PERSPEKTIF
Jusuf Sutanto
Jusuf Sutanto
Faculty of Psychology, Universitas Pancasila, Jakarta E-mail:
[email protected]
Vinaya
Faculty of Psychology, Universitas Pancasila, Jakarta
PENGANTAR REDAKSI: Berikut bagian kedua (terakhir) tulisan Jusuf Sutanto. Bagian pertama dimuat bulan lalu.
E-mail:
[email protected]
The Contribution of Eastern Wisdom in the Development of Psychology
Kertas Tidak Bisa Dipakai untuk Membungkus Api Zhi bao bu zhu huo
22
Juli 2014
Since they believe in the potential of human being once becoming aware as part of the universe, their approach has been adopted in motivation training under the flag “awakening the giant within” – “Learned –Unlearn – Relearn” – “Threat is opportunity”
I. Siddhartha Gautama (563-483 SM): A Crown Prince had changed drastically the expectation of his father to succeed the kingdom instead, after seeing and meditate deeply an old –, sick – and death man full of sorrow. What is its cause and how to convert into happiness. The question is very fundamental of psychology. At first he went to the philosopher but no satisfaction, then he practiced ascetism, but only his body is weaker. At last he meditated under the tree and realized the essence of universe is always in constant changing and therefore non-self and detachment. “I teach one thing and one only: that is suffering and the end of suffering. You should do your own work for I can only teach the way”
Life belongs to those who take care of it. “Once upon a time while a hen and its chicks looking for feed nearby a forest, suddenly an eagle caught the mother and flew away. A wise man saw it and shouted “Bring her back, it is very pity for the chicks”. The eagle answered, “I also have 3 in my nest to feed or they will die”. “Take my flesh as substitution “showing his arm. The eagle released the hen and took the flesh of wise man but surprisingly soon after it is bitten a new one grown to recover again and again”.
The difference of human being and animal. Human being could transcend or passing over Selfish, egoism and transforms into the way of paradoxes “in giving you will receive – in pardoning, you are pardoned and in dying enter the eternal life”. Mustard could be regarded in the era of information technology as computer and gadget. Without enlightenment, it will promote selfish and narcis. Therefore the ancient wisdom is needed in the modern society.
II. Confucius (551-479 SM): The universe is always in constant changing and never stop even in a second from the beginningless past into the endless future. The name it the Way/Tao. Nothing remains permanent except changes itself. It is like in a river, even the water flows at this moment differs from one minute ago and one minute after. This changes is driven by opposite forces yet complementary (YIN and YANG). Within YIN there is YANG and within YANG there is YIN. Seasons changes from spring-summer-fall-winter and come back to spring again, etc, but this spring differs from last one and next year. Therefore man should learn to be human in his whole life. All title is only appreciation for the past. If he stops to learn, is not valid anymore and fall into the opposite. Once he was asked, what kind of news you want to teach’, his answer was, “Nothing at all. I just invent the old one and continue it”. Meaning the unity of past – present and future is like a tree within the seed. “There is skies above the sky/ Di atas Langit ada Langit yang lebih tinggi (compare to multi galaxies). There are always smarter people above us/ Di atas manusia yang pandai, masih ada yang lebih pandai” (just by pushing key board of your computer, you will recognize how ideas and counter ideas flow like wave in the ocean. The later comes to challenge the former) “10 years for making good wood – 100 years for good man” For those who keep and always learn can overcome sorrow and have better life. The wisdom of India named it dancing with The Dance of Shiva Nataraja/ God of Knowledge. Juli 2014
23
III. Lao Tzu (604 SM): “The journey of thousand miles stars with single step” is also valid for knowing yourself. It is like the flow of stroke in Chinese calligraphy, one flows by the next un-interrupted. • The taste of durian fruit could not be grasped by reading books instead of just eat. • Even after eat it, we still could not explain completely to durian lover. • Therefore how can we describe it to those who never see and eat it? • See the paintings of “3 wise men drinking the same wine gourd” and “3 wise men laughing together” • 3 psychiatrists never have the same opinion to diagnose the same client. • Those who know his true nature could overcome his problem or even never face such problem. • This is the essence of Transpersonal and Transformative Psychology. The dichotomy of Self – Society and Nature is solved • Nevertheless “Those who know doesn’t talk – Those who talk doesn’t know”
Walk Your Talk - Talk Your Walk “As beautiful flower without fragrance is disappointing. So wise words without right action – As beautiful flower with delightful fragrance is pleasing. So wise and lovely speech when matched with right action. Come and practice, and not just to come and believe” • “To the mind that is still, the whole universe surrenders” • “Knowing others is intelligence, knowing yourself is true wisdom” • Mastering others is strength, mastering yourself is true power” • “He who know others is wise, He who know himself is enlightened”
24
Juli 2014
IV. Universal Humanism We need education of universal humanism as told by Wang Yang Ming (1472-1529). “When he (small man or ordinary person) sees a child about to fall into the well, he cannot help a feeling of alarm and commiseration. This shows that his humanity forms one body with the child. It may be objected that the child belongs to the same species. Again, when he observes the pitiful cries and frightened appearance of birds, animals about to be slaughtered, he cannot help feeling an ‘inability to bear’ their suffering. This shows that his humanity forms one body with birds and animals. It may be objected that birds and animals are sentient beings as he is. But when he sees plants broken and destroyed, he cannot help a feeling of pity, This shows that his humanity forms one body with plants. It may be said that plants are living beings as he is. Yet, even when he sees tiles and stones shattered and crushed, he cannot help a feeling of regret. This shows that his humanity forms one body with tiles and stones. This means that even the mind of small man necessarily has the humanity that forms one body with all”
Lao Tzu
PENJELASAN: Semua pemikiran kuno tersebut di atas pernah melewati wilayah Asia Tenggara dan berinteraksi dengan genius setempat dalam Jalan Sutera Dialog Peradaban. Misalnya “silih asih=asah-asuh-wangi” adalah respon terhadap mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri. Hamemayu hayuning bawana/mempercantik alam semesta adalah respon terhadap menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Tidak ada diversity tanpa unity. Tidak ada unity tanpa diversity, bahkan unity adalah diversity – diversity adalah unity. Tiada aku tanpa kami – tiada kami tanpa KITA – tiada KITA tanpa kami dan aku” Ketika Newton (1687) melihat beraneka benda di angkasa raya, timbul pertanyaan mengapa tidak bertabrakan? Ia menemukan di dalam alam ada 2 kekuatan yang saling mengimbangi yaitu: centrifugal (menjauhi pusat) dan centripetal menuju pusat. Dari sini muncul teknologi pesawat terbang. Saat ini ada ribuan benda di angkasa dan mengangkut ratusan orang hilir mudik di udara tanpa kecelakaan karena setiap kali ada masalah selalu diusut penyebabnya melalui informasi dalam black box untuk diikuti tindakan korektif, baik karena kesalahan mesin maupun yang dibuat manusia. Sedangkan cara pandang kita masih atomistic, adanya benda terkecil yang tak bisa dipecah lagi (selfcentered) dan hanya bisa terikat satu dengan yang lain karena gaya kohesi kami. Kalau mau terikat dengan benda lain memerlukan lem/perekat dari luar dengan asas manfaat “saya dapat apa”. Cara pandang ini masih belum juga berubah sampai sekarang meski ilmu pengetahuan terus maju dengan ditemukan bahan anorganik seperti NaCl dengan modus ikatan electrovalent atau chemistry ingin bergabung antara yang bermuatan positif dan negatif. Kemudian setelah ditemukan bahan organik modus ikatannya co-valen dengan chemistry semakin kompleks, sampai akhirnya setelah fisika gelombang ternyata semua di alam semesta merupakan satu kesatuan dalam perbedaan.
Tidak hanya dalam galaksi tunggal tapi multi galaksi bernama Milky Way. Kita seharusnya mencari inspirasi dari ilmu alam untuk mengatur hubungan sosial. Ini sudah dimulai oleh CG Jung (1875-1961) sebagai berikut: “Cepat atau lambat, fisika nuklir dan psikologi bawah sadar akan saling menarik untuk mendekati karena keduanya, meski masing-masing mandiri dan bertentangan, terdorong maju menuju ke suatu tempat yang mengatasi perbedaan (transcendental territory). Psyche tak dapat sepenuhnya terpisah dari materi, karena bagaimana ia bisa menggerakkan materi? Materi juga tidak bisa dipisahkan dari psyche, karena bagaimana bisa menghasilkan psyche? Psyche dan materi hidup dalam dunia yang sama dan masing-masing saling mempengaruhi, sehingga kalau tidak, maka aksi timbal-balik tidak akan terjadi. Jika penelitian ilmiah ingin maju lebih jauh, kita akan sampai pada kesepakatan akhir antara konsep fisik dan psikologi.” (Fritjof Capra, “The Turning Point”) Dengan adanya gadget, Pembukaan UUD 1945 yang mengatakan “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”, sudah menjadikan sebagai hak setiap orang. Padahal 3 orang bijak saja merasakan berbeda pada anggur yang sama, apalagi manusia biasa seperti diingatkan oleh Seng T’san “kalau pikirannya berkabut, maka kebenaran menjadi bias” seperti kaligrafi kuno mengatakan “Meski debu emas sangat bernilai, kalau sampai masuk ke mata maka jalan tol pun akan nampak sempit, apalagi kalau pikiran yang kelilipan”. Karena itu menganjurkan supaya memulai dari diri sendiri dengan berpikir jernih. Kini bukan jamannya lagi kepemimpinan model Machiavelli (1469- 1527) “Pemimpin memang sebaiknya dicintai sekaligus ditakuti oleh yang dipimpin. Kalau tidak bisa mendapatkan keduanya, saya akan memilih ditakuti.”
Juli 2014
25
“Yang tidak setuju dengan saya adalah musuh saya dan harus diperangi; Yang tidak mau membantu memerangi musuh saya anggap sebagai musuh; Yang berhubungan baik dengan musuh saya, saya anggap juga sebagai musuh” John Heider dalam buku The Tao of Leadership mengatakan “Knowing how things works give the leader more real power and ability than all degrees or titles the world can offer”. Pengetahuan dan kemampuan melaksanakan adalah kekuatan nyata, bukan hanya sebatas mendapatkan dukungan massa saja. Psikologi diharapkan melahirkan pemikiran yang bisa menjaga supaya diversity bisa tetap dalam kesatuan yang harmonis. Konsep seni memimpin supaya sukses, tidak bisa lain dari mengikuti pemikiran ini. Bung Karno dalam pidatonya di PBB tahun 1960 mengatakan “nasionalisme Indonesia bukan yang sempit tapi nasionalisme di dalam tamansari internasionalisme”. Kita tidak bisa membungkus api dengan kertas atau pergaulan antarbangsa dipandang sebagai penjumlahan nasionalisme. Untuk mendirikan mercusuar saja kita harus sepakat dengan tetangga kita. Itulah sebabnya ketika membahas Indigenous and Peace Psychology, kita akan merujuk kembali pada kearifan Kuno. Kuncinya ada dalam pendidikan karena peradaban kita masih meletakkannya sebagai prioritas paling rendah. • Basic education $ • Cosmetics in USA $ • Water and sanitation for all $ • Ice cream in Europe $ • Reproductive health for all women $ • Perfume in Europe and USA $ • Basic health and nutrition $ • Pet food in Europe and USA $ • Business entertainment in Japan $ • Cigarette in Europe $ • Alcoholic drinks in Europe $ • Narcotic drugs in the world $ • Military spending in the world $ (Irid Agoes, The Dancing Leader, Penerbit Buku Kompas, 2011)
26
Juli 2014
6 billion 8 billion 9 billion 11 billion 12 billion 12 billion 13 billion 17 billion 35 billion 50 billion 105 billion 400 billion 780 billion
Setelah terjadi globalisasi dan krisis ekonomi global, terjadi ekspor pendidikan dari Barat ke Timur sebagai bisnis. Selain hanya menjangkau kalangan yang mampu membayar, perlu diimbangi dengan visi mau terus belajar menjadi manusia sepanjang hidupnya. Dalam wawancara TV, ketika ditanya, “Bagaimana caranya supaya usaha mulianya membuat kesehatan sebagai standar kehidupan di dunia bisa dikenang sepanjang masa”, Bill Gates menjawab dengan enteng, “Ah paling hanya untuk 1-2 dekade. Setelah itu akan muncul banyak generasi baru yang akan berbuat lebih banyak dari saya”. Dalam ceritera silat ini diungkapkan “seperti gelombang sungai Tiang Kang, yang datang duluan akan di dorong oleh yang datang belakangan”, tanpa post power syndrome, ikhlas tanpa khawatir disaingi..