / Jakarta / 5 Lilin 158. Alm. Tjia Eng Kim / Cileungsi / 1 Lilin 159. Almh. Liem Sam Moy / Cileungsi / 1 Lilin 160.Oey Lay Hoat / 4 Lilin 161. Alm. Kwok Yen Yung / 4 Lilin 30 - november desember 2015
162. Almh. Jo Siauw Kim / 5 Lilin 163. Thio Tjunbuh / 1 Lilin 164. Theng Lian Wah / 1 Lilin 165. Alm. Thio Idup / 1 Lilin 166. Alm. Sim Unyoh / 1 Lilin 167. Almh. Ibu Limis / 1 Lilin 168. Alm. Theng Macin / 1 Lilin 169. Alm. Theng Anyih / 1L Lilin 170. Alm. Coa On Nio / 1 Lilin 171. Gouw Lun Moy / 1 Lilin 172. Theng An Siu / 1 Lilin 173. Alm. Chen Yun Sin / Serang / 1 Lilin 174. Steffani & Ivan / Serang / 1 Lilin 175. Pujiyanty Irawan / 5 Lilin 176. Nia Novita Chen / Cileungsi / 2 Lilin 177. Yesie / 3 Lilin 178. Yo Lian Hiang / 8 Lilin 179. Almh. Gouw Tjoan Nih / 4 Lilin 180. Alm. Albertus Ade Cahyadi / 4 Liin 181. Djong Chui Fong / 5 Lilin 182. Djong Oi Na / 4 Lilin 183. Liem Hao Liong / 4 Lilin 184. Lisna Kalia / Bekasi / 2 Lilin 185. Thomson / 1 Lilin 186. Sumitro Gunawan / 1 Lilin 187. Santo Prajna Lie / 1 Lilin 188. Suyati / 1 Lilin 189. Lira Chandra / Cibarusah / 1 Lilin 190. Sudjana Suryanata / 12 Lilin 191. Haryati Saryanto / Kebayoran Lama / 16 Lilin 192. Kel. Thio Tjin Tiong / Rangkasbitung / 2 Lilin 193. Eva Yunita Trijaya / 1 Lilin 194. Thung E Lin / 1 Lilin 195. Veronika Thenny Liparissa / 1 Lilin 196. Bernard Rudy Liparissa / 1 Lilin 197. Vonny Liparissa / 1 Lilin 198. Danny Hadinata Liparissa / 1 Lilin 199. Erika Patrisia Liparissa / 1 Lilin 200. Lisawati Raharja / Karawang / 7 Lilin 201. Sianty / 2 Lilin 202. Agus Halim / 2 Lilin 203. Trista / 2 Lilin 204. Purnama Handayana / 2 Lilin 205. Gouw Hauw Lie / 2 Lilin
tidak pernah tidak menemuinya.” Oleh para murid ia disilakan menemui Nabi. Setelah keluar ia berkata: “Saudarasaudaraku, mengapa kalian nampak bermuram durja karena kehilangan kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari Jalan Suci, kini Tian menjadikan Guru selaku Mu Duo.” Lun Yu III: 24. Pada saat sembahyang Dong Zhi ini umat Khong Hu Cu memperingati tiga peristiwa penting yaitu sembahyang Dong Zhi itu sendiri, juga untuk memperingati Hari Genta Rohani/Mu Duo yang mengingatkan saat Nabi Kongzi memulai pengembaraanNya untuk menyebarkan Ajaran Khong Hu Cu disamping itu juga memperingati hari Wafat Bingcu/ Mengzi. Asal usul Per ayaan Dong Zhi Setengah bulan bagian awal adalah Da Xue (yang ke-21 dari 24 Jie Qi, arti harf iah = Salju Besar), kemudian setengah bulan bagian akhir adalah Xiao Han (yang ke-23 dari 24 Jie Qi, arti harfiah = Dingin Kecil/Ringan). Hari Dong Zhi jatuh pada bulan 11 penanggalan Imlek, namun tidak ada tanggal yang pasti, tanggal berapa. Kadang kala jatuh pada masa 10 hari pertama dalam bulan 11 penanggalan Imlek, kadang-kadang pada masa 10 hari terakhir dalam bulan 11 Imlek ini. Namun berdasarkan perhitungan almanak, Dong Zhi biasanya jatuh pada
tanggal 21 atau 22 Desember Kalender Masehi. Berdasarkan penjelasan Ilmu Astronomi, peredaran Matahari sewaktu sampai pada waktu Dong Zhi ini, kebetulan melewati Dong Zhi Dian (Titik Puncak Musim Dingin). Pada waktu ini matahari berada pada posisi titik balik Selatan atau Winter Solstice. Matahari pada saat ini berada pada lintang Selatan 23,5 derajat, dan mulai berbalik ke Utara. Maka, Belahan Bumi Utara & Belahan Bumi Selatan mengalami perbedaan yang amat besar; Di Belahan Bumi Utara siang hari lebih pendek daripada malam hari, sedangkan di Belahan Bumi Selatan siang hari lebih panjang daripada malam hari. Ada sebuah buku Tiongkok kuno yang berjudul Zhou Li, menuliskan [ Pada saat Dong Zhi; siang hari = 40 Lou Khe, malam hari = 60 Lou Khe , sedangkan pada saat Xia Zhi (Puncak Musim Panas), Chun Fen (Musim Semi), Qiu Fen (Musim Gugur), adalah sebaliknya, yaitu siang hari = malam hari = 50 Lou Khe ] .
november desember 2015 - 03
Lou Khe (Klepsidra = Alat pengukur waktu menurut jatuh atau mengalirnya air) yang konon ditemukan oleh Kaisar Huang Di. Lou Khe menggunakan cerek tembaga yang diisi air, di bagian bawah dibuat sebuah lubang kecil, di dalam cerek diletakkan sebatang panah, di atasnya diukir (dipahat) angka ukuran derajat; air yang mengalir semakin berkurang, angka derajat juga ikut turun, pada panah berjumlah 100 (ser atus) Khe, jam air tepat menunjukkan 1 (satu) periode siang & malam, waktunya amat tepat.
upacara penghormatan bagi para dewata dan leluhur. Kaisar akan berdoa kepada para dewata, sementara rakyat umumnya berdoa bagi arwah para leluhur. Pada masa dinasti Qing (1644 - 1911) perayaan ini bahkan dianggap sama pentingnya dengan perayaan musim semi. Secara turun - temurun, festival ini menjadi saat berkumpul bagi seluruh anggota keluarga dengan satu kegiatan utama yang dilakukan (terutama bagi keluarga - keluarga di tiongkok selatan dan perantauan), yaitu membuat dan menikmati Tang Yuan.
Pada hari Dong Zhi ini, orang-orang Tionghoa membuat Tang Yuan atau Onde-onde (dari tepung ketan dengan/tanpa isi di dalamnya yang dimakan/disajikan dengan kuah) untuk sembahyang kepada leluhur. Dan lagi, menganggap setelah makan ondeonde, berarti telah terhitung melewati 1 tahun, dan setiap orang telah ber tambah umurnya 1 tahun.
Perayaan Dong Zhi sebenarnya sudah ada sejak dinasti Zhou. Tapi karana pada masa Zhou memiliki sistem kalender yang berbeda ( cat: penempatan tahun baru ). Pada masa tersebut, Dong Zhi dianggap tahun baru. Kemudian pada masa dinasti Han, dimana sistem kalender berubah lagi, barulah Dong Zhi dirayakan secara meriah dan dengan cara yang berbeda pada masa dinasti Zhou. Perayaan Dong Zhi sekarang ini bisa dikatakan berasal dari dinasti Han.
Awal festival ini mulai dirayakan adalah pada masa dinasti Han (206 SM - 220 M) dan berlanjut hingga dinasti Tang dan Song (tahun 618 - 1279). Bangsa Han memperingati awal musim dingin ini sebagai Festival Musim Dingin dengan berbagai perayaan yang meriah. Hari pertama musim dingin menjadi hari libur nasional. Pada masa dinasti Tang dan Song, perayaan awal musim dingin ini dilengkapi dengan
04 - november desember 2015
Dong berarti musim dingin, Zhi berarti paling/sangat Dong Zhi adalah hari dengan siang terpendek (malam terpanjang) di bumi bagian utara. Matahari berada pada posisi paling selatan (23,5° LS). Dongzhi memiliki makna yang luas dan mengandung unsur kekeluargaan. Dan kita harus
30. Nitawati / Bekasi / 20 Lilin 31. Hendra / Jakarta / 3 Lilin 32. Lo Se Moy / Jakarta / 3 Lilin 33. Law Nyit Tjong / Jakarta / 3 Lilin 34. Jeryh / Parungpanjang / 2 Lilin 35. Alfian Asikin / Jakarta Selatan / 4 Lilin 36. Almh. Wen Chen Yung / Jakarta / 5 Lilin 37. Sendy / 2 Lilin 38. Yuli / 2 Lilin 39. Dinda / 2 Lilin 40. Surya / 2 Lilin 41. Winda / 1 Lilin 42. Suwanto / 1 Lilin 43. Fhen Mie Moi / 1 Lilin 44. Ai Kiang / Pontianak / 3 Lilin 45. Erli Budiman (Yap Eng Hwa) / Anyer / 2 Lilin 46. Firmansyah ( Oey Peng Ho) / Anyer / 2 Lilin 47. Chandra Wijaya / Anyer / 2 Lilin 48. Diana Sari Wijaya / Anyer / 2 Lilin 49. Erwin Wijaya / Cibinong / 1 Lilin 50. Herlina / Cibinong / 1 Lilin 51. Temmy / Jonggol / 3 Lilin 52. Calon Baby Erwin & Nena / Cibinong / 1 Lilin 53. Alm. Haryanto / 1 Lilin 54. Yohani / 1 Lilin 55. Gunawan / 1 Lilin 56. Erna / 1 Lilin 57. Apriliani / Tambun / 2 Lilin 58. Kurniawan Halim / 2 Lilin 59. Kwee Tjien Liat / 2 Lilin 60. Lim Twan Nio / 2 Lilin 61. Ita / Bekasi / 3 Lilin 62. Hesty Wahyuni / Jonggol / 1 Lilin 63. Andre Wijaya / 1 Lilin 64. Kencana Wijaya / 1 Lilin 65. LInda Souw / 1 Lilin 66. Bojjhanga Sutta Salim / 1 Lilin 67. Benny Kasmara / 1 Lilin 68. Souw Tji Hwat / 1 Lilin 69. Alm. Souw Tiauw Hoey / 1 Lilin 70. Almh. Tan Liang Tjin / 1 Lilin 71. Alm. Rudy Saputra / 1 Lilin 72. Alm. Setia Budi Saputra / 1 Lilin
73. Alm. Setia Dharma Saputra / 1 Lilin 74. Alm. Lim (Oey) SIan Hoa / 1 Lilin 75. Alm. Lim Wie Tjoan / 1 Lilin 76. Almh. Oey San Nio / 1 Lilin 77. Alm. Oey Suwito / 1 Lilin 78. Almh. Lim Pwee Tie / 1 Lilin 79. Alm. Wong Lie Siong / 1 Lilin 80. Sari / Jakarta TImur / 2 Lilin 81. Alm. Lau Atjin / Jakarta Timur / 2 Lilin 82. Alm. Lau Siun / Jakarta Timur / 2 Lilin 83. Yen / Jakarta Timur / 2 Lilin 84. Alm. Lau Uuh / Jakarta Timur / 2 Lilin 85. Alm. Vana Sasana / 5 Lilin 86. Lisyanita Jahja / 5 Lilin 87. Metta Devi / 5 Lilin 88. Kalyana Mitta / 5 Lilin 89. Alm. Lie Kong Kiet / 5 Lilin 90. Almh. Ie The Thay / 5 Lilin 91. Alm. Liem Hian Ie / 5 Lilin 92. Almh. Tjam Trela Nio / 5 Lilin 93. Wanto / BDY / 1 Lilin 94. Lisna / 2 Lilin 95. Ricky Wijaya / Tangerang / 2 Lilin 96. Erlian Susanti / Tangerang 2 Lilin 97. WillyDeasy / SG / 2 Lilin 98. NatanMetta / SG / 2 Lilin 99. Alm. Oey Lay Hoat / Jakarta / 2 Lilin 100. Alm. Yo Siauw Kim / Jakarta / 2 Lilin 101. Alm. Liang Qing Sen/Frits Yasin / 1 Lilin 102. Alm. Fu Yue Ing/Yanti / 1 Lilin 103. Liang Xiao Yen/Jeny / 1 Lilin 104. Liang Xiao Ming/Jasmin / 1 Lilin 105. Liang Xiao Fung/July / 1Lilin 106. Liang Su Tjen /Julya / 1 Lilin 107. Liang Da Wei/David / 1 Lilin 108. Michelle Latif / 1 Lilin 109. Christie Angjelique Latif / 1 Lilin 110. Fiorent / 1 Lilin 111. Eddo Kisan / Jonggol / 2 Lilin 112. Santy Caharti / 2 Lilin 113. Devi Suherman / 1 Lilin 114. Ali Ong / 1 Lilin 115. Alm. Oey Tjek Khouw / 1 Lilin 116. Alm. Yap Kim Tjeng / 1 Lilin 117. Yap Tjeng Lim / 1 Lilin 118. Yap Kim Hua / 1 Lilin november desember 2015 - 29
Pemasangan Lilin Berkah Kauw Gwee Cap Kauw Pemasangan kurang lebih 760 lilin dari donasi para dermawan telah selesai dilaksanakan oleh Buletin Tridharma pada hari Sabtu, 31 Oktober 2015 bertempat di Sam Kauw Bio Barengkok, Bogor. Terima kasih banyak para donatur, simpatisan dan dermawan sekalian. Terima kasih juga kami ucapkan kepada para pengurus dan umat Sam Kauw Bio Barengkok yang turut membantu kegiatan. Berikut daftar nama harum yang telah berdana untuk Lilin Berkah, kami ucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan nama ataupun nama yang terlewat. Semoga Yang Mulia Kwan Im Po Sat senantiasa membimbing, memberkahi dan melindungi kita semua. Siancay.. 1. Marga Singgih / Jakarta / 7 Lilin 2. Ong Peng Sen / Tangerang / 2 Lilin 3. Gunawan Fnu / SA / 2 Lilin 4. Tjoa Sioe Lie / Tangerang / 2 Lilin 5. Apriyane Halim / SA / 2 Lilin 6. Givin Richie Gunawan / 2 Lilin 7. Alm. Tjoa Tjun Hok / Bekasi / 2 Lilin 8. Tan Hin Lie / Jakarta / 3 Lilin 9. Dewi / Menceng / 2 Lilin 10. Almh. Ong Son Moy / 5 Lilin 11. Lili / Jakarta Selatan / 5 Lilin 12. Alm. Pek Tjoe Gie / 1 Lilin 13. Almh. Oey Lian Hwa / 1 Lilin 14. Alm. Bak Hoi / 1 Lilin 15. Almh. Gek Nai / 1 Lilin 16. Almh. Pandita Utama Imelda / 1 Lilin
28 - november desember 2015
17. Asun / 1 Lilin 18. Pek Kiem Boey / 1 Lilin 19. Pek Kiem Liong / 1 Lilin 20. Melisha / 1 Lilin 21. Jhordy / 1 Lilin 22. Maya / Jonggol / 3 Lilin 23. Nengsih / Tenjo / 2 Lilin 24. Mark Tan / Jakarta Selatan / 2 Lilin 25. Kevin Leander Kusuma / 7 Lilin 26. Wanty Sumarta / Jakarta Selatan/ 12 Lilin 27. Viriya Paramita Singgih / Jakarta Selatan/ 2 Lilin 28. Yasa Paramita Singgih / Jakarta Selatan/ 2 Lilin 29. Lusiana Darmawan / Jak-Sel / 2 Lilin
tahu bahwa keluarga merupakan salah satu pilar budaya Tionghoa. Selain itu dalam Dong Zhi ada makanan yang melambangkan bentuk perlawanan terhadap mereka yang zalim. Tang Yuan atau onde melambangkan persatuan dan keharmonisan keluarga. Yuan yang artinya bulat melambangkan kesempurnaan. Tang Yuan kadang disebut Tuan Yuan yang artinya adalah reuni keluarga. Selain itu juga ada pepatah yang disebutkan pada saat Dong Zhi, "Tidak memakan pil emas, tidak memakan pil perak, tidak bertambah satu tahun." Maksudnya adalah mereka yang makan onde akan bertambah umurnya satu tahun, dan ini merupakan suatu doa atau harapan agar kita selalu panjang umur. Orang Tiongkok utara memakan Jiao'er atau Huntun. Ketika dinasti Han, banyak penduduk menderita penyakit akibat hawa dingin hingga telinganya membeku ( cat: disebut jiaoer ). Seorang tabib Zhang Zhong Jing ( cat: 25-220 M) membuat ramuan obat yang terdiri dari daging, bumbu serta bahan obat, yang dibungkus menyerupai bentuk telinga. Zaman dinasti Han penduduk sering diganggu oleh orang Xiong Nu yang dipimpin oleh dua or ang yang
bernama Hun dan Tun. Untuk mengekspresikan kejengkelan mereka, dibuatlah makanan yang dinamakan Hun Tun. Sehingga memakan Hun Tun diartikan memakan pemimpin Xiong Nu: Hun dan Tun. Tidak selalu jatuh pada tanggal 13. Dong Zhi pasti jatuh di bulan 11 penanggalan Imlek. Untuk itu kita perlu tahu sistem perhitungan Jie qi dan satuan minggu dalam penanggalan Tiongkok. Dong Zhi adalah tradisi perayaaan tanda terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas lindunganNYa dan berkahNYA. Sejarah Dong Zhi pada jaman dinasti Ming pada kaisar Yong le. Perayaan ini sangatlah unik karana tidak dapat dipastikan kalender tionghoanya ataupun kalender internasional. Karana perayaan ini dari perhitungan posisi matahari 270 derajat dari bumi dan dimana sinar matahari mulai berkurang dan siang hari menjadi sedikit Kebiasaan makan onde adalah tradisi Dong Zhi. Yang artinya kita menambah umur kita 1 tahun dan kita dapat diberkahi kesehatan dan umur yang panjang. Secara tradisi Dong Zhi tidak jauh dari makanan khasnya onde. D i k u t i p d a r i : https://ms.wikipedia.org/wiki/Penggu na:Perayaan_Dong_Zhi
november desember 2015 - 05
RUBRIK TRIDHARMA
Kirab Budaya Fat Cu Kung Oleh Ernest Tan
Sang Naga Tidur, Zhu Ge Liang
ZhuGe Liang (Hanzi : ) adalah ahli strategi militer yang hidup pada 181 – 234 Masehi pada zaman . Dia adalah ahli strategi dari negara Shu Han yang paling cerdik dan terkenal dalam sejarah Tiongkok. Zhuge Liang juga adalah salah seorang Dewa dan tok oh agama Tao yang sangat menguasai ilmu astronomi dan memahami ritual-ritual keagamaan Tao. Dia acapkali dilukiskan sedang memakai sebuah jubah dan memegang kipas yang terbuat dari bulu burung bangau. Dia dikenal dengan nama Kong Ming atau Kong Beng dan mempunyai julukan “Naga Tidur”. Perjalanan Hidup Zhuge Liang Ia mengikuti Liu Bei setelah Liu Bei dan kedua adik angkatnya (Guan Yu dan Zhang Fei) membuat tiga kunjungan untuk menjemputnya menjadi ahli
06 - november desember 2015
strategi negeri Shu. Terharu dengan keikhlasan dan kemurnian hati Liu Bei yang menangis karena mengenangkan nasib rakyat pada zaman peperangan itu, maka ia mengabdikan diri kepada Liu Bei. Nasihat per tama yang diberikannya secara pribadi kepada Liu Bei adalah “Longzhong Plan”, yaitu tentang pendirian tiga negara besar di tanah Tiongkok, yaitu Wei, Wu dan Shu. Nasihat pertama Zhuge Liang ini menjadi kenyataan setelah beberapa tahun membantu Liu Bei di dalam peperangan untuk menegakkan Dinasti Han yang telah rapuh. Setelah Liu Bei wafat, Liu Bei mengamanatkan padanya untuk memulihkan kembali kekuasaan Dinasti Han dan ’mengambil’ alih kekuasaan kalau-kalau anak Liu Bei, Liu Chan, tidak becus dalam menjalankan negara. Walaupun Liu Chan terbukti tidak cakap,
Pawai Kirab Budaya atau Kirab Gotong Toapekong dalam rangka peringatan hari Sejit YM. Kongco Fat Cu Kung (Fat Cu Kung Bio – Jakarta) pada minggu 18 Oktober 2015 kembali digelar, acara pawai dimulai pada pukul 13.00 – 19.00 WIB, dengan rute sepanjang + 9 KM, dari Kelenteng Fat Cu Kung (Petak Sembilan) – Toko Tiga – Jalan Pintu Kecil – Jalan Kali Besar Barat – Jalan Kali Besar 3 – Taman Fatahillah – Jalan Lada – Glodok/LTC – Jalan Hayam Wuruk – Putaran Kompas / Krukut – Jalan Gajah Mada – Glodok Plaza – Pancoran – kembali Kelenteng Fat Cu Kung (Petak Sembilan). Peserta pawai sebanyak 80 tandu / Joli dari Kelenteng / Bio / Wihara / Tempat Ibadah Tridharma / Paguyuban seJabodetabek, Jawa, Bali, dan kota-kota lain di Indonesia. Kirab Budaya dimeriahkan Paskibraka SMA Ricci, Drum Band Bhaladika dan atraksi Liong ‘Sasana Naga Doreng’ dari Yon Arhanudse-15 Kodam IV Diponegoro pimpinan Kopka Edi, Barongsai, Kesenian Tradisional Betawi / Bali / daerah lainnya. Selamat atas suksesnya Kirab Budaya Fat Cu Kung!
Musyawarah Cabang Barengkok Berdasarkan Musyawarah Rapat Umat maka telah dilaksanakan Pemilihan Ketua & Pengurus Sam Kauw Bio Barengkok masa bakti 2015 - 2016 dan telah terpilih secara aklamasi yaitu : Ketua : OkKin Wakil Ketua : Kin Kin Sekretaris : Enden Wakil Sekretaris : Enti Bendahara : Ike Wakil Bendahara : Untari Seksi Persembahyangan : Enyoh / Linda. Pada saat yang berbarengan juga dilaksanakan Musyawarah Rapat Anggota Pemuda Tridharma Indonesia Cabang Barengkok yang dilaksanakan pada hari Minggu 25 Oktober 2015 telah terpilih Ketua Pemuda Tridharma Indonesia Cabang Barengkok masa bakti 2015 - 2016 : Ketua : Diki Salim Wakil Ketua : Lala Sekretaris : Ega Wakil Sekretaris : Tania Bendahara : Resti Wakil Bendahara : Susi. Seksi Humas : Santi. Selamat berkarya membangun Sam Kauw di Kampung Barengkok, Desa Batok, Kec. Tenjo, Kab. Bogor. Jawa Barat. november desember 2015 - 27
Tridharma Pusat, Romo Pdt.Muda. Rudy Arijanto , S.Kom , M.Kom . Peserta yang dihadiri oleh berbagai utusan anggota Pemuda Tridharma dari berbagai unsur Pengurus Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat , Banten dan Pengurus Daerah hingga tingkat Cabang turut meramaikan suasana PraKongres ini, dimana dialog dan argumentasi antar sesama anggota dan pengurus berlangsung tertib hingga acara berakhir, sidang demi sidang berlangsung. Peserta sangat antusias tidak meninggalkan ruangan terlebih dahulu sebelum acara berakhir, semua anggota / peserta pulang bersama. Harapan terbaik untuk Tridharma masih ada.
Zhuge Liang masih menghargainya sebagai kaisarnya. Hal pertama yang dia lakukan adalah mengamankan daerah Nanman. Pada tahun 225 M dia menginvasi daerah Nanman dan berhasil menangkap pemimpinnya, Meng Huo dan menjadikannya sebagai aliansi untuk Shu. Setelah mengamankan daerah selatan dan memastikan tidak akan ada pemberontakkan dari Nanman maka kampanye utara pun dilaksanakan. Pada tahun 227 M Zhuge Liang menginvasi Tian Shui dan berhasil merekrut seorang prajurit Wei yang cakap, Jiang Wei, untuk bergabung dengan Shu (Jiang Wei kemudian ditunjuk menjadi penerus dari Zhuge Liang pada pertempuran di WuZhang (Battle of WuZhang). Tahun 229 M Zhuge Liang kembali mengambil alih komando perang, kali ini di Chen Cang. Chen Cang yang merupakan daerah Wei yang dilindungi oleh Sima Yi. Lagi-lagi perang antara Zhuge Liang dan Sima Yi terjadi. Alhasil, walaupun Chen Cang yang terutama gerbang utamanya itu sangat terlindungi, namun dengan segala perlengkapan berat Shu, Chen Cang akhirnya jatuh ke tangan Zhuge Liang. Pertempuran Wu Zhang – Kematian Zhuge Liang Kampanye utara ini tak berakhir sampai di Chen Cang, tapi Zhuge Liang
26 - november desember 2015
meneruskannya sampai ke dataran Wu Zhang. Pada tahun 234, Zhuge Liang memimpin 100.000 pasukan untuk melanjutkan ekspedisinya setelah melakukan tiga tahun persiapan sejak ekspedisi terakhirnya. Pada saat yang sama Zhuge Liang mengirimkan utusan ke Dong Wu agar Wu dapat menyerang Wei pada saat bersamaan. Pada tahun yang sama, pasukan Shu telah sampai ke daerah Wuzhang dekat Sungai Wei dan mendirikan kemah di sana. Sementara komandan Cao Wei, Sima Yi telah menyiapkan 200.000 pasukan dan bersiap di tepi selatan Sungai Wei. Sima Yi tidak mau menantang pasukan Shu, namun lebih memilih untuk membuat pasukan Shu mundur karena kehabisan perbekalan. Zhuge Liang menger ti akan k ondisi ini dan memerintahkan pasukannya untuk bercocok tanam agar tidak kehabisan bahan pangan (kebijakan ini dipopulerkan oleh Cao Cao). Pasukan Shu sendiri tidak menyerang, melainkan menunggu penyer angan yang dilakukan oleh Wu ke Wei sebelum menyerang pasukan Wei. Sesudah itu Zhuge Liang mengirimkan pakaian wanita ke Sima Yi, ia berkata bahwa Sima Yi adalah wanita karena tidak berani menyerang. Para perwira pasukan Wei sangat marah terhadap hal ini, namun Sima Yi tetap tidak terpancing untuk menyerang. Untuk
november desember 2015 - 07
menenangkan perwiranya Sima Yi meminta izin Kaisar Wei Cao Rui untuk menyerang musuh. Cao Rui mengerti akan situasi di sana dan mengirimkan penasihatnya Xin Pi ke Sima Yi untuk memberi tahu para pasukan Wei agar tetap bersabar. Zhuge Liang akhirnya jatuh sakit karena kelelahan; kondisinya yang semakin buruk. Saat mendengar tentang hal ini Kaisar Shu, Liu Chan mengirim Li Fu untuk bertanya kepada Zhuge Liang tentang apa rencana yang telah disusun untuk kerajaan Shu kedepannya. Zhuge Liang yang seorang ahli perhitungan r amal juga sebelumnya telah meramalkan bahwa dirinya sulit lolos dari maut di pertempuran kali ini. Ia mengamanatkan bahwa Jiang Wan dapat mengambil posisinya sebagai Perdana Menteri kelak; dan setelah Jiang Wan meninggal Fei Yi dapat mengambil posisinya. Zhuge Liang juga memberikan instruksi bagaimana cara pasukan Shu untuk mundur secara bertahap dari Hanzhong. Kabar mengenai Zhuge Liang yang sudah jatuh sakit ini akhirnya sampai ke telinga Sima Yi. Sebelum mulai per ang terbuka, Zhuge Liang mengirimkan surat kepada kaisar Wu, Sun Quan, meminta untuk menyerang Wei dengan harapan Wei akan kekurangan pasukan ketika melawan Shu di Wu Zhang nanti. Kerajaan Wu
08 - november desember 2015
meluluskan permintaan tersebut namun tidak dengan sepenuh hati dikarenakan hanya untuk menghargai aliansi WuShu. Wu yang akhirnya menyerang istana He Fei milik Wei malah m e n g a l a m i k e k a l a h a n . Ta p i bagaimanapun perang di Wu Zhang harus tetap dimulai. Akhirnya pada tahun 234 M Zhuge Liang mengumumkan perang terbuka terhadap Wei yang dikomandani oleh Sima Yi. Walaupun sakit, Zhuge Liang tetap mengomando pasukan Shu hingga dia wafat saat perang belum berakhir. Zhuge Liang meninggal dunia di Wu Zhang Yuan pada usia 53 tahun. Sebelum meninggal dia memilih Jiang Wei sebagai penerus k omando pasukan. Jiang Wei memerintahkan untuk menutupi kematian Zhuge Liang dari Wei sampai mereka tiba di lembah Baoye untuk kembali ke Hanzhong. Sima Yi sendiri takut jika berita Zhuge Liang sudah mati adalah berita bohong dan merupakan kesempatan bagi Zhuge Liang untuk menyergapnya. Pada waktu itu, ada cerita yang mengatakan bahwa Sima Yi mundur karena ia melihat patung kayu yang dipakaikan baju Zhuge Liang, sehingga seolah-olah Zhuge Liang masih hidup. Berita tentang Sima Yi melarikan diri dari Zhuge Liang yang telah mati menyebar, dan muncul kalimat “Zhuge yang telah mati menakuti Zhong Da
RUBRIK KEGIATAN
PRA KONGRES PEMUDA TRIDHARMA INDONESIA Sebelum melaksanakan Kongres ke XIV Pimpinan Pusat Pemuda Tridharma Indonesia menggelar PraKongres sekaligus persiapan Kongres XIV yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 – 20 Desember 2015 bertempat di Hotel Grand Jaya Puncak – Jawa Barat, Kongres XIV kali ini mengangkat tema “Satukan Semangat & Rapatkan Barisan Untuk Pemuda Tridharma Indonesia Yang Lebih Maju” Untuk itu Pengurus Pimpinan Pusat Pemuda Tridharma Indonesia beserta tim Panitia Kongres XIV mengadakan acara PraKongres dimana acara tersebut, membahas halhal penting serta apa saja yang akan dilakukan dan disepakati bersama pada
saat Kongres XIV berlangsung nanti, serta memantapkan persiapan para calon – calon Ketua Umum Pemuda Tridharma Indonesia untuk periode yang akan datang. Acara yang dimulai pukul 09.00 sd 16.00 WIB berlangsung di Wihara Tridharma Silaparamita Cipinang – Jakarta, dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pemuda Tridharma Indonesia Sdr. Ludo Siswanto, S.T., M.M . sebelum acara pembukaan PraKongres turut pula hadir memberikan sambutan kepada peserta PraKongres, Dewan Pembina Pimpinan Pusat PTI Sdr.Keng Joe Hok , S.H . dan Ketua Umum Majelis
november desember 2015 - 25
yang juga tengah menyaksikan keajaiban tersebut, “Ternyata hewan yang selama ini kita caci maki, kita anggap bodoh, kurang sopan dan kita anggap jorok, tapi ternyata dia memang diciptakan Thian untuk melindungi kerajaan kita dari ganasnya hujan pasir dan kerikil. Dan akibatnya ulahnya menjatuhkan dedaunan, kita semua menjadi selamat.” “Benar, benar. Ternyata selama ini kita sudah berburuk sangka kepadanya. Seharusnya kita patut berterimakasih kepadanya karena telah menyelamatkan kita semua. Sekarang, lebih baik kita mencari si Kakatua, pahlawan kita. Ayoo…” pekik semut lain dengan semangat yang membara. Tiba-tiba terdengar suara, “Keeeek…. Keeeek… Keeek. Memangnya siapa yang kalian mau cari?” terdengar teriakan dari balik dapur kerajaan. Dan seluruh semut serentak menoleh ke asal suara. Mereka yakin betul bahwa suara tersebut berasal dari si Kakatua. “Horeeeeee!! Pahlawan kita ada disini. Pahlawan kita semua masih selamat. Hidup Kakaktua. Hidup Kakatua. Hidup pahlawan kita!!” teriak seluruh semut sambil menggandeng si Kakatua kehadapan Raja Semut. 24 - november desember 2015
“Kakaktua, kami layak berterimakasih kepadamu. Dan aku, mewakili seluruh r akyatku untuk meminta maaf kepadamu. Akibat ulahmu menjatuhkan banyak dedaunan yang kami sangka itu tindakan yang tidak sopan dan jorok serta bodoh, tetapi ternyata akibat ulahmu kami bisa selamat dari ganasnya hujan pasir dan kerikil yang melanda. Kami merasa bersalah karena kami senantiasa mengejekmu. Menuduhmu bodoh, jorok dan panggilan kurang pantas lainnya. Apa jadinya dengan kerajaan semut apabila tidak dilindungi dengan dedaunan yang kamu jatuhkan itu. Maafkan kami.” jelas Raja Semut panjang lebar. “Ya, lupakan saja apa yang telah terjadi. Mari kita saling hidup rukun lagi untuk menyongsong masa depan bagi generasi penerus kita.” kata si Kakatua tersenyum sambil berjabat tangan dengan seluruh r akyat semut.
yang masih hidup”. Zhongda adalah nama kehormatan milik Sima Y i. Namun Sima Yi yang merasakan keganjilan akan strategi yang Shu pakai berkesimpulan kalau Zhuge Liang sudah wafat. Dengan kesimpulan tersebut, dia membuat tentara Wei makin bersemangat dan membuat Jiang Wei harus mundur kembali ke Shu Han. Setelah perang berakhir, Sima Yi pergi ke sisa-sisa perkemahan Shu yang telah kosong dan menganugerahi Zhuge Liang sebagai ’The greatest mind under heaven’. Kematian Zhuge Liang membawa kerugian besar bagi Kerajaan Shu. Kematian Zhuge Liang menjadi awal kemunduran bangsa Shu yang akhirnya menyerah kepada Wei pada tahun 263 M (sekitar 30 tahun setelah Zhuge Liang wafat). Zhuge Liang tidak dapat memenuhi keinginan Liu Bei untuk
mengembalikan kejayaan Dinasti Han; dimana dia gagal dalam menuntaskan misinya yang terakhir untuk menguasai Luo Yang. Pada tahun 265 M menteri negara Wei bernama Sima Yan (cucu dari Sima Yi) merebut kekuasaan dari keluarga Cao dan mendirikan negara Jin. Akhirnya pada tahun 280 M China resmi dipersatukan di bawah Dinasti Jin yang akan berkuasa selama lebih dari 150 tahun berikutnya. Ia adalah salah satu tokoh sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan. Bersama Liu Bei, dia menjadikan negara Shu menjadi kuat dan makmur di masa nya. Kebesar an nama Zhuge Liang menyebabkannya digelari salah satu dari 6 perdana menteri terbesar dalam sejarah Tiongkok. Beberapa cerita Zhuge liang yang menarik lainnya, misalnya : Seratus Ribu Buah Anak Panah Zhou Yu.
Guì ér bù jiâo, shèng ér bù shì, xián ér néng xià, gâng ér néng rìn (Shu . Zhû gé liàng) Tidak sombong walau berada di posisi teratas, Memiliki prestasi luar biasa tetapi tidak arogan, Mempunyai kebajikan yang baik dan tidak menyendiri, Memiliki kerendahan hati ketika bersosialisasi dengan anak buah, Memiliki kepribadian yang keras namun bersikap toleran terhadap orang lain, Itulah sikap yang seharusnya dimiliki seorang Jenderal! Kutipan dari Zhuge Liang, (tokoh Sam Kok/periode Tiga Negara dalam Tiongkok Kuno.)
november desember 2015 - 09
Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan seluruh rakyatku.”
3 Ajaran 1 Hakekat : Para Pencicip Cuka
Di Asia Timur, tiga ajaran, yang dikenal sebagai San Jiao ( ) dalam bahasa China, dianggap Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme. Penggunaan frase "tiga ajaran" sebagai judul agregat dari ketiga sistem kepercayaan pertama terjadi selama Dinasti Wei dan Jin. Banyak umat Buddha menganggap ajaran Confucianist dan Taoist sebagai bagian dari agama mereka. Ketiga ajaran ini juga dapat ditafsirkan sebagai filsafat non - keagamaan sehingga banyak pula penganut agama agama lain yang dapat menerima ajaran dari San Jiao. Ungkapan "tiga ajaran harmonis sebagai satu ( )" memiliki kedua arti akademis dan yang umum. Secara akademis, ini adalah nama dari 10 - november desember 2015
sekte yang didirikan pada masa Dinasti Ming oleh Lin Chao En yang dikombinasikan dari Buddha, Khong Hu Cu dan Tao sebagai satu keyakinan. Namun ada juga pemahaman lain yaitu frase tersebut untuk mencerminkan sejarah panjang, saling mempengaruhi dan ajaran yang lengkap dari tiga sistem kepercayaan itu. Dalam Shaolin Temple Provinsi Henan, ada sebuah batu prasasti mewakili konsep "Tiga Ajaran harmonis sebagai satu". Gambar dari batu itu adalah sebuah ilustrasi dari tiga orang membungkuk di atas gentong yang sama. Pria di sebelah kiri adalah Lao Tze, penemu ajaran Tao. Orang di tengah adalah Sakyamuni Buddha, penemu ajaran Buddha, dan orang di
Dan tanpa dikomando lagi maka berpuluh-puluh ekor semut bersiap untuk bersama-sama pergi memanggil si Kakatua. Seluruh rakyat semut ikut jengkel dengan ulah si Kakatua. Namun tidak begitu lama ketika mereka akan bergegas pergi, tiba-tiba mereka mendengar bunyi seperti hujan yang begitu deras disertai dengan lontaran batu-batu kerikil yang menimpa kerjaan mereka. Sontak seluruh rakyat semut menjadi sangat ketakutan. Mereka berlarian menuju rumah masing-masing untuk saling menyelamatkan diri. “Hei, semua masuk rumaaaah..masuk rumah… Cepat, cepat!! Sepertinya saat ini sedang terjadi hujan pasir dan kerikil. Ayo selamatkan diri kalian masingmasing!!” teriak semut-semut sembari berlarian menyelamatkan diri. Dan dalam sekejap semua semut telah masuk kerumah masing-masing. Suasana diluar kerajaan pun menjadi sunyi senyap. Di dalam rumahnya, semut-semut terus mendengar suara hujan pasir dan kerikil yang tengah menimpa kerajaan Semut. Mereka amat takut dan sadar bahwa saat ini Gunung Kelud sedang meletus.
Hujan pasir dan kerikil yang dikeluarkan kali ini begitu dahsyat dibandingkan tahun sebelumnya. Nyaris seluruh permukaan hutan tertimpa pasir dan batu kerikil. Rumah penduduk pun banyak yang rusak. “Heran, saat ini tengah hujan pasir dan kerikil, tapi kenapa kerajaan kita kok tidak kemasukan pasir dan kerikil ya?” tanya beberapa ekor semut sembari keheranan. “Benar, kawan. Aneh ya. Ternyata kerajaan kita sama sekali tidak tersentuh oleh pasir dan kerikil dari Gunung Kelud. Ada apa ini?” seru semut lainnya yang sama-sama keheranan. “Hei, lihat itu!” teriak beberapa ekor semut sambil menunjuk kearah luar rumah. “Ada apa? Mengapa kamu berteriak seperti itu?” tanya semut yang lain. “Itu, lihat itu. Coba kau perhatikan baikbaik. Apa yang kamu liat diatas kerajaan kita?” ucap semut itu. “Wah. Ternyata sampah dedaunan yang dijatuhkan Kakatua yang melindungi kerajaan kita dari hujan pasir dan kerikil” sahut semut lainnya. “Benar, rakyatku.” kata si Raja Semut
november desember 2015 - 23
sebelah kanan adalah Kong Fu Z i, pendiri ajar an Ru.. Digambarkan Lao Tze, Sakyamuni dan Kong Fu Zi sedang mencicip cuka di dalam sebuah gentong besar. Lukisan ini adalah subjek tradisional dalam lukisan keagamaan Cina. Lukisan ini secara filosofis menggambarkan tiga pendiri agama dan f ilsafat utama China : Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme.
KISAH BURUNG KAKATUA
Ketiga orang ini mencelupkan jari mereka dalam tong cuka dan mencicipinya. Satu orang bereaksi dengan ekspresi masam, satu bereaksi dengan ekspresi pahit dan satu bereaksi dengan ekspresi manis. Ketiga orang berekspresi masing masing sesuai dengan inti ajarannya: Konfusianisme melihat kehidupan seperti asam, membutuhkan aturan untuk memperbaiki sikap orang. Buddhisme melihat hidup sebagai pahit, didominasi oleh rasa sakit dan penderitaan yang harus dihadapi dengan bijaksana dan Taoisme melihat hidup memang seperti ini adanya yang segala sesuatunya adalah baik. Lukisan ini menggambarkan bahwa walaupun tiga orang ini memiliki ekspresi yang berbeda beda namun mereka semua memiliki inti hakekat ajaran yang sama.
DAN SEMUT
Pagi itu lereng Gunung Kelud udaranya amat panas. Cuaca tidak seperti biasanya. Banyak hewan yang merasa resah dengan perubahan cuaca yang terjadi di hari itu. Sebagian burung, ular, kelinci dan ayam hutan berlarian kesana kemari. Tak terkecuali seekor burung Kakatua yang tengah bertengger di atas pohon jati. Hatinya resah. Dia berlompatan dari satu dahan ke dahan lain. Setiap kali berlompatan tak lupa ia senantiasa mengigit tangkai dedaunan dan menjatuhkannya ke tanah. Si burung Kakatua tak menyadari bahwa ulahnya tersebut menimpa kerajaan Semut yang ada dibawahnya. “Hei, siapa yang berani mengotori kerajaanku?!” bentak sang Raja Semut.
22 - november desember 2015
“ Tu m p u k a n d e d a u n a n i n i mengakibatkan kerajaanku menjadi tidak sehat karena menghalangi sinar matahari yang akan masuk ke dalam kerajaan!” ocehnya lagi.
Lukisan dipopulerkan di dunia Barat dengan buku Amerika Tao penulis Benjamin Hoff, The Tao of Pooh.
“Benar, Paduka Raja, semua ini akibat ulah si Kakatua,” kata rakyat semut. “Apa? Si Kakatua?,” jawab si Raja Semut. “Berani sekali ia mengotori kerajaanku. Enak sekali dia menjatuhkan sampah dedaunan di kerajaanku. Kita setiap hari selalu menjaga kebersihan kerjaan agar lingkungan menjadi sehat tapi dia seenaknya saja mengotorinya dengan dedaunan ini” lanjut sang Raja Semut. “Wahai rakyatku, aku perintahkan kepada kalian untuk segera memanggilnya. Hadapkan ia kepadaku.
Lukisan Pencicip Cuka dengan berbagai versi.
november desember 2015 - 11
RUBRIK DHARMACARAKA
6 Warga Keturunan Tionghoa Berpengaruh di Indonesia Disadur dari Uniqpost.com
Warga keturunan T ionghoa sering mendapatkan perlakuan diskrimatif karena ras yang berbeda. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara-negara lain yang menjadi tujuan imigrasi nenek moyang mereka dari T iongk ok Daratan yang berlayar mengarungi samudera beratus-ratus tahun yang lalu. Di Indonesia sendiri, bangsa Tiongkok pertama kali menjalin hubungan dengan pribumi lewat perdagangan. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak dari mereka yang menikahi warga pribumi dan mendapatkan keturunan sehingga akhirnya menetap di Tanah Air. Setelah menjadi warga negara Indonesia, tak sedikit dari mereka yang menjelma menjadi seorang tokoh nasional. Banyak di antaranya yang ikut serta mendirikan negara Republik Indonesia, walaupun tak banyak yang
12 - november desember 2015
mengenalnya. Berikut 6 tokoh nasional keturunan Indonesia-Tionghoa yang berjasa terhadap nusa dan bangsa.
1. Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie atau Jahja Daniel Dharma merupakan seorang perwira tinggi Angkatan laut yang sarat pengalaman dan juga jasa. Mengawali perjalanan hidup sebagai seorang pelaut, John Lie ikut sebuah kapal dagang Belanda sebelum bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi dan akhirnya menjadi Kapten di Angkatan Laut Republik Indonesia.
Kebaktian Anak Fair 2015 Oleh Santinata Widjaja Setelah sukses dengan Pertukaran Pengasuh se-Bekasi beberapa waktu lalu, Pemuda Tridharma Indonesia Daerah Bekasi mengadakan Kebaktian Anak Fair 2015 pada Minggu, 15 November 2015. Acara yang bertempat di GOR Global Sport ini dihadiri oleh kurang lebih 250 adik-adik Kebaktian Anak dari 10 Cabang Wihara Se- Bekasi, yaitu Wihara Dharma Sagara, Wihara Manggala Jaya, W ihara Manggala Dharma, Wihara Dharma Sakti, Wihara Tridharma Pondok Gede, Wihara Dana Paramita, Wihara Setia Dharma, Wihara Satya Dharma, Wihara Tirta Bhakti dan Wihara Khanti Paramita. Kebaktian Anak Fair 2015 mengusung tema “Mengenang Perjuangan Pahlawan Dengan Semangat Kebaktian Anak”. Pada acara ini juga diadakan kegiatan berupa Lomba Menggambar dan Mewarnai, Lomba Majalah Dinding yang kesemuanya memiliki tema berupa
Kepahlawanan serta Lomba Cici Koko dengan menggunakan kostum khas Tionghoa. Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Panitia Kebaktian Anak Fair 2015, Sdri. Anggraeni dan Ketua Pemuda Tridharma Indonesia Daerah Bekasi Sdr. Nopiyanto. Yang kemudian acara dibuka oleh Bpk. Dr. Sosiadi Dharma selaku Ketua Majelis Tridharma Daerah Bekasi. Acara ini terselenggara berkat bantuan dari para Donatur yaitu, Yayasan Pancaran Tridharma, Ibu Veni, Kedai Sosis Propie, serta para Donatur lainnya yang tak bisa kami sebutkan semuanya satu-persatu yang telah membantu baik secara material dan non-material. Semoga akan ada kegiatan besar lainnya dari Pemuda Tridharma Indonesia Daer ah Bekasi. Jayalah Pemuda Tridharma Indonesia!!
Ia berjasa mengawal barang-barang yang ditukar dengan senjata di Singapura untuk melawan pemerintah Belanda. november desember 2015 - 21
RUBRIK TOKOH
Pan Shiyi, CEO SOHO : Penggemar Kitab-Kitab Tridharma
Laksamana Muda John Lie meninggal pada 27 Agustus 2008. Ia mendapat gelar Bintang Mahaputera Utama dari mantan presiden Soeharto pada 1995 dan Bintang Mahaputera Adiprana serta Pahlawan Nasional oleh Presiden SBY pada 2009.
Oleh Hendrick Tanuwidjaja 2. Djiaw Kie Song Peristiwa Rengasdengklok mungkin tak akan pernah terjadi tanpa adanya campur tangun Djiaw Kie Song. Pasangan suami istri miliarder Pan Shiyi dan Zhang X in sukses membuat perusahaan properti milik mereka, SOHO China sebagai salah satu yang terbesar di Tiongkok. Sekarang mereka dikenal sebagai orang terkaya ke-21 di seantero Tiongkok versi majalah Forbes. Pan Shiyi juga banyak memenangkan banyak sekali penghargaan properti dari sina.com, sohu.com dan Ernst&Young. Tak jarang ia bekerjasama dengan arsitek kelas dunia seperti Zaha Hadid dan Kengo Kuma untuk mendirikan bangunan-bangunan yang ikonik. Saat ini ia juga sedang mengembangkan SOHO China Foundation yaitu sebuah yayasan sosial yang mendukung pengentasan kemiskinan lewat program peningkatan pendidikan.
20 - november desember 2015
“Sejak tahun 1990 saya berteman dengan teman-teman baru dan di bawah pengaruh mereka saya menjadi tertarik dengan Buddhisme dan Zen. Buku-buku Zen bertebaran di rumah dan di kantor saya. Saya sekarang percaya bahwa kebijaksanaan dapat datang seiring dengan terus berbahagia dan penuh humor,” ujar Pan. Tidak hanya buku-buku Zen, Pan rajin membaca Kitab Perubahan (Yijing) dari K o n f u s i a n i s m e , Va j r a c c h e d i k a Prajnaparamita Sutra (Sutra Intan) dari Buddhisme dan kitab Dao De Jing dari Taoisme setiap malam selesai bekerja untuk mendapatkan asupan spiritual. Ia mengaku terutama ketika membaca kitab Yijing misalnya, ia mendapatkan banyak ide-ide baru untuk bisnisnya.
Ia rela membiarkan rumahnya dijadikan tempat “penyanderaan” Sukarno dan Hatta oleh para tokoh pemuda di antaranya Sukarni, Chaerul Saleh, dan Adam Malik pada Kamis, 16 Agustus 1945.
3. Lauw Chuan Tho Bersama beberapa tokoh keturunan Tionghoa lain seperti sejarawan Ong Hok Ham dan pendiri harian Kompas, P.K. Ojong, Lauw Chuan Tho turut terlibat dalam pencetusan Piagam Asimilasi yang menganjurkan agar warga keturunan Tionghoa sepenuhnya ber asimilasi dengan masyar akat Indonsia. Lauw Chuan Tho memeluk Islam pada 1979 dan mulai dikenal sebagai Junus Jahja. Ia menjadi penyokong berdirinya Masjid Lautze di Jakarta serta Yayasan Haji Karim Oei. Junus Jahja yang pernah dilantik menjadi anggota Dewan Pe r t i m b a n g a n A g u n g p e r n a h dianugerahi gelar Bintang Mahaputra.
Djiaw Kie Song adalah seorang petani biasa yang tingal di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Karawang. Sekarang rumah tersebut masih ditinggali oleh keluarganya. Sebelum meninggal pada 1964, Djiaw berpesan agar keluarganya tak boleh meminta imbalan apapun dari orang lain.
Siauw Giok Tjhan yang lahir di Surabaya pada 1914 merupakan salah seorang tokoh pejuang yang berhasil membawa Indonesa keluar dari belenggu penjajahan Belanda.
Setiap orang yang ingin tahu sejarah rumah itu harus dilayani. Djiaw pernah mendapatkan piagam penghargaan dari Mayjen Ibrahim Adjie pada 1961 ketika ia menjabat sebagai Pangdam Siliwangi.
Siauw Giok Tjhan yang juga ahli bela diri kung fu ini tercatat pernah menjadi Ketum Baperki, anggota BP KNIP, Menteri Negara, anggota parlemen RIS dan DPR, serta anggota DPRGR/MPRS juga anggota DPA.
4. Siauw Giok Tjhan
november desember 2015 - 13
Ia turut berkontribusi pada pendirian Universitas Trisakti yang dulu bernama Universitas Res Publika.
idealisme kokoh khususnya kepada para mahasiswa Indonesia yang rajin berdemo di jalanan untuk menentang pemerintahan yang tidak mementingkan kepentingan rakyat.
5. Lie Eng Hok
Soe Hok Gie merupakan pemuda cerdas yang berani melontarkan kritik bahkan terhadap gurunya sendiri sewaktu ia mendapati gurunya bertindak otoriter.
Lie Eng Hok dikenal luas sebagai tokoh Perintis Kemerdekaan Indonesia pada masa pergerakan melawan penjajah Belanda. Ia adalah salah satu tok oh yang memimpin pemberontakan 1926 di Banten. Waktu itu, bersama rekan-rekan seperjuangannya ia merusak jalan, rel kereta api, jembatan, rumah-rumah dan k a n t o r- k a n t o r B e l a n d a u n t u k menunjukkan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial yang menindas masyarakat. Eng Hok juga dikenal sebagai wartawan Surat Kabar Sin Po. Ia memilih menjadi penambal sepatu untuk menyambung hidup daripada mengabdikan diri pada penjajah Belanda. Pada 22 Januari 1959, Lie Eng Hok mendapat gelar Pahlawan Perintis Kemerdekaan RI.
6. Soe Hok Gie Soe Hok Gie merupakan tok oh keturunan Tionghoa termuda dalam daftar ini. Walaupun meninggal pada usia muda (26 tahun), ia mewariskan 14 - november desember 2015
Mantan mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Indonesia ini sangat vokal dalam usaha penggulingan pemerintahan Orde Lama yang dianggapnya korup dan tidak lagi memedulikan rakyat. Tulisan-tulisannya yang sudah dihimpun menjadi beberapa buku menjadi buku wajib para aktivis mahasiswa. Hok Gie yang merupakan seorang pecinta alam meninggal secara tragis pada 1969 sehari sebelum hari ulang tahunnya di Gunung Semeru akibat menghirup gas beracun. Seorang kawannya, Idhan Lubis, juga turut meninggal di lokasi yang sama. Selamat hari Pahlawan 10 November 2015. Bhinneka Tunggal Ika!
Kak Sie, Gang Lombok, pada 10 Maret 2004. Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006. Gus Dur dan Gadis dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia. Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan HAM karena dianggap sebagai salah satu tokoh yang peduli persoalan HAM. Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki
keberanian membela kaum minoritas. Dia juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple dan namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study. Gus Dur memperoleh banyak gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga pendidikan, dari Israel, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Perancis, Belanda, India. Jasamu begitu besar, Gus.. Terima kasih banyak Gusdur. Bapak Toler ansi Indonesia.
Redaksi Buletin Tridharma mengucapkan
Turut berduka cita atas meninggalnya
Romo Pdt. Muda Dhamma Ramsi Herry Gate gate para gate para sanggate bodhi svaha
november desember 2015 - 19
Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali mulai memilih presiden bar u. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.
Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.
Semasa pemerintahannya, Gus Dur membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial serta menjadi pemimpin pertama yang memberikan Aceh referendum untuk menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti di Timor Timur. Pada 30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Pa p u a b a h w a i a m e n d o ro n g penggunaan nama Papua.
Kehidupan pribadi
Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut. Ia juga ber usaha membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dia juga menjadi tokoh pertama yang mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik. Pa d a Ja n u a r i 2 0 0 1 , G u s D u r mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. 18 - november desember 2015
Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak: Alissa Qotrunnada, Zanubba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari. Yenny aktif berpolitik di PKB dan saat ini adalah Direktur The Wahid Institute. Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama. Sebelum wafat dia harus menjalani cuci darah rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat dirawat di Surabaya usai mengadakan perjalanan di Jawa Timur. Penghargaan Gusdur Pada 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, penghargaan cukup prestisius untuk kategori kepemimpinan sosial. Dia ditahbiskan sebagai "Bapak T ionghoa" oleh beberapa tok oh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay
Gusdur, Bapak Toleransi Indonesia
Mantan Presiden Keempat Indonesia ini lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Guru bangsa, reformis, cendekiawan, pemikir, dan pemimpin politik . Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil atau "Sang Penakluk", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada anak kiai. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya, KH. Hasyim Asyari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren. Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada 1949. Ibunya, Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Setelah deklarasi
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Akhir 1949, dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Dia belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Gus Dur juga diajarkan membaca buku non Islam, majalah dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. Pada April 1953, ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Pada 1957, setelah lulus SMP, dia pindah ke Magelang untuk belajar di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada 1959, Gus Dur pindah ke Pesantren november desember 2015 -15
Tambakber as di Jombang dan mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru dan kepala madrasah. Gus Dur juga menjadi wartawan Horizon dan Majalah Budaya Jaya. Pada 1963, Wahid menerima beasiswa dari Departemen Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, namun tidak menyelesaikannya karena kekritisan pikirannya. Gus Dur lalu belajar di Universitas Baghdad. Pada 1971 Gus Dur kembali ke Jakarta dan bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial demokr at. LP3ES mendirikan majalah Prisma di mana Gus Dur menjadi salah satu kontributor utamanya dan sering berkeliling pesantren dan madrasah di selur uh Jawa. Saat inilah dia memperhatikan kondisi pesantren karena nilai-nilai tradisional pesantren semakin luntur akibat perubahan dan kemiskinan pesantren yang ia lihat. Dia kemudian batal belajar luar negeri dan lebih memilih mengembangkan pesantren. Abdurrahman Wahid meneruskan karirnya sebagai jurnalis, menulis untuk Tempo dan Kompas. Artikelnya diterima baik dan mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial.
16 - november desember 2015
Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, sehingga dia harus pulang-pergi Jakarta dan Jombang. Ia lalu diminta ber per an aktif menjalankan NU dan ditolaknya. Namun, Gus Dur akhirnya menerima setelah kakeknya, Bisri Syansuri, membujuknya. Karena mengambil pekerjaan ini, Gus Dur juga memilih pindah dari Jombang ke Jakarta. Abdurr ahman Wahid mendapat pengalaman politik pertamanya pada pemilihan umum legislatif 1982, saat berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), gabungan empat partai Islam termasuk NU. Reformasi NU Pada 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan keempat oleh MPR dan mulai mengambil langkah menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara. Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon NU terhadap isu ini. Gus Dur lalu menyimpulkan NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara. Untuk lebih menghidupkan kembali NU, dia mengundurkan diri dari PPP dan agar NU fokus pada masalah sosial. Pada Musyawarah Nasional NU 1984, Gus Dur dinominasikan sebagai ketua PBNU dan dia menerimanya dengan
syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja di bawahnya. Terpilihnya Gus Dur dilihat positif oleh Suharto. Penerimaan Wahid terhadap Pancasila bersamaan dengan citra moderatnya menjadikannya disukai pemerintah. Selama masa jabatan p e r ta m a n y a , G u s D u r f o k u s mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga menandingi sekolah sekular. Pada Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dibentuk untuk menarik hati intelektual muslim di bawah dukungan Soeharto dan diketuai BJ Habibie. Pada 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung, tapi ditolaknya karena dianggap sektarian dan hanya membuat Soeharto kian kuat. Bahkan pada 1991, Gus Dur melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas religius dan sosial. Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan merencanakan acara itu dihadiri paling sedikit satu juta anggota NU. Soeharto menghalangi acara tersebut dengan memerintahkan polisi mengusir bus berisi anggota NU begitu tiba di
Jakarta. Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa N U t i d a k d i b e r i k e s e m p a ta n menampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran. Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga. Kali ini Soeharto menentangnya. Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat ABRI, selain usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU priode berikutnya. Juli 1997 merupakan awal krisis moneter dimana Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi itu. Pada 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama delapan pemimpin komunitas Muslim, dipanggil Soeharto yang memberikan konsep Komite Reformasi usulannya. Gus Dur dan delapan orang itu menolak bergabung dengan Komite Reformasi. Namun, Soeharto kemudian mundur pada 21 Mei 1998. Wakil Presiden Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto. Salah satu dampak jatuhnya Soeharto adalah lahirnya partai politik baru, dan pada Juli 1998 Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presidennya.
november desember 2015 - 17