PERANCANGAN AUDIO VISUAL TRAILER FILM ANIMASI “GUNDALA PUTERA PETIR : ASAL USUL GUNDALA” Romy Ferlanico Binus University, Jakarta, DKI Jakarta,
[email protected]
ABSTRAK
Gundala Putera Petir is a comic character created by Hasmi that first appeared in comics Gundala Putera Petir in 1969. This comic was so popular in the 80-90.an years, until appointed to the big screen in 1981. But with the growing age, the story starts Gundala eroded and forgotten by today's generation. The purpose of this study is to is to revive the nation's work that has been lost and to preserve it. The method in this research is to interview and search through the data, comics, animated films, magazines, and internet, and then develop it into an attractive form of animated trailer. The achieved results in this research is a form of audio visual animated trailer and promotion to the target audience to increase the value of the work of local pride. Conclusions obtained from the audio visual design is the design of a visual communication medium in the form of animated trailer about the story of the origin of the adaptation of the comic Gundala that can be enjoyed by fans of movies, comics, and animation. Keywords: Gundala, Superhero, animated, local Gundala Putera Petir adalah tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putera Petir pada tahun 1969. Komik ini begitu popular di tahun 80-90.an, hingga diangkat ke film layar lebar pada tahun 1981. Namun seiring berkembangnya zaman, kisah Gundala mulai tergerus dan terlupakan oleh generasi masa kini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk adalah untuk membangkitkan kembali karya bangsa yang telah hilang dan melestarikannya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan interview dan pencarian data melalui , komik, film animasi, majalah, dan internet, lalu mengembangkannya kedalam bentuk trailer animasi yang menarik. Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah suatu bentuk trailer animasi audio visual serta promosi kepada target audience untuk meningkatkan nilai kebanggan atas karya lokal. Simpulan yang diperoleh dari perancangan audio visual ini adalah rancangan sebuah media komunikasi visual berupa trailer animasi tentang kisah asal usul Gundala yang diangkat dari komiknya sehingga dapat dinikmati penggemar film, komik, maupun animasi. Kata Kunci : Gundala, Superhero, animasi, lokal
1. Pendahuluan Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, saat ini banyak sekali bermunculan acara animasi di siaran televisi nasional. Akan tetapi, kebanyakan dari animasi tersebut merupakan animasi tiga dimensi (3D). Hal
ini dimungkinkan karena animasi 3D dianggap memiliki grafis yang lebih bagus dan lebih realistis. Sebenarnya, animasi 3D merupakan pengembangan dari animasi 2D. Dalam animasi 2D, semuanya berawal dari proses dasar yaitu gambar dan sketsa, dimana dalam proses pembuatannya banyak membutuhkan tenaga manual. Akan tetapi, proses manual tersebut telah terbantu sesuai dengan berkembangnya teknologi. Berbicara mengenai animasi 2D, Sangat jarang sekali kita melihat animasi dua dimensi atau animasi tradisional buatan anak negeri yang ditayangkan di televisi. Adapun ditayangkan, akan tetapi kebanyakan dari animasi tersebut berasal dari luar negeri, khususnya dari Jepang atau Amerika Serikat. Beberapa tema popular yang diusung dalam proses pembuatan animasi yaitu superhero. Sayangnya, tak satupun tokoh superhero Indonesia di buat kedalam bentuk film animasi. Di Indonesia sendiri, sempat menjadi negara dengan budaya komik yang kuat, di mana komikus- komikus Indonesia banyak menciptakan karakter- karakter superhero yang cukup dikenal. Sayangnya karakterkarakter ini mulai terlupakan secara perlahan karena tidak mampu menghadapi persaingan dengan karakter komik superhero luar negeri, karena superhero luar negeri berkembang baik secara konsep maupun visual hingga dijadikan film animasi sampai film layar lebarnya. Melihat hal ini, penulis tertarik sekali untuk mengangkat karya lokal asli buatan Indonesia dengan cara membuat film animasi bertemakan Gundala Putera Petir. Alasan lain penulis memilih untuk membuat animasi ini adalah karena Gundala merupakan karakter superhero yang paling populer bahkan sampai saat ini. Gundala Putera Petir juga pernah diangkat ke layar lebar yang sayangnya alur ceritanya berbeda dengan cerita asli dari komik yang digambar dan ditulis oleh Hasmi, pengarang Gundala. Dengan kemampuan teknologi yang semakin menunjang proses pembuatan animasi 2D, serta keinginan penulis untuk membangkitkan tokoh Gundala sebagai superhero dari Indonesia, ditambah adanya perbedaan cerita film layar lebar dengan komik asli Gundala, maka, penulis ingin menggunakan disiplin ilmu desain komunikasi visual dan animasi, untuk mengungkap cerita asal usul Gundala kedalam sebuah film animasi 2D, yang alur ceritanya mengikuti kisah original dari komiknya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya-karya senimannya. Dan hal ini merupakan salah satu upaya penulis untuk mengapresiasi Hasmi, selaku pengarang dan pembuat kisah Gundala.
2. Metode Penelitian Metode penelitain yang dilakukan adalah dengan melakukan survei ke PT.Bumi Langit, selaku perusahaan pemegang hak cipta karakter Gundala dan melakukan wawancara dengan Creative Manager PT.Bumi Langit, yaitu Pak Andy Wijaya. Selain itu, penulis juga melakukan pencarian data melalui internet. Berikut beberapa kajian data yang penulis himpun;
2.1 Data Gundala
Gambar 1 – Gundala Putera Petir Gundala adalah tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putera Petir pada tahun 1969. Genre komik adalah fantasi. Jelas tampak pengaruh komik superhero Amerika
baik dalam desain karakternya, maupun alur jenis kekuatannya. Dengan lokasi cerita di Jogjakarta, Gundala merupakan karakter komik yang cukup popular di Indonesia, di samping Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, dan Godam. Menceritakan tentang Sancaka, seorang peneliti jenius yang menemukan serum anti petir. Tenggelam dalam ambisinya sebagai seorang ilmuwan, dia melupakan hari ulang tahun Minarti, kekasihnya, yang berakibat putusnya hubungan mereka. Sancaka yang patah hati berlari dengan hatri galau di tengah hujan deras. Tiba-tiba sebuah petir menyambarnya. Dalam keadaan koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain, dan diangkat menjadi panglima oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar Kronz. Oleh Kaisar Kronz, Sancaka diberi kekuatan super yaitu kemampuan untuk memancarkan geledek dari telapak tangannya. Disamping itu, Sancaka juga diberi sebuah kostum. Kemudian untuk membuktikan kapasitasnya sebagai panglima, Sancaka harus bertarung menghadapi salah satu jenderal dari Kerajaan Petir yaitu Tirhapy.
2.2 Sejarah Animasi di Indonesia Sejak tahun 1933 di Indonesia banyak koran lokal yang memuat iklan Walt Disney. Kemudian pada tahun 1955, Presiden Soekarno yang sangat menghargai seni mengirim seorang seniman bernama Dukut Hendronoto (Pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt Disney. Setelah belajar selama 3 bulan, ia kembali ke Indonesia dan membuat film animasi pertama bernama “Si Doel Memilih”. Film animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini. Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. di festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama). Era tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi Indonesia Ada film animasi “Rimba Si Anak Angkasa” yang disutradarai oleh Wagiono Sunarto dan dibuat atas kolaborasi ulangan “Si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi untuk serial TV. Beberapa animator lokal. ada juga film animasi pet sekitar tahun 1980-1990-an. Hal ini ditandai dengan lahirnya beberapa studio animasi seperti Asiana Wang Animation yang bekerjasama dengan Wang Fim Animation, Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di Tegal. Pada era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil. Dan pada era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari negara Jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster. Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya “Janus Perajurit Terakhir” Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. Walaupun film kurang meraih sukses tapi menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara. Pada tahun 2007 ada pula film animasi pendek superhero asal Tasikmalaya yang telah dua kali memenangkan ajang penghargaan INAICTA (Indonesia ICT Awards), yaitu Hebring. Hebring 1 berhasil memenangkan INAICTA 2007 dan selang dua tahun kemudian sekuel kedua animasi ini mendapat juara pada penghargaan yang sama.
2.3 Analisa SWOT Strength (Kekuatan) : • Gundala merupakan tokoh superhero lokal yang paling popular di Indonesia. • Penyajian dalam bentuk animasi 2D dapat memenuhi semua lingkup cerita dalam komik. Weakness (Kelemahan): • Penulis masih menggunakan acuan gaya gambar Barat dan Jepang, belum menemukan acuan gaya lokal Indonesia. • Animasi 2D memakan sumber daya alam yang banyak. Opportnity (Peluang) : • Tingginya animo masyarakat akan munculnya sebuah fim animasi lokal dengan tema superhero Threat (Ancaman) : • Masih kalahnya persaingan dengan animasi luar negeri. • Adanya asumsi di lingkungan penulis, bahwa animasi 3D terlihat lebih canggih.
2.4 Keyfact Trailer film animasi Gundala Putera petir merupakan sebuah perancangan yang mengangkat karya lokal bangsa melalui bentuk film animasi 2D, dimana alur cerita mengikuti komik aslinya.
2.5 Moods Fiksi, Perkelahian, Fantasi.
2.6 Target Audience 1.
Demografi a. Pria b. Usia 22 – 35 tahun c. Tingkat Sosial B – A
2.
Geografi Masyarakat kota Jakarta.
3.
Psikografi Masyarakat yang memiliki sifat pencinta komik lokal, penyuka film animasi 2D, dan memiliki apresiasi tinggi terhadap karya karya seniman lokal.
3. Hasil dan Bahasan 3.1 Konsep Visual Gaya illustrasi yang dipakai akan mengacu pada gaya ilustrasi pada film Superman All Star, Dimana untuk perancangan Motion Style nya akan menggunakan animasi 2D dengan teknik penggambaran frame by frame agar gerakannya terlihat lebih natural.
3.2 Screenshoot Trailer Berikut adalah beberapa potongan gambar dari trailer film Gundala Putera Petir : Asal –Usul Gundala
Gambar Screenshoot Trailer 1
Gambar Screenshoot Trailer 2
Gambar Screenshoot Trailer 3
Gambar Screenshoot Trailer 4
Gambar Screenshoot Trailer 5
4. Kesimpulan dan Saran Untuk membuat sebuah film animasi yang baik, diperlukan disiplin ilmu komunikasi visual yang baik dan tepat serta menarik sehingga dapat sampai ke target komunikasinya. Melalui trailer film animasi ini, semoga animasi ini dapat membangkitkan semangat anak bangsa untuk mencintai karya lokal . Dengan medium animasi 2D, kita dapat menghidupkan komik superhero lokal kedalam sebuah visual yang bergerak sehingga lebih memanjakan secara visual untuk masyarakat. Dengan semakin majunya teknologi, maka kini sudah saatnya anak bangsa semakin memnafaatkan teknologi yang ada untuk memperkuat seni dan budaya lokal sehingga kita tak menjadi penikmat suatu karya seni, tetapi ikut menjadi bagian dari karya seni itu.
5. Referensi White, Tony. (2009). How to Make Animated Films:Tony White's Complete Masterclass on the Traditional Principles of Animation.Focal Press. White, Tony. (2006). How to Make Animated Films:Animation from Pencils to Pixels: Classical Techniques for the Digital Animator.Elsevier. Hallas Manvel. (1973). The Technique of Film Animation. Focal Press. Suyanto, M. (2006). Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Penerbit ANDI Hasmi.(2005). Gundala Putera Petir : Asal Usul Gundala. Penerbit Bumi Langit. Prasetyadi, Bagas. (2009). Jago bikin film Superhero. Yogyakarta : Penerbit Galang Press Group. Fish, Andy. (2011). How To Draw Superheroes. Singapore : Page One Publishing Pte Bolton, Andrew.(2006). Superheroes : Fashion and Fantasy. The Metropolitan Museum of Art Wigjoteruna, Adji. 2009. Cerita Seorang Hasmi: Pencipta Gundala Putra Petir. From :http://adjiwigjoteruna.wordpress.com/2009/03/18/cerita-seorang-hasmi-pencipta-gundala-putra-petir/ Tim, Ferriss. 2011. Behind the Scenes: How to Make a Movie Trailer for Your Product (or Book). From : http://www.fourhourworkweek.com/blog/2011/03/24/behind-the-scenes-of-the-4-hour-body-trailer/ Trailer (Promotion). Wikipedia. From http://en.wikipedia.org/wiki/Trailer_%28promotion%29
6. Riwayat Penulis Romy Ferlanico lahir di Lampung, pada 1 September 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2012.