e-Jipbiol Vol. 1 : 42-49, Juni 2013 ISSN : 2338-1795 Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Inhibition of Leaf Extract of Lantana camara L on the Growth of Escherichia coli Bacteria Ayu Lestari1, Mohammad Jamhari2 dan I Nengah Kundera2. 1
Mahasiswa Program Studi Biologi Jurusan Pend. MIPA FKIP Universitas Tadulako Dosen Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Universitas Tadulako
2
Abstract Escherichia coli is a species of pathogen bacteria in human body. Lantana camara L. is a plant which used emprically to cure swelling and diarrhoea. The research on the inhibition of extracts of leaf of Lantana camara L was conducted to determine the effect of the inhibition of leaf extract of Lantana camara L on the growth of Escherichia coli and to determine the concentration of leaf extract of Lantana Camara L which has the best inhibitory effects on the growth of Escherichia coli bacteria. And as a contribution to the world of education, research results made in the medium of learning in the form of posters. The method used is disk difussion method, thinning method and calculation of colony. This research used Completely Randomized Design (CRD) followed by smallest reality difference. The results showed that the leaf extract of Lantana camara L has inhibitory effects on the growth of Escherichia coli bacteria. Inhibition zone formed at a concentration of 50% which is 17.635 mm, a concentration of 25% inhibition zone is 21.732 mm, inhibition zone concentration of 12.5% which is 24.294 mm and 6.25% concentration of inhibition zone is 28.401 mm. Best concentration of leaf extract of Lantana camara L which can inhibit the growth of bacteria Escherichia coli is 50%. F value is calculated on the bacteria Escherichia coli is 757, 817, the value of F table at the level of 5% is 3.06 and at the level of 1% is 4.89. Thus, hypothesis of research of Lantana camara L leaf extract had no inhibitory effects on the growth of Escherichia coli was rejected and research hypothesis Lantana camara L leaf extract has inhibitory effects on the growth of Escherichia coli bacteria is received. Key words: Inhibition, ekstract, Lantana camara L., Escherichia coli. Abstrak Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang bersifat patogen pada tubuh manusia. Lantana camara L. merupakan salah satu tumbuhan yang secara empiris digunakan untuk mengobati penyakit kulit dan diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun Lantana camara L. yang memiliki daya hambat terbaik pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hasil penelitian dibuat dalam suatu media pembelajaran dalam bentuk poster sebagai sumbangsih pada dunia pendidikan. Penelitian menggunakan teknik sumur, teknik pengenceran dan teknik perhitungan koloni. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun Lantana camara L. memilki daya hambat pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 6,25% yaitu 17,635 mm, zona hambat konsentrasi 12,5% yaitu 21,732 mm, zona hambat konsentrasi 25% yaitu 24,294 dan zona hambat konsentrasi 50% yaitu 28,401 mm. Konsentrasi terbaik ekstrak daun lantana camara L. yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yaitu 50%. Hasil analisis statistik diperoleh bahwa nilai F hating pada bakteri Eschercia coli adalah 757, 817, nilai F tabel pada taraf 5% yaitu: 3,06 dengan demikian hipotesis penelitian H1 diterima. Kata Kunci: Daya hambat, ekstrak, Lantana camara L., Escherichia coli.
Lestari et al,.
PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia kaya dengan tumbuhan yang berkhasiat obat. Hampir semua daerah mempunyai tanaman obat yang telah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun. Banyak tumbuhan yang dikenal oleh masyarakat dan diketahui memiliki khasiat menyembuhkan penyakit, salah satunya adalah Lantana camara L. Lantana camara L. telah digunakan secara tradisional sebagai obat bengkak, rematik, keputihan dan penurun panas (Heriyanto, 2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayat dkk pada tahun 2005 membuktikan bahwa tanaman tembelek mengandung senyawa kimia berupa Alkaloid, Tanin, Minyak atsiri, Flavonoid dan Saponin. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa bagian tumbuhan yang paling banyak mengandung senyawa-senyawa tersebut adalah daun. Flavonoid diduga memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. flavonoid bagi tumbuhan berfungsi sebagai pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba, antivirus, dan kerja terhadap serangga. Tanaman obat sering kali digunakan untuk mengobati penyakit yang diderita oleh masyarakat, salah satunya diare. Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Wabah infeksi bakteri Escherichia Coli yang meluas sangat meresahkan dunia tak terkecuali Indonesia. Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia. Menghadapi kejadian ini, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau pada masyarakat agar waspada terhadap penyakit akibat bakteri Escherichia Coli. Menurut dari data Kementrian Kesehatan, wabah penyakit ini sebenarnya mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011 sampai 2 Juni 2011. Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada tahun 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Escherichia coli adalah salah satu bakteri gram negativ termasuk ke dalam bakteri heterotrof 43
yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya (Pelezar dan Chan, 1998). Kandungan zat-zat pada ekstrak daun Lantana camara L. yang diindikasi bersifat antibakteri akan diuji pada salah satu bakteri patogen pada organ manusia yaitu Escherichia coli. Hasil penelitian dituangkan dalam sebuah media berupa poster yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini yaitu (1) apakah ekstrak daun Lantana camara L. memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Escherichia coli (2) Pada konsentrasi berapa ekstrak daun Lantana camara L. dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli (3) Bagaimana pemanfaatan poster sebagai media pembelajaran biologi bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Dengan adanya permasalahan pada penelitian ini, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan Escherichia coli, untuk memperoleh data mengenai daya hambat terbaik dari ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan untuk mengetahui penggunaan poster sebagai media pembelajaran biologi bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Tadulako. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium dengan menggunakan bakteri Escherichia coli sebagai sampel yang diberi ekstrak daun Lantana camara L. dengan 5 perlakuan (konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 0%) dan 4 kali pengulangan, sedangkan parameter amatan berupa zona bening pada teknik sumur, kekeruhan pada teknik pengenceran serta jumlah koloni pada teknik hitung koloni. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, oven, autoklaf, inkubator, gelas ukur, jarum ose, coloni counter, pipa pelubang agar, gunting, kertas label, magnet pengaduk, gelas kimia, jangka sorong, pipet tetes untuk mengambil dan memindahkan larutan dan labu erlenmeyer.
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013
Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Bahan yang digunakan yaitu daun segar Lantana camara L., MHA (Mueller Hinton Agar), Natrium Agar, MHB (Mueller Hinton Broth), NaCl fisiologis 0,86%, bakteri Eschericia coli, aquades, metanol 96%, kertas saring, aluminium foil, kapas, kertas, alat tulis menulis, literatur penunjang dan karet gelang. Tahapan prosedur kerja yang dilakukan yaitu : 1. Sterilisasi Alat Semua alat yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian disterilkan dalam oven dengan suhu 160oC selama 2 jam. 2. Pembuatan Ekstrak Daun Lantana camara L. Daun segar Lantana camara L. diambil dari beberapa pohon, kemudian dicuci. Daun dipotong-potong kecil dan dikering anginkan selama 7 hari. Ditimbang sebanyak 250 gr selanjutnya dimasukan kedalam 2000 ml metanol 96% sampai larutan berwarna hijau kehitaman, selanjutnya massa disaring dan dirotavator kemudian dievaporasi pada suhu yang tidak lebih dari 50°C untuk memperoleh ekstrak kental yang dianggap 100%. 3. Pembuatan Pengenceran Ekstrak Daun Lantana camara Pengenceran yang digunakan disesuaikan dengan standar NCCLS (The National Comite for Clinical Laboratory Standards) sebagai berikut: 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 0% sebagai kontrol negatif. Konsentrasi 50% dibuat dengan mencampurkan 5 ml aquades dengan 5 ml ekstrak. 2,5 ml ekstrak dicampurkan dengan 7,5 ml aquades (pengenceran konsentrasi 25%), dan seterusnya demikian sedangkan 10 ml aquades tanpa tambahan ekstrak digunakan sebagai kontrol negatif (Konsentrasi 0%) 4. Pembuatan Suspensi Bakteri Uj Bakteri uji adalah biakan murni Escherichia coli yang kemudian dibuat suspensi bakteri uji dicampurkan dengan NaCL fisiologis
Dilakukan inkubasi pada suhu 35oC selama 24 jam. Parameter pengamatan yaitu zona bening yang merupakan zona hambat yang terbentuk ditepi sumur.
a) Teknik Sumur Pengujian ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan Escherichia colidilakukan dengan teknik sumur. Dimasukkan 0,2 ml ekstrak pada masingmasing konsentrasi (50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 0%) kedalam masing-masing sumur pada media MHA (tinggi ± 4 mm) yang telah diinokulasi dengan suspensi bakteri 1 ml.
d) Validasi media pembelajaran Media pembelajaran yang dibuat harus melalui beberapa tahapan yaitu pembuatan desain media pembelajaran, validasi oleh dosen ahli, revisi desain media pembelajaran kemudian uji coba media tersebut pada 10 orang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi.
44
b) Teknik Pengenceran Penggunaan teknik ini untuk menentukan Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Teknik ini menggunakan 9 tabung, tabung ke-1 sampai ke-8 memiliki konsentrasi berturut-turut yaitu 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%, 0,78%, dan 0,39%. Tabung reaksi yang berisi 1 ml Mueller Hinton Broth (MHB) steril. Pada tabung pertama ditambahkan 1 ml ekstrak daun tembelek Konsentrasi 50%), kemudian dihomogenkan. Dari tabung pertama diambil 1 ml larutan untuk dipindahkan pada tabung ke-2 dan dari tabung ke-2 diambil lagi 1 ml untuk dipindahkan ke tabung ke-3 dan seterusnya sampai tabung ke-8. Tabung ke-8, larutan dibuang 1 ml agar volumenya sama. Tabung ke-9 tidak diberi ekstrak daun Lantana camaraL. (sebagai kontrol bakteri uji). Tabung, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 diisi dengan 1 ml suspense bakteri uji. Inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu 37˚C. Pada tabung yang sampel tampak keruh, menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri dan pada tabung yang sampelnya tampak bening menandakan tidak adanya pertumbuhan bakteri. c) Teknik Perhitungan Koloni Teknik ini dilakukan dengan cara memasukkan 1 ml sampel yang digunakan pada teknik pengenceran kedalam cawan petri dan ditambahkan medium MHA (Meuller Hinton Agar) kemudian dihomogenkan dengan cara menggerakkan cawan memebentuk angka 8, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Setelah itu dilakukan penghitungan koloni bakteri pada tiap cawan petri dengan menggunakan alat penghitung yaitu coloni counter.
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013
Lestari et al,.
Pengolahan data dilakukan melalui analisis secara statistik menggunakan analisis varian (ANAVA). Menurut Gomez dan Gomez (1995) kemudian dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan persamaan:
BNT α = tα
HASIL PENELITIAN a. Hasil Uji Teknik Sumur Teknik sumur merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu Konsentrasi 6,25%= 17,635 mm
Konsentrasi 12,5%= 21,732mm
membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007). Penelitian yang dilakukan dengan teknik sumur menunjukan hasil bahwa ukuran zona bening yang terbentuk berbeda-beda pada tiap konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka ukuran zona bening yang terbentuk semakin besar atau sebaliknya semakin rendah konsentrasi ekstrak, maka ukuran zona bening yang terbentuk semakin kecil (Gambar 1).
Konsentrasi 25%= 224,294 mm
Konsentrasi 50%= 28,401 mm
Gambar 1. Hasil uji daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli menggunakan teknik sumur b. Hasil uji Teknik Pengenceran Parameter pengukuran teknik pengenceran adalah tingkat kekeruhan yaitu apabila terbentuk kekeruhan pada sampel di dalam tabung reaksi berarti dalam sampel tersebut terdapat pertumbuhan bakteri atau sebaliknya jika tidak terjadi kekeruhan pada sampel penelitian dalam tabung reaksi maka
tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekeruhan yang terbentuk pada tiap sampel berbeda-beda untuk tiap konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi maka tingkat kekeruhan semakin rendah, begitupun sebaliknya (Gambar 3).
Gambar 3. Hasil uji teknik pengenceran sebelum dan setelah inkubasi
45
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013
Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Tingkat kekeruhan yang terbentuk pada tiap tabung yang berisi sampel dengan konsentrasi tertentu baik yang sebelum
diinkubasi dan sesudah inkubasi menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan hasil (Tabel 1).
Tabel 1. Tingkat kekeruhan tiap konsentrasi Konsentrasi (%) 0 0,39 0,78 1,56 3,12 6,25 12,5 25 50
Tingkat Kekeruhan sebelum dan sesudah inkubasi +++ +++ ++ ++ + + + -
c. Hasil Uji Teknik hitung koloni Teknik hitung koloni merupakan teknik lanjutan setelah dilakukan teknik pengenceran. Sampel teknik pengenceran yang telah diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C dituang sebanyak 1 ml kedalam cawan petri kemudian ditambahkan medium MHB setelah itu diinkubasi selama 24 jam lalu kemudian jumlah koloninya dihitung menggunakan coloni counter.
Gambar 4. Sampel hasil uji teknik hitung koloni Teknik hitung koloni dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat hasil yang diperoleh pada
Keterangan
- = Bening (Tidak ada pertumbuhan bakteri) + = Agak keruh (Ada pertumbuhan bakteri) ++ = Keruh (Ada pertumbuhan bakteri) +++ = Sangat keruh (Ada pertumbuhan bakteri)
teknik pengenceran. Hasil uji teknik hitung koloni dapat dilihat pada Gambar 4 dan jumlah pertumbuhan pada tiap konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah koloni Escherichia coli pada tiap konsentrasi Konsentrasi (%) 0 0,39 0,78 1,56 3,12 6,25 12,5 25 50
Jumlah koloni bakteri TBUD 295 206 194 169 164 124 0 0
Perbedaan jumlah koloni yang terdapat pada tiap konsentrasi, disebabkan oleh adanya pengaruh jumlah konsentrasi ekstrak terhadap kemampuan bakteri Escherichia coli untuk tumbuh (Pelezar dan Chan, 1988). Selanjutnya, data yang diperoleh pada hasil penelitian kemudian diuji secara statistik disajikan padaTabel 3.
Tabel 3. Hasil analisis ragam zona hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan mengunakan tekhnik sumur SumberKeragaman
DerajatBebas
JumlahKuadrat
Perlakuan Galat Total
4 15 19
1948,012 9,745 1949,757
Kuadrat Tengah 485,003 0,64
F. hitung 757,817**
F. Tabel 5% 1%
3,06
4,89
Keterangan : ** = Berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan 1% Berdasarkan hasil analisis ragam zona hambat Escherchia coli pada Tabel 3
46
menunjukkan bahwa hasil F hitung lebih besar dari F tabel (pada taraf 5% dan 1%) dimana
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013
Lestari et al,.
nilai F hitung adalah 757,817 sedangkan F tabel (α 0,05 dan 0,01) adalah 3,06 dan 4,89. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang sangat nyata dari perlakuan ekstrak daun Lantana camara L. terhadap terbentuknya zona bening yang merupakan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Oleh karena itu,
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) yang bertujuan untuk menentukan pengaruh konsentrasi yang optimum dan untuk melihat jumlah konsentrasi yang efektif pada penelitian ini. Hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) yang diperoleh pada pengamatan ini disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil zona hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli Konsentrasi (%)
Rata-Rata Perlakuan (mm)
50
28,401
25
24,294
4,107**
12,5
21,732
6,669**
2,562**
6,25
17,635
10,776**
6,659**
4,097**
0
0
24,294**
21,732**
Selisih Dengan 50%
28,401**
25%
12,5%
BNT 6,25%
O%
5%
1%
1,21
1,68
17,635**
Keterangan: ** = Berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan 1% Berdasarkan data pada tabel 4. diperoleh selisih rata-rata perlakuan antara konsentrasi 50% dengan 25%; 50% dengan 12,5%; 50% dengan 6,25%; 50% dengan 0%; 25% dengan 12,5%; 25% dengan 6,25%; 25% dengan 0%; 12,5% dengan 6,25; 12,5% dengan 0% dan 6,25% dengan 0% semuanya memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai BNT pada taraf 5% dan 1%. Hal ini
menunjukkan bahwa semua pasangan tersebut memilki keefektifan daya hambat yang sangat nyata, artinya ekstrak daun Lantana camara L. dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Hasil validasi media pembelajaran oleh ahli dan uji coba pada 10 orang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil uji kelayakan media pembelajaran oleh ahli Skor yang Skor yang Persentase NO Validator diobservasi diharapkan kelayakan (%) 1. Ahli Media 61 75 81,3 2. Ahli Desain 58 75 77,3 3. Ahli Isi 60 75 80 4 Mahasiswa 35 40 82.5 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian bahwa ekstrak ekstrak daun Lantana camara L. dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hal ini dibuktikan dengan adanya zona bening yang merupakan zona hambat yang terbentuk di tepi sumur sebagai indikator tumbuhnya bakteri pada medium yang telah diberi ekstrak daun Lantana camara L. dimana terbentuknya zona bening menunjukan adanya daya hambat sehingga bakteri tidak tumbuh.
47
Kategori persentase kelayakan media Layak Layak Layak Layak
Diameter zona hambat yang terbentuk berbeda-beda karena adanya perbedaan konsentrasi ekstrak daun Lantana camara L. yang diberikan. Konsentrasi yang diberikan yaitu 50% sebagai konsentrasi tertinggi, 25%, 12,5%, 6,25% dan 0% sebagai konsentrasi control perlakuan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan, maka semakin luas zona hambat yang terbentuk. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat, dkk (2005), zat yang berperan sebagai zat antimikrobial dan banyak terdapat di bagian daun tumbuhan Lantana
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013
Daya Hambat Ekstrak Daun Tembelek (Lantana camara L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
camara L. adalah flavonoid. Keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis sehingga daun muda umumnya belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Sebagian besar senyawa flavonoid di alam ditemukan dalam bentuk glikosid . Mekanisme kerja flavonoid diduga mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel air (Lenny 2006). Para peneliti menyatakan pendapat yang berbeda-beda sehubungan dengan mekanisme kerja dari flavonoid dalam menghambat pertumbuhan bakteri, antara lain bahwa flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. Robinson (1995) menjelaskan bahwa senyawa flavonoid dan tannin merupakan golongan senyawa yang bersifat antibakteri. Selain menggunakan teknik sumur, adanya daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli juga diamati dan diukur dengan menggunakan teknik pengenceran dan perhitungan koloni. Pada teknik pengenceran, dapat dilihat bahwa apabila terbentuk kekeruhan pada perlakuan menunjukan adanya pertumbuhan bakteri sedangkan pada perlakuan yang terlihat bening menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri. Pada teknik perhitungan koloni, koloni bakteri Escherichia coli tidak tumbuh sama sekali pada konsentrasi ekstrak yang tinggi yaitu konsentrasi 50% dan 25% dan jumlah koloni bakteri yang banyak tumbuh pada konsentrasi ekstrak yang rendah, dengan kata lain bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka jumlah koloni yang tumbuh semakin sedikit atau sebaliknya semakin rendah konsentrasi ekstrak maka semakin banyak jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Adanya kemampuan daya hambat ekstrak daun Lantana camara L. terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli semakin diperkuat dengan adanya hasil yang diperoleh melalui pengujian lanjut secara statistik yang ditunjukkan dengan besarnya nilai F hitung daripada F tabel pada taraf 5% dan 1%. Berdasarkan hasil luas zona hambat, konsentrasi 0% yang dianggap sebagai control negatif tidak terbentuk zona hambat karena pada konsentrasi ini tidak diberikan ekstrak daun Lantana camara L. melainkan hanya air. Air merupakan suatu senyawa yang sangat dibutuhkan pada semua sistem dalam 48
kehidupan, dengan sifat kestabilan kimianya dalam sel, maka air berfungsi sebagai cairan yang membantu berlangsungnya reaksi metabolisme, termasuk juga pada bakteri sehingga tidak terbentuk zona hambat sedikitpun. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ekstrak daun Lantana camara L. bersifat bakteriostatik terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 12,5% sampai 0,391 dan merupakan nilai MIC, sedangkan nilai MBC terdapat pada konsentrasi 25% sampai 50% ini berarti konsentrasi 25% sampai 50% ekstrak daun Lantana camara L. bersifat bakterisidal terhadap bakteri Escherichia coli. Media dapat diartikan sebagai suatu alat yang menjadi perantara yang berfungsi sebagai penyampai pesan dari pengirim ke penerima. Di dalam proses pembelajaran, media berarti suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran guna mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran Asyhar (2010). Hasil validasi media dari dosen ahli mendapat kategori layak, dan hasil uji coba media pada 10 orang mahasiswa pendidikan biologi Universitas Tadulako, 8 diantaranya memberikan hasil layak dan 2 orang mahasiswa memberikan penilaian kategori cukup layak. KESIMPULAN DAN SARAN kesimpulan 1. Ekstrak daun Lantana camara L. memilki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. 2. Ekstrak daun Lantana camara L. bersifat menghambat terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 12,5% sampai 0,391 dan merupakan nilai MIC, sedangkan nilai MBC terdapat pada konsentrasi 25% yang bersifat membunuh. 3. Media pembelajaran yang dibuat dalam bentuk poster telah di validasi oleh dosen ahli dan diujicobakan pada 10 orang mahasiswa Pendidikan Biologi dengan hasil yang diperoleh yaitu pada kategori layak untuk digunakan Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai kemampuan untuk menghambat bakteri dari ekstrak daun lantana camara L.
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013
Lestari et al., langsung. Maj Ked Gigi (Dent J) FKG Unair 2003; (Edisi khusus Timnas III): 59–63.
yang tumbuh di daerah dengan keadaan lingkungan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Asyhar,
Rayandra. (2010). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. GP Press. Jakarta.
Heriyanto, N. M. (2006). Keanekaragaman Jenis Pohon Yang berpotensi Obat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor. Hidayat N.A, Julianus kinho, Sutarjadi. (2005). Dari Jamu Menjadi Obat Tradisional Menuju ke Fitofarmaka. Laboratorium Farmasi-Farmakonosi. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya. Lenny. (2006). Identifikasi golongan flavonoid dalam propolis Trigona sp dari kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan yang digunakan pada perawatan kaping pulpa
49
Pelezar
dan Chan. (1998). Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia. Jakarta.
Secianty. (2007). Daya Antibakteri Ekstrak daun Patikan Kerbau (Euphorbia Hirta linn) terhadap Bakteri Salmonela typhi. FKIP UNTAD, Palu. Gomes, K.A & A.A. Gomez. (1995). Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta. Kusmayati & Agustini, N. W. R. (2007). Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga (Porphyridium cruentum). Biodiversitas. 8(1) : 48-53. Robinson. (1995). Budidaya Tanaman Obat Tradisional. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
E-Jipbiol Vol 1 : Juni 2013