Perancangan
Sign System Pasar Wonokromo
Aditya Wirabakti 3406100096
Latar belakang:
•Tempat-tempat perbelanjaan modern semakin bertambah. • Pasar tradisional memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Di tahun 2008, pasar tradisional menguasai 79,8% omzet ritel nasional yang mencapai Rp 95,9 triliun. Tahun 2009, kontribusi pasar tradisional bisa melebihi 100 triliun rupiah, jauh di atas kontribusi pasar modern yang diperkirakan sekitar 70 triliun rupiah. (Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2009)
• Mengingat kontribusi pasar tradisional yang besar, Ketua Bidang UKM Kadin Surabaya, Mohammad Rudiansjah, mengingatkan, revitalisasi pasar tradisional harus terus berinovasi agar tidak semakin tergerus oleh pasar modern. • Pasar tradisional telah menjadi tumpuan bagi masyarakat miskin dan jelata. Pasar tradisional mampu bersaing dari segi harga hingga kualitas, terutama di kalangan masyarakat ekonomi bawah.
• Berdasarkan survei The Nielsen Indonesia baru-baru ini, lebih dari 80% masyarakat belanja di toko tradisional. Perubahan gaya hidup masyarakat ini dianggap sebagai sebuah momentum kebangkitan pasar tradisional. (Jawa Pos, 23 Maret 2009)
• Beberapa kota telah melakukan revitalisasi pasar tradisional, termasuk pasar-pasar tradisional di Surabaya.
• PD Pasar Surya telah merevitalisasi lima unit pasar di Surabaya sebagai langkah untuk meningkatkan daya saing di tengah ekspansi gerai pasar modern yang kian masif. Salah satu pasar tersebut adalah Pasar Wonokromo. • Sejak tahun 2004, Pasar Wonokromo mulai beroperasi kembali setelah mengalami pembangunan fisik yang baru.
• Pasar Wonokromo memiliki banyak potensi: Nama yang sudah terkenal Merupakan pasar kelas utama yang menopang PD Pasar Surya Letak strategis, di pintu gerbang sebelah selatan Kota Surabaya
• Pasar Wonokromo terletak di dua lantai paling bawah, lantai-lantai di atasnya merupakan pasar grosir modern yang dikelola oleh pihak swasta. • Pasar Wonokromo menempati lahan seluas 17.000 m2, dengan bangunan dua lantai seluas 20.784 m2. Terdapat 3890 stan, dengan pedagang sebanyak 2210 pedagang. Kapasitas penyediaan tempat dagang terdiri dari kios sebanyak 2394 stan, dan los sebanyak 1496 stan. • Lantai Dasar Bawah digunakan untuk pasar basah, yang memperdagangkan buah-buahan, sayur mayur, daging, meracang, ayam potong, gerabah, dan jamu.
• Lantai Dasar Atas digunakan untuk pasar kering, yang memperdagangkan konveksi, emas, sepatu, warung/depot, kosmetik, obat-obatan, dan elektronika. • Program jangka pendek Pasar Wonokromo adalah melaksanakan program kerja tahunan, melaksanakan kegiatan perpasaran yang berkaitan dengan tugas pokok, mengadakan penagihan dan penyetoran pendapatan, melakukan pemeliharaan bangunan, pengelolaan keamanan dan ketertibannya, serta melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana, dan yang rutin dilakukan adalah ketatausahaan unit pasar yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari.
• Dalam program jangka pendek, sejak tahun 1998 telah dilakukan pemerataan keramaian pengunjung pasar, terutama area LDA Blok A dan LDB Blok B.
• Kondisi fisik di dalam Pasar Wonokromo: Rumit, banyak lorong Lorong sempit Penataan barang dagangan tidak tertib
Kebijakan peningkatan tarif atau iuran layanan pasar
• Kebijakan peningkatan tarif atau iuran layanan pasar: Kebijakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari program peningkatan layanan pasar serta memenuhi harapan masyarakat terhadap pasar tradisional yang berkualitas. Berdasarkan Peraturan Direksi PD Pasar Surya Nomor 255 Tahun 2009 tentang Iuran Layanan Pasar dan Peraturan Direksi PD Pasar Surya Nomor 256 Tahun 2009 tentang Iuran Layanan Pasar di Unit Pasar Wonokromo.
Iuran tersebut meliputi iuran kebersihan, iuran ketertiban, serta iuran tempat usaha. Peningkatan iuran layanan pasar tersebut diberlakukan mulai bulan Agustus 2009. Dengan kebijakan tersebut, pengelola Pasar Wonokromo berharap dapat membangun Pasar Wonokromo menjadi lebih baik, termasuk menangani permasalahan-permasalahan fisik Pasar Wonokromo
• Pengelola Pasar Wonokromo mulai menerapkan aspek-aspek komunikasi visual yang menunjang revitalisasi pasar, seperti logo Pasar Wonokromo, denah pasar, penunjuk arah, serta penanda area stan. Namun masih banyak kekurangan di dalamnya, antara lain: • Penerapan logo dan sistem grafis yang tidak konsisten • Sign system tidak memiliki unsur kesatuan
• Sign yang terhalang barang-barang dagangan.
• Kesalahan informasi pada sign penunjuk arah.
• Denah kurang komunikatif: Penggunaan beberapa warna yang sama untuk menunjukkan area yang berbeda Tidak ada informasi letak lokasi selain area stan, seperti pintu masuk, pintu keluar, tangga naik/turun, musholla, toilet, dan kantor pasar.
• Dari hasil kuesioner didapatkan beberapa kesimpulan: Sebanyak 64 responden dari 100 responden merasa kesulitan dalam menemukan dan menuju lokasi di dalam Pasar Wonokromo. Sebanyak 86 responden tidak pernah menggunakan denah Pasar Wonokromo karena tidak melihat keberadaan denah pasar tersebut (hasil kuesioner sebesar 49%). Sebanyak 61 responden tidak pernah menggunakan penunjuk arah yang ada di dalam Pasar Wonokromo karena tidak melihat/menemukan penunjuk arah tersebut (hasil kuesioner sebesar 29%). Sebanyak 66 responden tidak pernah menggunakan penanda area stan yang ada di dalam Pasar Wonokromo karena tidak melihat/menemukan penanda area stan tersebut (hasil kuesioner sebesar 31%).
• Romedi Passini, environmental psychologist: Wayfinding mencakup signage beserta komunikasi grafis lainnya, informasi pada desain bangunan, perencanaan ruang, komunikasi audio, dan sarana bagi pengguna berkebutuhan khusus.
Tujuan utama perancangan wayfinding system suatu lingkungan adalah: • membantu manusia dalam mengenali lingkungan tempat mereka berada • menunjukkan arah dan lokasi, memberikan petunjuk yang benar dan mudah terbaca • menyediakan sistematika yang baik dan komunikatif • mampu menyatukan fungsi estetika bagi arsitektural lingkungannya • komunikatif bagi beragam penggunanya Oleh karena itu, Pasar Wonokromo sebagai suatu lingkungan yang kompleks, membutuhkan sign system di dalamnya.
• Untuk program pengembangan jangka panjang, pengelola Pasar Wonokromo merencanakan pengadaan lokasi parkir mobil bagi pengunjung Pasar Wonokromo. • Pasar Wonokromo juga diharapkan bisa menjadi menjadi bagian dari wisata di Surabaya, terutama wisata sekitar Pasar Wonokromo, yaitu Kebun Binatang Surabaya dan Taman Bungkul, di mana Pasar Wonokromo bisa menjadi tujuan transit bagi para pengunjung objek wisata tersebut.
Identifikasi masalah:
1. Keberadaan pasar modern bisa mengancam keberadaan pasar tradisional. Oleh karena itu, beberapa pasar tradisional mengalami revitalisasi, termasuk Pasar Wonokromo. 2. Setelah revitalisasi, Pasar Wonokromo masih mengalami beberapa permasalahan, antara lain ketidakmerataan keramaian pengunjung di dalam pasar. 3. Pasar Wonokromo juga memiliki beberapa permasalahan fisik, seperti area pasar yang rumit, lorong-lorong yang sempit dan tidak tertib. 4. Sebagai kawasan publik yang luas serta memiliki tingkat kerumitan dan kepadatan yang cukup tinggi, dibutuhkan sign system yang mampu memudahkan para pengunjung dalam mengakses dan memahami area tersebut. Namun, sign system yang ada masih memiliki beberapa kekurangan, antara lain: penerapan elemen grafis tidak konsisten penempatan yang menyebabkan sign tidak terlihat kurang komunikatif
5. Dari hasil kuesioner, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: banyak responden merasa kesulitan dalam menemukan dan menuju lokasi di dalam Pasar Wonokromo banyak responden tidak pernah menggunakan denah Pasar Wonokromo karena tidak melihat/menemukan keberadaan denah pasar tersebut banyak responden tidak pernah menggunakan penunjuk arah yang ada di dalam Pasar Wonokromo karena tidak melihat/menemukan penunjuk arah tersebut banyak responden tidak pernah menggunakan penanda area stan yang ada di dalam Pasar Wonokromo karena tidak melihat/menemukan penanda area stan tersebut
Rumusan masalah: “Bagaimana merancang sign system yang mampu membantu pengunjung saat berada di dalam lingkungan Pasar Wonokromo?”
Tujuan penelitian: • Memberikan alternatif solusi desain untuk menyelesaikan permasalahan terhadap kebutuhan sign system di Pasar Wonokromo.
• Menunjang program pengembangan Pasar Wonokromo.
Kompetitor: • Pasar Tambahrejo
Komparator: • Giant Hypermarket
KONSEP DESAIN
Target Audience: Demografis: - Perempuan dan laki-laki - Usia dewasa awal-dewasa-dewasa lanjut - Pendidikan terakhir adalah SD, SMP, SMA - Pekerjaan sebagai pelajar, ibu rumah tangga, PNS, pegawai swasta, dan wiraswasta - SES menengah ke bawah Geografis: - Masyarakat Surabaya dan sekitarnya Psikografis: - Lebih mengutamakan berbelanja kebutuhan pokok - Mengeluarkan biaya rendah dalam berbelanja - Senang berbelanja di pasar tradisional karena beberapa faktor, antara lain: harga terjangkau, proses tawar menawar dalam jual beli, dan suasana keakraban di dalam pasar tradisional.
•
Definisi Konsep
•
Informatif: penyampaian informasi melalui sign system yang dapat membantu pengunjung saat berada di dalam lingkungan Pasar Wonokromo.
•
Sederhana: desain sign system yang menunjang penyampaian informasi agar dapat ditangkap dengan cepat dan jelas oleh pengunjung saat berada di dalam lingkungan Pasar Wonokromo.
• •
Kriteria Desain
Strategi Media: • Sign yang akan dibuat adalah denah Pasar Wonokromo, sign penunjuk arah, serta sign penanda area. Denah pasar berfungsi untuk membantu pengunjung dalam mengidentifikasi keberadaan mereka dan identifikasi terhadap area-area lain yang ada di dalam Pasar Wonokromo. Sign penunjuk arah berfungsi sebagai pemandu pengunjung dalam menentukan arah menuju area-area di dalam Pasar Wonokromo. Sign penanda area berfungsi sebagai penanda atau pengenal suatu area di dalam Pasar Wonokromo.
•
Denah Pasar diletakkan di sekitar pintu masuk standing sign dimensi sign ini akan dihitung melalui:
Diketahui: jarak maksimal pria persentil ke-5 adalah antara 45,7 hingga 55,9 cm maka akan diperoleh perkiraan tinggi display sebagai berikut: tan 30o = 1/√3 x1 = 45,7 cm x2 = 55,9 cm tan 30o 1 / √3 y1 y1
= y 1 / x1 = y1 / 45,7 = 45,7 / √3 = 26,3849073 = 26,4 cm
tan 30o = y 2 / x2 1 / √3 = y2 / 55,9 y2 = 55,9 / √3 y2 = 29,3293937 = 29,3 cm
rata-rata dari y1 dan y2 = 27,85 = 29 cm
•
Tinggi orang (pria persentil ke-5) = 154,4 cm tinggi optimal pandangan mata = 28 cm maka didapatkan kisaran tinggi keseluruhan dari lantai hingga pandangan optimal mata setinggi 154,4 + 28 = 182,4 cm. • Penempatan teks pada posisi paling atas pada denah pasar akan diletakkan pada kisaran 182,4 cm dari lantai. • Untuk lebarnya, disesuaikan dengan luas konten yang akan terpasang. Keterangan denah yang menunjukkan denah pasar akan dicetak dalam ukuran minimal sekitar 1 cm karena denah didesain untuk terlihat optimal pada jarak 45,7 hingga 55,9 cm dari pengamat berdiri.
• • • • •
Sign penunjuk arah diletakkan di tengah-tengah persimpangan area-area stan di dalam pasar. Berupa upper-hanging sign Sign penunjuk arah ini didesain memiliki dua sisi dan empat sisi, disesuaikan dengan kebutuhan di sekitar lokasi penempatan. Untuk sign penanda area juga berupa upper-hanging sign, namun hanya memiliki dua sisi. Untuk menghitung dimensi sign ini, dilakukan penghitungan sebagai berikut: Tinggi bangunan per lantai = 400 cm Lebar lorong pasar = 150 cm Maka, lebar sign penunjuk arah harus < 150 cm Besar balok bangunan = 50 x 70 cm
•
Jangkauan genggaman tangan maksimal: (diambil dari rata-rata jangkauan genggaman pria dan wanita persentil ke95) = 224,8 + 213,4 = 219,1 cm = dibulatkan menjadi 220 cm. • Setinggi 220 cm dari lantai ini, kita tambahkan lagi toleransi minimal jarak dasar papan sign terhadap jangkauan genggaman tangan maksimal sebesar 30 cm. • Sehingga diperoleh area pemasangan sign sebesar 150 cm dengan batas minimal 70 cm dari plafon untuk panjang tiang penggantung sign.
•
Agar menjadi media yang informatif di lingkungan pasar yang cenderung gelap, maka sign penunjuk arah & penanda area menggunakan pencahayaan tambahan. • Karena ada beberapa sign penunjuk arah yang dapat dilihat dari empat sisi, maka ketebalan neon box dibuat seminim mungkin agar menghemat space. Tebal neon box pada umumnya sekitar 15 cm. Jika menggunakan neon box seperti ini, maka harus disediakan area selebar minimal 15 cm di tengah papan sign. Oleh karena itu, dipilihlah neon box dengan sistem pencahayaan lampu LED (Light Emiting Diode). Berikut ini disertakan data tentang beberapa keunggulan LED dibanding lampu TL/neon pada aplikasi neon box:
LedBox
Konvensional Neon box
Keunggulan LedBox
1
Konsumsi Energi
1m2 = 50 watt
1m2 = 144 watt
* Lebih hemat listrik
2
Dimensi
Tebal 20 mm
Tebal 150 mm
* Hemat tempat * Mudah dibawa-bawa
3
Material Bingkai
Aluminium
Aluminium / Stainless
* Elegant * Tidak berkarat * Tahan banting * Ringan
4
Metode Penggantian Gambar
Flip – Flop Frame (1menit)
Standard
* Mudah mengganti gambar * Bisa dilakukan sendiri * Hemat biaya penggantian gambar
5
Distribusi Cahaya dan Warna
* Cahaya terang dan merata * Warna lebih attractive
* Cahaya tidak merata * Ada dark spot di antara neon
* Lebih indah * Lebih menarik
6
Panas
Tidak menimbulkan panas
Menimbulkan panas
Tidak merusak media print
7
Ketahanan Produk Tidak ada unsur kaca
Ada unsur kaca
Tidak mudah rusak / pecah apabila terjatuh
8
Daya Tahan Lampu
1 tahun
Hemat biaya ganti lampu Hemat biaya lampu
Biaya penggantian 1m2 = Rp.50.000,-
Lampu LED tahan sampai 50,000 jam
•
Kerangka sign dibuat dari bahan besi berongga (besi hollow) dan untuk bagian luarnya menggunakan bahan acrylic. • Bentuk sign mengadaptasi pada bentuk bangunan luar (facade) Pasar Wonokromo.
• Strategi Visual: •
Untuk menciptakan media yang informatif, elemen visual menggunakan ikon dan tulisan, karena mayoritas pengunjung lebih mudah memahami sign dari segi teks dan gambar. (hasil kuesioner sebesar 83%) • Warna-warna yang akan digunakan, mengacu pada warna-warna identitas Pasar Wonokromo, serta warna-warna yang menjadi identitas PD Pasar Surya.
•
•
Tipografi
Strategi komunikasi menggunakan kata-kata yang singkat dan mudah dimengerti, sehingga informasi yang disampaikan bisa ditangkap dengan cepat oleh pengunjung
•
Ikon
84 %
Icon Intuitiveness Test
Ikon kantor < 66%
Maka diganti dengan ikon baru yang mengadaptasi dari ikon kantor yang lebih umum/sudah dikenal
Bentuk
66 %
52 %
58 %
•
Hierarki Sign System Pasar Wonokromo
IMPLEMENTASI DESAIN