PERATURAN DAERAH PERDA) TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BATAM TAHUN 2011-2016
PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN 2011
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Berkenaan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerangka dasar pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Selain itu, hal ini diharapkan juga dapat meningkatkan daya saing yang ada di daerah. Oleh karena itu, kebijakan yang disusun di daerah pada dasarnya dilakukan untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Walaupun undang-undang secara jelas menyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan daerah tetap harus memperhatikan antara perencanaan pemerintahan pusat, provinsi dan antar pemerintah daerah, sehingga pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan, baik yang terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum serta keuangan. Landasan hukum mengenai sistem perencanaan pembangunan telah diatur secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dimana disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga dan perencanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dan penyusunannya dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud, disusun secara berjangka meliputi (i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), (ii) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan (iii) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Menyikapi peraturan Perundangan tersebut di atas, Pemerintah Kota Batam bersama dengan DPRD Kota Batam telah menetapkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam Berkaitan dengan uraian di atas serta menindaklanjuti kewajiban Pemerintah Kota Batam setelah melaksanakan pemilihan Kepala Daerah secara langsung, maka sesuai amanat peraturan perundangan yang berlaku, Pemerintah Kota Batam diwajibkan menyusun RPJMD. RPJMD Kota Batam Tahun 2011 – 2016 merupakan penjabaran visi, misi dan program Walikota Batam yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan, dimana penyusunannya memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi, memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Program lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dokumen RPJMD ini pada dasarnya disusun berdasarkan beberapa pendekatan berikut: 1. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam RPJMD; 2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut; 3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki; ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah- Atas (bottom-up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah pembangunan. RPJMD Kota Batam Tahun 2011 – 2016 disusun melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kota Batam. Berbagai tahapan analisis sektoral & tata ruang, penjaringan aspirasi masyarakat, serta dialog yang melibatkan pemangku kepentingan strategis telah dilakukan dalam rangka mewujudkan perencanaan yang komprehensif. Tahapan proses penyusunan RPJMD Kota Batam, secara umum dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar I-1 Proses Penyusunan RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016 (Draf) RPJPD Kota Batam 2005-2025
Kondisi lingkungan strategis & hasil evaluasi
Rancangan Awal RPJMD 2011-2016 (Oleh Bappeko) Visi, Misi, Program KDH
RPJM Nasional dan Provinsi
Musrenbang
Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Berdasarkan hasil Musrenbang RPJMD
RPJMD ditetapkan dengan Perda setelah berkonsultasi dengan Provinsi
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
Sumber : • Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 • Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 • Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
I-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN Landasan hukum sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011 - 2016 adalah sebagai berikut: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, san Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002, Nomor 111 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor. 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 4286);
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 12. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5195); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 25. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025. 26. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015. 27. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2001 Nomor 5 Seri B) sebagaimana ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-6
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 46); 28. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2001 tentang Penerimaan Sumbangan dari Pihak Ketiga Kepada Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 20 Seri D); 29. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 17 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2001 Nomor 18 Seri C) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2003 Nomor 30 Seri C) ; 30. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2002 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 1 Seri D); 31. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2002 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 20 Seri D); 32. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2002 tentang Ketertiban Sosial di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 22 Seri E); 33. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2003 Nomor 42 Seri E); 34. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004 – 2014 (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2004 Nomor 52 Seri C Tambahan Lembaran Daerah Nomor 32); 35. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pemekaran, Perubahan dan Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan dalam Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2005 Nomor 65 Seri D Tambahan Lembaran Daerah Nomor 34); 36. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 1 Seri D); 37. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 2 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37); ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 38. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 7 Seri A ); 39. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 44); 40. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 8) 41. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 9) 42. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 10) 43. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 11) 44. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 12). 45. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 13) 46. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 14) 47. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 55); 48. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kepelabuhanan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 56 ); 49. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 58 ); ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 50. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2009 tentang Retribusi Penggunaan Tanah dan / atau Bangunan yang dikuasai Pemerintah Daerah untuk Pemasangan Reklame (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 61); 51. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2009 tentang Menara Telekomunikasi di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 62 ); 52. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Terumbu Karang (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 63 ); 53. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 64); 54. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 65); 55. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Usaha di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 66 ); 56. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 ); 57. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 4, , Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 69 ); 58. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 71 ); 59. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 72 ); 60. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 73 ); ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-9
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 61. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi IMB (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 74 ); 62. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 75 );
1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RPJM Daerah sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah, berhubungan erat dengan RPJP Daerah, RPJMD Provinsi dan RPJM Nasional karena berdasarkan Pasal 5 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dijelaskan bahwa RPJM Daerah berpedoman pada dokumen RPJP Daerah dan memperhatikan RPJMD Provinsi dan Nasional. Selanjutnya, berdasarkan Pasal 25 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 RPJM Daerah juga merupakan payung bagi dokumen perencanaan dibawahnya yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Dokumen RKPD merupakan dokumen perencanaan anggaran pemerintah daerah yang ditetapkan setiap tahun (Pasal 5 Ayat 3 UU Nomor 25 Tahun 2004), RKPD mengacu pada RKP sehingga secara langsung RAPBD akan berhubungan dengan RAPBN terutama dilihat dari keterkaitan keuangan/fiskal antara pusat dan daerah seperti (DAU, DAK, dan Bagi Hasil) dan kebijakan lainnya yang masih diatur oleh pemerintah pusat Hirarki perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu RPJMD merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. Sehingga RPJMD harus singkron dan sinergi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan, RPJMD Kota Batam 2011-2016 harus mengacu dan mengarah bagi terwujudnya ketentuan dalam kebijakan pemanfaatan ruang baik struktur tata ruang maupun pola ruang. Pada Pasal 7 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan bahwa RPJM Daerah menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja ** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-10
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) sehingga dengan demikian RPJM Daerah juga secara tidak langsung menjadi payung dalam penyusunan Renstra SKPD, selanjutnya Renstra SKPD dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan atau Renja SKPD yang merupakan dokumen perencanaan paling aplikatif dari RPJMD. Pembangunan Jangka Panjang Kota Batam Tahun 2005–2025 merupakan kelanjutan dari pembangunan sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun mendatang, Kota Batam diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam pembangunan nasional. Pelaksanaan RPJPD Kota Batam 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 (lima) tahunan, yang dituangkan dalam RPJMD I Tahun 2006– 2011, RPJMD II Tahun 2011– 2016, RPJMD III Tahun 2016–2021, dan RPJMD IV Tahun 2021–2025. RPJP Provinsi digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Provinsi. Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masingmasing periode RPJM sesuai dengan visi, misi, dan program. Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam hal ini keterkaitan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hubungan RPJMD dengan RPJPD Berdasarkan arahan dalam RPJPD Kota Batam 2005-2025, bahwa RPJMD merupakan penjabaran program lima tahunan RPJPD yang dilaksanakan berdasarkan periode Kepala Daerah. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan bahwa RPJMD yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala Daerah, dalam penyusunannya tetap berpedoman kepada RPJPD Kota. Dalam RPJPD 2005-2025 ditetapkan bahwa visi jangka panjang daerah adalah ‘Terwujudnya Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani’. Dengan misi 1) Mewujudkan Batam sebagai Bandar berstandar Internasional. 2) Menciptakan Batam sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi. 3) Menciptakan Masyarakat Madani (agamis, sejahtera, maju, berbudaya, menegakkan supremasi hokum, berkeadilan dan demokratis). 4) Menciptakan Pemerintahan yang Transparan dan Akuntabel. Dalam kaitan tersebut Pemerintah Kota Batam dalam RPJMD 20112016 menetapkan Visi Kota Batam yaitu: Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional.
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-11
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 2. Hubungan RPJMD 2011-2016 dengan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 Berdasarkan Perda Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 tahun 2011 tentang RPJMD Provinsi Kepri 2010-2015 ditetapkan Visi yaitu ‘Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera, Berakhlak Mulia dan Ramah Lingkungan’ dengan misi sebagai berikut: 1). Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi budaya lainnya dalam kehidupan masyarakat 2). Meningkatkan pendayagunaan sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil 3). Mengembangkan wisata yang berbasis kelautan dan budaya setempat 4). Mengembangkan potensi ekonomi local dengan keberpihakan kepada rakyat kecil (Wong cilik) 5). Meningkatkan investasi dengan pembangunan infrastruktur yang berkualitas 6). Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas 7). Mengembangkan etos kerja, disiplin, budi pekerti dan supremasi hokum 8). Mengembangkan kehidupan yang demokratis, keadilan serta berkesetaraan gender 9). Mengembangkan pembangunan yang ramah lingkungan
Hubungan RPJMD dengan RTRW Kota Batam dimana RTRW Kota Batam Tahun 2008-2028 belum ditetapkan sebagai Peraturan daerah, namun dalam rancangan Perda RTRW telah dijelaskan kebijakan yang ditempuh dalam RTRW 2008-2028. Oleh sebab itu untuk melihat hubungan antara RPJMD dengan RTRW sesuai dengan pasal 29 ayat 1 PP 8 tahun 2008 maka kebijakan RPJMD dan RTRW dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam RTRW ditetapkan bahwa tujuan Penataan Ruang Kota Batam adalah “Terwujudnya Bandar dunia yang madani berbasis industry, pariwisata, perdagangan dan jasa, yang produktif, aman, nyaman, maju, berkualitas, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta berdaya saing kuat di era global”.
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-12
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016 dengan dokumen perencanaan lainnya baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan secara diagramatis dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini. Gambar I-2 Dokumen Perencanaan yang menjadi Pedoman dan Perhatian dalam Penyusunan RPJMD Kota/Kabupaten
LINGKUP INTERNAL
RPJM Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RTRW
RPJPD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kota
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kab/Kota
Menjadi Perhatian
RPJMD Prov Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi
Menjadi Perhatian
Merupakan Pedoman
Menjadi Perhatian
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kab/Kota
Menjadi Perhatian
RTRW Kab/Kota
RPJMD Kab/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kota lainnya
Rencana Pembangunan Jangka Menegah Kab/Kota lainnya
Sumber : Permendagri 54/2010
Dalam hal kaitannya dengan sistem keuangan yang diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka RPJMD Kota Batam akan dijabarkan ke dalam RKPD untuk setiap tahunnya, dan dapat dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Batam. Berikut ini diuraikan secara diagramatis kaitan antara RPJMD
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-13
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 dengan dokumen perencanaan di tingkat pusat, dokumen perencanaan yang menjadi pedoman dan turunan dari RPJMD, serta perencanaan keuangan daerah.
RPJP NASIONAL
RPJMD NASIONAL
Dijabarkan
RKP
Pedoman
RPJMD DAERAH
RENSTRA SKPD
RKA K/L
Pedoman
RAPBN
Pedoman
RINCIAN APBN
Pedoman
APBN
Diserasikan melalui musrenbang
Diperhatikan
RPJP DAERAH
Pedoman
Dijabarkan
RKPD
Pedoman
RAPBD
Pedoman
APBD
RENJA SKPD
Pedoman
RKA SKPD
Pedoman
RINCIAN APBD
Diacu
PEMERINTAH DAERAH
Diacu
Pedoman
RENJA K/L
Pedoman
Diacu
Pedoman
RENSTRA K/L
Pedoman
PEMERINTAH PUSAT
Gambar I-3 Hubungan RPJM Daerah Kota Batam dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Pedoman
UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
I-14
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan RPJMD Kota Batam Tahun 2011 – 2016 ini adalah sebagai berikut: BAB 1
PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Kota Batam.
BAB 2
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi Kota Batam secara komprehensif sebagai basis/dasar analisis dan pijakan dalam penyusunan perencanaan.
BAB 3
GAMBARAN PENGELOLAAN KERANGKA PENDANAAN
KEUANGAN
DAERAH
SERTA
Bab ini menguraikan analisis pengelolaan keuangan daerah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. BAB 4
ISU STRATEGIS Bab ini memuat berbagai isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang.
BAB 5
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Bab ini menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Kota Batam untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan tujuan dan sasarannya.
BAB 6
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Bab ini memuat dan menjelaskan strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota Batam untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
BAB 7
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan umum yang akan diambil dalam pembangunan jangka menengah dan disertai dengan program pembangunan daerah yang akan direncanakan.
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-15
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB 8
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Dalam bab ini diuraikan indikator yang akan dicapai melalui sejumlah program yang akan dilaksanakan pada Tahun 2011 - 2016.
BAB 9
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Bab terakhir ini memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan dokiumen RPJMD Tahun 2011-2016.
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN 1.5.1 Maksud Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 20112016 dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan pembangunan jangka menengah Kota Batam secara konsisten dan berkesinambungan.
1.5.2 Tujuan Adapun tujuan penyusunan RPJMD Kota Batam 2011-2016 adalah sebagai berikut: 1. menetapkan visi, misi, dan program pembangunan daerah jangka menengah; 2. sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD, dan perencanaan penganggaran; 3. menjamin keterkaitan, konsistensi, sinergisitas, dan keterpaduan dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
** Pemerintah Kota Batam | PENDAHULUAN
I-16
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah Karakteristik lokasi dan wilayah Kota Batam dapat ditinjau dari beberapa aspek strategis sebagaimana diuraikan berikut ini.
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kota Batam seluas 426,563.28 Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318,298.28 Ha. Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) di antaranya telah bernama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Singapura dan Malaysia
Sebelah Selatan
: Kabupaten Lingga
Sebelah Barat
: Kabupaten Karimun dan Laut Internasional
Sebelah Timur
: Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang.
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis A Posisi Astronomis Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kota Batam tahun 2004 – 2014, terletak antara 0° 25’ 29 ”-1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” - 104° 26' 04” Bujur Timur.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Batam
sumber : Bappeda Kota Batam, 2011
B Posisi Geostrategik Sebagaimana diuraikan pada Subbab 2.1.1.1 sebelumnya, Kota Batam berbatasan dengan daerah dan negara lain. Hal ini memiliki implikasi pada posisi geostrategik Kota Batam. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik bagi Singapura untuk merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang diberikan. Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta laut internasional. Karakteristik wilayah ini secara geografis tidak jauh berbeda, begitu juga dari sisi sosiokulturalnya. Kabupaten Karimun merupakan wilayah pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan) yang pembentukannya bersamaan dengan Kota Batam. Daerah ini terkenal dengan industri pertambangan batu granit dan produksi perikanan yang juga merupakan kebutuhan bagi proses pembangunan Kota Batam.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah timur Kota Batam. Kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau, sehingga menjadi pusat pemerintahan Provinsi. Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik wisata bahari dan terutama wisata sejarah. Keberadaan Pulau Penyengat sebagai salah satu icon budaya Melayu telah menjadikan kawasan ini tempat tujuan wisata yang cukup terkenal. Kabupaten Bintan selain merupakan daerah yang kaya dengan sumberdaya alam, baik laut dan darat terutama bauksit, juga merupakan kawasan yang cukup kaya dengan hasil pertanian dan perkebunan. Produk hasil bumi ini turut memberikan andil bagi kebutuhan masyarakat Batam. Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di jalur pelayaran internasional. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam sangat terkait dengan posisi tersebut. Posisi ini menjadi unik bagi Kota Batam yang membedakan dengan daerah lain di Indonesia
2.1.1.3 Topografi Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau dengan ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya, sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggian sampai 100 m dpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan Galang serta Galang Baru. Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 – 3% tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan. Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif rendah, tersebar dibagian tengah pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 – 40% sebaran luasnya membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang bukit Dangas Pancur dan bukit Senyum.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada di sepanjang bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temoyong 179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.
2.1.1.4 Geologi Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan protersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan Pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan.
2.1.1.5 Hidrologi Kota Batam memiliki 2 (dua) wilayah air tanah, yaitu: 1. Perbukitan lipatan yang terdapat hampir di sebagian wilayah. Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan batuan penyusun berupa batu pasir, batu lempung, fillit, dan kuarsit yang bersifat padu. Umumnya, air tanah tersimpan dalam aquafir berupa rekahan atau secah, serta pada material rombakan hasil lapukan batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan dangkal. 2. Air tanah yang terdapat di daerah batuan beku. Jenis air tanah ini terdapat di bagian timur Pulau Batam yang tersusun oleh granit dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan beku di wilayah Kota Batam terdapat di Pulau Buluh, Pulau Bulan Lintang, Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau Mekawa, Pulau Dendang, dan Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada daerah batuan beku berupa batu pasir dan batu lempung keras dan bersifat kedap air.
2.1.1.6 Klimatologi Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2010 berkisar antara 21,1 0 C – 24,4 o C dan suhu maksimum berkisar antara 32,2 o C - 34,5 o C, sedangkan suhu rata-rata sepanjang tahun 2010 adalah 26,7 o C - 28,7 o C. Keadaan tekanan udara rata-rata untuk tahun 2010 berkisar antara 1008,2 – 1019,9 MBS dengan tekanan minimum antara 1003,6 – 1007,6 MBS dan maksimum antara 1007,6 – 1017,4 MBS. Sementara kelembaban udara minimum di Kota Batam rata** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
rata berkisar antara 44 – 59 %, dan maksimum antara 97 – 100 %. Kecepatan angin maksimum 14 - 23 knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2010 adalah 193 hari dan banyaknya curah hujan setahun 2052,8 mm.
2.1.1.7 Penggunaan Lahan Rencana penggunaan lahan di Kota Batam dilihat dari rencana pola ruang Kota Batam, dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel II.1 Penggunaan Lahan berdasarkan Pola Ruang Kota Batam
No.
JENIS PENGGUNAAN
1
LINDUNG
LUAS m²
a. Buffer Jalan
109,000
10.90
b. Genangan
117,100
11.71
c. Hutan Bakau
20,740,000
2,074
d. Hutan Buru
21,660,000
2,166
e. Hutan Kota
119,577,700
11,957.77
f. Hutan Lindung
144,800,000
14,480
9,016,000
901.60
31,070,000
3,107
4,863,000
4,863.30
351,952,800
35,195.28
a. Fasilitas Pelabuhan
22,460,000
2,246
b. Fasilitas Umum
23,300,000
2,330
c. Jasa
56,240,000
5,624
d. Kawasan Bandara
12,260,000
1,226
1,554,000
155,4
100,600,000
10,060
g. Hutan Wisata h. Waduk i. Sempadan Pantai TOTAL KAWASAN LINDUNG 2
Ha
BUDIDAYA
e. KKOP f. Wisata g. Perikanan
2,381,000
238.13
h. Industrian
129,300,000
12,930
i. Permukiman
182,900,000
18,290
j. Pertanian/Peternakan
138,400,000
13,840
667,500
66.75
60,634,700
6,063.47
730,697,200
73069.72
1,082,650,000
108,265
k. Pusat Pemerintahan l. Infrastruktur Jalan TOTAL KAWASAN BUDIDAYA TOTAL KESELURUHAN Sumber: Bappeda Kota Batam Tahun 2011, data olahan
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2.1.2 POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2011-2031, dalam kurun waktu tersebut, rencana potensi pengembangan wilayah, dapat diuraikan sebagai berikut. A Struktur Ruang Wilayah 1. Sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di Kota Batam sebagai komponen pembentuk struktur ruang wilayah kota dikembangkan dengan Sistem Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan, yang melayani tidak hanya internal Kota Batam dan kawasan perbatasan, namun juga lingkup regional, nasional, dan internasional, sesuai arahan RTRWN dan penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. 2. Sistem pusat-pusat pelayanan Kota di Kota Batam yang dilandaskan pada layanan langsung kebutuhan masyarakat dan layanan pendukung pengembangan kegiatan-kegiatan usaha produktif, berdasarkan hirarki dan skala pelayanannya dibedakan atas: •
Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 1 (satu) untuk pelayanan lokal seluruh kota, regional, nasional, dan internasional;
•
Sub Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 2 (dua) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kecamatan; dan
•
Pusat Lingkungan (Neighbourhood Services Center), yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 3 (tiga) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kelurahan atau setingkat satuan lingkungan permukiman (neighbourhood unit).
3. Dalam jangka waktu Tahun 2011 – 2031, Batam Center merupakan pusat kota dalam sistem pusat pelayanan kota, yang berperan sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa dan industri. Sub pusat kota tersebar di beberapa wilayah kota termasuk di P. Rempang dan P. Galang, P. Belakang Padang dan P. Buluh dengan peran masing-masing baik sebagai sub pusat pelayanan industri, perdagangan, jasa dan pariwisata. 4. Pada Pusat Kota dialokasikan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain) serta kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang memadai. ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-6
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
5. Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan global, struktur ruang wilayah kota dimantapkan melalui peningkatan kualitas layanan dan pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan untuk menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing. 6. Arahan RTRWN untuk pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi realistik setempat diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan internasional hub” (hub international port). 7. Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang ada di P. Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru pada lokasi yang strategis di P. Rempang dan/atau Galang. 8. Untuk menciptakan aksesibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas (flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan jaringan transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas dan/atau di bawah permukaan tanah/air. 9. Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana yang lain yaitu : jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan penyehatan lingkungan permukiman. B Pola Ruang Wilayah 1. Pola ruang wilayah Kota Batam dikembangkan secara serasi, selaras dan terpadu dengan struktur ruang wilayah kota, mencakup kawasan-kawasan lindung dan kawasan-kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan sosialekonomi dan kelestarian lingkungan hidup di wilayah darat dan laut; 2. Mengembangkan ragam Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota, jalur hijau, taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan dll) dalam rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
luas wilayah darat kota, untuk meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan iklim mikro, dan estetika kota; 3. Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundangundangan; 4. Mengalokasikan pemanfaatan ruang untuk pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam di Pusat-pusat Pelayanan Primer sesuai prioritas sektoral PP Nomor 5 Tahun 2011, tahap pertama pada kawasan-kawasan pemanfaatan yang tersedia di P. Batam, selanjutnya ke pulau-pulau yang lain dari tujuh pulau yang telah ditetapkan; 5. Menciptakan keseimbangan perkembangan dan pemerataan pembangunan antara ketujuh pulau yang ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan pulau-pulau sekitar melalui pengembangan Kawasan Strategis, Kawasan Khusus, dan Kawasan-kawasan Prioritas atau melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI); 6. Memanfaatkan secara optimal areal lahan yang diserahkan pengembang kepada Pemerintah Kota untuk peningkatan fasilitas pelayanan umum dan bangunan pemerintah, secara serasi dan selaras dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan ruang terbuka hijau kota; 7. Mengintensifkan pemanfatan ruang pada kawasan-kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi di P. Batam, P. Rempang dan pulau-pulau yang lain dengan mengarahkan pembangunan secara vertikal; 8. Mengendalikan kegiatan reklamasi di kawasan-kawasan pengembangan pantai untuk mengurangi tekanan dan tingkat kerusakan kawasan bukit dan perbukitan di P. Batam, dan melakukan subtitusi bahan timbun dengan pasir darat dan/atau pasir laut; dan 9. Mengembangkan pemanfaatan ruang di wilayah laut secara terpadu dengan wilayah darat dan pesisir untuk meningkatkan keserasian, keselarasan, dan untuk menghindarkan dampak negatif tak diinginkan terhadap lingkungan laut.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.2. Konsep Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-9
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2.1.3 WILAYAH RAWAN BENCANA Kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari: •
Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta pada kawasan-kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;
•
Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;
•
Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan struktur geologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama pada kawasan-kawasan pesisir yang menghadap secara langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan
•
Kawasan Rawan Gerakan Tanah yaitu kawasan pada jalur-jalur sesar geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan dan atau gempa bumi, yaitu diPulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagi perlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter (seratus meter) di kiri-kanan garis sesar.
•
Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang berada pesisir pantai yang tertutama yang menghadap langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan `pada musim-musim tertentu rawan gelombang pasang
2.1.4 DEMOGRAFI Penduduk Kota Batam bersifat heterogen terdiri dari multi suku yang ada ada di Indonesia, dengan penduduk aslinya adalah suku Melayu. Penduduk Kota Batam hingga Juni tahun 2011 tercatat sebanyak 1.102.762 jiwa yang berarti meningkat sebesar 4,35% dibanding keadaan akhir tahun 2010 yang hanya berjumlah 1.056.701 jiwa. Hingga Juni 2011, komposisi penduduk terdiri dari 569.939 jiwa (51,68%) laki-laki dan 532.823 jiwa (48,32%) perempuan, yang berarti rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk sebesar 106,96 atau setiap 107 orang penduduk laki laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kota Batam telah meningkat dari 600 jiwa per km2 pada 2009 menjadi sekitar 641 jiwa per km2 pada tahun 2010. ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-10
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Berikut ini diuraikan perkembangan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan Kota Batam dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Gambar 2.3 Perkembangan jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Batam 2000-2011 1.200.000 6,89
1.102.762 4,36
9,85
1.000.000
24,25 4,11
800.000
15,99 13,29
600.000
4,33
2,31
1,45
5,08
400.000 200.000 ‐ 2000
2001
2002
2003
Jumlah Penduduk
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010 Jun‐11
Laju pertumbuhan
Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil Kota Batam, 2010
Kota Batam memiliki pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Hal ini terutama disebabkan adanya migrasi penduduk dari luar daerah ke Kota Batam. Faktor ini juga yang mengakibatkan karakteristik penduduk Kota Batam multi-etnis. Penyebaran penduduk per Kecamatan di Kota Batam dapat dikatakan relatif tidak merata dengan konsenterasi masih pada Kecamatan yang berada di wilayah Pulau Batam. Penyebaran penduduk per Kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-11
Perrda RPJMD Kota K Batam 2011 2 - 2016
Ga ambar 2.4. Jum mlah Pendud duk Kota Ba atam Per Kecamatan s/d Juni 2011 1 Baatu Aji, 110,61 13
Belakang Padang, 24,384
Saagulung, 163,8 84 7
B Bulang, 12,088 8 Gaalang, 15,573
Sei Bedukk, 120,368 Nongsa a, 59,029
Batam m Kota, 146 6,229
Lubuk Bajaa, 98, 106,805 Bengkong, 1 116,98 3
Batu 672 Ampar, 95,6
Sekupangg, 131,17 1
Sumber : Dinas Kepe endudukan dan Capil C Kota Batam m di Batam Dalam m Angka 2010
Kota Batam m memiliki pertumbuha p an penduduk yang sang gat tinggi da an multi etnis. Hal in ni dikarenak kan adanya migrasi bes sar yang ma asuk ke Kota a Batam. Selain itu u, sebaran penduduk tid dak merata dan d terpusa at di Pulau Batam. B
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN SO SIAL OS 2.2 2.1 FOKU US KE ESEJAHTERAAN EKON NOMI
DAN
PEMERATAAN N
Berrikut ini diu uraikan ana alisis kinerja a atas foku us kesejahte eraan dan pemerataan n eko onomi Kota Batam B meng ggunakan be eberapa indik kator utama sosial-ekonomi.
2.2 2.1.1 Pertu umbuhan Ekonomi E Sala ah satu ind dikasi keberh hasilan pem mbangunan yang y ada a adalah melallui indikatorr perrtumbuhan ekonomi. Walaupun begitu, pertumbuha p n ekonomi bukanlah h merupakan tuju uan akhir da ari pembang gunan. Tujua an utama ya ang ingin diccapai dalam m mbangunan adalah kese ejahteraan ra akyat seluas--luasnya. pem
** Pemerintah Koota Batam | GA AMBARAN UM MUM DAERAH
II-12
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Indikasi perkembangan ekonomi salah satunya dapat direpresentasikan dengan PDRB. PDRB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Perkembangan PDRB Kota Batam pada tahun 2006-2009 dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang direpresentasikan dengan pertumbuhan PDRB atas harga konstan selama periode 2007-2009 dapat dilihat dalam Tabel berikut ini. Tabel II.2 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode 2006-2010 (Juta rupiah) Lapangan Usaha
2006
2007
2008*
2009**
2010**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
3
Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas & Air Bersih
153.077,60
160.964,40
170.860,86
173.774,18
182.140,89
5
Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa – Jasa
466.301,08
511.890,38
556.936,73
682.024,72
790.775,61
5.052.128,02
5.501.039,76
5.973.251,36
6.394.181,34
6.970.221,61
611.072,56
641.575,55
787.485,45
808.192,93
856.644,77
1.117.884,21
1.139.897,32
1.163.160,87
1.196.300,23
1.259.686,01
280.401,07
297.304,14
317.377,06
335.232,20
352.268,30
21.583.114,74
23.205.225,51
24.870.291,75
26.079.846,95
28.107.277,22
7,48%
7,52%
7,18%
4,86%
7,77%
1 2
6 7 8 9
TOTAL PDRB
Laju Pertumbuhan Ket : *) Angka Perbaikan
298.808,50
303.127,23
313.075,17
322.240,39
332.745,68
36.209,61
36.948,28
37.779,62
38.238,10
38.739,78
13.567.232,09
14.612.478,46
15.550.364,63
16.129.662,84
17.324.054,57
**) Angka Sementara
Sumber: BPS, Kota Batam Dalam Angka (Olahan), 2010
Perekonomian Kota Batam setiap tahun relatif mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari indikasi total PDRB atas harga konstan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, pertumbuhan ekonomi selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami kecenderungan penurunan. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi berada di posisi 7,52 %, namun mengalami penurunan di tahun 2009 hanya menjadi 4,86 % dan pada tahun 2010 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Batam akan semakin membaik dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 7,77 %. Penurunan ini salah satunya karena adanya pengaruh krisis finansial global pada 2008 yang berimbas terutama pada kinerja industri manufaktur dan ekspor. Memburuknya kondisi keuangan bahkan resesi yang dialami sebagian negara prinsipal menjadi determinan utama perlambatan kinerja industri manufaktur Kota Batam, sehingga dampaknya dirasakan hingga tahun 2009. ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-13
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.5. Perekonomian Kota Batam 10%
40,000,000
7.77% 7.48%
30,000,000
7.52%
Laju Pertumbuhan (%)
8%
7.18% 6%
20,000,000
Nilai PDRB (Rp Juta)
4.86%
10,000,000
4%
2%
0
2016
2006 2007 2008 2009 2010
TOTAL PDRB
Laju Pertumbuhan
Namun, seiring dengan perbaikan yang terjadi dalam ekonomi secara global (faktor eksternal) dan semakin kondusifnya iklim usaha, maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang pertumbuhan ekonomi Kota Batam dapat mengalami peningkatan. Tabel II.3 Target PDRB, Per Kapita PDRB, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Kota Batam Tahun 2011-2015 Lapangan Usaha (1) 1.
2.
3.
2011 (2)
2012 (3)
2013 (4)
2014 (5)
2015 (6)
PDRB (Trilyun Rp) - Harga Berlaku
50,75
54,47
58,81
63,60
69,74
- Harga Konstan 2000
30,16
32,42
35,01
37,86
41,51
- Harga Berlaku
48,70
47,27
46,15
45,14
45,54
- Harga Konstan 2000
28,94
28,13
27,47
26,87
27,11
7,30
7,50
7,65
7,8
8
PDRB Per Kapita (juta Rp)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber: BPS
Seperti tabel diatas, berdasarkan analisa perkembangan tahun sebelumnya maka diperkirakan terjadinya pertumbuhan PDRB Kota Batam serta Laju Pertumbuhan Ekonomi untuk tahun 2011-2015. Total PDRB akan terus meningkat hingga tahun 2015 namun PDRB Per Kapita mengalami penurunan yang diakibatkan pesatnya laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-14
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2.2.1.2 Struktur Ekonomi Dilihat dari struktur ekonomi, industri pengolahan merupakan sektor utama yang sangat dominan dalam perekonomian Kota Batam. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian daerah ini yang rata-rata setiap tahunnya di atas 60%. Pada tahun 2006 kontribusi industri pengolahan berada di tingkat 61,91 %, namun mengalami penurunan menjadi 58,80 % di tahun 2010. Penurunan ini juga salah satunya dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi akibat krisis global yang terjadi pada 2008. Walaupun cenderung mengalami sedikit penurunan kontribusi selama periode 2006-2010, industri pengolahan tetap merupakan sektor terpenting atas perkembangan perekonomian Kota Batam. Sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi signifikan kedua, yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2006 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 22,75 % bagi perkonomian Kota Batam dan mengalami peningkatan menjadi 26,54 % di tahun 2010. Dalam hal ini subsektor perdagangan merupakan usaha yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap perekonomian di banding dengan sub sektor hotel dan restoran. Selain itu, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga cukup memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian Kota Batam, sekitar 5-6% selama periode 2006-2010. Namun, bila dilihat dari kecenderungannya, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan cenderung mengalami penurunan seperti yang dapat dilihat pada tabel II.3 dibawah ini. Tabel II.4 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kota Batam Periode 2006-2010 (Atas Dasar Harga Berlaku, % persen) Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2009**
2010**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2
(1) Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian
0,15
0,11
0,13
0,12
0,12
3
Industri Pengolahan
61,91
62,45
60,80
59,20
58,80
4
Listrik, Gas & Air Bersih
0,73
0,73
0,40
0,78
0,77
5
Bangunan
1,98
1,98
2,04
2,48
2,72
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
22,75
23,07
25,10
25,93
26,54
7
Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa – Jasa
3,03
3,02
2,91
2,81
2,71
6,60
6,26
6,03
5,98
5,74
1,46
1,46
1,45
1,53
1,47
100,00
100,00
100,00
100,00
1
8 9
TOTAL PDRB Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan),
1,39
1,27
1,17
1,17
1,13
100,00
**) Angka Sementara
Selama periode 2006-2010 kecenderungan kontribusi tiga sektor (lapangan usaha) utama terhadap perekonomian Kota Batam dapat dilihat dalam Gambar berikut ini.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-15
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.6. Kecederungan Kontribusi Tiga Sektor (Lapangan Usaha) Utama Kota Batam Periode 2006-2010 70,00 Kontribusi %
60,00
61,91
62,08
60,43
59,20
58,80
22,75
23,07
25,10
25,93
26,54
6,60
6,20
6,03
5,98
50,00 40,00 30,00 20,00 10,00
5,74
0,00 2006
2007
Industri Pengolahan
2008
2009
2010
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Perdagangan, Hotel & Restoran Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan)
Hal yang patut menjadi perhatian penting dalam dominasi industri pengolahan Kota Batam ialah bahwa pada umumnya industri pengolahan ini berada di kawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Produk dari industri pengolahan ini pada umumnya didistribusikan/dipasarkan di luar Kota Batam. •
•
SISI PRODUKSI : Kota Batam didominasi oleh sektor industri pengolahan (60%) yang umumnya berada di kawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Produk dari industri pengolahan ini pada umumnya didistribusikan/dipasarkan di luar Kota Batam SISI DISTRIBUSI : Hasil industri pengolahan umumnya dipasarkan di luar
2.2.1.3 PDRB dan Pendapatan Regional Per Kapita Kota Batam PDRB perkapita ialah jumlah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah. Dalam hal ini PDRB perkapita dapat menggunakan harga berlaku ataupun harga konstan. Sedangkan pendapatan regional dapat diartikan merupakan Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Biaya Faktor Produksi. PDRN Atas Biaya Faktor Produksi merupakan PDRB setelah dikeluarkan biaya penyusutan barang-barang modal karena aus akibat digunakan dalam proses produksi, dan pajak tidak langsung netto (pajak setelah dikurangi subsidi pemerintah). Per kapita pendapatan regional dalam hal ini ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-16
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
merupakan hasil setelah dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah Kota Batam. Tabel II.5 Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batam Periode 20062010 (Harga Berlaku)
Tahun
Per Kapita PDRB (Rp)
Per Kapita Pendapatan Regional (Rp)
(1)
(2)
(3)
2006 2007 2008 2009** 2010**
44.556.634,45 47.388.554,61 51.710.848,27 46.266.613,81 50.088.304,37
32.556.694,01 33.836.279,69 36.818.123,97 36.909.167,95 37.180.548,33
Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan) **) Angka Sementara
Selama periode 2006-2008, perkapita PDRB dan per kapita pendapatan regional Kota Batam mengalami kecenderungan kenaikan, namun pada tahun 2009 cenderung terjadi penurunan dan pada tahun 2010 diperkirakan mengalami kenaikan. Hal ini secara umum dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi global yang masih relatif melambat, sehingga berdampak pada pertumbuhan PDRB yang menjadi relatif lebih kecil di satu sisi, namun di sisi lain jumlah penduduk mengalami peningkatan, sehingga perkapita PDRB menjadi cenderung menurun. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp36,8 juta dan kemudian mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp36,9 juta di tahun 2009 dan tahun 2010 diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 37,2 juta.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-17
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Grafik 2.1. Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batam Periode 2006-2009, serta Pertumbuhannya (Harga Berlaku) 60.000.000 47.388.554
50.000.000
51.710.848
50.449.929
50.088.304
44.556.634 40.000.000
36.818.124 32.556.694
33.836.280
2006
2007
36.909.168 37.180.548
30.000.000
20.000.000
rupiah
10.000.000
‐
PDRB Per Kapita
2008
2009
2010
Pendapatan Regional Per Kapita
Sumber: BPS, Batam Dalam Angka (olahan)
Besaran PDRB per kapita Kota Batam sangat besar bila dibandingkan dengan Provinsi Kepri dan Nasional. Pada tahun 2008, PDRB per kapita Kota Batam telah mencapai Rp 51,71 juta, sedangkan Kepri sebesar Rp 38,98 juta dan tingkat nasional hanya berada dalam kisaran Rp 24,3 juta. Bila dibandingkan dengan tingkat Nasional, Kota Batam memiliki PDRB per kapita 2,1 kali lebih besar. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa komparasi antara PDRB Kota Batam, Provinsi Kepri dan tingkat Nasional pada tahun 2009. Namun yang patut menjadi perhatian adalah indikator PDRB per kapita belum dapat mengindikasikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-18
Perrda RPJMD Kota K Batam 2011 2 - 2016
Ga ambar 2.7. Komparasi PDRB Per Kapita K Kota B Batam deng gan Provinsii Kepri dan PDB P Per Kapita Nasional Tahun 2009
60
51,71
Jutaan (Rp)
50
38,98
40 30
24,3
20 10 0
Batam m
Pro ov. Kepri
Indonessia
Sumber: BPS B Kota Batam, Prov. Kepri dan BPS RI.
2.2 2.1.4 Distriibusi Pend dapatan da an Pengeluaran Serta a Indeks Giini Ratio Asp pek pemerattaan hasil-ha asil pemban ngunan seba agai salah ssatu hal san ngat penting g dala am proses pembanguna p an ekonomi menjadi ag genda yang penting bag gi pemeritah h khu ususnya Pem merintah Kotta Batam. Pertumbuhan n ekonomi yyang tinggi tanpa t diikutii pen ningkatan pemerataan p menimbulka an berbagaii pendapatan masyarakat akan m masalah sosial sebagai eksses negative dari pembangunan. kur pemerata aan pendapa atan, Bank Dunia memb bagi pendud duk menjadii Unttuk menguk tiga a kelompok, yaitu: a. Kelompok 40% 4 pendud duk berpenda apatan rend dah b. Kelompok 4 40% pendud duk berpenda apatan menengah c. Kelompok 20% 2 pendud duk berpenda apatan tingg gi Kettidakmerataa an sebaran pendapatan n ditentukan n berdasarka an besarnya persentase e pen ndapatan ya ang dinikma ati oleh kelo ompok 40% penduduk berpendapa atan rendah h den ngan criteria sebagai berrikut: a. Kurang dari 12% disebut sebagai tingkat ketida akmerataan pendapatan n “tinggi” b. Antara 12 hingga 17% % disebut sebagai tingkat ketidakmerataan pendapatan n “sedang” c. Lebih dari 17% 1 disebutt sebagai tingkat ketidak kmerataan p pendapatan “rendah” “ Unttuk melihat kondisi distrribusi pendapatan pendu uduk Kota Ba atam dapat dilihat pada a tab bel berikut ini.
** Pemerintah Koota Batam | GA AMBARAN UM MUM DAERAH
II-19
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel II.6 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Batam 1992-2010 Kelompok
1992
1995
1998
2000
2002
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
40 % Rendah 40 % Sedang 20 % Tinggi
20,47 48,35 31,18
19,99 53,34 26,67
20,11 36,31 43,58
21,69 37,83 40,48
22,07 39,40 38,53
22 43 35
Sumber : Susenas (BPS)
Berdasarkan tabel diatas terlihat kondisi pembagian pendapatan penduduk Kota Batam yang diukur dengan tingkat ketimpangan pengeluaran menurut kriteria Bank Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pola pembagian pengeluaran 40 persen penduduk yang tergolong berpenghasilan rendah menghasilkan 22,00 persen dari total pendapatan regional. Hal ini berarti pendapatan penduduk Kota Batam mempunyai ketimpangan yang rendah dan porsi pengeluarannya meningkat dibanding keadaan tahun
1998 dan 2000, namun sedikit menurun dibanding
keadaan tahun 2002. Keadaan yang sama ditunjukkan oleh perkembangan Indeks Gini (Gini Ratio) di Kota Batam yaitu sebesar 0,245. Indeks tersebut menunjukkan adanya ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan di Kota Batam, tetapi masih dalam kategori yang masih rendah. Disamping itu indeks Gini Kota Batam tersebut ternyata masih lebih rendah dibandingkan
Provinsi Kepulauan Riau yang indeks Gininya sebesar 0,290 pada
tahun 2010. Selama periode tahun 1998 – 2010 bagian pendapatan regional yang diperoleh 20 persen penduduk yang terkaya (berpenghasilan tinggi) secara relatif menurun, yang sebagian besar tersaalur pada kelompok berpendapatan sedang (menengah). Sedangkan penduduk pada kelompok berpendapatan rendah juga meningkat meskipun lebih rendah peningkatannya dibanding peningkatan porsi pendapatan penduduk pada kelompok berpendapatan menengah. Berdasarkan data pada tabel diatas terlihat menunjukkan pemerataan pendapatan dan
kenaikan
tingkat
hidup
golongan
penduduk
berpenghasilan
menengah
merupakan tulang punggung proses pertumbuhan ekonomi daerah ini.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-20
Perrda RPJMD Kota K Batam 2011 2 - 2016
2.2 2.1.5 Laju Inflasi I Infllasi ialah meningkatnya m a harga-harrga secara umum u dan terus mene erus selama a wakktu tertentu u. Inflasi merupakan salah satu u indikator penting yang y dapatt memberikan informasi tenttang dinamika perkembangan harga a barang da an jasa yang g onsumsi ma asyarakat. Perkembang P b dan jasa terseb but menjadii diko an harga barang sala ah satu fak ktor yang dapat memp pengaruhi tin ngkat daya beli. Kesta abilan inflasii merupakan pra asyarat bagi pertumbuha an ekonomi yang y berkessinambungan n yang pada a hirnya akh
mem mberikan
m manfaat
bagi
peningkkatan
kesejjahteraan
masyarakat..
Pen ntingnya pen ngendalian inflasi didassarkan pada pertimbang gan bahwa inflasi yang g ting ggi dan tida ak stabil me emberikan dampak nega atif kepada kondisi sossial ekonomii masyarakat. ma periode 2006-2010 mengalami fluktuasi yang y cukup p Infllasi Kota Batam selam sign nifikan. Ting gkat inflasi tertinggi t seb besar 8,39 % terjadi di tahun 2008 8, kemudian n menurun drasttis di tahun 2009 menja adi hanya se ebesar 1,88 %.Tingkat inflasi yang g ggi di tahun n 2008 dilattarbelakangi oleh adanyya kebijakan n pemerintah menaikan n ting harrga BBM pa ada tanggal 23 Mei 20 008, sehing gga mengakkibatkan naiiknya harga a berrbagai kebuttuhan konsu umsi pokok masyarakatt dan harga barang-barrang lainnya a sertta tarif angkutan. Kemu udian pada bulan Dese ember 2008 pemerintah h melakukan n keb bijakan penu urunan harga a BBM, namun penuruna an harga BB BM tersebut tidak t segera a diikkuti dengan penurunan berbagai ke ebutuhan po okok masyarrakat dan ha arga barang g lain nnya, serta tarif t angkuta an. Walaupu un demikian tingkat infla asi yang terrjadi di Kota a Battam tahun 20 008 masih relatif lebih rendah, r jika dibandingka an dengan tingkat inflasii yan ng terjadi di Kota Pekanb baru (9,02 % %) dan Nasional (11,06 6 %). G Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Kota Batam m Periode 20 006-2010
Persentase (%)
10
8,39
8
7,4 7
6 4 2
4,84 4,58 1,88
0 2006
20 007
200 08
2009 9
2010*
S Sumber : Badan Pusat Statistik (olahan)
** Pemerintah Koota Batam | GA AMBARAN UM MUM DAERAH
II-21
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Pada tahun 2010 tingkat inflasi mengalami kenaikan lagi menjadi sebesar 7,4%.Tekanan inflasi di tahun 2010 berasal dari kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan (volatile food price) terutama bumbu-bumbuan dan padipadian. Hal ini akibat adanya cuaca yang ekstrem yang berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas seperti cabai merah dan beras. Perkembangan laju inflasi di akhir tahun 2010 mendapat tekanan dari gangguan pasokan komoditas sayur dan bumbu-bumbuan yang terpantau dari hasil survei harga pada responden pedagang di sejumlah pasar di Kota Batam karena mengalami gangguan akibat kondisi cuaca yang kurang baik untuk produksi pertanian dan transportasi laut, di lain pihak permintaan cenderung meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Akibatnya sejumlah komoditas sayuran dan bumbu-bumbuan mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, antara lain tomat, cabe merah, cabe rawit dan bawang merah.
2.2.1.6 Kesempatan Kerja Perluasan kesempatan kerja yang layak dapat menunjukkan makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dapat dilihat secara umum dari perkembangan kondisi ketenagakerjaan yang ada. Komposisi ketenagakerjaan di Kota Batam sangat didominasi oleh sektor industri. Pada tahun 2010, sekitar 60 % tenaga kerja menggantungkan hidupnya di sektor industri. Perkembangan ketenagakerjaan Kota Batam selama periode 2009-2010 ditandai dengan peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor industri. Terjadi pertumbuhan positif tenaga kerja sektor industri sebesar 10,5%. Hal ini terutama mencerminkan mulai membaiknya perekonomian global akibat krisis ekonomi tahun 2008 yang sangat berpengaruh terhadap sektor industri di Kota Batam. Seiring dengan semakin stabilnya perekonomian global saat ini diharapkan perkembangan industri Kota Batam di masa datang akan menjadi lebih baik lagi, sehingga tenaga kerja yang terserap dalam sektor inipun dapat meningkat.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-22
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel II.7 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Kota Batam Tahun 2009-2010 Pertumbuhan Tenaga Kerja jumlah Tahun 2009 Tahun 2010 Jenis Usaha tenaga kerja 2009‐2010 WNI WNA Jumlah WNI WNA Jumlah (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pertanian, Kehutanan, 1.608 1.112 2.720 1.515 1.108 2.623 ‐3,6 Perikanan Pertambangan 350 27 377 412 26 438 16,2 Industri 155.642 2.685 158.327 167.446 2.672 170.118 7,4 Listrik, Gas dan Air 657 5 662 730 5 735 11,0 Bangunan 26.300 185 26.485 29.789 198 29.987 13,2 Perdagangan, Perhotelan 23.770 742 24.512 26.418 783 27.201 11,0 Angkutan, Pergudangan, 3.019 14 3.033 3.234 12 3.246 7,0 Komunikasi Keuangan, Asuransi 19.028 145 19.173 19.814 106 19.920 3,9
9 Jasa
29.976 TOTAL
166
30.142
38.960
198
39.158
29,9
260.350 5.081 265.431 288.318 5.108 293.426
10,5
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Batam (olahan )
Di sisi lain sektor usaha pertanian, pertambangan, bangunan dan keuangan/asuransi mengalami kenaikan selama periode yang sama. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 10,5 %, dimana pada tahun 2009 terdapat sebanyak 265.431 tenaga kerja dan bertambah menjadi hanya sebesar 293.426 tenaga kerja. Peningkatan tenaga kerja di sektor industri dalam hal ini diimbangi oleh kenaikan tenaga kerja pada sektor-sektor lainnya, sehingga secara agregat jumlah tenaga kerja relatif konstan.
2.2.1.7 Kemiskinan dan Masalah Sosial Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya. Selain ditandai dengan kerentanan pada tingkat ekonominya, masyarakat miskin juga pada umumnya ditandai dengan kekurangan gizi, tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf, lingkungan yang buruk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun pelayanan publik yang memadai. Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telah diupayakan selama ini. Selain itu, dengan adanya komitmen MDGs (Millennium Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan upaya untuk mengatasi permasalahan inipun menjadi lebih kuat. Kondisi kemiskinan penduduk Kota Batam tahun 2009 berdasarkan data masyarakat penerima dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang berasal dari Program ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-23
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Kompensasi Penanggulangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) sebesar 36.207 Rumah Tangga Sasaran. Grafik 2.3 Jumlah Rumah Tangga Sasaran Per Kecamatan di Kota Batam Tahun 2009 7000 6500
6360
6000 5500 5000 4500
3853
4000
2682
2578
2500
2350
2291
2164
2119 LUBUK BAJA
2565
BEL. PADANG
2857
BULANG
2995
3000
SEKUPANG
3393
3500
BATAM KOTA
BATU AJI
BATU AMPAR
GALANG
NONGSA
BENGKONG
SEI BEDUK
SAGULUNG
2000
Sumber Data : BPS, 2010
Dalam rangka pelaksanaan program Nasional dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Batam berdasarkan PPLS08 BPS Kepri 2008 adalah sebanyak 136.044 jiwa. Peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum dilaksanakan melalui pemberdayaan, kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan akses masyarakat produksi, mengembangkan potensi dan peluang agar masyarakat dapat keluar dari kondisi kemiskinan tersebut. Tabel II.8 Perkembangan Angka Pengangguran Di Kota Batam Tahun 2007-2010
Tahun 2009
Jumlah Pengangguran (%) 2010
(1)
(2)
2007 2008 2009 2010
6,04 6,69 7,95 6,33 Sumber: BPS
Meskipun batas garis kemiskinan telah mengalami peningkatan pada tahun 2010 dibanding tahun 2008 dan 2009, namun secara persentase jumlah pengangguran di ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-24
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
daerah ini pasca krisis ekonomi global telah mengalami penurunan, yaitu dari 6,69% dan 7,95% pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 6,33% tahun 2010. Tabel II.9 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan Di Kota Batam Tahun 2005-2010 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Garis Kemiskinan Tahun Miskin (000 Org) Miskin (%) Rp/Kapita Bulan (1)
2005 2006 2007 2008 2009 2010
(2)
50,34 65,64 55,29 41,39 54,78 69,70
(3)
(4)
7,70 10,00 7,65 7,22 6,76 7,26
214.309 230.708 255.845 316.740 374.186 401.849
Sumber: BPS
Jumlah penduduk miskin di Kota Batam setelah berturut-turut pada tahun 2007 dan 2008 menurun menjadi 55,29 ribu orang (7,65%) dan 41,39 ribu orang (7,22%), sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 jumlah penduduk miskin di daerah ini cenderung meningkat masing-masing menjadi 54,78 ribu orang (6,76%) dan 69,70% ribu orang (7,26%). Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut sejalan dengan peningkatan batas garis kemiskinan yaitu dari Rp.316.740/kapita/bulan tahun 2008 menjadi Rp.374.186/kapita/bulan dan Rp.401.849/kapita/bulan tahun 2009 dan 2010, seperti yang dilihat pada table diatas.
Walaupun pesatnya pembangunan di Kota Batam, dalam kenyataannya masih terdapat penduduk Kota Batam yang termasuk dalam katagori miskin
Selain itu, permasalahan sosial yang cukup pelik juga terkait dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Batam. Penyandang masalah sosial adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau ganguan tidak dapat melakukan fungsi sosialnya. Perkembangan penyandang masalah sosial Kota Batam yang ditangani disajikan pada tabel berikut ini.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-25
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel II.10 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang ditangani Tahun 2009-2010
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Wanita Tuna Susila Waria Penyandang Cacat Pekerja Migran Keluarga Veteran Anak Terlantar Lansia/ Miskin Gepeng Korban Bencana Komunitas Adat Terpencil Rumah Tak Layak Huni Wanita Rawan Sosial
Tahun 2009 2010 (2) (3) 475 493 25 218 365 597 ‐ 233 23 20 ‐ 20 936 936 175 ‐ 17 2.247 283 138 792 300 286 286
Sumber : Dinas Sosial Kota Batam, 2010
2.2.2 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL Berikut ini diuraikan analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial Kota Batam menggunakan beberapa indikator yang relevan.
2.2.2.1 Derajat Pendidikan Pendidikan telah disadari akan memberi kontribusi secara signifikan terhadap pembangunan sosial-ekonomi secara luas. Hal ini menjadikan pendidikan sebagai salah satu agenda penting dan strategis yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak karena akan menjadi faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human investment), yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Dari tabel di bawah terlihat bahwa secara umum penduduk Batam relatif telah melek huruf. Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun persentase angka melek huruf dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Jika dilihat rata-rata lama sekolah, penduduk kota Batam mengenyam pendidikan diatas 10 tahun. Hal ini berarti pada umumnya penduduk Kota Batam telah menamatkan pendidikan sampai tingkat SMP.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-26
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel II.11 Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Batam Tahun 2005-2009
1. 2.
Indikator (1) Angka Melek Huruf Rata‐Rata Lama Sekolah
2005 (2) 98,8 10,7
2006 (3) 98,8 10,7
2007 (4) 98,84 10,7
2008 (4) 98,84 10,7
2009 (5) 98,85 10,71
Sumber :BPS Kota Batam,2010
2.2.2.2 Derajat Kesehatan Masyarakat Kesejahteraan sosial masyarakat salah satunya dapat diindikasi dengan tingkat kesehatannya. Indikator seperti angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA), dan status gizi merupakan indikator penting dalam mengukur tingkat kesehatan masyarakat. Berikut diuraikan beberapa indikator kesehatan Kota Batam selama periode 20072010. Tabel II.12 Indikator Derajat Kesehatan Kota Batam Tahun 2007-2010 INDIKATOR
1.
2.
PENCAPAIAN 2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Angka Kematian Ibu (AKI)/ Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR)
7/24.244
14/24.780
9/23.413
30/26.373
(29/100.000KH)
(56/100.000KH)
(38.4/100.000KH)
(113,8/100.000KH)
175/24.244
111/24.780
167/23.413
166/26.373
(7,2/1000KH)
(4,5/1000KH)
(7,1/1000KH)
(6,29/1000KH)
DATA TIDAK ADA
4/24.780
178/23.413
18/26.373
(0,16/1000 KH)
(7,6/1000 KH)
(0,68/1000KH)
3%
0,27%
0,46%
0,42%
18,40%
4,13%
4,13%
2,81%
3.
Angka Kematian Balita (AKABA)
4.
Sangat Kurus Gizi Kurang
Status Gizi
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Batam,2010
Diharapkan dengan tingkat kesehatan masyarakat yang baik, maka kualitas hidup menjadi lebih baik dan pada akhirnya tingkat kesejahteraan pun dapat mengalami kenaikan secara signifikan.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-27
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga Potensi seni dan budaya di Kota Batam yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai aset budaya daerah, adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f.
Potensi Kesenian, yaitu : Teater Makyong dan tari Jogi serta Joged Dangkung Potensi Budaya, yaitu : Mandi Safar, Cukur Rambut, Sunat Rasul, Musik Silat. Potensi Permainan Rakyat : Gasing Jumlah Kelompok Sanggar Seni, yaitu: 43 kelompok Jumlah Pentas Seni Setahun, yaitu: 50 kali Jumlah Lokasi Pentas Seni, yaitu: 20 tempat
Selain itu, terdapat juga kampung/rumah adat dan beberapa objek wisata penting lainnya yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai destinasi wisata budaya Kota Batam antara lain di Pulau Galang, Pulau Bulang Lintang, Pulau Panjang dan Nongsa. Sedangkan untuk potensi olahraga yang akan dijadikan olahraga unggulan adalah sepak takraw.
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan publik atau pelayanan umum Kota Batam merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kota Batam dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
2.3.1 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB A. Pendidikan Layanan pendidikan terhadap masyarakat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang dimiliki. Sampai tahun 2010, jumlah bangunan sekolah di Kota Batam sudah sebanyak 873 buah yang terdiri dari 373 buah gedung TK, 295 buah gedung sekolah tingkat dasar, 121 buah gedung sekolah tingkat menengah dan 84 buah gedung sekolah tingkat menegah atas, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.13 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis Sekolah Tahun 2010
Jenis Sekolah (1) 1 2 3 4
TK SD/MI SLTP/MTS SMA/MA/SMK
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
Jumlah (2) 373 295 121 84 II-28
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
TOTAL FASILITAS
873
Sumber :Dinas Pendidikan Kota Batam, 2010
Selain jumlah fasilitas pendidikan, hal penting yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan tenaga pengajar yang dapat dilihat dari rasio murid guru. Dari angka tersebut, dapat dilihat beban rata-rata tenaga pengajar/guru yang merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
Tabel II.14 Rasio Murid Guru Menurut Jenis Pendidikan Tahun 2010
Jenis Sekolah (1) 1. TK 2. SD/MI 3. SLTP/MTS 4. SMA/MA/SMK TOTAL
Jumlah Murid (2) 18.232 100.328 28.042 18.865 165.467
Jumlah Guru (3) 1.140 4.127 1.828 1.584 8.679
Rasio Murid Guru (4) 15,99 24,31 15,34 11,91 19,07
Sumber :Dinas Pendidikan Kota Batam, 2010
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga guru di Kota Batam yang masih diperlukan adalah di tingkat pendidikan dasar, karena secara rata-rata beban seorang guru SD/MI relatif lebih banyak (24-25 murid per guru) dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. B. Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, pada gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Upaya pencapaian derajat kesehatan tercermin dari peningkatan jumlah sarana dan prasarana kesehatan, jumlah tenaga medis serta sarana-sarana lainnya yang semakin meningkat. Tabel II.15 Sarana Kesehatan Berdasarkan Kecamatan dan Jenisnya di Kota Batam Tahun 2010 KECAMATAN
RSU
RS KHUSUS
PUSKESMAS
PUSTU
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
PUSKEL
BP
RB
POLINDES
II-29
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
DARAT
LAUT
1. BENGKONG
0
2
1
2
1
0
15
8
0
2. BATU AMPAR
2
0
1
2
2
0
16
2
1
3. BEL. PADANG
0
0
1
5
1
4
0
0
5
4. LUBUK BAJA
2
1
1
1
2
0
35
6
0
5. GALANG
0
0
1
9
3
3
0
0
14
6. BULANG
0
0
1
7
1
4
0
0
3
7. SEKUPANG
1
0
1
6
4
1
11
5
2
8 . BATU AJI
1
2
1
4
2
0
25
12
0
9. BATAM KOTA
0
1
2
3
1
0
33
16
1
10.SUNGAI BEDUK
1
0
1
3
1
0
28
4
2
11.SAGULUNG
1
0
1
3
1
0
15
8
0
12.NONGSA
0
0
2
5
3
1
13
3
2
KOTA BATAM
8
6
14
50
22
13
191
64
30
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam, 2010
Seiring dengan naiknya jumlah penduduk maka jumlah tenaga medis pun diupayakan masih dapat melayani pertambahan tersebut begitu juga dengan sarana/prasarana kesehatan lainnya seperti apotik dan toko obat. Tabel berikut ini memperlihatkan kondisi jumlah tenaga medis dan prasarana kesehatan tahun 2007 sampai 2010. Tabel II.16 Banyaknya Dokter Dirinci Menurut Jenisnya di Kota Batam Tahun 2007-2010
Uraian (1) Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi JUMLAH
2007 (2) 223 101 71 395
2008 (3) 188 117 52 357
2009 (4) 415 133 74 622
2010 (5) 412 102 78 592
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam, 2010
Tabel II.17 Banyaknya Apotik, Pedagang Besar Farmasi dan Toko Obat di Kota Batam Tahun 2007-2010
Jumlah (1) Apotik Pedagang Besar Farmasi Toko Obat JUMLAH
2007 (2) 70 19 168 257
2008 (3) 75 27 188 290
2009 (4) 76 27 173 276
2010 (5) 106 30 148 284
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Batam, 2010
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-30
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
C. Pekerjaan Umum Pembangunan infrastruktur jalan sebagian besar sudah mampu membuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintas orang dan barang sehingga berdampak pada pertumbuhan perekonomian kota. Perkembangan panjang dan kelas jalan di Kota Batam tahun 2002 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.18 Perkembangan Panjang dan Kelas Jalan Kota Batam 2002-2010 Tahun
Kelas I
Kelas II
Kelas III Kelas IIIA Kelas III B Kelas III C
(1)
(2)
(3)
2002
250,54
124,40
(4)
2003
260,90
138,05
117,37
253,15
2004
260,90
138,05
117,37
2005
260,90
138,05
2006
260,90
138,05
2007
260,90
2008
260,90
2009 2010
117,37
(5)
(6)
247,35
168,38
Jumlah
(7)
(8)
84,83
992,87
183,78
115,19
1068,44
253,15
183,78
130,39
1083,64
117,37
253,15
183,78
130,39
1083,64
117,37
257,29
183,78
130,39
1087,78
138,05
117,37
257,29
183,78
130,39
1087,78
138,05
117,37
257,29
183,78
130,39
1087,78
260,90
138,05
117,37
257,29
183,78
130,39
1087,78
260,90
138,05
117,37
258,19
183,78
130,39
1088,68
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam, 2010
Hingga tahun 2010, sebanyak 85% jalan di Kota Batam telah diaspal, sedangkan sisanya 15% masih berupa jalan kerikil, tanah, dan tidak dirinci. Perkembangan panjang jalan menurut jenis permukaan (km) selama periode tahun 1992 hingga 2010 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel II.19 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan(km),1992-2010 Tahun
Aspal
Kerikil
Tanah
Tidak Dirinci
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
% jalan aspal (7)
1992
266,33
-
87,77
-
355,10
75%
1993
266,33
-
136.40
-
402,73
66%
1994
282,49
20,21
113,40
-
416,14
68%
1995
598,19
69,89
124,48
-
792,56
75%
1996
623,49
72,89
109,38
-
805,76
77%
1997
655,08
70,39
82,98
-
808,45
81%
1998
704,42
17,30
69,39
-
791,11
89%
1999
715,90
65,59
111,48
-
892,97
80%
2000
723,40
65,59
125,49
-
914,48
79%
2001
738,33
83,09
120,71
-
924,63
80%
2002
782,07
84,09
127,71
-
992,87
79%
2003
838,67
83,56
145,68
-
1.068,44
78%
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-31
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tahun
Aspal
Kerikil
Tanah
Tidak Dirinci
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
% jalan aspal (7)
2004
842,34
82,57
157,74
-
1.083,64
78%
2005
849,13
82,57
151,94
-
1.083,64
78%
2006
859,69
82,57
145,52
-
1.087,78
79%
2007
883,92
73,00
130,86
-
1.087,78
81%
2008
883,92
73,00
130,86
-
1.087,78
81%
2009
910,00
74,00
103,78
-
1.087,78
84%
2010
922,93
73,00
92,75
-
1.088,68
85%
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam, 2010
Selain itu, kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Batam juga disediakan melalui beberapa waduk yang ada.
Tabel II.20 Penyediaan air bersih di Kota Batam 2010
Nama Waduk (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sei Harapan Sei Baloi Sei Nongsa Sei Ladi Muka Kuning Duriangkang Waduk Tembesi Waduk Rempang Waduk Sei Gong Jumlah
Volume (x m 3) (2) 3.600.000 270.000 720.000 9.490.000 12.720.000 78.180.000 41.876.080 5.166.400 ‐ 152.022.480
Kapasitas Desain WTP (Lt/Dtk) (3) 210 30 60 270 310 3.000 540 ‐ 20 4.440
Kapasitas /Produksi (Lt/Dtk) (4) 229,33 27,63 63,71 286,70 307,40 1.691,35 Belum Operasi Belum Operasi Belum Operasi 2.606,12
Sumber: BP Batam, 2010
D. Penataan Ruang Pada dasarnya ruang lingkup penyelenggaraan penataan ruang di Kota Batam meliputi pengaturan mengenai kegiatan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk mendukung hal tersebut, serta meningkatkan sistem penataan ruang yang lebih baik, telah diupayakan penggunaan teknologi informasi, yaitu melalui penyelenggaraan penataan ruang Kota Batam yang berbasis pada sistem Informasi, atau yang dikenal dengan Geographic Information System (GIS) RTRW Kota Batam. Untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh informasi saat ini telah dikembangkan pula sistem informasi tataruang kota yang berbasis WEB (WEB GIS ) melalui alamat gis.batamkota.go.id\ ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-32
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
E. Perumahan Tingginya kebutuhan rumah bagi masyarakat miskin perkotaan, juga telah diantisipasi dengan penyediaan perumahan murah yang layak khususnya dalam bentuk rumah susun. Perkiraan kebutuhan rusunawa di Batam untuk mengatasi problema rumah bagi tenaga kerja adalah 589 blok guna menampung lebih kurang 150.784 tenaga kerja. Adapun rumah susun yang tersedia di Batam berjumlah 60 twin blok dengan rincian pada tabel berikut ini (sumber data Pemko dan BP Batam). Tabel II.21 Jumlah Rumah Susun di Kota Batam s/d Tahun 2010 Lokasi (1)
1 2 3
4
Tg. Piayu Batu Ampar Sekupang
Mukakuning
Pengelola
Jumlah Blok
Type
(2)
Kapasitas Hunian (orang)
(3)
(4)
(5)
Perumnas
4
twin blok
21
1.536
Perumnas
1
twin blok
21
384
Jamsostek
6
twin blok
21
2.304
Otorita Batam
4
twin blok
21
1.536
Otorita Batam
4
twin blok
21
1.536
2
twin blok
36
768
Pemko Batam
4
twin blok
24
1.536
Otorita Batam
9
twin blok
21
3.456
Pemko Batam
3
twin blok
27
960
Pemko Batam
2
twin blok
24
768
Pemko Batam
2
Twin blok
27
768
Jamsostek
1
Twin blok
21
384
27 24 & 27
1.280 2.176
27 21 27 21
640 384 640 1.152
21 & 36
768
5
Tg. Uncang
Pemko Batam Pemko Batam
4 6
Twin blok Twin blok
6
Kabil
Otorita Batam Otorita Batam Menpera Jamsostek
2 1 2 3
Twin Twin Twin Twin
7
Batam Centre
REI
2
Twin blok
-
60
twin blok
Jumlah
blok blok blok blok
22.208
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Batam 2010
Dalam tahun 2011 ini juga telah direncanakan akan dibangun beberapa rumah susun baru, baik oleh Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Pemerintah Kota Batam seperti secara rinci dijelaskan melalui tabel dibawah ini: Tabel II.22 Lokasi yang Akan Dibangun Rumah Susun Lokasi
Pengelola
Jumlah Blok
Type
Tahun Pembangunan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-33
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tg. Uncang
PU/Pemko
6
twin blok
24/30/36
2011
Tg. Uncang
Menpera/Pemko
1
twin blok
21
2011
Jumlah
-
7
twin blok
-
-
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Batam 2010
F. Penanaman Modal Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam dalam pelayanan penanaman modal salah satunya melalui pelaksanaan pelayanan perizinan satu atap (One Stop Service) di gedung Sumatera Promotion Center (SPC) Batam Center. Penanaman modal asing (PMA) di Kota Batam selama periode 2007-2009 mencapai 82 proyek senilai $885 juta. Sedangkan dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN) dalam periode digunakan untuk 16 proyek dengan nilai mencapai Rp77,8 milyar. Tabel II.23 Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN) Kota Batam Tahun 2007-2010 Tahun (1)
Penanaman Modal Asing Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA) (PMDN) Nilai Investasi Proyek Nilai Investasi (Rp) Proyek (USD)* (2) (3) (4) (5) Realisasi Investasi
2007
83.214.762
42
37.000.000.000
2
2008
204.850.128
59
3.630.000.000
1
2009
196.864.878
81
130.500.000.000
5
2010
89.864.786
2007
298.860.000
79
2.126.730.000.000
4
2008
422.990.000
77
27.780.000.000
7
2009
358.950.000
83
150.510.000.000
17
2010
391.050.000
114
73 Rencana Investasi
Sumber: BP Batam, 2010 *= termasuk perluasan usaha
Dari hasil penanaman modal PMA dan PMDN selama periode 2007-2010 ini diestimasi dapat menyerap sebanyak 40.882 pekerja. Pada tahun 2010 rencana investasi asing PMA sebesar US$391 juta dengan rencana proyek baru sebanyak 13 dan perluasan sebanyak 2 buah proyek, dari rencana investasi PMA tersebut pada tahun 2010 terealisasi sebanyak 73 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 89,9 juta dan telah menyerap sebanyak 6.046 tenaga kerja. ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-34
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel II.24 Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Jenis Investasi Kota Batam Tahun 2007-2009 Jenis Penanaman Modal (1)
Penyerapan Tenaga Kerja (orang) 2007 2008 2009 (2)
(3)
(4)
TOTAL (5)
PMA
12.047
4.425
5.134
21.606
PMDN
17.033
1.526
717
19.276
TOTAL
29.080
5.951
5.851
40.882
Sumber: Badan Promosi dan Investasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2010
G. Kependudukan Dan Catatan Sipil Dalam rangka peningkatan Tertib Administrasi Kependudukan, Pemerintah Kota Batam secara terus menerus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti pentingnya memiliki dokumen kependudukan terutama kepada masyakat yang kurang mampu. Oleh karena itu pemerintah memprogramkan pemberian akte kelahiran gratis. Disamping itu perbaikan pelayan dokumen kependudukan terus dibenahi baik yang ada di Kelurahan, kecamatan serta pada Dinas Kependudukan. Program pelaksanaan penerapan kartu tanda penduduk elektronik e-KTP di Kota Batam pada tahun 2012 sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 471-13/1565A/SJ perihal Penerbitan NIK tahun 2011 dan Pemantapan Persiapan Penerapan KTP Elektronik tahun 2012. Adapun tujuan penerapan KTP Elektronik adalah diharapkan: 1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hokum kependudukan. 2. Memberikan perlindungan status hak sipil setiap penduduk. 3. Merupakan bentuk pengakuan Negara bagi setiap penduduk.
atas
dokumen
H. Ketenagakerjaan Pelayanan ketenagakerjaan bagi masyarakat akan terus dibutuhkan sebagai upaya memfasilitasi bagi para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai. Gambar berikut ini merupakan perkembangan banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Batam selama periode 2000-2010. Tabel II.25 Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Periode 2000-2010
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-35
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Pencari Kerja
Tahun (1)
Pria
Wanita
TOTAL
(2)
(3)
(4)
2000
5.469
10.336
15.805
2001
8.335
16.815
25.150
2002
10.026
18.403
28.429
2003
10.013
18.565
28.578
2004
13.716
25.594
39.310
2005
11.930
19.509
31.439
2006
17.228
22.805
40.033
2007
20.610
14.377
34.987
2008
12.139
16.833
28.972
2009
14.917
18.353
33.270
2010
14.266
16.503
32.769
Sumber : Dinas Tenaga Kerja kota Batam, 2010
Selama periode tahun 2010, dari sekitar 32.769 pencari kerja, sebanyak 45% atau 14.696 pencari kerja telah ditempatkan. Berikut ini diuraikan situasi pencari kerja yang terdaftar pada dinas tenaga kerja Kota Batam dari mulai yang mencari kerja, yang telah ditempatkan dan yang telah dihapus berdasarkan tingkat pendidikannya.
Tabel II.26 Situasi Pencari Kerja yang Terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Per Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan, Tahun 2010 Tingkat Pendidikan
Pria (1) SD
Wanita
Pria
(3)
(4)
(2) 295
SMP
Yang Telah Ditempatkan Tahun 2010
Yang Terdaftar Tahun 2010
258
8
Yang Dihapuskan Tahun 2010
Wanita
Pria
(5)
(6) 75
Wanita (7) 211
159
787
888
62
374
700
497
SMTA Sederajat
11.268
13.019
4.563
9.057
9.726
3.581
D I / D II /D III
1.319
1.748
90
162
893
1.166
597
590
171
134
584
484
14.266
16.503
4.894
9.802
12.114
5.887
S1/S2 TOTAL
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, 2010
I. Perhubungan 1. Perhubungan Darat Salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan angkutan umum di Kota Batam adalah melalui program kuningisasi sejak tahun 2001. Kondisi ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-36
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
perkembangan program ini sejak tahun 2001 sampai dengan 2008 dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel II.27 Kuningisasi Angkutan Umum Kota Batam dari Tahun 2001 s/d 2008 TAHUN
JUMLAH KENDARAAN
(1)
(2)
2001
-
2002
57
2003
865
2004
1.385
2005
1.260
2006
19.279
2007
19.707
2008
20.427
TOTAL
62.980
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Batam, 2010
Pada tahun 2001 program kuningisasi baru dalam penyiapan konsep program dan sosialisasi program. Sejak tahun 2002 sampai 2008 tiap tahunnya terjadi penambahan kuningisasi angkutan umum di Kota Batam dimana sampai dengan tahun 2008 telah terdaftar angkutan umum sebanyak 62.980 kendaraan. Tingginya kebutuhan angkutan umum yang murah bagi masyarakat perkotaan, sejak tahun 2004 telah pula diterapkan bus pilot project sebagai model bus umum perkotaan di Batam. Saatini telah tersedia 23 bus yang melayani 2 trayek utama yaitu trayek Sekupang- Batam Centre dan Batu Aji – Batam Centre. Guna mewujudkan citra Kota Batam sebagai kota tujuan wisata yang nyaman dan modern telah pula diterapkan kebijakan taxi berargo. Diharapkan dalam lima tahun kedepan semua angkutan taksi di Batam sudah memenuhi standart minimal yang dapat disejajarkan dengan taksi-taksi yang ada di negara tetangga seperti Singapura. Saat ini jumlah armada taksi yang tersedia di Kota Batam sebanyak 2477 dari 25 badan usaha. Angka ini hanya bertambah 23 uni dari data tahun 2005. 2. Perhubungan Laut Sarana perhubungan laut merupakan salah satu sarana yang sangat penting karena sangat berkaitan dengan mobilitas barang dan orang dari dan ke Kota Batam. Saat ini untuk sarana perhubungan laut telah tersedia empat pelabuhan penumpang internasional dengan tujuan Singapura dan Malaysia, dua pelabuhan penumpang domestik dan tiga pelabuhan angkutan barang baik untuk tujuan domestik maupun internasional dengan kapasitas sandar ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-37
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
kapal maksimum 35.000 DWT. Perkembangan jumlah penumpang antar pulau dan internasional yang datang dan berangkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel II.28 Jumlah Penumpang Pelabuhan Domestik – Kota Batam Tahun
Penumpang Datang
Berangkat
(1)
(2)
(3)
1998
1.238.123
1.261.035
1999
1.257.834
1.330.869
2000
1.497.719
1.364.883
2001
1.349.024
1.477.773
2002
1.105.309
1.211.712
2003
1.060.082
1.226.170
2004
1.253.412
1.093.409
2005
1.211.997
1.162.222
2006
1.068.524
953.038
2007
1.052.043
1.006.495
2008
1.185.740
1.093.556
2009
1.105.292
1.026.884
2010
1.266.810
1.283.001
Sumber: Kantor Pelabuhan Laut Batam, 2010
Tabel II.29 Jumlah Penumpang Pelabuhan Internasional – Kota Batam Penumpang Tahun
Datang
Berangkat
(1)
(2)
(3)
1998
1.768.478
1.716.601
1999
2.013.441
2.022.364
2000
1.937.160
1.872.361
2001
2.341.993
2.455.268
2002
2.137.679
2.178.786
2003
2.319.039
2.333.607
2004
3.130.817
3.188.754
2005
2.775.326
3.014.019
2006
2.010.038
2.140.533
2007
1.601.211
1.754.743
2008
2.077.631
2.172.114
2009
1.728.238
1.764.371
2010
1.896.599
1.981.160
Sumber: Kantor Pelabuhan laut Batam, 2010
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-38
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Perkembangan arus barang yang masuk melalui pelabuhan Batam juga mengalami kecenderungan kenaikan tiap tahunnya. Berikut ini diuraikan perkembangan lalu lintas kapal dan barang selama periode 1998 sampai 2010. Tabel II.30 Lalu Lintas Kapal dan Barang Batam Tahun 1998-2010 Domestik (Antar Pulau) Tahun
Jumlah Kapal
Internasional
Barang (000 Ton)
Berangkat/ Datang
Bongkar
(1)
(2)
1998
Jumlah Kapal
Barang (000 Ton)
Muat
Berangkat/ Datang
Bongkar
Muat
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
56.503
435,46
1.099,36
35.290
932,83
590,20
1999
28.630
2.212,03
6.292,24
23.386
1.071,06
2.757,40
2000
16.291
2.859,70
6.774,50
13.823
1.332,69
2.944,94
2001
71.773
604,14
2.644,66
46.816
2.027,70
1.334,81
2002
60.622
442,08
1.672,17
48.619
1.340,23
724,22
2003
56.932
634,28
1.816,17
46.687
1.677,93
1.012,09
2004
53.526
1.976,20
336,16
44.222
1.603,43
952,83
2005
55.262
2.097,84
567,29
41.783
1.689,36
972,43
2006
56.574
2.008,22
960,92
37.665
1.767,30
959,03
2007
59.736
1.773,29
685,36
30.532
1.879,36
1.406,19
2008
68.845
2.300,96
816,28
33.862
2.265,54
1.322,33
2009
68.335
2.636,41
989,78
31.437
2.405,11
2.220,68
2010
63.419
3.125,84
986,84
30.257
2.344,91
1.937,46
Sumber: Kantor Pelabuhan Laut Batam, 2010
Dalam rangka memperlancar arus kapal, barang dan penumpang dalam perhubungan laut, pelabuhan laut di Kota Batam dillengkapi dengan beberapa fasilitas sebagai berikut. Tabel II.31 Fasiltas Pelabuhan Laut di Kota Batam, Tahun 2010 Pelabuhan Keterangan
Kargo Sekupang
Sekupang Ferry Term
(1)
(2)
(3)
Batu Ampar
Kabil (5) 35.000 DWT 420
Batam Centre Ferry Term (6)
1
Kapasitas Sandar Kapal
10.000 DWT
4 kapal
2
177
-
9
6
6-12
12
6
4
Panjang Dermaga (m) Kedalaman pada sisi Dermaga (m) Gudang Terbuka (m2)
(4) 35.000 DWT 1.250
116.100
-
60.000
100.000
-
5
Gudang Tertutup (m2)
42.240
-
1.890
-
6
Luas Ponton A
-
-
-
6 x 12 M
7
Luas Ponton B
-
9,07 x 18,14 M 9,07 x 18,14 M
-
-
8 x 15 M
3
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
4 kapal -
II-39
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sumber: BP Batam, 2010
3. Perhubungan Udara Sarana dan fasilitas perhubungan udara di Kota Batam selama ini dilakukan pada Bandara Hang Nadim Batam yang melayani kegiatan penerbangan dan bongkar muat. Kondisi kapasitas Bandara Hang Nadim Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.32 Fasilitas Bandara Hang Nadim ULTIMATE DESIGN
DESKRIPSI
UNIT
KONDISI SAAT INI
(1)
(2)
(3)
RENCANA TAHAP AKHIR (4)
Meter
4025 X 45
4025 X 45
M²
110.541
170.000
3.TERMINAL
M²
30.042
88.000
4.PESAWAT
Type
B.747
B.747
Penumpang per Tahun
4.000.000
8.300.000
Ton
16.230
700.000
Kiloliter
52.000
52.000
1. LANDASAN PACU 2.APRON
5.KAPASITAS TERMINAL 6.KAPASITAS KARGO 7.KAPASITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR Sumber : Bandara Hang Nadim Batam, 2010
Perkembangan Jumlah penumpang yang berangkat, datang dan transit melalui Bandara Hang Nadim cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.33 Perkembangan Penumpang Bandara Hang Nadim Batam Tahun 2000-2010 Tahun
Kedatangan
Keberangkatan
Transit
(1)
(2)
(3)
(4)
2000
243.212
233.103
2001
310.565
307.636
93.169
2002
406.777
408.119
141.411
2003
557.020
573.579
144.971
2004
948.971
957.149
150.051
2005
1.050.814
1.000.593
94.066
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
151.338
II-40
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tahun
Kedatangan
Keberangkatan
Transit
2006
1.293.379
1.227.762
96.797
2007
1.375.566
1.332.058
62.044
2008
1.296.064
1.267.710
117.743
2009
1.360.915
1.399.794
149.845
2010
1.590.268
1.567.350
175.217
Sumber : KUPT Bandara Hang Nadim Batam
J. Komunikasi dan Informatika Dalam penyelenggaraan pemerintah peran serta masyarakat sangat penting terutama dalam proses penetapan kebijakan publik yang merupakan sebuah kontrak sosial antara eksekutif, legislatif dan masyarakat. Untuk itu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam melalui E-Government. Untuk menyampaikan kebijakan publik dan menerima informasi dan aspirasi dari masyarakat, Pemerintah Kota Batam telah menyediakan website dengan alamat www.pemko-batam.go.id. Selanjutnya kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam era globalisasi perlu dilakukan pembuatan digital map yang mudah diakses bagi masyarakat dan dunia usaha. K. Lingkungan Hidup Dinamika dan tantangan kondisi lingkungan hidup Kota Batam antara lain adalah rusaknya kawasan tangkapan air (catchment area) sebagai akibat perubahan fungsi kawasan hutan konservasi/lindung menjadi kawasan budidaya, rusaknya kawasan hijau (green area), pencemaran lingkungan akibat limbah industri dan usaha hotel, terjadinya perambahan dan pembakaran hutan, serta kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal. Selain daripada itu juga dihadapkan pada kondisi menurunnya habitat hutan mangrove yang mengakibatkan berkurangnya daerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota. Adanya buangan limbah industri dan limbah domestik secara langsung atau sembarangan ke media lingkungan juga telah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisir dan laut/perairan. Guna mengurangi permasalahan-permasalaan lingkungan hidup seperti diuraikan di atas, Pemerintah Kota Batam telah mengupayakan berbagai hal, antara lain memfasilitasi lahirnya kebijakan-kebijakan pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif di semua sektor pembangunan. Upaya ini diantaranya telah melahirkan ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-41
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Peraturan Daerah Kota Batam No. 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam dan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Disamping itu juga telah dibentuk Pos Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) yang didirikan pada tanggal 10 Oktober 2007 berdasarkan Keputusan Walikota Batam, No. Kpts. 173/HK/X/2007. L. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Peningkatan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Batam dalam pelayanan administrasi umum diantara dilakukan melalui : •
Disiplin Pegawai Dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur, Pemerintah Kota Batam telah berupaya melakukan pembinaan terhadap aparatur pemerintah dan memberikan tindakan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
•
Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Dalam rangka meningkatkan kualitas aparatur, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.34 Jumlah Aparatur yang mengikuti Diklat Kepemimpinan Tahun 2001 – 2010 Jenis Diklat (1)
1
ADUM
TAHUN 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
97
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
DIKLATPIM IV
-
31
-
30
16
5
37
33
30
40
3
DIKLARPIM III
-
53
52
52
9
5
9
3
2
-
4
DIKLATPIM II
15
18
10
1
2
7
2
1
-
99
70
92
26
12
51
38
33
40
TOTAL
97
Sumber : BKD Kota Batam, 2010
•
Pengawasan Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam untuk meningkatkan penertiban dan pengawasan sehingga tercipta pemerintahan yang bersih, efisien, efektif dan berwibawa adalah dengan melaksanakan program pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan, program peningkatan kapasitas kelembagaan dan program peningkatan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-42
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2.3.2 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN A. Kelautan dan Perikanan Kondisi kelautan dan perikanan Kota Batam cukup potensial, dimana pada tahun 2009 telah dapat dihasilkan 34.221,96 ton dari perikanan laut tangkap dan budidaya. Dalam upaya mendukung pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan,selama ini telah dilakukan fasilitasi dan bantuan bagi para nelayan di wilayah Kota Batam. Tabel II.35 Produksi Perikanan Menurut Kecamatan (ton) Tahun 2010 Kecamatan
Perikanan Laut
(1)
Budi Daya Perikanan Laut
Jumlah
(2)
(3)
(4)
9.033,137
75,850
9.110,987
1
Blk. Padang
2
Bulang
12.927,270
158,310
13.085,580
3
Galang
3.883,975
117,860
4.001,835
4
Sei beduk
262,392
17,550
279,942
5
Nongsa
6.103,273
88,200
6.191,473
49,000
227,890
6
Sekupang
178,890
7
Lubuk Baja
250,800
26,500
277,300
8
Batu Ampar
9
Batam Kota
71,088 236,370
0 6,500
71,088 242,870
10
Sagulung
781,722
1,430
783,152
11
Batu Aji
12
0 456,843
Bengkong TOTAL
34.185,76
0
0,00
0
456,843
543,20
34.728,96
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam, 2010
Selama periode tahun 2006-2010 rumah tangga perikanan Kota Batam mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2010 telah terdapat 11.462 rumah tangga. Tabel II.36 Banyaknya Rumah Tangga Perikanan menurut Jenis Kegiatan, 2006-2010 Rumah Tangga (1)
2006
2007
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
7.941
8.278
8.285
9.487
1
Perikanan Laut
8.166
2
Budidaya Laut JUMLAH
1.670
1.908
1.819
2.019
1.975
9.836
9.849
10.097
10.304
11.462
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam, 2010
B. Pertanian ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-43
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Pertanian bukan merupakan sektor utama di Kota Batam. Walaupun begitu, perhatian dan fasilitasi dari pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan tetap diupayakan secara optimal bagi para petani. Hingga tahun 2010, tercatat terdapat 5.376 penduduk yang bekerja disektor pertanian pangan. C. Kehutanan Penggunaan lahan Kota Batam salah satunya ialah difungsikan sebagai hutan, baik itu hutan yang dapat dikonversikan, hutan produksi, hutan PPA/suaka, ataupun hutan lindung. Kelangsungan hutan hingga saat masih terus diusahakan dijaga untuk agar keseimbangan lingkungan Kota Batam dapat terkendali. Berikut ini diuraikan luas hutan menurut fungsinya di Kota Batam pada tahun 2010. Saat ini sedang dilakukan proses paduserasi antara RTRW Provinsi Kepulauan Riau dengan TGHK kehutanan untuk memperoleh kesepakatan mengenai luasan kawasan hutan di wilayah Provinsi Kepri termasuk Kota Batam. Pemerintah Kota Batam melalui Gubernur Provinsi Keprulauan Riau telah mengusulkan peta paduserasi TGHK dengan RTRW Provinsi dan Kota Batam. Didalam usulan tersebut telah direncanakan minimum 30 % kawasan hutan di Kota Batam dengan rincian sebagai berikut: Tabel II.37 Luas dan Jenis Kawasan Hutan Usulan Paduserasi Kota Batam Tahun 2010
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-44
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sumber : Bappeda Kota Batam 2011
berdasarkan usulan paduserasi yang sudah dituangkan kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2011-2031, luas kawasan hutan di Kota Batam sebesar 30.46% dari luas daratan atau seluas 31.601,52 hektar.
D. Energi Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan dikelola PT. PLN. Cabang Tanjung Pinang. PT. PLN Batam merencanakan secara bertahap untuk penyediaan listrik di pulau-pulau tersebut. Jumlah tenaga listrik yang dibangkitkan dan daya terpasang di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel II.38 Banyaknya Mesin, Kekuatan dan Tenaga yang Dibangkitkan PT. PLN Batam dan PT. PLN Cabang Tanjung Pinang Tahun 2010 Jenis Pengelolaan
Jumlah Mesin (Unit)
Daya Terpasang (KW)
(1)
(2)
(3)
Tenaga yang Dibangkitkan (KWH) (4)
74
372.250
1.452.919.022
1
PT. PLN Batam
2
PLTD Belakang Padang
4
2.520
3
PLTD Pulau Buluh
3
420
867.050
4
PLTD Pulau Kasu
2
200
504.976
5
PLTD Pulau Terong
2
200
463.450
6
PLN Pulau Pecong
1
100
92.346
7
PLTD Karas
1
100
298.107
8
PLTD Sembulang
1
50
59.324
9
PLTD Pulau Abang
1
100
107.414
JUMLAH
89
375.940
7.047.593
1.462.359.282
Sumber : PLN Cabang Tanjung Pinang dan PLN Batam
Sejalan dengan perkembangan Kota Batam yang pesat sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan, jasa, pariwisata dan alih kapal tentunya kebutuhan akan tenaga listrik semakin meningkat apalagi nantinya diiringi dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan daya tenaga listrik. Adapun rencana pembangkit tenaga listrik di Kota Batam kurun waktu 2008 – 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini. ** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-45
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel II.39 Rencana Pengembangan Tenaga Listrik di Kota Batam Nama dan Jenis Pembangkit
2008
2012
2017
(1)
(2)
(3)
(4)
Unit Pembangkit Sendiri 1. PLTD Sei Baloi
18
0
0
2. PLTD Batu Ampar II
15
0
0
3. PLTD Batu Ampar I
16
0
0
4. PLTD Sekupang
12
0
0
5. PLTD Tanjung Sengkuang
10
0
0
1. PLTD Panaran I + Meefog
60
60
60
2. PLTD Panaran II – Chiller
55
55
55
3. PLTD Jumbo
14
0
0
4. PLTMG Kabil
18
18
18
5. PLTU TJK I Unit 1
0
55
55
6. PLTU TJK I Unit 2
0
55
55
1. PLTG TM 2500 Panaran
18
18
18
2. PLTG Sengkuang Unit 1
35
35
35
3. PLTG Sengkuang Unit 2
0
35
35
4. CombineCycle PLTG Tg. Sengkuang Unit 1 & 2
0
35
35
5. PLTG Tg. Sengkuang 3
0
0
35
Unit Pembangkit TOP (IPP)
Tambahan Unit Pembangkit
6. PLTG Tg. Sengkuang Unit 4
0
0
35
7. CombineCycle PLTG Tg. Sengkuang Unit 3 & 4
0
0
35
8. PLTU Tg. Kasam 2 # 3
0
65
65
9. PLTU Tg. Kasam 2 # 4
0
0
65
10. PLTU Tg. Kasam 3 # 5
0
0
65
11. PLTMG Batu Ampar 1`
0
18
18
12. PLTMG Batu Ampar 2
0
0
18
Sumber : PT. PLN Batam
E. Pariwisata Perkembangan Kota Batam sebagai sebuah daerah industri telah memberikan efek mutiplier bagi sektor lainnya. Salah satu sektor yang berkembang ini adalah sektor pariwisata. Hingga saat ini, Kota Batam mampu secara kontinyu menjadi kota ke 3 penyumbang wisatawan asing terbesar di Indonesia.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-46
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.8 Perbandingan Wisman yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Pintu Masuk 40%
30%
20%
10%
0% 2008
Ngurah Rai (Bali)
2009
Soekarno Hatta (Jakarta)
2010
Batam
Lainnya
Sumber: BPS Kota Batam
Sebagai upaya menjadikan kota Batam sebagai tujuan wisata utama, pada tahun 2010 telah keluarkan program Visit Batam 2010. Melalui Visit Batam 2010, dinas pariwisata Kota Batam menggelar event-event menarik yang akan membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Batam. Selain itu secara bertahap dinas pariwisata kota Batam juga secara kontinyu terus memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata untuk kenyamanan wisatawan.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-47
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.9 Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang Berkunjung ke Pulau Batam Tahun 2010
Singapura
602.362
Lainnya
178.301
Malaysia
132.116
Korea Selatan
41.815
Jepang
18.438
Inggris
13.210
Amerika Serikat
9.393
Australia
8.709
Taiwan
3.102 0
200.000
400.000
600.000
Sumber: BPS Kota Batam
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-48
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH 2.4.1 FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH A Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi RT, maka mengindikasikan semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Gambar 2.10 Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Kota Batam 3.500.000
MAKANAN BUKAN MAKANAN
3.000.000
2.878.652
2.939.234
2.500.000
2.000.000
1.751.883
1.834.534
1.951.441
1.509.669 1.500.000
1.000.000 2007
2008
2009
Sumber : BPS Kota Batam (olahan)
Rerata pengeluaran rumah tangga Kota Batam selama periode 2007-2009 makin meningkat. Hal ini mengindikasikan semakin meningkatnya kemampuan ekonomi Kota Batam. Selain itu, komposisi pengeluaran bukan makanan juga makin besar, yang dapat menjadi indikasi kesejahteraan meningkat.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-49
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Gambar 2.11 Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Kota Batam Tahun 2009 70,0%
60,1% 60,0% 50,0%
39,9% 40,0% 30,0%
24,8%
23,3%
18,7%
16,6%
20,0%
7,1%
10,0%
4,0%
5,5%
0,0% MAKANAN
Bahan Makanan
Makanan Jadi,Minuman, Rokok & tembakau
BUKAN MAKANAN
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, rekreasi & Olahraga
Transportasi dan Komunikasi
Sumber : BPS Kota Batam (olahan)
2.4.2 FOKUS FASILITAS WILAYAH/ INFRASTRUKTUR A Infrastruktur Jalan Kondisi jalanan di Kota Batam cenderung mengalami perbaikan setiap tahunnya. Hingga tahun 2010, jalan Kota Batam yang dalam kondisi baik telah mencapai 81,9%. Keberadaan infrastruktur jalan yang layak akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing sektor riil. Hal ini karena proses distribusi barang dan jasa darat akan selalu berkaitan dengan ketersediaan dan kelayanan jalan.
Tabel II.40 Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan (km), 1992- 2010 Tahun
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Jumlah
% Jalan Kondisi Baik
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1992
266,33
50,61
38,15
-
355,09
75,0%
1993
266,33
84,59
51,80
-
402,72
66,1%
1994
299,91
86,29
29,94
-
416,14
72,1%
1995
502,81
165,27
124,48
-
792,56
63,4%
1996
528,11
165,27
112,38
-
805,76
65,5%
1997
559,70
162,77
85,98
-
808,45
69,2%
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-50
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tahun
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Jumlah
% Jalan Kondisi Baik
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1998
609,06
115,27
66,78
-
791,11
77,0%
1999
620,70
160,39
111,88
-
892,97
69,5%
2000
649,39
160,39
104,54
-
914,32
71,0%
2001
651,40
163,39
109,84
-
924,63
70,4%
2002
714,64
148,83
80,28
49,12
992,87
72,0%
2003
778,74
149,60
80,28
59,82
1.068,44
72,9%
2004
788,64
149,60
80,28
65,12
1.083,64
72,8%
2005
795,42
144,32
79,48
64,42
1.083,64
73,4%
2006
805,99
148,46
68,92
64,42
1.087,78
74,1%
2007
805,99
148,46
68,92
64,42
1.087,78
74,1%
2008
805,99
148,46
68,92
64,42
1.087,78
74,1%
2009
851,24
156,51
55,59
24,44
1.087,78
78,3%
2010
891,15
156,51
27,49
13,54
1.088,68
81,9%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam
2.4.3 FOKUS IKLIM INVESTASI A Proses Perizinan Dalam rangka meningkatkan kegiatan investasi dan aktivitas usaha di Kota Batam yang merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan ekonomi sangat ditentukan oleh berbagai kemudahan yang diberikan sebagai insentif daya tarik usaha oleh pemerintah. Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam untuk menyikapi hal ini adalah melalui pelaksanaan pelayanan perizinan satu atap (One Stop Service). Sampai saat ini penerbitan izin yang dikeluarkan melalui one stop service untuk berbagai bidang usaha dari 2002 hingga tahun 2010 adalah lebih kurang sebanyak 90.020 izin. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II.41 Izin yang Dikeluarkan Pemerintah Kota Batam Melalui One Stop Service Periode Tahun 2002 - 2010 TAHUN DINAS/BADAN
TOTAL 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1
DISPERINDAG
4,073
5,082
4,451
4,584
4,213
4,536
4,871
3,730
6,583
42,023
2
DINKES
154
226
138
370
271
207
344
389
477
2,576
3
DISPARBUD
342
367
420
392
399
397
608
520
560
4,005
4
DISKIMPRAS / DINAS TATA KOTA
219
741
288
189
703
1019
813
935
1,150
6,057
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-51
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
TAHUN DINAS/BADAN
TOTAL 2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
5
DISPENDA
692
1,549
1,486
3,213
3,822
4,754
1,620
2,893
5,210
25,239
6
BAPEDALDA
32
74
133
184
319
463
515
48
734
2,502
7
BPM
18
8
49
15
16
18
5
-
-
-
8
DISHUB
16
20
13
3
15
7
3
1
29
107
9
DISNAKER
112
-
1,198
644
240
62
38
1145
2,883
6,322
10
BADAN KOMINFO
-
-
-
-
25
64
83
76
241
489
11
BAPERTADA
-
-
-
-
1
7
6
28
1
43
12
DINAS KP2K
-
-
-
-
123
253
82
70
118
528
5,658
8,067
8,176
9,594
10,147
11,787
8,988
9,835
17,768
90,020
TOTAL
Sumber: Pusat Pelayanan Perizinan Terpadu
2.4.4 FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA A Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dimensi “manusia” dalam pembangunan, pada dasawarsa terakhir ini muncul sebagai salah satu isu yang telah mendunia. Sasaran dasar pembangunan pada akhirnya adalah penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup pajang dan sehat), dan meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah (1) umur panjang dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, (2) berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta (3) akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran konsumsi. Perkembangan IPM Kota Batam beserta komponen-komponennya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 disajikan pada tabel berikut ini.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-52
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel II.42 Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun 2005 - 2009 Tahun
Indeks Harapan Hidup
Indeks Pengetahuan
Indeks Daya Beli
IPM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2005
75,81
89,6
78,2
76,5
2006
75,91
89,7
78,5
76,7
2007
75,94
89,7
78,7
76,82
2008
76,02
89,7
79,1
77,28
2009
76,09
89,9
79,3
77,51
Sumber : BPS Kota Batam
Indeks Daya Beli mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari 78,2 pada tahun 2005 terus meningkat hingga mencapai 79,3 pada tahun 2009, meskipun selama rentang waktu tersebut terjadi beberapa kali kenaikan harga BBM yang mengakibatkan harga barang kebutuhan pokok meningkat. Hal tersebut sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Fenomena ini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Batam masih mampu bertahan ditengah-tengah kesulitan ekonomi. Sementara komponen lain seperti Indeks Harapan Hidup juga mengalami keadaan yang sama. Harapan hidup masyarakat Kota Batam terus meningkat hingga pada tahun 2009 mencapai angka 70,76. Hal ini merupakan suatu indikasi semakin baiknya tingkat kesehatan masyarakat sebagai dampak dari semakin lengkapnya sarana dan prasarana kesehatan. Hal yang tidak berbeda dengan kedua indeks di atas yang mengalami kenaikan tiap tahunnya, indeks pengetahuan mengalami peningkatan dari tahun 2005 yaitu sebesar 89,6 menjadi 89,9 di tahun 2009. Indeks pengetahuan ini terdiri dari komponen melek huruf dan lama bersekolah dengan perbandingan 2:1 sehingga dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Batam yang sudah dapat membaca dan menulis sekitar 90% dari seluruh penduduk. IPM Kota Batam sendiri sebagai indeks komposit mengalami kenaikan yang dari 76,5 di tahun 2005 menjadi 77,51 di tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan penduduk Kota Batam telah mengalami perbaikan selama ini.
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-53
Perrda RPJMD Kota K Batam 2011 2 - 2016
G Grafik 2.4. Perkemb bangan Inde eks Kompon nen IPM Kotta Batam Ta ahun 2005 - 2009 100 90 80 70 60 50 2005
2006
2007
Indeks Harapaan Hidup
2008
Indeks Pengetahuan
2009 In ndeks Daya Beeli
S Sumber : BPS Ko ota Batam
Grafik 2.5. G Perbanding gan IPM Kab bupaten/Ko ota se Provin nsi Kepri Tahun 2005 - 20 009 80 78
76,8 82
76,70
76,50
77 ,28
7 77,51
76 74 72 70 68 66 2005
2006
2007
2008 8
200 09
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Anambas
Kota Batam
Kota Tanjung P Pinang
PROVINSI RIAU U
Sumber : BPS Kotta Batam
Jika a dibandingkan dengan n kabupaten n/kota lain di d Provinsi K Kepri, IPM Kota Batam m sela alu mendudu uki peringkat pertama. H Hal ini meng ggambarkan pembangun nan manusia a di Kota K Batam dalam kurun n waktu 200 05-2009 cuku up berhasil. Peningkatan n IPM setiap p tahunnya meng gindikasikan n semakin baiknya kualiitas hidup m masyarakat Batam B yang g andai denga an peningka atan taraf hidup berupa a meningkattnya kemam mpuan daya a dita
** Pemerintah Koota Batam | GA AMBARAN UM MUM DAERAH
II-54
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
beli, angka harapan hidup yang semakin tinggi serta tingkat pendidikan yang membaik. Grafik 2.6 Perkembangan IPM dan Kecenderungan IPM Kota Batam 81 80
Nilai IPM
79 78
76.5 76.7
77 76
76.8
77.3 77.5
75.8
75 74 73 2004 2005 2006 2007 2008 2009
2016
Kecenderungan pertumbuhan IPM yang relatif baik, seperti dijelaskan di atas, menggambarkan sebagian kecil penduduk miskin di Batam kurang beruntung, dan ini patut mendapat perhatian khusus. Persentase penduduk miskin di Kota Batam relatif rendah lebih rendah dibanding persentase penduduk miskin di Kepulauan Riau dan bahkan nasional. Hal ini artinya penangangan penduduk miskin yang relatif sedikit ini tidak akan banyak menyedot anggaran Pemerintah Kota Batam. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan pelayanan prima bagi warga masyarakat penduduk miskin. Grafik 2.7 Persentase Pendudukan Miskin Kota Batam, Kepulauan Riau dan Nasional
** Pemerintah Kota Batam | GAMBARAN UMUM DAERAH
II-55
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1 Pendapatan Daerah Penerimaan Pemerintah Kota Batam Tahun 2007-2011 secara nominal terus mengalami peningkatan. Bila tahun 2007 sebesar Rp.681 milyar, maka pada tahun 2011 menjadi Rp.1,293 milyar. Peningkatan ini relatif besar, rata-rata meningkat sebesar 17 % per tahun. Dana perimbangan merupakan sumber penerimaan terbesar selama tahun 20072011, atau rata-rata memberikan kontribusi sekitar 75,07% dari seluruh penerimaan. Walaupun kontribusinya besar, namun dana perimbangan hanya mengalami kenaikan sekitar 13,6% per tahun atau lebih rendah dari pertumbuhan total penerimaan. PAD menjadi sumber pendapatan berikutnya, yaitu 17,84% dari seluruh penerimaan antara tahun 2007-2011. PAD mengalami pertumbuhan relatif tinggi, yaitu 26,1%. Dari struktur penerimaan ini, tampak bahwa PAD walaupun masih kecil kontribusinya, namun semakin menjadi sumber penerimaan yang penting bagi Pemerintah Kota Batam. PAD tahun 2011 telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun 2007. Penerimaan PAD retribusi, walaupun kontribusinya relatif masih rendah, namun mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi. Dari jenisnya, retribusi secara prinsip diterima dengan adanya pelayanan, sehingga peningkatannya masih dianggap wajar, karena disertai dengan pelayanan. Tabel 3.1. Penerimaan Pemerintah Kota Batam Tahun 2007-2011 (juta Rp)
PENDAPATAN
2007
2008
2009
2010
2011
PAD
111,080
134,613
151,120
175,044
273,788
Perimbangan
509,539
553,174
728,329
847,690
860,688
60,500
76,454
3,295
65,548
124,162
Total Pendapatan 681,119 764,242 Sumber: APBD. * Data KUA & PPA P-APBD 2011
882,744
Lain-lain Pendapatan yg Sah
1,088,282 1,293, 324 *
Penerimaan dana perimbangan dominan bersumber dari Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.172 milyar dan Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 225 milyar. Sumber ini diantaranya berasal dari BPHTB yang sejak tahun 2011 sudah menjadi kewenangan daerah. Sedangkan Dana Alokasi Umum juga masih menjadi penerimaan terbesar, ** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
yaitu sekitar Rp. 316 milyar pada tahun 2011 dan memberikan kontribusi sekitar 37,89% dari penerimaan, walaupun demikian peningkatannya relatif normal, yaitu hampir seimbang dengan pertumbuhan penerimaan. Tabel 3.2. Struktur Penerimaan Pemerintah Kota Batam Tahun 2007-2011* 2011 Struktur Pertumbuhan (juta Rp) 2008-11 (%) (%) Pendapatan Asli Daerah 273,788 22.1 46.5 Hasil Pajak Daerah
228,990
18.6
48.2
26,077
2.1
68.1
1,671
0.1
19.5
17,050
1.2
64.1
Dana Perimbangan
860,688
67.8
15.7
Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak
397,656
30.2
17.6
Dana Alokasi Umum
316,627
25.7
21.6
Dana Alokasi Khusus
39,157
3.2
111.1
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya
107,248
8.7
5.4
Lain-lain Pendapatan yang Sah
124,162
10.1
638.9
Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Sumber: APBD, * Data KUA & PPA P-APBD 2011
Secara umum pendapatan daerah yang diperoleh dari PAD dan dana perimbangan, secara substansial adalah berasal dari pajak dan sejenisnya yang ditarik oleh pemerintah (pusat) dan daerah. Bila seluruh pendapatan tersebut dikaitkan dengan kegiatan ekonomi (PDRB) di Kota Batam, maka dapat diperkirakan rasio Pendapatan terhadap PDRB (tax ratio). PDRB dipahami sebagai basis pajak atau basis penerimaan daerah secara langsung maupun tidak langsung. Semakin besar PDRB menunjukkan basis penerimaan/pendapatan yang meningkat pula. Dari tahun 20062009, tax ratio Kota Batam berfluktuatif, namun memiliki kecenderungan kuat untuk mengalami peningkatan. Artinya potensi penerimaan daerah relatif tumbuh dengan baik. Namun demikian, pertumbuhan tax ratio ini perlu disikapi dengan hati-hati, karena bila tax ratio terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat mengganggu aktivitas ekonomi.
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
4.5 4.0 3.5
2.8
3.0 2.5 2.0
1.8
2.1
2.0
7
8
2.2
2.4
1.5 1.0 0.5 ‐ 2006
9
2010
11
12
13
14
2015
16
Gambar 3.1. Pertumbuhan dan Trend Tax Ratio Kota Batam
3.1.2 Belanja Daerah Belanja Pemerintah Kota Batam sejak tahun 2007-2011, secara nominal juga terus mengalami peningkatan. Rata-rata mengalami pertumbuhan belanja daerah sekitar 17,9% per tahun. Belanja daerah tahun 2007 sebesar Rp.894 milyar, meningkat menjadi Rp 1.293 milyar tahun 2011. Proporsi belanja tidak langsung rata-rata dari tahun 2007-2011 sebesar 43,6% atau cenderung proporsinya mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Total belanja tidak langsung pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.644 milyar. Belanja langsung dalam arti dialokasikan dalam bentuk kegiatan langsung kepada masyarakat, rata-rata adalah 50,1% dari seluruh belanja, atau senilai Rp.646 milyar pada tahun 2011. Nilai belanja langsung ini cenderung mengalami pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan total belanja, yaitu rata-rata 19,5% atau seimbang dengan pertumbuhan pendapatan kecuali pada tahun 2011. Secara umum, struktur belanja ini relatif lebih baik pada tingkat kabupaten/kota, yang pada umumnya proporsi belanja tidak langsungnya lebih besar daripada belanja langsung. Artinya, di Kota Batam relatif tersedia anggaran yang dapat dialokasikan secara langsung untuk kegiatan di masyarakat.
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel 3.3. Belanja Pemerintah Kota Batam Tahun 2007-2011 (juta Rp)
2007
2008
2009
2010
Belanja Tidak Langsung
309,720
391,616
503,940
564,163
644,327
Belanja Langsung
584,378
490,405
635,132
726,929
645,997
882,021
1,139,072
1,291,092
1,290,324
Total 894,098 Sumber: APBD, * KUA-PPA P-APBD 2011
2011*
Pada Belanja Tidak Langsung, komponen terbesar adalah untuk belanja pegawai, yaitu mencapai 42,01% dari seluruh belanja, dan pada tahun 2011 mencapai Rp.543 milyar. Tingkat pertumbuhannya sedikit lebih rendah daripada rata-rata pertumbuhan belanja daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa biaya tetap untuk belanja pegawai relatif terkendali. Pada Belanja Langsung, komponen terbesar adalah belanja barang dan jasa serta belanja modal. Tabel 3.4. Struktur Belanja Pemerintah Kota Batam Tahun 2011
Struktur 2011 (%)
2011* Belanja Tidak Langsung
644,327
49,9
Belanja Pegawai
543,219
42,07
Belanja Subsidi
15,712
1,22
Belanja Hibah
73,813
5,72
Belanja Bantuan Sosial
4,126
0,32
Belanja Bagi Hasil Kepada Kelurahan
6,955
0,54
500
0,04
645,997
50.1
Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Sumber: APBD, * KUA-PPA P-APBD 2011
Belanja per kapita menunjukkan perkiraan besaran alokasi dana kepada seluruh penduduk. Nilai yang lebih besar mencerminkan bahwa tersedia kapasitas layanan pemerintah yang besar kepada penduduk, secara langsung maupun tidak langsung. Total belanja per kapita pada tahun 2007 adalah sekitar Rp.1,23 juta per orang per tahun dan pada tahun 2011 relatif tetap, yaitu sekitar Rp.1,24 juta per orang pertahun. Pada belanja langsung per kapita, nilainya fluktuatif dan cenderung menurun bila dibandingkan dengan tahun 2007. Walaupun demikian, bila
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
dibandingkan dengan rata-rata kabupaten/kota di Indonesia, maka belanja per kapita Pemerintah Kota Batam masih lebih tinggi. Tabel 3.5. Belanja per Kapita Pemerintah Kota Batam Tahun 2007-2011
2007
2008
2011* 427,604 438,801 507,764 533,891 525,456 806,801 549,492 639,952 687,923 723,256
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
2009
2010
Sumber: APBD (data diolah), * Angka Perkiraan
Secara umum pertumbuhan belanja per kapita di Kota Batam melambat. Penyebabnya adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang relatif tinggi. Sebagai akibatnya, walaupun pendapatan pemerintah meningkat cukup tinggi, namun karena pertumbuhan penduduk juga sangat tinggi, maka kapasitas pelayanan per kapitanya juga menurun. Karena itulah maka kecenderungan belanja langsung dan tidak langsung per kapita di Kota Batam cenderung semakin tumbuh namun melambat. Harapan baiknya adalah bahwa trend laju pertumbuhan belanja langsung per kapita lebih tinggi daripada belanja tidak langsung per kapita. Artinya terbuka peluang anggaran lebih besar bagi kegiatan yang menyentuh langsung pada masyarakat. Gambar 3.2. Pertumbuhan dan Trend Belanja per Kapita Pemerintah Kota Batam 1,000,000 900,000
( Rp / Kapita )
800,000 700,000 600,000 500,000 400,000
Belanja Tidak Langsung
300,000
Belanja Langsung
200,000 100,000 ‐ 2007
8
9
2010 2011
12
13
14
15
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
2016
III-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU 3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran Penjelasan mengenai proporsi penggunaan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dapat memberikan pemahaman mengenai kebijakan pengalokasian dana yang menunjang pelayanan langsung kepada masyarakat. Jika proporsi pemenuhan kebutuhan aparatur lebih kecil dibandingkan dengan belanja yang diperuntukan untuk masyarakat (belanja publik), maka hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pengelolaan keuangan daerah difokuskan untuk pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat. Gambaran penggunaan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota batam untuk kurun tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Batam Periode 2008-2011
No
Uraian
Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan ) aparatur (Juta Rp) *
Total pengeluaran (Belanja)
(a)
(b)
Prosentase
(Juta Rp) (a) / (b) x 100%
1
TA 2008
397.088
882.021
45,02%
2
TA 2009
515.128
1.139.072
45,22%
3
TA 2010
606.599
1.291.092
46,98%
4
TA 2011**
686.017
1.436.138
47,77%
Rata-rata
46,25%
Sumber : APBD (kompilasi) Ket : *) belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dihitung dari nilai belanja pegawai, baik yang berasal dari pos belanja langsung dan belanja tidak langsung. ** Angka APBD Murni 2011
Dari Tabel di atas, terlihat bahwa belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur selama periode 2008-2011, rata-rata sebesar 46,25% dari total pengeluaran belanja yang ada. Nilai ini relatif cukup baik, dimana anggaran yang tersedia lebih besar dialokasikan bagi pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat. Selama periode 2008-2011 ini, terlihat terdapat kecenderungan peningkatan proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur. Hal ini perlu dicermati lebih lanjut di masa depan agar dapat menjaga konsistensi dan keberpihakan pengalokasian dana yang menunjang pelayanan langsung kepada masyarakat. Di sisi lain, proporsi penggunaan anggaran belanja per urusan Pemerintah Kota Batam cukup mengalami fluktuasi selama periode 2008-2010. Urusan pendidikan pada tahun 2008 memperoleh alokasi sebesar 22,2% dari keseluruhan belanja dan ** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-6
Perrda RPJMD Kota K Batam 2011 2 - 2016
turu un cukup drastis di tah hun 2009 m menjadi 17,5 5%. Walaup pun begitu, pada tahun n 201 10 alokasi urusan pendidikan m meningkat kembali k me enjadi sebessar 23,9%.. Pen nurunan alokasi pada urusan u pend didikan di ta ahun 2009, terutama ka arena fokuss alokkasi anggara an bergeserr ke urusan pekerjaan umum u yang meningkat tajam pada a tahun yang sam ma. Ga ambar 3.3. Perkem mbangan Prroporsi Alok kasi Belanja Per Urusan yang Domin nan Pe emerintah K Kota Batam 2008-2010 2 40% 35%
3 34,9%
Pemerrintahan Umum m
Pend didikan
Kesehaatan
Pekeerjaan Umum
30,5%
30,2% %
30% 25%
23,9%
22,2% 4% 17,5% 18,4
20% 15%
% 11,5% 10,0%
17,8% %
11,1%
9,7%
10% 5% 2008
2009
2010
usan yang paling p domin nan memperroleh alokassi belanja Ko ota Batam ialah urusan n Uru pem merintahan umum, nam mun dengan n kecenderu ungan penu urunan. Di tahun t 2008 8 alokkasi untuk urusan u peme erintahan um mum sebesa ar 34,9% da an turun han nya menjadii 30,2% saja di tahun 2010 0. Diharapka an ke depan pengalokassian belanja dapat lebih h orong untukk urusan yan ng bersentuh han langsung g dalam laya anan bagi masyarakat. dido T Tabel 3.7. Analisis s Proporsi Belanja B Per U Urusan Kota a Batam Periode 2008-2 2010 2008 No o
URUSAN Rp Jutta
2009 9
Proporsi (%)
2010
Rp Juta
P Proporsi (%)
Rp Juta
Propors si (%)
1
Pendidikan
190.16 61
22,2%
210.943
17,5%
312 2.830
23,9% %
2
Kesehatan
85.64 40
10,0%
133.763
11,1%
126 6.501
9,7% %
3
Pekerjaan Umum
98.32 27
11,5%
221.793
18,4%
233 3.415
17,8% %
4
Perumahan
-
0,0%
18.036
1,5%
15 5.999
1,2% %
5
Penataan Ru uang
-
0,0%
5.025
0,4%
6 6.030
0,5% %
6
Perencanaan n Pembangunan
8.79 94
1,0%
10.295
0,9%
9 9.164
0,7% %
7
Perhubungan n
24.72 21
2,9%
25.356
2,1%
23 3.165
1,8% %
8
Lingkungan Hidup H
26.77 70
3,1%
46.370
3,8%
28 8.361
2,2% %
9
Pertanahan
4.93 35
0,6%
5.466
0,5%
6 6.213
0,5% %
10 0
Kependuduk kan dan Catatan Sipil
14.16 62
1,7%
16.058
1,3%
15 5.544
1,2% %
** Pemerintah Koota Batam | PENNGELOLAAN KEUAANGAN DAERAH SERTA S KERANGKA A PENDANAAN
III-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2008 No
URUSAN Rp Juta
11
Pemberdayaan Perempuan
12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
13
2009
Proporsi (%)
2010
Rp Juta
Proporsi (%)
Rp Juta
Proporsi (%)
3.076
0,4%
4.464
0,4%
4.988
0,4%
-
0,0%
1.377
0,1%
1.604
0,1%
Sosial
9.991
1,2%
9.836
0,8%
8.854
0,7%
14
Tenaga Kerja
5.951
0,7%
6.391
0,5%
6.455
0,5%
15
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
5.979
0,7%
4.776
0,4%
7.326
0,6%
16
Penanaman Modal
4.187
0,5%
6.544
0,5%
7.244
0,6%
17
Kebudayaan
-
0,0%
2.291
0,2%
5.242
0,4%
18
Pemuda dan Olah Raga
12.088
1,4%
10.973
0,9%
12.808
1,0%
19
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
21.556
2,5%
32.856
2,7%
31.943
2,4%
20
Pemerintahan Umum
299.437
34,9%
368.016
30,5%
395.712
30,2%
21
Kepegawaian
9.938
1,2%
11.294
0,9%
9.160
0,7%
22
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
-
0,0%
4.966
0,4%
2.117
0,2%
23
Statistik
-
0,0%
330
0,0%
-
0,0%
24
Kearsipan
2.440
0,3%
3.812
0,3%
-
0,0%
25
Komunikasi dan Informatika
4.366
0,5%
4.489
0,4%
7.950
0,6%
26
Ketahanan Pangan
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
27
Perpustakaan
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
28
Pertanian
-
0,0%
4.555
0,4%
790
0,1%
29
Kehutanan
-
0,0%
568
0,0%
501
0,0%
30
Energi dan Sumberdaya Mineral
31
Pariwisata
32
Kelautan dan Perikanan
33 34 35
-
0,0%
340
0,0%
-
0,0%
10.523
1,2%
11.100
0,9%
13.856
1,1%
9.516
1,1%
15.358
1,3%
8.105
0,6%
Perdagangan
-
0,0%
1.356
0,1%
7.848
0,6%
Perindustrian
5.380
0,6%
5.948
0,5%
-
0,0%
Transmigrasi
-
0,0%
-
0,0%
-
0,0%
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kemenkeu (olahan)
3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah Berdasarkan nilai belanja dan pendapatan Pemerintah Kota Batam tahun 2007-2011, maka sering kali terjadi defisit anggaran yang ditutup dengan penerimaan pembiayaan. Sumber penerimaan terbesar adalah dari SILPA. Sumbernya bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya ketidakpastian aliran penerimaan dari pusat dan atau selisih perencanaan anggaran yang terlalu besar. Namun seiring waktu SILPA mulai menurun, yang menunjukkan proses yang semakin baik dalam penganggaran. Penerimaan lain yang cukup meningkat adalah pinjaman daerah dan obligasi daerah yang sudah direncanakan sejak tahun 2010 dan 2011, namun pada tahun 2010 hal ini tidak direalisasikan.
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tabel 3.8. Struktur Pembiayaan Pemerintah Kota Batam Tahun 2008-2011 (juta Rp) 2008 2009 2010 2011* Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
118,779
258,327
205,734
35,451
101,048
257,527
157,681
6,182
800
46,853 1,200
27,669 1,600
2,000
2,924
3,000
615
Penerimaan Piutang Daerah
17,117
Pengeluaran Pembiayaan
1,000
Sumber: APBD. * KUA-PPA P-APBD 2011
3.3 KERANGKA KEUANGAN DAERAH 3.3.1 Pendapatan Daerah Berdasarkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, maka dapat diperkirakan perkembangan pendapatan Pemerintah Kota Batam tahun 2012-2016. Estimasi ini juga memperhitungkan kecenderungan tax ratio pada tahun yang sama. Memperhatikan kecenderungan pertumbuhan ekonomi tinggi dan tax ratio yang juga tinggi, maka perkiraan optimis pendapatan tahun 2012 adalah sekitar Rp. 1,42 trilyun dan pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp.2,55 trilyun. Namun bila ternyata kondisi ekonomi tidak setinggi yang diperkirakan, maka pada tahun 2012 pendapatan hanya sekitar Rp.1,31 trilyun dan Rp. 1,52 trilyun pada tahun 2016.
Tabel 3.9. Estimasi Pendapatan Pemerintah Kota Batam Tahun 2011-2016 (juta Rp)
2011* 1,293,324
2012
2013
2014
2015
2016
APBD Optimis 1,422,656 1,600,488 1,840,562 2,162,660 2,551,939 Normal 1,345,057 1,412,310 1,500,579 1,598,117 1,709,985 Pesimis 1,319,190 1,352,170 1,392,735 1,448,445 1,520,867 Sumber: APBD dan hasil pengolahan, * KUA & PPA P-APBD 2011
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-9
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
3,500,000
APBD 3,000,000
Optimis Normal
2,500,000
Pesimis 2,000,000 1,500,000 ( Juta Rupiah )
1,000,000 500,000 ‐
2007
8
9
2010
11
2012
13
14
15
2016
Gambar 3.4. Estimasi Pertumbuhan Pendapatan Pemerintah Kota Batam
3.3.2 Belanja Daerah Dalam mengestimasi persentase struktur belanja daerah, maka komponen dan kencenderungan belanja yang relatif dapat diprediksi dengan baik dijadikan sebagai standar. Dalam hal ini yang dapat dijadikan standar adalah belanja tidak langsung, karena belanja tidak langsung cenderung progresif maupun normal. Tabel 3.10. Estimasi Belanja Pemerintah Kota Batam 2012-2016 (juta Rp) BELANJA Optimis
2012 Dana 1,422,656
2013 %
Dana 1,600,488
2014 %
Dana 1,840,562
2015 %
Dana 2,162,660
2016 %
Dana 2,551,939
%
Tidak langsung
633,948 44.56
666,272 41.63
693,461 37.68
721,737 33.37
748,514 29.33
Langsung
788,708 55.44
934,216 58.37
1,147,101 62.32
1,440,923 66.63
1,803,425 70.67
1,500,579
1,598,117
1,709,985
Normal
1,412,310
Tidak langsung
633,948 47.13
666,272
Langsung
711,109 52.87
746,038 52.82
Pesimis
1,345,057
1,319,190
47.18
693,461
46.21
721,737 45.16
748,514
807,118 53.79
876,380 54.84
961,471 56.23
1,448,445
43.77
1,352,170
1,392,735
1,520,867
Tidak langsung
633,948 48.06
666,272
49.27
693,461
49.79
721,737 49.83
748,514
49.22
Langsung
685,242 51.94
685,898 50.73
699,274 50.21
726,708 50.17
772,353 50.78
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
III-10
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka belanja tidak langsung sebaiknya dijaga pada skala normal, yaitu pada tahun 2012 sekitar Rp.633 milyar dan tahun 2016 sekitar Rp.748 milyar. Memperhatikan kondisi tingkat belanja seperti ini, maka belanja langsung cenderung meningkat sangat besar. Artinya kapasitas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung relatif sangat besar. Namun demikian apabila kecenderungan belanja tidak langsungnya tinggi, maka nilainya pada tahun 2016 akan relatif sama dengan belanja tidak langsung. Memperkirakan estimasi persentase struktur belanja dengan menggunakan standar belanja tidak langsung, sebenarnya masih sangat dipengaruhi oleh ketentuan peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat terutama Kementerian Dalam Negeri dalam menerbitkan Permendagri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang disusun setiap tahunnya, dimana dalam peraturan tersebut posting komponen belanja telah ditetapkan untuk diakomodir didalam APBD. Sehingga kondisi ini dapat ikut mempengaruhi posisi persentase struktur belanja langsung dengan tidak langsung dalam APBD. Hal ini sangat dirasakan nantinya apabila penerimaan pendapatan dalam APBD yang tersedia sebagian besar digunakan untuk belanja yang sudah diarahkan peruntukannya antara lain seperti belanja pegawai yang sudah ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku. Gambar 3.5. Estimasi Pertumbuhan Belanja Pemerintah Kota Batam 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000
( Juta Rupiah )
400,000
Belanja Tidak Langsung 200,000
Belanja Langsung
‐
2007
8
9
2010
11
2012
13
14
15
** Pemerintah Kota Batam | PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
2016
III-11
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1 PERMASALAHAN DAN POTENSI KOTA BATAM Kompilasi permasalahan dan potensi strategis merupakan suatu kumpulan yang dapat dikelompokkan ke dalam kondisi statis dan dinamis yang akan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan di Kota Batam dalam jangka menengah dan panjang. Beberapa permasalahan dan potensi tersebut antara lain. 1. Letak Kota Batam secara geografis sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional. Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam sangat terkait dengan posisi tersebut. Posisi ini menjadi unik bagi Kota Batam yang membedakan dengan daerah lain di Indonesia. Kota Batam beriklim relatif panas, berbukit dan memiliki cadangan air baku yang cukup baik. Ancaman bencana relatif rendah. Umumnya berupa banjir, longsor, abrasi dan sebagian ada sesar di Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Sekitar 45,6% dari luas wilayah Kota Batam adalah berupa kawasan lindung. 2. Kota Batam yang berpulau-pulau merupakan tantangan tersendiri bagi upaya peningkatan aksesibilitas antar wilayah dalam hal pelayanan pemerintah dan juga pergerakan penduduk. 3. Secara nasional, Kota Batam memiliki posisi strategis, yaitu sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau sebagai Free Trade Zone yang dikelola secara Khusus. Untuk mendukung itu, suatu sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil akan ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan internasional hub” (hub international port). Dengan posisi ini pada dasarnya keberadaan Kota Batam sangat penting secara nasional. Pengelola Kawasan (otorita) menjadi potensi kemitraan penting dalam pembangunan Kota Batam di masa yang akan datang. 4. Pertumbuhan penduduk Kota Batam sangat tinggi dan terdiri multi etnis, diantaranya adalah dorongan migrasi masuk. Namun demikian sebaran penduduk ** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
kurang merata dan terpusat di Pulau Batam. Pertumbuhan seperti ini akan mendorong peningkatan kebutuhan perumahan dan permukiman serta potensi ancaman meningkatkan permukiman kumuh di Kota Batam, terutama di wilayah yang pada penduduknya. Situasi ini dapat mengarah pada pertumbuhan Kota yang tidak terkendali. 5. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan. Kegiatan ekonomi dominan di Kota Batam adalah sektor industri pengolahan (60%).Kegiatan sektor ini umumnya berada di area khusus [bukan industri rakyat kebanyakan]
dan
bersifat
ekslusif.
Hasil
industri
pengolahan
umumnya
dipasarkan di luar Kota Batam. Proporsi sektor industri ini cenderung mengalami penurunan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran cenerung memberikan kontribusi semakin meningkat. 6. Tingkat inflasi di Kota Batam relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Kota Pekanbaru dan Nasional. PDRB per kapita Kota Batam sangat besar
bila
dibandingkan
dengan
Provinsi
Kepri
dan
Nasional,
yang
mengindikasikan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. 7. Kondisi infrastruktur jalan di Kota Batam hingga tahun 2009 sekitar 84% telah diaspal. Terus dilakukan perbaikan setiap tahun, hingga tahun 2009, jalan dalam kondisi baik telah mencapai 78,1%. 8. Lalu lintas barang penumpang sangat penting bagi perekonomian dan kehidupan di Kota Batam. Penumpang pelabuhan domestik dan internasional berfluktuasi, namun sedikit mengalami penurunan. Jumlah lalu lintas kapal barang di pelabuhan domestik menurun namun di pelabuhan internasional meningkat pada tahun 2009. Penumpang angkutan udara cenderung mengalami peningkatan pesat dalam 10 tahun terakhir, yaitu mencapai 6 kali lipat. 9. Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan ** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
dikelola PT. PLN. Cabang Tanjung Pinang. Sumber tenaga listrik pada umumnya adalah PLTD, yang berbiaya operasi relatif mahal dan sangat bergantung pada BBM. Pada kapasitas sekarang, di masa depan masih sangat dibutuhkan ketersediaan listriknya. 10. Kerusakan kawasan tangkapan air (catchment area) sebagai akibat perubahan fungsi kawasan hutan konservasi/lindung menjadi kawasan budidaya, rusaknya kawasan hijau (green area), pencemaran lingkungan akibat limbah industri dan usaha hotel, terjadinya perambahan dan pembakaran hutan, serta kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal. Menurunnya habitat hutan mangrove yang mengakibatkan berkurangnya daerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagai biota. Buangan limbah industri dan limbah domestik secara langsung atau sembarangan ke media lingkungan juga telah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisir dan laut/perairan. 11. Batam menjadi salah satu pintu masuk wisatawan ke Indonesia. Pengunjung terbesar adalah dari Singapura dan Malaysia. Wisata alam dapat menjadi daya tarik Kota Batam, karena Singapura relatif memiliki wisata alam yang memadahi. Pengelolaan obyek wisata yang baik dapat akan mendorong keterkaitan yang kuat dengan ekonomi riil lainnya di Kota Batam. 12. Tingkat kesejahteraan penduduk tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau dan lebih tinggi daripada Nasional. Persentase penduduk miskin relatif lebih rendah daripada
Provinsi
Kepulauan
Riau
dan
Nasional.
Kelompok
masyarakat
berpendapatan rendah ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam. Pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, pada umumnya kebutuhan untuk aktualisasi diri akan lebih muncul. 13. Kapasitas keuangan Pemerintah Kota Batam relatif baik bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Indonesia. Potensi pendapatannya juga cenderung meningkat. Belanja langsung proporsinya besar. Berobat ke puskesmas, pendidikan dan KTP gratis merupakan pelayanan langsung bagi seluruh lapisan masyarakat di Kota Batam. ** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
4.2 BATAM SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS (K-PBPB) 4.2.1 Dasar Hukum Untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan usaha di bidang perekonomian di Kota Batam, maka Kota Batam telah ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam berdasarkan peraturan perundangan sebagai berikut : a.
PP Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam,
b.
PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,
c.
PP Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
d.
Keppres Nomor 09 Tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan PBPB Batam,
e.
Peraturan Dewan Kawasan Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Badan Pengusahaan Kawasan PBPB Batam.
4.2.2 Wilayah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas
Batam, ditetapkan lokasi kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha dan dengan memperhatikan terbatasnya kemampuan serta daya dukung yang tersedia di kawasan PBPB Batam, maka lokasi kawasan PBPB Batam sebagai mana tersebut diatas diperluas lagi dengan Pulau Janda Berias dan gugusannya, hal ini berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. ** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
4.2.3 Kerangka Kerjasama Penyelenggaraan Pembangunan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas (K-PBPB). Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Batam sebagai kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, maka dalam kerjasama penyelenggaraannya, dipandang perlu untuk memperhatikan dan menindaklanjuti hal-hal sebagai berikut : 1.
Optimalisasi kedudukan Walikota Batam sebagai Wakil Ketua Dewan Kawasan dalam koordinasi, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
2.
Meningkatkan
koordinasi
antara
Pemerintah
Kota
Batam
dan
Badan
Pengusahaan Batam dengan mempertimbangkan aspek pelaksanaan Otonomi Daerah dan peningkatan daya saing daerah dalam rangka menjamin integrasi dan harmonisasi pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan oleh Pemko Batam dan Badan Pengusahaan Batam dengan mempedomani RTRW Kota Batam dan RPJMD Kota Batam. 3.
Menindaklanjuti semua Nota Kesepakatan yang sudah dibuat oleh Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batam serta hasil Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh DPRD Kota Batam bersama Pemerintah Kota Batam dan BP Batam atau masih Otorita Batam dalam menyikapi penyelenggaraan pembangunan di Kota Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
4.
Komitmen bersama dalam sharing Pendapatan dari hasil UWTO di kawasan Rempang dan Galang, reklamasi pantai, air baku serta dukungan pelaksanaan donasi sumbangan pihak ketiga dari pelabuhan ferry Internasional dan Domestik serta Bandar Udara. Dalam pelaksanaanya harus selalu mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.
Menuntaskan permasalahan lahan terutama penyelesaian lahan yang berfungsi sebagai kepentingan umum seperti Daerah Milik Jalan, Fasilitas Umum dan
** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Fasilitas Sosial yang menjadi urusan Pemerintah Kota Batam, lahan kampung tua dan penyediaan lahan untuk kepentingan Pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan publik. 6.
Percepatan pengalihan aset Otorita Batam/BP Batam kepada Pemerintah Kota Batam untuk pelayanan publik antara lain sarana dan prasarana pemadam kebakaran, TPA Telaga Punggur, Pasar Induk, Masjid Agung Kota Batam, Bumi Perkemahan, Sarana Perkantoran, Sarana Olahraga dan sarana umum lainnya.
7.
Komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batam secara keseluruhan dalam arti tidak hanya di wilayah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas saja, tetapi juga di wilayah Non Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sehingga implementasinya bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kota Batam dan tidak memperlebar kesenjangan antara kawasan Mainland dan Hinterland.
8.
Dalam rangka menjamin ketersediaan tenaga listrik di Kota Batam untuk kebutuhan
masyarakat
dan
dunia
usaha,
perlu
dilakukan
pembinaan,
pengawasan terhadap pelayanan kelistrikan dan peningkatan ketersediaan tenaga listrik kedepan melalui keterlibatan Pemerintah Daerah dan Swasta. 9.
Peningkatan ketersediaan air bersih untuk penduduk wilayah di Pulau Batam melalui PT.ATB dan ketersediaan air bersih di Luar Pulau Batam melalui pelibatan Pemerintah Kota Batam, BP Batam dan PT.ATB Batam serta pemikiran Pemerintah Kota Batam untuk menangani masalah air bersih.
10. Peningkatan kerjasama Pemerintah Kota Batam dan BP Batam serta Pemerintah Pusat dalam penanganan Rumah Bermasalah (Ruli) dilakukan melalui penertiban dengan diberikan solusi berupa penyediaan lahan untuk pembangunan Rusunawa dan Rusunami. 11. Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Satu Pintu tetap diselenggarakan di Gedung Sumatera Promotion Center (SPC) dengan dilakukan penguatan di
** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-6
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
bidang IT, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). 12. Dalam penanganan permasalahan Ketenagakerjaan di Kota Batam harus dilakukan dengan peningkatan kualitas ketenagakerjaan melalui mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) yang sudah ada, memperhatikan kesejahteraan Tenaga Kerja melalui lembaga Tripartit, mempertimbangkan kedepan program pendidikan Link and Match dengan kebutuhan pasar kerja dan peningkatan jumlah tenaga pengawas ketenagakerjaan di Pemerintah Kota Batam. Untuk menjamin konsistensi penanganan dibidang ketenagakerjaan diperlukan regulasi berdasarkan kondisi daerah melalui pembuatan peraturan daerah.
4.3 PERUMUSAN ISU STRATEGIS Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Batam tahun 2012-2016 ini disusun berdasarkan kompilasi permasalahan dan potensi strategisnya yang berasal dari analisis situasi dan kondisi serta keuangan Pemerintah Kota. Dari sejumlah permasalahan dan potensi tersebut, kemudian diangkat sebagai isu strategis dengan kriteria berikut ini; •
Cakupan masalah yang luas
•
Memiliki kecenderungan ancaman di masa datang.
•
Merupakan basis keunggulan atau potensi lokal.
•
Memberikan daya dorong dan daya sinergis terhadap penyelesaian sejumlah permasalahan.
•
Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu.
4.4 ISU STRATEGIS KOTA BATAM Berdasarkan permasalahan dan potensi strategis serta kriteria, maka isu strategis Kota Batam dipilih hal-hal yang dapat ditangani dan atau menjadi landasan penting pembangunan jangka menengah masa RPJMD tahun 2012-2016. Isu strategis yang berjangka panjang dan mendasar, secara bertahap menjadi masukan bagi rencana pembangunan jangka panjang.
** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Adapun isu strategis yang patut di angkat dalam RPJMD ini dan perlu disiapkan landasan-landasannya untuk tahap berikutnya adalah perlunya; 1. Di bidang infrastruktur dasar a. Penyediaan pelayanan infrastruktur kota yang prima b. Peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Kota Batam 2. Di bidang lingkungan hidup a. Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkungan hidup kota b. Pengendalian perusakan dan pencemaran lingkungan hidup 3. Di bidang perekonomian a. Peningkatan kegiatan ekonomi rakyat dan meningkatkan keterkaitannya dengan aktivitas industri yang berkembang b. Peningkatan kemitraan atau kerjasama dengan Pengelola Kawasan Batam 4. Di bidang Sosial a. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk b. Meminimalisir ekses negative dari pelaksanaan pembangunan 5. Di bidang birokrasi a. Optimalisasi manajemen pemerintahan kota
Isu strategis tersebut secara fungsional saling berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga upaya penanganan satu isu strategis dapat mendukung atau berdampak positif bagi upaya penanganan isu strategis lainnya
** Pemerintah Kota Batam | ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Visi adalah preferensi dan pendekatan Pemerintah Kota Batam dalam hal menyelenggarakan kepemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Visi Pembangunan Kota Batam Tahun 2011–2016: “Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional” Visi di atas mendudukkan masyarakat Kota Batam sebagai subyek pembangunan dengan tujuan kesejahteraan bangsa, termasuk segenap lapisan masyarakat Kota Batam. Upaya tersebut adalah adalah menjadi tugas aparatur Pemerintah Kota Batam. Di bawah kepemimpinan Walikota, peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat akan diselenggarakan melalui pemerintahan yang baik dan bersih, serta berpegang pada prinsip-prinsip pemerintah yang dijalankan secara profesional, akuntabel, dan transparan yang mengedepankan partisipasi masyarakat. Kota Batam terletak di lokasi yang strategis dalam lingkup regional yaitu sebagai salah satu gerbang di wilayah Propinsi Kepulauan Riau dan lingkup internasional karena lokasinya yang berada di perbatasan dan relatif dekat dengan beberapa negara tetangga. Faktor georafis tersebut telah mendorong Kota Batam sebagai “pusat pertumbuhan ekonomi“ sekaligus sebagai pusat kegiatan transit barang (perdagangan) dan penumpang. Fungsi tersebut ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai untuk melayani pelayaran antar wilayah dan antar pulau, beberapa pelabuhan (komoditi) khusus lainnya, serta bandar udara Hang Nadim yang melayani penerbangan lokal ke beberapa kota besar di Indonesia (dan bahkan internasional). Dinamika arus barang dan penumpang yang cukup tinggi menjadikan Kota Batam diarahkan agar berdampak pada peningkatan aktivitas perdagangan dan aktifitas warga masyarakat di Kota Batam. Terwujudnya Batam sebagai Bandar Modern Dunia yang Madani dan menjadi Pusat Pertumbuhan Andalan Perekonomian Nasional memberikan pemahaman sebagai berikut: a. Kota Batam sebagai Kota yang akan berkembang pesat di masa mendatang, yaitu Kota yang dapat disejajarkan dengan kota besar lainnya. Letak strategis maupun daya dukung adalah salah satu alternatif penetapan Kota Batam sebagai Bandar dunia.
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
b. Bandar dunia dalam makna mengarahkan pengembangan dan pembangunan Kota Batam sebagai kota industri, perdagangan, pariwisata dan alih kapal yang kompetitif dan dinamis di kawasan regional Asia Tenggara, serta atraktif bagi pelaku bisnis dalam dan luar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batam diupayakan menjadi suatu kota jasa yang menjadi "center of excellent", dengan melakukan pendalaman pada fungsi-fungsi yang sudah ada yang ramah lingkungan dengan sentuhan teknologi yang terus berkembang. c. Madani adalah tatanan masyarakat yang sopan santun, disiplin dan beradab serta berbudaya tinggi (civilized). Tatanan masyarakat terwujud dalam sopan santun dan beradab dalam mencari jalan keluar melalui musyawarah dalam menghadapi berbagai permasalahan. d. Sebagai salah satu pusat pertumbuhan nasional, diharapkan Kota Batam akan memiliki masyarakat yang sejahtera kehidupannya, sumber daya manusia dan generasi muda yang cerdas dan sehat, berbudaya, agamis, berakhlak mulia yang mampu menghadapi kemajuan zaman dan era globalisasi.
5.2 MISI Misi adalah deskripsi rumpun tujuan Pemerintah Kota Batam yang dijabarkan dari makna visi yang ingin dicapai dan terukur untuk masa depan. Namun misi dapat dikaji ulang secara berkala disesuaikan dengan dinamika. Untuk tahun 2012-2016, dirumuskan 5 (lima) pernyataan misi sebagai berikut: 1. Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. 2. Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. 3. Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial budaya, fasilitasi keimanan dan ketaqwaan, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup ** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan. 4. Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur, multi agama dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. 5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
5.3 TUJUAN DAN SASARAN Selanjutnya misi dijabarkan ke dalam tujuan. Tujuan adalah hal yang hendak dicapai secara spesifik dalam waktu 5 tahun dan terukur, yang dituangkan dalam sasaransasaran atau target absolut atau relatif dalam bentuk kuantitatifnya yang hendak dicapai dalam waktu 5 tahun. Berikut ini diuraikan tujuan dan sasaran rencana pembangunan Kota Batam selama tahun 2012-2016, yang merupakan penjabaran dari Misi yang telah ditetapkan. MISI-1 :
Tujuan-1
Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya.
:
Menjalin kerjasama pelaksanaan dan pemantauan program dengan Pengelola Kawasan dan pemangku kepentintan pembangunan lainnya dalam merealisasi upaya pengembangan bandar modern berskala internasional sebagai kawasan investasi Sasaran :
Tujuan-2
1
Tercapai kesepakatan program bersama yang saling memberikan manfaat untuk tahun 2012-2016.
2
Memfasilitasi standar perijinan pada kawasan-kawasan binaan Pengelola Kawasan.
3
Sinkronisasi dan harmonisasi program-program CSR dari pemangku kepentingan untuk pembangunan Kota Batam.
:
Menciptakan Iklim investasi yang kondusif
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sasaran :
Tujuan-3
1
Memberikan informasi yang handal dan terbarukan bagi investasi di Kota Batam
2
Memberikan kepastian dukungan berinvestasi
:
Memfasilitasi pengembangan kawasan industri Sasaran : Meningkat dan berkembangnya kawasan industri baru berskala internasional dengan kelengkapan sarana dan prasarana industry
Tujuan-4
:
Memfasilitasi tumbuhkembang pusat perdagangan modern dan internasional Sasaran :
Tujuan-5
1
Mempersiapkan lahan kawasan perniagaan dan transaksi
untuk
pembangunan
pusat
2
Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu.
3
Meningkatkan keterkaitan aktivitas antara distribusi dan logistik
:
Memfasilitasi berfungsinya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Batam, Unit Pelayanan Terpadu Kemetrologian dan Dewan Kerajinan Daerah (DEKRANASDA) kota Batam Sasaran :
1 Tujuan-6
Berdirinya dan optimalisasi kerja unit-unit layanan konsumen Kota Batam seperti BPSK, UPT Kemetrologian serta Dekranasda. Meningkatkan fasilitasi pengelolaan sumberdaya perikanan, pertanian, peternakan dan kehutanan
Kelautan,
Sasaran : 1
Menumbuhkembangkan perikanan dan mengelola wilayah pesisir berbasis konservasi
2
Fasilitasi pembangunan pasar dan pusat transaksi perikanan laut internasional dengan pola swasta
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
3
Mengembangkan usaha pertanian dan peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan lingkungan serta terjaminnya mutu pangan melalui peningkatan teknologi dan SDM pertanian dan peternakan
4
Meningkatkan penataan pengembangan serta pengawasan dan perlindungan hutan
5
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau pulau kecil
Tujuan-7
Menumbuhkembangkan UKM dan koperasi yang profesional Sasaran : 1 2
Mendorong berdirinya fasilitas dan akses untuk usaha kecil non pemerintah untuk pedagang Meningkatnya kuantitas dan kualitas UKM
3
Mendorong berkembangnya jumlah koperasi berbagi jenis usaha termasuk koperasi yang bergerak disektor pertanian
4
Meminimalisir / meniadakan pedagang kaki lima dengan menyediakan kawasan usaha dagang kecil di kawasan yang mendukung.
5
Memfasilitasi dan mempermudah upaya masyarakat untuk mengakses KUR pada industri dan pedagang mikro, kecil dan menengah.
Tujuan-8
Mengembangkan zona pariwisata alam, pusat belanja dan kuliner Sasaran :
Tujuan-9
1
Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif dengan tersedianya bahn-bahan pertanian lokal
2
Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan tradisional, elektronik skala internasional.
3
Memfalitasi berdirinya 1 pusat batik ASEAN yang telah dicanangkan pemerintah dalam ASEAN summit 2011
4
Pengembangan zona pariwisata alam
:
Mengembangkan ekosistem wilayah pesisir dan hutan kota Batam yang berkelanjutan dan meningkatkan kenyamanan bermukim dan berusaha
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sasaran : 1
MISI-2
Tujuan-1
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya pesisir dan kehutanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
: Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari.
:
Mewujudkan penataan ruang yang dinamis antisipatif Sasaran :
Tujuan-2
1
Terwujud perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang secara terpadu, baik di wilayah darat maupun wilayah laut;
:
Mengembangkan sistem manajemen pertanahan di Kota Batam yang terpadu. Sasaran :
Tujuan-3
1
Terwujudnya tatakelola pertanahan dan land banking yang optimal
2
Tersedianya lahan untuk fasum dan fasos pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik
3
Terwujudnya digitalisasi manajemen pertanahan Kota Batam
:
Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana serta pelayanan transportasi darat laut dan udara Sasaran :
Tujuan-4
1
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland;
2
Meningkatnya sistem transportasi dan perhubungan secara optimal
3
Terbentuk dan efektifnya operasional UPTD Perparkiran
:
Meningkatkan sistem teknologi komunikasi dan informasi (ICT) yang terpadu
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-6
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sasaran :
Tujuan-5
Tujuan-6
1
Meningkatnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang adaptif, aplikatif dan terpadu dalam pembangunan.
:
Penerapan keterbukaan informasi publik
1
Terbangunnya kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota
2
Terwujudnya kerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik Walikota menjawab)
:
Menyelenggarakan (membangun, mengoperasionalkan merawat) sistem sarana prasarana utilitas kota yang prima
dan
Sasaran :
MISI -3 :
Tujuan-1
1
Terwujudnya penataan lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, indah dan nyaman.
2
Penyelenggaraan sistem drainase yang baik.
3
Pengurangan genangan air di pusat kota
4
Penyelenggaraan sistem penyediaan air minum memenuhi 80% cakupan layanan
5
Fasilitasi pihak pengelolaan sumber energi listrik dan alternatif lain
6
Tersedianya rencana umum kelistrikan daerah (RUKD)
Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial budaya, sarana ibadah, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan.
:
Menambah jumlah sarana dan prasarana serta mutu tenaga pendidikan Sasaran :
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
1 2
Meningkatkan daya tampung PAUD/TK dan alat bermain/alat peraga Meningkatkan daya tampung SD, SMP dan SMA
3
Meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah
4
Mendorong tumbuhnya pedidikan ketrampilan non formal
5
Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
6
Menambah tenaga pengajar tingkat dasar dan menengah
7 8
Mendorong tumbuh kembangnya perpustakaan daerah, perpustakaan keliling serta Taman Baca Meningkatkan pendidikan berkarakter dan berakhlak mulia
9
Meningkatkan pendidikan non formal dan layanan khusus
dan
10 Beroperasinya pendidikan tinggi yang memiliki keterkaitan kuat dengan dunia usaha dan meningkatkan profesionalitas SDM
Tujuan-2
:
Meningkatkan masyarakat
pelayanan
ketenagakerjaan
secara
luas
bagi
Sasaran :
Tujuan-3
1
Tersedianya lapangan kerja baru
2
Berkurangnya kecelakaan kerja
3
Terciptanya hubungan industrial dan fasilitasi pekerja yang baik
4
Tersedianya regulasi daerah dibidang ketenagakerjaan
:
Meningkatkan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan peningkatan kualitas lingkungan hunian serta pengentasan kemiskinan Sasaran :
1
Meningkatnya hunian yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR
2
Mendorong dunia usaha menyediakan hunian bagi pekerjanya
3
Menurunkan luasan daerah kumuh
4
Mendorong penyediaan rumah bagi PNS dan pemberi layanan di daerah terpencil.
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tujuan-4
5
Percepatan penanggulangan kemiskinan daerah
:
Meningkatkan jumlah sarana pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan medis pemerintah maupun swasta Sasaran :
1
Menambah kapasitas dan layanan puskesmas
2
Menambah sarana kesehatan pemerintah
3
Pelayanan kesehatan gratis yang selektif dengan pembatasan khusus
4
Meningkatkan layanan rumah sakit pemerintah
5
Mewujudkan RSUD sebagai Rumah Sakit Provider
6
Menambah jumlah dokter
7
Peningkatan sediaan obat dan alat kesehatan
8
Menambah jumlah puskesmas
9
Pemerataan penempatan SDM Kesehatan
10 Meningkatnya kualitas hidup melalui perilaku hidup bersih dan sehat; 11 Mendorong berdirinya rumah sakit non pemerintah 12 Meningkatnya kualitas hidup melalui pengendalian jumlah penduduk Tujuan-5
Meningkatkan pelayanan pemerintah masyarakat terhadap bahaya narkoba
serta
kewaspadaan
Sasaran : 1 Tujuan-6
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan bahaya narkoba Mendorong berdirinya terakreditasi baik
pendidikan
tinggi
non
pemerintah
Sasaran : 1
Beroperasinya pendidikan tinggi yang memiliki keterkaitan kuat dengan dunia usaha dan meningkatkan profesionalitas SDM
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-9
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tujuan-7
:
Meningkatkan kualitas kehidupan dan perlindungan perempuan dan anak. Sasaran :
Tujuan-8
1
Meningkatnya kualitas perempuan dan anak.
hidup
dan
perlindungan
terhadap
:
Meningkatkan pelayanan keolahragaan dan kepemudaan baik oleh pemerintah maupun non pemerintah Sasaran :
Tujuan-9
1
Meningkatnya pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan
2
Terciptanya pusat olahraga bertaraf nasional dan internasional
:
Meningkatkan pelayanan dan pendapatan masyarakat, petani dan peternak Kota Batam Sasaran :
1
Menjamin kesehatan lingkungan dan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan/ternak
2
Meningkatkan teknologi dan SDM peternakan untuk menghadapi tantangan global berbasis sumberdaya lokal
MISI – 4 : Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur, multi agama dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal, dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Tujuan-1
:
Mewujudkan kerukunan dan ketertiban hidup antar kelompok dan antar etnis dalam masyarakat Sasaran :
Tujuan-2
1
Meningkatnya keharmonisan kerukunan hidup antar kelompok dan agama dalam masyarakat;
2
Meningkatnya ketertiban hidup masyarakat.
:
Meningkatkan nilai seni dan budaya melayu dan daerah lainnya yang multi kultur dan etnis di Kota Batam
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-10
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sasaran :
Tujuan-3
1
Berkembangnya nilai-nilai seni budaya melayu dan daerah lainnya.
2
Batam menjadi kota internasional yang multi kultur dan multi etnik.
3
Memfasilitasi acara tahunan budaya multi kultur dan multi etnik di Kota Batam yang dapat menarik minat wisatawan.
4
Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk mengaktualisasikan dirinya.
:
Mewujudkan pembangunan yang harmonis, berkelanjutan dan lestari dengan penekanan pengendalian laju pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan Sasaran
1.
Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan waduk, pesisir dan laut
2.
Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan
3.
Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan bernbahaya dan beracun
4.
Meningkatnya kepedulian pemangku menjalankan pembangunan berkelanjutan
5.
Terpenuhinya kebutuhan dunia usaha dan masyarakat dalam mendapatakan lingkungan hidup yang sehat dan baik
6
Penyelenggaraan persampahan
7.
Terbangun dan terkelola sistem pengolahan sampah dan reduksi sampah sesuai beban kota
8.
Penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah cair permukiman dan industri
9.
Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Batam
sistem
pengelolaan
kepentingan
dan
dalam
pengolahan
10. Penyelenggaraan hutan tertata seluas 30%
MISI - 5 : Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. ** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-11
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Tujuan-1
:
Penerapan program reformasi birokrasi Sasaran :
Tujuan-2
1
Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi
2
Membangun sistem reformasi birokrasi
3
Mewujudkan pelayanan prima Kota Batam
4
Pendelegasian kewenangan kepada kecamatan
:
Menstandarkan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan publik Sasaran :
Tujuan-3
1
Meningkatkan kinerja Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
2
Meniadakan beberapa biaya perijinan pelayanan publik (perijinan usaha, surat tanda kenal lahir dan lain sebagainya)
3
Melakukan pemekaran wilayah secara bertahap (gradual)
:
Meningkatkan kualitas dan efektifitas perencanaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan Sasaran :
Tujuan-4
1
Meningkatnya partisipasi pembangunan
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
2
Meningkatnya efektifitas perencanaan, pengendalian pelaksanaan pembangunan
:
Meningkatkan penataan kelembagaan dan peningkatan kinerja aparatur.
pengawasan
dan
Sasaran :
Tujuan-5
:
1
Mengikutsertakan aparatur untuk mengikuti pendidikan pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhannya.
dan
2
Menyusun tata kerja dan tata laksana peningkatan kinerja aparatur Penerapan keterbukaan informasi publik
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V-12
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
Sasaran :
Tujuan-6
1
Membangun kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota
2
Bekerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik walikota menjawab)
3
Mengoptimalisasi penggunaan WEB Pemerintah Kota Batam
:
Mewujudkan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah yang akuntabel. Sasaran :
Tujuan-7
1
Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah;
2
Memiliki sistem pemerkiraan pendapatan daerah yang handal
3
Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah dengan predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”
:
Mewujudkan peningkatan pendapatan melalui sharing dana BP Batam dan pemanfaatan IT
1
Meningkatnya pendapatan sumbangan pihak ketiga
:
Pemekaran wilayah
:
Pendelegasian kewenangan
daerah
** Pemerintah Kota Batam | VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Kota
Batam
dari
V-13
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka disusun strategi pembangunan sebagaimana dijelaskan sebagai berikut: MISI-1 :
Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya.
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
1
Tercapai kesepakatan program bersama yang saling memberikan manfaat untuk tahun 2012-2016
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(4)
(5)
(6)
(7)
Terlaksananya Promosi Penanaman Modal 10x di Luar Negeri dan 20x di Dalam Negeri
2 kali LN
2 kali LN
Indikator Kinerja (outcome)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
Arah Kebijakan Bidang Modal :
Penanaman
Meningkatkan sistem pengaturan dan pelaksanaan investasi yang optimal melalui pelayanan terpadu dan menyediakan informasi
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
4 kali DN
Peningkatan promosi daerah
PENANAMAN MODAL
BPM
4 kali DN
VI-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
(8)
15.000 perizinan
17.500 perizinan
Peningkatan pelayanan, pengawasan dan pengendalian investasi
PENANAMAN MODAL
Terjalinnya hubungan kerjasama investasi luar negeri pada 5 negara dan investasi dalam negeri pada 10 daerah
1 negara dan 2 daerah
1 negara dan 2 daerah
Tersedianya tenaga terampil LKPM sebanyak 400 orang
Tersedianya tenaga terampil LKPM sebanyak 80 orang
Tersedianya tenaga terampil LKPM sebanyak 80 orang
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab (9)
potensi investasi Kota Batam 2
Memfasilitasi standar perijinan pada kawasankawasan binaan Pengelola Kawasan.
Strategi: Meningkatkan kerjasama dan koordinasi strategis dengan Pengelola Kawasan Strategi : Meningkatan proses perizinan dan pemberian insentif dukungan usaha
3
Sinkronisasi dan harmonisasi programprogram CSR dari pemangku kepentingan untuk pembangunan Kota Batam
Meningkatnya Kualitas Pelayanan pada Pusat Perizinan Terpadu (114.500 izin yang diterbitkan)
BPM
Strategi : Sosialisasi pada pemangku kepentingan tentang pentingnya program CSR Strategi : Penyusunan Perda Pengaturan & Pemanfaatan dana program CSR
4
Memberikan informasi yang handal dan terbarukan bagi investasi di Kota Batam
Strategi: Optimalisasi kedudukan Walikota sebagai Wakil Ketua Dewan Kawasan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
5
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
(7)
Terlaksananya pengawasan dan pengendalian investasi pada 750 perusahaan dan di 26 Kawasan Industri
Terlaksananya pengawasan dan pengendalian pada 150 perusahaan
Terlaksananya pengawasan dan pengendalian pada 150 perusahaan
Pelaku UMKM yang tangguh serta mempunyai kecakapan dan keahlian dengan mengembangkan potensi daerah dan potensi diri.
131 orang
100 orang
(2)
(3)
Strategi: Melaksanakan semua kesepakatan dan MOU yang telah dibuat melalui Rakor antara DPRD, BP Kawasan dan Pemko Batam
6
Kondisi Awal
Sasaran
Indikator Kinerja (outcome)
Memberikan kepastian dukungan berinvestasi
Meningkatnya kuantitas dan kualitas UKM
Arah Kebijakan Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah : Meningkatkan dukungan dan fasilitas UKM dan koperasi dalam kompetensi/keahlian, kelembagaan, teknologi, pembiayaan dan akses terhadap pasar serta keterkaitan dengan potensi kawasan serta kegiatan arus barang dan penumpang di Batam
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Strategi dan Arah Kebijakan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan, pengembangan
pembinaan usaha
menengah dan koperasi
dan kecil
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
DINAS PMK-UKM
VI-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Strategi : Meningkat dan mengembangkan potensi jasa dan perdagangan secara komprehensif 7
8
Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu
Mendorong berdirinya fasilitas dan akses untuk usaha kecil non pemerintah untuk pedagang
Strategi : Meningkatkan dukungan dan fasilitas UKM dan koperasi dalam kompetensi/keahlian, kelembagaan, teknologi,
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Pemenuhan kapasitas dlm mengelola dan mengorganisasi kelembagaan koperasi.
80 orang
Pelaku UMKM yg menguasai strategi pemasaran produk secara global dan mampu membaca peluang pasar
4 kali
18 kali
Sentra-sentra andalan
0 lokasi
1 lokasi
Hasil produksi UMKM yang mampu memenuhi target kebutuhan pasar melalui pemberiuan bantuan modal
44 kelompok
127 kelompok
Aksessibilitas permodalan bagi KUMKM
0
1 kali
Mewujudkan BLUD yang mampu mengelola kesinambungan program dana bergulir
Rp 2 M
Rp 4 M
Tersedia Dana Bergulir
Rp 2 M
Rp 2 M
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
UMKM
120 orang
Peningkatan, pengembangan
pembinaan usaha
menengah dan koperasi
dan kecil
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
DINAS PMK-UKM
VI-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
pembiayaan dan akses terhadap pasar
9
Mendorong berkembangnya jumlah koperasi berbagi jenis usaha termasuk koperasi yang bergerak disektor pertanian
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Peningkatan kapabilitas pasar
2 unit
Jumlah pasar tradisional baru yang terbangun
-
Jumlah perizinan yang dikeluarkan
42 izin
Adanya koperasi kurang berkualitas menjadi koperasi cukup berkualitas sebanyak 75 koperasi,
39 koperasi
Adanya koperasi cukup berkualitas menjadi koperasi berkualitas sebanyak 50 koperasi,
7 koperasi
10 koperasi
Adanya koperasi berkualitas menjadi koperasi sangat berkualitas sebanyak 1 koperasi,
-
-
Tersedianya data base perkoperasian
1 paket
1 paket
Adanya koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam dari kurang sehat menjadi cukup sebanyak sebanyak 125 KSP/USP
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
4 unit 50 izin 15 koperasi
Peningkatan, pengembangan
pembinaan usaha
menengah dan koperasi
KSP/USP
dan kecil
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
DINAS PMK-UKM
25 KSP/USP
VI-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Adanya koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam dari cukup sehat menjadi sehat sebanyak sebanyak 100 KSP/USP Adanya koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam dari sehat menjadi sangat sehat sebanyak sebanyak 25 KSP/USP
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7) Peningkatan,
KSP/USP
KSP/ULP
Terbangunnya kemitraan dan jaringan Usaha antara Koperasi dengan UMKM dan Usaha besar
20 KSP/USP
usaha
menengah dan koperasi
dan kecil
(8)
(9)
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
DINAS PMK-UKM
5 KSP/USP
3 kali
Meningkatnya Pemahaman Terhadap Koperasi bagi Tokoh Agama, Masyarakat dan Pemuda
-
Meningkatnya Pemahaman Terhadap Koperasi bagi Aparatur Pembina
-
40 orang
Meningkatnya Penumbuhan/jumlah Koperasi yang berasal dari kelompok Pemuda, Wanita, Pedagang pasar
-
40 koperasi
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
pengembangan
pembinaan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
150 orang
VI-6
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan lembaga kemasyarakatan
-
465 orang
Peningkatan pemberdayaan dan pengembangan lembaga ekonomi perdesaan
286 orang
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan desa
64 kelurahan
64 kelurahan
64 kelurahan
64 kelurahan
64 kelurahan
64 kelurahan
12
12
Kecamatan
Kecamatan
12
12
Kecamatan
Kecamatan
3 Unit
6 unit
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
DINAS PMPK-UKM
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
DINAS PMPK-UKM
dan Nelayan/Tani 10
Memfaslitasi dan mempermudah upaya masyarakat untuk mengakses KUR pada industri dan pedagang mikro, kecil dan menengah.
Arah kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa : Meningkatkan dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat, terutama di wilayah hinterland dalam upaya peningkatan kemandirian dan kesejahteraan hidup
Pemberdayaan kualitas masyarakat desa
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Keberdayaan Pedesaan
Peningkatan Masyarakat
160 jt 5 kelompok
60 orang 12 kelompok/ 500juta
Peningkatan, pengembangan
pembinaan usaha
menengah dan koperasi
dan kecil
VI-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
11
Menumbuhkembangkan perikanan dan mengelola wilayah pesisir berbasis konservasi
Strategi : Meningkatkan hasil-hasil pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan dengan fokus pada peningkatan jumlah dan kualitas produksi Arah Kebijakan Bidang Kelautan dan Perikanan :
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
64Kel
64 kel
64Kel
64 Kelurahan
22 Genset
15 Genset
200 SHS
600 SHS
60 Org TKPKD
60 Org TKPKD
Terbentuknya kelompok usaha bersama (Budidaya Laut, Air tawar dan rumput laut) (250 KUB)
200 KUB
250 KUB
Meningkatnya Jumlah Rumah Tangga Perikanan Budidaya (2545 RTP)
2295 RTP
2545 RTP
Meningkatnya sarana dan prasarana penangkapan
1949 unit armada / alat
2199 unit armada / alat tangkap
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Pengendalian pemberdayaan
dan bidang
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
KELAUTAN PERIKANAN
DAN
DINAS KP2K
kelautan dan perikanan
Meningkatkan dukungan dan fasilitasi pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan yang juga dikaitkan dengan kepariwisataan 12
Fasilitasi pembangunan pasar dan pusat transaksi
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
13
14
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(6)
(7)
(4)
(5)
perikanan laut internasional dengan pola swasta
(9487 RTP) (2199 unit armada / alat tangkap )
tangkap
Menambah dan atau mengembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan mendorong jumlah pasar ikan non pemerintah berstandar baik
Terkendalinya mutu hasil perikanan di 12 Kecamatan Kota Batam
0
Terbinanya RTP pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (100 RTP)
50 RTP
100 RTP
7 Kelompok
25 Kelompok
Terkelola dan terehabilitasinya sumberdaya kelautan dan perikanan (6 Kecamatan)
1 kecamatan
6 kecamatan
Terlaksananya pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
12 Kecamatan
12 Kecamatan
Terlaksananya bimbingan teknis dan penyuluhan Hukum dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut (400 RTP)
0 RTP
400 RTP
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau pulau kecil
Terbentuknya Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS). Sebanyak 25 kelompok
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
12 Kecamatan
Pengendalian pemberdayaan
dan bidang
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
KELAUTAN PERIKANAN
DAN
DINAS KP2K
kelautan dan perikanan
VI-9
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
15
Menjamin kesehatan lingkungan dan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan/ternak Mengembangkan usaha pertanian dan peternakan di wilayah hinterland
16
17
Meningkatkan teknologi dan SDM peternakan untuk menghadapi tantangan global berbasis sumberdaya lokal
Arah Kebijakan
Mengembangkan usaha pertanian dan peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan lingkungan serta terjaminnya mutu pangan melalui
Strategi : Menjamin pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal sehingga layak untuk dikonsumsi masyarakat
Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan : Meningkatkan dukungan dan fasilitasi pengelolaan pertanian secara optimal dan berkelanjutan
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(4)
(5)
(6)
(7)
Cakupan Pelayanan kesehatan hewan / ternak Se-Kota Batam (65%)
40%
65%
Program Pengawasan dan
Cakupan pengawasan unit pangan asal hewan SeKota Batam (79%)
60%
79%
Meningkatnya Jumlah populasi ternak (278 Ekor)
178 ekor
278 ekor
Tersedianya sarana dan prasarana hasil produksi peternakan
10%
60%
Tersedianya teknologi (Biogas)
0 unit
25 unit
Indikator Kinerja (outcome)
sarana peternakan
Terlaksananya pameran batam expo produk unggulan pertanian dan perikanan (10 Kali) pangan Terlaksananya pelatihan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian (10 Kelompok)
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
PERTANIAN
DINAS KP2K
PERTANIAN
DINAS KP2K
pembinaan bidang pertanian
Program Pengawasan dan pembinaan bidang pertanian
5 Kali
0 Kelompok
1 Kali
10 Kelompok
VI-10
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
18
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
(7)
Meningkatnya produksi hasil pertanian (55 Ton / hari)
30 Ton / hari
55 Ton / hari
Meningkatnya SDM Petani (30 Kelompok)
5 Kelompok
30 Kelompok
Terlaksananya PEDA / PENAS (Pertanian, Peternakan dan Perikanan) (4 tahun sekali)
4 kali
0 kali
Meningkatnya SDM Penyuluh Lapangan (24 PPL) (55%)
30%
55%
Meningkatnya jumlah Penyuluh Lapangan (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan) (49 PPL)
24 PPL
49 PPL
Meningkatkan peran serta masyarakat dibidang ketahanan pangan di Kota Batam (300 KK) Terbentuknya Hutan Kemasyarakatan sebanyak 5 kelompok. Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan Hutan dalam
50 KK
300 KK
0
5 Kelompok
Sasaran
Indikator Kinerja (outcome)
(2)
(3)
peningkatan teknologi dan SDM pertanian dan peternakan
Meningkatkan penataan pengembangan serta pengawasan dan perlindungan hutan
Strategi : Meningkatkan pengaturan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi sumber daya hutan
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Strategi dan Arah Kebijakan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pengawasan dan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
PERTANIAN
DINAS KP2K
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
KETAHANAN PANGAN
DINAS KP2K
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
KEHUTANAN
DINAS KP2K
pembinaan bidang pertanian
VI-11
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
19
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya pesisir dan kehutanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
secara berlanjutan dan optimalisasi penyelesaian masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan Arah Kebijakan Bidang Kehutanan : Meningkatkan pengaturan, pemanfaatan, pengawasan dan evaluasi sumber daya hutan secara berlanjutan dan optimalisasi penyelesaian masalah berupa ancaman, gangguan dan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan termasuk mendorong adanya hutan kota.
pengelolaan Hutan secara Lestari.
Terlaksananya Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan kritis. (500 Ha)
Terlaksananya pemeliharaan tanaman penghijauan Kota Batam sebanyak 125.000 batang untuk kanan kiri jalan. Terjaganya terawasinya
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
dan kawasan
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
0
500 Ha
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
91962 batang dan 400 bibit
125.000 Btg
30%
30%
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
KEHUTANAN
DINAS KP2K
VI-12
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Terlaksananya penyadaran hukum terhadap masyarakat disekitar hutan (8 Kelompok)
0 Kelompok
4 Kelompok
Pertumbuhan Industri kecil dan menengah
360*
510*
Program
300**
490**
Pembinaan,
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
hutan lindung di Kota Batam
20
21
Meningkat dan berkembangnya kawasan industri baru berskala internasional dengan kelengkapan sarana dan prasarana industry Mempersiapkan lahan kawasan untuk pembangunan pusat perniagaan dan transaksi
Strategi : Optimalisasi dukungan dan fasilitasi industri
Arah Kebijakan Bidang Industri : Meningkatkan dukungan dan fasilitasi industri strategis, pendukung dan industry rakyat Arah Kebijakan Bidang Perdagangan : ‐ Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas potensi jasa dan perdagangan untuk kebutuhan domestik dan perdagangan di Kota Batam
peningkatan, pengembangan
INDUSTRI
DISPERINDAG ESDM
dan Pengawasan Industri
Meningkatnya kemampuan teknologi pelaku usaha Industri kecil dan menengah
Peningkatan kapasitas produksi pada usaha Industri kecil dan menengah Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan usaha industry
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
34*
89*
26**
115**
54*
170*
47**
165**
100
200
VI-13
&
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
‐ Meningkatkan penataan dan pembinaan PKL dan sektor formal dan informal secara bertahap dan berkelanjutan, termasuk mendorong pusat perdagangan internasional. 22
23
Berdirinya dan optimalisasi kerja unit-unit layanan konsumen Kota Batam seperti BPSK, UPT Kemetrologian serta Dekranasda
Meminimalisir/meniadakan pedagang kaki lima dengan menyediakan kawasan usaha dagang kecil di kawasan yang mendukung
Strategi :
Program Perlindungan
‐ Mengoptimalkan fungsi kerja BPSK dan DEKRANASDA dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana ‐ Mendirikan UPT kemetrologian di Kota Batam
Konsumen dan Pembinaan
Perlindungan Konsumen
20%
80%
10%
95%
50%
80%
Tertatanya lokasi sektor informal milik pemerintah
67 titik
67 titik
2x
2x
Terawasinya titik lokasi sektor informal lainnya
67 titik
67 titik
145 PKL
145 PKL
Jumlah
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
pendapatan
Pedagang Kaki lima dan
PERDAGANGAN
PERINDAG & ESDM DAN PMPKUKM
Asongan
VI-14
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
retribusi pelayanan sektor informal milik pemerintah 24
25
26
Meningkat dan berkembangnya jasa dan perdagangan secara optimal dengan putaran transaksi rata-rata bulanan tertentu Meningkatkan keterkaitan aktivitas antara distribusi dan logistik
Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif dengan tersedianya bahnbahan pertanian lokal
Peningkatan nilai ekspor
62.5%
87.5%
Kestabilan Harga Bahan Pokok
48 kali
60 kali
Terlaksananya pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata (Target : 5 Kali Table Top di Luar Negeri dan 3 Kali Farm Trip dalam Negeri)
--
Akan dilaksanakan 2 Kali Table Top diluar Negeri, 1 Kali Farm Trip dalam Negeri
Kegiatan pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri (10 x promosi bersama ke luar negeri dan 15 x promosi bersama
Telah dilaksanakan 2 Kali Promosi bersama dalam Negeri
Akan dilaksanakan 2 Kali Promosi bersama diluar Negeri dan 3 Kali Promosi bersama di dalam Negeri
Program Peningkatan pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor
PERDAGANGAN
PERINDAG & ESDM DAN PMPKUKM
Program Pengembangan Dunia Pariwisata
PARIWISATA
DISPARBUD
Strategi : Meningkatkan dan mengembangkan potensi jasa dan perdagangan secara komprehensif Strategi : Meningkatkan pariwisata secara terpadu melalui pengembangan produk pariwisata, pangsa pasar pariwisata, kualitas destinasi pariwisata dengan dukungan pemasaran dan promosi yang optimal Arah Kebijakan Bidang Pariwisata : Mengembangkan obyek dan produk pariwisata dengan dukungan sarana
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
-
Tersedianya
- Tersedianya Cetak Leaflet dan Booklet, Peta
VI-15
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan (3)
prasarana, pemasaran dan promosi yang optimal
Indikator Kinerja (outcome) (4)
dalam negeri)
Capaian Kinerja Kondisi Awal (5)
Cetak Leaflet dan Booklet, Peta Pariwisata
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
Pariwisata dan Billboard - Akan dilaksanakan I Paket Promosi di Media Cetak - Akan dilaksanakan 10 Kali Promosi di Batam
Terlaksananya peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
Update dan maintenance Website Visit Batam
- Akan dilaksanakan Update dan maintenance Website Visit Batam
Program Pengembangan Dunia Pariwisata
PARIWISATA
DISPARBUD
Akan dilaksanakan 1 Paket Promosi di Media Elektronik (TV Bandara, TV, LCD), Radio, Website Nasional Tersedianya 1 Paket Audio Visual Kepariwisataan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
27
Memfasilitasi berdirinya 1 pusat batik ASEAN yang telah dicanangkan pemerintah dalam ASEAN summit 2011
Terlaksananya pengembangan SDM dibidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Tersedianya Data Kunjungan Wisatawan asing
Tersedianya Database Kepariwisataan/Pencacahan Data Kepariwisataan berupa Data Kunjungan Wisman dan Wisnus dan Prediksi kunjungan tahun kedepan
Terlaksananya Diklat Spa (50 orang) dan Salon,Diklat Sadar Wisat (100 orang), Pelatihan Tata
Akan dilaksanakan Diklat Service Excellent CIQP (50 Orang)
VI-16
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Akan dilaksanakan Mou dengan Kota Padang
Akan dilaksanakan 1 Kali Study Banding Kepariwisataan
Program Pengembangan Dunia Pariwisata
Akan dilaksanakan 5 event Kepariwisataan kota Batam
Akan dilaksanakan 3 annual Event dan 5 Event Dukungan
Tersedianya Data Kunjungan Wisatawan asing
Tersedianya Data Kunjungan Wisatawan asing dan Lokal serta Prediksi Kunjungan Tahun Kedepan
tersedianya 13 DED destinasi pariwisata (kampung tua batu besar, tj. Riau, tj. Uma, belakang padang, pulau setokok, sembulang, ngenang, subang mas, nongsa, dan kampong jabi), pantai melayu galang, dan kapal pariwisata)
2 buah
2 buah
tersedianya 10 destinasi wisata (jebatan I, pulau
1 buah
1 buah
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
Rias Pengantin (36 Orang) Terlaksananya pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata Peningkatan Kepariwisataan Kota Batam
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
28
Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan tradisional, elektronik skala internasional.
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PARIWISATA
DISPARBUD
- Akan dilaksanakan 1 Kali Mou dengan daerah Lain
VI-17
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(5)
(6)
(7)
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
abang, pantai melur, dataran elang-elang laut, tanjung memban, teluk mata ikan, pantai melayu galang, pantai nongsa, kapal pariwisata dan kebun raya batam) objek wisata yang akan ditata dan dipelihara Peningkatan keterampilan (skill) SDM kepariwisataan (2500 org) Pengembangan operasional marching band Kota Batam
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Belum ada
3 buah
150 org
500 org
80 org
120 org
VI-18
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
MISI-2 : Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari.
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
1
Terwujud perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang secara terpadu, baik di wilayah darat maupun wilayah laut
Strategi : Penyelenggaraan penataan ruang yang komprehensif, konsisten, terpadu dan berkelanjutan
Arah Kebijakan
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Perubahan Pemanfaatan fungsi kawasan RTRW
Ada
Ada
Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang
PENATAAN RUANG
Jumlah penyusunan RDTR
Tidak ada
12 RDTR
Jumlah fasilitasi penyusunan RTBL/KRK
Tidak ada
Ada
Jumlah kegiatan penyusunan rencana rinci
Tidak ada
Ada
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
BAPPEDA DINAS KOTA
Bidang Penataan Ruang : Meningkatkan sinergisitas pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang secara konsisten dan terpadu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-19
& TATA
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Keberadaan PERDA RTRW
Ada
Ada
Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang
PENATAAN RUANG
BAPPEDA DINAS KOTA
Berkurangnya Pertambangan tanpa ijin, pengangkutan dan penjualan hasil tambang, terawasinya kegiatan pemanfaatan air tanah serta
0
52 x
Program Pembinaan dan
ENERGI DAN SDM
DISPERINDAG ESDM
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
tata ruang kota
Pengawasan 0
12 x
0
0
Tersedianya data cekungan air tanah (CAT) 2
3
Fasilitasi pihak pengelolaan sumber energi listrik dan alternatif lain
Tersedianya rencana umum kelistrikan daerah (RUKD)
Bidang
Pertambangan, Ketenagalistrikan
serta
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas
Terbentuknya peraturan daerah di bidang ketenagalistrikan dan teraturnya, terawasinya dan tersedianya data di bidang ketenagalistrikan, serta terpasangnya jaringan listrik di hinterland
0
Regulasi Penyaluran BBM dan Gas Bumi di Kota Batam
Belum ada regulasi, 12 kecamatan
12 kecamatan, 50KK
Ada regulasi 12 kecamatan
Strategi: Melalukan
penelitian
dan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-20
& TATA &
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Terwujudnya tatakelola pertanahan dan land banking yang optimal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
50%
90%
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(3)
(4)
pengembangan daerah 4
Capaian Kinerja
Strategi dan Arah Kebijakan
kelistrikan
Strategi : Meningkatkan tatakelola pertanahan yang tertib dan responsif
lahan yang masyarakat
dikuasai
Program
Penataan
dan
PERTANAHAN
BAPERTADA
Tata guna Tanah
Menjamin ketersediaan lahan untuk fasum dan fasos pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik Arah Kebijakan Bidang Pertanahan :
lahan yang ada surat/bersertifikat dikuasai masyarakat
50%
90%
Data pulau-pulau hinterland kota batam
50%
90%
Ketersediaan lahan siap bangun milik pemerintah kota batam
100 persil
225 persil
Lahan bersertifikat siap bangun yang dikuasai
30%
80%
Penataan dan optimalisasi prosedur pertanahan sesuai dengan kebutuhan yang ada dan mendorong land banking
5
Tersedianya lahan untuk fasum dan fasos pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik
Meningkatkan koordinasi dan konsistensi dalam menyiapkan persediaan lahan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-21
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
(5)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
pemerintah kota batam Program
Penataan kelembagaan dan peningkatan Kinerja Aparatur
Penataan
dan
PERTANAHAN
BAPERTADA
Tata guna Tanah
efektifitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan dibidang pertanahan Pelayanan prima peningkatan akuntabilitas dan kinerja legislatif Penyelesaian izin lokasi Penyelesaian masalah tanah masyarakat dan perkampungan tua Tanah fasos di perumahan kota batam Pemutakhiran data pertanahan 6
Terwujudnya penataan lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, indah
30%
80%
20%
70%
25 persil 5%
150 persil 55%
Strategi : Penciptaan dan pemeliharaan lingkungan perkotaan yang bersih, hijau,
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-22
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
7
Sasaran (2)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Panjang ruas jalan yang dibangun/ditingkatkan
18,70 %
100%
PEKERJAAN UMUM
(23 km)
(20 km)
DINAS PU DAN TATA KOTA
Panjang jembatan/pelantar beton yang dibangun
16,67%
100%
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(3)
(4)
dan nyaman
indah dan nyaman melalui penataan secara komprehensif
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland
Arah Kebijakan Bidang Pekerjaan Umum : Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland yang prima dan berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat
(10 m)
Tersedianya perencanaan jalan
data
Ada
Ada
Tersedianya perencanaan jembatan/pelantar
data
Ada
Ada
Panjang jaringan jalan yang ditingkatkan (Hinterland)
16,67 %
100%
(0,5 km)
(0,5 km)
Panjang jembatan/pelantar beton yang dibangun (Hinterland)
21,04%
100%
(333 m)
(250 m)
Tersedianya perencanaan jembatan/pelantar (hinterland)
data
Ada
Ada
Panjang dipelihara
yang
35 km
70 km
jalan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program
Pembangunan,
Rehabilitasi/Pemeliharaan dan peningkatan Jalan dan Jembatan
VI-23
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
8
9
Penyelenggaraan sistem drainase yang baik
Pengurangan genangan air pusat kota
di
Arah Kebijakan
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Jumlah titik banjir yang tertangani
500 m
2000 m
PEKERJAAN UMUM
DINAS PU DAN TATA KOTA
Panjang saluran drainase yang dipelihara (45.000 m)
40.000 m
45.000 m
Tersedianya data perencanaan drainase
Ada
Ada
Panjang lokasi abrasi yang ditangani
0
50 m
Bertambahnya jumlah penduduk yang terlayani air bersih di daerah hinterland
500 jiwa
500 jiwa
Pembangunan turap/ talud/ bronjong di lahan permukiman dan fasilitas umum di kawasan perkotaan yang rawan longsor.
17%
100%
Terbangunnya Lampu PJU
75 titik
50 titik
PEKERJAAN UMUM
DINAS PU
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Bidang Lingkungan Hidup dan Pekerjaan Umum :
Program Banjir
Pengendalian dan
Perbaikan
Jaringan Pengairan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan secara komprehensif yang didukung oleh peran aktif dan kesadaran masyarakat
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-24
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
10
Penyelenggaraan sistem penyediaan air minum memenuhi 80% cakupan layanan
Strategi : Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, serta utilitas di wilayah perkotaan dan hinterland secara komprehensif
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Terpeliharanya Lampu PJU
9423 titik
9673 titik
Panjang jaringan lampu PJU yang direhabilitasi
12.100 titik
10.000 titik
Tersedia dan terpeliharanya alat berat pendukung sarana dan prasarana kebinamargaan
4 unit alat berat, 5 unit dump truck, 2 unit crane sky lift
11 unit
Pembangunan sarana sanitasi air limbah terpadu (off site) ditingkatkan.
on site 98% off site (terpusat) 2%
2%
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
PEKERJAAN UMUM
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
DINAS PU
Arah Kebijakan Bidang Perumahan : •
•
Meningkatkan dukungan dan fasilitasi, serta penyediaan rumah tinggal layak huni dan terjangkau secara merata, terutama bagi MBR Melakukan kebijakan preventif dan kuratif kondisi lingkungan perumahan dan kawasan permukiman
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-25
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Capaian Kinerja
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(3)
(4)
(5)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
secara terpadu Strategi: Meningkatkan kinerja UPT Air Bersih di Kota Batam 11
Meningkatnya sistem transportasi dan perhubungan secara optimal Strategi : Meningkatkan pembangunan sistem transportasi dan perhubungan secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang kota
1. PEMBANGUNAN LLAJ - ATCS - Downcounter - Penggantian Controller dari single program ke multi program - Rambu lalin darat (250 unit) - Guard rail (3000 m) - delineator (100 unit) - Paku jalan (200 unit) - Lengan simpang - U-Turn (8 lokasi) - Lay Bay halte - canstin /kerb (26.000 m') 2. TERSEDIANYA : - Pengatapan Pelabuhan - Ponton - Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) (23 unit) 3. PENGECATAN MARKA - Pita penggaduh (6800 m2) - zebra cross (1500 m2) - ZOSS - marka jalan (50.000 m2)
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
0
0
Program
Pembangunan,
0
0
Peningkatan,
0
0
265 unit
50 unit
0
600 m'
0
0
0
0
0
0
0
2 lokasi
0
2 unit
11.590 m’
4000 m'
0
0 unit
3 unit
0 unit
0
0 unit
1227 m’
1200 m2
0
325 m2
0
1 paket
2450 m2
10.000 m2
PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN
Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana
Prasarana
Transportasi
VI-26
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Kondisi Awal
(4)
(5)
4. 5. 6. 7.
Strategi : Meningkatkan pembangunan sistem transportasi dan perhubungan secara terpadu dan menyeluruh yang mendukung struktur ruang kota
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
marka parkir (20.000m2) marka profile (10.000m2) Pembangunan Halte (50 unit) Pembangunan JPO, 1 unit Pembangunan Pos Pengawasan LLAJ, 6 unit Pembangunan Pelabuhan Belakang Padang
TERPELIHARANYA : 1. ATCS 2. Non ATCS 3. Warning Light 4. Pelican Crossing 5. Shelter (umum & BPP) 6. Transfer point (2 unit) 7. Terminal (4 unit) 8. Rambu lalin darat 9. Rambu Darat 10. Guard rail 11. Canstin/kerb 12. SBNP 13. JPO 14. Pelabuhan 15. alat uji KBM 1. Pengoperasian bus 2. Terlaksananya
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
0
5000 m2
4135 m’
2500 m2
101 unit
10 unit
2 unit
0
0
0
Program
Pembangunan,
PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN
Peningkatan Pelayanan Angkutan Masyarakat
PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN
Peningkatan
PERHUBUNGAN
DINAS
Peningkatan, Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana
Prasarana
Transportasi 0
0
19 simp 17 simp 4 unit 2 unit 20 unit 2 unit 1 unit 100 unit 1 paket 0 2 unit 2 paket 0 12 bulan
19 simp 17 simp 4 unit 2 unit 2 unit
15 unit 3 unit 1 paket 1 set 12 bulan
Pelayanan
VI-27
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
3.
Arah Kebijakan Bidang Perhubungan : Meningkatkan kualitas dan akses sarana prasarana & tingkat layanan transportasi/perhubungan bagi masyarakat secara optimal termasuk dengan hinterland
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Sosialisasi Peraturan lalu Lintas Terlaksananya razia gabungan kendaraan bermotor (240 kali)
1. Beroperasinya kapal perintis 3 unit dan 1 cadangan 2. Rekondisi/Docking Besar Kapal Perintis, 3 unit 3. Pengadaan Kapal Perintis
Data Perencanaan Sistem Transportasi Lokal
1 paket
1 paket
48 kali
48 kali
12 bulan
12 bulan
0
0
0
0
0
0
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
(7)
(8)
Angkutan Masyarakat
Program Layanan
(9)
PERHUBUNGAN
Peningkatan Informasi
SKPD Penanggung Jawab
dan
Pengelolaan
Pos,
Telekomunikasi
dan
PERHUBUNGAN
DISHUB KOMINFO
Penyiaran DED workshop dan gedung pengujian KBM dan Pematangan Lahan
1 paket
0
DED Jembatan Penyeberangan Orang
1 paket
0
Studi Kelayakan Pelabuhan
0
0
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-28
DAN
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
12
Meningkatnya Teknologi Informasi yang adaptif, aplikatif dan terpadu dalam pembangunan
Strategi :
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
44 %
70 %
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Rasio Jaringan Komunikasi Data yg terintegritas
Layanan
Mengembangkan teknologi informasi yang aplikatif dan terpadu dalam penyelenggaraan pembangunan secara bertahap dan sistematis Arah Kebijakan Bidang Komunikasi dan Informatika :
Program
Peningkatan Informasi
PERHUBUNGAN
DISHUB KOMINFO
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOMINFO DAN BAGIAN HUMAS
dan
Pengelolaan
Pos,
Telekomunikasi
dan
DAN
Penyiaran Rasio Jaringan Komunikasi Data yang aman dan handal
0%
10%
26 %
50 %
0%
30 %
Meningkatkan dan menerapkan kapasitas teknologi informasi yang tepat guna dan berdaya guna bagi penyelenggaraan pembangunan yang didukung oleh SDM yang handal dan kompeten
13
Terbangunnya kerjasama dengan stasiun radio dan TV untuk pengelolaan kota
Strategi : Meningkatkan data informasi statistik secara terbuka dan mudah bagi masyarakat
Rasio Aplikasi yang belum sesuai kebutuhan Rasio Fasilitasi Penyebaran Informasi Publik melalui media cetak dan elektronik
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
VI-29
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
14
Terwujudnya kerjasama dengan media cetak lokal untuk keluhan pelayanan publik (rubrik walikota menjawab)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
47 %
50 %
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOMINFO DAN BAGIAN HUMAS
Kamera Foto:3, kamera video:2, komputer editing:1, komputer design grafis:1, mixer:1, flash camera:3,TV plasma:3,infokus:2,screen:2,Three Pord:1,Scanner:1
100
0
100
Juml website:1,Belanja Berlangganan surat kabar, majalah, tabloid(paket), Belanja Advertising, Belanja Promosi dan Pameran, Belanja Iklan, Pembuatan Profil Kota Batam dan Hari-hari Besar Nasional
100
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Rasio Fasilitasi Penyebaran Informasi Publik melalui tatap muka dan siaran keliling Ketersediaan/Jumlah sarana dan prasarana alatalat liputan, dokumentasi dan studio
Adanya pembinaan dan pelatihan bagi SDM di bidang komunikasi dan informasi Jumlah sarana dan prasarana media informasi dan penerangan
Menara Terpadu yang tersedia Menara Telekomunikasi yang ditertibkan Pos dan Jasa Titipan yang belum memiliki izin Izin TV kabel yang lengkap
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
28 % 40 %
90 %
0%
10 %
8%
100 %
VI-30
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
25 %
100 %
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Izin warnet yang belum lengkap
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-31
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
MISI -3 :
Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, sosial budaya, fasilitasi keimanan dan ketaqwaan, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan.
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
1
2
3
Meningkatkan daya tampung PAUD/TK dan alat bermain/alat peraga
Mendorong tumbuhnya pendidikan keterampilan formal
Arah Kebijakan Bidang Pendidikan dan Perpustakaan : Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga dengan dukungan/partisipasi masyarakat
non
Meningkatkan pendidikan non formal dan layanan khusus
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Jml TK 11 menjadi 14 TK
14
Program Peningkatan Anak Usia Dini, Non Formal dan Pembinaan Kesiswaan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Rasio PAUD/TK per Kecamatan /Penduduk
Jml R. Kelas TK 22 menjadi 37 Rasio alat bermain/alat program TK dgn jml TK yang tersedia
(alat )12
27
Penambahan ruang kelas baru
22 rkb
37
Pembinaan kursus dan kelembagaan masing kurang
9 lembaga
9
-Persentase buta aksara dg jml penduduk
0.30 %
0.06%
-Kerusakan Sarana dan Prasarana sudah mencapai 30%
30%
10%
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
DISDIK
VI-32
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
4
Meningkatkan daya tampung SD, SMP dan SMA
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Jml SD 135
145
Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Jumlah USB SD/SMP dgn jml penduduk usia sekolah masih kurang
Menjadi 145 Jml.SMP 44
54
PENDIDIKAN
DISDIK dan DISTAKO
Menjadi 54 Persentase jml siswa SD/SMP rata-rata UN menurut jenjang pendidikan Jml RKB SD/SMP dgn jml siswa perkls (1.36) belum mencukupi
SD 6.0
6.90
SMP 6.0
6.95
RK SD 937 Menjadi 1192 RK SMP 440
60 55
Menjadi 648 Persentase ruang kelas menurut kondisi rusak Peningatan Persentase APK rata-rata pada setiap jenjang pendidiikan
kondisi SD 23 %
5%
kondisi SMP 15%
5%
APK SD 109.45%
119%
APK SMP 97.50%
107%
Peningatan Persentase APM rata-rata pada setiap jenjang pendidiikan
APM SD 98.68%
105%
APM SMP 84.35%
99%
Jml USB SMA/SMK dgn jml
Jml SMA 16
0
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-33
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
(5)
penduduk usia masih kurang
sekolah
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
1
Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah
PENDIDIKAN
DISDIK dan DISTAKO
Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan
PENDIDIKAN
DISDIK
Menjadi 18 Jml.SMK 6 Menjadi 8
jml nilai rata – rata UN siswa SMA/SMK -Jumlah RKB SMA/SMK dgn jml siswa perkls (1.36) belum mencukupi
% nilai SMA 6.0
6.75
nilai SMk 6.0
6.30
Rkb SMA 177
8
Menjdi 223 Rkb SMK 52
8
Menjadi 290 Persentase ruang menurut kondisi
5
Menambah pengajar dasar
tenaga tingkat dan
Strategi : Meningkatkan
kondisi SMA 17%
5%
% kondisi SMK 25%
8%
Persentase APK menurut jenjang pendidikan sangat baik
APK SMA/SMK 66.25%
80%
Persentase APM menurut jenjang pendidikan sangat baik
% APM SMA/SMK 58.75%
70%
Persentase guru TK,SD, SMP, SMA/ SMK menurut kelayakan mengajar di
40 %
10
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
kls
VI-34
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
Sasaran (2)
menengah
6
7
8
9
Strategi dan Arah Kebijakan
Meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah Meningkatkan pendidikan berkarakter dan berakhlak mulia
Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
Beroperasinya pendidikan tinggi yang memiliki keterkaitan kuat dengan dunia usaha dan meningkatkan profesionalitas SDM
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Persentasi guru /Ka. Sek mengikuti uji kompetensi guru
40 %
10
Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan
Persentase KKG/MGMP/MKPS mengikuti/peningkatan pelatihan
70%
85
Persentase guru mengikuti lomba berprestasi akademik dan non akademik
25 %
60
Persentase jml sekolah yang memenuhi SPM Pendidikan
60 %
65
Peningkatan perencanaan dan tata kelola pendidikan
1 pkt
1 pkt
Peningkatan kinerja Komite sekolah dan dewan pendidikan
100 sek
80 sek
Peningkatan pemetaan dan
1 pkt
1 pkt
Kondisi Awal
(4)
(3)
profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu
Strategi : Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan pendidikan dasar menengah
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
sekolah
PENDIDIKAN
DISDIK
dan
Strategi : Peningkatan pembangunan pendidikan di daerah Hinterland
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-35
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Persentase ketersediaan fasilitas sarana alat media dan alat praga pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan
1 pkt
1 pkt
Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan
Persentase ketersediaan fasilitas sarana penunjang pembelajaran
1 pkt
1 pkt
Peningkatan jumlah sekolah jaringan schoolnet pendidikan serta informasi pendidikan
60 sek
10 sek
Peningkatan pengendalian ME pada satuan pendidikan
1 pkt
1 pkt
Peningkatan efektifitas dan efisiensi Pengelolaan anggaran pada masing– masing satuan pendidikan
1 pkt
1 pkt
Varia pendidikan dan lomba langgam melayu SD, SMP, SMA/SMK
Ada (tahunan)
Ada (tahunan)
Pendidikan karakter dan budaya bangsa (budi pekerti)
Ada (tahunan)
Ada (tahunan)
Olympiade olahraga siswa
3 kegiatan/tahun
3 kegiatan/tahun
Kondisi Awal
(4)
data Pendidikan
Strategi : Mendorong kerjasama strategis dengan lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas dan strategis untuk mendukung posisi Batam
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
base/statistic
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
DISDIK
VI-36
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Peningkatan kompetensi siswa akdemik dan non akademik
Ada (tahunan)
Ada (tahunan)
Pelaksanaan try out ujian nasional
Ada (tahunan)
Ada (tahunan)
Meningkatnya minat baca siswa di Kota dan wilayah hinterland
-
920 siwa
Pelayanan Perpustakaan daerah Kota Batam
14%
90%
Koleksi Perpusatakaan daerah Kota Batam
32%
85%
Persentasi bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap
82%
90%
Persentase pencapaian UCI
82%
100%
Angka AFP pada anak usia <15 tahun per 100.000 anak
>2
>2
Angka penemuan kasus (case detection rate) TB Paru
23,5%
70%
40%
70%
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
nasional (O2SN) dan festival lomba seni siswa nasional
10
11
12
Mendorong tumbuh kembangnya perpustakaan keliling dan taman Baca
Menambah jumlah dokter
Arah Kebijakan
Pemerataan penempatan SDM Kesehatan
Perluasan dan pemerataan akses kesehatan secara merata, bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
Bidang Kesehatan :
Angka
desa
kesembuhan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pengembangan Budaya Baca dan pembinaan Perpustakaan
PERPUSTAKAAN
KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perbaikan Gizi Masyarakat, serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
KESEHATAN
DINKES & PMPK-UKM
VI-37
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Persentase penangan kasus Diare
90%
100%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
5,6%
5%
Prevalence HIV
3,5%
< 1%
1/100.000
0.8/100.000
40%
70%
70/100.000
50/
Kondisi Awal
(4)
penderita( TBC
13
Pelayanan kesehatan gratis yang selektif dengan pembatasan khusus
Strategi : Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah penduduk secara komprehensif
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
success
rate)
Angka penemuan kasus
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perbaikan Gizi Masyarakat, serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
KESEHATAN
DINKES & PMPK-UKM
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta standarisasi pelayanan
KESEHATAN
DINKES
Baru (NCDR) kusta Cakupan Balita dengan pneumonia yang ditangani Insiden rate kejadian) DBD
(angka
Annual Parasite (API) Malaria
Indeks
Meningkatnya gizi sekolah di Hinterland
100.000
anak
Terpenuhinya informasi kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
0.9/1000
0.4/1000
0
10350
50%
75%
VI-38
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
Cakupan desa siaga aktif
25%
50%
Persentase posyandu
26%
90%
Purnama
Purnama
21%
35%
Mandiri 5%
Mandiri 15%
Persentase ketersediaan profil Kesehatan
100%
100%
Persentasi obat
95%
100%
kwalitas
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
kesehatan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta standarisasi pelayanan kesehatan
KESEHATAN
Program
KESEHATAN
Strategi : Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah penduduk secara komprehensif 14
Peningkatan sediaan obat dan alat kesehatan
ketersediaan
Pengawasan
Pengadaan Obat
dan
DINKES & RSUD
serta
Perbekalan Kesehatan Persentasi sarana kefarmasian yang mendapat pengawasan
70%
80%
Strategi : Meningkatkan layanan kesehatan prima dan pengendalian jumlah penduduk secara
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-39
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(3)
(4)
komprehensif 15
Mendorong berdirinya rumah sakit non pemerintah
Peningkatan kemampuan Puskesmas perawatan mampu PONED
25%
100%
16
Mendorong terakreditasinya rumah sakit
Peningkatan kemampuan RS Pemerintah mampu PONEK
50%
100%
Pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan di kota Batam
70%
80%
13%
100%
15 Puskesmas
20 Puskesmas
50 Pustu
55 Pustu
30 Polindes /Poskesdes
40 Polindes /Poskesdes
13 Puskel Laut
19 Puskel Laut
23 Puskel darat
32 Puskel darat
4 Ambulance
8 Ambulance
Persentase balita dengan gizi buruk
Gizi buruk ≤ 1%
Gizi buruk
Persentase balita dengan
gizi kurang ≤ 8 %
17
Menambah kapasitas dan layanan puskesmas
Sarana yang diperbaiki
18
Menambah kesehatan pemerintah
Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk
19
20
21
sarana
Meningkatkan layanan rumah sakit pemerintah Menambah puskesmas
jumlah
Meningkatnya kualitas hidup melalui perilaku hidup bersih dan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program pengadaan,Peningkatan dan Perbaikan sarana dan Prasarana Kesehatan
KESEHATAN
DINKES
≤ 1% gizi kurang ≤ 8 %
VI-40
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(2)
(3)
(1)
sehat
22
23
Meningkatnya hunian yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR
Mendorong dunia
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
115/
95/
KESEHATAN
DINKES
100.000 KH
100.000 KH
Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB)
15/1000
10/1000
Program pengadaan,Peningkatan dan Perbaikan sarana dan Prasarana Kesehatan
KH
KH
Belum optimalnya pemantauan, pemeliharaan kesehatan lansia di Puskesmas.
0%
50%
Persentasi ketersediaan alat kesehatan di puskesmas dan jaringannya
70%
95%
Tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
84%
90%
Pengawasan limbah medis
55%
75%
31 twinblok
25 TB
Program
PERUMAHAN
DISTAKO
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
gizi kurang
Arah Kebijakan Bidang Perumahan : Melakukan kebijakan pembangunan dan peningkatan kondisi PSU lingkungan perumahan dan kawasan permukiman secara terpadu Strategi :
Pembangunan rusunawa
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pembangunan,
Pemeliharaan Pengembangan Sarana
dan
dan Insfrastruktur Prasarana
Permukiman dan Perumahan
0
3500 m
VI-41
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
Sasaran
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(2)
(3)
(4)
(5)
usaha menyediakan hunian bagi pekerjanya
24
25
Capaian Kinerja
Strategi dan Arah Kebijakan
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan dunia usaha dalam rangka upaya penyediaan Rusunawa Strategi: Meningkatkan kinerja BLUD Perumahan
Menurunkan luasan daerah kumuh Mendorong penyediaan rumah bagi PNS dan pemberi layanan di daerah terpencil
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Strategi : Meningkatkan kualitas PSU lingkungan perumahan dan kawasan permukiman secara terpadu dan komprehensif
Program
Pembangunan,
Pemeliharaan Jalan lingkungan/ jerambah yang perlu dibangun di kawasan permukiman hinterland.
0
Jumlah bantuan pembangunan dan rehabilitasi perumahan dan permukiman(DDUB)
36
180 kawasan
Drainase/ saluran lingkungan yang perlu dibangun di kawasan permukiman hinterland.
0
3000 m
Jumlah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan, keselamatan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.
Ada
6 thn anggaran
Penegakan
Ada
6 thn anggaran
aturan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
tata
20.000 m
Pengembangan Sarana
dan
PERUMAHAN
DISTAKO
dan Insfrastruktur Prasarana
Permukiman dan Perumahan
VI-42
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Aula Kodim (Rehab)
Ada
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
bangunan dan keandalan pada bangunan gedung Jumlah bangunan gedung negara yang dibangun dan dipelihara.
Mapolsek (Sekupang)
Pengembangan Sarana
Ada
6 thn anggaran
Jumlah administrasi bangunan konstruksi.
Ada
6 paket
Aula Kodim (Rehab)
Ada
Pembangunan Bangunan untuk Fasilitas Umum
Pembangunan,
Pemeliharaan
Tingkat pemahaman stakeholder jasa konstruksi dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Pelayanan perizinan dan jasa
Program
dan
PERUMAHAN
DISTAKO
dan Insfrastruktur Prasarana
Permukiman dan Perumahan
Mapolsek (Sekupang) Rehabilitasi Bangunan untuk Fasilitas Umum Jumlah kebijakan, NSPK.
perumusan regulasi dan
Jalan lingkungan yang perlu dibangun/ direhabilitasi di kawasan permukiman
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
-
-
Tidak Ada
Ada
4400 m
20.000 m
VI-43
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1777 m
7000 m
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Drainase/ saluran lingkungan yang perlu dibangun/ direhabilitasi di kawasan permukiman perkotaan
perkotaan.
Pengembangan Sarana -
Tersusunnya dokumen perencanaan Prasarana Sarana Dasar lingkungan perumahan dan permukiman perkotaan
Ada
6 thn anggaran
Jumlah peningkatan kualitas perumahan swadaya (DDUPB)
1 lokasi
6 thn anggaran
Jumlah PSU Perumahan Permukiman (DAK)
10 kawasan
35 kawasan
Jumlah bantuan stimulan PSU perumahan dan permukiman (DDUB).
10 kawasan
35 kawasan
4 paket
Ada
Tidak Ada
6 thn anggaran
PSU
Tingkat pemahaman stakeholder terhadap permukiman lingkungan sehat perumahan.
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pembangunan,
Pemeliharaan
Pelaksanaan PNPM (DDUB)
Jumlah bantuan rusunawa (DDUB).
Program
dan
PERUMAHAN
DISTAKO
dan Insfrastruktur Prasarana
Permukiman dan Perumahan
VI-44
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2 kawasan
7 kawasan
Pembangunan/peningkatan/ ruang terbuka publik
1 lokasi
4 lokasi
Pemeliharaan ruang terbuka publik
Tidak ada
5 thn anggaran
Panjang Pedestrian yang terbangun
Tidak ada
10.000 m
Terbuka
1 lokasi
1 lokasi
Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
0 lokasi
0 lokasi
Inventarisasi Prasarana Sarana Dasar (PSD) lingkungan.
Ada
Ada
Jumlah Pengawasan / pemeriksaan bangunan gedung dan tempat usaha
20%
100%
(DAMKAR)
Jumlah masyarakat yang terlatih dalam penanggulangan bahaya kebakaran (Balakar)
36%
100%
(DAMKAR)
Pembangunan pos pemadam kebakaran /
0
0
(DAMKAR)
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Jumlah lingkungan permukiman (DDUB).
penataan perumahan kumuh
Jumlah Ruang Hijau (RTH)
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan
PERUMAHAN
DISTAKO, KANTOR DAMKAR DAN DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN
VI-45
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
70%
95%
Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan
30%
90%
DISTAKO, KANTOR DAMKAR DAN DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN
20%
100%
(DAMKAR)
1
3
0
2
0
1
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Markas Komando Peralatan kebakaran
penyelamatan
Fasilitas Hidrant kota Kebutuhan kendaraan penanggulangan bahaya kebakaran 1) Jumlah TPU yang memadai s.d 10 tahun kedepan 2) Jumlah lahan TPU yang asetnya telah diserahkan kepada Pemko 3) Terbentuknya Perda Pemakaman 4) Persentase TPU Kota Batam yang menegtahui SOTK Pemakaman 5) Persentase pemenuhan sarpras dan pemakaman yang sesuai dengan standar HITT 6) Jumlah TPU yang tertata sesuai dengan HITT 7) Penyelenggaraan Pemakaman Tunawan Kota Batam terselenggara dengan baik 8) Terbentukanya UPT
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
0/105 =0
22.85
0/105 =0
11.4
0
2
17
600
0
1
PERUMAHAN
(DINSOS PEMAKAMAN)
VI-46
DAN
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
(5)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
200 org
Program Peningkatan Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan
Pelayanan Pemakaman 28
Terciptanya hubungan industrial dan fasilitasi pekerja yang baik
Arah Kebijakan Bidang Ketenagakerjaan : ‐ Menggali dan mengembangkan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja terkait dengan Pengelola Kawasan ‐ Meningkatkan keberpihakan dan perlindungan pada tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang ada serta mengkaitkan dengan pendidikan tinggi yang berkualitas
29
30
Tersedianya lapangan kerja baru
Berkurangnya kecelakaan kerja
Strategi : Membuka lapangan kerja
Strategi : Mengurangi kecelakaan kerja
Jumlah tenaga kerja yang dilatih
365 orang
Tersedianya Balai latihan Kerja
0
Tersedianya Data Ketenagakerjaan
150 buku
base
150 buku
0
Tercitanya usaha mandiri
0
30 %
91.35 %
180
kasus
Tersedianya Upah Minimum
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
DISNAKER
0
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan
Penyelesaian hubungan Industrial
KETENAGAKERJAAN
9430 Org
Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja
Kasus 12 kali
12 kali
VI-47
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
300 bh
500 bh
2492
1200
Prsh
Prsh
95.43 %
100 %
Rasio Pemuda berwirausaha per jumlah pemuda seluruhnya
10%
60%
Jumlah sarana olahraga per satuan penduduk
0.007
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
Kota Batam setiap Tahun Tersedianya sarana Hubungan Industrial Penegakan perusahan Berkurangnya kerja 31
Meningkatnya pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan
Strategi : Melakukan pelayanan bidang kepemudaan dan keolahragaan yang berkesinambungan Arah Kebijakan Bidang Kepemudaan dan Olahraga :
Hukum
di
Kecelakaan
Program Pembinaan
Peningkatan, dan
Pelayanan
KEPEMUDAAN OLAH RAGA
DAN
KANPORA
Kepemudaan dan Olahraga
0.047
• Meningkatkan sarana prasarana, organisasi, pendidikan dan pelatihan pemuda dalam pembangunan • Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana olahraga dan Kepemudaan, SDM, organisasi keolahragaan dan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-48
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Terselenggaranya even olahraga tingkat Kota Batam dan tersedianya anggaran pembinaan atlet berprestasi
18.2%
23,2%
Program Peningkatan, Pembinaan dan Pelayanan Kepemudaan dan Olahraga
KEPEMUDAAN OLAH RAGA
Terciptanya bibit-bibit atlet dan terlaksananya industri olaharaga
24,5%
4%
Terlaksananya pemberdayaan olahraga dan pelatihan keolahragaan
40,5%
71,5%
-
64
Program Peningkatan Kualitas
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(3)
(4)
faktor pendukung lainnya dalam mendukung prestasi olahraga 32
Terciptanya pusat olahraga bertaraf nasional dan internasional
Strategi : Membangun atau mendorong berdirinya pusat olahraga bertaraf nasional
organisasi pelatihantenaga
DAN
KANPORA
Terbentuknya cabang olahraga unggulan/berprestasi Terselenggaranya kegiatan cabang olahraga pembinaan dan industri olahraga Terlaksananya peningkatan pelayanan dan kompetensi tenaga keolahragaan 33
Meningkatnya kualitas hidup dan
Arah Kebijakan Bidang Pemberdayaan
Meningkatnya kualitas hidup perempuan di bidang
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Hidup Perempuan dan Anak
BADAN PEMBERDAYAAN
VI-49
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(2)
(3)
perlindungan terhadap perempuan dan anak
Perempuan dan Perlindungan Anak :
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
serta Pengarasutamaan Gender
PERLINDUNGAN ANAK
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
usaha ekonomi produktif.
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam kehidupan untuk mendorong terwujudnya kesetaraan dan keadilan jender, serta melindungi dan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak Strategi : Meningkatkan peran dan posisi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak
Meningkatnya jumlah partisipasi perempuan dibidang Ke organisasian
-
150
Menurunnya jumlah kasus tindak kekerasan, eksploitasi terhadap perempuan dan anak
-
120
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang perlindungan terhadap pemenuhan hak-hak perempuan dan anak
-
50
Meningkatkan pemahaman masalah gender melalui aktifas gender Meningkatkan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Peran
VI-50
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
36
Percepatan penanggulangan kemiskinan daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
22.269
2.000
(4)
Menekan penduduk menurunkan kelahiran
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan bahaya narkoba
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Kondisi Awal
Kelembagaan Pengarusutamaan (PUG)
35
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Gender
pertambahan dengan angka
Kesejahteraan
42
12
Meningkatnya kualitas ketahanan keluarga
3.000
1.000
Meningkatnya taraf hidup keluarga
650
100
jumlah
1) Persentase PMKS memperoleh bantuan pemenuhan kebutuhan Bidang Sosial : dasar; • Menciptakan pola dan 2) Persentase Fakir Miskin sistem peningkatan dan KAT memperoleh kualitas hidup dan bantuan pemenuhan kesejahteraan kebutuhan dasar; Arah Kebijakan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan Keluarga
dan
Penanggulangan Narkoba, PMS
Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja terhadap kesehatan reproduksi
Menurunnya pengguna narkoba
Program
serta HIV/AIDS
KELUARGA BERENCANA KELUARGA SEJAHTERA
&
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KESBANGPOL-LINMAS
2,01%
54.67
100
Program
Penanggulangan
Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial 0
SOSIAL
DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO
0.77
VI-51
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Capaian Kinerja Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2.310/2.310
100
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(3)
(4)
masyarakat, terutama 3) persentase Korban masyarakat miskin bencana dapat terpenuhi dalam pemenuhan kebutuhan dasar selama kebutuhan dasar masa tanggap darurat; secara komprehensif 4) Persentase penyandang • Dukungan bantuan cacat fisik dan mental, dan fasilitasi dan lanjut usia tidak pelayanan bagi potensial yang telah penyandang masalah menerima jaminan sosial kesejahteraan sosial berkelanjutan; secara memadai dan 5) Jumlah PMKS yang berkelanjutan menerima program pemberdayaan melalui KUBE atau UEP; 6) Persentase PMKS yang mendapat akses terhadap perlindungan sosial. 7) Persentase pemahaman masyarakat terhadap nilai kepahlawanan, kejuangan dan aplikasinya 8) Pesentase RTLH di 64 Kelurahan
Program
Penanggulangan
Kemiskinan dan Kesejahteraan
=100
Sosial 35/566
SOSIAL
DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO
14.13
=6.183
39
50
0/4.441
0.16
=0 0/1.081.527
1.8
=0 330/3.000
14
=0.11 1) Jumlah PMKS yang memperoleh penyuluhan social/bimbingan social konseling/informasi. 2) Persentase PMKS yang di tangani mampu mengurus dirinya dan mampu
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
863/4441
3.3
=19.43 30/4441
0.67
=0.67
VI-52
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
(5)
menjalin relasi social yang harmonis; 3) Persentase PMKS yang ditangani mampu berfungsi secara fisik & mampu mengahadapi situasi krisis. Persentase Potensi sumber Kesejahteraan social (PSKS) yang meningkat perannya dalam usaha kesejahteraan social; Terlaksananya Sembako Murah
Bazar
30/30
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
Program
100
Kemiskinan dan Kesejahteraan
=100
Sosial 73/169
DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO
=43.19
944.149.400
1.272.226.312
1.721.110.700
2.824.721.385
Termonitornya bantuan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi bahan bakar minyak (PKPS BBM)
210.474.500
281.662.357
200
3300
-
1.000 KK
-
250 orsos
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
SOSIAL
53
Tersalurnya Beras untuk Keluarga miskin
Terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana
Penanggulangan
(BAG.PEREKONOMIAN) SETDAKO BATAM
(DINAS SOSIAL PEMAKAMAN)
DAN
(BAG KESRA SETDAKO)
VI-53
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
(5)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
dalam bentuk sembako Terlaksananya pemulangan orang terlantar (300 orang) dan tindak kekerasan pekerja migran ilegal (1.000 orang) Terbangunnya penyimpanan bencana 1 unit
Program
Penanggulangan
SOSIAL
BAG KESRA SETDAKO
Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial
gedung prasarana
Kendaraan operasional bencana 1 unit dapur umum, 1 unit tanki air, 1 unit MCK Mobile Terawatnya peralatan kesiap siagaan penanggulangan bencana. Terpenuhinya kebutuhan bagi keluarga rumah tangga sangat miskin Terlaksananya pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya pemahaman masy terhadap kesejahteraan sosial Terbentuknya pusat informasi kesejahteraan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-54
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
(4)
(5)
Kondisi Akhir
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(6)
(7)
(8)
(9)
PACA dan terbantunya operasionalnya Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi anak dan lanjut usia bermasalah
Program
Penanggulangan
Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial
SOSIAL
DINAS SOSIAL DAN PEMAKAMAN, BAG PEREKONOMIAN & BAG KESRA SETDAKO
Ter-revisinya perda No 6 Tahun 2002 Termonitornya penyandang masalah kesejahteraan sosial
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-55
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
MISI – 4 : Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal, dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
1
Berkembangnya nilainilai seni budaya melayu dan daerah lainnya
Strategi : Mengembangkan nilai seni budaya melayu yang kokoh sebagai nilai kekayaan khas budaya asli daerah
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja
Mengembangkan budaya multi kultur dan multi etnik dan kebebasan berkreasi dengan tetap mengacu pada etika, moral, estika, dan agama, serta tetap melestarikan apresiasi nilai kesenian dan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
KEBUDAYAAN
DISPARBUD
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
1. Peningkatan keterampilan pelaku seni dan budaya daerah
Telah dilaksanakan tujuh Kali pelatihan
Akan dilakukan 2 Program Kali Pelatihan Peningkatan Kebudayaan
2. Rehabilitasi sejarah seni dan budaya daerah
Telah diserahkan 25 paket alat music melayu kepada pelaku seni dan sanggar
-Akan disusun satu judul buku sejarah lokal dan maping budaya
Pengembangan, dan Pembinaan
-Tersedianya lima paket alat music melayu
Bidang Kebudayaan : Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk mengaktualisasikan dirinya
Bidang Urusan
Kondisi Awal
Arah Kebijakan
2
Program Pembangunan Daerah
1. Penyediaan sarana yang memadai bagi pelaku seni dan budaya daerah
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Telah dilaksanakan 6 event pengembangan kebudayaan dan pariwisata
Akan dilaksanakan event kebudayaan pariwisata
3 &
VI-56
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
2. Sosialisasi pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah
Telah tersusun 3 judul buku sejarah lokal dan maping budaya
Akan disusun satu judul buku sejarah lokal dan maping budaya
3. Penerapan kurikulum berbasis nilai-nilai seni budaya daerah dan geografi sejarah di sekolah-sekolah
Tidak Ada
Akan dilaksanakan 2 kali kegiatan sosialisasi kepada zuriat dan kelompok sadar wisata
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
KEBUDAYAAN
DISPARBUD
kebudayaan
3
Memfasilitasi acara tahunan budaya multi kultur dan multi etnik di Kota Batam yang dapat menarik minat wisatawan
Terlaksananya pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah (5 event)
Telah dilaksanakan 1 event budaya (gebyar budaya nusantara)
1 kali event gebyar budaya nusantara
4
Batam menjadi kota internasional yang multi kultur dan multi etnik.
Terciptanya penyusunan system informasi data base bidang kebudayaan (5 data base)
Telah di inventarisasi 1 data base sanggar budaya nusantara
inventarisasi 1 data base sanggar budaya nusantara
Terfasilitasinya penyelenggaraan kebudayaan
Telah dilaksanakan 3 kali seminar kebudayaan
2 kali kegiatan seminar kebudayaan
Tersedianya
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
dialog
Fasilitasi
Tidak Ada
12
Program Peningkatan Kebudayaan
Pengembangan, dan Pembinaan
kali
VI-57
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Penyelenggaraan Budaya Daerah 5
Meningkatnya keharmonisan kerukunan hidup antar kelompok agama dalam masyarakat
Strategi : Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat yang heterogen
Capaian Kinerja Kondisi Awal (5)
Festival
Kondisi Akhir
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
(6)
penyelenggaraan festival budaya daerah
Terlaksananya program pemerintah dalam melaksanakan MTQ/STQ Setiap Tahunnya dan menghasilkan Qori-Qoriah yang berpotensi pada ajang nasional
132.2201.144
1.700.000.000
Terlaksanaanya Peringatan Hari-Hari besar Keagamaan di Kota Batam, Wirid Pengajian Pegawai Pemko Batam, Safari Ramadhan, Buka Puasa, Open House dan halal Bihalal
1.989.190.000
2.300.000.000
Terlaksananya Pelatihan Lembaga keagamaan di Kota Batam, dan menghasilkan Pengurus yang profesional di Bidangnya masing-masing
50 %
10 %
Terlaksananya persiapan Ibadah Haji, Terbantunya Biaya Domestik Para JCH Kota Batam dan
216.750.000
270.000.000
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan Daerah
Penghayatan Keagamaan
Nilai-nilai
KEBUDAYAAN
(BAG.KESRA SETDAKO BATAM)
VI-58
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Terlaksananya Pembinaan dan pelatihan terhadap QoriQoriah Se Kota Batam
108.375.000
1.800.00.000
Terlaksananya Pelatihan bagi Guru TPA Se Kota Batam dan penerbitan Ijazah TPA bagi Santri yang tamat SD
20 %
5%
Terlaksananya FASI di Kota Batam pada Setiap Tahunnya
-
250.000.000
Tersedianya data base terhadap rumah ibadah di kota Batam
-
-
a. Jumlah dokumen lingkungan yang disetujui (AMDAL, UKL/UPL, DPPL, DPLH, DELH dan SPPL) eksisting 911 dokumen menjadi 1300 dokumen
70%
100%
b.Tingkat ketaatan pelaporan RKL/RPL dari 22 % tahun 2011 menjadi minimal 70 % dari kondisi eksiting 911 dokumen
22%
70%
(4)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
diberangkatkanya TPHD/TKHD
6
Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan waduk, pesisir dan laut
Arah Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup : Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan material bahan berbahaya dan beracun
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Penghayatan Keagamaan
Peningkatan pencemaran Lingkungan
Nilai-nilai
dan
Pengendalian Perusakan
KEBUDAYAAN
(BAG.KESRA SETDAKO BATAM)
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
VI-59
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
7
8
Penyelenggaraan sistem pengelolaan limbah cair permukiman dan industri
Meningkatnya kualitas udara dan pengelolaan limbah dan metrrial bahan bernbahaya dan
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
c.Tingkat ketaatan pelaporan RKL/RPL dan UKL-UPL dari 5 % tahun 2011 menjadi minimal 50 % dari kondisi eksiting 911 dokumen
5%
d. Jumlah izin Gangguan(HO) yang diterbitkan 666 izin pada tahun 2011 menjadi 1200 izin
55%
100%
e. Jumlah perusahaan yang mengurus izin pembuangan air limbah dengan target 50 perusahaan.
0%
100%
f. Jumlah pengawasan industri penghasil limbah B3 dari 72 % menjadi minimal 80 % dari prediksi potensi 500 perusahaan penghasil limbah B3 pada tahun 2016.
72%
80%
g. Jumlah perusahaan yang mengurus izin TPS limbah B3 eksisting 39 perusahaan menjadi 375 perusahaan.
10%
100%
h. Jumlah kendaraan bermotor yang lulus emisi gas buang
70%
85%
a. Terlaksananya kegiatan
100%
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
50%
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Peningkatan pencemaran Lingkungan
Pengendalian Perusakan
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
dan
100%
VI-60
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(2)
(3)
(1)
beracun
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
b. Ditindaklanjuti setiap pengaduan masyarakat mengenai lingkungan hidup sesuai SPM lingkungan.
90%
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
pulbaket Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten
90%
9
Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan
a. Target pencapaian SPM sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.19 Tahun 2009
60%
100%
10
Terpenuhinya kebutuhan dunia usaha dan masyarakat dalam mendapatakan lingkungan hidup yang sehat dan baik
b. Peningkatan nilai hasil evaluasi pemantuauan adipura dari minimal 68 % menjadi maksimal 80 %
68%
80%
c. Jumlah sekolah yang akan dibina dalam program Adiwiyata dari 6 sekolah menjadi 11 sekolah
44%
100%
d. Pelaksanaan cut and fill memenuhi standar teknis dan administrasi minimal 4080 % dari perusahaan
40%
80%
e. Jumlah perusahaan yang ikut program PROPER dari 20 % menjadi minimal 80 % dari prediksi 20 perusahaan yang ikut program PROPER tahun 2016.
20%
80%
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
VI-61
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
11
Meningkatnya kepedulian pemangku kepentingan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan
Strategi : Mengoptimalkan sarana dan prasaranan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (laboratorium, pos pengaduan) dalam memenuhi tuntutan masyarakat terhadap lingkungan yang baik dan sehat
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
a. Jumlah sarana dan prasarana pengawasan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang memadai.
1 paket
1 paket
b.Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium lingkungan dalam dalam rangka mewujudkan laboratorium lingkungan yang terakreditasi.
3 paket
2 paket
c. Terlaksananya peningkatan Pelayanan Kualitas Lingkungan di Kota Batam (DAK + Pendamping DAK)
1 paket
2 paket
a.Tersosialisasinya peraturan lingkungan hidup di Kota Batam setiap tahun.
0 kali
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
4 kali
VI-62
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
Strategi : Peningkatan partisipasi pemangku kepentingan (stakeholder) dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Strategi : Memanfaatkan isu lingkungan global, undang undang lingkungan hidup dan perda lingkungan hidup dalam rangka menjalankan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
b. Tersosialisainya Program Adiwiyata di Kota Batam
0 kali
4 kali
c. Terlaksananya Forum Perencanaan Program kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Kota Batam
0 kali
4 kali
d. Tersosialisasinya Kegiatan Tank Cleaning dan Pengelolaan Limbah B3
0 kali
4 kali
e. Terlaksananya Sosialisasi Pos Pengaduan di Kota Batam
0 kali
4 kali
f. Terlaksananya Sosialisasi Adipura di Kota Batam
0 kali
4 kali
g. Terlaksananya Sosialisasi Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Perairan
0 kali
4 kali
a. Terlaksananya Kajian Studi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
0 paket
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
1 paket
VI-63
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
di Kota Batam b. Terlaksananya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Di Kota Batam
0 paket
-
c. Terlaksananya Lingkungan lainnya.
Kajian
0 paket
1 paket
a. Tersedia dan beroperasinya Sistem Informasi Lingkungan (SIL)
0 paket
1 paket
b. Tersedianya data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Batam setiap tahunnya.
50 x 2 exp.
c.Tersedianya profil Lingkungan Hidup Kota Batam
12
Penyelenggaraan ruang
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA
Program Peningkatan Penataan
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA, KP2K DAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
Lingkungan
dan
Sumber Daya Alam
50 exp.
Konservasi
50 x 2 exp.
50 exp.
Terlaksananya Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Konservasi Laut, Suaka Perikanan, dan Keanekaragaman Hayati Laut
1 kawasan
1 kawasan
(7 Site)
(7 Site)
Pemenuhan bibit tanaman di kebun pembibitan.
kapasitas 216.000 bibit tanaman
Kapasitas 202.800 bibit tanaman
Pembangunan ruang terbuka
Taman kota : 6
Taman kota : 1
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(KP2K)
VI-64
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No (1)
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(2)
(3)
terbuka hijau dan hutan tertata seluas 30%
13
14
Penyelenggaraan sistem pengelolaan dan pengolahan persampahan Terbangun dan terkelola sistem pengolahan sampah dan reduksi sampah sesuai beban kota
Indikator Kinerja (outcome) (4)
hijau untuk taman kota
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
lokasi
lokasi
50 lokasi
Pemangkasan rumput ruang milik jalan
217,826 km
265.019 Km
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Kota
15 klmpk
30 klmpk
Penanganan jalan
kebersihan
Penanganan kebersihan drainase, parit dan selokan Sistem pengelolaan sampah di TPA Telaga Punggur dan TPA Belakang Padang sesuai standar dari Lingkungan Hidup
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Peningkatan Penataan
Pemeliharaan taman di median jalan, row jalan, simpang, dan taman kota
Volume sampah yang terangkut dari 500 ton/hari menjadi 1.000 ton/hari
Program Pembangunan Daerah
60 lokasi
Lingkungan
dan
Sumber Daya Alam
Konservasi
LINGKUNGAN HIDUP
BAPEDALDA, KP2K DAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (KP2K)
(DKP) 500 ton/hari
600 ton/hari
200 km
268 km
400 km
440 km
TPA Telaga Punggur : Controlled Landfill (20 %) TPA Belakang Padang : Open Dumping (20%)
TPA Telaga Punggur : Controlled Landfill (90 %) TPA Belakang Padang : Open Dumping (90 %)
VI-65
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Pengawasan dan Pengendalian Kerjasama (KPS) bagi pengambil kebijakan untuk peningkatan pelayanan persampahan
hidup
Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Keluarga Berencana dan
Kondisi Akhir
(5)
(6)
1 paket
1 paket
Penanganan Kebersihan Daerah Pasang Surut
0 lokasi
5 lokasi
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor kebersihan.
14.000 Milyar/tahun
19.326 Milyar/tahun
Sosialisasi, kampanye kebersihan 3 kali dan penertiban 1x
Sosialisasi, kampanye kebersihan 10 kali dan penertiban 7x
Evaluasi
dan
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan
9 klmpk
Pembuatan data base dan sistem manajemen informasi persampahan
0
Meningkatkan Penataan dan Pengaturan Jumlah Penduduk dan Administrasi Kependudukan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Peningkatan Penataan 1 paket
Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang kebersihan
Meningkatnya ketertiban masyarakat
Kondisi Awal
0
Monitoring, Pelaporan
15
Capaian Kinerja
Lingkungan
dan
LINGKUNGAN HIDUP
Konservasi
Sumber Daya Alam
BAPEDALDA, KP2K DAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP)
9 klmpk
0
- 80.000 KK dan - 50.000 NIK 65.000 KTP - 1 paket SIAK sosialisasi - 1 paket kebijakan sosialisasi kependudukan
Program
Pengendalian
dan
Penduduk
serta
Pengawasan Penataan
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
DISDUK
Administrasi
Kependudukan
VI-66
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
Keluarga Sejahtera : Meningkatkan penataan dan pengaturan jumlah penduduk dan administrasi kependudukan
Meningkatkan Penataan dan Pengaturan Jumlah Penduduk dan Administrasi Kependudukan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
kebijakan kependudukan - 25rb lembar akte gratis - 1000 ps pencatatan pernikahan sipil non muslim
- 30rb lembar akte gratis - 400 ps pencatatan pernikahan sipil non muslim - 1000 jiwa penerapan dokumen penduduk rentan adm kependudukan - 1 paket peningkatan sistem arsip - 100 buku profil kependudukan - Monitoring & evaluasi 12 kec, 64 kel
1 pkt operasional
-
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program
Pengendalian
dan
Penduduk
serta
Pengawasan Penataan
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
DISDUK
Administrasi
Kependudukan -
3 plbhn
6x razia adm kepnddkn
30x
VI-67
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
MISI - 5 : Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
1
Sosialisasi pada seluruh lapisan aparat tentang reformasi birokrasi
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu Strategi : Meningkatkan ketertiban hidup masyarakat secara preventif dan kuratif dengan keikutsertaan aktif seluruh masyarakat Arah Kebijakan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri :
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
46 %
56 %
Laporan SPJ Bantuan parpol tepat waktu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
21%
85%
Lancaranya informasi penyelenggaraan pemilu
-
1 paket
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Pengembangan Paritisipasi dan Budaya Politik
KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI
KESBANGPOL- LINMAS
• Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat saling menghargai dan menghormati perbedaan, serta mendahulukan kepentingan umum
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-68
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
65 %
80%
250 org
250 org
Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat serta Penanggulangan bencana alam
KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI
KESBANGPOL- LINMAS DAN SATPOL PP
• Meningkatkan penciptaan ketertiban umum kehidupan masyarakat secara berkesinambungan dengan dukungan dan keikutsertaan masyarakat luas Tersedianya keamanan terampil
tenaga yang
Tersedianya sarana dan prasarana Tersedianya informasi poten si bencana alam Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap peristiwa bencana
100% 200 org/instns 45%
70%
Kebutuhan Kemampuan Polisi Pamong Praja dalam Memelihara Kantrabtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
-
100
kebutuhan Pencegahan Terhadap Penyakit
-
100
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
(SATPOL PP)
VI-69
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab (9)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
(7)
(8)
17.16
100
KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI
(SATPOL PP)
3.22
100
Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat serta Penanggulangan bencana alam
Program pengembangan wawasan kebangsaan
KESATUAN BANGSA & POLITIK DALAM NEGERI
KESBANGPOL-LINMAS
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BKD, KOMINFO, SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN, DISPENDA, KP2K, INSPEKTORAT
Masyakarakat Terciptanya ketentraman ketertiban umum
dan
terciptanya masyarakat yang sadar hukum dalam Bentuk peraturan daerah
2
Mengikutsertakan aparatur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhannya
Meningkatnya kualitas SDM dan data Ormas
45 %
60 %
Menurunnya konflik pendirian rumah ibadat
9 kasus
2 kasus
Menurunnya penganut aliran kepercayaan yang menyimpang
70 org
10 org
Meningkatnya pemahaman Wasbang generasi muda dan masyarakat
70%
82 org
Presentase Pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan kepemimpinan
57.80% dari pegawai yang telah menduduki jabatan telah mengikuti diklat perjenjangan (526/910),belum 384orang
100%(pejabat yang telah mengikuti perjenjangan sebanyak 388 org)
Persentase pegawai yang telah memenuhi
90.29% dari jumlah pegawai telah
99.73%(CPNS yang tealh mengikuti LPJ
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-70
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
(4)
(5)
syarat untuk diangkat menjadi PNS
mengikuti LPJ
Jumlah peserta sosialisasi peraturan perundang-undangan
-
Tersusunnya formasi kebutuhan pegawai
Kondisi Akhir (6)
125 orang (terselenggaranya sosialisasi kepada 1000 orang) 1 tahun
81.50% dari kebutuhan pegawai
98% (jumlah pegawai meningkat sebanyak 942 orang)
Persentase kenaikan pangkat yang tepat waktu
100%
100% (terjadi kenaikan pangkat sebanyak 7119 kenaikan pangkat)
Persentase data pegawai yang telah masuk database kepegawaian
100%
100% (Terpeliharanya simpeg Pemko Batam yang memuat data seluruh pegawai)
Jumlah pegawai yang memperoleh penghargaan
0
15 (Pemberian penghargaan kepada 75 orang pegawai berprestasi)
0,36%
0,20% (Kualifikasi
Persentase
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BKD, KOMINFO, SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN, DISPENDA, KP2K, INSPEKTORAT
sebanyak 1530 orang)
1 tahun
Persentase pemenuhan kebutuhan pegawai pemko Batam
Program Pembangunan Daerah
VI-71
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal (5)
menurunnya tingkat indisipliner aparatur
Kondisi Akhir (6)
Kualifikasi pendidikan yang berpendidikan sarjana sebanyak 2335 orang
46,93%(kualifikasi pendidikan sarjana meningkat sebanyak 421 pegawai/menjadi 2756 orang
Jumlah pegawai mengikuti diklat teknis, fungsional dan kepemimpinan
-
40 org (Terlaksananya peningkatan sertifikasi sampai 2016 kepada 360 orang)
Belum ada
Tersusunnya analisa kebutuhan diklat periode 20112016
Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan
1 Tahun
1 Tahun (Terselenggaranya monitoring, evaluasi, dan pelaporan setiap tahunnya)
Jumlah pegawai yang pensiun
0
34(Pemberian penghargaan dan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
data
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BKD, KOMINFO, SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN, DISPENDA, KP2K, INSPEKTORAT
pendidikan sarjana meningkat sebanyak 421 pegawai/menjadi 2756 orang)
Persentase pegawai yang mengikuti pendidikan formal sesuai bid tugasnya
Tersusunnya kebutuhan diklat
Program Pembangunan Daerah
VI-72
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal (5)
Kondisi Akhir (6)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Peningkatan, Pembinanan dan Pengembangan Pengelolaan Pembangunan Daerah
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
pelaksanaan diklat purnabakti kepada 260 orang pegawai) 3
4
5
6
Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah Memiliki pemerkiraan pendapatan yang handal
Strategi: Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis daerah
sistem
Pertumbuhan pendapatan daerah
Terlaksananya validasi data base 7 (tujuh) potensi pajak daerah
daerah
Meningkatnya pendapatan daerah Kota Batam dari sumbangan pihak ketiga
Strategi:
Membangun sistem reformasi birokrasi
Arah Kebijakan
Peningkatan koordinasi dengan BP Batam dalam mengoptimalkan realisasi pendapatan yang berasal dari BP Batam
Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan
0.35 %
0.15 %
7 Pajak Daerah
9 Pajak Daerah
16.39 %
8.14%
(DISPENDA)
Bidang Kearsipan : •
Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-73
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Strategi : Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan
Indikator Kinerja (outcome)
Mendorong implementasi ‘pelayanan Kota Batam
prima’
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab (9)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Presentase penurunan unit kerja yang melakukan penyimpangan keuangan
83 %
55%
Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
Nilai akuntabilitas kinerja pemko batam
C
A
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
20.18
55
Presentase SKPD yang berkinerja baik
0%
100%
Persentase penyelesaian tindak lanjut kasus BPK
74%
85%
Presentase penyelesaian tindak lanjut kasus di lingkungan SKPD
69%
92%
Persentase penyelesaian TGR
0%
70%
100%
100%
Rata-rata\ akuntabilitas unit kerja
6
Capaian Kinerja
nilai kinerja
kasus
Pelaksanaan orintasi pengawasan & Bimtek Fungsional Pengawasan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
(INSPEKTORAT)
VI-74
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
Persentase peningkatan SDM Inspektorat yang memiliki sertifikat JFA, JFPP dan Sertifikat pengadaan barang&jasa
30%
80%
Tingkat pemahaman aparatur terhadap peraturan khususnya peraturan tata naskah masih rendah
35%
10%
Belum terbagi habis tugas kepada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Batam
70%
10%
Optimalisasi Fungsi SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Batam
75%
5%
Optimalisasi Fungsi SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Batam
75%
5%
Jumlah SOP satuan pekerjaan
per
40%
15%
Persamaan persepsi aparatur di Lingkungan
80%
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BAG. ORTAL SETDAKO BATAM, SETWAN, TAPEM
Program kelembagaan Ketatalaksanaan
Penataan dan
VI-75
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Penataan dan
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BAG. ORTAL SETDAKO BATAM, SETWAN, TAPEM
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH,
BAGIAN HUKUM SETWAN
Pemerinah Kota Batam
7
8
Meningkatkan kinerja Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
Meniadakan beberapa biaya perijinan pelayanan publik (perijinan usaha, surat tanda kenal lahir dan lain sebagainya)
Strategi: Pemantapan pelaksanaan perijinan bersama Pengelola Kawasan dalam satu atap di gedung SPC
Penyusunan nama pekerjaan sesuai dengan jabatannya
75%
5%
Jumlah jabatan struktural pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Batam sesuai standar kopetensi
70%
5%
Tingkat pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat
70%
5%
SKPD per tupoksi
70%
5%
Jumlah administrasi perkantoran
80%
Tingkat pemenuhan kepuasan masyarakat pada SKPD diLingkungan Pemerintah Kota Batam
75%
Bantuan hukum litigasi dan non litigasi pertahun
9%
Pembinaan kleluarga sadar hukum
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program kelembagaan Ketatalaksanaan
5%
99%
33 org
VI-76
&
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Program Pembangunan Daerah (7)
9 perda
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BAG HUKUM SETWAN
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BAG.TATA PEMERINTAHAN SETDAKO BATAM
Meningkatnya kualitas pelayanan publik Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tersusunnya tata kerja dan tata laksana peningkatan kinerja aparatur
Meningkatkan tatakelola lembaga dan ketatalaksanaan
Terlaksananya Pisah Sambut Walikota dan Wakil Walikota batam Periode 2011 – 2016
602.022.800
602.022.800
Tersusunnya Ranperda Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan
250.000.000
265.000.000
Terselenggaranya Orientasi dan Pembekalan bagi Camat dan Lurah SeKota Batam
76 peserta
Meningkatanya Kinerja Aparatur
899.707.500
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
(9)
DAN
7 perda
Meningkatnya pelayanan keprotokolan
9
(8)
KEPEGAWAIAN PERSANDIAN
Peningkatan Kapasitas jaringan dokumentasi hukum Perda yang disusun Kota Batam
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
100 %
989.707.500
VI-77
&
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
Tersusunnya Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
409.448.215
509.448.215
Terciptanya Kerukunan Hidup Beragama dan Sosial Kemasyarakatan
675.117.026
755.117.026
Terlaksananya peringatan hari Jadi Kota Batam
711.875.850
811.875.850
Terlaksananya Peringatan Hari-hari Besar Nasional
913.767.109
993.767.109
Tingkat pemenuhan kebutuhan pembahasan rancangan peraturan daerah
4 perda
8 perda
Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi I)
144 x rapat
144 x rapat
Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan
144 x rapat
144 x rapat
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
BAG.TATA PEMERINTAHAN SETDAKO BATAM
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
(SETWAN)
VI-78
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab (9)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
(7)
(8)
Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi III)
144 x rapat
144 x rapat
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Tingkat pemenuhan kebutuhan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi IV)
144 x rapat
144 x rapat
Tingkat pemenuhan kebutuhan rapat rapat alat kelengkapan DPRD
150x rapat
150x rapat
Tingkat pemenuhan kebutuhan rapat paripurna
50x rapat
70x rapat
3x
3x
(4)
koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/agama (komisi II)
Tingkat
pemenuhan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
(SETWAN)
VI-79
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab (9)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
(7)
(8)
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan
72x
72x
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi I)
72x
72x
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan Kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi II)
72x
72x
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan Kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi III)
72x
72x
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan Kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam daerah (komisi IV)
72x
72x
Tingkat pemenuhan kebutuhan peningkatan kapasitas pimpinan anggota DPRD
150 x
150 x
2 laporan
2 laporan
(4)
kebutuhan reses
Tingkat
pemenuhan
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
(SETWAN)
VI-80
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab (9)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
(7)
(8)
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunnjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD luar Daerah
100x
100x
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Daerah
Tingkat pemenuhan kebutuhan kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD luar negeri
2x
4x
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
Tingkat pemenuhan kebutuhan kajian potensi PADS
1x
1x
Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan peraturan daerah inisiatif DPRD
3x
5x
(4)
kebutuhan pembahasan Rancangan KUA dan PPAS
Meningkatnya pelayanan keprotokolan
1 paket
1 paket
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1 paket
1 paket
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
1 paket
1 paket
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
(SETWAN)
VI-81
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Arah Kebijakan Bidang Statistik :
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
Tersusunnya profil daerah Buku Batam Dalam Angka
300 buku
300 buku
Tersusunnya IPM Kota Batam
300 buku
300 buku
Perubahan data PDRB Kota Batam
Ada
Tingkat pemenuhan informasi data/statistisk daerah
Data informasi dan statistik tahunan
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
STATISTIK
BAPPEDA LAINNYA
&
SKPD
Ada
- Meningkatkan pola kelola data dan informasi statistik bagi masyarakat luas - Meningkatkan penelitian dan pengembangan bidang strategis daerah
10
Meningkatnya efektifitas perencanaan, pengawasan pengendalian pelaksanaan pembangunan
Arah Kebijakan dan
Bidang Perencanaan Pembangunan :
Penjabaran Progam RPJMD ke dalam RKPD
1 system dan 100 eksps 90%
(DISPERINDAG ESDM)
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAPPEKO DAN SKPD LAINNYA
• Optimalisasi keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-82
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
partisipasi, kritisi dan saran yang membangun • Meningkatkan konsintensi dan sinergisitas setiap tahapan penyelenggaraan pembangunan 11
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
Penyelenggaraan monitoring, evaluasi, pembinaan dan pemantapan Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan rancangan RPJMD
1 tahun
1 Paket
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAPPEKO DAN SKPD LAINNYA
(SETWAN)
Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah Tingkat pemenuhan kebutuhan koordinasi penyusunan laporan LKPJ Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan Renstra & Renja SKPD
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-83
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(8)
(9)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
(7)
Program yang terealisasi pada bidang social budaya
80%
90%
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Rasio penduduk miskin terhadap jumlah penduduk
95%
70%
Program yang terealisasi pada bidang ekonomi
70%
80%
Perencanaan, Koordinasi dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah
0
100%
Pembangunan Sistem Informasi PMP-KUKM
20%
100%
Program yang terealisasi pada bidang fisik dan tata ruang
50%
80%
Terlaksananya Tertib Administrasi Pemerintahan di Tingkat Kecamatan dan Kelurahan se Kota Batam
273.842.000
Perencanaan, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan
-
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAPPEKO DAN SKPD LAINNYA
(PMK-UKM)
353.842.000
Tahunan
(DINAS PERHUBUNGAN)
VI-84
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Meningkatkan sinergisitas setiap tahapan penyelenggaraan pembangunan
Indikator Kinerja (outcome)
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(4)
(5)
(6)
Tingkat pemenuhan kebutuhan penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran
1 Paket
1 Paket
Tersusunnya Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah
Tidak Ada
Realisasi ketahanan Kota Batam
kajian pangan
Tersusunnya penelitian dan pengembangan daerah bidang sosial budaya 12
Meningkatnya pengelolaan kekayaan daerah
Capaian Kinerja
Arah Kebijakan Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian :
-
Tidak Ada
Tidak Ada
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
SEKRETARIAT DEWAN
Program Penelitian Pengembangan Daerah
dan
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BAPPEKO DAN SKPD LAINNYA
-
Ada
Program Peningkatan pelayanan keuangan daerah
SETIAP SKPD
• Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga • Meningkatkan kinerja aparatur melalui
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI-85
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
(1)
(2)
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
(3)
(4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
peningkatan profesionalisme melalui dukungan sistem dan prosedur kerja dan insentif yang baik • Menciptakan penyelenggaraan tertib administrasi pemerintahan secara konsisten dan transparan sesuai dengan ketentuan yang berlaku • Meningkatkan pengendalian dan akuntabilitas dan kinerja eksekutif dari seluruh lapisan aparatur • Peningkatan kemampuan dan optimalisasi kelembagaan dalam pemanfaatan dan pengamanan aset daerah secara berkelanjutan. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Pembangunan, Peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana
VI-86
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
No
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
Indikator Kinerja (outcome) (4)
Capaian Kinerja Kondisi Awal
Kondisi Akhir
(5)
(6)
Program Pembangunan Daerah
Bidang Urusan
SKPD Penanggung Jawab
(7)
(8)
(9)
perkantoran pemerintah Meningkatnya kualitas SDM aparatur
** Pemerintah Kota Batam | STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Program Peningkatan kualitas sumber daya aparatur
VI-87
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum untuk tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut; • •
•
•
Penguatan Kota Batam menuju bandar modern dunia melalui kerjasama kemitraan dengan Pengelola Kawasan. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan daya dukung wilayah dan aksesibilitas hinterland serta kondisi lingkungan kehidupan yang aman dan nyaman. Peningkatan dan pengembangan pelayanan prima dalam upaya peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat dan khususnya pada masyarakat berpendapatan rendah. Peningkatan kinerja birokrasi
7.2 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 1. Mensukseskan misi pemerintah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah, kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan Pengelola Kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Program Peningkatan Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Investasi Program Peningkatan Promosi Daerah Program Peningkatan, Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Program Peningkatan, Pengawasan dan Pembinaan Bidang Pertanian Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
** Pemerintah Kota Batam | KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
VII-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
7. 8.
Program Pengembangan Dunia Pariwisata Program Pengembangan, Pengendalian dan Pemberdayaan Bidang Kelautan dan Perikanan 9. Program Peningkatan, dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor 10. Program Peningkatan, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Industri 11. Program Perlindungan Konsumen dan Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan 12. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Mengembangkan sistem pendukung strategis penataan ruang terpadu meliputi komponen fasilitas sarana dan prasarana sistem transportasi darat laut dan udara yang memadai, sistem telekomunikasi dan teknologi informasi (ICT) modern dan prima, ekosistem hutan kota, penataan lingkungan kota yang bersih, sehat, aman, nyaman dan lestari. 1.
Program Pembangunan, Rehabilitasi/Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan 2. Program Pengendalian Banjir dan Perbaikan Jaringan Pengairan 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 5. Program Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang 6. Program Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana Prasarana Transportasi 7. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Masyarakat 8. Program Peningkatan Layanan Informasi dan Pengelolaan Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran 9. Program Penataan Tata Guna Tanah 10. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 11. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Ketenagalistrikan serta Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas 3. Meningkatkan pelayanan prima dalam hal pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak dan terjangkau, ketenagakerjaan, sosial budaya, sarana ibadah, kepemudaan dan olahraga agar kualitas hidup manusia dan kecerdasan seluruh lapisan masyarakat meningkat serta pengentasan kemiskinan. 1.
Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Pembinaan Kesiswaan
** Pemerintah Kota Batam | KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
VII-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Program Peningkatan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah Program Peningkatan Mutu dan Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pengadaaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan Program Upaya Kesehatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Program Pengadaan Obat, Pengawasan Obat dan Makanan serta Perbekalan Kesehatan Program Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur Sarana dan Prasarana Permukiman dan Perumahan Program Pembangunan, Peningkatan Kualitas dan Pengawasan Bangunan Program Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Perkotaan Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak serta Pengarasutamaan Gender Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Penanggulangan Narkoba, PMS serta HIV/AIDS Program Penanggulangan Kemiskinan dan Penanganan Masalah-masalah Sosial Program Peningkatan, Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan Program Peningkatan Kualitas, Produktivitas Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja Program Peningkatan, Pembinaan dan Pelayanan Kepemudaan dan Olahraga Program Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
4. Menumbuhsuburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis, multi kultur dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. 1. 2. 3.
Program Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Penataan Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
** Pemerintah Kota Batam | KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
VII-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
4. 5. 6.
Program Pengendalian dan Pengawasan Penduduk serta Penataan Administrasi Kependudukan Program Pengembangan, Peningkatan dan Pembinaan Kebudayaan Program Peningkatan Penghayatan Nilai-nilai Keagamaan
5. Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Program Penelitian dan Pengembangan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Program Pengembangan Paritisipasi dan Budaya Politik Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Masyarakat serta Penanggulangan Bencana Alam Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Peningkatan Kualitas Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan Program Peningkatan Pelayanan Keuangan Daerah Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan Fasilitas Sarana dan Prasarana Perkantoran Pemerintah Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur
** Pemerintah Kota Batam | KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
VII-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS Dalam menjalankan seluruh program selama masa 5 tahun perencanaan, setidaknya terdapat 61 Program. Seluruh program tersebut dapat dikelompokkan ke dalam rumpun program prioritas, sebagai berikut: 1. Menjalin kerjasama dengan Pengelola Kawasan dalam upaya mendorong pengembangan wilayah dan menumbuhkan aktivitas ekonomi. 2. Meningkatkan infrastruktur wilayah, utilitas kota yang prima untuk kenyamanan bermukim dan berbisnis. 3. Pelayanan pendidikan, kesehatan, olah raga dan kepemudaan yang prima serta memberikan perhatian khusus pada masyarakat berpenghasilan rendah. 4. Meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi segenap lapisan masyarakat 5. Mengoptimalkan kinerja pemerintahan dalam menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dan efisien.
8.2 KEBUTUHAN PENDANAAN Kebutuhan pendanaan difokuskan pada proyeksi belanja langsung APBD Kota Batam tahun 2012-2016, yaitu dialokasikan untuk kelompok bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Model untuk memperkirakan alokasi anggaran adalah dengan mengkaitkan alokasi belanja per bidang dengan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Alokasi belanja langsung per bidang, disusun dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, sehingga diperoleh belanja langsung per kapita. Penggunaan indikator IPM karena pada dasarnya IPM adalah indikator hasil (result) dari suatu proses pembangunan dan termasuk dalam kelompok indikator
outcome, benefit dan impact. Dalam model tersebut, indikator IPM yang terbentuk pada tahun sekarang adalah merupakan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun sebelumnya.
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Untuk keperluan tersebut, IPM diproyeksikan secara linier, sehingga pada tahun 2016 diperkirakan IPM mencapai 79,3 atau mendekati kategori wilayah dengan tingkat kesejahteraan tinggi, yaitu IPM 80-100. Dengan laju pertumbuhan IPM seperti tertera di atas, maka dapat diperkirakan estimasi kebutuhan belanja langsung per kapita hingga tahun 2016 menurut bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Hasil estimasi masing-masing bidang kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui belanja langsung per kapita. Untuk mencapai IPM seperti yang ditargetkan, maka total belanja langsung per kapita pada tahun 2012 ditargetkan senilai Rp728.000 per kapita dan meningkat terus, hingga pada tahun 2016 sebesar Rp.742.000,- per kapita.
688
725
728
732
739
735
640 79
79.0
549
742
800
79.3
78.8
600
78.5 78.3 78.0 78
77.3
77.5
400
77.7
IPM
77
200
Belanja Langsung/Kapita 76
( Belanja Langsung/ kapita = 000 Rp )
Indeks Pembangunan Manusia
80
‐ 2008
9
10
11
2012
13
14
15
2016
Gambar 8.1. Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung per Kapita Tahun 2012-2016.
Untuk memperoleh perkiraan belanja langsung, maka belanja langsung per kapita menurut bidang dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Batam hingga tahun 2016. Perkiraan pertumbuhan penduduk per tahun hingga tahun 2016 adalah sekitar 10%. Berdasarkan pertumbuhan tersebut, maka diperlukan alokasi belanja langsung menurut bidang hingga tahun 2016. Pada tahun 2012 dibutuhkan belanja langsung sekitar Rp. 750 milyar dan terus perlu ditingkatkan hingga pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp.919 milyar. Belanja langsung bidang pendidikan tahun 2012 sebesar Rp.163 milyar menjadi
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Rp.221 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang kesehatan menjadi Rp.179 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang ekonomi menjadi Rp.60 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang infrastruktur menjadi Rp.225 milyar tahun 2016 dan untuk bidang suprastruktur menjadi Rp.232 milyar tahun 2016.
Tabel 8.1. Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun 2012-2016 (juta Rp)
Tahun
Pendidikan
Kesehatan
Ekonomi
Infrastruktur
Suprastruktur
Total
2011
151,181
99,459
43,071
160,831
191,452
645,997
2012
163,275
169,459
46,085
172,089
199,110
750,018
2013
176,337
146,421
49,311
184,135
207,074
763,278
2014
190,443
156,670
52,763
197,024
215,356
812,256
2015
205,678
167,637
56,457
210,816
223,971
864,559
2016
221,132
179,372
60,409
225,573
232,930
919,416
Sumber : Hasil Estimasi
Mencermati perkiraan belanja langsung sebagaimana tersebut diatas, maka estimasi belanja yang harus dituju oleh Pemerintah Kota Batam untuk dapat memenuhi perkiraan belanja langsung dimaksud, maka estimasi belanja pemerintah yang harus dicapai haruslah estimasi normal dan optimis. Untuk itu 5 (lima) tahun kedepan Pemerintah Kota Batam harus menetapkan berbagai langkah strategi yang tepat agar estimasi pendapatan skenario normal dan optimis dapat dicapai. Berdasarkan perkiraan tersebut, maka komposisi atau persentase menurut bidang cukup mengalami perubahan. Komposisi belanja langsung yang mengalami peningkatan relatif tinggi adalah belanja langsung Bidang Pendidikan. Bidang pendidikan meningkat dari 23,4% menjadi 24% kemudian bidang kesehatan mengalami peningkatan yang signifikan dari 15,4% menjadi 19,5%, sedangkan bidang yang mengalami penurunan adalah Bidang Ekonomi dari 6,7% menjadi 6,6%, bidang Infrastruktur dari 24,9% menjadi 24,5% dan Bidang Suprastruktur dari 29,6% menjadi 25,3%. Perubahan struktur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-3
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
25.3 29.6 24.5
SUPRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR
24.9 6.6 6.7
EKONOMI
Tahun 2016 19.5
KESEHATAN
Tahun 2011
15.4 24 23.4
PENDIDIKAN
0
10 20 30 40 [ Persentase terhadap Belanja Langsung ]
Gambar 8.2. Komposisi Belanja Langsung Tahun 2010 dan 2016 (Persen)
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-4
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
8.3 PROGRAM ADVOKASI
8.3.1. Umum Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pemerintah Daerah selain dibiayai oleh anggaran yang bersumber dari daerah sendiri (PAD), juga bersumber dari Dana Perimbangan dan sumber lainnya. Pada masa yang sama Kementerian dan Lembaga serta pemerintah provinsi juga melaksanakan kegiatan dan mengalokasikan sejumlah anggaran di berbagai wilayah (daerah) yang ada. Dari sudut pandang ini artinya diperlukan koordinasi dan sinergi kegiatan antara pemerintah (pusat), provinsi dan kab/kota. Selain sinergi kegiatan dan anggaran dengan Pemerintah dan provinsi, kabupaten/kota juga dapat mengupayakan partisipasi masyarakat, misalnya dari dunia usaha, lembaga-lembaga internasional dan lain sebagainya. Dana pemerintah daerah dapat berperan sebagai pengungkit (leverage) berbagai sumber dana masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui program mereka sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan upaya/kegiatan yang terencana dalam rangka mensinergikan program dan anggaran dengan pemerintah (APBN) dan provinsi (APBD Provinsi) serta sumber dana lainnya bagi pembangunan Kota Batam, agar hasil capaian pembangunan yang ada dapat ditingkatkan secara optimal. Sinkronisasi dan sinergisitas program kegiatan dalam perencanaan pembangunan dikaitkan dengan perencanaan penganggaran secara sistematik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
RPJMD Batam RKPD Batam Dana Pusat/Provinsi & lain sebagainya
APBD Batam Sinkronisasi & Sinergi dlm perencanaan dan penganggaran
Program/Kegiatan Pusat/Provinsi/Lainnya
Program/Kegiatan Kota Batam
Output
Output
Outcome
Sinergi
Outcome
Gambar 8.3. Sinkronisasi dan sinergisitas dalam perencanaan dan penganggaran
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-5
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Untuk mengakomodir sinergisitas program kegiatan yang berasal dari Pemerintah dan propinsi, diakomodir dalam program advokasi. Pada dasarnya proses advokasi Pemerintah Kota Batam kepada berbagai pihak dalam upaya koordinasi dan sinergi pembangunan sangat penting untuk dilaksanakan, diantaranya adalah ke: 1. Pemerintah (APBN), umumnya tersebar pada berbagai kementerian/lembaga. 2. Provinsi Kepulauan Riau (APBD provinsi) 3. Pihak lain (Pengelola Kawasan Batam, Masyarakat, Swasya, Lembaga Internasional dan lain sebagainya).
8.3.2. Mekanisme dan Kriteria Penentuan DAK dan Tugas Pembantuan 8.3.2.1. Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah-daerah tertentu dalam rangka mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan termasuk dalam program prioritas nasional. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah dan meningkatkan tanggung jawab pemerintah daerah (pemda) dalam memobilisasi sumber dayanya. Dalam kenyataan yang ditemui saat ini, pemda hanya menjadi penerima pasif atas hibah DAK meskipun sebenarnya peraturan perundangan memungkinkan daerah untuk secara aktif mengajukan usul (advokasi). Sejauh ini, pemda hanya bertugas untuk mengirimkan data tentang kondisi sarana dan prasarana bidang-bidang yang memperoleh alokasi DAK. Data tersebut menjadi bahan baku bagi Pemerintah Pusat (khususnya Menteri Keuangan) dalam mengalokasikan DAK per bidang dan per daerah1. Penerimaan dana DAK bagi daerah dapat diberikan apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu (1) kriteria umum berdasarkan indeks fiskal neto; (2) kriteria khusus berdasarkan peraturan perundangan dan karakteristik daerah; dan (3) kriteria teknis berdasarkan indeks teknis bidang terkait2. Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana pendamping dalam APBD minimal 10% dari DAK yang diterima. Pengecualian dapat diberikan kepada daerah dengan kemampuan fiskal rendah. Selain itu, daerah juga diwajibkan menyediakan 3% dari nilai DAK yang diterima untuk biaya umum yang diambil dari sumber penerimaan lainnya. MEKANISME PENGALOKASIAN DAK : •
Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: a. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan
1
Laporan “Mekanisme dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK)”, Lembaga Penelitian SMERU, April 2008 2 UU No. 32/2004 dan UU No. 33/2004
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-6
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
• • •
b. Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010 tentang Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011, terkait kriteria khusus adalah sebagai berikut: • •
•
Seluruh daerah kabupaten/kota di Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK; Karakteristik Daerah untuk kabupaten/kota; meliputi daerah pesisir dan/atau kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana; daerah yang masuk dalam kategori ketahanan pangan, dan daerah pariwisata; dan Karakteristik daerah untuk provinsi meliputi daerah tertinggal, daerah pesisir dan/atau kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana, daerah yang masuk dalam kategori ketahanan pangan, dan daerah pariwisata.
Khusus untuk karakteristik daerah, Kota Batam dapat memiliki bobot penekanan dalam hal: 1. daerah pesisir dan/atau kepulauan 2. daerah perbatasan dengan negara lain 3. daerah pariwisata ARAH KEGIATAN DAK diantaranya : • • • • • • • •
DAK DAK DAK DAK DAK DAK DAK DAK
Pendidikan Kesehatan Keluarga Berencana Infrastruktur Jalan dan Jembatan Infrastruktur Irigasi Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi Pertanian Kelautan dan Perikanan
8.3.2.2. Tugas Pembantuan Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-7
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Berdasarkan ketentuan dari Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dalam pasal 21 ayat (2) dan pasal 50 ayat (2) jo Peraturan Menteri Keuangan nomor 156/PMK.07/2008 pasal 8, 9, dan 10 mengamanatkan bahwa rencana lokasi dan alokasi program dan kegiatan yang akan dilimpahkan/ditugaskan disusun dengan memperhatikan (i) kemampuan keuangan negara, (ii) keseimbangan pendanaan di daerah, dan (iii) kebutuhan pembangunan daerah. Dana tugas pembantuan digunakan untuk sifat kegiatan fisik, antara lain kegiatan pengadaan barang seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jaringan, dan irigasi, serta kegiatan yang bersifat fisik lainnya. Pemerintah Kota Batam dalam hal ini dapat melakukan advokasi ke pemerintah pusat (melalui K/L terkait) dan/atau pemerintah provinsi, terutama dalam hal/kriteria kebutuhan pembangunan Kota Batam. Advokasi terutama dapat dilakukan untuk kebutuhan pembangunan daerah yang sesuai dengan prioritas pembangunan nasional/provinsi dan merupakan prioritas pembangunan daerah Kota Batam. Khusus untuk kriteria keseimbangan pendanaan di daerah, telah ada acuan dari kementerian Keuangan tentang “Rekomendasi Menteri Keuangan tentang keseimbangan pendanaan di daerah dalam rangka perencanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan” dengan menggunakan indikator (i) Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) dan (ii) Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
8.3.2.3. Indikator dan Target Untuk mengetahui keberhasilan dan target indikator program advokasi ini dapat ditetapkan dan dipilih sejumlah indikator dari bersifat makro hingga mikro. Indikator makro dalam arti capaian tersebut diperhitungkan secara total daerah, sedangkan mikro diperhitungkan menurut sektor. Benchmarking nasional pun juga dapat digunakan sebagai indikator. Berikut ini adalah pilihan-pilihan metode pengukuran indikatornya. Perhitungan terhadap indikator dapat dilakukan dengan berbagai model; 1. Model proporsi; membandingkan nilai suatu sumber pendanaan terhadap total sumber pendanaan. Berbagai pilihan indikator antara lain: • • •
Proporsi DAK total terhadap APBD Kota Batam Proporsi DAK sektor ke-n terhadap anggaran sektor ke-n Proporsi dana sumber lain terhadap anggaran sektor sejenis.
Sebagai contoh, misalnya untuk: p=
DAK Sektor-1 di Kota Batam x 100% Anggaran Total Sektor-1 di Kota Batam
P = DAKU1 Kota Batam x 100%
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-8
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 DAKU1 Nasional Dari data kondisi saat ini, maka dapat diproyeksikan peningkatan proporsi alokasi DAK per urusan untuk Kota Batam dibandingkan dengan keseluruhan nilai DAK Nasional per urusannya. 2. Model Quotient; membandingkan nilai sumber pendanaan relatif terhadap pembanding relatif yang lainnya, contoh untuk kasus DAK; BQ = DAK Sektor-1 Kota Batam x Anggaran Sektor-1 DAK Total Kota Batam APBD Total BQ = budget quotient Bila hasil quotient tersebut di atas BQ>1 maka akan menunjukkan bahwa upaya memperoleh anggaran pada sektor tersebut relatif menonjol, begipula sebaliknya apabila quotient BQ<1.
Indikator Pendanaan Melalui DAK (APBN)
No
Urusan - melalui DAK (APBN)
1
......................
2
......................
3
Dst.
Indikator DAKU1 Kota Batam x 100% DAK U1 Nasional DAKU2 Kota Batam x 100% DAK U1 Nasional
Kondisi Awal RPJMD
Target 2012
2013
2014
2015
2016
.......
....
....
....
....
....
.......
....
....
....
....
....
.......
....
....
....
....
....
Beberapa hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menyusun indikator: • • •
Tidak menggunakan terlalu banyak indikator dan perhitungan. Menyepakati pemilihan alat ukur keberhasilannya. Sosialisasi pemahaman, proses perhitungan dan pemaknaannya.
8.3.3. Rencana Kerja Pembangunan Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (K-PBPB) Batam
Kawasan
Berdasarkan PP 46/2007 kawasan Batam ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas untuk jangka waktu 70 tahun. Kawasan Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Selanjutnya lokasi kawasan PBPB Batam ini diperluas lagi ** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-9
Ket
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 dengan Pulau Janda Berias dan gugusannya, hal ini berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Untuk dapat mengembangkan Kawasan Batam sebagai kawasan bebas dan perdagangan bebas, diperlukan peran yang lebih deterministik kepada badan pengelola kawasan, antara lain: •
Mengembangkan governance.
•
Tuntutan pelayanan dan pengembangan bisnis dan investasi yang berskala nasional dan internasional.
•
Mewujudkan prinsip-prinsip dalam sebuah rencana kerja organisasi (corporate plan) yang berupa visi, misi, strategi, program, kegiatan, dan penganggaran, yang mampu menjadi “tuntunan/alat” bagi seluruh pimpinan dan karyawan.
•
Mengembangkan pelayanan investasi one stop services.
Badan
Pengelola
dengan
prinsip-prinsip
good
corporate
Sebagai sebuah badan pengelola Kawasan Batam, maka dalam melaksanakan rencana kegiatannya telah dibuat dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang disusun untuk kurun waktu Tahun 2008-2012 yang berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Renstra tersebut merupakan dokumen perencanaan taktis strategis lima tahunan yang akan menggambarkan visi, misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dan investasi di Kawasan Batam. Visi yang dicanangkan dalam membangun kawasan PBPB adalah ‘Menjadi Pengelola Kawasan Tujuan Investasi Terkemuka di Asia Pasifik’. Visi ini telah disinkronkan dengan Visi Pemerintah Kota Batam Tahun 2006–2011. Untuk mewujudkan Visi tersebut maka ditetapkan Badan Pengusahaan Kawasan Batam selaku pengelola Kawasan Batam adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan jasa kepelabuhanan kelas dunia; 2. Menjadikan kawasan industri yang berdaya saing internasional; Misi tersebut diatas, menjadi pendukung untuk pencapaian misi Walikota Batam Tahun 2011-2016 pada misi I dalam mewujudkan visi yaitu Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional.
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-10
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016 Berdasarkan visi dan misi yang sudah ditetapkan, maka tujuan BP-Batam ke depan dijabarkan dalam tujuan tiap misi yang sekaligus juga mencerminkan tujuan tiap sektor, yakni sebagai berikut: Misi 1
:
Menyediakan jasa kepelabuhanan kelas dunia
Tujuan
:
Mengembangkan
pengelolaan
jasa
kepelabuhanan
yang
bertaraf
internasional Misi 2
:
Menjadikan kawasan industry yang berdaya saing internasional
Tujuan
:
Meningkatkan daya tarik investasi bidang industri dan jasa
Berdasarkan tujuan, maka sasaran yang ingin dicapai oleh BP-Batam dalam lima tahun ke depan yaitu: Misi 1
:
Sasaran
:
Menyediakan jasa kepelabuhanan kelas dunia 1. Terwujudnya kapasitas pelabuhan bongkar muat container yang berstandar internasional 2. Terwujudnya Bandar udara yang mampu melayani lalu lintas barang dan jasa yang berstandar internasional
Misi 2
:
Sasaran
:
Menjadikan kawasan industry yang berdaya saing internasional 1. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-11
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
8.4 INDIKTOR UMUM Indikator umum adalah indikator makro yang akan dicapai pada tahun 2012-2016. Indikator tersebut terutama mengacu pada PP. No.6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Kinerja Otonomi Daerah. Indikator utama menurut PP tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Target IPM tahun 2016 adalah sekitar 79,3%.
Beberapa indikator strategis yang ingin dicapai antara lain: • • • • •
Peningkatan kegiatan bisnis di Kota Batam dan pertumbuhan lalu lintas barang dan orang dari dan ke Kota Batam. Terjalin kerjasama efektif dengan Pengelola Kawasan Batam. Aksessibilitas antara wilayah pusat kota dan daerah hinterland meningkat. Kualitas lingkungan permukiman yang lebih teratur, nyaman dan aman. Layanan pendidikan dan kesehatan yang prima.
8.5 INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja daerah adalah sejumlah indikator yang akan dicapai melalui sejumlah indikasi kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2012-2016 Pada dasarnya indikator ini adalah indikator-indikator sasaran guna mencapai indikator umum yang telah disebutkan sebelumnya. Daftar indikasi kegiatan dan indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut ini,
** Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
VIII-12
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
BAB IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 9.1 PEDOMAN TRANSISI Dokumen RPJMD Tahun 2011-2016 ini disusun seiring dengan Walikota terpilih. Dalam hal akhir masa jabatan Walikota dan belum tersusun RPJMD tahap berikutnya, maka RPJMD Tahun 2011-2016 ini dapat menjadi dasar, khususnya pada programprogram pembangunan yang relatif strategis dan membawa kesejahteraan rakyat. Hal ini berlaku sampai disusun kembali RPJMD untuk masa berikutnya.
9.2 KAIDAH PELAKSANAAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Batam 2011-2016 ini dijadikan pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis semua SKPD yang ada di Kota Batam. Untuk melaksanakan Rencana tersebut maka perlu dijabarkan dalam rencana tahunan dalam rangka menajamkan kegiatan tiap kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD merupakan rencana tahunan yang digunakan untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Dalam rangka memperjelas pelaksanaan RPJMD Kota Batam, maka diperlukan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut : a. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan berperan serta dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kota Batam dalam menyukseskan pelaksanaan RPJMD Kota Batam b. BP Kawasan sebagai salah satu pemangku kepentingan yang berperan besar dalam pembangunan Kota Batam, diharapkan dapat mewujudkan keberhasilan pelaksanaan RPJMD Kota Batam. Dalam pelaksanaannya BP Kawasan sangat tergantung pada anggaran yang disetujui Pemerintah Pusat. Untuk itu DPRD Kota Batam dan Pemerintah Kota Batam berkewajiban mendukung upaya BP Kawasan dalam memperoleh pembiayaan yang dibutuhkan. c. Setiap SKPD, baik yang berbentuk Sekretariat, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan dan Perangkat Daerah Perangkat Lainnya berkewajiban menyusun Renstra SKPD yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, kebijakan, program dan kegiatan ** Pemerintah Kota Batam | PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
IX-1
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun dengan berpedoman pada dokumen RPJMD Kota Batam periode 2011-2016 d. Setiap SKPD, perlu mengupayakan penguatan peran Stakeholders dalam mendukung pelaksanaan RPJM Daerah Kota Batam Tahun 2011-2016 e. Untuk menjalankan RPJMD Kota batam periode 2011-2016, maka dalam periode tahunan dilakukan tahapan sebagai berikut : i.
Penjabaran RPJMD yang diawali dengan penyusunan dokumen Rancangan Awal RKPD oleh Kepala Bappeda, yang diikuti secara bersamaan penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan penjabaran dari Renstra SKPD.
ii.
Proses partisipatif perlu dilakukan untuk mendapatkan masukan terhadap penyempurnaan Musyawarah
Rancangan
Perencanaan
Awal
RKPD
Pembangunan
melalui
penyelenggaraan
(Musrenbang)
dari
tingkat
kelurahan, kecamatan, forum SKPD, Musrenbang Kota serta penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD sesuai pembagian daerah pemilihan iii.
Rancangan akhir RKPD difinalkan setelah dilaksanakan Musrenbang Kota, materi yang dibahas dalam Musrenbang Kota merupakan hasil dari forum SKPD
dengan
peserta
diskusi
yang
terdiri
dari
seluruh
komponen
masyarakat, dunia usaha, pemerintah. f.
Dokumen RPJMD dan RKPD merupakan dokumen yang dijadikan bahan: i.
Dokumen RKPD menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) yang disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai
ii.
Dokumen RKPD dijadikan bahan penyusun RAPBD, terdiri dari program dan kegiatan yang dibiayai melalui APBD Kota Batam
iii.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Kota Batam tahun 2011-2016, perlu dilaksanakan evaluasi tahunan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD ini.
iv.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Kota Batam secara keseluruhan 2011-2016, perlu dilaksanakan evaluasi lima tahunan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD ini.
** Pemerintah Kota Batam | PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
IX-2
Perda RPJMD Kota Batam 2011 - 2016
g. Dalam hal terjadi perkembangan yang berpengaruh terhadap target sasaran, kebutuhan pembiayaan dan lain lain dalam RPJMD Kota Batam maka penyesuaiannya dilakukan melalui penyusunan kebijakan umum APBD, prioritas Dan plafon anggaran serta anggaran pendapatan dan Belanja daerah setiap tahunnya.
WALIKOTA BATAM
Drs. AHMAD DAHLAN, MH
** Pemerintah Kota Batam | PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
IX-3
WALIKOT W TA BATAM M P PERATUR RAN DAER RAH KOT TA BATAM M NO OMOR : 6 TAHUN 22011
TANG TENT RENCA ANA PEMB BANGUN NAN JANG GKA MEN NENGAH DAERAH D (RPJMD) KOTA BATAM B T TAHUN 20011-2016
DENG GAN RAH HMAT TU UHAN YAN NG MAHA A ESA WALIKOT W TA BATAM M,
Menimbbang
: a.
bahw wa dalam rangka penyeleng p ggaraan pemerintah p han, peng gelolaan pembbangunan dan pellayanan kkepada masyaraka m at, perlu disusun Renccana Pem mbangunan n Jangkaa Meneng gah Daerrah untuk k kurun waktuu 5 (limaa) tahun yang merupakan penjabaraan visi, misi m dan progrram Walik kota terpillih;
b. bahw wa sesuai dengan keetentuan P Pasal 150 0 ayat (3) huruf e UndangU Undaang Nomo or 32 Taahun 20044 sebagaiimana tellah diubah h untuk terakhhir kaliny ya dengan Undang-Undang Nomor N 122 tahun 20 008 yang menyyatakan Rencana R Pembanggunan Jaangka Menengah Daerah (RPJM MD) Kotaa Batam ditetapkan d n dengan Peraturan P Daerah; c. bahw wa berdasarkan perrtimbangaan sebagaaimana diimaksud huruf a dan bb, perlu membenttuk Peratturan Daeerah Kotaa Batam tentang Renccana Pemb bangunan Jangka M Menengah h Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016; Menginngat
: 1. Pasall 18 ayat (6) ( Undan ng-Undanng Dasar Negara N Reepublik In ndonesia Tahuun 1945; 2. Undaang-Undan ng Nomo or 28 Taahun 199 99 tentang Penyellenggara Negaara yang Bersih B dan n Bebas ddari Korup psi, Kolussi dan Neepotisme (Lem mbaran Neegara Reepublik Inndonesia Tahun 11999 Nom mor 75, Tambbahan Lem mbaran Negara Reppublik Ind donesia Noomor 385 51); 3. Undaang-Undan ng Nomo or 53 Tahun 199 99 tentanng Pemb bentukan Kabuupaten Peelalawan, Kabupateen Rokan n Hulu, K Kabupaten n Rokan Hilir,, Kabupaaten Siak, Kabupaaten Kariimun, Kaabupaten Natuna, Kabuupaten Ku uantan Sin ngingi, daan Kota Batam B (L Lembaran Negara Repuublik Indo onesia Tah hun 19999 Nomor 151, Tam mbahan Leembaran Negaara Repub blik Indo onesia Noomor 390 02) sebaggaimana terakhir diubaah dengan n Undang g-Undangg Nomor 34 Tahuun 2008 tentang
Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, san Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002, Nomor 111 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 4286); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undangundang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5195); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 24. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; 25. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 Tentang RPJPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015. 26. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 3 Tahun 2011 Tentang RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025; 27. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2001 Nomor 5 Seri B) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 46); 28. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2001 tentang Penerimaan Sumbangan dari Pihak Ketiga Kepada Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 20 Seri D); 29. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 17 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2001 Nomor 18 Seri C) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2001 tentang Kepariwisataan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2003 Nomor 30 Seri C) ; 30. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2002 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 1 Seri D); 31. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2002 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 20 Seri D); 32. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2002 tentang Ketertiban Sosial di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2002 Nomor 22 Seri E); 33. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2003 Nomor 42 Seri E);
34. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004 – 2014 (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2004 Nomor 52 Seri C Tambahan Lembaran Daerah Nomor 32); 35. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pemekaran, Perubahan dan Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan dalam Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2005 Nomor 65 Seri D Tambahan Lembaran Daerah Nomor 34); 36. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 1 Seri D);
37. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 2 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37); 38. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokokpokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2006 Nomor 7 Seri A ); 39. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 44); 40. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 47); 41. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 9 Tahun 2007 Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam (Lembaran Kota Batam Tahun 2007 Nomor 9, Tambahan Lembaran Kota Batam Nomor 48 );
tentang Badan Daerah Daerah
42. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 49); 43. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 50);
44. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 51) . 45. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 52);
46. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 53 ); 47. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2007 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 55); 48. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2008 tentang Kepelabuhanan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 56 ); 49. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 58 ); 50. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2009 tentang Retribusi Penggunaan Tanah dan / atau Bangunan yang dikuasai Pemerintah Daerah untuk Pemasangan Reklame (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 61); 51. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2009 tentang Menara Telekomunikasi di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 62 ); 52. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Terumbu Karang (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 63 ); 53. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 64);
54. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 65);
55. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 12 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin Usaha di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 66 ); 56. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 ); 57. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 4, , Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 69 ); 58. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 71 ); 59. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 72 ); 60. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 73 ); 61. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi IMB (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 74 ); 62. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 75 ); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATAM dan WALIKOTA BATAM
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN
DAERAH
KOTA
BATAM
TENTANG
RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2016
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1.
Daerah adalah Kota Batam.
2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.
3.
Walikota adalah Walikota Batam.
4.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batam;
5.
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, yang selajutnya disebut Badan Pengusahaan adalah lembaga/instansi Pemerintah Pusat yang dibentuk oleh Dewan Kawasan dengan tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
6.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan.
7.
Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan secara terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah untuk mewujudkan visi daerah.
8.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005– 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
9.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 20112016 yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM Nasional.
10. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu ) tahun. 11. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
12. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 13. Pagu Indikatif adalah merupakan perkiraan pagu anggaran yang diberikan kepada kementerian / lembaga / dinas / SKPD / untuk setiap program kegiatan. BAB II RUANG LINGKUP RPJMD TAHUN 2011-2016
Pasal 2 (1) RPJMD Tahun 2011-2016 adalah rencana 5 (lima) tahun yang
menggambarkan : a. Visi, misi, dan program Walikota sebagai Kepala Daerah; dan b. Berisikan arah kebijakan pembangunan, kebijakan umum, keuangan daerah, dan program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh SKPD, disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. (2) RPJMD Tahun 2011-2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, dan RKPD. BAB III SISTEMATIKA RPJMD TAHUN 2011-2016
Pasal 3 Sistematika penyusunan RPJMD Tahun 2011 – 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN
BAB II
:
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III
:
BAB IV
:
GAMBARAN PENGELOLAAN DAERAH ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB V
:
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI
:
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII
:
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
KEUANGAN
PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII
:
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB IX
:
PEDOMAN
TRANSISI
DAN
KAIDAH
PELAKSANA Pasal 4 RPJMD Tahun 2011 – 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 5 RPJMD Tahun 2011–2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik. BAB IV SUMBER PEMBIAYAAN
Pasal 6 (1) Pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dibiayai dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batam dan sumber-sumber pembiayaan dan lainlainnya. (2) Sumber-sumber pembiayaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Anggaran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam serta sumber-sumber pembiayaan lainnya yang sah menurut Perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam Pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud ayat (1) Pertanggungjawaban Pendanaan Walikota hanya yang bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). BAB V PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 7 (1) Pemerintah
Daerah melakukan pelaksanaan RPJMD.
pengendalian
dan
evaluasi
(2) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 8 Bahwa jika dalam Pelaksanaan RPJMD terdapat perubaha-perubahan yang bersifat dinamis dapat dituangkan kedalam Peraturan Walikota setelah dikonsultasikan dengan DPRD. Pasal 9 Penilaian atas evaluasi pencapaian kinerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan RPJMD, dilakukan hanya terhadap seluruh program dan kerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dengan sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batam.
BAB V I KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Batam. Ditetapkan di Batam pada tanggal 22 Agustus 2011 WALIKOTA BATAM,
Drs. AHMAD DAHLAN, MH Diundangkan di Batam Pada tanggal …….. 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM,
AGUSSAHIMAN, SH LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM TAHUN 2011 NOMOR .....
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BATAM TAHUN 2011-2016
I.
UMUM Bahwa dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan citacita dan tujuan pembangunan Daerah sesuai dengan Visi, Misi Kepala Daerah, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana terakhir kali diubah dengan Undangundang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kurun waktu 5 Tahun mendatang. RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Walikota yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional. Penyusunan RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016 dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan serta mengacu kepada ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
II.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas
Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas
Pasal 8 Yang dimaksud dengan bersifat dinamis adalah Perubahan-perubahan asumsi, Kebijakan, Indikator-indikator makro ekonomi yang bersifat strategis, surplus/defisit anggaran yang signifikan, dan kejadian luar biasa (force majeur). Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 76
Lampiran
: PERATURAN DAERAH KOTA BATAM TENTANG RPJMD
Nomor
: 6 TAHUN 2011
Tanggal
:
Agustus 2011
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BATAM TAHUN 2011-2016