PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi
Oleh : RULLY BUDIAWAN NIM. 6662 092126
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2014
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Rully Budiawan
NIM
: 6662 092126
Tempat & Tanggal Lahir
: Rangkasbitung, 26 Maret 1991
Program Studi/Konsentrasi : Ilmu Komunikasi/ Humas
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3” Adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila kemudian skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka saya siap menerima sanksi akademik yang berlaku.
ABSTRAK
Rully Budiawan. NIM 6662092126. “PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3”. SKRIPSI. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2014. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang memiliki tugas untuk membantu penyelenggaraan urusan pemerintahan kota Serang salah satunya pada bagian penerangan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Dishubkominfo kota Serang membentuk sebuah kelompok kerja yang diberi nama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) untuk membantu sosialisasi program K3 dalam bentuk pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) episode K3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3. Penelitian ini menggunakan teori penyusunan tindakan. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan paradigma interpretatif, Wawancara dilakukan kepada 3 informan yang mewakili pihak penyelenggara pada kegiatan sosialisasi program K3. Hasil penelitian menunjukkan, Peran KIM Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 meliputi 4 tahap yaitu persiapan, publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Persiapan meliputi pembuatan Term Of Reference (TOR) kegiatan. Publikasi dilakukan dengan cara langsung dan memanfaatkan media massa. Pelaksanaan dengan menjalankan naskah cerita yang sudah disusun sesuai dengan lakon pemain yang sudah ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan melihat hambatan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan pementasan KIM episode K3 ini berlangsung. Kata kunci
: Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan Teori Penyusunan Tindakan
i
ABSTRACT
Rully Budiawan. NIM 6662092126. "THE ROLE OF KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DEPARTMENT OF TRANSPORTATION, COMMUNICATION AND INFORMATION SERANG IN SOCIALIZING K3 PROGRAM". Thesis. Communication Studies Program. Faculty of Social and Political Sciences. University of Sultan Agung Tirtayasa. 2014. Department of Transportation, Communication and Information Serang has a duty to assist the organization of city government affairs Attack one of them on the lighting. In performing these duties, Dishubkominfo Serang formed a working group called Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) to help disseminate the program in the form of staging K3 Community Information Group (KIM) K3 episode. The purpose of this study was to determine the role of Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo Serang in disseminating K3 program. This study uses the theory of action preparation. Using qualitative research methods with interpretive paradigm, the third informant interviews were conducted on behalf of the organizers on the socialization of K3 program. The results showed, The Role of KIM Dishubkominfo Serang in socialization of K3 program includes four stages: preparation, publication, implementation and evaluation. Preparation includes the making of the Term of Reference (TOR) activity. Publication is done in a straightforward manner and utilize the mass media. Implementation of the running text of a story that has been prepared in accordance with the play of players who have been determined. Evaluation is done by looking at the barriers and obstacles that occur during the execution of K3 took place. Keywords : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) and Theory Preparation action
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kehendak, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir skripsi yang berjudul PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3 tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tritayasa Serang-Banten. Penulis menyadari seutuhnya bahwa dalam penyusunan skrpsi ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa depan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan dorongan dan bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Yth. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
iii
2. Yth. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Yth. Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Yth. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.IKom selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Yth. Iman Mukhroman, M.Si selaku dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 6. Yth. Dipl. Ing (FH). Rangga Galura Gumelar, M.Si selaku dosen pembimbing atas masukan, arahan, waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi dan penulis menempuh kuliah di kampus ini. 7. Ibunda tercinta,
Dra.Salamatul
Ihatoh, Paman Tercinta, Ahmad
Majidudin, Kembaranku Rizky Budianto dan kedua adik tercintaku, Ferra Widhiyawati dan Yulia Trisna Wahyuni yang selalu sabar memberikan dukungan serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Yth. Dra. Rahmi Winangsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik atas semua nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di kampus ini. 9. Yth. Ika Kartika, S.Sos M.si selaku mantan Kasi Kominfo dan segenap staf Dishubkominfo yang telah mengizinkan dan memberikan kemudahan akses kepada penulis selama melakukan penelitian ini.
iv
10. Mang Samlawi, Guru sekaligus sebagai orang tua penulis yang telah membimbing dan tidak ada henti-hentinya untuk memberi nasehat kepada penulis. 11. Segenap dosen dan staf di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 12. Teman-teman angkatan 2009 jurusan Ilmu Komunikasi dan kawan lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan,dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan karya berikutnya. Semoga laporan akhir skripsi ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai dunia komunikasi.
Serang, Oktober 2014 Penulis,
RULLY BUDIAWAN
v
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ABSTRAK………………………………………………………………...
i
ABSTRACT………………………………………………………………..
ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….....
iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………....
vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...
x
DAFTAR TABEL………………………………………………………...
xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………………....
1
1.2 Pertanyaan Penelitian…………………………………………...
9
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………..
9
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………...
10
1.4.1 Manfaat Akademik………..………………………….
10
1.4.2 Manfaat Praktis……...………………………………..
10
vi
Halaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Persuasif...…………………………………………
11
2.2 Sosialisasi………………………………………………………..
16
2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang…………………………………….
18
2.3.1 Sosialisasi Program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang………...………………………………….
20
2.4 Kerangka Berpikir……………………………………………….
21
2.4.1 Kerangka Teori.....………….…………………………
21
2.4.2 Kerangka Konseptual…………………………………
23
2.5 Penelitian Pendahulu……………………………………………
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………………………………………………
33
3.1.1 Pendekatan Penelitian…………….…………….…….
34
3.1.2 Paradigma Penelitian…………………………….……
35
3.2 Sumber Data Penelitian…………………………………………
36
3.2.1 Jenis Data……………………………………………..
36
3.2.2 Subjek Penelitian……………………………………...
37
3.2.3 Objek Penelitian………………..……………………..
37
vii
Halaman 3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………….....
38
3.4 Teknik Analisis Data……………………………………………..
39
3.5 Teknik Validitas Data…………………………………………….
40
3.6 Informan Penelitian……………………………………………….
41
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….
42
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian.………………………….……………
44
4.1.1 Profil Kota Serang………………………….……………
44
4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang……..……………..
45
4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Serang……………..………………….
46
4.1.2.1 Maksud dan Tujuan…………………………..
48
4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi
49
4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang
53
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………….
55
4.2.1 Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3………………………………………….…...
viii
63
Halaman 4.2.2 Publikasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3………………………………………………
69
4.2.3 Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang……………………………………………….
74
4.2.4 Evaluasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 79 4.3 Pembahasan………………………………………………………..
82
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………
88
5.2 Saran………………………………………………………………..
90
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
92
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Bagan Kerangka Penelitian..…..…………………………
24
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dishubkominfo……………………..
58
Gambar 4.2
Suasana Pementasan KIM episode K3 (I)……………….
68
Gambar 4.3
Suasana Pementasan KIM episode K3 (II)..……………..
68
Gambar 4.4
Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak luar)……..
72
Gambar 4.5
Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak dalam)…..
72
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Penelitian sebelumnya…………………………………………
30
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian………………………………………………
43
Tabel 4.1
Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang…………
45
Table 4.2
Susunan Organisasi DISHUBKOMINFO Kota Serang………
50
Tabel 4.3
Daftar Kecamatan / Kelurahan di Kota Serang………………..
71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
- Surat Ijin Penelitian
Lampiran II
- Struktur Organisasi Dishubkominfo kota Serang
Lampiran III - Copy Term Of Reference (TOR) Pementasan KIM episode K3 Lampiran IV - Copy leaflet pementasan KIM episode K3 Lampiran V
- Skrip Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010
Lampiran VI - Pedoman wawancara Lampiran VII - Dokumentasi Penelitian
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Adanya reformasi yang terjadi pada tahun 1998 telah memberikan perubahan yang signifikan khususnya pada bidang pemerintahan. Sistem pemerintahan
Indonesia
yang sebelumnya
menggunakan sentralisasi,
semenjak reformasi berubah menjadi desentralisasi. Sistem desentralisasi itupun akhirnya berkembang dan lebih kita kenal dengan sebutan otonomi daerah saat ini. Berkaitan dengan perubahan tersebut, Banten sebagai salah satu propinsi termuda di Indonesia juga menerapkan sistem otonomi daerah hingga ke tingkat kota/kabupaten. Kota Serang merupakan daerah yang pemerintahannya diatur sendiri oleh pemerintah kota yang dipimpin oleh seorang Walikota. Kota pada hakikatnya adalah suatu tempat yang akan berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan jaman dan potensi yang dimilikinya. Dalam perkembangannya, segala aspek akan ikut tumbuh dan berkembang serta memunculkan permasalahan yang kompleks pula. Perkembangan dan perubahan suatu kota terjadi pada kondisi fisik, ekonomi, sosial dan politik. Para perencana kota diharapkan dapat mempertahankan atau memelihara
1
2
sesuatu yang baik tentang kota dan berupaya merencanakan pertumbuhan dan perubahannya.1 Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan pengaturan terhadap daerah masing- masing. Sebagai wujud dari pengaturan terhadap daerah, terlihat setiap pemerintah daerah kabupaten maupun kota di seluruh Indonesia seakan terlihat berlomba untuk melakukan pengaturan terhadap kegiatan liar yang dinilai mengganggu aktivitas masyarakat umum dalam kota. Hal ini terlihat hampir setiap kota maupun kabupaten mengeluarkan peraturan daerah dalam rangka mengatasi masalah ketertiban, kebersihan dan keindahan. Pada perkembangan masyarakat dewasa ini, masih banyak masyarakat di Kota Serang yang belum memahami atau mengerti tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan). Banyak masyarakat umum atau kelompok yang masih menghiraukan K3, seperti masih membuang sampah sembarangan. Hal itu menggangu ketertiban di masyarakat, sedangkan K3 sendiri sangat penting bagi lingkungan. Akibat tidak memahami K3, membuat ketertiban umum menjadi terganggu, kebersihan kurang terjaga dan keindahan dilingkungan masyarakat menjadi tidak enak dipandang karena tidak terjaganya ketertiban dan kebersihan
umum
dilingkungan
masyarakat.
K3
penting
untuk
disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika karena
1
Catanese & Snider,1988. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.
3
masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang K3, supaya masyarakat bisa memahami pentingnya K3. Dalam menjalankan sosialisasi K3, Dishubkominfo bagian seksi kominfo (komunikasi dan informatika) membentuk KIM (Kelompok Informasi
Masyarakat).
KIM
ini
dibentuk
dalam
kaitannya
untuk
mensosialisasikan program K3, karena masih banyak masyarakat yang menghiraukan K3. KIM
yang merupakan kepanjangan dari Kelompok Informasi
Masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat yang dibentuk oleh Dishubkominfo kota Serang. Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global maka keberadaan kelompok informasi masyarakat dirasa perlu, karena kondisi sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai untuk menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis maupun cultural. Hubungan dibentuknya KIM dengan sosialisasi K3 yaitu karena masih banyak masyarakat yang masih menghiraukan kebersihan, ketertiban dan keindahan (K3), seperti membuang sampah sembarangan mengakibatkan kebanjiran, berusaha atau berdagang di trotoar, jalan atau badan jalan, taman jalur hijau yang bukan peruntukannya sehingga membuat ketertiban umum terganggu.
4
Pada tahun 2012 Dishubkominfo membuat suatu program tentang K3 yaitu menjalankan sosialisasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3. Salah satu urusan yang menjadi kewenangan dimaksud adalah untuk melaksanakan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) di Kota Serang. Ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) mempunyai nilai yang sangat penting didalam penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan serta memerlukan pembiayaan di dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu agar pelaksanaan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) dapat berjalan secara efektif, maka diperlukan adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) sebagaimana dimaksud Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang pelaksanaan K3 (ketertiban kebersihan dan keindahan) di Kota Serang khususnya di Kecamatan Kasemen. Karena berdasarkan pengamatan peneliti, di daerah kecamatan Kasemen masih banyak masyarakat yang kurang memahami tentang K3 seperti kebersihan, banyaknya yang membuang sampah sembarangan, mengganggunya ketertiban umum, seperti mempergunakan ruang jalan selain peruntukan jalan umum, berusaha atau berdagang di trotoar, sehingga dapat menggangu ketertiban lingkungan masyarakat. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat. Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat
5
dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Fakta yang ditemukan oleh penulis di lapangan, permasalah K3 di kecamatan Kasemen diantaranya masih banyak masyarakat dilingkungan yang menghiraukan kebersihan seperti membuang sampah sembarangan karena tidak adanya tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat dengan bebas membuang sampah sembarangan seperti di sungai dan selokan. Selain itu, tidak lancarnya perairan selokan maupun sungai yang tersumbat akibat menumpuknya sampah hasil pembuangan sembarangan warga sewaktu-waktu sering mengakibatkan banjir di daerah Kasemen. Akibat
kurangnya
informasi
dan
pengetahuan
tentang
K3,
Dishubkominfo Kota Serang membuat program sosialisasi untuk masyarakat, supaya dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam memberikan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat perlunya komunikasi yang baik dalam mensosialisasikan program K3. Salah satu kajian dari ilmu komunikasi adalah proses komunikasi, dimana komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
6
secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). 2 Sosialisasi sendiri dalam kajian komunikasi memiliki arti sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam hidup bermasyarakat. Karena hal itu merupakan salah satu faktor terfatal untuk menciptakan interaksi sosial dan hubungan sosial. Pentingnya keefektifan komunikasi dalam sosialisasi karena komunikasi merupakan elemen penting bagi proses sosialisasi dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi antar anggota masyarakat, proses sosialisasi tidak akan dapat berlangsung. Jadi, dengan adanya komunikasi, proses sosialisasi dalam masyarakat akan dapat berlangsung secara maksimal. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Dengan melakukan komunikasi yang baik, Dishubkominfo Kota Serang diharapkan bisa mensosialisasikan program K3 dengan baik dan tepat sasaran. Dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang menjadi syarat terjadinya proses komunikasi diantaranya :3
2
Onong Uchjana Effendy, 2004. Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Hlm:5 3 Ibid.
7
1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan; 2. Pesan
: pernyataan yang didukung oleh lambang;
3. Komunikan
: orang yang menerima pesan;
4. Media
: saran atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlah nya;
5. Efek
: dampak sebagai pengaruh pesan.
Strategi adalah adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.4 Strategi dimulai dengan perencanaan konsep pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). KIM atau Kelompok Informasi Masyarakat adalah organisasi sosial/ individu/ kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang dalam pelaksanaan Program Strategi komunikasi KIM di bidang K3 meliputi 4 program kerja yaitu perencanaan untuk melaksanakan Program pementasan 4
Anwar Arifin, 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: ARMICO. Hlm:10.
8
KIM, publikasi program sosialisasi K3 kepada masyarakat, pelaksanaan pementasan sosialisasi K3, dan evaluasi program pementasan KIM di bidang K3 yang dijalankan. Tujuan
diadakannya
sosialiasi
K3
oleh
Kelompok
Informasi
Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.5 Adapun masalah yang dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3 yaitu kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3). Terbentuknya KIM dikarenakan kondisi masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai, untuk menelaah muatan-muatan informasi, baik
karena
fakta
sosial
(edukatif),
ekonomis
maupun
kultural.
Ketidakpedulian atau menghiraukan ketertiban, kebersihan dan keindahan bagi masyarakat umum atau kelompok. Sebagaimana latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, merupakan satu hal yang menarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul penelitian “Peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
5
Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Diterbitkan oleh Dishubkominfo bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang
9
Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kota Serang Dalam Mensosialisasikan Program K3”.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, maka identifikasi masalah penelitian yang ingin diketahui adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana
Persiapan
Kelompok
Informasi
Masyarakat
(KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3? 2. Bagaimana Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3? 3. Bagaimana Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang? 4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui
Persiapan
Kelompok
Informasi
Masyarakat
(KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3 2. Mengetahui Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3
10
3. Mengetahui Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang 4. Mengetahui Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara Teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan bagi program studi ilmu komunikasi. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan informasi yang berarti bagi ilmu komunikasi pada umumnya, terutama dalam kaitan dengan Peran Komunikasi. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Dishubkominfo kota Serang mengenai pentingnya strategi komunikasi dalam melaksanakan sosialisasi program tentang Peraturan Daerah..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial, maka dengan komunikasi tidak saja sebagai alat untuk kontak hubungan dengan antara individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup. Komunikasi memiliki kekuatan untuk melakukan seleksi terhadap berbagai stimuli yang ada disekitarnya. Dalam kehidupan masyarakat, komunikasi selain berguna sebagai perantara namun juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri masyarakat. Pada bab ini, penulis menguraikan kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 2.1 Komunikasi Persuasif Komunikasi
mengandung
makna
bersama-sama.
Dalam
istilah
komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yakni communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama, dan komunikasi menyarankan bahwa suatu pesan dianut secara bersama-sama.6 Komunikasi mengandung pengertian dasar yaitu komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang 6
Widjaja, 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm:8
11
12
terlibat, yakni orang lain mengerti dan tahu. Selain itu, tindakan persuasif juga sangat dibutuhkan, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya. Carl I Hovland mendefinisikan bahwa : “komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyamaikan rangsangan (biasanya lambinglambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).”7
Sedangkan Wilbur Schramm yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi menyampaikan apa yang disebut “The Condition of Success In Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :8 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 3. Pesan-pesan harus mambangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 7
Deddy Mulyana, 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hlm:62 8 Op Cit. Onong Uchjana Effendy.
13
4. Pesan harus menyampaiakan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok, dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Dengan memperhatikan syarat tersebut jelaslah mengapa para expert komunikator memulai dengan meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan dan mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikan, sebabnya karena hal itu sangat penting untuk diketahui ketentuan sebagai berikut :9 1. Timming yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan. 2. Menggunakan bahasa yang baik, agar pesan dapat dimengerti oleh komunikan. 3. Sikap dan nilai yang haus disampaikan agar efektif 4. Mengetahui dengan jelas kelompok yang akan disampaikan pesan.
Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel To Whom With What Effect”. Menurut Laswell, segala sesuatunya harus dikaitkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut :10
9
Ibid. Onong Uchjana Effendy. Hlm:34. Littlejohn. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication), terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan, Jakarta : Penerbit Salemba Humanik. 10
14
1. Who? (siapakah komunikatornya?) 2. Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?) 3. In which channel? (Media apa yang digunakannya?) 4. To Whom? (Siapa komunikannya?)
Efek yang diharapkan, secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah : 1. When (Kapan dilaksanakannya?) 2. How (Bagaimana melaksanakannya?) 3. Why (Mengapa dilaksanakan demikian?)
Komunikasi akan berhasil apabila komunikator berhasil mewujudkan motif komunikasi pada diri komunikan. Tujuan komunikator adalah agar komunikan mengerti, agar komunikan sedih, agar komunikan marah, dll. Perubahan yang dimaksud biasanya dalam bentuk kognitif, afektif dan konatif.11 Perubahan
kognitif
yaitu
memberikan
informasi
(berupa apa
yang diketahui dan apa yang dipahami), kepercayaan dan merubah apa isi dari pikiran komunikan. Perubahan afektif, yaitu perubahan yang terjadi pada motif (apa yang diinginkan), sikap (penilaian) dan emosi. Perubahan konatif (behavior) adalah perubahan pada tindakan seperti kebiasaan dan kemauan.
11
Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm:46.
15
Dalam komunikasi, ada yang disebut dengan persuasi. Persuasi adalah kenyataan yang tidak bisa dinafikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol menyatakan : "complext process of communication by which one individual or group elitict (intentionally or unintentionally) by nonverbal and/or verbal means a specific response from another individual or groups.” Artinya persuasi adalah proses komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain.”12
Bettinghous merumuskan persuasi sebagai: "Komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai atau sikap mereka." Sedangkan Winston Brembeck dan William Howell dalam Persuasion : A Means of Social Change (1952), mendefinisikan persuasi sebagai: "Usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang sudah ditetapkan. Persuasi sebagai communication intended to influence choise (komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan orang).”13
12
Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol. 1974. Strategy for Persuasive Communication, Columbia, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.Hlm:12. 13 Djamaluddin Malik dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hlm:5.
16
Berdasarkan pengertian mengenai komunikasi persuasif yang telah diuraikan di atas, komunikasi persuasif dalam penelitian ini menjadi landasan kajian dalam permasalahan penelitian yang diangkat. Adapun kajian komunikasi persuasif dalam penelitian ini dilihat dari pembuatan program K3 oleh KIM Dishubkominfo kota Serang melalui pementasan teater bobodoran madani yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat di bidang K3.
2.2 Sosialisasi Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi anggota masyarakat.14 Sedangkan Sosialisasi menurut Charles R Wright adalah : “Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain.”15
14 15
Sutaryo, 2005. Dasar-dasar sosialisasi. Jakarta : Rajawali Press. Hlm:156. Ibid.
17
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang di lihat dari sudut hubungan antara manusia, dan proses yang di timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia sebagai anggota kelompok. Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan suatu masyarakat. Soerjono Soekanto menyatakan sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.16 Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat) : 1) Sosialisasi primer Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada seseorang, yakni sejak dilahirkan, berkenalan dan sekaligus belajar bermasyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat tersebut.
16
Soerjono Soekanto, 2006. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafmdo.Persada.
18
Peter L Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). 2) Sosialisasi sekunder Setelah menjalani sosialisasi primer, individu dianggap cukup mempunyai bekal untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang17 Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global, masih diperlukan keberadaan kelompok informasi masyarakat, karena kondisi sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis maupun
kultural.
Sebagai
dinas
yang
bertugas
untuk
membantu
penyelenggaraan pemerintah yang bersifat penerangan kepada masyarakat, Dinas perhubungan komunikasi dan Informatika kota Serang membentuk 17
Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Diterbitkan oleh Dishubkominfo bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang
19
sebuah kelompok yang bertugas sebagai pelaksana garda terdepan dalam menyampaikan penerangan informasi dan komunikasi kepada masyarakat. KIM
atau
kelompok
informasi
masyarakat
adalah
organisasi
sosial/individu/kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. KIM sendiri dibentuk oleh Dinas Perhubungan Komunikasi, dan Informatika kota Serang untuk menjalankan fungsinya sebagai pelaksana penyelenggara urusan di bidang komunikasi dan informatika. Dalam menjalankan tugasnya, Dishubkominfo melakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk pementasana KIM. Pementasan merupakan salah
satu
upaya
Dishubkominfo
Kota
KIM
ini
Serang dalam
menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah dalam hal ini Pemkot Serang kepada masyarakat luas sehingga terdistribusi dengan baik ke seluruh masyarakat di 6 (enam) kecamatan yang ada di kota Serang. Terbentuknya KIM dikarenakan kondisi masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai, untuk menelaah muatan-muatan informasi, baik
karena
fakta
sosial
(edukatif),
ekonomis
maupun
kultural.
Ketidakpedulian atau menghiraukan ketertiban, kebersihan dan keindahan bagi masyarakat umum atau kelompok.
20
2.3.1 Sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang Sosialisasi adalah proses suatu usaha masyarakat menghantar warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain, masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerah terimakan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sosialisasi dalam arti sempit dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan masyarakat yang didalamnya individu-individu diajar dan belajar memahirkan diri dalam peranan sosial yang sesuai dengan bakatnya.18 Sosialisasi program K3 adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat agar masyrakat paham mengenai pentingnya kebersihan dilingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menggangu ketertiban umum seperti mempergunakan jalan trotoar tidak semestinya supaya terciptanya kebersihan, ketertiban dan keindahan dilingkungan masyarakat. Tujuan diadakannya sosialiasi K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan nilai-
18
Hendropuspito, 1989. Sosiologi Sistematis. Yogyakarta : Kanisius. Hlm:177.
21
nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Adapun
masalah yang dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3 yaitu kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3). Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laku sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan mata rantai paling penting di antara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.
2.4 Kerangka Berpikir 2.4.1 Kerangka Teori Penelitian
ini
menggunakan
teori
penyusunan
tindakan
dikembangkan oleh John Greene.19 Teori ini termasuk dalam tradisi sosio-psikologi. Dalam tradisi ini, kebenaran komunikasi dapat ditemukan dengan cara teliti dalam penelitian yang sistematis. Tradisi ini melihat hubungan sebab dan akibat dalam memprediksi berhasil tidaknya perilaku komunikasi. Carl I Hovland meletakkan dasar-dasar dari hal data empiris mengenai hubungan antara rangsangan
19
Op Cit. Littlejohn. Hlm:174-177.
22
komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan pemikiran yang merupakan sebuah kerangka awal teori ini. Asumsi teori penyusunan tindakan adalah menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Menurut teori ini individu membentuk pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan procedural yang ada didalam dirinya. Secara spesifik, pengetahuan prosedural terdiri dari urat syaraf yang berhubungan dengan perilaku, akibat dan situasi. Dalam pengalaman komunikasi yang manusia alami, manusia melakukan rekam procedural atas pengalaman yang terjadi padanya. Rekam procedural sendiri merupakan sekumpulan hubungan diantara syaraf dalam sebuah jaringan tindakan yang sebagiannya adalah hubungan otomatis. Menurut teori penyusunan tindakan, kapan pun seseorang bertindak, orang tersebut harus menyusun hubungaan perilaku dari prosedur catatan yang tepat. Penyusunan prosedur ini dianggap penting untuk meraih semua objektif dan hasilnya adalah sebuah representasi mental untuk serangkaian tindakan yang terkoordinasi. Model mental adalah representasi keluaran (Output representation) dimana “rencana” pikiran kita akan menyimpan apa yang akan kita lakukan terhadap situasi yang kita hadapi.
23
Tidak ada satu tindakan pun yang dapat berdiri sendiri. Setiap tindakan melibatkan tndakan lainnya dalam suatu cara atau cara lainnya. Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dengan cepat. Dalam penyusunan tindakan tentunya memakan waktu dan usaha. Walaupun komunikasi nampak merespons terhadap situasi dengan segera tanpa usaha, penelitian dalam teori ini menunjukkan bahwa setiap respons memang memakan waktu, meskipun respon tersebut hanya sebuah pecahan dari satu titik.
2.4.2 Kerangka Konseptual Keberhasilan
kegiatan
komunikasi
secara
efektif
banyak
ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Bidang Komunikasi dan Informatika
(Kominfo)
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika (Dishubkominfo) kota Serang sebagai subjek penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk melakukan penerangan kepada masyarakat terkait Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Maka dari itu perlu adanya penyusunan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut. Teori penyusunan tindakan dalam penelitian ini digunakan sebagai panduan dalam melakukan penelitian mengenai pelaksanaan
24
pementasan KIM episode K3 yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota Serang sebagai strategi sosialisasi program K3. Relevansi teori dengan penelitian ini adalah karena sosialisasi program K3 yang dilakukan oleh bidang Kominfo Dishubkominfo kota Serang merupakan sebuah tindakan yang didasari atas adanya penyusunan tindakan dalam sisi psikologis penyelenggara yaitu staf bidang Kominfo Dishubkominfo kota Serang dan anggota KIM itu sendiri. Adapun dalam penelitian ini, kerangka pemikiran penulis gambarkan sebagai berikut :
DISHUBKOMINFO Kota Serang
TEORI PENYUSUNAN TINDAKAN
Sosialisasi Program K3
Peran Komunikasi
Persiapan
Publikasi
Pelaksanaan
Pementasan KIM episode K3
Terciptanya Masyarakat yang sadar akan K3
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian
Evaluasi
25
Gambaran penelitian ini dimulai dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika kota Serang atau yang disingkat Dishubkominfo kota Serang. Dalam permasalahan penelitian, Dishubkominfo berkewajiban membantu sosialisasi Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang diantaranya Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Untuk mensosialisasikan peraturan daerah tersebut, Dishubkominfo khususnya bidang komunikasi dan informatika (Kominfo) memiliki program kerja yaitu mengadakan kegiatan sosialisasi yang berbentuk pementasan drama. Dalam mengadakan sosialisasi program K3, Dishubkominfo membuat sebuah perencanaan komunikasi yang meliputi tahap persiapan, publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan ini penting dibuat untuk mengukur kesukseksan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan. Pementasan drama dalam kegiatan sosialisasi ini, Dishubkominfo tidak berjalan sendiri. Namun Dishubkominfo membuat sebuah kelompok atau panitia pelaksana yang diberi nama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Dalam melaksanakan sosialisasi Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3, pementasan dilakukan oleh KIM dengan tema pementasan episode tentang K3. Sosialisasi dengan bentuk pementasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara nyata tentang pentingnya K3 dilingkungan masyarakat kota Serang. Penulis mengaitkan sosialisasi ini dengan teori penyusunan tindakan karena pementasan ini merupakan sebuah
26
tindakan yang sebelumnya tersusun secara procedural dalam sisi pskilogi panitia penyelenggara. Pementasan yang dilakukan oleh KIM dalam episode K3 ini memiliki fokus pada terciptanya masyarakat yang sadar akan K3. Dengan mengaitkan teori penyusunan tindakan dalam penelitian ini, penulis melihat bahwa Dishubkominfo bersama panitia KIM dalam merumuskan strategi komunikasi sosialisasi program tentang K3 tersebut, menyusun tindakan-tindakan yang beracuan pada pengetahuan juga pengalamannya yang sudah terekam dalam sisi psikologis demi tercapainya tujuan tersebut.
2.5 Penelitian Pendahulu Maria Candraning Lintang Larasati, seorang mahasiswa
Ilmu
Komunikasi pada FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta pernah melakukan penelitian tentang Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi program sebuah perusahaan pada tahun 2011 silam. Penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program Kemitraan kepada Publik Eksternal PT. Telkom Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi dalam mensosialisasikan program Kemitraan kepada publik internal PT. Telkom Yogyakarta.20
20
Maria Candraning Lintang Larasati. 2011. Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program Kemitraan kepada Publik Eksternal PT. Telkom Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : FISIP Universitas Atmajaya.
27
Dalam menjalankan penelitian tersebut, Maria menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana pada penelitiannya hanya memaparkan situasi atau peristiwa yang terjadi dalam sosialisasi program kemitraan yang dilakukan oleh PT. Telkom Yogyakarta khususnya pada publik eksternal. Berdasarkan laporan yang penulis peroleh, hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria ini menunjukkan bahwa Unit Community Development Centre (CDC) PT.Telkom Yogyakarta diberi kepercayaan untuk merancang dan melaksanakan strategi komunikasi dalam sosialisasi program kemitraan. Adapun strategi komunikasi yang dipilih dan dijalankan adalah community relations. Publik eksternal yang menjadi sasaran PT.Telkom Yogyakarta dalam penelitian yang dilakukan oleh Maria ini adalah pelaku UKM di berbagai bidang yang berada dalam lingkup Divre IV PT.Telkom Yogyakarta. Penyususnan komponen komunikasi yang dimulai dari menetukan publik sasaran, penetapan media, perancangan pesan yang akan disampaikan, pemilihan komunikator dalam presentasi menjadi pendukung dari strategi yang dijalankan oleh CDC PT.Telkom Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian tersebut, strategi komunikasi community relations yang dilakukan ternyata hanya sebagai penamaan saja, karena pada realitanya tidak menerapkan aspek membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan komunitas yang ada. Namun disamping itu, sosialisasi program ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai program kemitraan PT. TelkomYogyakarta.
28
Selanjutnya, penelitian pendahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara Refi Silfiana Dewi, seorang mahasiswa Ilmu Administrasi Negara dari FISIP. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian yang berjudul “Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan (K-3) Pada Pasal 29d (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang)”.21 Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 ini berfokus pada bagaimana pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K-3 khususnya yang terjadi pada pedagang kaki lima di kawasan Pasar Royal kota Serang. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan studi kasus, peneliti menjadi dirinya sendiri sebagai instrument dalam penelitian ini. Dalam penelitiannya, Silfiana membuat pedoman wawancara dengan berdasarkan pada indikator kebijakan dari Teori Merilee S. Grindle yaitu isi kebijakan dan konteks kebijakan. Berdasarkan laporan penelitian yang penulis peroleh, hasil penelitian tersebut ternyata Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 belum berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan jumlah PKL yang terjaring mencoba berdagang kembali ditempat semula. Permasalahan ekonomoi, kurangnya sosialisasi serta tingkat kepatuhan yang masih kurang dari PKL sendiri menjadi penghambat optimalnya penerapan Peraturan Daerah ini. Saran dari 21
Refi Silfiana Dewi. 2012. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan (K-3) Pada Pasal 29d (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang). Skripsi. Serang : FISIP Untirta.
29
penelitian ini, Silfiana menyarankan agar pemerintah kota Serang dapat membuatkan tempat relokasi untuk PKL dan melakukan sosialisasi secara lebih tegas dan intensif kepada masyarakat tentang masalah K-3. Selain penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Silfiana di atas, Mita Oktavieni seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi pada FISIP Untirta juga pernah melakukan penelitian yang mengangkat permasalahan tentang strategi dari sebuah program tertentu. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 ini diberi judul “Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di bidang Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi Humas
PT.KIEC
sebagai
bagian
dari
program
Corporate
Sosial
Responsibilty”).22 Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persiapan pengumpulan data (fact finding), melaksanakan perencanaan (planning), menyebarkan informasi (communicating), mengevaluasi (evaluating) tentang pelaksanaan program Bina lingkungan di bidang kesehatan yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi yang dilakukan oleh Mita adalah untuk memperoleh gambaran awal mengenai Humas PT.KIEC sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, dari observasi tersebut juga Mita dapat memperoleh data dan
22
Mita Oktavieni. 2010. Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di bidang Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi Humas PT.KIEC sebagai bagian dari program Corporate Sosial Responsibilty). Skripsi. Serang : FISIP Untirta.
30
dokumen perusahaan yang berhubungan dengan Humas PT.KIEC dan program Bina Lingkungan. Berdasarkan laporan penelitian yang penulis peroleh, hasil dari penelitian tersebut adalah fact finding dilakukan dengan pengumpulan data atau fakta sehingga Humas PT.KIEC mengerti dalam pelaksanaan program tersebut. Sedangkan planning yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC adalah membuat perencanaan dari data hasil fact finding yang telah diperoleh. Communicating dilakukan oleh Humas PT.KIEC dengan cara menyebarkan informasi melalui pemberian undangan kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam program Bina Lingkungan “Pengobatan Gratis”. Evaluating yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC dilihat dari pengamatan di masyarakat yaitu sejauhmana program ini berhasil atau tidaknya. Table 2.1 Penelitian Pendahulu No.
1
Nama
Maria Candraning
peneliti
Lintang Larasati
Tahun
2
3
Refi Silfiana Dewi
Mita Oktavieni
2011
2012
2010
Judul
Strategi Komunikasi
Analisis Implementasi
Strategi Humas PT.KIEC
penelitian
dalam Sosialisasi
Peraturan Daerah
dalam program Bina
Program Kemitraan
Kota Serang Nomor
Lingkungan di bidang
penelitian
kepada Publik Eksternal 10 Tahun 2010
Kesehatan “Pengobatan
PT. Telkom
Tentang Ketertiban,
Gratis” (Studi kualitatif
Yogyakarta.
Kebersihan Dan
tentang Strategi Humas
31
Keindahan (K-3) Pada
PT.KIEC sebagai bagian
Pasal 29d (Studi
dari program Corporate
Kasus Pedagang Kaki
Sosial Responsibilty).
Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang) Lembaga
Universitas Atmajaya
Untirta
Untirta
Metode
Kualitatif
Kualitatif studi kasus
Kualitatif Deskriptif
Hasil
Strategi komunikasi
Peraturan Daerah kota
fact finding dilakukan
penelitian
community relations
Serang Nomor 10
dengan pengumpulan
yang dilakukan oleh
tahun 2010 belum
data atau fakta sehingga
Unit Community
berjalan maksimal.
Humas PT.KIEC
Development Centre
Hal ini dikarenakan
mengerti dalam
(CDC) PT.Telkom
jumlah PKL yang
pelaksanaan program
Yogyakarta ternyata
terjaring mencoba
tersebut. Sedangkan
hanya sebagai
berdagang kembali
planning yang dilakukan
penamaan saja, karena
ditempat semula.
oleh Humas PT.KIEC
pada realitanya tidak
Permasalahan
adalah membuat
menerapkan aspek
ekonomoi, kurangnya
perencanaan dari data
membangun dan
sosialisasi serta
hasil fact finding yang
mempertahankan
tingkat kepatuhan
telah diperoleh.
hubungan baik dengan
yang masih kurang
Communicating
komunitas yang ada.
dari PKL sendiri
dilakukan oleh Humas
Namun disamping itu,
menjadi penghambat
PT.KIEC dengan cara
sosialisasi program ini
optimalnya penerapan
menyebarkan informasi
dilakukan untuk
Peraturan Daerah ini.
melalui pemberian
memberikan informasi
Saran dari penelitian
undangan kepada
mengenai program
ini, Silfiana
masyarakat agar dapat
kemitraan
menyarankan agar
berpartisipasi dalam
penelitian
32
PT.TelkomYogyakarta
pemerintah kota
program Bina
Serang dapat
Lingkungan “Pengobatan
membuatkan tempat
Gratis”. Evaluating yang
relokasi untuk PKL
dilakukan oleh Humas
dan melakukan
PT.KIEC dilihat dari
sosialisasi secara lebih pengamatan di
Sumber
tegas dan intensif
masyarakat yaitu
kepada masyarakat
sejauhmana program ini
tentang masalah K-3.
berhasil atau tidaknya.
http://www.e-
http://www.repository. http://www.repository.fis
journal.uajy.ac.id/
fisip-untirta.ac.id/
ip-untirta.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Untuk mengetahui bagaimana strategi Dishubkominfo kota Serang dalam melakukan sosialisasi pementasan KIM episode K3, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.23 Penggunaan motode ini diharapkan mampu menghasilkan suaru uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok atau masyarakat atau organisasi tertentu dalam konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.24 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi bahwa metode kualitatif deskriptif hanya memaparkan situasi dan peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan,
23
Moleong. 2004. Metode Penelitian Kuaslitatif. Edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Hlm:132. 24 Rusady Ruslan. 2003. Metode penelitian PR dan komunikasi. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada. Hlm:215.
33
34
tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.25 Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat variabel. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas kegiatan Dishubkominfo Kota Serang, mengenai pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dibidang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan).
3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu: metode kualitiatif lebih mudah jika dihadapkan dengan kenyataan jamak, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 25
Rakhmat, 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm:24
35
Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penelitian ini tidak bertujuan untuk mencari atau menjelaskan hubungan variabel tertentu, namun lebih kepada pemaparan kondisi atau situasi dari sosialisasi pementasan KIM episode K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang.
3.1.2 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa konsekuensi praktis terhadap prilaku, cara berpikir, intepretasi dan kebijakan dalam pemilihan masalah. Paradigma memberi representasi dasar yang sederhana dari informasi pandangan yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau mengambil keputusan.26 Bogdan dan Biklen menyatakan paradigma adalah kumpulan longar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau prosisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian.27 Adapun paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretatif.
26
Agus Salim. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: dari Denzin Guba dan Penerapannya. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya 27 Moleong. 2004. Metode Penelitian Kuaslitatif. Edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hlm:490.
36
Paradigma interpretatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme dimana suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Paradigma interpretatif dalam penelitian ini memandang tahapan komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi pementasan KIM episode K3 sebagai sesuatu yang dinamis,
yang merupakan hasil pemikiran dan
interprestasi rangkaian kegiatan tersebut serta utuh yang tidak dapat dipisahkan.
3.2 Sumber Data Penelitian 3.2.1 Jenis Data Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut transferability dalam bahasa Indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.
37
Adapun jenis data yang digunakan penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang datanya diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung disekitar lingkungan yang dijadikan objek penelitian.28 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kelompok Informasi Masyarakat Dishubkominfo kota Serang. 3.2.3 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sosialisasi program K3 melalui pementasan teater “Bobodoran Madani”.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan human instrument dimana peneliti
harus berinteraksi dengan sumber data. Para peneliti
kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :
28
Anggoro, 2005. Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia. Edisi 1 Cetakan ke 4. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm:54.
38
1) Observasi Adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sitematis fenomena-fenomena yang di selidiki didalam usaha melengkapi data yang diperoleh, maka penyusun mendatangi secara langsung pada daerah objek penelitian sehingga dapat melihat keadaan yang sebenarnya. Dalam pengumpulan data ini, yang diobservasi adalah pelaksanaan pementasan KIM yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota Serang. Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi non partisipan, yaitu merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.29 Tujuan observasi ini dilakukan untuk menghimpun data secara langsung, sedangkan tehnik observasi dilakukan dengan cara mengamati dan ikut serta secara tidak langsung dalam kegiatan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). 2) Wawancara mendalam dengan key informan Adalah suatu cara pengumpulan data-data dengan melalui proses wawancara, tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi mengenai strategi-strategi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (dishubkominfo), bagian seksi kominfo
29
Margono, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. Hlm:161-162.
39
(komunikasi dan informatika). Key informan dalam penelitian ini adalah mereka terkait dengan kegiatan tersebut secara berlangsung. 3) Studi Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis yang dapat menunjang dalam pembahasan penelitian. Data-data ini berupa fotofoto dokumentasi.
3.4 Teknik Analisis Data Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan dan digeneralisasi. Dalam penelitian kualitatif, generalisasi lebih bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus di uji kebenarannya dalam situasi lain.30 Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis kegiatan analisis yaitu :31 1) Reduksi Suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan dapat digambarkan. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih data yang berhubungan dekat dengan fokus penelitian dan membuang data yang tidak penting berdasarkan kebutuhan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
30 31
Nasution, 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Hlm:126. Emzir. 2010. Analisis Data Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
40
2) Data Display Menyajikan kumpulan data ke dalam suatu gambaran agar lebih mudah untuk dibaca dan dipahami. Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk teks naratif. 3) Penarikan dan Verifikasi kesimpulan Pencatatan keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin terjadi, alur sebab-akibat dan proporsi-proporsi dalam penelitian. Pada penelitian ini, penarikan dan verifikasi kesimpulan dilakukan secara berkala sesuai keadaan di lapangan sampai penyusunan laporan akhir.
3.5 Teknik Validitas Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas data penelitian. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan memanfaatkan pengecekan sumber lain sebagai pembanding. Adapun teknik triangulasi terbagi menjadi empat yaitu :32 1. triangulasi sumber 2. triangulasi metode 3. triangulasi penyidik 4. triangulasi teori
32
Op Cit. Moleong.
41
Penelitian
ini
menggunakan
teknik
triangulasi
sumber
yaitu
membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber berdasarkan waktu yang sama dengan alat berbeda, dengan melakukan perbandingan sebagai berikut : 1. Perbandingan data hasil pengamatan dan hasil wawancara 2. Perbandingan apa yang dikatakan sumber dihadapan orang banyak dan secara pribadi. 3. Perbandingan apa yang dikatakan sumber tentang situasi penelitian dan sepanjang waktu
3.6 Informan Penelitian Penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber penggalian data. Informan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik ini memungkinkan peneliti menentukan informan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Kriteria tersebut seperti paham dan menguasai topik yang diteliti, mudah untuk ditemui, memiliki akses yang besar untuk mengetahui kondisi lingkungannya, komunikatif, tidak mempunyai tujuan atau kepentingan tertentu dalam penelitian sehingga dapat diperoleh informasi yang obyektif serta bersedia memberikan informasi. Ketentuan tersebut dapat memudahkan penulis dalam melakukan penelitian sehingga tujuan penelitian dapat terpenuhi.
42
Dalam penelitian ini, penulis memutuskan informan yang tepat untuk memperoleh data tentang kebutuhan informasi yaitu dengan mendapatkan data langsung dari Seniman yang menjadi anggota KIM di Dishubkominfo sehingga data kebutuhan informasi masyarakat tidak bersifat obyektif dan personal, tetapi mampu mewakili kebutuhan masyarakat. Pemilihan informan ini juga mempertimbangkan rekomendasi dari pihak Dishubkominfo kota Serang. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini berdasarkan rekomendasi dari pihak Dishubkominfo kota Serang adalah sebagai berikut : 1. Iwan Sunardi sebagai Kabid Kominfo (key informan) 2. Ika Kartika sebagai penulis ide cerita (key informan) 3. Kang Somad selaku penulis lakon (key informan)
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang. Adapun waktu penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, yang dimulai dari bulan Januari s.d Oktober 2014.
43
Tabel 3.1 Jadwal penelitian Kegiatan
Jan-Jun
Jul
Agust
Sept
Okt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan judul Penulisan Bab 1-3 Outline Pengumpulan data Pengolahan Data Penulisan Bab IV-V Sidang
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Profil Kota Serang33 Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan menjadi Kota Serang pada tanggal 10 November tahun 2007. Secara administratif Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten memiliki total luas wilayah sebesar 266,74 Km2. Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dan 46 desa, yang termasuk dalam 6 (enam) Kecamatan, yakni Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen. Adapun penjelasan luas wilayah berdasarkan administrasi kota Serang penulis sajikan melalui tabel berikut ini :
33
Gambaran Umum kota Serang, diakses dari http://bpbdserang01.page4.me/47.html pada 29 September 2014 jam 14.30 wib.
44
45
Tabel 4.1 Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang No
Kecamatan
Kel/Desa
Luas (Km2)
Persentase (%)
Jumlah Penduduk
Kepadatan (per km2)
1
Serang
12
25,88
9,70
207.065
8.001
2
Cipocok Jaya
8
31,54
11,82
80.862
2.564
3
Taktakan
12
49,60
18,59
78.384
1.631
4
Kasemen
10
63,36
23,75
87.794
1.386
5
Curug
10
48,48
18,18
47.175
951
6
Walantaka
14
47,88
17,95
75.681
4.561
Jumlah
66
266,74
100
576.961
2.163
Sumber : SP BPS 2010
4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang Visi Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Serang yang terpilih melalui pilkada langsung Kota Serang tahun 2008, maka visi pembangunan Kota Serang sampai dengan tahun 2013, adalah: “TERWUJUDNYA LANDASAN KOTA SERANG YANG GLOBAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN YANG MADANI”
46
Misi Untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut, disusun Misi Kota Serang sebagai berikut: 1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima; 2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis; 3. Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat; 4. Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas; 5. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.
4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Serang34 Pemerintah yang baik (Good Governence) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk penyelenggara pemerintah yang baik adalah sejalan dengan 34
Profil Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang, diakses dari http://www.serangkota.go.id/ pada 15 September 2014 jam 09.25 wib.
47
meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat dan tuntutan untuk kehidupan yang lebih baik. Pola-pola lama dalam penyelenggaraan pemerintahan sudah tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang saat ini terus berkembang. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, maka daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam sistem perencanaan pembangunan yang terkait dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dalam konteks ini, sistem perencanaan pembangunan yang baik akan memberikan gambaran dan kemudahan pencapaian target serta pengukuran akuntabilitas yang meruipakan
perwujudan
kewajiban
pemerintah
untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan pembangunan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
48
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mengadopsi nilai-nilai tata pemerintahan yang baik (good governance), maka Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang sebagai satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Serang perlu untuk menyusun rencana strategis. 4.1.2.1 Maksud danTujuan Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanaan tugasnya di bidang kebersihan dan pertamanan, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 20092013 dapat tercapai. Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis ini adalah : 1. Menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan kebijakan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi selama periode 2008-2013. 2. Menetapkan
program
dan
indikasi
kegiatan
dalam
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang selama periode 20082013.
49
3. Memberikan acuan dan pedoman, dalam menyusun Rencanan Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang (Rencana Kerja Tahunan). 4. Memberikan dasar dalam Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan
Dinas
Informatika Kota Serang
Perhubungan,
Komunikasi
dan
baik tahunan maupun lima tahun
kedepan.
4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Tugas Informatika
pokok Kota
Dinas Serang
Perhubungan, adalah
Komunikasi
melaksanakan
dan
urusan
pemerintahan daerah bidang perhubungan darat dan laut, komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Selanjutnya, sebagaimana tercantum pada paragraf 11 pasal 14 ayat 2 peraturan daerah kota Serang nomor 5 tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah, dinas kebersihan
dan
pertamanan
dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan perencanaan bidang lalu lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika;
50
2. Perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika; 3. Pelaksanaan laporan pemerintahan dan pelayanan umum bidang lalu lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika; 4. Pembinaan,
Koordinasi,
Pengendalian
dan
fasilitasi
pelaksanaan kegiatan bidang lalu lintas, komunikasi dan informatika; 5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas; 6. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas; 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi sebagaimana tertulis dalam pasal 2 peraturan walikota nomor 33 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas kebersihan dan pertamanan adalah: Tabel 4.2 Susunan Organisasi DISHUBKOMINFO Kota Serang NO
NAMA
PANGKAT/ GOL
1.
H AKHMAN SARJITO,SH
2.
Ir.
SAHALA
SITORUS,MM.
Pembina Utama Madya, IV/c
BINSAR Pembina, IV/a
JABATAN Kepala Dinas Sekretaris
51
NO 3.
NAMA H IKBAL,S.Pd,M.Kes
PANGKAT/ GOL Penata Tk.I,III/d
JABATAN Kabid
Lalu
Lintas
dan Angkutan 4.
IWAN SUNARDI, ST, MM
Penata Tk. I, III/d
Kabid Kominfo
5.
Ir. HERMAN GUNAWAN
Penata, III/c
Kabid Kesel. Teknik Sarana dan Pras.
6.
SURYADINATA, SE
Penata Tk. I, III/d
Kasubag Keuangan
7.
ETI SUHAETI, SH
Penata Tk. I, III/d
Kasubag Prog, Ev,dan Pelaporan
8.
9.
Hj.
ETI
SUKMAWATI, Penata Tk.I, III/d
Kasubag Umum dan
S.Sos
Kepegawaian
YULIUS ANWAR, ATD. Penata Tk. I, III/d
Kasi Angkutan
MT. 10.
ACEPSANUSI, S.Pd
Penata Tk. I, III/d
Kasi Lalu Lintas
11.
M. ARAD
Penata, III/c
Kasi
Perhubungan
Laut 12.
BAMBANG RIYADI, SH
Penata , III/c
Kasi Keselamatan
13.
ABDUL MALIK, ST
Penata, III/c
Kasi Pengujian
52
NO 14.
NAMA BAYU
PANGKAT/ GOL AJI Penata Muda Tk. I, III/b
JABATAN Kasi Pengujian KB
PRATAMA,S.IP,M.Si. 15.
EKA PURWANTI, S.Kom
Penata Tk. I, III/d
Kasi
Pos
dan
Telekomunikasi 16.
IKA KARTIKA,S.Sos,M.Si
Penata Tk. I, III/d
Kasi kominfo
17.
YAYA AFFANDI W, SH
Penata Tk. I, III/d
Kasi Sanditel
18.
NAJMUDDIN,S.Pdi,M.pd
Pembina, IV/a
K. UPT. Terminal
19.
SETIYADI ISKANDAR, SE
Penata Muda III/a
Kasubag
TU
UPT
Terminal 20.
AHMAD YANI,SE
21.
UMAR M.M
HAMDAN
Penata Muda Tk. I, III/b S.Pd, Penata , III/c
K. UPT. Parkir Kasubag Parkir
TU
UPT
53
4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang Visi Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Komunikasi dan Informatika yang Handal” Misi Adapun misi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah: 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia Dishubkominfo menuju tata Pemerintahan yang baik, bersih, dan profesional, yang berorientasi pada pelayanan publik 2. Meningkatkan
pelayanan
perhubungan,
komunikasi
dan
informatika yang tepat waktu, menjangkau semua wilayah, kapasitas mencukupi, cepat, tertib, teratur, serta mendukung pembangunan Daerah. 3. Meningkatkan
pelayanan
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika yang berdaya Saing dan memberikan Nilai Tambah. 4. Merumuskan perencanaan Bidang Transportasi, Komunikasi dan Informatika melalui penetapan program dan kegiatan skala prioritas, kajian ilmiah, sinergitas antar matra transportasi dan kemampuan dan kemampuan operasional implementasi di lapangan.
54
5. Merumuskan sistem operasional dan prosedur, mekanisme ketatalaksanaan, landasan ketentuan hukum dan pengendallian operasional lapangan dalam rangka pelayanan publik yang prima. 6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang transportasi, komunikasi dan informatika. 7. Memantapkan rumusan perencanaan transportasi lima tahun kedepan melalui penetapan skala prioritas, kajian ilmiah, sinergitas antar matra dan kemampuan implementasi di lapangan. 8. Memantapkan
sistem
operasi
dan
prosedur
mekanisme
ketatalaksanaan 9. Memantapkan kwalitas sumber daya aparatur matra transportasi dengan mengikutsertakan aparatur guna mengikuti pendidikan dan latihan yang tersedia. 10. Memantapkan pengahayatan dan pemahaman Aparatur Dinas Perhubungan untuk selalu berorientasi terhadap Visi Dinas yaitu mewujudkan sistem transportasi yang handal yaitu sistem transpotasi yang terpadu, beraksesibilitasi tinggi, aman, lancar, nyaman, teratur, cepat dan terangkau oleh masyarakat.
55
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menguraikan sejumlah data dan hasil penelitian yang dilakukan yaitu Strategi Komunikasi Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) episode K3 di Kota Serang. Data temuan di lapangan memperlihatkan bahwa dalam rangka melakukan sosialisasi pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) episode K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang melibatkan beberapa pihak diantaranya staf Dishubkominfo terutama bidang Komunikasi dan informatika (Kominfo), anggota KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dan para seniman. Staf Kominfo dalam hal ini terlibat sebagai pembuat rumusan strategi dan kebijakan dalam merancang kegiatan sosialisasi program K3. Sedangkan anggota KIM dan para seniman hanya terlibat sebagai pelaksana dari kegiatan sosialisasi tersebut. Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah informan yang terkait dengan kegiatan sosialisasi pementasan KIM episode K3. Seperti yang telah diuraikan di atas, kegiatan sosialisasi ini melibatkan 3 (tiga) pihak yaitu staf Kominfo, anggota KIM dan seniman. Karenanya, informan pada penelitian ini pun peneliti ambil dari ketiga pihak tersebut yaitu Bapak Iwan Sunardi sebagai perwakilan dari Staf
56
Kominfo, Ibu Ika Kartika sebagai perwakilan dari KIM dan Kang Somad sebagai perwakilan dari seniman. Bapak Iwan Sunardi merupakan Kepala bidang Komunikasi dan Informatika Dishubkominfo kota Serang. Dalam hal ini, bidang Kominfo berkewajiban membuat sebuah program kerja sosialisasi tentang Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang. Salah satu diantaranya adalah Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) yang disosialisasikan dalam bentuk sebuah pementasan drama bertajuk Bobodoran kampung Madani episode K3. Selain Bapak Iwan Sunardi, yang menjadi informan lainnya dalam penelitian ini adalah Ibu Ika Kartika, Kepala seksi Kominfo Dishubkominfo kota Serang. Dalam kegiatan sosialisasi program K3 ini, Ibu Ika Kartika terlibat langsung sebagai anggota KIM dan bertanggungjawab dalam penulisan ide cerita pementasan. Informan terakhir dalam penelitian ini adalah Kang Somad yang merupakan perwakilan dari seniman. Dalam melakukan sosialisasi program K3 dengan bentuk pementasan drama, Staf Kominfo dan anggota KIM meminta bantuan pihak seniman sebagai pihak yang ahli dalam bidang pementasan lakon tertentu. Terlibatnya seniman dalam kegiatan sosialisasi program K3 ini, didasarkan atas pertimbangan keahlian seniman untuk melakukan pementasan drama.
57
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan penelitian serta observasi yang telah dilakukan peneliti selama melakukan penelitian, diketahui bahwa KIM atau kelompok informasi masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Sebagai sebuah lembaga pemerintah, Dishubkominfo kota Serang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Walikota. Dalam menjalankan kewajibannya, Dishubkominfo kota Serang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika berdasarkan azaz otonomi dan tugas pembantuan. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Iwan Sunardi berikut ini : “Tugas utama kami menjalankan urusan pemerintah yang berkenaan dengan bidang perhubungan, komunikasi dan informatika khususnya dalam lingkup dan batasan wilayah kota Serang. Umumnya semua dinas perhubungan yang berada pada tingkat propinsi maupun daerah, umumnya memiliki 3 (tiga) bidang yang bidang Lalu Lintas dan Angkutan, bidang Komunikasi dan Informatika, bidang Sarana dan Prasarana.”35
35
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
58
Seperti yang diuraikan oleh Bapak Iwan Sunardi di atas, dapat kita pahami bahwa pada kenyataannya setiap Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika baik yang berada pada tingkat propinsi maupun kota/kabupaten, umumnya memiliki 4 (empat) bidang utama perhubungan dan komunikasi. Secara jelas, bidang ini dapat kita lihat melalui struktur organisasi pada Dishubkominfo secara umum dibawah ini :
PERATURAN WALIKOTA SERANG NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG : URAIAN TUGAS DAN TATA CARA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA SERANG DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG
Lampiran Nomor Tanggal Tentang
: Peraturan Walikota Serang : 36 Tahun 2009 : 9 November 2009 : Organisasi Perangkat Kota Serang
KEPALA DINAS H. AKMAN SARJITO, SH 19590614 198503 1 013 SEKRETARIS Ir. SAHALA BINSAR SITORUS,MM
19610905 199603 1 001
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
SUBAG UMUM & KEPEGAWAIAN
SUBAG KEUANGAN
HJ. ETI SUKMAWATI, S.Sos, 19600617 198602 2 001
SURYADINATA, SE 19590405 198103 1 017
BIDANG KESELAMATAN TEKHNIK SARANA DAN PRASARANA Ir. HERMAN GUNAWAN 19651212 200112 1 004
BIDANG KOMUNIKASI & INFORMATIKA
H. IKBAL, S.Pd,M.Kes 19680304 199003 1 005
KASI LALU LINTAS
KASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
SEKSI POSDAN TELEKOMUNIKASI
ACEPSANUSI, S.Pd 19610417 198204 1 006
BAYU AJI PRATAMA. S.IP,M.Si 19880211 200701 1 001
EKA PURWANTI, S.Kom 19740922 200112 2 002
IWAN SUNARDI, ST, MM 19770902 200312 1 005
KASI ANGKUTAN
KASI KESELAMATAN
KASI KOMUNIKASI
YULIUS ANWAR, ATD.MT 19690411 199301 1 0022
BAMBANG RIYADI, SH 19650206 199202 1 002
IKA KARTIKA, S.Sos,M.Si 19770626 200112 2 001
KASI PERHUBUNGAN LAUT
KASI PERPARKIRAN & TERMINAL
KASI SANDI TELEKOMUNIKASI
M. ARAD 19610819 198603 1 007
ABDUL MALIK, ST 19730622 200502 1 002
YAYA AFFANDI. W, SH 19590611 198603 1 013
KEPALA UPT PARKIR
KEPALA UPT TERMINAL
AHMAD YANI, SE 19650216 199303 1 009
NAJMUDIN, S.Pd.I,M.Pd 19591004 198206 1 003
KASUBAGTU UPT PARKIR UMAR HAMDAN,S.Pd,M.M 19670606 199402 1 001
KASUBAG TU UPT TERMINAL SETIYADI ISKANDAR, SE 19670606 199402 1 001
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dishubkominfo
SUBAG PROGRAM, EVALAP ETI SUHAETI, SH 19610625 198303 2 006
59
Dalam melaksanakan tugasnya di bidang pemerintahan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis dinas dibidang perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dibidang perhubungan komunikasi dan informatika. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang perhubungan komunikasi dan informatika. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dinas dalam penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dibidang perhubungan komunikasi dan informatika. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan daerah sesuai tugas dan fungsi dinas.
Hal ini sebagaimana juga diungkapkan oleh Bapak Iwan sebagai berikut : “…dalam menjalankan tugas dinas, Dishubkominfo secara umum berfungsi sebagai perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraan urusan dan pelayanan umum dibidang perhubungan komunikasi dan informatika. Pelaksanaan tugasnya sendiri sudah dibagi sesuai bidangnya seperti Lalu Lintas, angkutan dan sarana prasarana umum yang menangani perhubungan, dan Kominfo yang menangani komunikasi dan informatika.”36
36
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
60
Salah satu bidang yang berada di Dishubkominfo adalah bidang komunikasi dan informatika. Bidang komunikasi dan informatika dalam penelitian ini merupakan bidang yang menyelenggarakan sosialisasi peraturan daerah kota Serang seperti pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) episode K3. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Kabid Kominfo Dishubkominfo kota Serang berikut ini : “Sebagai petugas pemerintah yang berkewajiban menjaga stabilitas nasional di bidang komunikasi dan informatika, kami bidang Kominfo Dishubkominfo kota Serang bertanggung jawab membantu penyelenggaraan urusan dalam hal penyiaran, penerangan dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah seperti sosialisasi Peraturan Daerah maupun program lainnya terkait hak masyarakat untuk tahu guna menciptakan masyarakat yang madani dan terlaksananya program tsb. Salah satu yang sedang kami laksanakan saat ini adalah pementasan KIM dalam rangka sosialisasi program K3 di 6 (enam) kecamatan kota Serang.”37
Pementasan KIM episode K3 dilakukan sebagai bentuk sosialisasi dari Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3). Pementasan ini ditujukan untuk 6 (enam) kecamatan di kota Serang yang pelaksanaanya bergilir sesuai jadwal yang disepakati oleh pihak penyelenggara dan kecamatan itu sendiri. Dalam melakukan sosialisasi Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang, Dishubkominfo secara khusus membentuk sebuah panitia penyelenggara yaitu Kelompok
37
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
61
Informasi Masyarakat (KIM) sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Iwan Sunardi sebagai berikut : “…untuk membantu pelaksanaan sosialisasi peraturan daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang, kami Dishubkominfo kota Serang khususnya bidang Kominfo membentuk kelompok panitia yang bertanggung jawab membantu pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut. Adapun yang sudah terbentuk saat ini adalah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).”38
Menambahkan penjelasan dari bapak Kabid Kominfo tersebut, Ibu Ika Kartika yang merupakan eks Kabid Kominfo Dishubkominfo kota Serang periode sebelumnya pun menekankan : “Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) merupakan sebuah kelompok kesenian yang dibentuk guna menjadi media dalam mensosialisasikan perda kota Serang No.10 tahun 2010 tentang K3 (ketertiban, kebersihan dan keindahan). KIM ini kami bentuk karena atas dasar inovasi dari pelaksanaan sosialisasi programprogram sebelumnya yang sudah pernah dijalankan.”39
Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 merupakan sebuah peraturan
daerah
yang
mengatur
tentang
permasalahan
Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan (K3) di kota Serang baik pada sektor perdagangan, pemukiman masyarakat, fasilitas umum, ruang public, jalan raya, kantor pemerintahan, dll. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Bab II
38
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib. 39 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
62
Bagian kesatu Umum pasal 2 dan pasal 3 Perda Kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 Pemerintah Daerah berkewajiban menyelenggarakan keteriban umum di Daerah. Pasal 3 Penyelenggaraan ketertiban sebagaimana dimaksud Pasal 2 meliputi : 1. Tertib jalan dan fasilitas umum 2. Tertib lingkungan 3. Tertib sungai, saluran air dan sumber air 4. Tertib penghuni bangunan Dalam menjalankan sosialisasi program K3 sebagaimana menjadi tujuan dari Perda kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tersebut, bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang yang dijalankan oleh KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) membuat strategi guna tercapainya program tersebut. Adapun strategi tersebut dibuat dengan beberapa tahapan diantaranya Perencanaan, Publikasi, Pelaksanaan dan Evaluasi. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, strategi komunikasi yang dilakukan oleh KIM dalam mensosialisasikan program K3 adalah sebagai berikut :
63
4.2.1 Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3 Dalam mensosialisasikan program K3, KIM membuat sebuah persiapan sebelum pelaksanaan. Persiapan sosialisasi yang dilakukan oleh KIM ini diantaranya berupa penetapan tujuan, pembuatan naskah atau konsep cerita, penentuan pemain dan target sasaran. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Ika Kartika selaku penulis naskah cerita berikut ini : “…Sebelum melakukan sosialisasi, kami anggota KIM Dishubkominfo kota Serang mengadakan pertemuan untuk membuat perencanaan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam pertemuan itu kami membahas mengenai tujuan yang ingin dicapai, pembuatan naskah dan pembagian lakon dalam pementasan nantinya.”40
Sebagai kegiatan yang mewakili bentuk sosialisasi sebuah peraturan daerah, pementasan KIM episode K3 ini memiliki tujuan kegiatan yang tidak berlawanan dengan perdanya sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Iwan pun menambahkan keterangan sebagai berikut : “…tujuan dari pementasan KIM ini kami rumuskan sejalan dengan tujuan dari Perda kota Serang No.10 tentang K3.”41 40
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib. 41 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
64
Selain menentukan tujuan, yang dilakukan oleh KIM dalam tahap perencanaan juga dibahasnya judul pementasan. Seperti yang telah kita ketahui bersama, pementasan KIM tentang sosialisasi program K3 ini diberi judul “Bobodoran Kampung Madani”. Alasan pemberian judul ini sangat berkaitan erat dengan visi kota Serang yaitu sebagai kota yang madani. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Ika sebagai berikut : “…pementasan KIM ini kita kasih judul Bobodoran Kampung Madani. Kenapa begitu? Alasannya karena KIM ini merupakan produk sosialisasi yang dilakukan oleh petugas yang berada di kota Serang, karenanya kami rasa dengan mencantumkan kata Madani dalam judul pementasan akan lebih mencirikan dari kota Serang. Kata bobodoran sendiri kita gunakan untuk memberikan gambaran bahwa pementasan ini hanya sebuah cerita yang walaupun dibawakan dengan konsep humor namun penuh dengan makna dan pesan dibidang K3.”42
KIM merupakan media tatap muka Dishubkominfo Kota Serang yang manfaatkan untuk mensosialisasikan berbagai aturan dan kebijakan pemerintah. Dalam pelaksanaan sosialisasi, Dishubkominfo Kota Serang menginginkan sajian yang lebih menghibur, atraktif dan tidak monoton agar pesan yang disampaikan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
42
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
65
Dishubkominfo Kota Serang membuat Term of reference (TOR) pementasan KIM yang rencananya akan dilaksanakan di 6 (enam) kecamatan di Kota Serang. Dalam penyusunan TOR tersebut, pembahasan mengenai tujuan, sasaran, waktu, tempat dan ide cerita secara jelas diuraikan guna keperluan kegiatan. Pembuatan TOR ini sendiri, Dishubkominfo Kota Serang melibatkan PPTK, Panitia pelaksana kegiatan KIM, dan para Seniman di Kota Serang untuk mensosialisasikan tentang K3 sesuai dengan PERDA KOTA SERANG No.10 Tahun 2010 kepada warga kota Serang yang menjadi audiens. Tidak berhenti sampai disitu, dalam tahap perencanaan khususnya pada pembuatan konsep atau ide cerita, Dishubkominfo kota Serang bersama dengan PPTK, panitia KIM dan seniman juga tidak lupa menentukan penggunaan bahasa yang akan disampaikan dalam pementasan nanti. Dalam kajian komunikasi, bahasa merupakan alat yang paling utama untuk melakukan proses komunikasi yang efektif dan efisien. Pemilihan bahasa juga ditentukan dari jenis pesan yang akan disampaikan dan juga khalayak yang menjadi target sasaran. Pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dalam sosisalisasi program K3 merupakan sebuah kegiatan komunikasi. Hal ini dikarenakan, adanya tujuan yang ingin dicapai dari adanya kegiatan tersebut. Pencapaian tujuan tersebut pun dilakukan dengan cara pemindahan pesan dari komunikator kepada komunikan yang dalam hal
66
ini adalah KIM sebagai komunikator, dan masyarakat kota Serang yang menjadi audiens pada pementasan KIM sebagai komunikannya. Secara teori, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar pesan yang disampaikan dapat membangkitkan tanggapan yang dikehendaki dari penerima pesan. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Pesan harus
dirancang
dan
disampaikan
sedemikian
rupa,
sehingga dapat menarik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga samasama mengerti. 3. Pesan-pesan harus mambangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok, dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Berdasarkan uraian di atas, kembali Ibu Ika Kartika memberikan keterangan mengenai pengunaan bahasa dalam penyampaian pesan yang digunakan pada pementasan KIM sosialisasi program K3 sebagai berikut :
67
“…dalam pementasan KIM episode sosialisasi K3, bahasa yang kami gunakan disesuaikan dengan khalayak audiens. Selain bahasa verbal, kami juga mensiasatinya dengan menggunakan bahasa non verbal seperti adanya lakon yang kami pikir akan mewakili lakon sebenarnya yang ada di masyakarat. Penyampaiannya kami buat lebih atraktif dan sangat komunikatif agar penonton bisa terlibat didalam pementasan tersebut.”43
Menambahkan penjelasan dari Ibu Ika di atas, kang Somad juga memberikan keterangan sebagai berikut : “…kita sih mentasin ceritanya pake bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti ajalah. Bahasa daerah sunda dan jawa serang juga kita gunakan karena melihat target audiens kita kan berasal dari kecamatan-kecamatan yang ada di kota Serang. Trus, kita juga gunain musik yang dibawakan secara langsung oleh para pemusik buat nambahin keseruan suasana pementasan.”44
Selama penelitian, peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari wawancara dengan informan, namun juga dari hasil dokumentasi pada kegiatan pementasan saat KIM yang diikuti oleh peneliti. Adapun suasana saat pementasan K3 berlangsung dapat dilihat melalui hasil dokumentasi berikut ini :
43
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib. 44 Hasil wawancara dengan Kang Somad selaku pemain lakon pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 20.45 wib.
68
Gambar 4.2 Suasana Pementasan KIM episode K3 (I)
Gambar 4.3 Suasana Pementasan KIM episode K3 (II)
69
4.2.2 Publikasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 Selanjutnya setelah melakukan perencanaan yang matang, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dalam sosialisasi program K3 melakukan tahapan publikasi. Tahapan publikasi ini adalah tahapan dimana segala bentuk perencanaan yang sudah dilakukan, akan disebarkanluaskan informasinya kepada masyakarat khususnya kota Serang demi kelancaran dari kegiatan pementasan KIM. Publikasi yang dilakukan oleh panitia KIM dan Dishubkominfo kota Serang merujuk pada tujuan dari kegiatan pementasan KIM itu sendiri yaitu : 1. Wahana masyarakat untuk memperoleh dan menyalurkan informasi 2. Memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat 3. Dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi masyarakat 4. Mensosialisasikan kebijakan pemerintah khususnya Pemerintah Kota Serang melalui cara yang lebih ringan dan mudah dipahami masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Kabid Kominfo, publikasi pementasan KIM ini dilakukan dengan berbagai cara
70
diantaranya secara langsung maupun memanfaatkan media massa seperti radio, tv lokal maupun media cetak yang dapat mencakup khalayak target sasaran kegiatan ini. Hal ini dijelaskan sebagai berikut : “…publikasi kegiatan ini kami lakukan dengan berbagai cara diantaranya langsung dan dengan bantuan dari media. Publikasi langsung sendiri kami lakukan dengan cara menyebarkan leaflet tentang pementasan KIM beserta TOR (term of reference) kepada kantor kecamatan di kota Serang untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat yang ada dibawah mereka.”45 Berdasarkan hasil wawancara Bapak Kabid Kominfo di atas, dapat diketahui bahwa publikasi kegiatan sosialisasi program k3 pementasan KIM episode K3 ini dilakukan salah satunya dengan cara menyebarkan secara langsung leaflet beserta TOR (Term Of Reference) dari pementasan ini. Adapun dalam publikasi ini, Dishubkominfo dan panitia penyelenggara pementasan KIM episode K3 juga mengirimkan undangan yang ditujukan kepada 6 (enam) kecamatan yang ada di kota Serang serta tembusannya kepada kelurahan yang ada dilingkung masing-masing kecamatan tersebut. Selain kelurahan, pejabat pada tingkat RW dan RT juga mendapat tembusan untuk dapat turut serta hadir dan berpartisipasi mengikuti sosialisasi program K3 pementasan KIM episode K3 ini.
45
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
71
Adapun daftar nama 6 (enam) kecamatan beserta kelurahan yang ada di lingkung wilayah kerja kota Serang yang dibagikan undangan dan sebaran leaflet beserta TOR pementasan KIM episode K3 adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Daftar Kecamatan / Kelurahan di Kota Serang Kecamatan
Cipocok
Curug
Kasemen
Kelurahan 1. Kasemen 1. Curug 1. Karundang 2. Penancangan 3. Banjar Agung 4. Banjarsari 5. Tembong 6. Dalung
2. Tinggar
2. Mesjid Priyayi
3. Kamaninasan 3. Terumbu 4. Cipete
4. Warung Jaud
5. Cilaku
5. Bendung
6. Pancalaksana
6. Banten
7. Sukawana
7. Sawah
8. Sukalaksana
Luhur
9. Curug Manis
8. Kilasah
10.Sukajaya
9. Kasunyatan 10.Masrgaluyu
Serang 1. Cipare 2. Sumur pecung 3. Kota Baru 4. Lopang 5. Cimuncang 6. Unyur 7. Sukawana 8. Lontar baru 9. Kaligandu 10.Trondol 11.Kagungan
Taktakan
Walantaka
1. Taktakan
1. Walantaka
2. Sayar
2. Cigoong
3. Pancur
3. Nyapah
4. Kuranji
4. Pangampelan
5. Kalanganyar 5. Kiara 6. Cilowong
6. Pager agung
7. Panggung
7. Kalodran
Jati
8. Kapuren
8. Drangong
9. Teritih
9. Umbul
10.Pabuaran
tengah
11.Pasuluhan
10.Sepang
12.Tegal Sari
11.Lialang
13.Pipitan
12.Taman baru 14.Lebak wangi
Sebagaimana diuraikan di atas, dalam tahap publikasi ini salah satu media yang dibagikan kepada masyarakat adalah leaflet. Adapun bentuk dari leaflet yang dibagikan dalam rangka publikasi pementasan KIM episode K3 ini dapat dilihat sebagai berikut :
72
Gambar 4.4 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak luar)
Gambar 4.5 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak dalam)
73
Pemerintah kota Serang dalam hal ini Dishubkominfo Kota Serang melalui Bidang Kominfo yang memiliki tupoksi salah satunya adalah diseminasi informasi. Dalam hal penyebarluasan informasi, Dishubkominfo Kota Serang menggunakan berbagai media yang ada, baik itu cetak maupun elektronik. Dishubkominfo Kota Serang mengkomunikasikan kegiatan ini di tingkat Kecamatan dan Kelurahan agar kegiatan ini dapat berhasil dilakukan. Para kepala desa yang ditunjuk untuk dijadikan lokasi pementasan ini diharapkan dapat mengkomunikasikan kegiatan ini kepada para tokoh masyarakat. Kegiatan ini dianggap penting karena masih kurangnya pemahaman warga terhadap pentingnya menjaga K3. Selain melakukan publikasi secara langsung pada pejabat di tingkat kecamatan dan kelurahan di kota Serang, sebagaimana telah disebutkan oleh bapak Kabid Kominfo, publikasi juga dilakukan dengan memanfaatkan media massa yang ada di kota Serang. Hal ini dijelaskan oleh kang Somad sebagai berikut : “…kita memanfaatkan media-media yang ada di kota Serang untuk membantu proses publikasi kita dalam pementasan KIM sosialisasi tentang K3 ini. Media-media tersebut kita ajuin kerjasama karena kegiatan ini merupakan kegiatan pemerintah. Publikasi lewat media ini kita lakuin secara berkala seseuai jadwal pementasan yang akan dilaksanakan.”46
46
Hasil wawancara dengan Kang Somad selaku pemain lakon pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 20.45 wib
74
Berdasarkan keterangan dari transkip wawancara kang Somad di atas, dapat kita ketahui bahwa pementasan KIM tentang sosialiasi K3 ini tidak terjadi hanya 1 (satu) kali. Adanya jadwal berkala ini dilakukan sebagai upaya Dishubkominfo untuk terus memberikan penerangan kepada masyarakat di bidang K3. Hal ini juga dijelaskan oleh Ibu Ika Kartika yang menjelaskan mengenai jadwal berkala dalam pementasan KIM tentang sosialisasi K3 sebagai berikut : “…kegiatan pementasan KIM tentang K3 ini kami lakukan secara berkala. Hal ini dilakukan karena alasan penerangan berkelanjutan kepada masyarakat agar tidak lupa tentang masalah K3. Selain ini, ini juga ditentukan karena faktor kesiapan dari kecamatan yang akan dilaksanakan pementasan KIM yang notabene memberikan waktu yang kesiapan yang berbeda-beda. Secara acuan, pementasan ini kami lakukan dalam kurun waktu 1 bulan sekali.”47
4.2.3 Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang Pementasan KIM merupakan salah satu upaya Dishubkominfo Kota Serang dalam menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah dalam hal ini Pemkot Serang kepada masyarakat luas sehingga terdistribusi dengan baik ke seluruh masyarakat di 6 (enam) kecamatan.
47
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
75
Pementasan KIM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dalam episode sosialisasi program K3. Sebagaimana dijelaskan oleh ibu Ika Kartika terkait pelaksanaan pementasan KIM episode K3 yang pernah berjalan sebagai berikut : “…pementasan yang telah kami laksanakan, Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Staf dishub bidang komunikasi dan informatika yang sudah menyiapkan segala keperluan pelaksanaan baik dari sisi teknis maupun logistic, stand by di lokasi 1 jam sebelum undangan datang. Biasanya kami menyampaikan waktu pelaksanaan pementasan dalam setiap kali tampil itu pada pagi hari jam 10.00 wib. Panitia KIM dan para seniman baik yang memegang lakon maupun bagian musik, hadir bersamaan dilokasi dengan kami staf dishubkominfo.”48
Berdasarkan penjelasan Ibu Ika di atas, pada hari pelaksanaan pementasan KIM episode K3, staf Dishubkominfo beserta panitia KIM dan anggota seniman telah melakukan persiapan segala keperluan baik dari sisi teknis maupun logistik acara. Semua panitia penyelenggara baik itu staf Dishubkominfo, anggota KIM maupun para seniman pun sudah mengatur jadwal kehadiran mereka di lokasi acara maksimal 2 jam sebelum acara dimulai pada pukul 10.00 wib. Panitia yang berhubungan dengan bagian logistik biasanya datang lebih awal karena harus menyiapkan dan mengecek kembali keadaan sound system dan setting panggung dan tempat duduk penonton yang akan digunakan saat pementasan berlangsung. 48
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
76
Selaku Kepala bidang, Bapak Iwan pun menambahkan keterangan Ibu Ika tersebut di atas mengenai pelaksanaan pementasan KIM episode K3 yang pernah dilaksanakan sebagai berikut : “sebelum pementasan dimulai, kami selalu melakukan breefing kepada seluruh panitia terutama pemain lakon. Mengingat jenis pementasan ini adalah pementasan yang membawa sebuah misi khusus yaitu terciptanya masyarakat yang sadar akan K3 (ketertiban, kebersihan dan keindahan) lingkungan, karenanya breefing sebelum acara dimulai kami selalu lakukan sebagai media kebersamaan dan untuk berdoa agar acara yang akan dilaksanakan berjalan lancar. Seluruh panitia pun sudah stand by dengan tugasnya masing-masing.”49
Pada teknis kegiatan pementasan KIM ditekankan pada materi yang akan di sampaikan kepada masyarakat agar masyarakat dapat paham dan mengerti akan arti pentingnya menjaga K3 dilingkungannya, karena semuanya ini telah diatur dalam peraturan daerah. Adapun teknis organisasi kegiatan ini adalah : 1. Pementasan dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali selama 6 (enam) bulan dengan masing-masing mengusung 1 (satu) tema/materi kebijakan 2. Setiap materi dibawakan oleh individu/kelompok dengan cara yang atraktif, efektif,tepat sasaran dan menarik 3. Walikota/wakil walikota/Sekda hadir memberikan sambutan 49
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
77
4. Camat dan Kepala SKPD atau perwakilannya hadir sebagai narasumber 5. Pementasan disaksikan oleh masyarakat dari seluruh kecamatan di Kota Serang yang dikoordinasikan teknisnya oleh pihak kecamatan 6. Pementasan akan dipandu oleh pembawa acara yang memahami materi 7. Pementasan akan dilakukan pada sore-malam hari di tempat umum yang mudah dijangkau masyarakat 8. Selain undangan untuk 100 (seratus) orang masyarakat, khalayak umum juga diperkenankan untuk mengikuti kegiatan 9. Quis di akhir acara yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan, dengan reward yang disesuaikan dengan kondisi 10. Disebarkan pula leaflet terkait materi yang sedang dipentaskan sehingga penonton paham akan lakon yang ditampilkan. Leaflet dicetak 100 eksemplar untuk setiap materi pementasan. Pada tahap ini panitia pelaksanana kegiatan beserta para seniman berdiskusi untuk menentukan rencana materi yang akan dipentaskan. Sebagaimana diuraikan di atas, pada setiap pementasan KIM setidaknya akan hadir pejabat pemerintah kota yang akan memberikan sambutan di awal acara. Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika Dishubkominfo kota Serang, Bapak iwan sebagai berikut :
78
“…selain mengundang camat dan lurah serta masyarakat yang pada hari itu mendapat jadwal untuk sosialisasi, kami juga selalu memberikan undangan atau tembusan kepada pejabat pemerintah walikota/wakil/sekda untuk nantinya memberikan sambutan di awal acara. Hal ini kami lakukan mengingat kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi dari Perda kota Serang No.10 tahun 2010 tentang K3. Oelh karena itu, kehadiran pejabat atau perwakilan dari pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mendukung partisipasi dan kesadaran masyarakat.”50
Adapun susunan acara pada saat pelaksanaan pementasan KIM episode K3 seperti yang telah berlangsung sebelumnya sebagai berikut : 1. Registrasi ulang peserta dan pembagian snack 2. Pembukaan oleh pembawa acara 3. Sambutan oleh pejabat pemerintah kota Serang atau yang mewakilinya 4. Pembagian leaflet cerita yang akan dipentaskan 5. Pementasan KIM episode K3 oleh panitia dan seniman 6. Pembacaan kesimpulan pementasan dan pesan kepada audiens yang hadir 7. Kuis interaktif 8. Doa dan penutup 9. Ramah-tamah 50
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
79
4.2.4 Evaluasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 Tahapan
ini
adalah
tahap
dimana
kegiatan
KIM
yang
mensosialisasikan pentingnya K3 telah selesai dilakukan. Ditahap ini Dishubkominfo Kota Serang melakukan evaluasi yang tujuannya adalah untuk mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dan apa saja item-item yang sudah tercapai yang perlu ditingkatkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Iwan Sunardi sebagai berikut : “…setelah selesai melaksanakan 1 pementasan, kami semua panitia yang terlibat dalam pementasan KIM episode K3 ini melakukan evaluasi bersama untuk melihat kelancaran acara yang sudah dijalankan. Evaluasi ini biasanya kami lakukan pada hari yang sama dengan pementasan atau maksimal 3 hari setelah pementasan dilaksanakan. Di evaluasi ini semua panitia berkewajiban mengutarakan kendala maupun kesannya selama pelaksanaan pementasan berlangsung.”51 Pada pelaksanaan pementasan KIM episode K3 yang sudah pernah dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana walaupun menurut ketua pelaksana kegiatan ini, ada berbagai macam hambatan yang terjadi dilapangan seperti keterbatasan tempat dan anggaran sehingga belum seluruh masyararakat dapat hadir. Namun hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan komunikasi yang intensif dan 51
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
80
adanya kerjasama yang kompak dan saling melengkapi antara panitia, seniman. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ika Kartika sebagai berikut : “…dalam pelaksanaan pementasan KIM episode K3 ini banyak sekali hambatan dan kendala yang kami hadapi. Diantaranya yang paling krusial adalah masalah tempat dan anggaran yang membuat pelaksanaan ini terpaksan harus ditunda tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Akibat masalah ketersediaan tempat dan anggaran yang agak lama cairnya tersebut, kehadiran undangan pun menjadi minim karena pada saat pementasan dilaksanakan umumnya tidak sesuai dengan kesiapan waktu di pihak mereka. Kalau demikian, kami biasanya mengatur jadwal ulang bagi kecamatan atau kelurahan yang tidak bisa hadir pada jadwal pementasan sebelumnya.”52 Selain kendala atau hambatan yang bersifat logistic seperti diuraikan
di
atas,
Kang
Somad
selaku
pemain
lakon
pun
mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi khususnya oleh para pemain lakon selama berjalannya pementasan KIM episode K3 sebagai berikut : “..kendala buat pemain lakon sih umumnya berupa masalah teknis seperti sound system yang tidak berfungsi dengan baik, masalah kostum dan make up. Kendala teknis ini banyak membuat kesulitan pada saat pementasan berlangsung. Alhasil, dialog yang kami mainkan pun menjadi tidak terdengar dan membuat kabur penerimaannya di penonton yang hadir.”53 52
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib. 53 Hasil wawancara dengan Kang Somad selaku pemain lakon pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 20.45 wib
81
Disamping mengevaluasi kendala maupun hambatan yang ditemui pada saat pelaksanaan pementasan KIM episode K3, panitia penyelenggara pun mengevaluasi dari segi ketercapaian tujuan dan dampak yang terjadi di masyarakat setelah mengikuti sosialisasi program K3 ini. Adapun dampak yang dapat dilihat sejauh telah dilaksanakannya pementasan KIM episode K3 ini diungkapkan oleh Ibu Ika Kartika sebagai berikut : “…setelah melaksanakan pementasan KIM episode K3 di beberapa kecamatan dan kelurahan, saat ini kami sudah bisa melihat hasilnya yaitu warga dapat memahami lebih jelas tentang kebijakan dan isi dari Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Selain pemahaman, kami juga sudah bisa melihat adanya penerapan yang dilakukan oleh warga kota Serang dalan rangka pemeliharaan K3.”54
Pementasan KIM episode K3 yang dilakukan seperti semi OVJ (Opera Van Java) membuat masyarakat dapat dengan mudah memahami Peraturan Daerah yang diterapkan melalui sosialisasi. Dengan pementasan KIM episode K3 ini, Dishubkominfo kota Serang melakukan strategi komunikasi dalam mensosialisasikan Perda K3 kepada masyarakat agar lebih mudah dipahami dalam menerima pesan. Adapun penerimaan di masyarakat dapat dilihat dari respon yang ditunjukkan oleh masyarakat baik selama pementasan berlangsung
54
Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIM episode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
82
maupun diluar pementasan, sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Iwan Sunardi berikut ini : “…kami sangat bersyukur sekali karena respon masyarakat terhadap kegiatan pementasan KIM episode K3 ini sangat antusias dan positif. Hal ini bisa kami lihat dari jumlah penonton yang hadir pada setiap pelaksanaan pementasan dan respon masyarakat ketika pementasan berlangsung. Selain itu, respon positif ini juga kami lihat dari keikutsertaan penonton yang hadir pada saat sesi kuis dan pemahaman pesan dari pementasan dengan menceritakan kembali alu cerita pementasan serta makna yang dapat diambil dari pementasan.”55
4.3 Pembahasan Peranan komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang dalam pelaksanaan pementasan KIM di bidang K3 meliputi 4 (empat) program kerja yaitu persiapan untuk melaksanakan Program pementasan KIM, publikasi kepada masyarakat tentang program pementasan KIM dalam bidang K3, pelaksanaan program pementasan KIM dalam bidang K3, evaluasi program pementasan KIM di bidang K3 yang sudah dijalankan. Program kerja ini merupakan rangkaian atau system kegiatan komunikasi yang khas. Oleh karena itu program kerja yang dilakukan harus diperhatikan, karena hasil dari kegiatan Dishubkominfo Kota Serang akan terbentuk dengan sendirinya untuk masyarakat.
55
Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26 September 2014 jam 10.15 wib.
83
Manusia dalam proses menghasilkan pesan melibatkan proses yang berlangsung secara internal dalam diri manusia seperti proses berfikir, pembuatan keputusan, sampai proses menggunakan simbol. Demikian pula dalam proses memahami pesan yang diterima, manusia juga menggunakan proses psikologis seperti berfikir, memahami, menggunakan ingatan jangka pendek dan panjang hingga membuat suatu pemaknaan. Pendekatan psikologi sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia. Proses komunikasi manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia. Dalam penelitian ini, Dishubkominfo kota Serang sebagai petugas yang berkewajiban melaksanakan dan menyelenggarakan tugas pemerintahan yang berhubungan dengan bidang perhubungan, khususnya komunikasi dan informatika melaksanakan program kerja dalam hal sosialisasi peraturan daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 beracuan pada pengetahuan dan program kerja yang telah dijalankan sebelumnya. Bentuk pementasan KIM episode K3 merupakan wujud tindakan proses rekam procedural pengolahan pengetahuan yang dimiliki oleh Dishubkominfo mengenai keadaan masyarakat tentang K3. Dengan beracuan pada pengetahuan dan pengalaman terhadap beberapa kegiatan sosialisasi peraturan daerah yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Dishubkominfo kota Serang, pementasan KIM episode K3 dilaksanakan dengan melewati beberapa tahapan startegi komunikasi yaitu perencanaan, publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini tentunya searah dengan tujuan dari kegiatan sosialisasi tersebut.
84
Menurut teori penyusunan tindakan, secara spesifik pengetahuan prosedural terdiri dari urat syaraf yang berhubungan dengan perilaku, akibat dan situasi. Perilaku, akibat dan situasi yang pernah dialami oleh Dishubkominfo khususnya bidang Komunikasi dan Informatika atas kegiatan sosialisasi yang pernah dilakukan sebelumnya, menjadi kesatuan yang utuh yang tersimpan rapi dalam data pengetahuan Dishubkominfo. Pada titik ini, situasi pengalaman Dishubkominfo dalam melakukan sosialisasi perda sebelumnya memberikan peran penting penyusunan tindakan pada sosialisasi yang akan dijalankan selanjutnya. Setiap tindakan melibatkan tindakan lainnya dalam suatu cara atau cara lainnya. Maka dalam perumusan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo untuk mensosialisasikan pementasan KIM episode K3, tahapan pada setiap strategi yang dilakukan memiliki hubungan yang akan menentukan penyusunan tindakan pada tahapan strategi selanjutnya. Misalnya, tahap perencanaan yaitu membat TOR kegiatan akan menjadi titik tolak dalam melakukan publikasi, perencanaan hingga kegiatan evaluasi nantinya. Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan motivasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dengan cepat. Dalam penyusunan tindakan tentunya memakan waktu dan usaha.
85
Untuk
melakukan
pementasan
KIM
episode
K3
tersebut,
Dishubkominfo kota Serang memiliki tindakan-tindakan yang direncanakan sedemikian rupa agar sosialisasi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Dan tindakan tersebut sebagaimana diperoleh dari hasil temuan dilapangan, kegiatan sosialisasi pementasan KIM episode K3 ini memakan waktu rentan waktu hampir 2 (dua) tahun. Usaha yang dilakukan pun berkelanjutan terus menerus tidak berhenti pada satu masa kegiatan saja.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan Pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) episode K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang merupakan sebuah bentuk dari sosialisasi Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan) di lingkungan masyarakat kota Serang. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 berupa pementasan KIM episode K3 yang diperoleh berdasarkan hasil temuan dilapangan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, meliputi penentuan tujuan, pembuatan naskah atau ide cerita, penentuan lakon pemain, pembuatan anggaran biaya, jadwal pementasan dan penggunaan bahasa dalam pementasan yang secara lengkap dituangkan dalam Term Of Reference (TOR) pementasan “Bobodoran Kampung Madani” episode sosialisasi (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan).
88
program
K3
89
2. Publikasi yang dilakukan oleh KIM Dishubkominfo kota Serang sosialisasi program K3 utamanya dilakukan secara langsung yaitu dengan menyebarkan surat undangan, Term Of Reference (TOR) berikut leaflet pementasan kepada semua kantor kecamatan dan kelurahan yang ada di kota Serang. Selain itu, untuk mendukung publikasi langsung, panitia penyelenggara juga mempublikasikan pementasan KIM episode K3 ini melalui kerjasama dengan media massa seperti radio, tv lokal dan Koran (media cetak). 3. Pelaksanaan pementasan KIM yaitu dengan menjalankan naskah cerita yang sudah disusun sesuai dengan lakon pemain yang sudah ditentukan. Jadwal pelaksanaan pementasan KIM ini dilakukan 1 (satu) bulan sekali dari tahun 2012 sampai dengan 2014 saat ini. Panitia yang telah dibentuk stand by pada tugasnya masing-masing 1 jam sebelum acara dimulai. Untuk memupuk kebersamaan diantara panitia pada kegiatan tersebut, selalu dilakukan breefing di awal acara sekaligus doa bersama agar kegiatan berjalan lancar. 4. Evaluasi yang dilakukan KIM Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi pementasan KIM episode K3 diantaranya dengan melihat hambatan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan pementasan KIM episode K3 ini berlangsung. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi seperti
keterbatasan
tempat
pementasan
dan
anggaran,
panitia
penyelenggara biasanya membuat jadwal ulang bagi kecamatan atau kelurahan yang terkena kendala tersebut. Selain itu, kendala yang bersifat
90
teknis pun sering dihadapi terutama oleh para pemain lakon dan pemusik. Solusinya adalah mengecek ulang kesiapan semua peralatan dan perlengkapan yang akan dipakai saat pementasan untuk meminimalisir terjadinya gangguan teknis.
5.2 Saran Berdasarkan penelitian dilapangan dan hasil kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, maka peneliti dapat memberikan saran dalam peneltian ini diantaranya : 1. Persiapan yang dilakukan dalam pementasan KIM episode K3 ini hendaknya dapat lebih dirumuskan dengan teliti dan cermat kembali untuk kepentingan program selanjutnya. 2. Publikasi yang dilakukan secara langsung pada kegiatan pementasan ini sudah sangat baik dan perlu ditingkatkan kembali intensitas serta bentuk publikasinya agar lebih menggugah minat masyakarat untuk menghadiri kegiatan tersebut. 3. Pelaksanaan pementasan KIM dalam sosialisasi program K3 yang dilakukan sudah baik dan perlu dilakukan peningkatan misalnya dalam segi durasi pementasan maupun inovasi pada lakon lainnya yang belum pernah ditampilkan. Pengecekan terhadap hal-hal yang bersifat teknis juga harus lebih diperhatikan untuk meminimalisir gangguan saat pementasan berlangsung.
91
4. Evaluasi hendaknya tidak hanya dilakukan pada saat setelah pementasan selesai dilaksanakan. Namun harus diadakan evaluasi secara berkala dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan pementasan agar meminimalisir dan mencegah adanya hambatan fatal yang dapat merusak jalannya kegiatan pementasan KIM episode K3.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, 2005. Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia. Edisi 1 Cetakan ke 4. Jakarta : Bumi Aksara Ardianto, Drs. Elvinaro, M.Si dan Bambang Q-Anees, M.Ag. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: ARMICO. Applbaum, Ronald L.dan Karl W.E. Anatol. 1974. Strategy for Persuasive Communication, Columbia, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company Bandura, Albert. 1963. Social Learning and personality development. New York : Internet Archive Bekker, Anton. 1996. Metode Filsafat. Jakarta : Ghalia Indonesia. Catanese & Snider,1988. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga. Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. _____________________2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Emzir. 2010. Analisis Data Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers. Hendropuspito, 1989. Sosiologi Sistematis. Yogyakarta : Kanisius Iriantara, Yosal. 2007. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Littlejohn, Stephen W. 1989. Theories of Human Communication. 3rd ed. Belmont. CA : Wadsworth.
92
Hunger, David dan Thomas Wheelen, 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Andi Offset Malik, Djamaluddin dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Margono, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. ______________. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Gramedia ______________. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Muhammad. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Nasrudin, Achmad P, S.IP., M.Si. 2011. Kapita Selekta Komunikasi. Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya _______________2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Soekanto, Soerjono. 2006. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafmdo.Persada. Sutaryo, 2005. Dasar-dasar sosialisasi. Jakarta : Rajawali Press Terry, George R. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta; Bumi Aksara.
93
Widjaja, 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta Winardi. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : PT. Grafindo Persada Wiryanto. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo.
94
Sumber lainnya : Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 (Ketertiban, kebersihan dan keindahan) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. 2012. Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Serang : Dishubkominfo kota Serang. Dewi, Refi Silfiana. 2012. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan (K-3) Pada Pasal 29d (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang). Skripsi. Serang : FISIP Untirta. Larasati, Maria Candraning Lintang. 2011. Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Program Kemitraan kepada Publik Eksternal PT. Telkom Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : FISIP Universitas Atmajaya. Oktavieni, Mita. 2010. Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di bidang Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi Humas PT.KIEC sebagai bagian dari program Corporate Sosial Responsibilty). Skripsi. Serang : FISIP Untirta
95
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Perencanaan 1. Apa latar belakang dari kegiatan pementasan KIM episode K3 ini? 2. Siapa saja yang terlibat menjadi penyelanggara didalamnya? 3. Apa saja yang dilakukan oleh penyelenggara khususnya Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan kegiatan pementasan KIM episode K3 ini?
B. Publikasi 1. Seperti apa publikasi dalam kegiatan ini? 2. Siapa yang bertanggung jawab melakukan publikasi? 3. Berapa lama waktu publikasi dilakukan?
C. Pelaksanaan 1. Bagaimana proses pelaksanaan pementasan KIM episode K3? 2. Seperti apa pembagian tugas dalam panitia atau penyelenggara pada waktu pelaksanaan pementasan berlangsung? 3. Bagaimana pengaturan audiens pada waktu pelaksanaan pementasan?
D. Evaluasi 1. Apa saja hambatan dan kendala sebelum, selama dan sesudah kegiatan berlangsung dilaksanakan? 2. Bagaimana solusi untuk meminimalisir kendala tersebut untuk pelaksanaan selanjutnya? 3. Bagaimana respon dan dampak di masyarakat terhadap adanya kegiatan sosialisasi pementasan KIM episode K3?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Rully Budiawan
Nama panggilan
: Rully
Tempat & Tanggal Lahir
: Rangkasbitung, 26 Maret 1991
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Komplek Untirta Permai Blok C3 No.8 Rt.02/07 Serang
RIWAYAT PENDIDIKAN -
SD NEGERI PENANCANGAN 2, 2003
-
SMP NEGERI 4 SERANG, 2006
-
SMA NEGERI 1 CIRUAS, 2009
-
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA-ILMU KOMUNIKASI, 2014