PERANAN ZPT PADA PERTUMBUHAN STEK TANAMAN BUAH NAGA. Role of Growth Hormone (PGR) on the Growth of Dragon Fruit Cuttings

Sunyoto dan Liza Octriana

PERANAN ZPT PADA PERTUMBUHAN STEK TANAMAN BUAH NAGA Role of Growth Hormone (PGR) on the Growth of Dragon Fruit Cuttings Sunyoto dan Liza Octriana Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok Aripan km.8, Solok 27301 E-mail: [email protected]

ABSTRACT Propagation of dragon fruit is generally done vegetatively by stem cuttings. One of the factors that influence the success of cuttings are material physiology. Cuttings should contain food reserves and growth hormone (PGR) in sufficient number to form roots and shoots. PGR can be used to accelerate the formation of roots on cuttings. Coconut water and red onions are often used as a natural plant growth regulator to stimulate the growth of cuttings. The study was conducted in Maret-Juni 2013 at the Sumani research station. The research arranged in a randomized block design with 12 combinations of treatments and 4 replications. Each unit consists of 3 treatment plants. The results showed that all parts of a dragon fruit plant cuttings: middle, the base and the tip can be used for seed. Immersion of cuttings material in red onion solvent, coconut water and ecogro can accelerate time bud and increases the length of shoots. Key words: dragon fruit, cuttings, coconut water, red onion ABSTRAK Perbanyakan buah naga umumnya dilakukan secara vegetatif dengan cara stek. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah fisiologi bahan. Stek harus mengandung cadangan makanan dan hormon tumbuh (ZPT) yang cukup untuk membentuk akar dan tunas. ZPT eksogen dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan akar pada stek. Air kelapa dan bawang merah sering digunakan sebagai ZPT alami untuk merangsang pertumbuhan stek. Penelitian dilakukan di KP. Sumani, Balai Penelitian Buah Tropika pada bulan Maret-Juni 2013. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 12 kombinasi perlakuan dan 4 ulangan. Setiap unit perlakuan terdiri dari 3 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua bagian stek tanaman buah naga, baik tengah, pangkal dan ujung dapat digunakan untuk bibit. Pencelupan bahan stek ke larutan bawang merah, air kelapa dan ecogro dapat mempercepat saat pecah tunas dan meningkatkan ukuran panjang tunas. Kata kunci: buah naga, stek, air kelapa, bawang merah

PENDAHULUAN

Buah naga atau yang disebut juga Hylocereus sp. telah lama dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah yang membawa berkah, biasanya diletakan 850

Peranan ZPT Pada Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga

diantara patung naga di Altar. Buah ini memiliki beberapa nama antara lain Thang Loy (Vietnam), Keaw Mang Kheon (Thailand), Dragon Fruit (Inggris), dan Buah Naga (Indonesia). Sebenarnya tanaman ini bukan asli dataran Asia, melainkan tanaman asal Meksiko dan Amerika Selatan bagian utara, Colombia (Triatminingsih, 2009). Buah naga mempunyai beberapa khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mempelancar pencernaan, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan mengobati keputihan (Wiguna 2009a, Cahyana 2010). Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena mengandung kadar air tinggi, yaitu sekitar 90 persen dari berat buah. Pada umumnya, perbanyakan buah naga dilakukan secara vegetatif dengan cara stek. Stek menjadi alternatif yang banyak dipilih pembudidaya karena caranya sederhana, tidak memerlukan teknik yang rumit sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Bibit buah naga yang digunakan sebagai bahan stek sebaiknya dipilih yang besar, dari cabang sehat, sudah tua, berwarna hijau, bebas dari hama dan penyakit, dan sudah pernah berbuah. Panjang bibit yang ditanam 15-30 cm atau 25-30 cm (Wibowo 2008, Wiguna 2009b, Harjadinata 2011). Sedangkan Triatminingsih (2009) menyatakan bahwa batang yang digunakan sebagai bahan stek sebaiknya telah berumur 1 tahun. Nurul idawati (2003) menambahkan bahwa ukuran ideal untuk bibit stek batang adalah panjang 20-30 cm dan diameter 4-5 cm, dengan bibit demikian maka tanaman akan mulai belajar berbuah pada umur 8-10 bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek antara lain adalah kondisi lingkungan, fisik dan fisiologi bahan stek. Stek harus mengandung cadangan makanan dan hormon tumbuh (ZPT) yang cukup untuk membentuk akar dan tunas. Pemberian ZPT eksogen dapat dilakukan untuk mempercepat pembentukan akar pada stek (Davies dan Hartmann 1988). Air kelapa dan larutan bawang merah diketahui dapat digunakan sebagai ZPT eksogen untuk merangsang pertumbuhan stek tanaman. Junairiah dan Fathimah (2004) menyatakan bahwa air kelapa dapat berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh alami pada pertumbuhan kencur. Air kelapa mengandung sitokinin dan auksin yang berfungsi untuk pembelahan sel dan mendorong pembentukan organ (Seswita 2010, Kristina dan Syahid 2012). Hormon sitokinin pada air kelapa dapat memacu organogenesis sehingga jumlah daun yang terbentuk lebih banyak dan dapat menstimulasi pertumbuhan tunas dan daun (Abidin 1985). Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen tanaman disebut cocogro. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh, merangsang pembentukan akar, merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan berperan dalam dominansi apikal. Sitokinin bersama auksin dan giberelin berfungsi merangsang pembelahan dan pemanjangan sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik tumbuh, mematahkan 851

Sunyoto dan Liza Octriana

dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio, merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventif (Abidin 1985) Limbah bawang merah diketehui mempunyai pengaruh yang sama dengan rootone F dan IBA dalam menginduksi akar pada perbanyakan salak dengan cara cangkok (Sudaryono dan Soleh 1994). Zamarel dan Baharudin (1994) mengungkapkan bahwa penggunaan air kelapa pada konsentrasi 20 persen dapat meningkatkan persentase tumbuh dan kecepatan pertumbuhan tunas pada stek panili. Hasil penelitian Susiloadi dan Kasirin (2010) diketahui bahwa pencelupan stek batang sukun pada larutan air kelapa dan bawang merah memberikan persentase benih jadi 65 persen dan 63,33 persen, berbeda nyata dengan stek tanpa pencelupan ZPT. Hal ini disebabkan karena pengaruh auksin yang terdapat pada air kelapa dan bawang merah. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektifitas air kelapa, bawang merah dan ecogro dalam merangsang pertumbuhan stek buah naga. Hipotesis penelitian bahwa air kelapa, bawang merah dan ecogro dapat mempercepat pertumbuhan stek buah naga.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Sumani, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) Solok dengan ketinggian tempat 435 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juli 2013. Percobaan disusun dengan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 12 kombinasi perlakuan dan 4 ulangan. Setiap unit perlakuan terdiri atas 3 tanaman. Macam perlakuannya adalah sebagai berikut: 1.

Stek pangkal dicelupkan ke dalam larutan air kelapa (SBK)

2.

Stek pangkal dicelupkan ke dalam larutan bawang merah (SBB)

3.

Stek pangkal dicelupkan ke dalam larutan ecogro (SBE)

4.

Stek pangkal tanpa pencelupan (SBKt)

5.

Stek tengah dicelupkan ke dalam larutan air kelapa (STK)

6.

Stek tengah dicelupkan ke dalam larutan bawang merah (STB)

7.

Stek tengah dicelupkan ke dalam larutan ecogro (STE)

8.

Stek tengah tanpa pencelupan (STKt)

9.

Stek ujung dicelupkan ke dalam larutan air kelapa (SPK)

10. Stek ujung dicelupkan ke dalam larutan bawang merah (SPB) 11. Stek ujung dicelupkan ke dalam larutan ecogro (SPE) 12. Stek ujung tanpa pencelupan (SPKt)

852

Peranan ZPT Pada Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman buah naga varietas merah yang sudah pernah berbuah berumur ±2 tahun. Stek dipotong-potong sepanjang 30 cm, dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu stek pangkal, tengah dan ujung. Stek yang sudah dikelompokkan dicelupkan ke dalam larutan sesuai perlakuan. Air kelapa diambil dari buah kelapa hijau yang masih muda, sedangkan bawang merah diblender dan dicampur dengan air dengan perbandingan 1:0,5. Ecogro adalah bioaktivator peransang pertumbuhan akar dan meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan penyakit. Selanjutnya stek ditanam ke polibag dengan menggunakan komposisi media tanah+pupuk kandang 1:1. Stek diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Pemeliharaan stek dipesemaian meliputi penyiraman, penyiangan dan pengendalian penyakit tanaman. Peubah yang diamati meliputi: 1. Saat pecah tunas, ditentukan apabila telah muncul tunas baru pada stek 2. Panjang tunas, diamati dengan cara mengukur panjang tunas dari pangkal tunas sampai ujung 3. Diameter tunas, diamati dengan mengukur lebar tunas dengan meteran 4. Jumlah tunas, dengan menghitung jumlah tunas yang tumbuh pada stek 5. Persentase stek jadi, diamati dengan cara menghitung jumlah stek yang telah tumbuh tunas. Persentase stek jadi (%) dihitung pada akhir percobaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Persentase stek jadi =

Jumlah stek bertunas x 100 % Jumlah stek yang ditanam

Pengamatan saat pecah tunas dilakukan 1 bulan setelah tanam dengan interval pengamatan satu minggu sekali. Pengamatan panjang tunas, lebar tunas, jumlah tunas dan persentase stek tumbuh dilakukan pada 2 bulan tanam setelah tanam (bst) dan 3 bst. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam, dan apabila ada perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut DMRT pada taraf 5 persen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada ±1 bulan setelah tanam (33-34 hst) stek telah mulai tampak pecah tunas. Saat mulai pecah tunas stek tanaman buah naga berkisar antara 33.37 hingga 55 hari setelah tanam. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan stek bagian pangkal dicelup ke larutan bawang merah, stek bagian tengah dicelup ke air kelapa dan ecogro, dan stek bagian ujung dicelup ke bawang merah dan air kelapa menunjukkan saat pecah tunas yang lebih cepat dibanding perlakuan lainnya. Sedangkan saat pecah tunas pada stek tanpa pencelupan 853

Sunyoto dan Liza Octriana

hormon pengatur tumbuh (kontrol) pada stek tengah dan ujung paling lama dan berbeda nyata dengan perlakuan yang dicelup ke larutan yang mengandung hormon pengatur tumbuh (Tabel 1.). Pada 2 bulan setelah tanam, walaupun jumlah, panjang dan lebar tunas berbeda semua stek perlakuan telah menunjukkan persentase jadi 100 persen, dapat dilihat dari stek yang telah mempunyai tunas dan akar. Hal ini berarti bahwa semua bagian stek tanaman buah naga, baik bagian tengah, pangkal dan ujung dapat digunakan untuk bibit. Keberhasilan stek dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, fisik dan fisiologi bahan stek. Stek harus mengandung cadangan makanan dan hormon tumbuh yang cukup untuk membentuk akar dan tunas (Davies dan Hartman 1988). Tabel 1. Saat Pecah Tunas, Persentase Stek Jadi, Jumlah Tunas, Panjang dan Lebar Tunas Stek Buah Naga Perlakuan

Saat pecah tunas

Stek jadi (%)

Jumlah tunas

Panjang tunas (cm)

Lebar tunas (cm)

SBB STB SPB SBK STK SPK SBE STE SPE SBKt STKt SPKt

33,37 a 39,12 bc 34,00 ab 41,00 c 34,00 ab 34,00 ab 42,75 c 34,00 ab 44,50 c 41,00 c 55,00 d 55,00 d

100 ns 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

3,75 c 2,75 bc 1,25 a 2,75 bc 2,25 ab 2,40 bc 2,37 abc 2,71 bc 1,62 ab 1,87 ab 2,62 bc 1,50 ab

12,82 de 10,90 cd 17,36 f 10,22 bcd 15,34 ef 15,64 ef 10,60 bcd 15,34 ef 9,54 abc 7,69 ab 7,33 a 8,67 abc

3,65 ns 3,25 5,48 2,60 3,16 3,44 2,65 3,47 3,17 2,05 1,91 2,44

Ket: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 persen

Rata- rata jumlah tunas pada stek tanaman buah naga 2 bulan setelah tanam berkisar antara 1,25 hingga 3,75 tunas. Perlakuan stek pangkal dan tengah dicelup bawang merah, stek pangkal dan ujung dicelup air kelapa, stek pangkal dan tengah dicelup ecogro, dan stek tengah tanpa pencelupan ke larutan hormon pengatur tumbuh menunjukkan jumlah tunas yang lebih banyak dibanding stek ujung dicelup ke larutan bawang merah, ecogro dan stek pangkal serta stek ujung tanpa pencelupan hormon pengatur tumbuh (kontrol). Rata-rata panjang tunas stek tanaman buah naga berkisar antara 7,33 cm hingga 17,36 cm. Stek pucuk dicelup bawang merah, stek tengah dan pucuk dicelup air kelapa dan stek bagian tengah dicelup ecogro mempunyai ukuran tunas yang lebih panjang dibanding perlakuan lainnya. Sedangkan stek tanpa pencelupan hormon pengatur tumbuh (kontrol), baik bagian pangkal, tengah dan ujung mempunyai panjang tunas yang lebih pendek dibanding perlakuan stek dengan pencelupan hormon pengatur tumbuh. Bawang merah diketahui 854

Peranan ZPT Pada Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga

mengandung GA3 yang dapat memacu pertumbuhan sel tanaman, pembesaran sel, meningkatkan permeabilitas dinding sel tanaman dan meransang terbentuknya akar (Wiguna 2010). Sedangkan air kelapa mengandung hormon sitokinin, auksin dan giberelin. Sitokinin bersama auksin dan giberelin diketahui berfungsi merangsang pembelahan dan pemanjangan sel, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik tumbuh (Abidin 1985) Rata-rata lebar tunas stek tanaman buah naga berkisar antara 1,91 cm hingga 3,65 cm. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tak ada perbedaan nyata ukuran lebar tunas antar perlakuan. Akan tetapi, pada umumnya stek bagian ujung mempunyai ukuran lebar tunas lebih besar di banding stek pangkal dan stek tengah. Panjang tunas mempunyai hubungan erat dan nyata dengan lebar tunas, hal ini dapat diketahui dari koefisien korelasi yang bernilai positif, dengan nilai r=0.65. Akan tetapi, panjang tunas mempunyai korelasi negatif tidak nyata dengan jumlah tunas, dapat diketahui dari nilai korelasi, r=-0,32.

Gambar 1. Pertambahan Jumlah Tunas Stek Tanaman Buah Naga

Perlakuan stek bagian pangkal dicelup ke bawang merah menunjukkan laju pertambahan jumlah tunas lebih cepat dibanding perlakuan lainnya (Gambar 1.). Hal ini disebabkan karena stek pangkal lebih kekar sehingga mempunyai cadangan makanan yang lebih tinggi dibandingkan stek asal pucuk dan tengah. Gardner dan Chaudry (1976) menyatakan bahwa kandungan cadangan makanan yang tinggi terdapat pada stek yang sehat dan kekar.

855

Sunyoto dan Liza Octriana

KESIMPULAN

Semua bagian stek tanaman buah naga, baik tengah, pangkal dan ujung dapat digunakan untuk bibit. Pencelupan bahan stek ke larutan bawang merah, air kelapa dan ecogro dapat mempercepat saat pecah tunas dan meningkatkan ukuran panjang tunas.

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 1985. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa Bandung. Cahyana, D. 2010. Baru! Giant Yellow Pittaya. Trubus 491, Oktober 2010/XLI: 11-17. Davies, S. T. and H. T. Hartmann. 1988. The Physiological Basis of Adventitious Root Formation. Acta Horticulturae. 227: 113-120. Gardner, R. J. and S. A. Chaudry. 1976. The Propagation of Tropical Fruit Trees. Commonwealth Agriculture Bureaux. Farnhan Royal. England. 566p. Junairiah dan Fathimah. 2004. Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami untuk Pertumbuhan Kencur (Kaemferia galangal L.) Kristina, N. N dan S. F. Syahid. 2012. Pengaruh Air Kelapa Terhadap Multiplikasi Tunas Invitro, Produksi Rimpang, dan Kandungan Xanthhorrizol Temulawak di Lapangan. J. Littri 125-134. Seswita, D. 2010. Penggunaan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh pada Multiplikasi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) invitro. J. Littri 16(4):135-140. Sudaryono, T. dan M. Soleh. 1994. Induksi Akar pada Perbanyakan Salak Secara Vegetatif. Penel. Hort. 6 (2): 13-18. Susiloadi, A. dan Kasirin. 2010. Pengaruh Teknik Perbanyakan dan Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Keberhasilan Perbanyakan Stek Tanaman Sukun. Prosiding Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara, Solok 10 Nopember 2010: 165-175. Wiguna, I. 2009a. Sehat itu Enak. Trubus 472 Maret 2009/XL: 22-23. Wiguna, I. 2009b. Tahapan Pertumbuhan Buah Naga. Trubus 472 Maret 2009/XL. P.25 Wiguna, I. 2010. Cetak Naga Bongsor. Trubus 491 Oktober 2010/XLI: 18-20. Zamarel dan Baharudin. 1994. Pengaruh Konsentrasi Larutan Air Kelapa Terhadap Pertunbuhan Stek Panili (Vanilla planifalia). Buletin Littri (8): 70-73.

856