PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PEDOMAN BERLALU LINTAS BAGI REMAJA PEMOHON SURAT IZIN MENGEMUDI
Angela Yesie Dharmawan1, Heru Dwi Waluyanto2, Aznar Zacky3 Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya Email:
[email protected]
Abstrak Judul: Perancangan Buku Ilustrasi Pedoman Berlalu Lintas Bagi Pemohon Surat Izin Mengemudi Tujuan Perancangan Buku Pedoman ini adalah membuat buku pedoman yang mampu memberikan dan menambah wawasan mengenai etika dan tata tertib berlalu lintas bagi penggunanya. Dalam perancangan buku ini melalui proses wawancara dan observasi agar ilustrasi sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan. Pendekatan secara visual dapat memberikan gambaran tentang etika dan cara berkendara agar tampak lebih menarik. Dari segi visual, perancangan buku pedoman ini menggunakan teknik manual untuk sketsa karakter, storyboard dan layout. Diolah kembali menggunakan teknik digital sehingga menghasilkan bentuk vektor. Dengan pendekatan visual dalam sebuah buku pedoman, masyarakat khususnya remaja, diharapkan lebih mengerti dan memahami etika dan cara berlalu lintas sehingga mampu menghindari dan mencegah kecelakaan di jalan raya. Kata Kunci : Buku pedoman, Lalu lintas, Ilustrasi, Teknik manual, Teknik digital
Abstract Title: Illustration Design Traffic Guide Book for Teenager Driving License Applicants
The Purpose of this guide book is to create a guide book that can give information and improve driving knowledge and ethics. This book design based on interview and observation process what really happen on field. Visual approach can give an idea about ethics and how to drive to look more attractive. In terms of visual, design handbook using manual techniques for character sketches, storyboard and layoutarrangement. Reprocessed using digital techniques to produce vector shapes. By using Visual Approach in a guide book, teenagers are expected to be able to know more and understanding Ethiquetly in road so as to avoid and prevent traffic accidents. Keyword: Guide Book, Traffic, Illustration, Manual techniques, Digital techniques
Pendahuluan Kecelakaan menjadi pembunuh terbesar ketiga menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kapolri Jenderal Sutarman menjelaskan berbagai upaya kepolisian seperti pembinaan dan workshop belum mampu menekan jumlah korban kecelakaan (“Setiap Hari 4 Orang Tewas dalam Kecelakaan Lalu Lintas”, par. 5). Bedasarkan hasil observasi, khususnya di Indonesia, penyebab utama besarnya angka kecelakaan adalah faktor manusia, baik karena kelalaian, kelengahan atau melanggar aturan. Setiap harinya kecelakaan memakan korban jiwa dan penyumbang terbanyak kecelakaan adalah Pengendara sepeda motor. Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor meningkat tiap tahun dengan jumlah populasi mencapai 87,40% di Jawa Timur. Dalam setahun Kementrian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) menyebutkan, kecelakaan pengendara sepeda motor mencapai 120.226 kali atau 72% dari seluruh kecelakaan lalu lintas dan Kepala Dinas Perhubungan, Mardi Ahmad menyebutkan sekitar 75% kecelakaan menimpa remaja karena minim etika berkendara dan kesadaran berlalu lintas yang masih rendah (“kecelakaan lalu lintas menimpa anak-anak usia remaja”, par.2 ). Pengendara penting mengetahui dan memahami peraturan lalu lintas yang benar di jalan raya. Selain itu, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib memiliki surat izin mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan bermotor (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009). Surat tersebut menjadi bukti bahwa pengendara telah memenuhi persyaratan jasmani dan rohani serta terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Remaja yang mengajukan surat izin mengemudi perlu dibekali informasi dan pengetahuan seputar lalu lintas dengan tujuan remaja memiliki cara berkendara yang baik dan benar sehingga menghindari atau mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya. Terdapat peraturan atau tata cara etika berkendara yang belum diketahui remaja. Oleh karena itu, Dengan dibekalinya informasi dan pengetahuan berlalu lintas pada remaja, mampu menambah wawasan mengenai peraturan dan etika berlalu lintas, mampu membangun sikap disiplin dan patuh terhadap peraturan serta membangun rasa menghormati sesama pengendara dan pengguna jalan. Kedisiplinan sangat penting bagi setiap orang karena dapat membentuk karakter pribadi yang kuat dan sukses (Budiono, par.1 ). Khususnya bagi remaja, menanamkan nilai kedisiplinan dapat membentuk pribadi yang kuat serta bertanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Selain itu,
menanamkan nilai kedisiplinan dapat membentuk remaja mempunyai etika yang baik. Remaja yang memahami peraturan lalu-lintas juga dapat melindungi diri sendiri dan orang lain. Pada masa remaja, ada orang tua yang sepenuhnya percaya atau memberikan kebebasan kepada anaknya seperti dalam hal berpergian, sering dijumpai sekelompok remaja yang berlibur bersama mengendarai kendaraan bermotor sendiri tanpa didampingi orang tua. Remaja yang telah mengetahui dan memahami peraturan lalu-lintas yang baik dan benar akan mengerti dan mampu membawa diri mereka sendiri di lingkungan (aman dan nyaman). Memahami peraturan lalu-lintas dapat dijadikan sebagai himbauan bagi para remaja untuk tidak menyimpang dalam tata cara berlalu lintas. Seperti usia diatas 17 tahun diizinkan mengendarai kendaraan bermotor, kondisi kendaraan harus memenuhi persyaratan teknis, dan sebagainya. Dalam menyampaikan informasi mengenai peraturan lalu-lintas, tidak lepas dari sosok spolisi. Polisi memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menertibkan pengendara atau pengguna jalan sesuai peraturan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, remaja akan melihat bahwa polisi dapat dijadikan sebagai panutan mereka karena mengemban tugas dan tanggung jawab yang mulia, yaitu melayani dan mengayomi masyarakat. Menurut Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Zulanda SIK (2015), polisi tidak hanya sebagai mitra masyarakat dan juga sebagai sahabat bagi anak sehingga menjadi contoh dan teladan bagi anak. Seorang remaja yang melihat tugas dan tanggung jawab polisi, akan merasa aman dan nyaman serta menambah rasa percaya anak kepada polisi. Dengan demikian, citra polisi dibangun lebih baik lagi (Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Daul, 2009). Dengan memberikan bekal pengetahuan mengenai lalu-lintas melalui media buku ilustrasi diharapkan mampu mengurangi angka kecelakaan di jalan raya yang masih tinggi dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu-lintas. Memberikan gambaran secara visual mampu menjelaskan dengan tepat cara berkendara yang baik dan benar, sehingga mereka siap terjun di jalan raya dengan memiliki etika berkendara yang baik terhadap sesama pengguna jalan dan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Remaja akan memahami dan mengetahui syarat apa saja yang harus dimiliki seorang pengendara secara resmi melalui buku ilustrasi. Perancangan buku ilustrasi mampu memudahkan pembaca membayangkan secara benar dan memperjelas maksud informasi yang disampaikan.
Selain itu, ilustrasi mampu membuat buku menjadi menarik dan meningkatkan minat baca.
Tujuan Perancangan Memberikan pengetahuan dan informasi berlalu lintas bagi remaja pemohon surat izin mengemudi untuk menghindari dan mengurangi kecelakaan di jalan raya.
Metode Perancangan Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Memberikan Pertanyaan yang telah direncanakan sebelumnya. Setiap partisipan diberi pertanyaan dan jawaban yang sama. Pedoman wawancara yang berfokus pada subjek tertentu. Pertanyaan yang diajukan kepada partisipan tidak sama namun jenis data yang diperoleh sama. Masih banyak kemungkinan pertanyaan yang muncul pada saat wawancara langsung dengan narasumber yang akan timbul pokok pembahasan lain yang menarik untuk dibahas. b. Studi kepustakaan Metode ini merupakan metode teknik pengumpulan data diperoleh dari data yang pernah diteliti dan dianalisa sebelumnya. Data diperoleh dari internet dan buku. Dalam perancangan ini buku yang diperlukan adalah buku yang berhubungan dengan psikologis remaja dan Internet sebagai media informasi tambahan untuk mencari informasi mengenai sebab-akibat, kecelakaan di jalan raya. Selain itu media buku dan internet digunakan sebagai media untuk mencari referensi mengenai media buku, ilustrasi, dan teknik atau gaya desain yang akan dibuat. c. Dokumentasi Metode ini sangat penting sebagai acuan perancangan buku dan sebagai referensi dalam pembuatan desain. Dokumentasi sebagai bantuan dalam pembuatan desain sehingga sesuai dengan konsep. Dokumentasi digunakan pula pada saat observasi kondisi dan perilaku pengendara di jalan raya
Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan metode analisis kualitatif Menurut Bogdan dan Taylor (21-22), metode kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik. Metode kualitatif mampu mengungkap gejala secara sistematis. Peneliti menggunakan metode kualitatif karena peneliti terlibat secara langsung dengan objek yang diteliti untuk memahami fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dalam memperoleh data secara tertulis atau lisan dibutuhkan metode startegi 5W + 1H. Metode ini mampu memberikan solusi yang baik mengenai konten atau isi yang akan dibuat mudah diterima dan dipahami masarakat khususnya bagi pengendara remaja serta memberikan edukasi mengenai hak dan kewajiban pengendara dan penguna jalan yang benar sehingga diharapkan para remaja siap menjadi pengendara yang patuh terhadap peraturan yang berlaku dan memiliki etika yang baik dalam berkendara sehingga mampu menghindari atau mengurangi angka kecelakan dan membentuk pribadi yang disiplin di jalan raya.
Pembahasan Banyak orang menyebutkan bahwa buku adalah “Jendela” ilmu. Semakin banyak membaca buku, maka semakin banyak pula ilmu yang didapat. Setiap buku memberikan manfaat bagi manusia, selama mampu menangkap dan memetik makna. Buku merupakan arti dari serapan kata bahasa Arab yaitu, “Kitab”. Buku merupakan kumpulan kertas atau bahan lain yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar, serta setiap sisinya disebut halaman. Menurut Andrie Wongso (2012) , Dalam buku juga tertulis catatan sejarah dan kisah yang ditulis dengan banyak referensi, sehingga banyak orang besar yang dikenal melalui buku dan mampu mempengaruhi dunia lewat pandangan dan tulisan yang dibuatnya (“Bangun Karier dengan Mencintai Buku”, par.4) . Dengan membaca buku berarti mampu menyelami dunia. Bukan hanya sekedar mendapatkan pengetahuan, tetapi mampu menjelajahi dunia, mendapatkan inspirasi dan motivasi dari tokohtokoh dunia sehingga menjadi lebih bijak, menjalankan nilai-nilai positif yang didapat dari buku. Buku memiliki peran yang besar bagi manusia. Dengan membaca buku berarti kita sedang investasi yang tidak pernah habis
Ilustrasi Ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau
tujuan secara visual (Kusrianto: 19h.140). Menurut New Encyclopedia (Funk & Wagnals) Ilustrasi adalah materi gambar yang ditampilkan dengan teks dan memperjelas atau memperindah/ membuat lebih manarik berupa peta diagram hiasan, mereka biasanya ditampilkan dalam bentuk pemandangan, manusia, atau hubungan objek-objek dalam beberapa jenis secara tidak langsung dengan simbol. Ilustrasi sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan ditemukannya pada zaman Palaeolithikum, simbol atau gambar di dalam dinding-dinding gua salah satunya Gua Leang-Leang di Maros, Sulawesi Selatan. Pada zaman mesir kuno, dikenal dengan sistem penulisan Hieroglifik (Hieroglyphic). Istilah ini digunakan pertama kali oleh orang-orang yunani pada tahun 500 SM yang berarti mengukir. Sistem penulisan ini terdiri dari berbagai gambar yang diukir di dinding makam dan monumen serta papyrus, yang disusun untuk melambangkan huruf mesir kuno. Huruf hieroglif tersebut hanya dibaca oleh juru tulis yang memiliki kedudukan tinggi. Hingga tahun 400, hieroglif digunakan untuk penulisan teks agama, sastra dan bisnis yang kemudian digantikan oleh Koptik, bentuk lain dari bahasa tertulis. Lalu bahasa arab menjadi bahasa lisan dan tulisan dimesir sehingga membaca dalam simbol akhirnya dilupakan. Seni Ilustrasi di Indonesia baru berkembang sejak 1917 di masa penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Belanda banyak bermuculan illustrator Di Indonesia yang bekerja di majalah Panji terbitan Balai Pustaka. Misalnya Ardisoma, Abdul Salam, Kasidi, Nasroen, Sadjiroen dan sebagainya. Pada masa penjajahan Jepang, timbul kekhawatiran terjadinya pemberontakan pada pemuda Indonesia pada bidang penerbitan dan penulisan pemerintahan Jepang sehingga dibentuk badan sensor agar setiap karya pemuda Indonesia sesuai dengan pemerintahan Jepang. Ilustrator pada masa itu mendapat posisi yang baik secara politis karena pemanfaatan untuk kepentingan perang dan seringkali ilustrator memposisikan dirinya sebagai interpreter visual. Indonesia mulai membuat ilustrasi pada masa orde lama dalam bentuk uang kertas sendiri. Pelukis Oesman Effendi dan illustrator Abdul Salam dikirim ke Belanda untuk mempelajari cara-cara membuat ilustrasi pada uang kertas pada tahun 1951. Pada masa orde baru, illustrator di Indonesia berkembang dengan pesat menciptakan ilustrasi buku dalam bentuk cerita atau informatif seperti Teguh Santoso, Henk Ngantung, Jan Mintaraga. Ilustrasi semakin berkembang seiring perkembangan teknologi. Muncul alat-alat yang mempermudah
ilustrasi diciptakan seperti pensil, pena, dan cat. Ilustrasi saat ini popular dengan sebutan ilustrasi digital. Muncul program-program yang memudahkan illustrator membuat desain yaitu, Adobe Illustrator, Photoshop, Corel Draw dan lainlain. dimasa sekarang ilustrator berkarya lebih leluasa dengan penemuan alat maupun mesin cetak yang membantu mempermudah membuat karya dan memperbanyak karya sehingga bisa dinikmati banyak orang. Salah satu alat yang membantu ilustrator adalah Wacom. Ilustrasi digital menghasilkan dua macam gambar, yaitu gambar vector dan bitmap. Gambar vector adalah gambar yang tidak bergantung pada resolusi berupa hasil garis, kurva dan bidang. Gambar ini tidak mengalami perubahan pada saat dibesarkan atau dikecilkan. Sedangkan gambar bitmap merupakan gambar yang dibentuk oleh sekumpulan titik yang disebut pixel (picture element). ( “Ilustrasi digital”, par.1-3). Buku pedoman yang memiliki ilustrasi dalam wujud gambar atau foto dapat menampilkan obyek dan fakta sebenarnya. Ilustrasi tersebut mampu memperjelas maksud yang disampaikan kepada masyarakat melalui keterkaitan teks dan visual.
Pop Art Menurut Oxford Dictionary, Pop Art adalah seni yang didasarkan oleh budaya popular modern, karena adanya komentar-komentar kritis atau ironis pada seni tradisional. Menurut Cambridge Dictionary, Pop Art adalah salah satu jenis seni yang memakai gambar dan objek dari kehidupan nyata (real) (“Definisi Pop Art dan sejarahnya”, par. 1-3). Pop Art pertama kali di populerkan oleh Lawrence Alloway seorang Kurator sekaligus kritikus dari Inggris pada tahun 1950-an. Di Amerika Pop Art dipopulerkan oleh actor yang bernama Andy Warhol di tahun yang sama merepetisi foto wajah-wajah artis Hollywood seperti Marilyn Monroe atau Elvis Presley menggunakan warna-warna komplementer. Ciri-ciri desain Pop Art pada masa itu diambil dari desain iklan, majalah dan komik yang merupakan bentuk reaksi dari perkembangan seni Abstrak pada masa itu. Pop Art banyak menggabungkan foto disertai dengan warna yang bermacam-macam dan terkadang menggunakan simbol sesuai ciri khas pembuat (“Saroman, Seni Rupa”, par 1). Di tahun 1990 muncul pop art dengan gaya dan tampilan yang baru. Gaya ini disebut dengan Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP). Gaya ini muncul disebabkan karena Wedha, pencipta gaya WPAP ini, mengalami penurunan fungsi mata yang menyebabkan dirinya sulit dalam melukis manusia secara realistis. Dalam keadaan tersebut, wedha mencari cara agar dapat
melukis kembali manusia dengan mudah dan tidak perlu mengolah warna sesuai dengan warna kulit asli. Hingga pada tahun 2007, karya Wedha layak dilabelkan dan di sebarluaskan sebagai gaya wedha. Ciri-ciri gaya ini adalah menggunakan bidang geometris, warna-warna berani dan penggunaan stroke yang bebas. Bidang geometris mengikuti letak gelap-terang pada foto. Periode ini disebut dengan foto marak berkotak (FMB). Gaya seni ini memiliki ciri khas dalam penggambaran objek dimana bidang berkotak-kotak dan penuh warna-warni tidak menghilangkan karakter objek atau model yang digambar (Alfred Tezar, 7). Aliran seni ini sering digunakan oleh para illustrator zaman sekarang karena warna-warna yang unik dan berbeda dari aslinya (Farah Fazai, “Ilustrasi digital”, par.4).
Buku Pedoman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Buku pedoman adalah buku acuan yang berisi informasi (keterangan) yang dipakai sebagai panduan dalam melaksanakan sesuatu atau sebagai bahan rujukan. Sedangkan menurut Harrod’s Librarians Glossary, buku pedoman merupakan buku-buku disusun untuk memberikan informasi, seperti kamus ensiklopedia, kamus ilmu bumi, buku tahunan, buku petunjuk/ pedoman, bibliografi, dan abstrak serta infografis (“Pencarian Literatur”, par. 3). Buku pedoman atau buku panduan pertama diciptakan oleh Karl Baedeker di Jerman pada tahun 1835 dan John Murray III pada tahun 1836 di Inggris. Buku pedoman yang mereka ciptakan merupakan cerminan fakta yang terjadi di lapangan dan juga bedasarkan pendapat mereka pribadi. Selain Karl Baedeker dan John Murray, banyak pengarang lain yang muncul seperti Eugene Fodor yang menyusun buku pedoman untuk wilayah Eropa dan Arthur Frommer di tahun 1957. Seiring perkembangan zaman, buku pedoman semakin memiliki topik yang luas yang pada umumnya berisi tentang instruksi dalam berbagai kegiatan, seperti hobi, bisnis, dan lain-lain yang dapat ditemukan dalam bentuk cetak dan internet yang mudah diakses oleh semua orang, seperti buku saku, gadget, internet dan lain-lain. Di era modern saat ini buku pedoman ditujukan untuk membantu memberikan metode sehingga buku tersebut menjadi buku yang memiliki sifat “self-help”, buku bisnis atau hobi. Sebelum tahun 2001, seorang penulis menulis sebuah buku pedoman untuk pembaca potensial. lalu memasuki tahun 2001, pengguna menambahkan konten yang membuat internet berperan penting dan menjadi tren. Buku pedoman saat ini menyajikan informasi dan memandu atau
memberikan tuntunan kepada pembaca untuk melakukan apa yang disampaikan di dalam buku tersebut. Berbagai informasi disampaikan di dalam buku pedoman dari anak-anak hingga dewasa yang biasanya memberikan informasi dan tips yang menjawab kebutuhan.
Lalu Lintas Lalu Lintas (traffic) adalah kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan, orang, atau hewan di jalanan. Lalu lintas terjadi karena adanya proses perpindahan geografi orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam lalu-lintas selalu timbul persoalan lalu-lintas yang berwujud seperti kemacetan, ketegangan secara psikis bahkan kecelakaan lalu-lintas. Terjadinya persoalan lalu lintas berasal dari ketidakdisiplinan dalam berlalulintas. Masyarakat Indonesia masih kurang disiplin dan tertib seperti terlihat masih banyak orang yang melawan arus, boncengan bertiga, tidak memakai helm, kondisi kendaraan yang tidak memenuhi standart keselamatan untuk melaju dijalan raya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kecelakaan. Di Indonesia, jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per harinya (Republika, 6 November 2014). Hampir 70% di dominasi oleh pengendara sepeda motor dan menimpa anak usia remaja sebanyak 47,3% ( Radar, 14 Desember 2014). Berdasarkan data Korlantas Polri, Jumlah kecelakaan lalu-lintas di Indonesia sepanjang 2014 mencapai 91.000 kejadian. Ironisnya, 57% di antaranya atau lebih dari 52.000 kecelakaan melibatkan pengendara yang tidak memiliki SIM. Menurut Kabid Bin Gakkum Korlantas Polri Kombes Pol Indrajit, Usia pemegang SIM minimal 17 tahun ada sebabnya, bahwa orangorang yang sudah mempunyai SIM dianggap sudah dewasa, bisa mempertimbangkan hal baik dan buruk, atau mengambil keputusan di jalan raya dengan baik. SIM bukan sebagai isyarat untuk mengemudi saja tetapi mengontrol kedewasaan.
Faktor Penyebab Kecelakaan Penyebab kecelakaan dapat dikelompokan menjadi empat unsur, yaitu • Manusia: Faktor manusia sebagai pengguna jalan dibagi menjadi dua golongan, Pengemudi dan Pejalan. Tidak heran jika sebagaian mengatakan bahwa hamper semua kecelakaan lalu-lintas melibatkan kendaraan, penyebab utamanya dalah pengemudi. Biasanya terjadi karena faktor jasmani yang kurang sehat atau kesiapan mental pada saat mengemudi, kelelahan, mabuk dan mengkonsumsi obat terlarang (Suwardjoko, 2002). Selain itu, faktor usia juga dijadikan sebagai salah satu penyebab
kecelakaan, yaitu pengendara dibawah umur. Pengendara atau pengemudi dibawah umur masih tergolong labil dan memiliki egosentrisme yang tinggi sehingga membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
- 18-21 tahun: Tahap ini adalah masa remaja akhir. Remaja pada masa ini sudah stabil dan sudah mengenal dirinya sendiri dan ingin hidup di pola yang sudah digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja sudah mengetahui arah dan tujuan hidupnya.
• Kendaraan: Kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan kendaraan biasanya terjadi karena kesalahan atau kerusakaan pada kendaraan seperti rem blong, kelengkapan kendaraan, kondisi kendaraan belum memenuhi standart dan hal-hal lain yang diabaikan.
Konsep identitas pada umumnya merujuk kepada suatu kesadaran dan kesinambungan pribadi. Seseorang yang mencari identitas akan berusaha “menjadi seseorang” yang berusaha mengalami diri sendiri sebagai “aku” bersifat sentral, mandiri, unik sekaligus juga menjadi “seseorang” yang diterima dan diakui banyak orang (Cremers, 1989). Pada masa remaja menerima dimensi baru karena menghadapi perubahan-perubahan kognitif dan relasional (grotevant & cooper, 1998).
• Jalan: Selain manusia dan kendaraan menjadi penyebab kecelakaan, kondisi jalan juga menjadai salah satu penyebab kecelakaan dijalan raya terjadi. Rancangan jalan yang tidak memenuhi syarat, manajemen lalu lintas yang tidak tepat, kurangnya fasilitas untuk pejalan dan tidak adanya jalur pemisah dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. • Lingkungan: Cuaca buruk dapat mempengaruhi lalu lintas. Jika turun hujan, pandangan pengemudi terbatas sehingga mudah terjadi kesalahan antisipasi (Suwardjoko, 2002). Tidak hanya sebatas itu, menurut Suwardjoko (135) kecelakaan disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya sekedar oleh pengemudi kendaraan yang buruk, pejalan kaki yang kurang berhati-hati, kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan cacat pengemudi, rancangan jalan dan kurang mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Remaja Remaja dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Menurut Kartono Rentang waktu usia remaja dibedakan menjadi tiga, yaitu: - 12-15 tahun: Masa remaja awal yang ditandai dengan perubahan secara fisik dan perkembangan intelektual yang pesat. Sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanakkanakannya. Pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. - 15-18 tahun: Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Remaja pada masa ini mulai percaya diri menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk menilai diri sendir atau jati diri. Namun pada masa ini remaja masih labil dan punya egosentrisme.
Remaja diatas 17 tahun diizinkan mengendarai kendaraan bermotor karena pada masa remaja pertengahan dan akhir, remaja telah sanggup menilai dan sudah dapat mengontrol emosi dengan baik. Pada UU Perlindungan Anak No. 23/2002, Pasal 1. Undang-Undang No. 22/2009 tentang Lalu-Lintas, Pasal 81 ayat 2 menetapkan usia 17 tahun sebagai syarat usia untuk SIM-A (Surat Izin Mengemudi Mobil) dan SIM-C untuk mengemudikan sepeda motor.
Konsep Kreatif Tujuan Kreatif Perancangan Buku Ilustrasi Pedoman Berlalu Lintas ini diharapkan mampu menambah wawasan, memberikan pengertian dan pemahaman berlalu lintas, membangun kedisiplinan dan tertib berlalu lintas di jalan raya kepada remaja sehingga mereka diharapkan telah siap menjadi pengguna jalan yang memiliki etika dan terampil dalam berkendara serta menghormati sesama pengendara dan seluruh pengguna jalan. Dengan demikian, mampu menghindari dan mengurangi kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Target Audience a) Demografis: Remaja berusia 16-20 tahun, SES: A-C, Pria/ wanita, Pelajar/ mahasiswa b) Geografis: Tinggal di daerah/ wilayah kota dan kabupaten c) Psikologis: Kurang berhati-hati dalam berkendara, Tidak disiplin dan tidak tertib, Tidak memperdulikan hak orang lain terutama di jalan raya, Kontrol emosional belum baik d) Behavioral: Melanggar peraturan, Tampil beda dengan memakai perlengkapan motor tidak sesuai
standart, Tidak memberikan kesempatan kepada pengguna jalan lain, Meluapkan emosi dengan aksi kebut-kebutan di jalan raya
Gaya Visual Gaya Pop art merupakan gaya yang sesuai dengan target karena ciri-ciri gaya pop art menggunakan warna cerah sehingga memberikan kesan semangat pada pembaca. Gaya Pop art yang digunakan menggunakan dua gaya pop art di masa yang berbeda, yaitu gaya pop art di tahun 1970-an yang menggunakan garis tebal, gelembung pikiran yang diadopsi dari komik, dan gaya pop art WPAP di tahun 1990 yang menggunakan bidang geometris, warna-warni dan stroke bebas. Karakteristik tersebut juga dimiliki gaya grafis Kartun. Kartun mengandung unsur humor dan biasanya menggunakan bahasa atau kalimat yang tegas dan lugas sehingga diharapkan target lebih cepat mengerti dan memahami pesan yang dimaksud. Ilustrasi dalam buku ini menggunakan gaya Art Deco yang tampilannya tegas dan futuristik. Karakter yang disukai remaja saat ini yang memiliki unsur dari luar negeri, seperti eropa dan jepang yang beberapa diantaranya memiliki ciri-ciri fiksi atau bentuknya tidak masuk akal, terkadang menyuguhkan teka-teki/ misteri, karakter yang lucu dan konyol (Cartoon lover Indonesia, 8). Gaya Art Deco sesuai dengan gaya Pop Art yang menggunakan warna-warna cerah dan kuat namun terlihat modern karena tampilannya yang geometrik futuristik. Menurut designer Art Deco asal Perancis, A Tollmer, pada buku yang berjudul “Mise en Page” (1929) menjelaskan “layout harus bebas dari segala aturan (“Constructivism”, par. 6). Untuk mendapatkan kombinasi yang paling bervariasi, menjadi sangat perlu untuk membuang susunan yang setia pada sumbu vertikal-horisontal. Dapatkan komposisi miring (oblique) atau lengkungan.” Ciriciri Art Deco adalah Bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, dan sederhana pada elemen desain. Karakter pada art deco menampilkan kesan yang tegas karena menggunakan bentuk geometris sehingga tercipta karakter yang fiksi atau bentuk yang tidak sesuai dengan aslinya. Menurut Reiya-Wasis pada Solopos, Remaja menyukai buku yang terdapat panel-panel gambar, karena berisi rangkaian cerita yang membuat tokoh terlihat hidup. Buku yang terdapat banyak gambar memudahkan pembaca membayangkan secara langsung dan lebih seru. Gaya remaja saat ini juga didominasi oleh gaya pop yang cenderung nonformal dan ekspresif.
Teknik Visualisasi Dalam mengerjakan ilustrasi tersebut melalui beberapa teknik. Teknik pertama adalah membuat sketsa kasar yaitu membuat karakter dan objek, lalu membuat storyline kasar secara manual terlebih dahulu. Lalu sketsa tersebut di scanning. Setelah itu memindahkan gambar kertas ke dalam bentuk digital yang kemudian diedit serta diberi warna yang dibantu dengan software grafis seperti Illustrator dan Photoshop agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Setelah melakukan tahap visualisasi, kemudian mengadaptasikan ke media buku.
Gaya Penulisan Naskah a. Berkaitan dengan Isi: Memberikan pengertian, Memberikan Pemahaman, Sifatnya memandu b. Berkaitan dengan Bahasa: Menggunakan bahasa Indonesia, Menggunakan bahasa tidak baku, yaitu menggunakan ragam tidak resmi (percakapan seharihari dan bahasa gaul) , Singkat dan jelas c. Berkaitan dengan ilustrasi: Ilustrasi jelas dan membantu memperjelas materi, Bersifat infografis, Sesuai dengan konsep
Judul Buku Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, masih banyak remaja yang melanggar aturan dan tidak tertib berlalu lintas. Pelanggaran yang sering dilakukan oleh remaja pengendara motor adalah tidak memakai helm, suka memodifikasi motor dalam bentuk yang tidak memenuhi standar, tidak menyalakan lampu, kebut-kebutan dan tidak menghormati pengendara serta pengguna jalan lain. Hal tersebut sudah manjadi kebiasaan para remaja saat ini bahkan menjadi tren di masyarakat, padahal tren tersebut sangat tidak pantas untuk ditiru sehingga dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Para remaja menggunakan sepeda motor lebih bukan pada pemanfaatan transportasi namun pada life style atau trend. Oleh Karena itu, buku ilustrasi pedoman yang akan dibuat berjudul Reno Style. Reno merupakan singkatan dari Remaja Pengendara Motor dan di dalam buku pedoman ini menjelaskan tentang peraturan dan etika berkendara dapat menjadi style baik bagi remaja saat ini dalam berkendara. Buku ini digunakan sebagai persiapan bagi remaja-remaja pemohon SIM dalam berlalu lintas.
Sinopsis Saat ini berkendara menggunakan sepeda motor tidak hanya sebagai kepentingan transportasi, melainkan digunakan sebagai tren bagi sebagian remaja. Tak jarang ditemukan remaja memodifikasi motor tidak sesuai standart yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain sesama pengguna jalan. Remaja yang memiliki psikologi yang masih labil mudah dipengaruhi oleh kebiasaan buruk orang-orang disekelilingnya. Ugalugalan atau kebut-kebutan dijalan raya menjadi salah satu bentuk pelampiasan amarah remaja. Hal tersebut mengancam keselamatan berkendara. Untuk menanamkan kebiasaan yang baik diperlukan sebuah gaya hidup yang baik pula. Buku ini berisi peraturan lalu lintas dan etika berkendara yang dapat menjadi sebuah life style atau tren yang baik bagi remaja. Style atau tren berkendara yang baik mampu menanamkan sikap disiplin dan patuh aturan, selain itu dapat melindungi diri sendiri dan orang lain sesama pengendara dan pengguna jalan.
Storyline Diawali dengan cerita singkat Reno melihat motor Boy yang keren karena di modofikasi. Lalu Boy Mengejek motor Reno yang kuno sehingga membuat Reno kesal dan ingin membalasnya. Namun sahabatnya Agung tidak setuju Reno melakukan hal yang sama seperti Boy karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Agung mengenalkan temannya seorang polisi cantik untuk membimbing Reno dalam berlalu lintas dengan baik. Lalu masuk kedalam bagian etika atau Tata Cara Berlalu Lintas yang berisi: Belokan atau simpangan, menggunakan Lampu, tata cara melewati kendaraan lain, Berpapasan, Belokan atau simpangan kecepatan, tanda isyarat, tanjakan dan turunan, jembatan penyebrangan, konsentrasi, muatan, tidak melawan arus, melewati pengemudi, mengemudikan motor dengan cara yang benar, parkir, pejalan kaki, perlambat kecepatan, ketentuan pidana. Kemudian masuk ke bagian Rambu Lalu Lintas yang berisi: Rambu Peringatan, rambu Larangan dan perintah, rambu Petunjuk, ketentuan pidana. Setelah itu berbicara mengenai Persyaratan teknis motor dan Helm standart lalu dilanjutkan dengan pengertian, jenis, warna dan bahan serta fungsi marka jalan. Bagian terakhir menjelaskan pengertian, fungsi , syarat mendapatkan SIM dan bentuk SIM. Di akhir, terdapat cerita singkat Reno yang berubah menjadi pengendara yang menggunakan helm dan jaket yang menandakan siap terjun di jalan raya. Sedangkan Boy dan Melany mengalami kecelakaan akibat tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas.
Deskripsi Karakter Tokoh Utama dan Pendukung Karakter tokoh digunakan hampir secara keseluruhan dalam media perancangan. Menurut Jana Kusdinar (2) penggunaan tokoh pada media sangat efektif untuk menyampaikan informasi. Saat ini remaja menyukai bentuk karakter yang dinamis dan futuristik. Selain itu, wajah yang lucu dan perubahan emosi yang kuat (Satrio Hutomo, 2). Art deco dipilih sebagai gaya karakter tokoh pada media perancangan karena, Art Deco memiliki bentuk yang futuristik dan dinamis sehingga terlihat modern. Dalam buku pedoman ini memiliki tokoh utama yang bernama Reno. Reno digambarkan sebagai remaja pengendara motor yang tidak tertib dan tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas. Umumnya seorang remaja mudah terbawa oleh tren yang berkembang. Jika tidak mengikuti tren akan dianggap jadul atau kuno. Sama halnya dengan tokoh utama dalam perancangan ini, Reno, ingin penampilan motornya sama dengan temannya, Boy yaitu memodifikasi motor dan berbalapan. Akhirnya menjadikan dirinya tidak tertib dan tidak patuh aturan sehingga membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dalam perancangan ini juga terdapat tokoh pendukung seperti teman Reno yang bernama Agung, Boy dan teman wanitanya, serta polisi wanita. Karakter yang dibuat terinspirasi dari gaya Art Deco yang dinamis dan futuristik. Karakter dibuat dengan unsur gelap-terang atau value sehingga tampilan lebih tegas. Karakter di bentuk dari bentukan sederhana seperti lingkaran, segitiga, persegi, persegi panjang yang diolah kembali sesuai gaya desain. Karakter utama dan pendukung terinspirasi dari gaya Art Deco karena gaya ini menggunakan bentuk geometris sehingga terlihat modern. Karakter Reno pada buku terinspirasi dari anak-anak geng motor di Indonesia yang menggunakan pakaian serba hitam dan tidak menggunakan helm (tribunnews.com, 2015). Sedangkan Agung sebagai karakter pendukung terinspirasi dari remaja rumahan yang suka jalan-jalan atau nongkrong kalau bosan dirumah (“Biar ga bosen jadi Anak Rumahan”, par.1). Karakter Boy hampir sama dengan Reno sebagai remaja pengendara motor di Indonesia saat ini. Hanya saja perbedaan terletak di pakaian yang lebih trendy seperti memakai celana ketat dan melorot. Selain itu Boy mempunyai teman perempuan bernama Melany. Sedangkan Tokoh Melany ini terinspirasi dari sosok perempuan yang sering dijalanan atau balapan liar. Ciri-cirinya pakaian minim dan make-up yang tebal (“Catatan si Boll”,
par. 3-7). Karakter Mieta sesuai dengan penampilan polisi wanita di Indonesia yang berpenampilan rapi dan rambut pendek.
Gambar 1.1 Reno dan Agung
audience. Jika dilihat dari sifat dan ciri-ciri pada masa ini, remaja diberi kebebasan, bebas untuk memilih, bebas berekspresi dan bereksplorasi. Oleh karena itu, menggunakan layout yang asimetris namun clarity dan legibility tetap diutamakan. Gaya layout terinspirasi dari gaya desain New Typography/ International Typography Style, dimana gaya desain ini memperjuangkan layout yang dinamis asimetris (“Modern Postmodern”, 7). Gaya desain ini banyak menggunakan elemen tipografi, sehingga menekan pada kejelasan informasi. Ciri-ciri gaya desain ini adalah komunikasi terkonsep, penggunaan elemen visual yang minimal, kombinasi warna yang tidak biasa, manipulasi teks dan pola geometris yang abstrak yang menarik perhatian untuk menyampaikan tujuan secara jelas (“Sejarah dan Perkembangan”, par.2). Layout yang digunakan cenderung seimbang atau kontras. Seimbang terjadi jika ditempatkan atau disusun dengan serasi sehingga bobot memberi kesan yang menarik. Sedangkan kontras digunakan untuk menonjolkan sesuatu seperti mengganti ukuran, bentuk atau arah.
Final Desain Buku Ilustrasi Pedoman Berlalu Lintas “Reno Style” Format : Cetak Full Color Ukuran : 12x 18 cm Isi : 61 halaman Finishing : jilid hardcover + jaket buku
Gambar 1.2 Mieta dan Melany
Gambar 1.4 Cover Buku
Gambar 1.3 Boy Gaya Layout Bedasarkan khayalak sasaran, pedoman ini memilih remaja
buku ilustrasi sebagai target
Gambar 1.5 Kemasan Buku
Gambar 1.6 Halaman 20
Gambar 1.7 Halaman 36-37
Gambar 1.8 Halaman 43-44
Gambar 1.9 Halaman 47
Gambar 1.10 Halaman 55-56
Gambar 1.12 Katalog bagian depan
Gambar 1.11 Halaman 60 Katalog Layout katalog sesuai dengan konsep buku pedoman yang berwarna-warni. Pada bagian cover katalog terdapat karakter tokoh yang disusun secara seimbang. Pada bagian tengah terdapat karakter Reno dengan dua penampilan yang berbeda. Jika dilipat akan terlihat setengah dari wajah karakter Reno dengan dua penampilan yang berbeda. Selain itu, terdapat bangunan kota kecil dibelakang sebagai latar pendukung disertai dengan bentukan geometris yang mengelilingi karakter tokoh. Pada bagian belakang katalog menggunakan background dengan warna cerah yang berbeda. Disertai dengan konsep singkat, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan gambar-gambar hasil karya final yang telah dibuat. Pada bagian bawah terdapat bentukan geometris sesuai dengan gaya desain Pop Art yang dipilih. Font yang digunakan sama dengan font yang dipakai pada buku pedoman yaitu Coolvetica, Helvetica dan Badaboom. Pada Panel gambar disusun menyerupai komik dengan garis hitam yang memisahkan satu gambar dengan yang lain.
Gambar 1.13 Katalog bagian belakang Kesimpulan Penting bagi seluruh masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Melestarikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan mampu meningkatkan kemampuan diri menjadi lebih baik. Buku pedoman sebagai media pendidikan, pencerahan dan informasi yang mampu membuka wawasan, mengevaluasi diri dan melatih serta mengembangkan kemampuan dengan mudah. Perancangan buku ini membahas mengenai Etika dan Peraturan Lalu Lintas untuk remaja dengan tujuan agar masyarakat khususnya remaja dapat menerima buku ini, mengerti dan memahami Etika dan Peraturan Lalu Lintas sehingga mampu mengurangi dan menghindari kecelakaan di jalan raya. Menurut Nugroho Respati, Setiap jam terjadi 12 kecelakaan di Indonesia yang disebabkan karena faktor manusia, kendaraan, jalan dan lingkungan. Pengendara motor menjadi penyumbang terbanyak korban kecelakaan sebesar 70% dan 47,3% adalah remaja (Radar, 2014). Melihat permasalahan diatas, buku ini dapat menjadi solusi kreatif namun tentu saja tidak lepas dari proses. Buku ini dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat untuk melatih diri menjadi pengendara dan pengguna jalan yang tertib, disiplin dan sopan santun dalam berlalu lintas sehingga membentuk generasi yang berguna bagi bangsa dan negara.
Ucapan Terima Kasih Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini, antara lain kepada: 1. Bapak Drs. Heru Dwi Waluyanto, M.Pd dan Bapak Drs. Aznar Zacky, M.Sn, selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberi bimbingan dan masukan selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Hen Dian Yudani, S,T,, M.Ds dan Bapak Ryan Pratama S.,S.Sn., M.Med.Kom, selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis. 3. Bapak Aristarchus Pranayama K.,B.A.,M.A. selaku ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual. 4. Para Dosen dan Staf Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra. 5. Papi, Mami, Ko Ricco, Ce Fanny, Ce Winne, dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan baik secara moral dan spiritual.
Azzahrah, Faiqah. (2013). Sejarah ilustrasi Indonesia. Retrieved March 16, 2015. From http://blog- senirupa.blogspot.com/2013 /01/sejarah-ilustrasi-indonesia.html. Aziyz, Kosim Abina. (2014). Yuk, patuh pada aturan lalu lintas!. Retrieved February 9, 2015. From http://www.kosim.web.id/2014/10 /yuk- patuh-pada-aturan-lalu-lintas.html. Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi Pembunuh Terbesar Ketiga. (2013). Kompas. Retrieved February 16, 2015. From http://www.bin.go.id. Bartho, B.S. (2014) Teori tipografi huruf part 1. Retrieved March 12, 2015. http://www.dumetschool.com/blog/Teori Tipografi-Jenis- Huruf-Part-1.
jenis From
Basuki, Milka. (2006). Desain grafis gaya pop: studi kasus sampul album rekaman musisi indonesia. Retrieved March 25, 2015. From http://www.academia.edu/10044273/Desain_Gr afis_Gaya_Pop_Studi_Kasus_Sampul_Album_R ekaman_Musisi_Indones ia. Definisi pop art dan sejarahnya. (2014). Masuk saja, selagi gratis. Retrieved March 5, 2015. From http://artmeenan. blogspot.com/2014/09/definisi-pop-art-dan sejarahya.html. Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
6. Cinthya Liang, Amelia Stefany, Nadia Ernita, Amelia Angelina, Gisa, teman-teman CG Faith dan CG Harvest serta semua kerabat yang selalu memberikan bantuan dan dukungan baik secara moral dan spiritual.
Fakta unik lainnya. (2012). Anime and Cartoon Lover Indonesia. https://www.facebook.com /ACLI.Indonesia/posts/387548864617136. Diakses pada tanggal 12 April 2015.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini. Terima Kasih.
Gunarsa, Singgih D, Prof.Dr. (2004). Bunga rampai psikologi perkembangan dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: Gunung Mulia.
Daftar Pustaka
Kerjakan Sendri: Membuat Buku Panduan. (2010). War Resister’s International. Retrieved April 10, 2015. From https://www.wri-irg.org/node/10944.
Ahira, Anne. (2013). Peraturan sangat dibutuhkan manusia. Retrieved February 9 ,2015. From http://www.anneahira.com/ peraturan. htm. Ahira, Anne. (2013). Buku how to. Retrieved February 5, 2015. From http://www.anneahira. com/buku- how-to.htm.
Tak Mau Disemprit? Kenali UU Lalu Lintas Baru!. (2010). Kompas. Retrieved February 9, 2015. From http://nasional.kompas.com. Margianto, Heru. (2010). Kecelakaan Lalu Lintas Didominasi Remaja. Regional. Retrieved February 16, 2015. From http://nasional.kompas.com.
McGlynn, John H. (2002) Indonesian Heritage: Bahasa dan Sastra. Jakarta: Buku Antar Bangsa. Antara artis dan pahlawan. (2014). Republika. Retrieved February 16, 2015. From http://www.republika.co.id/berita/koran/gen-i/14/ 11/19/nfa0wk8-antara-artis-dan-pahlawan.
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lintas dan Angkutan Jalan
Lalu
Warpani, Suwardjoko P. (2002). Pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan. Bandung: ITB. Wibowo, Kurniawan S.H. Buku hukum lalu lintas dan jalan. Retrieved March 6, 2015. From https://www.academia.edu/.
Saragih, Ferdinaen. (2013). Sejarah Perkembangan Pop Art. Sigodang Pos. Retrieved March 5, 2015. From http://www.sigodangpos.com.
Wongso, Andrie. (2012). Bangun karier dengan mencintai buku. Retrieved March 6, 2015. From http://www.andriewongso.com.
Sukmana, Danang. (2009). Desain indonesia. Retrieved April 10, From http://dgi-indonesia.com/layout/.
Yatmoko, Tri. (2013). Biar ga bosen jadi anak rumahan. Retrieved April 12, 2015. From http://tri-yatmoko.blogspot.com/2013/08/biar-gabosen-jadi-anak-rumahan.html.
grafis 2015.
Suyadi, Drs. (2008). Ilustrasi buku anakanak, sebuah pengantar. Retrieved February 9, 2015. From https://komikarpetbiru. wordpress.com.
Yusuf, Syamsu.(2004). Psikologi anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Zulkifli L. (2013). Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.