PERANCANGAN BUKU CERITA POP-UP PETUALANGAN LENTERA KUNANG-KUNANG Elizabeth Jessica Sentani
Abstract: This research enables the design of a pop-up storybook about cooperating while learning and about social skills. This pop-up storybook is made to remind the importance of cooperation for children age 4-6. The research is made because of the decline in cooperation among children which is the result of lack of social interaction, development in technology, and parenting issues. The research covers data collected about children age 4-6, interviews with child psychologists, literature study, dan direct observation. Data results were then processed to build story, visual, and paper engineering techniques. Keywords: storybook, pop-up, social skills, cooperation, children Beberapa faktor yang mempengaruhi
Pendahuluan
hal ini, berdasarkan wawancara via email
Pada perkembangan anak usia empat
dengan Adib Setiawan seorang psikolog
sampai enam tahun, anak harusnya mulai
anak
belajar untuk melakukan kontak sosial
pada tanggal 8 September 2013, pukul
dengan orang lain, sehingga pada usia
17.45, misalnya kebebasan anak untuk
selanjutnya, anak dapat mengembangkan
bermain video game yang mengandung
kerjasama dan persahabatan. Fenomena
unsur
yang terjadi saat ini, berdasarkan observasi,
yang kurang di lingkungannya, anak
banyak anak yang masih egois, sehingga
tunggal, tidak memiliki teman, ataupun
tidak mengembangkan konsep kerjasama
jarang bersosialisasi dengan orang lain di
atau pola sosial yang baik. Anak pada
sekitarnya. Pengaruh dari keluarga, misal
usia empat sampai enam tahun harusnya
orang tua yang menyediakan fasilitas-
didorong
melakukan
fasilitas seperti televisi, komputer, akses
interaksi yang membuat mereka mengerti
internet, dan gadget lainnya tanpa adanya
dan belajar akan kerjasama dan pola sosial
kontrol atas waktu atau konten dari fasilitas
lainnya.
tersebut. Saat mereka sedang berada di
Elizabeth Jessica Sentani adalah Staf Pengajar pada
e-mail :
[email protected]
untuk
belajar
dan
pendidikan,
kekerasan,
yang
budaya
diterima
kerjasama
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
23
Elizabeth Jessica Sentani
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
luar rumah, berdasarkan observasi se
memilih buku dengan kegiatan bermain
cara langsung, banyak diantaranya malah
yang bersifat membangun, dengan gambar
pc,
yang bisa digerakkan, membentuk bentuk
playstation portable, atau handphone dan
yang unik, atau memiliki efek yang
sibuk bermain dengan gadget masing-
menarik. (Muktiono, 2003:65). Media yang
masing dibandingkan berinteraksi dengan
dibentuk dengan cara paper engineering
anak lainnya. Hal ini dapat memicu
ini membutuhkan partisipasi langsung dari
egoisme pada usia selanjutnya karena,
pembaca. Avella, N. juga menuliskan bahwa
menurut Hurlock (1980:127) memang
sebuah desain yang melibatkan pembaca
secara alamiah, anak cenderung bersifat
akan lebih diingat dan informasinya dapat
egosentris pada awal masa anak-anak, yang
dicerna dengan mudah dibanding hanya
kemudian secara perlahan menghilang saat
melihat di kertas datar. (Avella, 2009:7).
membawa
gadget
seperti
tablet
anak mulai sering bermain dengan teman
Penelitian dan perancangan buku pop-
sebayanya karena mengingkatnya minat
up ini dilakukan untuk menanamkan nilai
terhadap teman dan aktivitas.
kerjasama melalui buku cerita pop-up yang
Permasalahan ini membuat penulis
mengutamakan interaksi fisik diantara
ingin menyampaikan mengenai pola pe
anak-anak. Interaksi ditekankan di dalam
rilaku sosial yang harusnya dilakukan
perancangan buku ini karena pada tahap
oleh anak-anak. Beberapa pola perilaku
bermain kooperatif diawali dengan kontak
sosial anak menurut Hurlock, E.B. adalah
sosial yang meningkat sehingga anak men-
kerjasama, meniru orang yang dikagumi,
jadi anggota sebuah kelompok yang akhirn-
persaingan secara positif, simpati, empati,
ya melakukan kerjasama. Buku ini berusa-
dukungan sosial dari dan kepada teman
ha membangun situasi dimana anak dapat
sebaya,
akrab
melakukan interaksi secara menyenang-
(Hurlock, 1980:118). Kerjasama sendiri,
kan, tidak terpaksa, dan sesuai dengan
menurut Raatma, L (Raatma & Murphy,
kegemaran serta kelompok usia mereka.
berbagi,
dan
perilaku
2000:5) berarti bekerja dengan orang lain di dalam pekerjaan biasa. Orang saling
Metodologi Penelitian
bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Metode yang digunakan dalam peneli-
Penulis mencoba mengantarkan masa
tian dan perancangan buku cerita pop-up
lah ini dengan cara membuat sebuah buku
Petualangan Lentera Kunang-kunang ini
cerita pop-up dengan judul Petualangan
dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap
Lentera Kunang-kunang yang menguta
yang dilakukan adalah observasi, wawan-
makan interaksi dan kerjasama fisik anak
cara, survey, studi existing, dan evaluasi
dengan sasaran usia empat hingga enam
terhadap karya melalui observasi kepada
tahun. Buku pop-up dipilih karena pada
anak usia 4-6 tahun terhadap karya yang
usia empat sampai enam tahun, anak lebih
sudah jadi.
24
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Elizabeth Jessica Sentani
Hasil Penelitian
interaksi dengan orang lain di sekitarnya.
Penelitian dalam pembuatan sebuah buku
Anak-anak lebih dapat berinteraksi pada
cerita pop-up yang mengajarkan kerjasama
media yang lebih tradisional seperti buku,
pada anak dilakukan untuk menemukan
sistem pop-up buku juga mendorong mer-
data preferensi visual, preferensi karakter,
eka untuk lebih berinteraksi, memegang,
materi cerita, dan reaksi langsung anak ter-
mencari, dan belajar bekerja sama.
hadap obyek berupa buku pop-up. Peneli-
Pada studi existing, penulis melihat
tian terdiri atas dua jenis yaitu penelitian
berbagai macam jenis visual pada buku
terhadap pengguna dan penelitian studi
anak usia 4-6 tahun. Gaya dan warna ti
existing. Penelitian pengguna dilakukan
dak hanya terbatas pada vector dan war
kepada anak usia empat sampai enam ta-
na-warna blok atau digital painting, na
hun dan ahli perkembangan anak. dilaku-
mun juga watercolor, pencil color, crayon,
kan dengan metode observasi, survei, studi
bahkan collage. Dari sini penulis menyim
existing, dan wawancara. Penelitian studi
pulkan bahwa gaya dan pewarnaan sendiri
existing dilakukan dengan cara memper-
merupakan satu hal yang dapat penulis
hatikan literatur, film, dan permainan yang
eksplorasi sendiri dengan batasan hasil
ditujukan pada anak pra sekolah.
penelitian visual yang penulis dapatkan.
Kegiatan penelitian yang dilakukan penulis antara lain, wawancara ahli di-
Pembahasan
gunakan untuk melihat dari pandangan
Masalah yang diangkat adalah kerjasama
psikologi perkembangan anak mengenai
dan interaksi pada anak yang semakin
materi yang cocok untuk anak usia empat
berkurang.
sampai enam tahun. Studi existing ber-
litian dan setelah dilakukan penelitian,
tujuan melihat berbagai buku di pasaran
ditemukan alasan-alasan seperti perkem
yang ditujukan pada anak usia 4-6 tahun.
bangan teknologi dan pengaruh pola asuh.
Survei dan observasi pada anak dilakukan
Hasil penelitian ini mengarahkan penulis
untuk melihat situasi langsung, preferensi
untuk merancang sebuah media yang dapat
visual dan pemilihan karakter.
mendorong interaksi sehingga anak dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang pe
Penulis
melakukan
pene
belajar bekerja sama.
nulis lakukan, penulis menarik kesimpu-
Hasil penelitian kemudian meng arah
lan dari sisi psikologis bahwa, rumusan
kan penulis ke pemilihan media. Media
ma salah
kurangnya
dipilih adalah buku cerita pop-up, karena
kerjasama dikarenakan kurangnnya inter-
sifatnya sebagai buku sekaligus sebagai se
aksi pada anak banyak diakibatkan oleh
buah media interaktif tradisional. Observasi
perkembangan teknologi. Teknologi ini
penulis juga membuktikan bahwa media ini
mendorong anak untuk lebih egosentris
dapat mendorong anak untuk melakukan
(berada di dunianya sendiri) dan tidak ber-
kegiatan interaksi.
penulis
mengenai
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
25
Elizabeth Jessica Sentani
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Buku cerita pop-up ini mengangkat
c. Karakter utama selalu menang karena
cerita sehari-hari yang dicampur dengan
memegang moral yang teguh. Karakter
elemen fantasi dengan dua orang tokoh
dewasa yang terdapat dalam cerita bu-
utama yaitu Adi dan Rena. Mereka dipilih
kan merupakan pahlawannya. Sering-
karena penulis ingin mewakilkan kedua
kali karakter dewasa ini salah mengerti
gender, selain itu agar menjadi contoh
akan apa yang terjadi.
persahabatan dan interaksi. Karakter lain
Karakter juga memasukkan pola emosi
yaitu Akasia, dan laba-laba. Adi dan Rena
yang umumnya terjadi pada masa kanak-
mengajak pembaca untuk ikut bertualang
kanak awal (Hurlock, 1980:116) yaitu
mencari lentera kunang-kunang bersama
a. Amarah. Umumnya, amarah pada anak
mereka dan Akasia.
terjadi karena pertengkaran mengenai
Materi dari buku pop-up ini penulis
permainan, keinginan, dan masalah
susun sehingga anak dapat melakukan in
dengan anak lain. Anak mengungkap-
teraksi langsung dengan teman, saudara,
kan rasa marah dengan cara menangis,
atau orang tua dalam proses membaca. In
berteriak, menggeretak, menendang,
ti dari buku ini adalah interaksi dan saling
melompat, atau memukul
terlibat dalam aktivitas. Anak diajak untuk
b. Takut. Biasanya disebabkan oleh pen-
melakukan sesuatu dengan orang lain
galaman tidak menyenangkan atau
sambil belajar membaca dan bekerja sama.
pengaruh media seperti cerita, televisi, radio, atau film. Reaksi yang umum
Karakteristik
adalah panik, lari, menghindar, bersem-
Karakter di dalam Petualangan Lentera
bunyi, atau menangis.
Kunang-kunang dibentuk dengan kemi
c. Cemburu. Rasa cemburu pada anak
ripan terhadap anak usia 4-6 tahun.
biasanya disebabkan karena perasaan
Karakteristik dalam buku cerita fiksi anak
bahwa minat dan perhatian orang tua
seperti dijabarkan oleh Davies (2010:136-
beralih pada orang lain dalam keluarga.
137) yaitu:
Reaksi yang umum adalah mengompol,
a. Kemungkinan besar memiliki tokoh uta-
berpura-pura sakit, atau kenakalan un-
ma anak-anak, mahluk fantasi, mainan,
tuk menarik perhatian.
atau binatang. Tokoh-tokoh ini memi-
d. Ingin Tahu. Anak memiliki rasa ingin
liki kualitas kekanak-kanakan dan dih-
tahu terhadap hal-hal baru, tubuhnya,
adapkan pada situasi berada di bawah
atau orang lain. Reaksi yang umum ada-
sosok yang lebih berkuasa, lebih besar,
lah kegiatan sensomotorik seperti me-
atau lebih tua.
megang dan bertanya.
b. Karakter utama fiksi anak-anak selalu
e. Iri Hati. Hal ini dipengaruhi oleh ke-
menang dari karakter yang lebih kuat
mampuan atau benda milik orang lain,
yang menjadi masalah dalam cerita
reaksi umum adalah mengeluh, keingi-
26
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Elizabeth Jessica Sentani
nan untuk memiliki barang seperti milik
dalam kisah ini. Rena memiliki sifat ingin
orang lain, atau mengambil barang mi-
tahu, penolong, dan menyukai alam. War
lik orang lain.
na yang digunakan adalah warna triadic
f. Gembira. Perasaan gembira pada anak
yang sama dengan Adi, namun merupakan
disebabkan oleh perasaan sehat, situasi
varian warna turunan. Warna rambut
yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba
me rupakan turunan dari warna merah
atau tidak diharapkan, bencana ringan,
melambangkan feminim. Karakter Rena
berbohong, dan berhasil melakukan hal
menyukai berkebun, sehingga memakai
yang dianggap sulit. Reaksi yang umum
sarung tangan dan sepatu boots untuk
adalah tersenyum, tertawa, bertepuk
berkebun.
tangan, melompat, atau memeluk.
3) Akasia
g. Sedih. Anak akan merasa sedih apabila
Akasia adalah gambaran karakter fantasi
kehilangan sesuatu yang disukai. Reaksi
dalam
umum adalah menangis atau tidak lagi
mempercayai orang lain, dan memegang
ingin melakukan kegiatan sehari-harin-
pendiriannya. Karakter Akasia merupakan
ya, misalnya makan.
karakter yang menyatu dengan alam,
kisah
ini.
Sifatnya
pemimpin,
h. Kasih sayang. Anak mulai belajar untuk
sehingga digunakan warna analog dari
menyayangi orang lain, binatang, atau
hijau dan kuning. Warna kuning yang
benda. Reaksinya terhadap benda atau
dominan membuat Akasia terlihat lebih
orang yang disayangi dilakukan secara
bersahabat dan aktif. Kostum Akasia dibuat
fisik, misal dengan memeluk, menepuk,
menjadi seperti baju pada film dengan tema
atau mencium.
abad Pertengahan untuk mengemphasis
Karakter dalam buku ini juga dise-
keberadaan Akasia sebagai karakter dari
suaikan dengan target pasar yaitu anak la-
dunia lain, selain bentuk karakternya yang
ki-laki dan perempuan perkotaan.
seperti kelinci.
1) Adi
Karakter emosi yang ditonjolkan dalam Adi,
Adi adalah karakter anak laki-laki di dalam
Rena, dan Akasia adalah emosi ‘gembira’,
cerita ini. Adi memiliki sifat yang ingin
‘ingin tahu’, dan ‘kasih sayang’. Adi dan
tahu, ceria, cerdik dan penolong. Warna
Rena juga ditujukan sebagai role model
yang diggunakan di dalam pembuatan
bagi anak-anak. Adi dan Rena digambarkan
karakter Adi adalah warna triadic, dimana
sebagai tetangga satu lingkungan yang
warna ini menghasilkan efek cerah. Rambut
sering bermain bersama di luar rumah,
berwarna biru (dingin) melambangkan
aktif bergerak, dan menemui banyak hal
kepercayaan, baju berwarna merah-kuning
menyenangkan di luar rumah.
melambangkan aktif-ceria.
4) Laba-laba
2) Rena
Laba-laba adalah karakter antagonis dalam
Rena adalah
karakter anak perempuan
kisah ini. Laba-laba bersifat penyendiri.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
27
Elizabeth Jessica Sentani
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Gambar 1. Skema warna karakter Adi, Rena, Akasia dan Laba-laba Sebelum bertemu Adi, Rena, dan Akasia,
terlalu berbahaya untuk anak, masih dapat
laba-laba tidak menggunakkan kostum.
ditemukan di lingkungan dalam kota.
Warna tubuh laba-laba adalah coklat tua, sedikit berbeda dari palet warna, hal ini
Pop-up
dikarenakan Laba-laba adalah karakter
Cover dan Backcover menggambarkan
antagonis. Karakter emosi yang ditonjolkan
saling tolong menolong dan kerjasama.
pada Laba-laba adalah ‘amarah’, ‘takut’,
1) Perkenalan
‘cemburu’, ‘sedih’, dan ‘iri hati’.
Halaman petunjuk penggunaan dan per kenalan awal Adi dan Rena. Halaman kiri
Lingkungan
merupakan halaman ‘kepada pendamping’
Lingkungan yang diambil dalam kisah ini
yang menjelaskan aturan main.
adalah alam dengan tanaman di sekitarnya.
2) Labirin
Rumah Kaca dipilih karena kedekatannya
Labirin menuju Rumah Rena dan Rumah
dengan,
Kaca yang dikerjakan bersama. Anak diajak
28
tidak
memiliki
medan
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
yang
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Elizabeth Jessica Sentani
untuk awalnya memegang Adi dan Rena
6) Dimana Laba-laba?
kemudian mencari jalan menuju Rumah
Anak diajak untuk mencari dimana lentera
Rena
dan laba-laba berada. Nilai yang ingin
3) Kebingungan
dibangun yaitu rasa ingin tahu, kerjasama,
Adi dan Rena menemukan bahwa seluruh
dan empati mengenai keadaan laba-laba.
bunga menghilang, kemudian menolong
7) Pilih Bajunya
Akasia yang kesulitan. Anak diajak untuk
Anak diajak untuk mendandani Laba-
berempati dan mau menolong. Mereka juga
laba bersama-sama agar warga desa tidak
diajak untuk ingin tahu, mengapa bunga-
takut padanya. Nilai yang ingin dibangun
bunga menghilang?
yaitu kerjasama memilih baju untuk
4) Mengecil
dipadupadankan dan eksplorasi.
Pertama kalinya Adi dan Rena mengecil,
8) Kembali ke Desa
mereka kagum akan lingkungan sekitar
Adi, Rena, Akasia, dan Laba-laba kembali
mereka. Akasia pertama kali menjelaskan
ke desa, mengembalikan lentera pada
pokok permasalahan
tempatnya, hal ini membuat bunga-bunga
5) Jembatan Putus
kembali bermekaran. Anak diajak ikut
Jembatan putus ini dapat diperbaiki dengan
bergembira dan mencari bunga-bunga di
cara ditarik bersama. Anak diajak untuk
balik daun. Nilai yang ingin dibangun yaitu
bekerja sama memperbaiki jembatan. Hal
rasa ingin tahu, berbagi kegembiraan, dan
ini mendorong interaksi dan kerjasama.
keberhasilan karena bekerja sama.
Gambar 2. Hasil akhir buku pop-up cerita Petualangan Lentera Kunang-kunang
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
29
Elizabeth Jessica Sentani
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Gambar 3. Hasil akhir buku pop-up cerita Petualangan Lentera Kunang-kunang 9) Sampai Jumpa!
langsung dan survei terhadap anak usia
Merupakan halaman terakhir dari isi
empat hingga enam tahun untuk melihat
buku ini. Adi, Rena, Akasia, dan Laba-
reaksi mereka terhadap buku cerita dan
laba mengucapkan sampai jumpa dan
media lainnya.
menunggu petualangan selanjutnya. Nilai
Kegiatan penelitian yang penulis la
yang ingin dibangun yaitu kegembiraan,
kukan membawa penulis pada pembuatan
persahabatan, dan keberhasilan karena
karya buku cerita pop-up yang dimaksudkan
kerjasama.
untuk menstimulasi in ter aksi pada anak usia empat hingga enam tahun. Cerita
Kesimpulan
dan visual penulis dasarkan pada hasil
Penulis telah melakukan penelitan, obser
penelitian baik secara langsung maupun
vasi, dan pembuatan karya dengan rumusan
pustaka. Visual dibuat berdasarkan hasil
masalah “Bagaimana perancangan media
survei dan studi existing pada film dan
buku cerita pop-up untuk kerjasama bagi
buku anak-anak yang beredar sementara
anak usia empat sampai enam tahun?”.
warna didasarkan pada hasil survei yang
Berdasarkan rumusan ini penulis mencari
penulis lakukan.
kecenderungan bacaan anak usia empat
Pembuatan
karya
diawali
dengan
hingga enam tahun, melakukan wawancara
perancangan cerita berdasarkan ide dan
kepada psikolog anak tentang kebiasaan,
batasan-batasan berupa usia, kosakata,
masalah yang dihadapi, dan pendidikan.
dan kemampuan anak dalam menyerap
Penulis juga melakukan observasi secara
cerita. Cerita selanjutnya diubah dalam
30
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Perancangan Buku Cerita Pop-Up Petualangan Lentera Kunang-kunang
Elizabeth Jessica Sentani
bentuk visual sketsa keadaan tiap halaman
pun hanya sekedar coretan, karena hal
dalam bentuk dua dimensi. Sketsa keadaan
ini membantu kelancaran menggam-
ini kemudian di-scan dan diwarnai agar
bar nantinya.
membangun suasana yang akan dibuat bentuk
pop-up-nya.
pop-up
Potongan
Referensi
dibuat dan dicocokkan satu sama lain sehingga dapat membangun mekanisme
Davies, M. M. (2010). Children, Media,
yang baik tiap halamannya.
and Culture. Berkshire: McGraw-Hill.
Tiap halaman dari buku cerita popup Petualangan Lentera Kunang-kunang ini dimaksudkan agar anak melakukan in teraksi satu sama lain. Moral yang diangkat adalah bagaimana mereka saling membantu untuk mencapai tujuan akhir. Interaksi yang dilakukan di dalam pembacaan buku ini diharapkan berkembang ke pesan moral yang penulis sampaikan.
Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga. Muktiono, J. D. (2003). Aku Cinta Buku: Menumbuhkan Minat Baca pada Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Cooperation.
Penulis menyarankan kepada pembaca yang ingin merancang sebuah buku cerita pop-up berdasarkan sebuah fenomena sosial untuk melihat
bangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Raatma, L., & Murphy, M. M. (2000).
Saran
1) Observasi
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkem-
langsung reaksi
kepada
mereka
anak,
Mankato,
Minnesota:
Capstone Avella, N. (2009). Paper Engineering: 3-D Design Techniques for a 2-D Material. Switzerland: RotoVision SA.
terhadap
smekanisme pop-up, kekuatan dan kelemahan media pop-up. 2) Studi existing pada karya yang sudah beredar di pasaran, untuk melihat kecenderungan visual dan cerita yang sedang menjadi trend. 3) Membuat banyak dummy dan percobaan, karena hal ini melatih penulis dan membuat penulis dapat menemukan inovasi-inovasi. 4) Latihan menggambar latar atau karakter yang dibuat dalam cerita, walau-
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
31