PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 - 2493
Analysis of Coliform Bacteria Contamination and Escherichia coli soy milk sold in Supermarkets of Manado city Rumaidasari Habullah1), Fatimawali1), Novel Kojong1) 1)
Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT, MANADO
ABSTRACT Soy milk is processed beverage extracted from soy. Soy milk can be used as a refinement of foods. Contamination of microorganisms in soy milk occursbecause the handling and processing of milk that is not right. The aim of this research to analyze bacterial contamination on soy milk sold in supermarkets with the random sampling method of the five supermarkets in Manado city. The research includes inspection of total plate count (TPC), Coliform bacteriaand Escherichia coliidentification. Based on result showed that tested of the five samples soy milk contain microbial contamination in the range 1,9 x 1,106 to 1,8 x 107 colonies/ml. All samples contained Coliform bacteria so it is not fulfill the specified requirements of ISO No.3788:2009 that is 30 MPN/ml sample. The identification of Escherichia coli bacteria so it is not specified requirements in Indonesian National Standards (SNI 01-3830-1995)
Keywords: Soy Milk, Manado, Total Plate Count, Most Probable Number, Coliform, Escherichia coli.
ABSTRAK RUMAIDASARI HASBULLAH. Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli Pada Susu Kedelai yang di jual di Supermarket Kota Manado. Di bawah bimbingan FATIMAWALI sebagai ketua, dan NOVEL KOJONG sebagai anggota. Susu kedelai merupakan minuman olahan hasil ekstraksi dari kedelai, susu kedelai dapat dipakai sebagai penyempurnaan makanan. Cemaran mikroorganisme dalam susu terjadi karena penanganan dan pengolahan susu yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cemaran bakteri pada susu kedelai yang di jual di Supermarket dengan metode pengambilan sampel secara acak dari 5 Supermarket di Kota Manado. Penelitian meliputi pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT), bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia coli. Berdasarkan hasil menunjukan bahwa ke 5 sampel susu kedelai yang di uji mengandung cemaran mikroba yang berkisar antara 1,9 x 106sampai 1,8 x 107koloni/ml. Semua sampel mengandung bakteri Coliform sehingga tidak memenuhi syarat yang di tetapkan SNI no.3788:2009 yaitu 30 APM/mL sampel. Pada identifikasi Escherichia coli semua sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli sehingga tidak memenuhi syarat yang di tetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 01-38301995). Kata Kunci :Susu kedelai, AngkaLempeng Total, Angka Paling Mungkin, Coliform, Escherichia coli.
20
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 - 2493
PENDAHULUAN
Susu kedelai ialah minuman
materi fekal. Artinya, jika pada suatu
olahan yang merupakan hasil ekstraksi
subtrat atau benda misalnya air minum
dari
didapatkan bakteri ini secara langsung
kedelai.
Kandungan
mineral,
vitamin, protein dan lemak nabati yang
ataupun tidak langsung, maka
cukup
minum tersebut telah tercemari materi
tinggi
dalam
susu
kedelai
memberikan manfaat yang baik bagi tubuh
(Adisarwanto,
2005).
air
fekal (Suriawiria, 2003).
Susu
Semakin
tinggi
tingkat
kedelai juga diyakini mempunyai gizi
kontaminasi bakteri coliform, maka
yang sempurna dan lengkap yang
semakin tinggi pula risiko kehadiran
diperlukan
Dengan
bakteri-bakteri patogen lain yang biasa
kandungan gizi yang ada, maka susu
hidup dalam kotoran manusia dan
kedelai
hewan.
untuk
tubuh.
dapat
dipakai
sebagai
penyempurnaan
makanan
(Dwidjoseputra, 1990).
Salah
satu
contoh
bakteri
patogen yang mungkin terdapat dalam minuman yang terkontaminasi kotoran
Pengolahan susu kedelai yang
manusia atau hewan berdarah panas
kurang baik akan menyebabkan susu
ialah bakteri Escherchia coli, yaitu
kedelai mengandung mikroorganisme
mikroba penyebab gejala diare, demam,
yang
kram
justru
penyakit,
dapat
terutama
menyebabkan adanya
bakteri
coliform (Koswara, 1992). Bakteri
dan
muntah-muntah
(Entjang, 2003). Berdasarkan
hasil
penelitian
dicurigai
Sitrait (2009) bahwa susu kedelai yang
berasal dari tinja, kehadiran bakteri ini
dijual pedagang kaki lima di Kota
dapat terjadi di berbagai tempat mulai
Medan dari 10 sampel susu kedelai
dari air minum, bahan makanan ataupun
yang diperiksa, terdapat 6 sampel yang
bahan-bahan
keperluan
memenuhi syarat kesehatan, yaitu tidak
bakteri
mengandung bakteri Escherichia coli
coliform maka bakteri ini merupakan
dan terdapat 4 sampel yang tidak
indikator
memenuhi syarat kesehatan, sampel
manusia.
coliform
perut,
lain
Dengan
alami
untuk adanya
sebagai
kehadiran
21
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT tersebut
mengandung
bakteri
Escherichia coli dalam 100 ml. Dari diketahui kontaminasi
uraian
di
Penelitian ini bertujuan untuk menguji cemaran mikroba pada susu
atas
tingginya
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 - 2493
dapat
kemungkinan
mikroorganisme
pada
kedelai yang dijual di Supermarket kota
Manado
yang
dihitung
berdasarkan Angka Lempeng Total
susu kedelai, maka pengujian kualitas
(ALT),
menguji
adanya
cemaran
susu kedelai yang diproduksi dari
bakteri coliform pada susu kedelai
supermarket harus dilakukan secara
yang dijual di Supermarket di Kota
berkala untuk menjamin ketersediaan
Manado dan mengidentifikasi adanya
susu kedelai yang sehat dan aman
bakteri Escherichia coli pada susu
untuk dikonsumsi masyarakat.
kedelai yang dijual di Supermarket Kota Manado.
METODOLOGI PENELITIAN
Alfanaftol 1% dan Larutan Kalium
Bahan dan Alat Plate
(PCA)
Hidroksida (KOH) 40%. Autoclave
Merck, Pepton Dilution Fluid (PDF),
All American No.75X, Laminar Air
Triphenyl
Chloride
Flow OMRON H3BA, Memmert
(TTC), BD Briliant Green Lactose
Modell 200 incubator, Microscoph
Bile
Eosin
Olympus CX21, Adam Pgw 1502i
(EMBA)
Precision Balance, Cimarec Hotplate,
2%
Count
Alkohol 95% OneMed, Safranin,
Agar
Tetrazolium
(BGLB)
Broth,
Methylene
Blue
Agar
HIMEDIA,
Nutrient
Agar
(NA)
Brand
Micropipette,
Lemari
Merck, Mac Conkey Broth (MCB)
Pendingin, Jarum Ose, Spritus, Kaca
Merck, MRVP medium (Glucose
Preparat Sail Brand, Kaca penutup
Phosphate Broth) HIMEDIA, BD™
Sailing Boat dan alat-alat gelas Pyrex.
Difco Motility Indol Ornithine (MIO) Medium, BD BBL™
Pengambilan sampel Sampel susu kedelai diambil
Simmons Citrate Agar (SCA),
sebanyak 5 sampel masing-masing
Nutrient Agar (NA) Merck, Larutan
dari 5 Supermarket yang ada di kota
Kovac Merck, Kristal Violet, Lugol,
Manado dan dibawa ke laboratorium
22
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
untuk dilakukan penelitian tidak lebih
mengandung
dari 24 jam setelah pengambilan.
pengencer Pepton Dilution Fluid
Pengujian Angka Lempeng Total
(PDF)
Pada
yang
tidak
dan
larutan
mengandung
angka
sampel sebagai kontrol uji (blanko).
sesuai
Setelah media membeku, inkubasi
dengan prosedur cara uji cemaran
cawan petri pada suhu 37°C selama
mikroba Standar Nasional Indonesia
24 - 48 jam dengan posisi terbalik.
SNI 01-2897-1992. Sampel dikocok
Dihitung koloni yang tumbuh pada
homogen dan dipipet sebanyak 25 mL
setiap cawan petri.
ke dalam labu steril yang telah berisi
bakteri dalam 1 mL sampel adalah
225 mL larutan pengencer Pepton
dengan mengalikan jumlah ratarata
Dilution Fluid (PDF) dan dikocok
koloni pada cawan petri dengan
sampai homogen sehingga didapatkan
faktor pengenceran yang digunakan.
lempeng
pengujian
media
total
pengenceran
dilakukan
10-1.
Selanjutnya
dilakukan pengenceran secara serial
Angka total
Pengujian Bakteri Coliform Coliform
adalah
golongan
sehingga didapatkan pengenceran 10-
bakteri yang merupakan campuran
2 dan seterusnya sampai 10-7. Dari
antara bakteri fekal dan bakteri non
masing-masing
fekal. Prinsip penentuan angka bakteri
hasil
pengenceran
sampel dipipet 1 mL ke dalam cawan
coliform
Petri steril, kemudian dituangkan 15-
pertumbuhan bakteri coliform yang
20 mL media Plate Count Agar
ditandai dengan terbentuknya gas pada
(PCA), yang telah dicairkan dan
tabung Durham, setelah diinkubasikan
didinginkan
pada media yang sesuai (Harmita dan
45°C.
hingga
Digunakan
khusus
Tri
temperaturnya juga
Phenyl
pereaksi Tetrazalim
adalah
Radji M, 2008). dilakukan
dengan
bahwa
adanya
Pada pengujian ini metode
Angka
Chlotide (TTC). Cawan Petri segera
Paling Mungkin (APM). Pengujian
digoyang dan diputar sampai media
APM dilakukan dengan dua tahap
tersebar
yaitu, Uji Praduga (Presumtif Test) dan
merata
dan
homogen.
Percobaan dilakukan secara duplo dan disertakan
cawan
petri
Uji Konfirmasi (Confirmative Test).
yang
23
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
Brilliant Green Lactose Bile (BGLB)
Uji Praduga (Presumtif Test) Pada
uji
dilakukan
2%. Diinkubasikan semua tabung
pengenceran sampel dalam larutan
pada suhu 37°C selama 24 - 48 jam.
pengencer Pepton Dilution Fluid
Adanya gas pada tabung Durham
(PDF)
hasil
dalam media BGLB 2% memperkuat
10-2.
adanya bakteri coliform. Hasil angka
Disiapkan 9 tabung yang berisi 9 mL
bakteri coliform didapatkan dari tabel
medium Mac Conkey Broth (MCB)
APM yang memberikan nilai duga
yang di dalamnya terdapat tabung
terdekat dengan kombinasi tabung
Durham terbalik. Dipipet 1 mL
yang positif dan tabung yang negatif
sampel Susu kedelai ke dalam 3 seri
pada uji konfirmasi.
sehingga
pengenceran
ini
didapatkan
10-1
dan
tabung pertama, 1 mL larutan hasil
Identifikasi bakteri Escherichia coli
pengenceran 10-1 ke dalam 3 seri
Masing-masing biakan positif
tabung kedua, dan 1 mL larutan hasil
pada uji konfirmasi bakteri coliform,
pengenceran 10-2 ke dalam 3 seri
diambil satu ose dan diinokulasikan
tabung
tabung
pada media Eosin Methylene Blue
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
Agar (EMBA), dan diinkubasi pada
- 48 jam. Setelah 24 jam dicatat
suhu 37°C selama 24 jam. Dipilih
jumlah tabung yang membentuk gas
koloni warna hijau dengan kilap logam
pada masing-masing pengenceran dan
dan bintik biru kehijauan dari media
inkubasi kembali tabung yang tidak
EMBA dan digoreskan pada media
membentuk gas selama 24 jam,
Nutrient
kemudian dicatat jumlah tabung yang
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
membentuk gas.
jam dilakukan pewarnaan Gram dan
Uji Konfirmasi (Confirmative Test)
uji IMViC yang meliputi Uji Indol, Uji
ketiga.
Untuk
Seluruh
uji
konfirmasi
dilakukan dengan cara memindahkan
Agar
(NA).
Setelah
Metil merah, Uji Voges Praskauer dan Uji Sitrat (Radji M, 2006).
sebanyak 1 ose dari tiap tabung yang membentuk gas pada media MCB ke dalam tabung yang berisi 10 mL
24
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel memenuhi syarat menurut
Pengujian Angka Lempeng Total
Standar Nasional Indonesia (SNI) No.
Pada perhitungan koloni, berdasarkan
01-3830 tahun 1995 yaitu 3,0 x 106
data dari setiap sampel hanya dihitung
koloni/ml. Sampel dengan jumlah
pengenceran dengan jumlah koloni
cemaran mikroba terendah adalah
antara 30-300. Hal ini bertujuan untuk
sampel 5 dengan jumlah koloni 1,9 x
memperkecil kemungkinan kesalahan
106 koloni/ml.
Sedangkan sampel
dalam perhitungan. Karena percobaan
dengan
cemaran
dilakukan dua kali (duplo) maka harus
tertinggi adalah sampel 1 dengan
menggunakan
jumlah koloni 1,8 x 107 koloni/ml.
data
dari
kedua
jumlah
mikroba
pengulangan dengan cara mengambil
Tingginya nilai Angka Lempeng Total
rata-rata dari kedua data, dihitung dan
menunjukan banyaknya bakteri dalam
dibandingkan
suatu
dengan
standar
uji
cemaran mikroba umtuk susu kedelai.
sampel.
Banyaknya
jumlah
bakteri pada susu kedelai dipengaruhi oleh proses pengolahan pembuatan
Tabel 1. Hasil Pengujian Angka Lempeng Total Angka Lempeng Sampel Total (koloni/mL) 1,8 x 107 1 1,1 x 107 2 2,0 x 106 3 1,7 x 107 4 5 1,9 x 106
susu kedelai. Untuk memperoleh susu kedelai yang yang baik dan layak
Standar (koloni/mL)
Keterangan
3,0 x 106 3,0 x 106 3,0 x 106 3,0 x 106 3,0 x 106
TMS dari bau dan rasa langu kedelai, dan TMS MSmempunyai kestabilan yang mantap TMS (tidak mengendap dan menggumpal). MS
Standar menurut SNI No. 01-3830 tahun 1995 Keterangan: TMS (Tidak Memenuhi Syarat) MS (Memenuhi Syarat)
dikonsumsi, diperlukan syarat bebas
Pengujian Bakteri Coliform
Dalam pemeriksaan bakteri coliform dengan
terlihat
pada
Tabel 1, diantara ke 5 (lima) sampel yang diuji, tiga sampel melebihi batas cemaran
mikroba
sedangkan
dua
APM,
dilakukan
melalui uji praduga (presumptive test) dan
Sebagaimana
metode
uji
konfirmasi/penegasan
(confirmative test). Media pada tabung yang digunakan untuk uji praduga adalah Mac Conkey Broth (MCB) dan ditambah tabung durham. Media ini
25
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
mengandung
laktosa
empedu (bile salt)
dan
garam
yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri non
coliform. Tabel 3. Hasil pada Uji Konfirmasi Pengenceran
Jumlah Tabung Positif S.1
S.2
S.3
S.4
S.5
enterik sebagai dasar kemampuannya
10
-1
3
2
3
2
2
untuk memfermentasi laktosa menjadi
10-2
2
2
3
0
3
10-3
1
0
0
1
1
enterik dan menumbuhkan bakteri
asam dan gas. Hasil positif pada uji ini dapat dilihat dari pembentukan gas
Keterangan: S(Sampel)
yang terdapat pada tabung durham, Nilai APM ditentukan dengan
dan terbentuknya asam yang ditandai
kombinasi jumlah tabung positif (asam
dengan perubahan warna pada media
dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi dan hasil dilihat dari tabel APM/MPN
Tabel 2. Hasil pada Uji Praduga Jumlah Tabung Positif
Coliform. Pengujian bakteri coliform
S.1
S.2
S.3 S.4 S.5
menggunakan metode Most Probable
10-1
3
2
3
3
2
Number mendapatkan hasil seperti
10
-2
2
2
3
0
3
pada Tabel 4.
10
-3
3
0
1
2
3
Pengenceran
Keterangan: S (Sampel)
Dalam
uji
konfirmasi
digunakan media selektif yaitu media
Tabel 4. Hasil Angka Paling Mungkin (APM) Coliform Standar Coliform Sampel Coliform Keterangan (APM/1mL) (APM/mL)
Brilliant Green Lactose Bile (BGLB)
1
150
30
TMS
2% yang mengandung garam empedu
2
21
30
MS
yang dapat menghambat pertumbuhan
3
240
30
TMS
bakteri yang tidak hidup dalam saluran
4
14
30
MS
5
36
30
TMS
pencernaan manusia dan mengandung hijau brilian yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif tertentu selain
Standar menurut SNI no.3788:2009 Keterangan : TMS (Tidak Memenuhi Syarat) APM (Angka Paling Mungkin) atau MPN (Most Probable Number)
26
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
Berdasarkan
Tabel
dapat
24 jam hingga terdapat pertumbuhan
diketahui bahwa dari 5 (lima) yang
koloni di atas permukaan media
diuji semuanya tidak memenuhi syarat
miring. Selanjutnya biakan dari media
batas maksimal total bakteri Coliform
miring Nutrien Agar (NA) digunakan
yang
untuk
ditetapkan
no.3788:2009
4.
oleh
yaitu
30
SNI Mpn/mL
sampel. Sampel dengan total bakteri
pewarnaan
Gram
dan
Uji
IMViC. Pewarnaan Gram
Coliform paling sedikit adalah sampel
Dari Gambar 1 menunjukan
4 dengan 14 APM/mL. Sedangkan
bahwa bakteri yang terlihat dari hasil
sampel dengan total bakteri Coliform
pengamatan
paling banyak adalah sampel 1 dengan
adalah bakteri berbatang pendek dan
150
berwarna
APM/mL.
Adanya
bakteri
di
bawah
merah
mikroskop
setelah
proses
coliform di dalam makanan/minuman
pewarnaan. Hal ini disebabkan karena
menunjukan
adanya
konsentrasi lipid dan ketebalan lapisan
mikroba yang bersifat enteropatogenik
peptidoglikan pada dinding sel bakteri.
kemungkinan
dan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Identifikasi Escherichia Coli Masing-masing biakan positif pada uji konfirmasi bakteri coliform, diambil satu Öse dan diinokulasikan pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), dan diinkubasi pada
Gambar 1. Hasil Pengamatan pada Mikroskop
suhu 37°C selama 24 jam. Koloni warna hijau dengan kilap logam dan
Pada sel Gram-negatif, alcohol
bintik biru kehijauan dari media
meningkatkan porositas dinding sel
EMBA yang menandakan keberadaan
dengan melarutkan lipid lapisan luar.
bakteri Escherichia coli digoreskan
Jadi, kompleks KV-I dapat lebih
pada media miring Nutrien Agar (NA)
mudah
dan diinkubasi pada suhu 37°C selama
peptidoglikan yang tidak tertaut silang
dihilangkan
dari
lapisan
27
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
dengan kuat. Oleh sebab itu, efek
Uji metil merah akan berwarna merah
pencucian
pada pH 4,4 dan berwarna kuning pada
alcohol
memfasilitasi
pelepasan kompleks KV-I yang tidak
pH
terikat, yang membuat sel-sel menjadi
mendapatkan
kehilangan warna atau tidak berwarna.
terjadi
Karena hanya sel-sel Gramnegatif
merah setelah ditambahkan indikator
yang mengalami kehilangan warna
metal merah. Artinya, bakteri ini
sehingga sel-selnya menyerap pewarna
mengahasilkan
tandingan. Sedangkan Gram-positif
(metilen glikon) dari proses fermentasi
mempertahankan warna ungu dari
glukosa
pewarna primer.
medium MR-VP. Terbentuknya asam
Uji IMViC
campuran
Uji Indol, terbentuk lapisan (cincin)
menurunkan pH sampai 5,0 atau lebih
berwarna
rendah, oleh karena itu bila indikator
merah
muda
pada
6,2.
Pada
uji
hasil
perubahan
yang
metil
merah
positif
karena
warna
asam
menjadi
campuran
terkandung
pada
metil
reagen kovaks. Artinya bakteri ini
tersebut dengan pH serendah itu maka
membentuk
tryptopan
indikator tersebut menjadi merah. Uji
sebagai sumber karbon. Asam amino
VP Hasilnya negatif, karena tidak
triptofan merupakan komponen asam
terbentuk warna merah pada medium
amino yang lazim terdapat pada
setelah ditambahkan alfanaftol dan
protein sehingga asam amino ini
KOH, hal ini disebabkan karena
dengan mudah dapat digunakan oleh
bakteri tidak menghasilkan produk
mikroorganisme
netral seperti asetil metil karbinol
dari
akibat
penguraian
biakan
protein. Ini menunjukan hasil positif
(asetoin)
dari
dan menguatkan kemungkinan adanya
glukosa
melainkan
bakteri
karena
asam. Adanya kandungan asetoin pada
Escherichia coli merupakan bakteri
biakan akan menyebabkan perubahan
yang dapat membentuk indol dari
warna
tryptopan sebagai sumber karbonnya.
alfanaftol dan KOH 40%. Uji
Escherichia
coli
merah
hasil
pada
akan
permukaan biakan setelah penambahan
indol
ditambahkan
media
dalam
ketika
metabolisme menghasilkan
ditambahkan
28
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493 Tabel 5. Hasil Uji IMViC untuk Escherichia Coli pada Susu Kedelai Jumlah Tabung Positif
ini negatif untuk Escherichia coli karena
Escherichia
memfermentasikan menjadi
produk
coli karbohidrat
asam
dan
Pengenceran Escherichia coli
tidak
S.1
S.2
S.3 S.4
S.5
menghasilkan produk netral seperti
10-1
2
1
2
2
1
asetoin. Uji Sitrat, uji ini dilihat
10-2
0
1
3
0
2
-3
0
0
0
0
0
kemampuan
bakteri
menggunakan
sitrat
sebagai
untuk satu-
satunya sumber karbon. Jika bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai sumber
karbonnya
maka
akan
menaikan pH dan mengubah warna medium biakan dari hijau menjadi biru. Uji ini negatif untuk Escherichia coli karena Escherichia coli tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon Pernyataan hasil dari uji deteksi Escherichia coli yang merupakan
bakteri
gram
negatif
berbentuk batang pendek dan pada reaksi
IMViC
memberikan
sebagai berikut:
10
hasil
Keterangan: S (Sampel)
Pada Tabel 5 menunjukan, semua sampel
mengandung bakteri
Escherichia coli dan tidak memenuhi memenuhi
syarat
Escherichia
coli
total yang
bakteri ditetapkan
dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3830-1995) batas maksimum cemaran mikroba dalam susu 10/mL tidak boleh terdapat kandungan bakteri Escherichia
coli.
Adanya
bakteri
Escherichia coli pada minuman susu kedelai menunjukan buruknya kualitas susu tersebut. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang menjadi salah
Indol
: positif
Merah metil
: positif
Voges-proskauer
: negatif
Citrate
: negatif
satu mikroba indikator sanitasi dan juga bersifat patogen yang sering menyebabkan berbagai penyakit. Escherichia coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus (diare) pada manusia. Enteropatogenic Escherichia coli menyebabkan diare, terutama pada bayi dan anak-anak (Staf pengajar 29
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
FKUI, 1993). Patogenitas dari kuman
1,9 x 106 koloni/mL, sedangkan
Escherichia
coli
sampel
menyebabkan
sepsis.
juga
dapat
Ketika
dengan
jumlah
cemaran
host
mikroba tertinggi adalah sampel 1
dalam keadaan normal, Escherichia
dengan jumlah koloni 1,8 x 107
coli dapat mencapai aliran darah dan
koloni/mL.
menyebabkan sepsis. Bayi yang baru
2. Sampel susu kedelai yang diuji
lahir rentan sekali terhadap sepsis
dengan pengujian Angka Paling
Escherichia
mereka
Mungkin (APM), semuanya positif
Sepsis
mengandung bakteri Coliform dan
kekurangan
coli
karena
antibody IgM.
dapat terjadi setelah infeksi saluran
tidak
memenuhi
syarat
batas
kencing (Jawert dkk, 2005).
maksimal total bakteri Coliform yang ditetapkan SNI no.3788:2009 yaitu 30 Apm/ ML sampel.
PENUTUP
3.Semua sampel mengandung bakteri
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang
Escherichia coli dan tidak memenuhi
dilakukan pada sampel susu kedelai
syarat total bakteri Escherichia coli
maka diperoleh kesimpulan sebagai
yang
berikut:
Nasional Indonesia (SNI 01-3830-
1.Cemaran mikroba pada tiga sampel
1995) batas jumlah Escherichia coli
susu kedelai tidak memenuhi standar
ditetapkan
dalam
Standar
adalah 10/mL.
setelah melalui pengujian Angka Lempeng
Total
(ALT)
karena
melebihi batas cemaran mikroba
5.2.
Saran
1.Perlu
pengawasan
dari
instansi
sedangkan dua sampel susu kedelai
terkait terhadap cemaran mikroba
memenuhi standar mikroba, Menurut
pada susu kedelai di Supermarket
Standar Nasional Indonesia (SNI)
dengan
No. 01-3830 tahun 1995 yaitu 3,0 x
secara berkala.
106
koloni/mL. Sampel dengan
jumlah cemaran mikroba terendah
2.
melakukan
pemeriksaan
Perlu dilakukan penyuluhan
untuk para penjual susu kedelai agar
ialah sampel 5 dengan jumlah koloni
30
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 4 No. 1 Februari 2015 ISSN 2302 -
2493
selalu
memperhatikan
kebersihan
dari minuman yang dijual. 3.Masyarakat harus lebih waspada untuk memilih minuman kemasan yang akan dikonsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA BPOM.
RI 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia
BPOM RI. 2006. Metode Analisis Mikrobiologi Suplemen 2000. Pusat Pengujian Obat Dan Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia : Jakarta.
Jawetz, E. Melnick., Adelbergs. 1996. Mikrobiologi Edisi 16. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta. Koswara, Sutrisno. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikannya Makanan Bermutu. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Radji M. 2006, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi, Edisi 2, Departemen Farmasi FMIPAUI, Depok. Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Suriawiria, Unus 2003. Mikrobilogi Air. Bandung : P.T. Alumni.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. SNI 3788:2009. Dwijoseputra, D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Entjang.
2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Jawetz, E. Melnick J. L., Adelberg E. A. 1986.MIKROBIOLOGI Untuk Profesi Kesehatan edisi 16. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
31