Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
KEPATUHAN REMAJA DALAM BERLALU LINTAS oleh : Feti Rakhmani Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya pengetahuan remaja tentang peraturan lalu lintas dan angkutan jalan dan adanya sikap acuh tak acuh dari sebagian remaja terhadap himbauan dari kepolisian untuk tertib berlalu lintas. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah Sikap dan Kepatuhan Remaja dalam Berlalu Lintas. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengungkapkan Upaya Polisi Lalu Lintas (Polantas) dalam meningkatkan kepatuhan remaja dalam berlalu lintas dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan remaja dalam berlalu lintas diantaranya pemahaman tentang tata tertib lalu lintas, Sikap remaja tentang kepatuhan tata tertib lalulintas, dan adanya program tilang dan efektivitasnya. Ketiga unsur ini sangat mempengaruhi kepatuhan remaja dalam berlalu lintas. Rekomendasi dalam tulisan ini yaitu aparat harus memahami betul tentang alasan mengapa banyak terjadi pelanggaranpelanggaran lalu lintas, baik dari segi pengetahuan, kesadaran dan kondisi pengetahuan dan latar belakang masyarakat setempat, mempertimbangkan kembali upaya yang dilakukan untuk menertibkan lalu lintas sesui dengan kondisi fisi dan psikis masyarakat dan dengan begitu akan lebih mudah bagi aparat untuk memberikan petunjuk dan menanamkan kesadaran terhadap masyarakat. Kata Kunci : kepatuhan, remaja, berlalu lintas Abstract The problem in this study is the low teens knowledge about traffic rules and road transport and the indifferent attitude of some teenagers on an appeal from the police for traffic rules. The focus in this study is the attitude and Compliance Cross Youth in Passing. The purpose of this study was to reveal Effort Traffic Police (traffic cop) in improving compliance teens in traffic with a qualitative approach. The results showed that the factors that influence adherence among adolescents in understanding traffic order traffic, juvenile attitude about compliance with the order of traffic, and the ticket and program effectiveness. The third element is very influencing adolescent compliance in traffic. Recommendations in this paper that officials should understand very well about the reason why a lot going on traffic violations, both in terms of knowledge, awareness and knowledge and background conditions of local communities, to reconsider efforts to regulate traffic within their fission and psychological conditions society and so it will be easier for officials to provide guidance and instill public awareness. Keywords: compliance, juvenile, traffic
Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
1
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr permasalahan di atas, maka tujuan penelitian PENDAHULUAN. Masalah lalu lintas kompleks
seiring
penduduk
dan
yang
dengan
semakin
pertambahan
perkembangan
dinamika
masyarakat, menuntut Polri untuk bekerja lebih keras dengan paradigma baru untuk dapat
menjadi
Polisi
yang
ideal
di
adalah mengungkapkan Upaya Polisi Lalu Lintas
(Polantas)
dalam
meningkatkan
kepatuhan remaja dalam berlalu lintas, dan faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
kepatuhan remaja dalam berlalu lintas.
masyarakat. Menurut Satjipto Rahardjo:
METODE Penelitian ini tergolong deskriptif, yaitu
“sosok Polisi yang ideal di Seluruh dunia
penelitian
adalah
Polisi
bermaksud
untuk
cocok
dengan
memberikan gambaran dengan menganalisis
prinsip
tersebut,
keadaan atau kejadian secara sistematis
masyarakat mengharapkan adanya Polisi
berdasarkan fakta dan data yang ada di
yang cocok dengan masyarakatnya, dalam
lapangan.
masyarakat”.
arti
ada
yang
yang
Dengan
perubahan
yang
Subyek penelitian dalam penelitian ini
antagonis, yaitu Polisi yang tidak peka
adalah remaja yang melakukan pelanggaran
terhadap
dan
lalu lintas yang ditentukan secara aksidental,
menjalankan tugas dengan gaya pemolisian
maksudnya adalah peneliti mewawancarai
yang
perubahan
sejumlah remaja yang terkena tilang oleh
masyarakat, menjadi Polisi yang protagonis,
polisi Lalu Luntas di Kota Pontianak.
yaitu Polisi yang terbuka terhadap dinamika
Penarikan informan mempergunakan teknik
perubahan masyarakat dan bersedia untuk
Purposive yaitu, nara sumber hanya ditunjuk
mengakomodasikannya
orang-orang yang mengetahui permasalahan
dinamika
bertentangan
dari
Polisi
masyarakat
dengan
dalam
tugas-
tugasnya.
yang diteliti berdasarkan kriteria yang telah
Hasil observasi awal penulis di lokasi penelitian,
ditemukan
adanya
ditentukan sebelumya. Adapun orang-orang
beberapa
yang dijadikan informan adalah 4 (empat )
indikasi masalah di antaranya : rendahnya
orang Polisi Lalu Lintas Polresta Pontianak,
pengetahuan remaja tentang peraturan lalu
2 ( dua ) orang polisi penindak pelanggaran
lintas dan angkutan jalan, adanya sikap acuh
lalu lintas, dan tokoh masyarakat sebanyak 5
tak acuh dari sebagian remaja terhadap
orang.
himbauan dari kepolisian untuk tertib berlalu
Adapun tehnik pengumpulan data dalam
lintas. Seperti mengendari sepeda motor
penulisan ini adalah dengan observasi dan
tidak menggunakan helm, boncengan tiga
wawancara. Sedangkan untuk instrumennya
orang satu motor dan lain-lain, serta adanya
adalah pedoman observasi dan pedoman
pola perilaku sebagian remaja dalam berlalu
wawancara.
lintas kurang disiplin.
Kepatuhan Remaja dalam Berlalu Lintas Di Kota Pontianak Berdasarkan hasil wawancara penulis
Fokus masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Sikap dan Kepatuhan Remaja dalam Berlalu Lintas. Berdasarkan paparan Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
dengan
informan
diperoleh
keterangan 2
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr bahwa bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas
menurunkan penumpang dan atau cara
yang sering dilakukan oleh kalangan remaja
memuat dan membongkar barang.
khususnya
Beberapa bentuk pelanggaran di atas,
pelajar
diantaranya
sebagai
berikut:
tentunya sangat mengganggu kenyamanan
1. Menggunakan jalan dengan cara yang
dan
dapat
merintangi
membahayakan
kesalamatan
dalam
berlalu
lintas.
Terkait fenomena pelanggaran ini menurut
ketertiban atau keamanan lalu lintas atau
informan akan berdampak pada :
yang mungkin menimbulkan kerusakan
1.) Tingginya angka kecelakaan lalu lintas
pada jalan.
baik pada persimpangan lampu lalu lintas
2. Mengemudikan
kendaraan
bermotor
yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUJ) yang sah
maupun pada jalan raya; 2.) Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam; 3.) Kemacetan
lalu
lintas
akibat
dari
atau tanda bukti lainnya sesuai peraturan
masyarakat yang enggan untuk berjalan
yang berlaku atau dapat memperlihatkan
kaki atau memanfaatkan sepeda ontel;
tetapi
masa
berlakunya
sudah
kadaluwarsa. 3. Membiarkan
4.) Kebiasaan
melanggar
peraturan lalu
lintas yang biasa kemudian menjadi atau
memperkenakan
kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang tidak memiliki SIM.
budaya melanggar peraturan. Selanjutnya informan bercerita panjang lebar, menurutnya bahwa “hampir setiap hari
4. Tidak memenuhi ketentuan peraturan
di Kota Pontianak terjadi kecelakaan akibat
perundang-undangan lalu lintas jalan
kesalahan
tentang
penerangan,
tunggal hingga tabrakan beruntun. Hal ini
pemuatan
bisa saja terjadi akibat kelalaian pengemudi
kendaraan dan syarat penggandengan
kendaraan yang tidak mematuhi peraturan
dengan kendaraan lain.
lalu lintas yang sudah ada demi keamanan,
peralatan,
penomoran, perlengkapan,
pengemudi,
baik
kecelakaan
5. Membiarkan kendaraan bermotor yang
kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.
ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda
Oleh sebab itu, perlu diketahui mengapa di
nomor kendaraan yang syah, sesuai
Kota Pontianak tingkat kesadaran akan
dengan surat tanda nomor kendaraan
mamatuhi
yang bersangkutan.
tergolong reandah”. Informan menambahkan
6. Pelanggaran
hal
yang
lintas
diberikan oleh petugas pengatur lalu
penyebab
lintas jalan, rambu-rambu atau tanda
mematuhi peraturan lalu lintas: minimnya
yang yang ada di permukaan jalan.
pengetahuan mengenai, peratutran,
rendahanya
mungkin
masih
beberapa
terhadap
perintah
lalu
yang
7. Pelanggaran
terhadap
peraturan
menjwab
kesadaran
akan
marka
ketentuan-
dan rambu lalu lintas, dari kecil sudah
ketentuan tentang ukuran dan muatan
terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas
yang diijinkan, cara menaikkan dan
atau bahkan orang tuanya sendiri. Kondisi
Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
3
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak
yang mempunyai suatu kebutuhan yang
mencontoh orang tuanya, bila orang tuanya
diarahkan kepada keselamatan diri pada saat
sering melanggar peraturan, kemungkinan
mengendarai motor, dan juga keselamatan
besar anak itu juga melanggar, hanya patuh
pengguna jalan lain. Motivasi keselamatan
ketika ada polisi yang patroli atau melewati
diri sebenarnya tidak hanya mempengaruhi
pos polisi, memutar balikkan ungkapan dan
diri
tidak memikirkan keselamatan diri atau
banyak pengguna jalan lainnya. Apabila
orang lain
setiap
Menyikapi akan adanya bahaya laten dari pelanggaran lalu lintas, Polisi lalu lintas kota Pontianak senantiasa melakukan berbagai upaya
untuk
meminimalisir
sendiri
tetapi
orang
juga
mempengaruhi
mempunyai
motivasi
keselamatan diri maka akan terjadi motivasi keselamatan bersama. Namun pada kenyataannya motivasi
terjadinya
keselamatan diri pada pengendara motor
berbagai pelanggaran lalu lintas. Terkait
tidak selalu diimbangi dengan kedisiplinan
upaya yang dilakukan oleh Polisi Lalu
mematuhi peraturan dan rambu lalu-lintas.
Lintas Kota Pontianak dalam meningkatkan
Banyak pengendara motor masih ugal-
kepatuhan remaja dalam berlalu lintas ada
ugalan dan beranggapan yang penting
beberapa upaya yang dilakukan di antaranya
selamat tanpa mengidahkan peraturan dan
dimplementasikan melalui 13 program yaitu
rambu lalu-lintas. Seorang yang mempunyai
: 1) Polsana (Polisi Sahabat Anak); 2) PKS
motivasi keselamatan diri belum tentu akan
(Patroli Keamanan Sekolah); 3) Police Goes
menampakkan tingkat kedisiplinan yang
to Campus; 4) Safety Riding; 5) Kampanye
baik pula, tetapi juga
Keselamatan Lalu Lintas; 6) Traffic Board;
kemungkinan seseorang yang mempunyai
7) TMC(Traffic Manajemen Centre); 8)
motivasi keselamatan diri yang tinggi akan
Sekolah Mengemudi; 9) Saka Bhayangkara
menampakkan tingkat kedisiplinan yang
Lalu Lintas; 10) Taman Lalu Lintas; 11)
tinggi pula, dan akan lebih mudah untuk
KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas); 12)
melakukan
Operasi Kusus Kepolisian; 13) Penegakan
masalah-masalah yang dihadapinya di jalan
Hukum.
raya. Pelanggaran lalu lintas tertentu sudah
Kesadaran masyarakat akan pentingnya
tidak menutup
penyesuaian
membudaya
di
diri
kalangan
terhadap
masyarakat,
sikap patuh terhadap tata tertib lalulintas,
sehingga setiap kali dilakukan operasi tertib
dapat dilakukan dengan memotivasi untuk
lalu lintas di jalan raya yang dilakukan oleh
menciptakan kondisi aman dan selama di
Polantas,
jalan pada saat berkendara, baik bagi dirinya
pelanggaran lalu lintas tertentu. Kenyataan
sendiri
lain.
seperti ini tentunya membutuhkan upaya
Mendefinisikan motif keselamatan adalah
lain, yang diharapkan dapat digunakan
kecenderungan mencari jaminan, keamanan
sebagai proses menuju peningkatan sikap
dan
dengan
patuh berlalu lintas. Upaya tersebut antara
keselamatan diri para pengendara motor
lain dilakukan dengan menindak langsung
Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
4
maupun
bagi
perlindungan.
pengendara
Berkaitan
pasti
banyak
terjaring
kasus
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di
tidak
jalan raya.
mereka lakukan. Jika terjadi pelanggaran
\Tindakan
langsung
(tilang)
mengulangi lagi kesalahan
yang
yang
kecil, misalnya melawan arus, melanggar
dikenakan terhadap pelaku pelanggaran yang
lampu lalu lintas, dan dibiarkan saja tanpa
terjadi di jalan raya
dapat dijadikan
tindakan, biasanya pengendara akan selalu
peringatan bagi pengguna jalan yang mau
melakukan hal yang sama. Mereka akan
coba-coba untuk melakukan pelanggaran.
terus melanggar, karena menganggap itu
Program tilang diharapkan dapat merupakan
tidak apa-apa dilakukan karena tidak ada
program yang efektif yang dapat digunakan
petugas yang menindak.
sebagai proses pembelajaran dalam rangka
Betapa penting kesadaran untuk patuh
mewujudkan sikap tertib lalu lintas di jalan
berlalu lintas ini bagi pengendara kendaraan
raya. Program tilang sebenarnya dapat
bermotor,
diberlakukan
sebagai
pelanggaran akan dapat terjadi dimana-
pengguna jalan raya, namun khususnya bagi
mana, kapan saja dan oleh siapa saja. Jika
para remaja yang berjiwa muda, dan
kesadaran akan sikap patuh berlalu lintas itu
bersemangat
sudah
bagi
tinggi
siapa
saja
kadang
mempunyai
karena
tumbuh
tanpa
dalam
kesadaran
diri
itu,
seseorang,
ambisi dan keberanian yang lebih dibanding
tentunya ia akan selalu mematuhi etika
para
Remaja
berkendara di jalan, mematuhi tata tertip
sebagai pemuda generasi penerus bangsa
lalulintas, baik ada petungas polantas,
patut untuk diajarkan sikap disiplin dan
maupun tidaka ada petugas yang sedang
patuh terhadap tata tertip lalu lintas. Jika
berjaga. Jika kesadaran itu belum tumbuh,
mereka melakukan pelanggaran maka tidak
biasanya
bisa dibiarkan saja, dan perlu dilakukan
mematuhi tata tertib lalu lintas pada saat ada
tindakan. Efektivitas program tilang dapat
petugas yang berjaga, namun begitu tidak
meningkatkan kepatuhan terhadap tata tertib
dijaga, akan terjadi pelanggaran lagi.
lalu
pengguna
lintas.
jalan
dewasa.
Efektivitas
dapat
diartikan
para
Dengan
pengendara
penerapan
hanya
program
akan
tilang
sebagai kemampuan atau kesanggupan untuk
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
mewujudkan tujuan yang telah di rumuskan
sikap patuh tata tertib lalu lintas, sehingga
secara tepat.
pada akhirnya akan tumbuh kesadaran dan
Efektivitas program TILANG merupakan
tidak lagi bergantung pada ada tidaknya
upaya dari pihak Dinas perhubungan yang
petugas polantas yang selalu berjaga di
bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk
setiap titik-titik jalan yang berpotensi untuk
melakukan serangkaian usaha dan kegiatan
terjadi pelanggaran.
yang
bertujuan
menciptakan
Sebagai contoh pelanggaran kecil yang
keselamatan di jalan raya, guna mengurangi
sering dilakukan oleh para pengendara,
angka kecelakaan di jalan raya. Dengan
khususnya pengendara sepeda motor adalah
penerapan
jadi
pemakaian helm standar. Beberapa tahun
pembelajaran bagi pelaku pelanggaran untuk
yang lalu pemakaian helm memang sudah
Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
5
program
untuk
tilang
akan
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr menjadi kewajiban bagi pengendara sepeda
perturan ini dan tidak jarang mereka
motor,
gencar
dikenakan sanksi karena melanggar aturan
masih
banyak
ini.
melanggar
dengan
penyuluhan
namun
dilakukan
karena
penertiban,
pengendara
yang
belum
Sebaiknya
kepolisian
terlebih
melakukan
dahulu
berkendara tanpa memakai helm, apalagi
memberlakukan peraturan
helm standar. Setelah dilakukan penertiban
pengendara tidak bingung dan tidak main
dengan penerapan program
tilang atau
kena sanksi saja. Karena semakin lama
denda beberapa tahun terakhir menunjukkan
sanksi yang dijatuhkan kepolisian semakin
bahwa hampir 90% pengendara sepeda
berat terhadap pengendara dan semakin
motor
besar juga dendanya.
sudah
menggunakan
helm
dan
ini,
untuk sehingga
pemakaian helm standar kira-kira 80% (berdasarakan pengamatan sepintas yang pernah dilakukan penulis di jalur umum jika ada 10 pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm ada satu orang dan posisi dibonceng, pada pengamatan yang lain dari 10
pengendara
sepeda
motor
ada
2
pengendara yang tidak memakai helm standar, hanya helm biasa). Kenyataan ini menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap tata tertib penggunaan helm sudah bagus, karena pengendara takut kena tilang. Hal ini menunjukkan efektifitas penerapan program tilang dalam meningkatkan sikap patuh terhadap tata tertib lalu lintas.
yang menyatakan bahwa sudah bukan hal yang biasa peraturan harus ada dalam kegiatan apapun untuk membatasi gerak suatu kegiatan. Dalam hal berkendaraan pun banyak peraturan dan tata tertib yang dibuat agar para pengendara bersikap lebih bijak berkendara.
Belum
Sebagai penutup dalam jurnal ini bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan remaja dalam berlalu lintas diantaranya pemahaman tentang tata tertib lalu lintas, Sikap remaja tentang kepatuhan tata tertib lalulintas, dan adanya program tilang dan efektivitasnya. Ketiga unsur ini sangat mempengaruhi kepatuhan remaja dalam berlalu lintas. Menyikapi fenomena yag ada aparat polisi
lalu
lintas
diharapkan
harus
memahami betul tentang alasan mengapa banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran lalu
Senada dengan pendapat Rahmat (2012),
dalam
PENUTUP
lama
ini
kepolisian Indonesia menetapkan aturan wajib helm berlogo SNI (Standar Nasional Indonesia), namun penyuluhan terhadap aturan ini masih sangat jarang dilakukan. Masih banyak orang yang belum mengetahui Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
lintas, baik dari segi pengetahuan, kesadaran dan kondisi pengetahuan dan latar belakang masyarakat setempat, mempertimbangkan kembali
upaya
yang
dilakukan
untuk
menertibkan lalu lintas sesui dengan kondisi fisi dan psikis masyarakat dan dengan begitu akan
lebih
mudah
bagi
aparat
untuk
memberikan petunjuk dan menanamkan kesadaran terhadap masyarakat. Bagi masyarakat agar lebih memahami tentang keuntungan mentaati peraturan lalu lintas, dan memahami bagaimana kerugian bila tidak mentaati tata tertib lalu lintas serta 6
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr menumbuhkan kesadaran dalam diri tentang keamanan yang diupayakan oleh aparat untuk diri masyarakat sendiri, dan tidak menjadikan polri sebagai musuh rakyat melainkan
sebagai
penjaga
keamanan
masyarakat.
REFERENSI Budiarto, Arif dan Mahmudah, 2007, Rekayasa Lalu Lintas, UNS Press, Surakarta. Darajat, Zakiyah. 1975. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang. Ditlantas Babinkum Polri, Lalu Lintas Dalam Angka Tahun 2005 dan Semester I Tahun 2006, Jakarta. Djamin, Awaloedin, 1995, Administrasi Kepolisian, Jakarta , CV Mandira Buana, Jakarta.
Feti Rakhmani Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
Djayoesman, H. S., 1976, Polisi dan LaluLintas. Mabes Kepolisian Republik Indonesia Press, Bandung. Gunarsa, Singgih D. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Keputusan Kapolri No. Pol.: KEP/42/IX/2004 Tentang Atasan Yang Berhak Menjatuhkan Hukuman Disiplin Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia Keputusan Kapolri No. Pol.: KEP/44/IX/2004 Tentang Tata Cara Sidang Bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia.
7