PERANAN KARANG TARUNA PUTU DJENGGOT DALAM PENINGKATAN TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DI DESA JRAHI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL KABUPATEN PATI JAWA TENGAH
Yuni Lestari
[email protected]
ABSTRACT Yuni Lestari. 2016. The Implementation of Putu Djenggot’s Youth Organization to Increasing Tolerance Among the Religious in the Jrahi Sub-village, Gunungwungkal Village, District of Pati, Central Java. Undergraduate Thesis. Dharmaduta Major. Sriwijaya Government Buddhist College Tangerang-Banten. Advisor I Sapardi, S.Ag., M.Hum. and Advisor II Sabar Sukarno, S.Ag., M.Pd.B., M.M. Keyword: Youth Organization (karang taruna), tolerance The issues raised in this research are a lot of people who unrealized about tolerance signification among us. Belief become the most important issues. Wedding with different religion case need a decision to deciding the best way, both of them should be give away each other to be peace with no bring out other problem. The youths in Jrahi village, especially RW04 initiative to creating a creativity to build an organization named Putu Djenggot. The members could adjusting vision and mission in agreed together to create cooperation with tolerance within. The purpose of this research are to perceiving and describing all of Putu Djenggot’s Youth Organization (karang taruna) activities in related with each other tolerance in Jrahi Villages in Gunungwungkal District of Pati Central Java. To reach the purposes in this research, descriptive cualitative method by fenomenology approach used by writer. Data analysed by cualitative text which is collecting, writing, presenting and concluding data. Based on result, the writer is resuming about the roles of Putu Djenggot of youth organization to increasing each other grounded inter religion tolerance in Jrahi Village, sub-district of Gunungwungkal, district of Pati, Central Java Province will become better. All activities done, It’s implemented by society of Jrahi Village with supported by Putu Djenggot’s youth organization. Finally, the writer suggest for youth and organization still keep on spirit go through all activities. If any problem arisen, could be finished with win-win solution with no other compulsion in each other, so we have a good relationship and harmonic.
1
Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang majemuk dan memiliki beragam suku, ras, dan agama. Keanekaragaman budaya menjadikan negara Indonesia sangat kaya akan budayanya. Indonesia juga memiliki keberagaman dalam hal agama yaitu Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghuchu. Keanekaragaman agama dapat di generalisasikan melalui sila pertama yang terdapat dalam Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan berpegang teguh dengan sila pertama, maka tidak akan ada suatu hal yang dapat menjadi masalah bagi keanekaragaman agama yang ada di Indonesia. Masalah mengenai kehidupan beragama yang ada dimasyarakat sangat banyak, sehingga mereka dituntut untuk tetap bijak dalam menghadapinya. Apabila seseorang tidak mengendalikan emosinya dengan baik maka akan berpengaruh bagi kehidupan disekelilingnya yang menjadi objek dari pelampiasan emosinya. Hal ini adalah salah satu cerminan sikap yang kurang baik karena seseorang sangat kurang dalam sikap menghargai antar sesama. Sikap menghargai haruslah dikembangkan agar masyarakat hidup aman sejahtera. Permasalahan yang ada di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Jawa Tengah adalah masih kurangnya sikap saling menghargai antar keyakinan serta adanya proses perpindahan keyakinan seseorang. Banyak sebab yang melatarbelakangi permasalahan ini, yaitu setiap pribadi atau individu kurang peduli dengan sikap toleransi. Pernikahan yang berbeda keyakinan dapat menimbulkan kesalahpahaman antar individu dengan keluarganya, melaui hal inilah biasanya terjadi konflik yang menyangkutkan agama. Sikap orangtua yang kurang peduli bagaimana keadaan anaknya ketika bergaul diluar rumah, sehingga
2
banyak dari mereka yang berpindah agama karena kurangnya pengertian dan pengawasan dari orangtuanya. Karang taruna merupakan salah satu organisasi pemuda yang merupakan wadah untuk membina generasi muda khususnya di pedesaan. Dalam bidang kesejahteraan sosial, karang taruna sebagai organisasi sosial masyarakat di pedesaan akan ditingkatkan fungsi dan perannya agar dapat menghimpun menggerakkan dan menyalurkan peran serta generasi muda dalam pembangunan. Selain mewujudkan kesejahteraan sosial di desa atau kelurahan, karang taruna berfungsi mengembangkan potensi kreatifitas generasi muda agar secara terarah, generasi muda di pedesaan membina dirinya sebagai pendukung pembangunan pedesaan. Pengertian karang taruna menurut Departemen Sosial RI Dirjen Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, Pedoman Pembinaan Program dan KarangTaruna ( Jakarta, 1979: 12) adalah “Karang taruna merupakan wadah pembinaan generasi muda yang berada di Desa/Kelurahan dalam bidan usaha kesejahteraan sosial. Sebagai wadah pembinaan karang taruna memiliki beberapa program yang harus dilaksanakan dan melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di Desa/Kelurahan yang bersangkutan. Sebagai lembaga/organisasi yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial dan berfungsi sebagai subyek. Karang taruna sedapat mungkin mampu menunjukkan fungsi dan perannya secara optimal.” (file:///F:/PERMENSOS 77 HUK 2010 Tentang Pedoman Dasar Karang
Taruna.pdf) Dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi, kelompok tersebut tentunya memiliki tujuan yang nyata dan spesifik. Suatu organisasi memiliki
3
seperangkat aturan formal, dan secara relatif. Biasanya suatu organisasi memiliki aturan serta memiliki struktur, kekuasaan, peran dan tanggung jawab yang bebas dari karakteristik personal/individu tertentu. Apabila dalam satu organisasi terdapat individu yang mendominasi atau sangat berpengaruh didalamnya, maka itu bukanlah organisasi yang sehat Hasan Alwi (2008: 1478) mendefinisikan toleransi atau toleran
adalah
bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Pengertian toleransi antarumat beragama yaitu meyakini bahwa agamaku adalah agamaku dan agamamu adalah agamamu. Dengan kata lain toleransi beragama adalah saling respect atau menghargai agama orang lain dan tidak boleh memaksakan orang lain untuk menganut agama kita. Hal yang terpenting adalah kita tidak boleh menjelekkan atau mencela agama orang lain dengan alasan apapun karena sejatinya kita adalah sama-sama manusia. Masyarakat adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk berdasarkan tatanan sosial tertentu. Dalam kepustakaan ilmu sosial dikenal tiga bentuk masyarakat, yaitu: 1) masyarakat homogen; 2) masyarakat majemuk; 3) masyarakat heterogen. Masyarakat homogen ditandai oleh adanya ciri-ciri yang anggotanya tergolong alam satu asal suku bangsa dengan satu kebudayaan yang digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masyarakat majemuk terdiri atas sejumlah suku bangsa yang merupakan bagian dari bangsa itu, seperti masyarakat Indonesia sendiri. Masyarakat heterogen adalah
4
masyarakat yang bermacam-macam susunannnya telah diatur oleh pemerintah nasional. Pengertian toleransi antarumat beragama yaitu meyakini bahwa agamaku adalah agamaku dan agamamu adalah agamamu. Dengan kata lain toleransi beragama adalah saling respect atau menghargai agama orang lain dan tidak boleh memaksakan orang lain untuk menganut agama kita. Hal yang terpenting adalah kita tidak boleh menjelekkan atau mencela agama orang lain dengan alasan apapun karena sejatinya kita adalah sama-sama manusia. Sikap toleransi secara umum dan universal dalam agama Islam diungkapkan didalam Alquran. Universal dalam islam dapat dibuktikan dari segi agama. Ajaran Islam menunjukkan universal dengan doktrin monoteisme. Selain itu, setiap manusia tanpa perbedaan diminta untuk bersama-sama menerima pandangan yang sederhana dan termasuk dalam masyarakat yang homogen hanya dengan tindakan mudah yakni membaca kalimat syahadat. Jika tidak ingin masuk Islam, tidak ada paksaan dan di kalangan sosial tetap diterima dan menikmati segala macam hak kecuali jika merugikan umat Islam. Toleransi dalam agama Katolik maupun Protestan menunjukkan tujuan yang sama yakni ajaran tentang cinta kasih yang sangat besar bagi semua makhluk. Dengan menjalankan perintah Tuhan, maka ia dapat hidup bahagia sesuai dengan kehendaknya. Tuhan Yesus adalah anak dari Bunda Maria, mereka telah diagungkan jutaan umat kristiani karena kasih sayangnya. Siapapun yang berdoa kepadaNya serta menjalankan perintah Tuhan, maka ia akan mendapat wahyu atau pertolongan dari Tuhan.
5
Para umat Kristiani yang menjalankan perintah Tuhan, maka ia secara tidak langsung telah bertoleransi terhadap sesama. Karena dengan hal baik tersebut telah mencerminkan sifat serta sikap baik dari seseorang. Jadi pada dasarnya umat Kristiani menghargai serta menghormati sesamanya dengan sifat cinta kasih yang telah dicontohkan oleh Tuhan. Toleransi dalam agama Hindu adalah pemeluk agama Hindu tidak pernah menyatakan agamanya sebagai agama yang terbaik. Menyatakan Hindu sebagai "agama terbaik" terkesan sebagai suatu kesombongan. Agama melarang kesombongan, karena kesombongan hanya akan menghancurkan diri sendiri. Agama Hindu bukanlah agama dogmatik. Agama Hindu adalah agama yang terbuka, artinya keyakinan-keyakinan Hindu dapat ditafsirkan sesuai dengan semangat jaman. Agama-agama yang dogmatik sangat menekankan kepada "iman" yang bersifat dogma, yang harus percayai begitu saja, sekalipun tidak dapat dipahami dengan akal. Toleransi dalam agama Buddha ditunjukkan dalam melalui contoh pandangan dari Sang Buddha tentang toleransi beragama, Raja Asoka membuat dekrit di batu cadas gunung yang terkenal dengan Prasasti Batu Kalingga No.XXII Raja Asoka hingga kini masih dapat dibaca yang berbunyi : “Janganlah kita menghormat agama kita sendiri dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya agama orang lain hendaknya dihormat atas dasar tertentu. Dengan berbuat begini kita membantu agama kita sendiri untuk berkembang disamping menguntungkan pula agama lain. Dengan berbuat sebaliknya kita merugikan agama kita sendiri disamping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormat agama sendiri dengan mencela agama
6
lain semata-mata karena dorongan rasa bakti kepada agamanya dengan berpikir ‘ bagaimana aku apat memuliakan agamaku sendiri ‘ maka dengan berbuat demikian ia malah amat merugikan agamanya sendiri. Oleh karena itu toleransi dan kerukunanberagamalah yang dianjurkan dengan pengertian, bahwa semua orang selain mendengarkan ajaran agamanya sendiri juga bersedia untuk mendengarkan ajaran agama yang dianut orang lain” (Dhammika, 2006)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap orang hendaknya menghormati agama orang lain. Agama, ideologi, dan politik menjadi pilar penyangga bangunan bangsa dan negara Indonesia. Melalui pilar penyangga bangsa Indonesia dapat disesuaikan dengan Dekrit Asoka agar ketiga hal itu tidak menimbulkan konflik antar agama maupun masyarakat. Terkadang agama, ideologi dan politik dijadikan satu alasan untuk menggunakannya demi mendapat suatu keuntungan. Sikap Toleransi dalam agama Buddha terhadap kepercayaan lain yaitu terdapat dalam Upali Sutta, Majjhima Nikaya 3.56 (Anggawati dan Cintiawati, 2006:1004) Buddha menyarankan kepada perumah tangga Upali agar jangan tergesa-gesa
dalam
mengambil
keputusan
untuk
berpindah
keyakinan.
“Selidikilah dengan seksama perumah tangga. Sungguh bagus bila orang-orang terkenal
seperti
engkau
menyelidiki
dengan
seksama”.
Saran
tersebut
menunjukkan bahwa mereka yang memeluk agama Buddha harus tetap menghargai agama lain. Umat Buddha tidak merasa keberatan dengan adanya agama lain yang memberi jalan untuk menyelamatkan kehidupan dan dapat mengakhiri penderitaan manusia
7
Percakapan Buddha dalam Upali Sutta menggambarkan apapun perbedaan yang ada pada setiap orang masing-masing harus belajar membuka dir, menerima sebagaimanana ia ada, tidak menutup diri bagi dan dalam kelompok sendiri. Tetapi dengan penuh ketegasan mengakui bahwa sumber-sumber karunia yang ada adalah milik bersama. Oleh sebab itu, perlu saling membagi, saling memperhatikan, dan saling menerima serta melengkapi.
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Peneliti mencatat berbagai macam hal yang berhubungan dengan peran penyuluh agama Buddha. Penelitian dilakukan di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Jawa Tengah pada bulan Januari 2015 sampai dengan Juli 2016. Subjek penelitian ini pengurus dan anggota Karang Taruna Putu Djenggot serta warga desa. Objek penelitian adalah peranan, dampak dan karakteristik Karang taruna Putu Djenggot Desa Jrahi RW 04. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nontes, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara mengamati segala aktivitas karang taruna Putu Djenggot dan masyarakat desa Jrahi, kemudian peneliti membuat catatan sebagai hasil dari observasi tersebut. Wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada pengurus dan anggota karang taruna Putu Djenggot serta warga desa Jrahi berdasarkan pedoman wawancara. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai macam dokumen berupa rekaman suara, transkrip wawancara, struktur organisasi, daftar nama kegiatan dan anggota karang taruna serta foto.
8
Teknik keabsahan data dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 366), meliputi credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Teknik analisis tersebut terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan atau pengujian kesimpulan.
Pembahasan Kepengurusan
organisasi
Karang
Taruna
Putu
Djenggot
seperti
kepengurusan pada umumnya yang terdiri dari beberapa anggota berbeda keyakinan. Saat ini karang taruna Putu Djenggot mulai kurang aktif tetapi dalam kegiatan HUT RI maupun sedekah bumi mereka tetap berpartisipasi dan berkontribusi mengisi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan yang masih rutin dilakukan adalah kerja bakti sebulan dua kali, namun karena sekarang kurang aktif dan anggotanya sudah jarang yang tampak seperti pergi merantau, sekolah diluar kota, dan bekerja maka tidak dapat lagi berkumpul bersama. Mereka hanya bisa berkumpul hanya pada saat HUT RI dan sedekah bumi saja. Ikon wisata dari desa Jrahi adalah Air terjun, Embung Mini, dan Vihara Saddhagiri. Vihara Saddhagiri menjadi salah satu ikon karena letak yang strategis dengan pemandangan diatas jalan yang agak berbukit dan memiliki 17 (tujuh belas) anak tangga menjadi seni tersendiri bagi Vihara. Wisatawan yang masuk tidak dibedakan antar satu dengan yang lainnya karena sikap yang toleran sangat diutamakan untuk membentuk adanya kepercayaan dalam menjalin hubungan dengan wisatawan. Embung Mini Jrahi adalah sebuah embung (tempat air) yang sangat
luas.
Embung
Mini
dibangun
9
atas
kerjasama
dengan
PHBM
(Pemberdayaan Bersama Hutan Desa) atau yang lebih dikenal dengan sebutan HutBun. Tujuan dari pembuatan Embung Mini ini adalah untuk pemberdayaan masyarakat. Fungsinya untuk pengairan tanaman pangan seperti Duren. Masyarakat menerima bibit Duren dari pihak pemberdaya yaitu Obor Tani dan akan didampingi selama 2,5 tahun. Air terjun (grenjengan sewu) desa Jrahi adalah tujuan wisata utama yang menarik para pengunjung. Pengelolaan Air Terjun dari pemerintah daerah masih sangat pasif, namun jalan menuju Air Terjun sudah lumayan baik walaupun belum ada pembangunan jalan. Air terjun masih memiliki beberapa problem yang mengganggu. Organisasi karang taruna merupakan suatu wadah pembinaan generasi muda yang berada di desa atau kelurahan. Karang taruna bergerak dalam bidang usaha kesejahteraan sosial. Karang taruna memiliki visi dan misi dalam beraktivitas dan berorganisasi. Semua aktivitas yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan desa yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan potensi yang dimilki desa. Karang taruna memiliki tanggung jawab yang harus dipikul bersama dengan semua warga masyarakat desa. Karang taruna hendaknya mampu menunjukkan fungsi dan perannya secara optimal didalam masyarakat. Mengingat sebagaimana pembentukan karang taruna di desa Jrahi sangat susah, maka mereka harus benar-benar bekerja demi membantu masyarakat dan demi kemajuan desanya. Karakteristik Karang Taruna Putu Djenggot dalam peningkatan toleransi antarumat beragama adalah melalui kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu dengan mengedepankan sikap toleransi yang tercermin melalui hari besar agamaagama. Apabila dimintai bantuan oleh pihak yang terlibat dalam acara hari besar
10
agama tersebut maka mereka tidak akan segan dalam membantu. Selain itu demi sikap toleransi yang dibangun dengan masyarakat desa Jrahi khususnya RW 04 maka mereka mengusung tiga ikon pariwisata menjadi lebih terkenal yaitu Air Terjun, Embung Mini, dan Vihara Saddhagiri Jrahi. Toleransi yaitu sikap saling menghormati dan sikap saling menghargai kebiasaan, karakter, watak/tabiat orang lain dan tidak akan menyinggung perasaan orang lain. Menghargai dan menghormati segala sesuatu dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi dalam karang taruna Putu Djenggot ditunjukikan melalui kegiatan yang ada. Kegiatan dalam rapat anggota, kegiatan kerja bakti, bersih desa, bersih jalan, bersih makam, perayaan tujuh belas agustus /hari kemerdekaan RI) gotong royong membantu warga, serta berpartisipasi dalam perayaan hari besar agama-agama. Dalam pelaksanan kegiatan tak lepas dari faktor pendukung serta faktor penghambat. Faktor Pendukung yaitu adanya SDM (Sumber Daya Manusia) lulusan sarjan yang menjadi pengurus dan anggota karang taruna Putu Djenggot, adanya dukungan dari masyarakat, masih adanya motivasi untuk mengembangkan organisasi karang taruna Putu Djenggot. Faktor Penghambat yaitu kurangnya SDM yang berkompeten, faktor ekonomi anggota maupun keuangan/pendanaan organisasi, kurangnya sikap peduli dan tanggung jawab, masih kurang terbuka dalam koordinasi bersama masyarakat, serta fasilitas yang kurang memadai demi menunjang kegiatan yang telah diprogramkan/direncanakan. Dengan adanya faktor penghambat tersebut maka langkah yang dilakukan pengurus Karang Taruna Putu Djenggot desa Jrahi yaitu dengan melakukan rapat rutin walaupun hanya sebulan sekali. Di dalam rapat akan dikondisikan semua
11
anggota dapat mengeluarkan hak suara atau pendapat mengenai hal yang akan dibahas.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang peranan Karang Taruna Putu Djenggot dalam peningkatan toleransi antarumat beragama di Desa Jrahi, maka dapat disimpulkan bahwa peranan yang dilakukan oleh Karang Taruna Putu Djenggot dalam meningkatkan sikap toleransi adalah kepada seluruh anggotanya dan kepada seluruh masyarakat desa Jrahi RW 04. Hal ini terbukti dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan, antara lain: rapat organisasi Karang Taruna Putu Djenggot, kerja bakti, bersih desa (bersih jalanan dan makam), sinoman (membantu orang hajatan), sedekah bumi, perayaan hari kemerdekaan, membantu perangkat desa dalam mensosialisasikan kegiatan yang akan berlangsung dan berpartisipasi dalam hari besar agama-agama (Islam, Buddha, Kristen). Dampak kegiatan Karang Taruna Putu Djenggot bagi masyarakat desa Jrahi sangat positif. Ungkapan dukungan dari para masyrakatpun mengalir karena hal tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat maupun anggotanya sendiri. Selama mereka bersumbangsih dalam kegiatan desa, banyak sekali perubahan dalam berbagai bidang. Perekonomian warga menjadi lebih baik berkat adanya pengelolaan pariwisata, akses jalan menuju tempat pariwisata telah diperbaiki dan diberi penunjuk jalan, pengelolaan media sosial dari para anggota yang sering memperlihatkan keindahan desa Jrahi membuat wisatawan lokal menjadi tertarik untuk datang.
12
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti mengenai Peran Karang Taruna Putu Djenggot Dalam Peningkatan Toleransi Antarumat Beragama di Desa Jrahi, ada beberapa saran yang diharap dapat membangun yaitu kepada pemerintah desa Jrahi, hendaknya mendukung Karang Taruna Putu Djenggot dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat memperlancar jalannya kegiatan dengan memberikan bantuan dana. Kepada pengurus dan anggota Karang Taruna yaitu pengurus tetap berusaha memajukan oranisasi Karang Tarua Putu Djenggot agar semakin lebih baik dengan mengadakan program yang sesuai dengan keadaan desa serta mempertahankan solidaritas antar anggota Karang Taruna maupun hubungan dengan masyarakat desa Jrahi. Kepada seluruh masyarakat desa Jrahi semestinya selalu mendukung serta memotivasi para anggota yang tergabung dalam Karang Taruna khususnya Karang Taruna Putu Djenggot. Senantiasa bekerja sama dalam memajukan perkembangan dan kemajuan desa serta bersama-sama membangun sikap toleransi dan kegotongroyongan dalam membangun suasana desa yang aman, damai, harmonis dan sejahtera. Tokoh-tokoh keagamaan dapat memberikan teladan yang baik maupun nasehat kepada para masyarakat secara umumnya dan kepada anggota yang tergabung dalam Karang Taruna Putu Djenggot pada khususnya.
Teladan
ataupun
nasehat
tersebut
bertujuan
untuk
selalu
mengedepankan sikap toleransi yang terjalin selama ini agar tetap terjaga dengan baik.
13
Daftar Pustaka Departemen Sosial RI Dirjen Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial. 1979. Pedoman Pembinaan Program Karang Taruna. Jakarta. Dhammika. S. 2006. Seri Literatur dan Wacana Buddhis Maklumat Raja Asoka. Yogyakarta: Vidyasena Production. Huston Smith. 2001. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Jufri, Salim Segaf Al. 2010. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia, (Online), (file:///F:/PERMENSOS 77 HUK 2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.pdf), diakses 11 Maret 2015). Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nanamoli dan Bodhi. 2006. Majjhima Nikaya III. Klaten: Vihara Bodhivamsa. Sapardi. 2006. Kebebasan Dalam pandangan Buddhisme. Jakarta: CV. Yanwreko Wahana Karya. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA. Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
14