Minyak dan Gas Bumi PERANAN INDUSTRI MIGAS DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KEPULAUAN ANAMBAS DAN WILAYAH PERBATASAN NEGARA Djoko Sunarjanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS"
[email protected]
SARI Pengembangan wilayah sebagai salah satu dampak positif industri migas perlu ditingkatkan dan dimonitor keberlanjutannya. Sebagai contoh kasus spesifik dilakukan pada Wilayah Kepulauan Anambas yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Operator migas sebagai pengelola dana program pengembangan masyarakat dan lingkungan, berperan penting dalam memilih pengembangan wilayah yang sesuai kebutuhan di wilayah operasinya. Pengembangan yang berkelanjutan dilaksanakan sebagai tindak lanjut kerja sama antara operator/ Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan yang dilakukan di Anambas berupa pengembangan ekonomi lokal bagi masyarakat setempat dan bantuan sarana prasarana melalui program community development (comdev) sehingga dapat digunakan sebagai asset masyarakat dan wilayah serta bermanfaat dalam mengembangkan potensi sumberdaya lokal selain migas. Analisis kualitatif menunjukkan program pengembangan wilayah yang tepat dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi anggota masyarakat (pro-job), dan terjadi pertumbuhan perekonomian (pro-growth) bagi wilayah. Pertumbuhan ekonomi lokal di wilayah perbatasan dan terpencil, berhasil meningkatkan dampak positif industri migas. Inventarisasi Wilayah KKKS pada wilayah terluar di perbatasan lainnya, yaitu Wilayah Aceh, Anambas, Ambalat dan Arafura, merupakan wilayah potensial untuk dikembangkan. Integrasi kegiatan pengembangan masyarakat operator migas di empat wilayah tersebut, dapat menjadi sumbangan sub-sektor migas yang cukup penting bagi program ekonomi masyarakat wilayah perbatasan. Kata kunci : industri migas, pengembangan wilayah, Anambas, wilayah perbatasan 1. PENDAHULUAN Gangguan kualitas lingkungan akibat kegiatan migas baik di darat ataupun di lepas pantai seringkali terjadi. Contoh kasus terjadinya tumpahan minyak di Selat Malaka, Selat Madura,
Kepulauan Seribu dan di Laut Timor (Susantoro et al, 2010). Khusus pada gangguan kualitas/ pencemaran di wilayah laut, lebih sulit dilacak penyebabnya. Perbedaan dalam menghadapi permasalahan selalu timbul sehingga meyebabkan konflik berbagai pihak.
Peranan Industri Migas Dalam Pembangunan Wilayah Kepulauan Anambas.... ; Djoko Sunarjanto
47
Minyak dan Gas Bumi Timbulnya konflik cenderung memperbesar dampak negatif kegiatan migas terhadap lingkungan. Penyelesaian potensi konflik dalam wilayah yang sama akan lebih mudah, namun sebaliknya menjadi kompleks apabila wilayah administrasi berbeda, dan lebih kompleks lagi pada perbatasan antarnegara. Tidak jarang wilayah migas menjadi penyebab sengketa antar negara. Contoh aktual seperti diberitakan Harian Kompas 11 Agustus 2012 tentang Sengketa Teritorial Jepang-Korea Selatan. Pulau Dokdo/ Takeshima diyakini mengandung deposit gas alam beku bernilai miliaran dollar AS dan kawasan laut kaya ikan. Dengan latar belakang adanya beberapa permasalahan, antara lain belum adanya data terinci tentang nilai ekonomi kuantitatif intangible asset kegiatan pengembangan masyarakat dan lingkungan migas, pada beberapa daerah timbul kesulitan untuk menjelaskan bahwa ekonomi migas merupakan wilayah yang bermanfaat bagi masyarakat dan daerah setempat. Pengembangan ekonomi lokal melalui program masyarakat dan lingkungan menjadi cara efektif dalam mereduksi pemahaman yang keliru tentang kecilnya sumbangan migas bagi masyarakat dan daerah. Kontribusi industri migas kepada masyarakat ikut menciptakan ketentraman dan kedamaian masyarakat. Di samping itu diharapkan dapat mengantisipasi sejak dini dan menghindari timbulnya permasalahan teritorial dengan negara tetangga, khususnya yang berkaitan dengan potensi migas di wilayah perbatasan. Berbagai istilah program pengembangan wilayah, masyarakat, dan lingkungan antara lain; program Community Development (Comdev), Corporate Social Responsibility (CSR), Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), dan Kegiatan Sosial Penunjang Operasi (KSPO). Semua kegiatan tersebut menekankan pada pengembangan ekonomi lokal untuk kesejahteraan masyarakat. Sudah saatnya
48
program-program tersebut tidak hanya sebagai kegiatan sampingan untuk “menenangkan” masyarakat karena wilayahnya dieksploitasi cadangan migasnya. Akan tetapi harus menjadi komitmen bersama untuk memberikan nilai tambah secara proporsional bagi masyarakat sekitar kegiatan operasi. Banyak wilayah KKKS berlokasi di perbatasan antara Indonesia dan negara tetangga. Anambas sebagai suatu kasus lokasi penelitian, karena sebagai kepulauan pada perbatasan empat negara tetangga.
2. PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS EKONOMI Beberapa pendekatan/teori yang digunakan sebagai alat analisis pengembangan wilayah dan pengembangan ekonomi lokal Anambas, antara lain : a. Pengembangan Wilayah Terdapat relevansi antara kutub pertumbuhan (growth pole) ekonomi dan pengembangan wilayah berbasis ekonomi, terutama berkaitan dengan asumsi bahwa aglomerasi yang ditimbulkan oleh bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar. Teori ini juga memasukkan unsur kesatuan dan pengarahan ke dalam kebijakankebijakan regional, yaitu pembuatan prasarana pada titik-titik pertumbuhan dan penggairahan migrasi intraregional. Dorongan kepada industri swasta dapat ditawarkan tanpa mengenakan syarat mengenai lokasi karena modal umum sosial, penawaran tenaga kerja dan ketersediaan fasilitas-fasilitas akan menariknya ke titik pertumbuhan. Adanya pola pemikiran dan pemahaman yang berkembang dan berubah secara terus-menerus dapat dijadikan landasan bagi segenap kegiatan pengkajian terhadap kemungkinan pembangunan dan upaya mempertemukan berbagai perbedaan (Todaro, 1998).
M&E, Vol. 10, No.3, September 2012
Minyak dan Gas Bumi Perekonomian regional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kegiatan bukan basis (nonbasic activities) dan kegiatan basis (basic activities). Kegiatan bukan basis adalah kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan, kegiatan ini terutama bersifat lokal. Kegiatan basis mempunyai peranan penggerak pertama di mana setiap perubahan mempunyai efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian regional. b. Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) migas merupakan bagian dari program Sustainable Development untuk perbaikan lingkungan, keselamatan dan kesehatan. Sebagai dampak kegiatan industri migas, dikontribusikan bagi pengembangan sosio-ekonomi kawasan migas untuk perbaikan kualitas hidup yang lebih baik. Disusun sebagai bentuk tanggung jawab berdasarkan informasi yang dibutuhkan dalam kerangka kerjasama masyarakat dan perusahaan, untuk melindungi kegiatan migas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat (Sunarjanto dkk, 2005). c. Pengembangan Ekonomi Lokal Terdapat kesamaan definisi dari beberapa literatur tentang Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Rata-rata mengacu pada dua kata kunci yaitu kerjasama antar stakeholder dan pemanfaatan sumberdaya lokal. Kata pertama berarti sebuah penjalinan kerja sama antar seluruh komponen yang ada dalam suatu komunitas. Sedangkan kata kedua mengacu pada kemampuan daerah dalam memanfaatkan potensi sumber daya yang dimilikinya untuk kemudian menjadikannya sebuah kekuatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di dalamnya (Rahma, 2006).
d. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer, perangkat lunak, perangkat keras dan personel yang mampu mengelola data yang terikat secara geografis. Sistem ini mampu menyimpan, menganalisis dan menampilkan kembali data dengan langkah sederhana dan cepat. Memilah-milah sistem lingkungan dengan cara merekayasa antara bagian satu dan bagian lainnya dalam suatu organisasi dapat memberikan banyak manfaat (Douglass, 1995). Data geografis terdiri atas data keruangan (spatial) yang berupa data peta dan data tabular (atribute) yang merupakan pemerian dari data keruangan. Keunggulan dari SIG lainnya mudah dimutakhirkan setiap saat sesuai dengan kebutuhan, dapat memilah informasi obyek yang diperlukan, serta memiliki akurasi tinggi (Sofyan dkk, 2011).
3. PENGEMBANGAN WILAYAH ANAMBAS Selama ini masalah keekonomian terkait tangible asset sudah banyak dihitung baik dalam perencanaan, implementasi sampai penghitungan bagi hasil dan cost recovery. Namun kegiatan yang terkait lingkungan dan peningkatan sumber daya insani merupakan intangible asset yang belum banyak dihitung. Persoalan yang lebih bersifat konseptual mengasumsikan bahwa industri basis, seperti kegiatan migas pada suatu daerah adalah penggerak primer yang terkadang tidak kelihatan nyata (intangible) bagi perubahan regional. Oleh karena itu, masih perlu ditingkatkan inventarisasi manfaat tangible dan intangible suatu kegiatan migas di daerah. Pengembangan wilayah terkait dengan kegiatan Comdev dan CSR yang dikelola Star Energy untuk wilayah operasi Matak dan sekitarnya sudah dilakukan sejak tahun 2000. Star Energy (Kakap) sebagai salah satu operator migas
49 Peranan Industri Migas Dalam Pembangunan Wilayah Kepulauan Anambas.... ; Djoko Sunarjanto
Minyak dan Gas Bumi penerima Green Proper Award bidang manajemen lingkungan untuk masyarakat Matak dan Anambas. Bidang pendidikan, kesehatan dan penguatan ekonomi masyarakat masih menjadi pilar utama Star Energy dalam melaksanakan program pengembangan masyarakatnya. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memberikan manfaat maksimal bagi warga di sekitar wilayah operasi di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau (BP MIGAS, 2012). Di bidang pendidikan telah dilakukan upaya peningkatan sumber daya manusia secara berkesinambungan dan terencana.Tahun 2006 telah dibangun gedung SD dan SMP di Pulau Nyamuk oleh Star Energy, bahkan SMP di pulau tersebut mendapat penghargaan dari Bupati karena tingkat kelulusannya 100 persen. Pada tahun 2011, diberikan beasiswa bagi siswa berprestasi, penghargaan bagi guru terbaik, dan pembangunan gedung SMP Air Asuk. Tahun 2012, direncanakan menyelesaikan pembangunan gedung SMU di Pulau Nyamuk. Pada tahun 2011, kegiatan bidang kesehatan difokuskan pada pembangunan lima gedung posyandu, lengkap dengan perlengkapan operasionalnya. Sementara itu untuk penguatan ekonomi, sudah disalurkan bantuan kepada koperasi setempat guna memperkuat permodalan usaha nelayan dengan melibatkan pengusaha lokal, koperasi, dan pelaku usaha nelayan budidaya. Melalui program ini diharapkan adanya transfer teknologi dan pengawasan yang efektif, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Program perikanan menjadi prioritas karena sebagian besar penduduk Anambas berprofesi sebagai nelayan. Kegiatan lanjutan yang cukup realistis, yaitu dengan menciptakan budidaya perikanan dan wisata bahari Anambas. Untuk memajukan perekonomian kota kecamatan pemekaran di Tarempa Anambas dibangun fasilitas lainnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti gedung sekolah, bangunan untuk usaha, dan
50
pertokoan untuk kegiatan koperasi. Pembangunan lainnya yang berbasis pengembangan ekonomi lokal diharapkan dapat ditingkatkan sehingga bermanfaat langsung bagi masyarakat. a. Pengembangan Wilayah 1) Pemilihan Program Adanya kegiatan migas akan berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasi. Kegiatan migas sudah selayaknya akan mempengaruhi tingkat kehidupan masyarakat dan kondisi lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik. Perusahaan migas sudah banyak mencapai keberhasilan dalam merealisasikan program pengembangan masyarakat sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Pemanfaatan sumber daya setempat secara bergulir di masyarakat menjadi indikator keberhasilan suatu program ekonomi masyarakat. Program pengembangan nelayan beserta peralatannya menjadi alternatif solusi untuk wilayah Kepulauan Anambas dengan mengoptimalkan penangkapan sampai pengolahan potensi perikanan yang melimpah. Pemanfaatan kelapa yang selama ini terabaikan di sebagian besar wilayah pantai Kepulauan Anambas, merupakan keberhasilan pengembangan perindustrian, dan perbaikan lingkungan. 2) Keterlibatan Masyarakat Perusahaan sebagai pengelola dana menunjuk pelaksana lapangan program yang terdiri dari pejabat dan tokoh masyarakat setempat (Gambar 1). Upaya ini mampu mewakili tiga pilar; pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sebagai pelaksana program comdev yang terintegrasi (Brodjonegoro dan Sunarjanto, 2000). Sekaligus efektif dalam implementasi dan monitoring keberlanjutan program di daerah yang jauh terjangkau dari pemerintah kabupaten.
M&E, Vol. 10, No.3, September 2012
Minyak dan Gas Bumi
Gambar 1. Pelaksana lapangan Comdev di Anambas terdiri dari pejabat, tokoh masyarakat setempat, dan wakil perusahaan
Adanya pengelola dana, penggerak, pelaksana ataupun penerima program pengembangan masyarakat dapat menjadi inspirasi pengembangan wilayah berkelanjutan. Berawal dari sebuah kegiatan-kegiatan kecil yang langsung sesuai kebutuhan masyarakat, pada akhirnya muncul kegiatan lain yang tidak hanya memberikan manfaat pada sekelompok orang penerima program awal saja, tetapi juga masyarakat luas. Sebagai kegiatan awal dipilih pelatihan pengolahan minyak kelapa kepada 25 (dua puluh lima) orang anggota masyarakat (Gambar 2). Kemudian mulai berkembang pembuatan arang dari tempurung kelapa. Hingga diikuti kegiatan pemasaran yang lebih banyak melibatkan pemuda setempat. Langkah berikutnya dipilih dan ditentukan oleh masyarakat sendiri, dikembangkan; pengemasan madu, pemasaran makanan khas setempat, cendera mata (souvenir), pelatihan sablon dan lain sebagainya. 3) Pemilihan Lokasi Kepulauan Anambas sebagai wilayah operasi hulu migas termasuk dalam Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan
Gambar 2. Pelatihan yang dilakukan Star Energy kepada masyarakat di Desa Nyamuk, Anambas Natuna Riau. Wilayah Kepulauan Riau sendiri terletak pada perbatasan dengan empat negara tetangga (Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Singapura) dan memiliki keterbatasan sarana/prasarana, pada daerah terpencil, pulau kecil, dan wilayah terluar. Terdapat lapangan terbang Matak, tetapi bukan lapangan terbang komersial, namun merupakan sarana operasi beberapa operator migas di wilayah Anambas dan sekitarnya. Kondisi kepulauan dan posisi geografis Anambas berpotensi timbul ancaman gangguan dari luar. Pemilihan lokasi kegiatan pengembangan wilayah dan lingkungan migas bervariasi pada sekitar atau jauh dari lokasi operasi migas. Pemilihan lokasi yang tepat mampu menggerakkan sosio-ekonomi masyarakat. Timbulnya perjalanan/pelayaran antarpulau dan antarwilayah, menambah aktivitas transportasi. Pergerakan warga antarwilayah meningkatkan komunikasi untuk menjalin persatuan menambah dampak positif lainnya. b. Motivator Pengembangan Masyarakat Apabila dianalogikan bumi sebagai makro-
Peranan Industri Migas Dalam Pembangunan Wilayah Kepulauan Anambas.... ; Djoko Sunarjanto
51
Minyak dan Gas Bumi kosmos dan kelompok tenaga ahli industri hulu migas sebagai mikrokosmos, keduanya selalu saling terkait pada suatu wilayah tertentu. Diperlukan keberanian berkreasi yang lebih banyak untuk mengimplementasikan ilmu kebumian (geoscience) dalam aktivitas pengembangan masyarakat dan lingkungan. Di samping pelaksanaan tugasnya sebagai profesional di bidangnya, akan menciptakan sinergi dan sumbangan bagi harmonisasi kehidupan di bumi ini. Kegiatan basis seperti industri hulu migas mempunyai peranan penggerak pertama, di mana setiap perubahan mempunyai efek pengganda terhadap perekonomian regional. Motivasi awal diberikan semangat dan kesempatan oleh Star Energy kepada wakil anggota masyarakat Anambas untuk mengumpulkan dan memanfaatkan kelapa yang jatuh berserakan. Melalui pelatihan pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa, timbul kegiatan ikutan untuk memanfaatkan sabut dan tempurung kelapa. Kegiatan lainnya yang sangat penting kesadaran masyarakat menanam kelapa, sudah mulai melibatkan dan membangun perkebunan. Ke arah hilir berdampak timbul peningkatan transportasi dan perdagangan. Satu hal yang tidak ternilai secara nominal, adalah rasa tenang masyarakat dan nyaman untuk tetap bekerja di wilayah Indonesia dan tetap menjadi bagian NKRI. 1) Pendorong Perubahan (Support for Change) Adanya perubahan masyarakat yang lebih baik pada suatu wilayah migas dapat menjadi indikator keberhasilan kegiatan pengembangan masyarakat. Selama ini kegiatan pengembangan wilayah dan pengembangan masyarakat terbukti mampu mendorong keberhasilan pembangunan di beberapa daerah. Dalam sektor ekonomi, pengembangan ini memberi dampak yang besar dengan cara melibatkan secara aktif dan beranggotakan
52
masyarakat setempat. Bersama-sama masyarakat setempat dapat muncul banyak ide dan rencana untuk terus meningkatkan kemampuan untuk mandiri. Pengembangan juga menyebabkan terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yang menjadi peduli bergotong royong, menjadi anggota koperasi dan menjaga lingkungan lebih bersih bahkan ada perubahan hingga masyarakat mulai mampu menyampaikan ide dan rencana. Kemampuan mengimplementasikan rencana adalah suatu modal dasar (intangible asset) yang merupakan hasil pengembangan sosial masyarakat yang memerlukan proses dan waktu lama. Pada saatnya masyarakat akan mempertahankan wilayahnya apabila terjadi gangguan dari luar, ataupun ikut membantu industri migas apabila mengalami gangguan dari hal-hal yang tidak diinginkan. 2) Perbaikan dan Keberlanjutan (Improvement and Sustainable) Pembangunan gedung Kelompok Usaha Bersama (KUB) merupakan realisasi salah satu program Comdev di bidang infrastruktur yang terintegrasi dengan bidang ekonomi (Gambar 3). Dengan adanya gedung bukan hanya berfungsi untuk memasarkan produk tetapi juga menjadi tempat sekaligus pusat perekonomian masyarakat. Banyak unit usaha lainnya akan mendukung perekonomian lokal, antara lain usaha rumah tangga yang selama ini sudah ada; pengemasan madu, pemasaran makanan khas serta produk-produk rumah tangga lainnya yang dihasilkan misalnya kerupuk udang, kerupuk ikan, ikan asap dan lainnya. Sebelumnya produk-produk rumah tangga tersebut hanya dijual dan dipasarkan sebatas cakupan desa sekitar. Dengan cara pengemasan yang baik dan tahan lama mampu meningkatkan kualitas dan dapat dipasarkan di luar daerah.
M&E, Vol. 10, No.3, September 2012
Minyak dan Gas Bumi
Gambar 3. Gedung KUB yang dibangun oleh Star Energy untuk pemasaran hasil kegiatan Comdev dan CSR di kawasan pelabuhan/pusat perekonomian Anambas 4. ANALISIS DAN DISKUSI Analisis kualitatif dan evaluasi program pengembangan wilayah, telah terjadi pembukaan kesempatan baru untuk berusaha dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, sekaligus menciptakan perputaran roda perekonomian. Dampak lain timbulnya dinamika masyarakat mendorong pemekaran wilayah ekonomi diikuti pemekaran wilayah administratif berupa desa dan kecamatan baru sebagai bukti pertumbuhan perekonomian lokal (pro-growth) dan terbukanya pekerjaan untuk masyarakat (pro-job). Dampak bekerjanya anggota masyarakat yang sebelumnya menganggur menjadi pengumpul kelapa, pekerja perkebunan dan nelayan akan menurunkan jumlah penduduk miskin (pro-poor). Adanya dinamika yang timbul di masyarakat memungkinkan program Comdev migas tidak bersifat statis. Sehingga ada penyesuaian program disesuaikan dengan dinamika masyarakat. Perubahan dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tahapan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang (Husen dkk., 2004).
Pengembangan wilayah melalui pemanfaatan potensi daerah memerlukan usaha semua pihak untuk memanfaatkan peluang yang ada. Manfaat peningkatan kegiatan termasuk intangible benefit akan menjadikan tambahan kekuatan alat pembangunan ekonomi masyarakat. Rangkaian kegiatan pemanfaatan sumberdaya setempat sesuai dengan teori pengembangan ekonomi lokal, dapat menciptakan nilai tambah dan peluang baru sebagai berikut: a) Peningkatan nilai industri lokal, antara lain industri rumah tangga pengolahan minyak kelapa. b) Guna meminimalisasi penggunaan energi sekaligus diversifikasi energi, dengan memanfaatkan tempurung kelapa sebagai bahan bakar. c) Meminimalisasi sampah dengan memanfaatkan kelapa yang sebelumnya terbuang dan mengotori pantai. d) Menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan indah. e) Membangun ekonomi berkelanjutan (penghijauan/penanaman, pengolahan sampai pemasaran). f) Ekologi dan hubungan sosial, tercipta masyarakat yang dinamis dan mandiri. g) Memperbesar intangible benefit industri migas di daerah terpencil dan perbatasan wilayah negara.
5. POTENSI WILAYAH PERBATASAN Untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi blok/wilayah KKKS, data Wilayah Kerja Migas diolah menggunakan database dan SIG. Selain itu, dilakukan identifikasi wilayah dan operator blok migas di perbatasan Wilayah Indonesia. Hasil identifikasi dari data Indonesia Petroleum Contract Area Map (Sumber: Patra Nusa Data, 2010), dikelompokkan menjadi empat wilayah KKKS di perbatasan dengan negara tetangga.
Peranan Industri Migas Dalam Pembangunan Wilayah Kepulauan Anambas.... ; Djoko Sunarjanto
53
Minyak dan Gas Bumi Wilayah tersebut dapat disebut juga dengan Wilayah empat Alpha, yaitu Anambas, Aceh, Ambalat, dan Arafura (Lampiran 1). a. Wilayah Anambas dan Sekitarnya Kegiatan comdev dan CSR Wilayah Anambas sudah diuraikan pada sub-bab di atas. Secara khusus, Blok atau Wilayah KKKS Anambas Kabupaten Natuna sampai dengan blok migas di sebelah Timur Laut Natuna pada wilayah yang berbatasan dengan beberapa negara, termasuk Star Energy (Kakap) terdapat 10 (sepuluh) operator blok migas atau wilayah KKKS di Anambas dan sekitarnya (Gambar 4). b. Wilayah Aceh dan Sekitarnya Secara khusus, hasil identifikasi Daerah Aceh dan Sekitarnya untuk Wilayah KKKS di wilayah perbatasan Selat Malaka terdapat 13 (tiga belas) operator/KKKS di Aceh Timur sampai Kepulauan Riau dan sekitarnya.
c. Wilayah Ambalat dan Sekitarnya Untuk wilayah Ambalat dan Sekitarnya pada wilayah perbatasan Indonesia dengan Sabah di Kalimantan Utara, terdapat 13 (tiga belas) operator/KKKS di perbatasan Ambalat dan sekitarnya. Khusus Blok Ambalat selama ini sering disebut karena permasalahan batas wilayah. d. Wilayah Arafura dan Sekitarnya Secara khusus wilayah Arafura dan Sekitarnya terletak pada perbatasan yang relatif panjang di paparan Sahul. Sebagian wilayahnya tepat berbatasan dengan garis batas Indonesia Australia - Timor Leste. Secara administratif termasuk dalam Wilayah Arafura dan Masela (Provinsi Maluku) sampai Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil identifikasi terdapat 4 (empat) wilayah KKKS yaitu Inpex Masela Ltd., Eni West Timor Ltd., CNOOC Palung Aru Ltd., Conoco Phillips Ltd.
Gambar 4. Peta wilayah KKKS di Anambas dan sekitarnya (Sumber: Patra Nusa Data, 2010)
54
M&E, Vol. 10, No.3, September 2012
Minyak dan Gas Bumi Masing-masing KKKS di keempat wilayah ini tentunya sudah berperan melaksanakan program comdev, CSR serta sejenisnya dan diperlukan monitoring manfaat bagi masyarakat wilayah perbatasan tersebut. Sudah saatnya masingmasing pihak mengkomunikasikan keluaran (output) dan siap untuk diintegrasikan. Integrasi kegiatan pengembangan masyarakat dari 40 (empat puluh) operator migas, merupakan suatu sumbangan sub-sektor migas bagi program ekonomi masyarakat wilayah perbatasan. Sisi lain keadaan di Anambas, terjadi peningkatan keinginan masyarakat setempat untuk bekerja ke luar negeri. Penyebab utamanya karena letak geografi dan jangkauan transportasi yang relatif lebih mudah ke negara tetangga dibandingkan ke ibukota provinsi/kabupaten. Diperlukan monitoring dan percepatan implementasi program pengembangan masyarakat bagi wilayah industri migas Anambas dan wilayah terluar lainnya, sekaligus ikut menjaga keutuhan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan pengembangan wilayah melalui pengembangan ekonomi lokal berpotensi menjadi kegiatan strategis. Dengan aplikasi SIG kegiatan pengembangan wilayah migas dapat lebih dioptimalkan. Sarana dan prasarana bantuan oleh perusahaan sebagai asset masyarakat dan daerah dalam mengembangkan potensi lokal selain migas, dengan selalu mengingatkan masyarakat dan daerah agar berupaya lebih mandiri berkelanjutan hingga pasca kegiatan industri migas.
Energy (Kakap) telah dilakukan pengembangan wilayah Anambas menjadi kutub pertumbuhan (growth pole) ekonomi baru, diikuti pertumbuhan lainnya dan pemekaran wilayah pemerintahan. Tercipta pengembangan wilayah yang sesuai strategi pembangunan pro growth, pro job, dan diharapkan saatnya nanti pro poor. Diperlukan upaya stakeholder dan shareholder memperbesar peluang dan tantangan yang ada dalam pengembangan wilayah perbatasan. Peningkatan performansi industri migas di daerah akan menjadikan tambahan kekuatan alat pembangunan ekonomi masyarakat, seperti pembukaan kesempatan usaha baru, pemanfaatan sumberdaya yang tersedia sekaligus perputaran roda perekonomian. Pemekaran wilayah baru berupa kecamatan dan desa baru sebagai bukti berkembangnya dinamika masyarakat dan perekonomian. Pengembangan wilayah bermuara pada masyarakat perbatasan agar mempunyai rasa percaya diri sebagai warga negara dan wilayahnya sebagai bagian NKRI. Hasil identifikasi Wilayah KKKS pada wilayah terluar di perbatasan lainnya menunggu untuk dikembangkan, yaitu Wilayah Aceh, Anambas, Ambalat dan Arafura. Integrasi kegiatan pengembangan masyarakat dari sedikitnya 40 (empat puluh) operator di empat wilayah perbatasan, merupakan suatu sumbangan penting sub-sektor migas bagi program ekonomi masyarakat wilayah perbatasan.
DAFTAR PUSTAKA 6. PENUTUP Program dan implementasi pengembangan masyarakat merupakan program yang sudah dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Program di lingkungan BUMN tersebut dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program sejenis pada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Melalui program comdev Star
BP MIGAS, 2012, Berbagi Dengan Masyarakat Anambas, Buletin Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, No. 78, Januari 2012. Brodjonegoro, Bambang PS and Djoko Sunarjanto, 2000, The Sustainable Development Economic Growth Pole in the
Peranan Industri Migas Dalam Pembangunan Wilayah Kepulauan Anambas.... ; Djoko Sunarjanto
55
Minyak dan Gas Bumi Mining Area Using AHP Method: Case Study of PT Aneka Tambang Pongkor Gold Mine, West Java - Indonesia, Proceedings of INSAHP 2000, August 23-24, 2000. Douglas, William J., 1995, Environmental GIS, Application to Industrial Facilities, Lewis Publishers, ISBN 0-87371-991-3 Husen, M., Djoko Sunarjanto, dan Kisma Rahardjo, 2004, Comdev Kawasan Sumur Marginal Migas Daerah Blora-Bojonegoro Berbasis Kemitraan dan Lingkungan, Seminar Sehari IATMI Komisariat Jateng dan DIY, Yogyakarta 27 Agustus 2004, ISBN: 97998831-0-5. LEMIGAS, PPPTMGB, 2003, Study of Intangible Benefit X Project, Laporan Terbatas, PPPTMGB LEMIGAS, Jakarta. Patra Nusa Data, PT., 2011, Indonesia Petroleum Contract Area Map, 2011. Scale 1 : 6.000.000., July, 2010. Rahma, Hania, 2006, Pengembangan Ekonomi Lokal, Konsep dan Relevansinya bagi Daerah di Indonesia, Jurnal Kebijakan Ekonomi, Vol.1, No.3, April 2006, ISSN: 1858-2311.
56
Sofyan, S., D. Sunarjanto, Herru L. Setiawan, dan Suliantara, 2011, Peran Penting Database Eksplorasi untuk Penyiapan Lahan Migas, Prosiding Konferensi Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS, Jakarta 14-15 September 2011, ISBN: 978-9798218-20-0. Star Energy, 2012, http://www.starenergy.co.id., diunduh tanggal 10 Mei 2012 Jam 13.00. Sunarjanto,D., Tjiptono A.G. and Husen M., 2005, Corporate Social Responsibility One of Methods To Expand The Benefit for Oil and Gas Bearing Area,Proceedings 30th Annual Meeting IPA, Jakarta 30 August-1 September 2005, ISBN 979-98000-7-2. Susantoro, T., Suliantara and Djoko Sunarjanto, 2010, Oil Spill Pollution Detection Using PALSAR Data in Timor Sea, LEMIGAS Scientific Contributions to Petroleum Science & Technology Volume 33, Number 2, September 2010, ISSN : 0126-3501. Todaro, Michael P., 1998, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Alih Bahasa Drs.Haris Munandar, MA) Edisi Keenam, Penerbit Erlangga.
M&E, Vol. 10, No.3, September 2012
Minyak dan Gas Bumi
Lampiran 1. Peta Wilayah Kerja Migas di wilayah perbatasan Indonesia dan tetangga (Sumber: Patra Nusa Data 2010/diolah)
Negara
57 Peranan Industri Migas Dalam Pembangunan Wilayah Kepulauan Anambas.... ; Djoko Sunarjanto