JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
ISSN : 2085 – 0328
PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK PADA HUBUNGAN PERSAHABATAN REMAJA Muhammad Alfikri1, Abednego Edy Suranta Tarigan2 1 Email:
[email protected] Jl. Kolam No 1 Kampus Universitas Medan Area-Prodi Ilmu Komunikasi-FISIPOL 2 Email:
[email protected] Jl. Kolam No 1 Kampus Universitas Medan Area-Prodi Ilmu Komunikasi-FISIPOL Diterima 6 September 2012/ Disetujui 13 September 2012 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persahabatan di kalangan remaja. Menarik tentang persahabatan karena konflik sering terjadi dan persahabatan semakin menurun. Konflik dimulai ketika proses negosiasi itu gagal. Kemudian, proses komunikasi mereka akan berubah. Peneliti ingin mengeksplorasi apa yang membuat konflik di kalangan remaja dan solusi. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Situs penelitian adalah di Kartika I-II SMA Medan, dengan pertimbangan hasil kuesioner pra-survey penelitian. 64% responden memiliki konflik dengan teman-teman mereka. Kata kunci: Komunikasi, Interpersonal, Remaja, Persahabatan Abstract The research aim is to explore friendship among teenagers. Interesting about friendship is because conflict is often happened and friendship is getting decline. The conflict began when negotiation process was failed. Then, their communication process will change. Researcher wants to explore what makes conflict among teenagers and the solutions. This research is quantitative descriptive. Research site is in Kartika I-II High School Medan, with consideration of pre-survey questionnaire result of research. 64% respondents have conflict with their friends. Keywords: Interpersonal, Communication, Teenagers, Friendship
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
101
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi sosial, di mana manusia selalu akan mengadakan kontak sosial yaitu selalu berhubungan dengan orang lain. Bahkan sebagian besar dari waktu kita gunakan untuk berkomunikasi. Mengingat kwantitas komunikasi yang dilakukan dibandingkan dengan kegiatan lainnya, maka dapat dikatakan komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia. Dengan kata lain, kwalitas hidup manusia juga ditentukan oleh komunikasi yang dilakukannya. Interaksi dalam komunikasi mempunyai peran yang sangat penting. Begitu pentingnya interaksi ini sehingga apabila tidak dilakukan dalam waktu lama, akan menimbulkan depresi, kurang percaya diri, dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari. Beberapa alasan umum tentang mengapa seseorang menjalin hubungan yaitu: mengurangi kesepian yang muncul ketika kebutuhan interaksi akrab tidak terpenuhi, menguatkan dorongan karena semua manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan interaksi antar-manusia, memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara berbagi rasa dengan orang lain. Hubungan tersebut dapat dilihat pada hubungan individu dengan keluarga, dosen, pacar, tetanga, atau teman yang didasari dengan adanya komunikasi. Para ahli komunikasi mengemukakan 6 jenis hubungan antarpribadi, yaitu: hubungan perkenalan, hubungan persahabatan, hubungan keakraban atau keintiman, hubungan suami isteri, hubungan orang
ISSN : 2085 – 0328
tua dan anak, dan hubungan persaudaraan. Individu berhubungan dengan individu lain karena mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap individu secara sukarela masuk dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran (reward) dan biaya (cost). Lebih spesifik lagi, suatu hubungan kemungkinan besar akan dipelihara ketika dianggap menguntungkan. Hubungan berkembang sejalan dengan waktu melalui proses negosiasi antar-pihak yang terlibat, di mana antarindividu yang terlibat dalam suatu hubungan berusaha saling mengenal sehingga dapat melakukan proses penyesuaian terhadap perbedaan masing-masing. Apabila penyesuaian berhasil, hubungan akan berjalan lancar, bertambah dekat dan akrab. Namun apabila penyesuaian tersebut tidak berjalan dengan baik, akan terjadi suatu kemunduran dalam hubungan itu. Hubungan mungkin dapat tumbuh dan maju, menjadi kuat dan lebih bermakna. Tetapi, mungkin juga dapat menyusut dan mundur, menjadi lemah dan berkurang maknanya. Kemunduran hubungan terjadi apabila mulai muncul ketidakpuasan dan konflik di antara anggota hubungan tersebut, begitu juga dalam hubungan persahabatan. Beberapa penyebab kemunduran suatu hubungan menurut DeVito (1997) adalah adanya alasan-alasan untuk membina hubungan dengan melunturnya perubahan sifat hubungan, hubungan pihak ke-tiga, perubahan sifat hubungan, harapan tak terkatakan, masalah seks, pekerjaan, dan masalah keuangan. Kemunduran hubungan dapat dilihat dari pola komunikasi yang terbentuk. Pola tersebut adalah bagian dari respon terhadap kemunduran hubungan. Dengan pola komunikasi
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
102
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
yang ada kita dapat mengetahui kalau hubungan yang sedang dijalani sedang dalam masalah. Pola ini merupakan sebab dan dapat digunakan untuk menentukan masa depan hubungan. Menurut Devito (1997), terdapat enam pola komunikasi dalam kemunduran suatu hubungan, yaitu: menarik diri, pengungkapan diri, pengelabuan, reaksi evaluatif, perilaku yang diharapkan, dan saling memuji. Penelitian ini ditujukan pada hubungan persahabatan remaja karena sangat penting bagi kehidupan remaja. Objek penelitan ini adalah remaja dengan pertimbangan bahwa remaja memiliki suatu fenomena interaksi sosial yang berbeda dengan golongan masyarakat yang lain. Remaja adalah suatu masa transisi di mana seorang anak menjalani proses menjadi dewasa dan pada masa tersebut tidak jarang terjadi bahwa kaum remaja sangat sulit untuk dimengerti oleh orang tuanya maupun oleh orang dewasa lainnya, melainkan sahabatnya yaitu sesama remaja. Setiap remaja menampilkan sebuah dunia di dalam diri kita, suatu dunia yang mungkin tidak akan pernah ada kalau si sahabat itu tidak muncul, dan hanya lewat pertemuan inilah sebuah dunia akan lahir. Remaja pada penelitian ini adalah remaja berusia 16-18 tahun, karena pada usia tersebut mereka mulai merasa sudah dewasa dan tidak mau selalu tergantung pada orang tua mereka sudah mulai mandiri dan mencari teman sebaya sebagai teman pengganti orang tua mereka dalam membicarakan masalah mereka. Pada usia itu mereka mulai mengurangi sifat kekanakkanakan dan mulai memikirkan masa depan mereka. Pada usia 16-18 tahun adalah rata-rata setiap remaja di Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini diselenggarakan di SMA Swasta Kartika I-II Medan yang pernah mengalami konflik dengan sahabat. Penelitian ini ingin mengeksplorasi bentuk
ISSN : 2085 – 0328
komunikasi interpersonal yang menjadi solusi dari konflik yang terjadi dalam hubungan persahabatan remaja di SMA Kartika I-II Medan. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya di bidang komunikasi interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan interaksi simbolik (symbolic interaction approach) di mana pendekatan ini didasari atas pandangan dan asumsi bahwa pengalaman manusia diperoleh melalui hasil interpretasi. Interpretasi tidak bersifat otonom melainkan membentuk arti sesuai dengan konteks subjek atau objek yang diinterpretasikan. Interaksi simbolik menjadi paradigma konseptual, bukan internal drives, personality traits atau unconscious motives (dorongan dalam diri, sifat kepribadian atau kesadaran motivasi). Perspektif interaksi simbolik memandang bahwa individu bersifat aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan sulit diramalkan. Paham ini menolak gagasan bahwa individu adalah organisme pasif yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan atau struktur di luar dirinya. Oleh karena individu terus berubah, maka masyarakat pun berubah melalui interaksi manusia, yakni ketika individu-individu berfikir dan bertindak secara stabil terhadap seperangkat objek yang sama (Mulyana, 2001). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian berformat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, dan variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut (Bungin, 2001). Salah satu hal yang ditunjukkan dalam penelitian ini ialah kenyataan
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
103
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang diamati itu sebuah sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian adalah populasi (Rakhmat, 2002). Populasi dari penelitian ini adalah siswa remaja SMA Kartika I-II Medan yang pernah mengalami konflik dalam persahabatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling (judgmental sampling) yaitu teknik nonprobability sampling yang memilih orang-orang yang diseleksi oleh peneliti berpengalaman dan berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkutpaut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi (Santoso dkk, 2009). Penggunaan perwakilan berimbang, di mana sebelum menggunakan teknik ini, peneliti harus mengenal lebih dulu ciriciri unit populasi yang ada, dan dengan pengetahuan tersebut peneliti mengambil wakil dari populasi yang ada dengan sistem perwakilan yang berimbang (Bungin, 2001). Dari setiap unit populasi diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap kelas. Dalam penelitian diambil 10% dari perwakilan setiap kelas I, II, dan III siswa SMA Kartika I-II Medan yang pernah mengalami konflik dalam hubungan persahabatannya (Rakhmat, 2002). Berikut cara perhitungan menggunakan Purposive Sampling (Judgmental Sampling) Tabel 1. Sampel Penelitian N o
Siswa SMA Kartika I-II
Lakilaki
Perem Jumla 10.00 puan h %
1 Kelas I
91
100
191
19
2 Kelas II
89
120
209
21
3 Kelas III
102
119
221
22
282
339
621
62
Jumlah
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, riset perpustakaan, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan melakukan koding jawaban responden ke dalam lembar koding. Selanjutnya data diolah secara manual yang nantinya akan ditampilkan dalam bentuk tabel frekwensi. Hasil olahan data tersebut kemudian diinterpretasikan dalam hubungan dengan landasan teori untuk menunjukkan penerapan komunikasi sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan remaja SMA Kartika I-II Medan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuesioner yang menjadi salah satu cara pengumpulan data disebarkan kepada 62 orang siswa. Dari 62 orang siswa, 29 adalah laki-laki dan 33 adalah perempuan. Usia responden yang berusia kurang dari 16 tahun ada 18 orang; 16-18 tahun ada 43 orang; dan lebih dari 18 tahun ada 1 orang. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 5 bagian, yaitu Bagian I mengenai identitas responden dan konfirmasi tentang adanya hubungan persahabatan; Bagian II berisi 5 pertanyaan yang mewakili karakteristik hubungan persahabatan; Bagian III berisi 6 pertanyaan yang mewakili beberapa penyebab konflik pada hubungan persahabatan; Bagian IV berisi 10 pertanyaan tentang pola komunikasi dalam kemunduran hubungan persahabatan responden; dan Bagian V berisi 4 pertanyaan yang mewakili penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan responden. Pada tiga tabel berikut ini didapati informasi tentang hubungan persahabatan responden. Tabel 2. Kegiatan yang Sering Dilakukan bersama Sahabat N
Jawaban
Frekwe Persent
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
104
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
o
nsi
ase
1 Jalan-jalan
47
75.8
2 Nonton
1
1.61
3 Belanja
1
1.61
4 Belajar bersama
13
20.96
62
100
Jumlah
N o
Jawaban
Frekwe nsi
Persent ase
1 DVD/VCD/CD/kaset
4
6.45
2 Buku
11
17.74
3 Baju
19
30.64
4 Aksesoris
28
45.16
62
100
Jumlah
13
20.96
2 Setuju
37
59.67
3 Kurang setuju
11
17.74
4 Tidak setuju
1
1.61
62
100
Jumlah
Tabel 7. Mau Mengorbankan Energi dan Waktu N o
Jawaban
N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
11
17.74
2 Setuju
39
62.9
3 Kurang setuju
11
17.74
4 Tidak setuju
1
1.61
62
100
Jumlah
Tabel 4. Hal yang Sering Menimbulkan Perbedaan Pendapat dengan Sahabat
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
Tabel 3. Benda yang Dimiliki Bersama yang Memiliki Arti Khusus N o
Jawaban
Tabel 8. Tidak Bersikap Acuh Tak Acuh Satu Sama Lain N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Hobi
8
12.9
2 Minat
21
33.87
1 Sangat setuju
18
29.03
3 Kegiatan
24
38.7
2 Setuju
33
53.22
4 Idola
9
14.51
3 Kurang setuju
8
12.9
62
100
4 Tidak setuju
3
4.83
62
100
Jumlah
Jumlah
Pada 5 tabel berikut ini akan memaparkan karakteristik hubungan persahabatan responden. Tabel 5. Saling Menjaga Rahasia, Percaya, dan Kejujuran N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
44
70.96
2 Setuju
17
27.41
3 Kurang setuju
-
-
4 Tidak setuju
1
1.61
62
100
Jumlah
Tabel 6. Berusaha Membuat Sahabat Bahagia dan Memiliki Minat yang Sama
Tabel 9. Saling Memberi dan Menerima N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
28
45.16
2 Setuju
34
54.83
3 Kurang setuju
-
-
4 Tidak setuju
-
-
62
100
Jumlah
Pada 6 tabel berikut ini membahas tentang penyebab konflik pada hubungan persahabatan. Tabel 10. Hubungan Baru akan Terasa Lebih Menyenangkan
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
105
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
6
9.67
2 Setuju
18
29.03
3 Kurang setuju
30
48.38
4 Tidak setuju
8
12.9
62
100
Jumlah
Tabel 11. Melupakan Masalah dengan Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
9
14.51
2 Setuju
27
43.54
3 Kurang setuju
16
25.8
4 Tidak setuju
10
16.12
62
100
Jumlah
Tabel 12. Sahabat Dulu Menyenangkan, Sekarang Menyebalkan N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
3 Kurang setuju
17
27.41
4 Tidak setuju
16
25.8
62
100
Jumlah
Tabel 15. Sahabat Tidak Mendukung Kegiatan Responden N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
3
4.83
2 Setuju
14
22.58
3 Kurang setuju
24
38.7
4 Tidak setuju
21
33.87
62
100
Jumlah
Pola komunikasi yang menunjukkan kemunduran hubungan persahabatan tampak dari 10 tabel berikut ini. Tabel 16. Menunjukkan Ekspresi Bosan Saat Berbicara dengan Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
4
6.45
1 Sangat setuju
7
11.29
2 Setuju
18
29.03
2 Setuju
19
30.64
3 Kurang setuju
26
41.93
3 Kurang setuju
21
33.87
4 Tidak setuju
14
22.58
4 Tidak setuju
15
24.19
62
100
62
100
Jumlah
Tabel 13. Aktivitas Bersama Sudah Jarang bahkan Tidak Lagi Dilakukan N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
7
11.29
2 Setuju
12
19.35
3 Kurang setuju
25
40.38
4 Tidak setuju
18
29.03
62
100
Jumlah
Tabel 14. Sahabat mulai Menghabiskan Waktu dengan Teman Baru N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
Jumlah
Tabel 17. Tidak Mau Berbicara dengan Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
3
4.83
2 Setuju
15
24.19
3 Kurang setuju
22
35.48
4 Tidak setuju
22
35.48
62
100
Jumlah
Tabel 18. Masalah Pribadi (Orangtua, Pacar, Sekolah) N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
7
11.29
1 Sangat setuju
9
14.51
2 Setuju
22
35.48
2 Setuju
22
35.48
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
106
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
3 Kurang setuju
20
32.25
4 Tidak setuju
11
17.74
62
100
Jumlah
Tabel 19. Berterus Terang tentang Masalah yang Dihadapi N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
18
29.03
2 Setuju
30
48.38
3 Kurang setuju
11
17.74
4 Tidak setuju
3
4.83
62
100
Jumlah
Tabel 20. Tidak Mau Bertemu dengan Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
Tabel 23. Menceritakan Rahasi Sahabat pada Orang Lain N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
2
3.22
2 Setuju
6
9.67
3 Kurang setuju
18
29.03
4 Tidak setuju
36
58.06
62
100
Jumlah
Tabel 24. Semua Tindakannya selalu Salah di Matamu N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
4
6.45
1 Sangat setuju
1
1.61
2 Setuju
7
11.29
2 Setuju
12
19.35
3 Kurang setuju
25
40.32
3 Kurang setuju
26
41.93
4 Tidak setuju
26
41.93
4 Tidak setuju
23
37.09
62
100
62
100
Jumlah
Tabel 21. Tidak Mau Menerima / Membalas Telepon, SMS, Facebook dari Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
Jumlah
Tabel 25. Bersikap Kasar pada Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
1
1.61
2 Setuju
3
4.83
1 Sangat setuju
3
4.83
3 Kurang setuju
25
40.32
2 Setuju
8
12.9
4 Tidak setuju
33
53.22
3 Kurang setuju
25
40.32
62
100
4 Tidak setuju
26
41.93
62
100
Jumlah
Tabel 22. Berbohong pada Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
1
1.61
2 Setuju
5
8.06
3 Kurang setuju
26
41.93
4 Tidak setuju
30
48.38
62
100
Jumlah
Jumlah
Pada 4 tabel berikut menunjukkan komunikasi sebagai solusi konflik pada hubungan persahabatan. Tabel 26. Berusaha Bersikap Terbuka untuk Membicarakan Konflik yang Ada N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
36
58.06
2 Setuju
24
38.7
3 Kurang setuju
1
1.61
PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
107
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
4 Tidak setuju Jumlah
1
1.61
62
100
Tabel 27. Berusaha Mengerti dan Mendengarkan Alasan Sahabat N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
31
50
2 Setuju
30
48.38
3 Kurang setuju
-
-
4 Tidak setuju
1
1.61
62
100
Jumlah
Tabel 28. Meluangkan Waktu untuk Sahabat, Memperhatikan, dan Tidak Menyinggungnya N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
19
30.64
2 Setuju
39
62.9
3 Kurang setuju
3
4.83
4 Tidak setuju
1
1.61
62
100
Jumlah
Tabel 29. Kesadaran Saling Membutuhkan dalam Hubungan Persahabatan N o
Jawaban
Frekwe Persent nsi ase
1 Sangat setuju
39
62.9
2 Setuju
22
35.48
3 Kurang setuju
-
-
4 Tidak setuju
1
1.61
62
100
Jumlah
ISSN : 2085 – 0328
memperoleh sesuatu yag diharapkan dari sahabat karena sahabat mulai menghabiskan waktu dengan teman barunya. Hal tersebut sesuai dengan dukungan teori yaitu penyebab konflik dalam hubungan persahabatan yaitu hubungan dengan pihak ke-tiga. Sementara kemunduran hubungan persahabatan biasanya wujudnya berupa mengambil jarak dengan sahabat dengan tidak mau memakai barang yang dipunyai bersama, tidak berbicara dengan sahabat, berbohong, memiliki pandangan negatif kepada sahabat, dan bersikap kasar. Komunikasi sebagai solusi pada hubungan persahabatan tampak pada usaha untuk mengerti dan mendengarkan sahabat. DAFTAR PUSTAKA Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press. DeVito, J. A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. New York: Hunter College of The City University of New York. Mulyana, D. 2001. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rakhmad, J. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Santoso, dkk. 2001. Riset Pemasaran, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
PENUTUP Dari penelitian ini didapat bahwa penyebab konflik pada hubungan persahabatan pada siswa SMA Kartika I-II Medan paling banyak disebabkan oleh adanya keinginan untuk memiliki teman baru pada saat mengalami masalah dengan sahabat karena merasa lebih diperhatikan dan merasa tidak PERSPEKTIF/ VOLUME 5/ NOMOR 2/ OKTOBER 2012
108