PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM BANK MANDIRI Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain (S.Ds)
Nama
: Ray Farandy
NIM
: 11120210121
Fakultas
: Seni dan Desain
Jurusan
: Desain Komunikasi Visual
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2015
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Ray Farandy
NIM
: 11120210121
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Fakultas
: Seni & Desain Universitas Multimedia Nusantara
Judul Tugas Akhir/Skripsi : PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM MANDIRI PRODI DESAIN
KOMUNIKASI
VISUAL
FAKULTAS
SENI
&
DESAIN
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA.
dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana, baik di Universitas Multimedia Nusantara maupun di perguruan tinggi lainnya. Karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan pelaksanan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber. Demikian surat Pernyataan Originalitas ini saya buat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan serta ketidakbenaran dalam
ii
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar (S.Ds.) yang telah diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Multimedia Nusantara.
Tangerang, 12 Januari 2015
Ray Farandy
iii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM MANDIRI Oleh Nama
: Ray Farandy
NIM
: 11120210121
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Fakultas
: Seni & Desain
Tangerang, 4 Februari 2015 Pembimbing
Ardyansyah, S.Sn, M.M., M.Ds.
Penguji
Ketua Sidang
Iqbal Maimun Umar, S.Sn., M.Ds.
Gideon K.F.H. Hutapea, S.T., M.Ds.
Ketua Program Studi
Desi Dwi Kristanto, M.Ds.
iviv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena kasih setia dan penyertaan-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Penulis mengambil judul tugas akhir yaitu perancangan Museum Bank Mandiri yang merupakan salah satu objek wisata berlokasi di kawasan kota tua. Museum ini memiliki sejarah yang panjang sebelum diresmikan sebagai Museum Bank Mandiri. Banyak benda bersejarah mengenai perbankan terdapat di dalam museum. Bank Mandiri yang memiliki wilayah yang luas dan berbagai artefak membutuhkan petunjuk arah dan informasi yang baik pula sehingga pengunjung dapat memperoleh informasi secara maksimal. Oleh karena itu, perancangan sign system ini diharapkan dapat membantu para pengunjung dalam menjelajah Museum Bank Mandiri. Melalui laporan tugas akhir ini, penulis juga berharap agar dapat membantu orang lain yang akan mengambil dan meneliti sign system pada museum. Selain itu, untuk mahasiswa yang akan mengambil topik mengenai sign system agar dapat membantu sebagai referensi dan pertimbangan pada saat pengambilan tugas akhir. Penulis berharap dengan laporan tugas akhir ini, pembaca dapat merasa tertantang untuk membuat sign system yang lebih baik lagi. Penulis sadar bahwa topik tugas akhir ini membutuhkan waktu dan proses pembelajaran yang banyak. Selama pengerjaannya, penulis mengalami kesulitan dan belajar banyak mengenai sign system. Hal ini tentunya berkat bantuan dan
v
dukungan yang banyak dari orang dekat di sekitar penulis. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Desi Dwi Kristanto, M.Ds. selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual untuk memberikan kesempatan pada penulis agar tugas akhir ini dapat terselesaikan,
2.
Ardyansyah S.Sn, M.M., M.Ds., selakuk Dosen Pembimbing penulis yang sangat sabar membantu dan memberikan dukungan \ sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini,
3.
Dosen-dosen fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara yang memberikan saran dan dukungan kepada penulis,
4.
Bapak Khoir dan tim pengelola museum yang telah memberikan waktu dan kesempatan penulis dalam penelitian,
5.
Keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuan kepada penulis, dan
6.
Teman-teman dekat penulis yang turut mendukung dan memberi semangat kepada penulis.
Tangerang, 12 Januari 2015
Ray Farandy vi
ABSTRAKSI Museum Bank Mandiri merupakan salah satu museum terbesar yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta. Museum ini memiliki banyak informasi dan bendabenda bersejarah berkaitan dengan perbankan hingga berjumlah ± 27.129 buah. Akan tetapi, sering ditemukan petunjuk atau informasi yang kurang lengkap di dalam museum sehingga pengunjung tidak mendapat banyak informasi selama kunjungan di museum. Oleh karena itu diperlukannya sign system pada museum ini. Pada tugas akhir ini, penulis akan merancang sign system pada Museum Bank Mandiri. Metode penelitian yang dipakai adalah observasi, dokumentasi, wawancara, survei, dan studi pustaka. Perancangan sign system untuk Museum Bank Mandiri ini meliputi identification signs, directional signs, regulatory signs, dan operational signs. Sign system yang dirancang bertujuan membantu pengunjung selama berkunjung di Museum Bank Mandiri dan mendapatkan informasi lebih mudah.
Kata kunci : museum, perbankan, informasi, sign
vii
ABSTRACT Museum Bank Mandiri is one the largest museum located in Kota tua, Jakarta. The museum has a lot information and hisctorical objects related to banks with total amount ± 27.129 pieces. However, signs or lack information often found in the museum till visitors don’t get a lot of information during their visit at the museum. Hence, the sign system is needed in this museum. In this final project, author will be designing sign systems in Museum Bank Mandiri. The research method used are observation, documentation, interviews, surveys, and literature. Designing sign systems for Bank Mandiri Museum include identification signs, directional signs, regulatory signs, and operational signs. Sign system designed to help visitors during a visit at the Museum Bank Mandiri and get information more easily. Keywords: museum, banks, information, sign
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ..................... ii HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................ iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v ABSTRAKSI........................................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3.
Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4.
Tujuan Tugas Akhir.................................................................................. 3
1.5.
Manfaat Tugas Akhir ................................................................................ 4
1.6.
Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 4
1.7.
Metode Perancangan ................................................................................ 5
1.8.
Sistematika Perancangan .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
ix
2.1.
Environmental Graphic Design ................................................................ 8
2.2.
Signage dan Wayfinding .......................................................................... 9
2.2.1.
Jenis Signs ........................................................................................... 10
2.2.2.
Fungsional Sign System ...................................................................... 15
2.2.2.1. Pemasangan Sign System ............................................................. 15 2.2.3.
Bentuk Sign ......................................................................................... 16
2.2.4.
Material Sign System........................................................................... 19
2.3. 2.3.1.
Semiotika ................................................................................................ 21 Sifat Sign ............................................................................................. 22
2.4.
Simbol .................................................................................................... 22
2.5.
Gestalt ..................................................................................................... 23
2.6.
Tipografi ................................................................................................. 25
2.6.1.
Anatomi Huruf .................................................................................... 26
2.6.2.
Pengukuran Tipografi ......................................................................... 27
2.6.3.
Legibility dan Readibility .................................................................... 28
2.7.
Warna ..................................................................................................... 29
2.8.
Komunikasi ............................................................................................ 35
2.9.
Museum .................................................................................................. 36
BAB III HASIL PENELITIAN ......................................................................... 38 3.1.
Profil Museum Bank Mandiri................................................................. 38
x
3.1.1.
Sejarah Umum .................................................................................... 38
3.1.2.
Visi Museum Bank Mandiri ............................................................... 41
3.1.3.
Misi Museum Bank Mandiri ............................................................... 41
3.1.4.
Tujuan Pembangunan Museum Bank Mandiri ................................... 42
3.1.5.
Operasional Museum Bank Mandiri ................................................... 42
3.1.5.1
Lokasi Museum ....................................................................... 42
3.1.5.2
Jam Buka ................................................................................. 44
3.1.6.
Hierarki ............................................................................................... 44
3.1.7.
Benda Koleksi ..................................................................................... 44
3.1.7.1
Klasifikasi Koleksi................................................................... 45
3.1.7.2
Jumlah Koleksi ........................................................................ 47
3.1.8.
Fasilitas Museum Bank Mandiri ......................................................... 48
3.1.9.
Denah Museum ................................................................................... 49
3.1.10. 3.2.
Jumlah Pengunjung ......................................................................... 50
Hasil Penelitian....................................................................................... 51
3.2.1.
Wawancara ......................................................................................... 51
3.2.2.
Survey ................................................................................................. 52
3.2.3.
Observasi ............................................................................................ 58
3.2.4.
Analisa SWOT .................................................................................... 59
3.2.4.1
Strength .................................................................................... 59
xi
3.2.4.2
Weakness.................................................................................. 59
3.2.4.3
Opportunities ........................................................................... 59
3.2.4.4
Threats ..................................................................................... 59
3.2.5.
Artefak Desain .................................................................................... 60
3.2.6.
Mind Mapping .................................................................................... 65
3.2.7.
Konsep Kreatif .................................................................................... 66
BAB IV ANALISA PERANCANGAN .............................................................. 67 4.1.
Perancangan Konsep .............................................................................. 67
4.1.1.
Brainstorming ..................................................................................... 67
4.1.2.
Konsep Perancangan ........................................................................... 69
4.2.
Aplikasi Kreatif ...................................................................................... 73
4.3.
Budgeting................................................................................................ 82
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 86 5.1.
Kesimpulan ............................................................................................. 86
5.2.
Saran ....................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xviii LAMPIRAN A: ABSEN BIMBINGAN .......................................................... .xix
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerangka penulisan ................................................................................... 8 Gambar 2.2. Identification Signs....................................................................................11 Gambar 2.3. Directional Signs ...................................................................................... 11 Gambar 2.4. Warning Signs ........................................................................................... 12 Gambar 2.5. Regulatory Signs ........................................................................................ 12 Gambar 2.6. Operational signs ....................................................................................... 13 Gambar 2.7. Honorific Signs .......................................................................................... 14 Gambar 2.8. Interpretive Signs ...................................................................................... 14 Gambar 2.9. Signs di Ohio&Erie .................................................................................. 16 Gambar 2.10. Ceiling-hung signs pada American Bank ............................................ 17 Gambar 2.11. Flag-mounted signs ................................................................................ 18 Gambar 2.12. Wall-mounted signs ................................................................................ 18 Gambar 2.13. Anatomi Tipografi ................................................................................. 26 Gambar 2.14. Hue .......................................................................................................... 30 Gambar 2.15. Value and Saturation .............................................................................. 31 Gambar 3.1. Peta Lokasi Museum Bank Mandiri via Google Maps ......................... 43 Gambar 3.2. Hierarki Bagian Kepengurusan Museum ............................................. 44 Gambar 3.3. Denah Awal Lantai Bawah (Basement) ................................................. 49 Gambar 3.4. Denah Awal Lantai Dasar ....................................................................... 50 Gambar 3.5. Denah Awal Lantai 1 ............................................................................... 50
xiii
Gambar 3.6. Survey 1 .................................................................................................... 53
Gambar 3.7. Survey 2 ...............................................................................................54 Gambar 3.8. Survey 3 ...............................................................................................54 Gambar 3.9. Survey 4 ...............................................................................................55 Gambar 3.10. Survey 5 .............................................................................................56 Gambar 3.11. Survey 6 .............................................................................................56 Gambar 3.12. Survey 7 .............................................................................................57 Gambar 3.13. Logo Museum Bank Mandiri ............................................................... 60 Gambar 3.14. Directional Sign alur pengunjung ........................................................ 60 Gambar 3.15. Direction signs museum ......................................................................... 61 Gambar 3.16. Tata Tertib Museum Mandiri .............................................................. 61 Gambar 3.17. Identification Signs ................................................................................. 62 Gambar 3.18. Identification Signs ................................................................................. 62 Gambar 3.19. Directional Signs .................................................................................... 63 Gambar 3.20. Directional Signs .................................................................................... 63 Gambar 3.21. Identification Signs ................................................................................. 64 Gambar 3.22. Toilet ....................................................................................................... 64 Gambar 3.23. Mind Mapping ........................................................................................ 64 Gambar 4.1. Sketsa Brainstorming ............................................................................... 68 Gambar 4.2. Sketsa Digital ........................................................................................... 68 Gambar 4.3. Bentuk Sign .............................................................................................. 69
xiv
Gambar 4.4. Warna pada sign ...................................................................................... 70 Gambar 4.5. Font pada sign .......................................................................................... 71 Gambar 4.6. Directional Symbol ................................................................................... 72 Gambar 4.7. Regulatory Symbol .................................................................................... 72 Gambar 4.8. Public Facility ........................................................................................... 73 Gambar 4.9. Site Map .................................................................................................... 73 Gambar 4.10. Pengukuran Site Map ............................................................................ 74 Gambar 4.11. Detail Site Map ....................................................................................... 74 Gambar 4.12. Directional Sign ...................................................................................... 76 Gambar 4.13. Identification Sign C1 ............................................................................ 77 Gambar 4.14. Identification Sign Type C2 ................................................................... 78 Gambar 4.15. Identification Signs Type C3 .................................................................. 79 Gambar 4.16. Identification Signs Type D1 .................................................................. 80 Gambar 4.17. Identification Signs Type D2 .................................................................. 81 Gambar 4.18. Aplikasi Site Map ................................................................................... 82 Gambar 4.19. Aplikasi Directional Sign ........................................................................ 82 Gambar 4.20. Aplikasi Identification Sign Type C1 .................................................... 83 Gambar 4.21. Aplikasi Identification Sign Type C2 .................................................... 83 Gambar 4.22. Aplikasi Identification Sign Type C3 .................................................... 84 Gambar 4.23. Aplikasi Identification Sign Type D1 & D2 .......................................... 84
xv
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Koleksi Museum Bank Mandiri .................................................... 48 Tabel 3.2. Data Jumlah Pengunjung Museum ............................................................. 51 Tabel 4.1. Budgeting ....................................................................................................... 85
xvi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A: ABSEN BIMBINGAN........................................................... XIX
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut International Council of Museum (ICOM), lembaga internasional museum yang diakses melalui icom.museum pada tanggal 24 September 2014, museum merupakan suatu lembaga permanen dan non profit dalam pelayanan masyarakat. Museum memamerkan warisan budaya manusia berwujud maupun tidak berwujud yang digunakan untuk tujuan edukasi, penelitian dan dinikmati masyarakat. Di Indonesia, berdasarkan Asosiasi Museum Indonesia yang diakses di asosiasimuseumindonesia.org pada tanggal 24 September 2014, terdapat 325 museum yang terdapat di Indonesia per Januari 2014. Salah satu museum di Ibukota yang dipegang oleh swasta adalah Museum Bank Mandiri. Museum yang berada di Jalan Lapangan Stasiun no.1 Jakarta mulai beroperasi pada tahun 2005. Museum yang memiliki luas tanah sebesar 10.039 m2 ini memperlihatkan banyak benda bersejarah mengenai alat-alat perbankan mulai dari mesin atm, uang lama, awal masa komputer, hingga suasana ruang rapat direktur bank yang total koleksinya mencapai ± 27.129 buah. Museum Bank Mandiri cukup ramai dikunjungi pengunjung tiap harinya. Berdasarkan data statistik pengunjung yang didapat dari museum, setiap tahunnya
1
pengunjung Museum Bank Mandiri selalu mengalami peningkatan. Data pengunjung museum yang diperoleh pada tahun 2005 diawali dengan angka 11,349 dan di tahun 2012 berjumlah 295,088. Kemudian pada tahun 2013 mengalami peningkatan lagi mencapai 308,066. Hal ini ditunjang dengan fasilitas yang diberikan museum seperti ruang seminar, ruang audio visual, dan beberapa ruang lainnya berkontribusi dalam meningkatkan banyaknya pengunjung datang ke museum. Berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu staff museum (2014), beberapa ruangan tersebut digunakan untuk beberapa kegiatan rutin seperti kegiatan Sahabat Anak, Gathering Kpop, kelas bahasa, dan beberapa kegiatan lainnya. Dengan banyaknya informasi dan kegiatan yang ada di museum, diperlukan perhatian mengenai sign system sehingga memudahkan pengunjung dalam berkunjung di Museum Bank Mandiri. Berdasarkan pengamatan mengenai sign system yang sudah ada di museum, penulis menemukan bahwa tata letak ruangan tidak sesuai antara yang tertulis di denah dengan kondisi asli di Museum. Setelah melakukan wawancara dengan Bagian Humas dan Marketing Museum, Pak Khoir (2014), hal ini disebabkan oleh kondisi peta dan signs yang belum mengalami perubahan sejak awal dibuatnya sign system di museum. Diketahui bahwa museum ini melakukan beberapa perubahan tata letak seiring dengan kebijakan baru sejak Juni 2014. Akan tetapi, pihak museum belum melakukan pembaharuan signs sejak awal berdirinya museum. Berdasarkan Direktorat Museum, perubahan penyusunan koleksi dapat menghilangkan kebosanan dalam museum. Akan tetapi, beberapa persyaratan teknis juga seharusnya dilaksanakan, diantaranya meliputi tata
2
pameran, label, cahaya, peralatan audiovisual, keamanan, kondisi udara, lukisan dan diorama, dan lalu lintas pengunjung (2007, hlm. 15). Menanggapi
permasalahan
tersebut,
penulis
bertujuan
untuk
memperbaharui sign system yang sudah ada sehingga informasi yang disediakan museum sesuai dengan keadaan sebenarnya saat berkunjung ke Museum Bank Mandiri. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Perancangan Sign System pada Museum Bank Mandiri” sebagai tugas akhir. 1.2.
Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang yang tersaji di atas dapat di ambil suatu perumusan permasalahan yaitu bagaimana perancangan sign system pada Museum Bank Mandiri? 1.3.
Batasan Masalah
Penelitian ini memberikan batasan pada perancangan sign system yang diperlukan pada Museum Bank Mandiri agar memudahkan orang dalam mendapatkan informasi dan memudahkan orang dalam menjelajah di dalam museum. Sign system yang dirancang berupa Identification Signs, Directional Signs, Operational Signs, dan Regulatory Signs. 1.4.
Tujuan Tugas Akhir
Berdasarkan latar belakang tersebut, tugas akhir ini dilakukan untuk merancang sign system yang sesuai dengan Museum Bank Mandiri agar membantu pengunjung dalam memberi petunjuk lokasi dan informasi di dalam museum.
3
1.5.
Manfaat Tugas Akhir
Tugas akhir ini juga memiliki beberapa manfaat yang dapat berguna bagi beberapa sudut pandang, 1.
Bagi penulis adalah memahami lebih materi yang digunakan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Selain itu juga mengasah pola pikir dalam mengerjakan suatu proyek.
2.
Bagi orang lain, tugas akhir ini akan memudahkan orang yang berkunjung pada Museum Bank Mandiri dan meningkatkan kualitas museum itu sendiri.
3.
Bagi universitas adalah mampu memberikan gambaran bagi yang akan merancang sign system maupun keperluan akademis lainnya.
1.6.
Metode Pengumpulan Data
Dalam tugas akhir ini, diperlukan beberapa metode untuk mencari data dan fakta mengenai Museum Bank Mandiri. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode yang digunakan untuk mencari informasi tersebut adalah wawancara, studi pustaka, dan observasi. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi (Sugiono, 2009, hlm.317). Wawancara yang dilakukan bersama
4
dengan pihak pengelola Museum Bank Mandiri untuk memperoleh data dalam pembuatan tugas akhir ini. Metode studi pustaka yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran) (Nazir, 1998, hlm.112). Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera penglihatan, penciuman,
pendengaran,
dan
perasa.
Observasi
itu
digunakan
untuk
mengumpulkan informasi yang didapat dari buku maupun pengalaman di lapangan. Selain itu juga akan dilakukan survei pada pengunjung museum sehingga mengetahui masalah lebih detil dan dapat mengkaji perilaku dan pemikiran masyarakat. Hal ini akan membantu dalam perancangan sign system yang akan digunakan. 1.7.
Metode Perancangan
Dalam perancangan tugas akhir ini, maka diperlukan metode dalam merancang sebuah strategi untuk mendapatkan hasil tugas akhir yang efektif. Pada tahap awal yaitu merumuskan masalah atau fenomena yang ada dengan mengobservasi keadaan museum dan apa yang ingin dituju oleh pihak pengelola Museum Bank Mandiri, sekaligus apa yang pengunjung harapkan dari kunjungannya ke museum. Kemudian, menentukan tujuan dari rumusan masalah sebelumnya sehingga pada akhirnya karya yang dibuat sesuai dengan perancangan awal penelitian ini.
5
Pada tahap selanjutnya, ada studi pustaka untuk menjadi dasar teori setiap rancangan yang dibuat nanti. Selain studi pustaka, penulis juga mencari data dan menganalisa data lapangan, yaitu Museum Bank Mandiri. Berdasarkan data dan teori yang sudah didapat, tahap selanjutnya adalah konsep kreatif melalui mindmapping yang dilanjutkan ke brainstorming sebagai konsep dasar merancang sign system Museum Bank Mandiri. Kemudian eksplorasi desain melalui sketsa yang akan diubah ke dalam bentuk digital. Setelah itu dibutuhkan percobaan aplikasi desain sehingga dapat dilihat dan dianalisa untuk perbaikan sebelum digunakan.
6
1.8.
Sistematika Perancangan
Adapun
sistematika
perancangan
adalah
sebagai
berikut
BAB I: Pendahuluan Bab ini membahas secara mendalam latar belakang dari museum yang sering dikunjungi, tetapi tidak memiliki sign system yang jelas.
BAB II: Tinjauan Pustaka Bab ini berisi mengenai penjelasan teori-teori yang akan digunakan selama penelitian.
BAB III: Perancangan dan Konsep Visual Bab ini menguraikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian dan juga metode penelitian yang bervariasi, teknik pengumpulan data, dan informasi, serta teknik analisa data dan informasi.
BAB IV: Analisis Rancangan dan Konsep Sign System pada Museum Bank Mandiri Bab ini menjelaskan tentang seluruh hasil penelitian dari tahap analisa dan desain.
BAB V: Kesimpulan dan Saran Bab penutup ini berisi kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan proses perancangan sign system pada Museum Bank Mandiri
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori yang akan digunakan selama perancangan tugas akhir ini. Pada bagan di bawah ini adalah kerangka teori untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian untuk tugas akhir. Kerangka tersebut merupakan inti dari penelitian tugas akhir ini.
Sign System
Perancangan Sign System pada Museum Bank Mandiri
Komunikasi
Desain
Gambar 2.1. Kerangka penulisan
2.1.
Environmental Graphic Design
Environmental Graphic Design (EGD) merupakan salah satu bidang desain tertua dalam mengkomunikasikan informasi pada lingkungan. Penggunaan EGD sudah ada
sejak jaman
dahulu, karena manusia
menggunakan
tanda
dalam
mengkomunikasikan informasi secara visual. Hal ini berkembang seiring dengan 8
pembangunan yang semakin kompleks sehingga semakin dibutuhkan sistem yang tertata, dan kesatuan visual antara signage dan wayfinding. Istilah environmental graphic, signage, dan wayfinding sendiri muncul pada tahun 1970 karena sekelompok designer menemukan bahwa diri mereka lebih sering mendesain dalam bentuk sekelompok tanda-tanda yang memiliki koordinasi dibandingkan media cetak (Calori, 2007, hlm. 2-3). EGD memiliki tiga elemen dasar yang saling tumpang tindih satu dengan yang lain. Wayne Hunt berpendapat tiga elemen dasar dari EGD meliputi: 1. Signage dan Wayfinding berorientasi pada orang dengan sebuah tempat dan bagaimana menolong mereka dalam bernavigasi di tempat tersebut. 2. Interpretation berfungsi menceritakan arti dari konsep sebuah tempat. 3. Placemaking berfungsi menciptakan citra khusus pada sebuah tempat. 2.2.
Signage dan Wayfinding
Signage dan wayfinding membantu dalam mengarahkan orang ke suatu lokasi dan menemukan tempat tersebut. Signage merupakan alat pendukung di dalam wayfinding yang berfungsi untuk memberikan identifikasi, informasi, petunjuk, larangan, penghargaan dan perijinan. Signage dan wayfinding biasanya menjadi
9
satu kesatuan dalam menginformasi dan memvisualisasikan suatu lokasi (Calori, 2007, hlm. 5). Menurut Wayne Hunt, sistem navigasi atau wayfinding adalah ilmu yang mengatur dan mendefinisikan rangkaian pesan yang bertujuan agar sebuah bangunan/ruangan dapat menavigasikan diri (self-navigation) secara maksimal. Wayfinding juga memiliki spesifikasi khusus yang berbeda pada tiap tipe tempat dan pengunjungnya. Sedangkan signage adalah alat pendukung di dalam wayfinding yang berfungsi untuk memberikan identifikasi, informasi, petunjuk, larangan, penghargaan, dan perijinan. 2.2.1. Jenis Signs Suatu petunjuk memiliki tujuan yaitu mengkomunikasikan informasi ke masyarakat mengenai lingkungan mereka. Terdapat beberapa jenis informasi yang telah dikelompokkan dalam kategori: 1. Identification Signs Petunjuk ini ditempatkan pada suatu tempat untuk mengidentifikasi tempat tersebut dalam satu wilayah. Petunjuk ini memberikan informasi bahwa pengunjung telah berada pada tempat tersebut, walaupun pengunjung sampai pada tempat tersebut sendiri atau menggunakan directional signs.
10
Gambar 2.2. Identification Signs (http://www.thegreatdisplaycompany.com/images/Web-Images/ building-signs/widmer-site-song.jpg)
2. Directional Signs Petunjuk arah ini ditempatkan terpisah dari tempat sebenarnya. Hal ini bertujuan agar mengarahkan orang ke bermacam-macam tempat. Directional Signs seringkali diartikan orang sebagai wayfinding signs karena membantu orang dalam menemukan tujuan mereka. Petunjuk ini sering menggunakan tanda panah.
Gambar 2.3. Directional Signs (http://landmarksignsincblog.files.wordpress.com/2013/07/ directional-monument-sign.jpg)
11
3. Warning Signs Tanda ini berfungsi untuk memperingatkan orang akan bahaya atau prosedur keselamatan di dalam suatu wilayah. Contohnya seperti tanda bahaya akan tegangan tinggi, kebakaran, dan pemakaian tangga darurat.
Gambar 2.4. Warning Signs (https://farm3.staticflickr.com/2091/2267129957_a26bd65c7e_o.jpg)
4. Regulatory and prohibitory signs Tanda ini berfungsi untuk mengatur dan melarang orang dalam berperilaku tertentu di dalam suatu wilayah. Contoh tanda ini seperti “Khusus Karyawan”, “Dilarang merokok”.
Gambar 2.5. Regulatory Signs (http://resources3.news.com.au/images/2014/09/30/1227075/472147-21dc825e-4848-11e4-bdc1ed6bc6ccc6e4.jpg)
12
5. Operational Signs Petunjuk ini berfungsi untuk menginformasikan orang mengenai operasi atau sistem kerja dalam suatu wilayah. Operational signs sering terlihat mendetil dan membutuhkan waktu untuk mempelajari. Salah satu contohnya dalam directory signs, informasi mengenai daftar area pada suatu wilayah, biasanya disajikan dengan peta lokasi. Contoh lainnya seperti jam atau hari operasi suatu tempat.
Gambar 2.6. Operational signs (http://bizsigns.net/en/assets/Image/directory-signs.jpg)
6. Honorific signs
13
Petunjuk ini biasanya menghargai orang-orang yang terkait dengan wilayah tersebut. Contohnya donatur suatu tempat atau fasilitas.
Gambar 2.7. Honorific Signs (http://dyalpartners.com/media/uploads/projectimages/3_014_kjames_dyal_belo_center_1262.jpg)
7. Interpretive Signage membantu orang dalam menginterpretasi makna sebuah lingkungan atau wilayah. Petunjuk ini memberikan informasi suatu lokasi mengenai sejarah, geografis, artefak, dan lain sebagainya. Contohnya meliputi plaque suatu tempat.
Gambar 2.8. Interpretive Signs (http://www.omahabydesign.org/wp-content/gallery/colecreek/cc-interpretive-sign_0.jpg)
14
2.2.2. Fungsional Sign System 1. 2.2.2.1. Pemasangan Sign System Dalam pebuatan sign system perlu diperhatikan pemasangan karena pengaruh lokasi tanda yang akan diletakkan, jarak pandang, dan hirarki sign system. Hal ini menjadi faktor penting dalam pembuatan sign system yang baik. Terdapat dua zona pemasangan sign system yaitu: 1. Overhead Zone (Zona di atas mata) Sign system yang dipasang di atas zona level mata dengan ukuran minimal 80" atau 6'-8" AFF (above the finished floor). Overhead zone sering digunakan untuk menunjukkan tanda-tanda penting yang dapat dibaca dari jarak pandang jauh. Contoh Overhead zone yang sering digunakan adalah directional signs. 2. Eye Level Zone (Zona di level mata) Sign system yang dipasang dengan jarak pandang setara dengan arah mata kita. Eye level zone memiliki ukuran 5'-0" AFF. Eye level zone sering digunakan untuk informasi yang mendetil dan membutuhkan waktu untuk membacanya. Contohnya seperti informasi peta, informasi ruangan, jadwal, operasional, dan lain sebagainya. a. Horizontal Field of Vision (arah pandang horizontal) b. Vertical Field of Vision (arah pandang vertikal)
15
2.2.3. Bentuk Sign Bentuk sign bermacam-macam dan tidak terbatas. Namun, ada beberapa teori dalam mengklasifikasikan bentuk signs berdasarkan cara pemasangan. 1. Freestanding or ground-mounted Jenis sign yang bagian bawahnya terpasang pada permukaan horizontal seperti lantai. a. Pylon or monolith, bentuk petunjuk dengan seluruh panel terpasang dari tanah atau lantai. b. Lollipop, petunjuk berupa panel di atas tiang. c. Multiple-posted, petunjuk berupa panel di atas dua atau lebih tiang.
Gambar 2.9. Signs di Ohio&Erie (Berger, 2005, hlm. 136)
2. Suspended or ceiling-hung
16
Jenis sign yang bagian atasnya terpasang dengan permukaan horizontal seperti pada atap. a. Suspended monolith, seluruh panel menggantung pada atap. b. Suspended pendant, panel dengan tiang yang menggantung pada atap. c. Suspended multiple-posted, panel dengan 2 tiang atau lebih menggantung pada atap.
Gambar 2.10. Ceiling-hung signs pada American Bank (Berger, 2005, hlm. 89 & 164)
3. Projecting or flag-mounted Jenis sign yang bagian samping sign terpasang secara tegak lurus pada bagian permukaan vertikal seperti di tembok. a. Projecting monolith, seluruh panel menonjol dari permukaan vertikal
17
b. Projecting lollipop, panel dengan satu tiang menempel pada bagian permukaan vertikal atau tembok. c. Projecting multiple-posted, panel dengan dua tiang atau lebih yang menempel pada bagian permukaan vertikal atau tembok.
Gambar 2.11. Flag-mounted signs (Berger, 2005, hlm. 138 & 164)
4. Flush or flat wall-mounted Bagian belakang sign terpasang secara paralel pada permukaan rata vertikal di tembok. a. Wall Plaque, bagian belakang panel terpasang pada permukaan tembok
Gambar 2.12. Wall-mounted signs (Berger, 2005, hlm. 154)
18
2.2.4. Material Sign System Pembuatan sign system tidak hanya bentuk dan informasi saja yang diperhatikan, setiap material memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada suatu tampilan sign system. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan yang tepat sehingga sign system dapat ditampilkan secara baik. Ada beberapa jenis material yang biasa digunakan pada sign system: 1.
Metals Material ini dikenal karena strukturnya yang kokoh dan baik. Metals memiliki kekurangan karena bahannya yang dapat terkena oksidasi dan korosi. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan pemberian lapisan di permukaannya. Ada empat jenis metal yang sering digunakan, yaitu: a. Aluminium Material ini memberikan tampilan menarik dan elegan. Daya tahan aluminium lama, memiliki bobot yang cukup ringan, tetapi biaya pembuatannya cukup mahal. b. Carbon Steel / Baja Carbon steel biasanya digunakan sebagai struktur dasar sign system, berat, dan memiliki daya tahan lebih lama daripada aluminium. Biayanya juga mahal, dan penampilannya tidak menarik. Selain itu diperlukan lapisan cat agar tidak berkarat.
19
c. Stainless Steel Sifatnya mirip dengan aluminium tetapi memiliki kualitas lebih baik dan harga yang lebih mahal. Stainless steel tidak mudah berkarat. d. Bronze Brass dan Copper Material ini biasa digunakan untuk sign face, plakat, dan lain sebagainya. Material ini lebih berat dan sangat mahal. Selain itu diperlukan coating karena dapat berkarat. 2.
Plastik Plastik memiliki sifat transparan mirip dengan kaca, mudah dibentuk, lumayan kuat, dan paling ringan dibandingkan dengan material lainnya. Plastik dapat digunakan sebagai material utama maupun finishing untuk sign system. Ada dua jenis plastik yaitu acrylic dan polycarbonate.
3.
Glass Material kaca dapat memberikan kesan bersih karena transparan. Akan tetapi, perlu diperhatikan tingkat kontras antara latar belakang dan informasi sehingga tetap nyaman dibaca. Kemudian kualitasnya lebih baik dibanding plastik, tetapi memiliki bobot lebih berat dan biaya lebih mahal.
4.
Kayu Kayu jarang digunakan karena material ini biasanya digunakan untuk sign system yang berhubungan dengan alam. Karena sifatnya yang alami, kayu
20
mudah lapuk dan memerlukan coating agar dapat bertahan. Pengaplikasian informasi kedalam kayu dapat melalui cat atau ukir. 2.3.
Semiotika
Semiotik berasal dari kata semeion (bahasa Yunani) yang berarti tanda, maka semiotika berarti ilmu tanda. Seluruh teori yang berhubungan dengan semiotika atau semiologi mempertegas cara menata susunan tanda dan bagaimana orang menciptakan makna dari susunan tanda. Semiotik adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kemungkinan bagaimana tanda atau lambang ditafsirkan. Ada dua tokoh semiotik yang terkenal yaitu Charles Sanders Peirce (1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913). Teori yang dipakai untuk perancangan sign system menggunakan teori Charles William Morris yang berakar pada Charles Sanders Peirce. Ada tiga elemen yang semiotik yang dibahas oleh Charles William Morris, yaitu Sintaktik, Semantik, dan Pragmatik. Berikut semiotika Morris yang sering digunakan dalam komunikasi visual. 1. Sintaktik Hubungan sign formal dengan sign lainnya, berhubungan dengan keseragaman, keterpaduan sistem/struktur, disiplin, hubungan unsur-unsur, kontiniuitas.
21
2. Semantik Hubungan sign dengan obyek yang dipresentasikan, berhubungan dengan makna, arti suatu citra visual dan informasi diungkapkan atau diekspresikan. 3. Pragmatik Hubungan sign dengan penerjemah (interpretant), berkenaan dengan teknis dan praktis, seperti ukuran, material, warna dengan pertimbangan kegunaan, kemudahan, keamanan, dan kenyamanan. 2.3.1. Sifat Sign Komunikator menggunakan tanda (sign) untuk menciptakan dan menyampaikan pesan sebuah makna dalam sign bersifat fisik yang dapat diterima oleh indra kita. Makna dapat diterima secara berbeda-beda kepada orang yang berbeda dalam waktu dan konteks yang berbeda juga. 2.4.
Simbol
Ada dua macam cara untuk mengkomunikasikan objek, perilaku, dan perasaan di hidup ini, yaitu suara (perkataan), dan gambar (simbol). "Kata" merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan sesuatu yang rumit, ide yang saling terkat dibandingkan dengan simbol. Akan tetapi, simbol memiliki kelebihan karena dapat mengkomunikasikan pesan tanpa terhalang bahasa yang berbeda-beda (Berger, 2005, hlm. 57).
22
Simbol terkadang tidak berhasil dalam menyampaikan suatu pesan dengan sistem kerja yang efektif. Beberapa hal berikut dapat menjadi acuan dalam menciptakan suatu sistem simbol: 1. Penggunaan simbol yang tidak terlalu banyak. Terkadang penggunaan banyak simbol juga dapat membingungkan pengamatnya. Contohnya dalam masalah warna yang dipakai, sebaiknya tidak melebihi dari enam jenis warna. 2. Simbol mudah diingat. Simbol yang memiliki sistem desain yang sama akan mudah untuk dimengerti dan diingat. Dalam satu gambar seperti pohon, dapat digunakan istilah "tree" dalam Bahasa Inggris, "arbol" dalam Bahasa Spanyol", dan "ki" dalam Bahasa Jepang, tetapi makna ketiganya sama. Hal ini memudahkan pengamat dalam mengidentifikasi simbol. 3. Simbol dapat dibaca dan dimengerti secara tepat. Simbol sebaiknya sederhana dan langsung pada maksud (pesan) sebenarnya. Sehingga simbol tidak terlalu rumit atau terlalu sederhana sehingga orang tidak menerima pesan yang berbeda. 2.5.
Gestalt
Teori ini melibatkan tentang persepsi visual, memori, asosiasi pikiran dan pengetahuan, psikologi sosial dan psikologi seni. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti “bentuk”. Gestalt digunakan untuk menganalisis dan mendefinisikan cara-cara manusia dalam mencerap (persepsi).
23
Oleh psikolog Gestalt, pikiran tidak hanya memahami bentuk yang paling sederhana, tetapi juga melihat bentuk yang terbaik atau yang paling tepat. Hal ini berarti manusia cenderung melihat objek tidak sebagai objek itu sendiri, tetapi sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Dari teori ini, psikolog tersebut mengkelompokkan tentang persepsi-persepsi tersebut ke dalam prinsip komposisi visual seperti di bawah ini: 1.
Kemiripan (similarity) Objek yang mirip satu dengan yang lain cenderung dilihat sebagai kesatuan bentuk. Kotak berwarna hitam dilihat sebagai satu kesatuan dan yang putih dilihat sebagai kesatuan.
2.
Penutupan (Closure) Penangkapan suatu unsur-unsur yang terpisah ditempatkan sebagai suatu kesatuan.
3.
Kontinuitas (Continuity) Kontinuitas terjadi apabila sebagian bentuk saling tumpang tindah atau dalam bentuk bersentuhan sehingga persepsi yang kita lihat adalah bentuk yang tidak terputus.
4. Figur-latar (figure-ground)
24
Manusia memiliki kecenderungan untuk menginterpretasikan suatu bentuk visual sebagai objek dengan latar belakang. Hal ini juga berhubungan dengan bagaimana persepsi masing-masing individu. 2.6.
Tipografi
Tipografi adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara (karakter/aksara/type/ typeface). Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu pemanfaatan tipografi sebagai sarana komunikasi dan informasi. Bahkan kaitannya dengan publikasi visual, tipografi memang memiliki nilai fungsional sekaligus estetik. Selain itu di dalam mengkomunikasikan pesan, visual yang ditampilkan dapat berupa tipografi saja. Karakter
dalam
tipografi
disebut
dengan
typefaces.
Typefaces
menggambarkan keunikan figur suatu karakter. Menurut Calori (2007, hlm. 105) , typefaces juga kunci dalam penampilan suatu sistem tanda. Ada tiga faktor untuk memilih typefaces untuk sign system: 1. Formal 2. Bertahan dalam waktu yang lama 3. Tingkat keterbacaan
25
2.6.1. Anatomi Huruf Huruf juga memiliki gabungan komponen yang merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan huruf yang satu dengan yang lain (Sihombing, 2001, hlm. 12-13). Berikut adalah terminologi umum yang digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf
Gambar 2.13. Anatomi Tipografi (http://www.nhsdesigns.com/images/examples/graphic_typography_anatomy.jpg, n.d.)
1. Baseline Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar, 2. Capline Sebuah garis maya lurus huruf horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar, 3. Meanline 26
Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil, 4. x-Height Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. x-Height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf "x", 5. Ascender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline, dan 6. Descender Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline. 2.6.2. Pengukuran Tipografi 1. Ukuran Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah point, pica, dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Sistem pengukuran yang dipakai sekarang mengacu pada sistem Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm (Sihombing, 2001, hlm. 20). 2. Jarak Antarkata
27
Pengukuran tradisional menggunakan metal berbentuk persegi empat yang disebut quad. Potongan metal akan diletakkan di antara satu kata dengan yang lain untuk mengukur jarak antarkata. Satuan ukuran quad disebut em, setengah em adalah en. Jika suatu huruf berukuran 10 pt maka em-quadnya adalah 10 pt x 10 pt. 3. Jarak Antarhuruf Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam photo-typesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Unit yang dipakai memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung sistem yang dipakai. 4. Jarak Antarbaris Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antar baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam. 2.6.3. Legibility dan Readibility Dalam penggunaan tipografi khususnya untuk menyampaikan informasi bagi pengamat berkaitan erat dengan legibility dan readibility. Kedua hal ini mempermudah seseorang dalam menerima informasi. Legibility adalah tampilan suatu huruf yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Legibility berpengaruh pada readibility, yaitu kombinasi huruf dalam sebuah kata, agar dapat terbaca dan dimengerti dengan baik (Sihombing, 2007, hlm. 304).
28
Di bawah merupakan beberapa fakta mengenai legibility dan readibility berkenaan pada signage: 1. Huruf berjenis serif membantu dalam memandu mata sepanjang baris individual pada sebuah teks, jadi bisa disimpulkan bahwa huruf berjenis serif cenderung lebih baik untuk bacaan teks panjang. 2. Karakter huruf kecil atau dilihat dari jarak yang jauh, detil pada huruf akan menghilang. Dalam situasi seperti ini dapat digunakan sans serif. 3. Pada kondisi ekstrem, jarak yang sangat jauh dan teks berukuran sangat kecil disarankan agar menambahkan berat huruf menjadi lebih lebar dan penambahan letter spacing agar teks lebih mudah terbaca. 2.7.
Warna
Menurut Fraser (2004, hlm. 6), warna memiliki persepsi yang berbeda-beda dan subjektif. Persepsi yang terlihat melalui warna dapat membentuk lingkungan, seperti pada gedung, seni, dan desain. Kegunaan warna sering ditemukan pada saat menjual sesuatu. Hal ini dikarenakan warna dapat menciptakan mood. Selain itu, warna juga membantu menunjukkan identitas suatu barang. Peran warna di dalam sign system: 1. Mengkontraskan atau mengharmonisasi suasana, 2. Meningkatkan makna pesan, 3. Membedakan pesan yang satu dengan yang lain, dan 4. Menjadi dekorasi.
29
Sebagai Environment Graphic Designer terkadang desainer grafis tidak bebas dalam memilih warna karena sudah ditentukan oleh lembaga atau perusahaan yang mengelola. EG desainer juga harus meneliti warna khas suatu tempat jika ingin mendesain suatu sign system pada daerah tersebut (Calori, 2007, hlm. 126-128). Warna dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: 1.
Hue adalah pembagian warna berdasarkan nama--nama warna, seperti merah, biru, hijau, kuning, dan lainnya.
Gambar 2.14. Hue (http://www.beading-design-jewelry.com/images/color-wheel-hue-names.gif)
2.
Value adalah pembagian warna berdasarkan gelap dan terangnya warna. Hal ini dapat dilihat seperti tingkat abu-abu yang berbeda.
30
Gambar 2.15. Value and Saturation http://3.bp.blogspot.com/value+and+saturation+example.jpg
3.
Intensity adalah pembagian warna berdasarkan tingkat kemurnian atau kejernihan dari warna tersebut. Menurut Supriyono (2010, hal. 70), peran warna dalam pengaplikasiannya
pada sign system lebih memfokuskan pada permainan kontras dalam warna. Berikut kegunaan warna dalam sign system: 1.
Colour Contrast antara signboard dengan background yang membuat signage terlihat lebih menonjol dan membuat pengamat mudah mengenali sign board.
2.
Colour Contrast antara signboard dengan sign content dapat meningkatkan legibility dan readibility. Sign Content ini berupa huruf, angka, simbol, dan shape.
3.
Colour Contrast dalam jenis signage dan jenis informasi yang diberikan seperti penggunaan warna merah untuk keadaan darurat, biru untuk keadaan normal, dan kuning untuk bahaya.
31
4.
Colour contrast dengan perbedaan jenis pesan, seperti sign dengan dua bahasa, hal ini dapat diterapkan perbedaan warna sehingga memudahkan orang dalam membedakan pesan.
American with Disabilities Act (ADA) merekomendasikan agar penggunaan warna figure/objek (tipografi, elemen grafis) dan ground (latar belakang) sebaiknya memiliki kontras sebesar 70%. Hal ini membantu legibility dan readibility suatu pesan. Akan tetapi penggunaan warna dalam tulisan juga sebaiknya sesuai. Berikut identifikasi warna dalam penggunaannya pada sign system: 1.
Merah, warna ini biasanya digunakan sebagai tanda larangan atau bahaya.
2.
Jingga, warna ini digunakan sebagai tanda peringatan seperti mesin-mesin berbahaya.
3.
Kuning, warna ini digunakan sebagai tanda hati-hati atau peringatan akan adaya suatu bahaya.
4.
Hijau, warna ini biasanya digunakan sebagai tanda keselamatan.
5.
Ungu, warna ini digunakan sebagai penanda adanya radiasi x-ray, alpha, beta, gamma, neutron, dan proton.
6.
Hitam dan Putih, warna ini dapat digunakan sebagai batas, dan dalam lalu lintas digunakan sebagai zebra cross, atau batas trotoar.
32
Selain beberapa fungsinya di sign system, warna juga dapat berbicara melalui persepsi yang disesuaikan dengan level emosional, intelektual, dan secara fisik. Berikut beberapa persepsi terhadap warna yang dikaitkan dengan psikologi warna (Wright, 1998).
1.
Warna Merah Dalam psikologi warna, merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan, dan kegembiraan.. Untuk menjaga keseimbangannya, warna merah akan terlihat baik jika dipadukan dengan warna biru muda.
2.
Warna Oranye Warna oranye memberi kesan hangat dan bersemangat. Warna oranye sebagai peleburan dari warna merah dan kuning ini sama-sama memberi efek yang kuat dan hangat. Namun, warna oranye perlu digunakan secara hati-hati karena dapat memberi kesan murah jika digunakan terlalu dominan karena warna ini memberi kesan mudah untuk dijangkau. Warna yang baik untuk dipasangkan dengan warna oranye adalah warna ungu atau biru karena akan memberi kesan unik dan berkelas.
3.
Warna Kuning Warna kuning memberi arti kehangatan, rasa bahagia, dan seolah-olah ingin menimbulkan hasrat untuk bermain. Dengan kata lain, warna ini juga mengandung makna optimis, semangat, dan ceria. Dari sisi psikologi, keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental.
33
4.
Warna Biru Di dalam dunia bisnis warna biru disebut sebagai warna corporate karena hampir sebagian besar perusahaan menggunakan biru sebagai warna utamanya. Hal ini dikarenakan warna biru mampu memberi kesan profesional dan kepercayaan. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi, warna biru tua mampu merangsang pemikiran yang jernih dan biru muda membantu menenangkan pikiran serta meningkatkan konsentrasi.
5.
Warna Hijau Warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang dan santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi, warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi. Di dalam bidang desain, warna hijau memiliki nilai tersendiri karena dapat memberi kesan segar dan membumi terlebih jika dikombinasikan dengan warna coklat gelap.
6.
Warna Hitam Warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, gelap, dan menakutkan, tetapi juga mampu memberikan kesan elegan. Oleh karena itu, elemen apapun jika dikombinasikan dengan warna hitam akan terlihat lebih menarik.
34
7.
Warna Putih Salah satu kelebihan warna putih adalah kemampuannya untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Ini dikarenakan warna putih memberi kesan kebebasan dan keterbukaan. Putih sebagai warna yang murni dan tidak menggunakan campuran apapun memberi arti yang suci dan bersih. Untuk menciptakan desain dengan konsep minimalis, penggunaan warna putih dapat menjadi pilihan yang tepat.
8.
Warna Coklat Warna coklat adalah salah satu warna yang mengandung unsur bumi. Dominasi warna ini akan memberi kesan hangat, nyaman, dan aman. Kelebihan lainnya adalah warna coklat dapat menimbulkan kesan modern, canggih, dan mahal karena kedekatannya dengan warna emas. Secara psikologis, warna coklat akan memberi kesan kuat dan dapat diandalkan.
2.8.
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak (Safanayong, 2006, hlm.10). Tujuan dari komunikasi dapat bermacam-macam sesuai dengan cara komunikasi yang dipakai, yaitu: 1.
Identifikasi,
2.
Informasi,
3.
Promosi, bersifat provokasi, persuasi, propaganda, dan
4.
Ambience, menciptakan suasana lingkungan.
35
Komunikasi melibatkan beberapa hal yaitu pengirim, pesan, medium, penerima, umpan balik. Jika kelima hal tersebut terpenuhi maka komunikasi terjadi. Jika dilihat dari sudut pandang penelitian mengenai sign system maka desainer sebagai pengirim pesan berupa informasi lokasi dan tanda. Kemudian dengan menggunakan medium signage maka pesan tersebut disalurkan menuju penerima yaitu pengamat atau orang yang melihat signage. Lalu bagian terpenting adalah umpan balik dari penerima yaitu mereka mengerti akan informasi tersebut walaupun mereka mengikuti atau tidak sign yang mereka lihat. Dalam berkomunikasi, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Pada sign system, komunikasi berfungsi sebagai membawa kesadaran dan pemahaman pada pengamat. Selain itu juga dapat membina maupun memperbaiki persepsi yang keliru. 2.9.
Museum
Menurut International Council of Museum (ICOM) di icom.museum yang diakses pada tanggal 24 September 2014, museum merupakan suatu lembaga permanen dan non profit dalam pelayanan masyarakat dan perkembangannya. Museum bersifat
terbuka
untuk
umum,
dimana
museum
menyimpan,
meneliti,
menghubungkan, dan memamerkan warisan budaya manusia yang berwujud dan tidak berwujud untuk tujuan edukasi, penelitian dan dinikmati masyarakat. Pada tahun 1990-an, Museum awalnya memiliki akses terbatas untuk umum. Selain itu museum sebagai tanda kemakmuran dan kekuatan pemerintah pada jaman tersebut. Setelah adanya perkembangan, pemerintah juga sadar akan
36
pentingnya pelayanan masyarakat dan edukasi. Pandangan akan museum pun berubah dan museum dipandang sebagai salah satu insitusi yang menyediakan edukasi untuk masyarakat (Hein, 1998, hlm. 4-5).
37
BAB III HASIL PENELITIAN 3.1.
Profil Museum Bank Mandiri
3.1.1. Sejarah Umum Berdasarkan hasil wawancara dan data profil museum yang diperoleh penulis, Museum Bank Mandiri dahulu merupakan gedung yang dipakai untuk perdagangan Belanda. Pada tahun 1921, Perkumpulan Dagang Belanda (Nederlandse Handel Maatschappij, N.V.) merencanakan untuk membangun gedung baru yang lebih besar dan modern di Batavia. Perencanaan pembangunan gedung tersebut diserahkan kepada 3 perusahaan arsitek pembuatan gedung, yakni: Biro Fermont-Hulswit-Cuijper, C.P Wolff Schoemaker, dan Algemeen Ingenieur-en Architecten Bureu (A.I.A). Rencana pembangunan gedung ini baru direalisasikan pada tahun 1929. Biro
Fermont-Hulswit-Cuijpers
diperkenankan
untuk
membuat
rencana
pembangunannya. Lokasi gedung ini sangat strategis berada di depan stasiun yang dahulu disebut Station Plan, sebelumnya pernah dibangun gedung milik perusahaan Schliper yang kemudian pada tahun 1913 gedung tersebut terbakar. Pada tahun 1928 Perusahaan Dagang Belanda (Nederlandsche Handel Maatschappij) atau dikenal sebagai de Factorij membeli lokasi tersebut dan membangunnya menjadi kantor wilayah NHM (de factorij) di Batavia pada tahun 1929.
38
Gedung ini digunakan sebagai Kantor Pusat ex-Bank Exim sampai tahun 1995. Kemudian pada tahun 2004, gedung ini dipersiapkan untuk dijadikan museum dan mulai dibuka pada tahun 2005. Gedung dengan empat lantai memiliki luas sebesar 21.509 m
ini menjadi gedung bersejarah yang masuk
dalam pelestarian cagar budaya di kawasan Oud-Batavia. Empat lantai tersebut dibagi menjadi: 1.
Souterrain (Basement) Pada lantai ini terdapat ruang khazanah/kluis atau dapat disebut ruang Brandkast untuk menyimpan surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yang memiliki akses langsung ke bagian persahaman yang berada di lantai Begane Grond (lantai dasar) serta ruang Kaskluis untuk menyimpan uang tunai yang juga mempunyai akses langsung ke bagian Kas Afdeeling (bagian1 kas). Di samping kiri dan kanan ruangan terdapat 2 lorong yang menuju ke arah lift uang, selama NHM menempati gedung ini 2 lorong tersebut selain difungsikan sebagai jalur yang sering dilintasi para petugas, juga difungsikan sebagai tempat disemayamkannya para Direksi yang meninggal sebelum dibawa ke negerinya. Selain ruang Brandkast, di lantai ini juga terdapat pabrik percetakan kertas, yang sekarang difungsikan sebagai tempat parkir, ruang pembuatan mebel, parkir sepeda, pembuatan alat-alat percetakan (stempel), taman, dll.
39
2.
Begane Grond (Lantai Dasar) Pada bagian ini dipisahkan menjadi 2 bagian utama, yakni : a. Bagian Kiri Diperuntukan untuk pengurusan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, dan pada bagian ini memiliki akses langsung ke lantai Souterrain (Basement) untuk menyimpan langsung surat-surat berharga tersebut di ruang kaskluis, serta terdapat juga ruang pembukuan. b. Bagian Kanan Bagian kanan ini diperuntukan untuk urusan kas, termasuk di dalamnya bagian perkreditan perjalanan, ruang kas bagi orangorang Cina dan ruang administrasi bagi perbankan. Pada lantai ini juga terdapat meja teller sepanjang 122 m yang dibagi menjadi bagian perkreditan, penggadaian, deposito, inkaso, giro, kredit perjalanan, dll. Pada lantai ini terdapat lift khusus bagi para Direksi NHM yang khusus diperuntukan untuk mereka.
3.
1e Verdieping (Lantai Satu) Digunakan sebagai ruang kerja para direksi dan ruang rapat besar. Sisi kanan lantai ini dikhususkan untuk Presiden Nederlandsche Handel Maatschappij, Direksi Perkebunan, dan Direksi Perbankan. Di bagian ini juga terdapat ruang tunggu VIP dan ruang rapat kecil.
40
Setiap ruangan pada Direksi dibedakan pada lantai dan wastafel di setiap ruangan, Direksi Perbankan lantainya berwarna merah dengan wastafel warna hijau, Presiden NHM lantainya berwarna agak gelap dengan wastafel warna putih, dan Direksi Perkebunan mempunyai lantai berwarna biru dengan wastafel warna abu-abu, setiap ruangan ini juga mempunyai ruangan untuk ganti baju. Sedangkan pada sisi sebelah kiri terdapat laboratorium, ruang training para karyawan, ruang kepala bagian dan ruang kerja karyawan bidang administrasi perkebunan. 4.
2e Verdieping (Lantai Dua) Bagian ini sebagian besar diperuntukan untuk bagian pengarsipan dan ruangan lainnya berfungsi sebagai ruang penjilidan majalah dan ruang kontrol kemanan.
3.1.2. Visi Museum Bank Mandiri Menjadi museum perbankan berstandar internasional yang inspiratif
informatif,
dan bermanfaat bagi masyarakat.
3.1.3. Misi Museum Bank Mandiri 1.
Mengelola Museum Bank Mandiri dengan manajemen profesional dan berstandar internasional.
2.
Mengembangkan pusat dokumentasi Bank sebagai wahana pendidikan, rekreasi dan sumber inspirasi bagi masyarakat luas.
41
3.
Berpartisipasi dalam revitalisasi bangunan bersejarah di Kawasan Kota Tua Jakarta sebagai lokasi tujuan wisata.
4.
Menjalin kerjasama dengan semua pihak dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pengembangan museum.
3.1.4. Tujuan Pembangunan Museum Bank Mandiri 1.
Sejalan dengan misi Bank Mandiri, peduli terhadap kepentingan masyarakat
dan
lingkungan
khususnya
dalam
melestarikan
dan
memperkaya khasanah budaya bangsa. 2.
Membangun pusat dokumentasi sejarah Bank sebagai sarana kulturaledukatif, inspiratif dan rekreatif bagi masyarakat.
3.
Mengembangkan museum sebagai salah satu media corporate relation.
3.1.5. Operasional Museum Bank Mandiri 3.1.5.1 Lokasi Museum Museum Bank Mandiri berada di Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Kota, Telp. (021) 6902000. Museum ini dapat diakses menggunakan beberapa transportasi umum, seperti kereta api langsung dari Bogor, Bekasi, dan Tangerang yang berhenti di stasiun Jakarta Kota. Selain itu juga ada busway yang dapat berhenti tepat di depan Museum Bank Mandiri. Museum ini berada di kawasan Kota Tua, daerah yang ramai dikunjungi orang pada hari biasa maupun hari libur. Di Kota Tua sendiri,
42
banyak museum lain yang beroperasi selain Museum Bank Mandiri, seperti Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa & Keramik. Letak Museum Bank Mandiri berada tepat disebelah Museum Bank Indonesia. Berikut lokasi Museum Bank Mandiri melalui satelit.
Gambar 3.1. Peta Lokasi Museum Bank Mandiri via Google Maps
43
3.1.5.2 Jam Buka Museum Bank Mandiri buka setiap hari Selasa s.d. Minggu pukul 09.0016.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan hari libur nasional, Museum Bank Mandiri ditutup untuk umum. Berdasarkan observasi penulis, pada hari Senin sampai dengan Jumat, Lantai 1 Museum Bank Mandiri ditutup, sehingga pengunjung hanya dapat melihat Lantai Dasar dan Basement. 3.1.6. Hierarki Departemen Head General Support Services
Section Head Museum Development Operation & Maintenance Petugas Pelaksana Kantor Pusat
Research dan Development
Tim Operasional
Tim Tata Pamer Koleksi
(2 orang)
(4 orang)
(2 orang)
Tim FLM
Cleaning Service
(4 orang)
Security (14 orang)
(20 orang)
Gambar 3.2. Hierarki Bagian Kepengurusan Museum
44
3.1.7. Benda Koleksi 3.1.7.1 Klasifikasi Koleksi Koleksi yang ada di dalam Museum Bank Mandiri diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, di bawah merupakan klasifikasi berikut benda-benda yang ada di dalamnya: 1.
Bangunan dan komponennya: contblock, genting, kabel, lampu, pintu kluis, lift barang, lift dokumen, tangga, kaca patri, dan lain-lain.
2.
Furnitur: meja, kursi dan lemari, kotak speciment, dan lain-lain.
3.
Mesin kantor: ADC Machine, adressorgrapcho, kalkulator elektrik, kalkulator manual, mesin fotocopy, mesin pencetak nomor rekening, mesin penghitung uang kertas, mesin penghitung uang logam, monitor microfilm, money tester, NCR, telepon, mesin jilid, mesin meterai, mesin penghancur kertas, pemotong kertas, cash register, dan lain sebagainya.
4.
Komputer: PC, laptop, CD & disket, printer, modem, server, dan lain-lain.
5.
Perlengkapan operasional terdiri dari: alat perekam, bak tinta, cash box, cashier box, data storage, demorator, keranda uang, papan absen, papan indeks, pena, sempoa, slide proyektor, stempel/cap, stapler, tempat pena/tinta, dan lain sebagainya.
45
6.
Perlengkapan pendukung: jam, kotak pos, vandel, peti uang, radio, SDB, sepeda, toa, UPS, adaptor, kipas angin, kamera, kotak kamera, baterai, dompet, jam dinding, dan lain-lain
7.
Perlengkapan dan sarana promosi: brosur/leaflet, buku, kalender, payung, poster, pulpen, souvenir gift, spanduk, sticker, baju, tas promosi, topi, gantungan kunci, kotak souvenir gift, dan lain-lain.
8.
Busana dan aksesoris: kartu pengenal/ID card, name tag, tanda pangkat, seragam kerja, tas kerja, seragam lengan panjang, dan lain-lain
9.
Benda seni dan artwork: barongsai, gendang, hiasan dinding, kolintang, lampion, lukisan, patung, rebana, tiang penyangga gamelan, simbal, foto, dan lain-lain.
10. Piala dan piagam: piagam, piala, sertifikat, plakat, kotak plakat, medali, kotak piagam, dan lain-lain. 11. Numismatik: commemorative coin/medali, uang kertas, uang logam, kotak plakat/medali, dan lain-lain. 12. Surat Berharga: obligasi, saham, warkat-warkat kliring, dan lain-lain. 13. Arsip Sejarah: Grooet Book, gambar arsitektur dan denah, peta, laporan keuangan/verslag, naskah/arsip tektual, film/video/CD/VCD/kegiatan direksi, dan lain-lain.
46
14. Formulir kantor dan kelengkapannya: bilyet/deposito/cek/giro, buku tabungan, kwitansi, traveler cheque, nota debet/kredit, kertas memo, slip gaji, surat permohonan cuti, slip pengambilan tabanas, inkaso, slip penyetoran, nota jual valas, dan lain sebagainya. 15. Perlengkapan Pengamanan: alarm kebakaran, bom blanket, borgol, cermin detector, monitor control, detektor asap, double stick, HT, lampu sorot, paku lempar, piaw, pisau lempar, pakaian penjinak bom, tempat tabung pemadam kebakaran, topi baja, trisula dan lain-lain 16. PRT/Lain-lain: kotak tanggal, papan nama hari, papan nomor, tanda masuk parkir, AC, peralatan makan, asbak rokok, kotak asbak, peralatan mandi, kaki golf, papan nama, gantungan kunci dan lain sebagainya. 3.1.7.2 Jumlah Koleksi Jumlah koleksi Museum Bank Mandiri sampai saat ini adalah sebanyak + 27.129 buah dan disusun berdasarkan kesamaan jenis, fungsi dan bentuk koleksinya dengan rincian sebagai berikut :
No.
Kelompok Koleksi dan Turunannya
Jumlah
1
Bangunan dan komponennya
18 buah
2
Furnitur
765 buah
3
Mesin kantor
477 buah
4
Komputer
301 buah
5
Perlengkapan operasional
389 buah
6
Perlengkapan pendukung
183 buah
47
7
Perlengkapan dan sarana promosi
243 buah
8
Busana dan aksesoris
168 buah
9
Piala dan piagam
517 buah
10
Numismatik
271 buah
11
Arsip sejarah
17.881 buah
12
Formulir kantor dan kelengkapannya
13 buah
13
Perlengkapan pengamanan
181 buah
14
Peralatan rumah tangga/lain-lain
487 buah
15
Buku perpustakaan
16
Benda seni
5.233 buah 2 buah Total
27.129 buah
Tabel 3.1 Jumlah Koleksi Museum Bank Mandiri
3.1.8. Fasilitas Museum Bank Mandiri Museum Bank Mandiri menyediakan beberapa fasilitas yang dapat dipakai oleh umum, diantaranya: 1. Ruang Audio Visual (60 kursi) 2. Ruang Auditorium (250 kursi) 3. Ruang Auditorium Kecil (100 kursi) 4. Ruang Penghargaan (80 kursi) 5. Art Center (pameran) 6. Layanan ATM Mandiri 24 jam 7. Toko Souvenir 8. Kantin
48
9. Teras Coffee 10. Studio Foto 11. Studio Musik 12. Taman Bermain Anak-Anak dan Kereta Mini 13. Toilet (tiap lantai) 14. Musholla 15. Area Parkir 3.1.9. Denah Museum Berdasarkan wawancara penulis, denah di dalam Museum Bank Mandiri diciptakan menyesuaikan dengan kondisi asli pada jaman Belanda sehingga penempatan alat maupun kondisi diletakkan sesuai fungsi ruangan aslinya, seperti brankas dan tempat penyimpanan surat berharga yang berada di basement. Akan tetapi, ada juga peletakan objek-objek bersejarah seperti sejarah alat hitung, komputer yang sengaja diletakkan pada area-area dimana pengunjung dapat melihat benda bersejarah tersebut.
Gambar 3.3. Denah Awal Lantai Bawah (Basement)
49
Gambar 3.4. Denah Awal Lantai Dasar
Gambar 3.5. Denah Awal Lantai 1
3.1.10. Jumlah Pengunjung
Tahun
Total Realisasi
Target
Realisasi / Target (%)
Rata2 / Bulan
2005
11,349
10,000
113%
946
50
2006
45,547
20,000
228%
3,796
2007
53,393
25,000
214%
4,449
2008
77,604
35,000
222%
6,467
2009
178,573
100,000
179%
14,881
2010
202,711
200,000
101%
16,893
2011
266,403
215,000
124%
22,200
2012
295,088
217,000
135.99%
24,591
2013
308,066
300,000
102.69%
61,613
Tabel 3.2. Data jumlah pengunjung museum
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa pengunjung Museum Bank Mandiri setiap tahunnya mengalami peningkatan dan di tahun 2013 mencapai 308,066 pengunjung. Pengunjung yang datang selalu melebihi dari target awal Museum Bank Mandiri harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Museum Bank Mandiri dihadiri oleh banyak orang dan semakin banyak orang mengetahui tentang Museum Bank Mandiri. Jumlah pengunjung museum tersebut memang dilakukan secara menyeluruh dari orang yang memang datang melihat isi benda bersejarah sampai dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam museum seperti acara Sahabat Anak, seminar, foto model, pramuka, dan lain sebagainya. 3.2.
Hasil Penelitian
3.2.1. Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan Pak Khoir selaku bagian Humas dan Marketing dari Museum Bank Mandiri pada tanggal 10 Oktober 2014 dengan tujuan untuk mengetahui sejarah dan sistem penataan koleksi di dalam museum. Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa benda-benda koleksi museum 51
ditampilkan semua dan tidak digilir. Di sisi lain, ada pergantian kebijakan dari kantor pusat bahwa diperbolehkan untuk mengganti posisi atau tata letak isi museum. Kebijakan ini baru dilaksanakan pada Juni 2014 sehingga belum ada denah dan sign system yang baru. Pencipta sign system sebelumnya adalah desainer grafis yang sudah mengundurkan diri sejak tiga tahun lalu sehingga tidak ada lagi yang dapat menciptakan sign yang baru. Museum Bank Mandiri memiliki konsep memperlihatkan orang akan jaman pada saat gedung masih dipakai Belanda sehingga Gedung Museum tidak terlalu banyak mengalami perubahan secara arsitektural, bahkan beberapa objek sengaja dibuat menyerupai pada jaman dahulu. Alur pengunjung tidak terlalu diarahkan oleh pihak museum sehingga memberi kesempatan pengunjung untuk lebih memperhatikan suasana gedung dan mengeksplor isi gedung. Museum tetap menyediakan tour guide dalam Museum Bank Mandiri yang dapat diminta jika ada kelompok minimal 20 orang terkumpul sehingga tidak semua pengunjung dapat menggunakan tour guide di dalam Museum Bank Mandiri. 3.2.2. Survey Berdasarkan survey yang dilakukan penulis berupa kuisioner, sebagian responden menggunakan sign system di dalam Museum Bank Mandiri. Namun, banyak informasi yang mereka lewatkan sehingga mereka tidak mendapat informasi secara maksimal. Kuisioner diberikan kepada 30 pengunjung di dalam museum. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner pada 30 responden.
52
1. Pertanyaan: Sudah berapa kali anda mengunjungi Museum Bank Mandiri?
Gambar 3.6. Survey 1
Berdasarkan data survei tersebut, sebesar 76% responden melakukan kunjungan pertama kali, kemudian 17% sudah berkunjung untuk yang kedua kali. Hanya sebanyak 6% yang berkunjung ketiga kalinya. Tidak ada yang berkunjung ke Museum Bank Mandiri sampai 4 atau lebih dari 4 kali. Dari data tersebut dapat disimpulkan paling banyak pengunjung museum merupakan pengunjung pertama kali. Oleh karena itu sign system bagi pengunjung pertama kali akan sangat dibutuhkan mengingat kondisi gedung seluas 21.509 m2. 2. Pertanyaan: Pada saat anda ingin menuju ke sebuah RUANG PAMER yang berada di Museum Bank Mandiri, apakah anda merasa sulit untuk mencari RUANG PAMER tersebut?
53
Gambar 3.7. Survey 2 Dari data tersebut terlihat bahwa sebanyak 57% responden merasa kesulitan untuk mencari ruang pamer di dalam Museum Bank Mandiri dan 43% merasa tidak kesulitan. 3. Pertanyaan: Jika anda ingin menuju ke sebuah RUANG PAMER yang ada di dalam Museum Bank Mandiri, apa yang anda lakukan?
Gambar 3.8. Survey 3 Berdasarkan jawaban responden, sebanyak 43% responden menggunakan memperhatikan papan petunjuk arah, sedangkan 40% responden mencoba mencari sendiri untuk menuju ke sebuah ruang pamer. Sisanya 17% bertanya pada petugas
54
museum saat menuju ke ruang pamer. Hal ini menunjukkan papan petunjuk arah di museum bank mandiri masih belum berfungsi secara maksimal. 4. Pertanyaan: Apakah anda sering menggunakan papan petunjuk dan informasi di dalam Gedung Museum Bank Mandiri?
Gambar 3.9. Survey 4 Dari data tersebut, sebanyak 73% responden sering menggunakan papan petunjuk & informasi di dalam Gedung Museum Bank Mandiri. Kemudian sebanyak 17% tidak menggunakan papan petunjuk dan informasi di dalam museum. 5. Pertanyaan: Apakah anda memahami papan petunjuk dan informasi yang sudah terpasang dalam Museum Mandiri?
55
Gambar 3.10. Survey 5 Berdasarkan data di atas, sebesar 80% responden memahami papan petunjuk yang ada di Museum Bank Mandiri, sedangkan 20% responden belum memahami papan petunjuk dan informasi di dalam Museum Bank Mandiri. 6. Pertanyaan: Menurut anda, apakah desain papan petunjuk di dalam Museum Bank Mandiri sudah mewakili citra/image Museum Bank Mandiri?
Gambar 3.11. Survey 6
56
Berdasarkan data di atas, responden sebanyak 70% mengatakan bahwa desain papan petunjuk di dalam Museum Bank Mandiri sudah mewakili citra/image dari museum. Sisanya sebanyak 30% mengatakan tidak mewakili. 7. Pertanyaan: Apakah anda mengetahui lokasi ruangan di bawah ini? (Ruang Rapat
Para
Direktur,
Toko
Souvenir,
Perpustakaan,
Kafetaria,
Ruang
Penghargaan, Area Kas Cina)
Gambar 3.12. Survey 7 Dari pertanyaan tersebut, responden menjawab dari ketujuh pertanyaan tersebut mengenai pengetahuan mereka mengenai lokasi ruangan di museum. Kemudian dari data tersebut, diketahui bahwa kebanyakan dari mayoritas responden tidak mengetahui banyak lokasi dalam museum. Pada ruang rapat para direktur utama bank, 73% responden tidak mengetahui lokasi tersebut. Lokasi toko souvenir yang berada di area masuk, sebanyak 64% responden tidak mengetahui lokasi tersebut.
57
Letak perpustakaan yang memang berada jauh dari area masuk, hanya 17% yang mengetahui letak perpustakaan. Kafetaria dan ruang penghargaan tidak diketahui sebanyak 53% responden. Kemudian lokasi area kas cina sebanyak 57% responden tidak mengetahui lokasi tersebut, hal ini disayangkan karena area ini merupakan salah satu area pamer museum yang lokasinya berada di dekat loket masuk museum. Dari data tersebut terlihat bahwa banyak pengunjung tidak mengetahui banyak ruangan yang memang dijadikan bagian dalam museum. Kebanyakan responden tidak sadar akan identifikasi suatu ruangan maupun area. Berdasarkan data-data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Museum Bank Mandiri memang memiliki sign system dalam membantu pengunjung, akan tetapi pengunjung banyak melewatkan informasi yang menjadi bagian dalam koleksi bersejarah museum. 3.2.3. Observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa posisi peta dalam Museum Bank Mandiri tidak strategis. Kemudian peta tersebut hanya menunjukkan informasi ruangan-ruangan dalam satu lantai sehingga saat orang yang baru pertama kali datang tidak mengetahui letak-letak ruangan dan ruangan apa saja yang ada di lantai atas dan bawah. Kemudian setelah wawancara dan melihat denah yang ada pada saat penulis berkunjung di bulan September 2014 tidak sama dengan kondisi asli
58
museum sekarang. Kasus yang ditemukan penulis seperti Gift shop yang berubah tempat di dalam Lantai Dasar. 3.2.4. Analisa SWOT 3.2.4.1 Strength Kelebihan dari Museum Bank Mandiri adalah memiliki jumlah benda bersejarah terbanyak di Kawasan Kota Tua. Selain itu Museum ini menyediakan fasilitas yang sering digunakan oleh umum. Museum Bank Mandiri salah satu yang menyediakan benda bersejarah seperti surat-surat berharga dan memperlihatkan aktivitas-aktivitas perbankan. 3.2.4.2 Weakness Benda yang berada di museum ditampilkan semua dan tidak ada pergantian berkala objek yang ditampilkan sehingga terkesan membosankan. 3.2.4.3 Opportunities Museum dengan arsitektural kuno yang megah dan memberikan pengalaman lebih mengenai keadaan pada jaman Belanda. Fasilitas yang diberikan dapat dikembangkan dan menciptakan banyak event dalam museum. 3.2.4.4 Threats Museum lain di kawasan Kota Tua memiliki sign system lebih jelas dan menarik. Pada siang hari suasana di ruang pamer Museum Bank Mandiri lebih panas dibandingkan dengan museum lain yang sudah menggunakan air conditioner.
59
3.2.5. Artefak Desain Museum Bank Mandiri memiliki sign system dalam memberikan informasi pada pengunjungnya. Museum ini memiliki identification signs, directional signs, regulatory signs, operational signs, dan honorific signs. Berdasarkan artefak desain yang sudah ada dalam Museum Bank Mandiri. Desain yang dipakai tidak memiliki sistem yang sama. Hal ini ditemukan dari elemen desain, font, dan warna yang dipakai dalam sign system museum.
Gambar 3.13. Logo Museum Bank Mandiri (Data Museum Bank Mandiri, 2014)
Gambar 3.14. Directional Sign alur pengunjung (Dokumen Pribadi, 2014)
60
Gambar 3.15. Direction signs museum (Dokumen Pribadi, 2014)
Gambar 3.16. Tata Tertib Museum Mandiri (Dokumen Pribadi, 2014)
61
Gambar 3.17. Identification Signs (Dokumen Pribadi, 2014)
Gambar 3.18. Identification Signs (Dokumen Pribadi, 2014)
62
Gambar 3.19. Directional Signs (Dokumen Pribadi, 2014)
Gambar 3.20. Directional Signs (Dokumen Pribadi, 2014)
63
Gambar 3.21. Identification Signs (Dokumen Pribadi, 2014)
Gambar 3.22. Toilet (Dokumen Pribadi, 2014)
64
3.2.6. Mind Mapping Dari data-data yang sudah diperoleh, penulis melakukan mind mapping sebagai berikut.
Gambar 3.23. Mind Mapping (Dokumen Pribadi, 2014)
Dari mind mapping di atas, kata kunci yang didapat ada tiga, yaitu “arsitektural”, “modern”, “informatif”. Arsitektural bangunan di Museum Bank Mandiri merupakan salah satu ciri tersendiri dari Museum karena sejarah dan merupakan salah satu objek yang dipamerkan di dalam museum. Kemudian, kata “modern” sendiri merupakan pengembangan dari Art Deco yang identik dengan mewah, modern, dan teknologi. Berdasarkan survey juga ditemukan banyak informasi yang terlewat, sehingga sign system yang dibuat harus jelas dan “informatif”.
65
3.2.7. Konsep Kreatif Konsep kreatif dalam perancangan sign system diperoleh dari kata kunci yang didapat dari mind mapping. Penulis akan menggabungkan dan menyesuaikan antara kata kunci tersebut dengan arsitektur bangunan sehingga terjadi kesatuan. Oleh karena itu, tugas akhir ini memiliki ide utama yaitu merancang sign system yang berciri-khas pada museum, jelas dan mudah dilihat sehingga informasi dapat dimengerti oleh pengunjung museum.
66
BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1.
Perancangan Konsep
Dalam merancang sign system, dibutuhkan pengembangan konsep agar ditemukan visualisasi dari konsep tersebut yang dapat diterapkan pada Museum Bank Mandiri. 4.1.1. Brainstorming Berdasarkan kata kunci yang penulis dapatkan melalui mindmapping, maka selanjutnya adalah menjabarkan lebih detil dan mengembangkannya melalui brainstorming. Penulis banyak mengolah mengenai arsitektural sebagai bentuk dasar dari sign system yang akan dibuat. Bangunan dari Museum Bank Mandiri banyak memiliki detil-detil kecil yang diambil sebagai sederhana dari sign. Hal ini dilakukan dengan brainstorming gedung dari beberapa sudut dan bentuk.
67
Gambar 4.1. Sketsa Brainstorming (Dokumen Pribadi, 2014)
Berdasarkan sketsa-sketsa tersebut, penulis mencoba mengolahnya ke dalam bentuk digital dan memberi warna.
Gambar 4.2. Sketsa Digital (Dokumen Pribadi, 2014)
68
4.1.2. Konsep Perancangan Perancangan konsep dalam pembuatan sign system ini meliputi bentuk, warna, simbol, dan tipografi. 1.
Bentuk Bentuk sign yang penulis pakai untuk sign system Museum Bank Mandiri menggunakan bentuk bangunan luar dari museum. Hal ini digabungkan dengan gaya art deco yaitu memakai elemen garis dalam membentuk ciri bangunan yang menjadi grafis di dalam perancangan sign ini. Bentuk ini menarik perhatian karena bentuknya yang unik dan warna yang terang.
Gambar 4.3. Bentuk Sign (Dokumen Pribadi, 2014)
69
2.
Warna Warna yang digunakan dalam sign menunjukkan identitas dari pemilik museum, yaitu Bank Mandiri menggunakan warna emas oranye dan biru. Selain itu warna putih cukup banyak masuk ke dalam sign sebagai warna dasar atau latar. Warna oranye juga merupakan warna kuat dan menarik perhatian orang. Penggabungan warna oranye dan putih dapat menarik pengunjung untuk melihat ke arah sign. Penggabungan antara warna oranye dan biru memberikan kesan unik dan berkelas.
Gambar 4.4. Warna pada sign (Dokumen Pribadi, 2014)
3.
Tipografi Font type yang digunakan untuk sign museum ini ada dua yaitu, Market Deco dan Myriad Pro. Font Market Deco digunakan karena ciri khas Art Deco yang masih terbaca dengan baik sebagai sign. Font ini juga berjenis sans serif sehingga mudah untuk dibaca dari jarak jauh dan cepat. Pengaplikasian font ini pada sign museum digunakan untuk judul besar dari suatu informasi.
70
Font yang lain adalah Myriad Pro. Font ini digunakan oleh Bank Mandiri sebagai identitasnya dan digunakan di logo maupun body text. Pada sign system yang dirancang penulis juga menggunakan font ini sebagai sub judul atau body text. Penulis menggunakan 2-3 jenis dari family font Myriad Pro, yaitu regular, semi bold, dan kemudian italic untuk bahasa asing. Myriad Pro regular digunakan untuk body text informasi.
Gambar 4.5. Font pada sign (Dokumen Pribadi, 2014)
71
4.
Simbol
Gambar 4.6. Directional Symbol (Dokumen Pribadi, 2014)
Simbol panah berfungsi untuk menunjukan arah lokasi pada pengunjung. Bentuknya sederhana dan memberikan arah langsung kepada tempat lokasi. Simbol ini digunakan dalam Directional Sign.
Gambar 4.7. Regulatory Symbol
Simbol ini bersifat larangan yang tidak boleh pengunjung lakukan selama berada di area museum. Simbol ini diletakkan pada directional sign dan site map. Penggambaran simbol diambil dari bentuk simbol sehari-hari dengan perubahan gaya
ilustrasi
yang
disesuaikan
dengan
konsep
awal
modern.
72
Gambar 4.8. Public Facility (Dokumen Pribadi, 2014)
Simbol-simbol ini digunakan untuk mengidentifikasi ruangan maupun area dengan fasilitas yang disediakan Museum Bank Mandiri. Penggambaran simbol toilet mengacu pada busana pada jaman berdirinya bangunan museum. Kemudian gaya ilustrasi yang disesuaikan dengan konsep awal modern. 4.2. 1.
Aplikasi Kreatif Site Map
Gambar 4.9. Site Map Dokumen Pribadi, 2015)
Kode
: Sign Type A1
Ukuran
: 158.7 x 225 x 50 cm
Font
: Judul : Market Deco - 140 pt
73
Myriad Pro Italic - 80 pt Isi
: Myriad Pro Semi Bold - 36 pt Myriad Pro Italic - 36 pt
Ket. : Myriad Pro - 80 pt Myriad Pro Italic - 60 pt Material
: Kayu dan Vinyl
Pemasangan : Berdiri/Standing Peletakan
: Site Map di Museum Bank Mandiri ditempatkan pada lobby dekat pintu masuk utama.
Gambar 4.10. Pengukuran Site Map (Dokumen Pribadi, 2015)
74
Gambar 4.11. Detail Site Map (Dokumen Pribadi, 2015)
75
2.
Directional Signs
Gambar 4.12. Directional Sign (Dokumen Pribadi, 2015)
Kode
: Sign Type B1
Ukuran
: 80 x 215.7 x 20 cm
Font
: Judul : Market Deco 180-240 pt Isi
: Myriad Pro Semi Bold 100-140 pt : Myriad Pro Italic 70-80 pt
Material
: Kayu dan Vinyl
Pemasangan : Berdiri/Standing Peletakan
: Sign diletakkan pada tempat-tempat tertentu seperti persimpangan arah sehingga membantu pengunjung dalam menjelajahi isi museum.
76
3.
Identification Sign (Ruangan)
Gambar 4.13. Identification Sign C1 (Dokumen Pribadi, 2015)
Kode
: Sign Type C1
Ukuran
: 40 x 35 x 1 cm
Font
: Myriad Pro Semi Bold 140 -160 pt (maks. 20 karakter) Myriad Pro Italic 120 pt
Material
: Acrylic 10 mm dan vinyl
Pemasangan : Menempel/Side Hanging, sign dicetak dua sisi sehingga dapat terlihat dari kedua arah. Peletakan
: Sign ini diletakkan pada sisi pintu sebelah kanan atas. Penggunaan sign ini untuk jenis ruangan pengunjung lewat dari samping sehingga sign terlihat keluar.
77
4.
Identification Sign (Ruangan)
Gambar 4.14. Identification Sign Type C2 (Dokumen Pribadi, 2015)
Font
: Myriad Pro Semi Bold 140 -160 pt (maks. 20 karakter) Myriad Pro Italic 120 pt
Material
: Acrylic 10 mm dan Vinyl
Pemasangan : Menggantung/Side Hanging Peletakan
: Sign ini diletakkan pada sisi pintu sebelah bagian atas. Penggunaan
sign
ini
untuk
lokasi
masuk
ruangan
berhadapan dengan pengunjung.
78
5.
Identification Sign (Ruang Fasilitas)
Gambar 4.15. Identification Signs Type C3 (Dokumen Pribadi, 2015)
Ukuran
: 25 x 65 x 1 cm
Font
: Market Deco 160 pt
Material
: Acrylic 10 mm dan vinyl
Pemasangan
: Menempel/Side hanging, sign dicetak dua sisi sehingga dapat terlihat dari kedua arah
Peletakan
: Sign ini diletakkan pada sisi pintu masuk toilet sebelah kanan atas.
79
6.
Identification Sign (Objek sejarah berukuran besar)
Gambar 4.16. Identification Signs Type D1
(Dokumen Pribadi, 2015) Ukuran
: 63 x 16.6 x 136 cm
Font
: Market Deco 140 pt, Myriad Pro 28 pt, Myriad Pro Italic 28 pt
80
Material
: Acrylic 10mm dan vinyl
Pemasangan
: Berdiri / Standing
Peletakan
: Sign ini diletakkan di dekat objek benda yang dipamerkan dan berisi informasi sejarah yang dipamerkan museum.
7.
Identification sSign (Objek bersejarah berukuran kecil)
Gambar 4.17. Identification Signs Type D2
(Dokumen Pribadi, 2015) Ukuran
: 63 x 16.6 cm
Font
: Market Deco 16 pt, Myriad Pro 10 pt
Material
: Acrylic Holder dan kertas Art Cartoon 210 gr
Pemasangan
: Kertas informasi dimasukkan ke dalam acrylic holder ukuran kartu nama
Peletakan
: Sign ini diletakkan di dekat objek benda, ditaruh di bagian atas meja atau benda agar terlihat.
81
Gambar 4.18. Aplikasi Site Map (Dokumen Pribadi, 2015)
Gambar 4.19. Aplikasi Directional Sign (Dokumen Pribadi, 2015)
82
Gambar 4.20. Aplikasi Identification Sign Type C1 (Dokumen Pribadi, 2015)
Gambar 4.21. Aplikasi Identification Sign Type C2 (Dokumen Pribadi, 2015)
83
Gambar 4.22. Aplikasi Identification Sign Type C3 (Dokumen Pribadi, 2015)
Gambar 4.23. Aplikasi Identification Sign Type D1 & D2 (Dokumen Pribadi, 2015)
84
4.3.
Budgeting
Perancangan sign system menggunakan material kayu, acrylic, dan sticker. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat sign system berkisar Rp 88.600.000,- (delapan puluh delapan juta enam ratus ribu rupiah). Berikut ini adalah perincian biaya yang harus dikeluarkan beserta dengan jasa desain dan penelitian selama lima bulan yang dilakukan penulis:
Keterangan
Jumlah
Harga
Site Map A1
1 x @Rp 5.500.000
Rp 5.500.000
Sign Type B1
17 x @Rp 3.000.000
Rp 51.000.000
Sign Type C1
11 x @Rp 300.000
Rp 3.300.000
Sign Type C2
17 x @Rp 320.000
Rp 5.440.000
Sign Type C3
12 x @Rp 150.000
Rp 1.800.000
Sign Type D1
30 x @Rp 700.000
Rp 21.000.000
Sign Type D2
500 x @Rp 200
Rp 100.000
Acrylic Holder
500 x @Rp 1.000
Rp 500.000
Jasa Desain dan Penelitian
Rp 15.000.000
Total Harga
Rp 103.640.000 Tabel 4.1. Budgeting
85
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan
Sign system merupakan bagian penting dari sebuah tempat wisata seperti museum. Perancangan sign system ini diharapkan dapat membantu pengunjung untuk mendapatkan informasi lebih maksimal dan memahami sejarah yang ada di dalam museum. Seiring dengan merawat benda-benda bersejarah yang ada di dalam museum, diperlukan juga pembaharuan informasi sehingga museum juga berkembang. Diharapkan pengunjung museum juga semakin berkembang dan mendapatkan informasi secara menyenagkan lewat kunjungan ke Museum Bank Mandiri. 5.2.
Saran
Saran untuk pembaca yang akan melakukan penelitian tugas akhir tentang perancangan sign system sebagai berikut: 1. Mengenali museum secara baik dan mengerti bagian yang menjadi ciri khas dari museum tersebut. Kemudian melakukan observasi terhadap pengunjung yang datang. 2. Bagi para pembaca yang berencana membuat perancangan sign system dapat melakukan penelitian terhadap museum-museum lain karena penggunaan sign system di ruang publik di Indonesia masih minim dan kurang diperhatikan.
86
DAFTAR PUSTAKA Baer, Kim. (2008). Information Design Workbook: Graphic Approaches, Solutions, and Inspiration + 30 Case Studies. China: Rockport Publishers, Inc. Berger, Craig M. (2005). Wayfinding. Singapura: Page One Publishing Private ltd. Calori, Chris. (2007). Signage and Wayfinding Design. USA: John Wiley & Sons, Inc. Fraser, Tom. (2004). Designer’s Color Manual. USA: Chonicle Books LLC. Hein, George R. (1998). Learning in the Museum. USA: Routledge. ICOM. (2007). Museum Definition. Diunduh dari http://icom.museum/thevision/museum-definition/ Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia. Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustama Utama. Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi. Wright, A. (1998). The Begginer’s Guide to Colour Psychology. Colour Affects Limited
xviii
LAMPIRAN A: ABSEN BIMBINGAN
xix
xxxx