PERANCANGAN IT BLUEPRINT UNTUK PENGIMPLEMENTASIAN E-GOVERNMENT ( Studi Kasus : Dinas Perhubungan Kominfo Kota Tasikmalaya ) Saepul, Aradea, Husni Mubarok Email :
[email protected] Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Siliwangi ABSTRAK Teknologi informasi dan komunikasi data membuat penyampaiaan informasi dapat diperoleh lebih cepat, hal ini disadari oleh aparat pemerintahan yang peka terhadap perkembangan teknologi informasi dengan melalui program E-Government. E-Government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Dinas Perhubungan dan Kominfo Tasikmalaya sebagai salah satu dinas dalam pemerintahan, perlu kiranya mempersiapkan agenda penerapan E-Government secara matang, sehingga dinas tersebut dapat melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Penyusunan rencana strategis E-Government dilakukan dengan memanfaatkan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP didefinisikan sebagai proses mendefinisikan arsitektur perencanaan sistem informasi serta membuat rencana pengimplementasian dari arsitektur tersebut. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya adalah inisiasi perencanaan, pemodelan bisnis, sistem dan teknologi saat ini, arsitektur data, arsitektur informasi, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, arsitektur integrasi informasi. Berdasarkan hasil analisis rantai nilai terdapat 3 proses aktivitas utama yaitu proses bidang Kominfo, lalu lintas dan angkutan. Pada arsitektur data terdapat 63 entitas. Diperoleh entitas yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 45 entitas (71,4%), entitas yang diperbaharui sejumlah 7 entitas (11,1%), sedangkan entitas yang diintegrasikan sejumlah 11 entitas (17,5%). Pada arsitektur informasi terdapat matriks proses bisnis dan kelas data. Pada arsitektur aplikasi terdapat 31aplikasi. Diperoleh aplikasi yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 21 aplikasi (67,7%), aplikasi yang diperbaharui sejumlah 3 aplikasi (9,7%), sedangkan aplikasi yang diintegrasikan sejumlah 7 Aplikasi (22,6%). Pembangunan arsitektur teknologi mengusulkan sebuah jaringan enterprise dan sistem bisnis secara konseptual. Di dalam arsitektur integrasi informasi didapatkan Data Flow Diagram. Dengan demikian terbentuklah rekomendasi IT Blueprint yang dapat dijadikan pedoman bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dalam pengimplementasian EGovernment dilingkungannya Kata Kunci : Arsitektur Enterprise, Cetak Biru TI, Dishub, E-Government, Perencanaan Arsitektur Enterprise. ABSTRACT Information technology and data communications make delivery of information can be obtained more quickly. It is recognized by government employee who are sensitive to development of information technology with e-government program. E-Government is an effort to develop governance with electronic-based to improve quality of public services effectively and efficiently. Department of Transportation and Communications Information Technology Tasikmalaya as one of department in governance, must prepare implementation of egovernment well, so that it can do governance with electronic-based to improve quality of public services effectively and efficiently. The strategical plan arrangement is done by using Enterprise Architecture Planning (EAP) methodology EAP is a process to definite the information system planning architecture and to make the implementation planning of architecture. There are some stept being taken in this observation, such as planning initiation, business model, recent technology and system, data architecture, information architecture, application architecture, technology architecture, information integration architecture. Based in the analysis of value chain there are 3 main activity, they are process of Kominfo, Traffic and transport. Data architecture have 63 entities. They are 45 entities (71,4%) to be created, 7 entities (11,1%) to be costumized, 11 entities (17,5%) to be integrated. In information architecture have matriks of business process dan data class. Application architecture have 31 applications. They are 21 applications (67,7%) to be created, 3 applications (9,7%), to be costumized, 7 applications (22,6%). to be integrated. Technology development proposes a network architecture and enterprise business systems conceptually. In Information Integration Architecture is got Data Flow Diagram. So, IT Blueprint recommendations that can be used as guidelines for the Department of Transportation, Communication and Information Technology in the implementation of E-Government. Keyword : Enterprise Architecture, IT Blueprint, Dishub, E-Government, Enterprise Architecture Planning, Dishub. I. PENDAHULUAN Pemerintah Kota Tasikmalaya khususnya Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
merupakan unit kerja / dinas yang bertanggung jawab terhadap penyusunan bahan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan pos, telekomunikasi, sarana
1
komunikasi dan diseminasi informasi serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan Pemerintah, namun dalam menjalankan fungsi bisnis tersebut Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika saat ini belum menerapkan program E-Government secara utuh, E-Gavernment masih dalam agenda jangka panjang dinas tersebut. Sehingga perlu kiranya mempersiapkan agenda penerapan E-Government secara matang. Melihat latar belakang di atas, maka dilakukanlah penelitian dengan judul Perancangan IT Blueprint Untuk Pengimplementasian EGovernment ( Studi Kasus : Dinas Perhubungan Kominfo Kota Tasikmalaya ), yang di harapkan dapat menjadi pedoman dalam pembuatan sistem informasi terintegrasi sesuai dengan fungsi bisnis dan kebutuhan bisnisnya.
karakteristik dari setiap definisi e-Government, yaitu masing-masing adalah : 1. Merupakan suatu mekanisme interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder); dimana 2. Melibatkan pengguna teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan 3. Memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan yang selama berjalan. D. Pengertian Enterprise Architecture (EA) Menurut Surendro (2009) Arsitektur Enterprise adalah kumpulan prinsip, metode dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendisain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya. E. Pengertian Enterprise Architecture Planning (EAP) Menurut Surendro (2009) EAP merupakan proses mendefinisikan arsitektur-arsitektur untuk penggunaan informasi yang mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk pengimplementasikan arsitektur tersebut.
II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Blueprint Menurut Surendro (2009) cetak biru arsitektur enterprise merupakan rincian dinamis untuk arsitektur-arsitektur yang memanfaatkan proses dan kerangka yang terstruktur. Cetak biru tersebut mengandung rincian bisnis, informasi, dan teknologi saat ini, dan yang diusulkan perusahaan untuk masa depan. B. Pengertian IT Blueprint Menurut Rudianto (2004) Secara prinsip, IT Blueprint merupakan dokumen formal organisasi yang berisikan panduan kerangka kerja dalam mengembangkan perencanaan strategis teknologi informasi. Tujuan dari pengembangan IT Blueprint ini adalah menghindarkan situasi dimana: 1. Implementasi solusi teknologi informasi tidak sejalan dengan rencana strategis, visi dan misi organisasi; 2. Implementasi solusi teknologi informasi tidak sesuai dengan kebutuhan para stakeholder; 3. Sistem yang dikembangkan tidak terintegrasi, koheren dan holistik; dan 4. Rendahnya kualitas sistem yang dikembangkan. C. Pengertian e-Government Menurut Indrajit (2006) Berbeda dengan definisi e-Commerce maupun e-Business yang cenderung universal, e-Government sering di gambarkan atau dideskripsikan secara cukup beragam oleh masingmasing individu atau komunitas salah satunya Menurut Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-Government sebagai berikut : e-Government yaitu mengenai teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah (seperti WAN, Internet, komputer mobile) yang mempunyai kemampuan merubah hubungan dengan masyarakat, perusahaan, dan cabang pemerintahan. Manfaat e-Government, Menurut Indrajit (2006) tanpa mengecilkan arti dari beragam contoh definisi yang telah ada, setidaknya terdapat tiga kesamaan
Gambar 1. Komponen dan Lapisan Perencanaan Arsitektur Enterprise (Surendro, 2009) Tahapan - tahapan EAP adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi Perencanaan Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu kerangka pengerjaan Perencanaan Arsitektur Enterprise yang mencakup waktu dan sumber daya yang efisien dan efektif sehingga proyek dapat dimulai secepatnya dalam arah yang tepat 2. Model Bisnis Awal Model bisnis awal merupakan proses untuk mendefinisikan bisnis. Digunakan Value Chain atau analisis rantai nilai untuk memberikan kerangka identifikasi dan inventarisasi fungsi bisnis, dengan mengelompokkan area fungsional ke dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Gambar 2. Model Siklus Hidup Sumber Daya: Aktivitas dan Jenis Data (Surendro, 2009) Keseluruhan analisis rantai nilai dengan dekomposisi dirangkum melalui model rantai nilai dengan siklus hidup sumber daya dan produk di dalam tiap-tiap area fungsi seperti dideskripsikan dalam gambar di bawah ini:
2
B. Pemodelan Bisnis 1. Identifikasi fungsi bisnis a. Analisis rantai nilai Analisis rantai nilai yang pertama kali diusulkan oleh Porter (1985) memberikan kerangka untuk mengidentifikasi dan menginventarisasikan area fungsi bisnis, yaitu dengan mengelompokan areaarea fungsional kedalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Gambar 3. Model Rantai Nilai dengan Analisis Siklus Hidup Sumber Daya (Surendro, 2009) 3. Sistem dan Teknologi Saat Ini Mencakup definisi dari sistem aplikasi dan platform teknologi pendukung yang ada pada saat ini. 4. Arsitektur Data, Arsitektur Aplikasi, Dan Arsitektur Teknologi a. Arsitektur Data Arsitektur data bertujuan mendefinisikan data yang akan dipakai untuk mengembangkan dan membangun arsitektur aplikasi. b. Arsitektur Aplikasi Tujuan dari pembuatan arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan aplikasi-aplikasi utama yang diperlukan untuk mengatur data dan mendukung fungsi bisnis dari organisasi tersebut. c. Arsitektur Teknologi Pada tahap ini yang akan didefinisikan adalah bagaimana penerapan teknologi terhadap aplikasi yang telah didefinisikan. 5. Rencana Implementasi Pada tahap ini adalah untuk menyusun dan menyiapkan dilakukan rencana implementasi. Implementasi arsitektur enterprise dilakukan untuk menghasilkan sistem informasi. Untuk melengkapi proses penentuan aplikasi dalam hubungannya dengan fungsi bisnis, dapat digunakan kerangka kerja portofolio aplikasi yang diajukan oleh Ward, sebagai berikut :
Gambar 5. Analisis Rantai Nilai Dari hasil analisis dengaValue Chain diatas untuk aktivitas utama terdiri dari proses pengelolaan bidang kominfo, bidang lalu lintas dan bidang angkutan, masing-masing aktivitas utama tersebut memiliki proses-proses bisnis. b. Siklus hidup sumber daya dan produk Analisis siklus hidup sumber daya dan produk digunakan untuk melengkapi dan lebih memastikan kelengkapan dekomposisi dalam suatu area fungsi yang terjadi dari kebutuhan, akuisisi, pengelolaan dan disposisi. C. Sistem dan Teknologi Saat Ini Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai proses bisnis dari tiap bidang yang ada dapat di simpulkan bahwasannya setiap aktivitas atau proses di lakukan secara manual akan tetapi setiap bidang mempunyai hasil data dari tiap aktivitas yang di lakukan, data tersebut akan berguna dikemudian hari sebagai bahan pelaporan atau kebutuhan data di dinas perhubungan komunikasi dan informatika kota tasikmalaya terkait aktivitas yang ada. Pengolahan data hanya menggunakan Microsoft Office. D. Arsitektur Data Arsitektur data digunakan untuk mendefinisikan jenis-jenis data utama yang mendukung fungsifungsi bisnis yang telah di identifikasi pada pemodelan bisnis. Tabel 1. Daftar Kandidat Entitas Data Bidang Kominfo Entitas Bisnis Entitas Data Entitas Pengelola Entitas Pengelola Sistem Informasi Entitas Penanggung Jawab Entitas Data dan Informasi Entitas Keamananan Data dan Informasi Entitas Proses Entitas Sumber Informasi Pengolahan Entitas Informasi Sistem Informasi Entitas Subjek Informasi Entitas Kejelasan Informasi Entitas Ketegasan Informasi Entitas Website Entitas Profil Resmi Pemerintah Entitas Menu Informasi Kota Tasikmalaya Entitas Berita
Gambar 4. Portofolio Aplikasi Sistem Informasi (Surendro, 2009) III.METODOLOG A. Inisialisasi Perencanaan 1. Ruang Lingkup Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tasikmalaya membutuhkan sistem informasi yang terintegrasi, yang dapat menunjang berbagai fungsi bisnis atau fungsi layanan yang ada di Dinas tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan publik secara lebih efektif dan efisien.
3
dan Website Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Penyampaian Informasi Kepada Masyarakat
Entitas Artikel Entitas Kontak
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan
Lalu Lintas Entitas Pengendalian Lalu Lintas Tabel 3. Daftar Kandidat Entitas Data Bidang Angkutan Entitas Bisnis Entitas Data Entitas Menyelenggarakan Entitas Kebutuhan pengkajian kebutuhan dan Entitas Sarana Dan pengembangan sarana dan Prasarana prasarana angkutan Entitas Hasil Kajian Entitas Menyelenggarakan Entitas Pembina pembinaan manajemen Angkutan angkutan untuk jaringan Entitas Manajemen trayek dan jaringan lalu Pembinaan lintas Angkutan Entitas Jaringan Trayek
Entitas Pengajuan Informasi Entitas Pengesahan Informasi Entitas Penyampaian Informasi Entitas Layanan Entitas Layanan Informasi Informasi Bidang Kominfo Entitas Layanan Informasi Bidang Lalu Lintas Entitas Layanan Informasi Bidang Angkutan Entitas Layanan Informasi UPTD Terminal Entitas Layanan Informasi UPTD PKB Entitas Layanan Informasi UPTD Parkir Entitas Layanan Informasi Pengadaan Barang/Jasa Entitas Layanan Informasi Peta Wisata Entitas Layanan Informasi LPSE Kota Tasikmalaya Entitas Layanan Informasi Transportasi Tabel 2. Daftar Kandidat Entitas Data Bidang Lalu Lintas Entitas Bisnis Entitas Data Entitas Menyelenggarakan Entitas Pembina pembinaan manajemen dan Lalu Lintas rekayasa lalu lintas di jalan Entitas Manajemen kota dan jalan provinsi Pembinaan serta jalan negara yang Entitas Rekayasa berada di wilayah kota Lalu Lintas Entitas Menyelenggarakan Entitas bimbingan keselamatan Pembimbing dan penertiban di bidang Entitas Bimbingan lalu lintas Keselamatan Entitas Bimbingan Penertiban Entitas Peraturan Entitas Lalu Lintas Entitas Menyelenggarakan Entitas analisis daerah rawan Daerah/Lokasi kecelakaan transfortasi Entitas jalan Permasalahan Entitas Hasil Evaluasi Entitas Pelaporan Entitas Ketetapan Jaringan Entitas Angkutan Entitas Menyelenggarakan Entitas Petugas pengawasan dan Lalu Lintas pengendalian Entitas Pengawasan
Entitas Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan tugas bidang angkutan dan mencari alternatif pemecahannya.
Entitas Ijin Trayek
Entitas Permasalahan Angkutan Entitas Evaluasi Entitas Alternatif Pemecahan Masalah Entitas Hasil Keputusan Entitas Pemohon Entitas Kelengkapan Persyaratan Entitas Bukti Penerimaan Persyaratan Entitas Ijin Trayek Entitas Validasi Pimpinan Entitas Registrasi Entitas Retribusi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Arsitektur Informasi Arsitektur informasi adalah penyajian grafis perencanaan sumber daya data dalam jangka panjang bagi suatu bisnis. Hal tersebut merupakan “cetak biru” dalam pengembangan sistem informasi pada saat ini dan masa yang akan datang.
4
Gambar 6 Area Proses Bisnis dengan Kelas Data Dishub Kominfo
Gambar 7 Pemetaan Ulang Dishub Kominfo
5
Gambar 8 Persepsi Proses Bisnis Seperti terlihat pada gambar maka konseptual arsitektur jaringan enterprise yang diusulkan adalah menggunakan topologi tree, serta diusulkan pula untuk memakai 5 buah server yaitu database server, mail server, web server, proxy server 2. Konseptual Arsitektur Sistem Bisnis
Gambar 9 Persepsi Basis Data B. Analisis GAP Data Berdasarkan analisis gap data maka dapat diperoleh hasil 63 entitas. Dan diperoleh entitas yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 45 entitas (71,4%), entitas yang diperbaharui sejumlah 7 entitas (11,1%), sedangkan entitas yang diintegrasikan sejumlah 11 entitas (17,5%). C. Analisis GAP Aplikasi Berdasarkan tabel 4.5 analisis gap aplikasi diatas maka dapat diperoleh hasil 31 Aplikasi. Dan diperoleh aplikasi yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 21 aplikasi (67,7%), aplikasi yang diperbaharui sejumlah 3 aplikasi (9,7%), sedangkan aplikasi yang diintegrasikan sejumlah 7 Aplikasi (22,6%). D. Arsitektur Teknologi 1. Konseptual Arsitektur Jaringan Enterprise
Gambar 411 Konseptual Arsitektur Sistem Bisnis E. Arsitektur Integrasi Informasi
Gambar 12 Level 1. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan maka diperoleh kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Telah terciptanya sebuah rekomendasi IT Blueprint yang dapat dijadikan pedoman bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dalam pengimplementasian E-Government dilingkungannya.
Gambar 10 Konseptual Arsitektur Jaringan Entreprise
6
2. Sesuai dengan hasil analisis rantai nilai maka diperoleh 3 bagian proses bisnis yaitu proses bisnis Bidang Kominfo, proses bisnis Bidang Lalu Lintas dan proses bisnis Bidang Angkutan. 3. Setelah dilakukan pengidentifikasian hubungan fungsi bisnis dan unit organisasi serta diidentifikasi status implementasi TI dari masing-masing proses bisnis tersebut, maka diperoleh 58 buah proses bisnis atau pelayanan dengan rincian 18 proses bisnis yang sudah menggunakan implementasi TI (31,03 %) dan 40 proses bisnis yang masih dilakukan secara manual (68,97 %) 4. Berdasarkan analisis gap data maka diperoleh hasil 63 entitas. Dan diperoleh entitas yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 45 entitas (71,4%), entitas yang diperbaharui sejumlah 7 entitas (11,1%), sedangkan entitas yang diintegrasikan sejumlah 11 entitas (17,5%) 5. Berdasarkan analisis gap aplikasi diatas maka dapat diperoleh hasil 31 Aplikasi. Dan diperoleh aplikasi yang dilakukan pengembangan baru sejumlah 21 aplikasi (67,7%), aplikasi yang diperbaharui sejumlah 3 aplikasi (9,7%), sedangkan aplikasi yang diintegrasikan sejumlah 7 Aplikasi (22,6%). 6. Berdasarkan konseptual arsitektur jaringan enterprise maka diusulkan untuk menggunakan Topologi tree untuk memperbaiki sistem jaringan yang sudah ada yang menggunakan point to multi point wireless. 7. Berdasarkan arsitektur integrasi informasi dihasilkan dokumentasi pemodelan dengan DFD. B. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diperoleh saran yang diajukan sebagai berikut: 1. Model arsitektur enterprise yang telah dihasilkan dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk mencapai sasaran strategis organisasi, selain itu dapat dijadikan pedoman agar arah kebijakan pengembangan menjadi terukur dan jelas. 2. Agar arsitektur enterprise dapat mendukung strategi kebijakan dalam perencanaan pengembangan sistem, sebaiknya presentasi dan penyajian dokumentasi hasil EAP yang dibuat dapat dipahami dan diterima oleh pihak manajemen Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika.
Aradea, 2009. Diklat Kuliah Analisis Kebutuhan Informasi, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Aradea, 2009. Diklat Kuliah Rekayasa Sistem, Fakultas Teknik Informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jogiyanto, 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset. Jurusan Teknik Informatika, 2013. Panduan Kerja Praktek dan Tugas Akhir, Fakultas Teknik Informatika Tasikmalaya. Kridanto Surendro, 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, Informatika Bandung. Richardus Eko Indrajit, 2005. e-Government In Action, C.V Andi Offset Yogyakarta. Richardus Eko Indrajit, 2006. Electronic Government, C.V Andi Offset Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Adhi Wahyu, 2009. Pembuatan Rencana Strategis Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik Berbasis Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus : Pemerintah Kabupaten Kutai Barat). Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung : Magister Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. Aradea, 2009. Diklat Kuliah Sistem Informasi, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
7