PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DIKLAT DEPHAN
KAJIAN ILMU MANAJEMEN
PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DIKLAT DEPHAN
ANNARIA MAGDALENA MARPAUNG SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN BOGOR
ENJANG TACHYAN BUDIYANTO SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN BOGOR NINING MULYANINGSIH SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINANIAGA BOGOR ABSTRACT This research has a purpose to make a depiction concerning interpersonal communication in increasing Diklat Dephan’s effectiveness. The result of this research shows that communication performed in Diklat Dephan has not been effective yet. Miscommunication is often found. This fact will has impact on lowness of individual work effectiveness and at the end it will has impact on lowness of organizational effectiveness as well. This condition can be proved by data from interview, direct observation, and documentation. Keyword: Interpersonal Communication and Organizational Effectiveness
PENDAHULUAN Organisasi akan dapat mencapai tujuannya secara maksimal apabila dalam perjalanannya dapat difungsikan secara efektif dan efisien. Karenanya jajaran pimpinan organisasi harus mampu mengarahkan organisasi pada perjalanan yang efektif dan efisien, agar organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Namun hal ini bukanlah perkara mudah. Seringkali dalam pelaksanaannya terhambat oleh beberapa hal yang akhirnya menyebabkan organisasi berjalan tidak efektif. Kondisi ini berlaku bagi semua organisasi apapun bentuk dan orientasinya, tak terkecuali Diklat Dephan, yang mempunyai tujuan agar organisasi dapat berjalan dengan efektif. Pentingnya lembaga ini dalam lingkungan organisasi, merupakan hal yang tak terbantahkan karena keberadaan Diklat Dephan memiliki peranan untuk turut meningkatkan kualitas kemampuan setiap pegawai, baik pegawai yang berada diluar lingkungan organisasi maupun yang berada dalam lingkungan organisasi itu sendiri guna mencapai tujuan dan sasaran yang ada.
Dari pengamatan penulis, pada Diklat Dephan masih sering terdapat hal-hal yang dapat menghambat terciptanya efektivitas organisasi. Hal tersebut terlihat dari beberapa kondisi seperti tidak tersedianya sarana ketika dibutuhkan, tidak maksimalnya keterlibatan personil dan ketidaksiapan personil ketika ada kegiatan, sehingga kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Jika terus dibiarkan hal ini tentu dapat mengganggu efektivitas organisasi sehingga perlu dicari apa penyebabnya untuk segera dicarikan solusinya. Diduga terdapat beberapa hal yang dapat menghambat efektivitas Diklat Dephan, diantaranya adalah: budaya organisasi yang tidak sesuai, iklim organisasi yang kurang mendukung, komunikasi interpersonal yang tidak berjalan baik, kurangnya motivasi kerja pegawai, masalah yang terkait dengan kepuasan kerja pegawai, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, pelaksanaan kepemimpinan yang kurang tepat, rendahnya kualitas pegawai, dan kurangnya pengawasan. Hal-hal tersebut diatas, jika dibiarkan dapat menghambat efektivitas organisasi. Namun diduga bahwa hal yang paling berpengaruh terhadap terciptanya efektivitas organisasi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi sangat berperan dalam mendukung pencapaian efektivitas Diklat Dephan. Efektivitas organisasi dapat dicapai tentunya melalui pelaksanaan komunikasi yang terbuka dengan semua anggota organisasi yang terlibat. Dengan komunikasi yang baik, manajemen dapat menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin dicapai organisasi. Dalam hal ini peran komunikasi interpersonal sangat penting, agar tidak terjadi salah persepsi diantara pegawai, sehingga masing-masing dari mereka mengerti akan tugas-tugas dan kewajibannya, sehingga setiap kegiatan organisasi dapat berjalan dengan efektif dan memudahkan organisasi dalam mencapai sasaran yang ada. Selain itu komunikasi juga perlu diupayakan secara sehat demi terciptanya iklim kerja yang kondusif diantara pegawai, sehingga dapat menghindari terjadinya gesekan-gesekan dalam organisasi yang dapat menghambat terciptanya efektivitas organisasi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “Peranan Komunikasi Interpersonal Dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas Diklat Dephan” Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur percaya diri terhadap kemampuan dan keberhasilan organisasi ?; (2) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur pencapaian kesepakatan antar semua pihak yang terkait dengan tujuan organisasi ?; (3) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektifitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur melaksanakan tugas yang benar ?; (4) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur keberhasilan dalam pencapaian tujuan organisasi ?; (5) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektifitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur kemampuan memilih dan mencapai tujuan ?; dan (6) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur pemanfaatan sumber-sumber daya (dana, manusia dan sarana prasarana) dengan tepat ? Hasil penelitian tentang Komunikasi Interpersonal Dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas Diklat Dephan, diharapkan dapat memberi beberapa kegunaan antara lain, secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberi khasanah baru terhadap kepustakaan pendidikan
khususnya mengenai komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi serta dapat menjadi masukan bagi peneliti berikutnya dengan tempat yang berbeda, dan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi Diklat Dephan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: (a) Bagaimana komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan; dan (b) Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan, berdasarkan gambaran/informasi yang diperoleh dari hasil temuan penelitian di lingkungan Diklat Dephan. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Diklat Dephan Jakarta. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan Januari 2008. Pemilihan tempat, dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : tersedianya sampel karyawan yang layak untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Artinya prosedur penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata yang tertulis, atau dengan menggunakan media lisan yang disampaikan, dengan fokus kepada responden yang diamati. Jadi dalam penelitian ini tidak mengikat atau tidak mengisolasi responden atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, akan tetapi sebagai bagian dari suatu keutuhan. Penelitian ini, dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan digunakan instrumen penelitian dengan memberikan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari sumber melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Kuesioner yang diberikan, terdiri dari pertanyaan yang diharapkan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang hendak diteliti. Unit analisis yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di lingkungan Diklat Dephan, yang berjumlah 30 orang. Adapun aspek-aspek yang dikaji adalah: 1. Komunikasi interpersonal: a. pencapaian kesepakatan antar semua pihak yang terkait dengan tujuan organisasi b. Interaktif antar individu c. Terjalinnya hubungan d. Berbagi informasi, pendapat dan perasaan e. Pemahaman keunikan yang dimiliki masing-masing individu 2. Efektivitas: a. Kemampuan dan keberhasilan organisasi b. pelaksanaan tugas yang benar c. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan organisasi d. Kemampuan memilih dan mencapai tujuan e. Pemanfaatan sumber-sumber daya (dana, manusia dan sarana prasarana) dengan tepat Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan oleh peneliti adalah : (a) Wawancara/ interview; (b) Observasi; dan (c) Studi Dokumentasi Teknik Analisis Data Menurut Matthew Miles dan A. Michael Huberman ada 3 tahap yang dilakukan dalam analisis data, yaitu: 1. Data reduction (reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal penting yang pokok, memfokus pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. 2. Data display (penyajian data) Langkah selanjutnya adalah penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori dan sejenisnya. 3. Penarikan kesimpulan Langkah selanjutnya adalah menyederhanakan, menyusun secara sistematis hal-hal yang pokok dan penting serta membuat abstraksi untuk memberi gambaran yang tajam dan bermakna.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur percaya diri terhadap kemampuan dan keberhasilan organisasi
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) Program kerja yang ada bersifat rutin, (2) Pada dasarnya penempatan pegawai telah memperhatikan the right man on the right place, (3) Tugas dan tanggung jawab para pekerja sudah tersusun secara sistematis, (4) Setiap karyawan memiliki kemampuan terhadap pengaturan waktu kerja, dan (5) Komunikasi agak baku/kaku. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penempatan pegawai di Diklat Dephan sudah didasarkan pada “the right man on the right place”, artinya karyawan sudah ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Dengan menerapkan prinsip tersebut diatas, hingga saat ini organisasi cukup berhasil dalam mencapai tujuan yang ada, khususnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan diklat bahasa. Demikian juga dalam pengaturan kerja, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan sudah disusun secara sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dengan efektif. Organisasi akan efektif, jika komunikasi yang terjalin dalam lingkungan organisasi bersifat terbuka, mengingat untuk dapat mencapai tujuan organisasi diperlukan kerjasama/koordinasi yang berkesinambungan. Namun dalam pelaksanaannya, sering menghadapi kendala. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan bersifat baku/kaku. Seringkali komunikasi yang terjalin disesuaikan dengan masalah kepangkatan/golongan. Komunikasi/informasi yang ada tidak dapat disampaikan secara langsung, informasi disampaikan sesuai dengan jenjang kepangkatan/golongan yang ada. Demikian juga dalam penempatan
pegawai, lebih banyak dihubungkan dengan masalah kepangkatan/golongan, tidak didasarkan pada kemampuan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Hal ini sering menimbulkan kendala dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. Agar kendala yang ada dapat dihindari, perlu adanya penilaian kembali terhadap tanggung jawab dan wewenang karyawan yang ada. Apakah pembagian tanggung jawab dan wewenang yang ada, sudah sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Perlu dibangun komunikasi yang terbuka. Demikian juga terhadap penilaian dan penempatan pegawai harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki karyawan, tidak semata didasarkan pada jenjang kepangkatan/golongan yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini akan memacu semangat kerja karyawan untuk terus meningkatkan kemampuan yang dimiliki. 2. Komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur pencapaian kesepakatan antar semua pihak yang terkait dengan tujuan organisasi Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) Kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing karyawan dalam menjalankan tugasnya masih belum disesuaikan dengan pendidikan dan kemampuan masing-masing karyawan, (2) Prestasi kerja karyawan kurang dapat diukur secara matematis karena kegiatan yang dilaksanakan berbentuk jasa pelayanan pendidikan/kegiatan organisasi tidak bersifat profit oriented, (3) Komunikasi yang digunakan adalah sistem komando atau berdasarkan perintah atasan, (4) Rencana di tingkat bawah masih hanya sebatas teknis dan dapat dibagi-bagi sesuai kesepakatan, dan (5) Kesempatan penetapan kerja antar bagian belum terjalin dan tersosialisasikan dengan baik. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan Diklat Dephan menganut sistem komando. Kesepakatan dalam menetapkan rencana, metode dan sistem kerja dibuat langsung oleh pimpinan, sifatnya baku. Karyawan tidak banyak terlibat dalam penyusunan rencana, metode dan sistem kerja. Semuanya bersifat given, karyawan hanya menjalankan rencana, metode dan sistem kerja yang sudah ada. Keadaan ini akan berdampak pada menurunnya kesadaran karyawan dalam melaksanakan tugas. Karyawan tidak begitu peduli dengan hasil kerja yang ada dan hal ini akan berdampak pada sulitnya pencapaian tujuan organisasi. Karyawan merasa rencana kerja organisasi, bukanlah bagian dari rencana pribadinya. Karena, karyawan tidak mengetahui dengan jelas, tujuan yang hendak dicapai organisasi. Jika keadaan ini terus terjadi, akan berdampak buruk bagi perkembangan organisasi. Untuk itu perlu dilakukan terobosan-terobosan baru, dimulai dengan melibatkan karyawan dalam membuat rencana di setiap unit. Dengan melibatkan karyawan yang ada, mereka merasa ide mereka diperhatikan atau mereka merasa tujuan yang hendak dicapai merupakan bagian dari tujuan pribadi karyawan. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan tanggung jawab atas pekerjaan menjadi semakin baik. Dan secara otomatis, akan memperkecil terjadinya kesalahan dalam bekerja, sehingga memudahkan proses pengawasan dan pencapaian tujuan organisasi. 3. Komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektifitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur melaksanakan tugas yang benar
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) Sistem dan metode yang ada sifatnya baku, (2) Adanya penyusunan rencana kerja tahunan, (3) Kadangkala terjadi kesalahan kerja dan (4) Dalam melaksanakan tugas, karyawan harus menerima keputusan pimpinan. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa dalam lingkungan Diklat Dephan, banyak menjunjung tinggi rasa saling menghormati, karenanya jarang terjadi perbedaan pendapat. Umumnya dalam melaksanakan tugas, karyawan menerima keputusan pimpinan dan harus menerima keputusan yang ada karena hal tersebut berhubungan dengan loyalitas. Kalaupun ada perbedaan pendapat, hal itu karena karyawan masih berpikir secara terkotak-kotak dan ingin menonjolkan superioritasnya. Meskipun demikian, pada akhirnya keputusan pimpinan juga yang akan dilaksanakan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang tidak dapat berjalan dengan baik. Apalagi, jika komunikasi yang dijalankan bersifat komando. Artinya pimpinan hanya menerima laporan kegiatan yang ada tanpa mengetahui langsung keadaan yang terjadi di lapangan. Agar karyawan dapat melaksanakan tugas dengan efektif, hendaknya sebelum keputusan dibuat, pimpinan sebelumnya melakukan pengecekan langsung ke lapangan atau mendengarkan masukan dari karyawan. Dengan demikian, diharapkan dapat dihindari pengambilan keputusan yang salah. Hal ini akan membantu karyawan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana kerja yang ada. 4. Komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur keberhasilan dalam pencapaian tujuan organisasi Berdasarkan hasil wawancaras, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) Tujuan organisasi cenderung statis, (2) Pola kerja belum efektif, (3) Pola kerja belum tersusun dengan baik, (4) Penetapan tujuan / kebijakan dan teknis pelaksanaan masih didominasi oleh kebijaksanaan pimpinan, (5) Tujuan organisasi masih sebatas menyelenggarakan kegiatan atau sekedar menjalankan tugas, (6) Karyawan diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya, namun belum dimanfaatkan secara maksimal, dan (7) Keterlibatan karyawan dalam mendesain tujuan organisasi dirasakan kurang. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa pada dasarnya karyawan telah melaksanakan tugas, sesuai dengan schedule kegiatan yang ada dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Hal ini disebabkan karena sistem dan metode yang ada sudah baku. Artinya karyawan hanya menjalankan kegiatan yang sifatnya rutinitas tanpa adanya tantangan yang berarti. Hal ini dapat menimbulkan kejenuhan bagi karyawan karena setiap saat hanya melakukan pekerjaan yang sifatnya statis. Kesadaran akan pentingnya penyelesaikan kerja kurang, sehingga sering menimbulkan masalah. Metode dan sistem kerja yang ada, mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Ini akan mengganggu kelancaran proses penyelesaian kerja dan bahkan menimbulkan terjadinya kesalahan kerja. Untuk itu sistem dan metode kerja yang ada harus setiap saat disesuaikan dengan perkembangan/tuntutan organisasi dan dapat dijadikan sebagai stándar.pedoman dalam pelaksanaan kerja. Demikian juga dalam perumusan tujuan dan kebijakan organisasi, hendaknya perumusan tujuan dan kebijakan yang akan dibuat, mempertimbangkan kepentingan karyawan dengan cara melibatkan mereka. Sehingga karyawan mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai bersama, karena keberhasilan individu
dalam menyelesaikan pekerjaannya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. 5. Komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektifitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur kemampuan memilih dan mencapai tujuan Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) Banyak usaha yang dilakukan organisasi guna meningkatkan kemampuan karyawan, baik melalui training, kursus, dll, (2) Pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) belum seragam, (3) Dalam pemanfaatan SDM, masih adanya unsur suka dan tidak suka terhadap personel, dan (4) Penempatan pejabat hanya mempertimbangkan kepangkatan/golongan saja. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, organisasi telah mampu menetapkan tujuan. Sumber daya manusia yang ada sudah memiliki potensi yang baik. Namun dalam menetapkan tujuan/kebijakan masih didominasi oleh kebijakan pimpinan. Karenanya pemanfaatan sumber daya manusia yang ada belumlah maksimal (baru pada unit tertentu saja). Demikian juga dengan perencanaan sumber daya manusia, belumlah direncanakan dengan baik. Untuk itu perlu diadakan evaluasi yang berkesinambungan antara program kerja yang ada dengan ketersediaan sumber daya yang ada dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam bekerja, mulai dari pemberian training hingga pemberian kesempatan untuk studi lanjut diluar negeri. Namun apabila, program yang diberikan tidak memperhatikan aspek berkesinambungan, sehingga dampak pelaksanaan program tersebut kurang dapat memberikan manfaat. Disamping itu, karyawan yang memiliki potensi harus dimanfaatkan guna mendukung keberhasilan organisasi. Penempatan SDM harus sesuai dengan kompeten yang dimiliki oleh masing-masing karyawan (bukan berdasarkan suka atau tidak suka), mengingat sarana prasarana pendukung sudah cukup tersedia. Agar organisasi dapat lebih berkembang lagi, pimpinan perlu mendesain ulang tujuan organisasi yang ada, sesuai dengan perkembangan lingkungan dan teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian, diharapkan Diklat Dephan siap menghadapi tantangan yang ada, khususnya tantangan yang berhubungan perkembangan ilmu dan pengetahuan), sehingga keberadaan Diklat Dephan dapat tetap eksis. 6. Komunikasi interpersonal dalam rangka meningkatkan efektivitas Diklat Dephan, dilihat dari unsur pemanfaatan sumber-sumber daya (dana, manusia dan sarana prasarana) dengan tepat Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) Banyak upaya yang telah dilakukan organisasi untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, (2) Proses seleksi telah ada, tapi prinsip the right man on the right place belum sepenuhnya dilaksanakan, (3) Pembaharuan terhadap sumber daya sudah dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, meskipun tidak berkesinambungan dan berlanjut, dan (4) Peningkatan profesi SDM belumlah maksimal. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa guna memanfaatkan sumber daya yang ada, telah banyak upaya yang telah dilakukan Diklat Dephan, mulai dari proses seleksi calon karyawan, pemberian training bahkan hingga program peningkatan pendidikan (studi lanjut) baik di dalam maupun diluar negeri. Semua itu dilaksanakan karena kunci keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya, khususnya sumber daya manusia. Melalui upaya-
upaya tersebut, diharapkan organisasi dapat lebih memanfaatkan sumber daya yang dimiliki serta dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam bekerja. Meskipun dalam pelaksanaan program kegiatan yang ada belum dapat berjalan dengan baik, karena pemberian training belum berkesinambungan dan berlanjut. Sehingga program pelatihan yang ada belum memberikan manfaat secara maksimal bagi organisasi. Hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan baik, jika didukung dengan adanya penyediaan anggaran yang memadai. Untuk itu disarankan dalam penyusunan anggaran pendidikan, hendaknya mempertimbangkan program pemberian training yang berkesinambungan dan berlanjut, sehingga manfaat dari pemberian training tersebut dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. Apapun usaha yang dilakukan organisasi, hendaknya upaya tersebut hanya ditujukan untuk mendukung kemajuan organisasi.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komunikasi yang dijalankan di lingkungan Diklat Dephan, adalah komunikasi yang bersifat komando, komunikasi dilaksanakan dengan memperhatikan jenjang kepangkatan/ golongan yang ada. Hal ini mengganggu kelancaran dalam berkomunikasi diantara individu, sehingga sering menimbulkan mis-communication diatara personil yang ada. 2. Kesepakatan kerja juga, sulit dipatuhi, karena komunikasi yang kurang terbuka. Dalam penyusunan rencana kerja, karyawan jarang dilibatkan, sehingga mereka tidak mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. 3. Program dan sistem kerja sifatnya baku, artinya ditentukan oleh atasan. Dalam hal ini karyawan hanya bertugas menjalankan program dan sistem kerja yang ada. Hal ini mengakibatkan sebagian karyawan kurang mengerti akan tanggung jawab dan wewenangnya dalam menyelesaikan pekerjaannya. 4. Program peningkatan kemampuan karyawan, (seperti: training, kursus, seminar, dll) yang diberikan belum berkesinambungan dan berlanjut, sehingga manfaat pemberian training tersebut tidak memberikan manfaat yang berarti bagi organisasi.
B.
Saran
a. Komunikasi yang digunakan hendaknya komunikasi yang terbuka, tidak semata-mata didasarkan pada jenjang kepangkatan. Dengan demikian dapat dihindari adanya miscommunication. b. Sebelum kegiatan dilaksanakan, hendaknya dibuat kesepakatan kerja dengan melibatkan seluruh karyawan yang ada. Melalui kesepakatan kerja yang dibuat secara bersama, diharapkan dapat mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih baik, sehingga dapat menghindari timbulnya kesalahan dalam bekerja.
c. Program dan sistem kerja yang ada, hendaknya dapat disesuaikan dengan perkembangan lingkungan dan teknologi yang ada, sehingga dapat dijadikan sebagai stándar dalam melaksanakan tugas yang ada. d. Program peningkatan kemampuan karyawan (melalui pemberian training, kursus, dll), hendaknya berkesinambungan dan berlanjut, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA Assael, Henry. Consumer Behavior & Marketing Action, Six Edition. Singapore: Thomson Learning, 2001. Bartol, Kathryn and David C Martin. Management, Third Edition. USA: Mc Graw Hill, 2003. Dessler, Garry. Management Fundamentals, Fourth Edition. Virginia: Reston Publishing Company, 1985. Devito, Joseph A. The Interpersonal Communication Book, Fourth Edition. New York: Harper & Row Publishers, 1986. Gibson, Donnelly, Ivancevich and Konopaske. Organizations, Twelfth Edition USA: McGrawHill, 2006. Gomez – Mejia Balkin. Management USA : McGraw-Hill, 2002. http://www.commexpress.com/Organizationaleffectiveness/mail.html. Istijanto. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. SUN, 2006. Ivancevich and Matteson. Organizational Behavior and Management, Fifth Edition, New York: Mc. Graw Hill, 1999. Kinicki, Kreitner. Organizational Behaviour, Fourth Edition. USA: Richard Irwin, 1995. Lubis, Hari dan Martani Husaini. Teori Organisasi: Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Pusat antar Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1987. Luthans, Fred. Organizational Behavior, Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill, Inc, 2002. Meleong, J. Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja,1998. Miles, Matthew B dan A Michael Huberman, diterjemahkan oleh Tjejep Rohendi Analisis Data Kualitatiff. Jakarta: Universitas Indonesia, 1992. Nawawi, Hadari. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006. Nutting, John, Gillian White et all. The Business of Communicating, Second Edition Sydney: McGraw-Hill, 1990. Pearce, John and Richard B Robinson. Management. USA:McGraw-Hill, 1989.
Robbins, Stephen – Coulter. Management, Seventh Edition. New Jersey: Prentice Hall, 2003. Robbins, Stephen and David A Decenzo. Fundamentals of Management, Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2004. Rohidi. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia, 1992. Rue, W Leslie and Lloyd L Byars. Management, Eighth Edition. USA:Irwin McGraw-Hill, 2000. Schuster, Frederick E. Human Resource Management: Concepts, Cases and Readings, Second Edition. Virginia: Reston Publishing Company, Inc, 1985. Siagian, Sondang P. Filsafat Adminsitrasi. Jakarta: Gunung Agung, 2000. Shani, A.B and James Lau. Organizations Behavior. New York: McGraw-Hill, 2004. Sugiyono, Prof. Dr. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta, 2005. Sukmadinata, Syaodih Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Steers, Richard. Efektivitas Organisasi, Cetakan Kedua. Jakarta: Erlangga, 1984. Tortoriello, Thomas, Stephen J Blatt and Sue DeWine. Communication in the Organization. USA: McGraw-Hill, 1989. Wallace, Harvey, Cliff Roberson and Craig Steckler. Written and Interpersonal Communication Methods for Law Enforcement, Second Edition. New Jersey: Prentice Hall, 2001. www.commexpress.com./organizational effectiveness/mail.html
CURRICULUM VITAE
Nama
: Annaria Magdalena Marpaung, SE., MPd.
Institusi
: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
Alamat korespondensi
: Jl. Ranggagading No. 1 Bogor 16123
e-mail
:
[email protected]
Telp/Fax/HP.
: HP. 0251-9162153
Pendidikan Tinggi
: S-1: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Jakarta 1988 S-2: Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta 2007
CURRICULUM VITAE
Nama
: Drs. Enjang Tachyan Budiyanto, M.Si, Ak.
Institusi
: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
Alamat korespondensi
: Jl. Awibuluh Gang Garuda No. 2 Bandung 40121
e-mail
:
[email protected]
Telp/Fax/HP.
: HP. 08156684007
Pendidikan Tinggi
: S-1: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung 1992 S-2: Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang 2005
Organisasi
: Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Anggota Iktan Akunatn Indonesia
Karya Ilmiah yang dipublikasikan : -
Pengujian Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Ekspektasi Klien dalan Audit Judgment, dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8 di Solo tahun 2005.
-
Pengujian
Variabel-variabel
yang
berpengaruh
terhadap
Keinginan
Klien
untuk
mempengaruhi Kebijakan Audit (Co-Author), dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 9 di Padang tahun 2006.
CURRICULUM VITAE
Nama
: Dra. Nining Mulyaningsih
Institusi
: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Binaniaga Bogor
Alamat korespondensi
: Jl. Raya Pajajaran No. 100 Bogor
e-mail
:
[email protected]
Telp/Fax/HP.
: HP. 085925100476 / 087870830577
Pendidikan Tinggi
: S-1: Jurusan MIPA Universitas Islam Nusantara Bandung 2003
Karya Ilmiah yang dipublikasikan : Pengujian Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Keinginan Klien untuk mempengaruhi Kebijakan Audit (Author), dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 9 di Padang tahun 2006.