PERATURAN
DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA
NOMOR
:
5
DAERAH TIMUR
TAHUN
TINGKAT
I
1998
T E N T A N G AK BAHAN BAKAR KENDARAAN >ENGAN R A H M A T T U H A N iPALA D A E R A H Menimbang
TINGKAT
YANG
BERMOTOR MAHA
I NUSA
ESA
TENGGARA
TIMUR
dalam rangka mendukung perkembangan : a. b a h w a Otonomi Daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggungjawab maka, pembiayaan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah khususnya dari Pajak Daerah perlu ditingkatkan; b. b a h w a berdasarkan pasal 2 ayat (1) huruf C Undang u n d a n g N o m o r 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah jenis Pajak Daerah Tingkat I yang baru dan merupakan salah satu sumber Pendapatan Daerah yang sangat penting untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan dan P e m b a n g u n a n di D a e r a h ; c.
Mengingat
bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
: 1. U n d a n g u n d a n g N o m o r 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara R e p u b l i k Indonesia T a h u n 1958 N o m o r 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 1 6 4 9 ); Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang P o k o k pokok Pemerintahan di Daerah ( Lembaran Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 1974 N o m o r 38, T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 3 0 3 7 ); 3.
Undang
3. U n d a n g u n d a n g N o m o r 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara R e p u b l i k Indonesia T a h u n 1997 N o m o r 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 8 4 ): 4.
Undang u n d a n g N o m o r 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 S 5 );
5. U n d a n g - u n d a n g Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ( Lembaran Negara R e p u b l i k Indonesia T a h u n 1997 N o m o r 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 8 6 ); (y6. P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 19 T a h u n 1 9 9 7 t e n t a n g Pajak Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 54, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia Nomor 3691);
Daerah
•jl.
P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 21 T a h u n 1997 t e n t a n g Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 9 3 );
\/8.
Keputusan M e n t e r i D a l a m N e g e r i N o m o r 170 1997 t e n t a n g P e d o m a n Tata C a r a P e m u n g u t a n Daerah;
Tahun Pajak
9,
Keputusan Menteri Dalam 1997 tentang Prosedur Daerah tentang Pajak Daerah:
Negeri Nomor Pengesahan Daerah dan
171 Tahun Peraturan Retribusi
10.
Keputusan Menteri Dalam 1997 tentang Tata Cara Pajak Daerah.
Negeri Nomor Pemeriksaan
173 di
Dengan persetujuan Dewan Tingkat I Nusa Tenggara
Perwakilan Timur.
Rakyat
Daerah
Tahun Bidang
Propinsi
MEMUTUSKAN
-
3
-
M E M U T U S K A N Menetapkan
: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TENGGARA TIMUR TENTANG PAJAK BAHAN BERMOTOR.
BAB
I
KETENTUAN Pasal Dalam a.
Peraturan
Daerah
Daerah Tingkat Tenggara Timur;
I
ini y a n g adalah
UMUM 1
dimaksud
Pemerintah Daerah adalah Nusa Tenggara Timur;
d. G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h Nusa Tenggara Timur; e.
dengan
Propinsi
b. D a e r a h T i n g k a t II a d a l a h P e m e r i n t a h II s e N u s a T e n g g a r a T i m u r ; c.
Pemerintah
adalah
TINGKAT I NUSA BAKAR KENDARAAN
:
Daerah
Tingkat
Kabupaten
Propinsi
Gubernur
Kepala
I
Daerah
Daerah
Daerah
Nusa
Tingkat
Tingkat
Tingkat
I
I
Kendaraan Bermotor adalah semua Kendaraan Beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan dijalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, tidak termasuk alat-alat atau dan alat-alat besar;
f. B a h a n Bakar Kendaraan Bermotor adalah bahan digunakan untuk menggerakkan Kendaraan Bermotor?
bakar
yang
g.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak { BBM ) adalah tempat Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran Bahan Bakar minyak Umum yang selanjutnya disebut SPBU.
h.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PBB-KB adalah pajak atas Bahan Bakar yang digunakan, disediakan atau dianggap digunakan untuk Kendaraan Bermotor;
i. S u r a t Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran Pajak yang terutang menurut Peraturan Daerah ini; j . S u r a t ...
-
4
-
j.
Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak ke kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur.
k.
Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SIPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanski administrasi berupa bunga dan atau denda.
1.
Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah yang terhutang.
m.
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDBK" adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi a d m i n i s t r a s i d a n j u m l a h y a n g m a s in h a r u s d i b a y a r ;
n.
Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terhutang;
o.
Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau k e k e l i r u a n d a l a m p e n e r a p a n P e r a t u r a n D a e r a h ini y a n g terdapat dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN atau STPD.
p.
Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan keberatan terhadap SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga diajukan oleh Wajib Pajak.
BAB
NAMA,
OBYEK
DAN
SKPD pajak
atas atau yang
II
SUBYEK
Pasal
PAJAK
2
Dengan nama Pajak Bahan Bakar Kendaraan atas Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang digunakan untuk Kendaraan Bermotor.
Bermotor dipungut pajak disediakan atau dianggap
Pasal
3
Pasal
3
(1) O b y e k P a j a k B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r a d a l a h B a h a n B a k a r Kendaraan bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk Kendaraan Bermotor (2) B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r s e b a g a i d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) adalah Bensin, Solar, G a s , atau yang dipersamakan dengan itu.
Pasal
(1)
4
Subyek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
(2) W a j i b Bahan
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bakar Kendaraan Bermotor.
BAB
Bermotor
Bermotor
adalah
konsumen
adalah
Penyedia
III
DASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK
Pasal
(1) D a s a r harga
Pengenaan jual bahan
Pajak bakar
(2) H a r g a Pajak
Jual sebagaimana dimaksud Pertambahan Nilai.
Bahan Bakar Kendaraan kendaraan bermotor.
Pasal
(1) T a r i f P a j a k B a h a n 5 % (lima prosen)
5
pada
ayat
(1)
Bermotor
tidak
adalah
termasuk
6
Bakar Kendaraan Bermotor ditetapkan dari harga jual p e r l i t e r .
sebesar
(2) B e s a r n y a pajak bahan bakar kendaraan bermotor terutang dihitung dengan mengalikan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) p a s a l ini d e n g a n d a s a r p e n g e n a a n p a j a k sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 Peraturan Daerah ini. BAB
IV
-
6
BAB
WILAYAH
-
IV
PEMUNGUTAN
Pasal
7
Wilayah Pemungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor meliputi SPBU, PSPD, APMS dan P e n y a l u r a n / P e n y e d i a Bahan B a k a r Minyak S k a l a Kecil yang perolehannya langsung dari Depot Pertamina.
BAB
V
MASA PAJAK, SAAT TERHUTANG PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH
Pasal
8
(1)
Masa Pajak adalah jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang.
(2)
Pajak terutang dalam pengambilan bahan bakar bahan bakar dimaksud.
masa pajak terjadi pada saat kendaraan bermotor dari Penyedia
Pasal
Pajak
mengisi
9
(1)
Setiap Wajib
SPTPD.
(2.)
SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat diisi dengan jelas, benar dan lengkap oleh W a j i b Pajak atau k u a s a n y a .
(3)
SPTPD sebagaiman d i m a k s u d p a d a a y a t (2) pasal ini harus disampaikan kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur se1ambat-1ambatnya tanggal 10 (sepu luh) bu1 a n . b e r i k u t n y a .
(1) p a s a l ini serta ditanda
Pasal
harus tangani
10
Pasal
(1)
(2)
10
SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat Daerah ini s e k u r a n g - k u r a n g n y a memuat : a.
Nama alamat Bermotor;
lengkap
b.
Jenis, harga jual oleh Penyedia.
dan
Penyedia
jumlah
Bahan
bahan
(1)
Peraturan
Bakar
Kendaraan
yang
disediakan
bakar
Bentuk, isi dan tatacara penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud p a d a a y a t (1) p a s a l ini d i t e t a p k a n oleh Gubernur Kepala Daerah.
B A B TATA CARA
VI
PERHITUNGAN
Pasal
(1) B e s a r n y a ditetapkan
pajak sendiri
(2) W a j i b Pajak adanya SKPD.
(1) D a l a m pajak, a.
PENETAPAN
PAJAK
11
terutang dihitung, oleh Wajib Pajak.
menyetor
pajak
dengan
Pasal
12
diperhitungkan
tidak
Pajak
1) B e r d a s a r k a n hasil pajak yang terutang
Daerah
Kurang
pemeriksaan atau tidak atau kurang
SPTPD tidak disampaikan kepada dalam jangka waktu tertentu dan tertu1 is;
dan
tergantung
jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat Gubernur Kepala Daerah dapat menerbitkan :
Surat Ketetapan apabila ;
2)
DAN
Bayar
terutangnya
dalam
keterangan dibayar;
Gubernur Kepala setelah ditegur
3)
pada
hal
lain,
Daerah secara
Kewajiban
-
8
-
3) K e w a j i b a n m e n g i s i S P T P D t i d a k dihitung secara jabatan. b.
SKPDKBT apabila ditemukan semula belum terungkap yang pajak yang terutang,
c.
SKPDN dengan
dipenuhi,
pajak
terutang
data baru dan atau data yang menyebabkan penambahan jumlah
apabila jumlah pajak jumlah yang disetor.
yang
terutang
sama
besarnya
(2)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB s e b a g a i m a n d i m a k s u d p a d a a y a t (l) p a s a l i n i h u r u f a a n g k a 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) sebulan d i h i t u n g dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak saat terutangnya pajak.
(3)
Jumlah kekurangan Pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud p a d a a y a t (1) h u r u f b dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% ( seratus persen ) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
(4) K e n a i k a n dikenakan dilakukan (5)
s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (3) apabila Wajib Pajak melaporkan tindakan peraeriksaan.
p a s a l ini tidak sendiri sebelum
Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud p a d a a y a t (1) h u r u f a a n g k a (3) d i k e n a k a n s a n k s i a d m i n i s t r a s i berupa kenaikan s e b e s a r 25 % (dua p u l u h lima prosen) dari pokok pajak ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
Pasal
(1) G u b e r n u r a.
Pajak
Kepala dalam
Daerah tahun
dapat
berjalan
13
menerbitkan tidak
atau
STPD
apabila
kurang
:
dibayar;
b. D a r i h a s i l p e n e l i t i a n S P T P D t e r d a p a t k e k u r a n g a n p e m b a y a r a n sebagai akibat salah tulis dan atau salah h i t u n g : c. W a j i b P a j a k d i k e n a k a n atau denda.
sanksi
administrasi
berupa
(2)
bunga
Jumlah
dan
-
9
-
(2)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimkasud p a d a a y a t (1) h u r u f a d a n h u r u f b ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) setiap b u l a n u n t u k p a l i n g l a m a 15 ( l i m a b e l a s ) bulan sejak saat terutangnya pajak.
(3)
SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) sebulan, dan ditagih m e l a l u i STPD.
(4) B e n t u k , Gubernur
isi dan tata cara Kepala Daerah.
penyampaian
B A B TATACARA
ditetapkan
oleh
VII
PEMBAYARAN
Pasal
STPD
DAN
PENAGIHAN
14
(1) W a j i b Pajak PBB-KB atau penyediaan bahan bakar bermotor wajib memperhitungkan pajak bahan bakar bermotor pada saat pemesan bahan bakar kendaraan oleh SPBU, kepada penyedia.
kendaraan kendaraan bermotor
(2) P a j a k bahan bakar kendaraan bermotor dipungut sekaligus dimuka oleh penyedia pada saat pengambilan bahan bakar kendaraan bermotor oleh SPBU. Pasal
15
(1) P B B - K B wajib disetor selambat-lambatnya (sepuluh) bulan berikutnya.
pada
tanggal
10
(2) P e n y e t o r a n Pajak PBB-KB bahan bakar kendaraan bermotor sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) p a s a l ini d i s e t o r ke Kas Daerah atau tempat lain y a n g ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah. (3) T a t a c a r a bermotor
penyetoran pajak PBB-KB bahan bakar ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. Pasal
kendaraan
16
(1) P a j a k yang terutang berdasarkan SKPD. SKPDKB, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya, dapat ditagih dengan Surat Paksa, (2)
Penagihan
.. .
-
(2) P e n a g i h a n peraturan
10
-
pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan perundang-undangan yang berlaku.
B A B PENGURANGAN,
VIII
KERINGANAN, Pasal
(1) G u b e r n u r Kepala dapat memberikan Pajak.
berdasarkan
DAN
PEMBEBASAN
PAJAK
17
Daerah berdasarkan permohonan Wajib Pajak Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan
(2) T a t a cara Pemberian Pengurangan, Keringanan dan p a j a k s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) p a s a l ini oleh Gubernur Kepala Daerah.
B A B
Pembebasan ditetapkan
IX
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal
18
(1) G u b e r n u r Kepala Daerah karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membetulkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau STPD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan Peraturan Daerah ini, (2) G u b e r n u r a,
Kepala
Membatalkan benar.
Daerah atau
dapat
:
mengurangkan
ketetapan
pajak
yang
tidak
b. M e n g h a p u s k a n atau m e n g u r a n g k a n s a n k s i a d m i n i s t r a s i berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurut P e r a t u r a n D a e r a h i n i , dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau karena bukan kesa1ahannya. (3) T a t a Cara penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan atau pengurangan ketetapan pajak sebagaimana d i m a k s u d a y a t (2.) p a s a l i n i d i a t u r d e n g a n K e p u t u s a n Gubernur Kepala Daerah. BAB
X
...
-
11
BAB
-
X
KEBERATAN DAN Pasal
BANDING 19
(1) W a j i b P a j a k d a p a t m e n g a j u k a n k e b e r a t a n h a n y a k e p a d a Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk atas : a. b. c. d. e.
Surat Ketetapan Surat Ketetapan Surat Ketetapan Surat Ketetapan Surat Ketetapan
Pajak Pajak Pajak Pajak Pajak
Gubernur
Daerah; Daerah Kurang Bayar; Daerah Kurang Bayar Tambahan; Daerah Lebih Bayar; Daerah Nihil.
(2) K e b e r a t a n diajukan secara tertulis dalam dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
Bahasa
Indonesia
(3) D a l a m hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas ketetapan pajak secara jabatan, Wajib Pajak harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan pajak tersebut. (4) K e b e r a t a n harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka w a k t u itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. (5) P e n g a j u a n keberatan tidak menunda kewajiban dan p e l a k s a n a a n p e n a g i h a n p a j a k s e s u a i d e n g a n berlaku.
Pasal
membayar ketentuan
pajak yang
20
(1) G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h d a l a m j a n g k a w a k t u p a l i n g l a m a 1 2 ( d u a belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) K e p u t u s a n G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h a t a s menerima seluruhnya atau sebagian, besarnya pajak yang terutang.
keberatan dapat berupa menolak atau menambah
(3) A p a b i l a j a n g k a w a k t u s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) p a s a l ini telah lewat dan gubernur Kepala Daerah tidak memberi Keputusan keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal
21
-
12
Pasal
-
21
(1) W a j i b P a j a k d a p a t m e n g a j u k a n p e r m o h o n a n b a n d i n g h a n y a kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak terhadap Keputusan mengenai keberatannya ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. (2) P e r m o h o n a n sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinan dan pelaksanaan penagihan pajak. Pasal
22
Apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan b u n g a 2% ( d u a persen) sebulan untuk j a n g k a w a k t u p a l i n g l a m a 24 (dua p u l u h e m p a t ) b u l a n .
BAB PENGEMBALIAN
XI
KELEBIHAN
Pasal
PEMBAYARAN
23
(1) A t a s kelebihan pembayaran PBB-KB, Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian kepada Gubernur Daerah.
dapat Kepala
(2) G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h d a l a m j a n g k a w a k t u p a l i n g l a m a 1 2 ( d u a belas) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran PBB-KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini h a r u s m e n g a m b i l k e p u t u s a n , (3) A p a b i l a jangka waktu sebagaimana pada ayat (2) pasal ini telah dilampaui dan Gubernur Kepala Daerah tidak mengambil suatu keputusan, permohonan pengambilan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) A p a b i l a Wajib Pajak mempunyai utang pajak, kelebihan p e m b a y a r a n p a j a k s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) p a s a l ini langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut. (5) P e n g e m b a l i a n k e l e b i h a n p e m b a y a r a n p a j a k s e b a g a i m a n a dimaksud pada a y a t (1) p a s a l ini d i l a k u k a n d a l a m j a n g k a w a k t u paling lama 2 (dua) b u l a n s e j a k d i t e r b i t k a n S K P D L B . (6)
Apabila
...
-
(6) A p a b i l a setelah Daerah sebulan pajak.
13
-
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan lewat jangka waktu 2 (dua) b u l a n , Gubernur Kepala memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran
(7) T a t a C a r a p e n g a m b i l a n k e l e b i h a n p e m b a y a r a n p a j a k sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) p a s a l i n i d i a t u r o l e h G u b e r n u r Kepala Daerah. BAB PEMBAGIAN
HASIL PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR Pasal
(1) H a s i l
Penerimaan
XII
PBB-KB
BAHAN
BAKAR
24
ditetapkan
sebagai
berikut
:
a. U n t u k D a e r a h T i n g k a t I s e b e s a r 1 0 % ( s e p u l u h p e r s e n ) b. Untuk Daerah Tingkat II sebesar 90% (sembilan persen),
puluh
(2) B a g i a n p e n e r i m a a n D a e r a h T i n g k a t II s e b e s a r 9 0 % ( sembilan puluh p e r s e n ) s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) huruf b, p a s a l ini d i b a g i k a n k e p a d a D a e r a h T i n g k a t II d e n g a n p e m b a g i a n sebagai berikut : a.
50 % (lima puluh persen) berdasarkan panjang Kabupaten yang dibiayai dari APBD Tingkat II; b. 50 % ( l i m a p u l u h p e r s e n ) d i b a g i r a t a u n t u k s e l u r u h Tingkat II. BAB
jalan Daerah
XIII
K E D A L U W A R S A Pasal
25
(1) H a k untuk melakukan penagihan pajak, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindak pidana dalam Peraturan Daerah ini. (2) K e d a l u w a r s a penagihan pajak sebagaimana (1) p a s a l ini t e r t a n g g u h a p a b i l a : a. D i t e r b i t k a n S u r a t T e g u r a n , b. A d a pengakuan utang pajak maupun tidak langsung.
dimaksud
pada
Surat Paksa atau; dari Wajib Pajak baik
BAB
ayat
langsung
XIV
...
-
14
BAB
-
XIV
P E N G A W A S A N Pasal
26
Pembinaan dan Pengawasan atas Pelaksanaan ketentuan Peraturan Daerah ini d i l a k s a n a k a n oleh G u b e r n u r Kepala atau P e j a b a t yang d i t u n j u k .
BAB
dalam Daerah
XV
KETENTUAN
PIDANA
Pasal
27
(1) W a j i b P a j a k y a n g k a r e n a k e a l p a a n n y a t i d a k m e n y a m p a i k a n SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau d e n d a p a l i n g b a n y a k 2 (dua) kali jumlah pajak yang terutang. (2) W a j i b Pajak dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana paling lama 2 (dua) tahun jumlah dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang. (3) T i n d a k pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini tidak d i t u n t u t setelah m e l a m p a u i j a n g k a waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.
BAB
XVI
P E N Y I D I K A N Pasal
28
(1) P e j a b a t P e g a w a i N e g e r i S i p i l t e r t e n t u d i l i n g k u n g a n P e m e r i n t a h Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk meiakukan penyidikan tindak picana di'oidang perpajakan daerah. (2) D a l a m
...
-
15
-
(2) D a l a m melaksanakan tugas penyidik, para pejabat d i m a k s u d p a d a a y a t (1) p a s a l ini b e r w e n a n g : a.
sebagaimana
Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan tindak pidana dibidang perpajakan daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas.
b. M e n e l i t i , m e n c a r i dan m e n g u m p u l k a n dan m e n e l i t i k e t e r a n g a n mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah. c. M e m i n t a k e t e r a n g a n d a n b a h a n b u k t i d a r i o r a n g p r i b a d i a t a u Badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah. d.
Memeriksa buku-buku, catatan-catatan lain berkenaan dengan tindak pidana daerah.
dan dokumen-dokumen dibidang perpajakan
e.
Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.
bukti serta
f.
Meminta bantuan tenaga ahli dalam penyidikan tindak pidana dibidang
tugas
rangka pelaksanaan perpajakan daerah.
g. M e n y u r u h b e r h e n t i d a n a t a u m e l a r a n g s e s e o r a n g m e n i n g g a l k a n ruang atau tempat pada saat pemeriksaah sedang berlangsung dan memeriksa indentitas orang dan atau dokumen yang d i b a w a h s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a h u r u f e. h. M e m o t r e t seseorang perpajakan daerah.
yang
berkaitan
i. M e m a n g g i l o r a n g u n t u k d i d e n g a r sebagai tersangka atau saksi. j,
Menghentikan
dengan
keterangannya
tindak
dan
pidana
diperiksa
penyidikan.
k. M e l a k u k a n tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) P e n y i d i k sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB
XIX
...
-
16
BAB
-
XIX
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal Pelaksanaan Daerah,
Peraturan
Daerah
ini
29 ditetapkan
Pasal
oleh
Gubernur
Kepala
30
P e r a t u r a n D a e r a h i n i m u l a i b e r l a k u pada, t a n g g a l d i u n d a n g k a n . A g a r supaya setiap orang dapat m e n g e t a h u i , memerintahkan Pengundangan Peraturan D a e r a h ini d e n g a n Penempat.annya d a l a m L e m b a r a n Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur.
Ditetapkan pada
D E W A N P •RWAKILAN R A K Y A T cOPy^NSI D A E R A H DAERAH TINGKAT I TENGGARA TIMUR K T U
SIMON
RUS
di
Kupang
tanggal
17
Juni
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT. NUSA TENGGARA TIMUR,
SOLIWOA
HERMAN
Disahkan oleh Menteri dengan Keputusan Nomor Tanggal
Dalam
IR.
,
WILAYAH
SABINUS
MUSAKABE
Negeri
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Nomor : Tanggal Nomor :
SEKRETARIS
1998
/
DAERAH,
KANTUS
PEMBINA UTAMA NIP. 620005096.
Propinsi Timur Seri A
P E N J E L A S A N ATAS PEARATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR
:
5
TAHUN
1998
T E N T A N G PAJAK BAHAN I.
BAKAR KENDARAAN
BERMOTOR
U M U M Dalam rangka mendukung perkembangan Otonomi Daerah yang nyata, serasi dan bertanggungjawab, pembiayaan Pemerintahan dan pembangunan Daerah, yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, khususnya yang berasal dari pajak daerah perlu ditingkatkan. Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Daerah, diperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya makin meningkat pula. Upaya meningkatkan penyediaan dana dari sumber sumber tersebut antara lain d i l a k u k a n dengan peningkatan kinerja pemungutannya serta penyederhanaan, penyempurnaan, dan p e n a m b a h a n j e n i s p a j a k m e l a l u i U n d a n g - u n d a n g N o m o r 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 T a h u n 1997 tentang P a j a k B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r . Langkah langkah ini diharapkan akan meningkatkan efektifitas dan efesiensi pemungutan Pajak Daerah serta meningkatkan mutu dan jenis pelayanan kepada Masyarakat, sehingga Wajib Pajak dapat dengan mudah memahami dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
II,
PASAL
DEMI
Pasal Pasal Pasal
1 2 3
PASAL
Ayat
(1)
: Cukup jelas : Cukup jelas : Yang dimaksud dengan bahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor adalah bahan bakar yang diperoleh melalui : Stasiun Pengisian Bakar Minyak (SPBU), Premium Solar Paket Dealer (PSPD), Agen Premium Minyak Solar (APMS) dan Skala Kecil baik penyalurannya dari Tanki Depot Pertamina maupun Tanki Swasta dan Unit Depot Bahan Bakar Lainnya yang d ipersamakan. Ayat
(2)
...
1/
-
2
-
Ayat
(2)
: Yang dimaksud dengan "yang dipersamakan d e n g a n itu " a d a l a h Premium dan Premix.
Ayat
(1)
Cukup
Ayat
(2)
Yang dimaksud dengan penyedia Bahan Bakar kendaraan bermotor adalah Produsen Bahan Bakar kendaraan bermotor yaitu Pertamina dan atau Produsen Bahan Bakar lainnya.
Pasal
Pasal
5 s/d
Pasal
7
29
jelas.
Cukup -
jelas.
Yang a.
b,
dimaksudkan
dengan
:
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Tempat Minyak {SPBU) adalah Penimbunan dan Penyimpanan Minvak Penyaluran Bahan Bakar 30.000 Biasa dengan jumlah diatas Bahan liter atau 10.000 liter Bakar Minyak berbahaya. Premium Solar Packet Dealer (PSPD) adalah Tempat Penimbunan Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Bakar Minyak dengan jumlah diatas 10.000 sampai dengan 40.000 liter ukuran Bahan Bakar Minyak Biasa dan a t a u 5%000 liter Bahan Bakar Minyak berbahaya. Agen Premium Minyak Solar (APMS) adalah Tempat Penimbunan Penyimpanan Bahan Bakar Minyak ukuran kecil sampai dengan 10.000 Biasa liter Bahan Bakar Minyak Bakar atau 1.000 1 iter B a h a n berbahaya Penyalur Skala Kecil adalah penyalur yang mendapat Bahan Bakar langsung duri Depot Pertamina yang disalurkan pada pengecer atau kepada konsumen lainnya; Depot Pertamina adalah Penyediaan Bahan Bakar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan atau kerjasama dengan Swasta / Perorangan / PMDN / PMA / Badan Usaha / ABRI; Yang
-
-
Pasal
3
-
Yang dimaksud dengan "yang perolehannya langsung dari Pertamina" adalah tanki-tanki yang pengambilannya langsung dari Depot Pertamina baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk me 1 ayani SPBU dan pengecer.
8 Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jelas
Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3)
Cukup Cukup Cukup
jelas jelas jelas
Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas. jelas.
Ayat Ayat
(1) (2)
: Cukup : Cukup
jelas jelas
Ayat Ayat Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3) (4) (5)
: : : : :
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
jelas. jelas. jelas. jelas. jelas.
Ayat. Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3) (4)
Cukup Cukup Cukup Cukup
jelas jelas jelas jelas
Ayat Ay a t
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jelas
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
10
11
12
13
14
Pasal
15
5/
-
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
4
15 Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jelas
Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jelas
Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jelas
Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3)
Cukup Cukup Cukup
jelas jelas jelas
Ayat Ayat Ayat Ayat Ayat
(1) : C u k u p (2) : C u k u p (3) : C u k u p (4) • C u k u n Cukup (5)
jelas. jelas. jelas. jelas. jelas.
Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3)
Cukup j Cukup Cukup
jelas. jelas. jelas.
Ayat Ayat
(1) (2)
16
17
18
19
20
21
: Cukup
Cukup jelas. Cu ku p j e l a s . jelas.
Pas a1 A y a t (1) A y a t (2) A y a t (3) A y a t (4) A y a t (5) A y a t (6) A y a t (7)
Cukup Cu ku p • Cukup Cukup • Cukun : Cukup : Cukup
jelas. jelas. jelas. je i as. je 1 ?s . jelas. jelas. Pa sal
24
.. .
4^
-
Pasal
Pasal
Pasal
-
24 Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jeias
Ayat Ayat
(1) (2)
Cukup Cukup
jelas jelas
25
Cukup
Pasal Pasal
*>
jelas.
27 Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3)
Cukup Cukup Cukup
jelas jelas jelas
Ayat Ayat Ayat
(1) (2) (3)
Cukup Cukup Cukup
jelas jelas jelas
28
Pasal
29
: Cukup
jelas.
Pasal
30
: Cukup
jelas.
PERATURAN
RANCANOAN DAERAH PROPINSI DAERAH NUSA TENGGARA TOMUR
NOMOR
:
TAHUN T E N T A N
PAJAK BAHAN DENGAN GUBERNUR Menimbang
Mengingat
KEPALA
BAKAR
RAHMAT DAERAH
TINGKAT
I
1998
G
KENDARAAN
TUHAN
TINGKAT
BERMOTOR
YANG MAHA ESA
,
I NUSA TENGGARA
TIMUR
: a.
bahwa dalam rangka mendukung perkembangan Otonomi Daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggungjawab, pembiayaan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah khususnya dari Pajak Daerah perlu ditingkatkan;
b.
bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (1) huruf C Undang u n d a n g N o m o r 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor merupakan jenis Pajak Daerah Tingkat I yang baru yang merupakan salah satu sumber Pendapatan Daerah yang sangat penting membiayai penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Daerah;
c.
bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
: 1. U n d a n g - u n d a n g Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-*7 pokok P e m e r i n t a h a n di Daerah ( Lembaran Negara/ R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 1974 N o m o r 38, T a m b a h a n I Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037 ) y
1
Undang u n d a n g N o m o r 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara R e p u b l i k Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 1 6 4 9 );
3.
Undang
-
2
-
Undang-undang N o m o r 5 T a h u n 1974 t e n t a n g P o k o k pokok Pemerintahan di Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 3 0 3 7 ); Undang u n d a n g N o m o r 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara R e p u b l i k Indonesia T a h u n 1997 N o m o r 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 8 4 );
1-
Undang u n d a n g N o m o r 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 1997 Nomor. 41, Tambahan Lembaran Negara Republik* Indonesia N o m o r 3 6 8 5 ); « .
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 N o m o r 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 8 6 ); p e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 19 T a h u n 1997 t e n t a n g Pajak Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 N o m o r 54, T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Republik Indonesia Nomor 3691); P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 21 T a h u n 1997 t e n t a n g Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 3 6 9 3 );
1
Keputusan M e n t e r i D a l a m N e g e r i N o m o r 170 , T a h u n 1997 tentang P e d o m a n T a t a C a r a Pemungutan Pajak Daerah; Keputusan M e n t e r i D a l a m N e g e r i N o m o r 171 Tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
(I. K1e9 p9 7u t u staenn t a nM ge n t eT ra it a D aC la ra am Pajak
Daerah.
N e g e r i N o m o r 173 Pemeriksaan di
Tahun Bidang
Dengan
...
Dengan persetujuan Dewan Daerah T i n g k a t I N u s a T e n g g a r a
Perwakilan Timur,
Rakyat
Daerah
Propinsi
M E M U T U S K A N Nenetapkan
: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TENGGARA TIMUR TENTANG PAJAK BAHAN BERMOTOR.
BAB
I
KETENTUAN Pasal Dalam P e r a t u r a n a. D a e r a h
adalah
Daerah
ini y a n g
Propinsi
Daerah
b. P e m e r i n t a h D a e r a h a d a l a h Nusa T e n g g a r a T i m u r ; c. G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h Nusa T e n g g a r a T i m u r ;
UMUM 1
,
dimaksud
dengan
:
Tingkat
I Nusa
Tenggara
Pemerintah
adalah
TINGKAT I NUSA BAKAR KENDARAAN
Propinsi
Gubernur
Kepala
Daerah
Timur;
Tingkat
Daerah
I
Tingkat
I
d. K e n d a r a a n Bermotor adalah semua Kendaraan Beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan dijalan umum, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya y a n g b e r f u n g s i u n t u k m e n g u b a h s u a t u s u m b e r d a y a e n e r g i tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang < bersangkutan, tidak termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar; ' • Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah bahan \ digunakan untuk m e n g g e r a k k a n K e n d a r a a n B e r m o t o r ; \
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) penimbunan, penyimpanan dan penyaluran Bahan Biasa dengan jumlah diatas 40.000 liter atau Bahan B a k a r M i n y a k B e r b a h a y a ;
bakar
adalah Bakar 10.000
yang
tempat Minyak liter
Premium Solar Packet Dealer (PSPD) adalah tempat penimbunan, penyimpanan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak dengan jumlah diatas 10.000 sampai dengan 40.000 liter ukuran Bahan Bakar Minyak Biasa dan atau 5.000 liter Bahan Bakar Minyak Berbahaya;
h. A g e n
...
-
4
-
h. A g e n Premium Minyak Solar (APMS) adalah tempat penimbunan, penyimpanan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak ukuran kecil sampai d e n g a n 10.000 liter B a h a n B a k a r M i n y a k B i a s a atau 1.000 liter B a h a n B a k a r B e r b a h a y a ; i. P e n y a l u r S k a l a K e c i l langsung dari Depot atau k e p a d a k o n s u m e n
adalah penyalur yang mendapat Bahan Bakar Pertamina yang disalurkan pada pengecer lainnya; *-
j . Depot P e r t a m i n a a d a l a h P e n y e d i a a n B a h a n oleh Pemerintah dan. atau Swasta/Perorangan/PMDN/PMA;
Bakar yang kerjasama
ditetapkan dengan
k. P a j a k Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PBB-KB adalah pajak atas Bahan Bakar yang digunakan y atau d i a n g g a p d i g u n a k a n u n t u k K e n d a r a a n B e r m o t o r ; 1. S u r a t Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran Pajak yang terutang; m. S u r a t Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau p e n y e t o r a n p a j a k ke kas D a e r a h atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa T e n g g a r a T i m u r ; n. S u r a t Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SIPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda; 9. S u r a t Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah yang t e r u t a n g ;
SKPD pajak
>. S u r a t Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDBK" adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar; . Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat S K P D L B a d a l a h s u r a t k e p u t u s a n y a n g m e n e n t u k a n jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang;
t.
Surat
... .
r. S u r a t Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan d a l a m p e n e r a p a n P e r a t u r a n D a e r a h ini y a n g terdapat dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN atau STPD. s. S u r a t Keputusan Keberatan adalah surat keputusan keberatan terhadap SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga diajukan oleh Wajib Pajak. BAB NANA,
OBYEK
atas atau yang
II
DAN
SUBYEK 2
Pasal
-
Dengan nama Pajak Bahan Bakar Kendaraan atas B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r y a n g digunakan u n t u k K e n d a r a a n B e r m o t o r . Pasal
PAJAK
Bermotor dipungut pajak disediakan atau dianggap
3
(1) O b y e k P a j a k B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r a d a l a h B a h a n B a k a r Kendaraan bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk K e n d a r a a n B e r m o t o r |(2) B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r s e b a g a i d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) adalah B e n s i n , S o l a r , G a s , atau y a n g d i p e r s a m a k a n d e n g a n itu. Pasal
4
1) S u b y e k Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bahan B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r . 2) W a j i b Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bahan B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r . BAB
Bermotor
Bermotor
adalah
konsumen
adalah
Penyedia
III
DASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK Pasal
5
) Dasar Pengenaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan harga jual b a h a n b a k a r k e n d a r a a n b e r m o t o r . :) H a r g a J u a l s e b a g a i m a n a d i m a k s u d Pajak P e r t a m b a h a n N i l a i .
pada
ayat
(1)
Bermotor
tidak Pasal
adalah
termasuk 6
...
-
6
-
Pasal (1) T a r i f P a j a k B a h a n 5 % (lima prosen)
6
Bakar Kendaraan Bermotor ditetapkan dari harga jual perl iter.
sebesar
(2) B e s a r n y a pajak bahan bakar kendaraan bermotor terutang dihitung dengan mengalikan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) d e n g a n d a s a r p e n g e n a a n p a j a k sebagaimana dimaksud dalam p a s a l 5 P e r a t u r a n D a e r a h i n i . BAB WILAYAH
IV
PEMUNGUTAN
Pasal
7 /
Wilayah P e m u n g u t a n P a j a k B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r meliputi SPBU, P S P D , A P M S d a n P e n y a l u r a n / P e n y e d i a B a h a n B a k a r M i n y a k S k a l a Kecil y a n g p e r o l e h a n n y a l a n g s u n g d a r i D e p o t P e r t a m i n a .
BAB TATACARA
V
PEMUNGUTAN
Pasal (1) P e m u n g u t a n (2) P a j a k Daerah
Pajak
tidak
dapat
dipungut dengan atau dokumen lain
8
diborongkan.
menggunakan Surat yang dipersamakan. BAB
Ketetapan
Pajak
VI
MASA PAJAK, SAAT TERHUTANG PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH Pasal
9
(1)
Masa Pajak adalah jangka waktu tertentu y a n g d i t e t a p k a n o l e h Gubernur Kepala Daerah yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang.
(2)
Pajak terutang dalam pengambilan bahan bakar bahan b a k a r d i m a k s u d .
asas pajak terjadi pada saat kendaraan bermotor dari Penyedia
Pasal
10
...
-
7
-
Pasal Pajak
mengisi
10
)
Setiap W a j i b
SPTPD.
)
S P T P D s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a ayat ( 1 ) , h a r u s jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani Pajak a t a u k u a s a n y a .
)
SPTPD s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a ayaV ( 2 ) h a r u s disampaikan kepada G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h T i n g k a t I N u s a T e n g g a r a Timur s e l a m b a t - l a m b a t n y a t a n g g a l 10 ( s e p u l u h ) b u l a n b e r i k u t n y a . Pasal
)
SPTPD Daerah
)
Penyedia
9 ayat
Peraturan
Kendaraan
b. J e n i s , h a r g a j u a l d a n j u m l a h b a h a n b a k a r y a n g oleh P e n y e d i a p a d a s e t i a p tempat p e n i m b u n a n .
disediakan
isi dan tatacara penyampaian SPTPD sebagaimana pada ayat (1) d i t e t a p k a n oleh Gubernur Kepala
B A B TATA
CARA
VII
PERHITUNGAN Pasal
) Besarnya ditetapkan ) Wajib adanya
Bahan
(1)
Bakar
Bentuk, dimaksud Daerah.
lengkap
dengan Wajib
11
sebagaimana dimaksud pada pasal ini s e k u r a n g - k u r a n g n y a m e m u a t :
a. N a m a alamat Bermotor;
diisi oleh
pajak sendiri
Pajak SKPD.
DAN
PENETAPAN
12
terutang dihitung, oleh Wajib Pajak.
menyetor
PAJAK
pajak
dengan
Pasal
13
diperhitungkan
tidak
tergantung
) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat. pajak, G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h d a p a t m e n e r b i t k a n : a. S u r a t Ketetapan apab i l a :
Pajak
1) B e r d a s a r k a n hasil pajak yang terutang
Daerah
Kurang
pemeriksaan atau tidak atau kurang
Bayar
dan
pada
terutangnya
dalam
hal
keterangan dibayar;
lain,
2)
...
SPTPD
2) S P T P D tidak disampaikan kepada dalam jangka waktu tertentu dan tertulis; 3) K e w a j i b a n m e n g i s i S P T P D t i d a k dihitung secara jabatan.
Gubernur Kepala setelah ditegur
dipenuhi, pajak
Daerah secara
terutang
• b. S K P D K B T apabila ditemukan semula belum terungkap yang pajak yang t e r u t a n g . c. S K P D N dengan
data baru dan atau data yang menyebabkan penambahan jumlah
apabila jumlah pajak jumlah yang disetor.
yang
terutang
sama
besarnya
(2) J u m l a h kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDBKB s e b a g a i m a n d i m a k s u d p a d a a y a t (1) h u r u f a a n g k a 1 d a n a n g k a 2 dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) b u l a n t e r h i t u n g s e j a k saat t e r u t a n g n y a p a j a k . (3) K e n a i k a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (3) t i d a k apabila Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum tindakan p e m e r i k s a a n .
dikenakan dilakukan
(4) J u m l a h p a j a k y a n g t e r u t a n g d a l a m S K P D K B s e b a g a i m a n a dimaksud pada a y a t (1) h u r u f a a n g k a 3 d i k e n a k a n s a n k s i administrasi berupa kenaikan s e b e s a r 25 % (dua p u l u h lima prosen) dari pokok p a j a k d i t a m b a h s a n k s i a d m i n i s t r a s i b e r u p a b u n g a s e b e s a r 2 % (dua p r o s e n ) s e b u l a n t e r h i t u n g dari p a j a k yang kurang atau t e r l a m b a t d i b a y a r u n t u k j a n g k a w a k t u p a l i n g lama 24 ( d u a puluh empat) b u l a n d i h i t u n g s e j a k saat t e r u t a n g n y a p a j a k .
Pasal
(1) G u b e r n u r a. P a j a k
Kepala Daerah dalam
tahun
dapat
berjalan
14
menerbitkan tidak
atau
b. D a r i h a s i l p e n e l i t i a n S P T P D t e r d a p a t sebagai akibat salah tulis dan salah c. W a j i b P a j a k d i k e n a k a n atau d e n d a .
sanksi
STPD
apabiia
kurang
dibayar;
kekurangan hitung;
administrasi
:
berupa
(2)
pembayaran
bunga
dah
Jumlah
...
(2) J u m l a h k e k u r a n g a n p a j a k y a n g t e r u t a n g d a l a m S T P D sebagaimana dimkasud p a d a a y a t (1) h u r u f a d a n h u r u f b ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 X (dua prosen) setiap b u l a n u n t u k p a l i n g l a m a 15 ( l i m a b e l a s ) bulan sejak saat t e r u t a n g n y a p a j a k . (3) S K P D yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) sebulan, dan d i t a g i h m e l a l u i STPD. (4) B e n t u k , Gubernur
isi dan tata c a r a Kepala Daerah.
penyampaian
B A B
VIII
KEWAJIBAN
WAJIB
Pasal
STPD
ditetapkan
oleh
PAJAK
15
(1) W a j i b Pajak atau penyedia bahan bakar kendaraan bermotor wajib m e m p e r h i t u n g k a n PBB-KB pada saat p e m e s a n a n bahan bakar kendaraan bermotor oleh SPBU, PSPD atau APMS dan Penyalur Skala K e c i 1 . (2) P B B - K B dipungut sekaligus dimuka pengambilan bahan bakar kendaraan AMPS d a n P e n y a l u r S k a l a K e c i l .
Pasal
oleh penyedia pada bermotor oleh SPBU,
16
(1) P B B - K B wajib disetor selambat-lambatnya (sepuluh) b u l a n b e r i k u t n y a .
pada
tanggal
(2) P e n y e t o r a n P B B - K B s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) ke K a s D a e r a h a t a u t e m p a t l a i n y a n g d i t u n j u k oleh .Kepala D a e r a h . (3) T a t a c a r a pemungutan dan Gubernur K e p a l a Daerah.
penyetoran
Pasal
saat PSPD,
PBB-KB
10
disetor Gubernur
ditetapkan
oleh
17
(1) P a j a k terutang berdasarkan SKPD, SKPDKB, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang d i b a y a r oleh W a j i b P a j a k pada waktunya, dapat ditagih dengan Surat Paksa,
(2)
Penagihan
...
(2) P e n a g i h a n peraturan
pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan perundang-undangan yang berlaku.
B A B PENGURANGAN,
XIX
KERINGANAN, Pasal
(1) G u b e r n u r Kepala dapat memberikan Pajak.
berdasarkan
DAI? P E M B E B A S A N
PAJAK
18
Daerah berdasarkan permohonan Wajib Pajak Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan
(2) T a t a cara Pemberian Pengurangan, Keringanan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur K e p a l a D a e r a h .
B A B
dan Pembebasan ditetapkan oleh
X
f
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal
19
1) G u b e r n u r Kepala Daerah karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat m e m b e t u l k a n SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau S T P D y a n g d a l a m p e n e r b i t a n n y a t e r d a p a t k e s a l a h a n tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan Peraturan D a e r a h i n i . 2) G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h a. M e r o b a t a l k a n benar.
:
atau
dapat
:
mengurangkan
ketetapan
pajak
yang
tidak
b. M e n g h a p u s atau mengurangkan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurut Peraturan Daerah ini, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan W a j i b Pajak atau karena bukan k e s a l a h a n .
3) T a t a Cara penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan atau pengurangan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud ayat (2) d i a t u r d e n g a n K e p u t u s a n Gubernur Kepala Daerah. BAB
XI
..
BAB KEBERATAN
XI DAN
Pasal
BANDING 20
(1) W a j i b P a j a k d a p a t m e n g a j u k a n k e b e r a t a n h a n y a k e p a d a Kepala D a e r a h atau P e j a b a t y a n g d i t u n j u k a t a s : a. S u r a t
Ketetapan
Pajak
Daerah;
b. S u r a t
Ketetapan
Pajak
Daerah
Kurang
Gubernur
Bayar; i
c. S u r a t
Ketetapan
Pajak
Daerah
d. S u r a t
Ketetapan
Pajak Daerah
Lebih
Bayar;
Nihil.
(2) K e b e r a t a n diajukan secara tertulis dalam dengan d i s e r t a i a l a s a n - a l a s a n y a n g j e l a s .
Bahasa
Indonesia
[3) D a l a m hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas pajak secara jabatan, Wajib Pajak harus dapat ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut.
ketetapan roembuktikan
[4) K e b e r a t a n harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) b u l a n s e j a k t a n g g a l s u r a t s e b a g a i m a n a d i m a k s u d pada ayat (1) pasal ini, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukan b a h w a j a n g k a w a k t u itu t i d a k d a p a t d i p e n u h i k a r e n a keadaan d i l u a r k e k u a s a a n n y a . |S) P e n g a j u a n keberatan tidak menunda kewajiban dan p e l a k s a n a a n p e n a g i h a n p a j a k s e s u a i d e n g a n berlaku. Pasal
membayar ketentuan
pajak yang
21
) G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h d a l a m j a n g k a w a k t u p a l i n g l a m a 12 ( d u a belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberikan k e p u t u s a n atas keberatan yang d i a j u k a n . \) K e p u t u s a n G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h a t a s k e b e r a t a n d a p a t berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya p a j a k y a n g t e r u t a n g . I) A p a b i l a j a n g k a w a k t u s e b a g a i m a n a d i m a k s u d lewat dan Gubernur Kepala Daerah tidak keberatan y a n g d i a j u k a n t e r s e b u t d i a n g g a p
p a d a a y a t (1) t e l a h member! Keputusan dikabulkan.
Pasal
22
-
12
Pasal
-
22
(1) W a j i b P a j a k d a p a t m e n g a j u k a n p e r m o h o n a n b a n d i n g h a n y a kepada Badan P e n y e l e s a i a n S e n g k e t a P a j a k t e r h a d a p K e p u t u s a n m e n g e n a i keberatannya ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah. (2) P e r m o h o n a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) d i a j u k a n s e c a r a tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinan dan pelaksanaan penagihan pajak. Pasal
23
apabila pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian a t a u s e l u r u h n y a , k e l e b i h a n p e m b a y a r a n p a j a k d i k e r a b a l i k a n dengan ditambah imbalan b u n g a 2% ( d u a persen) sebulan untuk jangka w a k t u p a l i n g l a m a 2 4 ( d u a p u l u h e m p a t ) b u l a n .
BAB PENGEMBALIAN
XII
KELEBIHAN Pasal
PEMBAYARAN
24
(1) A t a s kelebihan pembayaran PBB-KB, Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian kepada Gubernur Daerah.
dapat Kepala
(2) G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h d a l a m j a n g k a w a k t u p a l i n g l a m a 1 2 ( d u a belas) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran PBB-KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mengambil keputusan. (3) A p a b i l a jangka waktu sebagaimana pada ayat (2) telah - dilampaui dan Gubernur Kepala Daerah tidak mengambil suatu keputusan, permohonan pengambilan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu I paling lama 1 (satu) b u l a n . (4) A p a b i l a Wajib Pajak mempunyai utang pajak, kelebihan p e m b a y a r a n p a j a k s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut. (5) P e n g e m b a l i a n k e l e b i h a n p e m b a y a r a n p a j a k s e b a g a i m a n a pada ayat (1) d i l a k u k a n d a l a m j a n g k a w a k t u paling (dua) b u l a n s e j a k d i t e r b i t k a n S K P D L B .
dimaksud lama 2
(6) A p a b i l a
...
-
13
-
(6) A p a b i l a pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Gubernur Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran pajak. (7) T a t a C a r a p e n g a m b i l a n k e l e b i h a n p e m b a y a r a n p a j a k sebagaimana d i m a k s u d p a d a a y a t (1) d i a t u r o l e h , G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h .
BAB PEMBAGIAN
XIII
BASIL PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR Pasal
(1) H a s i l
Penerimaan
a. U n t u k
Daerah
PBB-KB Tingkat
b. U n t u k Daerah persen).
BAKAR
25.
ditetapkan I sebesar
Tingkat
BAHAN
II
sebagai 10*
berikut
(sepuluh
sebesar
90%
:
persen)
(sembilan
puluh
(2) B a g i a n p e n e r i m a a n D a e r a h T i n g k a t II s e b e s a r 9 0 % ( sembilan puluh p e r s e n ) s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) huruf b, dibagikan k e p a d a D a e r a h T i n g k a t II d e n g a n p e m b a g i a n sebagai berikut : a. 50 % (lima puluh persen) Kabupaten yang dibiayai dari b. 50 % ( l i m a p u l u h Tingkat II.
persen)
berdasarkan APBD Tingkat
dibagi
BAB
rata untuk
panjang II;
jalan
seluruh
Daerah
XIV
K E D A L U W A R S A Pasal
26 i
1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang p a j a k , k e c u a l i a p a b i l a w a j i b p a j a k m e l a k u k a n tindak pidana d a l a m P e r a t u r a n D a e r a h i n i . 2) K e d a l u w a r s a penagihan (1) t e r t a n g g u h a p a b i l a a. D i t e r b i t k a n
Surat
pajak :
Teguran,
sebagaimana
Surat
Paksa
dimaksud
pada
ayat
atau; b. A d a
...
b. A d a pengakuan utang pajak maupun tidak langsung.
BAB PEMBUKUAN
t
dari Wajib
|(2) K r i t e r i a tatacara
baik
langsung
XV
DAN
PEMERIKSAAN
Pasal (1) W a j i b Pajak raenyelenggarakan
Pajak
27
yang memenuhi pembukuan;
kriteria
tertentu
wajib
w a j i b p a j a k s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t (1) pembukuan diatur oieh Gubernur Kepala Daerah.
dan
0
Pasal
28
(1) G u b e r n u r K e p a l a D a e r a h b e r w e n a n g m e l a k u k a n P e m e r i k s a a n menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak dalam melaksanakan Peraturan Daerah ini. (2) W a j i b P a j a k
yang
diperiksa
berkewajiban
untuk rangka
;
a. M e n y e r a h k a n dan meminjam buku atau catatan dokuinen yang menjadi d a s a r n y a bagi d o k u m e n lain y a n g b e r h u b u n g a n d e n g a n obyek p a j a k y a n g t e r u t a n g . b. M e m b e r i k a n kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna keiancaran pemeriksaan. c. M e m b e r i k a n 3) T a t a c a r a Keputusan
keterangan
yang
diperlukan.
Pemeriksaan Pajak diatur Gubernur Kepala Daerah;
BAB PEMBINAAN
lebih
lanjut
dengan
XVI DAN
Pasal
PENGAWASAN 29
embinaan dan Pengawasan atas Pelaksanaan ketentuan eraturan Daerah ini d i l a k s a n a k a n o l e h G u b e r n u r Kepala tau Pejabat. y a n g d i t u n j u k .
BAB
dalam Daerah
VII
...
BAB
XVII
KETENTUAN Pasal
PIDANA 30
1) W a j i b P a j a k y a n g k a r e n a k e a l p a a n n y a t i d a k m e n y a m p a i k a n SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan D a e r a h d a p a t d i p i d a n a d e n g a n p i d a n a k u r u n g a n paling lama 1 ( s a t u ) t a h u n d a n a t a u d e n d a p a l i n g b a n y a k 2 ( d u a ) k a l i jumlah p a j a k y a n g t e r u t a n g . 2) W a j i b Pajak dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana paling lama 2 (dua) tahun jumlah dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali j u m l a h p a j a k y a n g t e r u t a n g . 3) T i n d a k pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini t i d a k d i t u n t u t s e t e l a h m e l a m p a u i j a n g k a waktu 10 (sepuluh) t a h u n s e j a k s a a t t e r u t a n g n y a p a j a k a t a u b e r a k h i r n y a Masa P a j a k . BAB
XVIII
P E N Y I D I K A N Pasal
31
1) P e j a b a t P e g a w a i N e g e r i S i p i i t e r t e n t u d i l i n g k u n g a n P e m e r i n t a h Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah. 2) - D a l a m melaksanakan tugas penyidik, para pejabat dimaksud p a d a a y a t (1) p a s a l ini b e r w e n a n g :
sebagaimana
a. m e n e r i m a , mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan -atau laporan berkenaan tindak pidana dibidang perpajakan daerah agar keterangan atau laporan tersebut roenjadi lebih lengkap dan j e l a s ; b. m e n e l i t i , mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang p r i b a d i atau badan tentang k e b e n a r a n p e r b u a t a n yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah;
c. M e m i n t a
...
-
16
-
c. m e m i n t a k e t e r a n g a n d a n b a h a n b u k t i d a r i o r a n g p r i b a d i a t a u Badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah; d. m e m e r i k s a buku-buku, catatan-catatan lain berkenaan dengan tindak pidana daerah;
dan dokumen-dokumen dibidang perpajakan
e. m e l a k u k a n penggeledahan untuk mendapatkan bahan pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
bukti serta
f. m e m i n t a b a n t u a n t e n a g a a h l i d a l a m penyidikan tindak pidana dibidang
tugas
rangka pelaksanaan perpajakan daerah;
g. m e n y u r u h b e r h e n t i d a n a t a u m e l a r a n g s e s e o r a n g m c n i n g g f e l k a n ruang atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa indentitas orang dan atau dokumen yang d i b a w a s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a h u r u f e; h. m e m o t r e t seseorang perpajakan daerah;
yang berkaitan
i. m e m a n g g i l o r a n g u n t u k d i d e n g a r sebagai tersangka atau saksi; j. m e n g h e n t i k a n
dengan
keterangannya
tindak
dan
pidana
diperiksa
penyidikan;
k. m e l a k u k a n tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. I) P e n y i d i k sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam U n d a n g - u n d a n g Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB
XIX
KETENTUAN Pasal
PENUTUP
32
il-hal y a n g belum diatur dalam Peraturan tetapkan lebih lanjut oleh Gubernur Kepala ngenai p e l a k s a n a a n n y a .
Daerah Daerah
ini akan sepanjang
Pasal
33
...
Pasal
33
eraturan D a e r a h i n i m u l a i b e r l a k u p a d a t a n g g a l d i u n d a n g k a n . gar supaya setiap orang dapat mengetahui. memerintahkan engundangan Peraturan ini d e n g a n P e n e t a p a n n y a dalam Lembaran aerah P r o p i n s i D a e r a h T i n g k a t I N u s a T e n g g a r a T i m u r .
D i t e t a p k a n "di pada
DEWA N P E R W A K I L A N R A K Y A T DAERAH P R O P I N S I D A E R A H INGKAT I N U S A T E N G G A R A T I M U R K E T U A,
SIMON
PETRUS
Kupang
tanggal
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT NUSA TENGGARA TIMUR,
SOLIWOA
HERMAN
Disahkan oleh Menteri Dalam dengan Keputusan Nomor Tanggal Diundangkan dalam Lembaran Daerah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Nomor : Tanggal Nomor :
SEKRETARIS
IR.
WILAYAH
SABINUS
/
PEMBINA UTAMA NIP. 620005096.
Negeri
Propinsi Timur Seri A
DAERAH,
KANTUS
MUSAKABE
I
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I NUSA TENGGARA TIMURNOMOR
TAHUN
1998
TENTANG PAJAK BAHAN BAKAR I. U M U
KENDARAAN
BERMOTOR
M
yang maka yang yang
Dalam rangka mendukung perkembangan Otonomi Daerah nyata, serasi, dinamis dan bertanggungjawab, pembiayaan Pemerintahan' dan pembangunan Daerah, bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, khusushya berasal dari pajak daerah perlu ditingkatkan.
Sejalan d e n g a n semakin m e n i n g k a t n y a p e l a k s a n a a n pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Daerah, diperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya makin meningkat pula. Upaya meningkatkan penyediaan dana dari sumber sumber tersebut a n t a r a lain d i l a k u k a n d e n g a n peningkatan kinerja pemungutannya serta penyederhanaan, penyempurnaan, dan p e n a m b a h a n j e n i s p a j a k m e l a l u i U n d a n g - u n d a n g N o m o r 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan R e t r i b u s i D a e r a h , yang selanjutnya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1 9 9 7 t e n t a n g P a j a k B a h a n B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r . Sehubungan d e n g a n itu m a k a p e r l u m e n e t a p k a n P e r a t u r a n Propinsi D a e r a h T i n g k a t I N u s a T e n g g a r a T i m u r t e n t a n g Bahan B a k a r K e n d a r a a n B e r m o t o r . . PASAL D E M I Pasal Pasal .Pasal
Daerah Pajak
PASAL
1 2 3
: Cukup : Cukup Ayat
(1)
jelas jelas
: Yang dimaksud dengan bahan bakar dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor adalah bahan bakar yang telah diambil oleh Stasiun Pengisian Bakar Minyak (SPBU), Premium Solar Paket Dealer (PSPD), Agen Premium Minyak Solar (APMS) dan Penyalur Skala Kecil, baik penyalurannya dari tanki Depot Pertamina maupun tanki Swasta.
Ayat.
(2)
...
-
Pasal
2
-
: Termasuk dalam pengertian adalah Premium dan Premix.
bensin
Ayat
(2)
Ayat
(1)
Cukup
Ayat
(2)
Yang dimaksud dengan penyedia Bahan Bakar kendaraan bermotor adalah Produsen Bahan Bakar . kendaraan bermotor yaitu Pertamina dan atau Produsen Bahan Bakar lainnya.
4
P a s a l 5 s/d
Pasal
6
jelas.
Yang dimaksudkan dengan ^yang perolehannya langsung dari ' Depot Pertamina adalah tanki-tanki yang pengambilannya langsung ke Depot Pertamina baik untuk kepentingan sendiri manpun untuk melayani pengecer.
Pasal 7
P a s a l 8 s/d
Cukup
jelas.
Pasal
33
: Cuku
jelas.