Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
PERANCANGAN MODEL PENILAIAN POTENSI PERSONAL PROTECTIVE CLOTHING (PPC) DALAM MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN PANAS Irma Nur Afiah, Sritomo Wignjosoebroto, dan Arief Rahman Program Pasca Sarjana Teknik Industri Bidang Keahlian Ergonomi dan Keselamatan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan lingkungan. Tekanan lingkungan tersebut dapat berasal dari faktor kimiawi, fisik, biologis dan psikis. Dari berbagai faktor yang ada, tekanan panas merupakan salah satu tekanan lingkungan dari golongan faktor fisik. Tekanan panas dapat menyebabkan beban tambahan bagi sirkulasi darah karena darah harus membawa oksigen kebagian otot dan harus membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit akibatnya frekuensi denyut jantung akan meningkat. Peningkatan denyut jantung sebagai akibat dari pekerjaan fisik di lingkungan kerja panas dapat menyebabkan kelelahan otot statis, perubahan fungsional pada organ tubuh dan dapat meningkatkan kecelakaan kerja. Penggunaan personal protective clothing (PPC) menjadi salah satu cara untuk melindungi pekerja dari kelelahan fisik yang akan mempengaruhi performansi pekerja dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan PPC dengan kinerja dari karyawan. Dalam pengukurannya, akan dilakukan eksperimen dengan dilakukan pengukuran langsung berupa pengukuran lingkungan panas dan denyut nadi pekerja. Tingkat kenyamanan dari akan penggunaan PPC juga akan menjadi faktor utama dalam penelitian ini. Dengan menggunakan analisis statistik ANOVA dan multiple linier regression akan didapatkan sebuah perbandingan untuk area kerja dengan temperatur normal dan temperatur ekstrim, dan akan memberikan rancangan model regresi liner dari variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja karyawan di lingkungan panas. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di furnace area PT. X. Kata Kunci: Personal protective clothing, tekanan panas, denyut nadi, environmental ergonomics.
PENDAHULUAN Furnace area atau tungku peleburan merupakan area kerja yang memiliki risiko besar terjadinya heat stress karena lingkungan kerja yang penuh risiko dengan temperatur yang tinggi. Kondisi ini akan mempengaruhi durasi kerja dan beban kerja itu sendiri. Penggunaan pakaian pelindung diri dengan standar yang lebih tinggi menjadi suatu keharusan untuk area kerja ini. Setelan pakaian pelindung diri harus cocok dengan kondisi lingkungan, khususnya terhadap temperatur yang yang akan mempengaruhi heat stress. Heat stress yang terusmenerus akan berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Menurut Pulat (1992) bahwa reaksi fisiologis tubuh (heat strain) karena peningkatan temperatur udara di luar comfort zone adalah vasodilatasi, denyut jantung meningkat, temperatur kulit meningkat, suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat. Suhu lingkungan kerja yang tinggi menyebabkan temperatur tubuh pekerja meningkat selanjutnya akan mengakibatkan tekanan panas (heat stress) pada pekerja sehingga akan mempengaruhi produktivitas pekerja. Di lingkungan kerja yang ekstrim, pakaian pelindung diri atau personal protective clothing (PPC) dijadikan sebagai salah satu faktor penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Performansi pekerja ketika menggunakan PPC menjadi hal penting untuk dikaji McLellan (2006) melakukan sebuah penelitian terkait dengan penurunan range of motion (ROM) pekerja ketika menggunakan pakaian pengaman (safety wear) pada pemadam kebakaran, pekerja pengolahan limbah, tentara, dan untuk pekerja yang penuh risiko lainnya dengan suhu ekstrim 40oC. Kemudian, banyak penelitian yang terkait dengan evaluasi PPC terhadap lingkungan kerja. Adams et al, (1994) mulai mencari keterkaitan antara efek pakaian kerja dengan performansi pekerja itu sendiri, meskipun didapatkan kesimpulan bahwa masih cukup sulit untuk memprediksikan keterkaitan antara efek dari pakaian kerja dengan performansi pekerja. Namun penelitian tersebut memperkenalkan sebuah kerangka penelitian tentang hubungan antara lingkungan, pakaian kerja, dan performansi kerja. Kang et al, (2001) membuat pemodelan lingkungan panas dan respon manusia pada daerah iklim tropis yang berguna untuk desain dan evaluasi lingkungan bangunan non AC (non air conditioned building environments). Penelitian tentang lingkungan panas juga dilakukan Muflichatun (2006), dalam penelitiannya tersebut menyatakan bahwa ada hubungan antara tekanan panas (heat stress) dengan produktifitas dan denyut nadi. Tekanan panas pada pekerja dapat dikendalikan dengan memperbaiki lingkungan kerja perusahaan atau dengan melakukan perbaikan pada seragam pekerja. Holmer (2006) dalam penelitiannya berpendapat bahwa PPC di lingkungan kerja yang panas sangat erat kaitannya dengan heat stress serta berpengaruh pada performansi pekerja yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan panas dan ketidaknyamanan dari PPC itu sendiri. Lingkungan kerja yang ekstrim tidak hanya area peleburan pada pabrik tertentu, tapi bagi mereka yang bekerja di sebagai petugas pemadam kebakaran juga erat dengan terjadinya heat stress. Mclellan (2006) mengevaluasi pengaruh tekanan panas pada pakaian pelindung selama operasi pemadam kebakaran. Gasperin (2008) merancang sebuah model untuk mengevaluasi pakaian pelindung diri anti api yang melakukan protocol test (simulation) dengan menggunakan manekin untuk menguji ketahanan pakaian pelindung diri yang tahan api. Raimundo dan Figueiredo (2009) telah membuat suatu pedoman yang berguna tentang penentuan pengaruh sifat-sifat pakaian pelindung diri selama operasi pemadaman kebakaran. Dari beberapa penelitian ini, terdapat beberapa kesimpulan yang sama yaitu tekanan panas pada pekerja akan mempengaruhi performansi pekerja dan juga mempengaruhi kesehatan pekerja itu sendiri. Penelitian terkait dengan lingkungan kerja juga diteliti oleh Furtado et al. (2007), penelitian tersebut juga melakukan sebuah eksperimen dengan mengukur performansi pekerja yang bekerja di lingkungan yang panas (trial outdoors) dan yang bekerja di dalam ruangan. Dari kedua lingkungan yang berbeda ini, tolak ukur penelitian adalah bagaimana performansi pekerja ketika menggunakan PPC dan tidak menggunakan PPC pada dua lingkungan kerja yang berbeda. Penelitian ini melakukan pendekatan fisiologi kerja yang menganalisa performansi pekerja dengan mengukur denyut jantung (HR). Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Kim et al. (2007) dengan kondisi lingkungan yang dingin. Penelitian Kim et al. (2007) fokus pada analisis beban kerja dalam pemindahan material dari satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan skenario eksperimen. Dari hasil eksperimen yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa performansi manusia akibat lingkungan yang dingin, akan ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
mempengaruhi beban kerjanya dan mempengaruhi respon fisiologis manusia. Di India, juga dilakukan pengukuran beban kerja dengan mengambil sampel dari pekerja bangunan yang berjenis kelamin perempuan. Penelitian Maiti (2008) ini melakukan pengukuran langsung dimana yang menjadi pelaku eksperimen adalah para pekerja tersebut. Kondisi kerja yang manual dan tanpa pakaian pelindung diri merupakan aspek utama dalam penelitian Maiti (2008). Ketika beberapa peneliti sebelumnya melakukan penelitian dengan melakukan studi eksperimen fisiologi kerja, lain halnya dengan Tian et al. (2011). Pada penelitian Tian et al. (2011) mengkombinasikan aspek fisiologi kerja dan psikologi kerja dari manusia. Untuk aspek fisiologis kerja, penelitian tersebut melakukan eksperimen seperti penelitian lainnya, dan untuk aspek psikologis kerja akan diberikan kuisioner kepada responden terkait respon mereka terhadap lingkungan panas Penelitian ini bertujuan untuk melakukan indentifikasi keterkaitan antara pekerjaan, kondisi lingkungan, dan kesehatan para karyawan (Furtado et al, 2007), menghasilkan model yang mampu menunjukkan sejauh mana keterkaitan antara pengaruh PPC dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, enilai hubungan antara PPC yang digunakan dengan kinerja karyawan, membuat rekomendasi perbaikan kondisi lingkungan kerja dan peningkatan kesadaran dalam penggunaan PPC untuk mengurangi dampak risiko kecelakaan kerja (Maiti, 2008 ; Tian et al, 2011). METODE Penelitian ini akan melakukan sebuah eksperimen dengan melibatkan pekerja dalam furnace area. Pada tahap pendahuluan, dirancang dua metode penelitian sebelum menemukan model konseptual dari penelitian ini (Gambar 1)
Gambar 1. Metodologi Penelitian Bagian 1
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Gambar 2. Metodologi Penelitian Bagian 2
Kemudian ditetapkan model penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian (Gambar 3) Variabel Independent
Variabel Dependent
Variabel Pendahulu
Tekanan Panas
Denyut Nadi dan Komsumsi Oksigen
Umur dan Masa Kerja
Task Performance dan kenyamanan menggunakan PPC
Variabel Pengganggu
Gambar 3. Model Konseptual dari Masing-Masing Variabel
Subjek 12 pekerja furnace area di PT. X berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebagai data awal maka dilakukan pendataan terkait nama, berat badan, umur, masa kerja, dan juga denyut jantung sebelum dilakukan eksperimen. Parameter dan Instrumen Parameter dalam penelitian ini adalah denyut jantung (HR) sebelum dan sesudah bekerja dalam lingkungan yang berbeda, perbedaan HR dari dua lingkungan tersebut, sebelum, tekanan panas dari berbagai titik yang ditentukan, produktifitas, tingkat kesalahan, dan kenyamanan dan keluhan subjektif yang didapatkan dari kuisioner. PPC yang digunakan ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
dalam penelitian ini adalah PPC yang telah ditetapkan oleh PT.X yaitu jaket dari bahan kulit tahan panas yang dilengkapi dengan baju pelindung di dalamnya untuk penyerapan keringat. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data dari suatu penelitian. Instrumen dalam penelitian ini meliputi : Questemp yang digunakan untuk mengukur tekanan panas. Alat ini dapat mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi ; Dual-Head Stethoscope yang digunakan untuk mengukur denyut nadi pekerja. Kuesioner Salah satu instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan kusioner atau alat pengumpulan data dengan angket. Daftar pertanyaan disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada para responden yang jawabannya diisi sendiri oleh para responden. Kuisioner akan disebar sebanyak populasi pekerja pada furnace area di PT.X. Proses Eksperimen Penelitian ini melakukan eksperimen (Gambar 2) untuk mengetahui kondisi nyata dari tekanan panas, denyut jantung, kinerja karyawan dan kenyamanan mereka menggunakan PPC.
Melakukan pekerjaan
simulasi
Memastikan PPC telah digunakan
Mencatat jantung bekerja
denyut sesudah
Mengukur jantung bekerja
Mengisi kuesioner
Mencatat jantung bekerja
denyut sebelum
denyut sebelum
Gambar 4. Proses Eksperimen
Analisis Statistik Setelah skenario eksperimen dan pengolahan data telah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan perancangan model yang mampu menunjukkan sejauh mana hubungan antara pengaruh PPC dan lingkungan kerja taerhadap kinerja karyawan. Sebelumnya diteliti seberapa besar hubungan tekanan panas, denyut jantung, kenyamanan dalam penggunaan PPC dan performansi kerja. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu ; Univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi dari tiap variabel, kemudian analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga berhubungan atau korelasi. Dalam analisis bivariat ada dua jenis rumus statistik yang dapat digunakan yaitu statistik parametrik atau non parametrik. Untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan, melalui distribusi data yaitu dengan uji normalitas data. Untuk uji kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji Kolmogorov-Smirnov Jika P-value >0,05 maka distribusi ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
data adalah normal, jika nilai P-value <0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Data dalam penelitian ini adalah tekanan panas (interval), denyut jantung (ratio), dan kinerja (ratio). Jika data-data tersebut seluruhnya normal, maka uji statistik yang digunakan adalah Korelasi Pearson, dengan kriteria pengujian jika P-value >0,05 maka Ha ditolak, jika P-value < 0,05 maka Ha diterima. Kemudian, setelah dilakukan uji analisis, maka akan dilakukan analisis regresi berganda untuk menghitung persamaan regresi. Linear Regression digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara sebuah variabel dependent (tergantung) dengan satu atau beberapa variabel independent (bebas) yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Jika variabel dependent dihubungkan dengan satu variabel independent saja, persamaan regresi yang dihasilkan adalah regresi linier sederhana atau linier regression. Jika variabel independent lebih dari satu, maka persamaan regresi adalah persamaan regresi berganda atau multiple linier regression. Untuk penelitian ini, karena terdapat 2 variabel independent, maka persamaan yang dihasilkan berupa multiple linier regression. HASIL DAN DISKUSI Pada tahap ini akan dilakukan analisa dan pembahasan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Terutama terhadap hasil dan pengolahan data. Analisa ini diharapkan dapat menjabarkan hasil dari pengolahan data dan model yang telah dihasilkan. Sedangkan untuk memberikan penafsiran terhadap besarnya kontribusi atau sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari kuadrat koefisien korelasi yang diperoleh. KESIMPULAN Berdasarkan kerangka konsep yang ada maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara kenyamanan dalam penggunaan PPC dengan kinerja dari karyawan di furnace area di PT. X 2. Ada hubungan antara tekanan panas dengan kinerja dari karyawan di furnace area di PT. X 3. Ada hubungan antara tekanan panas dengan denyut jantung dari karyawan di furnace area di PT. X 4. Ada hubungan antara kenyamanan dalam penggunaan PPC dengan denyut jantung karyawan di furnace area di PT. X DAFTAR PUSTAKA Adams, P. S., Slocum, A. C., dan Keyserling W. M. (1994), “A Model for Protective Clothing Effects on Performance”, International Journal of Clothing Science and Technology, Vol 6, No. 4. Furtado, L. A., Craig, B. N., Chard, J. T., Zaloom, V. A., dan Chu, H. W. (2007), “Cooling Suits, Physiological Response, and Tasks Performance in Hot Environments for The Power Industry, International Journal of Occupational Safety and Ergonomics”, Vol. 12, No. 3, Hal. 227-239. Gasperin, M., Juricic, D., Musizza, B., dan Mekjavic,I. (2008), “A Model-Based Approach to The Evaluation of Flame-Prorective Garments”, ISA Transasctions, Vol. 47, Hal. 198-210.
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Holmer, I. (2006), “Protective clothing in hot environment”, Journal of Industrial Health, Vol. 44, Hal. 404-413. Kang, Z. J., Xue, H., dan Bong, T. Y. (2001), “Modeling of thermal environment and human response in a crowded space for tropical climate”, International Journal of Building and Environment 36, 511-525. Kim, T. G., Tochihara, Y., Fujita, M., dan Hashiguchi, N. (2007), “Physiological Responses and performance of loading work in a severely cold environment”, International Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 37, Hal.725–732 Maiti, R. (2008), “Workload Assessment in Building Construction Related Activities in India”, Applied Ergonomics, Vol. 39, Hal 754-765. McLellan, S. (2006), “The Management of Heat Stress for The Firefighter: A review of work conducted on behalf of the Toronto Fire Service”, Ind. Health 44 : 414-426. Muflichatun. (2006), “Hubungan Antara Tekanan Panas, Denyut Nadi, dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Pandai besi Paguyuban Wesi Aji Donorejo Batang”, Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang. Pulat, B. M. (1992), “Fundamental of Industrial Ergonomic”, Prectise Hall Englewood Cliffs New Jersey. Raimundo, A. M., dan Figueiredo, A. R. (2009), “Personal Protective Clothing and Safety of Firefighters Neas a Higg Intensity Fire Front”, Fire Safety Journal. Vol. 44, Hal. 514-521. Tian, Z., Zhu, N., Zheng, G., dan Wei, H. (2011), “Experimental Study on Physiological and Psychological Effects of Heat Aclimatization in Extreme Hot Enviroments”, Building and Environment, Vol. 46, Hal 2033-2041.
ISBN : 978-602-97491-4-4 A-34-7