ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
PERANAN INTERAKSI SOSIAL TEKNOLOGI DI PUBLIK SEKTOR PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN Muhamad Son Muarie DIII Teknik informatika Politeknik Sekayu Palembang
[email protected]
ABSTRAK Dengan berkembangnya zaman teknologi dan informasi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semua teknologi di dunia ini kini hampir semuanya digital. Sektor publik dapat memperoleh manfaat dari kemampuan teknologi media sosial karena tingginya jumlah sumber data yang tersedia dari interaksi dengan warga, bisnis, dan publik lainnya. Sosial teknologi adalah media online dimana para penggunanya bisa dengan berpatisipasi berbagi dan menciptakan isi dan dunia media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0 memungkinkan penciptaan dan pertukaran user generated content. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook dan Twitter. E –government dapat diartikan secara beragam karena pada dasarnya e- government dapat menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk dan ruang lingkup. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sosial teknologi Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin dan untuk mengetahui hubungan timbal balik antara sosial teknologi pemerintahan dengan masyarakat. Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial teknologi Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin adalah Transparasi, Partisipasi dan Kolaborasi. Kata Kunci : sosial teknologi, Facebook, Twitter, E – government 1.
PENDAHULUAN
(shared goals) dari sejumlah komunitas yang
Dengan berkembangnya zaman teknologi
berkepentingan.
Oleh
karena
itu,
visi
yang
dan informasi juga mengalami kemajuan yang
dicanangkan harus pula mencerminkan visi bersama
sangat pesat. Semua teknologi di dunia ini kini
dari para stakeholder yang ada.
hampir semuanya digital. Akibat dari perkembangan
Globalisasi merupakan sebuah fenomena
teknologi komunikasi yang semakin canggih, maka
dimana negara – negara di dunia secara lagsung
lahirlah suatu bentuk komunikasi yang baru,
maupun
sehingga terbentuklah CMC (Computer Mediated
kejadian sebuah interaksi antar masyarakat yang
Comunnication)
jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
yang
mempelajari
bagaimana
tingkah laku manusia dibentuk dan dipengaruhi oleh teknologi internet. pada
langsung
mengharapkan
suatu
saat – saat sebelumnya [1]. E – government bukanlah lagi merupakan
E – government dapat diartikan secara beragam karena
tidak
dasarnya
dapat
keberadaanya telah nyata terlihat di tengah – tengah
menampakkan dirinya dalam berbagai suatu bentuk
globalisasi dunia saat ini. Bukanlah merupakan suatu
atau ruang lingkup. Oleh karena itu, adalah
hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa akan
merupakan keharusan untuk mendefinisikan secara
diterapkannya konsep tersebut oleh pemerintah,
jelas visi dari pengembangan E – government
beberapa negara telah berhasil meningkatkan
tersebut. Jiwa e-government sebenarnya adalah
kualitas kehidupan masyarakatnya. Untuk dapat
kegiatan
penyelenggaraan
memulai E – government tentu saja tidak bisa
pemerintahan yang sesuai dengan obyektif bersama
menunggu hingga seluruh masyarakat. Dengan
penciptaan
e-
government
sebuah teori atau konsep mimpi belaka, karena
suasana
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 31
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
perencanaan yang matang, pemerintah setiap negara
menawarkan jaringan
seyogyanya
sehingga memungkinkan penggunanya
telah
mulai
memikirkan
inisiatif
sosial berupa mikroblog untuk
pelaksanaan E – government dari mulai tahapan
mengirim dan membaca pesan yang disebut
yang sesederhana sekalipun. Karena bagaimanapun,
kicauan(tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga
penerapan e-government akan dapat membantu
140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil
pemerintah dalam meningkatkan kinerja pelayanan
pengguna. Kicauan bisa dilihat secara bebas, namun
kepada masyarakat .
pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat
2.
PERANAN SOSIAL TEKNOLOGI DI
melihat kicauan Peneliti lain yang dikenal dengan
PUBLIK SEKTOR
sebutan pengikut atau followers.
Sosial Teknologi adalah sebuah media online, dengan
para
pengggunanya
bisa
dengan
Sosial media memberikan peluang masuk komunitas
yang
telah
ada
sebelumnya
dan
berpatisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi
memberikan kesempatan mendapatkan feedback
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
secara langsung. Media sosial memiliki kelebihan
[2] mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
untuk bookmarking , content dan sharing, dan
kelompok
creating opinion. Untuk jenis sosial media seperti
aplikasi
berbasis
internet
yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi web
Path
dapat
menciptakan
serta
menggerakan
2.0 dan yang memungkinkah penciptaan dan
komunitas, mengendalikan traffic website. Bisa
pertukaran user-generated content”.
digunakan untuk menguji reaksi pasar.
Media sosial terdiri dari aktivitas yang
Media sosial memfasilitasi jaringan sosial
melibatkan sosialisasi dan jaringan online yang
atau hubungan sosial antara orang-orang yang
menggunakan kata – kata, gambar dan video. Media
memiliki ketertarikan serta aktivitas dunia nyata
sosial
yang
menegaskan
kembali
bagaimana
kita
sama.
Keberadaan
media
sosial
ini
berhubungan satu sama lain sebagai manusia dan
memudahkan kita untuk berinteraksi serta mendapat
bagaimana kita sebagai manusia berhubungan
informasi dengan mudah dengan orang-orang dari
dengan organisasi yang melayani kita. Ini semua
seluruh
tentang dialog – diskusi dua arah yang membawa
informasi dapat berlangsung secara cepat.Seperti
orang bersama – sama menemukan dan membagikan
pada media sosial path, dengan biaya yang lebih
informasi [3].
murah dapat berinteraksi online di bandingkan
belahan dunia.Selain
itu,
penyebaran
Facebook merupakan salah satu layanan
menggunakan telepon. Sebenarnya tidak ada definisi
jaringan sosial internet yang gratis dimana kita dapat
yang komprehensif dari media sosial dalam
membentuk jaringan dengan mengundang teman
pemerintahan. Media sosial dapat didefinisikan
kita. Dan dari jaringan yang kita bentuk, dari
sebagai sekelompok teknologi yang memungkinkan
Facebook kita dapat memperhatikan aktifitas
lembaga-lembaga
mereka, mengikuti permainan join game yang
keterlibatan dengan warga dan organisasi lainnya
direkomendasikan,
atau
dengan menggunakan filosofi Web 2.0. Sektor
jaringan kita berdasarkan organisasi sekolah, daerah
publik dapat memperoleh manfaat dari kemampuan
domisili kita dan seterusnya.
teknologi media sosial karena tingginya jumlah
menambahkan
teman
publik
untuk
mendorong
Twitter merupakan sebuah situs web yang
sumber data yang tersedia dari interaksi dengan
dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc. Situs ini
warga, bisnis, dan publik lainnya. Karena itu, difusi Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 32
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
media sosial di pemerintah melibatkan aspek penting
digunakan secara internal dan eksternal untuk
untuk masa depan public.
mencapai warga yang tidak menggunakan cara-cara
Penggunaan aplikasi media sosial oleh
tradisional berinteraksi dengan pemerintah. Dalam
organisasi pemerintah dapat disebut perpanjangan
kebanyakan kasus, aplikasi media sosial belum
dari upaya digitalisasi saat ini pelayanan pemerintah
diganti offline atau bahkan e-government layanan
sebagai gelombang baru yang e-government era.
yang ada - sebaliknya semua aplikasi media sosial
Namun,
gelombang
digunakan untuk mekanisme komunikasi yang ada di
sebelumnya e-government yang masih terfokus pada
pemerintah. Mereka memungkinkan interaksi dua
layanan atau program pengiriman yang merupakan
arah -. Baik di dalam pemerintah sebagai informasi
misi inti organisasi pemerintah. Aplikasi media
intra-organisasi berbagi mekanisme misalnya dalam
sosial yang digunakan untuk membuat saluran
bentuk wiki, serta berbagi informasi antar-organisasi
tambahan untuk interaksi pemerintah 'dengan para
alat yang memungkinkan bentuk-bentuk baru
pemangku kepentingan [4]. Taktik saat ini tidak
interaksi dengan warga.
perlu
dibedakan
dari
termasuk pelayanan individual, seperti sistem pengarsipan
e-pajak.
instansi
media sosial untuk membantu mereka memenuhi
pemerintah biasanya menggunakan saluran media
misi organisasi mereka sendiri dan informasi tentang
sosial untuk mewakili artefak dari misi utama
nilai inovatif perlahan-lahan menyebar di seluruh
mereka, terlibat publik, atau berpartisipasi dalam
sistem
masalah
Eksperimen Informal meningkatkan mandat top-
percakapan
Sebaliknya,
Banyak lembaga mengeksplorasi nilai
dan
jaringan
dengan
stakeholder.
pemerintahan
secara
keseluruhan
.
down formal, tetapi derajat inovasi dan tingkat
Perbedaan penting antara penggunaan
adopsi bervariasi. Umumnya, aplikasi media sosial
media sosial dan layanan e-government host di
dipandang sebagai format baru untuk merespon
webserver sebuah instansi juga digambarkan dalam
kewarganegaraan atau kontak-diprakarsai pasar.
kenyataan bahwa aplikasi media sosial yang
Sejauh paling inisiatif Namun dari nilai-nilai
disediakan oleh pihak ketiga, di mana fitur teknologi
pendidikan dan informasi dengan tingkat yang
yang di-host di luar kendali langsung dari organisasi
sangat rendah interaksi. Oleh karena itu penelitian
pemerintah.
e-government
ini mengambil berbagai tingkat kematangan solusi
lainnya (seperti website statis sebagai mekanisme
media sosial ke rekening, tapi kemudian berlaku
penerbitan untuk informasi lembaga) adalah gelar
mandat Pemerintah Terbuka untuk memahami
yang lebih tinggi dari interaktivitas serta konten
perkembangan yang berbeda tahap media upaya
produksi oleh pemerintah dan warga. Sosial media
interaksi sosial dan potensi mereka untuk interpretasi
aplikasi memungkinkan untuk beberapa Peneliti dan
dalam pemerintahan.
Perbedaan
aplikasi
hak kePenelitian didistribusikan ke luar, termasuk
Mengidentifikasi kemampuan TI adalah
warga negara, yang diizinkan untuk mengirim
tugas yang rumit karena keterbatasan dari penelitian
komentar blog, meninggalkan pesan, membuat
sebelumnya
konten di Facebook fan pages milik pemerintah,
kemampuan IT untuk mengembangkan kompetensi
menggunakan kembali konten tweeted oleh instansi
ekologi dari suatu organisasi. Makalah ini menyoroti
pemerintah atau meneruskan konten untuk pengikut
pentingnya kemampuan IT pada pengembangan
mereka
kompetensi ekologi dari suatu organisasi [5].
sendiri. Aplikasi
media sosial
yang
dalam
literatur
tentang
peran
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 33
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
Tabel 1 Ringkasan Penelitian sebelumnya No
Penelitian
1. 2. 3. 4.
Khoirul Hidayat[6] Fretty Welta[7] Ines Mergel[8] Dewi Kurniasih [9] J. Ignacio Criado, Rodrigo Sandoval –Almazan, J. Ramon Gil-Garcia[10] Lei Zheng, Tuo Zheng[11] Herry Setiawan, Puwo Santoso[12] Maria karakiza[13] Lei Zheng[14] Gustavo Henrique Maultasch Oliveira, Eric W. Welch[15] John C. Bertot, Paul T. Jaeger, Justin M. Grimes[16]
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kerangka untuk Mengukur faktor – faktor evaluasi Sosial teknologi egovernment Transparasi Partisipasi Kolaborasi
KERANGKA PEMIKIRAN
transparasi merupakan prinsip yang menjamin akses
Sesuai dengan landasan teori dan penelitian
atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh
terdahulu yang telah dipaparkan, penelitian ini akan
informasi tentang penyelenggaraan Pemerintah,
meneliti sejauh mana Faktor – faktor
yang
Partisipasi merupakan keterlibatan diri seseorang
mempengaruhi Sosial Teknologi e – govermnet
dalam suatu kegiatan,baik secara langsung maupun
(studi kasus : pemerintahan Kabupaten Musi
tidak langsung atau suatu proses identifikasi diri
Banyuasin) . Kerangka pemikiran teoritis dapat
seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan –
dilihat dalam gambar berikut ini :
kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu
3.
(khususnya Kegiatan Sosial Media Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin),
Kolaborasi yakni
informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil – hasil yang di capai, segala bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau sekelompok orang dalam bidang tertentu untuk mencapai hasil yang di inginkan sekaligus melahirkan kepercayaan di antara pihak yang terkait(khususnya kegiatan Sosial Media Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin) 4.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Peneliti
Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada, beberapa faktor yang mempengaruhi
METODE PENELITIAN
sosial
teknologi E – government di antaranya: adalah
sebelum
melakukan
penelitian
mereka akan melakukan pendekatan yang dianggap paling cocok, yaitu sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan. Kemudian pertimbangan lainnya adalah
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 34
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
terletak pada masalah efisiensi, yaitu dengan
apabila pendekatan tersebut paling efisien, valid dan
mempertimbangkan keterbatasan dana, tenaga,
reliable.
waktu dan kemampuan dari peneliti. Dalam hal ini pendekatan (metode) penelitian yang paling baik Tabel 2. Karakteristik Responden No
Pengguna
Jumlah
No
1
Laki – laki
104
1
2
Perempuan
96
2 3 4 5
TOTAL
Pengguna
Jumlah
No
1
1
Tingkat Pendidikan SMA
117
2
62 20
15-17 Tahun 18-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun >45 Tahun
Jumlah
No
Pekerjaan
Jumlah
39
1
PNS
19
Diploma
91
2
Wiraswasta
80
3
S1
56
3
Dosen
18
4
S2
14
4
Mahasiswa
83
0
200
200
200
200
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Usia pengguna, Tingkat pendidikan responden dan Tingkat Pekerjaan. Tabel 3. Definisi operasional dari Indikator dan Variabel Penelitian Variabel
Transparasi
Partisipasi
Kolaborasi
Indikator X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
Deskripsi Indikator Follower & Friends Time Spend on Page <30 Hubungan yang baik sesama followers Komunikasi dua arah Informasi yang relevan Informasi akun Visits social media Isi konten Comment on social media Link sites Review Retweets Opinion on the social media Request friends Shares informasi Conversations followers Sent messages Pictures contents Download files
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 35
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
5. dalam
ANALISA DATA
kriteria goodness of fit untuk mendapatkan tingkat
Model Penelitian seperti yang dikembangkan
kesesuaian yang mencukupi. Hasil uji kesesuaian
kerangka
kesesuaiannya
pemikiran,
dengan
diuji
tingkat
menggunakan
berbagai
pada penelitian ini tersaji
pada tabel 4 sebagai
berikut :
Tabel 4. Hasil Goodness of Fit Indices setelah melakukan pengujian Faktor – faktor
Probability
CMIN/DF
GFI
AGFI
TLI
CFI
RMSEA
Transparasi
0.007
3.198
0.970
0.911
0.894
0.947
0.105
Partisipasi
0.000
6.729
0.909
0.787
0.844
0.960
0.170
Kolaborasi
0.042
3.166
0.984
0.920
0.955
0.985
0.104
Tabel 5 Hasil Pengujian Regression of Weight tiap variabel AVE.
Indik ator
Variabel
CR
Deskripsi Indikator
SFL
Transparasi
0,94
0,127
Informasi akun
X6
0,127
Transparasi Transparasi
1,00
0,140
Hubungan yang baik sesama followers
X3
0,087
0,62
0,089
Followers and friends
X1
0,089
Partisipasi
1,00
0,78
Opinion on the social media
Y7
0,077
Partisipasi
1,42
0,142
Retweets
Y6
0,142
Partisipasi
0,75
0,100
Reviews
Y5
0,100
Kolaborasi
1,00
0,97
Sents messages
Z4
0,100
Kolaborasi
0,95
0,091
Conversation followers
Z3
0,091
Kolaborasi
0,75
0,090
Pictures content
Z5
0,090
Tabel 6. Hasil Uji Residual Convariances Z1
Z3
Z4
Y5
Y6
Y7
X1
X3
Z1
,000
Z3
,005
,000
Z4
-,007
-,001
,000
Y5
-,011
-,029
,031
,000
Y6
-,034
-,028
,054
,004
,000
Y7
-,030
,055
,013
-,019
,011
,000
X1
,079
,006
-,004
-,005
-,060
-,018
,000
X3
-,034
,006
-,056
,034
,031
-,014
,011
,000
X6
,090
,009
-,024
,001
,003
-,040
,017
-,024
X6
,000
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 36
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
6.
HASIL PENELITIAN
Tabel 7. Regression Weights Confirmatory Factor
6.1
Struktural Equation Model (SEM) Untuk
Analysis Kontruk
Keseluruhan Variabel a.
Estimate
Struktural Equation Model Tahap Awal
Transparasi <--Partisipasi
<---
Kolaborasi
<---
7.
InteraksiSosial Teknologi InteraksiSosial Teknologi InteraksiSosial Teknologi
,79 ,90 1,00
PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini untuk
mengetahui dan mengukur
untuk
sejauh mana faktor-
faktor evaluasi sosial teknologi e – goverment Pemerintahan
Kabupaten
Musi
Banyuasin
berdasarkan persepsi pengguna internet khususnya sosial
media.
Pemerintahan Kabupaten
Musi
Banyuasin lebih memperhatikan perkembangan sosial media dan diharapkan dapat memanfaatkan media sosial sebagai bagian untuk menjaring informasi, masukan, kritik dan saran yang dihadapi Gambar 5.1. Pengukuran Faktor dan Hasil Uji Model Keseluruhan variabel Tahap awal
dan dilaksanakan oleh Pemerintahan
Kabupaten
Musi Banyuasin. Pihak Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin dapat merangkul dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan, berupa gagasan, masukan saran bahkan tindakan nyata. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti \adalah penyebaran kuisioner dengan 19 butir pernyataan sesuai dengan indikator-indikator yang terdapat pada variabel transparasi, partisipasi dan kolaborasi. Setelah melakukan penyebaran kuesioner tersebut maka data yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS dan teknik analisa data Peneliti menggunakan SEM (Strustural Equation Modelling).
Gambar 5.2. Pengukuran Faktor dan Hasil Uji Model Keseluruhan variabel Tahap akhir
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 37
ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VI, No. 1, Januari – Juni 2017
Lei Zheng, Tuo Zheng (2014), Innovation through
DAFTAR PUSTAKA
social media in the public sector: Information Douglas, Holmes, E-Gov : E-Business Strategies for Government, London, UK: Nicholas brealey Publishing, (2001).
and interactions, S106-S117. Herry Setiawan, Puwo Santoso (2013), Model Optimalisasi Peluang Pemanfaatan Media
Kaplan, Andreas M, Michael Haenlein (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons 53(1): 59–68.
Jejaring
Sosial
dalam
Implementasi
E-
Governance di Indonesia Maria karakiza (2015), The impact of Social Media in the Public Sector,384-392
Solis, Brian. (2008). The Essential Guide to Social Media. United States: Brian Solis PR2.0. Mergel, I. (2012). Social media in the public sector:
Lei Zheng (2013), Social media in Chinese government:
Drivers,
challenges
and
capabilities, 369-376
A guide to participation, collaboration, and
Gustavo Henrique Maultasch Oliveira, Eric W.
transparency in the networked world. San
Welch (2013), Social media use in local
Francisco: John Wiley & Sons.
government: Linkage of technology, task, and
Antoni, Darius, Jie, F. “Investigating The Critical Capabilities Of Information Technology For
organizational context, 397- 405 John C. Bertot, Paul T. Jaeger, Justin M. Grimes
Developing Ecological Competencies Of
(2010), Using ICTs to create a culture of
Organizations”.192 (2013) : pp 1-12
transparency E-government and social media
Hidayat, Khoirul (2012),
Peran Electronic
Government dan Relasi Media Massa Lokal
as openness and anti corruption tools for societies, 264 – 271.
dalam mewujudkan keterbukaan informasi publik di provinsi NTB Welta
Fretty
(2013),
Perancangan
Social
Networking sebagai media informasi bagi Pemerintahan Mergel, Inez (2013), A frame work for interpreting social media interactions in the public sector 327
–
334,
Administration
Department and
of
Public
International
Affairs
,Maxwell School of Citizenship and Public Affairs, Syracuse University, 436 CrouseHinds Hall,Syracuse, NY13244, USA Kurniasih, Dewi (2014), Interaksi Sosial dalam Implementasi E-government J. Ignacio Criado, Rodrigo Sandoval –Almazan, J. Ramon
Gil-Garcia
(2013),Government
innovation through social media, 319-326.
Jurnal TIPS Politeknik Sekayu | 38